ca-nasofaring.pptx

Post on 08-Apr-2016

80 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Pembimbingdr. Nur Qomariah Sp. THT

KARSINOMA nASOFARING

Oleh : Maisarah AzzahraH. Abdullah PutraPuteri Aulia Rahmi

BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT THTFK UNLAM-RSUD ULIN

BANJARMASINOktober, 2012

Ca Nasofaring

• Tumor ganas di daerah nasofaring• Tumor yang unik karena etiologi dan distribusi

endemiknya.

PREVALENSI

• Secara global, pada tahun 2000 terdapat lebih kurang 65.000 kasus baru dan 38.000 kematian yang disebabkan penyakit ini.

• Namun di negara lain dan kelompok etnik tertentu, seperti di Cina, Asia Tenggara, Afrika Utara, tumor ganas ini banyak ditemukan.

• Laki-laki > perempuan

PENDAHULUAN

• Karsinoma nasofaring (KNF) adalah karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di daerah nasofaing dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring.

Definisi

• EBV• Genetik• Lingkungan

Etiologi

TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat sekitar 644.000 kasus kanker daerah kepala dan leher yang didiagnosa tiap tahunnya, dengan dua pertiga dari kasus tersebut terjadi di Negara berkembang. Secara global, pada tahun 2000 terdapat lebih kurang 65.000 kasus baru KNF dan 38.000 kematian yang disebabkan penyakit ini. Indonesia termasuk salah satu negara dengan prevalensi penderita KNF yang termasuk tinggi di luar Cina. Data registrasi kanker di Indonesia berdasarkan histopatologi tahun 2003 menunjukan bahwa KNF menempati urutan pertama dari semua tumor ganas primer pada laki – laki dan urutan ke 8 pada perempuan.

EPIDEMIOLOGI

ANATOMINasofaring merupakan suatu rongga dengan

dinding kaku di atas, belakang dan lateral yang secara anatomi termasuk bagian faring.

Ke anterior berhubungan dengan rongga hidung melalui koana dan tepi

belakang septum nasi

Ke arah posterior dinding nasofaring melengkung ke supero-anterior dan terletak di bawah os sfenoid, sedangkan bagian belakang nasofaring berbatasan dengan ruang retrofaring, fasia pre vertebralis dan otot-otot dinding faring.

Pada dinding lateral nasofaring terdapat orifisium tuba eustakius dimana orifisium ini dibatasi superior dan posterior oleh torus tubarius, ke arah posterosuperior dari torus tubarius terdapat fossa Rosenmuller

DIAGNOSISAnamnesis

Pemeriksaan nasofaring

Biopsi nasofaring

Pemeriksaan PA

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan neuro-oftalmologi

Pemeriksaan serologi.

Anamnesis

• Gejala telinga• - Rasa penuh pada telinga• - Tinitus• - Gangguan pendengaran

• b. Gejala hidung• - Epistaksis• - Hidung tersumbat

• c. Gejala mata dan saraf• - Diplopia• - Gerakan bola mata terbatas

Gejala dini

• - Limfadenopati servikal• - Gejala akibat perluasan

tumor ke jaringan sekitar• - Gejala akibat

metastase jauh.

Gejala lanjut

Diagnosis

Pemeriksaan nasofaring• rinoskopi posterior dengan

menggunakan cermin atau dengan endoskopi.

Biopsi nasofaring • Biopsi dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu dari hidung atau dari mulut.

1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi (Keratinizing Squamous Cell Carcinoma).

2. Karsinoma non-keratinisasi (Non-keratinizing Carcinoma).

3. Karsinoma tidak berdiferensiasi (Undifferentiated Carcinoma).

Pemeriksaan PA

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan neuro-oftalmologi

Pemeriksaan serologi

Diagnosis

T-0• Tidak tampak tumor

T-1• Tumor terbatas pada 1 lokasi di nasofaring

T-2• Tumor meluas lebih dari 1 lokasi, tetapi masih di

dalam rongga nasofaring

T-3• Tumor meluas ke kavum nasi dan / atau

orofaring

T-4• Tumor meluas ke tengkorak dan / sudah mengenai

saraf otak

STADIUMT = Tumor, menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya.

N-0• Tidak ada pembesaran kelenjar

N-1• Terdapat pembesaran kelenjar homolateral

yang masih dapat digerakkan

N-2

• Terdapat pembesaran kelenjar kontralateral / bilateral yang masih dapat digerakkan

N-3• Terdapat pembesaran kelenjar baik

homolateral, kontralateral atau bilateral, yang sudah melekat pada jaringan sekitar.

STADIUMN = Nodul, menggambarkan keadaan kelenjar limfe regional

M-0• Tidak ada metastase jauh

M-1• Terdapat metastase jauh

STADIUMM = Metastase, menggambarkan metastase jauh

StadiumStadium I : T1 N0 M0

Stadium II : T2 N0 M0

Stadium III : T3 N0 M0 T1,T2,T3 N1 M0

Stadium IV: T4 N0,N1 M0 Tiap T N2,N3 M0 Tiap T Tiap N M1

PENATALAKSANAAN

Stadium I : Radioterapi

Stadium II&III :

Kemoradiasi

Stadium IV dengan N<6 cm : Kemoradiasi

Stadium IV dengan

N>6 cm :Kemoterapi dosis

penuh dilanjutkan

kemoradias

i

I. IDENTITAS

Nama: Tn.DUmur : 51 tahun Jenis kelamin : Laki-lakiSuku : BanjarPekerjaan : PetaniAlamat : Jl. Anjir Serapat Tengah RT. 21 Kab. KapuasMRS :4 ktober 2012

LAPORAN KASUS

Keluhan Utama• Pusing

Riwayat penyakit sekarang• Pasien mengeluhkan kepala yang pusing sejak 1

minggu yang lalu, lingkungan terasa berputar, keluhan hilang timbul, terjadi terutama saat miring ke arah kanan, lama pusing berkisar antara 3-5 menit dan berkurang saat berubah posisi. Pasien juga mengeluh sakit kepala sejak + 1 tahun lalu, sakit kepala dirasakan menusuk – nusuk dan hilang timbul, sakit kepala terasa di seluruh kepala. Semakin hari sakit kepala terasa semakin berat dan sering, sakit kepala tidak berkurang walaupun pasien minum obat (pasien biasanya minum obat bodrek dan obat dari mantri).

anamnesis

tinnitus dextra sejak + 4 bulan lalu, tinnitus terdengar mendenging, tinnitus bersifat terus – menerus, tinnitus semakin terdengar pada malam hari.

Deafness dextra (+) sejak + 4 bulan lalu, deafness terjadi perlahan – lahan.

Epistaksis (+). sejak + 1 tahun lalu, kwantitas kadang-kadang setetes sampai 7 sendok makan, terjadi hilang timbul, kadang pasien bisa menghidu bau darah kadang tidak bisa, keluhan epistaksis ini terakhir kali dirasakan + 3 bulan lalu, sejak 1 tahun lalu sampai 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien sudah > 10 kali mengalami epistaksis.

Hidung tersumbat yang muncul sejak + 3 bulan lalu. Terdapat benjolan pada leher sebelah kiri, benjolan ini

dirasakan pasien sejak + 1 tahun lalu, benjolan tidak nyeri dan kadang mengecil kadang bertambah besar, benjolan tidak bergerak.

mual dan muntah sejak + 6 bulan lalu, mual dan muntah terjadi hilang timbul, mual dan muntah terutama terjadi bila pasien mencium bau yang menyengat seperti bau ikan yang digoreng, semakin hari mual dan muntah dirasakan semakin sering, muntah biasanya berisi makanan dan satu hari lalu pasien mengaku muntah bercampur darah.

Pasien juga mengeluhkan penglihatan kabur pada mata kiri sejak + 3 bulan yang lalu, terjadi secara perlahan – lahan.

Pasien mengaku suka makan makanan panas sejak kecil, sering memasak menggunakan kayu bakar sejak + 30 tahun yang lalu dan kadang-kadang suka mengkonsumsi sarden dan ikan asin.

Otalgia (-). Itching (-). Ottorhoe (-). Rhinorhea (-) Bersin-bersin (-). Nasolalia (-). Cold (-). Rhinalgia (-). Odinofagi (-). Disfagi (-). Discharge (-), Disphoni (-), Trismus (-). Serak (-). Batuk (-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi (+)

DM (-)

Alergi dan asma (-)

Merokok (-)

Trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi (+)

DM (-)

Alergi (-)

Asma (-)

anamnesis

Keadaan Umum

Pemeriksaan FisikStatus Generalis

Keadaan Umum: BaikKesadaran : KomposmentisTanda Vital : TD = 170/100 mmHg N = 84 x/menitRR = 20 x/menit T = 36,1 0C

Kepala : simetrisWajah :Nyeri tekan sinus (-) (-)Mata : sklera ikterik (-/-)Strabismus sinistraKonjungtiva anemis (-/-)

Leher : Pembesaran KGb (-/+)JVP meningkat (-/+)

Paru : I = Gerakan nafas simetris P = Fremitus raba simetris, deviasi trachea (-) P = Sonor, nyeri ketuk tidak ada A = Suara nafas vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)Cor : S1 S2 tunggal, bising (-)

Kepala dan Leher

Thorak

Abdomen

Status Generalis

I = Tampak datar, vena kolateral (-)P = H/L/M tidak teraba, nyeri tekan ulu hati (-)P = TimpaniA = Bising usus (+) normal

Atas : Akral hangat, edema (-/-), Parese (-/-), perfusi baik Bawah : Akral hangat, edema (-/-), parese (-/-), perfusi baik

Tidak ada kelainan

Ekstremitas

Tulang Belakang

Telinga Kanan KiriAurikula

Bentuk

Hematom Tragus pain Canalis auditorius eksternus

Serumen

Othorrea

Furunkel

Edema Hiperemi

Polip/masa

dbn(-)

(-)

(minimal) (-)

(-) (-)

(-)

(-)

dbn (-)

(-)

(minimal)

(-)

(-) (-)

(-)

(-)

Status Lokalis

Telinga Kanan KiriMembran timpani

Retraksi

Bombans

Conus of light

Tes Pendengaran

Rinne

Weber

Scwabach

(-)

(-)

(+)

(-)

lateralisasi kanan

Memanjang

(-)

(-)

(+)

(+)

(-)

Normal

Status Lokalis

Rhinoskopi Anterior Kanan Kiri Vestibulum nasi dbn dbn Kavum nasi dbn dbn Dasar kavum nasi dbn dbn Meatus nasi inferior dbn dbn Konka nasi inferior dbn dbn Meatus nasi medius dbn dbn Konka nasi medius dbn dbn Septum nasi tidak ada deviasi tidak ada

deviasi

Rinoskopi Posterior Nasofaring sde sde Transiluminasi tdl tdl

Status Lokalis

Arkus posteriorposisi normal, tidak ada radang, tidak ada tumor

Arkus anteriorposisi normal, tidak ada radang, tidak ada tumor

Lidahtidak hiperemis, tidak kotor

Ginggiva berwarna merah muda

Mulutmukosa merah muda, tidak ada radang

Bibirbentuk normal, mukosa bibir basah

Status Lokalis

Tonsil Kanan Kiri Ukuran T1 T1 Warna merah muda merah muda Kripta dbn dbn Detritus (-) (-) Membran (-) (-)

Faring Warna merah muda, hiperemi (-), sekret (-).Kelenjar getah bening : Terdapat pembesarn KBG colli

sinistra

Status Lokalis

Pemeriksaan Laboratorium : Kimia Darah : Tanggal 6 Oktober 2012

Kreatinin : 1,0 mg/dlUreum : 16 mg/dlGDP : 105 mg/dlSGOT : 17 U/lSGPT : 16 U/l

Darah rutin : Tanggal 6 Oktober 2012 Hb : 12,1 gr%Leukosit : 13,6 ribu/ulEritrosit: 4,22 juta/UlHematokrit : 39,4 vol%Trombosit : 383 ribu/ul

Pemeriksaan penunjang

Foto thorax PA

• Kesimpulan : cor dan pulmo tak tampak kelainan

CT scan Nasofaring

dengan kontras

• Kesimpulan carsinoma nasofaring (KNF, T4N2Mx).

Biopsi-Patologi anatomi

• Karsinoma sel skuamosa nasofaring berdifferensiasi jelek, tak berkeratin..

Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS

Karsinoma nasofaring T4N2MxVertigo Perifer Hipertensi Grade II

Kemoradiasi USG Abdomen Thorax Foto Cek darah rutin ulang PCT 6x500 mg Kodein 6x10 mg Amitriptilin 1x1/2 tab (malam hari) Dulcolax 1x1 tab IVFD D10%: RL 2:1 20 tpm drip tramadol

penatalaksanaan

Inj Ranitidin 2x1 amp Inj Ondansentron 3x1 amp Po. Mertigo 3x1 tab Po. Captopril 2x12,5 mg Po. Antasida sirup 3x1 C Po. Amlodipin 10 mg 1x1

Follow Up

Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan

nasofaring

Biopsi jaringan

Pemeriksaan PA

Pemeriksaan

radiologi

Pemeriksaan neuro-oftalmolog

i

Pemeriksaan

serologi

pembahasan

anamnesis

• epistaksis 1 th yg lalu

• dapat menghidu dan kadang tidak

• sumbatan hidung + 3 bulan

Gejala nasofaring

• pendengaran berkurang (D)

• tinnitus (D)

Gejala telinga

• mata kabur (S)

• gerakan mata sebelah kiri terbatas

• vertigo perifer

Gejala mata dan saraf

• pembesaran KGB pada daerah leher sebelah kiri

Metastasis atau gejala

di leher

Kebiasaan memakan makanan yang panas sejak kecil

kebiasaan makan makanana yang diawetkan kebiasaan memasak menggunakan kayu

bakar

Predisposisi CA Nasofaring pada pasien ini

Riwayat Epitaksispermukaan tumor yang rapuh

dinding tumor banyak pembuluh darah

iritasi ringan

perdarahan

VertigoPerifer

TD : 170/100

Hipertensi

Grade 2Vertigo Perifer

Strabismus sinistra

kelainan saraf hipestesi fasialis sinistra dan parese nervus occulomotorius dan abduscen (m. Rectus lateralis dan m. Rectus superior). Kelainan tersebut menyebabkan strabismus mata kiri pasien

Tes Pendengaran

Rinne - + Weber lateralisasi kanan - Swabach Memanjang normal

Tes Pendengaran• telinga kanan

mengalami tuli konduktif

• telinga kiri tuli sensoris

Rine• Tuli KonduktifWeber• Tuli KonduktifSwabac

h

Tuli Konduktifinfiltrasi

massa tumor pada otot

tuba

mengganggu mekanisme pembukaan

tuba eustachius

Deafness

• penyumbatan muara tuba eustachius

• kerusakan saraf pendengaran

Pendengaran

menurun

Obstruksi Hidungagen

penyebab masuk

ke saluran napas atas

mengiritasi

epitelium

berulserasi dan

terinfeksi

pertumbuhan

jaringan baru dan

ganas

obstruksi saluran pernapa

san bagian

atas

tumor tumbuh pada

fossa Rossenmuller

meluas ke bagian

belakang dan atap

nasofaring

Sumbatan pada hidung

Pembesaran Kgb

bersifat anaplastik

menyebar ke

kelenjar limfe leher

neoplasma

sekunderBerkemba

ng

menembus kelenjar Mengenai

otot

Melekat dan sulit

digerakan

Pemeriksaa nasofaring

• rinoskopi posterior sde

Pemeriksaan biopsi dan PA

• Hasil pemeriksaan adalah Karsinoma nasofaring tipe tak berkeratinisasi dan berdifferensiasi jelek

Pemeriksaan radiologi

• Thorak PA• CT-scan : KNF, T4N2Mx

Pemeriksaan fisik *

diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan nasofaring

Pemeriksaan biopsi-PA

Pemeriksaan radiologi

Karsinoma Nasofaring

Karsinoma Nasofaring Kemoradiasi

Hipertensi Grade II Captopril dan Amlodipin

Mual dan Muntah Antasida syrup Ranitidin Ondansentron

Penatalaksanaan

Sakit kepala Analgetik Anti depresan

Vertigo Mertigo

Telah dilaporkan penderita Tn.D umur 51tahun dengan diagnosis karsinoma nasofaring. Keluhan utama pusing. Dari anamnesis didapatkan pasien

mengalami gejala yang mendukung ke arah diagnosis karsinoma nasifaring yaitu gejala mata, gejala hidung, gejala nasofaring dan gejala saraf. Berdasarkan hasil-

hasil pemeriksaan Biopsi-patologi anatomi dan CT-scan tersebut maka diagnosis kasus ini adalah

karsinoma nasofaring dengan klasifikasi TNM adalah T4 N2 Mx. Klasifikasi T4 N2 Mx tergolong stadium IV. Rencana terapi pasien sesuai dengan stadiumnya.

Terapi pada stadium IV ini yaitu kemoradiasi.

PENUTUP

top related