bab 1.doc
Post on 11-Dec-2015
212 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan pernyataan bersama antara UNICEP, WHO, dan IDAI di
Jakarta pada tanggal 7 Januari 2004 mengenai pemberian makanan pada bayi,
dinyatakan bahwa pemberian air Susu Ibu (ASI) eklusif kepada bayi setelah lahir
pada tiga puluh menit pertama kelahiran, pemberian ASI saja atau ASI eklusif
kepada bayi sejak lahir sampai usia enam bulan dan pemberian makanan
pendamping ASI mulai bayi berusia enam bulan.
Bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain setelah berusia enam bulan,
dan tetap diberikan ASI sampai bayi berusia 2 tahun (Purwanti, 2004). Alasan
pengenalan makanan pendamping ASI mulai pada usia enam bulan pertama
adalah karena jumlah komposisi ASI kurang memenuhi kebutuhan energi bayi
ketika berusia enam bulan keatas. Kedua bayi pada saat berusia enam bulan sistem
pencernaannya mulai matur jaringan pada usus halus. Pada umumnya pori-pori
usus bayi berongga seperti saringan pasir, sehingga memungkinkan bentuk protein
ataupun kuman dapat langsung masuk dalam sistem peredaran darah dandapat
menimbulkan alergi. Pori-pori dalam usus bayi ini akan tertutup setelah berusia
enam bulan. Oleh karena itu pemberian MP_ASI sebaiknya dilakkan ketika bayi
sudah;
berusia enam bulan (Purwanti, 2004)
Lebih dari 40% angka kematian bayi usia 9- 11 bulan di negara
berkembang di akibatkan oleh pemberian makanan tambahan terlalu dini
1
Sedangakan angka kematian bayi yang diberi makanan tambahan pada usia
kurang dari 2 bulan mencapai 48% lebih tinggi. Pemberian makanan pendamping
ASI yang terlalu cepat beresiko mengganggu kualitas, kuantitas, maupun
keamanan makanan bayi. Depkes RI.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi/pemberian makanan yang cukup sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan kecerdasan bayi.
Dampak kekurangan makanan pada masa bayi akan diderita seumur hidup
(Carpenito, 1999)
Kekurangan gizi pada bayi bukan karena tidak minum susu formula, akan
tetapi tidak diberikan ASI dan makanan pendamping ASI secara benar.
Akibat pemberian ASI dan pemberian makanan pendamping ASI yang salah maka
sekitar 6,7 balita atau 27,3 % dari seluruh balita di Indonesia menderita kurang
gizi. Sebanyak 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk. www.pikiran .
rakyat.com/preprint . Dengan ASI eksklusif selama 6 bulan dan makanan
pendamping yang tepat bayi tidak saja tumbuh sehat dan cerdas tetapi juga
mengalami pertumbuhan emosi dan intelektual yang prima.
Untuk mencegah terjadinya keadaan gizi buruk, gizi kurang dan sekaligus
mempertahankan gizi baik pada anak dengan keluarga miskin , tahun 2002
Program Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK) telah
mendistribusikan MP-ASI dengan sasaran anak usia 6 – 11 bulan dengan
menggunakan dana dekonsentrasi di 30 propinsi (Depkes RI, 2003). Dalam rangka
menanggulangi gizi kurang pada bayi dan anak usia 6-24 bulan pada tahun 2004
Direktorat Gizi Masyarakat Dep Kes RI melakukan program pemberian MP-ASI
2
untuk anak usia 6-24 bulan di propinsi Jawa Barat, salah satunya adalah di
Kabupaten Bandung
Pada awal pemberian makanan pendamping ASI perlu diperhatikan beberapa
factor, diantaranya factor saluran cerna, factor kemampuan mengunyah dan factor
menelan. Jika saluran pencernaan bayi belum siap untuk menerima makanan yang
dinerikan, maka dalam pemberian MP-ASI sebaiknya dimulai dengan jumlah
yang sedikit dan secara perlahan-lahan jenis dan jumlahnya ditambah, karena
saluran cerna bayi perlu beradaptasi (Suryabudi, 1999). Pemberian MP-ASI yang
tidak bertahap akan membuat saluran cerna bayi tidak mampu beradaptasi dengan
segera dan dapat mengakibatkan diare (Suharjo,1992).
Ada teori yang mengatakan bahwa anak dari ibu yang memiliki pengetahuan
relative tinggi akan mendapat kesempatan hidup, tumbuh dan berkembang lebih
baik (Syamsudin A, 2000). Dari teori tersebut penulis merasa tertarik untuk
melihat apakah tingkat pengetahuan ibu dapat mempengaruhi keberhasilan
tumbuh kembang anak, termasuk dalam ketepatan pemberian makanan
pendamping ASI. Untuk mempertegas hal tersebut diatas, penulis juga melakukan
studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada petugas dan orang tua
Balita di Desa Srirahayu wilayah Kec. Cikancung Kabupaten Bandung Dari 10
ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan didapatkan data bahwa 2 orang ibu
memberikan MP-ASI pada saat bayi berusia 3 bulan, 3 orang ibu memberikan
MP-ASI pada saat bayi berusia 3,5 bulan, dan sisanya memberikan MP-ASI pada
saat bayi berusia 4 bulan. Dari 10 orang responden sebanyak 4 orang mengatakan
makanan yang pertama diberikan adalah pisang dengan alasan gampang dicerna
3
sedangkan sisanya 6 orang mengatakan makan yang pertama diberikan adalah
bubur susu dari took dengan alasan mudah didapat dan praktis.
Dengan adanya perilaku ibu yang memberikan makanan kepada bayi terlalu
dini yaitu kurang dari 6 bulan akan mengakibatkan terjadinya invaginasi pada
bayi, oleh karena itu pengetahuan ibu tentang ketepatan awal waktu pemberian
makanan pendamping ASI merupakan faktor penting yang memberikan arah
tindakan yang benar karena dalam pengetahuan terdapat proses pembelajaran
untuk perilaku yang menetap peneliti sudah mendapatkan kasus tersebut sewaktu
melakukan praktek Klinik di RSU dr. Slamet Garut,
Berdasarkan alasan- alasan diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti
dengan topic judul “Gambaran pengetahuan ibu tentang ketepatan awal pemberian
MP-ASI pada Bayi 0-6 bulan di Desa Srirahayu Kec. Cikancung Kab. Bandung
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada penelitian
ini adalah” Bagaimanakah Gambaran pengetahuan ibu tentang ketepatan awal
pemberian MP-ASI pada Bayi 0-6 bulan, di Desa Srirahayu Kec. Cikancung Kab.
Bandung
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan ibu dengan
ketepatan pemberian MP-ASI di Desa Srirahayu Kec. Cikancung Kab.
Bandung
2. Tujuan Khusus
4
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang ketepatan pemberian
MP-ASI
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu mengenai makan yang baik
untuk bayi
c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan meningkatkan
pengetahuan bagi ibu mengenai Makanan Pendamping ASI
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan identifikasi pengetahuan ibu
dengan ketepatan waktu pemberian MP-ASI pada bayi 0-6 bulan.
5
top related