uji organoleptik pembuatan silky pudding dengan...
TRANSCRIPT
UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN SILKY PUDDING DENGAN
PENAMBAHAN YOGHURT DAN BUAH NAGA MERAH
(HYLOCEREUS COSTARICENSIS)
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
AFIFA YASJUDANI
NIM : 140309254794
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TATA BOGA
BALIKPAPAN
2017
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN SILKY PUDDING DENGAN
PENAMBAHAN YOGHURT DAN BUAH NAGA MERAH
(HYLOCEREUS COSTARICENSIS)
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada
Jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
AFIFA YASJUDANI NIM : 140309254794
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
Nur Amalia,S.TP. M.Si Praseptia Gardiarini S. Gz. MPH
NIK. 2010.09.010 NIK. 2017.09.002
NIP. 19720328 199603 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Tata Boga
Yogiana Mulyani, MM.Par
iii
LEMBAR PENGESAHAN
UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN SILKY PUDDING DENGAN
PENAMBAHAN YOGHURT DAN BUAH NAGA MERAH
(HYLOCEREUS COSTARICENSIS)
Disusun Oleh :
AFIFA YASJUDANI NIM : 140309254794
PROGRAM STUDI TATA BOGA
Telah diseminarkan dan diperiksa
pada tanggal 24 Juli 2017
Pembimbing I,
Tuatul Mahfud, M.Pd
NIP. 19860925 201212 1 001
Pembimbing II,
Dra. Nawang Retno .D M. Si
NIP. 19661219 200701 2 017
Mengetahui,
Ketua Program Studi Tata Boga
Yogiana Mulyani, MM.Par
NIP. 19720328 199603 2 002
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Afifa Yasjudani
Tempat/Tanggal Lahir : Balikpapan / 20 Januari 1996
NIM : 140309254794
Menyatakan bahwa tugas akhir yang bejudul “UJI ORGANOLEPTIK
PEMBUATAN SILKY PUDDING DENGAN PENAMBAHAN YOGHURT DAN
BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS)” adalah
bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagaimana pun keseluruhannya,
kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan nama sumbernya. Demikian pernyataan
yang kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar,
kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 3 Juli 2017
Mahasiswa,
Afifa Yajudani
NIM.140309254794
Mengetahui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Tuatul Mahfud, M.Pd Dra. Nawang Retno .D M. Si
NIP. 19860925 201212 1 001 NIP. 19661219 200701 2 017
v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Afifa Yasjudani
NIM : 140309254794
Program Studi : Tata Boga
Judul TA : Uji Organoleptik Pembuatan Silky Pudding dengan
Penambahan Yoghurt dan Buah Naga Merah
(Hylocereus Costaricensis)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
memformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : 3 Juli 2017
Yang Menyatakan
( Afifa Yasjudani )
vi
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tersayang
Darsono, S.H. dan Sariyati
Kakak - kakakku yang ku sayangi
Happy Prihatini, S.Ikom. dan Muchlis Abdillah A.Md.
Sahabat - sahabatku yang ku sayangi
Marisha Dewi Sartika, Dama Vara, dan Cindy Cunday Cicimby
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
judul “Uji Organoleptik Pembuatan Silky Pudding Dengan Penambahan Yoghurt dan
Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricensis)”. Di dalam tulisan ini, disajikan
pokok-pokok bahasan meliputi cara pembuatan yoghurt dan silky pudding yoghurt
dan buah naga Merah (Hylocereus Costaricensis).
Penulis menyadari, kesempurnaan hanya milik Allah. Hanya usaha yang dapat
penulis lakukan untuk mencoba menyempurnakan tugas akhir ini. Kritik dan saran
selalu dinantikan untuk menyempurnakan karya-karya penulis di masa mendatang.
Penulis sadar tanpa bantuan dari berbagai pihak, tugas akhir ini tidak akan pernah
terwujud. Untuk itu ijinkanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih setulus dan
sebesar-besarnya kepada:
1. Ramli, S.E., M.M. sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Yogiana Mulyani, MM.Par sebagai Ketua Jurusan Tata Boga.
3. Tuatul mahfud, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing I.
4. Dra. Nawang Retno .D M. Si, sebagai Dosen Pembimbing II.
5. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Tata Boga.
6. Ayahanda Darsono, S.H. dan Ibunda Sariyati. Doa, ilmu, kasih sayang,
semangat dan segala yang pernah engkau berikan tidak pernah dapat kubalas.
Semoga Allah SWT selalu menjaga dan menempatkanmu dalam surga-Nya.
7. Kepada kakak-kakakku, Happy Prihatini, S.Ikom. dan Muchlis Abdillah
A.Md. yang telah memberikan dukungan. Semoga kebahagiaan dan
kesejahteraan selalu hadir dalam hari-hari kalian. Semoga Allah
menyempurnakan hidup kalian.
8. Teman-teman Jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan, khususnya
Sumiati, Shiela, Ayun, Arvika, Erni, Rokhmat, Wafil, Depangga, Billy, Andi,
Maya, Harisma, Shoimah, dan Viky, thanks for being my friend.
viii
9. Teman-teman jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan dari berbagai
angkatan atas bantuan dan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
Balikpapan, 3 Juli 2017
Afifa Yasjudani
ix
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................... iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............ v
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................ xvi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 89
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Batasan Masalah ................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .......................................................................... 5
2.1 Buah Naga ...................................................................... 5
2.1.1 Sejarah Buah Naga ................................................... 5
2.1.2 Klasifikasi Buah Naga .............................................. 6
2.1.3 Jenis-Jenis Buah Naga .............................................. 7
2.1.4 Khasiat Buah Naga ................................................... 9
2.1.5 Kualitas Buah Naga yang Baik ................................. 10
2.2 Yoghurt ............................................................................ 11
x
2.2.1 Sejarah Yoghurt ........................................................ 12
2.2.2 Bakteri Baik ............................................................. 12
2.2.3 Kandungan Nutrisi Yoghurt ...................................... 13
2.2.4 Jenis-Jenis Yoghurt .................................................. 15
2.2.5 Produk Jenis Yoghurt ............................................... 17
2.2.6 Manfaat Yoghurt Bagi Kesehatan ............................. 20
2.3 Puding ............................................................................. 21
2.3.1 Sejarah Puding ......................................................... 22
2.3.2 Macam-Macam Puding ............................................. 24
2.3.3 Berdasarkan Suhu Penyajian ..................................... 24
2.3.4 Tipe Puding ............................................................... 25
2.3.5 Bahan Pembuatan Silky Pudding .............................. 28
2.3.6 Resep Acuan ............................................................ 29
2.4 Uji Organoleptik ............................................................... 31
2.4.1 Persiapan Penilaian Organoleptik .............................. 31
2.4.2 Raboratorium Penilaian Organoleptik ....................... 34
2.4.3 Bilik Pencicip ........................................................... 35
2.4.4 Dapur Penyiapan Sampel ......................................... 35
2.4.5 Persiapan Pengujian Organoleptik ............................ 36
2.4.6 Metode Pengujian Organoleptik ............................... 37
2.4.7 Hasil Penelitian Yang Relevan ................................. 38
2.4.8 Kerangka Berpikir .................................................... 40
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 42
B. Waktu dan Tempat Objek Penelitian ..................................... 42
C. Populasi, Sample dan Teknik Sampling ................................ 43
D. Teknik dan Instrumen Penelitian ............................................ 45
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 48
F. Prosedur Penelitian ................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................... 52
xi
1 Pembuatan Silky Pudding Yoghurt Buah Naga dengan
Penambahan Buah Naga 100 gram, 150 gram, 200 gram .... 52
2 Proses Pembuatan Silky Pudding Yoghurt Buah Naga ........ 57
B. Pembahasan
1 Uji Hedonik ....................................................................... 58
2 Uji Mutu Hedonik .............................................................. 69
C. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 82
B. Saran ..................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 85
LAMPIRAN .............................................................................. 86
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Naga Jenis Hylocereus undatus ......................... 7
Gambar 2.2 Buah Naga Jenis Hylocereus polyrhizus .................... 8
Gambar 2.3 Buah Naga Jenis Hylocereus costaricensis ................. 8
Gambar 2.4 Buah Naga Jenis Selenicereus megalanthus ............... 9
Gambar 2.5 Plain yoghurt atau Natural Yoghurt .......................... 16
Gambar 2.6 Fruit Yoghurt ............................................................. 16
Gambar 2.7 Dadih ......................................................................... 18
Gambar 2.8 Kefir ......................................................................... 19
Gambar 2.9 Koumiss ..................................................................... 20
Gambar 2.10 Steam Pudding ........................................................ 26
Gambar 2.11 Baked Pudding ......................................................... 26
Gambar 2.12 Boiled Pudding ....................................................... 27
Gambar 2.13 Mousse ..................................................................... 28
Gambar 2.14 Kerangka Berpikir .................................................... 41
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ..................................................... 49
Gambar 4.1 Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga Formula I ..... 53
Gambar 4.2 Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga Formula II .... 55
Gambar 4.3 Silky Pudding Yoghurt Buah Naga Formula III ......... 56
Gambar 4.4 Bahan – Bahan .......................................................... 57
Gambar 4.5 Perebusan Bahan ....................................................... 57
Gambar 4.6 Silky Pudding Yoghurt Buah Naga ............................ 58
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Buah Naga ...................................... 10
Tabel 2.2 Karateristik Bakteri Asam Laktat ................................... 13
Tabel 2.3 Nilai Beberapa Senyawa Utama Penyusun Susu ............ 14
Tabel 2.4 Kandungan Beberapa Vitamin Penyusun Susu............... 14
Tabel 2.5 Standar Resep Pembuatan Yoghurt ................................ 29
Tabel 2.6 Standar Resep Pembuatan Silky Taro Pudding ............... 29
Tabel 3.1 Angket Uji Kesukaan atau Uji Hedonik ......................... 47
Tabel 3.2 Angket Uji Kualitas atau Uji Mutu Hedonik ................. 48
Tabel 4.1 Resep Pada Formula Pertama ........................................ 53
Tabel 4.2 Resep Pada Formula Kedua .......................................... 54
Tabel 4.3 Resep Pada Formula Ketiga .......................................... 55
Tabel 4.4 Uji Hedonik Warna Pada Formula 1 ............................. 59
Tabel 4.5 Uji Hedonik Warna Pada Formula 2 ............................. 60
Tabel 4.6 Uji Hedonik Warna Formula 3 ...................................... 60
Tabel 4.7 Statistik Uji Hedonik Warna ......................................... 62
Tabel 4.8 Uji Hedonik Tekstur Formula 1 .................................... 63
Tabel 4.9 Uji Hedonik Tekstur Formula 2 .................................... 63
Tabel 4.10 Uji Hedonik Tekstur Formula 3 .................................. 64
Tabel 4.11 Statistik Uji Hedonik Tekstur ...................................... 65
Tabel 4.12 Uji Hedonik Rasa Formula 1 ....................................... 66
Tabel 4.13 Uji Hedonik Rasa Formula 2 ....................................... 67
Tabel 4.14 Uji Hedonik Rasa Formula 3 ....................................... 67
Tabel 4.15 Statistik Uji Hedonik Rasa .......................................... 69
Tabel 4.16 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 1 .......................... 70
Tabel 4.17 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 2 .......................... 70
Tabel 4.18 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 3 .......................... 71
Tabel 4.19 Statistik Uji Mutu Hedonik Warna .............................. 72
Tabel 4.20 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 1 ......................... 73
xiv
Tabel 4.21 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 2 ......................... 74
Tabel 4.22 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 3 ......................... 74
Tabel 4.23 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur ............................ 76
Tabel 4.24 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 1 ............................. 76
Tabel 4.25 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 2 ............................. 77
Tabel 4.26 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 3 ............................. 78
Tabel 4.27 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa ................................. 79
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia kuliner khususnya di Indonesia telah
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Ini terlihat dari makin
banyaknya media yang membahas tentang dunia kuliner khususnya dalam
produk silky pudding mulai dari majalah, televisi, internet dan lain-lain.
Tekstur lembut dari silky pudding yang berbeda dari puding dan jelly lainnya
membuat dessert ini menjadi dessert favorit banyak orang.
Menurut Ibrahim (2015), Kalimantan Timur menjadi salah satu pusat
produksi buah naga di Indonesia. Terdapat lahan perkebunan buah naga seluas
671 hektare, 70 persen sudah berproduksi. Hasil tanaman buah naga
(Hylocereus costaricensis) yang dihasilkan di Kalimantan Timur memiliki
keunggulan, yakni rasa lebih manis, ukuran buah besar, dan tidak tergantung
musim. Sebagian besar buah naga yang ada di Kalimantan Timur jenis super
red. Melimpahnya produksi buah naga yang ada di Kalimatan Timur
khususnya Balikpapan, menjadi peluang untuk dapat dilakukan inovasi
produk dari buah naga dalam pembuatan silky pudding yoghurt dan buah
naga.
Menurut Winarno (1992), dalam bahan makanan, air merupakan
komponen yang penting, karena air dapat mempengaruhi penampakan,
tekstur, serta cita rasa makanan. Disamping itu kandungan air dalam bahan
makanan ikut menentukan daya tahan bahan tersebut. Kerusakan produk
pangan pada umumnya disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme, semua
jenis mikroorganisme memerlukan air untuk dapat tumbuh dan berkembang
16
biak. Kadar air buah naga super merah mempengaruhi tekstur atau kekenyalan
dan masa simpan produk.
Menurut Helferich dan Westhoff (1980), susu skim merupakan bahan
tambahan yang umum ditambahkan ke dalam yoghurt. Susu skim sebagai
sumber energy dan metabolisme. Selain itu, susu skim dapat mempertahankan
konsistensi yoghurt dan dapat mengurangi rasa dari produk.
Yoghurt adalah produk yang dihasilkan dari bahan susu dengan melalui
proses fermentasi bakteri asam laktat lactobacillus bulgaricus. Bentuknya
mirip bubur halus atau es krim tetapi dengan rasa yang agak asam. Manfaat
yoghurt baik untuk kesehatan, terutama berfungsi untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Selain itu, jumlah kadar protein yang terdapat pada yoghurt
lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kadar protein yang terdapat pada
susu. Dari segi teksturnya, yoghurt terbagi menjadi dua yaitu yoghurt padat
dan yoghurt cair atau minuman yoghurt.
17
Dari penjelasan diatas penulis akan melakukan penelitian penambahan
yoghurt dan buah naga dalam pembuatan silky pudding. Yoghurt dan buah
naga yang akan dibuat adalah dalam bentuk padat. Oleh karena itu, yoghurt
yang banyak dikonsumsi orang dewasa, orang tua, serta anak-anak tidak
hanya dikonsumsi dalam bentuk minuman, tetapi dapat dikonsumsi dalam
bentuk silky pudding yang menjadi dessert favorit banyak orang.
Pengembangan produk silky pudding dengan penambahan yoghurt dan buah
naga, diharapkan yoghurt dan buah naga dapat memberikan kualitas terhadap
produk baik segi gizi. Inovasi dari yoghurt dan buah naga diharapkan dapat
menghasilkan silky pudding yang sehat dan bermanfaat bagi kesehatan, serta
dapat diterima di kalangan masyarakat.
Setelah dilakukan inovasi produk, akan dilakukan uji organoleptik
dalam percobaan sebuah produk dengan tingkat kesukaan konsumen dari segi
warna, tekstur, rasa, dan aroma. Dengan demikian judul yang akan diangkat
dalam Tugas Akhir (TA) ini adalah “Uji Organoleptik Pembuatan Silky
Pudding dengan Penambahan Yoghurt dan Buah Naga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yoghurt dan buah naga dapat dijadikan bahan tambahan dalam
pembuatan silky pudding?
2. Bagaimana cara pengolahan silky pudding yoghurt dan buah naga?
3. Bagaimana tingkat kesukaan konsumen terhadap silky pudding yoghurt
dan buah naga ditinjau dari aspek warna, tekstur, dan rasa?
4. Bagaimana tingkat mutu hedonik terhadap silky pudding yoghurt dan buah
naga ditinjau dari aspek warna, tekstur, rasa, dan aroma?
18
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu dilakukan pembuatan silky pudding dengan penambahan
yoghurt dan buah naga dan uji organoleptik terhadap warna, tekstur, rasa, dan
aroma pada silky pudding.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian silky pudding yoghurt dan buah naga sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apakah yoghurt dan buah naga dapat dijadikan bahan
tambahan pada pembuatan silky pudding.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan silky pudding yoghurt dan buah
naga.
3. Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap silky pudding
yoghurt dan buah naga ditinjau dari aspek warna, tekstur, dan rasa.
4. Untuk mengetahui tingkat mutu hedonik terhadap silky pudding yoghurt
dan buah naga ditinjau dari aspek warna, tekstur, rasa, dan aroma.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
antara lain:
1. Bagi Penulis
a. Memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program penelitian
Diploma III Politeknik Negeri Balikpapan.
b. Menambah wawasan bagi penulis akan manfaat dari tugas akhir dan
juga pemanfaatan buah naga.
c. Dapat memperoleh pengalaman dari proses pengerjaan penelitian
hingga hasil yang dicapai.
19
2. Bagi Akademik
a. Dapat menambah kepustakaan akademik.
b. Sebagai sumber referensi untuk menambah pengetahuan resep dalam
penambahan yoghurt dan buah naga khususnya di bidang akademik
Tata Boga.
c. Menambah pengetahuan tentang proses pembuatan silky pudding yang
diberi penambahan yoghurt dan buah naga.
3. Bagi Masyarakat:
a. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang inovasi
makanan yang berbahan dasar yoghurt dan buah naga.
b. Masyarakat dapat mengetahui bahwa yoghurt dan buah naga dapat
dimanfaatkan menjadi silky pudding.
20
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
2.1 Buah Naga
Buah naga atau dragon fruit merupakan salah satu jenis tanaman buah
yang memiliki daya tarik tersendiri. Buahnya sangat tepat disajikan dalam
setiap acara sarapan maupun di sela-sela waktu. Rasa khas buah naga ini
merupakan kombinasi antara rasa manis, asam, dan sedikit gurih
menyegarkan. Selain itu, buahnya pun mengandung zat-zat berkhasiat sebagai
obat. Oleh karena itu, bila tanaman ini dikembangkan lebih lanjut maka tidak
tertutup kemungkinan bahwa buah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi suatu
industri bahan pewarna alami (Kristanto, 2008).
2.1.1 Sejarah Buah Naga
Buah naga atau dragon fruit merupakan jenis tanaman kaktus
hutan yang berwarna merah dan bersisik ini awalnya berasal dari
Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Utara. Di daerah tersebut
buah naga atau dragon fruit dikenal dengan nama pitaya. Penduduk
Indian sering memanfaatkan buah dengan rasa manis dan asam ini
sebagai buah meja atau buah yang dikonsumsi segar.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa oleh orang Prancis Guyana,
Amerika Selatan ke Vietnam ditujukan sebagai tanaman hias. Buah
naga dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena batangnya berbentuk
segi tiga dan berduri sangat pendek sehingga tampak seperti tanpa
duri. Keunikan batang itulah yang membuatnya dapat menjadi hiasan.
Buah naga ditinjau dari bunganya pun tanaman ini sangat unik
sehingga menambah keindahannya sebagai pajangan. Bunga berbentuk
21
corong mulai mekar saat senja dan mekar seluruhnya saat tengah
malam. Tidak heran jika tanaman ini dijuluki night blooming cereus.
Baunya sangat harum. Nama dragon fruit di Asia disebabkan oleh
fungsi buahnya. Oleh masyarakat Cina kuno sering meletakkan buah
tanaman ini di antara dua ekor patung naga berwarna hijau hingga
memunculkan nilai estetika. Tradisi religious inilah yang mendasari
julukan thang loy, dragon fruit, atau buah naga.
Setelah dikembangkan, masyarakat Vietnam mulai meliriknya
bukan sebagai tanaman hias tetapi tanaman buah. Ini terjadi setelah
masyarakat Vietnam mulai mengetahui bahwa buahnya dapat dimakan
seperti halnya yang dilakukan masyarakat Meksiko dan Indian. Bukan
hanya dapat dimakan, tetapi memang rasa buahnya enak sehingga
digemari masyarakat Vietnam dan Cina. Akibatnya, di daerah tersebut
tanaman ini dikembangkan untuk diambil buahnya (Kristanto, 2008).
2.1.2 Klasifikasi Buah Naga
Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau
famili Castaceae dan subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini
terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus
Hylocereus. Genus ini pun terdiri dari sekitar 16 spesies. Dua
diantaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus undatus
(daging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging merah).
Klasifikasi buah naga :
Divisi : Spermatophyta (tumbuh berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
22
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus undatus daging putih) dan
Hylocereus costaricensis (daging merah)
2.1.3 Jenis-Jenis Buah Naga
Jenis buah naga yang dibudidayakan ada empat, yaitu :
1. Hylocereus undatus yang lebih populer dengan sebutan white
pitaya adalah buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging
berwarna putih. Pada kulit buah terdapat sisik atau jumbai
berwarna hijau. Di dalam buah terdapat biji berwarna hitam. Berat
buah rata-rata 400-500 gram dan ada yang mencapai 650 gram.
Rasa buah masam bercampur manis. Kadar kemanisan tergolong
rendah jika dibandingkan dengan buah naga lainnya (Kristanto,
2008).
Gambar 2.1 Buah Naga Jenis Hylocereus undatus
Sumber : Tropikal (2005)
2. Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina
dan Australia memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan
daging berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat sisik atau
jumbai hijau. Rasa buah lebih manis dan tanamannya lebih kekar
dibanding Hylocereus undatus. Duri pada batang dan cabang
berjarak lebih rapat. Tanaman ini tergolong jenis yang sangat rajin
berbunga, bahkan cenderung berbunga sepanjang tahun. Tingkat
keberhasilan bunga menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai
23
50% sehingga produktivitas buahnya tergolong rendah. Jenis ini
termasuk jenis tanaman yang buahnya hanya tergolong kecil. Rata-
rata berat buahnya hanya sekitar 400 gram. Lokasi penanaman
yang ideal pada ketinggian rendah sampai sedang (Kristanto,
2008).
Gambar 2.2 Buah Naga Jenis Hylocereus polyrhizus
Sumber : Tropical (2005)
3. Hylocereus costaricensis sepintas mirip Hylocereus polyrhizus.
Namun, warna daging buahnya lebih merah. Itulah sebabnya
tanaman ini disebut buah naga berdaging super merah. Batangnya
bersosok lebih besar dibanding Hylocereus polyrhizus. Batang dan
cabangnya akan berwarna loreng saat berumur tua. Berat buahnya
sekitar 400-500 gram. Rasanya manis dengan kemanisan mencapai
13-15 briks. Tanamannya sangat menyukai daerah yang panas
dengan ketinggian rendah sampai sedang.
Gambar 2.3 Buah Naga Jenis Hylocereus costaricensis
Sumber : Tropikal (2005)
24
4. Selenicereus megalanthus berpenampilan berbeda dibanding jenis
anggota genus Hylocereus. Kulit buahnya berwarna kuning tanpa
sisik sehingga cenderung lebih halus. Walaupun tanpa sisik kulit
buahnya masih menampilkan tonjolan-tonjolan. Rasa buahnya jauh
lebih manis dibanding buah naga lainnya karena memiliki kadar
kemanisan mencapai 15-18 briks. Buah yang dijuluki yellow
pitaya ini kurang popular dibanding jenis lainnya. Bobot buahnya
tergolong kecil, hanya sekitar 80-100 gram. Tanamannya tidak
seperti Hylocereus karena tampil lebih mungil dengan warna hijau
terang. Pertumbuhan tanaman ini akan optimal bila ditanam di
daerah dingin dengan ketinggian tempat lebih dari 800 m dpl.
Gambar 2.4 Buah Naga Jenis Selenicereus megalanthus Sumber : Tropikal (2005)
2.1.4 Khasiat Buah Naga
Buah naga memiliki khasiat untuk kesehatan manusia. Di antaranya
ialah sebagai penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker usus,
pelindung kesehatan mulut, pengurang kolesterol, pencegah pendarahan,
dan obat keluhan keputihan. Khasiat-khasiat tersebut disebabkan oleh
kandungan nutrisi dalm buahnya yang sangat mendukung kesehatan
manusia.
25
Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai
penghilang dahaga. Hal ini disebabkan kandungan airnya sangat tinggi,
sekitar 90,20% dari berat buah. Rasanya cukup manis karena didukung
oleh kadar gula yang mencapai 13-18 briks (Kristanto, 2008).
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Buah Naga
Nutrisi Kandungan
Kadar gula 13-18 briks
Air 90,20%
Karbohidrat 11,5 g
Asam 0,139 g
Protein 0,53 g
Serat 0,71 g
Kalsium 134,5 mg
Fosfor 8,7 mg
Magnesium 60,4 mg
Vitamin C 9,4 mg
Sumber : Kristanto (2008)
2.1.5 Kualitas Buah Naga yang Baik
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diketahui tentang
kualitas buah naga yang baik :
a. Pilihlah buah naga yang warnanya merata serta cerah dan mulus.
b. Pilih buah naga yang sedikit lembut dengan cara menekan pada
kulitnya. Jika keras artinya belum matang dan jika lembut artinya
buah naga telah lewat matang.
c. Ciumlah aromanya, buah naga yang telah matang akan
mengeluarkan aroma yang khas.
d. Pilihlah buah naga yang memiliki daun penutup buah atau bisa
dibilang sisik naganya berwarna hijau cerah. Karena ini
menandakan buah naga matang dan masih segar.
26
e. Hindari buah naga yang daun penutup buah atau sisik naganya
memiliki warna kecoklatan di setiap ujungnya. Itu menandakan
buah naga telah lewat matang.
f. Hindari buah naga yang memliki memar. Karena bagian yang
memar memiliki kondisi daging buah yang tidak baik.
g. Jika menginginkan buah naga yang berwarna putih maka pilihlah
buah naga yang bentuknya oval.
h. Jika amda menginginkan daging buah berwarna merah, pilih buah
dengan bentuk bulat (Anggi, 2014).
2.2 Yoghurt
Pada awal abad ke 20, tepatnya tahun 1907, seorang peneliti
berkebangsaan Rusia bernama Elie Metchnikoff membuat hipotesis yang
spektakuler. Ahli biologi ini menyatakan ada hubungan yang erat antara dan
kebiasaan mereka mengonsumsi susu fermentasi dalam jumlah banyak.
Susu fermentasi itu dikenal dengan nama yoghurt.
Kata yoghurt berasal dari Turki yaitu jugurt atau yogurut yang artinya
susu asam. Yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah
dipasteurisasi, kemudian difermentasikan dengan bakteri tertentu sampai
diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas dengan atau tanpa
penambahan bahan lain yang diizinkan. Minuman yang memiliki bentuk
mirip es krim atau bubur halus ini sangat digemari banyak orang karena
rasa, aroma, teksturnya yang khas, menyegarkan, dan ternyata sangat
bermanfaat bagi kesehatan.
Yoghurt dapat dibuat dari susu segar atau produk susu dengan atau
tanpa penambahan susu bubuk atau susu skim bubuk. Sumber susu segar
dapat berasal dari susu sapi, kerbau, kambing, atau unta. Namun dari semua
itu, susu sapi paling umum dimanfaatkan.
27
Yoghurt pada umumnya dibuat dari susu skim. Susu skim adalah
bagian susu yang tertinggal setelah krim diambil sebagian atau seluruhnya
dalam proses separasi. Susu skim mengandung semua komponen gizi dari
susu yang tidak dipisahkan, kecuali lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak (Surajudin, 2008).
2.2.1 Sejarah Yoghurt
Pengggunaan susu fermentasi dalam sejarah umat manusia
telah berlangsung lama sejak ribuan tahun lalu. Berawal dari
kawasan yang mengalami kelebihan produksi susu, seperti
Pegunungan Kaukasus, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Kelebihan
produksi susu ini terolah secara tidak sengaja menjadi susu
fermentasi. Jutaan bakteri yang terdapat di udara (airborne bacteria)
mengontaminasi sisa susu tersebut dan sebagian mengubahnya
menjadi susu fermentasi.
Campuran tangan manusia berupa seleksi kelayakan konsumsi
menghasilkan beberapa susu fermentasi tradisional berbagai nama
sesuai dengan negara asal. Salah satunya adalah yoghurt yang
berasal dari kosa kata bahasa Turki. Kosa kata yoghurt dikenal pada
abad ke-11 yang merupakan perubahan dari kata yoghurt yang
dikenal sejak abad ke-8. Kosa kata inilah yang dikenal di seluruh
dunia (Surajudin, 2008).
2.2.2 Bakteri Baik
Bakteri baik yang terdapat dalam yoghurt adalah Lactobacillus
burgalicus dan Streptococcus thermophilus. Kedua bakteri itu
mengurai laktosa (gula) susu menjadi asam laktat dengan berbagai
komponen aroma dan cita rasa. Karena itu, kedua bakteri ini dikenal
sebagai bakteri asam laktat. Lactobacillus lebih berperan dalam
pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus lebih berperan dalam
28
pembentukan cita rasa. Cita rasa khas yang timbul dari yoghurt
diakibatkan adanya asam laktat, asam asetat, karbonil, asetaldehida,
aseton, asetoin, dan diasetil (Surajudin, 2008).
Tabel 2.2 Karateristik Bakteri Asam Laktat
Jenis Bentuk Karakter
Temperatur
Pertumbuhan
Optimal
Jenis
Fermentasi
Streptococcus
thermophilus
Bulat
atau
lonjong
Gram
positif
Sekitar 45˚C Aerobik
Homoferme
n-tatif
Laktobacillus
bulgaricus
Batang Gram
positif
Sekitar 45˚C Aerobik
Homoferme
n-tatif
Sumber : Surajudin (2008)
Bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus termasuk bakteri asam laktat homofermentatif, artinya
glukosa yang difermentasikan akan menghasilkan asam laktat
sebagai satu-satunya produk. Kedua bakteri ini juga termasuk bakteri
gram positif yaitu bakteri yang menunjukan respon positif terhadap
pewarnaan gram yakni pewarna ungu (Surajudin, 2008).
2.2.3 Kandungan Nutrisi Yoghurt
Yoghurt merupakan salah satu hasil produk fermentasi yang
banyak mengandung zat gizi. Proses fermentasi yang terjadi pada
yoghurt akan menambah kandungan pada gizinya. Komposisi zat
gizi yoghurt mirip dengan susu. Bahkan, ada beberapa komponen
yang jumlahnya lebih tinggi dibanding dengan susu, seperti vitamin
B kompleks, kalsium (Ca), dan protein. Selama proses fermentasi
susu menjadi yoghurt terjadi sintesis vitamin B kompleks khususnya
thiamin (vitamin B2), serta beberapa asam amino penyusun protein.
29
Komponen zat gizi tersebut sangat berguna bagi kesehatan
(Surajudin, 2008).
Tabel 2.3 Nilai Beberapa Senyawa Utama Penyusun Susu dan
Yoghurt
Komposisi
(Unit/100 g)
Susu Yoghurt
Murni Skim Full Fat Low Fat Fruit
Energi (kkal) 67,5 36 72 64 98
Protein (g) 3,5 3,3 3,9 4,5 5,0
Lemak (g) 4,25 0,13 3,4 1,6 1,25
Sumber : Surajudin (2008)
Tabel 2.4 Kandungan Beberapa Vitamin Penyusun Susu dan Yoghurt
Vitamin
(Unit/100 g)
Susu Yoghurt
Murni Skim
Kadar
Lemak
Tinggi
Kadar
Lemak
Rendah
Vitamin A(IU) 148 - 140 70
Thiamin (B1) 37 40 30 42
Riboflavin (B2) 160 180 190 200
Piridoksin (B6) 46 42 46 46
Sianokobalamin
(B12)
0,39 0,4 - 0,23
Vitamin C (mg) 1,5 1,0 - 0,7
Vitamin D (IU) 1,2 - - -
Vitamin E (IU) 0,13 - - Trace
Asam Folat 0,25 - - 4,1
Asam Nikotinat 480 - - 125
Asam Pantotenat 371 370 - 381
Biotin 3,4 1,6 1,2 2,6
Kolin (mg) 121 4,8 - 0,6
Sumber : Surajudin (2008)
30
2.2.4 Jenis-Jenis Yoghurt
Secara umum, yoghurt diklasifikasikan ke dalam empat
kelompok yaitu berdasarkan metode pembuatannya dan struktur fisik
yoghurt, cita rasa, kandungan lemak, dan proses pascafermentasi.
1. Berdasarkan Metode Pembuatan dan Struktur Fisik
Koagulum
1. Set Yoghurt
Set Yoghurt adalah produk yoghurt yang pada saat inkubasi
atau fermentasi susu berada di dalam kemasan kecil dan
karakteristik koagulumnya tidak berubah.
2. Stired Yoghurt
Fermentasi dilakukan pada tangki atau wadah yang besar.
Setelah diinkubasi, produk tersebut dikemas dalam kemasan
kecil sehingga koagulumnya kemungkinan rusak atau pecah
sebelum pendinginan selesai.
2. Berdasarkan Rasa (Flavor)
1. Plain Yoghurt atau Natural Yoghurt (Yoghurt Murni)
Plain yoghurt memiliki rasa asam yang sangat tajam yang
merupakan rasa asli dari yoghurt. Karena itu, tidak semua atau
sebagian orang yang menyukainya.
31
Gambar 2.5 Plain Yoghurt atau Natural Yoghurt Sumber : Legendary (2015)
2. Fruit Yoghurt (Yoghurt Buah)
Sari atau irisan buah seperti mangga, nanas, pepaya, dan pisang
dapat ditambahkan ke dalam plain yoghurt. Yoghurt jenis ini
disebut fruit yoghurt atau yoghurt buah. Selain aroma dan
rasanya menjadi lebih enak, kandungan gizinya pun menjadi
lebih lengkap. Penambahan potongan buah biasanya mencapai
10% dan dilakukan setelah susu diinkubasi agar tidak
mengendap atau mengganggu tekstur yoghurt. Setelah
diinkubasi pada suhu kamar selama 15-18 jam, potongan buah
dimasukkan ke dalam susu, kemudian diinkubasi lagi selama
satu jam hingga menghasilkan yoghurt dengan tekstur merata
(Surajudin, 2008).
Gambar 2.6 Fruit Yoghurt
Sumber : Arfa (2016)
32
3. Berdasarkan Kandungan Kadar Lemak
1. Yoghurt kadar lemak tinggi (4,5-10%)
2. Yoghurt kadar lemak sedang (3-4%)
3. Yoghurt kadar lemak rendah (1-3%)
4. Yoghurt kadar lemak sangat rendah (kurang dari 1%)
4. Berdasarkan Proses Pasca Fermentasi
1. Yoghurt pasteurisasi, yaitu yoghurt yang mengalami proses
pasteurisasi. Proses pasteurisasi dilakukan setelah proses
inkubasi yang tujuannya untuk memperpanjang umur simpan.
2. Yoghurt beku, yaitu yoghurt yang disimpan dalam suhu beku.
3. Dietetic yoghurt, yaitu yoghurt yang dibuat dengan kalori dan
laktosa rendah, bisa juga diberi tambahan vitamin atau
protein.
4. Yoghurt konsentrat, yaitu yoghurt dengan total padatan sekitar
24% atau yoghurt kering dengan total padatan 90-94%
(Surajudin, 2008).
2.2.5 Produk Jenis Yoghurt
1. Dadih
Dadih merupakan minuman tradisional Indonesia yang
terdapat di daerah Sumatra Barat. Minuman fermentasi yang mirip
yoghurt ini terbuat dari susu kerbau dengan cara pembuatan yang
sangat sederhana. Susu kerbau yang baru diperah langsung
dimasukkan ke dalam tabung bambu dan ditutup menggunakan
daun pisang atau plastik. Susu kerbau tersebut dibiarkan atau
difermentasikan secara alami dalam suhu ruang 1-2 hari hingga
membentuk gumpalan. Mikroba dalam bambu akan
menggumpalkan susu menjadi bentuk seperti puding atau tahu
putih. Dadih memiliki cita rasa, aroma, dan penampilan yang khas
33
karena adanya percampuran antara aroma susu dan bambu. Dadih
berasa asam dengan warna putih kekuningan dan berbentuk kental.
Ada dua jenis bambu yang biasa digunakan masyarakat
sebagai wadah dadih, yaitu bambu gombong (Gigantochloa
verticilata) dan bambu ampel (Bambusa bulgaris). Pemilihan
bambu ini didasarkan adanya rasa pahit pada bambu sehingga
tidak disukai semut. Bambu yang digunakan adalah bambu yang
berukuran sedang. Penutup dadih bisa menggunakan daun talas
atau daun keladi (Surajudin, 2008).
Gambar 2.7 Dadih
Sumber : Saribundo (2016)
2. Kefir
Kefir merupakan produk fermentasi susu yang mengandung
alkohol 0,5-1,0% dan asam laktat 0,9-1,11%. Kefir lebih encer
dibanding dengan yoghurt. Namun, gumpalan susunya lebih
lembut dan mengandung gas CO2. Minuman fermentasi ini berasal
dari puncak bersalju di perbatasan Asia dan Eropa, yaitu di
Pegunungan Kaukasus di sebelah tenggara Rusia. Karena itu,
minuman ini sangat populer di Uni Sovyet.
Starter atau biang dari produk kefir adalah biji kefir yang
menyebabkan fermentasi. Biji kefir ini mengandung bahan kering
sebanyak 10% yang terdiri dari karbohidrat 56% dan protein 32%.
Kefir terfermentasi oleh bakteri atau khamir. Alkohol dari CO2
dihasilkan oleh khamir. Starter kefir sulit diperoleh. Starter bisa
34
diganti dengan bulk starter, yang merupakan saringan kefir
(Surajudin, 2008).
Gambar 2.8 Kefir
Sumber : Jessica (2015)
3. Koumiss
Koumiss atau kumis adalah minuman tradisional di daerah
Asia Tengah dan Uni Sovyet. Koumiss adalah produk fermentasi
susu yang mirip dengan kefir. Perbedaannya, koumiss biasanya
terbuat dari susu kuda (mare). Koumiss sering digunakan untuk
terapi penyakit paru atau tuberculosis di Rusia. Dosis yang
digunakan untuk mengobati penyakit ini sekitar 1,4 liter per hari
selama 2 bulan. Koumis dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe lunak
dan keras. Pembagian ini didasarkan pada alkohol yang
terkandung di dalamnya. Koumiss tipe lunak mengandung alkohol
sekitar 1%, sedangkan tipe keras mengandung alkohol sampai
2,5%.
Bahan yang digunakan untuk membuat koumiss adalah susu
kuda yang tidak terlalu kental dan berwarna putih keabuan. Selain
bahan dasarnya yang berbeda, komponen lain yang membedakan
koumiss dengan yoghurt adalah starter yang ditambahkan. Starter
koumiss terdiri atas bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus
dan khamir Torulopsis holmii. Khamir ini memiliki kemampuan
memfermentasi laktosa. Cita rasa asam pada koumiss disebabkan
35
adanya asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi. Di
samping asam laktat, terbentuk juga ethanol dan gas CO2.
Biasanya produk akhir koumiss juga digolongkan berdasarkan
kadar asam laktat dan alkohol yang terkandung di dalamnya. Sama
seperti produk susu lainnya, koumiss yang sudah jadi sebaiknya
disimpan pada temperature rendah di dalam refrigerator lebih
tahan lama (Surajudin, 2008).
Gambar 2.9 Koumiss
Sumber : Kyrgyz (2016)
2.2.6 Manfaat Yoghurt Bagi Kesehatan
1. Intoleran Laktosa dan Diare
Susu sapi adalah salah satu sumber nutrisi yang berasal dari
hewan mamalia. Kandungan gizinya cukup tinggi dan lengkap,
susu sapi sering menjadi minuman alternatif bagi pertumbuhan
anak-anak jika air susu ibu (ASI) tidak bisa terpenuhi. Walaupun
susu sapi tidak dapat menggantikan secara mutlak ASI, tetapi
diakui manfaat sangat tinggi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Namun, konsumsi susu sapi murni bagi anak-anak, terutama
balita tidak jarang menimbulkan beberapa masalah seperti
intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah kondisi usus tidak
mencerna dan menyerap laktosa secara sempurna. Hal ini terjadi
karena terbatasnya enzim laktase pada saluran pencernaan yang
36
berfungsi memecah laktosa. Adanya luka pada lapisan usus
terutama sel-sel penghasil enzim laktase sangat terbatas. Luka
tersebut terbentuk karena infeksi virus atau gangguan saluran
pencernaan.
Tanda atau gejala seseorang mengalami intolerasi laktosa
setelah minum susu murni adalah diare, mual, muntah, dan gejala
sakit perut lainnya. Padahal tidak sedikit diare pada anak yang
salah satunya diakibatkan intoleransi laktosa menjadi penyebab
kematian pada balita.
Yoghurt dapat mengatasi intoleransi laktosa Bakteri asam
laktat dalam yoghurt dapat mengurai laktosa susu menjadi
monosakarida yaiu glukosa dan galaktosa, sehingga susu mudah
dicerna dan diserap tubuh. Selama proses pembuatan yoghurt
diperkirakan ada 30% laktosa susu yang diurai menjadi glukosa
dan galaktosa.
Selain itu, bakteri asam laktat pada yoghurt dapat
mensintesis dan mengaktifkan enzim laktase dalam saluran
pencernaan. Selain dapat mengondisikan susu murni menjadi
mudah dicerna, yoghurt pun mampu memperbaiki kerja saluran
pencernaan. Dampaknya, dengan meminum yoghurt secara teratur
kita tidak akan lagi mengalami diare karena intoleransi laktosa
(Surajudin, 2008).
2.3 Puding
Puding adalah sejenis makanan terbuat dari pati, yang diolah dengan
cara merebus, kukus, dan membakar (boiled, steamed, and baked) sehingga
menghasilkan gel dengan tekstur yang lembut. Pati dalam hal ini dapat
berupa agar-agar (atau pun bahan dasarnya seperti gum arab, rumput laut,
37
dan keragenan), tepung-tepungan atau hasil olahannya seperti roti, cake, dan
lain-lain.
Puding biasanya disajikan sebagai makanan pencuci mulut, juga
sebagai makanan sajian utama. Pada jaman dahulu puding dimasak dengan
cara merebus campuran bahan-bahan pembuatnya di dalam suatu tas atau
kantong kain. Seiring dengan kemajuan jaman cara pemasakannya
berkembang lagi, yaitu campuran bahan dikukus di dalam suatu wadah yang
ditutup kain. Cara pemasakan yang lain adalah dengan pembakaran.
Puding dapat disajikan dalam berbagai kesempatan dengan berbagai
variasi rasa, bentuk, dan tekstur. Puding adalah jenis kue yang berasal dari
adonan cair maupun setengah padat, yang dimasak dan kemudian dikemukan
dalam cetakan berbagai ukuran (Faridah, 2008).
2.3.1 Sejarah Puding
Saat ini puding dikenal sebagai hidangan dessert yang manis dan
bertekstur creamy. Menurut sejarah makanan, puding pertama yang
dibuat oleh koki kuno menghasilkan makanan mirip sosis dengan cita
rasa gurih. Puding berasal dari bahasa Perancis, boudin yang berarti
“sosis darah”, dari bahasa latin botellus yang berarti “sosis kecil”.
Istilah puding yang banyak digunakan di benua Eropa.
Abad ke-17, puding di Inggris terdiri dari dua rasa, yaitu gurih
karena terbuat dari daging dan manis karena terbuat dari tepung,
kacang, dan gula. Kedua puding ini biasanya direbus dalam tas puding
khusus. Haggis adalah salah satu contoh puding gurih karena terbuat
dari jantung, hati, dan paru-paru domba yang dicampur dengan
bawang bombay, oatmeal, lemak, aneka rempah, dan garam. Secara
tradisional, Haggis dibungkus dalam perut hewan dan kemudian
direbus selama tiga jam.
Abad ke-18, puding di Inggris tidak lagi terbuat dari daging. Dan
pada abad ke-19, puding masih dibuat dengan cara direbus, namun
38
hasil akhirnya lebih mirip cake. Pada saat itu, puding disajikan secara
tradisional pada perayaan Natal. Salah satu contohnya adalah Plum
Pudding dan Christmas Pudding.
Puding yang dikenal sekarang sebenarnya lebih mirip custard.
Sejarah custard dan puding hampir sama kunonya. Meskipun dua jenis
hidangan ini berbeda, namun istilah custard dan puding seolah
menyatu pada abad ke-19 di Amerika. Custard sendiri merujuk pada
hidangan Romawi Kuno yang dibuat dengan telur. Bangsa Romawi
Kuno memang ahli dalam menciptakan beberapa hidangan berbasis
telur, seperti omelet dan crustades.
Ahli sejarah makanan umumnya sepakat bahwa custard yang
dikenal seperti puding saat ini diciptakan sejak abad pertengahan. Pada
saat itu custard bisa dimakan langsung atau digunakan sebagai isian
pie, kue tart, atau roti. Flan adalah custard atau puding paling terkenal
dan banyak diadaptasi di seluruh dunia. Hidangan asal Inggris ini
dibuat dari sponge cake berbentuk bulat yang diberi isian manis atau
gurih. Spanyol dan Perancis, flan dikenal dengan nama crème caramel
yang terasa manis karena lapisan caramel lembut di atasnya.
Kemajuan jaman sekarang tampilan dari puding tidak hanya
disajikan dengan polosan begitu saja. Saat ini puding mulai
dimodifikasi dengan tambahan bahan isi atau dibentuk dan dibuat
lapisan-lapisan agar lebih menarik pada saat disajikan. Begitu juga
hasil ahkirnya ditambah dengan topping, membuat hasil jadi dari
puding semakin menarik.
Mulai abad ke-19, dikenal beragam puding dengan paduan
custard, biskuit, cake atau bolu, dan buah-buahan. Setelah dikenal
gelatin, jelly, dan agar-agar, puding mulai disajikan dalam keadaan
dingin dengan beragam jenis saus. Variasi puding dingin ini disajikan
sebagai dessert dengan variasi yang tak terbatas (Andi, 2013).
39
1.3.2 Macam-Macam Puding
Puding dapat diklarifikasikan menjadi beberapa jenis
berdasarkan berbagai cara, misalnya puding dapat dibagi berdasarkan
cara penyajiannya yaitu puding yang disajikan dengan daging seperti
Yorkshire yaitu puding yang dibakar bersama daging dan Sussex yaitu
puding yang diisi dengan daging. Kemudian puding yang disajikan
sebagai pencuci mulut seperti puding jagung, puding tapioka, puding
nasi, puding plum, puding almond, puding susu, puding telur, dan
berbagai puding buah lainnya. Puding sering dinamakan berdasarkan
warna saus yang dipergunakan seperti black pudding, chocolate
pudding, dan white pudding.
Puding dapat disajikan dalam ukuran kecil maupun besar dan
dalam keadaan panas maupun dingin. Pada umumnya penyajian
puding dilengkapi dengan saus seperti custard sauce, fruits puree, es,
syrup, dan vanilla sauce (Faridah, 2008).
1.3.3 Berdasarkan Suhu Penyajian
Berdasarkan suhu penyajiannya, puding dibagi menjadi dua kelompok:
1. Hot Pudding (Puding Panas)
Hot pudding (puding panas) adalah hidangan penutup
dengan suhu antara 40-50˚C. Puding panas menggunakan telur
sebagai bahan pengikat dan pengental. Teknik pengolahan puding
panas dengan cara baking, steaming, au bain marie.
Puding panas selalu identik dengan puding panggang.
Pasalnya, puding panas lebih banyak dibuat lewat proses
pemanggangan di dalam oven. Umumnya puding panas terdiri dari
campuran telur, susu, gula, aroma, cream, tepung semolina bahkan
roti atau beras, dan buah-buahan yang dikeringkan atau manisan
40
buah-buahan. Bahan dasar puding panas dapat dibuat dari adonan
crepes yang lebih kental. Ada dua jenis puding panas:
a. Molded pudding
Molded pudding dipanggang dan disajikan dalam keadaan
panas, yaitu langsung dihidangkan setelah diangkat dari oven.
Contoh molded pudding: saxon pudding, rice pudding, dan
frankfurt pudding.
b. English pudding
English pudding merupakan hidangan puding spesial. Di
Inggris, pudding adalah hidangan yang popular dan disajikan
dengan sirup buah. Contoh english pudding: bread and butter
pudding.
2. Cold Pudding (Puding Dingin)
Cold pudding merupakan hidangan dessert yang disajikan
dalam suhu dingin atau suhu ruang. Puding dingin menggunakan
agar-agar atau gelatin. Teknik pengolahan puding dingin dengan
cara boiling. Beberapa variasinya adalah bavarois pudding dan
chocolate pudding (Artanti, 2013).
1.3.4 Tipe Puding
1. Steam Pudding
Steam pudding dibuat dengan menggunakan campuran bahan
utama berupa telur, gula, susu dan bahan isian. Selain itu juga
dapat digunakan roti dan berbagai jenis sereal sebagai bahan
pengental.
41
Gambar 2.10 Steam Pudding
Sumber : Faridah (2008)
2. Baked Pudding
Bentuk lain dari puding adalah baked pudding, yaitu puding
yang dipanggang. Puding yang dipanggang memiliki tekstur yang
lebih padat dan menggunakan bahan yang lebih bervariasi. Yang
membedakan dengan jenis puding lainnya adalah teknik
pengolahan yang digunakan, yaitu dengan memanggang puding di
dalam sebuah oven. Puding ini ada yang langsung dipanggang
setelah dibuat adonannya, namun ada juga dengan dua cara yaitu
dengan steam atau mengukus terlebih dahulu, setelah itu baru
dipanggang kembali.
Gambar 2.11 Baked Pudding
Sumber : Faridah (2008)
3. Boiled Pudding
Boiled pudding sangat lazim dikalangan masyarakat
terutama di Indonesia. Boiled pudding menggunakan bahan
42
pengental berupa agar-agar dan dapat juga menggunakan tepung
custard dan tepung maizena. Pengolahan puding jenis ini adalah
dengan merebus semua bahan yang digunakan, setelah itu baru
dicetak. Setelah dicetak puding ini hanya didinginkan untuk
menunggu hingga puding membeku dan padat.
Gambar 2.12 Boiled Pudding
Sumber : Faridah (2008)
4. Mousse
Mousse adalah puding yang termasuk unik dari puding yang
ada. Puding ini sangat favorit sebagai dessert terutam cold dessert.
Keunikan puding ini adalah dimana puding ini tidak melalui proses
pemanasan atau tidak dimasak seperti di steam, baked, dan boiled.
Bahan utama untuk membuat mousse adalah whipped cream, putih
telur atau bisa menggunakan gelatin. Bahan utama tersebut
dicampurkan dengan lelehan coklat, buah-buahan yang sudah
dalam bentuk puree atau bahan lain yang sudah dalam bentuk
halus. Semua bahan tersebut disimpan di lemari pendingin sampai
membeku seperti ice cream. Mousse memiliki rasa yang lembut
dan halus menyerupai ice cream (Faridah, 2008).
43
Gambar 2.13 Mousse
Sumber : Raymond (2017)
1.3.5 Bahan Pembuatan Silky Pudding
1. Gula Pasir
Gula pasir merupakan bahan yang banyak digunakan dalam
pembuatan silky pudding. Jumlah gula pasir yang ditambahkan
berpengaruh terhadap rasa silky pudding. Fungsi gula pasir dalam
proses pembuatan silky pudding sebagai pemberi rasa manis.
2. Susu
Susu merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
silky pudding. Jenis susu yang digunakan adalah susu cair. Dalam
pembuatan silky pudding biasanya menggunakan susu UHT (Ultra
High Temperature) tanpa rasa.
3. Bubuk Agar-Agar Plain
Bubuk agar-agar plain merupakan bahan dalam pembuatan silky
pudding yang terbuat dari rumput laut. Jumlah agar-agar yang
ditambahkan berpengaruh terhadap tekstur silky pudding.
44
1.3.6 Resep Acuan
1. Pembuatan Silky Taro Pudding
Tabel 2.5 Standar Resep Pembuatan Silky Taro Pudding
Nama Bahan Berat Satuan
Krim cair 80 ml
Gula pasir 10 gram
Bubuk jelly 2 Gram
Susu cair 150 ml
Bubuk taro 5 gram
Prosedur Pembuatan
1. Siapkan bubuk taro di wadah terpisah, lalu campur dengan
krim cair. Aduk rata.
2. Panaskan susu cair, gula pasir, dan bubuk jelly dalam panci.
Aduk hingga larut dan mendidih.
3. Masukkan krim cair dan bubuk taro yang telah diaduk ke
dalam panci agar-agar. Masak dengan api kecil selama 3
menit.
4. Tuang larutan kedalam wadah yang telah disediakan, tunggu
hingga uapnya meghilang, lalu masukkan ke lemari es.
Sumber : Resep Koki (2016)
2. Pembuatan Puding Stroberi Yoghurt
Tabel 2.6 Standar Resep Pembuatan Puding Stroberi Yoghurt
Nama Bahan Berat Satuan
Susu cair 500 ml
Gula pasir 100 gram
Agar-agar putih 1 bks
Garam 5 gram
Stoberi 15 buah
Yoghurt 200 ml
Prosedur Pembuatan
1. Campur susu, agar-agar, gula pasir, dan garam. Masak di atas
api sedang sampai mendidih, sambil diaduk.
Masukan stoberi, masak sebentar selama 1 menit, segera
angkat dan biarkan uapnya hilang tidak terlalu panas.
Masukkan yoghurt, aduk rata.
2. Tuangkan ke dalam cetakan puding yang sudah disiapkan.
Diamkan sampai puding mengeras. Sajikan dingin.
Sumber : Tabloid Nova (2011)
45
3. Peralatan Pengolahan Silky Pudding
Peralatan merupakan sarana pendukung yang membantu
kelancaran proses produksi. Berikut peralatan yang diperlukan
dalam proses pembuatan yoghurt :
1. Stove
Stove digunakan sebagai media untuk memasak pada
pengolahan yoghurt. Kompor yang digunakan yaitu kompor
gas.
2. Sauce Pan
Sauce pan merupakan peralatan masak yang terbuat dari
stainless steel yang diletakan diatas kompor dan digunakan
untuk wadah saat memasak.
3. Scales
Timbangan ada yang digital disebut digital scale dan ada yang
manual. Timbangan digunakan untuk mengukur bahan-bahan
dalam satuan gram, seperti menimbang buah naga. Dan penulis
menggunakan timbangan digital dalam penelitian.
4. Bowl
Bowl digunakan untuk tempat meletakan semua bahan sebelum
diolah. Jenis bowl ada yang terbuat dari stainless steal, plastic,
dan keramik.
5. Frying Spatula
Frying spatula digunakan pada saat stiring buah. Material
frying spatula yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah wooden frying spatula.
46
6. Spoon
Spoon digunakan untuk mengambil bahan atau menakar bahan
yang akan digunakan dalam proses penelitian.
7. Pudding Cup
Pudding cup digunakan untuk mencetak pudding. Material cup
yang digunakan adalah pudding cup mika.
2.4 Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji sensori merupakan cara yang didasarkan
pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-
psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda
karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda
tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat
indra mendapat rangsangan (stimulus). Penilaian organoleptik sangat
banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri pangan dan industri
hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberi hasil
penilaian yang sangat teliti.
Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan melebihi
ketelitian alat yang paling sensitif. Bagian organ tubuh yang berperan dalam
pengindraan adalah mata, telinga, indra pencicip, indra pembau dan indra
perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indra memberikan kesan atau
tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan,
intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik.
2.4.1 Persiapan Uji Organoleptik
Dalam melakukan persiapan pengujian, berikut hal yang perlu
dipersiapkan terlebih dahulu :
1. Panel
Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan
panelis yang bertindak sebagai instrument atau alat. Panel adalah
47
orang atau kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu
komoditi berdasarkan kesan subjektif. Orang yang menjadi
anggota panel disebut panelis. Terdapat tujuh macam panel
dalam penilaian organoleptik, yaitu panel perseorangan, panel
terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel tak terlatih,
panel konsumen, dan panel anak-anak. Masing-masing penilaian
didasarkan pada keahlian dalam melakukan penilaian
organoleptik.
a. Panel Perseorangan
Merupakan orang yang sangat ahli dengan kepekaan
spesifik sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau
latihan-latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan
sangat mengenal sifat, peranan, dan cara pengolahan bahan
yang akan dinilai dan menguasai metode-metode analisis
organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan
menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi, bisa
dapat dihindari, penilaian cepat, efisien, dan tidak cepat
fatik. Panel perseorangan biasanya digunakan untuk
mendeteksi penyimpangan yang tidak terlalu banyak dan
mengenali penyebabnya. Keputusan yang dihasilkan
sepenuhnya hanya seorang saja.
b. Panel Terbatas
Terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan
tinggi. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-faktor
dalam penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara
pengolahan serta pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir.
Keputusan diambil setelah berdiskusi diantara angota-
anggotanya.
48
c. Panel Terlatih
Terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan
cukup baik. Untuk menjadi panelis terlatih perlu didahului
dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini dapat menilai
beberapa sifat rangsangan, sehingga tidak terlampau
spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara
statistik.
d. Panel Agak Terlatih
Terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih
untuk mengetahui sifat sensorik tertentu. Panel agak
terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji
kepekaannya terlebih dahulu.
e. Panel Tidak Terlatih
Terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial, dan
pendidikan. Panel tidak terlatih hanya diperbolehkan
menilai sifat-sifat organoleptik yang sederhana seperti sifat
kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji
pembedaan. Untuk itu panel tidak terlatih biasanya terdiri
dari orang dewasa dengan komposisi panelis pria dengan
panelis wanita.
f. Panel Konsumen
Terdiri dari 30 hingga 100 orangnya tergantung pada
target pemasaran suatu komoditi. Mempunyai sifat yang
sangat umum dan dapat ditentukan berdasarkan daerah atau
kelompok tertentu.
g. Panel Anak-anak
Menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun. Panelis
anak-anak sebaiknya dilakukan secara bertahap, yaitu
49
dengan pemberitahuan atau undangan bermain bersama,
kemudian dipanggil untuk diminta responnya terhadap
produk yang dinilai dengan alat bantu gambar seperti
boneka, doraemon yang sedang sedih, biasa dan tertawa.
2.4.2 Laboratorium Penilaian Organoleptik
Laboratorium penilaian organoleptik adalah suatu
laboratorium yang menggunakan manusia sebagai alat pengukur
berdasarkan kemampuan penginderaannya. Laboratorium ini perlu
persyaratan tertentu agar diperoleh reaksi kejiwaan yang jujur dan
murni tanpa pengaruh faktor-faktor lain.
1. Unsur-Unsur Penting dalam Laboratorium Penilaian
Organoleptik
a. Suasana : meliputi kebersihan, ketenangan menyenangkan,
kerapian, teratur serta cara penyajian yang estetis.
b. Ruang : meliputi ruang penyiapan sampel atau dapur, ruang
pencicipan, ruang tunggu para panelis dan ruang pertemuan
para panelis.
c. Peralatan dan Sarana : meliputi alat penyiapan sampel, alat
penyajian sampel, dan alat komunikasi (sistem lampu,
formatisian, format instruksi, alat tulis).
2. Persyaratan Laboratorium Penilaian Organoleptik
Untuk menjamin suasana tenang seperti tersebut di atas
diperlukan persyaratan-persyaratan khusus di dalam
laboratorium.
a. Isolasi : agar tenang maka laboratorium harus terpisah dari
ruang lain atau kegiatan lain, pengadaan suasana santai
diruang tunggu, dan tiap anggota perlu bilik pencicip
tersendiri.
50
b. Kedap Suara : bilik pencicip harus kedap suara, laboratorium
harus dibangun jauh dari keramaian.
c. Kadar Bau : ruang penilaian harus bebas bau-bauan asing
dari luar (bebas bau parfum atau rokok panelis), jauh dari
pembuangan kotoran dan ruang pengolahan.
d. Suhu dan Kelembaban : suhu ruang harus dibuat tetap seperti
suhu kamar (20- 250C) dan kelembaban diataur sekitar 60%.
e. Cahaya : cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan tidak
terlalu redup.
2.4.3 Bilik Pencicip (Booth)
Bilik pencicip terdapat dalam ruang pencicipan, bilik ini
berupa sekatan-sekatan dengan ukuran panjang 60-80 cm dan lebar
50-60 cm. Bilik pencicip berupa bilik yang terisolir dan cukup untuk
duduk satu orang panelis. Hal ini dimaksudkan agar tiap panelis
dapat melakukan penilaian secara individual. Tiap bilik pencicip
dilengkapi dengan :
1. Jendela (untuk memasukkan sampel yang diuji).
2. Meja (untuk menulis atau mencatat kesan, tempat meletakkan
sampel, gelas air kumur).
3. Kursi bundar.
4. Kran pipa air, penampung air buangan.
2.4.4 Dapur Penyiapan Sampel
Dapur penyiapan sampel harus terpisah tetapi tidak terlalu jauh
dari ruang pencicipan. Bau-bauan dari dapur tidak boleh mencemari
ruang pencicipan. Kesibukan penyiapan sampel tidak boleh terlihat
atau terdengar panelis di ruang pencicipan.
51
2.4.5 Persiapan Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik merupakan tim kerjasama yang
diorganisasi secara rapi dan disiplin serta dalam suasana antusiasme
dan kesungguhan tetapi santai. Hal ini perlu agar data penilaian
dapat diandalkan.
1. Organisasi Pengujian Ada empat unsur penting yang terkait
dalam pelaksanaan pengujian organoleptik, yaitu pengelola
pengujian (disebut penguji), panel, seperangkat sarana
pengujiandan bahan yang dinilai.
2. Komunikasi Penguji dan Panelis Keandalan hasil penilaian atau
kesan sangat tergantung pada ketepatan komunikasi antara
pengelola dengan panelis. Informasi diberikan secukupnya, tidak
kurang agar dapat dipahami panelis tetapi tidak berlebih supaya
tidak bias.
Ada tiga tingkat komunikasi antara penguji dan panelis, yaitu :
1. Penjelasan umum tentang : yaitu pengertian praktis, kegunaan,
kepentingan, peranan, dan tugas panelis. Hal ini diberikan dalam
bentuk ceramah atau diskusi.
2. Penjelasan khusus : yaitu disesuaikan dengan jenis komoditi
tertentu,cara pengujian, dan tujuan pencicipan. Penjelasan ini
diberikan secara lisan menjelang pelaksanaan atau secara tulisan,
2 atau 3 hari sebelum pelaksanaan.
3. Instruksi : yaitu berisi pemberian tugas kepada panelis untuk
menyatakan kesan sensorik tiap melakukan pencicipan.
4. Instruksi harus jelas agar mudah dipahami, singkat agar cepat
ditangkap artinya. Instruksi dapat diberikan secara lisan segera
sebelum masuk bilik pencicip, atau secara tulisan dicetak dalam
format pertanyaan. Format pertanyaan (questioner) : harus
memuat unsur-unsur format yang terdiri dari informasi, instruksi
52
dan responsi. Format pertanyaan harus disusun secara jelas,
singkat dan rapi.
2.4.6 Metode Pengujian Organoleptik
Cara-cara pengujian organoleptik dapat digolongkan dalam
beberapa kelompok :
a. Kelompok Pengujian Pembedaan (Defferent Test)
b. Kelompok Pengujian Pemilihan atau Penerimaan
c. Kelompok Pengujian Skalar
d. Kelompok Pengujian Diskripsi
Kelompok uji pembedaan dan uji pemilihan : banyak
digunakan dalam penelitian analisa proses dan penilaian hasil akhir.
Kelompok uji skalar dan uji diskripsi banyak digunakan dalam
pengawasan mutu (Quality Control). Hal penting dalam uji
pemilihan dan uji skalar diperlukan sampel pembanding. Yang perlu
diperhatikan bahwa yang terutama dijadikan faktor pembanding
adalah satu atau lebih sifat sensorik dari bahan pembanding itu. Jadi
sifat lain yang tidak dijadikan faktor pembanding harus diusahakan
sama dengan contoh yang diujikan. Biasanya yang digunakan
sebagai sampel pembanding adalah komoditi baku, komoditi yang
sudah dipasarkan, atau bahan yang telah diketahui sifatnya.
Metode pengujian organoleptik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kelompok Pengujian Pemilihan atau
Penerimaan (Preference Test atau Acceptance Test). Uji penerimaan
menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau qualitas suatu
bahan yang menyebabkan orang menyenangi. Pada uji ini panelis
mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang berhubungan
dengan kesukaan atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat
sensoris atau qualitas yang dinilai. Uji penerimaan lebih subyektif
53
dari uji pembedaan. Tujuan uji penerimaan ini untuk mengetahui
apakah suatu komoditi atau sifat sensorik tertentu dapat diterima
oleh masyarakat. Uji ini tidak dapat untuk meramalkan penerimaan
dalam pemasaran. Hasil uji yang menyakinkan tidak menjamin
komoditi tersebut dengan sendirinya mudah dipasarkan. Uji
penerimaan ini meliputi:
a. Uji Hedonik
Pada uji ini panelis mengemukakan tanggapan pribadi suka atau
tidak suka, disamping itu juga mengemukakan tingkat
kesukaannya. Tingkat kesukaan disebut juga skala hedonik.
Skala hedonik ditransformasi ke dalam skala numerik dengan
angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik
tersebut dapat dilakukan analisa statistik.
b. Uji Mutu Hedonik
Pada uji ini panelis menyatakan kesan pribadi tentang baik atau
buruk (kesan mutu hedonik). Kesan mutu hedonik lebih spesifik
dari kesan suka atau tidak suka, seperti empuk – keras untuk
daging, pulen – keras nasi, dan dapat bersifat lebih umum : baik
– buruk, enak – tidak enak.
2.4.7 Hasil Penelitian yang Relevan
Menurut Raslianti Ikhlasiah (2012) dalam penelitian yang
berjudul Pembuatan Yoghurt dengan Penambahan Buah Alpukat
menyatakan bahwa tujuan penelitian ini untuk memperoleh
campuran yoghurt terbaik antara susu dengan buah alpukat
menggunakan metode acak lengkap. Berdasarkan penelitian tersebut
yoghurt menggunakan penambahan buah alpukat memiliki tekstur
yang lebih lembut, lebih creamy, rasa yang lebih enak dan aroma
khas buah alpukat. Dari hasil penelitian diperoleh hasil yang paling
baik untuk menghasilkan yoghurt dengan penambahan alpukat
54
dengan jumlah daging alpukat yang telah dihaluskan sebear 30%
dengan perbandingan 100 gram yoghurt.
Menurut Arief Tegar (2013) dalam penelitian yang berjudul
Penambahan Sari Jagung Manis Dalam Pembuatan Yoghurt
menyatakan bahwa tujuan penelitian ini untuk memperoleh rasa
yoghurt terbaik menggunakan pemanis alami yang lebih baik
kandungan gizinya dibandingkan dengan pemanis yang terdapat
pada gula. metode ini menggunakan metode eksperimen dan metode
analisis. Berdasarkan penelitian ini penambahan sari jagung dalam
pembuatan yoghurt lebih menghasilkan rasa yang lebih enak. Dalam
proses penelitian jagung yang telah dipipil kemudian dihaluskan lalu
disaring menggunakan kain bersih yang bertujuan untuk
mendapatkan sari jagung manis dengan sempurna hingga tidak
tersisa ampasnya sedikitpun. Yoghurt yang berbahan tambah sari
jagung manis tersebut telah memenuhi standar yang penulis inginkan
dengan rasa yoghurt yang enak dan memiliki aroma khas jagung
manis.
Menurut Rizky Awalliah (2014) dalam tugas akhir yang
berjudul Studi Produk Pembuatan Vla Berbahan Dasar Buah Naga
Merah menyatakan bahwa dari eksperimen yang dilakukan
berdasarkan lembar uji hedonik yang diisi oleh 30 panelis, dan dari
ketiga kode sampel dengan semua aspek yang dinilai, penulis
menyatakan kode sample V2 adalah yang terbaik dari kedua sampel
yang lain, dengan presentase tingkat kesukaan 88,5%. Sedangkan
untuk kode sampel V3 menempati urutan kedua dengan prsentase
tingkat kesukaan 86,7 & dan kode sample V1 diurutkan terakhir
dengan presentase tingkat kesukaan 84,5%. Sebanyak 18 panelis
mengatakan lebih menyukai vla buah naga merah kode V3.
55
2.4.8 Kerangka Berpikir
Buah naga (hylocereus costaricensis) merupakan salah satu
potensi lokal khas Balikpapan. Melimpahnya produksi buah naga
(hylocereus costaricensis) yang ada di Kalimantan Timur khususnya
Balikpapan menjadi peluang untuk dapat dilakukan inovasi produk
atau diversifikasi produk buah naga. Maraknya kuliner Nusantara
yang tinggi maka penelitian ini menciptakan inovasi dengan bahan
dasar buah naga. Pada pembuatan silky pudding tersebut memadukan
yoghurt dan bahan potensi lokal Balikpapan yang tinggi yaitu buah
naga. Buah naga yang digunakan dalam penelitian ini adalah yoghurt
plain, buah naga (hylocereus costaricensis) jenis super red dan
pudding jenis silky pudding.
Dalam pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga
dengan penambahan yoghurt 200 gram dan buah naga 100 gram,
yogurt 200 gram dan buah naga 150 gram, yoghurt 200 gram dan
buah naga 200 gram.
Setelah dilakukan uji coba maka akan dilanjutkan dengan
pengujian hedonik dan mutu hedonik untuk mengetahui tingkat
kesukaan konsumen/panelis terhadap yoghurt dan buah naga dan
kualitas silky pudding yoghurt dan buah naga ditinjau dari aspek
rasa, warna dan tekstur. Berikut gambar kerangka berpikir.
56
Gambar 2.14 Kerangka Berpikir
Sumber : Penulis
Silky Pudding Yoghurt
dan Buah Naga
Uji Produk Organoleptik
Uji Hedonik Uji Mutu Hedonik
Silky Pudding Yoghurt dan
Buah Naga
Proses pembuatan
produk
Pemilihan buah naga
Hasil Produk
57
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua tahap penelitian, yaitu tahap pertama
penelitian pendahuluan dan tahap kedua penelitian lanjutan.
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitan pendahuluan dilakukan untuk menguji standar resep
produk yoghurt dan buah naga (hylocereus costaricensis) pada silky
pudding. Pada tahap ini penelitian yang digunakan adalah eksperimen.
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta diadakannya
kontrol terhadap variable tertentu.
2. Penelitian Lanjutan
Penelitian lanjutan digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan
konsumen atau panelis dan kualitas silky pudding yoghurt dan buah naga
ditinjau dari aspek warna, tekstur, dan rasa. Adapun jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian organoleptik yaitu uji kesukaan atau uji
hedonik dan uji kualitas atau uji mutu hedonik.
B. Waktu dan Tempat Objek Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada :
Waktu : Pada bulan Mei 2017 sampai Juni 2017.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada :
Tempat : Rumah penulis
Alamat : Jalan Padat Karya RT 10 No. 55, Balikpapan Utara
58
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Adapun populasi, sampel, dan teknik sampling yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut :
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi sumber penarikan
sampel untuk pengukuran statistik (Komaruddin, 2000). Objek atau nilai
yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau elemen
populasi. Unit analisis dapat berupa orang, perusahaan, media, dan
sebagainya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau
subjek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki
oleh subjek atau objek itu. Maka dalam penelitian ini populasi
pendahuluan yang digunakan adalah Buah Naga Merah (hylocereus
costaricensis) jenis Super Red yang ada di Kota Balikpapan. Sedangkan
populasi untuk penelitian lanjut adalah mahasiswa/i program Studi Tata
Boga Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Sampel
Menurut Komaruddin (2000), Sampel merupakan suatu bagian dari
populasi yang sifat-sifatnya diteliti untuk memperoleh informasi mengenai
keseluruhan. Objek atau nilai yang diteliti dalam sampel dapat disebut
dengan unit sampel. Unit sampel dapat dikatakan sama dengan unit
analisis, tetapi mungkin dapat dikatakan tidak pula.
Penulis akan lebih fokus pada syarat yang akan dipenuhi oleh
sampel agar dapat dikatakan dengan sampel yang baik. Khusus dalam
penentuan sampel, diperlukan penjelasan teknik sampling yang digunakan
untuk memperoleh sampel yang refresentatif termasuk besarnya sampel.
Sampel yang refresentatif maksudnya sampel yang benar-benar
mencerminkan populasinya.
59
a. Sampel Penelitian Pendahuluan
Sampel dalam penelitian tahap ini adalah buah naga (Hylocereus
costaricensis) jenis super red, buah naga merah mempunyai warna
lebih terang dan rasa manis sehingga akan memberikan warna merah
muda yang maksimal dan rasa khas buah naga yang melekat. Oleh
karena itu dalam penulisan data, menentukan sampel untuk
menghasikan hasil penelitian, memerlukan buah naga (hylocereus
costaricensis) jenis super red dengan jumlah 450 gram terhadap
yoghurt dan buah naga dengan melakukan 3 kali penelitian dimana
pada percobaan pertama menggunakan 100 gram buah naga,
percobaan kedua menggunakan 150 gram buah naga, serta pada
percobaan ketiga menggunakan 200 gram buah naga.
b. Sampel Penelitian Lanjutan
Sampel yang penulis gunakan dalam penelitian tahap ini adalah
panelis agak terlatih yang berjumlah 25 orang dari program studi Tata
Boga semester 4 Politeknik Negeri Balikpapan.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang akan penulis lakukan dengan pengambilan
sample dengan menambahkan buah naga pada pembuatan yoghurt dan
buah naga, yang akan berpengaruh terhadap rasa, warna, dan tekstur pada
silky pudding ini. Langkah pertama yang dilakukan adalah pemilihan susu,
pembuatan yoghurt. Langkah kedua pemilihan buah naga yang berkualitas
baik, penghalusan buah naga. Langkah ketiga membuat silky pudding.
Teknik pengolahan silky pudding dengan cara boiled. Untuk penelitian
lanjutan, pengujian penelitian ini, menggunakan metode teknik sampling
Nonprobilitas yaitu teknik purposif (purposive sampling) dimana peneliti
secara sengaja menentukan panelis yang akan menguji hasil produk
berdasarkan tujuan penelitian. Adapun panelis yang digunakan dalam
penelitian adalah panelis agak terlatih, yakni 25 orang.
60
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pencatatan peristiwa-peristiwa atau
hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang dan
mendukung penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan tekniki-teknik sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan adalah buku panduan yang digunakan dalam
membuat tinjauan pustaka mengenai bahasan yang akan disajikan pada
penulisan laporan penelitian, dan mencari sumber serta data
pendukung lainnya dari internet, majalah, dan surat kabar.
b. Eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan melakukan suatu
percobaan, dimana hasil penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk
suatu Tugas Akhir.
c. Angket menurut Komaruddin (2000) Suatu instrumen riset yang
dipergunakan untuk menetapkan jawaban-jawaban atas sejumlah
pertanyaan melalui formulir yang akan diisi oleh responden sendiri.
Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data factual. Penggunaan
Kuisioner jauh lebih efisien bila ditinjau dari segi waktu dan biaya.
Penulis yang akan membagikan kuisioner sebaiknya menjelaskan
terlebih dahulu maksud dan tujuan dari penelitian serta menjelaskan
pertanyaan yang dianggap belum dapat dipahami.
d. Dokumentasi yang dikakukan adalah dengan mengambil gambar
bahan pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga, proses
pembuatan yoghurt dan buah naga, dan pembuatan silky pudding.
61
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat atau suatu fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian bertujuan untuk
mengetahui daya terima kesukaan konsumen terhadap sifat organoleptik
yang meliputi aspek warna, tekstur, dan rasa menggunakan lembar uji
penilaian. Uji organoleptik biasanya meliputi 3 aspek yakni, warna,
tekstur, dan rasa. Penelitian ini penulis menggunakan dua alat instrument
pengumpulan data yang dijabarkan sebagai berikut ini :
a. Uji Hedonik
Uji hedonik disebut juga uji kesukaan. Panelis dimintakan tanggapan
pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan).
Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau
kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam
hal “suka” dapat mempunyai skala hedonik seperti : sangat suka, suka,
agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak suka” dapat
mempunyai skala hedonik seperti tidak suka dan sangat tidak suka
(Soewarno, 1985). Dalam penelitian yang penulis lakukan mempunyai
uji organoleptik terhadap silky pudding yoghurt dan buah naga dilihat
dari ketiga aspek tersebut yang meliputi dalam segi warna, tekstur dan
rasa. Berikut adalah kerangka penilaian pada angket uji hedonik.
62
Table 3.1 Angket Uji Hedonik
Aspek
Penelitian
Skala Hedonik Skala
Angka
Kode Sample
S1 S2 S3
Warna Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Tekstur Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Rasa Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
b. Uji Mutu Hedonik
Uji mutu hedonik adalah uji hedonik yang lebih spesifik untuk suatu
jenis mutu tertentu. Uji hedonik biasanya bertujuan untuk mengetahui
respon panelis terhadap sifat mutu yang umum, dalam penelitian ini
panelis akan menjawab instrumen dengan bobot dengan nilai yang
sudah ditentukan. Kategori warna, nilai 5 sangat menarik, nilai 4
menarik, nilai 3 tidak menarik. Kategori tekstur, nilai 5 sangat lembut,
nilai 4 lembut, nilai 3 tidak lembut. Berikut adalah kerangka penilaian
uji mutu hedonik, dan kategori rasa, nilai 5 sangat enak dan sangat
terasa yoghurt dan buah naga, nilai 4 enak dan terasa yoghurt dan buah
naga, nilai 3 tidak enak dan tak terasa yoghurt dan buah naga.
63
Table 3.2 Angket Uji Mutu Hedonik
Aspek
Penelitian
Skala Mutu
Hedonik
Skala
Angka
Kode Sample
S1 S2 S3
Warna Sangat Menarik 5
Menarik 4
Agak Menarik 3
Tidak Menarik 2
Sangat Tidak
Menarik
1
Tekstur Sangat Lembut 5
Lembut 4
Agak Lembut 3
Tidak Lembut 2
Sangat Tidak
Lembut
1
Rasa
Sangat Terasa
Yoghurt dan Buah
Naga
5
Terasa Yoghurt dan
Buah Naga 4
Agak Terasa
Yoghurt dan Buah
Naga
3
Tidak Terasa
Yoghurt dan Buah
Naga
2
Sangat Tidak Terasa
Yoghurt dan Buah
Naga
1
E. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah seluruh data terkumpul, dan
dikelompokkan berdasarkan suatu variable dan jenis responden. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik.
Analisa pengolahan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah dengan cara mentransformasikan skala hedonik menjadi skala numerik
dengan angka menaik dan angka menurun pada tingkat kesukaan serta
64
penilaian mutu hedonik. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis
statistik deskriptif dan analisa one way anova dengan menggunakan program
SPSS 20,0 For Windows untuk melihat tingkat kesukaan panelis dan mutu
hedonik silky pudding dengan penambahan yoghurt dan buah naga yang
meliputi aspek warna, tekstur, dan rasa.
F. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir sebagai
berikut :
1. Tahapan Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
2. Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian
1. Susu
Pada pembuatan yoghurt dan buah naga, susu murni diganti dengan
susu UHT (Ultra High Temperature) tanpa rasa.
2. Yoghurt Plain
Yoghurt Plain dalam pembuatan yoghurt dan buah naga menggunakan
merk Biokul dengan bakteri aktif.
Pemilihan Bahan Pembuatan
Yoghurt
Pembuatan Silky
Pudding Yoghurt
Buah Naga
Pendinginan Silky
Pudding Yoghurt
Buah Nga
65
3. Buah Naga
Buah naga jenis Hylocereus Costaricensis dalam pembuatan yoghurt
dan buah naga karena buah naga super red lebih merah mempunyai
warna lebih terang dan rasa manis sehingga akan memberikan warna
merah muda yang maksimal dan rasa khas buah naga yang melekat.
4. Bahan Pemanis
Bahan pemanis yang digunakan dalam pembuatan yoghurt dan buah
naga adalah jenis gula pasir, fungsinya untuk memberikan rasa manis
pada yoghurt sebagai pengawet alami.
5. Bahan Puding
Bahan puding yang digunakan dalam pembutan silky pudding yoghurt
dan buah naga adalah campuran agar-agar dan jelly.
3. Peralatan Yang Digunakan Dalam Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Kompor
Digunakan sebagai media untuk memasak pada pengolahan silky
pudding yoghurt dan buah naga. Kompor yang digunakan yaitu
kompor gas, kompor minyak, ataupun kompor listrik. Penulis memilih
kompor gas dalam proses penelitiannya.
2. Blender
Blender digunakan untuk menghaluskan bahan hingga menjadi puree.
3. Sauce Pan
Sauce pan merupakan peralatan masak yang terbuat dari stainless steel
yang diletakan diatas kompor dan digunakan untuk wadah saat
memasak.
66
4. Bowl
Tempat meletakan semua bahan sebelum diolah. Jenis bowl ada yang
terbuat dari stainless steel, plastik, dan keramik. Penulis memilih bowl
dengan material plastik dengan kualitas terbaik.
5. Pisau
Dalam segala aktifitas memotong pada penelitian ini, penulis
mengunakan pisau sebagai alat pemotongnya. Jenis pisau yang penulis
gunaakan adalah jenis pisau dapur biasa.
6. Frying Spatula
Frying spatula digunakan pada saat mengaduk bahan. Material frying
spatula yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah frying
wooden spatula.
7. Scales (Timbangan)
Timbangan ada yang digital disebut digital scale dan ada yang manual.
Timbangan digunakan untuk mengukur bahan-bahan dalam satuan
gram, seperti menimbang yoghurt dan buah naga. Dan penulis
menggunakan timbangan digital dalam penelitian ini.
67
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Pembuatan Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga dengan
Penambahan Yoghurt 200 gram dan Buah Naga 100 gram, 150 gram,
dan 200 gram
a. Pelaksanaan Formula I
Pada eksperimen pertama dilakukan pada tanggal 12 Juni 2017
di rumah penulis, dengan penambahan yoghurt sebesar 200 gram dan
buah naga sebesar 100 gram dalam pembuatan silky pudding yoghurt
dan buah naga. Penambahan yoghurt sebesar 200 gram di dapat dari
resep acuan pembuatan puding stoberi yoghurt dari tabloid nova edisi
6 April 2011. Penulis menambahkan buah naga sebesar 100 gram
karena penambahan buah naga sebesar 50 gram tidak terasa buah naga.
Pada acuan resep taro silky pudding penulis mengubah takaran susu
cair menjadi 200 ml, karena susu cair yang digunakan adalah susu cair
full cream sehingga tidak ditambahkan lagi krim cair. Pada acuan
resep taro silky pudding penulis mengubah takaran gula pasir menjadi
30 gram, karena kurang manis. Hasil yang diperoleh adalah memiliki
warna yang terang, tekstur silky pudding lembut, rasa terasa yoghurt
dan terasa buah naga.
68
Tabel 4.1 Resep Pada Formula Pertama
No. Nama Bahan Jumlah
1. Yoghurt Plain 200 gram
2. Buah Naga 100 gram
3. Susu Cair Full Cream 200 ml
4. Bubuk Jelly 2 gram
5. Gula Pasir 30 gram
Proses formula pertama :
1. Haluskan buah naga dengan blender.
2. Campur dengan yoghurt plain, aduk hingga tercampur rata.
3. Panaskan susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir dalam panci. Aduk
hingga larut dan mendidih.
4. Matikan api. Masukkan yoghurt dan buah naga.
5. Tuang silky pudding ke dalam pudding cup. Tunggu hingga dingin.
Masukkan ke dalam kulkas.
Gambar 4.1 Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga Formula I
b. Pelaksanaan Formula II
Pada eksperimen kedua dilakukan pada tanggal 12 Juni 2017 di
rumah penulis, dengan penambahan yoghurt sebesar 200 gram dan
buah naga sebesar 150 gram dalam pembuatan silky pudding yoghurt
dan buah naga. Bahan yang ditambahkan sama dengan acuan resep
69
pada formula 1. Hasil yang diperoleh adalah memiliki warna yang
sangat terang, tekstur silky pudding lembut, rasa terasa yoghurt dan
sangat terasa buah naga.
Tabel 4.2 Resep Pada Formula Kedua
No. Nama Bahan Jumlah
1. Yoghurt Plain 200 gram
2. Buah Naga 150 gram
3. Susu Cair 200 ml
4. Bubuk Jelly 2 gram
5. Gula Pasir 30 gram
Proses formula kedua :
1. Haluskan buah naga dengan blender.
2. Campur dengan yoghurt plain, aduk hingga tercampur rata.
3. Panaskan susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir dalam panci. Aduk
hingga larut dan mendidih.
4. Matikan api. Masukkan yoghurt dan buah naga.
5. Tuang silky pudding ke dalam pudding cup. Tunggu hingga dingin.
Masukkan ke dalam kulkas.
Gambar 4.2 Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga Formula II
c. Pelaksanaan Formula III
Pada eksperimen ketiga dilakukan pada tanggal 12 Juni 2017 di
rumah penulis, dengan penambahan yoghurt sebesar 200 gram dan
70
buah naga sebesar 200 gram dalam pembuatan silky pudding yoghurt
dan buah naga. Bahan yang ditambahkan sama dengan acuan resep
pada formula 1. Hasil yang diperoleh adalah memiliki warna yang
sangat terang, tekstur silky pudding sangat lembut, rasa terasa yoghurt
dan sangat terasa buah naga.
Tabel 4.3 Resep Pada Formula Ketiga
No. Nama Bahan Jumlah
1. Yoghurt Plain 200 gram
2. Buah Naga 200 gram
3. Susu Cair 200 ml
4. Bubuk Jelly 2 gram
5. Gula Pasir 30 gram
Proses formula ketiga :
1. Haluskan buah naga dengan blender.
2. Campur dengan yoghurt plain, aduk hingga tercampur rata.
3. Panaskan susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir dalam panci. Aduk
hingga larut dan mendidih.
4. Matikan api. Masukkan yoghurt dan buah naga.
5. Tuang silky pudding ke dalam pudding cup. Tunggu hingga dingin.
Masukkan ke dalam kulkas.
Gambar 4.3 Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga Formula III
71
Perbedaan dari ketiga sampel silky pudding yoghurt dan
buah naga jenis super red dengan perbandingan yoghurt sebesar
200 gram dan buah naga sebesar 100 gram, 150 gram, dan 200
gram di lihat dari proses pembuatannya sama, hanya perbandingan
buah naga yang berbeda pada setiap sampel. Perbedaan dari segi
warna silky pudding dengan perbandingan yoghurt sebesar 200
gram dan buah naga sebesar 100 gram, 150 gram, dan 200 gram
mempunyai warna yang berbeda karena semakin banyak buah
naga yang digunakan maka produk tersebut semakin cerah, dari
segi tekstur ada perbedaan karena semakin banyak buah naga yang
digunakan maka tekstur silky pudding semakin lembut, dari segi
rasa semakin banyak buah naga yang digunakan maka semakin
terasa buah naga dan rasa asam pada yoghurt semakin berkurang.
2. Poses Pembuatan Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
Pada proses pembuatan yoghurt dan buah naga, ada beberapa tahap
yang harus dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut:
a. Menyiapkan Bahan
Setelah itu peneliti menyiapkan bahan sesuai resep dengan tujuan agar
pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga yang dihasilkan dapat
memenuhi standar resep.
Gambar 4.4 Bahan – bahan
72
b. Merebus Bahan
Merebus bahan seperti susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir.
Gambar 4.5 Perebusan Bahan
c. Penyajian
Silky pudding yoghurt dan buah naga siap dihidangkan.
Gambar 4.6 Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
B. Pembahasan
1. Uji Hedonik
Uji hedonik merupakan suatu uji organoleptik yaitu suatu kegiatan
pengujian yang dilakukan oleh beberapa panelis yang mana memiliki
tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan konsumen
tersebut terhadap suatu produk tertentu, pada penelitian ini apakah ada
pengaruh pada penambahan buah naga jenis super red terhadap warna,
tekstur, dan rasa dalam pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga.
Pada penelitian uji hedonik ini penulis mengambil 25 orang panelis agak
terlatih yaitu dari Program Studi Tata Boga semester 4 Politeknik Negeri
73
Balikpapan. Dan pada penelitian ini penulis mengolah data menggunakan
SPSS 20.0 For windows untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, serta
mengetahui perbedaan dari aspek warna, tekstur, dan rasa pada yoghurt
dan buah naga.
a. Uji Hedonik Warna
1. Uji Hedonik Warna Formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, selanjutnya 4 orang responden
(16%) menyatakan tidak suka, sebanyak 11 orang responden
(44%) menyatakan agak suka, sebagian besar 8 orang responden
(32%) menyatakan suka dan 2 orang responden (8%) menyatakan
sangat suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel. 4.4 Uji Hedonik Warna Formula 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 4 16.0 16.0 16.0
3 11 44.0 44.0 60.0
4 8 32.0 32.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji Hedonik Warna Formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa silky pudding dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak
150 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka, sebanyak 1 orang responden (4%) menyatakan
74
tidak suka, sebanyak 6 orang responden (24%) menyatakan agak
suka, sebagian besar 14 orang responden (56%) menyatakan suka
dan 4 orang responden (16%) menyatakan sangat suka, seperti
yang terlihat pada tabel dan histogram berikut :
Tabel 4.5 Uji Hedonik Warna Formula 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 6 24.0 24.0 28.0
4 14 56.0 56.0 84.0
5 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
3. Uji Hedonik Warna Formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa silky pudding dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak
200 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
sangat tidak suka dan tidak suka, sebanyak 3 orang responden
(12%) menyatakan agak suka, sebagian besar 14 orang responden
(56%) menyatakan suka dan 8 orang responden (32%) menyatakan
sangat suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Uji Hedonik Warna Formula 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 3 12.0 12.0 12.0
4 14 56.0 56.0 68.0
5 8 32.0 32.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
75
Berdasarkan nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
100 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,32. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada warna silky pudding yoghurt dan buah naga
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 100 gram
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 150 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 3,84. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada warna silky pudding yoghurt dan buah naga
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 150 gram
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 200 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 4,20. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada warna silky pudding yoghurt dan buah naga
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 200 gram
buah naga jenis super red.
Secara keseluruhan rata – rata panelis menyatakan suka
terhadap warna silky pudding yoghurt dan buah naga dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak
100 gram, 150 gram, dan 200 gram. Panelis lebih menyukai warna
silky pudding yoghurt dan buah naga dengan penambahan yoghurt
sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 200 gram. Yang
membedakan dari aspek warna adalah warna cerah yang tedapat
pada silky pudding yoghurt dan buah naga, semakin banyak
penambahan buah naga semakin cerah warna silky pudding yoghurt
76
dan buah naga. Hal ini dapat dilihat pada jumlah mean yang
terdapat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Statistik Uji Hedonik Warna
S1 S2 S3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.32 3.84 4.20
Median 3.00 4.00 4.00
Mode 3 4 4
Minimum 2 2 3
Maximum 5 5 5
Sum 83 96 105
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
b. Uji Kesukaan atau Uji Hedonik Tekstur
1. Uji Kesukaan atau Uji Hedonik Tekstur Formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 4 responden (16%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 6 orang responden (24%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 12 orang responden (48%)
menyatakan suka dan 3 orang responden (12%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
77
Tabel 4.8 Uji Hedonik Tekstur Formula 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 4 16.0 16.0 16.0
3 6 24.0 24.0 40.0
4 12 48.0 48.0 88.0
5 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji hedonik tekstur formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebesar 200 gram dan buah naga
sebesar 150 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka dan tidak suka, sebanyak 6 orang
responden (24%) menyatakan agak suka, sebagian besar 17 orang
responden (68%) menyatakan suka dan 2 orang responden (8%)
menyatakan sangat suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Uji Hedonik Tesktur Formula 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 6 24.0 24.0 24.0
4 17 68.0 68.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
3. Uji hedonik tekstur formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap tekstur silky pudding dengan
penambahan yoghurt sebesar 200 gram dan buah naga sebesar 200
gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat
78
tidak suka dan tidak suka, sebanyak 3 orang responden (12%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 16 orang responden (64%)
menyatakan suka dan 6 orang responden (24%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Uji Hedonik Tekstur Formula 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 3 12.0 12.0 12.0
4 16 64.0 64.0 76.0
5 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
100 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,56. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada tekstur silky pudding yoghurt yang telah
ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 100 gram buah naga
jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
150 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,84. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada tekstur silky pudding yoghurt dan buah
naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 150
gram buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 200 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 4,12. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada tekstur silky pudding yoghurt dan buah
79
naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram buah naga jenis
super red.
Secara keseluruhan rata – rata panelis menyatakan suka
terhadap tekstur silky pudding yoghurt dan buah naga dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak
100 gram, 150 gram, dan 200 gram. Panelis lebih menyukai tekstur
silky pudding yoghurt dan buah naga dengan penambahan yoghurt
sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 200 gram. Menurut
peneliti dan beberapa panelis sebenarnya ada perbedaan tekstur
karena keseluruhannya dari pembuatan silky pudding yoghurt dan
buah naga dengan penambahan 100 gram, 150 gram, dan 200 gram
berbeda. Disebabkan penambahan buah naga yang berbeda pada
proses pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga. Hal ini
dapat dilihat pada jumlah mean yang terdapat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Statistik Uji Hedonik Tekstur
S1 S2 S3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.56 3.84 4.12
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Minimum 2 3 3
Maximum 5 5 5
Sum 89 96 103
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
80
c. Uji Hedonik Rasa
1. Uji hedonik rasa formula 1
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 8 orang responden (32%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 7 orang responden (28%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 9 orang responden (36%)
menyatakan suka dan 1 orang responden (4%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Uji Hedonik Rasa Formula 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 8 32.0 32.0 32.0
3 7 28.0 28.0 60.0
4 9 36.0 36.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji hedonik rasa formula 2
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 150 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 4 orang responden (16%)
tidak suka, sebanyak 8 orang responden (32%) menyatakan agak
suka, sebagian besar 11 orang responden (44%) menyatakan suka
dan 2 orang responden (8%) menyatakan sangat suka, seperti yang
terlihat pada tabel berikut :
81
Tabel 4.13 Uji Hedonik Rasa Formula 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 4 16.0 16.0 16.0
3 8 32.0 32.0 48.0
4 11 44.0 44.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
3. Uji hedonik rasa formula 3
Berdasarkan uji kesukaan terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 200 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 2 orang responden (8%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 8 orang responden (32%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 8 orang responden (32%)
menyatakan suka dan 7 orang responden (40%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Uji Hedonik Rasa Formula 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 8 32.0 32.0 40.0
4 8 32.0 32.0 72.0
5 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
82
Berdasarkan nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
100 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,12. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada rasa silky pudding yoghurt dan buah naga
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 100 gram
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 150 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 3,44. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada rasa silky pudding yoghurt dan buah naga
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 150 gram
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 200 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 3,80. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan suka pada rasa silky pudding yoghurt dan buah naga
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 200 gram
buah naga jenis super red.
Secara keseluruhan rata – rata panelis menyatakan suka
terhadap rasa silky pudding yoghurt dan buah naga sebanyak 100
gram, 150 gram, dan 200 gram. Panelis lebih menyukai rasa silky
pudding yoghurt dan buah naga dengan penambahan yoghurt
sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 200 gram. Yang
membedakan dari aspek rasa adalah rasa yoghurt yang terasa dan
buah naga yang terasa terdapat pada silky pudding yogurt dan buah
naga, semakin banyak penambahan buah naga semakin terasa silky
pudding yoghurt dan buah naga. Hal ini dapat dilihat pada jumlah
mean yang terdapat pada tabel sebagai berikut :
83
Tabel 4.15 Statistik Uji Hedonik Rasa
S1 S2 S3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.12 3.44 3.80
Median 3.00 4.00 4.00
Mode 4 4 3a
Minimum 2 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 78 86 95
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji Mutu Hedonik
Uji mutu hedonik adalah untuk mengetahui mutu produk apakah
sudah diterima dengan baik. Mutu hedonik menyatakan kesan tentang baik
atau buruk. Kesan baik atau buruk ini disebut kesan mutu hedonik
(Soewarno, 1985). Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian
ini untuk mengetahui daya terima panelis akan dilakukan uji kelayakan
dan untuk mengetahui perbedaan terhadap produk silky pudding yoghurt
dan buah naga yang meliputi warna, tesktur, dan rasa. Pada penelitian ini
penulis mengolah data dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 20.0
For Windows.
a. Uji Mutu Hedonik Warna
1. Uji Mutu Hedonik Warna Formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 5 orang responden (20%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 9 orang responden (36%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 9 orang responden (36%)
84
menyatakan suka dan 2 orang responden (8%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 5 20.0 20.0 20.0
3 9 36.0 36.0 56.0
4 9 36.0 36.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji mutu hedonik warna formula 2
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 150 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang responden (4%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 6 orang responden (24%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 16 orang responden (64%)
menyatakan suka dan 2 orang responden (8%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.17 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 6 24.0 24.0 28.0
4 16 64.0 64.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
85
3. Uji mutu hedonik warna formula 3
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap warna silky puddng
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 200 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka dan tidak suka, sebanyak 4 orang
responden (16%) menyatakan agak suka, sebagian besar 16 orang
responden (64%) menyatakan suka dan 5 orang responden (20%)
menyatakan sangat suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.18 Uji Mutu Hedonik Warna Formula 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 4 16.0 16.0 16.0
4 16 64.0 64.0 80.0
5 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
100 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,32. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan warna menarik pada silky pudding yoghurt buah dan
naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt 100 gram
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 150 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 3,76. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan warna menarik pada silky pudding yoghurt dan buah
naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 150
gram buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky
86
pudding yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan
200 gram yoghurt dan 200 gram buah naga jenis super red
didapatkan nilai rata – rata (mean) adalah 4,04. Hal ini menyatakan
bahwa panelis menunjukkan warna menarik pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt 200 gram buah naga jenis super red.
Secara keseluruhan rata – rata panelis menyatakan warna
menarik terhadap warna silky pudding yoghurt dan buah naga
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram, 150 gram, dan 200 gram. Panelis lebih
menyukai warna silky pudding yoghurt dan buah naga dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak
200 gram. Dikarenakan semakin banyak penambahan buah naga
jenis super red pada produk maka semakin terang warna pada silky
pudding, hal tersebut dipengaruhi oleh pigmen merah yang
mengandung Betalain yaitu pigmen yang mengandung nitrogen
dan terdiri dari betasianin yang memberi warna merah-violet.
(Jamilah, 2011) Hal ini dapat dilihat pada jumlah mean yang
terdapat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.19 Statistik Uji Mutu Hedonik Warna
S1 S2 S3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.32 3.76 4.04
Median 3.00 4.00 4.00
Mode 3a 4 4
Minimum 2 2 3
Maximum 5 5 5
Sum 83 94 101
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
87
b. Uji Mutu Hedonik Tekstur
1. Uji mutu hedonik tekstur formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram. Selanjutnya sebanyak 1 orang responden (4%)
yang menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang responden
(4%) menyatakan tidak suka, sebanyak 5 orang responden (20%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 13 orang responden (52%)
menyatakan suka dan 5 orang responden (20%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.20 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 1 4.0 4.0 4.0
2 1 4.0 4.0 8.0
3 5 20.0 20.0 28.0
4 13 52.0 52.0 80.0
5 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji mutu hedonik tekstur formula 2
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebnyak 150 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang responden (4%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 3 orang responden (12%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 20 orang responden (80%)
88
menyatakan suka dan 1 orang responden (4%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel dan histogram berikut :
Tabel 4.21 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 3 12.0 12.0 16.0
4 20 80.0 80.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
3. Uji mutu hedonik tekstur formula 3
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap tekstur silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 200 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang responden (4%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 3 orang responden (12%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 19 orang responden (76%)
menyatakan suka dan 2 orang responden (8%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.22 Uji Mutu Hedonik Tekstur Formula 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 3 12.0 12.0 16.0
4 19 76.0 76.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
89
Berdasarkan nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
100 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,80. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan pada silky pudding yoghurt dan buah naga yang telah
ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 100 gram buah naga
jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
150 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,84. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan tekstur lembut pada silky pudding yoghurt dan buah
naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 150
gram buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 200 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 3,88.
Panelis lebih menyukai tekstur silky pudding yoghurt dan buah
naga dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah
naga sebanyak 200 gram. Menurut peneliti dan beberapa panelis
sebenarnya ada perbedaan tekstur karena keseluruhannya dari
pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga dengan
penambahan 100 gram, 150 gram, dan 200 gram berbeda,
disebabkan penambahan buah naga yang berbeda pada proses
pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga. Semakin banyak
penambahan buah naga semakin lembut tekstur pada silky pudding.
Hal ini dapat dilihat pada jumlah mean yang terdapat pada tabel
sebagai berikut:
90
Tabel 4.23 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur
S1 S2 S3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.80 3.84 3.88
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Minimum 1 2 2
Maximum 5 5 5
Sum 95 96 97
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
c. Uji Mutu Hedonik Rasa
1. Uji mutu hedonik rasa formula 1
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang responden (4%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 10 orang responden (40%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 11 orang responden (44%)
menyatakan suka dan 3 orang responden (12%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
91
Tabel 4.24 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 10 40.0 40.0 44.0
4 11 44.0 44.0 88.0
5 3 12.0 12.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
2. Uji mutu hedonik rasa formula 2
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 150 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 2 orang responden (8%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 6 orang responden (24%)
menyatakan agak suka, sebagian besar 15 orang responden (60%)
menyatakan suka dan 2 orang responden (4%) menyatakan sangat
suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.25 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 6 24.0 24.0 32.0
4 15 60.0 60.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
92
3. Uji mutu hedonik rasa formula 3
Berdasarkan uji mutu hedonik terhadap rasa silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 200 gram. Selanjutnya tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka dan tidak suka, sebanyak 4 orang
responden (16%) menyatakan agak suka, sebagian besar 15 orang
responden (60%) menyatakan suka, dan 6 orang responden (24%)
menyatakan sangat suka, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.26 Uji Mutu Hedonik Rasa Formula 3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 4 16.0 16.0 16.0
4 15 60.0 60.0 76.0
5 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
Berdasarkan nilai rata – rata pada silky pudding yoghurt dan
buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan
100 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai rata – rata
(mean) adalah 3,64. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan rasa terasa yoghurt dan buah naga pada silky pudding
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 100 gram
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 150 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 3,76. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan rasa terasa yoghurt dan buah naga pada silky pudding
yang telah ditambahkan dengan 200 gram yoghurt dan 150 gram
93
buah naga jenis super red. Nilai rata – rata pada silky pudding
yoghurt dan buah naga yang telah ditambahkan dengan 200 gram
yoghurt dan 200 gram buah naga jenis super red didapatkan nilai
rata – rata (mean) adalah 4,08. Hal ini menyatakan bahwa panelis
menunjukkan rasa terasa yoghurt dan buah naga pada silky pudding
yang telah ditambahkan dengan 200 gram buah naga jenis super
red.
Secara keseluruhan rata – rata panelis menyatakan terasa
yoghurt dan buah naga terhadap silky pudding dengan penambahan
yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 100 gram, 150
gram, dan 200 gram. Panelis lebih menyukai silky pudding yoghurt
dan buah naga dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan
buah naga sebanyak 200 gram. Semakin banyak penambahan buah
naga jenis super red pada produk maka semakin terasa buah naga
pada silky pudding dan rasa asam pada yoghurt semakin berkurang,
hal tersebut dipengaruhi oleh rasa buah naga jenis super red yang
lebih manis karena kandungan glukosa alami (Sri, 2007). Hal ini
dapat dilihat pada jumlah mean yang terdapat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.27 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa
S1 S2 S3
N Valid 25 25 25
Missing 0 0 0
Mean 3.64 3.68 4.08
Median 4.00 4.00 4.00
Mode 4 4 4
Minimum 2 2 3
Maximum 5 5 5
Sum 91 92 102
Sumber : SPSS 20.0 For Windows (2017)
94
d. Uji Mutu Hedonik Aroma
1. Uji mutu hedonik aroma formula 1
Berdasarkan analisa penulis, uji mutu hedonik terhadap
aroma silky pudding dengan penambahan yoghurt sebanyak 200
gram dan buah naga sebanyak 100 gram. Hasil yang diperoleh
adalah tercium aroma asam yang khas dari yoghurt dan tercium
aroma kahs dari buah naga.
2. Uji mutu hedonik aroma formula 2
Berdasarkan analisa penulis, uji mutu hedonik terhadap
aroma silky pudding dengan penambahan yoghurt sebanyak 200
gram dan buah naga sebanyak 150 gram. Hasil yang diperoleh
adalah tericum aroma asam yang khas dari yoghurt dan tercium
aroma khas dari buah naga.
3. Uji mutu hedonik aroma formula 3
Berdasarkan analisa penulis, uji mutu hedonik terhadap
aroma silky pudding dengan penambahan yoghurt sebanyak 200
gram dan buah naga sebanyak 200 gram. Hasil yang diperoleh
adalah tercium aroma asam yang khas dari yoghurt dan sangat
terium aroma khas dari buah naga.
Secara keseluruhan ada perbedaan aroma silky pudding
dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga
sebanyak 100 gram, 150 gram, dan 200 gram. Semakin banyak
penambahan buah naga semakin tercium aroma khas dari buah
naga dan aroma khas dari yoghurt semakin berkurang.
95
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini penulis memiliki keterbatasan
penelitian yaitu :
1. Kurangnya ketersediaan buku atau referensi yang terkait dengan tanaman
buah naga, yoghurt, puding, dan kendala dalam mencari teori atau sumber
informasi dari internet karena banyaknya sumber yang kurang jelas
sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2. Keterbatasan waktu pada penelitian yang berdampak pada hasil penelitian
yang masih jauh dari sempurna, namun dalam hal ini produk yang
dihasilkan sesuai dan layak diterima oleh masyarakat.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan
melalui beberapa tahap – tahapan penelitian seperti mengumpulkan data –
data, menyebarkan angket, mengolah data, dan menganalisa data,
penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil eksperimen yoghurt dan buah naga dapat dijadikan
bahan tambahan dalam pembuatan silky pudding.
b. Tahap awal proses pembuatan silky pudding yoghurt dan buah naga
ada beberapa tahapan, yaitu mulai dari pemilihan bahan silky pudding,
penimbangan bahan silky pudding, pencampuran bahan silky pudding,
boiling bahan silky pudding, pendinginan silky pudding di lemari es,
dan peyajian.
c. Dari hasil uji hedonik ke 25 panelis dan menunjukkan bahwa nilai
mean pada aspek warna didapatkan bahwa rata-rata panelis suka (ϰ =
4,20) terhadap silky pudding yoghurt dan buah naga dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 100
gram, 150 gram, dan 200 gram. Pada aspek tekstur nilai mean yang
didapatkan (ϰ = 4,12) yang berarti rata – rata panelis suka terhadap
silky pudding yoghurt dan buah naga dengan penambahan yoghurt
97
d. sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 100 gram, 150 gram, dan
200 gram. Dari aspek rasa didapatkan nilai mean (ϰ = 3,80) hal ini
menunjukkan bahwa rata – rata panelis menyatakan suka terhadap
silky pudding yoghurt buh naga dengan penambahan yoghurt sebanyak
200 gram dan buah naga sebanyak 100 gram, 150 gram, dan 200 gram.
Berdasarkan perhitungan nilai total tingkat kesukaan dari aspek warna,
tekstur, dan rasa didapatkan panelis menyukai silky pudding yoghurt
dan buah naga dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan
buah naga sebanyak 200 gram.
e. Dari hasil uji mutu hedonik ke 25 panelis dan menunjukkan bahwa
nilai mean pada aspek warna didapatkan bahwa rata – rata panelis suka
(ϰ = 4,04) terhadap silky pudding yoghurt dan buah naga dengan
penambahan yoghurt sebanyak 200 gram dan buah naga sebanyak 100
gram, 150 gram, dan 200 gram. Pada aspek tekstur nilai mean yang
didapatkan (ϰ = 3,88) yang berarti rata-rata panelis suka terhadap silky
pudding yoghurt dan buah naga dengan penambahan yoghurt sebanyak
200 gram dan buah naga sebanyak 100 gram, 150 gram, dan 200 gram.
Dari aspek rasa didapatkan nilai mean (ϰ = 4,08) hal ini menunjukkan
bahwa rata – rata panelis menyatakan suka terhadap silky pudding
yoghurt buh naga dengan penambahan yoghurt sebanyak 200 gram
dan buah naga sebanyak 100 gram, 150 gram, dan 200 gram.
Berdasarkan perhitungan nilai total tingkat mutu hedonik dari aspek
warna, tekstur, dan rasa didapatkan panelis menyukai silky pudding
yoghurt dan buah naga dengan penambahan yoghurt sebanyak 200
gram dan buah naga sebanyak 200 gram.
98
B. Saran
Saran yang peneliti dapat berikan dari penelitian diatas sebagai berikut:
1. Perlunya ketersediaan buku atau referensi yang terkait dengan
tanaman buah naga, yoghurt, puding, dan sumber yang lebih jelas
sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar tidak
mendapatkan kendala dalam mencari teori atau sumber informasi dari
internet.
2. Lebih memaksimalkan waktu pada penelitian yang berdampak pada
hasil penelitian yang masih jauh dari sempurna, namun dalam hal ini
produk yang dihasilkan sesuai dan layak diterima oleh masyarakat.
99
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2016). Cara Membuat Yogurt Segar di Dapur Anda. Diambil Pada Tanggal
21 April 2017. Dari: http://cimory.com/2016/10/14/cara-membuat-Yogurt-
segar-di-dapur-anda/
Anonim. (2016). Asal Usul Puding. Diambil Pada Tanggal 21 April 2017. Dari:
http://detiklife.com/2016/06/18/asal-usul-puding/
Faridah Anni. (2008). Patiseri Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Ibrahim. (2015). Ternyata Samboja Pusat Produksi Buah Naga Indonesia. Diambil
pada tanggal 21 April 2017. Dari: http://www.klikbalikpapan.co/berita-
samboja-pusat-produksi-buah-naga-indonesia--.html
Ikhlasiah. (2012). Pembuatan Yoghurt Dengan Penambahan Buah Alpukat. Skripsi.
Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Kristanto Daniel. (2008). Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Surabaya:
Penebar Swadaya.
Komaruddin. (2000). Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mega Sophia. (2016). Resep Silky Puding Enak Lembut. Diambil Pada Tanggal 22
April 2017. Dari: http://resepkoki.co/resep-silky-puding-enak-lembut/ Sindhunata. (2011). Puding Stroberi Yoghurt. http://nova.grid,id/Sedap/Kue/Puding-
Stroberi-Yoghurt
Soewarno. (1985). Penilaian Organoleptik Untuk industry Pangan dan Hasil
Pertanian. Jakarta: Bharatara Karya Aksara
Surajudin. (2008). Yoghurt Susu Fermentasi yang Menyehatkan. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Tegar, Arief. (2013). Penambahan Sari Jagung Manis Dalam Pembuatan Yoghurt. Skripsi. Jurusan Tata Boga.
100
Wahyuni Rekna. (2012). Pemanfaatan Buah Naga Super Merah (Hylocereus
costaricensis) dalam Pembuatan Jenang dengan Perlakuan Penambahan Daging Buah yang Berbeda. Jurnal Teknologi Pangan Vol. 4 No. 1.
http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Rekna-Wahyuni-
Pemanfaatan-Buah-Naga-Super-Merah-_.pdf
101
KRITERIA UJI HEDONIK
Nama Produk : Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
Nama Panelis :
Tanggal Pengisian :
Pengujian Ke :
Di hadapan saudara tersedia 3 sampel silky pudding yoghurt dan buah naga. Kami
memohon kesediaan saudara untuk memberikan penilaian kesukaan pada silky
pudding tersebut yang meliputi aspek warna, tekstur, dan rasa.
Beri tanda (√) pada skala penelitian yang sesuai dengan selera saudara untuk setiap
sampel dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Aspek
Penelitian Skala Hedonik
Skala
Angka
Kode Sampel
S1 S2 S3
Warna
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Tekstur
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Rasa
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Balikpapan, Juni 2017
Panelis
LAMPIRAN 1
102
KRITERIA UJI MUTU HEDONIK
Nama Produk : Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
Nama Panelis :
Tanggal Pengisian :
Pengujian Ke :
Di hadapan saudara tersedia 3 sampel silky pudding yoghurt dan buah naga. Kami
memohon kesediaan saudara untuk memberikan penilaian mutu pada silky pudding
tersebut yang meliputi aspek warna, tekstur, dan rasa.
Beri tanda (√) pada skala penelitian yang sesuai dengan selera saudara untuk setiap
sampel dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Aspek
Penelitian
Skala Mutu
Hedonik
Skala
Angka
Kode Sampel
S1 S2 S3
Warna
Sangat Menarik 5
Menarik 4
Agak Menarik 3
Tidak Menarik 2
Sangat Tidak Menarik 1
Tekstur
Sangat Lembut 5
Lembut 4
Agak Lembut 3
Tidak Lembut 2
Sangat Tidak Lembut 1
Rasa
Sangat Terasa Yoghurt dan Buah Naga 5
Terasa Yoghurt dan Buah Naga 4
Agak Terasa Yoghurt dan Buah Naga 3
Tidak Terasa Yoghurt dan Buah Naga 2
Sangat Tidak Terasa Yoghurt dan Buah
Naga 1
Balikpapan, Juni 2017
Panelis
103
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA KUESIONER
UJI HEDONIK WARNA
No. Nama S1 S2 S3
1 Risky Dwi A 5 5 5
2 Larasati Panca 3 4 5
3 Julliarvi Rossian S 4 4 5
4 Nurlita 4 5 5
5 Khusnul 4 4 5
6 Siti Murniati 4 4 4
7 Nurul Hidayah 3 4 4
8 Shelly Aulia S 2 4 4
9 Sugiarti Sri H 3 4 5
10 Mohan Reynaldi 3 4 4
11 Reynaldi R 3 3 4
12 Aradea P 4 4 4
13 Rizky Aulia 3 4 4
14 Wisdayana 2 3 4
15 Mega 4 5 3
16 Peny Tutwuri H 3 4 4
17 Dimas 5 4 5
18 Samuel A. Karinda 2 3 4
19 Daskar Wirawan H 3 5 4
20 Armando 2 2 4
21 Sintiya Risma 4 4 4
22 Nadiya 3 3 4
23 Bimo Prakoso 3 3 3
24 Hifna Bella M 4 3 3
25 Ade Eriana Shofa 3 4 5
LAMPIRAN 2
104
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA KUESIONER
UJI HEDONIK TEKSTUR
No. Nama S1 S2 S3
1 Risky Dwi A 4 4 4
2 Larasati Panca 4 5 5
3 Julliarvi Rossian S 3 4 5
4 Nurlita 5 4 5
5 Khusnul 4 4 4
6 Siti Murniati 4 4 4
7 Nurul Hidayah 4 4 4
8 Shelly Aulia S 2 4 4
9 Sugiarti Sri H 4 4 5
10 Mohan Reynaldi 3 3 4
11 Reynaldi R 3 3 3
12 Aradea P 4 4 4
13 Rizky Aulia 4 4 4
14 Wisdayana 2 3 4
15 Mega 4 4 4
16 Peny Tutwuri H 4 4 4
17 Dimas 4 4 5
18 Samuel A. Karinda 2 4 4
19 Daskar Wirawan H 3 4 4
20 Armando 4 4 4
21 Sintiya Risma 3 4 5
22 Nadiya 4 3 3
23 Bimo Prakoso 2 3 4
24 Hifna Bella M 5 4 4
25 Ade Eriana Shofa 3 4 4
105
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA KUESIONER
UJI HEDONIK RASA
No. Nama S1 S2 S3
1 Risky Dwi A 4 4 4
2 Larasati Panca 4 3 5
3 Julliarvi Rossian S 4 4 5
4 Nurlita 5 4 5
5 Khusnul 3 4 5
6 Siti Murniati 4 3 3
7 Nurul Hidayah 3 3 3
8 Shelly Aulia S 2 4 2
9 Sugiarti Sri H 3 5 5
10 Mohan Reynaldi 3 3 3
11 Reynaldi R 3 3 3
12 Aradea P 2 2 2
13 Rizky Aulia 4 4 4
14 Wisdayana 2 4 3
15 Mega 4 3 3
16 Peny Tutwuri H 4 4 4
17 Dimas 4 5 5
18 Samuel A. Karinda 2 2 4
19 Daskar Wirawan H 2 3 4
20 Armando 2 2 3
21 Sintiya Risma 2 3 5
22 Nadiya 3 4 4
23 Bimo Prakoso 2 2 3
24 Hifna Bella M 4 4 4
25 Ade Eriana Shofa 3 4 4
106
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA KUESIONER
UJI MUTU HEDONIK WARNA
No. Nama S1 S2 S3
1 Risky Dwi A 4 4 4
2 Larasati Panca 3 4 5
3 Julliarvi Rossian S 5 5 5
4 Nurlita 5 4 4
5 Khusnul 4 4 4
6 Siti Murniati 4 3 3
7 Nurul Hidayah 3 4 4
8 Shelly Aulia S 2 4 4
9 Sugiarti Sri H 2 3 4
10 Mohan Reynaldi 3 4 4
11 Reynaldi R 3 3 3
12 Aradea P 4 5 5
13 Rizky Aulia 4 4 4
14 Wisdayana 3 3 4
15 Mega 4 4 3
16 Peny Tutwuri H 4 3 4
17 Dimas 4 4 5
18 Samuel A. Karinda 3 3 4
19 Daskar Wirawan H 2 4 4
20 Armando 2 2 4
21 Sintiya Risma 4 4 4
22 Nadiya 3 4 4
23 Bimo Prakoso 2 4 4
24 Hifna Bella M 3 4 3
25 Ade Eriana Shofa 3 4 5
107
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA KUESIONER
UJI MUTU HEDONIK TEKSTUR
No. Nama S1 S2 S3
1 Risky Dwi A 2 2 3
2 Larasati Panca 4 3 2
3 Julliarvi Rossian S 5 5 5
4 Nurlita 5 4 4
5 Khusnul 4 4 4
6 Siti Murniati 4 3 4
7 Nurul Hidayah 4 4 4
8 Shelly Aulia S 1 4 4
9 Sugiarti Sri H 5 4 3
10 Mohan Reynaldi 3 4 4
11 Reynaldi R 4 4 4
12 Aradea P 4 4 4
13 Rizky Aulia 4 4 4
14 Wisdayana 3 3 4
15 Mega 5 4 4
16 Peny Tutwuri H 4 4 4
17 Dimas 4 4 5
18 Samuel A. Karinda 4 4 4
19 Daskar Wirawan H 4 4 4
20 Armando 4 4 4
21 Sintiya Risma 4 4 4
22 Nadiya 4 3 3
23 Bimo Prakoso 4 4 4
24 Hifna Bella M 5 4 4
25 Ade Eriana Shofa 3 4 4
108
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA KUESIONER
UJI MUTU HEDONIK RASA
No. Nama S1 S2 S3
1 Risky Dwi A 4 4 4
2 Larasati Panca 4 2 3
3 Julliarvi Rossian S 4 4 5
4 Nurlita 5 5 4
5 Khusnul 3 4 4
6 Siti Murniati 4 3 4
7 Nurul Hidayah 4 4 4
8 Shelly Aulia S 5 4 5
9 Sugiarti Sri H 3 4 5
10 Mohan Reynaldi 2 3 3
11 Reynaldi R 3 3 4
12 Aradea P 4 4 5
13 Rizky Aulia 4 4 4
14 Wisdayana 3 4 5
15 Mega 5 4 4
16 Peny Tutwuri H 3 4 4
17 Dimas 3 3 5
18 Samuel A. Karinda 4 5 4
19 Daskar Wirawan H 4 3 3
20 Armando 3 4 4
21 Sintiya Risma 3 2 4
22 Nadiya 3 4 4
23 Bimo Prakoso 4 4 4
24 Hifna Bella M 4 3 3
25 Ade Eriana Shofa 3 4 4
109
RESEP SILKY PUDDING YOGHURT DAN BUAH NAGA FORMULA 1
Dish : Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
No. Ingredients Quantity
1. Yoghurt Plain 200 gram
2. Buah Naga 50 gram
3. Susu Cair 200 ml
4. Bubuk Jelly 2 gram
5. Gula Pasir 30 gram
Cara Membuat
1. Haluskan buah naga dengan blender.
2. Campur dengan yoghurt plain, aduk hingga tercampur
rata.
3. Panaskan susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir dalam
panci.aduk hingga larut dan mendidih.
4. Matikan api. Masukkan yoghurt dan buah naga.
5. Tuang silky pudding ke dalam pudding cup. Tunggu
hingga dingin. Masukkan ke dalam kulkas.
RESEP SILKY PUDDING YOGHURT DAN BUAH NAGA FORMULA 2
Dish : Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
No. Ingredients Quantity
1. Yoghurt Plain 200 gram
2. Buah Naga 100 gram
3. Susu Cair 200 ml
4. Bubuk Jelly 2 gram
5. Gula Pasir 30 gram
Cara Membuat
1. Haluskan buah naga dengan blender.
2. Campur dengan yoghurt plain, aduk hingga tercampur
rata.
3. Panaskan susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir dalam
panci.aduk hingga larut dan mendidih.
4. Matikan api. Masukkan yoghurt dan buah naga.
5. Tuang silky pudding ke dalam pudding cup. Tunggu
hingga dingin. Masukkan ke dalam kulkas.
LAMPIRAN 3
110
RESEP SILKY PUDDING YOGHURT DAN BUAH NAGA FORMULA 3
Dish : Silky Pudding Yoghurt dan Buah Naga
No. Ingredients Quantity
1. Yoghurt Plain 200 gram
2. Buah Naga 150 gram
3. Susu Cair 200 ml
4. Bubuk Jelly 2 gram
5. Gula Pasir 30 gram
Cara Membuat
1. Haluskan buah naga dengan blender.
2. Campur dengan yoghurt plain, aduk hingga tercampur
rata.
3. Panaskan susu cair, bubuk jelly, dan gula pasir dalam
panci.aduk hingga larut dan mendidih.
4. Matikan api. Masukkan yoghurt dan buah naga.
5. Tuang silky pudding ke dalam pudding cup. Tunggu
hingga dingin. Masukkan ke dalam kulkas.
111
PENGISIAN ANGKET OLEH MAHASISWA TATA BOGA SEMESTER 4