bab ii kajian pustaka a. hakekat pendidikan...
Post on 29-Nov-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
bertujuan untuk menjadikan siswa agar menjadi warga negara yang
baik atau seperti yang disebutkan oleh banyak pakar dalam bukunya
Pak Kosasih sering di sebut to be good citizenshif, yakni warga yang
memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun
spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar
tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan subjek pembelajaran yang
mengemban misi untuk membentuk kepribadian bangsa, yang
mempunyai karakter. Pendidikan Kewarganegaraan ini memiliki misi
sebagai berikut (Bunyamin Maftuh & Sapriya, 2005:321).
a. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik, yang
berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap
dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai
warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political
literacy) dan kesadaran politik (political awareness), serta
21
kemampuan berpartisipasi politik (political participation) yang
tinggi.
b. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum, yang
berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan untuk membina
siswa sebagai warga negara yng memiliki kesadaran hukum yang
tinggi, yang menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang
memiliki kepatuhan terhadap hukum yang tinggi.
c. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai (value
education), yang berarti melalui Pendidikan Kewarganegaraan
diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral, dan
norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara kepada diri
siswa, sehingga mendukung bagi upaya nation and character
building.
A. Kosasih Djahiri (1994/1995 : 9) mengemukakan bahwa :
Secara umum pendidikan pancasila kewarganegaraan adalah
rekayasa yang terarah terkendali dan berencana untuk menanamkan
nilai moral dan UUD 1945 sebagai kepribadian dan perilaku Warga
Negara, masyarakat bangsa dan Negara Indonesia sehingga dapat
terbina astragatra kehidupan yang berlandaskan Pancasila dan UUD
1945.
22
Berdasarkan pernyataan tersebut, Pendidikan
Kewarganegaraan sangatlah mempunyai peran yang strategis untuk
membangun keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apalagi ditopang dengan memasukkannya kedalam kurikulum
sekolah-sekolah mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Maka dengan dimasukannya Pendidikan Kewarganegaraan pada
tingkat pendidikan yang paling dasar yaitu Taman Kanak-kanak hal
ini dapat memaksimalkan tujuan untuk tercapainya to be good
citizenshif. Hal ini senada dengan tujuan Pendidikan Nasional dalam
Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan
Nasional” yaitu :
Pendidkan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dari uraian tersebut Pendidikan Kewarganegaraan memang
sangat penting dan starategis untuk mengemban misi nasional untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dalam konteks ini
PKn pada dasarnya merupakan pendidikan kebangsaan atau
23
pendidikan karakter bangsa. Sehingga segala yang dicita-citakan oleh
Pendidikan Nasional dapat terwujud.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah
Segala sesuatu yang dibuat atau direncanakan pastinya tujuan
yang diinginkan sesuai harapannya. Demikian juga dengan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) secara otomatis memiliki tujuan
tertentu. Adapun tujuan pembelajaran PKn yang dikemukakan oleh A.
Kosasih Djahiri (1994/1995 : 10) adalah sebagai berikut :
Secara umum tujuan PKn harus ”ajeg” dan mendukung
keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional yaitu : Mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu menusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan
keterampilan kesehatan jasmani dan rohani kepribadian mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara khusus bertujuan untuk : membina moral yang diharapkan
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prilaku yang
memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, prilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang
mendukung persatuan bangsa dan masyarakat yang beraneka ragam
24
kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan bersama di atas
kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
pendapat kepentingan dapat diatasi melalui musyawarah mufakat
serta prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan upaya
untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan salah satu pendidikan
yang amat penting dan strategis dalam membina moral bangsa
Indonesia terutama dalam mendidik para siswa. PKn sangat
berpeluang sekali dalam membentuk karakter bangsa. PKn ada dalam
kurikulum di setiap sekolah. Dengan ini maka semua warga dalam hal
ini siswa mau tidak mau diharuskan untuk mempelajari dan
memahami serta melaksanakan secara langsung dalam kehidupan
sehari-hari segala yang diajarkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan.
Dasim dan Udin (2007/86) mengemukakan bahwa konfigurasi
atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai
berikut :
a. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar
25
menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab.
b. PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang
memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam
konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila,
Kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.
c. PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran
yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content
embedding values) dan pengalaman belajar (learning experinences)
dalam bentuk berbagai prilaku yang perlu diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep,
dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela
negara.
Pendidikan Kewagenegaraan di sekolah mempunyai tujuan
tertentu yang pastinya disesuikan dengan konteks kesekolahan.
Tujuan tersebut merupakan buah dari konfigurasi atau kerangka
sistemik PKn yang dibangun atas dasar paradigma yang dikemukakan
sebelumnya. Tujuan Pkn di sekolah dapat disimak dari profil PPKn
1994, yang menunjukan karakteristik PPKn (Depdikbud : 1993), yaitu :
26
Di SD PKn bertujuan untuk menanamkan sikap dan prilaku
dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai
pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagi anggota masyarakat,
dan membrikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di
SLTP. Sementara itu di SLTP, PKn bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai
Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan prilaku sebagai
pribadi, anggota masyarakat dan warga begara yang bertanggung
jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti di jenjang
pendidikan menengah. Sedangkan di SMU, PKn bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan,
memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai
pedoman berprilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sehingga menjadi warga negara yang bertanggungjawab
dan dapat diandalkan, dan memberi bekal kemampuan untuk belajar
lebih lanjut.(Dasim dan Udin :2007, 97).
Berdasarkan uraian sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraaan
mempunyai capaian-capaian setiap jenjangnya. Sehingga
memudahkan dalam pelaksanaannya. Sejalan dengan berubahnya
konstitusi, berkaitan dengan Sisdiknas, maka Undang-Undang RI No.
2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas diganti menjadi Undang-Undang RI
27
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Khusus berkenaan dengan
Pendidikan Kewarganegaraan, didalam UU Sisdiknas No.20 tahun
2003 tersebut ditegaskan bahwa materi kajian pendidikan
kewarganegaraan wajib termuat baik dalam jurikulum pendidikan
dasar dan menegah , maupun kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 37).
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (BNSP,2006).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan jenjang
pendidikan dasar per minggu itu bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut (Dasim & Udin ; 2007. 99) :
a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secra aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
28
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
3. Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan
disekolah, materi keilmuan mata pelajaran kewarganegaraan
mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Berdasarkan
perkembangannya, tujuan PKn adalah partisipasi yang bermutu dan
bertanggung jawab dari warga negara dalam kehidupan politik dan
masyarakat baik pada tingkat lokal maupun nasional. Dari tujuan
tersebut maka diperlukan penguasaan terhadap pengetahuan dan
pemahaman tertentu, pengembangan intelektual dan partisipatori,
pengembangan karakter dan sikap mental tertentu, dan komitmen
yang benar terhadap nilai dan prinsip dasar demokrasi konstitusional.
Berdasarkan kompetensi yang disebutkan diatas, PKn memiliki tiga
dimensi atau komponen utama (2007:186).
Secara garis besar Mata Pelajaran Kewarganegaraan terdiri dari:
a. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (Civics knowledge) yang
mencakup bidang politik, hukum dan moral. Secara lebih
terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi
29
pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokratis,
lembaga pemerintah dan nonpemerintah, identitas nasional,
pemerintah berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas
tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban
warga Negara, hak asasi manusia, hak sipil dan hak politik.
b. Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skill) meliputi
keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, misalnya : berperan secara aktif mewujudkan
masyarakat madani (civil society), keterampilan mempengaruhi dan
memonitoring jalannya pemerintah, proses pengambilan
keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah-masalah
sosial, keterampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan mengelola
konflik.
c. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civics values) mencakup
antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius,
norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratris, toleransi,
kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers,
kebebasan berserikat dan berkumpul, dan perlindungan terhadap
minoritas.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang sebagai mata
pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk warga
30
Negara yang baik karena sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi
Negara Republik Indonesia.
4. Ruang Lingkup Materi PKn di Persekolahan
Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan bidang kajian
interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan
dari beberapa disiplin ilmu.
Antara lain ilmu politik, ilmu Negara, ilmu tata Negara, hukum
sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat. Dalam Standar isi (BNSP,2006)
dijelaskan mengenai ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan,
yakni meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi : Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi : Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku
di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hhukum
dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
31
c. Hak asasi manusia meliputi : Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
Internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga Negara meliputi : Hidup gotong royong,
Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara.
e. Konstitusi Negara meliputi : Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar Negara dengan
konstitusi.
f. Kekuasaan Politik, meliputi : Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintahan
pusat, Demikrasi dan sistem politik, Budaya Politik, Budaya
Demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem Pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi : Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
32
h. Globalisasi meliputi : Globalisasi di Lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
B. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yag dapat diartikan
sebaagi kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit
tenaga munculnya suatu tingkahlaku tertentu.
Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, (1) motif
boggenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan
organism demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan
akan kegiatan dan istirahat, mengambil nafas dansebagainya; (2) motif
sosiogenetis, yaitu motif yang berkembang berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi motif ini tidak
berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan
kebudayaan setempat; (3) Motif teologis, dalam motif ini manusia
adalah sebagai makhluk yang berkutuhanaan, sehingga ada interaksi
33
antara manusia dan tuhan seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-
hari.
Dari berbagai teori tentang motivasi yang dikembangkan oleh
para ahli, terdapat berbagai teori motivasi yang bertitik tolak pada
dorongan yang berbeda satu sama lain, ada teori motivasi yang bertitik
tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasaan, ada pula yang betitik
tolak pada asas kebutuhan. Motivasi menurut kebutuhan saat ini
banyak diminati.
Banyak teori motivasi yang didsarkan dari asas kebutuhan
(need). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk
memenuhinya. Motivsi adalah proses psikologi yang dapat
menjelaskan perilaku seseorang. Prilaku hakikatnya merupakan
orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, prilaku seseorang
dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian,
motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya
dirancang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti (1)
keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4)
umpan balik.
34
C. Mind Map
1. Pengertian Mind Map
Mind Map merupakan cara termudah untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak,
Mind Map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran manusia.
Mind Map bisa dibandingkan dengan peta kota, karena
antara peta kota dengan Mind Map mewakili ide terpenting. Jalan-
jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiran utama
dalam proses pemikiran, jalan-jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran
sekunder, dan seterusnya.
Menurut Micheal Michalko, Cracking Creativity. Mind Map
adalah :
Alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran
linear. Mind Map menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai
pikiran dari segala sudut.
Mind Map akan memberikan kemudahan yaitu sebagai
berikut :
35
1. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area
yang luas.
2. Memungkinakan kita merencanakan rute atau membuat
pilihan-pilihan dan menetahui ke mana kita akan pergi dan
dimana kita berada.
3. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.
4. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita
melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru.
5. Meyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
Dari kemudahan yang ada pada Mind Map maka ini merupakan
suatu kesempatan yang harus digunakan dalam proses belajar supaya
lebih menyenangkan dan dapat dengan mudah pelajaran itu diingat
dan dihapal.
Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,
memungkinkan kita menyususn fakta dan pikiran sedemikian rupa
sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Hal ini dapat
menjadikan untuk mengingat informasi akan lebih mudah dan bias
diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan dengan
menggunakan teknik tradisional.
Semua Mind Map mempunyai kesamaan. Semuanya
menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang
36
memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung,
symbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan
yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai denagn cara kerja otak.
Dengan Mind Map, daftar informasi yang panjang bias diingat yang
bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan
berbagai hal.
1. Bagaimana Mind Map dapat membantu kita ?
Mind Map dapat membantu kita dalam sangat banyak hal,
nerikut ini hanyalah beberapa diantaranya. Mind Map dapat
membantu untuk :
a. Merencana.
b. Berkomunikasi.
c. Menjadi lebih kreatif.
d. Menghemat waktu.
e. Menyelesaikan masalah.
f. Memusatkan perhatian.
g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran.
h. Mengingat dengan lebih baik.
i. Belajar lebih cepat dan efisien.
j. Melihat “ gambar keseluruhan”.
k. Menyelamatkan pohon.
37
Menurut Micheal Michalko, Cracking Creativity. Mind Map akan :
a. Mengaktifkan seluruh otak.
b. Membereskan akal dari kekusutan mental.
c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan.
d. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah.
e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.
f. Memungkinkan mengelompokan konsep, membantu
membandingkannya.
g. Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya
dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
The Ultimate Of Mind Maps ini akan membantu dalam
menemukan banyak contoh praktis cara penggunaan Mind Map
membantu merencana dan mengatur hidup demi keberhasilan
maksimal, memunculkan ide-ide baru dengan kreatif dan
mengagumkan, dan menyerap fakta serta informasi baru dengan
sangat mudah.
Selain itu dengan Mind Map akan mengenal otak dengan lebih
baik dan menemukan cara memudahkan otak belajar dan mengingat
38
informasi. Bila kita memahami cara membantu otak bekerja bagi kita,
maka akan bisa mengarahkan seluruh potensi mental dan fisik.
2. Para Pembuat Mind Map dalam Sejarah
Leonardo Da Vinci
Untuk mendapatkan contoh sempurna dai seorang kreatif besar
yang menggunakan bahasa isual untuk menghasilkan ribuan ide yang
mencengangkan, kita cukup perlu melihat buku catatan Leonardo Da
Vinci. Leonardo Da Vinci menggunakan gambar, diagram, symbol dan
ilustrasi sebagai cara termurni untuk menangkap pikiran-pikiran yang
bermunculan di otaknya dan mencurahkanny ke kertas. Karena
ungkapan-ungkapan kreatif jenius yang terkandung di dalamnya,
buku-buku catatan Leonardo merupakan buku-buku paling berharga
di dunia, dan yang terpenting dari buku buku ini adalah gambar-
gambarnya. Gambar-gambar ini membantu Leonardo menjelajah
pikirannya dalam berbagai bidang, seni, ilmu faal, permesinan,
akuanautik, dan biologi.
Bagi Leonardo, bahasa kata-kata berada di tempat kedua
sesudah bahasa gambar dan digunakan untuk member label,
menunjukan, atau menjelaskan pikiran dan penemuan kreatifnya alat
utama untuk pemikiran kreatifnya adalah bahsa gambar.
39
Galileo Galilei
Galileo adalah seoang pemikir kreatif jenius dunia, yang di
akhir abad ke-16 dan di awal abad ke-17, membantu mervolusi ilmu
dengan menggunakan teknik pencatatannya sendiri. Sementara rekan-
rekan sesamanya menggunakan pendekatan verbal dan matematikal
tradisional untuk menganalisis masalah-masalah ilmiah, Galileo
menjadikan pikirannya kasatmata melalui ilustrasi dan diagram,
seperti yang dilakukan Leonardo.
Yang menarik, seperti Leonardo, Galileo adalah pemimpin
besar. Menurut “legenda lampu” yang terkenal. Galileo sedang
tertegun diam mengamati lampu yang berayun-ayun di katerdal pisa
ketika mendapat pengalaman “eureka”. Dalileo menyadari terlepas
dari berapa pun kisaran ayunan sebuah lampu, lampu-lampu itu
selalu membutuhkan waktu yang sama untuk menyelesaikan satu
osilasi. Galileo mengembangkan pengamatan “isokronisme” ini ke
hokum Pendulum-nya, menerapkannya kepada waktu dan
perkembangan jam pendulu.
Richard Feynman
Richard Feynman, fisikawan pemenang hadiah nobel, ketika
masih muda menyadari bahwa imajinasi dan visualisasi adalah bagian
40
terpenting dari proses pemikiran kreatif. Dengan begitu ia memainkan
permainan-permainan imajinasi dan belajar menggambar.
Seperti Galileo, Feynman tidak meniru rekan-rekannya yang
melakukan perncatatan yang lebih tradisional, dan memutuskan
menempatkan seluruh teori kuantum elektrodinamik ke bentuk visual
dan diagramatik yang baru. Ini menjurus ke pengembangan diagram
Feynmen yang sekarang terkenal itu representasi gambar dari interaksi
partikel, yang sekarang digunakan murid di seluruh dunia untuk
membantu mereka memahami, mengingat dan menciptakan ide-ide
dalam realism fisika dan ilmu umum.
Albert Einstein
Albert Einstein, jenius abad ke-20, juga menolak bentuk-bentuk
linear, nemerik, dan verbal pemikiran kreatif. Seperti Leor=nardo dan
Galileo sebelum dirinya, Einsten percaya bahwa alat-alat ini berguna
tetapi tidak perlu, dan yang jauh lebih penting adalah imajinasi.
Einstein menyatakan : “Imajinasi lebih penting daripada
pengetahuan karena imajinasi tidak terbatas”. Dalam surat kepada
temanya Maurice Solovine, ia menjelaskan ksulitannya menggunaklan
kata-kata untuk mengungkapkan falsafah ilmiahnya, karena ia tidak
berpikir secara itu, ia lebih berpikir secara diagramatis dan skematis.
41
3. Membuat Mind Map
Pembuatan Mind Map sangat mudah karena Mind Map mudah
dan menyenangkan untuk dibuat, cara kerja mind map sejalan dengan
kebutuhan dan kekuatan alami otak, bukannya melawan kerja otak.
Sederhananya langkan awal yang diperlukan dalam memulai
membuat Mind Map adalah Imajinasi dan Asosiasi.
Tujuh langkah cara membuat Mind Map
1. Mulailah dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong
yang diletakan dalam posisi memanjang. Kenapa begitu ?
karena memulai dari bagian tengah-tengah permukaan kertas
akan member keleluasaan bagi cara kerja otak untuk memencar
ke luar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas
dan alami.
2. Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Kenapa begitu
? karena suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu
menggunakan imajinasi. Gambar yang letaknya di tengah-
tengah akan Nampak lebih menarik, membuat tetap terfokus,
membantu memusatkan pikiran, dan membuat otak semakin
aktif dan sibuk.
3. Gunakan warna pada seluruh Mind Map. Kenapa begitu?
Karena bagi otak, warna-warna tidak kalah menariknya dari
42
gambar, warna membuat Mind Map tampak lebih cerah dan
hidup, meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir
kreatif, dan ini juga ada hal yang menyenangkan.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan
hubungkan cabang-cabang tingkat ke dua dan ketiga pada
tingkat pertama dan kedua, dan seterusnya. Kenapa begitu?
Karena, seperti yang telah diketahui, otak bekerja dengan
menggunakan ASOSIASI. Jika menghubungkan cabang-cabang
akan jauh lebih mudah dalam memahami dan mengingat.
Menghubungkan cabang-cabang utama akan menciptakan dan
membangun suatu struktur atau arsitektur dasar bagi pikiran.
Ini sama dengan seperti yang terjadi di alam dimana pohon
yang mempunyai cabang-cabang yang saling berhubungan dan
memencar keluar dari batang pohon. Apabila terdapat
kesenjangan kecil antara batang pohon dan cabang-cabang
utamanya atau antara cabang-cabang utamadan cabang-cabang
yang lebih kecil serta ranting-ranting, proses alami tidak akan
berjalan dengan baik tanpa adanya hubungan dalam Mind Map,
segala sesuatu akan menjadi berantakan. Oleh karena itu,
hubungkanlah.
43
5. Buatlah cabang-cabang Mind Map berbentuk MELENGKUNG
bukannya garis lurus. Kenapa begitu? Karena jika semuanya
garis lurus, ini akan membosankan otak. Cabang-cabang yang
melengkung dan hidup seperti cabang-cabang pohon jauh lebih
menarik dan indah bagi mata.
6. Gunakanlah satu kata kunci per baris. Kenapa begitu? Karena
kata kunci tunggal akan menjadikan Mind Map lebih kuat dan
fleksibel, setiap kata tunggal atau gambar tunggal seperti
pengganda, yang melahirkan sendiri rangkaian asosiasi dan
hubungan yang khusus. Bila menggunakan kata-kata tunggal,
setiap kata lebih bebas dan oleh Karena itu lebih mudah tercetus
atau terpicu gagasan-gagasan dan pikiran-pikiran baru.
Ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat cenderung akan
mengurangi efek pemicu tersebut. Mind Map yang
mmempunyai banyak kata-kata kunci di dalamnya adlaha
seperti tangan yang memiliki jemari yang semuanya bebas
bergerak dengan lincah. Mind Map yang berisi ungkapan-
ungkapan atau kalimat-kalimat adalah seperti tangan yang
semuanya jemarinya diikat.
7. Gunakan gambar di seluruh Mind Map. Kenapa begitu? Karena
setiap gambar, seperti gambar sentral, juga bernilai seribu kata.
Jadi, apabila kita hanya memiliki 10 gambar saja pada Mind
top related