bab iv analisa iv.1. analisa aspek penggunathesis.binus.ac.id/doc/bab4/2007-1-00022-ar-bab 4.pdf ·...
Post on 10-Mar-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
31
BAB IV
ANALISA
IV.1. Analisa Aspek Pengguna
IV.1.1. Analisa Pasar
Analisa ini berdasarkan potensi kegiatan di sekitar tapak yang paling
menonjol yaitu kegiatan pendidikan, dimana terdapat universitas Bina Nusantara
dan sekolah swasta. Akan tetapi pihak universitas yang tidak menyediakan akses
tempat tinggal (asrama) bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta
sehingga menyulitkan mahasiswa dalam melakukan kegiatan perkuliahan. Di
samping itu, peningkatan jumlah mahasiswa Bina Nusantara yang berasal dari luar
kota mencapai ± 1500 mahasiswa tiap tahunnya (dapat dilihat pada lembar lampiran
1), terlihat dengan jelas banyaknya mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal.
Dengan demikian, sangat tepat membangun sebuah apartemen di lokasi ini dengan
penentuan target market utama adalah mahasiswa golongan menengah karena lokasi
yang berdekatan dengan kampus sehingga memudahkan bagi mahasiswa dalam
melakukan aktivitasnya serta banyak mahasiswa yang kesulitan dalam mencari
tempat tinggal dengan kenyamanan dan keamanan yang terjamin.
Adapun perbandingan jumlah mahasiswa laki-laki dengan perempuan yang
akan ditampung pada apartemen ini adalah 3:2 dengan pertimbangan peningkatan
jumlah mahasiswa laki-laki per tahunnya lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan (dapat dilihat pada lembar lampiran 1). Dan adanya perbedaan antara
massa laki-laki dan massa perempuan.
32
IV.1.2. Analisa Pola Perilaku Pengguna
Pengguna apartemen ini adalah mahasiswa dengan pola perilaku sebagai
berikut:
- Dinamis
- Interaksi sosial dengan teman sebaya
- Aktivitas di rumah biasanya hanya pagi dan malam hari karena pada siang
hari mereka bekerja/sibuk beraktivitas di kampus
- Hanya membutuhan satu kamar tidur
- Membutuhkan ruang yang berfungsi ganda
- Mengharapkan supaya dapat menyelesaikan pekerjaan kampus di dalam
rumah
- Kurang mementingkan identitas
- Mementingkan kepraktisan
Dari analisa pola perilaku tersebut maka diperoleh tuntutan penghuni yaitu:
- Adanya ruang privasi/pribadi dimana memberikan kebebasan bagi
seseorang/sekelompok orang tanpa campur tangan dari pihak lain, baik
berupa pandangan atau suara.
- Kemudahan dalam pencapaian ke dalam bangunan dan hunian menjadi
faktor yang perlu diperhatikan baik menggunakan kendaraan ataupun
berjalan kaki.
- Sosialisasi terhadap sesama penghuni merupakan salah satu masalah yang
harus diperhatikan supaya menghindari konflik atau prasangka buruk.
Dengan demikian diperlukannya suatu wadah supaya para penghuni dapat
33
bersosialisasi seperti ruang bersama, ruang pertemuan, dan lainnya.
- Adanya informasi mengenai batasan-batasan wilayah dengan jelas serta
kejelasan fisik ruang-ruang dalam apartemen yang dijelaskan dalam sebuah
perjanjian.
- Keamanan menjadi salah satu tuntutan penghuni untuk tinggal di dalam
lingkungan hunian ini seperti terbebasnya dari rasa takut dan kecemasan
sehingga diperlukannya fasilitas untuk dapat mendukung rasa aman seperti
keamanan (security system), cctv.
IV.1.3. Analisa Pelaku Kegiatan
Pelaku kegiatan yang terjadi dalam apartemen ini yaitu:
1. Penyewa
Pelaku kegiatan yang secara rutin datang/tinggal di bangunan dengan tujuan
tinggal dengan menyewa unit apartemen sesuai jangka waktu sewa yang
ditentukan.
Penyewa diklasifikasikan dalam:
- Penyewa jangka panjang : penyewa fasilitas utama dan penunjang
bangunan yang fungsi kegiatannya berlangsung lama dan kontinyu,
seperti unit apartemen, retail.
- Penyewa jangka pendek : penyewa fasilitas pelengkap/penunjang yang
kegiatannya berlangsung singkat dan tidak kontinyu, seperti ruang serba
guna.
34
2. Pengelola
Biasanya oleh suatu perusahaan/divisi dari pemilik bangunan atau pemilik
bangunan itu sendiri, yang terdiri dari:
- Kelompok administrasi : melaksanakan kegiatan administrasi berupa
pemasaran, keuangan, front office serta personalia intern pengelola.
- Kelompok operasional pengawasan : melakukan pengawasan terhadap
keamanan, keselamatan, dan penggunaan sarana dan perlengkapan
bangunan.
3. Pengunjung
Kelompok pelaku kegiatan yang tidak secara rutin datang/tinggal di
bangunan dengan tujuan tertentu baik yang berhubungan dengan fungsi
kegiatan utama/penunjang ataupun yang tidak berhubungan.
IV.1.4. Analisa Kelompok Kegiatan
Kelompok kegiatan dalam apartemen ini berdasarkan aktivitas secara umum
yang dilakukan selama 1 hari:
1. Penyewa unit hunian, yaitu mahasiswa, dengan rutinitas kegiatan sebagai
berikut:
Mahasiswa
Persiapan (pkl 05.00-07.00) Aktivitas di kampus (pkl. 07.00-18.00) Kumpul bersama/waktu luang (pkl. 18.00-22.00)Tidur/istirahat (pkl. 22.00-05.00)
12
9 3
6
35
Berdasarkan aktivitas pengguna diatas maka diperoleh kebutuhan ruang
yang diperlukan dengan persyaratannya:
Pengguna Jenis Kegiatan Butuh Ruang Persyaratan Ruang - mandi, buang air,
mencuci pakaian Kamar mandi Ruang jemur
Tidak memerlukan kamar mandi yang berukuran besar, pengudaraan yang cukup, perlunya ruang untuk jemur pakaian
- makan, minum Ruang makan - memasak, mencuci
piring, membereskan perabot
Dapur Membutuhkan meja dan kursi untuk makan Dapur berukuran kecil (pantry) untuk menyiapkan makanan karena bisanya beli jadi
- istirahat (kumpul dengan teman, merokok, duduk, santai, nonton)
Ruang duduk/tv
- belajar Ruang belajar
Ruang duduk dan ruang belajar dapat di jadi satu karena tidak memerlukan privasi yang tinggi, dan kegiatannya dapat dilakukan secara bersamaan serta jarang menerima tamu yang formil
- bermain, rekreasi Fasilitas hiburan, rekreasi, olah raga
Perlunya fasilitas olah raga dan hiburan seperti lapangan olahraga, kolam renang, taman, plasa, dsb
Mahasiswa
- tidur Ruang tidur Tidak memerlukan kamar tidur yang terlalu luas, pengudaraan dan pencahayaan yang cukup
2. Penyewa retail
Jenis penyewa retail terdiri dari kafetaria, retail shops yang memiliki
kegiatan sebagai berikut:
Pengguna Jenis Kegiatan Butuh Ruang Persyaratan Ruang Kafetaria - pelayanan/
penerima Ruang penerima
Tidak memerlukan ruang yang luas, sirkulasi terarah dan jelas
Persiapan (pkl 05.00-07.00) Buka toko (pkl. 07.00-23.00) Istirahat/makan siang (pkl. 12.00-13.00) Makan malam (pkl. 18.00-19.00) Tutup (pkl. 23.00-05.00)
12
9 3
6
36
- makan, minum Ruang makan Perlu ruang yang cukup untuk menampung kapasitas yang telah ditentukan
- memasak, menyajikan, mencuci piring, membereskan
Dapur
- penyimpanan bahan
Gudang
Memerlukan ruang yang cukup dan bebas kolom untuk dapur dan gudang untuk menampung bahan makanan, peralatan masak serta membutuhkan pencahayaan yang cukup dan ventilasi yang baik Dapat diletakkan pada sisi barat bangunan
- buang air - istirahat
Toilet Ruang istirahat
Tidak terlalu membutuhkan toilet yang besar, pengudaraan yang baik. Ada ruang pegawai untuk istirahat
- pelayanan, penyajian
Ruang pamer/pajang
Memerlukan ruang yang cukup luas untuk memajang barang, pencahayaan dan ventilasi cukup, bebas kolom
- Administrasi, pengelolaan
Kasir/pengawas/pengurus
Ada ruang untuk pegawai dan ruang untuk kasir yang luasnya tidak terlalu besar
- istirahat, makan, minum, buang air
R.Istirahat Toilet
Tidak membutuhkan toilet yang besar, pengudaraan yang baik. Ada ruang pegawai untuk istirahat
Retail shops
- penerimaan penyimpanan, pengepakan, pengolahan, pengangkutan barang
Gudang Memerlukan ruang yang cukup luas untuk pengepakan, penyimpanan, dan pengolahan barang, pencahayaan dan ventilasi cukup
3. Pengelola, jenis kegiatan yang terjadi antara lain:
Pengguna Jenis Kegiatan Butuh Ruang Persyaratan Ruang Pengelola apartemen
- kegiatan administrasi
Ruang administrasi
Memerlukan ruang yang cukup untuk menampung kegiatan, ada pembatas/sekat antar ruang
Persiapan (pkl 05.00-07.00) Buka kantor (pkl. 07.00-17.00) Istirahat/makan siang (pkl. 12.00-13.00)
Tutup (pkl. 17.00-07.00)
12
9 3
6
37
- kegiatan marketing
Ruang pemasaran
Memerlukan ruang yang cukup untuk menampung kegiatan jual beli yang terjadi, sirkulasi yang jelas
- pengawasan Ruang sekuriti
Pencahayaan yang baik, sistem keamanan yang terkendali
- perawatan Ruang servis (maintenance)
Memerlukan ruang yang cukup besar dan bebas kolom, membutuhkan pencahayaan dan ventilasi yang baik, diletakkan di sisi barat bangunan
- rapat Ruang rapat Butuh pencahayaan dan pengudaraan yang baik, bebas kolom
- istirahat, makan, minum, buang air
R.Istirahat Toilet
Tidak terlalu membutuhkan toilet yang besar, adanya pemisahan toilet pegawai wanita dan pria, pengudaraan yang baik. Ada ruang pegawai untuk istirahat
4. Pengunjung, merupakan kelompok pelaku kegiatan yang tidak secara rutin
datang/tinggal di apartemen dengan tujuan tertentu baik yang berhubungan
dengan fungsi kegiatan utama/penunjang ataupun yang tidak berhubungan,
misalnya mengunjungi teman, kerabat, saudara atau urusan lainnya.
IV.1.5. Skema Organisasi Mikro
1. Unit Hunian
In/out Apartemen
Foyer
Ruang dudukRuang tidur
Balkon/teras
KM/WC
Ruang makan
Dapur
38
2. Kantor Pengelola
3. Kafetaria
In/out Kantor
R. Tunggu / Informasi
R. Administrasi
KM/WC
R. StaffGudang
R. Rapat R. Tamu
R. Ka. Pengelola
Ruang Istirahat
In/out pengunjung
Foyer
T. Duduk Area Pelayanan
Ruang Persiapan
KasirPengawas
Toilet
Dapur
Gudang Bahan
Kantor Pegawai
Ruang Istirahat
R. Cuci
Gudang Penyimpanan
Gudang Pemeliharaan
Area Pembongkaran
In/out Pengelola
In/out Service
39
4. Retail Shop
IV.1.6. Skema Organisasi Makro
TamuParkir tamu / pengunjung
Lobby utama
Lobby hunian
Hall lift
Fasilitas hunian
Fasilitas pendukung
Fasilitas komersil
Unit hunian
Parkir penghuni
Parkir pengelola & servis
Penghuni
Pengelola & Servis
Sirkulasi Pengunjung
Sirkulasi Penghuni Sirkulasi Pengelola & Servis
KETERANGAN
In/out pengunjung/karyawan
R. Peragaan / Penjualan
R. PenerimaanR. PengepakanLobby, Pengawas, Kasir
R. Pembongkaran
R. Istirahat & Toilet
Kantor karyawan
Area Penyimpanan Gudang
40
IV.2. Analisa Aspek Lingkungan
IV.2.1. Analisa Kegiatan Lingkungan
A. Aspek Ekonomi
Peruntukkan apartemen untuk kalangan mahasiswa ekonomi menengah,
dikarenakan banyak mahasiswa dari luar kota Jakarta kesulitan dalam
mencari tempat tinggal selain itu mayoritas penduduk setempat adalah
masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang memang bertempat tinggal
di lingkungan tersebut.
B. Aspek Sosial
Batas timur tapak adalah pertigaan jalan Kebon Jeruk-Syahdan yang berada
tepat ditengah-tengah tapak sehingga menyebabkan kemacetan yang
berujung pada polusi udara dan suara pada jam-jam tertentu seperti saat jam
masuk kuliah atau selesai kuliah. Selain itu juga banyaknya kios-kios
makanan, warnet, wartel dan lainnya sehingga daerah
ini selalu ramai dengan segala aktivitasnya. Dengan
demikian pada area ini digunakan sebagai area
publik.
Batas barat tapak adalah tanah kosong yang sedang dibangun untuk rumah
tinggal. Peruntukannya adalah untuk kalangan
menengah ke bawah yang terlihat dari jarak antar
rumah yang saling berdekatan dan kavling yang tidak
besar. Sehingga pada batas ini dapat digunakan untuk
area privat karena lebih tenang.
Timur: Jl. Raya Kebon Jeruk
Barat: Hunian
41
Batas selatan tapak adalah kampus Anggrek. Sehingga jarak antara kampus
dengan apartemen dekat dan memudahkan mahasiswa dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan kampus (pendidikan) juga
dapat meletakkan fasilitas penunjang seperti toko-
toko, minimart, kafetaria, dsb pada area ini karena
mayoritas kedatangan pengunjung terbesar dari arah
selatan.
Batas utara tapak adalah hunian yang dijadikan sebagai tempat usaha
seperti tempat makan, kos, warnet, wartel, dsb. Ini terjadi karena adanya
kampus anggrek dan syahdan sehingga banyak yang
mengubah tempat tinggalnya menjadi tempat usaha.
Pada area ini dapat digunakan untuk area privat karena
aktivitas yang cukup tenang.
Berdasarkan analisa ekonomi dan sosial diatas maka hal yang menjadi dasar
pertimbangan dalam perencanaan proyek apartemen adalah untuk mengadakan
perbaikkan lingkungan antara lain:
o Tapak berada dikawasan padat dan tidak ada jarak/ruang antar bangunan
(berdempetan) maka sedapatmungkin membentuk ruang terbuka hijau yang
cukup luas dan menyebar dengan tujuan dapat mengurangi polusi udara dan
adanya penghijauan.
o Sedapatmungkin membuat desain bangunan yang tidak menggunakan AC
guna penghematan energi. Solusi desain yang dapat dilakukan adalah
membuat banyak bukaan pada bangunan sehingga terlihat lebih dinamis dan
Selatan: Kampus Anggrek
Utara: Hunian
42
pertukaran udara dapat berlangsung dengan mudah.
o Jika menggunakan AC, maka sedapat mungkin penggunaannnya tidak boros
energi, dengan cara membuat ruangan yang berbentuk segiempat,
menggunakan bahan material yang tidak menyerap panas, dan lainnya.
o Memberi batasan yang jelas, terutama batas pedestrian sehingga pejalan kaki
nyaman dalam pencapaian ke dalam/luar bangunan juga dalam melakukan
aktivitasnya.
o Prediksi jangka panjang yang dilakukan terhadap kemungkinan perubahan
fungsi bangunan dan jalan yang ada di lokasi tapak dan sekitarnya pada saat
ini, sampai ± tahun 2015, karena pada tahun ini diperkirakan terdapat 25
kota di dunia berpenduduk minimal 20 juta penduduk miskin dan
pembangunan haruslah ‘sustainable development’ (pembangunan yang
berkelanjutan).
IV.2.2. Analisa Bentuk Tapak
Betuk tapak persegi panjang dengan ukuran 100 m x 150 m dan tapak
berhadapan (tusuk sate) dengan jalan Syahdan dan keadaan sekitarnya adalah
hunian penduduk.
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
100
M
150 M
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
43
IV.2.3. Analisa Pencapaian menuju Tapak
Pertimbangannya:
- Kemudahan dalam pencapaian, jelas dan mengundang.
- Kelancaran lalu lintas dan keamanan.
- Banyaknya pengunjung yang datang ke tapak.
Pencapaian menuju tapak dibedakan antara manusia dan kendaraan.
Arahan:
- Sisi pencapaian I (untuk kendaraan)
Diusulkan sebagai main entrance karena letaknya yang dekat dengan
jalan utama, Jl. Raya Kebon Jeruk. Juga arah pencapaiannya jelas.
Tidak ada side entrance karena hanya ada satu jalan raya, sehingga
pintu service juga sama dengan main entrance.
Perletakkan pintu masuk ada 3 alternatif, yaitu:
3
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
1
2
3
21Perletakkan pintu masuk di area ini akan
menyulitkan kendaraan yang datang dari jalan syahdan, karena tidak dapat belok kanan secara langsung dan terkena macet sebelum masuk ke dalam tapak. Pintu masuk tidak dapat diletakkan di area ini karena tepat berada dipertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan dimana rawan terhadap kemacetan. Jika pintu masuk diletakkan disini memudahkan kendaraan yang datang dari arah utara dan selatan kebon jeruk juga yang datang dari arah syahdan. Selain itu juga tidak terkena macet di pertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan.
44
Perletakkan pintu keluar ada 3 alternatif, yaitu:
Dengan demikian letak pintu masuk dan keluar ke/dari tapak adalah
sebagai berikut:
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
IN
OUT
3Jl
. Keb
on Je
ruk
Ray
a
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
1
2
3
21Perletakkan pintu keluar di area ini akan
memudahkan bagi kendaraan karena langsung searah dengan jalan raya kebon jeruk juga tidak terkena macet dipertigaan jalan kebon jeruk dengan syahdan. Pintu keluar tidak dapat diletakkan di area ini karena tepat berada dipertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan dimana rawan terhadap kemacetan. Jika pintu keluar diletakkan disini akan terkena macet di pertigaan jalan kebon jeruk dan syahdan sehingga dapat menimbulkan kemacetan di dalam tapak.
45
- Sisi pencapaian II (untuk pejalan kaki)
Letak pintu masuk untuk pejalan kaki diletakkan dari arah
kedatangan terbesar, sehingga memudahkan bagi pejalan kaki yang
datang dari kampus atau dengan kendaraan umum dan juga
mempermudah dalam pengawasan arus keluar dan masuknya
pengguna bangunan tersebut.
Adapun alternatif perletakkan pintu masuk dan keluar untuk pejalan
kaki sebagai berikut:
Dengan demikian letak pintu masuk dan keluar untuk pejalan kaki ke
dalam tapak adalah:
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
321
Pada area ini, arus kedatangan pejalan kaki tidak terlalu besar/banyak sehingga tidak diletakkan di area tersebut Arus kedatangan pejalan kaki di area ini paling banyak karena tepat dipertemuan antara kampus syahan dan kampus anggrek sehingga akses pejalan kaki terletak pada area ini Pada area ini, arus kedatangan pejalan kaki cukup besar, karena bersebalahan dengan kampus anggrek tetapi jaraknya kejauhan bagi pejalan kaki yang datang dari kampus syahdan
1
2
3
46
IV.2.4. Analisa Sirkulasi dalam Tapak
Berdasarkan analisa pencapaian menuju tapak maka diperoleh sirkulasi
manusia dan sirkulasi kendaraan di dalam tapak sebagai berikut:
Arahan:
Sirkulasi di dalam tapak lebih mengutamakan pejalan kaki seperti jalur
pendestrian yang menghubungkan semua kegiatan dalam tapak, dan adanya
plasa terbuka, courtyard, dan lain–lain.
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
: sirkulasi manusia : sirkulasi kendaraan
Drop Penumpang
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
Akses pejalan kaki (jalur pedestrian)
47
IV.2.5. Analisa Kebisingan
Arahan:
Untuk mengatasi masalah kebisingan yang berasal dari jalan raya Kebon
Jeruk dan Syahdan dapat dilakukan dengan cara:
- Menggunakan pohon sebagai barrier terhadap kebisingan kendaraaan
yang ditimbulkan. Perletakkannya diatur sedemikian rupa sehingga
membentuk ritme dan ruang semu
Sumber bising
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
Daerah rawan macet, karena berada dipertigaan jalan sehingga pintu masuk tidak berada tepat di depan pertigaan jalan ini.
Pohon sebagai buffer kebisingan
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
TAPAK
Kmps. Anggrek
48
- Membuat ruang terbuka yang cukup luas dan besar pada daerah depan
sehingga ada peralihan suasana (dari kebisingan luar tapak ke dalam
bangunan apartemen). Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, halaman,
taman, dan parkir.
IV.2.6. Analisa Matahari
Penyinaran matahari pada tapak dapat berdampak positif dan negatif. Nilai
positifnya terhadap tapak adalah penyinaran sinar matahari kurang lebih selama 12
jam sehingga memungkinkan penggunaan cahaya alami pada siang hari, sedangkan
nilai negatifnya adalah arah orientasi matahari yang mempengaruhi perletakkan
massa bangunan sehingga diperlukan solusi/ penyelesaian dari segi arsitektural.
Arahan:
Kondisi tapak yang dekat dengan garis khatulistiwa menyebabkan arah utara
lebih kuat/banyak menerima cahaya dibandingkan arah selatan sehingga
bukaan lebih sedikit pada area ini. Pada bagian selatan, membutuhkan
banyak bukaan karena tidak banyak menerima cahaya alami. Dengan
Ruang terbuka sebagai peralihan dari bising dan dapat digunakan untuk lahan parkir
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
Kmps. Anggrek
Massa bangunan
Sisa ruang terbuka lainnya digunakan untuk menanami pepohonan supaya dapat tercipta suasana yang nyaman dan tidak panas
49
Dimensi bukaan bidang utara lebih sedikit jika dibandingkan dimensi bukaan di bidang selatan
demikian bukaan pada arah utara dan selatan berbeda dari segi fungsi dan
jumlah.
Perletakkan massa bangunan sebaiknya jangan diletakkan memanjang
menghadap arah barat/timur karena pada bagian itu menerima panas
matahari lebih banyak. Jika massa diletakkan seperti itu sebaiknya bagian
yang terkena sinar matahari digunakan untuk area servis atau area yang
jarang digunakan (selain kegiatan utama). Perletakkan massa yang baik
menghadap utara/selatan. Berikut beberapa alternatif arah perletakkan massa
bangunan terhadap orientasi matahari:
Alternatif Keterangan Alternatif 1
- permukaan bangunan lebih banyak
menerima panas matahari dari arah utara-selatan
- panas yang diterima adalah panas yang bermanfaat
- pada sisi barat-timur dapat digunakan sebagai area unit-unit
- mengikuti bentuk lahan U
50
- efisien terhadap lahan Alternatif 2
- permukaan bangunan lebih banyak
menerima panas matahari dari arah barat-timur
- panas yang diterima adalah panas yang tidak bersahabat
- sulit meletakkan unit pada area ini - efisien terhadap lahan - mengikuti bentuk lahan
Alternatif 3
- permukaan bangunan lebih banyak menerima panas matahari dari arah barat daya-timur laut
- tidak berorientasi terhadap bentuk lahan - tidak efisien terhadap lahan
Alternatif 4
- permukaan bangunan lebih banyak menerima panas matahari dari arah barat laut-tenggara
- tidak berorientasi terhadap bentuk lahan - tidak efisien terhadap lahan
Dengan demikian, perletakkan massa bangunan yang digunakan adalah
perletakkan massa yang sesuai dengan bentuk tapak dan arah orientasi
matahari yaitu alternatif 1 dan 2.
U
U
U
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jl. K.H. Syahdan
U
Kmps. Anggrek
A B
Perletakkan massa B menerima panas matahari lebih banyak dibandingkan dengan massa A. Solusinya adalah memperkecil bukaan dan memberikan kisi-kisi penghalang sinar matahari.
51
IV.2.7. Analisa Zoning pada Tapak
Analisa ini berdasarkan pada fungsi, sifat dan hubungan antar kegiatan.
Arahan:
Adanya pemisahan antar area privat, publik, dan servis yang dilakukan pada
tapak.
Area privat diletakkan dibagian belakang/dekat dengan pemukiman karena
memerlukan ketenangan dalam melakukan aktivitasnya yaitu tidur, santai
dan belajar/bekerja.
Ada beberapa alternatif perletakkan zoning pada tapak yaitu:
Alternatif 1:
Jl. K.H. Syahdan
U
Kmps. Anggrek
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Perletakkan area servis pada sisi utara bangunan sangat cocok karena menerima panas lebih banyak dan disediakan jalur khusus/tersendiri supaya tidak mengganggu aktivitas pengguna apartemen
1
3
2
1: Privat 2: Publik 3: Servis : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Servis
52
Alternatif 2:
Alternatif 3:
Dari tiga alternatif diatas maka zoning pada tapak sesuai adalah zoning pada
alternatif 1 karena letak dan aktivitas servis yang tidak terlihat dan tidak
mengganggu aktivitas pengguna apartemen.
1: Privat 2: Publik 3: Servis : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Servis
Jl. K.H. Syahdan
U
Kmps. Anggrek
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jika area servis diletakkan pada daerah ini akan terlihat secara langsung oleh pengguna bangunan karena letakknya yang berdekatan dengan pintu masuk. Sehingga area servis tidak diletakkan pada area ini
1
3
2
1: Privat 2: Publik 3: Servis : Sirkulasi Kendaraan : Sirkulasi Servis
Jl. K.H. Syahdan
U
Kmps. Anggrek
Jl. K
ebon
Jeru
k R
aya
Jika perletakkan area servis melewati area privat maka pada area tersebut terkesan tidak privasi lagi karena selain kendaraan servis yang melewati area privat juga aktivitas yang terlihat jika sedang ada pemeriksaan/pembetulan.
1 3 2
53
IV.2.8. Analisa pola ruang luar
Digunakan untuk:
- Ruang gerak bagi kegiatan outdoor.
- Ruang transisi antara kegiatan dan bangunan.
- Buffer antara tapak dan lingkungan serta sebagai pendukung penampilan
bangunan.
Arahan:
Bentuk fisik dari penataan ruang terbuka adalah taman dan plasa terbuka,
ornamen outdoor, jalur pendestrian, parkir dan sebagainya.
Taman
Taman selain untuk penghijauan, juga berfungsi sebagai peneduh
terhadap sinar matahari, penahan angin dan peredam bising. Taman ini
juga dapat sebagi tempat duduk-duduk, beristirahat dan bersantai.
Plasa terbuka dan pedestrian
Plasa sebagai ruang transisi ruang luar dan dalam bangunan, dapat juga
sebagai tempat duduk dan kegiatan terbuka.
Pedestrian sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki antar ruang harus dibuat
nyaman dan mampu melindungi dari cuaca seperti hujan.
54
Parkir, digunakan untuk penghuni dan pengunjung sehingga harus
memperhatikan luasan tapak yang terbatas dibandingkan kebutuhan
luasan lahan parkir dan memaksimalkan lahan terbuka karena
merupakan daerah yang padat.
Alternatif parkir yang dapat digunakan:
Parkir serong : mudah untuk
parkir tetapi boros dalam
pemakaian lahan.
Parkir sejajar : sedikit lebih sulit untuk
parkir namun hemat dalam pemakaian
lahan.
Parkir parallel : sulit untuk parkir,
boros dalam pemakaian lahan, cocok
untuk jalan yang sempit.
Arahan:
Lahan parkir untuk penghuni disediakan di basement sedangkan
pengunjung di area terbuka dengan parkir sejajar mengingat jumlah
Pedestrian Plasa
55
parkir yang dibutuhkan cukup banyak dan lahan yang tersisa dapat
digunakan untuk penghijauan.
IV.3. Analisa Aspek Bangunan
Analisa bangunan terbagi menjadi bentuk fisik dan elemen operasionalnya. Bentuk
fisik yang dimaksud berupa bentuk-bentuk yang terjadi dari tampilan bangunan, pola
gubahan massa, bentuk massa bangunan, faktor sirkulasi dan struktur sedangkan elemen
operasionalnya merupakan sistem utilitas dan perlengkapannya.
IV.3.1. Analisa Tampilan Bangunan
Analisa penampilan bangunan dibagi menjadi beberapa kriteria:
- Sederhana, yang terlihat dari modul dan struktur bangunan juga terlihat
adanya keteraturan bukaan untuk memudahkan maintenance.
- Bentuk yang fungsionil sehingga dapat terlihat dengan jelas sebagai
bangunan apartemen.
- Bangunan yang mencerminkan bangunan tropis karena menyesuaikan iklim.
Arahan:
Karakter dari bangunan yang ditampilkan adalah arsitektur tropis dengan
permainan bayangan (shade and shadow) pada tampak bangunan.
IV.3.2. Analisa Pola Gubahan Massa
Pada dasarnya pola massa bangunan secara umum ada dua yaitu :
a. Pola massa tunggal, memungkinkan konsentrasi penuh pada kegiatan dalam
bangunan, efisiensi sirkulasi dapat lebih tinggi dan orientasi terpusat, kesan
monumental dapat lebih kuat, serta kemudahan dalam sirkulasi.
56
b. Pola massa majemuk, konsentrasi kegiatan menyebar, sirkulasi kurang efisien
dan orientasi bangunan menyebar.
Pada kedua jenis pola massa bangunan diatas, memiliki pola gubahan pada
massa yang terbentuk, yaitu :
a. Komposisi massa
Lin
ier
o Berupa komposisi yang terbentuk dari sederetan massa.
o Sifat ruang terkait dan berurutan antara satu massa dengan massa lainnya.
Ter
pusa
t o Berupa satu massa yang dikelilingi oleh massa-massa bangunan lainnya.
o Memiliki sifat sentralisasi kegiatan seperti ruang-ruang konferensi yang dihubungkan oleh fasilitas-fasilitas gedung dan sebagainya.
Gri
d o Massa yang terbentuk dari pengulangan
bentuk terkecil yang umumnya berupa segi-tiga, segi-empat dan segi-enam.
o Sifat pengembangan massa yang sangat fleksibel, namun cukup monoton dalam bentuk.
Clu
ster
o Terbentuk oleh gabungan dari bentuk-bentuk geometri dasar.
o Memiliki fleksibilitas dalam menghadirkan bentuk-bentuk bangunan yang beragam, namun terbatas oleh sistem struktur dan pola sirkulasi.
57
b. Prinsip-prinsip penyusunan massa
Berdasarkan Sumbu dan Simetri
Berdasarkan Hierarki
Berdasarkan Irama dan Pengulangan
Arahan:
Pola massa majemuk akan diterapkan pada bangunan ini untuk mendukung
sirkulasi udara dan pencahayaan alami yang maksimal. Pada massa
bangunan majemuk ini akan menggunakan perpaduan beberapa komposisi
massa dan juga prinsip-prinsip penyusunan massa berdasarkan irama dan
pengulangan.
UKURAN BENTUK TEMPAT
IRA
MA
PENGULANGAN
58
IV.3.3. Analisa Bentuk Massa Bangunan
Bentuk massa Kelebihan Kekurangan Tower - privasi tinggi
- penggunaan lahan efisien
- jumlah unit yang dilayani banyak dalam satu lantai
- lorong-lorong pada sirkulasi core membuat perasaan tertekan
- ada unit yang hanya mendapatkan matahari Barat/Timur
- ada unit yang tidak mendapatkan ventilasi silang
Slab - sisi timur dan barat digunakan untuk meminimalkan radiasi matahari
- dapat menghindari pemakaian sisi barat untuk hunian
- penggunaan lahan tidak efisien
- bentuk bangunan memanjang dan tipis
- unit hunian tidak banyak
- menggunakan single koridor
Arahan:
Bentuk massa bangunan yang dipilih pada apartemen ini adalah bentuk
massa tower karena memerlukan penggunaan lahan yang efisien mengingat
tapak berada di kawasan yang padat. Berikut beberapa alternatif bentuk
massa tower yang dapat diterapkan dalam apartemen ini:
Alternatif Kelebihan/Kelemahan
Alternatif 1
- jumlah unit yang dilayani terbatas dalam satu lantai
- sulit tercapainya ventilasi silang dan pengudaraan secara alami
- koridor menjadi pengap karena tidak adanya bukaan (tertutup)
- bentuk massa yang sederhana - berorientasi terhadap tapak - tidak boros core karena jumlah core
hanya satu - cocok untuk apartemen kelas menengah
ke atas
U
Core tengah 1
59
Alternatif 2
- core diletakkan ditengah - penghubung ke unit hunian
menggunakan jembatan penghubung - jumlah unit yang dilayani banyak dan
lebih ekonomis - tidak boros core karena jumlahnya hanya
satu dan melayani banyak tower - jika tower menggunakan sistem double
loaded, sulit mendapatkan pencahayaan dan pengudaraan alami
- boros terhadap pemakaian lahan dan memerlukan jembatan penghubung di tiap lantai
Alternatif 3
- core diletakkan dipinggir - pandangan 2 arah dapat tercapai - tidak menggunakan jembatan
penghubung sehingga lebih hemat pemakaian lahan
- bagian tengah bangunan digunakan untuk void sehingga pengudaraan dan pencahayaan alami dapat terjadi
- jumlah unit yang dilayani terbatas karena menggunakan single koridor
- sisi yang menghadap timur dan barat lebih banyak menerima panas matahari
- core dapat digunakan sebagai penahan radiasi panas matahari
Dengan demikian bentuk massa bangunan yang dipilih adalah bentuk massa
alternatif 3 karena pencahayaan dan pengudaraan secara alami dapat
optimal. Selain itu core yang berfungsi sebagai penahan radiasi panas
matahari.
IV.3.4. Analisa Letak Core dalam Bangunan
Perletakan core dalam bangunan dapat berfungsi sebagai struktur dapat juga
berfungsi sebagai penahan panas radiasi matahari. Berikut ini adalah karakteristik
dari perletakan core dalam bangunan:
U
Core tengah 2
U
Core pinggir
60
Letak core Karakterisitk Core tengah - ruang yang dapat dijadikan unit lebih luas
- dapat berfungsi sebagai pengaku struktur - diperlukan energi tambahan sebagai ventilasi
dan pencahayaan buatan pada core - terdapat bagian yang terkena matahari dari arah
timur/barat
Core samping - dapat digunakan sebagai penahan radiasi sinar matahari
- core dapat memiliki ventilasi dan pencahayaan alami, sehingga dapat menghemat energi bangunan
- tidak dapat berfungsi sebagai struktur utama
Arahan:
Perletakkan core yang akan diterapkan pada apartemen ini adalah core
samping karena dapat digunakan sebagai penahan radiasi matahari serta
dapat mengoptimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami sehingga dapat
menghemat energi bangunan.
IV.3.5. Analisa Sirkulasi dalam Bangunan
Pola sirkulasi merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan supaya
kenyamanan pemakai gedung terjamin sehingga kegiatan dan aktifitas utama
bangunan apartemen dapat terlaksana. Usaha yang dapat dilakukan untuk
mendukung dan mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pola sirkulasi yang jelas.
Dibawah ini adalah beberapa pola sirkulasi yang dapat diterapkan pada
bangunan apartemen yaitu:
61
a. Linier
o Bersifat menerus, dinamis, sederhana dan dapat dikembangkan.
o Menunjukkan arah yang jelas sehingga kemudahan dalam pencapaian dapat terjamin.
o Dapat digunakan untuk pola perletakkan unit-unit hunian.
b. Radial
o Memiliki jalan yang berkembang dari
atau berhenti pada suatu pusat. o Memiliki sifat mengumpulkan ruang-
ruang yang ada disekitarnya, seperti plasa yang menghubungkan massa satu dengan yang lainnya.
c. Spiral
o Sifat menerus dan berujung pangkal
sehingga tercipta jalan buntu o Pencapaian tidak efesien, bentuk
bangunan yang cukup rumit dan sulit memiliki fasilitas bersama.
d. Grid
o Terdiri dari dua set jalan sejajar yang
saling berpotongan. o Digunakan bila kebutuhan ruang cukup
banyak, karena bersifat fleksibel dalam pengembangan ruang.
62
e. Network (jaringan)
o Terdiri dari jalan dengan arah yang menggabungkan satu titik dengan titik yang lain.
o Kelebihannya, memiliki jalan pintas dalam pencapaian antara satu bangunan dengan yang lainnya.
Selain pola sirkulasi, pola ‘hubungan ruang dengan sirkulasi’ merupakan
faktor yang perlu diperhatikan juga dalam disain, yaitu :
Melewati (bersifat sebagai ruang antara)
Menembus (menimbulkan ruang-ruang istirahat)
Berakhir dalam ruangan (bersufat sebagai penunjuk arah)
63
Hal lain yang perlu diperhatikan selain pola sirkulasi adalah tahap
pencapaian kebangunan, yaitu :
Langsung: pencapaian yang sifatnya umum
Samar-samar: menimbulkan kesan ketidakpastian
Putar :merupakan titik akhir (klimaks), dimana telah melewati ruang-ruang lainnya
Selain itu, pola sirkulasi yang harus diperhatikan juga adalah sirkulasi
vertikal dan horisontal dalam bangunan. Sirkulasi vertikal yang dapat digunakan
antara lain tangga, lift, eskalator dan ramp.
- Tangga, berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan menggunakan tangga
sebagai alat transportasi vertikal:
Kelebihan Kelemahan Tangga + Ekonomis dan murah dalam
pembuatannya. + Maintenance mudah
- Lama sampai ke tempat tujuan.
- Membutuhkan space yang cukup besar dibandingkan lift/eskalator.
- Cepat lelah jika sudah naik ± 4 lantai.
- Lift, dipasang untuk bangunan-bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai
karena kemampuan orang untuk naik turun dalam mengerjakan tugasnya dalam
bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai dengan 4 lantai. Untuk
64
mementukan kriteria perancangan lift penumpang, perlu diperhatikan tipe dan
fungsi dari bangunan, banyaknya lantai, luas tiap lantai dan intervalnya. Makin
tinggi bangunan makin tinggi kecepatannya. Pemasangan lift baru dianggap
efisien setelah tinggi bangunan lebih dari 4 lantai. Berikut ini adalah kelebihan
dan kekurangan menggunakan lift:
Kelebihan Kelemahan Lift + Lebih cepat sampai ke tempat
tujuan. + Lebih nyaman dan space yang
dibutuhkan sedikit. + Maintenance mudah. + Lift dapat bergerak secara
otomatis dalam mencari penumpang sesuai dengan program yang dipasang.
- Kapasitas yang dapat ditampung sedikit.
- Mengantrinya terkadang lama.
- Lift secara otomatis bergerak turun dan tidak bisa digunakan pada saat terjadi kebakaran.
- Eskalator. Eskalator/tangga berjalan adalah salah satu alat transportasi dalam
bangunan yang memiliki prinsip mirip dengan tangga tetapi orang menaikinya
cukup hanya berdiam diri dan akan terbawa sendiri ke lantai di atasnya. Berikut
ini adalah kelebihan dan kelemahan menggunakan eskalator:
Kelebihan Kelemahan Eskalator + Mudah dalam penggunaanya
dan nyaman. + Tidak memerlukan space yang
terlalu besar. + Kecepatan untuk sampai ke
tujuan lumayan cepat. + Dapat bergerak maju/mundur
sesuai dengan program yang telah dipasang.
- Kapasitas yang dapat ditampung sedikit.
- Terlalu sesak jika penumpangnya banyak.
- Biaya perawatan lumayan mahal.
- Mesin eskalator berada dibawah lantai sehingga harus diperhatikan letaknya dalam perancangan.
Sirkulasi horisontal berupa koridor dan hall. Untuk koridor dapat berupa
single loaded atau double loaded dengan kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
65
Kelebihan Kelemahan Single Loaded
+ Memungkinkan terjadinya cross ventilation secara alami.
+ Cahaya matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan.
+ Orientasi bagus.
- Tampiasan air hujan yang mengganggu saat hujan sehingga orang menjadi sulit untuk melewatinya.
- Jumlah massa bangunan menjadi banyak karena massa yang terpisah.
Double Loaded
+ Lebih mudah dalam pencapaian ke ruang-ruang karena letaknya berdekatan.
+ Mudah dikembangkan dan jumlah unit yang dilayani banyak.
+ Jumlah massa bangunan lebih sedikit dibandingkan menggunakan single loaded
+ Unit yang dilayani cukup banyak.
- Cahaya matahari sulit masuk kedalam ruangan dan croos ventilation secara alami sulit terjadi karena terhalang oleh ruang lain.
- Pada bagian tengah, ruangan menjadi panas karena massa bangunan yang tertutup/cross ventilation tidak tercapai.
Arahan:
Pola sirkulasi yang diterapkan dalam bangunan adalah sistem grid karena
fleksibel dalam pengembangan ruang dan sesuai dengan kondisi tapak,
sedangkan sirkulasi pencapaian ke dalam bangunan bersifat langsung supaya
jelas dan informatif. Sirkulasi horisontal yang digunakan adalah single
loaded karena pencahayaan dan pengudaraan alami dapat digunakan secara
optimal dan sirkulasi vertikal yang digunakan adalah lift (litf penumpang
dan lift barang) serta tangga darurat (untuk keadaan darurat). Perhitungan
jumlah lift yang diperlukan dapat dilihat pada lembar lampiran 4.
IV.3.6. Analisa Bangunan Terhadap Iklim Tropis
Iklim tropis dengan segala pengaruhnya pada alam sebenarnya memiliki
potensi yang dapat digunakan secara optimal. Pada dasarnya pemanfaatan iklim
tropis ditujukan untuk menggunakan kondisi alam yang menguntungkan seoptimal
mungkin dan untuk mengatasi efek negatif dari pemanfaatan tersebut. Dengan
66
demikian akan diperoleh keuntungan dari segi finansial seperti penghematan energi,
maupun dari segi idealnya yaitu kenyamanan pemakai bangunan.
Elemen positif dari iklim adalah angin dan cahaya. Sedangkan yang dapat
mengganggu kenyamanan penghuni apartemen adalah curah hujan yang cukup
tinggi, kelembaban dan suhu yang tinggi serta pencahayaan matahari yang langsung
dan terus menerus.
Arahan:
- Pemanfaatan dan permasalahan cahaya alami matahari
Cahaya matahari pada bangunan apartemen dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan utama seperti ruang tidur, ruang keluarga/duduk, kantor
pengelola sebagai penerangan pada siang hari sehingga menghemat
pemakaian energi listrik.
Bagian bangunan yang terkena matahari sore digunakan untuk area
servis seperti dapur, kamar mandi/wc dan kegiatan lainnya (selain
kegiatan utama dari apartemen).
- Permasalahan curah hujan
Pemanfaatan desain penutup atap yang tepat untuk mengatasi masalah
curah hujan dan akses pencapaian antara satu massa bangunan dengan
massa bangunan yang lainnya sehingga memudahkan bagi penghuni
berpindah tempat.
67
Untuk bangunan-bangunan yang memiliki hubungan tidak dekat dapat diberikan elemen-elemen peneduh diantara massa bangunan sebagai perantara.
- Permasalahan angin, kelembaban dan radiasi matahari
Angin, kelembaban dan radiasi panas matahari adalah elemen iklim yang
saling terkait, yaitu kecepatan angin akan mengurangi kelembaban dan
radiasi panas matahari. Pemanfaatan kecepatan angin secara maksimal
bagi kenyamanan pemakai bangunan berpotensi mengurangi kelembaban
udara dan panas matahari.
Pemanfaatan angin berkaitan dengan pola massa bangunan. Pola tersebut
terbagi dalam dua jenis, yaitu massa bangunan kompak dan massa
bangunan yang menyebar.
KORIDOR
PENEDUH
Untuk bangunan-bangunan yang memiliki hubungan dekat namun terpisah secara fisik harus memiliki koridor beratap atau sejenisnya sebagai antisipasi terhadap hujan.
68
Dengan demikian, metode perancangan yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan iklim tropis:
o Ventilasi.
Pengudaraan yang kontinyu di daerah tropis berfungsi utama untuk
memperbaiki iklim di dalam dan luar ruangan. Yang penting untuk
pengarahan udara adalah lubang masuknya dan kondisi-kondisi tekanan
udara pada dinding luar.
o Orientasi bangunan
Faktor utama yang sangat penting diperhatikan dalam perletakkan
bangunan adalah radiasi matahari beserta tindakan perlindungan, arah
dan kekuatan angin serta topografi.
Pola massa yang kompak cenderung meminimalkan angin yang masuk ke dalam bangunan. massa bangunan seperti ini tidak disarankan pada daerah tropis. Kecuali untuk bangunan tinggi yang memprioritaskan efesiensi ruang dan aplikasi struktur yang terbatas.
Pola massa yang menyebar adalah pola massa yang sesuai untuk iklim tropis karena mampu memanfaatkan potensi alam (angin) dengan memasukkan angin didalam dan di antara bangunan.
69
o Perlindungan terhadap radiasi matahari
Perlindungan terhadap matahari dapat dilakukan dengan vegetasi/
penanaman berbagai jenis tanaman, elemen bangunan horizontal dan
vertikal yang tidak tembus cahaya, serta kaca pelindung matahari.
o Kelembaban udara.
Dapat dibagi menjadi dua kelompok:
- Peralatan dalam bangunan yang menghasilkan pendinginan langsung
dengan penguapan.
- Instalasi dari luar dan di sekitar bangunan yang langsung membantu
pendinginan di dalam ruangan. Di sini pendinginan terjadi oleh
penurunan temperatur dinding dan atap atau pendingin udara yang
menyentuh bangunan.
o Penyerapan dan pengisolasian panas melalui bahan bangunan
Beberapa kriteria pemilihan bahan dan teknologi yang dapat memenuhi
persyaratan kondisi iklim tropis antara lain:
- pertimbangan pancaran dan radiasi sinar matahari
Elemen peneduh horizontal: pantulan langsung ke bagian dalam
Lamella miring: pantulan tidak langsung ke bagian dalam
Bidang yang miring keluar: tidak ada pantulan yang ke dalam
70
- pertimbangan kondisi angin dan hujan
- pertimbangan vegetasi
o Vegetasi
Vegetasi dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap iklim
mikro pada daerah yang kering dan lembab. Sehingga pertamanan yang
baik dapat mempengaruhi arah dan kekuatan angin, menyimpan air serta
menurunkan dan menyamakan perbedaan temperatur.
IV.3.7. Analisa Modul dan Struktur
a. Modul
Modul merupakan unit ukuran terkecil yang paling efisien dan sesuai dengan
bangunan dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan dimensi ruang dan
komponen ruang dalam bentuk kelipatannya. Faktor yang menentukan sistem
modul adalah ukuran manusia, ukuran perabot, dan ukuran material yang dipakai.
Selain itu dalam menentukan modul juga perlu memperhatikan efisiensi parkir dan
kebutuhan ruang untuk unit hunian. Dapat dilihat pada diagram dibawah ini
hubungan yang saling terkait dalam menentukan modul.
71
Arahan:
Modul yang digunakan memperhatikan efisiensi parkir dan kebutuhan ruang
untuk unit hunian.
b. Struktur
Kriteria yang harus diperhatikan dalam sistem struktur adalah:
Faktor yang menentukan
Pertimbangan Pengaruh terhadap bangunan
Kondisi fisik tapak
- Gangguan terhadap lingkungan - Kondisi tanah - Daya dukung tanah - Muka air tanah - Kedalaman tanah keras
Pemilihan jenis struktur bawah (pondasi)
Fungsi bangunan
- Kegiatan yang menuntut fleksibilitas dan efisiensi ruang yang tinggi
- Kebutuhan bukaan yang banyak untuk pengudaraan dan pencahayaan alami
Pemilihan struktur atas, penentuan modul struktur, makin kecil modulnya makin sulit untuk mengubah ruang dalam unit apartemen sehingga ada kemungkinan timbul kolom ditengah
Ketinggian bangunan
- Pengaruh angin, gempa, dan pembebanan
- Ketinggian lantai ke lantai
Pemilihan struktur bawah dan atas
Ekonomis bangunan
Dari segi pelaksanaan pembangunan: - Kecepatan waktu - Penekanan biaya - Kemudahan pelaksanaan
Pemilihan struktur bawah dan atas
MODUL
Perabot
Parkir
Gerak Manusia
Struktur Bahan
Bangunan
72
Sistem struktur yang digunakan terbagi menjadi dua bagian yaitu:
A. Struktur Atas (upper structure), dengan pertimbangan:
o Ketinggian bangunan ○ Biaya dan waktu konstruksi
o Kekuatan ○ Antisipasi gaya lateral
Struktur atas terbagi menjadi:
1. Struktur Lantai
Sistem lantai dan pembalokan sangat diperlukan dalam menentukan efisiensi
ketinggian bangunan dan merupakan struktur pengaku horisontal yang
berfungsi untuk mengikat struktur dan menyalurkan beban ke balok, kolom
dan pondasi. Sistem struktur lantai yang dapat digunakan pada bangunan ini
adalah:
Sistem struktur
Kelebihan Kekurangan
Sistem balok induk dan balok anak
- dapat menggunakan beton pressed - balok anak digunakan untuk
memperkecil dimensi plat sehingga lebih efisien
- makin besar bentang makin besar dimensi balok yang digunakan
Slab floor - berbidang rata sehingga ruang
dibawahnya bersih dan cukup tinggi - pelaksanaannya mudah dan
sederhana - keempat sisi lantai didukung oleh
drop panel yang dihubungkan dengan kolom
- kurang aman dalam menghadapi gaya lateral
- lantai menjadi sangat tebal karena tidak adanya balok
- bentangan terbatas (4,5m -7,8m). jika terlalu lebar akan terjadi lendutan
Sistem plat dan balok
- menyalurkan beban ke kolom melalui balok sehingga plat lantai tidak terlalu tebal
- bentang yang dihasilkan cukup besar (7,8m – 12m)
- makin besar bentang makin besar dimensi balok yang digunakan
- terdiri dari plat dan balok baik satu arah atau dua arah
73
2. Struktur Badan
Sistem struktur badan yang dapat digunakan antara lain:
Sistem Struktur
Keuntungan Kerugian
Struktur rangka (rigid frame)
- Jarak kolom sangat menentukan fleksibilitas ruang
- Efektif sampai ketinggian 20lantai
- Kesan yang ditimbulkan ringan, sederhana, formil
- Kurang kaku dalam menahan gaya gempa/angin
- Efisiensi ruang kurang karena adanya kolom
- Pada tampak/interior akan terlihat tonjolan kolom
Dinding geser (shear wall)
- Dapat memikul beban (gempa, angin)
- Mempunyai kekakuan yang tinggi
- Efektif sampai ketinggian 20lantai
- Fleksibilitas kurang karena dinding pemisah merupakan struktur
- Efisiensi ruang kurang karena adanya dinding pemisah
- Kesan yang ditimbulkan adalah berat, padat
- Pada tampak akan terlihat massif tanpa lubang
Dinding pemikul (bearing wall)
- Efektif sampai ketinggian 20 lantai
- Dinding letaknya sebagai pengganti kolom sehingga terkesan ringan
- Pada tampak/interior tidak ada kolom
- Kurang kaku dalam menahan gaya gempa/angin
- Fleksibilitas kurang karena dinding pemisah merupakan struktur
- Efisiensi ruang kurang karena adanya dinding pemisah
Struktur core
- Dalam memikul beban (gempa/angin) mempunyai kekakuan yang tinggi
- Ruang dalam sangat fleksibel karena tidak ada pembatas ruang
- Sangat efisien karena ruang bebas kolom
- Efektif sampai ketinggian 85lantai - Kesan yang ditimbulkan padat dan
berat - Pada interior tampak terasa tanpa
lubang
B. Struktur Bawah (sub structure), dengan pertimbangan:
o Kondisi tanah ○ Modul parkir
o Estetika struktur ○ Ruang bebas kolom
o Kekakuan dan ringan
74
Sistem struktur bawah yang dapat digunakan antara lain:
Sistem Struktur
Keuntungan Kerugian
Tiang pancang
- Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal - Pengerjaannya cepat - Cocok untuk tegangan tanah lunak dan
kedalaman tanah keras
- Bunyi pekerjaan yang mengganggu
- Memerlukan tempat yang luas
Tiang strausz
- Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal - Cocok untuk tegangan tanah lunak dan
kedalaman tanah keras <10m
- Pengerjaan lebih lambat
Sumuran - Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal
- Tidak menimbulkan getaran - Cocok untuk tegangan tanah rendah dan
kedalaman tanah keras <6m
- Pengerjaan lebih lambat
Bore pile - Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal - Cocok untuk tegangan tanah rendah dan
kedalaman tanah keras >10m
- Pengerjaan lebih lambat
Arahan:
Sistem struktur lantai yang digunakan adalah sistem plat dan balok, karena
bentangan yang tidak terlalu besar sehingga dimensi plat yang digunakan
tidak besar. Sistem struktur badan menggunakan sistem rigid frame. Sistem
struktur ini berupa balok dan kolom sebagai struktur utamanya. Sistem ini
dipilih berdasarkan sifatnya yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam
komposisi massa bangunan, sehingga sesuai untuk diterapkan dalam
bangunan apartemen ini karena bangunan ini tidak memerlukan bentangan
yang besar. Struktur bawah (pondasi) menggunakan tiang pancang karena
pengerjaannya cepat.
IV.3.8. Analisa Bahan Bangunan
Kriteria pemilihan bahan bangunan antara lain:
- Ketersediaan bahan bangunan di daerah tersebut
- Tuntutan faktor ekonomis bangunan
75
- Kualitas bahan bangunan yang terjamin (kuat menahan beban) dan sesuai
dengan kondisi iklim tropis (lembab)
- Mudah dalam pengerjaannya dan cepat
- Harga yang terjangkau
- Perawatan (maintenance) mudah dan hemat
Bahan bangunan untuk konstruksi yang dapat digunakan pada proyek
apartemen ini adalah:
Bahan Kelebihan Kelemahan Beton + Tahan terhadap suhu tinggi
+ Merupakan konstruksi monolit dan kaku
+ Bahan dasar mudah didapat + Biaya pemeliharaan relatif ringan + Sifat plastis tinggi + Tidak memerlukan tenaga khusus
- Memerlukan tempat kerja yang luas
Baja + Pengerjaan lebih sederhana dan cepat + Tegangan besar + Dimensi kecil, berat menjadi ringan + Tenaga pekerja lebih sedikit
- Tidak tahan suhu tinggi - Relatif mahal - Tidak tahan karat - Terbatas pada struktur
rangka Kayu + Ringan
+ Harga murah + Pengerjaan mudah
- Tidak tahan lama - Perlu perawatan - Mudah terbakar - Pemakaian terbatas
Penggunaan jenis-jenis bahan bangunan dan pengaruhnya terhadap kondisi
iklim dan sifat akustik material dapat dilihat pada lembar lampiran.
Arahan:
Dari data diatas, jenis pemakaian bahan bangunan pada apartemen ini yaitu:
Elemen Bahan Pertimbangan Pondasi Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya
Tidak memerlukan keahlian khusus Dinding Basement
Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya Tidak memerlukan keahlian khusus
Kolom Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya Tidak memerlukan keahlian khusus
76
Beton kuat terhadap tekan Ketinggian bangunan
Balok Beton betulang Mudah dalam pelaksanaannya Tidak memerlukan keahlian khusus Beton kuat terhadap tekan dan baja kuat terhadap tarik
Ketinggian bangunan Plat Lantai Beton betulang Cepat pelaksanaannya
Sudah dibuat di pabrik Mutu terjamin Dengan prestess dapat menahan gaya tarik
Lantai Keramik Tahan lama Perawatan mudah Tahan goresan Nilai estetika tinggi
Dinding Batu bata Kuat Mudah didapat Tidak mampu memasukkan sinar
IV.3.9. Analisa Utilitas dan perlengkapan bangunan
Penggunaan sistem utilitas dan perlengkapan pada bangunan
mempertimbangkan aspek-aspek:
Kenyamanan dan keamanan pengguna terhadap suhu, cahaya, suara, dan
bahaya kebakaran
Kelangsungan kegiatan dan pemeliharaan perlengkapan bangunan yang
digunakan terhadap kerusakan, keamanan dan bahaya kebakaran
Kemudahan dalam hal pemeliharaan serta pelaksanaan peralatan dan
perlengkapan
A. Perlindungan terhadap radiasi matahari (Shading Devices)
Dengan menggunakan elemen bangunan horisontal dan vertikal yang tidak
tembus cahaya, sehingga radiasi cahaya matahari tetap masuk.
77
B. Listrik
Sumber daya listrik berasal dari gardu PLN dengan penurunan tegangan di
trafo didistribusikan melalui panel utama dan sub panel, sebagai cadangan
generator listrik yang bekerja secara otomatis bila aliran PLN terputus. Panel
utama diletakkan dilantai dasar dan sub panel diletakkan disetiap lantai
hunian. Perletakan trafo dan generator diusahakan sejauh mungkin dari unit
hunian apartemen (seperti ruang tidur) untuk menghindari kebisingan
sehingga pada ruang trafo dan generator dipasang lapisan penyerap
disekeliling dinding.
C. Telekomunikasi
Sistem komunikasi untuk memperlancar pekerjaan dan mencapai efisiensi
waktu, berdasarkan penggunaannya terbagi menjadi:
PLN M PANEL UTAMA
PANEL CADANGAN
Sub Panel Unit
Genset
Sub Panel Pengelola
Hunian-hunian
Kantor Pengelola
Sub Panel Utilitas
AC, lift, alarm, pompa, dsb
Outdoor Indoor
RetailM
M
M
78
Sistem komunikasi internal, yaitu sistem yang terbagi antara satu
tempat/bagian ke tempat/bagian lain dalam satu tapak. Misalnya dengan
menggunakan intercom.
Sistem komunikasi eksternal, yaitu sistem komunikasi dari dan keluar
bangunan. Alat yang digunakan adalah telepon untuk pembicaraan dua arah
pada saluran Telkom dengan sistem hubungan langsung dan melalui PABX
(Private Automatic Branch Exchange).
D. Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan adalah CCTV (close circuit television)
yaitu sistem yang menggunakan kamera untuk mengamati suatu benda/objek
tertentu di dalam atau di luar bangunan (seperti parkir, taman, ruang luar,
dan sebagainya) dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan
pengguna yang dipantau selama 24 jam oleh tim satuan pengamanan.
Penggunaan access card system bagi penghuni apartemen sehingga
pengunjung/orang luar tidak dapat masuk ke dalam unit hunian tanpa ijin.
Perumtel MDF
Unit
Unit
Unit
PABX
IDF
IDF
Baterai/UPS
Unit
Ext
Ext
Ext
IDF
IDF Ext
MDF: Main Distribution Frame IDF: Intermediate Distrubtion Frame Ext: Extention/branch
79
E. Sistem Pengudaraan
Sistem pengudaraan yang dapat digunakan adalah pengudaraan alami dan
buatan berdasarkan pertimbangan fungsi dan tingkat kenyamanannya:
a. Pengudaraan Alami. Sistem ini bekerja dengan cara memasukkan udara dari
luar ke dalam bangunan dengan cara aliran silang (cross ventilation).
b. Pengudaraan yang kontinyu di daerah tropis lembab sangat efektif untuk
memperbaiki iklim ruangan terutama pada selasar bangunan.
VPC
VTR
IntercomCamera
Video Control Panel
TV Monitor
TV Monitor
TV Monitor
Video Tape Recording
Fungsi dari VTR adalah untuk merekam kejadian pada saat tertentu juga ada tv monitor yang tidak perlu dilengkapi dengan VTR
80
c. Pengudaraan Buatan. Sistem ini digunakan pada ruang-ruang yang menuntut
kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan yaitu memakai AC, karena
dengan AC maka suhu dan kelembaban dapat diatur selain pengudaraan
dapat lebih merata dan mampu memenuhi kenyamanan pemakai pada sekitar
230-250C.
Secara garis besar pendinginan udara buatan dapat dibagi menjadi dua:
- Sistem Langsung
Sistem ini mendinginkan udara langsung oleh refrigerant dengan
menggunakan mesin-mesin sistem paket seperti window unit atau
package AC dengan atau tanpa ducting. Kelebihan dan kekurangan dari
sistem ini sebagai berikut:
SISTEM AC
KELEBIHAN KEKURANGAN
Window Unit
o dapat tanpa ducting o penempatan fleksibel o biaya awal murah o biaya perawatan murah
o kapasitas kecil o kebisingan cukup besar o distribusi udara kurang
disebarkan secara merata o pengoperasian harus dari tiap unit
Package Unit
o dapat tanpa ducting o penempatan fleksibel o tahan 10-12 tahun o biaya awal rendah
o distribusi udara kurang merata o kebisingan relative besar
(letaknya dalam ruangan) o pengoperasian harus dari tiap unit
Split Unit
o dapat tanpa ducting o penempatan yang fleksibel o kebisingan relatif kecil o evaporator di dalam ruang o kondensor dan kompresor di
luar ruang
o pemeliharaan dilakukan per unit o pengoperasian harus dari tiap unit
- Sistem Tidak Langsung
Sistem ini menggunakan media es (chilled water) dengan temperature
sekitar 50C. Prinsipnya udara dialirkan melalui kumparan pipa dimana
81
air es disirkulasikan. Mesin pengolah udara (AHU – Air Handling Unit)
berisi kumparan pipa, blower, filter udara. AHU dapat ditempatkan
disetiap lantai atau 1 unit AHU yang melayani 2-3 lantai atau apabila
lantai terlalu luas, dapat 2-3 unit AHU untuk setiap lantainya.
SISTEM AC KELEBIHAN KEKURANGAN Central Station o Pendingin dipusatkan pada 1
tempat o Tahan 18-20 tahun o Distribusi udara merata o Pemeliharaan dan pengoperasian
berpusat pada 1 tempat o Kebisingan kecil
o biaya awal yang tinggi terutama untuk ducting dan isolasi
o ukuran shaft dan ducting yang besar
Arahan:
Sistem pengudaraan yang digunakan adalah pemanfaatan udara alami
dengan cara memasukkan udara dari luar ke dalam bangunan dengan cara
aliran silang (cross ventilation). Pengudaraan buatan diperuntukkan bagi
unit hunian seperti ruang tidur dengan menggunakan sistem split karena
biaya yang murah dan pengoperasian dari tiap unit.
G. Sistem Pencahayaan
Secara umum penataan cahaya bertujuan untuk menciptakan karakteristik
dari objek secara tepat dan berhubungan langsung dengan kenyamanan
thermal, dimana dapat menggunakan dua sistem pencahayaan:
a. Pencahayaan Alami yang berasal dari matahari dimanfaatkan melalui pintu,
jendela, atap dan bukaan-bukaan lainnya.
KEUNTUNGAN KERUGIAN - Murah, tidak perlu energi listrik - Memberi kesan alamiah - Jumlahnya tidak terbatas
- Waktu penggunaan terbatas - Tidak stabil, tergantung cuaca - Intensitas cahaya sulit diatur
82
Reflektor, sehingga cahaya matahari dapat masuk kedalam ruangan secara tidak langsung
Pemanfaatan pencahayaan alami dapat menggunakan alat reflector yang
berfungsi untuk
memantulkan cahaya dari
luar ke dalam ruangan yang
kurang mendapat cahaya.
b. Pencahayaan Buatan berasal dari tenaga
lampu yang digunakan didalam maupun diluar ruangan
KEUNTUNGAN KERUGIAN - Tidak tergantung cuaca - Dapat digunakan setiap waktu - Dapat mencapai segala tempat - Intensitas cahaya dapat diatur
- Biaya relatif mahal
Arahan:
Sistem pencahayaan yang digunakan secara alami dan buatan. Pencahayaan
alami sedapat mungkin memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan
siang hari supaya tidak boros, sedangkan untuk malam hari menggunakan
tenaga lampu (pencahayaan buatan).
H. Sistem bahaya kebakaran
Terdapat dua jenis pencegahan terhadap bahaya kebakaran, yaitu:
1. Pencegahan pasif, yaitu:
- Pemutusan arus listrik secara otomatis bila terjadi hubungan pendek di
ruang tertentu dan melindungi kabel dengan pipa.
- Penggunaan bahan bangunan yang tahan api, seperti papan gypsum, beton,
83
lapisan akustik (fibrous spray). Bahan tersebut selain berfungsi sebagai
pencegahan pasif juga berfungsi sebagai lapisan akustik.
- Tangga darurat dan exhaust fan.
2. Pencegahan aktif
Pencegahan yang dapat dilakukan dengan menggunakan detektor asap dan
detektor panas.
Upaya penaggulangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat:
- Sprinkler, alat yang mendeteksi asap dan langsung mengeluarkan air jika
terkena asapnya. Digunakan pada awal penanggulangan kebakaran secara
otomatis dengan luas area penyebaran 25 m2 dan jarak antara sprinkler 6-9
meter.
- Firehose, merupakan alat yang digunakan pada saat terjadinya kebakaran
dengan menggunakan selang yang cukup panjang untuk mengalirkan air.
Ditempatkan dan ditanam pada dinding jalur sirkulasi sehingga mudah
dijangkau dengan jarak 15-30 meter.
- Hydrant; merupakan sumber air bersih yang dapat digunakan saat
kebakaran. Diletakkan pada daerah yang mudah dijangkau, mendapat
suplai dari reservoir atas dan jarak maksimum 30 meter.
- Alat pendeteksi seperti smoke detector, heat detector dipasang pada
plafond dengan jarak pelayanan 75 m2, alat ini dihubungkan dengan alarm
kebakaran.
84
I. Sistem plumbing, kebutuhan air bersih yang digunakan untuk pantry,
mushola, kamar mandi dan restoran. Pertimbangan yang harus diperhatikan
antara lain:
o Standar kebutuhan peralatan sanitair
o Kebutuhan pada saat beban puncak
o Pencegahan pencemaran lingkungan
Arahan:
Sistem penyaluran air bersihnya terbagi menjadi dua yakni reservoir atas dan
reservoir bawah. Berikut kelemahan dan kelebihan menggunakan reservoir
atas dan reservoir bawah:
Kelebihan Kekurangan Reservoir
Atas □ Hemat energi □ Hanya perlu pompa jika reservoir
atas kosong □ Jika listrik mati masih dapat
mengalirkan air bersih
□ Jika satu kran air dibuka, tekanan aliran air yang lainnya menjadi kecil
Reservoir Bawah
□ Tanpa ruang atas □ Tekanan air sama karena
menggunakan pompa
□ Jika listrik mati, air tidak dapt mengalir
□ Boros listrik, karena setiap kali kran dibuka listriknya jalan
Sistem pendistribusian air bersih yang digunakan adalah sistem down feed
yakni distribusi air ke bawah. Air PAM dan sumur yang ditampung di
Reservoir Bawah dipompa untuk ditampung kembali ke Reservoir Atas.
APIAlat
Deteksi Panel Alarm Manusia
System Start
Alat Pemadam
85
Dari sana kemudian dialirkan ke tiap-tiap lantai dengan sistem gravitasi.
Adapun kelemahan dan kelebihan menggunakan sistem ini sebagai berikut:
Kelebihan Kekurangan □ Masih dapat menjamin kelangsungan
air bersih walaupun listrik padam □ Umumnya kekuatan air ditiap lantai
relatif sama (tidak tergantung □ ketinggian lantai)
□ Membutuhkan ruang untuk tangki diatas bangunan
□ Menimbulkan beban pada bangunan
J. Sistem pembuangan air dan kotoran
Air hujan, sistem pembuangannya melalui saluran kota yang dilengkapi bak
kontrol pada jarak tertentu.
Air Hujan
Bak Kontrol
Riol Kota
Deep Well
PAM RB
Hidrant
Sprinkler
RA Boiler
Unit
P
Unit
Unit
Unit
Unit
UnitP
P
M
Unit
86
Air kotor, pembuangannya berasal dari pantry, wastafel, dan kamar mandi
yang kemudian disalurkan ke sewage treatment kemudian diteruskan ke
saluran kota.
Kotoran, berasal dari pembuangan kloset yang ditampung ke tangki STP
(Sewage Treatment Plant) yang mengalami proses secara kimiawi melalui
tangki aerasi, tangki pengendapan, dan tangki chlorinasi yang kemudian
dibuang ke main draine kemudian menuju riol kota.
K. Sistem penangkal petir
Alternatif penangkal petir yang digunakan adalah:
- Sistem Franklin Rod. Merupakan satu tongkat logam dengan puncak
penghantar listrik yang baik dan dihubungkan melalui kabel penghantar
yang baik juga dengan suatu plat atau pipa logam yang ditanam dalam tanah.
- Sistem Faraday. Merupakan sistem kurung logam yang terdiri dari tiang-
tiang pada atap bangunan yang masing-masing dihubungkan dengan kawat
tembaga yang kemudian disalurkan ketanah. Sistem ini memiliki alat
penerima setinggi 50 cm pada setiap jarak 20 cm.
Air Kotor Air Cucian Air Wastafel
Bak Kontrol
Riol Kota
Sewage treatment
Kotoran Padat
Tanah Pengendapan
Tanah Chlorinasi
Tanah Aerasi
Riol Kota
87
.
.
Dengan demikian sistem yang digunakan adalah faraday karena
pemasangannya lebih praktis.
L. Sistem pembuangan sampah
Sampah dikumpulkan pada bak penampungan sementara, yang berasal dari
tempat sampah tiap-tiap ruang dan bangunan. Selanjutnya diangkut oleh truk
sampah ke bak penampungan sampah wilayah.
IV.4. Analisa Program Ruang
IV.4.1. Analisa Kebutuhan dan Dimensi Ruang
Analisa kebutuhan dan dimensi ruang ini berdasarkan analisa pelaku
kegiatan yang terjadi didalam apartemen yang terbagi menjadi:
A. Apartemen dan Kantor Pengelola
Tipe Studio Apartemen ( untuk 1 orang ) No Kebutuhan
Ruang Elemen Ruang Luas
1. Foyer Meja, kursi penerima 1 m2 2. Ruang duduk +
makan lemari, kursi-meja makan, meja TV dan meja-kursi belajar
2 m2
3. Kamar tidur Tempat tidur, lemari, nakas 3 m2
Sampah Tempat Sampah
Bak Penampungan
Truk Sampah
Pembuangan Akhir
88
4. Kamar mandi Bak mandi, wastafel, closet, rak, shaft 2 m2 5. Dapur Kompor, bak cuci, lemari, lemari es 1,5 m2 6. Balkon Meja-kursi santai 1,5 m2 7. Sirkulasi 20% luas unit 2,1m2
Total 12,6 m2 Tipe Apartemen Satu Kamar Tidur ( untuk 1orang )
No Kebutuhan Ruang
Elemen Ruang Luas
1. Foyer Meja, kursi penerima, lemari panjang 1 m2 2. Ruang duduk +
makan Sofa, lemari, meja makan, kursi makan 3 m2
3. Kamar tidur Tempat tidur, meja-kursi, lemari, nakas 7,2 m2 4. Kamar mandi Bak mandi, wastafel, closet, rak, shaft 2 m2 5. Dapur Kompor, bak cuci, lemari, lemari es 1,5 m2 6. Balkon Meja-kursi santai 1,5 m2 7. Sirkulasi 20% luas unit 3,24 m2
Total 19,44 m2
Tipe Apartemen Dua Kamar Tidur ( untuk 2 orang ) No Kebutuhan
Ruang Elemen Ruang Luas
1. Foyer Meja, kursi penerima, lemari panjang 1 m2 2. Ruang makan Meja-kursi makan, lemari, meja saji 3 m2 3. Ruang duduk Sofa, lemari, meja tv 6 m2 4. 2 Kamar tidur Tempat tidur, meja-kursi, lemari, nakas 7,2 m2
7,2 m2 5. Kamar mandi Bak mandi, wastafel, closet, rak, shaft 2 m2 6. Dapur Kompor, bak cuci, lemari, lemari es, rak,
tempat cuci 1,5 m2
7. Balkon Meja-kursi santai 1,5 m2 8. Sirkulasi 20% luas unit 5,88 m2
Total 35,28 m2 Kantor Pengelola
No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. R.
Informasi/Tunggu 2 orang 1,5 m2/orang DA 3 m2
2. R. Manager 1 orang 9 m2/orang TS 9 m2 3. R. Staff 8 orang 3 m2/orang DA 24 m2 4. R. Rapat 10 orang 1,5 m2/orang DA 15 m2 5. Toilet 2 buah 1,5 m2/buah DA 3 m2 6. Sirkulasi 20% 10,8 m2
Total 65,6 m2
89
B. Kafetaria
Kafetaria No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Hall, kasir,
pengawas 2 orang 1,2 m2/orang TS 2,4 m2
2. R. Makan/duduk 10 orang 5 m2/orang DA 50 m2 3. Dapur 30% r.makan DA 12 m2 4. Gudang
Penyimpanan 50% dapur DA 6 m2
5. Toilet 2 orang 1,2 m2/orang DA 2,4 m2 6. Sirkulasi 20% 14,56 m2
Total 87,36 m2
C. Fasilitas Hiburan, Rekreasi, Olah Raga
Fasilitas Hiburan dan Rekreasi No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Kafetaria terbuka 20 orang 3 m2/orang TS 60 m2 2. Barberque garden 100 orang 2 m2/orang DA 200 m2 3. Sirkulasi 20% 52 m2
Total 312 m2 Olah Raga Indoor
No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Fitness Centre 30 orang 4,5 m2/orang A 135 m2 2. Sauna & Spa 6 orang 1,5 m2/orang A 9 m2 3. Sirkulasi 20% 30,4 m2
Total 174,4 m2 Olah Raga Outdoor
No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Kolam Renang 100 orang 5 m2/orang DA 500 m2 2. Lapangan Basket 3. Jogging track
D. Retail Shop
Mini Market/Toko Makanan No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Hall, kasir, pengawas 2 orang 1,2 m2/orang TS 2,6 m2 2. Ruang pajang Asm 40 m2 3. Ruang pengepakan
/pembongkaran 3 orang 3,5 m2/orang DA 10,5 m2
90
4. Kantor karyawan 2 orang 3 m2/orang DA 6 m2 5. Gudang Penyimpanan Asm 12 m2 6. Toilet 1 orang 1,5 m2/orang DA 1,5 m2 7. Sirkulasi 20% 14,52 m2 Total 87,12 m2
Fasilitas Pelayanan Umum
No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. Community hall 200 orang 1,3 m2/orang TS 260 m2 2. Warnet & Game
Stasion 100 orang 1,5 m2/orang DA 150 m2
3. Toko CD & rental 15 orang 2 m2/orang DA 20 m2 4. Toko Pakaian 15 orang 2 m2/orang DA 20 m2 5. Toko Buku 15 orang 2 m2/orang DA 20 m2 6. Salon 10 orang 4 m2/orang DA 40 m2 7. Wartel 10 orang 1 m2/orang A 10 m2 8. Kantor Pos 20 orang 1.5 m2/orang DA 20 m2 9. Bank/ATM 10 orang 1,5 m2/orang DA 10 m2 10. Poliklinik 10 orang 4 m2/orang DA 20 m2 11. Laundry 20 orang 4 m2/orang DA 40 m2 12. Sirkulasi 20% 122 m2
Total 732 m2
E. Service
No Kebutuhan Ruang Kapasitas Standard Sumber Luas 1. R. Generator 1 unit 10 m2 Asm 10 m2 2. R. Kontrol Panel 1 unit 10 m2 Asm 10 m2 3. R. Pembuangan 1 unit 25-30 m2 TS 30 m2 4. R. Keamanan 2 orang 1,5 m2/orang DA 3 m2 5. R. M&E 1 unit 25-30 m2 Asm 25 m2 6. Sirkulasi 20% 15,6 m2
Total 93,6 m2
IV.4.2. Analisa Persentase Kebutuhan Unit
Melalui penyebaran questioner yang dilakukan kepada perwakilan setiap
fakultas yang ada di Bina Nusantara sebanyak 30 perwakilan/fakultas dan dilakukan
secara acak, jumlah tersebut dianggap dapat mewakili pendapat mengenai
91
kebutuhan tempat tinggal dan jenisnya. Jadi total questioner yang dibagikan adalah
35 x 8 fakultas = 280 questioner.
Berikut adalah hasil yang telah diperoleh berdasarkan hasil questioner:
- Persentase jumlah mahasiswa yang ingin tinggal sendiri atau tinggal bersama teman/saudara
Keterangan Jumlah (orang) Persentase Tinggal sendiri 132 47 % Tinggal bersama teman/saudara 148 53 %
Total 280 100 %
- Persentase jumlah tipe kamar Tipe Kamar Jumlah (orang) Persentase
Tipe Studio 95 34 % Tipe 1 kamar 76 27 % Tipe 2 kamar 109 39 %
Total 280 100 %
- Alasan pemilihan tipe kamar Tipe Kamar Alasan
Tipe Studio - Lebih sederhana - Cocok untuk tinggal sendiri
Tipe 1 kamar - Lebih privat - Tidak terganggu dan tidak perlu berbagi ruangan
dengan yang lain Tipe 2 kamar - Ruangan lebih besar dan luas
- Ada batas ruang yang jelas - Dapat tinggal bersama teman/saudara - Biaya lebih murah karena ditanggung bersama - Fasilitas lebih lengkap - Ada privasi masing-masing - Bisa untuk orang tua jika datang ke Jakarta
- Persentase fasilitas yang diinginkan
Fasilitas Jumlah (orang) Persentase Internet 78 28 % Fitness 53 19 % Laundry 49 17,4 % Kolam renang 46 16,6 % Basket 34 12 % Bulu tangkis 20 7 %
Total 280 100 %
92
- Persentase pemilihan kamar yang menggunakan AC dan non-AC Jenis Kamar Jumlah (orang) Persentase
AC 244 87 % Non-AC 36 13 %
Total 280 100 % - Persentase kebutuhan parkir
Kebutuhan Parkir Jumlah (orang) Persentase Parkir mobil 105 37,5 % Parkir motor 151 54 % Tidak perlu parkir 24 8,5 %
Total 280 100 %
Dari hasil diatas, terlihat bahwa mayoritas mahasiswa lebih memilih tinggal
bersama dengan teman/saudara jika dibandingkan tinggal sendiri dikarenakan
sifat/perilaku mahasiswa yang lebih suka bersama-sama/berkelompok dalam
melakukan aktivitasnya dan alasan lainnya yang telah disebutkan diatas. Dengan
demikian maka perbandingan tipe kamar yang akan dipakai adalah tipe Studio:35%,
tipe 1 kamar:25%, dan tipe 2 kamar:40%.
Perhitungan jumlah unit yang diperlukan adalah sebagai berikut: KDB : 15000 x 60% =9000 m2 KLB : 2,5 Ketinggian maksimal : 8 lantai Luas total bangunan : 2,5 x 15000 = 37500 m2 Perbandingan hunian dengan komersial adalah 80% : 20%, maka: - Luas hunian : 80% x 37500 m2 = 30000 m2 - Luas komersial : 10% x 37500 m2 = 7500 m2 Berdasarkan kebutuhan pasar maka:
Tipe Kamar Persentase Perbandingan
Jumlah Unit dalam 1 lantai
Luas/unit (M2)
Luas Total (M2)
Tipe Studio 35 % 6 unit 12,6 75,6 Tipe 1 kamar 25 % 4 unit 19,44 77,76 Tipe 2 kamar 40 % 7 unit 35,28 246,96
Total 100 % 17 unit 67,32 400,32 Sirkulasi 20% 80,06 Luas total/lantai 480,38
93
Luas total bangunan keseluruhan adalah 480,38 m2 x 8 lantai = 3843,04 m2
Jumlah massa maksimal : 30000 m2 x 1 massa = 7,8 massa ≈ 8 massa
3843,04 m2
Mengingat jumlah lahan yang terbatas dan sisa lahan diperuntukan untuk
ruang hijau dan fasilitas olah raga/bersama, maka jumlah massa yang
diambil adalah 4 massa untuk hunian (berjumlah 8 lantai) dan 1 massa untuk
fasilitas komersil (berjumlah 2 lantai).
Dengan demikian jumlah unit pada apartemen ini adalah:
Tipe Kamar Perhitungan Jumlah Unit Tipe Studio 6kamar x 8lantai x 4massa 192 Unit Tipe 1 kamar 4kamar x 8lantai x 4massa 128 Unit Tipe 2 kamar 7kamar x 8lantai x 4massa 224 Unit
Total 544 Unit
IV.4.3. Analisa Kebutuhan Parkir
Luas Tanah = 15.000 m2 KDB = 60% KDH = 25% Total unit = 544 unit Rasio parkir mobil penghuni 5:1 Rasio parkir motor penghuni 2:1 30% parkir tamu 20% parkir mobil 80% parkir motor Total kebutuhan parkir untuk penghuni apartemen: Parkir mobil
= 544 unit x 1 mobil = 108,8 mobil ≈ 109 parkir mobil 5 Parkir motor
= 544 unit x 1 motor = 272 parkir motor 2 Total kebutuhan parkir untuk pengunjung apartemen: = 30% x 544 x 1 parkir = 164 parkir
94
Parkir mobil = 164 x 20% = 32 parkir mobil Parkir motor
= 164 x 80% = 132 parkir motor Luas lahan yang dapat dijadikan parkir: (parkir luar) = (100%-KDB-KDH) x luas tanah = (100%-60%-25%) x 15.000 m2 = 2250 m2
Maka luas kebutuhan parkir mobil dan motor sebagai berikut:
Kebutuhan Parkir Kapasitas Standard Sumber Luasan (M2) Parkir mobil (penghuni-basement) 109 mobil 25 m2 DA 2725 Parkir mobil (pengunjung) 32 mobil 25 m2 DA 800 Parkir motor (penghuni-basement) 272 motor 4 m2 DA 1088 Parkir motor (pengunjung) 132 motor 4 m2 DA 528 Total Kapasitas 545 parkir Total Luas Parkir 5141
Keterangan: A : Analisa Asm : Asumsi DA : Data Arsitek TS : Time Server Standart
top related