chapter 6 : oreo & pudding

Post on 18-Dec-2015

214 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

The 6th chapter of fanfiction "My Friend's Crush.Write it in my free time with IU & EXO's Chanyeol as the main characters!Just a FANFICTION, not Real. Story belong to me.

TRANSCRIPT

Park Chanyeol-oppa!!

Chanyeol hampir saja menyemburkan minuman yang ada di mulutnya. Ia menatap sumber suara itu dengan tatapan blank. Ia segera melepaskan tangan kirinya yang memegang sedotan. Berpura-pura tak berdosa, Ia memain-mainkan penjepit makanan yang ada di tangannya.

Oppa, kau harus mencuci gelasmu sendiri dan antri. Itu milikku. Bagaimana bisa? Kau, huft!Jieun mengoceh dan menatap tajam Chanyeol. Lelaki itu menatap Minji, mencoba mencari pertolongan tapi tak ada gunanya. Minji hanya mengangkat bahunya sambil sedikit tertawa.

Aku haus, di sana panas sekali, aku baru saja menggoreng daging itu. Tapi aku sudah tidak haus sekarang, kau bisa meminum sisanya. Terima kasih!kata Chanyeol, berusaha terlihat cool. Ia baru saja akan berjalan kembali ke tempatnya saat tangan mungil itu menghentikannya. Ini, habiskan saja. Aku tak mau minum sisamu. Eww! kata Jieun lalu kembali mengambil sebuah gelas.

Unnie, buatkan aku satu lagi ya? katanya sebelum kembali bergegas mencuci gelas. Minji mengangguk lalu mulai memasukkan beberapa keping oreo ke dalam blendernya. Chanyeol masih di situ, mengamati Minji. Minji baru saja akan menuangkan susu ke dalam alat tersebut saat Ia menyadari kotak susu itu terasa ringan. Ia menunduk untuk mencari kotak susu baru tapi tak mendapati satu pun. Oh my gosh! Susuku habis, Jieun tak akan kebagian. Bagaimana ini? Dia pasti akan mengamuk, aduh, bagaimana ini? Minji menatap Chanyeol, berusaha memberitahu lelaki itu bahwa Ia sedang dalam masalah. Chanyeol yang mendengar perkataan Minji langsung berlari menuju meja kelompoknya.

Jieun kembali dengan gelas bersihnya sambil tersenyum. Berjalan bolak balik dari aula ke dapur dan sebaliknya telah membuat lehernya terasa kering. Dan hal yang paling Jieun ingini sekarang adalah minuman itu. Jieun berdiri di depan Minji sambil menyodorkan gelasnya. Minji menatapnya, berusaha tampak semenyesal mungkin,Jieun-ah!

Yup! Yup!jawab Jieun semangat. Kami kehabisan susukata Minji tersenyum canggung, sambil menunjuk kotak susu kosongnya. Apa? Tidak ada susu lagi? Sama sekali tak ada? respon Jieun. Temanmu yang lain bagaimana? Tak ada yang membawa susu? Ayolah, tak ada yang bisa menggantikan susu itu?tambahnya lagi.

Kau mencari susu? sebuah suara dari belakang Jieun terdengar. Jieun berbalik dan menatap sebuah kotak susu yang ada di genggaman seorang gadis di hadapannya. Sebuah senyum lebar merekah di wajahnya. Iya, terima kasih Bongsun sunbae!kat Jieun langsung memberikan susu tersebut pada Minji.

***

Kelas itu sudah kosong, hanya tersisa beberapa murid di dalamnya. Jieun mengangkat tasnya dan menaruhnya di depan. Ia pun bergerak ke sudut ruangan dan meraih sebuah sapu. Huft!omelnya sebelum mulai menyapu.

Hari ini tidak seperti yang dia harapkan. Di otaknya, Ia sudah membayangkan hari ini akan menyenangkan karena kakak kelasnya akan memasak. Jieun berpikir paling tidak mungkin Ia dapat makan sesuatu. Tapi nyatanya ia hanya mendapatkan segelas minuman. Jieun yang gemar makan tak menyukai kenyataan ini. Ditambah lagi sekarang Jieun harus membersihkan ruangan ini hanya berdua dengan Sena.

Suasana ruangan yang hening itu segera berubah drastis saat beberapa teman Jieun memasukinya. Jieun segera mengalihkan perhatiannya dari sapu di tangannya ke kumpulan orang-orang itu. Mulutnya sedikit terbuka saat melihat sushi di tangan salah seorang temannya. Lalu mulutnya segera tertutup kembali dan bibir bawahnya dimajukan sedikit ke depan,Aku juga mau, kalian tak mengajakku, huft!

Hihi, maaf Jieun-ah, kami pikir kau sedang piket. Lagipula bukankah tadi kau sudah ke sana? Kupikir kau tak mau,balas salah seorang dari mereka. Jieun tak menjawab, ia hanya mengangguk pelan dan membuang sampah yang ada. Setelah selesai membersihkan, Jieun mengambil ranselnya, bersiap untuk pulang.

Oh! Jieun-ah, kelompok Chanyeol-oppa membuat puding, mungkin mereka masih mempunyai sisa, kau mau?tanya salah seorang temannya lagi. Mata Jieun berbinar-binar, Ia sangat menyukai puding, apalagi puding coklat. Ia segera mengangguk semangat lalu mereka berjalan menuju ruang aula.

Saat sampai di sana, tiba-tiba saja Jieun merasa malu. Tadi Ia sudah ke sini, dan sekarang Ia ke sini lagi. Jieun terlihat aneh, kan? Orang pasti akan berpikir aku rakus. Tapi bagaimana? Aku mau puding itu. Huft, bagaimana ini? kata Jieun dalam hati.

Ayo masuk! panggil temannya. Jieun masih membatu di tempat. Aku malu, apa tidak apa kita meminta puding?tanya Jieun. Tentu saja, tadi kami makan banyak. Tenang saja!jawab temannya entang lalu membuka pintu ruangan itu.

Oh, hei! sapa Nara, seorang teman kelas Jieun. Ia sedang memegang sebuah puding di tangannya. Itu puding coklat! teriak Jieun dalam hati. Di mana kau mendapatkannya?tanya Jieun antusias. Di sana, kelompok Chanyeol-oppa. Tapi ini yang terakhir, itu yang mereka katakan,jawab Nara lalu kembali melahap sesendok puding tersebut. Apa? Uh, bagi, ayolah, Nara-ah~Jieun menyatukan kedua tangannya, memohon pada Nara. Tak mau, aku menyukai ini, byebye!katanya lalu berlari keluar.

Jieun kembali memajukan bibirnya. Ia menatap meja bertuliskan nomor 4 itu dengan pandangan sedih. Jieun dan teman-temannya memutuskan untuk keluar saja. Jieun berjalan menuju pintu keluar dengan tak bersemangat.

Ia merasakan sesuatu menahan lengan bajunya, dengan malas Jieun berbalik ke sebelah kirinya dan mendapati Mirae. Ada apa? tanya Jieun singkat. Mirae segera menunjuk sesuatu, Itu, Baekhyun-oppa sepertinya memanggilmu

Jieun mengedipkan matanya berkali-kali. Baekhyun? Ia tak pernah dekat dengan senior itu, walaupun mereka sama-sama pecinta Biologi. Namun, sebagai adik kelas yang baik, Jieun pun berjalan menghampiri Baekhyun. Saat sampai di tempat itu, Jieun menyadari Baekhyun sekelompok dengan Chanyeol.

Ini, kau bisa memakannya,kata Baekhyun saat Jieun sampai di tempat tersebut. Jieun kembali mengedipkan matanya beberapa kali. Bukannya pudingnya sudah habis? pikirnya. Kupikir puding ini sudah habis,gumam Jieun. Itu bagianku, tapi aku tak suka dan sepertinya kau saat menginginkannya

Ah, terima kasih Baekhyun-sunbae! kata Jieun lalu dengan senang berjalan menuju teman-temannya dan keluar dari ruangan itu.

***

Jieun memasukkan potongan puding terakhir ke dalam mulutnya. Ia menutup kembali gelas plastik kecil itu. Matanya kembali terarah pada halaman depan sekolahnya. Gadis itu sedang menunggu ayahnya, hari ini katanya ayahnya akan menjemputnya. Setelah memastikan bahwa ayahnya belum ada, Jieun mengalihkan pandangannya ke dalam sekolah. Dan di sanalah dia, orang yang telah mengambil gelas oreo pertama Jieun.

Jieun menatap gelas kecil tadi lalu sebuah ide muncul di otaknya. Sebuah ide untuk memulai percakapan dengan Park Chanyeol. Naya-unnie!panggilnya. Naya adalah teman Chanyeol, teman dekat. Mereka tidak pacaran setahu Jieun dan orang-orang di sekitar, menurut gosip, Naya masih menunggu cinta pertamanya atau apalah, Jieun tidak terlalu peduli. Dan sekarang pun, Chanyeol sedang berjalan bersama Naya.

Oh, hey Jieun-ah! balas Naya lalu berjalan mendekati Jieun dan akhirnya duduk di samping Jieun. Chanyeol pun mengikuti Naya dan berdiri di depan Jieun. Oppa, aku sudah selesai makan, ini kukembalikan tempatnya,kata Jieun, berniat bergurau tapi sepertinya gagal karena Chanyeol menjawabnya dengan serius,Kau buang saja

Eih, kau tak punya selera humor,tanggap Jieun dan Naya tertawa. Enak kan? Aku yang membuatnya!kata Chanyeol bangga.

Enak, tapi tak seenak minuman oreoku yang diambil SESEORANG, balas Jieun. Hey, aku tak sengaja, lagipula kau kan sudah dapat yang baru,kata Chanyeol sambil memamerkan gigi-giginya.

Aku hampir tidak dapat,balas Jieun lagi. HAMPIR, kata Chanyeol tak mau kalah. Jieun tak mau membalasnya lagi dan memulai percakapan baru dengan Nara,Unnie, kau tak memberiku makananmu

Hihi, kau tak minta. Padahal tadi kelompokku masak Naya baru akan menyebutkan nama-nama masakannya saat Jieun menutup mulutnya dan berkata,Kau tak perlu menyebutnya jika kau tak memberiku

Sayang ya, Jangmi tidak datang hari ini, padahal kan Chanyeol-oppa memasak hari ini, kata Jieun, ada nada mengejek di suaranya. Chanyeol tertawa dan membalas, Iya, padahal kalau dia datang, aku akan menyuapnya

Benarkah? Baiklah, akan kuberitahu Jangmi, balas Jieun lagi. Jangmi cantik kan, Chanyeol-ah? Naya pun ikut dalam percakapan itu, membantu Jieun menjahili Chanyeol. Jieun tertawa, lelaki itu terlihat salah tingkah dan itu terlihat sangat imut bagi Jieun. Tapi tunggu dulu, apa itu artinya Chanyeol juga menyukai Jangmi? Tawa Jieun tertahan, di saat seperti ini, apa Jieun harus bahagia atau sedih?

top related