alat industri kimia gula

Post on 16-Apr-2017

1.758 Views

Category:

Science

55 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

ALAT INDUSTRI KIMIA

Kelompok 6

PROSES INDUSTRI PEMBUATAN GULA

PEMICU 2Sebuah pabrik gula “madukismo”

di Jogja mengahsilkan gula dari teu. Pabrik ini mengalami masalah yaitu gula pasir yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dari seharusnya. Carilah penyebab dan solusinya !

Pabrik ini juga memanfaatkan molases seabgai bahan baku pembuatan bioetanol. Bioetanol yang dihasilkan mempunyai kemurnian rendah. Bagaimana solusinya agar kemudian bioetanol dapat mencapai 98% ?

Pabrik ini berencana untuk memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Carilah alternatif bahan bakar apa yang dapat dihasilkan beserta planning pabriknya!

PENDAHULUAN   Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam

arti kadar gula (sakarosa) maksimal dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor pemasakan, koefisien daya tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum penggilingan.

Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya dilakukan pengolahan gula putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik dengan menggunakan peralatan yang sebagain besar  bekerja secara otomatis

MILLING STATION

Milling station atau stasiun gilingan merupakan tahap awal pada proses pengolahan tebu menjadi gula. Prinsip kerja dari stasiun gilingan di pabrik gula adalah memerah nira yang terkandung dalam batang tebu semaksimal mungkin dan kandungan gula dalam ampas seminimal mungin. Proses pemerahan nira di pabrik gula melalui beberapa tahap

1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE HANDLING)

1.1. Cane Unloading Crane (Alat Pengangkat Tebu)

Dari emplasemen penampungan tebu yang telah dipindah ke lori maupun tebu yang berada di truk pengangkut tebu, diatur secara bergantian untuk diangkat dan dipindah ke cane table. Untuk mengangkat dan memindah tebu tebu tersebut digunakan alat pengangkat yang disebut Cane Unloading Crane.

Cara Kerja• Tebu yang berada pada lori maupun truck diatur agar tepat berada di bawah crane, kemudian tebu tersebut diikat dengan rantai pengikat. Ujung rantai dikaitkan pada gebral. Setelah terikat dan terkait, operator menekan tombol operasional crane sehingga tebu terangkat dari lori dan diatur sedemikian rupahingga tebu tepat berada di atas meja tebu.

• Tebu diturunkan dengan arah tegak lurus, kemudian rantai dilepas dengan menggunakan motor penggulung kabel baja penarik gebral bersamaan dengan rantai pengikat tebu ditarik lagi ke atas dan digerakkan ke arah lori atau truck berikutnya untuk kembali mengangkat tebu.

Keterangan gambar :1. Landasan lajur peluncur2. Roda peluncur3. Kelos kabel baja pengangkat4. Kelos kabel baja penarik gebral5. Gebral6. Tempat pengait rantai7. Ruang operatorBagian-bagian Cane Unloading Crane beserta fungsinya sebagai berikut :1. Landasan lajur peluncurSebagai jalan roda untuk bergerak maju dan mundur saat pengoperasian.2. Roda peluncurSebagai tumpuan gulungan kabel baja.3. Gulungan/Kelos kabel baja pengangkatTempat gulungan kabel baja pengangkat tebu.4. Kelos kabel baja penarik gebralTempat gulungan kabel baja penarik gebral agar terlepas dari pengait.5. GebralSebagai tempat untuk melepaskan mata rantai pengikat tebu.6. Tempat pengait rantaiSebagai tempat untuk mengaitkan mata rantai pengikat tebu.

7. Ruang operatorSebagai tempat untuk mengoperasikan Cane Unloading Crane.

1.2. Cane Feeding Table (Meja Tebu)Tebu yang telah diangkat oleh cane unloading crane tersebut selanjutnya diletakkan diatas Cane Feeding Table (Meja Tebu) untuk diumpankan ke Cane Preparation melalui alat pengangkut yang disebut Cane Carrier.Cane table, berfungsi untuk transfer dan mengatur jumlah tebu yang akan di giling. Beberapa komponen pada mesin ini, antara lain :

1. Meja tebuSebagai tempat meletakkan dan mengatur pemasukkan tebu ke krepyak tebu.2. Motor listrikUntuk menggerakkan rantai di meja tebu.3. Roda gigi penggerakSebagai alat bertumpu dan berputarnya rantai.4. RantaiSebagai alat penggerak tebu sehingga tebu dapat dipindahkan ke krepyak tebu.5. TiangSebagai penyangga meja tebu.

1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE HANDLING)

Cara kerja :Tebu yang diangkat oleh crane diletakkan melintang di atas rantai peluncur yang terdapat pada meja tebu. Rantai peluncur tersebut berbentuk melingkar dimana pada masing-masing ujung bertumpu pada roda gigi. Roda gigi bagian depan dihubungkan oleh motor penggerak. Motor ini dikendalikan oleh operator untuk menggerakkan rantai peluncur ke depan, sehingga mendorong tebu masuk ke krepyak tebu secara bertahap dan perlahan-lahan. Diupayakan dalam operasional pengumpanan tebu dari meja tebu jatuh ke krepyak ampas bisa merata ketebalannya.

1.3 Cane Conveyor ( Cane Carrier )merupakan alat pengangkut tebu yang berfungsi

membawa tebu yang dijatuhkan dari meja tebu dan mengirimkannya ke unit alat kerja pendahulun (cane preparation) berikutnya yaitu unit pisau tebu (cane cutter), perata (carding drum) dan HDHS. (Cane Carrier) berbentuk potongan-potongan plat besi yang disusun merata pada rantai melingkar dimana masing-masing ujung rantai bertumpu pada roda gigi . Pada roda gigi bagian atas dihubungkan oleh motor penggerak sebagai pemutar Conveyor Tebu (Cane Carrier) secara kontinyu.

1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE HANDLING)

Bagian-bagian Krepyak Tebu dan fungsinya adalah sebagai berikut:1. Roda penggerakUntuk menggerakkan rantai. Roda penggerak dihubungkan dengan motorlistrik.2. Rol sapu ConveyorUntuk membersihkan Conveyor3. Roda penahanUntuk menahan conveyor agar tidak bergetar.4. RantaiSebagai tempat kedudukan conveyor.

Cara KerjaRoda penggerak yang digerakkan oleh elektromotor menggerakkan conveyorTebu dan mengangkut tebu yang berada diatasnya menuju ke alat kerjapendahuluan yang terdiri dari Cane Cutter I dan II untuk dicacah / dipotong,kemudian dibawa ke Carding Drum sebagai perata tebu dan selanjutnya ke HDHS(Heavy Duty Hammer Shredder).

Cara KerjaRoda penggerak yang digerakkan oleh elektromotor menggerakkan conveyorTebu dan mengangkut tebu yang berada diatasnya menuju ke alat kerjapendahuluan yang terdiri dari Cane Cutter I dan II untuk dicacah / dipotong,kemudian dibawa ke Carding Drum sebagai perata tebu dan selanjutnya ke HDHS(Heavy Duty Hammer Shredder).

Cara KerjaDengan menggunakan motor sebagai penggerak, roda akan berputar danmenarik rantai yang dilengkapi dengan penggaruk ampas. Tebu yang masuk kedalam elevator ditransportasikan ke gilingan.

2. TAHAP PENGERJAAN PENDAHULUAN (CANE PREPARATION)

Sebelum digiling, tebu dalam bentuk batangan akan dicacah terlebih dahulu sehingga sel-sel yang ada di dalam tebu terbuka dan mempermudah dalam proses ekstraksi yang disebut sebagai cane preparation. Pencacahan menggunakan alat cane cutter (pisau tebu) yang terdiri dari 2 set yaitu CC I dan CC II. Juga dilengkapi dengan HDHS (heavy duty hammer shredder). Tebu dicacah sampai diperoleh derajat pencacahan atau PI (Preparation Index) lebih besar dari 90 %. Semakin tinggi preparation index menunjukkan semakin bagus kinerja dari ekstraksi.

2.1. Cane CutterAlat ini berfungsi untuk mencacah batangan tebu sehingga

memudahkan ekstraksi pada unit gilingan.

2.2. Carding Drum (Perata cacahan tebu) Adalah alat perata yang bertugas sebagai perata cacahan

tebu dan pengumpan ke heavy duty hammer shredder ( HDHS ). sehingga ketebalan tebu yang masuk HDHS kontinyu.

2.3. Heavy Duty Hammer Shredder (HDHS)Alat ini berfungsi untuk membuka sel-sel tebu yang berada

dalam buku-buku tebu yang tidak pecah oleh pisau tebu.Dengan cara memukul-mukul tebu hingga hancur dan menjadi serabut. Pada sebagian sisi HDHS berhimpitan dengan gride bar yang merupakan landasan saat cacahan tebu dihancurkan oleh HDHS.

2.4. Cane ElevatorCane Elevator merupakan alat transport yang mengangkut

cacahan tebu dari unit Cane Preparation menuju unit gilingan I.

ALAT PADA PRO

SES PEN

GG

ILING

AN :

Merupakan pisau tebu yang terpasang pada disk dengan

susunan beralur ulir agar tebu yang tidak tercacah oleh pisau yang satu akan

tercacah oleh pisau yang lainnya.

Bagian-bagian Cane Cutter beserta fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Piringan (disc)Tempat kedudukan pisau-pisau

tebu.2. PisauUntuk memotong dan mencacah

tebu.3. BautSebagai penguat posisi pisau

tebu agar tidak lepas dari piringan.

4. BearingTempat kedudukan as.5. As rotorSebagai dudukan piringan (disc). CANE CUTTER

Bagian Carding Drum dan fungsinya :1. Motor penggerakUntuk menggerakkan as drum.2. DrumSebagai tempat dudukan penggaruk.3. As drumSebagai tempat dudukan drum.4. BearingTempat dudukan as.Cara KerjaTebu yang telah dicacah oleh pisau tebu (Cane Cutter I dan II) tidak rata ketebalannya, untuk memudahkan proses selanjutnya tebu tercacah diatur ketebalannya dengan jalan diratakan oleh putaran batang penggaruk CardingDrum. Motor penggerak menggerakkan as Carding Drum sejalan dengan pisautebu. Sambil meratakan tebu, Carding Drum memindahkan tebu ke HDHS. CARDING DRUM

HDHS BAGIAN HDHS DAN FUNGSINYA 1. HammerSebagai pemukul tebu yang telah dicacah.2. As shredderSebagai tempat dudukan disc.3. DiscTempat dudukan hammer.4. Grid barSebagai landasan tempat hammer memukul.5. As hammerSebagai tempat dudukan hammer pada disc ke unit pemerahan.

Bagian-bagian elevator dan fungsinya:1. Garu/cakar ampasSebagai pembawa cacahan tebu.2. Rantai cakarPenarik garu ampas yang dihubungkan dengan roda penggerak3. Bantalan rantaiSebagai tumpuan rantai cakar.4. Plat dasar IMCSebagai penutup dasar IMC dan sebagai tempat landasan cacahan ampas.5. Roda gigiUntuk menggerakkan rantai yang dilengkapi dengan garu ampas.6. Gear boxUntuk mereduksi putaran motor penggerak.7. Motor penggerakAlat untuk memutar gear box

ELEVATOR DAN INTERMEDIATE CARRIER

TAHAP PEMERAHAN ATAU PENGGILINGAN (MILLING UNITS)

GILINGAN Alat ini berfungsi untuk memerah nira yang

terkandung didalam tebu sebanyakKeterangan Gambar :1. Rol Depan2. Rol Atas3. Rol Belakang4. Kap Atas5. Pressure feeder Roll6. Corong / cute7. Scrapper Atas8. Scrapper Bawah9. Kap Samping10. Ampas Plat11. Ampas Balk12. Bantalan Rol13. Standart14. Bak Penampung Nira

CARA KERJA

Tebu yang telah dicacah masuk melalui pressure feeder (roll pengumpan) dan ditekan menuju bukaan roll depan. Cacahan tebu yang sudah masuk celah roll depan mendapat tekanan yang disebabkan roll gilingan atas dan roll gilingan depan. Tekanan ini menyebabkan terjadinya pemerahan sehingga nira tebu keluar. Ampas hasil perahan pertama dilewatkan ampas plat dan masuk ke pemerahan kedua yang di akibatkan penekanan antara roll gilingan atas dengan roll gilingan

PENEKAN GILINGAN1. Torak (piston)Silinder sebagai penerus tekanan minyak.2. AkumulatorTempat gas nitrogen dan minyak.3. Ruang gas nitrogenTempat gas nitrogen.4. Metal as rolSebagai penekan rol gilingan atas.5. As rol gilingan atasBagian yang terkena tekanan oleh metal atas.

Penekan Gilingan

6. Ruang minyakTempat minyak untuk menahan tekanan.7. Tangki minyakTempat menampung minyak.8. PackingSebagai penahan minyak pelumas agar tidak bocor.9. Penahan packingSebagai penahan packing.10. ManometerUntuk mengetahui tekanan pada rol gilingan.11. Pipa tekanSebagai penyalur tekanan.12. PompaUntuk memompa minyak ke dalam akumulator

Penekan Gilingan

PROSES PEMURNIAN NIRA

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya  produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber).

ROTARY VACUUM FILTER

Rotary Drum Filter

BERDASARKAN CARA PENJERNIHAN NIRA DIKENAL 3 MACAM CARA PENJERNIHAN: Defekasi Dalam cara ini nira mentah ditambah Ca(OH)2

dalam keadaan dingin sampai suasana larutan nira menjadi alkalis, kemudian dididihkan dan dibiarkan agar kotoran mengendap.

Sulfitasi Bahan additive dalam proses ini adalah

Ca(OH)2 dan gas SO2. Ke dalam nira, mula-mula ditambahkan Ca(OH)2 berlebih yaitu sekitar 1% lebih banyak dari berat kapur yang diperlukan (diperhitungkan).

Sulfitasi dingin Nira mentah ditambah dengan Ca(OH)2 tanpa

pemanasan terlebih dahulu. Setelah itu dipanaskan sampai mendidih dan kotorannya diendapkan.

Sulfitasi panas Pada proses sulfitasi terbentuk garam CaSO3

yang lebih mudah larut dalam keadaan dingin, sehingga waktu dipanaskan akan terjadi endapan pada pipa pemanas.

DIBANDINGKAN DENGAN CARA DEFEKASI PROSES SULFIT MEMBERIKAN KEUNTUNGAN ANTARA LAIN: Kotoran lebih mudah&cepat mengendap,

sehingga menaikkkan kapasitas alat pengendap.

Massecuite (bubur kristal gula) lebih encer dan lebih mudah mengendapkannya.

Kristalisasi lebih baik dan warna gula lebih putih.

Penghematan waktu dalam pengendapan dan pemasakan.

Kapasitas sentrifuge lebih besar.

CARA SULFITASI INI MEMPUNYAI KELEMAHAN-KELEMAHAN ANTARA LAIN: Deposit nira kental dalam alat pemanas dan

penguapan (evaporator) lebih banyak Biaya perawatan dan investasi yang lebih

besar diperlukan, karena masalah korosi yang lebih besar.

KARBONATASI Pada pemurnian secara karbonatasi, bahan

aditif yang ditambahkan adalah Ca(OH)2 dan gas CO2. Kapur yang diberikan banyaknya sekitar 10 x berat yang digunakan dalam proses sulfitasi. Sisa kapur dalam nira dinetralkan dengan gas CO2 dari pembakaran batu kapur(CaCO3).

Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu: Ca(OH)2(aq) + CO2(g) CaCO3(S)

  Endapan CaCO3 dapat menyerap zat-zat

berwarna dan gum (pentosan).

EVAPORATOREvaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses perindustrian. Evaporator adalah alat yang digunakan untuk mengevaporasi

larutan. Evaporasi sendiri artinya adalah menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap

dengan pelarut yang mudah menguap. Atau bisa dikatakan bahwa evaporasi adalah proses penguapan. Evaporator berfungsi untuk mengubah sebagian atau

keseluruhan pelarut dari suatu larutan dari betuk cair menjadi uap.

Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan, yaitu :

Sebuah tabung penguapan Alat pemindah panas

KondensorDan pompa vacum

JENIS – JENIS EVAPORATOR

Horizontal Tube

Evaporator.

Standard Vertical-T

ube

EvaporatorBasket

Evaporator

Climbing Film

, Long Tube

Vertical E

vaporator with

External Heater

Forced Circulatio

n Evaporator

with External H

eater

Long Tube Vertical

Evaporator

Vertical Tube Evaporator w

ith

Forced Circulatio

n

Falling Film

Evaporator

Jika kita melihat dari penggunaan evaporator, terdapat 3 metode yang biasa digunakan, yaitu :

1.Single effect evaporation2.Double effect evaporation3.Multiple effect evaporation

Agitated Film Evaporator

Stirred, D

iscontinuous

EvaporatorDirect C

ontact

Evaporator

PRINSIP KERJABagian-bagian dari evaporator dan fungsinya :1.Steam : untuk mensupllay steam ke evaporator2.Vent Condensat : tempat mengeluarkan embun3.Vapor : tempat membuang uap hasil evaporasi4.Feed : tempat memasukkan umpan5.Product : tempat keluarnya produk hasil evaporasi

MULTIPLE EFFECT EVAPORATOR

Berdasarkan cara pengumpanannya, ada beberapa jenis susunan multipel-effect evaporator, diantaranya:

ALAT VAKUMUntuk operasi dengan tekanan dibawah 1 atm, diperlukan alat pembuat vakum. Ada dua macam alat pembuat vakum yang dikenal secara umum, yaitu:a. Pompa vakumBiaya investasi lebih tinggi. Tidak memerlukan motive fluid (misalnya: steam), tetapi memerlukan energi listrik. Jika harga energi listrik mahal, maka sebaiknya digunakan jet ejector.

b. Jet ejector.

KONDENSOR

barometric condenser

KRISTALISASI

Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam pan masak ( crystallizer ) yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula. Sedangkan campuran nira kental dan kristal gula disebut massecuite

CENTRIFUGE

Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses ini bertujuan Untuk memisahkan kristal gula dari cairannya(molasse), dalam proses ini dapat dilakukan dengan cara pemutaran menggunakan puteran(centrifuge). Dalam pemisahan ini, terlebih dahulu viskositas molasse dikurangi dengan memberikan air. Kemudian dilakukan pemutaran dan kristal gula yang diperoleh dikeringkan.

VIBRATING SCREEN

Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula

Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, antara lain ampas, blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang digiling dan digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan kristal.

Limbah Bagasse (Ampas)Satu diantara energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya dan relatif ramah lingkungan adalah pengembangan bioetanol dari limbah-limbah pertanian (biomassa) yang mengandung banyak lignocellulose seperti bagas (limbah padat industri gula). Indonesia memiliki potensi limbah biomassa yang sangat melimpah seperti bagas. Industri gula khususnya di luar jawa menghasilkan bagas yang cukup melimpah.

Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA Limbah Blotong (Padat)

Salah satu limbah yang dihasilkan Pabrik Gula dalam proses pembuatan gula adalah blotong, limbah ini keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung air dan masih ber temperatur cukup tinggi (panas), berbentuk seperti tanah, sebenarnya adalah serat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira.Komposisi blotong terdiri dari sabut, lilin dan lemak kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan MgO. Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu pabrik gula dengan pabrik gula lainnya, bergantung pada pola produksi dan asal tebu.

Pabrik Gula memerlukan tenaga dalam jumlah relatif besar untuk penggerak utama. Tenaga tersebut diperlukan terutama dalam bentuk listrik untuk motor penggerak peralatan dan uap tekanan menengah hingga tinggi untuk turbin uap dan mesin uap. Untuk proses produksi gula dibutuhkan energi uap dalam jumlah besar. Dalam sistem cogeneration penggunaan energi uap yang pertama adalah untuk penggerak mekanik melalui mesin atau turbin uap, bersamaan dihasilkan uap bekas untuk proses pemanasan, penguapan dan kristalisasi.Untuk mengolah nira tebu menjadi gula kristal juga diperlukan energi panas dalam bentuk uap dengan jumlah besar. Panas tersebut dimanfaatkan melalui kondensasi uap bekas pada pipa-pipa penukar panas. Dalam pabrik banyak peralatan seperti pompa, blower, kompresor, centrifugal (low and high grate), conveyor, feeder, vibrator dan mixer yang digerakkan oleh elektro motor. Untuk pabrik yang efisien, melalui turbin generator dalam sistem cogeneration seluruh kebutuhan tenaga uap dan listrik dapat dipenuhi melalui pembakaran ampas pada boiler.

PEMBUATAN BIOETANOL DARI MOLASE

JENIS-JENIS FERMENTOR

Stirred tank bioreactor

Dalam bioreaktor kontinyu, media steril ditambahkan biorekator dengan laju alir konstan, dan budaya yang keluar dari bioreaktor terjadi pada tingkat yang sama, sehingga volume budaya di konstan reaktor. Dengan pencampuran efisien, media masuk menyebar cepat dan merata di seluruh bagian reaktor. Udara steril dimasukkan di bagian bawah reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprotan udara. Batang vertikal Suattu dilengkapi dengan steering dengan satu atau lebih impeller.

bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Perbedaan Distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.  Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap kolomnya

KOLOM DESTILASI1. Mash & Degasification column

Mash & degasification column ini merupakan satu unit kolom.Mash column terdiri dari 20 tingkat atau tray, sedangkan degasification column terdiri dari 5 tingkat atau tray. Fungsinya adalah untuk memisahkan alkohol dari mash (cairan hasil fermentasi) hingga residu destilasi (slope) sudah tidak mengandung alkohol lagi atau kadarnya hanya sekitar 0 - 0,5%.

2. Pre-Running Separating Column

Kolom II atau Pre-running Separating Column ini terdiri dari 39 tingkat yang berfungsi untuk memisahkan ester-ester dan kandungan lainnya sehingga didapatkan cairan dengan kadar alkohol 30%.

3. Lees Column & Rectifying Column

Kolom III atau Lees column & Rectifying Column ini merupakan satu rangkaian kolom dengan jumlah 71 tingkat. Kolom ini berfungsi untuk memekatkan kadar alkohol dari hasil destilasi pada kolom II.

4. Repurifying Column

Kolom IV atau Repurifying Column ini terdiri dari 40 tingkat yang halus karena kolom ini berfungsi untuk memurnikan alkohol dari bahan-bahan atau senyawa-senyawa ikutan yang lebih volatil.5. Alcohol ColumnKolom V atau Alcohol Column merupakan kolom terakhir, yang terdiri dari 45 tingkat dengan 13 tingkat pada bagian bawah merupakan plat-plat yang kasar dan 32 tingkat pada bagian atas merupakan plat-plat yang halus. Setelah kadar etanol 95% tercapai, selanjutnya dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis.

ANSW

ER

Kandungan sukrosa dalam tebu tergantung pada kualitas tebu itu sendiri. Umumnya bila kandungan sukrosa dalam tebu tinggi akan diikuti oleh hasil yang tinggi pula.

Untuk mendapatkan etanol dengan kemurnian 98% yaitu dilakukannya proses destilasi secara bertingkat hingga didapat etanol dengan kemurnian 98%.

top related