bab i1 rpg
Post on 01-Mar-2018
275 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan dunia radiologi salah satu diantaranya adalah penggunaan media kontras
yakni bahan yang dapat digunakan untuk menampakkan struktur gambar suatu organ tubuh
(baik anatomi maupun fisiologi) dalam pemeriksaan radiologi, dimana dengan foto polos
biasa organ tersebut kurang dapat dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena
mempunyai densitas relative sama.
Ada beberapa pemeriksaan radiografi tractus urinarius yang menggunakan media
kontras, salah satunya adalah Retrograde Pyelography (RPG). Retrograde Pyelography
(RPG)adalah teknik pemeriksaan secara radiografi padapelviocalical systemdan ureter
dengan menggunakan media kontras positif melalui kateter ureter untuk mengevaluasi
anatomi, fungsi dan kelainannya. Hal ini dilakukan apabila IP tidak berhasil menyajikan
anatomi dan lesi!lesi traktus urinary bagian atas ("allinger, #$$%).
&ractus urinarius &ractus urinarius atau sistem urinaria sebagai salah satu sistem tubuh,
memiliki organ!organ kompleks dan rentan terhadap penyakit. &erdapatnya suatu kelainan
atau penyakit (sebab patologis) pada sistem urinaria ini dapat didiagnosa dengan
menggunakan sinar' atau yang dikenal dengan pemeriksaan radiografi.
alam *aporan Praktek +erja *apangan II ini, penulis mengangkat pemeriksaan P-
dengan kondisi klinis hidronefrosis karena penulis ingin mengetahui jalannya pemeriksaan
ini yang dilakukan di Instalasi adiologi Panti /ilasa r.0ipto emarang. &entang
bagaimana pemeriksaan P- ini dilakukan di Instalasi adiologi Panti /ilasa r.0ipto
emarang, terutama dengan klinis hidroneprosis akan dibahas dalam *aporan Praktek +erja
*apangan II yang berjudul 1 2&eknik Pemeriksaan P- Pada +asus Hidronefrosis di Instalasi
adiologi Panti /ilasa r.0ipto emarang.3
1.2
Rumusan Masalah
umusan masalah yang penulis angkat antara lain 1
"agaimana teknik pemeriksaan P- pada kasus hidonefrosis di Instalasi adiologi Panti
/ilasa r.0ipto emarang4
1.3 Tujuan Penulsan
alam penulisan laporan kasus ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut1
5engetahui prosedur pemeriksaan P- pada kasus hidonefrosis yang dilakukan di Instalasi
adiologi Panti /ilasa r.0ipto emarang.
1.!
Man"aat Penulsan.
5anfaat yang diperoleh penulis dari penulisan tugas laporan kasus dengan judul 3
Pemeriksaan P- Pada hidonefrosis di Instalasi adiologi Panti /ilasa r.0ipto
emarang.3 adalah 1
6.
apat menambah 7a7asan dan pengetahuan penulis mengenai teknik
pemeriksaan etrograde Pyelography pada kasus hidroneprosis
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
2/20
#. ebagai khasanah pustaka tentang teknik pemeriksaan etrograde Pyelography khususnya
pada kasus hidroneprosis bagi mahasis7a 8urusan &eknik adiodiagnostik dan adioterapi
Politeknik +esehatan emarang.
BAB II
DA#AR TE$RI
2.1 Anat%m Tra&tus Urnarus
+elangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. +elangsungan hidup sel
juga bergantung pada pengeluaran secara terus menurus 9at!9at metabolisme toksik dan dihasilkan
oleh sel pada saat melakukan berbagai interaksi demi kelangsungan hidupnya (her7ood,#$$6).
istem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari 9at!9at yang tidak diperlukan oleh tubuh dan menyerap 9at!9at yang masih
dipergunakan oleh tubuh. :at yang tidak diperlukan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa
air kemih. istem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis atau
kekonstanan lingkungan internal (yaifuddin,#$$;).
istem urinaria terdiri dari sepasang ginjal yang mengeluarkan sekret urine, sepasang ureter
yang menyalurkan urine dari ginjal ke vesica urinaria, vesica urinaria sebagai penampung urine, dan
uretra yang mengeluarkan urine dari vesica urinaria (Pearce, #$$;).
-ambar 6. 6 istem
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
3/20
?,? cm pada sisi lebar> dan %
cm pada sisi sempit dengan berat setiap ginjal berkisar 6?$ gr.*apisan kapsul ginjal terdiri
atas jaringan fibrous bagian dalam dan bagian luar. "agian dalam memperlihatkan anatomis
dari ginjal. Pembuluh!pembuluh darah ginjal dan drainase ureter mele7ati hilus dan cabang
sinus renal. "agian luar berupa lapisan tipis yang menutup kapsul ginjal dan menstabilisasi
struktur ginjal.
+orteks ginjal merupakan lapisan bagian dalam sebelah luar yang bersentuhan dengan
kapsul ginjal. 5edula ginjal terdiri atas ;!6@ piramid ginjal. "agian dasar piramid
bersambungan dengan korteks dan di antara pyramid dipisahkan oleh jaringan kortikal yang
disebut kolum ginjal (5uttain, Arif dan +umala ari, #$6#)
#.6.#
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
4/20
+andung kemih (esika
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
5/20
Pada 7anita kandung kemih terletak diantara simfisis pubis, uterus dan vagina. ari
uterus, kandung kemih ini dipisahkan oleh lipatan peritoneum!ruang uterovesikal atau ruang
ouglas. edangkan pada pria, kandung kemih berhubungan erat dengan prostat dan
vesika seminalis. istem kerja kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis dan serabut
saraf simparis dari pleus hipogastrik.
#.6.=
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
6/20
ebagai reservoir atau tempat penampungan sementara dari urine sebelum dibuang melalui
uretra.ibantu uretra, kandumg kemih berfungsi mendorong kemih keluar
tubuh. idalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 6F$ ! #%$ ml.
#.#.= Dungsi uretra
ebagai saluran pembuangan urine keluar dari tubuh (yaifuddin, #$$;).
2.3
Pat%l%g
#.%.6
5acam "atu dan Penyebab Pembentukan "atu
A. "atu kalsium
"atu kalsium oksalat merupakan batu yang paling banyak dijumpai terutama pada pria
dengan perbadingan pria dengan 7anita % 1 6. &erbentuknya batu ini karena 1
a.
Hiperkalsuria dimana sebagian besar adalah hiperkalsuria idiopatik. Camun dapat pula
disebabkan karena hiperparatiroidisme peimer, masukan vitamin yang berlebihan, renal
tubular acidosis, renal tubular acidosis.
b. Hiperurikalsuria yang merupakan #$M dari batu kalsium.
c.
Hiperoksaluria meskipun jarang terjadi dapat disebabkan karena oksalosis primer atau
karena kelainan gastrointestinal.
d. "atu kalsium fosfat terjadi bila hiperkalsuria pada urine alkalis dan ini terutama terjadi pada
penderita dengan hiperkalsuria dan renal tubular acidosis.
e. "atu kalsium juga dapat terbentuk bila volume urine mengurang.
". "atu infeksi
"atu infeksi (triple fosfat) biasanya khas berbentuk sebagai stoghom calculi yang
mengandung struvile (kalsium, ammonia, magnesium dan fosfat). "atu ini lebih banyak padapenderita 7anita dari pada pria. &erbentuknya batu infeksi ini disebabkan oleh kuman yang
mempunyai urase, yang memecah ureum sehingga akan menaikkan konsentrasi ammonia
dan pH urine diatas @. Pada pH tersebut tidak hanya struvit mengkristal secara spontan tapi
juga kalsium karbonat, sehingga batu infeksi ini merupakan batu campuran. "atu infeksi dan
batu kalsium bersifat radioopaue. +uman yang dapat menghasilkan urase sehingga
memecah ueum untuk membentuk ammoniaantara lainproteusdan beberapa bentuk colli.
0. "atu asam urat
"atu asam urat bersifat non opaue dan banyak dijumpai pada pria daripada 7anita.
"atu asam urat terjadi karna tiga faktor utama yaitu 1
6.
Hiperosalouria sebagai akibat Hiperurikemia.
#. olume urine yang berkurang biasanya diba7ah ?$$mlBhari.
%.
pH urine terlalu rendah atau sifat asam yang menetap diba7ah ?,?. +ebanyakan penderita
batu asam urat karena keasaman urine yang menetap (Pasurdi,6@%)
#.%.# Hidronefrosis
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
7/20
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal
akibat adanya obstruksi. Gbstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir
balik, sehingga tekanan diginjal meningkat. 8ika obstruksi terjadi di uretra atau kandung
kemih, tekanan baik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi disalah
satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak
(melt9er N "renda, #$$6).
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises.
Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respons fisiologis terhadap gangguan aliran
urine. 5eskipun hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa
kasus, seperti megaureter sekunder untuk refluks pralahir, sistem pengumpulan mungkin
membesar karena tidak adanya obstruksi (Arif 5uttain dan +umala ari, #$6#). Penyebab
dari hidronefrosis adalah sebagai berikut1
6. &ekanan membalik akibat obstruksi congenital.
#.
Gbstruksi pada perbatasan ureteropelvis (uretropelvic junction), penyempitan ureter atau
kompresi ekstrinsik didapat.
%.
"atu atau neoflasma dalam ureter pada perbatasan ureteropelvis dalam vesika, pada leher
kandung kemih, atau prostat.
=. "erkaitan dengan terapi radiasi atau fibrosis retroperitoneal.
?.
5enyebabkan atoni, fibrosis, dan hilangnya daya peristaltik.
;.Atrofi parenkim ginjal, terutama tubulus kemudian tekanan kembali ke tubulus proksimal dan
glomerolus.
2.! Pr%se(ur Pemerksaan Retr%gra(e P)el%gra*h)
Retrograde Pyelographyadalah pemeriksaan radiografi dengan menggunakan mediakontras untuk memperlihatkan tractus urinarius bagian atas beserta lesi!lesinya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan media kontras positif secara langsung
ke pelviocafical system melalui kateter ureter yang biasanya sudah terpasang dari bagian
urologi. "iasanya pemeriksaan ini dilakukan jika IP gagal.
Pemeriksaan Retrograde Pyelographymerupakan tindakan pemeriksaan gabungan
antara bagian radiologi dengan bagian urologi, sehingga harus ada kerja sama yang baik
antara kedua bagian tersebut agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar. ebelum
diba7a ke bagian radiologi, pemasangan kateter dilakukan di bagian urologi dengan
bantuan alat cystocopy ("allinger,#$$%).
#.=.6
Indikasi dan +ontra Indikasi
Retrograde Pyelography digunakan untuk mengevaluasi collecting system pada pasien
yang menderita insufiensi ginjal atau pada pasien yang alergi terhadap media kontras.
+ontra indikasi dari pemeriksaan Retrograde Pyelography adalah adanya tumor yang
menyumbat muara ureter ke vesica urinaria dan transplantasi ureter ke usus
("allinger,#$$%).
#.=.# Persiapan Pemeriksaan etrograde Pyelography
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
8/20
a) Persiapan pasien
Pasien puasa selama ; jam sebelum pemeriksaan agar saluran cerna bersih dari sisa!
sisa makanan yang nantinya dapat mengganggu gambaran radiograf (mith dan onald cit.
etyadi,#$$$).elanjutnya pasien diberikan penjelasan mengenai tujuan dan tata cara yang
akan dilakukan, sehingga akan membantu kelancaran dari pemeriksaan tersebut. Pasien
dianjurkan untuk minum air = sampai ? gelas penuh beberapa jam sebelum periksaan
("allinger,#$$%). +emudian pasien dianastesi umum sebelum pemasangan kateter ureter
melalui alat sistokopi.
b) Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan P- dibedakan menjadi dua
("allinger,#$$%), yaitu 1
6.
Peralatan steril
a. 8arum suntik
b.
puit
c. +lem
d.
+assa dan kapas
e.
/inged needle
f. Hand skun
g.
korentang
#.
Peralatan non steril
a. Pesa7at sinar! yang dilengkapi dengan flouroskopi
b.
+aset ukuran %? =% cm
c. "aju ganti pasien
d.Alat!alat proteksi radiasie.
5edia kontras
f.
5arker B*
c)
Persiapan media kontras
5edia kontras yang digunakan dalam pemeriksaan etrograde Pyelography antara lain
iodine %?M, yang dicampur dengan Ca0l dengan perbandingan %16, &riosil #?M larutan,
etroconray %?M, Iodoyl retrograde #$M, Potassium dan odium Iodida 6$M (0lark
+0,6F=).
#.%.% &eknik Pemeriksaan etrograde Pyelography
6. &eknik pemasukan media kontras
ebelum pemasukan media kontras, dilakukan pengambilan foto pertama yaitu foto
polos abdomen (DPA). Pengambilan foto ini bertujuan untuk mengetahui persiapan
pasien,letak ujung kateter dan ketepatan faktor eksposi.
Pemeriksaan etrogrde Pyelography memerlukan prosedur cystocopy kateter
dimasukan oleh seorang urologi, kerjasama antara urologi dan radiologi sangat diperlukan,
karena 7aktu memasukan media kontras dilakukan dengan flouroskopi yang dilengkapi
dengan tv monitor. 5edia kontras yang dimasukan jangan sampai berlebihan dan tekanan
terlalu tinggi karena dapat mengakibatkan distensi dan ekstravasasi ataupun 2back flo73.5edia kontras disuntikan secara perlahan!lahan dengan tekanan rendah melalui kateter
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
9/20
ureter sebanyak #!?ml. iharapkan media kontras mengisi pelvis ginjal. 8ika mengalami
dilatasi, diperlukan media kontras dalam jumlah yang lebih banyak.
Pada pemotertan pyelogram, beberapa utolog menganjurkan agar pada saat
pemasukan media kontras meja disudutkan 6$!6?O terhadap bidang hori9ontal, sehingga
posisi kepala lebih rendah dari anggota tubuh yang lain. Posisi ini bertujuan agar media
kontras tidak mengalir kembali kembali ke dalam ureter, sehingga ginjal terisi penuh media
kontras.
etelah pemotretan pyelogram, media kontras disuntikan kembali sebanyak ?!6$cc
bersamaan dengan penarikan keluar kateter ureter. Pada pemotretan ureterogram,
beberapa urolog menganjurkan meja pemeriksaan disudutkan %?!=$O terhadap bidang
hori9ontal untuk menunjukan mobilitas ginjal ("allinger,#$$%).
#. &eknik adiografi
Proyeksi yang digunakan menurut "allinger (#$$%), sebagai berikut1
Proyeksi foto polos abdomen (DPA)
Pengambilan radiograf ini diambil sebagai pendahuluan untuk mengetahui persiapan pasien
dan ketepatan faktor eksposi.
6)
Posisi pasien
Pasien tidur terlentang di atas mea pemeriksaan, kedua bahu pasien diatur sejajar dan
kedua tangan di samping tubuh.
#)
Posisi objek
5P diatur sejajar dengan meja pemeriksaan.
%)
Arah sinar
ertikal tegak lurus terhadap kaset.
=)
&itik bidik
?) Pada 5P setinggi crista illiaca.
;) DD6$$ cm
F)
ksposi
ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-ambar #.% Proyeksi AP Abdomen
("ontrager, #$$6)
Pyelogram
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
10/20
Pengambilan radiograf pyelogram pada saat media kontras mengisi penuh daerah pelvis
ginjal dan calises. 5eja pemeriksaan disudutkan 6$!6?O terhadap bidang
hori9ontal,sehingga posisi kepala lebih rendah dari anggota tubuh yang lain.
@)
Posisi pasien
Pasien tidur terlentang di atas mea pemeriksaan, kedua bahu pasien diatur sejajar dan
kedua tangan di samping tubuh.
)
Posisi objek
5P diatur sejajar dengan meja pemeriksaan.
6$)
Arah sinar
ertikal tegak lurus terhadap kaset.
66)
&itik bidik
6#)Pada 5P setinggi crista illiaca.
6%)
DD
6$$ cm
6=)
ksposi
ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
11/20
?. DD
6$$cm
;.
ksposi
ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-ambar #.= Proyeksi Gblik +anan ("ontrager, #$$6)
Proyeksi *eft posterior obliue (*PG)
6.
Posisi pasien
upine di atas meja pemeriksaan.
#.
Posisi objekpasien diatur tidur miring %$O ke kiri atau terhadap meja. &angan kiri lurus di samping tubuh
dan tangan kanan menyilang ke depan, tubuh berpegangan pada tepi meja. +aki kiri lurus
ke ba7ah dan kaki kanan sedikit ditekuk untuk fiksasi.
%.
Arah sinar
ertikal tegak lurus terhadap kaset.
=.
&itik bidik
Pada 6!# inchi kea rah lateral kiri dari titik tengah kedua crista iliaca.
?.
DD
6$$ cm
;.
ksposi
ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
12/20
-ambar #.? Proyeksi Gblik +iri ("ontrager, #$$6)
Proyeksi *ateral
Proyeksi ini digunakan untuk memperlihatkan pergerakan ginjal dari anterior.
6)
Posisi pasien 1 pasien tidur miring ke kiri atau ke kanan, tangan pasien diletakkan di depan
kepala,kaki ditekuk agar nyaman.
#)
Posisi obyek 1 "atas atas kaset pada prosessus ypoid dan batas ba7ah kaset pada
symphysis pubis
%)
Arah sinar 1 ertikal tegak lurus terhadap kaset
=) &itik bidik 1 Pada 50P setinggi crista illiaca
?)
DD 1 6$$ cm
;) ksposi 1 ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-ambar #.; Proyeksi *ateral ("ontrager, #$$6)
2.+ Pr%teks Ra(as
Pemeriksaan etrograde Pyelography perlu memperhatikan tidakan proteksi radiasi,
menurut "atan(6?), beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai proteksi radiasi
secara umum 1
a.
Proteksi bagi penderita
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
13/20
b. Proteksi radiasi bagi petugas
Petugas radiasi berlindung di balik tabir proteksi radiasi saat melakukan penyinaran.
iusahakan alat pencatat dosis radiasi secara kontinyu setiap melakukan pemeriksaan
radiografi.
c.
Proteksi radiasi pada masyarakat umum
Grang yang tidak berkaitan dengan pemeriksaan tidak boleh berada dalam ruang
pemeriksaan, apabila terpaksa diperlukan orang lain untuk memegang penderita karena
keadaan umum penderita buruk maka harus memakai baju proteksi radiasi(lead apron)dan
selama penyinaran berlangsung pintu ruang pemeriksaan dalam keadaan tertutup
BAB III
HA#IL PEMBAHA#AN
%.6
HAI*
%.6.6 Identitas Pasien
Adapun identitas pasien adalah sebagai berikut 1
Cama Pasien 1 Cy.l
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
14/20
iagnosa 1 Hidronefrosis
Co. Doto 1 #;#6
r. Pengirim 1 r. idharta
%.6.#
i7ayat pasien
Pasien adalah pasien ra7at inap di . Panti /ilasa r. 0ipto emarang. Pasien dira7at di
ruang -amma dengan keluhan nyeri di bagian pinggang dan sakit jika buang air kecil.
+emudian pasien dirujuk untuk melakukan pemeriksaan IP di instalasi radiologi . Panti
/ilasa r. 0ipto emarang. Pasien datang ke instalasi radiologi dengan diantarkan pera7at
dan dibuat foto polos abdomen. Hasil radiograf tidak menunjukan adanya opak di daerah
ginjal kanan maupun kiri. iagnosa sementara adalah batu ginjal. etelah itu dilakukan
pemeriksaan IP untuk menegakan diagnosa. etelah pembuatan foto ?, #$, =? dan F$
menit post injeksi media kontras, ternyata media kontras tidak disekresi dengan baik oleh
ginjal kanan. +emudian pasien dikembalikan ke dokter pengirim dan dilakukan operasi
pemasangan kateter ureter di bagian bedah. +arena pemeriksaan IP tidak dapat
memberikan informasi yang memadai tentang anatomi dan fisiologi ginjal, maka dianjurkan
dengan pemeriksaan P- setelah pemasangan kateter ureter. Pada hari 5inggu tanggal =
5ei pasien kembali datang untuk melaksanakan pemeriksaan P-.
%.6.%
Prosedur pemeriksaan
a) Persiapan Pasien
Pemeriksaan etograde Pyelography pada kasus hidronefrosis di instalasi adiologi .
Panti /ilasa r. 0ipto emarang, pasien hanya diberitahu tentang tindakan pemeriksaan
yang akan dilakukan.
&idak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien sebelum etrograde Phelography
dilaksanakan di Instalasi adiologi . Panti /ilasa r. 0ipto emarang, hal ini karenapada saat pasien di ruang bedah sudah dilakukan persiapan agar tidak ada gambaran yang
dapat menggaggu hasil radiograf.
b)
Persiapan Alat dan "ahan
a.
Pesa7at sinar dan fluroskopi.
b.
Imaging plate ukuran %?=%
c.
Dilm ukuran medium
d. dry vie7 dan printer
e.
5arker, gunting, plester
f. "aju pasieng.
+lem
h. /ing needle
i.
puit 6@
j.
5edia kontras 1 omnipaue konsentrasi %?$mg IBml sebanyak #$ cc
k. Alcohol s7abs
c) &eknik Pemeriksaana. Doto Polos Abdomen
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
15/20
&ujuan untuk melihat persiapan pasien, letak ujung keteter dan pertimbangan faktor eksposi
untuk pengambilan gambar selanjutnya.
6)
Posisi pasien
Pasien tidur terlentang di atas mea pemeriksaan, kedua bahu pasien diatur sejajar dan
kedua tangan di samping tubuh.
#)
Posisi objek
5P diatur sejajar dengan meja pemeriksaan.
%)
Arah sinar
ertikal tegak lurus terhadap kaset.
=) &itik bidik
?)
Pada 5P setinggi crista illiaca.
;) DD
6$$ cm
F) ksposi
ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-ambar %.6 Hasil radiograf DPA
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
16/20
b.
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
17/20
ertikal tegak lurus terhadap kaset.
=)
&itik bidik
?)
Pada 5P setinggi crista illiaca.
;)
DD
6$$ cm
F)
ksposi
ilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan napas.
-ambar %.% Hasil radiograf fase pyelogram
d.
Hasil dari Pembacaan adiograf
Adapun hasil dari pembacaan radiograf sebagai berikut 1
Pada foto "CG tidak tampak bato opak.
+ontras dimasukan melalui kateter ureter kanan mengisi ureter sampai pelvokalises.
Pelokalises dan ureter proksimal lebar,pada ujung distal tampak 2filling defect3.
*umen ureter 6B% bagian medial sempit+esan 1 Hidronefrosis et hidroureter proimal detra.
0uriga ureterollitiasis detra (lusen) L ,masa.
triktura ureter detra.
%.# P5"AHAAC
etrograde Pyelography (P-) adalah pemeriksaan radiografi dengan menggunakan media
kontras positif untuk memperlihatkan tractus urinarius bagian proimal beserta lesi!lesinya.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukan media kontras positif secara langsung
ke pelviocalical system melalui kateter ureter yang biasanya sudah terpasang dari bagian
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
18/20
urolog. "iasanya pemeriksaan ini dilakukan ketika cara intravena telah gagal atau tidak
informative.
"erdasarkan "allinger (#$$%) pemeriksaan etrograde Pyelography (P-) dilakukan
pengambilan foto dengan % proyeksi, yaitu proyeksi Anteroposterior, proyeksi Gbliue (PG
atau *PG) dan proyeksi lateral. Proyeksi Anteroposterior (AP) terdiri dari = macam yaitu foto
polos abdomen (DPA), Pyelogram,
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
19/20
ari uraian laporan kasus diatas, yang berjudul 2&eknik Pemeriksaan P- Pada +asus
Hidronefrosis di Instalasi adiologi Panti /ilasa r.0ipto emarang3 dapat diambil
kesimpulan bah7a 1
=.6.6
&eknik pemeriksaan P- Pada kasus hidronefrosis di Instalasi adiologi Panti /ilasa
r.0ipto emarang dilakukan hanya dengan proyeksi Ateroposterior (AP).
=.#.#
Pemeriksaan P- di Instalasi adiologi Panti /ilasa r.0ipto tidak memerlukan
persiapan khusus
=.#.% 5edia kontras yang digunakan untuk pemeriksaan P- adalah omnipaue konsentrasi %?$
mg IBml sebanyak #$ cc.
!.2
#aran
=.#.6
ebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan P- dilaksanakan, perlu dilakukan persiapan
pada pasien sehingga tidak tampak gambaran udara dan feses yang dapat mengganggu
gambaran objek yang diinginkan.
=.#.#
-
7/26/2019 BAB I1 RPG
20/20
&obing, #$6$,Anatomi Ginal dan aluran &emih,http1BBsectiocadaveris.7ordpress.com, diakses 6?
5ei #$6=
http://sectiocadaveris.wordpress.com/http://sectiocadaveris.wordpress.com/http://sectiocadaveris.wordpress.com/
top related