bab 1, 2
Post on 02-Jan-2016
27 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Proyek
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,
transportasi darat, laut, dan udara.
Permasalahan transportasi yang terjadi bukan saja disebabkan oleh
terbatasnya prasarana transportasi yang ada, tetapi sudah ditambah lagi dengan
permasalahan lainnya. Pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat cepat,
terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang
berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, tingkat disiplin yang
rendah, dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan
transportasi menjadi semakin parah. Selama bertahun-tahun jalan yang sudah ada
perlahan - lahan akan mengalami kerusakan, sehingga akan mempengaruhi
kelancaran arus lalu lintas, kerusakan kecil yang terjadi tanpa ada perawatan dan
pemeliharaan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih berat, sehingga terjadi
penurunan pelayanan transportasi.
Untuk itu perencanaan jalan perlu disesuaikan dengan volume lalu lintas
yang akan dilayaninya, serta memenuhi syarat-syarat dalam pelaksanaanya.
Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa
aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Sejalan dengan hal tersebut diatas,
pemerintah dibawah Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pembangunan Jalan Dan
Jembatan Aceh Besar dan implementasi pekerjaan fisik berupaya mengusahakan
peningkatan arus lalu lintas menjadi sistem jaringan jalan lebih baik agar dapat
memacu pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya maupun politik bagi masyarakat
sekitarnya.
2
Kegiatan Pelebaran Jalan Krueng Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11
– 01A. 2), adalah salah satu diantara kegiatan Peningkatan Jalan yang berada di
Wilayah Aceh Besar dan dibiayai oleh Dana APBN Tahun Anggaran 2013.
Proyek yang akan dikerjakan adalah kegiatan peningkatan jalan Pelebaran Jalan
Krueng Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11 – 01A. 2), atau tepatnya dari
Sta. 16+115 (dari Banda Aceh) sampai dengan Sta. 17+615 (Desa Durung Ujung
Bate). Pada pelaksanaan, penulis melakukan kerja praktek dari Sta. 16+115 ke
Sta. 16+615.
Program peningkatan maupun rehabilitasi serta pemeliharaan jalan sangat
diperlukan sehubungan dengan adanya pertumbuhan/penambahan kuantitas
pemakaian jalan. Program tersebut memerlukan metode efektif dalam
perancangan, pelaksanaan fisik pekerjaan dan pengawasan sehingga dapat
diperoleh hasil yang optimal dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur–unsur teknis
keselamatan pengguna jalan, juga tidak sampai mengganggu ekosistem serta dapat
tercapainya unsur perencanaan.
Fungsi dari sistem transportasi yaitu pemberian pelayanan terhadap
masyarakat setempat. Untuk menunjang ekonomi suatu daerah harus diimbangi
dengan berkembangnya suatu sistem transportasi yang memadai., maka kebutuhan
jalan tersebut sebagai prasarana transportasi pada suatu daerah sangat penting
untuk dapat mempermudah kelancaran pemasaran hasil produksi, yaitu dalam
upaya menunjang perekonomian daerah tersebut.
Maksud dan tujuan Pekerjaan Peningkatan Jalan ini adalah supaya
pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara profesional sehingga kualitas hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan baik secara teknis, biaya
maupun waktu pelaksanaan. Dengan demikian, dapat menunjang upaya
pemerintah didalam peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan arus lalu lintas
barang dan jasa yang menggunakan sarana jalan.
Berdasarkan Berita Acara hasil pelelangan dengan dengan nomor kontrak :
Hk.02.03/Br.A3/032/APBN/2013 penyedia jasa proyek Pelebaran Jalan Krueng
Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11-01A. 2) adalah PT. Ayu Lestari Indah,
3
dengan sumber dana diperoleh dan dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2013.
1.2 Kedudukan Penulis
Kerja praktek ini berdasarkan surat pengantar dari ketua Jurusan Teknik
Sipil Universitas Syiah Kuala No. 21/KM11/1.31/1/DT/2013 yang ditujukan
kepada PT. Ayu Lestari Indah. Surat balasan dari Pemilik Proyek Pekerjaan
Pelebaran Jalan Krueng Raya - Batas Kota Banda Aceh (WIL. 11-01A. 2) penulis
ditempatkan sebagai peninjau lapangan dibawah bimbingan dari pengawas-
pengawas lapangan selama dua bulan terhitung mulai tanggal 1 April 2013
sampai 1 Juni 2013.
1.3 Tujuan Pelaksanaan Proyek
Tujuan pembangunan proyek ini adalah untuk memudahkan,
memperlancar dan memberikan pelayanan optimum pada arus lalu lintas serta
memberikan rasa aman kepada para pengguna jalan yang melintas di jalan
tersebut. Adapun tujuan lainnya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar
proyek tersebut.
1.4 Tinjauan Lapangan pada Proyek
Tinjauan yang penulis ambil yaitu, pekerjaan Galian, Urugan Pilihan
(Capping Layer), lapisan pondasi bawah (subbase course), pekerjaan lapisan
pondasi atas (base course). Panjang ruas jalan secara keseluruhan adalah 1500 m,
penulis melakukan peninjauan pada Sta. 16+115 sampai dengan Sta. 16+615
dengan lebar jalan 7 m dan bahu jalan 2 m. Data sekunder yang diperoleh berasal
dari konsultan pengawas dan data primer didapat dari hasil pengamatan lapangan.
4
1.5 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan kerja praktek ini sendiri adalah untuk mengikuti secara langsung
kegiatan dalam pelaksanaan kontruksi di lapangan, serta untuk mendapatkan
pengalaman praktek guna melengkapi pengalaman teoritis (pelajaran teori dari
bangku kuliah) untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa.
Penulis memilih proyek ini untuk melakukan kerja pratek sebagai syarat
menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
5
BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK
Kesuksesan suatu proyek dalam mencapai hasil yang maksimal sangat
tergantung pada perencanaan dan pelaksanaannya. Untuk menunjang keberhasilan
dan kelancaran pelaksanaan proyek, maka perlu adanya Organisasi pelaksanaan
proyek dimana diharapkan akan memperjelas tugas dalam proses manajemen dan
teknis konstruksinya. Hubungan antara unsur-unsur yang terlibat didalamnya
harus saling berinteraksi dengan baik, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan
sesuai dengan rencana ketentuan dan tugas organisasi proyek.
2.1 Struktur Organisasi
Organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang
melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan
kemampuan dan keahliannya masing – masing untuk mencapai suatu tujuan
sesuai dengan yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik
diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas
tinggi. Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan
fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan
tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk
proyek – proyek besar yang harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor, maka
pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan
yang disebut manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik
sebagai manajer.
Dalam pelaksanaan proyek perlu adanya suatu pengaturan struktur
organisasi. Organisasi proyek ini dibutuhkan untuk mempelancar pelaksanaan dan
keberhasilan pembangunan sehingga hasil yang diperlukan lebih maksimal dan
sesuai dengan rencana. Untuk tercapainya sasaran pelaksanaan sebagaimana
diharapkan, maka setiap unsur yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik
6
dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang
dan fungsinya masing-masing.
Untuk menjamin pelaksanaan proyek agar sesuai dengan segala ketentuan
yang ditetapkan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan-badan hukum
dan susunan organisasi pelaksanaan pekerjaan, dimana para pihak (stakeholder)
yang terlibat langsung dalam menangani proyek tersebut adalah:
1. Pemilik proyek;
2. Konsultan perencana;
3. Konsultan pengawas; dan
4. Pelaksana.
Masing-masing pihak organisasi tersebut mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang berbeda, akan tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait dan saling
menunjang antar satu sama lainnya. Di dalam pelaksanaan pekerjaan diharapkan
tercipta hubungan yang baik antara pihak tersebut sehingga dapat memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya.
2.2 Pemilik proyek
Pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau
pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek pelebaran jalan batas Kota
Banda Aceh adalah Pejabat Pengguna Anggaran atau Pengguna Barang Dinas
Pekerjaan Umum Kota Banda Aceh yang bersumber dari dana APBN tahun 2013
dengan tugas dan wewenang pengelolaan proyek diatur dalam suatu surat
keputusan bersama.
Dalam menjalankan kewajibannya tersebut, pemimpin proyek mempunyai
tugas dan wewenang antara lain sebagai berikut :
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek;
b. Mengadakan kegiatan administrasi;
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek;
7
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi (MK);
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor;
f. Membuat surat perintah kerja (SPK);
g. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan;
dan
h. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
2.3 Konsultan perencana
Konsultan perencana (consultant/designer) adalah suatu badan perorangan
atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana
untuk melakukan perencanaan. Perencana Proyek pelebaran jalan batas Kota
Banda Aceh adalah PT. ARIA GRAHA.
Tugas konsultan perencana adalah:
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
bangunan;
b. Membuat gambar kerja pelaksanaan;
c. Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan pembangunan (RKS)
sebagai pedoman pelaksanaan;
d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan;
e. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik kedalam desain
bangunan;
f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud diwujudkan; dan
g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
2.4 Konsultan pengawas
8
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek
(Owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat
berupa badan usaha atau perorangan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada
pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada
pelaksana (pemborong/kontraktor) jika dirasa perlu, agar pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam RKS. Petunjuk yang
diberikan mencakup bidang teknis dan administrasi. Konsultan pengawas pada
proyek ini merupakan orang yang ditunjuk oleh pemilik proyek yaitu PT. ARIA
GRAHA.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas dalam pelaksanaan proyek
adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja;
b. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek;
c. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek;
d. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan;
e. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja;
f. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan;
g. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek;
h. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana
proyek ; dan
i. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site
instruction).
2.5 Pelaksana (Contractor)
Pelaksana (Contractor) adalah badan hukum atau perorangan yang
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau
9
dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima
dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaaan proyek.
Yang bertindak sebagai pelaksana dalam proyek pelebaran jalan Krueng Raya
Batas Kota Banda Aceh adalah PT. Ayu Lestari Indah. Struktur organisasi
terlampir.
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana dalam pelaksanaan proyek
adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan
;
b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan
harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek ;
c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan
pekerjaan;
d. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan;
e. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah
disepakati;
f. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaaan terhadap kehilangan
dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan;
g. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan
yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material
ke tempat pekerjaan;
h. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktupenyelesaian pembangunan dengan
memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang
memerlukan tambahan waktu; dan
10
i. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
2.6 Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Organisasi Proyek
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tertentu
yang mencerminkan tingkat serta hubungan kerja dalam perusahaan tersebut.
Hubungan ini merupakan hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yaitu
antara pemilik proyek dengan perencana, pengawas, dan pelaksana merupakan
suatu cara untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasional dapat
terkoordinasi dengan baik dan dapat mencapai tingkat kesuksesan perusahaan
yang diinginkan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Hubungan ini dapat
dikelompokkan dalam dua jenis yaitu :
1. Hubungan kerja secara teknis; dan
2. Hubungan kerja secara hukum.
2.6.1 Hubungan secara teknis
Untuk mewujudkan pelaksanaan suatu proyek sehingga sesuai yang
direncanakan,terdiri dari pemilik proyek, pengawas (direksi) dan pelaksana
(kontraktor).Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin proyek dibantu oleh
pengawas (direksi) dan pelaksana (kontraktor) melalui surat perjanjian kontrak.
Direksi bertugas sebagai wakil pemimpin proyek dalam mengawasi jalannya
pelaksanaan proyek sesuai dengan perencanaan (bestek) yang telah direncanakan
antara pemilik proyek dengan perencana, agar memenuhi syarat teknis yang
ditetepkan. Sehubungan dengan itu maka direksi harus menyampaikan
(koordinasi) kepada pemimpin proyek mengenai kegiatan dilapangan dalam hal
lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Dalam pelaksanaan
direksi berkuasa penuh untuk menegur kontraktor apabila pekerjaan dilapangan
bertentangan dengan yang direncanakan. Apabila teguran direksi, baik secara lisan
maupun tulisan tidak diindahkan oleh kontraktor, maka direksi dapat
menghentikan seluruh pekerjaan.
11
Kontraktor bertugas melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan
(bestek) yang telah ditentukan, dalam pelaksanaan pekarjaan kontraktor mendapat
pengawasan dari direksi, jadi tidak berhubungan langsung dengan pemimpin
proyek dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Perencana dapat menegur atau
memerintah secara langsung setiap pekerjaan dilapangan tanpa melalui direksi.
Hal ini disebabkan karena antara perencana dengan kontraktor tidak ada hubungan
kerja, sedangkan antara perencana dengan direksi terdapat garis konsultasi,
dengan hubungan kerja sebagai berikut ini:
Dari Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa hubungan pemilik proyek dengan
perencana, pengawas dan pelaksana terdapat hubungan vertikal. Dalam hal ini
semua masalah teknis perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek
diserahkan oleh pimpinan proyek kepada PT. Ayu Lestari Indah, maka jika
terdapat suatu masalah teknis akan dibahas bersama. Pelaksana proyek
dipercayakan kepada PT. Ayu Lestari Indah sebagai kontraktor. Bila terdapat
masalah teknis, pemimpin proyek tidak dapat mengemukakan langsung kepada
Gambar 2.1 Struktur hubungan kerja secara hukumSumber : Ervianto, 2005
Pimpinan Proyek
Kons.Perencana Kontraktor
BiayaBiayaJasa
Bangunan
Persyaratan Teknis
Realisasi
Kontrak Kontrak
Peraturan Pelaksanaan
Kons.Pengawas
12
kontraktor (pelaksana), melainkan harus melalui PT. ARIA GRAHA. sebagai
pengawas.
2.6.2 Hubungan secara hukum
Menurut Ervianto (2002:41), kedudukan masing-masing pihak secara
hukum adalah sama dan terikat dalam kontrak. Oleh karena itu seluruh pihak
harus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama. Untuk lebih jelasnya kedudukan masing-masing pihak secara
hukum dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Pada gambar terlihat pemilik proyek bertindak selaku pemberi dan
pengatur jalannya proyek demi keberhasilan dan kelancaran pekerjaan. Melalui
pemimpin proyek ini diadakan perjanjian atas nama pemilik proyek dengan pihak
Konsultan dan Kontraktor.
Gambar 2.2 Struktur hubungan kerja secara teknisSumber : Ervianto, 2005
Pimpinan Proyek
Kons.Perencana Kontraktor
BiayaBiayaJasa
Bangunan
Persyaratan Teknis
Realisasi
Kontrak Kontrak
Peraturan Pelaksanaan
Kons.Pengawas
13
Pemilik atau pemimpin proyek, konsultan dan kontraktor mempunyai
kedudukan yang sama secara hukum. Masing-masing pihak dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan kedududukan serta wewenangnya masing-masing dan tidak
boleh menyimpang dari yang tercantum dalam kontrak, sehingga tidak ada pihak
yang harus disalahkan atau dirugikan.
2.7 Pelaksanaan Pelelangan (Tender)
Menurut Ervianto (2002:43), pelelangan adalah Serangkaian kegiatan
untuk menyediakan barang/jasa dengan cara meningkatkan persaingan yang sehat
di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak
yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia terbaik.
Panitia lelang dibentuk oleh pimpinan proyek yang terdiri dari ketua,
sekretaris dan beberapa anggota. Berdasarkan hasil rapat, maka akan dibuat berita
acara yang ditandatangani oleh panitia lelang dan dua orang yang mewakili
rekanan. Semua rekanan yang diundang adalah rekanan yang lulus kualifikasi dan
tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM).
Penentuan pelaksanaan proyek pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Pelelangan Umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat
dapat mengikutinya;
2. Pelelangan Terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
dilakukan di antara pemborong/rekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan
Mampu (DRM);
3. Pemilihan Langsung adalah pelelangan dengan cara memilih penyedia
barang/jasa yang dilakukanan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya
penawaran, sekurang-kurang 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah
lulus prakualifikasi;
14
4. Penunjukan Langsung adalah penentuan secara langsung pelaksana pekerjaan
bangunan maupun pengadaan barang/jasa tanpa melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas, yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) dan
melakukan negosiasi penawaran secara teknis dan administratif serta perhitungan
harga yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini hanya dapat dilakukan
dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus; dan
5. Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dan dikerjakan
dan di awasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah
borongan tenaga. Jenis pekerjaan yang memungkinkan dilaksanakan metode ini
adalah pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis sumber daya
manusia, pekerjaan yang bersifat rahasia, dan pekerjaan untuk proyek
percontohan.
Pelelangan umum dapat dilakukan apabila sebuah pekerjaan memiliki nilai
Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau lebih. Apabila pekerjaan bernilai
kurang dari Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) maka dapat dilakukan
penunjukan langsung.
Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
b. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan diadakan;
c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
d. Menetapkan tata cara pelelangan;
e. Melaksanakan pelelangan;
f. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang; dan
g. Membuat laporan dan pertanggungjawaban kepada pimpinan proyek.
Setelah penawaran dan pembukaan surat penawaran dilakukan diadakan
nilai penawaran. Tujuan ini adalah untuk mendapatkan penawaran yang paling
menguntungkan dalam arti :
a. Penawaran secara teknis dan administrasi dapat dipertanggungjawabkan;
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan; dan
15
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran-penawaran yang
memenuhi syarat sebagaimana disebut pada butir (1) dan (2).
Pada Proyek pelebaran jalan Krueng Raya batas Kota Banda Aceh ini,
pengadaan jasa pelaksana proyek dilakukan dengan cara pelelangan umum yang
dimenangkan oleh PT. Ayu Lestari Indah.
2.8 Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada proyek ini adalah tenaga kerja yang berasal dari Aceh
dan luar Aceh. Dalam menjalankan kewajiban atas pekerjaan, mereka
diklasifikasikan menurut keahliannya masing-masing, dan melaksanakan
pekerjaaan mereka dikepalai oleh seorang tenaga ahli. Untuk menjamin
kelancaran dalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor tidak menyediakan tempat
tinggal bagi pekerjanya di lokasi proyek dikarenakan pekerja mempunyai tempat
tinggal berupa rumah/tempat tinggal yang tidak terlalu jauh dari lokasi proyek
tersebut. Upah kerja yang dibayarkan kontraktor kepada kepala tenaga ahli
berdasarkan prestasi kerja dan tenaga ahli tersebut membayar upah harian kepada
pekerja sesuai dengan pekerjaan masing-masing serta berbeda menurut keahlian,
kemampuan dan kerja per hari waktu kerja ditentukan, yaitu :
1. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB; dan
2. Sore mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB.
2.9 Peralatan
Peralatan adalah mesin-mesin dan alat-alat lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan, pemeliharaan, atau pekerjaan sementara, tetapi tidak
termasuk dalam istilah material (bahan) atau alat-alat yang merupakan bagian dari
pekerjaan permanen.
Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan
yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus
disetujui oleh Direksi dalam hal pembuatannya, pabrik pembuatannya, nomor
pengenal, kondisi, dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan. Kontraktor wajib
16
mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya. Kontraktor dalam keadaan
apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau
seluruhnya tanpa persetujuan dari Direksi.
Kontraktor juga diharuskan untuk mempersiapkan alat-alat yang
diperlukan untuk melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan sebelum tahap dari
pekerjaan tersebut dimulai. Penyediannya di tempat pekerjaan dan persiapannya
harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari Direksi.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang
akan mengganggu pelaksanaan kerja harus segera diperbaiki atau diganti
sedemikian sehingga Direksi mengganggap pekerjaan dapat dimulai adalah :
1. Motor grader merupakan mesin konstruksi dengan pisau panjang yang
digunakan untuk membuat permukaan yang rata. Tumpukan material pada
proses sebelum pemadatan lapisan jalan dilakukan sebelumnya diratakan
dengan alat motor grader ini dengan blade yang ada di bawahnya yang
dapat di gerak gerakkan.
2. Dozer merupakan traktor yang dipasangkan blade dibagian depannya.
Blade berfungsi untuk mendorong, atau memotong material yang ada
didepannya. Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau
buldozer adalah:
1) mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan,
2) pembukaan jalan baru,
3) pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m,
4) membantu mengisi material pada scrapper,
5) menyebarkan material,
6) mengisi kembali saluran,
7) membersihkan quarry.
3. Compactor (Alat pampat tanah) berfungsi sebagai alat pemadatan lapisan
perkerasan. Setelah taburan material diratakan dengan menggunakan alat
berat motor grader kem udian dipadatkan dengan menggunakan
compactor.
17
4. Ekskavator merupakan konstruksi alat-alat berat yang terdiri dari bucket,
boom dan cab pada platform berputar yang biasa disebut house. House ini
berada di atas sebuah undercarriage dengan trek atau roda. Semua gerakan
ekskavator dikendalikan melalui penggunaan fluida hidrolik, biasanya
dengan motor. Desain ini merupakan pengembangan dari sekop uap.
Kegunaan ekskavator antara lain:
1. Menggali parit, lubang, dan fondasi;
2. Penanganan masalah kehutanan;
3. Pembongkaran;
4. Angkat berat, misalnya mengangkat dan menempatkan pipa;
5. Pertambangan; dan
6. Pengerukan sungai.
Ekskavator dibuat dalam berbagai ukuran, yang berukuran kecil
disebut ekskavator mini. Mesin dalam ekskavator mengendalikan pompa
hidrolik. Biasanya ada 3 pompa, dua pompa utama adalah untuk memasok
minyak pada tekanan tinggi (sampai 5000 psi) untuk motor putar dan
jalan, dan yang ketiga adalah tekanan yang lebih rendah (700 psi) untuk
Pilot Control. Dua bagian utama dari sebuah ekskavator adalah
undercarriage dan house. Undercarriage termasuk pisau (jika terpasang),
trek, frame trek, dan final drive, yang memiliki motor hidrolik dan gerigi
yang memberikan dorongan untuk trek individu dan house, counterweight,
mesin, bahan bakar, dan tangki minyak hidrolik. House tersebut menempel
pada undercarriage yang memungkinkan mesin untuk berputar 360° tanpa
hambatan.
Sebelum tahun 1990an, semua ekskavator memiliki counterweight
yang panjang atau konvensional yang menggantung dari belakang mesin
untuk memberikan kekuatan menggali dan kapasitas angkat lebih banyak.
Ini menjadi gangguan saat bekerja di daerah yang sempit. Pada tahun
1993, Yanmar meluncurkan ekskavator Zero Tail Swing yang pertama di
dunia, yang memungkinkan ekskavator berputar penuh, sehingga
18
pengunaannya menjadi lebih aman dan lebih mudah dikendalikan bila
digunakan dalam ruangan sempit. Jenis mesin seperti ini sekarang banyak
digunakan di seluruh dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemampuan ekskavator hidrolik
telah berkembang jauh melampaui tugas-tugas galian dengan buckets.
Dengan munculnya ekskavator bertenaga hidrolik seperti breaker,
grappler atau auger, ekskavator menjadi sering digunakan dalam banyak
aplikasi selain penggalian. Adanya ekskavator pun menjadikan mesin-
mesin lain menjadi lebih berguna dalam bekerja. Ekskavator biasanya
digunakan bersama-sama dengan loader dan buldoser.
5. Dump Truck berfungsi sebagai alat angkut material. Dalam pekerjaan
galian bawah tanah yang berukuran besar, ekscavator terutama backhoe
sering digunakan, dan pada pelaksanaannya dibantu oleh alat pengangkut,
seperti dump truck yang berfungsi untuk mengangkut tanah hasil galian
dan membuangnya ke tempat pembuangan dump site.
6. Vibrating Roller, Dengan alat ini jenis material seperti pasir, kerikil, dan
batuan pecah dapat dipadatkan dengan lebih baik karena alat ini
memberikan tekanan dan getaran terhadap material dibawahnya. Dengan
adanya getaran maka partikel yang lebih kecil mengisi rongga diantara
partikel-partikel yang lebih besar.
7. Tangki air diperlukan pada proses pemadatan material lapisan perkerasan
karena dengan adanya air, maka tanah dapat dengan cepat turun sehingga
proses pemadatan dapat dilakukan degan cepat.Maka diperlukan sebuah
truk yang dibelakangnya terdapat tangki air yang kemudian menyiram
lapisan permukaan perkerasanr yang berfungsi untuk meningkatkan suhu
aspal sesuai dengan ketentuan. Selain itu juga, alat ini dilengkapi dengan
pomp yang membantu dalam penyemprotan aspal cair. Aspal cairbini
berfungsi untuk mengikat campuran aspal yang kemudian yang kemudian
akan dihamparkan diatasnya (prime coat).
8. Asphalt Sprayer merupakan truck yang dimodifikasi sesuai dengan
fungsinya. Fungsi dari alat ini adalah menghamparkan aspal cair ke atas
19
permukaan pondasi jalandengan kecepatan yang sama. Tangki pada
distributor aspal mempunyai sistem yang dapat mempertahankan suhu
aspal dan pada alat ini juga dilengkapi burnet
9. Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal yang
dihasilkan dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis asphalt finisher
yaitu jenis crawler yang menggunakan roda kelabang dan jenis roda karet.
Kelebihan dad asphalt finisher roda kelabang adalah dalam hal daya
ambang (flotation), traksi, dan penghamparannya lebih halus serta lebih
datar dibandingkan asphalt finisher yang menggunakan roda karet dengan
ukuran yang sama. Kelebihan dad asphalt finisher roda karet adalah dalam
hal manuver yang lebih cepat.
10. Pneumatic Tire Roller adalah alat roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas
roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic). Susunan dari roda muka
dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh
roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda-roda ini
menghasilkan "kneading action" (tekanan) terhadap tanah sehingga
membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan oleh roda terhadap
permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Makin
besar tekanan ban, makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah.
Sumbu dari roda dapat "bergoyang" mengikuti perubahan permukaan
tanah, hal ini dapat memperbesar "kneading action" tadi. Pneumatic tired
roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan bahan granular,
juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai
"penggilas antara". Sebaiknya tidak digunakan untuk menggilas lapisan
yang berbatu dan tajam karena akan mempercepat kerusakan pada roda-
rodanya. Bobotnya dapat ditingkatkan dengan mengisi zat cair atau pasir
pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda biasanya 9 sampai 19 buah,
dengan konfigurasi 9 buah (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5
roda depan dan 6 roda belakang), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda
belakang), 15 buah (7 roda depan dan 8 roda belakang).
20
11. Tandem Roller adalah terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3
(three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk
mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan
aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang
sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8-14 ton, penambahan
berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara
25% - 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan
kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle
tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas
batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda
penggilasnya.
Dalam Proyek Paket Pekerjaan Pelebaran jalan Krueng Raya batas Kota
Banda Aceh ini memiliki langsung seluruh peralatan yang dibutuhkan tanpa perlu
menyewa. Sehingga proyek tersebut lebih ekonomis.
top related