buku panduan ekologi perairan disusun … · populasi yang berbeda dan berinteraksi antar spesies,...
Post on 07-Sep-2018
253 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BUKU PANDUAN
EKOLOGI PERAIRAN
Disusun Oleh:
TIM ASISTEN EKOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Buku Panduan Praktikum Ekologi
Perairan ini dapat disusun.
Memahami akan kekurangan dan keterbatasan referensi dalam
pelaksanaan praktikum Ekologi Perairan, maka kami menyajikan suatu pedoman
pelaksanaan praktikum yang pada dasarnya dirangkum dari berbagai referensi
untuk menuntun praktikan. Metode-metode praktis diutamakan untuk
memudahkan dalam pengukuran (pengambilan data di lapang). Buku Panduan
Praktikum ini terbatas pada pengukuran parameter-parameter utama yang
penting dan dilakukan di lapang.
Buku ini merupakan revisi dan pembakuan dari penuntun-penuntun
praktikum Ekologi Perairan terdahulu (non-publicated). Besar harapan bahwa
Buku Penuntun Praktikum ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan berbagai
pihak.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam penyelesaian buku ini. Menyadari akan keterbatasan yang kami miliki,
maka kami sangat mengharapkan saran atau kritik konstruktif bagi
penyempurnaan buku ini di lain waktu.
Malang, 19 Februari 2018
Tim Penyusun
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu organisme memerlukan lingkungan hidup yang sesuai dengan
kehidupannya. Air mempunyai beberapa sifat penting sebagai lingkungan bagi
organisme air yang dikaitkan dengan bahan-bahan dan energi yang
dikandungnya dengan sifat fisiknya. Air merupakan media hidup untuk organisme
perairan baik tumbuhan maupun hewan, sedangkan sifat kimia air mempunyai
fungsi sebagai pembawa zat-zat hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-
bahan organik oleh produsen primer perairan tersebut.
Sinar matahari merupakan penunjang kehidupan makhluk hidup, kecuali
organisme kimia sintetis yang relatif tidak banyak. Semua bentuk kehidupan
mendapatkan hara organik berenergi tinggi baik langsung maupun tidak
langsung dari fotosintesis. Melalui alur rantai makanan pada akhirnya siklus
energi juga akan dimanfaatkan oleh produsen, begitu pula yang terjadi pada
lingkungan perairan. Salah satu cara untuk memahami interaksi organisme-
organisme dengan lingkungan perairan adalah dengan mempelajari proses yang
terjadi pada rantai makanan. Tingkatan berlapis ekologi meliputi ekosistem
individu/organisme dengan ciri biasanya memiliki struktur khusus yang disebut
dengan adaptasi, ekosistem populasi yaitu kumpulan individu sejenis pada suatu
daerah dan pada waktu tertentu, ekosistem komunitas yang terdiri dari beberapa
populasi yang berbeda dan berinteraksi antar spesies, ekologi ekosistem yaitu
suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen biotik dan abiotik terdapat
siklus kehidupan.
Ekologi umumnya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara
organisme-organisme dan lingkungannya. Lingkungan di sini mempunyai arti
luas, mencakup semua hal di luar organisme yang bersangkutan. Tidak saja
termasuk cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga
parasit, predator dan kompetitor.
Ekologi perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik/interaksi antara organisme perairan dengan lingkungannya. Dengan
demikian ada beberapa cabang ilmu yang menunjang ekologi yang harus
dipahami mahasiswa misalnya: Klimatologi, Limnologi, Geologi, Fisika, Kimia,
Biologi, Planktonologi dan sebagainya.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
2
1.2 Tujuan Praktikum Ekologi Perairan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam:
1. Mengetahui hasil pengukuran parameter fisika yang mempengaruhi perairan
Bedengan
2. Mengetahui hasil pengukuran parameter kimia yang mempengaruhi perairan
Bedengan
3. Mengetahui hasil pengukuran parameter biologi yang mempengaruhi perairan
Bedengan
4. Menentukan kualitas perairan Bedengan berdasarkan hasil pengukuran
parameter fisika, kimia dan biologi.
1.3 Kegunaan Praktikum Ekologi Perairan
Kegunaan dari kegiatan praktikum ini adalah:
1. Mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa empati mahasiswa terhadap
ekosistem sungai.
2. Meningkatkan kemampuan teknis dalam mengukur parameter fisika, kimia
dan biologi.
3. Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan dan
dasar untuk penulisan ataupun penelitian lebih lanjut berkaitan dengan
ekosistem sungai dan ekosistem kolam.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sungai
Sungai merupakan daerah dimana terdapat air yang mengalir dari hulu
(pegunungan) menuju hilir (laut). Selain mengalirkan air dari hulu, sungai juga
membawa material-material organik maupun anorganik dan mengantarkannya
keseluruh bagian sungai sampai hilir. Oleh karena itu, sungai dapat digolongkan
sebagai perairan yang mengalir. Odum (1998) menyatakan bahwa ada 2 zona
utama pada aliran sungai yaitu:
Zona Air Deras yaitu daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup
tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain
yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni benthos yang
beradaptasi khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau
berpegang dengan kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat
berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai didaerah
pegunungan.
Zona Air Tenang yaitu bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus
sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di
dasar sehingga dasarnya lunak. Zona ini umumnya terdapat pada bagian hilir.
Arus merupakan faktor pembatas utama pada aliran deras, tetapi dasar
yang keras terdiri dari batu, dapat menyediakan permukaan yang cocok untuk
organisme (flora dan fauna) untuk menempel dan melekat. Dasar air yang tenang
bersifat lunak dan terus-menerus berubah umumnya membatasi organisme
bentik, tetapi bila kedalaman lebih besar lagi, dimana gerakan air lebih lambat,
lebih sesuai untuk plankton dan neuston.
2.2 Parameter Kualitas Air
2.2.1 Fisika
a. Suhu
Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu perairan. Kisaran suhu pada
perairan Indonesia antara 23-32oC. Mahida (1986), menyatakan bahwa tingkat
oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu
rendah. Clark (1974), menjelaskan bahwa keadaan suhu alami memberikan
kesempatan bagi ekosistem untuk berfungsi secara optimum. Banyak kegiatan
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
4
hewan air dikontrol oleh suhu, misalnya: migrasi, pemangsaan, kecepatan
berenang, perkembangan embrio dan kecepatan proses metabolisme. Oleh
sebab itu, perubahan suhu yang besar pada ekosistem perairan dianggap
merugikan (Clark, 1974). Sedangkan menurut Handjojo dan Setianto (2005)
dalam Irawan (2009), suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan
makhluk hidup dapat melakukan metabolism dan berkembang biak.
b. Kecepatan Arus
Arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal. Menurut
Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh kekuatan angin,
semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat dan semakin
dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan lotik umumnya kecepatan arus
berkisar antara 3 m/detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk membuat suatu
batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem air dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan aliran air dan
kondisi substrat yang ada. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen
yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke
seluruh bagian dari perairan. Peranan arus adalah membantu difusi oksigen
serta membantu distribusi bahan organik dan nutrien.
2.2.2 Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
pH (potential of Hydrogen) adalah negatif logaritma dari ion H+. Menurut
Kordi dan Tancung (2007), derajat keasaman (pH) yaitu logaritma dari kepekatan
ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat keasaman atau pH
air menunjukkan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan
sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter) pada suhu tertentu atau
dapat ditulis pH = - log (H+). Manik (2003), menyatakan bahwa peningkatan
keasaman air (pH rendah) umumnya disebabkan limbah yang mengandung
asam-asam mineral bebas dan asam karbonat. Keasaman tinggi (pH rendah)
juga dapat disebabkan adanya FeS2 dalam air akan membentuk H2SO4 dan ion
Fe2+ (larut dalam air).
b. Dissolved Oxygen (DO)
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
5
DO (Dissolved Oxygen) adalah jumlah oksigen terlarut dalam perairan yang
dimanfaatkan oleh organnisme perairan untuk respirasi dan penguraian zat-zat
anorganik oleh mikroorganisme. Menurut Simanjuntak (2012), sumber utama
oksigen di perairan adalah difusi udara dan dari proses fotosintesis fitoplankton.
Sedangkan pemanfaatannya digunakan untuk respirasi, dekomposisi dan
oksidasi unsur kimia. Oksigen terlarut merupakan salah satu penunjang utama
dalam kehidupan di perairan dan indikator kesuburan perairan.
c. Carbon Dioxide (CO2)
Menurut Susana (1988), karbondioksida adalah senyawa yang terbentuk
dari 1 atom Karbon dan 2 atom Oksigen (CO2), mudah larut dalam air, tidak
berbau dan tidak berwarna. Karbondioksida termasuk gas yang reaktif dan
banyak terdapat dalam air. Karbondioksida yang terdapat dalam air umumnya
berasal dari udara melalui proses difusi dan terbawa oleh air hujan. Selain itu
karbondioksida juga berasal dari hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari
hasil penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme.
d. Total Organic Matter (TOM)
TOM (Total Organic Matter) adalah kumpulan bahan organik kompleks
yang sedang dan belum mengalami proses dekomposisi yang terdiri dari bahan
organik terlarut, tersuspensi (particulate) dan koloid di dalam suatu perairan.
Menurut Kohangia (2002), bahwa kandungan bahan organik yang terdapat di
sedimen perairan terdiri dari partikel-partikel yang berasal dari hasil pecahan
batuan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa rangka dari organisme
perairan atau dari detritus organik yang telah tertransportasi oleh berbagai media
alam dan terendapkan didasar perairan dalam waktu yang cukup lama. TOM
berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi autochnus (dari perairan itu sendiri)
dan allotochnus (dari perairan luar).
e. Amonia
Menurut Umroh (2007), amonia merupakan hasil katabolisme protein
yang diekskresikan oleh organisme dan merupakan salah satu hasil dari
penguraian zat organik oleh bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam
bentuk tak terionisasi (NH3) atau bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4)
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
6
atau ion ammonium. Sumber amonia di perairan adalah dari sisa metabolism dan
pemecahan nitrogen organik.
f. Nitrat
Menurut Hendrawati, et al. (2007), nitrat (NO3-) adalah bentuk utama
Nitrogen di perairan dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman
dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat
merupakan unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting termasuk
DNA dan RNA. Tatangidatu (2013), menyatakan bahwa tingginya kadar nitrat
dipengaruhi oleh tingkat pencemaran dan pemupukan, kotoran hewan dan
manusia. Peran nitrat dalam perairan adalah sebagai nutrien utama bagi alga
dan mengklasifikasi kesuburan perairan.
g. Orthofosfat
Orthofosfat merupakan salah satu bentuk fosfat yang dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tanaman air. Sedangkan polifosfat harus mengalami
hidrolisis membentuk orthofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfor. Manurut Sembering (2008), orthofosfat merupakan nutrisi
yang paling penting dalam menentukan produktivitas perairan. Selain sebagai
nutrisi untuk fitoplankton, orthofosfat juga berfungsi sebagai indikator kesuburan
perairan.
2.2.3 Biologi
a. Benthos
Benthos adalah organisme yang hidup di dasar perairan (substrat) baik
yang sesil maupun vagil. Benthos hidup di pasir, lumpur, batuan, patahan karang
atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi
pola penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan bentik. Hal
tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan benthos.
Organisme yang termasuk makrozoobenthos diantaranya adalah:
Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida.
Klasifikasi benthos menurut ukurannya: Makrobenthos merupakan benthos yang
memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod,
anthozoa, echinodermata, sponge, ascidian, and crustacea. Meiobenthos
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
7
merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0.1-1 mm, contohnya
polychaete, pelecypoda, copepoda, ostracoda, cumaceans, nematoda,
turbellaria, dan foraminifera. Mikrobenthos merupakan benthos yang memiliki
ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliata, amoeba, dan
flagellata.
Barus (2004) menyatakan bahwa berdasarkan tempat hidupnya, benthos
dapat dibedakan menjadi epifauna yaitu benthos yang hidupnya di atas substrat
dasar perairan, dan infauna yaitu benthos yang hidupnya tertanam di dalam
substrat dasar perairan. Sedangkan berdasarkan siklus hidupnya, benthos dapat
dibagi menjadi holobenthos, yaitu kelompok benthos yang seluruh hidupnya
bersifat benthos dan merobenthos, yaitu kelompok benthos yang hanya bersifat
benthos pada fase-fase tertentu dari siklus hidupnya. Sedangkan Odum (1971),
mengklasifikasikan benthos berdasarkan kebiasaan makannya yaitu filter-feeder
(menyaring partikel-partikel detritus yang melayang di perairan) dan deposit-
feeder (memakan partikel-partikel detritus yang mengendap di dasar perairan).
Hewan makrobenthos mempunyai peranan yang sangat penting dalam
siklus nutrien di dasar perairan. Montagna et al. (1989) menyatakan bahwa
dalam ekositem perairan makrobenthos berperan sebagai salah satu mata rantai
penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai
konsumen tingkat tinggi.
b. Perifiton
Perifiton adalah nama yang diberikan pada kelompok berbagai organisme
yang tumbuh atau hidup menempel pada substrat dalam air seperti tanaman,
kayu, batu dan sebagainya. Meskipun perifiton umumnya diperlakukan sebagai
bentos, ini bukanlah ciri khas komunitas tersebut dalam hal tertentu. Ia hadir
sangat banyak pada substrat apapun, misalnya ujung kayu yang berada dalam
air beberapa centimeter dari dasar.
Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan yang hidup di bawah permukaan
air, sedikit bergerak atau melekat pada batu-batu, ranting, tanah atau substrat
lainnya. Menurut Wetzel (1982), perifiton berdasarkan substrat menempelnya
dibedakan atas epifitik (menempel pada permukaan tumbuhan), epipelik
(menempel pada permukaan sedimen), epilitik (menempel pada permukaan
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
8
batuan), epizooik (menempel pada permukaan hewan), dan epipsammik (hidup
dan bergerak di antara butir-butir pasir).
Dalam suatu perairan mengalir (lotik), alga perifiton lebih berperan sebagai
produsen daripada fitoplankton. Hal ini disebabkan karena fitoplankton akan
selalu terbawa arus, sedangkan alga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya.
Alga perifiton juga penting sebagai makanan beberapa jenis invertebrata dan
ikan (Graham dan Wilcox, 2000). Karena perifiton relatif tidak bergerak, maka
kelimpahan dan komposisi perifiton di sungai dipengaruhi oleh kualitas air sungai
tempat hidupnya.
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
9
LAMPIRAN
Skema Kerja
- Fisika
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
-
Dimasukkan kedalam dimasukkan ke dalam perairan
(usahakan pengukuran membelakangi matahari dan
thermometer tidak bersentuhan langsung dengan tangan
pengukur).
Dibiarkan 2-5 menit sampai skala suhu pada thermometer
menunjukkan angka yang stabil.
Diangkat thermometer pada perairan dan dicatat hasilnya.
Thermometer Hg
Hasil
Diisi air pada salah satu botol sebagai pemberat, dan botol
lain dibiarkan kosong
Dihanyutkan pada peraitan dan ditunggu hingga tali rafia
merenggang
Dicatat waktu tali merenggang dengan stopwatch
Dicatat hasil dan dihitung dengan rumus:
Current Meter
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
10
Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
b. Dissolved Oxygen (DO)
Dimasukkan ke dalam air sampel sekitar 1 menit
Dikibas-kibaskan sampai setangah kering
Dicocokkan perubahan warna pH paper dengan kotak standar
pH dan dicatat hasilnya.
pH Paper
Hasil
Dicatat volume botol DO
Dimasukkan ke dalam perairan dengan kemiringan 450
Ditutup botol saat masih berada di dalam perairan agar tidak terjadi
gelembung udara.
Ditambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI.
Dihomogenkan dan ditunggu sampai terbentuk endapan.
Dibuang air bening di atas endapan
Ditambahkan 2 ml H2SO4 (1:1) dan dihomogenkan sampai
endapan larut
Ditambahkan 4 tetes amilum dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
sampai berubah menjadi tidak berwarna (bening) pertama kali
Dicatat ml titran dan dihitung menggunakan rumus:
Botol DO
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
11
c. Carbondioxide (CO2)
d. Total Organic Matter (TOM)
Diukur 25 ml dengan gelas ukur
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 3 tetes indikator PP
Bila air berwarna merah jambu berarti air tersebut tidak
mengandung CO2 bebas
Bila air sampel tetap tidak tidak berwarna, maka dilakukan titrasi
dengan Na2CO3 0,0454 N sampai warna menjadi merah jambu
pertama kali
Dihitung kadar CO2 dengan menggunakan rumus:
Air Sampel
Hasil
Diambil 12,5 ml air sampel
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 42,4 ml KMnO4 0,01 N menggunakan pipet volume
Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 (1:4)
Dipanaskan dengan hot plate sampai suhu mencapai 750C kemudian
diangkat
didiamkan sampai suhu mencapai 650C dan dutambahkan Na-oxalate
0,01 N perlahan sampai tidak berwarna
dititrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terbentuk warna merah jambu
dicatat sebagai ml titran (x ml)
diambil 12,5 ml aquades
dilakukan prosedur (1-6) dengan bahan aquades dan dicatat titran
yang digunakan sebagai (y ml)
dihitung kadar TOM menggunakan rumus:
Air Sampel
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
12
e. Ammonia
f. Nitrat
Diambil 25 ml air sampel
Dimasukkan ke dalam beaker glass
Ditambahkan 0,5 ml larutan nessler dan didiamkan 10 menit
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil
Dihitung kadar ammonia menggunakan spektrofotometer
(panjang gelombang 425 nm dan nomor program 380 nm)
Dicatat hasilnya
Air Sampel
Hasil
Disaring 12,5 ml air sampel
Dimasukkan ke dalam cawan porselen
Dipanaskan di atas hot plate sampai terbentuk kerak dan
didinginkan
Ditambahkan asam fenol disulfonik dan diaduk dengan spatula
Diencerkan dengan 3 ml aquades
Ditambahkan NH4OH sampai berwarna kekuningan
Diencerkan dengan aquades sampai 12,5 ml
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil
Dihitung kadar nitrat menggunakan spektrofotometer (panjang
gelombang 410 nm dan nomor program 353 nm)
Dicatat hasilnya
Air sampel
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
13
g. Orthofosfat
h. Penggunaan Spektrofotometer
Diambil 12,5 air sampel
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan 0,5 ml ammonium molybdat dan dihomogenkan
Ditambahkan 3 tetes SnCl2 dan dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil
Dihitung kadar orthofosfat menggunakan spektrofotometer
(panjang gelombang 690 nm dan nomor program 490 nm)
Dicatat hasilnya
Air Sampel
Hasil
Memasang kabel alat ke sumber listrik
Tekan “Power” dan ditunggu hingga selftest menjadi 0 (nol)
Ditekan “Method” atau diatur nomor program sesuai parameter
yang diukur
Diatur nomer gelombang sesuai dengan parameter yang
diukur
Tekan “Enter”
Diatur panjang gelombang sesuai dengan parameter yang
diukur
Tekan “Enter”
Masukkan sampel blangko
Tekan “Zero” hingga muncul angka 0,00 mg/l
Spektrofotometer
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
14
- Biologi
a. Benthos
Pengambilan sampel benthos
Perhitungan kelimpahan benthos
Dipegang dengan arah melawan arus
Diaduk dasar perairan dengan dua kaki secara bersamaan
untuk melepas organisme dari dasar perairan agar masuk ke
dalam jaring
Dibalik jala ke arah luar untuk memindahkan sampel ke dalam
wadah sampel
Diberi alkohol 96% untuk mengawetkan
Jaring Kicking
Hasil
Diamati secara langsung dengan bantuan loop
Diamati bentuk dan jenis benthos
Dicocokkan dengan buku identifikasi benthos
Dihitung kelimpahan benthos menggunakan rumus:
Sampel Benthos
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
15
b. Perifiton
Pengambilan Sampel Perifiton
Perhitungan Kelimpahan Perifiton
Ditandai dengan cutter pada permukaan sunstrat deluas 3x3 cm
Disikat/dikerik bagian permukaan yang ditandai
Dimasukkan hasil kerikan ke dalam botol film
Diberi aquades hingg botol film penuh
Diberi lugol sebagai pengawet
Substrat Perairan
Hasil
Diambil menggunakan pipet tetes
Diteteskan pada onjek glass sebanyak 1 tetes
Ditutup menggunakan cover glass dengan kemiringan 450
Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x, 100x, 400x,
1000x
Diamati dan dihitung jumlah perifiton pada tiap bidang pandang
Diidentifikasi menggunakan bukuidentifikasi prescott
Dihitung kelimpahan perifiton dengan rumus:
Sampel Perifiton
Hasil
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
16
FORMAT LAPORAN KETIK
PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
Cover
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
3. METODE
3.1. Fungsi Alat dan Bahan
3.1.1. Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
3.1.2 Parameter Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
b. Dissolved Oxygen (DO)
c. Carbon Dioxide (CO2)
d. Total Organic Matter (TOM)
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfot
3.1.3 Parameter Biologi
a. Benthos
b. Perifiton
3.2 Analisis Prosedur
3.2.1 Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
3.2.2 Parameter Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
17
b. Dissolved Oxygen (DO)
c. Carbon Dioxide (CO2)
d. Total Organic Matter (TOM)
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfot
3.2.3 Parameter Biologi
a. Benthos
b. Perifiton
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lingkungan Pengamatan (Foto Dokumentasi + Deskripsi
Lingkungan Tanpa Literatur )
4.1.1 Stasiun Benthos
4.1.2 Stasiun Perifiton
4.2 Analisis Hasil Pengamatan Tiap Parameter
4.2.1 Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
4.2.2 Parameter Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
b. Dissolved Oxygen (DO)
c. Carbon Dioxide (CO2)
d. Total Organic Matter (TOM)
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfot
4.2.3 Paramer Biologi
a. Benthos
b. Perifiton
4.3 Kualitas Perairan di Bedengan
4.4 Faktor Koreksi
4.5 Manfaat di Bidang Perikanan
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
18
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
- Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kecepatan Arus
- Parameter Kimia
a. Potential of Hydrogen (pH)
b. Dissolved Oxygen (DO)
c. Carbon Dioxide (CO2)
d. Total Organic Matter (TOM)
e. Amonia
f. Nitrat
g. Orthofosfot
h. Spektrofotometer
- Parameter Biologi
a. Benthos
b. Perifiton
Lampiran 2. Data Hasil Pengamatan Organisme Perairan
- Stasiun Benthos dan Perhitungan
- Stasiun Perifiton dan Perhitungan
Lampiran 3. Data Hasil Kualitas Air
- Stasiun Benthos dan Perhitungan
- Stasiun Perifiton dan Perhitungan
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan (Tiap Perlakuan)
Lampiran 5. Terminologi
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
19
Note :
Format laporan Font Arial Size 11, Margin 4,3,3,3 Spasi 2
Bab 1 Pendahuluan dan Bab 2 Tinjauan Pustaka memakai format
dari asisten
Analisa Prosedur terdiri dari 1 paragraf minimal 5 kalimat
Pada Analisa Hasil terdapat grafik dengan keterangan berikut :
- Grafik hasil pengamatan
- Paragraf 1 berisikan interpretasi grafik
- Paragraf 2 berisikan 2 literatur pembanding mengenai nilai
optimum dan pengaruhpada perairan (Parameter fisika dan
kimia) dengan minimal 1 literatur 3 kalimat.
- Paragraf 3 berisikan kesimpulan dari hasil yang didapat
dengan literatur
Pada kualitas Perairan, paragraf pertama berisi parafrase tentang
keadaan kualitas air di bedengan. Paragraf kedua berisi literatur
Pada manfaat bidang perikanan sesuai dengan ekologi perairan
masing-masing prodi
Pada kesimpulan dibuat poin-poin dan menjawab tujuan
Penulisan Daftar Pustaka mengikuti pedoman penulisan Skripsi FPIK
Jurnal minimal 5 tahun terakhir dari sekarang ( tahun 2013)
Buku tidak ada batasan tahun
Gambar berasal dari buku, jurnal atau web resmi (tidak
diperbolehkan menggunakan google image)
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
20
DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM EKOLOGI
PERAIRAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018
No Nama NIM No Telpon / Id Line
1 Dhehan Febrianto 155080500111002
089530588705 /
dhehanfebrianto09
2 Bunga Sa’diyah Al’azizah 145080500111033
087865963056 /
bungasadiyah
3 Silvia Anggaita 155080501111008
087776761876 /
@silviaanggt27
4 Dima Yusrotul Hidayah 155080501111003
085816619822 /
dimayh.99
5 Kiki Nur Azzam K. 155080500111028
085346670800 /
kikiazzam
6 Ismail Noer Muhamad 165080200111047
082139777264 /
ismnoerm
7 Aldi Candra Setiawan 165080507111042
085855475922 /
aldi28061998
8 Halim Putra Kusuma 165080501111056
085726791323 /
halimputrakusuma
9 Okse Dina Puspitasari 165080207111023
081216018134 /
oksedinap
10 Ma’rifatul Nikmah 155080401111061
085335341596 /
marifa46
11 Hanifaturrohmah N. F. 155080100111046
0895366900729 /
hanifafadhila
12 Diky Arey Trestianto 155080100111019
085706724373 /
diky_arey
13 Bagus Ihsaan I. 155080500111065
082257687365 /
bagusihsaan
14 Rahmalia Eka Kenitasari 155080500111051
085785397881 /
rahmaliakntsr
15 Aprilia Ekawati 155080501111055
085806548166 /
Apriliaekwt
16 Bella Nur Aini 165080200111043
085259801352 /
bellanuraini
17 Masita 165080500111011
085646842417 /
chitamasita
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
21
18 Ulfa Eka Agustina 165080501111039
085843015313 /
@ulfaeka10
19 Afganny Hilman Nugroho 165080207111016
085711041038 /
Afgannyhilman
20 Yudi Febrian 165080600111001
082285879970 /
yufebrian
21 Reynaldhi Galih Rakasiwi 165080507111006
081333059847 /
reygalih
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
22
Contoh Format Cover Laporan Ekologi Perairan
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN
NAMA : DIKETIK
NIM : DIKETIK
KELOMPOK : DIKETIK
ASISTEN : DIKETIK
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
23
Contoh Format Cover Laporan Ketik
ANALISIS PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI SEBAGAI
INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DI BEDENGAN, SELOREJO, DAU
MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI PERAIRAN
PROGRAM STUDI
JURUSAN STUDI
Oleh :
NAMA : NIM :
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
24
Contoh Format Lembar Pengesahan laporan Ketik
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
DI BEDENGAN DAU, MALANG, JAWATIMUR
PROGRAM STUDI
JURUSAN STUDI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah Ekologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh NAMA : NIM :
Mengetahui,
Asisten Praktikum Koordinator Asisten
Praktikum Ekologi Perairan Praktikum Ekologi Perairan
Nama Nama
NIM. NIM.
Dosen Pengampu
Mata Kuliah Ekologi Perairan
Nama
NIP
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
25
Contoh Metode Praktikum Ekologi Perairan
3.METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsi
A. Ekstraksi DNA Udang
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Prinsip Bioteknologi
Akuakultur materi Ekstraksi DNA pada udang adalah sebagai berikut :
Alat Fungsi
Mikropipet
Sectio set
Oven
Loyang
Sentrifuge
3.1.2 Bahan dan Fungsi
A. Ekstraksi DNA Udang
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Prinsip Bioteknologi
Akuakultur materi Ekstraksi DNA pada udang adalah sebagai berikut :
Bahan Fungsi
Supernatan
Lateks
Masker
Tisu
Kertas Label
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
26
Contoh Format Lampiran Laporan Ketik Contoh Lampiran 2. Data Hasil Pengamatan Organisme Perairan
- Stasiun Benthos dan Perhitungan
BP Gambar Jumlah Klasifikasi Kelimpahan
Perhitungan:
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
27
- Stasiun Perifiton dan Perhitungan
BP Gambar Jumlah Klasifikasi Kelimpahan
Perhitungan:
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
28
Contoh Lampiran 3. Data Hasil Kualitas Air
- Stasiun Benthos dan Perhitungan
No. Parameter Hasil Pengukuran
1. Suhu
2. Kecepatan arus
3. pH
4. DO
5. CO₂
6. TOM
7. Amonia
8. Nitrat
9. Orthofosfat
Perhitungan:
Tim Asisten Ekologi Perairan 2018 FPIK UB
29
- Stasiun Perifiton dan Perhitungan
No. Parameter Hasil Pengukuran
1. Suhu
2. Kecepatan arus
3. pH
4. DO
5. CO₂
6. TOM
7. Amonia
8. Nitrat
9. Orthofosfat
Perhitungan :
top related