lap kasus tht oed-ad
DESCRIPTION
telinga hidung, tenggorokanTRANSCRIPT
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Pasien Nama : Ny. S
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jengglong, Karanganyar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal masuk RS : 25 September 2012
Tanggal pemeriksaan : 25 September 2012
No. RM : 001234XX
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri telinga kanan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri telinga kanan sejak 3 hari yang lalu,
telinga kanan juga dirasakan penuh, gatal serta pendengaran menurun.
Tidak keluar cairan dari liang telinga, telinga tidak berdenging, tidak ada
demam, tidak ada batuk, tidak ada pilek, tidak ada nyeri tenggorokan.
Tidak ada keluhan lain pada hidung, seperti nyeri, mimisan, hidung
tersumbat dan gangguan membau Tidak ada keluhan pada tenggorokan
seperti nyeri tenggorok, nyeri telan, sulit menelan, rasa mengganjal pada
tenggorokan, suara sengau, sakit gigi, keluar ludah banyak, nafas berbau.
1
C. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan serupa (nyeri telinga kanan)
sebelumnya kurang lebih 2 bulan yang lalu dan sudah 4x dibawa ke poli
THT, saat dilakukan pemeriksaan didapatkan cerumen, namun keluhan
dirasakan muncul kembali 3 hari yang lalu. Riwayat Hipertensi, DM,
Asma, Alergi disangkal
D. Riwayat keluarga
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
E. Anamnesis Sistem
Neurologi : gemetaran (-), susah tidur (-)
Kardiologi : Nyeri dada (-), dada berdebar (-)
Pulmo : Sesak nafas (-), batuk (-)
Abdomen : Diare (-), kembung (-), sulit BAB (-)
Urologi : Sulit BAK (-)
Muscullo : Nyeri otot lengan atas dan bawah(-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Compos Mentis
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : Retraksi supra sterna (-) deviasi trachea (-)
peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Abdomen : Simetris, distended (-), bekas operasi(-)
2
Ekstremitas : Clubbing finger (-), Edema tungkai (-)
Status Lokalis
a. Telinga
Inspeksi
AD : Bentuk telinga normal, deformitas (-), bekas luka (-),
bengkak (+), hiperemis (+), sekret(+)
AS : Bentuk telinga normal, deformitas (-), bekas luka (-),
bengkak (-), hiperemis (-), sekret(-)
Palpasi
AD : Tragus pain (+)
AS : Tragus pain (-)
Otoskopi:
AD : CAE udem (+), hiperemis (+), serumen (+), membran
timpani utuh, perforasi (-)
AS : CAE udem (-), hiperemis (-), serumen (-), membran
timpani utuh, perforasi (-)
b. Hidung
Inspeksi : Deformitas (-), bekas luka (-), sekret (-), edema (-)
Palpasi : Krepitasi (-), nyeri tekan (-)
Rinoskopi anterior
ND : Mukosa hiperemis (-), concha media dan inferior
hipertrofi (-), concha hiperemis (-), secret (-), septum nasi deviasi
(-), udem (-), massa dirongga hidung (-)
NS: Mukosa hiperemis (-), concha media dan inferior hipertrofi (-),
concha hiperemis (-), secret (-), septum nasi deviasi (-), udem (-),
massa dirongga hidung (-)
Rinoskopi posterior : pasien tidak kooperatif
3
c. Tenggorokan
Inspeksi : Mukosa faring hiperemis (-), granulasi (-), tonsil
membesar (-), tonsil hiperemis (-), kripte melebar (-), detritus (-),
uvula dbn, palatum mole dbn
Palpasi : limfadenopati (-), nyeri tekan (-)
B. Test Pendengaran
Telinga kanan :
- Test Rinne : negatif
- Test Weber : lateralisasi ke telinga yang sakit
- Test Schwabach : memanjang
Kesimpulan : Tuli Konduktif
Telinga kiri :
- Test Rinne : positif
- Test Weber : tidak ada lateralisasi
- Test Schwabach : sama dengan pemeriksa
Kesimpulan : Normal
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diusulkan dilakukan pemeriksaan daarah rutin.
V. RESUME/DAFTAR MASALAH
Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke Poli THT RSUD
Karanganyar mengeluh telinga kanan terasa nyeri sejak 3 hari sebelum dibawa
ke Poli THT RSUD Karanganyar. Telinga kanan juga dirasa penuh serta
pendengaran menurun, tidak ada cairan keluar dari liang telinga kanan, tidak ada
demam. Tidak ada pilek, batuk, serta nyeri tenggorokan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya serumen ditenga kanan dan tragus pain di telinga kanan (+).
Sudah 4x diperiksakan ke Poli THT namun keluhan muncul kembali.
4
VI. DIAGNOSIS
Otitis Eksterna Difus
VII. TERAPI
a. Antalgin 3x1
b. H2O2 3%
c. Tampon Betadin
d. Ciprofloxacim 2x1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Otitis ekterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab adalah Pseudomonas.
Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan
lain sebagainya. Biasanya terlihat kulit liang telinga hiperemis dan udema
dengan batas yang tidak jelas.
Gejalanya sama dengan gelajal Otitis Eksterna Sirkumkripta
(furunkel=bisul). Kadang-kadang ditemukan sekret yang berbau namun
tidak bercambur dengan lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret
yang berasal dari kavum timpani dan biasa ditemukan pada kasus otitis
media.
Pengobatan otitis ekterna difus adalah dengan cara membersihkan
telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang
telinga supaya terjadi kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang pada beberapa kasus dapat diberikan antibiotik
dosis tinggi,
B. Epidemiologi
Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari
1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari
inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat
pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing
dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah
satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear)
Bentuk yang paling umum adalah furunkulosis salah satu dari
kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis ekterna difus
kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topical obat tetes telinga.
6
Alergen yang paling sering adalah antibiotic, contohnya adalah neomycin,
framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri dan anti histamine.
Sensifitas lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering terdapat
pada kertas atau klip rambut yang digunakan untuk mengorek telinga.
Infeksi seperti otitis ekterna difus adalah penyakit yang paling umum dari
liang telinga luar yang dalam keadaan lembab.
C. Patofisiologi
Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit mati dari gendang telinga melalui sluran telinga.
Membersihkan telinga dengan cutton bud (kapas pembersih) bisa
menganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit
yang mati kearah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan
menyebabkan penimbunan air yang masuk kedalam saluran telinga ketika
mandi maupun berenang. Kulit yang basah dan lembab pada saluran
telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Selain itu kulit
liang telinga yang terpapar lama oleh kelembaban menimbulkan rasa gatal
yang mendorong penderita mengorek telinga sehingga akan terjadi trauma
pada kulit dan mengakibatkan infeksi.
D. Gambaran Klinis
Rasa sakit didalam liang telinga bisa bervariasi dari yang hanya
berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan
seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut.
Rasa sakit yang hebat yang dialami pasien sering kali tidak
sebanding dengan beratnya penyakit yang diamati pemeriksa. Stroma
yang menutupi tulang pada sepertiga bagian dalam liang telinga sangat
tipis sehingga hanya memungkinkan pembengkakan minimal. Suatu
furunkel dalam liang telinga dapat sangat nyeri karena berkembang pada
suatu membranokartilaginea dimana hanya ada sedikit ruang untuk
7
ekspansi. Furunkel pada daerah ini selalu dicurigai bila gerakan aurikula
scara pasif menyebabkan nyeri. Kadang rasa nteri juga dapat muncul
spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula).
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada
tahap awal dari otitis eksterna difus dan sering mendahului terjadinya rasa
sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak.
Ini merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis ekterna akuta.
Pada otitis ekterna kronik merupakan keluhan utama.
Berkurangnya pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik
dari otitis ekterna akut. Edema kulit liang telinga, secret yang serous atau
purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama,
sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli
konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-
obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
Adapun pebagian otitis eksterna secara klinik oleh MM.Car
1. Otitis Eksterna Ringan : Kulit liang telinga hiperemis dan
eksudat, liang telinga menyempit
2. Otitis Eksterna Sedang : Liang telinga sempit, bengkak, kulit
hiperemis dan eksudat positif.
3. Otitis Eksterna Komplikasi : Pina/periaurikuler eritema dan
bengkak.
4. Otitis Eksterna kronik : kulit liang telinga/pina menebal,
keriput, eritema positif.
Eritema kulit, secret yang kehijau-hijauan dan edama kulit liang
telinga merupakan tanda-tanda klasik dari otitis difussa akuta. Bau busuk
dari secret tidak terjadi.
8
Otitis eksterna difussa dapat dibagi atas 3 stadium, yaitu:
1. Pre inflammatory
2. Peradangan akut
3. Radang kronik
E. Penatalaksanaan
Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan
tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak
antara obat dengan kulit yang meradang. Obat –obat topikal yang sering
igunakan untuk otitis eksterna :
Nama Obat Spektrum Organisme
1. Kolistin
2. Polimiksin B
3. Neomisin
4. Kloramfenikol
Pseudomonas aeruginosaEscherichia coliGolongan Klebsiella-Enterobacter
Pseudomonas aeruginosaEscherichia coliGolongan Klebsiella-Enterobacter
Staphylococcus aureusEscherichia coliGolongan Proteus
Golongan Klebsiella-EnterobacterStaphylococcus aureusEscherichia coliGolongan Proteus
9
BAB II
PEMBAHASAN
Otitis ekterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri. Pasien pada kasus ini didiagnosis Otitis eksterna difus yang
ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari pemeriksaan didapatkan
keluhan nyeri hebat pada telinga kanan yang dirasakan pasien sejak 3 hari
sebelum dibawa ke poli THT RSUD Karanganyar. Pasien juga mengeluhkan
telinga kanan terasa penuh, gatal serta pendengaran sedikit berkurang. Pasien
dengan Otitis ekterna difus biasanya mengeluh nyeri hebat pada telinga
dikarenakan kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa penuh dan gatal
pada telinga yang dirasakan oleh pasien dengan otitis ekterna merupakan tanda
awal terjadinya suatu peradangan pada liang telinga. Berkurangnya pendengaran
pada pasien dengan otitis eksterna terjadi karena terdapat furunkel besar yang
menyumbat liang telinga atau menyempitnya liang telinga karena adanya edama
diliang telinga.
Pada pemeriksaan fisik telinga saat dilakukan inspeksi terlihat kulit liang
telinga hiperemis dan terdapat sekret pada liang telinga kanan. Pada palpasi
didapatkan nyeri tekan tragus, ini bisa terjadi karena adanya furunkel atau edema
yang berkembang pada daerah membranokartilaginea dimana hanya ada sedikit
ruang untuk ekspansi. Pada tes pendengaran telinga kanan didapatkan tes Rinne
negatif, tes Weber terdapat lateralisasi ke telinga kanan, tes Schwabach
memanjang yang berarti terjadi tuli konduksi pada telinga kanan. Tuli konduktif
pada pasien otitis eksterna dapat terjadi karena adanya edema kulit liang telinga,
secret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis
eksterna yang lama.
Penanganan yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan cara
membersihkan liang telinga dengan H2O2 3% , pemberian tampon yang
mengandung antibiotik keliang telinga juga diperlukan. Otitis ekterna difuss
sering disebabkan karena infeksi bakteri Pseudomonas, Staphylococcus albus,
10
Escheria coli sehingga perlu diberikan antibiotik. Pada pasien ini juga diberikan
analgetik karena adanya keluhan nyeri telinga kanan yang dirasa sangat hebat.
11
Daftar Pustaka
Car, MM. 2000. Otitis Eksterna. Available from : http:
sav-ondrugs.com/shop/template/encyclopedia/ENCY/article/00062.asp.acces
ed: 2012, Sept 27
Boies, Peter H. Higler. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.
Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher. Ed:ke-5.
Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. Jakarta.
12
LAPORAN KASUS
STASE ILMU PENYAKIT THT-KL
OTITIS EKSTERNA DIFUS
Pembimbing
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologist
dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT - KL
Oleh
Dewi Kusuma Ayuningtiyas (J500080012)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
13
LAPORAN KASUS
OTITIS EKSTERNA DIFUS
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing :
(…………………………………………………………………………..)
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si, Audiologist
(………………………………………………………………………)
dr. H. Iwan Setiawan Aji, Sp. THT-KL
Disahkan Ketua Program Profesi :
(…………………………………………..)
dr. Yuni Prasetya M.kes
14