askep (rsj) gg eksp.marah
Post on 16-Feb-2015
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn “M” DENGAN GANGGUAN
EKSPRESI MARAH : AMUK DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT JIWA MATARAM
Di Susun Oleh :
M. Sapoan Hadi
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
2005
LANDASAN TEORI
EKSPRESI MARAH: AMUK
I. PENGERITAN MARAH.
Menurut sudasono (1993; 146)
Marah adalah suatu pelampiasan atas ketegangan atau masalah yang timbul
kegagalan dalam pencapaian tujuan, emosi yang memuncak.
II. PEROSES TERJADINYA MARAH
Marah timbul akibat stress yang menyebabkan kecemasan. Kecemasan dapat
menimbulkan kemarahan akibat adanya perasaan yang tidak menyenangkan.
Respon marah pada tiap individu berbeda-beda dan respon marah dapat
berfluktuasi dalam suatu rentang.
1. Respon terhadap marah
Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu :
a. mengungkapkan secara verbal.
Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan menyakiti
orang lain, tentunya perasaan marah tersebut dapat dipahami oleh orang
lain dan hal ini akan memberikan rasa lega, ketegangan menurun dan
perasaan marah dapat teratasi.
b. Menekan atau melarikan diri.
Perilaku yang tidak asertif seperti menekan perasaan marah atau melarikan
diri dari perasaan marahnya sehingga rasamarah tidak terungkap. Marah
yang drmikian menimbulkan rasa permusuhan yang lama dan pada suatu
saat dapat menimbulkan marah yang destruktif ditujukan pada diri sendiri.
c. Menentang.
Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku agresif dan
menantang, biasanya dilakukan individu karena merasa kuat. Cara yang
demikian tentunya tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat
menimbulkan marah yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan amuk
yang ditujukan kepada orang lain maupun lingkungan.
2. Rentang respon marah.
a. Rentang adaptif
1) Pernyataan.
Respon marah dimana induvidu mempu menyatakan atau
mengungkapkan tanpa menyakiti oranglain akan memberikan kelgaan
pada individu dan tidak menimbulkan masalah.
2) Prustasi
Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan, karena
tujuan yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian
tujuan.
b. Rentang maladaptive
1) Pasif
Keadaan dimana individu tidak dapat mengungkapkan perasaan yang
sedang dialaminya.
2) Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu
untuk menuntut suatu yang benar dalam bentuk destruktif dan masih
terkontrol
3) Amuk
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan control
diri, individu dapat merusak diri sendiei, orang lain danlingkungan.
III. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN MARAH
1. Faktor predisposisi
Faktor yang menybabkan ekspresi marah adalah:
a. Faktor biologis
1) Teori dorongan naluri
Perilaku agresif disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang
sangat kuat.
2) Teori psikomatik
Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon psikologis
terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan./
b. Faktor psikologis
1) Teori agresif dan frustasi.
Frustasi terjadi apabila keinginan individu mencapai suatu kegagalan
dan akan terhambat
2) Teori perilaku
Kemarahan adalah respon belajar dapat dicapai apabila ada fasilitas
yang mendukung
3) Teori eksistensi
Apabila kebutuhan dasar manusia terpenuhi.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn “M” DENGAN GANGGUAN
EKSPRESI MARAH : AMUK DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT JIWA MATARAM
Ruang : Melati
Nomor CM : 0157 84
Tanggal MRS : 07/06/05
I. IDENTITAS
Nama : Tn “M”
Umur : 43 Thn
Suku bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Alamat : Desa Rumak Timur, Kec. Kediri, Kab. Lombok
Barat
Nama penanggung jawab : Tn “S”
Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Kepala Desa
Hubungan dengan klien : Keponakan
Alamat : Desa Rumak Timur, Kec. Kediri, Kab. Lombok
Barat
II. ALASAN MASUK RSJ
Klien masuk Rumah Sakit Jiwa Mataram dengan keluhan bicara kasar, tampak
tegang, berteriak-teriak gaduh gelisah dan ingin melempar setiap orang yang
lewat.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi kekerasan terhadap orang lain dan diri
sendiri
III. FAKTOR PENDUKUNG
Keluarga klien mengatakan selama 1 bulan klien tidak pernah control ke
Puskesmas dan pada hari minggu kemarin pada saat gotong royong penyakit
klien tiba-tiba kambuh, mengamuk, mengumpat dan melempar setiap orang
yang lewat.
a. Riwayat Pengobatan.
Pada bulan September 2004 lalu klien pernah menjalani rawat inap dengan
keluhan yang sama, dapat sembuh dan bekerja seperti biasa dan tetap
control di Puskesmas Kediri tapi selama 1 bulan klien tidak pernah control
lagi.
b. Hubungan social
Sebelum penyakit klien kambuh hubungan dengan masyarkat desanya baik,
akan tetapi setelah penyakit klien kambuh tidak ada yang berani mendekati
klien karena klien mengamuk dan melempar.
c. Spiritual
Sebelum penyakit klien kambuh klien selalu mengikuti acara-acara
keagamaan seperti pengajian dll, tetapi setelah sakit klien hanya bisa
terbaring di atas tempat tidur akibat kaki dan tangan klien diikat
IV. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Klien saat ini terlihat kotor dan dalam keadaan tidak berpakaian
lengkap hanya menggunakan sarung dan dalam keadaan terikat tangan
dan kaki.
b. Pembicaraan
Klien sering mengumpat setiap orang yang mendekati klien, verbal
klien sedang dan inkohern, pertanyaan yang ditanyakan tidak sesuai
dengan jawaban yang diberikan, klien mengatakan “kenapa saya
diikat, sundel kamu”
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal.
c. Aktifitas motorik
Klien tampak tegang, gaduh gelisah, klien tampak memberontak,
bicara kasar, mengamuk.
Masalah keperawatan : Amuk
d. Afek
Selama pengkajian ditemukan bahwa afek klien cukup serasi
(Apropriate affect) yaitu bila klien marah ekspresi wajah tampak
tegang.
e. Persepsi
klien mengatakan melihat bayangan, dan sering mendengar suara-
suara yang mengancam dank lien sering memandang keatas seolah-
olah melihat sesuatu.
f. Isi fikir
Ditemukan pada diri klien waham kebesaran.
g. Memori
Daya ingat baik tidak ditemukan adanya gangguan daya ingat baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
h. Tingkat konsentrasi
Mudah beralih
i. Daya tilik diri.
klien menyangkal bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
V. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Tidak ditemukan riwayat pernah mengalami trauma masa lalu dan riwayat
pernah mengalami penganiayaan fisik.
a. Genogram
Keterangan:
: laki-laki (klien)
: wanita
: yang tinggal serumah dengan klien
b. Konsep diri
- Citra diri
Klien mengatakan sangat senang dengan tubuh yang telah diberikan oleh
Allah S.W.T
- Identitas
Klien mengenal identitas dirinya yaitu mempunyai istri dan anak 4
orang.
- Ideal diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang kaya yang memiliki
banyak uang.
- Harga diri
Klien mengatakan “saya diremehkan dan tidak dipercayai oleh keluarga
kalau saya memiliki uang yang banyak dan dapat membeli apa yang
saya inginkan”, sering memalingkan wajahnya ketika diajak berbicara.
Masalah keperawatan : harga diri rendah.
- Peran
Sebagai kepala rumah tangga dan mencari nafkah bagi istri dan anaknya.
VI. MEKANISME KOPING
Ketika mengkaji klien dan keluarga didapatkan data mengenai koping klien jika
menghadapi suatu masalah yaitu selalu membicarakan dengan istrinya.
VII. DIAGNOSA MEDIS
Adapun diagnosa medis Tn “M” : skizoprenia
VIII. FARMAKOTERPI
IX. DAFTAR MASALAH
a. Resiko tinggi kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain
b. Gangguan ekspresi marah: amuk
c. Kerusakan komunikasi verbal
d. Perubahan sensori perceptual: halusinasi pengelihatan dan
pendengaran
X. POHON MASALAH
Akibat Resiko tinggi menciderai orang lain kerusakan komunikasi
verbal
Masalah Utama perubahan proses pikir
Penyebab perubahan sensori Perceptual: halusinasi Verbal dan akustik
Gangguan konsep diri: harga diriRendah kronis
penatalaksanaan regi-men terapeutik inefe-ktif
Reaksi depresi suppor system dalam keluarga inefektif
Gangguan ekspresi marah: amuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No. Data Masalah1. Data subyektif.-
Data obyektif.- Bicara kasar, tampak tegang, gaduh
gelisah- Teriak-teriak, berontak- Melempar setiap orang yang lewat
Resiko kekerasan terhadap diri dan orang lain.
2 Data Subyektif:- Klien Mengatakan kenapa saya diikat,
sundel kamu!!!Data obyektif
- Bicara kasar, tampak tegang, gaduh gelisah
- Melempar setiap orang yang lewat- Teriak-teriak, berontak.
Amuk
3 Data Subyektif.- Klien mengatakan kenapa saya diikat,
sundel kamuData Obyektif
- Bicara kasar, menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
Kerusakan komunikasi verbal
4 Data Subjektif- Klien mengatakan “melihat bayangan
dan sering mendengar suara-suara yang mengancam
Data Obyektif:- Klien tampak gelisah- Klien memandang keatas seolah-olah
melihat sesuatu.
Perubahan sensori perceptual: halusinasi pendengaran dan penge-Lihatan.
2. Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan setelah melakukan pengkajian
terhadap Tn “M” antara lain:
a. Resiko tinggi kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan
amuk.
b. Gangguan ekspresi marah: amuk berhubungan dengan halusinasi
pendengaran dan pengelihatan
c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses
piker.
d. Perubahan sensori perceptual: halusinasi pendengaran dan pegelihatan
berhubungan dengan harga diri rendah
top related