berpikir kritis

Post on 12-Sep-2015

67 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

tgs

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBerpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencangkup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Pikiran atau memori menyimpan segala sesuatu dan hanya mengingat apa yang diperlakukan dan apa yang berarti dalam kehidupan. Dengan kemampuan untuk mengingat detail, seseorang mampu untuk menganalisis informasi yang didapat dan mengembangkan kreativitas serta lebih berhasil pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pikiran kita menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Tantangannya adalah mengingat kembali informasi tersebut. Untuk memaksimalkan memori, kita harus membuat informasi tersebut bermakna yaitu memahami informasi tersebut dengan mengetahui apa pentingnya suatu informasi dan memberinya makna sendiri yaitu mengasosiasikannya dengan hal-hal dari kehidupannya sendiri.Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir di dalam berbagai situasi. Baik dalam situasi normal atau kritis

B. Rumusan Masalah1. Apa saja komponen berpikir kritis dalam keperawatan? 2. Apa saja yang termasuk sikap dan standar berpikir kritis?3. Apa sintesa pemikiran kritis itu?

C. Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja komponen yang terdapat pada berpikir kritis dalam keperawatan, agar mengetahui dan memahami sikap dan standar dalam berpikir kritis, mengetahui dan memahami tentang sintesa pemikiran kritis itu.BAB IIPEMBAHASAN

A. Komponen Berpikir Kritis dalam KeperawatanKomponen berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar yang spesifik/khusus, pengalaman, dan kompetensi 1. Pengetahuan Dasar Spesifik/KhususKomponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan dasar perawat yang spesifik dalam keperawatan. Pengetahuan dasar ini meliputi teori dan informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu-ilmu keperawatan dasar. Pengetahuan ini dapat diperoleh perawat melalui jenjang pendidikan yang diikuti. Mulai dari program diploma, sarjana, sampai tingkat pendidikan master atau doktor. Dengan mencari ilmu, secaara otomatis akan terbuka pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan. Pikiran yang terbuka menyerap dan mengolah pengetahuan kemudian dengan penuh semangat mencari lebih banyak lagi wawasan baru. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin banyak pilihan ketika menghadapi situasi yang menantang. Semakin banyak pilihan dengan mengumpulkan informasi akan mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan yang benar dan penuh keyakinan sehingga menciptakan kekuatan pada diri sendiri. 2. PengalamanKomponen kedua dari model berpikir ktritis adalah pengalaman. Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya dan stimulus yang berasal dari berbagai sumber belajar. Pengalaman perawat dalam praktik klinik akan mempercepat proses berpikiir kritis karena ia akan berhubungan denga kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan klien.

Pengalaman dilahan praktik merupakan laboratorium nyata bagi penerapan ilmu keperawatan. Perawat akan menerapkan teori yang sudah dipelajari dan tetap memperhatikan kenyataan yang ada dengan mengadakan penyesuaian, mengakomodasi respon klien, dan memperhatikan pengalaman yang terjadi.3. KompetensiMenurut kepmendiknas No. 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.Kompetensi merupakan kemampuan individual yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan. Contoh: untuk menunjukkan kompetensi melakukan prosedur mengukur tekanan darah klien, mahasiswa harus melakukan praktik mengukur tekanan darah di laboratorium sekolah terlebih dahulu sebelum ke klinik. Ini dilakukan untuk memastikan apakah prosedurnya sudah sesuai dengan cara kerja yang telah diajarkan.Berdasarkan Kepmendiknas No. 232/U/2000, seorang yang kompeten harus dapat memenuhi persyaratan berikut:a. Kemampuan pengembangan kepribadianb. Kemampuan penguasaan ilmu dan keterampilanc. Kemampuan berkaryad. Kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri , menilai, dan mengambil keputusan secara bertanggung jawab.e. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralism (keberagaman) dan kedamaian.Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan untuk membuat penilaian keperawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi, yaitu:a. Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan pembuatan keputusan.b. Berpikir kritis secara spesifik dalam praktik klinik meliputi alasan mengangkat diagnosis dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya. Perawat dapat mengetahui masalah-masalah apa yang terjadi pada klien dengan melihat diagnosis medis terlebih dahulu.c. Berpikir kritis yang spesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah pendekatan yang menyeluruh dan sistematis dalam memberi asuhan keperawatan yang digunakan untuk pengkajian data klien secara cepat, mengidentifikasi masalah kesehatan klien, merencanakan tindakan yang sesuai dan kemudian mengevaluasi apakah tindakan tersebut efektif. Format untuk proses keperawatan ini sangat spesifik dan disesuaikan dengan kompetensi yang ada serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

B. Sikap dan Standar Berpikir Kritis1. Sikap Berpikir KritisPaul (1993), telah meringkaskan sikap-sikap yang merupakan aspek sentral dari pemikir kritis. Sikap ini adalah nilai yang harus ditunjukkan keberhasilannya oleh pemikir kritis. Berikut ini adalah contoh sikap untuk berpikir kritis:a. Tanggung GugatKetika individe mendekati suatu situasi yang membutuhkan berpikir kritis, adalah tugas individu tersebut untuk mudah menjawab apapun kkeputusan yang dibuatnya. Sebagai perawat professional, perawat harus membuat keputusan dalam berespon trhadap hak, kebutuhan dan minat klien. Perawat harus menerima tanggung gugat untuk apapun penilaian yang dibuatnya atas nama klien.b. Berpikir MandiriSejalan dengan seseorang menjadi dewasa dan mendapatkan pengetahuan baru, mereka belajar mempertimbangkan ide dan konsep dengan rentang yang luas dan kemudian membuat penilaian mereka sendiri. Hal ini tidak berarti mereka tidak menghargai ide orang lain. Segala perspektif dari situasi tertentu harus di pertimbangkan. Bagaimanapun, pemikir kritis tidak menerima ide orang lain tanpa mengajukan pertanyaan. Untuk berpikir secara mandiri, seseorang menantang cara tradisonal dalam berpikir, dan mencari rasional serta jawaban logis untuk masalah yang ada.

c. Mengambil RisikoIndividu harus rela ide-idenya di telaah dan harus dapat menerima pemikiran baru. Keyakinan yang kita miliki sering kali di tantang oleh alternative yang lebih logis dan rasional. Perlu dibutuhkan niat dan kemauan mengambil resiko untuk mengenali keyakinan apa yang salah dan untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung oleh fakta dan bukti yang kuat. Dengan memiliki keberanian untuk melihat cara-cara alternative pemberian asuhan keperawatan tanpa mengurangi kualitas penting bagi perawat manajer menghadapi perubahan cepat yang terjadi dalam pelayanan kesehatan.d. Kerendahan HatiPemikir yang kritis akan merasa dan mengakui tidak tahu apa-apa. Mereka akan berusaha mencari informasi baru dan berpikir ulang untuk mengambil suatu kesimpulan. Contohnya, sebagai perawat yang baru bekerja pada unit tertentu, tentunya ia akan merasa gelisah (cemas). Oleh karena itu, ia berusaha meminta terlebih dahulu untuk bertemu dengan kepala ruangan guna mendiskusikan apa yang menjadi tanggung jawabnya dan pengetahuan serta keterampilan apa saja yang harus dicapai.Penting untuk mengakui keterbatasan diri sendiri. Pemikir kritis menerima bahwa mereka tidak mengetahui dan mencoba untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat. Keselamatan dan kesejahteraan klien mungkin beresiko jika perawat tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah praktik. Perawat harus memikirkan kembali situasi mencari pengetahuan tambahan, dan kemudian menggunakan informasi untuk membentuk konklusi. e. Integritas (keutuhan)Integritas seseorang dibutuhkan dalam membandingkan antara pengetahuan dan kepercayaan yang diyakini dengan orang lain. Sebagai pemikir yang kritis, ia akan mempertanyakan pengetahuan dan kepercayaan yang ada pada dirinya dengan orang lain secara cepat dan menganggapnya sebagai masukan. Dengan demikian, akan mudah mengakui dengan cepat dan mengadakan evaluasi (perbaikan) dari masukan yang dating dari orang lain. Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan keyakinan pribadinya seteliti mereka menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain. Integritas pribadi membangun dari sejawat dan bawahan. Orang yang memounyai integritas dengan cepat berkeinginan untuk mengakui dan mengevaluasi segala ketidakkonsistenan dalam ide dan keyakinannya. Eksekutif keperawatan yang merupakan pemimpin kuat belajar menerima ketika ide-ide mereka tidak lagi berfungsi untuk memberikan arahan pada pelayanan keperawatan. Mereka memberikan informasi baru dan mendorong bawahan untuk memberikan jalan keluar pada masalah manajemen yang sulit. f. KetekunanPerawat yang memiliki kekritisan dalam berpikir akan menunjukkan ketekunan dalam menemukan pemecahan efektif masalah keperawatan klien. Keputusan yang diambil harus berdasarkan standar yang ada dan masalah yang saling berhubungan. Ini dapat menimbulkan kebingungan dan frustasi serta rasa sangat tidak nyaman. Akan tetapi, ia tidak patah semangat, justru ia akan cepat dan mudah menemukan jawaban. Pertanyaan yang penting sangat membantu menurunkan kebingungan dan sering kali memunculkan keputusan yang baik sebagai bahan pemikiran.Pemikir kritis terus bertekad untuk menemukan solusi yang efektif untuk masalah perawatan klien. Solusi yang cepat adalah hal yang tidak dapat diterima. Perawat belajar sebanyak mungkin mengenai masalah, mencoba berbagai pendekatan untuk perawatan, dan terus mencari sumber tambahan sampai pendekatan yang teapat ditemukan. Sebagai contoh, perawat menggunakan berbagai terpi perawatan luka untuk klien diabetic. Tipe klien yang khusus ini dapat memiliki luka yang rumit karena proses penyembuhan luka yang normal mengalami gangguan. Untuk menemukan terapi yang berhasil, perawat dapat berkonsult dengan perawat spesialis atau ahli gizi atau bahkan merujuk ke artikel riset tentang perawata luka.

g. KreativitasKreativitas mencangkup berpikir orisinal. Hal ini berarti menemukan solusi diluar apa yang dilakukan secara tradisional. Seringkali klien menghadapi masalah yang membutuhkan pendekatan unik. Sebagai contoh klien arthritis dapat mempunyai keterbatasan serius pada gerakan pinggul dan lututnya. Salah satu pendekatan kreatif untuk membantu klien mobil adalah dengan menaikkan semua kursi di atas balok kecil yang di pakukan pada kali kursi, sehingga klien tidak perlu membungkuk dengan sudut ekstrim ketika duduk. h. BeraniEvelyn adalah seorang perawat yang menangani klien AIDS. Teman-teman di lingkungannya melihat sebelah mata pada klien AIDS, mereka menganggap penyakit tersebut dating karena perilaku menyimpang dan tidak pantas untuk hidup di masyarakat. Sebagai perawat, Evelyn berusaha memberi perawatan sebaik-baiknya karena ia sudah mengetahui apa itu penyakit AIDS dan penularannya, dan apa yang harus dilakukan. Ini menunjukkan sikap yang berani dari seorang perawat karena ia tahu dan ia melakukannya dengan benar.i. EmpatiEmpati berarti keadaan mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang/kelompok lain. Contohnya, sangat sulit bagi perawat untuk memahami perasaan klien yang dirawat jika perawat tersebut belum pernah sakit atau dirawat. Pengetahuan tentang sikap empati ini sangat penting untuk memahami orang lain sehingga dapat berkomunikasi dengan tidak menyinggung perasaannya. j. Tanpa prasangka/wajarPemikir yang kritis tidak mempunyai prasangka/dugaan pada orang lain. Dia akan terlebih dahulu mengkaji dan mencari tahu dari berbagai sudut pandang dengan membandingkan standar yang sudah ada. Sikap ini membantu seseorang dalam mempertimbangkan pandangan yang berbeda dan mencoba untuk memahami ide-ide baru sebelum menolak atau menerimanya

k. Eksplorasi pikiran dan perasaanMeskipun antara pikiran dan perasaan berbeda, tetapi pada kenyataan keduanya tidak dapat dipisahkan. Semua perasaan dapat didasari oleh beberapa pemikiran dan semua pemikiran dapat melibatkan perasaan (emosi). Ketika dihadapkan dengan seseorang yang diliputi berbagai perasaan, pemikir yang kritis akan mempertimbangkan apakah mungkin pemikiran seseorang mempunyai kontribusi/andil pada perasaannya. Sebagai contoh, ketika menemukan seseorang yang marah, dengan sikap ini kita mencoba untuk menemukan alasan-alasan apa yang menyebabkan ia marah. Sebagai pemikir kritis yang kritis, seseorang berusaha mengidentifikasi apakah perasaan yang ada pada dirinya atau orang lain adalah rasional (masuk akal).

2. Standar Untuk Berpikir KritisStandar berpikir kritis meliputi standar intelektual dan standar profesional. a. Standar IntelektualPaul (1993) menemukan bahwa standar intelektual menjadi universal untuk berpikir kritis. Ketika perawat memikirkan masalah klien, penting sekali artinya untuk menggunakan standar ini untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat telah dibuat. Sebagai contoh, ketika berupaya untuk memahami keparahan dari nyeri yang dirasakan klien, perawat mencari informasi yang jelas dari klien dan mengklarifikasi segala bentuk pertanyaan yang membingungkan. Standar intelektual dalam berpikir kritis adalah sebagai berikut:a) Rasional dan memiliki alasan yang tepatBerpikir kritis dilakukan oleh seseorang karena ada alasan dan rasional yang tepat dari suatu keadaan, bukan berdasarkan dugaan ataupun alasan yang bersifat pribadi seperti rasa takut seorang bawahan terhadap atasan, rasa pertemanan, atau yang lainnya. b) ReflektifBerpikir kritis dilakukan dengan memfokuskan masalah dan mengumpulkan data serta fakta sesuai dengan permasalahan secara lengkap, sebelum mengambil suatu kesimpulan ataupun memutuskan permasalahan secara terburu-buru.c) MenyelidikiSeseorang yang berpikir kritis selalu mengkaji permasalahan lebih dalam lagi, sampai permasalahan yang ada terlihat secara jelas.d) Otonomi berpikirBerpikir kritis dilakukan seseorang tanpa ada pengaruh dari orang lain, hanya berdasarkan hasil analisis, dan pengambilan keputusan dilakukan oleh dirinya sendiri.e) TerbukaBerpikir kritis dilakukan dengan mengkaji kembali alasan-alasan yang telah digunakan seseorang dalam mengambil keputusan secara terbuka. Seseorang yang berpikir kritis tidak akan mempertahankan alasan-alasan yang masih diragukan dalam keputusan yang diambilnya.f) Mengevaluasi Berpikir kritis dilakukan untuk mengevaluasi kembali pendapat serta keputusan terhadap tindakan, sikap, teknik, keterampilan yang telah diambil oleh seseorang terhadap suatu permasalahan. g) KreatifSeseorang yang berpikir kritis harus memiliki kemampuan untuk menggunakan suatu konsep ataupun teori pada suatu keadaan yang berbeda. Berpikir kritis akan terlihat dari kreativitas yang dihasilkan oleh seseorang dalam menciptakan ide-ide berdasarkan pemikiran yang dikaitkan dengan konsep ataupun teori yang ada.

b. Standar ProfesionalStandar profesional adalah patokan yang dipakai pada suatu profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalaninya. Standar professional untuk berpikir kritis mengacu pada kriteia etik untuk penilaian keperawatan dan kriteria untuk tanggung jawab dan tanggung gugat profesioanal. Standar ini mengekspresikan tujuan dan nilai profesi keperawatan. Penerapan standar ini mengharuskan perawat menggunakan berpikir kritis untuk kebaikan individu atau kelompok (Kataoka-Yahiro dan Saylor, 1994).C. Sintesa Pemikiran KritisKemampuan untuk menggabungkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru termasuk didalamnya menyusun, merencanakan, memadukan, mengumpulkan, mengategorikan, menyesuaikan terhadap teori atau rumusan yang telah ada.Sintesa adalah sebuah pemikiran yang kritis atas dua kecenderungan pokok yaitu rasionalisme dan empirisme yang mana keduanya berusaha menghancurkan sistem pengetahuan tradisional yang secara mendalam menguasai cara berfikir masyarakat. Dengan sintesis ini, Kant menghasilkan sebuah cara berfikir baru yang menjadi pijakan dalam sejarah selanjutnya, serta sangat berpengaruh dalam sejarah filsafat.

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan 1. Komponen berpikir kritis meliputi pengetahuan dasar yang spesifik/khusus, pengalaman, dan kompetensi 2. Sikap Berpikir Kritis : Tanggung Gugat, Berpikir Mandiri, Mengambil Risiko, Kerendahan Hati, Integritas (keutuhan), Ketekunan, Kreativitas, Berani, Empati, Tanpa prasangka/wajar, dan Eksplorasi pikiran dan perasaan3. Standar Untuk Berpikir Kritisa. Standar Intelektual : rasional dan memiliki alasan yang tepat, reflektif, menyelidiki, otonomi berpikir, kreatif, terbuka, dan mengevaluasi b. Standar profesional adalah patokan yang dipakai pada suatu profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalaninya4. Sintesis berpikir kritis adalah sebuah pemikiran yang kritis atas dua kecenderungan pokok yaitu rasionalisme dan empirisme yang mana keduanya berusaha menghancurkan sistem pengetahuan tradisional yang secara mendalam menguasai cara berfikir masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatana.Jakarta: EGCSiti Maryam, R,dkk.2007.Buku Ajar Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan.Jakarta: EGChttp://eprints.utm.my/10356/1/bab9.pdf (Dikutip tanggal 4 Januari 2013)

1

top related