bab ii tinjauan teori -...
Post on 03-Feb-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.TINJAUAN TEORITIS
1. Anemia Pada Kehamilan
a. Pengertian
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan
dimana kadardarah merah kurang dari normal dan biasanya yang
digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb).
Anemia pada kehamilan adalah kondisi dimana ibu dengan kadar
Hb dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar Hb kurang
dari 10.5 gr% pada trimester II (Saefudin,2002). Nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil
terjadi karena hemodelusi terutama pada trimester II.
Menurut WHO anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang
yang bersangkutan. WHO menetapkanHb 11 gr% sebagai
dasarnya.
Anemia kehamilan disebut “Potential Danger to Mother
and Child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena
itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masa yang akan
datang (Manuaba, 2001).
13
b. Fisiologi
Taraf gizi bagi seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah
konsumsi melalui makanan, bagian yang diserap melalui saluran
pencernaan, cadangan zat besi dalam jaringan, eskresi dan
kebutuhantubuh. tubuh mendapatkan zat besi melalui
makanan.Kandungan zat besi dalam makanan berbeda-beda. Yang
tinggi kandungan zat besinya adalah daging, hati, ikan,telur, dan
sayuran berwarna hijau tua. Serelia dan umbi-umbian mempunyai
kandungan zatbesi yang rendah, tetapi karena jumlah konsumsi
sehari-hari yang tinggi, maka zat besi yang ikut termakan juga
cukup besar. Semua jenis susu, termasuk air susu ibu, mempunyai
kandungan zatbesi yang rendah.
c. Patofisiologi
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidremia atau hipovolemia, akan tetapi bertambahnya sel-
sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,
sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding
plasma 30% sel darah merah 18% dan hemoglobin 19%. Tetapi
pembentukan sel darah merah terlalu lambat sehingga
menyebabkan kekurangan sel darah merah atau
anemia.Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara
fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, manfaat
tersebut adalah :
14
1) Pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus
bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena untuk
meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas
rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah
tidak naik.
2) Banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan
dengan pabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah
yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang
dapat menyebabkan anemia.Bertambahnya volume darah
dalam kehamilan dimulai sejak10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu .
d. Etiologi
Menurut Arisman (2007) secara umum ada tiga penyebab
anemia defisiensi besi yaitu :
1) Kehilangan darah secara kronis, sebagai dampak pendarahan
kronis seperti pada penyakit ulkus peptikum, [hemoroid,
infestasi parsit dan proses keganasan.
2) Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat.
3) Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel
darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan
bayi, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui.
15
e. Macam-macam anemia selama kehamilan
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi merupakan jenis anemia terbanyak
didunia,terutama pada negara miskin dan berkembang. Pada
keadaan normal kebutuhan besi orangdewasa 2-4 g besi,kira-
kira 50 mg kg BB pada laki-laki dan 35 mg/kg pada wanita
(tierney,2003) dan hampir dua per tigaterdapat dalam
hemoglobin.
2) Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena kerusakan sintesis
Deoxribo Nucleid Acid(DNA) mengakibatkan tidak
sempurnanya Sumber Daya Manusia(SDM). Keadaan ini
disebabkankarena defisiensi vitamin B12 (cobalamin) dan asam
folat. Karakteristik sel SDM nya adalah megaloblas (besar,
abnormal, premature, SDM) dalam darah dan sumsum tulang.
3) Anemia Defisiensi Vitamin B12 Merupakan gangguan
autoimun karena tidak adanya intrinsik faktor (IF) yang
diproduksi di sel pariental lambung sehingga terjadi gangguan
absorsi vitamin B12.
4) Anemia Defisiensi Asam Folat
Kebutuhan asam folat sangat kecil, biasanya terjadi pada orang
yang kurang makan sayuran dan buah-buahan,ganguan pada
pencernaan,alkolik dapat meningkatkan kebutuhan asam folat,
16
wanita hamil, masa pertumbuhan. Defisiensi asam folat juga
dapat menyebabkan sindrom malabsorsi
5) Anemia Aplastik
Terjadi akibat kegagalan sumsum tulang membentuk sel-sel
darah. Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer sistem
sel yang mengakibatkan anemia.
f. Penyebab Anemia Kehamilan
1) Kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi,
terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.
2) Kekurangan zat besi karena kebutuhan zat besi yang meningkat
seperti pada kehamilan.
3) Kehilangan zat besi berlebihan pada perdarahan termasuk saathaid
berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.
4) Pemacahan eritrosit yang terlalu cepat (hemolisis).
g. Gejala-gejala yang muncul dalam anemia
Menurut indoglobal, (2007) gejala yang sering muncul dalamanemia
adalah:
1)Letih, lelah,lemah, lesu dan lunglai
2) Nafsu makan menurun atau anoreksia
3)Sakit kepala
4)Konsentrasi menurun
5)Pandangan berkunang-kunang terutama saat bangkit dari duduk
6)Nafas pendek pada anemia yang parah
17
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia adalah :
1) Kulit pucat
2) Kuku-kuku jari pucat
3) Rambut rapuh (pada anemia yang parah).
h. Tingkat derajat anemia
Menurut Depkes (2001) anemia dibagi menjadi dua derajat yaituanemia
sedang jika kadar Hb 8-10 gr% dan anemia berat jika kadar Hb kurang
dari 8 gr %.Menurut WHO (1998) membagi anemia menjadi dua
kategori yaitu :
1) anemia ringan jika kadar Hb 8-10 gr %
2) anemia berat jika kadar Hb kurang dari 8 gr %.
i. Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan atau kekurangan kadar hemoglobin dapat
menyebabkan komplikasi yang lebih serius bagi ibu baik dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas (Manuaba, 2001).
Pengaruh pada kehamilan yaitu :
1) Dapat terjadi abortus
2) Persalinan prematur
3) Inersia uteri dan partus lama
4) Perdarahan antepartum
Pengaruh pada persalinan yaitu :
1) Gangguan his
2) Kala I dapat berlangsung lama
18
3) Kala II dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
4) Kala III dapat diikuti retensio plasenta, ddan perdarahan post
partum karena atonia uteri.
5) Kala IV dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.
Pengaruh pada saat nifas :
1) Bisa menyebabkan perdarahan post partum karna involusi uteri.
2) Bisa menyebabkan infeksi puerpuralis.
3) Pengeluaran ASI berkurang.
4) Terjadi dekompensasi kondis mendadak setelah persalinan.
5) Anemia kala masa nifas.
6) Mudah terjadi infeksi mammae.
j. Cara Mencegah Anemia
Cara mencegah anemia menurut Herlina (2007) adalah:
1) Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani
yang mudah diserap.
2) Minum tablet tambah darah minimal 1 tablet setiap hari pada ibu
hamil selama kehamilan.
3) Mengatur jarak kehamilan dengan cara ikut program keluarga
berencana (KB).
19
2. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui pancaindra
manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007 ).
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang
kita ketahui tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu.
Pengetahuandikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab
semuapermasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia
dan untuk digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan
padanya. Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan itu
sendiri sangaterat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah
pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorangtentangsuatu obyek mengandung dua aspek yaitu positif dan
negatif. Kedua aspekilmiah yang akhirnya akan menentukan sikap
20
seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
danobyek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadapobyek tertentu.
b.Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam
domainkognitive mempunyai 6 tingkatan.
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah
mengingat kembali ( Recall ) sesuatu yang spesifik dari suatu
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemempuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang
telah dipelajari dalam suatu situasi atau kondisi yang sebenarnya
(real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
21
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya
penggunaan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.
4) Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan yang dilakukan untuk
menjabarkan suatu materi atau metode kedalam suatu komponen-
komponen, tetapi masih didalam struktur suatu organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5) Sintesis ( Syntesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sistesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan
yang telah ada.
6) Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justification atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian tersebut dihadapkan pada suatu kriteria-kriteria
yang telah ada.
22
c.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut BKKBN (1980) dalam Sukmadinata (2003), faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
1) Faktor Internal
a) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indra seseorang.
Kesehatan jasmani adalah kesehatan badan seseorang,jika
seseorang dalam keadaan sehat diharapkan seseorang tersebut
dapat melakukan pencarian pengetahuan, dapat menerima
pengetahuan yang diperolehnya ,memahami ,mengaplikasi dan
menganalisisnya serta menerapkan dalam kehidupannya.
b) Rohani
Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotorik, serta kondisi efektif dan kognitif individu.
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap suatu yang datang dari luar.
Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon
yang lebih rasional terhadap informasi yang datang akan
berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan
mereka peroleh dari gagasan tersebut. Pendidikan yang
23
dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan
kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil
keputusan yang lebih rasional umumnya terbuka untuk
menerima perubahan atau hal baru termasuk pengetahuan
dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih
rendah.
b) Paparan Media Massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat,
sehingga seseorang yang lebih terpapar media massa
(TV, radio, majalah, pamphlet dan lain-lain) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi
media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
c) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi
baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga
dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan akan informasi yang masuk adalah
kebutuhan sekunder.
24
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam
kehidupannya saling berinteraksi antara satu dengan
yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara
kontinyu akan lebih besar terpapar informasi, sementara
faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan
individu juga sebagai komunikan untuk menerima pesan
menurut model komunikasi media.
e) Pengalaman
Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal bisa
diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses
perkembanganya, misal sering mengikuti kegiatan-
kegiatan yang mendidik misal seminar. Organisasi dapat
memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari
berbagai kegiatan tersebut informasi suatu haldapat
diperoleh. Semakin banyak pengalaman seseorang biasanya
pengetahuannya juga semakin bertambah karena dari
pengalaman seseorang telah belajar tentang sesuatu yang
telah dilewati dan dari pembelajaran tersebut pengetahuan
seseorang berubah dan biasanya bertambah.
f) Budaya
Pengetahuan berkaitan pula dengan faktor sosial budaya
masyarakat setempat, seperti pantangan yang harus
25
dilakukan oleh sosial budaya yang sudah turun temurun,
karena bila tidak dilakukan akan tidak elok/tidak baik, yang
akan berdampak pada ibu dan bayinya. Hal tersebut
merupakan pengetahuan dan kepercayaan yang akan
diberikan secara turun temurun juga.
g) Umur
Umur merupakan variabel yang sangat penting
mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi umur
seseorang semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan
seseorang dari pengalaman yang diperolehnya.
h) Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh
seorang ibu baik hidup maupun mati. Paritas berkaitan
dengan pengalaman sedangkan pengalaman adalah sumber
pengetahuan dan salah satu cara memperoleh pengetahuan.
d.Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2002) ada 2 cara untuk memperoleh
pengetahuan :
1) Cara Tradisional
a) Cara coba salah
Cara yang paling tradisional dalah melalui cara coba-
coba atau dengan kata mudah dikenal trial and eror.Cara
coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
26
kemungkinan dalam memecahkan masalah,dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan
yang lain.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama maupun ilmu ahli pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebabitu pengalaman pribadipun
dapat digunakan sebagi upaya memperoleh kebenaran
pengetahuan.
d) Melalui jalan pikiran
Manusia menggunakan penalaran atau jalan pikiran dalam
memperoleh pengetahuannya.
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sintesis, logis, dan ilmiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah.
e. Sumber-sumber Pengetahuan
Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar pada dasarnya
terdapat dua cara pokok yang dilakukan oleh manusia.Pertamaadalah
mendasarkan diri pada rasio dan kedua mendasarkan diri pada
27
pengalaman.Sumber pengetahuan selain dapat dipengaruhi melalui
rasio dan pengalaman juga melalui instuisi dan wahyu. Instuisi adalah
kegiatan berfikir untuk mendapatkan pengetahuantanpa proses
penalaran tertentu. Contoh seseorang yang sedang terpusat
pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban
atas permasalahan tersebut. Wahyu merupakan pengetahuan dari Tuhan
(Rahman, 2003).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber
misalnya media massa, media massa, media elektonik, buku petunjuk,
petugas kesehatan, media posterm, kerabat dekat dan sebagainya
(Istiarti,2000).
f.Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan kategori tingkatan pengetahuan yaitu (Arikunto,
2002):
1) Pengetahuan baik, jika skor benar (76-100 %) .
2) Pengetahuan cukup, jika skor benar (56-75 %) .
3) Pengetahuan kurang, jika skor benar (≤55 %) .
28
3. Pendidikan
a. Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan
kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan
mengembangkan potensi pribadinya yang berupa rohani (cipta, rasa,
karsa) dan jasmani. Pendidikan merupakan kemajuan-kemajuan
masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan (Notoatmojo, 2002).
Pendidikan pada dirinya adalah penanaman pengetahuan serta
pengembangan mental maupun ketrampilan yang berlangsung dengan
jangkauan waktu tertentu, sejak mulai pelaksanaannya, sebaiknya juga
diawali dari analisis kebutuhan sampai dengan studi penerapan
pendidikan tersebut ditempat diharapkan peserta didik dapat bekerja, dan
tidak berhenti sampai pada evaluasi hasil pendidikan saja (Suryo, 2001).
b. Fungsi Pendidikan
Secara mikro, pendidikan membantu secara sadar
perkembangan jasmani dan rohani, secara makro kegiatan pendidikan
berlangsung dalam tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah, masyarakat.
1) Pendidikan Keluarga
a) Merupakan lingkungan pertama bagi anak-anak untuk pertama
kali mendapat pengaruh sadar.
b) Keluarga sangat penting dalam membentuk pola kepribadian
anak,anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
29
c) Dalam lingkungan keluarga yang harmonis mampu memancarkan
keteladanan kepada anak-anaknya, sehingga akan lahir anak yang
mempunyai kepribadian dengan pola yang mantap.
2) Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan jenis pendidikan yang berjenjang,
berstruktur dan berkesinambungan. Jenis pendidikan sekolah
mencakup pendidikan umum, kejurusan, kedinasan, keagamaan dan
pendidikan dasar,menengah,pendidikan tinggi serta ada pendidikan
pra sekolah. Mengenai jenjang pendidikan menurut undang-undang
RI No.20 th 2003 tentang SISDIKNAS adalah :
a) Pendidikan dasar
Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan,
menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta mempersiapkan
untuk mengikuti pendidikan menengah. Merupakan bakal dasar bagi
perkembangan kehidupan baik pribadi maupun masyarakat. Oleh
karena itu warga negara diberi kesempatan memperoleh pendidikan
dasar. Terdiri dari SD dan SMP.
b) Pendidikan Menengah
Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosila budaya dalam alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
30
dunia kerja atau perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari
pendidikan menengah umum (SMA/MA) dan kejuruan.
c) Pendidikan Tinggi
Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi yang
bersifat akademik atau profesional sehingga dapat menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
dalam pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan
manusia. Pendidikan tinggi terdiri dari akademi, instansi, sekolah
tinggi, dan universitas.
4. Umur ibu
Umur reproduksi yang baik adalah pada usia 20-35 tahun dimana
umur tersebut merupakan periode yang paling baik untuk hamil, melahirkan,
dan menyusui. Umur yaitu usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja (Nursalam, 2001).
Seorang wanita sebagai insan biologi sudah memasuki umur
produktif beberapa tahun sebelum mencapai umur dimana kehamilan dan
persalinan dapat berlangsung dengan aman yaitu umur 20-30 tahun. Setelah
itu resiko ibu akan meningkat setiap tahun. Besarnya resiko itu sangat
ditentukan oleh keadaan sosial ekonomi dan lingkungan setempat. Angka
kematian dan kesakitan ibu akan tinggi bila melahirkan terlalu muda dan
31
terlalu tua yaitu umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Masa antara
umur 20-35 tahun adalah tahun terbaik untuk mempunyai keturunan yang
berarti bahwa kemungkinan terjadi gangguan pada kehamilan dan
persalinan adalah sangat kecil (prawiroharjo, 2007).
Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan
dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan
menyusui bayinya. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum
matang dan belum siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi
kehamilan,persalinan. Serta membina bayi yang dilahirkan (DEPKES RI),
sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut Hurlock disebut sebagai
“masa dewasa” dan disebut juga masa reproduksi, dimana pada masa ini
diharapkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara
emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan dan merawat
bayinya. Berdasarkan penelitian Putri Indah Dian Kurniati (2010) bahwa
semakin meningkatnya umur maka presentasi berpengetahuan semakin lebih
baik karena disebabkan oleh akses informasi, wawasan dan mobilitas yang
masih rendah. Menurut pendapat Hurlock B.E (2002) bahwa semakin
meningkatnya umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam
berfikir dan bekerja akan lebih matang.
5. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
(Widyastuti, 2002). Paritas sangat berpengaruh terhadap penerimaan
seseorang terhadap pengetahuan dimana semakin banyak pengalaman seorang
32
ibu maka penerimaan akan semakin mudah. Pengalaman merupakan
pendekatan yang penting dalam memecahkan masalah (Pariani dan Nursalam,
2001). Paritas dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) Primipara: 1 anak ,2)
Multipara: 2-3 anak, 3) Grande multipara: > 4 anak.
Jumlah paritas lebih dari 3 merupakan faktor terjadinya anemia
yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang
dari 2 tahun. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras
cadangan zat gizi tubuh ibu(Arisman, 2004). Semakin sering seseorang
wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemis (Soebroto, 2009).
33
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 kerangka teori
Sumber : Modifikasi Notoadmojo (2003), Nursalam (2001) dan Soebroto (2009)
Keterangan :
Cetak Tebal : Diteliti
Tidak Dicetak Tebal : Tidak DiTeliti
Faktor Eksternal :
Sosial ekonomi
Pendidikan
Umur
Pengalaman
Paparan media masa
Paritas
Pengetahuan
Faktor Internal :
Jasmani
Rohani
34
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Pendidikan
Umur
Paritas
Pengetahuan tentang
anemia
top related