askep gangguan motilitas

Post on 10-Dec-2016

234 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ASKEP GANGGUAN MOTILITAS

DIANA IRAWATI

GI ANATOMY FISIOLOGY

GI TRACK Mulut Esofagus Lambung Duodenum Jejunum dan Ileum Kolon

FISIOLOGI ESOFAGUS Melanjutkan makanan halus ke lambung Mukosa esofagus, mensekresikan cairan dan

semacam lendir untuk melicinkan permukaan sehingga bolus makanan turun lancar pada permukaan mukosa yang licin.

Proses peristaltik bermula dari proses menelan.

PROSES MENELAN Menurut Magendi Fase I : Fase ini dimulai dengan gerakan bolus dari

mulut kedalam farinks yang dibantu oleh gerakan lidah keatas yang disertai penekanan dan pendorongan, (0.3 dtk)

Fase II : Bolus melalui farinks kedalam esofagus yang terjadi secara reflektoris, karena rangsangan, berjalan sangat cepat ± 1 detik.

Fase III : Makanan didalam esofagus akan didorong kedalam lambung, selanjutnya makanan padat sampai dibagian bawah esofagus.

FISIOLOGI LAMBUNG Menampung makanan Melumatkan dan mencerna makanan Melanjutkan makanan Sebagai pertahanan terhadap

mikroorganisme berbahaya melalui sekresi asam lambung

Fungsi endokrin

FISIOLOGI LAMBUNG Fungsi pencernaan dilakukan dengan

mengaduk, melumatkan seolah-olah digiling menjadi adonan homogen yang lunak sampai cair.

Bolus makanan mudah dilanjutkan melalui sfingter pilorus, mudah dicerna usus kecil dan juga supaya zat nutrien serta air mudah diabsorpsi.

Fungsi menampung/reservoir dan melumatkan, kemudian melanjutkan makanan.

FASE SEKRESI ASAM LAMBUNG Fase Cephalic: Menggunakan jalur

neurogenik, yaitu dengan melihat makanan yang disukai, informasi dilanjutkan dari otak pengelihatan ke lokus. Kemudian memberi sinyal ke sistem limbik dan hipotalamus lalu diteruskan ke nukleus N. Vagus lalu ke sel parietal.

Fase Gastric: Saat makanan memasuki lambung, terjadi inisiasi fase gastrik dari sekresi asam lambung. Fase ini terbagi menjadi 2 komponen. Komponen fisik yang disebabkan oleh distensi lambung dan komponen kimiawi.

Fase ini berakhir 3-4 jam kemudian. Sekresi yang dikeluarkan bersifat asamdan banyak mengandung pepsin.

FASE SEKRESI ASAM LAMBUNG

Fase Intestinal : Bolus telah sampai di duodenum dan yejunum, sekresi lambung berjalan terus setelah 1-3 jam.

Asam lambung (HCl) yang masuk ke duodenum dan intestine menimbulkan sinyal terbentuknya hormon nonsekretin dan kolesitokinin yang berfungsi menghambat/inhibisi terhadap sekresi asam lambung.

FASE SEKRESI ASAM LAMBUNG

KLASIFIKASI NEUROGASTROENTEROLOGI GI MOTILITY DISORDERORGAN GI MOTILITYESOFAGUS Akhalasia, spasme esofageal.

Ineffective esophageal motility

LAMBUNG Gastroparesis, gastric disrelaxation

SMALL INTESTINE Enteric dismotility, intestinal pseudo obstruction.

COLON Hirschprung’s disease, fecal incontinence, anismus.

GI MOTILITY Mengolah dan mencampur partikel makanan

menjadi nutrien dengan bantuan enzim pencernaan sehingga mudah diserap.

Gerakan peristaltik membantu membersihkan proximal intestine dan membersihkan sisa-sisa makanan serta bakteri dalam bentuk feses, serta mengekresikan produk sisa tersebut.

Mengalirkan kyme ke duodenum.

GI MOTILITY Regulasi nervus central Regulasi sistem saraf otonom dan enteric

nervus system Proses regulasi peptida, neurotrasmitter

serta memproduksi hormon sehingga terbentuk kyme.

ACHALASIA Gangguan (penurunan) gerakan peristaltik dan

gangguan relaksasi dari sfingter esofagus bawah (lower esophageal sphincter, LES).

Gangguan motorik yang mengenai segmen otot polos di 2/3 bawah esofagus, akibat dari degenerasi neuron pleksus myenterik intramural.

Gangguan motilitas primer esofagus yang ditandai oleh kegagalan sfingter esofagus bagian distal yang hipertonik untuk berelaksasi pada waktu menelan makanan dan hilangnya peristalsis esofagus

ACHALASIA

Akibat terjadi gangguan relaksasi LES dan hilangnya peristaltik, yang menimbulkan disfagia, nyeri dadan dan regurgitasi.

Klasifikasi: Dibuat berdasarkan sindrome utama, sindrom klinik, kelainan motilitas esofagus, patofisiologi dan anatomi.

Efek akalasia akan menyebabkan berkurangnya peristaltik esofagus, sehingga mengganggu pengosongan esofagus.

ETIOLOGI Achalasia Primer Genetik Infeksi virus Penyakit autoimun Degenerasi neuron Achalasia Sekunder Achalasia familial Sarkoidosis Sindrom sjorgen

EPIDEMIOLOGI Jarang dijumpai Prevalensi < 1/10.000 penduduk Insidensinya bervariasi antara 0,03-

1/100.000 penduduk pertahun. Laki-laki dan perempuan seimbang Dapat meuncul pada segala usia, namun

insiden tertinggi dijumpai pada dekade ke-7.

GAMBARAN KLINIS Disfagia terhadap makanan cair dan

padat Nyeri dada Tidak bisa sendawa Membutuhkan waktu lebih lama pada

saat makan Gangguan menelan jangka panjang

menyebabkan penurunan berat badan, regurgitasi, nyeri dada dan batuk dimalam hari.

GERD(GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE) Kembalinya aliran isi lambung atau

duodenum melewati LES menuju esofagus. Keluhan utama: nyeri ulu hati, dengan lesi

atau tidak pada esofagus. ETIOLOGI: Gangguan pengosongan

lambung, penurunan tekanan relaksasi, penurunan resistensi mucosa esofagus terhadap asam lambung.

FISIOLOGI DUODENUM Pada duodenum, sudah ada proses digesti dan

absorpsi. Absorpsi air, glukosa, Fe++ (zat besi), kalsium,

magnesium, gliserol, asam lemak, asam amino, vitamin, natrium dan magnesium.

Sekresi hormon sekretin dan kolesitokinin Cairan empedu dan pankreas dalam 24 jam ±

2000cc

KONDISI PATOLOGI KELUHAN Resiko aspirasi Mual Muntah Distensi abdomen Diare

FISIOLOGI JEYUNUM DAN ILEUM

Fungsi digesti dan absorpsi semua nutrien

Sel mukosa jejunum mensekresi enzim dipeptidase dan lipase

Pada ileum terminal mengabsorpsi asam empedu dan vitamin B12.

FISIOLOGI KOLON Absorpsi air dan elektrolit Pembentukan feces yaitu proses

pembusukkan (putresifikasi) Pemadatan Reservoir feces agar dapat dikeluarkan pada

saat yang tepat sesuai kebiasaan. Tidak ada proses digesti Terjadi absorpsi glukosa oleh mukosa kolon

PENGKAJIAN Kaji bising usus• Lakukan auskultasi, adanya suara bising

usus menandakan fungsi GI Motility• Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak

ada, hypoactive• Kaji manifestasi gejala yang muncul• Sejak kapan keluhan tersebut dirasakan• Riwayat penyakit sebelumnya

NURSING DIAGNOSIS Perubahan nutrisi kurang Resiko kurang volume cairan Resiko gangguan eliminasi fecal Resiko gangguan rasa nyaman nyeri

INTERVENSI KEPERAWATAN

Sesuaikan dengan diagnosa yang muncul

Buat yang aplikatif Mencakup tindakan mandiri dan

kolaborasi

top related