analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh …
TRANSCRIPT
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
13
ANALISIS SEMIOTIKA PADA
IKLAN ANIMASI OREO PENUH KEAJAIBAN “ALADIN DAN AHLI SIHIR”
Mazaya Muftiya Al Farabi
Magister Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung,
ABSTRAK
Iklan animasi merupakan media promosi yang menggunakan animasi dalam memperkenalkan
produknya. Salah satu produk yang menggunakan animasi sebagai media iklannya adalah Oreo. Di
Indonesia, iklan Oreo terkenal dengan taglinenya “diputer, dijilat, dicelupin”. Namun terdapat iklan
internasional Oreo yang mengusung tema berbagi dengan cerita yang berbeda. Salah satunnya
adalah versi Aladin yang mengggunakan dongeng Aladin sebagai alur ceritanya. Untuk dapat
mengetahui ideologi yang diusung dalam iklan ini penulis menganalisa menggunakan semiotika
model Pierce untuk mengkaji tanda non verbal sedangkan model Saussure untuk mengkaji tanda
verbal. Dari hasil analisis, penulis menemukan ajakan kepada konsumen untuk saling berbagi Oreo,
namun secara tidak langsung konsumen juga diajak menjadi agen untuk memasarkan Oreo. Ideologi
yang ingin dibangun dari iklan ini adalah konsumtif dengan memasukkan pemahaman bahwa
dengan berbagi Oreo dapat memuncukan hal-hal baik.
Kata Kunci: Iklan Animasi Oreo, Semiotika
ABSTRACT
Animated advertising is a promotional media that uses animation in introducing its products. One
product that uses animation as its advertising media is Oreo. In Indonesia, the Oreo advertisement
is famous for its tagline "rotated, licked, dipped". But there are international Oreo ads that carry
the theme of sharing with different stories. One of them is Aladin's version that uses Aladin's fable
as the storyline. To be able to find out the ideology that is carried in this ad, the writer analyzes
using Pierce's semiotics model to study non-verbal signs while Saussure's model is to study verbal
signs. From the results of the analysis, the authors found stimulus to consumers to share Oreo with
each other, but indirectly consumers were also stimuled to become promoting agents of Oreo. The
ideology to be built from this ad is consumptive by including the belief that sharing Oreo can bring good things.
Keywords: Oreo Animation Advertising, Semiotics
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
14
Latar Belakang
Oreo merupakan produk makanan ringan berupa sandwich coklat berisi cream yang
merupakan produk terlaris di Dunia. Oreo mulai diciptakan oleh Nabisco (National Biscuit
Company) pada tahun 1912. Selama ini iklan Oreo di Indoneisa yang berupa video,
menggunakan artis sebagai brand ambassador dengan tagline “diputer, dijilat, dicelupin”,
namun sejak awal 2015 Oreo mulai mengeluarkan iklan video yang menggunakan media
animasi dengan iringan lagu yang menyenangkan dan mudah diingat tanpa mengunakan
tagline “diputer, dijilat, dicelupin”. Fakta-fakta tersebut menjadikan iklan ini menarik
untuk dikaji. Iklan animasi Oreo dengan tema berbagi ini memiliki beberapa versi seperti
vampir, hiu, Aladin. Dalam kajian ini, iklan yang akan dianalisis merupakan iklan Oreo
versi Aladin dan ahli sihir menggunakan pendekatan semiotika.
Iklan Animasi Oreo Berbagi “Aladin dan Ahli Sihir”
Iklan merupakan salah satu media marketing public relations yang banyak
peminatnya. Iklan di televisi memiliki kelebihan yaitu mampu menjaring dan
mengantarkan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat yang menyaksikan. Iklan
dianggap cukup efektif karena memiliki unsur audio visual. Istilah advertising berasal dari
bahasa latin “advertere” yang berarti ‘mengarahkan perhatian seseorang ke ‘ (Danesi, 2010:
222). Iklan menyatakan suatu pengumuman atau representasi yang dimaksudkan untuk
mempromosikan penjualan tertentu. Iklan perlu dibedakan dengan bentuk representasi dan
kegiatan lainnya yang diarahkan untuk membujuk, dan mempengaruhi pendapat, sikap, dan
perilaku orang-orang seperti propaganda, publisitas, dan hubungan masyarakat” (Danesi,
2010: 223). “Iklan terdiri dari tanda-tanda verbal dan non verbal. Tanda verbal mencakup
bahasa yang kita kenal sedangkan tanda-tanda non verbal adalah bentuk dan warna yang
disajikan dalam iklan” (Wibowo, 2011:129). Menurut Suharko iklan berusaha
merepresentasikan kenyataan yang hidup dalam masyarakat melalui simbol tertentu,
sehingga dapat menimbulkan impresi dalam benak konsumen bahwa citra produk yang
ditampilkan adalah juga bagian dari kesadaran budayanya” (Wibowo, 2011:128). Iklan
merupakan salah satu perwujudan kebudayaan masa yang tidak hanya bertujuan untuk
mempengaruhi calon konsumen dalam membeli barang dan jasa namun juga mencoba
untuk menyampaikan pesan dengan nilai tertentu yang secara terpendam terdapat
didalamnya (Tinarbuko: 2009).
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
15
Animasi merupakan proses menciptakan efek gerakan atau perubahan dalam jangka
waktu tertentu, dapat berupa perubahan warna dari suatu objek dalan jangka waktu tertentu
dan bisa berupa perubahan bentuk dari suatu objek ke objek lainnya dalam jangka waktu
tertentu (Bustaman, 2001:32-33). Animasi adalah pembuatan gambar atau isi yang
berbeda-beda pada setiap frame, kemudian dijalankan rangkain frame tersebut menjadi
sebuah motion atau gerakan sehingga terlihat seperti sebuah film (Zeembry, 2001:43).
Iklan Oreo berbagi “Aladin dan Ahli Sihir” diawali dengan gambar sebuah tangan
yang mengambil sebuah Oreo dari dalam bungkus dan memberikannya ke tangan si Ahli
Sihir. Kemudian sang ahli sihir memakan Oreo tersebut. Adegan selanjutnya tampak
Aladin sedang berjalan mencari lampu ajaib dan berhasil mendapatkannya. Selanjutnya
Aladin menaiki lampu tersebut dan keluar dari dalam gua, kemudian lampu tersebut
diambil oleh si Ahli Sihir membuat Aladin terpental kehadapan sang Putri. Secara tiba-tiba
si Ahli Sihir berubah menjadi sosok menyenangkan dan memberikan hadiah mobil kepada
Aladin dan Putri. Iklan diakhiri dengan tampilan sebuah Oreo dengan tagline “Penuh
Keajaiban” dibawahnya. Animasi ini tidak menggunakan transisi cut to cut tetapi kamera
“following” mengikuti objek. Transisi perpindahan dari satu scene ke scene lain
menggunakan teknik shape tweening atau perubahan bentuk menjadi bentuk lain seperti
yang ditunjukkan pada transisi antara adegan Ahli Sihir memakan Oreo dengan adegan
Aladin menuruni tangga. Dalam adegan tersebut baju yang dikenakan Ahli Sihir
mengalami perubahan bentuk menjadi tangga yang dituruni oleh Aladin. Dalam narasi
cerita iklan tersebut kita mendapatkan cerita yang berbeda dari cerita yang selama ini kita
dengar bahwa ahli Sihir memiliki sifat yang jahat telah berubah menjadi pribadi yang
menyenangkan dan baik hati setelah memakan Oreo.
Semiotika
Semiotika merupakan ilmu tentang tanda yang mempelajari aturan dan konvensi
yang memungkinkan tanda tersebut memiliki arti (Kriyantono, 2006: 161-162). Elemen
dasar dalam semiotika menurut Piliang (2012, 301) adalah tanda (penanda/petanda), aksis
tanda (sintagma/sistem), tingkatan tanda (denotasi/konotasi), serta relasi tanda
(metafora/metomimi). Terdapat beberapa model semiotika, diantaranya model Saussure
dan Pierce yang merupakan bapak semiotika modern. Terdapat perbedaan antara model
Saussure dan Pierce, menurut Zoest hal tersebut mungkin dikarenakan Pierce merupakan
ahli filsafat dan logika sedangkan Sasussure adalah cikal bakal linguistik umum (Sobur,
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
16
2001: 110). Berdasarkan latar belakang kedua tokoh kedua tokoh semiotik, maka model
Pierce digunakan untuk mengkaji dari tanda non verbal sedangkan model Saussure untuk
mengkaji tanda verbal. Semiotika menurut Saussure meneliti signifier dan signified serta
hubungan yang mengikat mereka, tanda yang menghubungkan secara keseluruhan (Sobur,
2001: 123). Dalam kajian ini semiotik Saussure digunakan untuk mengkaji tanda verbal
yang terdapat dalam lagu dan tagline. Peirce melihat subjek bagian yang tak terpisahkan
dari proses signifikansi. Model triadic Peirce (representamen, object, interpretant)
memperlihatkan peran besar subjek dalam proses transformasi bahasa (Piliang, 2003: 266).
Peirce memandang bahwa tanda memiliki makna yang mengalami perubahan tanpa henti
yaitu proses penciptaan rangkaian interpretan tanpa akhir. Model triadic Peirce
memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda, yaitu representamen (sesuatu yang
merepresentasikan sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang direpresentasikan) dan
interpretan (interpretasi seseorang tentang tanda).
Pembahasan
Menurut Wibowo dalam bukunya yang berjudul Semiotika Komunikasi-Aplikasi
Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi bahwa tanda verbal mencakup bahasa yang
kita kenal sedangkan tanda-tanda non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam
iklan. Dalam iklan ini tanda verbal terdapat pada lirik lagu dan tagline “Penuh Keajaiban”
diakhir video. Berikut merupakan lirik lagu iklan Oreo “Aladin dan Ahli Sihir”:
“Bayangkan ku berikan Oreo, kepada Ahli Sihir yang licik irftu,
adakah Aladin akan kena tipu, rampas lampu ajaib darinya,
atau hantarkan dia dan puteri, hadiah perkawinan hebat, hingga kuberikan Oreo”
Kedua tanda tersebut, yaitu tanda verbal dan non verbal tidak dapat dipisahkan,
keduanya disusun bersama untuk menciptakan suatu makna. Selain itu perpindahan tiap
scene menggunakan teknik shape tweening, maka untuk mempermudah dalam proses
menganalisa masing-masing tanda akan dianalisa per 2 scene secara berurutan, scene 1 dan
2 kemudian 2 dan 3, dan seterusnya. Hal ini dikarenakan setiap scene saling
berkesinambungan dan perpindahannya menggunakan teknik shape tweening yaitu
berubahnya bentuk satu menjadi bentuk yang lain.
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
17
Gambar 1. Scene 1 dan 2
Pada scene pertama dapat kita lihat terdapat tangan berwarna putih yang mengambil
sesuatu berwarna hitam berbentuk bulat pipih dari dalam sebuah wadah berwarna biru tua
bertuliskan OREO dan memberikannya pada Ahli Sihir dengan latar berwarna biru cerah.
Dari gesture tangan penyihir dapat kita lihat Ahli sihir menerimanya dan memakannya.
Setelah memasukkan sesuatu berwarna hitam kedalam mulutnya, penyihir melambaikan
jubahnya hingga jubahnya menyelimuti tubuhnya yang kemudian latar berubah menjadi
gelap (merah kecokelatan). Jubah yang menyelimuti tubuhnya mengalami shape tweening
dan bertransformasi menjadi tangga yang dilewati Aladin menuju ke arah bawah (scene 2).
Tabel 1. Analisis scene 1 dan 2
Representamen Objek Interpretan
Firtsness
Qualisign
- Biskuit Oreo
- Tokoh Aladin, Tokoh
Penyihir
Ikon
- Oreo
- Penyihir, Aladin
- Tangga
- Tangan putih
Rheme
- Tokoh betangan putih
memberikan Oreo
kepada penyihir
Trikotomi
Kategori
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
18
- Latar berwarna biru
cerah
-Latar berwarna merah
kecokelatan
- Latar biru cerah
- Latar merah
kecokelatan
- Aladin menunuri
tangga
Secondness
Sinsign
- Latar berwarna cerah
menandakan tempat
dengan banyak cahaya
- Latar berwarna gelap
menandakan tempat
dengan sedikit cahaya
Indeks
-Perpincahan tokoh dari
atas ke bawah dari
tempat cerah ke tempat
gelap
Dicent
-Aladin berpindah
tempat menuju gua
yang gelap
Thurdness
Legisign
- Tempat cerah berarti
outdoor
- tempat sedikit cahaya
indoor
Simbol
- Di luar gua
- Di dalam gua
Argument
-Aladin menuju gua
yang gelap
Pada scene ini kita dapat menemukan Representamen (Qualisign) yaitu warna cerah
(biru) dan latar berwarna gelap (merah kecokelatan) pada latar yang merepresentasikan
objek (simbol) yaitu tempat yang banyak cahaya dan tempat yang sedikit cahaya yang dapat
diinterpretasikan (argument) sebagai dua tempat berbeda yaitu tempat yang terdapat cahaya
dan tempat dengan sedikit cahaya (misal didalam gua). Selain tanda yang menunjukkan
latar berbeda terdapat pula tanda-tanda yang muncul disini yaitu produk Oreo yang
diberikan kepada Ahli Sihir. Pada scene ini terdapat tanda non verbal berupa tangan
berwarna putih mengambil biskut berwarna hitam dari bungkus berwarna biru. Adegan
tersebut diiringi dengan tanda verbal berupa nyanyian dengan lirik “Bayangkan ku berikan
Oreo, kepada ahli sihir yang licik itu”. Dalam konteks strukturalisme bahasa, tanda tidak
dapat dilihat secara individu tetapi dalam relasi dan kombinasinya dalam sebuah sistem
(Piliang, 2012: 302). Maka secara Sintagma atau susunan bahasanya menunjukkan ajakan
untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika ahli sihir yang terkenal sebagai seseorang
yang licik diberikan Oreo. Tanda verbal disini berfungsi untuk memperkuat makna
(anchoring).
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
19
Gambar 2. Scene 2 dan 3
Pada scene ini Aladin menuruni tangga dengan membawa obor namun kemudian
terjatuh. Ketika jatuh terdapat 3 pedang dari arah bawah terbang keatas. Kemudian Aladin
sampai pada ruangan yang lebih gelap yang terdapat lampu ajaib ditempat yang lebih tinggi
dan segelas susu beserta toples berisi lempengan berwarna hitam ditempat yang lebih
rendah.
Tabel 2. Analisis scene 2 dan 3
Representamen Objek Interpretan
Firtsness
Qualisign
- Tokoh Aladin
- Obor memberi
penerangan
- Pedang berbahaya
- Secangkir susu
- Lampu ajaib yamng
dicari Aladin
Ikon
- Aladin
- Tiga pedang
- obor
- Lampu ajaib
- Secangkir susu
Rheme
- Aladin melalui
rintangan dan
menemukan tempat
Lampu Ajaib berada
Secondness
Sinsign
- Aladin melalui
kesulitan dan rintangan
- Latar berwarna gelap
menandakan tempat
dengan sedikit cahaya
Indeks
-Aladin terpental
dikelilingi pedang
Dicent
-Aladin menemukan
Lampu Ajaib setelah
melewati kesulitan
Trikotomi
Kategori
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
20
Thurdness
Legisign
- tempat sedikit cahaya
indoor
- Secangkir susu identik
dengan minuman
pendamping Oreo
Simbol
- Di dalam gua
- Susu
Argument
-Aladin menemukan
Lampu Ajaib diruangan
dimana ada secangkir
susu setelah melewati
kesulitan
Disini kita dapati tanda yang terdiri dari Represantemen, Objek dan Interpretan
yang menunjukkan Aladin menuruni tangga menuju suatu ruangan yang disini belum dapat
kita pastikan ruangan apa namun yang pasti ruangan tersebut terdapat lampu ajaib dan
toples berisi Oreo serta susu, dalam perjalanannya dia menemukan rintangan yang ditandai
dengan 3 pedang dan jembatan tali menuju lampu ajaib. Dari tanda verbal berupa lirik
“akankah Aladin kena tipu” yang merupakan lanjutan dari tanda sebelumnya yang
menunjukkan pertanyaan dari akibat yang akan terjadi jika ahli sihir diberikan Oreo, apakah
Aladin tertipu.
Gambar 3. Scene 3 dan 4
Pada scene ini perpindahannya secara cut to cut. Di sini kita mendapatkan tanda-
tanda yang menunjukkan Aladin keluar dari gua dan bertemu sang putri namun lampunya
diambil oleh ahli sihir yang ditandai dengan duduknya Aladin di atas lampu ajaib yang
ukurannya menjadi besar melewati lorong-lorong yang digambar dengan warna-warna
lebih gelap pada dinding yang berbentuk oval pada sisi atas dan lempeng pada sisi bawah.
Ketika perjalanan melewati lorong-lorong sesuatu berwarna putih yang keluar dari lampu
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
21
ajaib ditarik oleh ahli sihir yang menyebabkan Aladin jatuh terpental kehadapan sang Putri
dan lampu ajaib berada di tangan ahli sihir.
Tabel 3. Analisis scene 3 dan 4
Representamen Objek Interpretan
Firtsness
Qualisign
- Secangkir susu
- Tokoh Aladin, Tokoh
Penyihir, Tokoh Putri
- Latar berwarna biru
cerah
-Latar berwarna merah
kecokelatan
Ikon
- Aladin
- Penyihir
- Putri
- Ruangan cerah
- Ruangan gelap
- Secangkir susu
- Lampu ajaib
Rheme
- Aladin menaiki
Lampu ajaib
- Penyihir menarik asap
lampu
- Aladin terjatuh dan
bertemu Putri
Secondness
Sinsign
- Latar berwarna cerah
menandakan tempat
dengan banyak cahaya
- Latar berwarna gelap
menandakan tempat
dengan sedikit cahaya
Indeks
-Perpincahan tokoh dari
tempat gelap ke tempat
cerah
Dicent
-Aladin keluar dari gua
Thurdness
Legisign
- Tempat cerah berarti
outdoor
- tempat sedikit cahaya
indoor
Simbol
- Di luar gua
- Di dalam gua
Argument
-Aladin keluar dari gua
dan bertemu putri
namun Lampu Ajaib
diambil penyihir
Tanda verbal berupa lirik “rampas lampu ajaib darinya” menunjukkan lanjutan dari
pertanyaan sebelumnya yaitu apakah Aladin tertipu dan lampu ajaibnya diambil secara
paksa oleh ahli sihir. Karakter Aladin dan Putri serta perubahan penyihir menjadi berbaju
putih atau cerah merupakan metafora dari kebaikan sedangkan warna gelap atau penyihir
ketika berbaju gelap dengan mata yang terlihat licik merupakan metafora dari suatu yang
jahat.
Trikotomi
Kategori
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
22
Gambar 4. Scene 4 dan 5
Pada scene terakhir kita mendapatkan tanda-tanda yang menunjukkan ahli sihir
berubah menjadi sosok yang ramah setelah menerima lampu ajaib yang ditandai dengan
berubahnya warna jubah dari merah menjadi putih dan tersenyum. Warna Putih
melambangkan kemenangan yang mengalahkan kegelapan (Darmaprawira, 2001: 46).
Kemudian ahli sihir memberikan hadiah pernikahan kepada Aladin dan Putri berupa mobil
yang ditandai dengan asap putih yang keluar dari tangan ahli sihir yang kemudian
menyelimuti Aladin dan dang putri yang kemudian berubah menjadi mobil yang
membawanya melewati pantai yang digambarkan dengan gambar bulan dan siluet pohon
kelapa yang umumnya ada di daerah pesisir.
Tabel 4. Analisis scene 4 dan 5
Representamen Objek Interpretan
Firtsness
Qualisign
-
- Tokoh Aladin, Tokoh
Penyihir baik, Tokoh
penyihir jahat, Tokoh
Putri
- Latar berwarna biru
cerah
Ikon
- Lampu ajaib
- Penyihir berjubah
gelap, penyihir
berjubah putih,, Aladin,
Putri
- Mobil
- Latar biru cerah
Rheme
- Tokoh penyihir jahat
berubah menjadi
penyihir baik
- Aladin dan Putri
Bahagia naik mobil
Trikotomi
Kategori
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
23
-Latar berwarna merah
kecokelatan
- Latar merah
kecokelatan
Secondness
Sinsign
- Latar berwarna cerah
menandakan
kebahagiaan
- Latar berwarna gelap
menandakan kesuraman
atau sesuatu yang jahat
Indeks
-Perubahan wujud
penyihir
Dicent
-Penyihir jahat berubah
menjadi baik dan
memberikan Aladin
hadiah mobil
Thurdness
Legisign
- Cerah menandakan
kebagiaan gelap
menandakan kesuraman
Simbol
- Perubahan
Argument
-Penyihir telah menjadi
baik dan Bahagia serta
memberikan Aladin
hadiah
Tanda verbal berupa lirik “atau hantarkan dia dan puteri, hadiah perkawinan hebat”
yang menunjukkan pertanyan apakah yang akan dilakukan ahli sihir, apakan ahli sihir akan
memberikan Aladin dan sang Putri hadiah perkawinan yang luar biasa atau mewah.
Gambar 5. Scene 5
Pada scene terakhir terdapat tanda verbal berupa tagline “Penuh Keajaiban”
berwarna putih dan tanda non verbal berupa ikon dari Oreo yang diletakkan tepat ditengah
dengan latar berwarna biru. Warna biru memiliki karakteristik damai dan putih memiliki
karakter positif (Darmaprawira, 2001: 45-46). Susunan tanda-tanda tersebut menunjukkan
Oreo membawa kedamaian dan memberikan dampak positif.
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
24
Tabel 5. Analisis scene 5
Representamen Objek Interpretan
Firtsness
Qualisign
- Biskuit Oreo
- tagline penuh
keajaiban
- Latar berwarna biru
Ikon
- Oreo
- Penuh keajaiban
- Latar biru cerah
Rheme
- biskuit Oreo penuh
keajaiban
Secondness
Sinsign
- Latar berwarna biru
menandakan kedamaian
Indeks
-Latar biru cerah
Dicent
-Produk yang
memberikan kedamaian
dan positifitas
Thurdness
Legisign
- Biskuit Oreo
memberkan keajaiabn
Simbol
- biru kedamaian
- putih karakter positif
Argument
-Oreo produk yang
dapat memberikan
keajaiban seperti pada
cerita Aladin,
memberikan kedamaian
dan nilai positif
Tanda-tanda verbal berupa lirik pada iklan ini tersusun berdasarkan aksis sintagma
dan paradigma, maksudnya adalah ketika disusun menjadi satu kalimat (sintagma) kalimat
ini menunjukkan ajakan untuk membayangkan jika Oreo diberikan kepada penyihir yang
licik apakah penyihir tersebut akan tetap menipu Aladin dan merampas lampu ajaibnya atau
justru akan memberikan hadiah pernikahannya dengan Putri. Lirik diakhiri dengan kata-
kata “hingga kuberikan Oreo” yang menunjukkan bahwa hal ini masih berupa bayangan
dan pertanyaan yang belum terjawab yang akan terjawab jika Oreo telah diberikan.
Berdasarkan pemilihan kata/vocabnya (paradigm) menunjukkan sifat-sifat penyihir yang
ditunjukkan dengan pemilihan kata sifat berupa licik, rampas, tipu.
Secara ringkas analisis terhadap tanda-tanda yang dijelaskan pada paragrapf
sebelumnya merupakan makna denotatif atau yang akan langsung tampak secara langsung
dari hubungan antara penanda dan petandanya (Piliang, 2012: 304). Makna berikutnya
merupakan makna lapis kedua yaitu makna Konotatif yang terbentuk ketika penanda
dikaitkan dengan berbagai aspek psikologis (Piliang, 2012: 305). Dalam Iklan ini terdapat
Trikotomi
Kategori
GESTALT Vol.2, No.1, Juni 2020: 13-26
25
makna konotatif sosial yaitu ajakan untuk berbagi Oreo. Iklan dalam bentuk animasi ini
menarik bagi anak-anak dan menimbulkan kesan bahwa dengan berbagi dapat
menimbulkan suatu keajaiban atau memunculkan suatu hal baik untuk terjadi.
Kesimpulan
Iklan ini memiliki sasaran geografis Internasional dengan media animasi dan cerita
yang berasal dari dongeng menunjukkan bahwa sasaran audiensnya adalah anak-anak.
Iklan Oreo “Aladin dan Ahli Sihir”. Iklan ini mengajak konsumen untuk berbagi Oreo,
namun secara tidak langsung konsumen diajak menjadi agen untuk memasarkan Oreo.
Ideologi yang ingin dibangun dari Iklan ini adalah konsumtif dengan memasukkan
pemahaman bahwa dengan berbagi Oreo dapat memuncukan hal-hal baik.
Sumber Rujukan
Alex, Sobur. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Bustaman, Burmansyah 2001. Web Design dengan Macromedia Flash MX 2004.
Yogyakarta: Andi Offset.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan Tanda dan Makna. Jalasutra: Yogyakarta.
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung:
Penerbit ITB.
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Piliang, Yasraf. 2012. Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya, dan Matinya Makna.
Bandung: Matahari.
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Zeembry. 2001. Animasi Web dengan Macromedia Flash 8.. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Mazaya Muftiya Al Farabi. Analisis semiotika pada iklan animasi oreo penuh keajaiban “Aladin dan Ahli Sihir”
26