case pinyet
Post on 04-Dec-2015
220 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KASUS
Tetangga dari remaja penderita retardasi mental sedang (14 tahun) mengeluh putri mereka sering diikuti oleh remaja tersebut dan ditanyai pertanyaan-pertanyan saat di halte bus. Orang tua dari anak laki-laki tersebut takut apabila kejadian ini terulang lagi, polisi akan dipanggil dan anak mereka akan dikirim ke institusi retardasi mental. Oleh karena itu, mereka mencari bantuan ke psikiater anak.
Riwayat masa lalu terungkap bahwa anak tersebut terlahir dengan mikrosepali dengan usia kehamilan 8 bulan. Anak tersebut membutuhkan bantuan pernafasan selama 2 minggu di NICU. Selama masa balita, anak tersebut sering dirawat karena masalah pernafasan. Antara umur 2,5 tahun-8 tahun, anak tersebut mengikuti sekolah khusus retardasi mental. Dari sana, dia ingin ke sekolah umum dan mengikuti kelas khusus untuk dilatih retardasinya. Dia tetap terdaftar di sekolah pada saat di evaluasi.
Penilaian awal menunjukan anak laki-laki dengan retardasi mental sedang disertai dengan suara aneh pada saat bicara. Ketika dia merasa panik, dia menyentuh muka dan pakaian orang lain, bertanya banyak pertanyaan dan gelisah. Ketika dia merasa santai, dia dapat duduk untuk waktu yang lama. Orang tua nya melaporkan bahwa tingkat kecemasan dan tingkah laku tidak pantas anaknya meningkat selama masa pubertas.
Orangtuanya menunjukan kekhawatiran mereka mengenai kematangan seksual anaknya dan ketidakmatangan kemampuan mengatasi masalah : bagaimana jika dia masturbasi di tempat umum? `Bagaimana jika dia mencoba mencium anak perempuan? Bagaimana caranya kita menjelaskan kepada dia apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan?
Orang tua nya setuju melakukan konseling untuk diri mereka sendiri dan anaknya dalam mengatasi masalah pada anaknya. Anak tersebut melanjutkan sekolah dan hidup di rumah sampai umur 19 tahun. Lalu dia pindah ke rumah khusus penderita retardasi mental dewasa muda di pinggiran kota kelahirannya.
MASALAH YANG DITEMUKAN DALAM KASUS
1. Anak tersebut sering mengikuti orang lain dan menyanyakan banyak pertanyaan.
2. anak tersebut terlahir dengan mikrosepali
3. usia kehamilan 8 bulan.
4. Anak tersebut membutuhkan bantuan pernafasan selama 2 minggu di NICU.
5. Selama masa balita, anak tersebut sering dirawat karena masalah pernafasan
6. anak laki-laki dengan retardasi mental sedang disertai dengan suara aneh pada saat bicara.
7. Ketika dia merasa panik, dia menyentuh muka dan pakaian orang lain, bertanya banyak pertanyaan dan gelisah.
8. tingkah laku tidak pantas anaknya meningkat selama masa pubertas.
9. Orangtuanya khawatir mengenai kematangan seksual anaknya dan ketidakmatangan kemampuan mengatasi masalah
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• AKSIS I : Z.03.2 tidak ada diagnosis
• AKSIS II : F 71Retardasi Mental sedang
• AKSIS III : tidak ada
• AKSIS IV : belum di telusuri
• AKSIS V : GAF scale 60 (saat ini)
TINJAUAN PUSTAKARETARDASI MENTAL
DEFINISI
Menurut Diagnostic and Scientific Manual IV-TR (DSM IV-TR) adalah sama dengan definisi AAMR tetapi ditambahkan
batas derajat IQ 70.2
Menurut American Association Mental Retardation (AAMR) 2002 adalah suatu disabilitas yang ditandai
dengan suatu limitasi/keterbatasan yang bermakna, baik dalam fungsi intelektual maupun prilaku adaptif yang
diekspresikan dalam keterampilan konseptual, social dan praktis
Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III (PPDGJ III) adalah suatu keadaan perkembangan mental yang
terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik,
dan sosial.
ETIOLOGI Kelainan
kromosom
Sindrom down
Sindrom fragile X
Sindrom prader-willi
Cry du cat sindrom
Faktor genetic lain
Phenylketonuria (PKU)
Faktor prenatal
Infeksi dan penyalah
gunaan obat
Faktor perinatal
Bayi premature, BBLR
Gangguan didapat pada
masa anak-anak
Infeksi, trauma kepala
Faktor lingkungan dan
sosiokultural
Pada pasien di kasus menunjjukan etiologi dari pasien retardasi mental ini adalah factor perinatal yaitu“anak tersebut terlahir dengan mikrosepali
dengan usia kehamilan 8 bulan. Anak tersebut membutuhkan bantuan pernafasan selama 2
minggu di NICU.”
PREVALENSI
• Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi.
• Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan.
• Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun.
• Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan
KLASIFIKASI
RM ringan
IQ 50-69
Pemahaman dan
penggunaan bahasa
cenderung terlambat
sebagian besar dapat mencapai
kemampuan bicara untuk
keperluan sehari – hari.
Kebanyakan juga dapat mandiri penuh dalam merawat diri sendiri
walaupun tingkat perkembangannya agak
lambat daripada normal.
Kesulitan utama biasanya
tampak dalam pekerjaan
sekolah yang bersifat
akademis
banyak masalah khusus dalam membaca dan
menulis
RM SEDANG
IQ 35-49Umumnya ada profil
kesenjangan dari kemampuan,
canggung namun dapat mengadakan interaksi sosial dan
percakapan sederhana.
Tingkat perkembangan bahasa bervariasi, ada yang dapat mengikuti
percakapan sederhana, sedangkan yang lain
hanya dapat berkomunikasi
seadanya untuk kebutuhan dasar
mereka.
RM BERAT
IQ 20-34 Pada umumnya gambaran RM berat sama dengan RM sedang
Kebanyakan penyandang retardasi mental berat
menderita gangguan motorik yang mencolok atau defisit lain
yang menyertainya, menunjukkan adanya
kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan saraf
pusat.
RM SANGAT BERAT
IQ < 20
Pemahaman dan penggunaan bahasa
terbatas, hanya mengerti perintah
dasar dan mengajukan permohonan sederhana.
Keterampilan visuospasial yang paling dasar dan
sederhana tentang memilih dan
mencocokkan mungkin dapat dicapainya dan
dengan pengawasan dan petunjuk yang
tepat
Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi
pada sebagian besar kasus. Biasanya ada disabilitas neurologik
dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas, seperti
epilepsi dan hendaya daya lihat dan daya
dengar.
Sering ada gangguan perkembangan
pervasif dalam bentuk sangat berat
khususnya autisme yang tidak khas (atypical autism)
terutam pada penderita yang dapat
bergerak.
• RM LAINNYA• Kategori ini hanya digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi mental
dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik, misalnya buta, bisu, tuli dan penderita yang perilakunya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.
• RM YTT• Jelas terdapat retardasi mental, tetapi tidak ada informasi yang cukup untuk
menggolongkannya dalam salah satu kategori tersebut diatas.
KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik untuk RM menurut DSM IV – TR adalah sebagai berikut :
1. Fungsi intelektual dibawah rata – rata (IQ 70 atau kurang) yang telah diperiksa secara individual.
2. Kekurangan atau gangguan dalam perilaku adaptif (sama dengan kekurangan individu untuk memenuhi tuntutan standar perilaku sesuai dengan usianya dari lingkungan budayanya) dalam sedikitnya 2 hal, yaitu komunikasi, self-care, kehidupan rumah-tangga, ketrampilan sosial/interpersonal, menggunakan sarana komunitas, mengarahkan diri sendiri, ketrampilan akademis fungsional, pekerjaan, waktu senggang, kesehatan dan keamanan.
3. Awitan terjadi sebelum usia 18 tahun
Kode diagnostik dan derajat RM menurut DSM IV – TR adalah sebagai berikut :
317 Retardasi mental ringan, IQ 50 – 55 sampai 70
318 Retardasi mental sedang, IQ 35 – 40 sampai 50 – 55
318.1 Retardasi mental berat, IQ 20 – 25 sampai 35 – 40
318.2 Retardasi mental sangat berat, IQ dibawah 20 atau 25
319 Retardasi mental tidak tergolongkan bila tak dapat dilakukan pemeriksaan IQ
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan tes fungsi kecerdasan dan hasilnya dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atau IQ. Dapat dihitung dengan :
IQ = MA/CA x 100%
MA = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil tes
CA = Chronological Age, umur yang didapat berdasarkan perhitungan tanggal lahir
PENATALAKSANAAN
• Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan yang disertai dengan retardasi mental.
Dengan cara :
• Konseling keluarga dan genetic
• Meningkaatkan pengetahuan masyarakat tentang retardasi mental
PENCEGAHAN SEKUNDER DAN TERSIER
• gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan penyakit (pencegahan sekunder)
• untuk menekan sekuele atau kecacatan yang terjadi setelahnya (pencegahan tersier).
Yang dilakukan
• Pendidikan untuk anak
• Terapi perilaku, kognitif dan psikodinamika
• Pendidikan keluarga
• Intervensi farmakologis
INTERVENSI FARMAKOLOGIS
• Harus dietahui apakah disertai gangguan mental komorbid atau tidak• Jika ada agresi dan perilaku melukai diri sendiri
• Antagonis narkotik ex: trexan, carbamazepine, valproic acid• Jika ada gerakan motoric stereotipik
• Medikasi antipsikotik ex : haloperidol, chlorpromazine• Perilaku kemarahan eksplosif
• Beta blocker ex : propranolol, buspirone• Gangguan deficit atensi/hiperaktivitas
• diberikan methylpenidate
TERAPI YANG AKAN DIBERIKAN KEPADA PASIEN
1. psikoterapia) Memberikan pendidikan kepada pasien seperti memperbaiki sifat-sifat
yangsalah atau yang antisosial, mulai meengajarkan suatu keahlian kepada pasien.
b) Memberikan latihan kepada pasien berupa :a) Latihan rumahb) Latihan sekolahc) Latihan tknisd) Latihan moral
top related