analisis studi kelayakan usaha bisnis (studi pada sentra
Post on 02-Oct-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS
(Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Jl. Simanindo- Pangururan, KM 5,5, Desa Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
100907099
FRANDY DEONESIUS NAIBAHO
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
Universitas Sumatera Utara
Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun keatasnya, dan
menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang
mengerjakannya menerima berkat dari Allah; Tetapi jikalau tanah itu
menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan
sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
Ibrani 6: 7-8
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : Frandy Deonesius Naibaho
NIM : 100907099
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Judul : ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS
(Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Jl. Simanindo- Pangururan, KM 5,5, Desa Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir)
Medan, Mei 2014
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis
Melanthon Rumapea, SE, Msi (Ak) NIDN: 0116116903 NIP. 195908161986111001
Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Dekan FISIP USU
NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS
(Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Jl. Simanindo- Pangururan, KM 5,5, Desa Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir)
Nama : Frandy Deonesius Naibaho
NIM : 100907099
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis
Dosen Pembimbing : Melanthon Rumapea, SE, Msi, Ak
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan Strategi yang dijalankan Pemerintah dalam mendongkrak perekonomian masyarakat. berbagai sektor produksi digerakkan oleh Pemerintah dengan membina Masyarakat untuk mampu berwirausaha. Seperti halnya di Kabupaten Samosir, Sentra Tenun IKM Bintang Maratur merupakan salah satu program yang dijalankan dengan produksi utamanya adalah Ulos Fashion. pada perkembangannya, Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika br Manik ini mampu menambah variasi Cindera mata yang baru dari Pulau Samosir serta memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat
Tujuan dari penelitian ini adalah (1 ) Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila dikaji dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya. (2)Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila dikaji dari aspek finansial.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan wawancara terstruktur. Data sekunder diperoleh melalui dokumen dan laporan instansi terkait. Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk Aspek Non Finansial dan pendekatan kuantitatif untuk Aspek Finansial yang selanjutnya hasil dari pengolahan data ini akan di interpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan tentang studi kelayakan usaha bisnis.
Berdasarkan Hasil Analisis dari Aspek Non Finansial Usaha Sentra Tenun IKM Bintang Maratur menunjukkan layak dilaksanakan atau dikembangkan. Sedangkan Hasil Analisis dari Aspek Keuangan yang menggunakan Metode Perhitungan NPV dan IRR menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar 11.958,8 yang berarti NPV > 0 dan IRR sebesar 15,46% lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku (DF) 10% menunjukkan bahwa usaha Ulos fesyen pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur layak dijalankan.
Kata kunci: Sentra Tenun, IKM, Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis, Aspek Finansial, aspek Non Finansial
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The feasibility study analysis business venture
( Study In Sentra Tenun Ikm Bintang Maratur, Simanindo- Pangururan Street, Km 5,5, Lumban Suhi Viilage, Sub-Districts Pangururan, District Samosir )
Name : Frandy Deonesius Naibaho
NIM : 100907099
Faculty : Social and Political Science
Department : Administration Niaga / Business Science
Tutorship : Melanthon Rumapea, SE, Msi, Ak
Micro business small and medium-sized and small medium industry is strategy government has deployed in society economy. Various sectors production actuated by government by fostering society to afford enterpreneur. Samosir as well as district, Sentra Tenun IKM Bintang Maratur is one of the programs with the production of primary policemen are ulos fashion. On this one, sentra loom chaired by Rolika br manik could variation souvenirs new from pulau samosir as well as providing a source of income for local people.
The purpose of this study is (1) To determine the feasibility of the business at Sentra Tenun IKM Bintang Maratur when examined from the non-financial aspects of the market aspects, technical aspects, human aspects, management aspects, social and economic aspects, as well as other external environments. (2) To determine the feasibility of the business at Sentra Tenun IKM Bintang Maratur when examined from a financial aspect.
The data used in this research is the primary and secondary data data. Primary data obtained from observation and an interview.An interview conducted with an interview structured. Data obtained through secondary documents and reports related agencies. The form of research used by researchers used for non financial aspect of the approach of qualitative and quantitative approach to the aspect of financial and finally the results of data processing this will in interpretasikan in descriptive to describe about a feasibility study on a business venture.
Based on the analysis results of Aspect Sentra Tenun IKM Bintang Maratur Non financial Businesses demonstrate is feasible or developed. While the results of Aspect Financial Analysis that used the NPV and IRR calculations indicate that the NPV of 11958.8 which means NPV> 0 and IRR of 15.46% greater than the prevailing interest rate (DF) 10% indicating that the fashion Ulos Sentra Tenun Ikm Bintang Maratur, Simanindo- Pangururan is developed.
Keywords: Weaving Center, IKM, Business Feasibility Study Analysis, Financial Aspect, aspect onfinancial
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Berulangkali Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Studi Kelayakan
Usaha Bisnis (Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur) ini dapat diselesaikan dengan
baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu ketentuan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Administrasi Bisnis pada Program Studi Ilmu administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial
dan ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan baik berupa
penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat yang baik dalam memperkaya wawasan dan menambah referensi bagi
penelitian dimasa yang akan datang. Tidak lupa juga penulis memohon maaf atas segala
kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Kasih dan Karunia Tuhan Yesus membalas
dengan balasan yang lebih baik.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung
membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis menyampaikan rasa sayang dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Bapak (Edward Naibaho)
dohot Omak ( Rustauli br Sitanggang) na sai tong-tong mangkhaholongi, manangiakhon,
mamodai, manggogohon sukkop ni tolap ni gogona pasikkolahon akkha anakhonna. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada:
Universitas Sumatera Utara
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Melanthon Rumapea, SE. Msi (Ak) selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing, dan memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi.
5. Seluruh pegawai administrasi di lingkungan FISIP USU khususnya pegawai Program
Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, Kak Siswati Saragih, S.Sos, MSP
dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam segala urusan administrasi.
6. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah
membimbing dan meberikan ilmunya selama masa perkuliahan.
7. Bapak Sumitro Simbolon selaku Plt. Diskoperindag Samosir dan Gresy br
Simbolon selaku Tim Pengawas Lapangan di Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
yang telah mengijinkan melakukan Penelitian
8. Ibu Rolika br Manik selaku Ketua Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya secara khusus
Kepada:
1. Kedua Kakak (kak Rosa & Kak Winda) dan ketiga Adikku (Sofi, Ismail &
Gamayel) yang senantiasa mendukung dan mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan Studi
Universitas Sumatera Utara
2. Keluarga yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan proses penulisan
skripsi ini. Bapaktua, Bapak, Mama, Kakak, Abang, Lae, Tulang dan Semua
Ponakan yang telah banyak mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
3. Moriance Theresia br Simamora, yang senantiasa mendoakan dan memberi
dukungan berupa motivasi, doa, dan waktu dalam penyusunan Skripsi ini.
4. Rekan-rekan Administrasi Bisnis 2010 khususnya Radius, Wyldar, Nirmaya, Tety,
Meriau, Felix, Yosua, Irwan, Taufan, Hery, Ricky, Gidieon, dan rekan yang lain
yang memberikan dukungan kepada penulis.
5. Bang Safri, Bang Monang, Bang Ricko, Bang Adi, dan para teman-teman Diskusi
di Parbus yang telah membantu penulis dengan memberikan data dan informasi untuk
penyusunan skripsi ini.
6. Bang Efendy, Wanda, Parlin, Bang Binsar dan teman yang lain di kost yang
senantiasa menghibur dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini
7. Berto Purba, Willy Girsang, yang selalu menguji iman penulis dalam penulisan
Skripsi ini.
Medan, Mei 2014
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
RINGKASAN Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... . iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
1.3. Batasan Masalah ......................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.6. Penelitian Terdahulu .................................................................. 7
BAB II KERANGKA TEORI
2.1. Studi Kelayakan Bisnis .............................................................. 9
2.1.1 Fungsi dan Tujuan Studi kelayakan Bisnis ................ 10
2.1.2 Aspek- Aspek Studi kelayakan Bisnis ......................... 12
2.2. Industri Kecil dan Menengah .................................................... 26
2.3. Sentra Tenun ............................................................................... 27
2.3. Peluang Pasar Tenunan Ulos .................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian ........................................................................ 30
3.2. Lokasi Penelitian ......................................................................... 31
3.3 Informan Penelitian .................................................................... 31
3.4 Defenisi Konsep ........................................................................... 33
Universitas Sumatera Utara
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35
3.6 Teknik Analisis Data................................................................... 36
3.6.1 Aspek Non Finansial ..................................................... 36
3.6.2 Aspek Finansial ............................................................. 39
3.7. Asumsi-Asumsi Penelitian ......................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian......................................................... 41
4.1.1 Sejarah Berdirinya......................................................... 41
4.1.2 Visi dan Misi Sentra Tenun IKM Bintang Maratur... 43
4.2 Analisis Kelayakan Usaha .......................................................... 44
4.2.1 Aspek Non Finansial ....................................................... 45
4.2.2 Aspek Finansial ............................................................... 58
4.3 Analisis Study Kelayakan Usaha Bisnis
dan Implikasi Manajerial ........................................................... 60
4.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran.......................................... 61
4.3.2 Aspek SDM ...................................................................... 66
4.3.3 Aspek Teknis ................................................................... 70
4.3.4 Aspek Manajemen .......................................................... 73
4.3.5 Aspek Sosial dan Ekonomi ............................................. 74
4.3.6 Aspek Eksternal .............................................................. 75
4.3.7 Aspek Finansial ............................................................... 77
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 81
5.2 Saran ............................................................................................. 82
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perhitungan NPV............................................................................................ 19
Tabel 2.2 Tabel perhitungan NPV.................................................................................. 20
Tabel 2.3 Tabel perhitungan IRR.................................................................................... 22
Tabel 4.1 Produksi Ulos fesyen pada Sentra Tenun........................................................ 46
Tabel 4.2 Jumlah Produksi Pesanan di Sentra Tenun....................................................... 47
Tabel 4.3 Jenis Mesin/Peralatan Sentra Tenun..................................................................... 53
Tabel 4.4 Kisaran Jumlah Pesanan di Sentra Tenun........................................................ 57
Tabel 4.5 Kisaran Jenis dan kebutuhan Bahan Baku pertahun........................................ 53
Tabel 4.6 Kisaran Keuntungan Bersih.............................................................................. 58
Tabel. 4.7 Perhitungan NPV............................................................................................ 75
Tabel.4.8 Perhitungan IRR............................................................................................ 76
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Defenisi Konsep......................................................................... ............ 33
Gambar 4.1 Alur Produksi........................................................................................... 70
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia senantiasa mengupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks sesuai perkembangan zaman. Mulai dari kebutuhan dasar, gaya hidup, profesi,
strata sosial dan sebagainya. Untuk memenuhi hal itu, dituntut kreatifitas, inovasi yang tepat
dalam hal pemenuhan kebutuhan. Seperti yang dapat kita lihat saat ini, berbagai bentuk usaha
dengan objek yang bervariasi telah ditempuh manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang
tidak terbatas. Bentuk usaha yang dapat kita lihat berupa, usaha pertanian, perikanan,
transportasi pengangkutan, pendidikan, pariwisata, teknologi, bahkan aspek budaya yang juga
menjadi kesempatan / peluang yang digunakan sebagai sumber untuk memperoleh
pendapatan.
Seperti yang kita ketahui, budaya mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. baik
cara berpikir, cara berpakaian, dan cara berperilaku. Budaya pada intinya adalah hal krusial
yang mengikat kondisi dan situasi masyarakat, dan hal inilah yang menyebabkan aspek
budaya memberikan peluang sebagai usaha untuk memperoleh nilai yang nantinya dapat
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Usaha yang dapat kita amati saat ini
sangat beragam, dapat berupa penyediaan jasa dekorasi untuk pernikahan secara adat, jasa
cathering untuk konsumsi pesta adat, jasa sewa Instrumen musik, jasa salon untuk pernikahan
secara adat dan sebagainya.
Seperti yang dilakukan Sentra Tenun Industri Kecil Menengah (IKM) Tenun Bintang
Maratur atau yang sering di sebut warga sekitar “Partonung Bolon”. Usaha ini mulanya
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu kegiatan terpadu yang memproduksi Ulos yang diperlukan untuk kebutuhan
Pesta adat istiadat budaya Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, dan Mandailing. Sentra
Tenun ini dibentuk tahun 2009 oleh pemerintah Kabupaten Samosir. Awalnya Sentra Tenun
ini merupakan kelompok tenun yang dibentuk penatua setempat, dan setelah berkembang
cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun itu dijadikan koperasi atas
persetujuan para anggotanya. Namun, koperasi ini tidak memberikan kenyamanan bagi para
anggotanya karena kebijakan manajemen kala itu tidak mampu menyesuaikan kebijakan
perolehan pinjaman dengan relevan. Sentra Tenun diwakilkan oleh Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan. Sentra Tenun ini dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten
Samosir karena sejalan dengan karakteristik dan potensi wilayah serta kondisi Masyarakat
disekitarnya. dan hal ini merupakan langkah strategis yang diharapkan mampu
mengembangkan sendi ekonomi dan mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Samosir.
Karena Ulos sudah melekat dan merupakan ciri khas dalam acara budaya suku Batak,
maka dengan sendirinya tercipta permintaan pasar yang berkesinambungan dari waktu ke
waktu. Bahkan disebahagian pihak tertentu, Ulos yang dulunya hanya benda untuk keperluan
adat dan pakaian saja kini di modifikasi menjadi berbagai bentuk produk dan menanamkan
nilai keindahan yang lebih baik dan menarik. Misalnya Pakaian dengan model tertentu yang
disesuaikan dengan perubahan selera pasar. Bentuk produk-produk yang lain berbahan dasar
Ulos seperti : sarung, tas, topi, dan sebagainya. dan saat ini, Ulos menjadi salah satu referensi
cinderamata yang sangat diminati dari wilayah Sumatera Utara khususnya daerah Suku Batak
bagi para traveler yang berkunjung. Pasar yang terbentuk akan kebutuhan Ulos ini
memberikan peluang yang lebih luas nantinya. Sendi ekonomi lainnya seperti industri
rumahan akan menjadi berkembang serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia usaha
Seperti yang dilakukan Sentra Tenun Bintang Maratur ini menuntut perlu adanya studi
Universitas Sumatera Utara
kelayakan bisnis, merupakan penilaian sejauh mana kegiatan/kesempatan tersebut dapat
memberikan manfaat (benefit) bila suatu usaha dijalankan atau dikembangkan. Studi
kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan
atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis
dijalankan (Kasmir dan Jakfar 2003). Tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis ini adalah
untuk memperkirakan seberapa besar potensi usaha tersebut dapat berjalan menghasilkan
keuntungan. baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung dalam
jangka panjang atau jangka pendek. Serta pengambilan keputusan investasi untuk
mengembangkan suatu usaha juga membutuhkan dasar studi kelayakan untuk mendapatkan
hasil (output) yang maksimal dan mengurangi resiko kegagalan yang mungkin terjadi.
Dalam kegiatan studi kelayakan bisnis suatu usaha, terdapat aspek-aspek yang
menjadi titik fokus yang perlu dipertimbangkan dengan teliti. Aspek-aspek studi kelayakan
suatu usaha berupa aspek finansialnya yaitu analisis keuangan usaha tersebut. Dalam aspek
ini, kita perlu menggunakan analisis kriteria investasi yang meliputi NPV (Net Present
Value), IRR (Internal Rate of Return),B/C ( Benefit Cost Ratio), PBP (Payback Period).
Aspek lainnya adalah aspek Non finansial yang meliputi aspek pasar, aspek SDM, aspek
teknologi, dan aspek lingkungan Eksternal lainnya seperti, persediaan bahan baku,
kesinambungan perusahaan, perngaruh limbah yang dihasilkan perusahaan dan sebagainya.
Keseluruhan aspek ini memiliki hubungan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Apabila terdapat salah satu aspek yang tidak sejalan dengan pertimbangan aspek lainnya,
maka dapat dipastikan hasil dari studi kelayakan usaha tersebut cenderung tidak sesuai
harapan kita.
Peneliti memilih Sentra Tenun ini sebagai objek penelitian karena Sentra Tenun ini
merupakan sumber mata pencaharian sebahagian masyarakat di Kab. Samosir. Disamping itu,
hasil produksi Sentra Tenun ini yaitu Ulos yang sudah dikenal dan diketahui masyarakat luas
Universitas Sumatera Utara
memiliki potensi pasar yang baik. Maka Hal inilah yang mendasari Peneliti menjadikan
Sentra Tenun ini sebagai Objek Penelitian untuk mengetahui apakah usaha ini layak
dijalankan atau tidak layak dijalankan. Untuk mengetahui apakah investasi pengembangan
usaha Sentra Tenun ini layak atau tidak untuk dijalankan maka peneliti menetapkan Judul
penelitian ini adalah “Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis Pada Sentra Tenun Bintang
Maratur”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kelayakan usaha Sentra Tenun ini bila dikaji dari aspek non finansial.
yaitu aspek pasar, aspek teknis, dan aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan
Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya?
2. Bagaimana kelayakan usaha Sentra Tenun ini dikaji dari aspek finansialnya ?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dicantumkan diatas maka Peneliti
menetapkan batasan masalah sebagai berikut :
1. Aspek non finansial yaitu, aspek pasar, aspek teknis, dan aspek SDM, aspek
Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya?
2. Aspek finansial yaitu aspek keuangan dengan metode analisis kriteria Investasi yang
relevan
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila
dikaji dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek SDM, aspek
Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya?
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila
dikaji dari aspek finansial.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan dalam memahami analisis Studi
kelayakan Bisnis pada usaha yang relevan
2. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi pengetahuan tentang studi
kelayakan Bisnis kepada Mahasiswa jurusan Administrasi Niaga/Bisnis maupun
khalayak pembaca
3. Bagi Perusahaan
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan saran atau
rekomendasi untuk perbaikan perusahaan kedepannya
1.6 Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
Adapun Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian ini dalam
menambah pemahaman yang mendalam bagi peneliti diantaranya adalah Yulianto (Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB 2009), melakukan penelitian Analisis Pengembangan Usaha dan
Kredit Usaha Pembuatan Sandal Wanita (Studi Kasus Pengrajin Sandal Wanita Indra Jaya
Ciomas Bogor). Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan
usaha dengan menggunakan analisis usaha, analisis kriteria investasi dan analisis sensitivitas.
Usaha Indera Jaya layak untuk diberikan kredit sebagai modal usaha dari pihak perbankan, yang
berdasarkan pada laporan keuangan (laporan laba rugi dan neraca) pada tahun 2008 dan juga hasil
perhitungan rasio keuangan. Didapatkan nilai NPV 175.781.905,- Nilai Net B/C sebesar 1,53 dan
IRR 32,97 persen pertahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usah ini layak untuk
dilakukan. Muhamadjen (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB 2008) yang mengkaji
tentang Analisis Kelayakan Usaha Kapsul Ekstrak di Taman Sringanis Bogor pada kasus
untuk Ekstrak Pegagan dan Sambiloto. Dalam hasil penelitiannya pada Aspek Finansial
menggunakan Analisis Kriteria Investasi yaitu NPV, IRR, Switching Value serta Aspek Non
Finansial yang menyatakan bahwa Usaha Kapsul Ekstrak dinyatakan Layak untuk dijalankan.
Kasman Syarif (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB 2011) yang mengkaji tentang
Analisis Kelayakan Usaha Pada Produk Minyak Aromatik merek Flosh di UKM Marun
Aromateraphi. Dari hasil penelitiannya, Usaha dinyatakan Layak untuk dijalankan yang
ditinjau dari segi Finansial dan Non Finansial. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial
menunjukkan nilai NPV positif (Rp.659.100.845,-), nilai IRR 79.50 persen dimana nilai ini lebih
besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunkan (14 persen), Net B/C 2.50, BEP Rp.
113.149.038,-, dan PBP 1.25 tahun yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi
awalnya sebelum umur usaha berakhir. Dwi Febry Nurcahyo (Fakultas Teknik UI, 2011) yang
mengkaji tentang Analisis Kelayakan Bisnis pada PT. Pemuda Mandiri Sejahtera. Berdasarkan
hasil penelitian terhadap Aspek Keuangan dan Aspek non Keuangan yang diperoleh, Usaha PT.
Pemuda Mandiri yang bergerak dibidang Manufaktur dinyatakan Layak untuk diteruskan. Rofiq
Universitas Sumatera Utara
Irfani (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2011) yang mengkaji tentang Analisis Kelayakan
Pengembangan k Usaha Usaha Ransel Laptop di UMKM Yogi Tas, Desa Ciomas, Bogor. Hasil
Penelitian yang dilakukannya pada Aspek Non Finanasial dan Aspek Finansial, Usaha
Pengembangan Ransel Laptop dinyatakan Layak untuk dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan yang sering juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima/ memanfaatkan atau
menolak dari suatu gagasan atau peluang yang diperoleh. Studi kelayakan Bisnis merupakan
penelitian terhadap perencanaan usaha bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya usaha tersebut dibangun, tetapi juga saat operasionalnya secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang ditentukan. Misalnya, rencana
peluncuran produk baru (Husein Umar 2001) aspek- aspek yang mendasari studi kelayakan
bisnis adalah aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek Sumber Daya Manusia, aspek
Manajemen, aspek keuangan, aspek persaingan serta aspek lingkungan sosial.
Sedangkan menurut Dadjim Sinaga dan Herlina J dalam Bukunya yang berjudul
“Studi Kelayakan Investasi Pada Proyek dan Bisnis dalam Perspektif Iklim Investasi
Perekonomian Global”, studi kelayakan bisnis atau Investment analysis merupakan suatu
analisis untuk mengetahui arus biaya yang dikeluarkan dan keuntungan berdasarkan data
penelitian yang akurat terhadap faktor- faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana
investasi modal dalam suatu usaha, serta membandingkan arus benefit dan biaya tersebut
selama umur ekonomis investasi usaha Sehingga dapat diketahui layak atau tidak layak usaha
tersebut. pendapat lain yang juga sejalan dengan pendapat diatas mengatakan bahwa Studi
kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis
dijalankan( Kasmir dan Jakfar 2003).
2.1.1 Fungsi dan Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis ini adalah untuk memperkirakan seberapa
besar potensi usaha tersebut dapat berjalan menghasilkan keuntungan. baik dalam situasi
mendukung maupun situasi yang tidak mendukung dalam jangka panjang atau jangka pendek
(Kasmir dan Jakfar 2003). Adapun tujuan utama dilakukannya studi kelayakan investasi
bisnis bagi pemerintah, pihak swasta atau pemilik modal dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah
Tugas utama pemerintah salah satunya adalah mengupayakan dan bertanggung jawab
atas terlaksananya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. dan untuk mencapai kesinambungan dalam
kesejahteraan masyarakat tersebut, pemerintah dihadapkan pada keterbatasan
pemilikan sumber daya. Dengan adanya keterbatasan pemilikan Sumber daya yang
dimaksud, maka penggunaan yang berbeda-beda atas sumber daya yang terbatas
haruslah tepat sasaran dan memprioritaskan untuk kepentingan publik. Maka fungsi
studi kelayakan bisnis ini bagi pemerintah adalah untuk mengetahui apakah
pengalokasian penggunaan Sumber daya yang terbatas sudah tepat dalam rangka
usaha pemerintah mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Sedangkan Tujuan
utama diadakannya analisis studi kelayakan bisnis ini adalah untuk mengetahui
apakah pengalokasian sumber daya yang terbatas itu dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, pajak pendapatan yang diperoleh serta
berpengaruh pada sektor lainnya.
2. Bagi Pihak Swasta atau pemilik Modal
Universitas Sumatera Utara
Fungsi dari studi kelayakan bisnis ini bagi pihak swasta atau pemilik modal adalah
sebagai dasar pertimbangan manajemen, apakah investasi modal dalam bisnis itu
layak atau tidak layak untuk dijalankan. Hal ini dilihat dari kemampuan proyek
investasi menghasilkan keuntungan bersih rata-rata tiap periode selama umur
ekonomis, serta keamanan investasi modal. Sedangkan Tujuan studi kelayakan ini
bagi Pihak swasta atau pemilik modal adalah untuk mengetahui besarnya keuntungan
yang diperoleh selama periode waktu tertentu selama umur ekonomis, untuk
mengetahui tingkat keuntungan apakah lebih besar atau kecil dibandingkan dengan
bunga modal yang berlaku dipasar modal, untuk mengetahui berapa lama
pengembalian modal dengan pertimbangan Net cash flow yang dihasilkan dari proyek
beberapa tahun sejak awal produksi komersil, serta pelengkap proposal untuk
mendapatkan izin usaha dari pemerintah atau untuk mendapatkan bantuan kredit dari
Bank (Dadjim Sinaga dan Herlina J,2013)
2.1.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Dari hasil studi kelayakan tersebut, dapat diketahui apakah pilihan investasi usaha
itu dapat menghasilkan keuntungan atau malah merugikan dari skala ekonomis. Pada
umumnya kerugian atau kegagalan investasi dalam suatu usaha disebabkan oleh kurang
akuratnya penelitian mengenai data atau informasi yang merupakan aspek penting untuk
diperhatikan dalam studi kelayakan itu sendiri, sehubungan dengan keberhasilan suatu
investasi usaha adapun aspek- aspek yang perlu untuk diperhatikan untuk keberhasilan atau
mengurangi resiko kerugian usaha belum ada keseragaman mengenai aspek apa yang harus
dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis yang relevan. Namun menurut Yacob Ibrahim
(1998) aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan bisnis adalah :
1. Aspek pasar dan pemasaran
Universitas Sumatera Utara
Dalam uraian aspek Pasar dan Pemasaran, sekurang- kurangnya harus melingkupi
Luas pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah- langkah
tertentu disamping kebijaksanaan yang diperlukan, siklus hidup produk atau
kesinambungan permintaan akan produk. Serta harus dapat memperkirakan kendala-
kendala yang akan dihadapi dalam pasar. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah
barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli
pada berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran diartikan sebagai kuantitas barang
yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Adapun faktor- faktor yang
mempengaruhi penawaran adalah :
a. Harga barang-barang substitusi
b. Biaya faktor produksi
c. Tujuan perusahaan
Menurut Rangkuti, analisis pemasaran sangat penting untuk keberhasilan perusahaan.
Jika perusahaan mampu menjual lebih banyak produk yang sama, dengan harga yang
sama dan kualitas yang sama, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih
berhasil, perusahaan tersebut dapat dikatakan telah berhasil menggunakan
kemampuan analisis pemasarannya (Rangkuti,1997). Terdapat 4 komponen dalam
pemasaran atau yang sering disebut sebagai Bauran pemasaran yaitu :
a. Product adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam
pemasaran, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kesebuah pasar
dan dianggap bisa memenuhi kebutuhan
b. Price adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang
lain untuk memperoleh manfaat dari suatu barang atau jasa bagi seseorang
atau kelompok pada waktu dan tempat tertentu.
Universitas Sumatera Utara
c. Place adalah tempat berlangsungnya rencana aktivitas
d. Promotion adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan barang atau
jasa terhadap khalayak ramai dengan tujuan menarik calon konsumen untuk
membeli dan mengkonsumsinya
2. Aspek teknis dan teknologi
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan pada aspek teknis dan teknologi adalah yang
menyangkut lokasi usaha, sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, serta
jenis dan jumlah investasi yang dibutuhkan disamping membuat rencana produksi
selama umur ekonomis proyek. Dalam aspek ini, sangat dibutuhkan ketelitian dalam
menentukan teknologi yang digunakan. Karena pertimbangan biaya, umur mesin
produksi, tingkat kemampuan memproduksi, dampak lingkungan yang diakibatkan,
pemeliharaan serta keamanan dalam operasional perusahaan.
3. Aspek ekonomi dan keuangan
Dalam aspek ekonomi dan keuangan, terdapat faktor-faktor yang harus terlebih
dahulu dipahami dalam menjalankan usaha bisnis. yaitu perkiraan investasi, biaya
operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan. kemudian
untuk mengetahui layak atau tidak layaknya usaha dijalankan maka dibutuhkan
analisis kriteria investasi, Break Even Point dan Payback Period menjadi dasar
perhitungannya. maka penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Perkiraan investasi
Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan
usaha yang akan dijalankan harus jelas. Pada proses ini, sangat dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
pemahaman yang cermat dalam memilih jenis investasi. Informasi yang
relevan menjadi pertimbangan dalam perkiraan Investasi
b. Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Perhitungan biaya harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak
ada unsur biaya yang tertinggal. Karena hal ini akan mempengaruhi
perhitungan analisis kriteria investasi yang digunakan sebagai indikator dalam
menentukan feasible tidaknya rencana usaha yang dijalankan.
c. Sumber pembiayaan
Dalam aspek pembiayaan, hal yang perlu diuraikan adalah penentuan
komposisi modal secara jelas dan terperinci.
d. Perkiraan pendapatan
Perkiraan Benefit yang diterima dari hasil kegiatan harus benar- benar dapat
diperkirakan secara logis. Perkiraan ini direncanakan sesuai dengan rencana
produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan
atas 2 bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari penjualan barang- barang
yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang- barang yang
diproses. Misalnya penerimaan dalam bentuk bonus karena pembelian barang-
barang kebutuhan untuk usaha, penerimaan bunga bank, scrap value (nilai sisa
aset) dan sebagainya.
e. Analisis kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi yang dimaksud adalah perhitungan mengenai
feasible atau tidaknya usaha yang dijalankan ini. Maka perlu ditinjau dari segi
NPV (Net Present Value), IRR( Internal Rate of Return), Net B/C( Net Benefit
Cost Ratio ) faktor- faktor yang perlu diperhatikan disini adalah perkiraan
Universitas Sumatera Utara
investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan
pendapatan.
f. Break Even Point dan Payback Period
Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama
dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP dapat dilihat dari 3 bagian yaitu
Jumlah Produksi, Lamanya waktu pengembalian Biaya dan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi yang
dapat menghasilkan maximum profit (MR=MC) sebagai indikator bagi
pengusaha dalam menjalankan produksinya nantinya. Tingkat BEP dilihat dari
segi waktu, maksudnya untuk mengetahui seberapa lama usaha dapat
menutupi segala biaya yang dikeluarkan. Ukuran ini sangat penting untuk
diketahui, karena terlalu lama waktu pengembalian total biaya belum tentu
dianggap layak oleh investor. Dilihat dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan,
maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan baru dapat mencapai
tingkat BEP. Semakin cepat usaha tersebut dapat mengembalikan investasi,
semakin baik kegiatan usaha tersebut. Karena jumlah investasi yang
dikembalikan dapat digunakan pada usaha lain, pembelian teknologi baru yang
lebih baik, dan hal lain yang dapat menghasilkan profit juga. Maka persamaan
yang relevan untuk menentukan titik impas adalah mendasarkan pada
pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan titik impas dengan
pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong antara garis
pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik yang disebut
grafik impas.
g. Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Khas
Universitas Sumatera Utara
Proyeksi laba rugi dan aliran khas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk
melihat prospek keuangan dari usaha yang dijalankan. Maka kita dapat
mengetahui posisi keuangan dimasa yang akan datang, serta dapat digunakan
sebagai pedoman bagi pengusaha dalam menjalankan usaha bisnisnya.
Untuk mengetahui posisi keuangan dikatakan layak atau tidak layak dijalankan dari suatu
usaha, analisis kriteria investasi merupakan suatu cara mengevaluasi setiap rencana investasi
modal (Dadjim Sinaga dan Herlina J, 2013) . Analisis kriteria yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. NPV ( Net Present Value) = nilai bersih sekarang
Rumus : NPV = ∑ 𝐵𝐵𝐵𝐵−𝐶𝐶𝐵𝐵(1+𝑖𝑖)t
nt=1
dimana,
Bt = manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
I = Discount rate (%)
t = tahun kegiatan bisnis ( t= 0,1,2,3, ......n)
n = Umur usaha (tahun)
Dalam penghitungan NPV, kriteria yang harus dipahami adalah:
NPV > 0, artinya usaha menguntungkan
NPV < 0, artinya usaha dinyatakan merugikan
NPV = 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga
Universitas Sumatera Utara
Contoh ilustrasi untuk menghitung NPV :
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil
pertanian, diketahui Dana investasi: Rp. 35.000.000, dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun
persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000. Kegiatan pabrik dimulai
setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi. Benefit dari kegiatan industri ini adalah
jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun
kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti
terlihat pada tabel dibawah ini. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan
rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk
tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel dibawah ini. Berdasarkan keterangan di atas,
apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk
dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18 ?
Tabel.2.1
Tabel perhitungan NPV
Thn Investasi Biaya Operasi
Total Cost
Benefit Net Benefit
D.F.
18%
Present Value
0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 -20.000
1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 -12,713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 3,591
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 3,652
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 4,126
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 4,371
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 5,186
Universitas Sumatera Utara
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 5,586
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 5,863
10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 6,115
NPV 11.115,73
Sumber : data diolah
Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka:
Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga dihitung dengan bantuan Tabel
berikut.
Tabel 2.2
Tabel perhitungan NPV
Thn Investasi Biaya Operasi
Total Cost
Benefit Net Benefit
D.F.
18%
B C
0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 - 20.000
1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 - 12.713
2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 7.182 3.591
3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 7.304 3.652
4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 7.221 3.095
5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 7.431 3.060
6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 7.778 2.593
7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 7.848 2.511
000.115.11
)1(1
=
+= −
=∑
NPV
iNBNPV nn
ii
Universitas Sumatera Utara
8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 7.980 2.394
9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255
10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102
NPV 69.080 57.966
Sumber : data diolah
Pada tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF:
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.
2. IRR ( Internal Rate of Return)
Rumus ∶ 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑖𝑖1 + � 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁1−𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁2
(𝑖𝑖2 − 𝑖𝑖1)�
Keterangan : i1 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif
i2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV pada tingkat suku bunga i positif
NPV2 = NPV pada tingkat suku bunga i negatif
Kesimpulan yang akan diperoleh dari perhitungan IRR ini adalah :
IRR > suku bunga Bank maka proyek dikatakan layak
−==−=
−=∑=
,000.114.11114.11966.57080.69
1
RpNPVNPV
CBNPV i
n
i
Universitas Sumatera Utara
IRR = suku bunga Bank berarti proyek pada BEP
IRR < suku bunga Bank dikatakan bahwa proyek tidak layak.
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara
coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari suku
bunga Bank, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV
positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0.
Contoh soal :
Tabel 2.3
Tabel perhitungan IRR
Thn Net Benefit
D.F.
18%
Present Value
D.F.
24%
Present Value
0 -20.000 1,0000 -20.000 1,0000 -20.000
1 -15.000 0,8475 -12,713 0,8065 -12,713
2 5.000 0,7182 3,591 0,6504 3,591
3 6.000 0,6086 3,652 0,5245 3,652
4 8.000 0,5158 4,126 0,4230 4,126
5 10.000 0,4371 4,371 0,3411 4,371
6 14.000 0,3704 5,186 0,2751 5,186
7 17.000 0,3139 5,336 0,2218 5,336
8 21.000 0,2660 5,586 0,1789 5,586
9 26.000 0,2255 5,863 0,1443 5,863
10 32.000 0,1911 6,115 0,1164 6,115
Universitas Sumatera Utara
NPV 11.115,73 -48,94
Sumber : data diolah
maka perhitungannya mencari IRR adalah
Hasil perhitungan menunjukkaan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari suku bunga Bank yaitu
sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
Sedangkan menurut Umar (2001) aspek- aspek studi kelayakan bisnis adalah :
1. Aspek Pasar
Sebelum menjalankan bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potensial yang akan
dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dilakukan terlebih
dahulu. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud.
Dalam hal ini, yang perlu diuraikan adalah berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, dan market share dari produk bersangkutan, serta kondisi persaingan
antar produsen.
2. Aspek Internal Perusahaan
Pada aspek internal perusahaan, pengaruh manajerial merupakan kunci keberhasilan
organisasi. Manejerial mengelola Pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek
SDM, aspek manajemen dan aspek finansial atau keuangan. maka penjelasan aspek
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Aspek pemasaran
( )
%97,2323974,0
)18,024,0()48114.11(
114.1118,0
)( 1221
11
==
−+
+=
−−
+=
IRR
IRR
iiNPVNPV
NPViIRR
Universitas Sumatera Utara
Analisis kelayakan yang krusial dalam aspek ini adalah penentuan segmen,
target, dan posisi produk pada pasar, kajian untuk mengetahui konsumen
potensial, menentukan strategi, dan program pemasaran yang akan dilakukan.
b. Aspek teknis dan teknologis
Tujuan studi aspek ini adalah untuk mengetahui apakah secara teknis dan
pilihan teknologi kegiatan bisnis dapat dapat dilaksanakan secara layak atau
tidak layak. Dalam aspek ini, hal yang perlu dikaji adalah kebutuhan teknologi
bagaimana yang akan diperlukan, penentuan kapasitas produksi yang optimal,
penentuan pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, pengawasan
kualitas produk, dan dampak lingkungan yang diakibatkan dari pemilihan
teknologi yang digunakan. Serta bagaimana secara teknis proses produksi akan
dilaksanakan.
c. Aspek SDM
Aspek SDM merupakan aspek yang paling krusial diperhatikan. Karena untuk
mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan
layak atau tidak tergantung dari ketersediaan SDM. Ketersediaan SDM
meliputi kondisi kompetitif yang dimiliki Karyawan, Deskripsi pekerjaan,
Program Pelatihan dan Pengembangan, Penentuan Prestasi Kerja, Dispensasi,
Perencanaan Karir, Mekanisme PHK, Kebijakan Rekruitmen-Seleksi-
Orientasi serta Keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek SDM dibagi menjadi
2 bagian yaitu, Peran SDM dalam pembangunan dan pengembangan usaha
bisnis serta peran mereka dalam operasional rutin usaha bisnis.
d. Aspek Manajemen
Tujuan dari aspek Manajemen dalam kegiatan studi kelayakan bisnis adalah
untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat
Universitas Sumatera Utara
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau sebaliknya. Studi aspek Manajemen yang dilaksanakan
dibagi menjadi 2 bagian. yaitu, Manajemen saat pembangunan usaha dan
manajemen saat usaha bisnis dioperasionalkan secara rutin.
e. Aspek Finansial
Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan
aliran kas. Dari sisi keuangan, usaha bisnis dikatakan layak apabila dapat
memberikan keuntungan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya.
3. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal Lainnya
Lingkungan sosial yang berada diluar perusahaan seperti Aspek Persaingan dan
Lingkungan Eksternal lainnya atau yang dapat disingkat dengan Aspek eksternal saja,
merupakan kondisi- kondisi diluar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Akan tetapi, aspek eksternal ini memiliki pengaruh
yang penting dalam berjalannya kegiatan bisnis yang dilakukan. Maka, perusahaan
hendaknya dapat mengupayakan informasi untuk dimanfaatkan secara maksimal
mengenai aspek ini. Juga dalam rangka menganalisis aspek- aspek lainnya. Aspek
yang dimaksud dapat berupa Yuridis Formal, sistem birokrasi, iklim politik, situasi
perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan hidup,
perkembangan teknologi dan situasi persaingan bisnis.
2.2 Industri Kecil dan Menengah
Defenisi Industri Kecil dan Menengah menurut Undang-undang No. 20 tahun 2008
adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000. Batasan mengenai skala usaha menurut BPS,
yaitu berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja sebagai berikut:
1. Industri Kecil : 5-19 orang
2. Industri Menengah : 20-99 orang
2.3 Sentra Tenun
Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika br Manik ini pada awalnya merupakan
sebuah kelompok tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan. Mengingat
keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang sulit membeli perlengkapan membuat Ulos
maka Penatua setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu, kelompok tenun ini
merupakan tempat belajar bagi setiap Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos.
Namun, setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun ini
sepakat dijadikan Koperasi. Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target
pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki banyak pendapatan serta dapat
memperoleh pinjaman lunak yang berjumlah besar.
Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. Anggota dari koperasi ini sudah
berkurang dan rotasi manajemen yang sejalan dengan kebijakan manajemen perolehan
pinjaman yang kurang tepat membuat koperasi ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti
dahulu. Dan pada tahun 2009 Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM
Universitas Sumatera Utara
Tenun atas persetujuan para anggotanya. dan kini Sentra Tenun IKM Bintang Maratur kini
menjadi salah satu sumber mata pencaharian dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat
setempat.
2.4 Peluang Pasar Tenunan Ulos
Secara harafiah, Ulos berarti Selimut. Yaitu, pemberi kehangatan badaniah dari
terpaan udara dingin. Menurut pemikiran leluhur Suku Batak ada tiga sumber yang dapat
memberikan kehangatan. Yakni Matahari, Api dan Ulos. Dari ketiga sumber kehangatan itu,
Matahari sumber kehangatan utama tidak dapat kita peroleh pada saat malam hari. Sedangkan
api dapat menimbulkan bencana jika kita lalai menggunakannya. Oleh karena itu, Ulos
menjadi suatu hal yang sangat akrab dalam kehidupan sehari- hari bagi suku Batak karena
dapat digunakan untuk menghangatkan badan kapanpun.
Dalam adat istiadat budaya suku Batak, Ulos cenderung menjadi suatu produk yang
primer dibandingkan hal lainnya. Karena dalam aktivitas bagaimanapun, Ulos menjadi
ketetapan yang harus dipenuhi oleh suku Batak. Mulai dari acara pernikahan Adat
(Mangadati ), acara pesta syukuran karena lahir anggota baru dalam keluarga, acara
penguburan kematian anggota keluarga yang sudah memiliki anak atau cucu dan sebagainya.
hal ini dikarenakan, Ulos sudah digunakan oleh nenek moyang Suku Batak sebagai media
menyampaikan maksud dan harapan kepada orang yang menerima Ulos.
Ulos memiliki jenis motif dan makna yang berbeda- beda tergantung pada aturan Adat
istiadat yang berlaku. Misalnya, busana Pengantin pernikahan yang melambangkan sistem
kekerabatan Suku Batak yaitu “Dalihan Natolu”. Terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup
dada (pakaian), tutup bagian bawah (Sarung). Pada aturan Adat Istiadat Suku Batak,
“Mangulosi” atau memberikan ulos menunjukkan kehangatan, kasih sayang, penghormatan
kepada penerima Ulos. Seperti halnya ketika Orang Tua memberikan Ulos kepada Anaknya,
Universitas Sumatera Utara
Hula-hula kepada boru. Dan kepada pihak yang bukan Suku Batak, pemberian Ulos dapat
dianggap sebagai tanda penghormatan, keakraban, dan persahabatan dan sebagainya.
misalnya, pemberian Ulos kepada Presiden atau Pejabat tertentu dari Suku Batak dengan
maksud menunjukkan tindakan penghormatan, serta dalam menjalankan tugasnya mereka
tetap dalam kehangatan yang hakiki dan penuh kasih sayang.
Namun pada perkembangannya saat ini, Ulos sudah megalami fase perubahan. yaitu,
Ulos yang dulunya dipergunakan hanya dalam acara pesta atau syukuran dan sebagainya kini
sudah dimodifikasi menjadi berbagai bentuk yang lebih menarik dan menanamkan nilai
estetika keindahan. Ulos yang menjadi ciri khas dari Suku Batak dimanfaatkan oleh para
pebisnis dalam memperoleh pendapatan. Kreasi yang menghasilkan berbagai rupa dan bentuk
dari Ulos Suku Batak menjadi salah satu cindera mata dari daerah batak. Produk yang dibuat
berbahan dasar Ulos sangat beragam yaitu, bakal kain untuk kemeja, selendang, sarung,
pembuatan tas, pakaian, topi, dompet, hiasan dinding, dan berbagai cinderamata lainnya yang
sangat diminati para pengunjung yang berwisata ke daerah Suku Batak. Jadi, potensi
permintaan konsumen akan Ulos dapat dipastikan memiliki kesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis sesuai jenisnya. Analisis
pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (I Made
Wirartha, 2005) maka analisis pendekatan kualitatif diterapkan untuk mengkaji aspek non
finansial (aspek pasar, aspek SDM, dan aspek teknis). Sedangkan analisis pendekatan
kuantitatif merupakan analisis data terhadap data-data yang mengandung angka-angka atau
numerik tertentu (Juliandi, 2013) maka pendekatan ini digunakan untuk mengkaji aspek
finansial yaitu, aspek keuangan. dan selanjutnya, hasil dari pengolahan data ini akan di
interpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan tentang studi kelayakan usaha bisnis.
Penelitiaan deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat
ini dari suatu populasi yang bertujuan untuk menguji atau menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan status saat ini dari objek yang diteliti.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Sentra IKM Tenun Bintang Maratur yang
beralamatkan di Jl. Simanindo-Pangururan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Informan Penelitian
Dalam mendapatkan sumber informasi yang tepat dan akurat untuk mendukung
penelitian ini maka sangat dibutuhkan Informan Penelitian. Informan penelitian adalah orang
yang ditanya atau sumber data yang dapat memberikan informasi dan keterangan atas
keadaan orang lain atau permasalahan disituasi- situasi dan lingkungannya (Situmorang
2008:209). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:
1. Informan kunci, yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yan diteliti.
adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah :
a. Plt. Kabid Perindustrian. Bapak Sumitro M. Simbolon, SE
b. Ketua kelompok Sentra Tenun, Ibu Rolika Manik
2. Informan Utama, yaitu Orang yang terlibat secara langsung dan berinteraksi secara
langsung dengan informan kunci ataupun orang yang dianggap mengetahui
permasalahan yang diteliti. Maka informan utama dalam penalitian ini adalah
Karyawan sentra Tenun dan warga sekitar yang merupakan pihak yang sudah pernah
berinteraksi dengan Sentra Tenun ini.
3. Informasi yang akan diperoleh dari Informan dalam penelitian ini adalah informasi
yang sesuai dengan kondisi realita yang terjadi di sentra Tenun Bintang Maratur.
Meliputi kondisi aspek SDM, aspek keuangan, aspek pasar, aspek Teknisnya, aspek
Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya dalam
beroperasi.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Defenisi Konsep
Konsep diperlukan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:33). Adapun konsep
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1 Defenisi Konsep
Keterangan bagan :
Kriteria Investasi (NPV, IRR)
Aspek keuangan
Finansial
SENTRA TENUN IKM BINTANG MARATUR
Aspek SDM
Aspek Pasar
Non Finansial
Layak / Tidak Layak
Rekomendasi
Aspek Sosial
Aspek eksternal
Aspek Teknis
Aspek Manajemen
Universitas Sumatera Utara
1. Finansial merupakan Pengkajian berdasarkan sudut keuangan atau yang berhubungan
dengan materi.
2. Aspek keuangan
Dari sisi keuangan, usaha bisnis dikatakan layak apabila dapat memberikan
keuntungan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Untuk itu dibutuhkan
kriteria Investasi ( NPVdan IRR)
3. Non Finansial merupakan indikator yang berhubungan dengan aspek pasar, aspek
SDM, dan aspek Teknis
4. Aspek pasar merupakan inti dari penyusunan studi kelayakan. Maka aspek ini harus
diuraikan dengan cermat dan realistis mengenai masa lalu dari produk atau
prospeknya dimasa yang akan datang.
5. Aspek SDM harus dapat menetapkan kebutuhan SDM yang diperlukan dan
mengembangkan SDM yang ada.
6. Aspek Teknis meliputi produksi yang bagaimana dapat memasuki pasar dan jenis
teknologi yang digunakan dalam memproduksi.
7. Aspek Manajemen meliputi sistem pengelolaan pembangunan dan manajemen dalam
masa operasi Sentra Tenun seperti pembagian kerja, dispensasi, dan sebagainya
8. Aspek Sosial dan Ekonomi meliputi penambahan kesempatan kerja atau pengurangan
pengangguran disekitar lokasi dimana bisnis dijalankan. Lebih jauh lagi, bagaimana
pemerataan dan kesempatan kerja
9. Aspek Eksternal lainnya berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut
terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis
10. Layak/tidak layak, merupakan hasil dari penelitian ini. Dengan pertimbangan dan
penilaian terhadap semua aspek yang telah dikaji dan pemaparan resiko yang akan
mungkin terjadi terhadap objek penelitian
Universitas Sumatera Utara
11. Rekomendasi merupakan saran kepada pihak perusahaan, apakah usaha itu layak
dijalankan ataupun tidak layak.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan
melakukan pengamatan secara langsung kegiatan serta kondisi internal maupun
eksternal usaha maupun kegiatan lain yang sifatnya mendukung penelitian.
Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui
beberapa cara yang meliputi :
1. Wawancara yaitu, mengumpulkan informasi dari pihak Sentra Tenun yang diwakili
oleh informan yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan aspek yang
diteliti
2. Studi Pustaka yaitu, pengumpulan Data Sekunder dengan menggunakan referensi
buku yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini bertujuan untuk menguatkan teori,
konsep, dan variabel yang mendukung penelitian Studi kelayakan usaha bisnis.
3. Dokumentasi yaitu, Pengumpulan data dengan cara menggunakan catatan-catatan dan
dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber informasi yang relevan dengan
studi kelayakan Bisnis pada sentra Tenun Bintang Maratur.
3.6 Teknik Analisis Data
Informasi atau data yang daperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kualitatif
digunakan pada Aspek Non Finansial yaitu Aspek Pasar, Aspek SDM, dan Aspek Teknis.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk mengkaji Aspek Finansial dalam
penelitian ini. Untuk megetahui hasil penelitian yang berupa keputusan Layak atau tidak
Layaknya usaha ini dijalankan maka dibutuhkan analisis kriteria investasi yang ditinjau dari
segi NPV (Net Present Value) dengan IRR( Internal Rate of Return)
3.6.1 Aspek Non Finansial
Kajian yang perlu diperhatikan dalam aspek Non Finansial terdiri dari aspek pasar,
aspek SDM, dan aspek Teknis. Karena hal ini dianggap krusial dalam pengaruhnya terhadap
berjalannya usaha binis atau pilihan Investasi. maka penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Aspek Pasar
Tujuan analisis pada aspek pasar yaitu untuk melihat peluang atau pangsa pasar tas
yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan. Pada aspek pasar dilakukan analisis
terhadap bentuk pasar, persaingan usaha, strategi pemasaran (segmentasi, targeting,
positioning), serta bauran pemasaran (marketing mix).
2. Aspek SDM
Pada Aspek SDM, pengkajian dengan Menganalisis kondisi kompetitif yang dimiliki
Sumber Daya Manusia baik secara teknis, maupun sosialnya. hal ini sangat penting
untuk diperhatikan karena SDM merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan
suatu usaha. yang perlu ditentukan dalam aspek SDM ini adalah Menyangkut jumlah
karyawan yang dibutuhkan, penentuan deskripsi pekerjaan, program pelatihan dan
Pengembangan, penentuan prestasi kerja dan kompensasi, perencanaan karir yang
diharapkan, keselamatan dan kesehatan kerja, mekanisme PHK serta kebijakan
rekruitmen, seleksi, dan orientasi produktivitas kerja (Umar,2001).
3. Aspek Teknis
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan
teknologi, Rencana Usaha dapat dijalankan secara layak maupun tidak layak. Pada
Aspek Teknis, yang sangat krusial Untuk dikaji adalah teknologi untuk produksi,
faktor lokasi dan proses produksi.
4. Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen, hal yang dianalisis adalah bentuk organisasi/badan usaha
yang dipilih, struktur organisasi, Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk
mengetahui apakah proses perencanaan dan pengelolaan bisnis yang ada sudah efektif
dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Aspek Sosial dan Ekonomi
Analisis pada aspek ini meliputi sejauh mana manfaat dari bisnis Sentra Tenun
fashion yang dijalankan terhadap lingkungan sekitarnya baik bagi masyarakat maupun
pemerintah. Faktor yang menjadi tolak ukur adalah peningkatan pendapatan
masyarakat, peningkatan kesempatan kerja warga sekitar, dan pajak bagi pemerintah
setempat.
6. Aspek Eksternal Lainnya
Analisis pada aspek ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap
lingkungan sekitar lokasi bisnis ataupun sebaliknya. Aspek yang dimaksud dapat
berupa situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan
hidup, dan situasi persaingan bisnis. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas
lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu
bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak
bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt dalam Nurmalina dkk, 2009).
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Aspek Finansial
Analisis kriteria Investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan Suatu Usaha
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. NPV ( Net Present Value) = nilai bersih sekarang
Rumus : NPV = ∑ 𝐵𝐵𝐵𝐵−𝐶𝐶𝐵𝐵(1+𝑖𝑖)t
nt=1 dimana,
Bt = manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
I = Discount rate (%)
t = tahun kegiatan bisnis ( t= 0,1,2,3, ......n)
n = Umur usaha (tahun)
Dalam penghitungan NPV kriteria yang harus dipahami adalah:
NPV > 0, artinya usaha menguntungkan
NPV < 0, artinya usaha dinyatakan merugikan
NPV = 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga
2. IRR ( Internal Rate of Return)
Rumus ∶ 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑖𝑖1 + � 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁1−𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁2
𝑥𝑥(𝑖𝑖2 − 𝑖𝑖1)�
Keterangan : i1 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif
I2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif
Universitas Sumatera Utara
NPV1 = NPV pada tingkat suku bunga i positif
NPV2 = NPV pada tingkat suku bunga i negatif
3.7 Asumsi-Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian digunakan sebagai dasar dalam analisis dan perhitungan dalam
aspek keuangan. asumsi dalam penelitian studi kelayakan usaha bisnis ini adalah :
1. Periode umur usaha yang dianalisis dalam proyek pengembangan usaha sentra tenun
Bintang Maratur adalah lima tahun. Hal ini berdasarkan umur ekonomis aset yang
paling berpengaruh, yaitu mesin tenun dan kesepakatan dengan pemilik usaha.
2. Dasar penentuan harga produk dan investasi adalah harga yang berlaku pada saat
pengambilan data bulan November-Desember 2013
3. Jumlah tenaga kerja adalah 10 orang dengan jam kerja dalam satu hari adalah 8 jam
dan dalam sebulan ada 26 hari kerja
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah berdirinya
Pendapatan masyarakat Kabupaten Samosir pada umumnya dari hasil pertanian,
padahal sumber daya alam yang dapat diolah menjadi produk industri dan kerajinan yang
mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi sangat beragam yaitu; kacang tanah, jahe, kentang
dan ketela dari pertanian, rotan, bambu, dan kopi dari hasil kehutanan dan perkebunan,
kerajinan batu, tembikar dan batu bata dari hasil pertambangan; ukiran kayu, tenun dan
anyaman dari hasil kerajinan rumah tangga. Kebijakan pengembangan industri di Kabupaten
Samosir telah mulai diarahkan kepada one village one product (OVOP). Implementasi dari
OVOP dilakukan dengan pengembangan agar masing-masing kecamatan memiliki
kompetensi inti masing-masing, sehingga pembinaan dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien. disamping itu akan terjadi pembagian tugas industri di Kabupaten Samosir secara
geografis dan skill masyarakat di masing-masing kecamatan
Pengalaman menunjukkan bahwa Industri Kecil dan Menengah memiliki ketangguhan
terhadap guncangan perekonomian global. Disamping itu Industri Kecil dan Menengah juga
memilki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka peluang usaha dan dapat
mewujudkan peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. dengan IKM yang kuat
maka struktur ekonomi menjadi kokoh dan berperan besar dalam peningkatan ekspor dan
pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan sendiri sehingga
Pemerintah menetapkan suatu Kebijakan Nasional yaitu IKM sebagai penggerak utama
perekonomian Indonesia. Tetapi pada kenyataannya IKM masih banyak menghadapi berbagai
kelemahan baik itu teknis maupun non teknis sehingga Pemerintah dianggap perlu untuk
Universitas Sumatera Utara
memfasilitasi dan mendorong pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah sehingga dapat
tumbuh terus dan berkembang serta mempunyai kemampuan dalam menghadapi persaingan.
Maka untuk itu diperlukannya suatu pembinaan atau pendampingan langsung guna untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan IKM tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
pengembangan IKM dilakukan secara terus menerus dengan selalu memperhatikan aspek
pendidikan, produktivitas, sarana/prasarana, pemasaran, dan pemanfaatan lembaga
pemerintah ataupun swasta secara maksimal untuk menuju kepada terwujudnya IKM yang
modernisasi.
Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika ini pada awalnya merupakan sebuah
kelompok tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan. Mengingat
keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang sulit membeli perlengkapan membuat Ulos
maka Penatua setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu, kelompok tenun ini
merupakan tempat belajar bagi setiap Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos.
Namun, setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun ini
sepakat dijadikan Koperasi. Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target
pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki banyak pendapatan serta dapat
memperoleh pinjaman lunak yang berjumlah besar.
Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. Anggota dari koperasi ini sudah
berkurang dan rotasi manajemen yang sejalan dengan kebijakan manajemen perolehan
pinjaman yang kurang tepat membuat koperasi ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti
dahulu. dan pada tahun 2011, Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM
Tenun atas persetujuan para anggotanya. Sentra Tenun IKM Bintang Maratur kini menjadi
salah satu sumber mata pencaharian dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Visi dan Misi Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
Usaha Sentra Tenun ini belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi, dan misi
usaha. Namun secara umum, kedua hal tersebut telah tersirat dalam wawancara dengan
pemilik usaha. Visi menggambarkan tujuan jangka panjang suatu usaha sedangkan misi
merupakan cara atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut.
dan berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola usaha Sentra tenun mengenai visi dan
misi usaha Sentra Tenun diperoleh informasi yaitu Visi Usaha Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur adalah “Menjadikan usaha yang senantiasa mengandalkan mutu dan harga
bersaing”. Sedangkan Misi usaha ini adalah Turut menciptakan lapangan kerja disekitarnya
serta Meningkatkan keahlian SDM untuk meningkatkan inovasi produk.
4.2 Analisis Kelayakan Usaha
Dalam perjalanan usahanya, Sentra Tenun bermaksud untuk melakukan
pengembangan usahanya dengan memperluas skala unit usaha dan produksi. Usaha Sentra
Tenun belum mampu memenuhi pesanan yang setiap tahunnya meningkat dari berbagai
konsumen walaupun untuk keperluan produksi, Sentra Tenun telah memiliki aset berupa
bangunan serta peralatan dan perlengkapan yang cukup memadai. Bentuk pengembangan
usaha yang rencananya akan dilakukan oleh Sentra Tenun adalah dengan membuat divisi atau
unit usaha yang difokuskan untuk memproduksi tenun fesyen. Untuk rencana pengembangan
usaha ini Sentra Tenun memerlukan studi kelayakan Usaha Bisnis. Bentuk pengembangan ini
atas dasar permintaan produk Ulos fashion di pasar yang terus meningkat. Pengembangan
usaha tersebut sudah pasti akan berpengaruh terhadap beberapa variabel produksi seperti
bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya. Analisis kelayakan usaha dapat
digunakan untuk menilai apakah pengembangan tersebut layak untuk diusahakan atau tidak
layak. Maka Aspek yang perlu dikaji dari Usaha Sentra Tenun ini adalah Aspek non finansial
yang meliputi aspek pasar, aspek sosial dan ekonomi, Aspek Manajemen, aspek teknis,
Universitas Sumatera Utara
aspek SDM dan aspek lingkungan Eksternal lainnya. serta Aspek Finansial yang meliputi
analisis keuangan dengan menggunakan metode analisis kriteria Investasi. Adapun hasil
wawancara dengan Pengelola Usaha Sentra Tenun IKM Bintang Maratur adalah sebagai
berikut :
4.2.1 Aspek Non Finansial
4.2.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Produk Ulos fesyen saat ini sudah diminati pasar sejak lama. Produk Ulos fesyen yang
diproduksi oleh Sentra Tenun IKM Bintang Maratur setiap tahunnya meningkat yang sejalan
dengan peningkatan demand dari konsumen. Adapun produk yang terdapat pada Sentra
Tenun ini berupa barang hasil produksi yakni :
1. Sarung motif ulos
2. Selendang motif ulos
3. Kain Kemeja motif ulos
Konsumen dapat menentukan motif yang bagaimana akan dibentuk pada sarung,
Selendang, maupun bakal kain untuk kemeja dan bahan dasar yang bagaimana yang disukai.
Sentra IKM Bintang Maratur memberikan contoh motif yang sangat bervariasi, Mulai dari
motif Gorga batak, bunga, serta gambar yang membentuk pola lainnya seperti pola motif
yang terdapat pada Ulos. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan seandainya Konsumen
memesan produk dengan motif yang ditentukan sendiri. Pihak Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur akan mengkonfirmasi apakah motif yang diinginkan dapat dikerjakan atau tidak
dapat dikerjakan. dan tentu saja harga juga tergantung pada jenis bahan dan tingkat
kerumitan yang dilalui dalam pembuatan bahan tersebut. Maka, untuk memproduksi pesanan
Universitas Sumatera Utara
yang diinginkan konsumen, Sentra ini menggunakan Peralatan dan perlengkapan sebagai
berikut :
1. Benang (katun,rayon,viskosa,polyester)
2. Alat untuk menghani
3. Alat untuk memalet benang
4. Gunting
5. Alat mencucuk benang
6. ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)
Pada harga pasaran Ulos saat ini berkisar antara Rp. 70.000,00 sampai dengan
Rp.10.000.000,00. Hal ini dikarenakan kualitas, motif, dan jenis Ulosnya yang bervariasi.
Sejauh ini, pesanan akan Ulos fashion terhadap Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Adapun harga standard yang ditetapkan oleh Sentra
Tenun IKM Bintang Maratur saat ini pada masing-masing produknya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Produksi Ulos fesyen pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
NO. JENIS PRODUKSI NILAI PRODUKSI (RP. )
1. Kain tenun kemeja ATBM Flat (cotton) 265.000
2. Kain tenun kemeja ATBM Flat (semi
sutera) 310.000
3. Kain tenun kemeja ATBM Flat (sutera) 530.000
4. Kain tenun kemeja ATBM Dobby
(cotton) 265.000
5. Kain tenun kemeja ATBM Dobby (semi 320.000
Universitas Sumatera Utara
sutera)
6.
Kain tenun kemeja ATBM Flat
Sulam(cotton) 400.000
7.
Kain tenun kemeja ATBM Flat sulam
(semi sutera) 450.000
8. Kain tenun kemeja ATBM Flat sulam
(Sutera) 530.000
9. Kain tenun Sarung ATBM Flat Sulam
(cotton) 1.350.500
10. Kain tenun Sarung ATBM Flat Sulam
(semi sutera) 1.800.000
11.
Kain tenun Sarung ATBM Flat Sulam
(sutera) 2.600.000
13.
Kain tenun Selendang ATBM Flat Sulam
(cotton) 450.000
14. Kain tenun Selendang ATBM Flat Sulam
(semi sutera) 620.000
15. Kain tenun Selendang ATBM Flat Sulam
(sutera) 885.000
Sumber : data produksi Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
Penjualan Sentra Tenun setiap tahun mengalami peningkatan dan selalu dibanjiri
pesanan konsumen dari Luar Negeri maupun Domestik yang datang ke Objek Wisata Pulau
Universitas Sumatera Utara
diatas Pulau Tersebut. dapat kita lihat pada tabel dibawah ini yang menunjukkan kenaikan
Pesanan dari konsumen tersebut:
Tabel 4.2 Jumlah Produksi Pesanan di Sentra Tenun IKM Bintang Maratur Periode tahun 2011-2013
Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Bakal kemeja 97 220 248
Sarung 89 110 195
Selendang 293 620 960
Pesanan lain 9 13 19
Sumber : data penjualan IKM Bintang Maratur
Untuk mengirimkan pesanan dari konsumen, kami menggunakan jasa transportasi
angkutan umum jika konsumennya masih berada pada daerah Samosir ini secara gratis dan
kami akan menggunakan fasiltas kargo untuk pengiriman wilayah luar Samosir seperti jasa
TIKI, POS, Bus, Dakota dan jasa pengiriman barang lainnya. Biaya kirim barang untuk luar
kota Pangururan sepenuhnya ditanggung oleh pembeli produk ini. Pembayaran dapat
dilakukan setelah barang diterima oleh pelanggan yang sudah melakukan kerja sama dengan
modal kepercayaan sebelumnya. Sedangkan bagi pelanggan baru, harus melakukan
pembayaran di awal untuk mengirim sejumlah uang sesuai pembelian yang dilakukan dan
melakukan konfirmasi setelah mentransfer uang ke rekening pemilik Sentra Tenun IKM
Bintang Maratur. kemudian saya akan melakukan pengecekan apakah uang sudah masuk atau
belum, jika hal tersebut sudah dijalankan maka pengiriman barang akan dilakukan hari itu
juga. Jika ternyata pembelian bersangkutan dilakukan pada hari libur nasional maka
pengiriman barang dari IKM Bintang Maratur ke konsumen diluar daerah Samosir dilakukan
pengiriman barang pada hari berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh IKM Bintang Maratur dalam rangka
memasarkan produknya yaitu dengan membuat socket (tempat memajang produk), membuat
blog produk serta membuat website produk. Siaran Televisi juga menjadi media iklan dari
produk ulos fesyen. Diantaranya, TVRI (Televisi Republik Indonesia), Jendela Sumatera di
channel Global TV, TV One. Wilayah pemasaran produk Sentra Tenun ATBM adalah daerah
Samosir, Tapanuli Utara, Tebing, Medan, Bandung, Jakarta. Dan sebagainya. Hasil tenun
dari IKM ini sudah terkenal karena sering juga ditampilkan pada saat event-event penting
seperti PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara), TTG (Teknologi Tepat Guna), FDT (Festival
Danau Toba). dan terkadang, faktor konsumen itu yang sering menceritakan apa yang
dibelinya dari Sentra Tenun ini menjadi faktor yang seringkali diucapkan calon konsumen
jika datang berkunjung ke Sentra Tenun ini.
4.2.1.2 Aspek SDM
Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur terdapat 10 orang tenaga kerja yang
dipimpin oleh 1 orang yakni ibu Rolika Manik. Dalam memperoleh tenaga kerja tersebut,
dilakukan tahap rekruitmen-seleksi dan Orientasi. Berhubung IKM ini masih pada
manejemen yang sederhana atau fungsional, tingkat pendidikan bukan menjadi patokan
utama. Melainkan, harus memiliki kemampuan standard dalam menenun Ulos, sehat jasmani
dan rohani, penyabar, dan loyal terhadap pekerjaannya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
Pihak Sentra Tenun dalam menyeleksi dan training calon karyawannya.
Sedangkan untuk tahapan Seleksi, pihak Diskoperindag membantu Pihak Sentra
Tenun dalam pemilihan calon Karyawan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Pihak
Diskoperindag dalam Pembinaan dan Pelatihan untuk mengembangkan kemampuan
karyawan dalam menggunakan ATBM, mesin Hani dan sebagainya. pada tahapan ini, Faktor
usia,tingkat ketelitian dan hasil Ulos yang diproduksi untuk bahan percobaan oleh karyawan
Universitas Sumatera Utara
menjadi patokan penilaian oleh Pihak Diskoperindag. Selanjutnya pada tahap Orientasi, pihak
Diskoperindag dan Sentra Tenun akan menentukan karyawan manakah yang dapat dipilih
berdasarkan hasil evaluasi rekruitmen dan Seleksi.
Sejauh ini, pencapaian produktivitas kerja sudah dianggap mencapai target yang
diharapkan walaupun belum mampu memenuhi pesanan yang membludak dan membuat
konsumen menunggu pesanannya disiapkan. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan Modal
untuk menambah aset cabang produksi. adapun Program Pelatihan dan Pengembangan yang
pernah diperoleh pihak Sentra Tenun dari Diskoperindag adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan Produksi Ulos menggunakan hasussak atau gedokan (alat tradisional)
2. Pembinaan, pendampingan dan pengembangan sentra Industri Kerajinan Tenun dari
Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir.
3. Diklat ATBM Dobby dari balai Diklat Industri (BDI) Medan
4. Divesifikasi produk tenun dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Sumatera Utara
5. Pelatihan wirausaha
Dalam pengembangan usaha Ulos fashion ini, karyawan dibutuhkan sebanyak 10
orang karyawan yang terdiri dari 1 orang tukang belanja, 2 orang tukang pola dan 7 orang
untuk proses menghani sampai proses tenun dan penyulaman. Jam kerja biasanya dimulai
dari pukul 09.00 wib dan berakhir pada pukul 17.00 wib dengan waktu jeda sekitar 1 jam
yang biasanya tepat pada pukul 12.00 wib. Hal ini berlaku mulai dari hari Senin hingga
Sabtu. Sistem pemberian kompensasi kepada tenaga kerja Sentra Tenun IKM ini adalah
sistem upah (borongan). Sejauh ini, Sentra Tenun belum mampu menetapkan metode
Bulanan dalam penggajian. karena, tidak semua anggota Sentra melakukan pekerjaannya
dengan beban tanggung jawab yang sama. Untuk tenaga kerja bagian pembuatan pola yang
Universitas Sumatera Utara
mendapat upah rata-rata sebesar Rp.3.000.000,00 hingga Rp.5.000.000,00. Perbulan Tenaga
kerja penghani, pencucukan dan pemaletan mendapat upah Rp.2.000.000,00 hingga
Rp.3.500.000,00 Perbulan. Tenaga kerja bagian penenunan mendapat upah yang relatif lebih
besar karena pekerjaannya relatif lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama. Upah yang
diterima tenaga kerja penenunan juga bervariasi tergantung model dan tingkat kesulitan.
Upah yang diterima tenaga kerja penenunan berkisar antara Rp.4000.000,00 hingga Rp.
6000.000,00 Perbulan. Selain pemberian kompensasi berupa gaji dan upah, para tenaga kerja
Sentra Tenun mendapatkan uang makan setiap hari kerja sebesar Rp 15.000.
Pada saat operasional perusahaan, resiko keselamatan dan kesehatan karyawan pada
sentra Tenun IKM bintang Maratur masih belum dimanajemen dengan baik. Akan tetapi,
Diskoperindag menyediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) jika
seandainya terjadi kecelakaan kerja pada level kecelakaan ringan. Seperti yang pernah terjadi
pada salah satu karyawan mengalami luka ringan karena tergores pada kamran saat proses
pencucukan benang. Sedangkan jika terjadi kecelakaan yang dianggap perlu perhatian serius
dari pihak Rumah sakit, maka tindakan serius akan ditempuh untuk menyelesaikannya.
Disamping itu, Diskoperindag juga memberikan asuransi kecelakaan pada karyawan Sentra
Tenun tersebut. Apabila karyawan mampu menguasai proses produksi Ulos fashion dengan
baik, karyawan dapat membuka Usaha sendiri. Karena permintaan akan Ulos fashion saat ini
sangat tinggi dan memiliki potensi pasar yang berkesinambungan tidak diimbangi dengan
ketersediaan produksi dipangsa pasar. Sejauh ini, karyawan dari Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur mampu bekerja sama secara individual maupun tim karena Hubungan sosial masih
erat baik secara adat maupun kekeluargaan.
4.2.1.3 Aspek Teknis
Universitas Sumatera Utara
Dalam pendirian suatu usaha, aspek lokasi usaha menjadi suatu hal yang penting baik
untuk penentuan tempat produksi (pabrik) maupun tempat untuk memasarkan produk yang
dihasilkan. Lokasi Usaha Sentra Tenun IKM Bintang Maratur terletak di Jl.Simanindo-
Pangururan. Desa Lumban Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Hal ini
didasarkan pada berbagai alasan dalam penentuan lokasi usaha adalah :
1. Ketersediaan SDM yang terampil dan Mencukupi di daerah ini
2. Lokasi yang strategis karena terletak didekat jalan Lintas kota Pangururan
menuju Tomok
3. Target konsumen yang pada umumnya adalah suku Batak. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan juga para traveler yang berkunjung ke Samosir.
Untuk menjalankan proses produksi tentu dibutuhkan sarana dan prasarana berupa
peralatan dan perlengkapan yang berkaitan dengan setiap proses produksi. Adapun Peralatan
dan Perlengkapan Produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi Ulos tersebut adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Jenis Mesin/Peralatan Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
NO. JENIS MESIN/ PERALATAN SPESIFIKASI KAPASITAS JUM
LAH BUATAN
1. ATBM FLAT
Material : Kayu Kamper Dimensi : 160x230x140 Lebar Sisir : 130 cm Leber Kain : 120 cm Pengerok : Manual
12 meter/hari 3
Bandung
2. ATBM FLAT SULAM
Material : Kayu Kamper Dimensi : 160x230x140 Lebar Sisir : 130 cm Leber Kain : 120 cm
12 meter/hari 3
Bandung
Universitas Sumatera Utara
Pengerok : Manual
3. ATBM DOBBY
Material : Kayu Kamper Dimensi : 160x230x140 Lebar Sisir : 130 cm Leber Kain : 120 cm Pengerok : Manual
12 meter/hari 3
Bandung
4. BAKI PENCELUP Bahan : Stainless Stell 2 Bandung
5. Alat Hani Kayu kamper 1 Bandung
6. Paletan Kayu kamper 2 Bandung
Sumber : data diolah
Produk yang dihasilkan oleh Sentra Tenun IKM Bintang Maratur adalah Ulos
fashion. untuk memproduksinya dibutuhkan beberapa tahap produksi yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Disain Motif
Ketika membuat kain ulos, baik untuk sarung, bakal, bakal kain kemeja dan
selendang dengan motif ulos, yang pertama dilakukan adalah membuat disain
motifnya. Disain motif itu sendiri bermacam-macam tergantung dari keinginan
konsumen itu sendiri. biasanya, konsumen memilih motif gorga batak, motif
bunga, motif kupu-kupu dan sebagainya
2. Proses Menghani Benang
Benang tersebut dihani terlebih dahulu, dan kemudian akan dilanjutkan ke proses
pencucukan. Benang tersebut dapat mencapai panjang 50 – 100 meter. Benang
yang dihani tersebut akan digunakan sebagai benang lusi.
3. Proses Pencucukan Benang
Benang yang sudah dihani, kemudian dicucuk satu persatu ke mata gun dan sisir
yang terdapat pada ATBM. Proses pencucukan ini membutuhkan kesabaran dan
ketelitian yang penuh, agar pada saat menenun, tidak terjadi kesalahan.
4. Proses Pemaletan benang
Universitas Sumatera Utara
Benang yang dipalet akan digunakan sebagai benang pakan. Selain itu digunakan
sebagai benang untuk menyulam motif-motif yang sudah dibuat.
5. Proses Pertenunan
Setelah semua benang telah dimasukkan, maka proses menenun siap dilaksanakan.
6. Proses Menyulam
Saat menenun, motif-motif yang sudah dibuat akan disulam dengan menggunakan
benang. Sehingga benang tersebut akan timbul di atas kain membentuk motif-
motif yang sudah disiapkan.
7. Proses Pemasaran
Ulos sudah siap dijual dengan motif yang diinginkan Konsumen
4.2.1.4 Aspek Manajemen
Penilaian kelayakan pengembangan usaha dalam aspek manajemen meliputi hal yang
berkaitan dengan struktur organisasi, dan kepemilikan,. Maka berdasarkan hasil keterangan
dalam wawancara dengan pengelola Sentra tenun IKM Bintang Maratur pada 01 Agustus
2014 menyangkut materi Aspek Manajemen adalah sebagai berikut :
Hampir semua fungsi manajerial dipegang sendiri oleh pimpinan usaha yang langsung
membawahi 10 orang karyawan. Pembagian tugas secara spesifik dilakukan pada proses
produksinya dimana terdapat tiga kegiatan utama dalam proses produksi, yaitu pembuatan
pola, penghani, pencucukan, dan pemaletan serta penenunan. Adapun struktur Organisasi
yang terdapat pada Sentra IKM ini adalah struktur Organisasi sederhana. Dimana, Ketua
dibantu oleh pekerjanya secara langsung dalam mengelola semua hal yang diperlukan dalam
operasionalnya memperoleh laba. Pemilik pengembangan usaha Sentra Tenun ini adalah
Dinas Koperasi dan Perindustrian kabupaten Samosir. Ketua Sentra Tenun ini adalah Ibu
Rolika Manik yang membawahi 10 orang karyawan. Modal dalam menjalankan
Universitas Sumatera Utara
pengembangan usaha ini seluruhnya dibantu oleh Diskoperidag Kabupaten Samosir dengan
Kerja Sama dari Pemerintah daerah.
4.2.1.5 Aspek Sosial dan Ekonomi
Dengan situasi saat ini, Pengembangan Sentra Tenun yang memproduksi Ulos
Fesyen ini, mampu membuka peluang kesempatan kerja dan dapat menyerap tenaga kerja
dari masyarakat sekitar (10 orang). Sehingga secara tidak langsung keberadaan usaha ini
dapat membantu pemerintah daerah Kabupaten Samosir dalam upaya mengurangi angka
pengangguran walaupun dalam jumlah kecil. Disamping itu, keberadaan Sentra Tenun ini
dapat meningkatkan jumlah pendapatan bagi pengelola usaha maupun masyarakat sekitar
serta pemerintah daerah.
4.2.1.6 Aspek Eksternal Lainnya
Dalam operasionalnya, Sentra Tenun Ulos fashion IKM Bintang Maratur mendapat
sambutan hangat dari masyarakat sekitarnya. Karena Sentra Tenun ini tidak menyalahi
tatanan Nilai dan Norma yang berlaku pada lingkungan sekitarnya melainkan Sentra Tenun
ini mempertahankan ciri khas kebudayaan di Lingkungan Suku Batak. Adapun Produsen
Ulos yang lain berupa saingan Sentra Tenun ini adalah produsen Ulos dari tarutung, siantar,
kabanjahe, dan sibolga.
Pada usaha Sentra Tenun Ulos fashion IKM Bintang Maratur dapat dikatakan tidak
menghasilkan sisa atau limbah yang dapat menimbulkan zat yang berbahaya bagi tubuh
ataupun mengganggu lingkungan sekitar. Sisa atau limbah produksi pada umumnya berupa
sisa karton dalam pembuatan pola, potongan-potongan bahan yang tidak ikut terpakai, dan
sisa-sisa benang. Semua limbah tersebut yang tidak dapat digunakan lagi akan dikumpulkan
dan pada akhirnya akan dibuang ke tempat pembuangan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Aspek Finansial
Dalam Sentra Tenun ini, pesanan dari konsumen mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Produk Ulos fesyen yang digemari konsumen sangat bervariasi. Akan tetapi,
manajemen keuangan belum dilakukan dengan prinsip akuntansi yang ideal. Sentra Tenun ini
menggunakan Pencatatan Perhitungan keuangan yang sederhana. Berikut data perkiraan
keuangan Sentra tenun IKM Bintang Maratur berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
Sentra Tenun.
Pesanan dari konsumen mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan
penuturan ibu Rolika br Manik, kisaran pesanan yang dipenuhi oleh Sentra Tenun ini dapat
kita lihat pada Tabel keterangan berikut ini :
Tabel 4.2.2.1 Kisaran Jumlah Pesanan di Sentra Tenun IKM Bintang Maratur Periode tahun 2011-2013
Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Bakal kemeja 97 220 248
Sarung 89 110 195
Selendang 293 620 960
Pesanan lain 9 17 29
Sumber : data penjualan IKM Bintang Maratur
Dalam proses Produksi Ulos fesyen tersebut, kisaran bahan baku yang dibutuhkan
untuk memenuhi pesanan dari konsumen dalam kurun waktu 1 tahun dapat kita lihat pada
tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Kisaran Jenis dan kebutuhan Bahan Baku pertahun
NO. JENIS BAHAN BAKU KEBUTUHAN BAHAN BAKU
NILAI BAHAN BAKU (RP.) JUMLAH SATUAN
1. Boom sutera untuk selendang 70 M 4.900.000
2. Boom sutera untuk sarung 120 M 8.400.000
3. Boom katun untuk kemeja 150 M 2.325.000
4. Benang sutera untuk pakan (aneka warna) 7 Kg 6.580.000
5. Benang katun untuk pakan (aneka warna) 20 Kg
3.000.000
6. Benang untuk gatip 3 Kg 4.800.000
7. Benang viskos rayon (aneka warna) 3 Kg
1.350.000
8. Benang metallic 70 Closs 2.100.000
9. Tali 20 Gulungan 200.000
JUMLAH 33.455.000
Sumber : data penjualan IKM Bintang Maratur
Dari Penjualan produk yang dilakukan oleh Sentra Tenun tersebut, mereka
memperoleh kisaran keuntungan bersih selama kurun waktu Tahun 2010 sampai dengan2014
seperti pada tabel dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Kisaran Keuntungan Bersih sebelum pajak pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur periode Tahun 2010 sampai dengan2014
(000) Rp
Tahun B. Operasi Benefit Net Benefit
2010 25,8 54,9 29,1
2011 28,6 66,45 37,850
2012 30,5 71,8 41,3
2013 32,4 76,9 44,5
Sumber : data Keuangan IKM Bintang Maratur
Berdasarkan keterangan Tabel diatas, kita dapat melihat posisi Benefit yang diperoleh
Sentra Tenun IKM Bintang Maratur ini setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
4.3 Analisis Studi Kelayakan usaha Bisnis dan Implikasi Manaejerial
Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis merupakan penilaian sejauh mana
kegiatan/kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila suatu usaha
dijalankan atau dikembangkan dengan pertimbangan berbagai Aspek, yang keseluruhan
Aspek tersebut harus mengandung Hal-hal positif untuk dapat dikatakan layak. Semua Aspek
yang dikaji tersebut saling berhubungan dalam menentukan Layak atau tidak Layaknya
keputusan Investasi tersebut dijalankan. Adapun Aspek yang akan dianalisis pada Sentra
Tenun IKM Bintang Maratur ini adalah Aspek non finansial yaitu, aspek pasar, aspek teknis,
dan aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal
lainnya dan Aspek finansial yaitu aspek keuangan dengan metode analisis kriteria Investasi
yang relevan
Sedangkan Implikasi manajerial merupakan rekomendasi atau penjelasan secara detail
mengenai langkah strategis yang dapat di ambil oleh pihak manajemen dalam menjalankan
Universitas Sumatera Utara
fungsi manajemen untuk mengelola jalannya roda perusahaan. Rekomendasi ini tertuang
dalam bentuk perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian
(controling). Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, pengelola yang menjalankan fungsi
manajemen dapat melakukan beberapa langkah strategis pada beberapa aspek, diantaranya
Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek SDM, Aspek Manajemen, Aspek Teknis, Aspek Sosial
Ekonomi, serta Aspek Lingkungan dan Eksternal lainnya. Maka penjabarannya adalah
sebagai berikut :
4.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Tujuan analisis pada Aspek Pasar dan Pemasaran yaitu untuk melihat peluang atau
pangsa pasar Ulos Fesyen yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan. Pada aspek pasar
dilakukan analisis terhadap bentuk pasar, persaingan usaha, serta bauran pemasaran
(marketing mix). maka pada Aspek Pasar dan Pemasaran di Sentra Tenun ini adalah sebagai
berikut :
1. Bentuk Pasar
Bentuk pasar produsen untuk usaha Ulos fesyen adalah pasar persaingan sempurna.
Pada jenis pasar ini, jumlah produsen tidak terbatas karena pada dasarnya usaha ini
dapat dijalankan oleh berbagai pihak selama memiliki kemampuan dan semua Sumber
Daya yang dibutuhkan. Sedangkan pasar konsumen yang dipilih adalah pasar
penjualan langsung (direct selling), karena telah memiliki tempat usaha yang tetap
dan memiliki tempat socket untuk memajangkan hasil Tenunan ATBM serta
memungkinkan untuk menjual barang langsung ke tangan konsumen.
2. Bauran Pemasaran
Adapun Bauran Pemasaran yang terdapat pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Product
Adapun produk yang terdapat pada Sentra Tenun ini berupa barang hasil produksi
yakni :
1. Sarung motif ulos
2. Selendang motif ulos
3. Kain Kemeja motif ulos
4. Pesanan lainnya
Keseluruhan Produk itu, merupakan produksi yang permintaannya mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Pada kenyataannya, Sentra Tenun ini belum mampu
memenuhi pesanan dari konsumen yang membludak. Maka prioritas dari Sentra
Tenun ini adalah diharapkan mampu menambah kuantitas Produksi yang tetap
menjaga kualitas produk unggulan, mempertahankan jaringan mitra Aliansi untuk
menjaga kelancaran persediaan Bahan baku, menambah variasi Motif Ulos dengan
Pembekalan kemampuan terhadap karyawan.
2. Price
Penentuan Harga yang ditetapkan oleh Sentra ini berdasarkan prinsip Biaya tetap dan
biaya Variabel pembuatan produk dan mengikuti Harga pasar atau yang sering disebut
Mark Up. Sejauh ini, pesanan akan Ulos fashion terhadap Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur mengalami peningkatan setiap tahunnya dan dibarengi dengan peningkatan
beban Bahan bakunya. Adapun harga standard yang ditetapkan oleh Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur pada 01 Agustus 2014 adalah sebagai berikut
a) Bakal Kemeja @ Rp.750.000
b) Sarung @ Rp.1.000.000
c) Selendang @ Rp. 500.000
Universitas Sumatera Utara
d) Pesanan lainnya tergantung ukuran, motif, jenis dan lamanya pengerjaan
produk
Prioritas yang harus diupayakan Sentra Tenun IKM Bintang Maratur pada penetapan
harga adalah menyesuaikan konsistensi Mark Up dengan tepat. Apabila, penetapan
harga dilakukan dengan semena-mena pada level yang mahal, tentu saja dapat
merubah persepsi calon pelanggan dalam mengkonsumsi Ulos fesyen. Karena, harga
produk adalah patokan utama bagi konsumen dalam memperoleh kepuasan dari
mengkonsumsi suatu produk.
3. Place or distribution
Saluran distribusi produk ulos Fashion pada IKM Bintang Maratur dilakukan
secara langsung untuk wilayah Kota Pangururan menggunakan jasa angkutan
umum yaitu, mobil lintas yang melewati rute Tomok menuju Nainggolan. dan
menggunaka fasiltas kargo untuk pengiriman wilayah luar Samosir seperti jasa
TIKI, POS, Bus, Dakota dan jasa pengiriman barang lainnya yang disetujui oleh
konsumen. Strategi yang digunakan dalam kegiatan distribusi untuk wilayah
Samosir adalah memberikan ongkos kirim secara gratis. disamping itu, Sentra
Tenun ini juga sudah memiliki jaringan Distribusi yang menjadi mitranya selama
ini seperti pengiriman bahan baku dari Majalaya.
Sentra Tenun IKM Bintang Maratur harus Mampu menjaga hubungan baik
dengan aliansi dan pelanggan. karena disamping dari kualitas yang baik, harga
yang sesuai, pelayanan juga merupakan kunci menjaga hubungan baik.
4. Promotion
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh IKM Bintang Maratur dalam rangka
memasarkan produknya yaitu dengan membuat socket (tempat memajang
produk), membuat blog produk serta membuat website produk dengan bantuan
Pemerintah Kabupaten Samosir. Siaran Televisi juga menjadi media iklan dari
produk ulos fesyen. Diantaranya, TVRI (Televisi Republik Indonesia), Jendela
Sumatera di channel Global TV, TV One. Wilayah pemasaran produk Sentra
Tenun ATBM adalah daerah Samosir, Tapanuli Utara, Tebing, Medan, Bandung,
Jakarta. Dan sebagainya. Hasil tenun dari IKM ini sudah sangat terkenal karena
sering juga ditampilkan pada saat event-event penting seperti PRSU (Pekan Raya
Sumatera Utara), TTG (Teknologi Tepat Guna), FDT (Festival Danau Toba).
Disamping itu, Pengenalan wisata yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Samosir tentang Danau Toba dan keindahannya ke penjuru Dunia
sejalan dengan pengenalan Ulos fashion juga. Dan terkadang, faktor “word of
mouth “(promosi yang dilakukan konsumen dengan menceriterakan pengalaman
yang dialaminya kepada orang lain) dari Wisatawan itu sendiri, juga menjadi
faktor dalam pengenalan Ulos Fesyen. Hasil dari usaha Promotion ini juga sudah
dapat dirasakan, yakni dengan kenaikan penjualan setiap tahunnya dan kebanjiran
Pesanan dari berbagai konsumen.
Pihak Sentra Tenun harus dapat meningkatkan eksistensinya dalam kegiatan
Promotion karena hal ini sangat menunjang kesinambungan dari Usaha bisnis
Ulos fesyen.
Berdasarkan analisis pada Aspek Pasar dan Pemasaran pada Sentra Tenun IKM
Bintang Maratur, Usaha Ulos fesyen ini dikatakan Layak dijalankan. Karena pada Aspek ini,
bauran pemasaran memiliki hasil yang baik dan tinjauan untuk kesinambungan pasar cukup
baik untuk diteruskan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Aspek SDM
Penilaian kelayakan pengembangan usaha dalam aspek Sumber Daya Manusia
meliputi kondisi kompetitif yang dimiliki Karyawan, Deskripsi pekerjaan, Program Pelatihan
dan Pengembangan, Penentuan Prestasi Kerja, Kompensasi, Perencanaan Karir, Mekanisme
PHK, Kebijakan Rekruitmen-Seleksi-Orientasi serta Keselamatan dan kesehatan kerja.
.Aspek SDM memegang peran kunci dalam pembangunan dan pengembangan usaha Bisnis.
Untuk itu, perlu dimaksimalkan kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan. Maka
penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Kondisi Kompetitif, jumlah karyawan pada Sentra Tenun ini adalah 10 orang dengan
kemampuan menenun yang baik dan memahami proses produksi Ulos fesyen. Jam
kerja biasanya dimulai dari pukul 09.00 wib dan berakhir pada pukul 17.00 wib
dengan waktu jeda sekitar 1 jam yang biasanya tepat pada pukul 12.00 wib. Hal ini
berlaku mulai dari hari Senin hingga Sabtu.
2. Deskripsi Pekerjaan yang di tetapkan adalah 1 orang tukang belanja bahan baku dan
menjual produk Ulos fesyen, 2 orang tukang pola dan 7 orang untuk proses menghani
sampai proses tenun dan penyulaman. Terkadang, jika terdapat kerusakan pada alat
Produksi Tenun, pihak Sentra akan memanggil Tukang dari warga setempat yang
diyakini kompeten dalam memperbaiki kerusakan mesin produksi
3. Program Pelatihan dan Pengembangan yang pernah diperoleh oleh karyawan pada
Sentra Tenun ini adalah Pelatihan Produksi Ulos menggunakan hasussak atau
gedokan (alat tradisional). Pembinaan, pendampingan dan pengembangan sentra
Industri Kerajinan Tenun dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Samosir, Diklat ATBM Dobby dari balai Diklat Industri (BDI) Medan,
Diversifikasi produk tenun dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Sumatera Utara serta Pelatihan wirausaha
Universitas Sumatera Utara
4. Penentuan Prestasi Kerja, Sejauh ini, Pencapaian produktivitas kerja sudah dianggap
mencapai target yang diharapkan walaupun belum mampu memenuhi pesanan yang
membludak dan membuat konsumen menunggu pesanannya disiapkan. Hal ini
dikarenakan oleh keterbatasan Modal untuk menambah aset cabang produksi. Semua
karyawan memiliki peluang yang sama dalam memperoleh income yang lebih ideal
serta kesempatan yang sama.
5. Sistem pemberian kompensasi kepada tenaga kerja Sentra Tenun IKM ini adalah
sistem upah (borongan). Sejauh ini, Sentra Tenun belum mampu menetapkan metode
Bulanan dalam penggajian karena, tidak semua anggota Sentra melakukan
pekerjaannya dengan beban tanggung jawab yang sama. Untuk tenaga kerja bagian
pembuatan pola yang mendapat upah rata-rata sebesar Rp.3.000.000,00 hingga
Rp.5.000.000,00. Perbulan. Tenaga kerja penghani, pencucukan dan pemaletan
mendapat upah Rp.2.000.000,00 hingga Rp.3.500.000,00 Perbulan. Tenaga kerja
bagian penenunan mendapat upah yang relatif lebih besar karena pekerjaannya relatif
lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih lama. Upah yang diterima tenaga kerja
penenunan juga bervariasi tergantung model dan tingkat kesulitan. Upah yang
diterima tenaga kerja penenunan berkisar antara Rp.4000.000,00 hingga Rp.
6000.000,00 Perbulan. Selain pemberian kompensasi berupa gaji dan upah, para
tenaga kerja Sentra Tenun mendapatkan uang makan setiap hari kerja sebesar Rp
15.000.
6. Perencanaan Karir pada Sentra Tenun ini sangat terbuka. Apabila karyawan mampu
menguasai proses produksi Ulos fashion dengan baik serta memiliki Semua Sumber
Daya yang dibutuhkan, maka karyawan dapat membuka Usaha sendiri.
7. Mekanisme PHK yang diterapkan pada Sentra Tenun ini belum pernah dilakukan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga mekanisme PHK diterapkan suatu saat
Universitas Sumatera Utara
nanti jika terdapat masalah pada karyawan yang dianggap menyalahi aturan yang
ditetapkan oleh pihak sentra tenun ini.
8. Kebijakan Rekruitmen-Seleksi-Orientasi yang diterapkan pada Sentra Tenun ini
adalah Pihak Diskoperindag membantu Pihak Sentra Tenun dalam pemilihan calon
Karyawan atau Rekruitmen. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Pihak
Diskoperindag dalam Pembinaan dan Pelatihan untuk mengembangkan kemampuan
karyawan dalam menggunakan ATBM, mesin Hani dan sebagainya. Selanjutnya
pada tahapan Seleksi, Faktor usia,tingkat ketelitian dari hasil Ulos yang diproduksi
untuk bahan percobaan oleh karyawan menjadi patokan penilaian oleh Pihak
Diskoperindag. Selanjutnya pada tahap Orientasi, pihak Diskoperindag dan Sentra
Tenun akan menentukan karyawan manakah yang dapat dipilih berdasarkan hasil
evaluasi rekruitmen dan Seleksi. Setelah itu, calon karyawan akan ditetapkan menjadi
karyawan pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
9. Keselamatan dan kesehatan kerja Pada saat operasional perusahaan di Sentra Tenun
ini belum dimanajemen dengan baik. Karena tidak memiliki Standard Procedure
Operational Akan tetapi, Diskoperindag menyediakan kotak P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan) jika seandainya terjadi kecelakaan kerja pada level
kecelakaan ringan. Sedangkan jika terjadi kecelakaan yang dianggap perlu perhatian
serius dari pihak Rumah sakit, maka akan segera ditempuh langkah tersebut.
Pihak Sentra Tenun IKM Bintang Maratur diharapkan dapat meningkatkan
pembekalan terhadap karyawan untuk inovasi produk yang lebih baik. Misalnya,
menambah variasi Motif yang mengadopsi motif yang lebih disukai konsumen,
menambah variasi Produk dan sebagainya. serta menggunakan Manajemen yang lebih
baik untuk mengelola Sentra Tenun untuk kedepannya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan analisis Aspek SDM pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Usaha
Ulos fesyen dikatakan Layak dijalankan. Karena kondisi kompetitif yang dimiliki karyawan
cukup terlatih dan sudah sering mengikuti kegiatan Pelatihan dan Pengembangan dari
berbagai Instansi yang kompeten.
4.3.3 Aspek Teknis
Tujuan dari aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan
teknologi, Rencana Usaha dapat dijalankan secara layak maupun tidak layak. Pada Aspek
Teknis, yang sangat krusial Untuk dikaji adalah teknologi untuk produksi, faktor lokasi dan
proses produksi. Maka Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Teknologi yang digunakan adalah ATBM FLAT, ATBM FLAT SULAM, ATBM
DOBBY, BAKI PENCELUP, Alat Hani dan Paletan
2. Lokasi Usaha Sentra Tenun ini berada di Jl.Simanindo-Pangururan Desa
Lumban Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Lokasi ini
berada tepat pada batas diantara Kecamatan Simanindo dengan kecamatan
Pangururan. Selain itu, Lokasi ini dekat dengan Objek Wisata Pasir Putih yang
memungkinkan para wisatawan akan melewati Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur ini. Penentuan lokasi Usaha ini didasarkan pada berbagai alasan lain
diantaranya adalah :
a) Ketersediaan SDM yang terampil dan Mencukupi di daerah ini
b) Lokasi yang strategis karena terletak didekat jalan Lintas kota Pangururan
menuju Tomok
c) Target konsumen yang pada umumnya adalah suku Batak. Akan tetapi,
tidak menutup kemungkinan juga para traveler yang berkunjung ke
Samosir.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses Produksi yang dilalui untuk membuat Ulos fesyen adalah
a) Persiapan Disain Motif b) Proses Menghani Benang c) Proses Pencucukan Benang d) Proses Pemaletan benang e) Proses Pertenunan f) Proses Menyulam g) Proses Pemasaran
Dari keseluruhan tahapan Proses yang dilalui, resiko kecelakaan kerja sangat minim
bila dibandingkan dengan resiko pekerjaan yang bergerak dibidang Industri Kimia
dan lain sebagainya. yang sangat ditekankan pada Tahapan proses produksi Ulos
fesyen ini adalah fokus dan kesabaran. Jadi, Pengelola Sentra Tenun diharapkan
mampu menciptakan suasana kondusif dalam operasional produksi Ulos fesyen,
mengadopsi Teknologi baru yang lebih modern dengan tujuan efisiensi dan
efektivitas.
Berdasarkan Analisis Aspek Teknis pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Usaha
Ulos fesyen dapat dinyatakan Layak untuk dijalankan. Karena Lokasi Usaha yang Strategis,
fasilitas produksi yang lengkap, dan fasilitas transportasi bagi pengunjung yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat alur Produksi Ulos fashion sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada lampiran
PENCELUPAN/
PEWARNAAN BENANG MENTAH
DIKANJI
GULUNG PADA HASOLI
DIKERINGKAN
RENTANGAN PADA ALAT TENUN
TURAK KELUAR MASUK BENANG LUSI
RAPATKAN BENANG PAKAN
MASUKKAN KEDALAM TURAK
(GUN) JALIN UJUNG BENANG LUSI
(DI TENUN)
Ulos/ Kain
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Aspek Manajemen
Penilaian kelayakan pengembangan usaha dalam aspek manajemen meliputi hal
yang berkaitan dengan struktur organisasi, dan kepemilikan. Maka penjelasannya adalah
sebagai berikut :
1. Struktur organisasi Pada Sentra Tenun ini adalah Fungsional atau masih pada tingkat
Sederhana. Hampir semua fungsi manajerial dipegang sendiri oleh pimpinan usaha
yang langsung membawahi 10 orang karyawan. Maka dapat digambarkan Sebagai
Berikut :
2. Pemilik pengembangan usaha Sentra Tenun ini adalah Dinas Koperasi dan
Perindustrian kabupaten Samosir. Ketua Sentra Tenun ini adalah Ibu Rolika Manik
yang membawahi 10 orang karyawan. Modal dalam menjalankan pengembangan
usaha ini seluruhnya dibantu oleh Diskoperidag Kabupaten Samosir.
Prioritas yang ditekankan pada Aspek ini adalah Sentra Tenun harus mempertajam
Manejemen yang sesuai dengan kondisi Sentra Tenun. Instruksi tanggung jawab yang
jelas akan menjadi sesuatu hal yang dapat membuat Karyawan Fokus pada saat
Operasional sehari-harinya. Prinsip “The right man on The right place” menjadi
kunci kesuksesan dari suatu Organisasi Bisnis tak terkecuali Sentra Tenun ini.
KETUA KELOMPOK
PEKERJA PEKERJA PEKERJA PEKERJA PEKERJA PEKERJA PEKERJA
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Analisis pada Aspek Manajemen, Usaha Ulos fesyen pada Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur ini dinyatakan Layak. Walaupun manajemen yang diterapkan belum
sepenuhnya mengikuti alur Manajemen IKM yang Ideal, akan tetapi Pola Manajemen saat ini
dianggap sudah sesuai dengan kondisi Sentra Tenun IKM Bintang Maratur.
4.3.5 Aspek Sosial dan Ekonomi
Analisis pada aspek ini meliputi sejauh mana manfaat dari bisnis Sentra Tenun
fashion yang dijalankan terhadap lingkungan sekitarnya baik bagi masyarakat maupun
pemerintah. Faktor yang menjadi tolak ukur adalah peningkatan pendapatan masyarakat,
peningkatan kesempatan kerja warga sekitar, dan pajak bagi pemerintah setempat. maka
penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Dilihat dari Aspek sosialnya, dengan dijalankannya Usaha Bisnis Ulos fashion
ini, membuka peluang kesempatan kerja dan dapat menyerap tenaga kerja dari
masyarakat sekitar (10 orang) , sehingga secara tidak langsung keberadaan
usaha ini dapat membantu pemerintah daerah Kabupaten Samosir dalam upaya
mengurangi angka pengangguran walaupun dalam jumlah kecil.
2) Dari segi ekonomi, keberadaan Sentra Tenun ini dapat meningkatkan jumlah
pendapatan bagi pengelola usaha maupun masyarakat sekitar serta pemerintah
daerah. Semakin besar skala usaha yang didirikan akan semakin besar manfaat
sosial dan ekonomi yang dapat dirasakan. Selain skala usaha Sentra Tenun ini
yang masih tergolong kecil, daerah tempat usaha merupakan daerah yang
strategis sehingga geliat dan aktifitas ekonominya pun cukup bervariasi,
sehingga dampak sosial ekonomi bagi lingkungan tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kelihatan, namun dapat dikatakan Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
tetap mempunyai dampak positif secara sosial dan ekonomi walaupun sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Dengan dilakukannya pengembangan Usaha Ulos Fesyen ini, hal positif akan dapat
lebih terasa manfaatnya. Penggerakan sektor IKM tersebut akan sejalan dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Sekitar. dan diharapkan, Pihak Sentra Tenun
dapat meningkatkan hal positif tersebut. Berdasarkan Analisis Aspek Sosial dan
Ekonomi pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Usaha Ulos fesyen tersebut dinyatakan
Layak karena diperoleh manfaat yang positif dari segi Sosial dan segi Ekonominya.
4.3.6 Aspek Eksternal
Analisis pada aspek ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap
lingkungan sekitar lokasi bisnis ataupun sebaliknya. Aspek yang dimaksud dapat berupa
situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan sosial, dan situasi
persaingan bisnis. Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Lingkungan Sekitar menyambut
hangat keberadaannya. Buktinya, Masyarakat setempat memberikan izin untuk berdomisili
usaha kepada sentra Tenun ini. pada dasarnya, sistem perekonomian di Kabupaten Samosir
ditopang oleh mata pencaharian bertani, nelayan, dan pengelolaan Objek Wisata. Kehadiran
Sentra Tenun ini dapat menambah variasi baru bagi kesejahteraan masyarakat.
Adapun Produsen Ulos yang lain berupa saingan Sentra Tenun ini adalah produsen
Ulos dari tarutung, siantar, kabanjahe, dan sibolga. Walaupun terdapat saingan yang bergerak
pada usaha yang sama, penjualan Sentra Tenun ini tetap mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Disamping itu, pesanan dari konsumen juga mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada usaha Sentra Tenun Ulos fashion IKM Bintang Maratur dapat dikatakan
tidak menghasilkan sisa atau limbah yang dapat menimbulkan zat yang berbahaya bagi tubuh
ataupun mengganggu lingkungan sekitar. Sisa atau limbah produksi pada umumnya berupa
sisa karton dalam pembuatan pola, potongan-potongan bahan yang tidak ikut terpakai, dan
sisa-sisa benang. Semua limbah tersebut yang tidak dapat digunakan lagi akan dikumpulkan
dan pada akhirnya akan dibuang ke tempat pembuangan.
Universitas Sumatera Utara
Pada Aspek ini, prioritas yang harus dilakukan oleh Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur adalah menjaga hubungan baik dengan warga sekitar, menetapkan anggaran untuk
CSR ( Coorporate Social Responsibility) atau yang sering disebut kedermawanan suatu
organisasi bisnis, serta menciptakan suasana kondusif dalam operasional sehari-hari untuk
menghindari hal negatif yang mungkin dapat terjadi.
Berdasarkan analisis Aspek Eksternal pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur ini,
usaha Ulos fesyen dinyatakan layak untuk dilanjutkan karena Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur tidak menyalahi nilai dan norma yang berlaku di Lingkungan sekitar dan persaingan
Usaha yang tidak terlalu menyulitkan bagi Sentra Tenun ini.
4.3.7 Aspek Finansial
Analisis Kriteria Investasi pertama yang digunakan adalah analisis Perhitungan Net Present
Value karena perhitungan keuangan ini sangat ideal dalam menentukan posisi keuangan.
dalam perhitungan NPV, asumsinya adalah menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan
dengan saat evaluasi dilakukan (tahun ke-0).
Tabel. 4.7
Perhitungan NPV
Thn Investasi Biaya
Operasi
Total Cost Benefit Net
Benefit
D.F.
10%
Present
Value
0 60.000 - 60.000 - -60.000 1,0000 -60.000
1 40.000 - 40.000 - -40.000 0,9091 -36.364
2 - 25.800 25.800 54.900 29.100 0,8264 24.048,2
3 - 28.600 28.600 66.450 37.850 0,7513 28.436,7
4 - 30.200 30.200 71.800 41.300 0,6830 28.207,9
5 - 32.400 32.400 76.900 44.500 0,6209 27.630,1
Universitas Sumatera Utara
NPV = 11.958,8
Berdasarkan analisis Keuangan pada Sentra Tenun Dari keterangan dan tabel yang
diberikan maka:
8,958.11
)1(1
=
+= −
=∑
NPV
iNBNPV nn
ii
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.
Analisis kriteria Investasi yang kedua adalah IRR ( Internal Rate of Return). IRR
adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Untuk menentukan
besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1
bernilai positif maka discount faktor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya.
Tabel.4.3.7.2 Perhitungan IRR
Thn Investasi Net Benefit
D.F. 10%
Present Value
D.F. 18 %
Present Value
0 60.000 -60.000 1,0000 -60.000 1,0000 -60.000,00
1 40.000 -40.000 0,9091 -36.364 0,8475 -33900,00
2 - 29.100 0,8264 24.048,2 0,7182 20.899,62
3 - 37.850 0,7513 28.436,7 0,6086 23.035,51
4 - 41.300 0,6830 28.207,9 0,5158 21.302,54
5 - 44.500 0,6209 27.630,1 0,4371 19450,95
NPV 11.958,8 -9211,38
Berdasarkan Tabel tersebut maka nilai IRR adalah 15,46% lebih besar dari tingkat bunga
yang berlaku (DF) yi 10% berarti Usaha Sentra Tenun tersebut layak dijalankan.
Universitas Sumatera Utara
Suatu Organisasi Bisnis harus mampu mengupayakan Segala Sumber Daya yang
dimiliki dengan pertimbangan kondisi saat ini, mulai dari kondisi pangsa pasar, Regulasi
yang berlaku, persediaan Bahan Baku, dan sebagainya. karena dari informasi pertimbangan
tersebut, Organisasi Bisnis tersebut dapat mengetahui Peluang, dan Ancaman yang dapat
terjadi. Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur Fungsi manajemen belum dilakukan dengan
Optimal. Berikut fungsi Manajemen dan Implikasi Manajerial dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.3.7.3 Fungsi Manajemen dan Implikasi Manajerial pada Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur Aspek Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Manajemen
Lebih menitik beratkan pada manajemen sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja sebagai tulang punggung usaha dengan memperhatikan sistem kompensasi.
Memperhatikan kesejahteraan karyawan Dengan mengusahakan upah tenaga kerja yang memadai dan menyediakan tunjangan lain seperti tunjangan hari raya, kesehatan, dan kecelakaan kerja.
Dengan memperhatikan arus penerimaan dan pengeluaran, semakin besar keuntungan kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan.
Teknis .
Kegiatan produksi operasi dengan berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP)
Menyusun SOP setiap kegiatan produksi sehingga kegiatan produksi lebih terkontrol.
Melakukan evaluasi kinerja produksi secara keseluruhan tiap bulannya
SDM Ketersediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan dan kemampuan yang tepat
Menyediakan tenaga kerja sesuai kebutuhan dan kemampuan yang tepat
Melakukan Evaluasi terhadap kebutuhan Sentra Tenun pada tenaga kerja
Pasar dan Pemasaran
− Sentra Tenun harus mampu menangkap peluang pasar baik secara pesanan dari langganan dan secara retail kepada konsumen umum. − Promosi melalui berbagai media yang menekankan kelebihan dan manfaat dari produk Ulos fesyen lebih ditingkatkan − Inovasi dan menjaga
− Lebih fokus kepada Pelanggan yang sudah menjadi mitra selama ini dan menjalin kemitraan dengan pusat pusat penjualan aksesorisdan cinderamata pada daerah wisata kawaasan Danau Toba − Pengiriman katalog, email, jejaring sosial − Variasi model motif
− Menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan dan mitra serta mengevaluasi pasar yang ada dan pasar lain yang potensial. − Melihat tren model Ulos fashion yang lebih menarik
Universitas Sumatera Utara
kualitas Sosial Ekonomi
Berusaha lebih peka terhadap lingkungan sekitar seperti interaksi dengan penduduk sekitar dan penyediaan lapangan kerja jika memungkinkan.
Lebih memprioritaskan tenaga kerja dari lingkungan sekitar dengan tetap memperhatikan kualifikasi yang dibutuhkan.
Menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial di lingkungan sekitar dan berusaha memberi nilai tambah ke lingkungan
Lingkungan Eksternal lainnya
Turut serta menjaga kondisi lingkungan sekitar baik dari penanganan limbah sisa produksi atau lingkungan secara umum.
Turut serta dalam kegiatan pembersihan Lingkungan seperti kerja bakti dan penyediaan tempat sampah
Aktifitas usaha tidak Mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar dan Berusaha memberikan impact positif kepada lingkungan.
keuangan Mengelola sistem Keuangan dengan lebih baik
-Menerapkan Sistem Akuntansi yang lebih ideal dan lengkap untuk memperjelas pos-pos pengeluaran dan pemasukan -melakukan penghematan dan optimalisasi Operasional Produksi
Pencatatan semua aktivitas keuangan untuk mempermudah Evaluasi periode akhir tahun tutup buku
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Analisis terhadap semua Aspek yang telah dikaji, maka
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Penelitian “Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis
Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil Analisis dari Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Manajemen, Aspek Teknik
dan Teknologis, serta Aspek Sumber Daya Manusia Aspek Sosial dan Ekonomi,
Aspek Lingkungan dan Eksternal lainnya menunjukkan Usaha Sentra Tenun IKM
Bintang Maratur layak dilaksanakan atau dikembangkan
2. Hasil Analisis dari Aspek Keuangan yang menggunakan Metode Perhitungan NPV
dan IRR menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar 11.958,8 yang berarti NPV > 0 dan
IRR sebesar 15,46% lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku (DF) 10%
menunjukkan bahwa usaha Ulos fesyen pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur layak
dijalankan
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
Saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi
Sentra Tenun IKM Bintang Maratur dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan Aplikasi Teknik Produksi Ulos fashion untuk mengimbangi
pesanan yang dibanjiri konsumen dengan tetap menjaga kualitas produk
2. Menerapkan SOP (Standard Operating Procedure) dalam Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur untuk mengontrol operasional produksi sesuai dengan kebijakan
Manajemen yang ideal
3. Menerapkan Sistem Pencatatan Keuangan yang Baik dan Lengkap untuk setiap arus
keuangan yang keluar ataupun arus keuangan yang masuk agar mempermudah
evaluasi keuangan pada periode akhir tutup buku
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ibrahim, Yacob. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama: Rineka Cipta, Jakarta
Juliandi,Azuar. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu- Ilmu Bisnis. Medan : M2000
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi kelayakan Bisnis. Edisi Pertama, Medan: USU Press
Lena dan Yulius. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sinaga, Dadjim dan Herlina J.2013.Studi Kelayakan Investasi pada Proyek dan Bisnis Dalam Perspektif Iklim Investasi Perekonomian Global. Mitra Wacana Media
Singarimbun, Masri. 1995.Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Paham Ginting. 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Medan : USU Press
Umar, Husein. 2001.Studi Kelayakan Bisnis.PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Wirartha,I Made.2006.Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:Andi
Sumber Skripsi :
Irfani, Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Ransel Laptop di UMKM Yogi Tas. Desa Lalason, kec. Ciomas, Kab. Bogor). Skripsi. Bogor: FE IPB
Nurcahyo, Analisis Kelayakan Bisnis (studi pada PT. Pemuda Mandiri Sejahtera).skripsi. Bogor: FT UI
Syarif,2011. Analisis kelayakan usaha pada produk minyak aromatikmerek flosh (studi pada UKM Marun Aromateraphi). Skripsi. Bogor: FE IPB
Yulianto, Analisis Pengembangan Usaha dan Kredit Usaha Pembuatan Sandal Wanita (Studi Kasus Pengrajin Sandal Wanita Indra Jaya Ciomas Bogor). Skripsi. Bogor : FE IPB
Sumber Internet :
http://blog.kanopi-feui.org/?p=11824, diakses tanggal 15 Januari 2014 jam 10.30
http://repository.ipb.ac.id, diakses tanggal 15 Januari 2014 12.45
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
Nama responden : Ibu Rolika Manik (ketua Sentra Tenun IKM Bintang Maratur)
1. Gambaran Umum Perusahaan
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana sejarah
berdirinya sentra Tenun IKM
Bintang Maratur ?
Sentra Tenun ini pada awalnya merupakan sebuah kelompok
tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan.
Mengingat keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang
sulit membeli perlengkapan membuat Ulos maka Penatua
setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu,
kelompok tenun ini merupakan tempat belajar bagi setiap
Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos. Namun,
setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak
anggota, kelompok Tenun ini sepakat dijadikan Koperasi.
Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target
pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki
banyak pendapatan serta dapat memperoleh pinjaman lunak
yang berjumlah besar.
Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. dan pada
tahun 2011, Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat
koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM Tenun atas
persetujuan para anggotanya. Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur kini menjadi salah satu sumber mata pencaharian
dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
2. ASPEK PASAR
NO
Pertanyaan Jawaban
1. Apa saja Bauran Pemasaran
yang ada pada Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur ?
Produk yang terdapat pada Sentra Tenun ini berupa barang
hasil produksi yakni :
4. Sarung motif ulos
5. Selendang motif ulos
6. Kain Kemeja motif ulos
Konsumen dapat menentukan motif yang bagaimana akan
dibentuk pada sarung,
Selendang, maupun bakal kain untuk kemeja. Sentra IKM
Bintang Maratur memberikan contoh motif yang sangat
bervariasi. Mulai dari motif Gorga batak, bunga, serta
gambar yang membentuk pola lainnya seperti pola motif
yang terdapat pada Ulos. Akan tetapi, tidak menutup
kemungkinan seandainya Konsumen memesan produk
dengan motif yang ditentukan sendiri. Pihak Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur akan mengkonfirmasi apakah motif
yang diinginkan dapat dikerjakan atau tidak dapat dikerjakan.
dan tentu saja harga juga tergantung pada jenis bahan dan
tingkat kerumitan yang dilalui dalam pembuatan bahan
tersebut.
Penentuan Harga yang ditetapkan oleh Sentra ini berdasarkan
prinsip Biaya tetap dan biaya Variabel pembuatan produk
dan mengikuti Harga pasar atau yang sering disebut Mark
Up. Potensi pasar fashion Ulos cenderung mampu
memberikan peluang untuk kesinambungan dalam
memperoleh Keuntungan. Adapun harga standard yang
ditetapkan oleh Sentra Tenun IKM Bintang Maratur saat ini
pada masing-masing produknya adalah sebagai berikut :
e) Bakal Kemeja @ Rp.750.000
f) Sarung @ Rp.1.000.000
g) Selendang @ Rp. 500.000
h) Pesanan lainnya tergantung ukuran,
motif, jenis dan lamanya pengerjaan
Universitas Sumatera Utara
produk
Saluran distribusi produk ulos Fashion pada IKM Bintang
Maratur dilakukan secara langsung untuk wilayah Kota
Pangururan, dan menggunaka fasiltas kargo untuk
pengiriman wilayah luar Samosir seperti jasa TIKI, POS,
Bus, Dakota dan jasa pengiriman barang lainnya. Biaya kirim
barang untuk luar kota pangururan sepenuhnya ditanggung
oleh pembeli produk ini. Pembayaran dapat dilakukan setelah
barang diterima oleh pelanggan yang sudah melakukan kerja
sama dengan modal kepercayaan sebelumnya. Sedangkan
bagi pelanggan baru, harus melakukan pembayaran di awal
untuk mengirim sejumlah uang sesuai pembelian yang
dilakukan dan melakukan konfirmasi setelah mentransfer
uang ke rekening pemilik Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur. kemudian pihak Sentra Tenun melakukan
pengecekan apakah uang sudah masuk atau belum, jika hal
tersebut sudah dijalankan maka pengiriman barang akan
dilakukan hari itu juga. Jika ternyata pembelian bersangkutan
dilakukan pada hari libur nasional maka pengiriman barang
dari IKM Bintang Maratur ke konsumen diluar daerah
Samosir dilakukan pengiriman barang pada hari berikutnya.
Strategi yang digunakan dalam kegiatan distribusi untuk
wilayah Samosir adalah memberikan ongkos kirim secara
gratis dan dilakukan secara langsung dengan menggunakan
sepeda motor dan penitipan pada mobil lintas sesuai arah
tempat tinggal konsumen.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh IKM Bintang Maratur
dalam rangka memasarkan produknya yaitu dengan membuat
socket (tempat memajang produk), membuat blog produk
serta membuat website produk. Wilayah pemasaran produk
Sentra Tenun ATBM adalah daerah Samosir, Tapanuli Utara,
Medan, Batam, Bandung, Jakarta. Dan sebagainya. Hasil
tenun dari IKM ini sudah sangat terkenal karena sering juga
ditampilkan pada saat event-event penting seperti PRSU
Universitas Sumatera Utara
(Pekan Raya Sumatera Utara), TTG (Teknologi Tepat Guna),
FDT (Festival Danau Toba).
2. Bagaimana penjualan ulos
fashion selama ini yang
sudah dilakukan untuk
sampai kepada konsumen ?
Saluran distribusi produk ulos Fashion pada IKM Bintang
Maratur dilakukan secara langsung untuk wilayah Kota
Pangururan, dan menggunaka fasiltas kargo untuk
pengiriman wilayah luar Samosir seperti jasa TIKI, POS,
Bus, Dakota dan jasa pengiriman barang lainnya. Biaya kirim
barang untuk luar kota pangururan sepenuhnya ditanggung
oleh pembeli produk ini.
3 Siapakah yang menjadi
target konsumen dari produk
Ulos fashion ini ?
Target konsumen dari ulos fashion ini adalah masyarakat
disekitar Pulau Samosir dan wisatawan yang berkunjung ke
Pulau Samosir.
4 Daerah mana yang kerap kali
memiliki permintaan Ulos
fashion yang tinggi ?
Permintaan Ulos fashion yang tinggi berasal dari Medan,
Tebing Tinggi, Siantar, dan Jakarta.
5 Bagaimana penetapan harga
yang diputuskan oleh Sentra
Tenun IKM Bintang Maratur
?
Penentuan Harga yang ditetapkan oleh Sentra ini berdasarkan
prinsip Biaya tetap dan biaya Variabel pembuatan produk
dan mengikuti Harga pasar
6 Saat ini, adakah produsen
Ulos lain selain Sentra
Tenun IKM Bintang Maratur
?
Pesaing sentra Tenun ini adalah produsen Ulos dari tarutung,
siantar, kabanjahe, dan sibolga.
7 Apakah dampak yang
diakibatkan dari adanya
pesaing lainnya yang
memproduksi Ulos ?
Sejauh saat ini, pesaing dari berbagai wilayah tersebut tidak
memberikan dampak yang besar bagi pihak Sentra Tenun.
Karena Sentra Tenun masih dibanjiri Pesanan dari berbagai
konsumen yang potensial.
8 Bagaimana strategi
pemasaran yang sudah
dilakukan oleh Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur ?
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh IKM Bintang Maratur
dalam rangka memasarkan produknya yaitu dengan membuat
socket (tempat memajang produk), membuat blog produk
serta membuat website produk dengan bantuan
Universitas Sumatera Utara
Diskoperindag. Selain itu, Sentra Tenun ini sering juga
ditampilkan pada saat event-event penting seperti PRSU
(Pekan Raya Sumatera Utara), TTG (Teknologi Tepat Guna),
FDT (Festival Danau Toba).
9 Seberapa besar dampak dari
kegiatan pemasaran yang
sudah dilakukan terhadap
penjualan Ulos fashion pada
Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur ini ?
dampak dari kegiatan pemasaran yang sudah dilakukan
terhadap penjualan Ulos fashion dapat meningkatkan
penjualan. Apalagi, dengan website yang dibuat oleh pihak
Diskoperindag para wisatawan menyempatkan diri untuk
mengunjungi Sentra Tenun ini.
10 Bagaimana rencana
Pemasaran yang akan
dilakukan kedepan nantinya
dalam upaya meningkatkan
penjualan Ulos fashion ini?
Rencana pemasaran untuk saat ini sudah cukup. Akan tetapi,
akan dilakukan penambahan socket untuk tempat berjualan
dan mengikuti pameran j.ka ada kesempatan
3. ASPEK TEKNIS dan TEKNOLOGI
NO Pertanyaan
Jawaban
1 Apakah yang menjadi faktor
utama penentuan Lokasi
usaha Sentra Tenun IKM
Bintang Maratur ?
Penentuan Lokasi ditempatkan disini karena Ketersediaan
SDM yang terampil dan Mencukupi di daerah ini, Lokasi
yang strategis karena terletak didekat jalan Lintas kota
Pangururan menuju Tomok, serta Target konsumen yang
pada umumnya adalah suku Batak. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan juga para traveler yang berkunjung ke
Samosir.
2 Bagaimana Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur
memperoleh sumber bahan
baku untuk pembuatan Ulos
fashion ?
Sumber bahan baku berupa benang dibeli dari Majelawa, jawa
Barat melalui transportasi darat seperti Angkutan antar
provinsi seperti ALS dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3 Bagaimana Proses produksi
yang dilalui untuk
memperoleh Ulos fashion
pada Sentra Tenun IKM
Bintang Maratur ?
Proses produksi yang dilalui untuk memperoleh Ulos fashion
adalah : Persiapan Disain Motif, Proses Menghani Benang,
Proses Pencucukan Benang, Proses Pemaletan benang, Proses
Pertenunan, Proses Menyulam, dan selanjutnya Ulos fashion
sudah siap dijual dengan motif yang diinginkan Konsumen
4 Bagaimana fasilitas yang
digunakan pada usaha Sentra
Tenun IKM Bintang Maratur
meliputi peralatan dan
perlengkapan yang
dibutuhkan dalam produksi
Ulos fashion?
Fasilitas yang terdapat pada Sentra tenun ini adalah
Tempat produksi yakni bangunan, ATBM (Alat Tenun Bukan
Mesin) sebanyak 10 unit, Alat menghani Benang sebanyak 2
Unit, Alat memalet Benang sebanyak 8 Unit, Alat Mencucuk
10 unit, Gunting sebanyak 12 unit, Kamran sebanyak 10 unit,
Mata Gun sebanyak 12 Unit
dan Benang Rayon, viscosa, katun, poliyester, serta Benang
Lusi
5 Apakah yang menjadi
indikator lainnya dalam
mendukung berjalannya
operasional produksi pada
Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur ?
Pada saat pengerjaan memproduksi Ulos fashion, sangat
dibutuhkan tingkat ketelitian dan kesabaran yang cukup.
Karena kerumitan prosesnya, karyawan acapkali membuat
kesalahan yang mengharuskan prosesnya menjadi lebih lama
4. ASPEK SDM
NO Pertanyaan Jawaban
1 Berapa jumlah karyawan
yang terdapat pada sentra
tenun IKM Bintang Maratur
?
Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur terdapat 11 orang
tenaga kerja yang dipimpin oleh 1 orang yakni saya sendiri
Rolika Manik.
2 Bagaimana kebijakan
rekruitmen-seleksi-orientasi
yang diterapkan oleh sentra
tenun IKM Bintang Maratur
?
Jadi, kami akan memberikan informasi bagi masyarakat
sekitar yang paham produksi ulos secara Tradisional supaya
mengikuti test yang disediakan oleh Diskoperindag.
3 Apakah pencapaian Sejauh ini, pencapaian produktivitas kerja sudah dianggap
Universitas Sumatera Utara
produktivitas kerja oleh
karyawan sudah sesuai
dengan target yang
diharapkan ?
mencapai target yang diharapkan walaupun belum mampu
memenuhi pesanan yang membludak dan membuat konsumen
menunggu pesanannya disiapkan
4 Apakah faktor penghambat
dalam pencapaian
produktivitas tersebut ?
Faktor penghambat dalam pencapaian produktivitas
dikarenakan oleh keterbatasan Modal untuk menambah aset
cabang produksi.
5 Apakah karyawan pernah
dibekali program pelatihan
dan pengembangan SDM di
sentra tenun IKM Bintang
Maratur ?
Program Pelatihan dan Pengembangan yang pernah diperoleh
pihak Sentra Tenun dari Diskoperindag adalah Pelatihan
Produksi Ulos menggunakan hasussak atau gedokan (alat
tradisional), Pelatihan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)
tetapi lebih cepat dalam proses memproduksi Ulos
dibandingkan alat tradisional, Pelatihan pembuatan desain
Motif yang bukan motif pada Ulos saja, Pelatihan
pengembangan Produk menggunakan benang yang bervariasi,
serta Pelatihan wirausaha
6 Apakah dalam sentra tenun
IKM Bintang Maratur ini,
karyawan cenderung
memiliki perencanaan karir
yang mungkin dapat
digunakan sebagai
kesempatan bagi karyawan
dalam memperbaiki taraf
hidupnya ?
Dalam Sentra tenun IKM Bintang Maratur, karyawan
memiliki kecenderungan perencanaan karir yang
memungkinkan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Apabila
karyawan mampu menguasai proses produksi Ulos fashion
dengan baik, karyawan dapat membuka Usaha sendiri. Karena
permintaan akan Ulos fashion saat ini sangat tinggi dan
memiliki potensi pasar yang berkesinambungan tidak
diimbangi dengan ketersediaan produksi dipangsa pasar.
Sejauh ini, karyawan dari Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
mampu bekerja sama secara individual maupun tim karena
Hubungan sosial masih terikat dengan adat suku batak.
7 Bagaimana mekanisme PHK
yang diterapkan sentra tenun
IKM Bintang Maratur ?
Saat ini mekanisme PHK yang diterapkan pada Sentra Tenun
ini belum pernah dilakukan. Akan tetapi, tidak menutup
kemungkinan juga mekanisme PHK diterapkan suatu saat
nanti jika terdapat masalah pada karyawan yang dianggap
menyalahi aturan yang ditetapkan oleh pihak sentra tenun ini.
8 Pada saat operasional Kita difasilitasi oleh Diskoperindag berupa P3K untuk
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, bagaimana
resiko keselamatan dan
kesehatan karyawan pada
Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur ?
kecelakaan ringan. Misalnya tangan salah satu karyawan
terkena jarum saat penyulaman dan sebagainya. jika
kecelakaannya lebih parah, maka kita bawa ke klinik atau
Rumah Sakit bila perlu.
9 Bagaimana kondisi hubungan
sosialisasi antara atasan
dengan bawahan maupun
setara tingkat hirearkinya
dalam kegiatan operasional
usaha pada Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur ?
Sejauh ini, karyawan dari Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
mampu bekerja sama secara individual maupun tim karena
Hubungan sosial masih terikat dengan adat suku batak.
4. Aspek Manajemen dan Hukum
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Sistem Perizinan
dan Legalitas Badan Hukum
Usaha Sentra Tenun Ulos
fashion ini ?
Sentra Tenun ini merupakan Usaha milik Pemerintah. Dan
kami hanya mengelolanya.
2 Bagaimana struktur
Organisasi yang ditetapkan
pada Sentra Tenun ini ?
Adapun struktur Organisasi yang terdapat pada Sentra IKM
ini adalah struktur Organisasi sederhana. Dimana, Saya
dibantu oleh pekerja secara langsung dalam mengelola semua
hal yang diperlukan dalam operasionalnya memperoleh laba.
Maka struktur Organisasinya dapat digambarkan sebagai
berikut :
ketua
P h h
Pekerja Pekerja Pekerja
Universitas Sumatera Utara
3 Siapakah pemilik
kepentingan dalam Usaha
Sentra Tenun ini ?
Sentra Tenun ini merupakan Usaha milik Pemerintah. Dan
kami hanya mengelolanya.
4 Bagaimana Deskripsi
Pekerjaan yang ditetapkan
pada Sentra Tenun Ulos
fashion ini ?
Karyawan dalam Sentra Tenun ini sebanyak 10 orang
karyawan yang terdiri dari 1 orang tukang belanja, 2 orang
tukang pola dan 8 orang untuk proses menghani sampai
proses tenun dan penyulaman.
5 Bagaimana Sistem
Kompensasi pada karyawan
Sentra Tenun ini ?
Untuk tenaga kerja yang mendapat kompensasi dengan gaji
adalah tenaga kerja bagian pembuatan pola yang mendapat
gaji sebesar Rp 3000.000. Tenaga kerja penghani, pencucukan
dan pemaletan mendapat upah yang berbeda. Tergantung dari
banyaknya pesanan dari konsumen dibayar sebesar Rp
50.000-100.000 perhari. Upah yang diterima tenaga kerja
penenunan berkisar antara Rp 300.000-500.000 @produk.
Selain pemberian kompensasi berupa gaji dan upah, para
tenaga kerja Sentra Tenun mendapatkan uang makan setiap
hari kerja sebesar Rp 15.000.
5. Aspek Sosial dan Ekonomi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan dibukanya
usah Sentra Tenun Ulos
fashion ini dapat membuka
Peluang kerja dan
Mengurangi Pengangguran ?
Usaha Bisnis Ulos fashion ini, membuka peluang kesempatan
kerja dan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar
karyawan yang diserap sebanyak 10 orang.
2 Apakah dengan dibukanya
usah Sentra Tenun Ulos
fashion ini dapat
Meningkatkan jumlah
pendapatan bagi masyarakat/
Dari segi ekonomi, keberadaan Sentra Tenun ini dapat
meningkatkan jumlah pendapatan bagi pengelola usaha
maupun masyarakat sekitar serta pemerintah daerah. Karena
mereka menggantungkan mata pencaharian pada Usaha ini
Universitas Sumatera Utara
pengelola Usaha sekitar serta
Devisa bagi APBD ?
6. Aspek Lingkungan dan Eksternal Lainnya
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Sentra Tenun Ulos
fashion ini menghasilkan
Limbah yang berbahaya ?
Limbah yang dihasilkan dari operasional produksi pada Sentra
ini, berupa sisa potongan Kartu, benang, kain dan sisa bahan
yang tidak digunakan lagi. Semua limbah ini akan
dikumpulkan dan dibuang disatu tempat, yakni tempat
pembuangan
2 Adakah peraturan secara
hukum (UU,PerDa) yang
melarang usaha ini dibuka ?
Tidak ada UU atau Peraturan manapun yang dilanggar.
3 Apakah terdapat pihak asing
yang melarang dibukanya
usaha Ulos fashion ini ?
Sejauh ini, lingkungan sekitar menyambut hangat dari
dibukanya usaha ini. karena, Usaha ini merupakan salah satu
mata pencaharian yang digeluti masyarakat
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN
Nama responden : ibu Gresy Simbolon (Tim Pengawas Lapangan Diskoperindag)
1. Gambaran Umum Perusahaan
NO Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana sejarah
berdirinya sentra Tenun IKM
Bintang Maratur ?
Pada tahun 2011, Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir
membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM Tenun atas
persetujuan para anggotanya. Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur kini menjadi salah satu sumber mata pencaharian
dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.
Tahun 2011 diberikan bantuan ATBM( Flat, Dobby). Hingga
saat ini sentra IKM ini selalu mendapat perhatian dari Dinas
Koperindag, Dinas Pariwisata dan juga dari dinas lain.
2. ASPEK TEKNIS dan TEKNOLOGI
NO Pertanyaan
Jawaban
1 Apakah yang menjadi faktor
utama penentuan Lokasi
usaha Sentra Tenun IKM
Bintang Maratur ?
Penentuan Lokasi ditempatkan disini karena Ketersediaan
SDM yang terampil dan Mencukupi di daerah ini, Lokasi
yang strategis karena terletak didekat jalan Lintas kota
Pangururan menuju Tomok, serta Target konsumen yang
pada umumnya adalah suku Batak. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan juga para traveler yang berkunjung ke
Samosir.
2 Bagaimana Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur
memperoleh sumber bahan
baku untuk pembuatan Ulos
fashion ?
Sumber bahan baku berupa benang dibeli dari Majelawa, jawa
Barat melalui transportasi darat seperti Angkutan antar
provinsi seperti ALS dan sebagainya.
3 Bagaimana fasilitas yang Fasilitas yang terdapat pada Sentra tenun ini adalah
Universitas Sumatera Utara
digunakan pada usaha Sentra
Tenun IKM Bintang Maratur
meliputi peralatan dan
perlengkapan yang
dibutuhkan dalam produksi
Ulos fashion?
Tempat produksi yakni bangunan, ATBM (Alat Tenun Bukan
Mesin) sebanyak 10 unit, Alat menghani Benang sebanyak 2
Unit, Alat memalet Benang sebanyak 8 Unit, Alat Mencucuk
10 unit, Gunting sebanyak 12 unit, Kamran sebanyak 10 unit,
Mata Gun sebanyak 12 Unit
dan Benang Rayon, viscosa, katun, poliyester, serta Benang
Lusi
4 Apakah yang menjadi
indikator lainnya dalam
mendukung berjalannya
operasional produksi pada
Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur ?
Pada saat pengerjaan memproduksi Ulos fashion, sangat
dibutuhkan tingkat ketelitian dan kesabaran yang cukup.
Karena kerumitan prosesnya, karyawan acapkali membuat
kesalahan yang mengharuskan prosesnya menjadi lebih lama.
Disamping itu, karyawan diwajibkan memahami penggunaan
warna yang ideal dalam membuat motif
4. ASPEK SDM
NO Pertanyaan Jawaban
1 Berapa jumlah karyawan
yang terdapat pada sentra
tenun IKM Bintang Maratur
?
Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur terdapat 11 orang
tenaga kerja yang dipimpin oleh 1 orang yakni ibu Rolika
Manik.
2 Bagaimana kebijakan
rekruitmen-seleksi-orientasi
yang diterapkan oleh sentra
tenun IKM Bintang Maratur
?
Jadi, kami akan merekrut beberapa orang yang sudah
mengerti bagaimana cara menenun Ulos biasa. Setelah itu,
kami akan menyeleksi dengan pantauan pihak Diskoperindag,
siapakah kandidat terbaik berdasarkan hasil tenunan sebagai
percobaan. Pada tahap ini, faktor usia, dan hasil tenunan
merupakan penilaian penting. Selanjutnya, kami akan
menentukan siapakah yang dapat menjadi karyawan tetap
berdasarkan evaluasi tahap rekrut dan seleksi. karyawan akan
dibekali pengetahuan menggunakan ATBM dan sebagainya.
3 Apakah pencapaian
produktivitas kerja oleh
karyawan sudah sesuai
dengan target yang
Sejauh ini, pencapaian produktivitas kerja sudah dianggap
mencapai target yang diharapkan walaupun belum mampu
memenuhi pesanan yang membludak dan membuat konsumen
menunggu pesanannya disiapkan
Universitas Sumatera Utara
diharapkan ?
4 Apakah faktor penghambat
dalam pencapaian
produktivitas tersebut ?
Faktor penghambat dalam pencapaian produktivitas
dikarenakan oleh keterbatasan Modal untuk menambah aset
cabang produksi.
5 Apakah karyawan pernah
dibekali program pelatihan
dan pengembangan SDM di
sentra tenun IKM Bintang
Maratur ?
Program Pelatihan dan Pengembangan yang pernah diperoleh
pihak Sentra Tenun dari Diskoperindag adalah Pelatihan
Produksi Ulos menggunakan hasussak atau gedokan (alat
tradisional), Pelatihan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)
tetapi lebih cepat dalam proses memproduksi Ulos
dibandingkan alat tradisional, Pelatihan pembuatan desain
Motif yang bukan motif pada Ulos saja, Pelatihan
pengembangan Produk menggunakan benang yang bervariasi,
serta Pelatihan wirausaha
6 Apakah dalam sentra tenun
IKM Bintang Maratur ini,
karyawan cenderung
memiliki perencanaan karir
yang mungkin dapat
digunakan sebagai
kesempatan bagi karyawan
dalam memperbaiki taraf
hidupnya ?
Dalam Sentra tenun IKM Bintang Maratur, karyawan
memiliki kecenderungan perencanaan karir yang
memungkinkan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Apabila
karyawan mampu menguasai proses produksi Ulos fashion
dengan baik, karyawan dapat membuka Usaha sendiri. Karena
permintaan akan Ulos fashion saat ini sangat tinggi dan
memiliki potensi pasar yang berkesinambungan tidak
diimbangi dengan ketersediaan produksi dipangsa pasar.
Sejauh ini, karyawan dari Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
mampu bekerja sama secara individual maupun tim karena
Hubungan sosial masih terikat dengan adat suku batak.
7 Bagaimana mekanisme PHK
yang diterapkan sentra tenun
IKM Bintang Maratur ?
Saat ini mekanisme PHK yang diterapkan pada Sentra Tenun
ini belum pernah dilakukan. Akan tetapi, tidak menutup
kemungkinan juga mekanisme PHK diterapkan suatu saat
nanti jika terdapat masalah pada karyawan yang dianggap
menyalahi aturan yang ditetapkan oleh pihak sentra tenun ini.
8 Pada saat operasional
perusahaan, bagaimana
resiko keselamatan dan
kesehatan karyawan pada
Kami memfasilitasi P3K untuk kecelakaan ringan. Misalnya
tangan salah satu karyawan terkena jarum saat penyulaman
dan sebagainya. jika kecelakaannya lebih parah, maka kita
bawa ke klinik atau Rumah Sakit bila perlu.
Universitas Sumatera Utara
Sentra Tenun IKM Bintang
Maratur ?
9 Bagaimana kondisi hubungan
sosialisasi antara atasan
dengan bawahan maupun
setara tingkat hirearkinya
dalam kegiatan operasional
usaha pada Sentra Tenun
IKM Bintang Maratur ?
Sejauh ini, karyawan dari Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
mampu bekerja sama secara individual maupun tim karena
Hubungan sosial masih terikat dengan adat suku batak.
4. Aspek Manajemen dan Hukum
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Sistem Perizinan
dan Legalitas Badan Hukum
Usaha Sentra Tenun Ulos
fashion ini ?
Sentra Tenun ini merupakan Usaha milik Pemerintah. Hal ini
adalah Strategi dari pemerintah yang menetapkan OVOP (One
Village One Produk). dan IKM ini merupakan salah satu dari
beberapa IKM yang kami bina saat ini di Samosir.
2 Bagaimana struktur
Organisasi yang ditetapkan
pada Sentra Tenun ini ?
Adapun struktur Organisasi yang terdapat pada Sentra IKM
ini adalah struktur Organisasi sederhana. Maka struktur
Organisasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
3 Bagaimana Deskripsi
Pekerjaan yang ditetapkan
pada Sentra Tenun Ulos
Karyawan dalam Sentra Tenun ini sebanyak 10 orang
karyawan yang terdiri dari 1 orang tukang belanja, 2 orang
tukang pola dan 8 orang untuk proses menghani sampai
ketua
P h h
Pekerja Pekerja Pekerja
Universitas Sumatera Utara
fashion ini ? proses tenun dan penyulaman.
4 Bagaimana Sistem
Kompensasi pada karyawan
Sentra Tenun ini ?
Untuk tenaga kerja yang mendapat kompensasi dengan gaji
adalah tenaga kerja bagian pembuatan pola yang mendapat
gaji sebesar Rp 3000.000. Tenaga kerja penghani, pencucukan
dan pemaletan mendapat upah yang berbeda. Tergantung dari
banyaknya pesanan dari konsumen dibayar sebesar Rp
50.000-100.000 perhari. Upah yang diterima tenaga kerja
penenunan berkisar antara Rp 300.000-500.000 @produk.
Selain pemberian kompensasi berupa gaji dan upah, para
tenaga kerja Sentra Tenun mendapatkan uang makan setiap
hari kerja sebesar Rp 15.000.
5. Aspek Sosial dan Ekonomi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah dengan dibukanya
usah Sentra Tenun Ulos
fashion ini dapat membuka
Peluang kerja dan
Mengurangi Pengangguran ?
Usaha Bisnis Ulos fashion ini, membuka peluang kesempatan
kerja dan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar
karyawan yang diserap sebanyak 10 orang.
2 Apakah dengan dibukanya
usah Sentra Tenun Ulos
fashion ini dapat
Meningkatkan jumlah
pendapatan bagi masyarakat/
pengelola Usaha sekitar serta
Devisa bagi APBD ?
Dari segi ekonomi, keberadaan Sentra Tenun ini dapat
meningkatkan jumlah pendapatan bagi pengelola usaha
maupun masyarakat sekitar serta pemerintah daerah. Karena
mereka menggantungkan mata pencaharian pada Usaha ini
6. Aspek Lingkungan dan Eksternal Lainnya
No Pertanyaan Jawaban
Universitas Sumatera Utara
1 Apakah Sentra Tenun Ulos
fashion ini menghasilkan
Limbah yang berbahaya ?
Limbah yang dihasilkan dari operasional produksi pada Sentra
ini, berupa sisa potongan Kartu, benang, kain dan sisa bahan
yang tidak digunakan lagi. Semua limbah ini akan
dikumpulkan dan dibuang disatu tempat, yakni tempat
pembuangan jika tidak dapat didaur ulang lagi
2 Adakah peraturan secara
hukum (UU,PerDa) yang
melarang usaha ini dibuka ?
Tidak ada UU atau Peraturan manapun yang dilanggar.
3 Apakah terdapat pihak asing
yang melarang dibukanya
usaha Ulos fashion ini ?
Sejauh ini, lingkungan sekitar menyambut hangat dari
dibukanya usaha ini. karena, Usaha ini merupakan salah satu
mata pencaharian yang digeluti masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Peralatan dan Perlengkapan pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
Mesin Penghani 1
Mesin Penghani 2
Universitas Sumatera Utara
Tempat Benang yang dihani
Alat pemalet Benang
Universitas Sumatera Utara
Benang yana akan dihani
ATBM menenun Ulos
Kamran pada ATBM
Universitas Sumatera Utara
Benang Rayon dan Benang Viscosa
Benang Katun
Universitas Sumatera Utara
Benang Polyester
Benang Pakan
Universitas Sumatera Utara
Benang pakan
Universitas Sumatera Utara
Benang Rayon
ATBM
Universitas Sumatera Utara
Socket penjualan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
Proses Produksi Ulos fashion pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
1. Persiapan Desain Motif
Ketika membuat kain ulos, baik untuk sarung, kain kemeja dan selendang dengan motif ulos,
yang pertama dilakukan adalah membuat disain motifnya. Disain motif itu sendiri bermacam-macam
tergantung dari kreatifitas si pengrajin sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Proses Pencucukan Benang
Benang yang sudah dihani, kemudian dicucuk satu persatu ke mata gun dan sisir yang
terdapat pada ATBM. Proses pencucukan ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang penuh,
agar pada saat menenun, tidak terjadi kesalahan. Proses ini biasanya memakan waktu 1 minggu.
3. Proses Pemaletan benang
Benang yang dipalet akan digunakan sebagai benang pakan. Selain itu digunakan sebagai
benang untuk menyulam motif-motif yang sudah dibuat.
Universitas Sumatera Utara
4. Proses Pertenunan
Setelah semua benang telah dimasukkan, maka proses menenun siap dilaksanakan.
5. Proses Menyulam
Saat menenun, motif-motif yang sudah dibuat akan disulam dengan menggunakan
benang. Sehingga benang tersebut akan timbul di atas kain membentuk motif-motif yang sudah
disiapkan.
Universitas Sumatera Utara
5.1 Menenun Kain Sarung
5.2 Menenun Kain Selendang
Universitas Sumatera Utara
5.3 Menenun Kain Kemeja
Contoh Produk :
Universitas Sumatera Utara
top related