belajar dan pembelajaran wawan
Post on 15-Apr-2017
160 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9876543210
WAWAN GUNAWAN, S.PD, M.PD
1. Potensi manusia bersifat laten dan terbuka
2. Pertumbuhan dan perkembangan manusia lebih banyak terjadisecara NON instingtif/alamiah
Perjalanan hidup kita….
Apakah kegiatan ini termasuk belajar?
Andi tadinya tidak dapat berbahasa Inggris sekarang mahir berbahasa Inggris.
Bayi yang tadinya tidak dapat tengkurep lalu dapat tengkurep
Doni secara kebetulan dapat memperbaiki barang elektronik tetapi ketika harus mengerjakan hal yang sama dalam waktu yang berbeda menemui kesulitan.
BAGAIMANA CIRI-CIRI BELAJAR ?1. Dari segi proses
a. adanya aktivitas ( fisik, mental, emosional )b. melibatkan unsur lingkunganc. bertujuan kearah terjadinya
perubahan tingkah laku (behavioral changes)
2. Dari segi hasil a. bersifat relatif tetapb. diperoleh melalui usaha
HAKIKAT BELAJAR• Gagne (1977): Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
• Sunaryo (1989): Belajar adalah suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Faktor Pendukung Proses Belajar Dan Pembelajaran
Faktor Belajar Siswa
Luar
Dalam
Lingkungan AlamSosial
Budaya
InstrumenKurikulumProgramSaranaGuru
Fisiologis
Psikologi
Fisologis UmumPanca Indera
MinatKecerdasan
MinatMotivasiKognitif
BELAJAR BAGI MANUSIA
HOMEOSTATIK(MEMENUHI KEBUTUHAN)
PERBUATAN NALURIAH PERBUATAN BELAJAR
POTENSI DASAR DORONGAN HIDUPLAHIR
MERUPAKAN SALAH SATU CARA MANUSIA MEMPERTAHANKAN DAN MENGEMBANGKAN HIDUP
KITA BELAJAR MELALUI
Apa yang kita lihat Apa yang kita dengar Apa yang kita kecap Apa yang kita sentuh Apa yang kita baui Apa yang kita lakukan Apa yang kita bayangkan Apa yang kita intuisikan Apa yang kita rasakan
… Shift ….
InstructorInstructorStudentStudent StudentStudent
Student Student
InstructorInstructor LibraryLibrary
Company Based Company Based Learning CommunitiesLearning Communities
Move From …Move From …InstructorInstructor--CentricCentric
To …To …PerformerPerformer--CentricCentric
ClassClass
Other Schools Other Schools & Organizations& Organizations
InternetInternet
Knowledge PortalKnowledge Portal
PERFORMERPERFORMERExpertsExperts
KnowledgeEnvironmentKnowledgeKnowledge
EnvironmentEnvironment
REVOLUSI PROSES BELAJAR
BELAJAR Upaya sadar mendapatkan sesuatu yang baru untuk mempertahankan/mengembangkan hidup
GAMBAR ANAK LAGI BELAJAR
IPTEKS IMTAQ
IPTEKS IMTAQ
Interaksi guru-siswa dalam kegiatan memotivasi dan memfasilitasi siswa untuk belajar
PEMBELAJARAN1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran ?
Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri siswa
Bagaimana ciri-ciri pembelajaran ?
1. Adanya unsur guru2. Adanya unsur siswa3. Adanya aktivitas guru dan siswa4. Adanya interaksi antar guru–siswa5. Bertujuan kearah perubahan
tingkah laku siswa6. Proses dan hasilnya
terencana/terprogram
Mengapa perlu pembelajaran ?
1. Peristiwa belajar tidak selalu terjadi atas inisiatif diri individu
2. Individu memerlukan bantuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
3. Perlunya lingkungan yang kondusif guna mencapai perkembangan individu secara optimal
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses dan hasil belajar-pembelajaran ?
1.Guru2.Siswa3.
tujuan
4. Materi5.Instrumental
6. lingkungan
FAKTOR GURU1. Kondisi fisik
a. kondisi kesehatan fisik secara umumb. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi psikisa. suasana kejiwaanb. kompetensi paedagogis, kepribadian, sosial, profesional)
FAKTOR SISWA1. Kondisi Fisik
a. kondisi kesehatan fisik secara umumb. kondisi fungsi inderawi
2. Kondisi Psikisbakat, minat, kemampuan,motivasi, situasi kejiwaan
FAKTOR TUJUAN
1. Kejelasan2. Urgensi3. Tingkat kesulitan4. Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa
FAKTOR MATERI
1. Kejelasan 2. Kemenarikan3. Sistematika4. Jenis materi
FAKTOR INSTRUMEN
1. Kelengkapan2. Kuantitas3. Kualitas4. Kesesuaian
FAKTOR LINGKUNGAN
1. Lingkungan fisikSuhu dan kelembapan udara
2. Lingkungan sosiala. manusiab. representasi manusia
Apa yang dimaksud dengan tujuan belajar - pembelajaran ?
Tujuan belajar-pembelajaran merupakan perilaku yang
diharapkan dapat dicapai siswa sehubungan dengan aktivitas
belajar–pembelajaran dilakukan
Apa urgensi penetapkan dan perumusan tujuan belajar-
pembelajaran ?Penetapan dan perumusan tujuan belajar - pembelajaran sangat penting, karena sebagai dasar dalam:1. Menyusun alat/instrumen evaluasi2. Menentukan materi yang diperlukan3. Memilih dan menentukan sarana (alat
pelajaran, alat peraga, media) yang diperlukan
4. Memilih dan menetukan metode belajar–pembelajaran yang diperlukan
Jenis tujuan dalam belajar pembelajaran meliputi apa saja ? 1. Tujuan kurikuler (standart
kompetensi) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang luas
2. Tujuan pembelajaran umum (kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku internal dalam lingkup yang relatif terbatas
3. Tujuan pembelajaran khusus (indikator) Menggambarkan perilaku eksternal dalam lingkup yang spesifik
Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan tujuan belajar-
pembelajaran meliputi apa saja ?
1. Perilaku Ranah Kognitif2. Perilaku Ranah Afektif3. Perilaku Ranah Psikomotor
Jenis perilaku yang berkaitan dengan kemampuan
mengingat dan berfikir (memecahkan masalah)
PERILAKU RANAH KOGNITIF
1. Pengetahuan (kemampuan mengingat dan mengenal suatu obyek)Perilaku internal: mengetahui ...........Perilaku eksternal a.l : menyebutkan, menunjukkan, mengidentifikasi
2. Pemahaman (kemampuan menangkap makna suatu obyek)Perilaku internal a.l : memahami .........., menginterpretasikan Perilaku eksternal a.l : menjelaskan, menerangkan, memberi
contoh3. Penerapan (kemampuan menerapkan dalam situasi yang baru/konkrit)
Perilaku internal a.l : menggunakan..,membuat….., Perilaku eksternal a.l : mendemonstrasikan, menghitung, membuktikan
4. Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan kedalam bagian-bagian)Perilaku internal a.l : menganalisis, merinciPerilaku eksternal a.l : membandingkan, membagi, memilih
5. Sintesis (kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian ke dalam satu kesatuan) Perilaku internal a. l : menyususun..,MenghasilkanPerilaku eksternal a. l : merangkaikan, menyimpulkan
6. Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu)Perilaku internal a.l : mempertimbangkan, menilaiPerilaku eksternal a. l : membedakan, mengkritik
TERDIRI DARI 6 PERILAKU
Jenis perilaku yang berkaitan dg nilai, norma, sikap,
perasaan, kemauan
PERILAKU RANAH AFEKTIF
1. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan yang datang )Perilaku internal : menunjukkan ..........Perilaku eksternal : mengikuti, menyatakan, menjawab,
2. Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal ataupun tindakan)Perilaku internal : mematuhi......., berperan secara aktif ...Perilaku eksternal : melaksanakan, menyumbangkan, melaporkan
3. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian yang telah dilakukannya)Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai, menghargaiPerilaku eksternal : mengajak, menolak, melaksanakan, membela, ikut serta
4.Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu sistem nilai) Perilaku internal : membentuk sistem nilai Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,
5. Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya)Perilaku internal : menunjukkan ......melibatkan diri ........Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, membuktikan
TERDIRI DARI 5 PRILAKU
Merupakan perilaku yang menyangkut aspek ketrampilan/gerakan
PERILAKU RANAH
PSIKOMOTOR
TERDIRI DARI 7 PERILAKU1. Persepsi (kemampuan mengenal obyek motorik dengan
panca indera)Perilaku internal : membedakan, menafsirkan, Perilaku eksternal : mengidentifikasi, membedakan, memilih
2. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan)Perilaku internal: berkonsentrasi, menyiapkan diri Perilaku eksternal: menunjukkan, mengawali, mempersiapkan
3. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti contoh)Perilaku internal : meniru contohPerilaku eksternal: mengikuti, memasang, mencoba, membuat
4. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan tanpa melihat contoh)Perilaku internal : terampilPerilaku eksternal : memainkan, mendemonstrasikan, mengatur
5. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara tepat, lancar, luwes)Perilaku internal : terampilPerilaku eksternal : memasang, membongkar, mendemonstrasikan
6. Penyesuaian pola gerakan (kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya) Perilaku internal : menyesuaikan diri, bervariasiPerilaku eksternal : mengubah, mengatur, membuat variasI
7. Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru)Perilaku internal : menciptakan sesuatu yang baruPerilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesain
TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIKA. ASUMSI
Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan
B. CIRI-CIRI1. Mementingkan pengaruh lingkungan 2. Mementingkan bagian-bagian3. Mementingkan peranan reaksi4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu6. Mementingkan pembentukan kebiasaan7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and error”
TOKOH–TOKOH
E. L. Thorndike R. Gagne B. F. Skinner Ivan P. Pavlov
Albert Bandura EdwinR.Guthrie Watson Clark Hull
Stimulus ResponBlack
box
Stimulus
Stimulus
Hadiah
Hukuman
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME
CONTOHNYA: Mahasiswa dapat
menyelesaikan tugas dari dosen dengan cepat dan
benar apabila dapat stimulus berupa nilai A.
Menurut paham behaviorisme : Belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon Yang terpenting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon Stimulus adalah lingkungan belajar anak yang menjadi penyebab belajar. Respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulus. Faktor yang juga berperan dalam belajar adalah REINFORCEMENT. Faktor penting dalam belajar behavioristik
a) Masukan atau input, yang berupa stimulusb) Keluaran atau output, yang berupa responc) Faktor penguatan (reinforcement) baik positive reinforcement maupun negative
reinforcement
Bila
REINFORCEMENT adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon.
TEORI BELAJARBEHAVIORISTIK
Penguatan ditambah Positive reinforcement Penguatan dikurangi negative
reinforcement
ANALISIS TEORI BEHAVIORISTIK Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para
pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.
Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Objek utama yang diamati adalah perilaku Tidak mengakui adanya mental, kesadaran
dan predisposisi yang dimiliki manusia Yang dimiliki manusia : raga, fisik, badan
dan refleks Konsep belajar menurut Watson adalah
memperbanyak refleks yang dibawa sejak lahir melalui kondisioning
Kondisioning merupakan suatu upaya untuk memperkuat ikatan S-R dan memberi perangsang sehingga menimbulkan refleks (perilaku)
JOHN R. WATSON (BEHAVIORISME KLASIK)
Watson mengadaakan eksperimen terhadap Albert, seorang bayi berumur sebelas bulan
Albert adalah seorang bayi yang gembira dan tidak takut bahkan senang bermain-main dengan tikus putih berbulu halus. Dalam eksperimennya Watson memulai proses pembiasaannya dengan cara memukul sebatang besi dengan sebuah palu setiap kali Albert mendekati dan ingin memegang tikus putih itu. Akibatnya, tidak lama kemudian Albert menjadi takut terhadap tikus putih juga kelinci putih. Bahkan terhadap semua benda putih, termasuk jaket dan topeng Sinterklas yang berjenggot putih.
1.Misalnya, jika seorang anak bayi kecil mengatakan minta susu dan orang tuanya memberinya susu, maka operant dikuatkan.
2.Menurut Skinner, perilaku verbal adalah perilaku yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila akibatnya itu hadiah, perilaku itu akan terus dipertahankan. Namun, bila akibatnya adalah hukuman, atau kurang adanya penguatan, perilaku itu akan diperlemah atau pelan-pelan akan disingkirkan.
SKINNER (1957) OPERANT CONDITIONING
Ada seorang anak kecil menangis meminta es kepada ibunya. Tetapi, karena ibunya yakin dan percaya bahwa es itu menggunakan pemanis buatan maka sang ibu tidak meluluskan permintaan anaknya. Sang anak terus menangis. Tetapi, sang ibu bersikukuh untuk tidak menuruti permintaan anaknya. Lama kelamaan tangis anak tersebut reda dengan sendirinya dan di lain waktu tidak meminta es semacam itu lagi kepada ibunya, apalagi dengan menangis.
1. Seandainya anak itu kemudian dituruti keinginannya oleh ibunya, apa yang akan terjadi?
2. Pada kesempatan lain anak tersebut akan meminta es lagi. Apabila ibunya tidak meluluskannya, maka ia akan menangis dan terus menangis karena dengan menangis ia akan mendapatkan es.
3. Kalau ibunya memberikan es lagi, maka perbuatan menangis itu dikuatkan.
4. Pada kesempatan lain, anak tersebut akan menangis manakala ia meminta sesuatu pada ibunya
1.Teori Pembiasaan2.Pembelajaran merupakan rangkaian
panjang dari respons-respons yang dibiasakan.
3.Teori ini diperkuat oleh Thorndike (1947-1919) yang terkenal dengan teori Trial and Error.
PAVLOV
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari gambar diatas:
Gambar Pertama. Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
Gambar Kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.
Gambar Ketiga. Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar Keempat. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
EKSPERIMEN PAVLOV
PERCOBAAN Dalam percobaan tersebut apabila di luar sangkar diletakkan makanan, maka kucing berusaha untuk mencapainya dengan cara meloncat-loncat kian kemari. Dengan tidak tersengaja kucing telah menyentuh kenop, maka terbukalah pintu sangkar tersebut, dan kucing segera lari ke tempat makan. Percobaan ini diulangi untuk beberapa kali, dan setelah kurang lebih 10 sampai dengan 12 kali, kucing baru dapat dengan sengaja menyentuh kenop tersebut apabila di luar diletakkan makanan.
Misalnya, ketika sedang belajar bersepeda atau belajar bahasa seperti pengucapan kata-kata yang sulit. Kegagalan diulang
terus-menerus lama-kelamaan akan berhasil
EDWARD LEE THORNDIKE (1874 – 1949)
Teori Belajar Thorndike
Hukum Kesiapan
Hukum Latihan
Hukum Akibat
Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan. selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
1. HUKUM KESIAPAN (LAW OF READINESS); semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat
2. HUKUM LATIHAN (LAW OF EXERCISE); semakin sering suatu tingkah laku diulang maka asosiasi tersebut semakin kuat.
3. HUKUM AKIBAT (LAW OF EFFECT); hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika tidak memuaskan.
HUKUM THORNDIKE
Hukum Kesiap
an
Hukum Latihan
Akan dipertehankan / diperkuat
Prinsip utama dalam belajar adalah pengulangan
Makin sering diulangi, materi pelajaran akan
semakin dikuasai.
Timbul kepuasan
Semakin siap individu untuk belajar
HUKUM
AKIBAT
Perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung
dihentikan dan tidak akan diulangi
Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan
diulangi
LIMA HUKUM TAMBAHAN DARI THORNDIKE :
Multiple Respons atau ReaksiSikap ( Set atau Attitude ) Prinsip Aktivitas Berat Sebelah
Response by Analogy
Hukum Perpindahan Asosiasi
Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Multiple Respons Atau Reaksi
Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif, emosi , sosial , maupun psikomotornya.
Sikap ( Set atau Attitude )
Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif).
Prinsip Aktivitas Berat Sebelah
Menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer akan makin mudah.
Response by Analogy
Proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap Menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.
Hukum Perpindahan Asosiasi
REVISI HUKUM BELAJAR THORNDIKEa.Hukum latihan ditinggalkan, karena ditemukan bila pengulangan
saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus dengan respons, demikian pula tanpa ulangan belum tentu melemahkan hubungan stimulus – respons.
b.Hukum akibat direvisi, hukum akibat dijelaskan, bila hadiah akan meningkatkan hubungan stimulus – respons, tetapi hukuman ( punisment ) tidak mengakibatkan efek apa – apa. Dengan revisi ini berarti Thorndike tidak menghendaki adannya hukuman dalam belajar.
c.Belongingness, yang intinya, syarat utama bagi terjadinya hubungan stimulus – respons bukannya kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara kedua hal tersebut. Dengan demikian situasi belajar akan mempengaruhi hasil belajar.
d.Spread of Effeck, yang intinya dinyatakan, akibat dari suatu perbuatan yang dapat menular.
Social Learning Observational Learning Perilaku Individu tidak semata-mata karena refleks
otomatis S-R, tetapi juga karena reaksi yang timbul sebagai interaksi antara lingkungan dengan individu itu sendiri.
Belajar menurutnya adalah yang dipelajari manusia terutama belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh periklaku (modeling).
Teori ini juga masih memandang penting conditioning.
Pemberian reward dan punishment akan membuat seorang berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
ALBERT BANDURA
Kritik Terhadap Teori Behavioristik
1)Tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks
2)Tidak dapat menjelaskan adanya variasi
3)Cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif
67
TEORI BELAJAR MENURUT EDWIN GUTHRIE
Stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis
Hubungan stimulus dan respon cenderung bersifat sementara, sehingga perlu sering diberikan stimulus agar hubungannya bersifat lebih tetap.
Agar respon muncul lebih kuat dan menetap diperlukan berbagai stimulus yang berhubungan dg respon tsb.
Hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar
TEORI BELAJAR
KOGNITIVISME
Pengertian Teori Belajar Kognitif
Pembelajaran yang lebih menekankan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
peserta didik.
StimulusRespon
Stimulus
Stimulus
TEORI BELAJAR KOGNITIVISME
PROSES
Mengapa lupa ?1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut2. Informasi dalam memori jangka pendek tidak ditranfer
ke dalam memori jangka panjang3. Distorsi recall4. Interferensi ( tercampur atau terdesak oleh informasi
lain)
Mengapa ingat ?1. Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek
terakhir (tidak terinferensi informasi lain)2. Belajar informasi baru lebih mudah bila
sebelumnya telah mempelajari hal serupa
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI INGAT/LUPA
Hambatan retroaktif, yaitu informasi yang masuk lebih dulu terdesak oleh informasi yang baru.
Hambatan proaktif, yaitu informasi yang masuk lebih dulu mempengaruhi informasi yang baru masuk.
Kemudahan retroaktif , yaitu informasi yang masuk kemudian mempermudah masuknya informasi yang sedang masuk.
Kemudahan proaktif, informasi yang terdahulu mempermudah penguasaan informsi yang baru.
Efek pertama dan efek terakhir, yaitu dari deretan informasi yang cukup banyak, yang cenderung mudah diingat adalah informasi yang ada di deretan depan dan deretan terakhir.
Teori Pembelajaran kognitif menurut Piaget
Menurut Piaget individu berkembang menuju kedewasaan maka ia akan mengalami adaptasi dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan kualitatif dalam struktur kognitifnya. Proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: Asimilasi Akomodasi Equilibrasi
ASIMILASI adalah penyesuaian pengetahuan baru dari pengetahuan yang ada.
AKOMODASI adalah mengubah pemahaman yang ada, agar sesuai dengan situasi baru.
EKUILIBRASI adalah proses memulihkan keseimbangan antara pemahaman sekarang dan pengalaman-pengalaman baru.
ASIMILASI (bersosialisasi) AKOMODASI sudah tau sedikit
tapi salah dan terus diperbaiki dgn yang baru (APAKAH)
EQUILIBRASI (gabungan asimilasi dan akomodasi)
TEORI BELAJAR KOGNITIVISME Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak
selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati)
Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki
Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini ialah
teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, dan teori bermakna Asubel
Kritik :1. Lebih dekat pada psikologi daripada teori belajar,2. sukar diaplikasikan3. Sukar dipraktekkan, karena tidak mungkin memahami 4. “struktur kognitif” yang ada dalam setiap mahasiswa
D CA BStruktur kognitif mahasiswa
APLIKASI TEORI KOGNITIVISME: PIAGET1) Menentukan tujuan instruksional
(Pembelajaran)2) Memilih materi pelajaran3) Menentukan topik yang dapat dipelajari
secara aktif oleh mahasiswa (bimbingan minimum oleh dosen)
4) Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan dipelajari mahasiswa
5) Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang memacu kreativitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya
6) Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Ada kritik, saran, atau pertanyaan ?
3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)
Tahapan–tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget
1. Tahapan Sensori Motor (0-2th)
4. Tahapan Operasi Formal (11-15th)
2. Tahapan Pra – Operasional (2-7th)
1. TAHAPAN SENSORI MOTOR (0-2TH)
Usia 2th pertama anak dapat sedikit memahami lingkungannya dengan cara melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya.
Pada tahap ini telah mampu menggunakan bahasa
dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih
sangat sederhana.
Tahapan Pra – operasinal (2-7th)
Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)Dalam tahap ini anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya memahami lingkungan sekitarnya anak tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datangnya dari pancaindra.
Tahapan Operasional Formal (11-15th)Pada tahap ini anak sudah
mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan opersai formal ini sudah dapat memikirkan
beberapa alternatif pemecahan suatu masalah.
“Teori Belajar Kognitif Ausubel”
Dalam teori ini, teori belajar dimaknai sebagai belajar BERMAKNA. Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep–konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
NO
KOGNITIF FUNGSINYA
1 Pengetahuan
Mengingat, menghafal
2 Pemahaman Menginterprestasikan3 Aplikasi Menggunakan konsep untuk
memecahkan masalah4 Analisis Menjabarkan suatu konsep5 Sintesis Menggabungkan bagian – bagian konsep
menjadi suatu konsep utuh6 Evaluasi Membandingkan nilai – nilai, ide, metode
Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar.Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang dikenal dengan sebutan taksonomi
Bloom, sebagai berikut:
NO
KOGNITIF FUNGSINYA
1 Peniruan Menirukan gerak
2 Penggunaan Menggunakan konsep untuk melakukan gerak
3 Ketepatan Melakukan gerak dengan benar
4 Perangkaian Melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar
5 Naturalisasi Melakukan gerak secara wajar
Domain Psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu :
NO KOGNITIF FUNGSINYA1 Pengenalan Ingin menerima,sadar akan adanya
sesuatu 2 Merespon Aktif berpartisipasi 3 Penghargaan Menerima nilai – nilai, setia kepada
nilai – nilai tertentu4 Pengorganisasia
nMenghubung – hubungkan nilai – nilai yang dipercayai
5 Pengalaman Menjadikan nilai – nilai sebagai bagian dari pola hidupnya
Domain Afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
TEORI KONSTRUKTIVISME
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Ling
kung
an
Lingkungan
AKTIF MEMBANGUN SENDIRI
..
Teori ini percaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu pengetahuan utuh.
TEORI KONSTRUKTIVISTIK
KONSTRUKTIVISME adalah aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan yang kita miliki merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri
Von Glaserfeld (dalam Battencourt, 1989; & Matthews, 1994)
Pancaindera • Melihat• Mendengar• Menjamah• Mencium• Merasakan
Pengalaman• Fisik• Kognitif • Mental
Objek Lingkungan
Konstruksi Pengetahuan
Baru
PROSES PEMBENTUKAN PENGETAHUAN
Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep masing-masing individual mahasiswa.
Struktur konsep dapat membentuk pengetahuan, bila konsep baru yang diterima dapat dikaitkan/dihubungkan (proposisi) dengan pengalaman yang dimiliki mahasiswa.
Dengan demikian, pengetahuan adalah apa yang ada dalam pikiran setiap mahasiswa (Knowledge as residing in the mind).
GAGASAN KONSTRUKTIVISME tentang PENGETAHUAN
Prinsip belajar vs bukan prinsip mengajar Berpusat pada mahasiswa vs bukan berpusat
pada dosen Variation of alternatives vs best/correct answer Constructed/discovered vs given/ presented Individuality & situational vs generality
CIRI UTAMA KONSTRUKVISME DALAM PEMBELAJARAN
Proses belajar terjadi ketika skema pikir seseorang dalam kesenjangan (disequilibrium) yang merangsang pemikiran lebih lanjut
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman seseorang dengan dunia fisik dan lingkungannya
MAKNA BELAJARDALAM KONSTRUKTIVISME
98
Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif mahasiswa untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya
Mahasiswa bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya
PERAN MAHASISWA dalamPEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Belajar bagi mahasiswa merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda
Belajar dilakukan lewat refleksi, pemecahan masalah/konflik/kasus, dan dialog
PERAN MAHASISWA dalamPEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang memungkinkan mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman masing-masing.
Pembelajaran adalah membantu mahasiswa berpikir secara benar dengan membiarkannya berpikir terlebih dahulu.
PANDANGAN KONSTRUKTIVISME terhadap PEMBELAJARAN
PERAN DOSEN dalam PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Menyediakan pengalaman belajar Memberikan kegiatan yang merangsang
keingintahuan mahasiswa Menyediakan sarana yang merangsang
mahasiswa berpikir secara produktif Memonitor dan mengevaluasi hasil belajar
mahasiswaDosen lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran daripada memberi informasi
Alternative assessment:PortofolioDinamika kelompokObservasi prosesStudi kasusSimulasi & performance Permainan appraisal
EVALUASI dalam PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik ‘mengalami’ apa
yang dipelajarinya, bukan hanya ‘mengetahui’nya
STRATEGI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
1. Belajar aktif, 2. Belajar mandiri, 3. Belajar kooperatif dan kolaboratif, 4. Generative learning,5. Model pembelajaran kognitif:
problem based learning, discovery learning, cognitive strategies, project based learning
(Student-Centered Learning Strategies)
1. Belajar AktifMenerapkan prinsip Learning by doing
(mahasiswa terlibat dalam proses belajar secara spontan)
Tujuan : menuju belajar mandiri Tugas dosen/fasilitator : memotivasi Pengelolaan: klasikal, kelompok, individual,
berpasangan, penugasan Teknik-teknik: refleksi, diskusi,merangkum
STRATEGI PEMBELAJARAN
2. Belajar MandiriBelajar otonom, berdasarkan rancangan kuliah yang disusun secara kolaboratif, belajar yang tidak bergantung pada faktor: dosen, kelas, dan teman. Dosen berperan sebagai konsultan dan fasilitator
STRATEGI PEMBELAJARAN
3. BELAJAR KOOPERATIF & KOLABORATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN
BEKERJA SAMA
BERSEDIA MEMBANTU
PERTUKARAN IDE, ARGUMENTASI, DAN REFLEKSI
Bentuk BELAJAR KOLABORATIF KOOPERATIFStudent Team Achievement Division (STAD)
1. PenyajianDosen
2. DiskusiKelompok
4. Penguatan Dosen
3. Test / Kuis
Bentuk BELAJAR KOLABORATIF KOOPERATIFJigsaw
2. DiskusiKelompok Ahli
(Homogen)
5. Penguatan Dosen
4. Test / Kuis
1. Membaca Bahan Ajar
3. Diskusi Kelompok(Heterogen)
Bentuk BELAJAR KOLABORATIF KOOPERATIF
Teams Games Tournament (TGT)
2. DiskusiKelompok
5. PenguatanDosen
4. Test / Kuis
1. IdentifikasiMasalah
3. Presentasi Kelompok(turnamen)
Bahwa belajar bergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam Kurikulum harus saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada Siswa (SCL= Student Centered Learning) dalam konteks pengalaman sosial.
TOKOH DALAM TEORI KONSTRUKTIVISME1. JOHN DEWEY
Bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan hasil dari konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru diperolehnya melalui 2 cara yaitu:1. ASIMILASI yaitu integrasi konsep yang
merupakan tambahan atau penyempurnaan dari konsep awal yang dimiliki.
2. AKOMODASI terbentuknya konsep baru pada anak karena konsep awal tidak sesuai dengan pengalaman baru yang diperolehnya.
2. JEAN PIAGET
Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky yaitua.Zone of Proximal Development (ZPD) kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu
b.Scaffolding pemberian sejumlah bantuan kepada siswa
selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya
3. LEV VYGOTSKY
PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME
1.Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari
guru ke murid3. Murid aktif megkontruksi secara terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
a.Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,
b.Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
c.Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
IMPLIKASI TEORI KONSTRUKTIVISTIK
(1) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,
(2) Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
(3) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal,
(4) Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, (5) Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan
seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber.
Karakteristik pembelajaran KonstruktivismeMenurut Driver dan Bell:
No Metode Komunikasi
Lebih Aktif
Tujuan Materi Hasil
1 Ceramah Satu Arah Guru Mengetahui Baru Atau Fakta
Hanya Tau
2 Tanggung Jawab
Dua Arah Guru-siswa
Paham Siswa Sudah Punya Bekal
Mengembangkan Pengetahuan
Dan Sikap3 Diskusi Muti Arah Guru-
siswaSiswa-Siswa
Kreatif Mengandung Masalah
Obyektif dan Luas
4 Demontrasi Satu Arah Guru-Siswa
Memperjelas 1. Hal Yang Baru
2. Proses
Lebih Jelas dan Lebih Lengkap
5 Eksprimen Multi Arah
Guru-siswa
Menemukan Hal Yang Baru
Belum Diketahui
Obyektif
6 Latihan Multi Arah
Guru dan
Siswa
Terampil Sudah Diketaui
Terampil
7 Widyawisata Multi Arah
Siswa dan Guru
Mendapatkan Pengalaman
Lansung
Terkaitan Lingkungan
Pengalaman Riil Dan Nyata
8 Kerja Kelompok
Muti Arah Siswa-Guru
Belajar Bersama
Segala Materi
Kerjasama Dan Pengalaman
Obyektif9 Tugas Dua arah Guru
dan Siswa
Supaya siswa aktif
Hal yang perlu
dikerjakan
Siswa aktif dan belajar mandiri
Metodologi: Pengkajian metodologi pengajaran bahasa
bersumber dari; (a) pemberian bahasa yang dihasilkan oleh
linguistik umum; (b) teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi; (c) teori pembelajaran bahasa yang
disumbangkan oleh psikolinguistik; dan (d) teori pemakaian bahasa dalam masyarakat
yang diambil dari sosiolinguistik.
Richards, dkk. (1985:177):Memberikan batasan mengenai metodologi
pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya. Metodologi meliputi:
• Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening, speaking, reading dan writing) dan prosedur pengajarannya
• Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk pengajaran keterampilan berbahasa;
• Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa (misalnya Audiolingual method)
Richards, dkk. (1985:177):• Metode dalam pengajaran bahasa menurut
Richards, dkk. (1985) adalah cara mengajarkan suatu bahasa yang didasarkan kepada prinsip dan prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan dan dipelajari.
• Metode pengajaran bahasa yang berbeda seperti Direct method, audio-lingual method, grammar translation method, the silent way dan communicative approach merupakan hasil dari pandangan yang berbeda tentang; (a) hakikat bahasa; (b) hakikat belajar bahasa; (c) tujuan pengajaran; (d) jenis silabus yang digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran; dan (f) teknik dan prosedur yang digunakan.
Hakikat Bahasa•Hakikat bahasa dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa menurut aliran linguistik strukturalisme adalah:
1. Language is speech, not writing¸ 2. A language is what its native speakers
say, not what someone thinks they ought to say;
3. Languages are different; 4. A language is a set of habit.
Beberapa pandangan tentang hakikat bahasa :• Bahasa bersifat lisan yang telah tertata
dalam sistem simbol pandang dan dengar. • Anak belajar menggunakan simbol ini secara
kumulatif, pertama dalam mendengar (menyimak) dan berbicara, kemudian membaca dan menulis.
• Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa mulai dengan kegiatan komunikasi lisan.
• Setelah anak menguasai keterampilan dalam aspek mendengar dan berbicara, barulah instruktur memulai kegiatan komunikasi tertulis.
Bahasa mencerminkan lingkungan sosial tempat yang ditinggali anak, baik dari segi linguistik maupun tingkatan budaya serta pengaruh berbagai macam dialek dan geografis.
Oleh karena itu, pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan pribadi, sosial, dan komunikasi siswa, serta mempertimbangkan pengaruh regional terhadap wicara, kosakata, dan penggunaan.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti pembentukan kata baru untuk memenuhi tuntutan komunikasi, tekanan sosial yang mengakibatkan perubahan terhadap keberterimaan item pemakaian khusus dan konstruksi bahasa.
Oleh karena itu, bahasa diajarkan untuk mencerminkan penggunaan dan struktur kontemporer; alfabet, tulisan, kata dan ejaannya digunakan untuk merangsang minat siswa terhadap bahasa.
Setiap bahasa memiliki struktur sendiri. Hubungan antara kata, urutan kata, pola
kalimat dipelajari melalui pengalaman praktis dan kajian khusus.
Oleh karena itu, program pembelajaran harus mencakup pembelajaran penggunaan bahasa dan struktur bahasa baku melalui pengalaman dalam percakapan, diskusi, laporan, wawancara, dan karangan.
Pembelajaran itu meliputi konstruksi kalimat dan paragraf, dan secara bertahap memperkenalkan prinsip dan terminologi tata bahasa.
Penggunaan Bahasa Bahasa merupakan suatu bentuk perilaku,
perlambang konsep diri dan sikap sosial seseorang yang menyimbolkan pikiran, keinginan, dan kepercayaannya.
Kemampuan mempelajari bahasa sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan pribadi dan perkembangan pemahaman dasar manusia.
Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa menekankan penciptaan iklim yang hangat dan bersahabat yang mendorong setiap siswa berpartisipasi dalam kegiatan berbahasa lisan dan tulisan.
Bahasa merupakan alat berpikir yang membantu siswa berasionalisasi dan tumbuh melalui pengalaman mereka.
Oleh karena itu, kegiatan berbahasa dikembangkan untuk membantu setiap siswa melihat hubungan, membuat klasifikasi, menarik kesimpulan, menanggung resiko penebakan, memprakirakan hasil, merumuskan kesimpulan, dan membuat generalisasi.
Bahasa merupakan media pengembangan dan pertukaran gagasan.
Pengalaman itu harus mendorong interaksi antara siswa dan orang lain, yang tentunya menekankan tujuan komunikasi, penataan gagasan yang logis, dan kesensitifan terhadap reaksi pendengar atau pembaca.
Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku.
Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku.
Oleh karena itu, siswa diajarkan pentingnya tanggung jawab sosial dan integritas pribadi dalam penggunaan bahasa.
Bahasa dalam bentuk tertulis merupakan catatan pikiran manusia sepanjang zaman yang dapat memperkenalkan setiap anak kepada karya-karya sastra sehingga dapat menumbuhkan apresiasi keindahan bahasa sebagai media komunikasi.
Oleh karena itu, program pengajaran bahasa melengkapi siswa dengan pengalaman dalam prosa dan puisi untuk menumbuhkembangkan pemahamannya terhadap masalah manusia dan seperangkat nilai pribadi.
BEBERAPA METODE PENGAJARAN BAHASA1. Grammar Translation method (Metode
Terjemahan Tata bahasa)2. Direct Method (Metode Langsung)3. Reading Method (Metode Membaca)4. Audiolingual method (Medote audiolingual)5. Community Language Learning (CLL)6. Cognitive Approach (Pendekatan Kognitif)7. Total Physical Response (Respons Fisik Total)8. The Silent Way (Metode Diam)9. Functional-Notional Approach10. Communicative Approach (Pendekatan
Komunikatif)
MOTIVASI BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Pengertian motivasiPerkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan Bahasa Inggeris - "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah "MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat khabar, kerap pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu dilakukan.
KASUS1. Beberapa siswa tetap bersemangat mengikuti pelajaran,
sementara yang lain ingin pelajaran segera berakhir2. Sebagian siswa bekerja keras mengerjakan tugas, sementara
yang lainnya asyik bermain3. Terdapat siswa tidak puas dengan nilai B sementara yang
lainnya cukup puas dengan nilai C
Apa yang dimaksud motivasi belajar ? Motivasi belajar merupakan proses internal yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku belajar dalam rentang waktu tertentu
Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas belajar
Motivasi :
Apa yang ..............?membuat orang berbuatmembuat orang tetap berbuatmenetukan arah perbuatan
APA URGENSI MOTIVASI BAGI KEPENTINGAN BELAJAR ?
1. Motivasi menentukan arah tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seperti kemudi mobil)
2. Motivasi menentukan intensitas/kadar tindakan seseorang dalam belajar ( analogi seperti mesin mobil)
Jenis motivasi meliputi apa saja ?1. Dari segi sifat
a) Motivasi dasar ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia yang bersifat biologis/jasmaniah)
b) Motivasi sosial ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia )
c) Motivasi religius ( dorongan untuk memenuhi kebutuhan religi )
2. Dari segi sumbera) Motivasi internal, berfungsinya motivasi karena bersumber dari dalam
diri individu b) Motivasi eksternal, berfungsinya motivasi karena bersumber dari luar
diri individu
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar ?
1. Faktor internala. kepribadian siswab. kemampuan
2. Faktor eksternal a. karakteristik tugas b. insentif c. perilaku guru d. setting pembelajaran
APA TUGAS GURU TERKAIT DENGAN MOTIVASI BELAJAR?
MEMBANGKITKAN MENGEMBANGKAN MEMELIHARA MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
BAGAIMANA CARANYA ?
1. Mengemukakan arti pentingnya hal yang dipelajari2. Mengkaitkan materi dengan latar belakang kehidupan siswa3. Menimbulkan perasaan ingin tahu (penasaran)4. penggunaan multi metode/media5. mengemukakan tujuan ( jelas, penting, memungkinkan untuk
dicapai)
PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN(CBSA)
A. SIFAT CBSA CBSA bersifat NON dikotomis
tetapi bersifat kontinum
lanjutan sifat CBSA
aktivitas gururendahtinggi
tinggi
Aktifitassiswa
diskusi
ceramah
B. Rasional 1. Aktivitas dalam diri pelajar merupakan salah satu unsur dari hakekat belajar 2. Ragam pengalaman memperkuat efektivitas belajar3. Keterlibatan dalam persoalan yang dipelajari merupakan sumber motivasi
belajar siswa4. Mengkonkritkan konsep abstrak sehingga mempermudah untuk dipelajari 5. Hasil belajar optimal memerlukan pengalaman langsung dan motivasi internal
C. CIRI–CIRI
1. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa2. Guru berperan sebagai pembimbing dalam mewujudkan terjadinya pengalaman belajar siswa3. Guru aktif melakukan tindakan pembelajaran4. Siswa aktif melakukan tindakan belajar
D. Idikator Kadar CBSA ( Mc. Keachie)
1. Keterlibatan siswa dalam menentukan tujuan belajar – pembelajaran2. Kadar afektif dalam belajar –pembelajaran3. Partisipasi siswa dalam belajar – pembelajaran4. Kohesivitas kelas5. Perbuatan siswa yang salah/kurang relevan6. Keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan7. Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah siswa
E. Saran
AKTIFITAS NON PRODUKTIF
1. Menulis2. Membaca3. Mengamati grafik
AKTIFITAS PRODUKTIF
1. Membuat laporan2. Meringkas3. Menafsirkan
grafik
HINDARI PENGGUNAAN GUNAKAN
Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP)
1. Arti Ketrampilan proses
Yang dimaksud ketrampilan proses adalah ketrampilan proses kerja ilmiah yang diperlukan siswa untuk mengelola hasil belajarnya
Lanjutan PKP
2. Macam Ketrampilan Proses a. Ketrampilan dasar
b. ketrampilan lanjut (integratif)
KETRAMPILAN PROSES DASAR1) Mengamati (melihat, mendengar, meraba,
membau,mencecap) 2) mengklasifikasi (mengelompokkan,
mengkontraskan, mencari : persamaan, perbedaan )
3) Mengenterpretasikan ( menaksir, menyimpulkan)
Lanjutan ketrampilan proses dasar
4) Memprediksi ( emperkirakan kecenderungan)
5) menerapkan ( menggunakan ....)
6) mengkomunikasikan ( mempresentasikan, melaporkan, memperagakan, mendiskusikan)
KETRAMPILAN PROSES LANJUT(Ketrampilan melakukan penelitian)
1) mencari, menemukan, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah
2) mengidentifikasi variabel3) merumuskan hipotesis4) membuat instrumen5) pengumpulan data6) menganalisa data7) menyimpulkan
PENGERTIAN PEMBELAJARAN DENGAN PKP
Suatu bentuk pembelajaran yang didalamnya memberi pengalaman pada siswa dalam proses kerja ilmiah
SKEMA PKP DALAM PEMBELAJARAN
OUT PUT
PENGETAHUANSIKAP, NILAI, KETRAMPILAN
KETRAMPILANPROSES KERJAILMIAH
PROSESINPUT
MELAKUKAN PROSES KERJA
ILMIAH
RASIONAL 1. IPTEK berkembang pesat, siswa tidak cukup hanya mengandalkan
apa yang diberikan di sekolah, siswa perlu belajar diluar sekolah. Oleh karenanya pembelajaran disekolah harus mengembangkan kemauan dan kemampuan untuk belajar. Siswa tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga produktif dalam bidang IPTEK
Lanjutan rasional2. Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat relatif,
oleh karenanya perlu senantiasa untuk dipertanyaakan dan diperbaharui
3. Hasil belajar optimal memelukan pengalaman langsung dan motivasi internal
CIRI – CIRI PKP1. Pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga
berorientasi pada proses (keterlibatan siswa dalam proses kerja ilmiah)
2. Menampakkan aktivitas siswa dalam bentuk ketrampilan kerja ilmiah
3. Materi pembelajaran berupa “bahan mentah” untuk selanjutnya diproses dalam pembelajaran
PENDEKATAN “LIFE SKILL”1. Arti “life skill”
Yang dimaksud life skill adalah kecakapan siswa dalam menghadapi persoalan hidup secara wajar tanpa tertekan, dan
secara proaktif dan kreatif dapat mencari dan menemukan solusinya
Macam Life Skills
Life Skills
General Life Skills
Specific Life Skills
Personal Skills
Social Skills
Academic Skills
Vocational Skills
Self Awareness
Thinking Skills
Self Awareness
Kesadaran :• Sbg. makhluk Tuhan• Akan eksistensi diri• Akan potensi diri
Thinking Skill
Kecakapan :• Menggali informasi• Mengolah informasi• Mengambil keputusan• Memecahkan masalah
SOSIAL SKILLS
• KECAKAPAN KOMUNIKASI LISAN
• KECAKAPAN KOMUNIKASI TULIS
• KECAKAPAN BEKERJASAMA
Academic Skills
• kecakapan :• mengidentifikasi variabel• menghubungkan variabel• merumuskan hipotesis• melaksanakan penelitian
VOCATIONAL SKILLS
Lanjutan macam life skills
Kecakapan dalam bidang pekerjaan tertentu
Life Skills dalam Jenjang Pendidikan
ACADEMICLIFE SKILLS
VOCATIONALLIFE SKILLSSMU
SMK
TK/SD/SMP
GENERALLIFE SKILLS
Contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Standar kompetensi :
siswa mampu menulis berbagai jenis wacana, surat, dan isi ringkas suatu bacaan
Kompetensi dasar :
Siswa mampu:menggunakan EYDmenggunakan kalimat efektifmembuat berbagai surat resmi
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Materi Pokok :
macam dan karakteristik surat :surat undangansurat penawaransurat perijinansurat permohonan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
Pengalaman belajar :
1. Masing-masing siswa mengumpulkan sedikitnya 4 macam surat
ketrampilan : menggali informasi, sadar akan eksistensi
diri, dan sadar akan potensi diri
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
2. siswa berdiskusi kelompok untuk menentukan karakteristik setiap macam surat
Ketrampilan :mengolah informasi, bekerjasama,
berkomunikasi lisan, berkomunikasi tulis, mengambil keputusan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
3. siswa presentasi hasil diskusi kelompok
ketrampilan :berkomunikasi lisan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
4. Siswa menyimpulkan tentang karakteristik setiap macam surat
ketrampilan :mengambil keputusan
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
5. Masing-masing siswa mempraktekkan membuat salah satu macam surat
Ketrampilan :Komunikasi lisan, kesadaran akan eksistensi diri, kesadaran akan potensi diri
Lanjutan contoh pengintegrasian komponen life skills dalam silabus
KESULITAN BELAJAR
1. ARTI KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan belajar; baik yang disadari, tidak disadari, bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosiologis.
2. CIRI-CIRI KESULITAN BELAJAR1. hasil belajar dibawah “passing grade”2. hasil belajar dibawah potensi yang dimilikinya3. hasil belajar tidak sebanding dengan usahanya4. lambat dalam melakukan tugas belajar
Lanjutan ciri-ciri kesulitan belajar
5. menunjukkan sikap yang kurang/tidak wajar (misalnya : acuh tak acuh, menentang, berpura-pura )
6. Menunjukkan prilaku yang kurang/tidak wajar ( misalnya : membolos, sering datang terlambat, tidak mengerjakan tugas
7. Menunjukkan gejala emosional yang tidak/kurang wajar ( misalnya : mudah marah, mudah tersinggung, murung )
3. LATAR BELAKANG KESULITAN BELAJAR
a. Faktor intern 1) Kelemahan fisik a) Kurang berfungsinya panca indera
b) Sakit c) Cacat tubuh/pertumbuhan yang kurang sempurna
Lanjutan latar belakang kesulitan belajar
2) Kelemahan mental baik bawaan maupun pengalaman (misal : IQ rendah, gangguan mental)3) Kelemahan emosional (misalnya : immaturity, pobia)4) Kebiasaan dan sikap yang salah ( misalnya bamyak
melakukan tindakan yang tidak relefan, sering bolos, sering tidak masuk)
5) Tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan
Lanjutan latar belakang kesulitan belajar
b. Faktor eksternal1) kurikulum yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa2) kelemahan dalam sistem instruksional3) terlampau berat beban belajar4) sering pindah sekolah5) kelemahan dalam lingkungan keluarga6) terlampau banyak kegiatan di luar kelas
PENDEKATAN THD KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar bukan hanya masalah instruksional-paedagogis tetapi juga masalah psikologis, karena kesulitan belajar berakar dari aspek psikologis terutama gangguan kepribadian dan penyesuaian diri oleh karena itu bantuan yang diberikan disamping bersifat instruksional-paedagogis juga diperlukan bantuan psikologis yang bersifat terapiutik.
TEKNIK PENGUNGKAPAN KESULITAN BELAJAR
1. Observasi2. Tes hasil belajar3. Tes diagnostik4. Tes bakat/minat5. Angket/kuesioner
UPAYA PENANGANAN KESULITAN BELAJAR
1. Penanganan secara instruksional paedagogisa. pembelajaran ulangb. program pengayaanc. pembelajaran individuald. penyediaan pelajaran pilihan
2. Penangan secara psikologis melalui layanan BP yang bersifat terapiutik
Kurikulum Pembelajaran
A. Pengertian Kurikulum1. Secara etimologis
a. kurikulum berasal dari kata “curere” (bhs. Latin)
yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari
b. kurikulum berasal dari kata “chariot” (bhs. Yunani) yang berarti kereta pacu yang membawa seseorang dari “start” sampai “finish”
Lanjutan pengertian kurikulum
2. Secara terminologisa. Kurikulum dalam arti sempit
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai program/tingkat
pendidikan tertentu * kurikulum dalam arti sempit memunculkan
istilah kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler
Lanjutan pengertian kurikulumb. kurikulum dalam arti luas
kurikulum adalah seperangkat pengalaman yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu
* Menurut UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B. KOMPONEN KURIKULUM1. Tujuan
Tujuan sebagai komponen dari kurikulum berupa kemampuan/kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
* kejelasan rumusan tujuan penting karena digunakan sebagai dasar dalam menentukan materi, bentuk kegiatan, sarana, organisasi, dan evaluasi
Lanjutan komponen kurikulum
2. Komponen isi/materiisi/materi berupa bahan yang harus diajarkan oleh guru/ dipelajari oleh siswa*Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan:a. kedudukan : umum, akademik, profesi/vokasib. sifat materi : kognitif, afektif, psikomotorikc. urutan : mudah-sukar, kronologis, deduktif – induktifd. sumber materi : benda, tempat, orang, barang cetakan
Lanjutan komponen kurikulum
3. Komponen strategi Komponen strategi berupa bentuk kegiatan/ pe ngalaman yang diperlukan ( tanya jawab,
diskusi, eksperimen, observasi, simulasi dll.)
4. Komponen organisasi Komponen organisasi berupa model penyusunan
dan penyajian isi/materi
Lanjutan komponen kurikulum
a. Terpisah (subject centered curiculum)materi disusun dan disampaikan dalam bentuk mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah antara satu dengan yang lain
b. Gabungan (broad field curiculum)materi disusun dan disampaikan dalam bentuk bidang studi yang merupakan gabungan dari materi yang serumpun/sejenis
Lanjutan komponen kurikulumc. Terpadu (integrated curiculum)
materi disusun dan disampaikan dalam bentuk kegiatan yang bersifat “wholistik”
4. Komponen evaluasi Komponen evaluasi berupa kegiatan mengetahui
proses dan hasil pembelajaran yang menyangkut : efektifitas, efisiensi, relevansi, dan produktifitas
C. ASAS KURIKULUM
1. asas filosofis2. asas sosio-kultural-religius3. asas psikologis4. asas perkembangan IPTEK
D. PRINSIP KURIKULUM1. Prinsip relefansikesesuaian antara kurikulum dengan: dunia kerja, perkembangan masyarakat,
lingkungan kehidupan siswa, serta kesesuaian antara tujuan – isi– pengalaman - evaluasi
Lanjutan prinsip kurikulum
2. Prinsip efektifitas kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan
targetnya.
dalam rangka mencapai efektifitas dapat dilakukan dengan :
penataran, pemilihan dan penggunaan media yang tepat.
Lanjutan komponen kurikulum
3. Prinsip efisiensi kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tenaga, biaya, waktu yang digunakan
4. Prinsip kesinambungan kesinambungan antar tingkat pendidikan (vertikal), antar materi (horisontal)
Lanjutan komponen kurikulum
5. Prinsip fleksibelitas
memungkinkan untuk dapat disesuaikan dengan sikon pada saat pelaksanaannya
E. TUGAS GURU DALAM BIDANG KURIKULUM
1. Merencanakan kegiatan belajar-pembelajaran ( tujuan – materi –
pengalaman/strategi – evaluasi) 2. Melaksanakan kegiatan belajar - pembelajaran
3. Melakukan evaluasi kegiatan belajar - pembelajaran
top related