9. problematika rt
Post on 28-Jul-2015
190 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MuqaddimahSegala puji milik Allah SWT yang telah memuliakan
kehidupan manusia dengan aturan-aturan-Nya, sehingga
menjadi mahluk yang paling mulia, dengan karunia nikmat
dan rahmat-Nya..Diantaranya Allah SWT menjadikan
adanya pernikahan sebagai salah satu kemurahan dan
keutamaan dan sebagai salah satu tanda dari sekian
banyak rahmat-Nya : “ Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
●Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan para
pengikutnya yang istiqomah hingga akhir
zaman. (semoga kita termasuk didalamnya,
amin), yang telah menjadikan pernikahan
sebagai sunnah bagi umat Islam, seperti dalam
sabda beliau : “Wahai kaum muda, siapa
diantaramu yang telah mampu hendaklah
menikah, karena nikah itu lebih dapat
menundukan pandangan, dan lebih dapat
menjaga farji.Maka siapa yang belum mampu
hendaklah shaum, karena shaum itu
merupakan pengekang syahwat baginya”.
●Sesungguhnya Islam, mensyari`atkan ummatnya untuk
menikah, menganjurkannya di kala usia masih muda, agar
memperbanyak anak dan Muhammad SAW pun menjadi
bangga karenanya, sabda beliau :”Nikahlah kalian, agar
kalian mendapatkan keturunan dan menjadi banyak,
karena aku akan bangga dengan kalian dihadapan ummat
lain”.
●Namun ternyata seruan indah ini tidaklah mudah untuk
dipenuhi karena berbagai kendala yang terbentang
menghalangi niat nan suci ini. Ada hambatan yang berasal
dari diri manusia itu sendiri, hambatan keluarga maupun
kondisi masyarakat dan ada pula hambatan dari sisi
psikologis, ekonomi, studi dan lain-lain. Padahal
pernikahan yang benar menjanjikan ketenangan,
ketentraman dan kesucian.
Kehidupan suami istri hanya akan bisa tegak kalau
ada dalam ketenangan, kasihsayang, kecintaan,
pergaulan yang baik dan masing-masing pihak
menjalankan kewajibannya dengan baik dan
mendapatkan haknya dengan baik pula.Tetapi
adakalanya terjadi pertengkaran, suami membenci
istri dan istripun membenci suaminya. Dalam hal
ini, Islam berpesan supaya bersabar dan sanggup
menahan diri dan menasehatinya dengan obat
penawar hati yang dapat menghilangkan sebab-
sebab timbulnya rasa kebencian.
●Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa[1] dan janganlah kamu
menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[2].
dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (An-Nisa;19)
[1] ayat Ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa dibolehkan. menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
●[1] ayat Ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak
dengan jalan paksa dibolehkan. menurut adat sebahagian Arab
Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka anaknya yang
tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda
tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain
yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin
lagi.
●[2] Maksudnya: berzina atau membangkang perintah.
●Terkadang kebencian itu semakin membesar, peluang perpecahan
semakin kuat, penyelesaiannya menjadi sulit, kesabarannya
menjadi hilang, dan hilang pulalah ketenangan, kecintaan,
kasihsayang dan kemauan menunaikan kewajiban yang menjadi
sendi-sendi utuhnya rumah tangga. Maka pada saat-saat seperti ini,
Islam (dengan kesempurnaan ajaran-Nya) membolehkan
penyelesaian yang terpaksa harus ditempuhnya, yaitu mengakhiri
ikatan rumah tangganya
Kekerasan dalam Rumah Tangga●Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran ayat
159, surat Luqman ayat 12-15
●159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu[1]. Kemudian apabila kamu Telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya.
●[1] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal
duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan dan lain-lainnya.
●12. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat
kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah.
dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),
Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
●13. Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
●14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun[2]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
●15. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan.
●[2] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah
setelah anak berumur dua tahun.
●Rosulullah SAW bersabda : “Kamu sekalian pemimpin
dan kamu akan ditanya dari hal yang dipimpinnya,
pemimpin akan di Tanya dari hal rakyat yang dipimpin
nya, suami akan ditanya dari hal keluarga yang
dipimpinnya, istri memelihara rumah tangga suaminya
dan akan ditanya dari hal yang dipimpinnya, pelayan
memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya
dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian
pemimpin dan akan ditanya (pertanggung jawaban) dari
hal yang dipimpinnya”. (HR Bukhari Muslim)
●Kekerasan dalam rumah tangga akan terjadi manakala
kewajiban dan haknya dari suami istri tidak berjalan
sebagaimana mestinya, kepemimpinan tidak berjalan
dengan baik dan dari kesalahan komunikasi diantara
mereka.
Poligami●Islam membolehkan ummatnya berpoligami,
diantara hikmahnya, adalah
●Merupakan karunia Allah swt dan rahmat-Nya
kepada manusia, dan membatasi sampai empat
saja.
Bagi laki-laki boleh nikah dengan lebih dari
seorang istri, dengan syarat sanggup berbuat
adil, bila tidak, haramlah baginya berpoligami,
bahkan jika takut berbuat dzalim, tidak mampu
untuk melayani hak seorang istri saja, haram
baginya nikah, sampai terbukti mampu.
3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil[2], Maka (kawinilah)
seorang saja[3], atau budak-budak yang kamu miliki. yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
[2] berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri
seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat
lahiriyah.
[3] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat
tertentu, sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan
pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi
Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi poligami sampai empat
orang saja.
●Dalam rangka Pendidikan
Kita mengetahui bahwa wanita adalah bagian dari
masyarakat. Mereka (seperti halnya kaum pria),
membutuhkan pengetahuan dan pendidikan. Dalam
masyarakat baru Islam, satu, dua, atau tiga orang saja tidak
cukup untuk mengajarkan para wanita dan anak-anak
perempuan itu. Dibutuhkan beberapa orang wanita untuk
menjadi pendidik dan pengajar sehingga semua wanita dapat
mempelajari apa-apa yang bermanfat dalam urusan agama
dan dunia mereka.
●Dalam rangka mencari/ memperbanyak
dukungan, dalam memperjuangkan
agenda dakwah Islam
60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan
Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan
kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
●Dalam rangka mewujudkan solidaritas,
memperkuat hubungan persahabatan dan
persaudaraan
13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.
10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.
sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.
●Dalam rangka kemaslahatan individu Istri mandul Istri sakit, misal cacat, perutnya mengalami
kelainan sehingga suami tidak mungkin menggaulinya sebagaimana suami istri
Suami mempunyai keinginan yang kuat dan niat yang jujur untuk mempunyai anak dan memperbanyak keturunan, untuk menyiapkan generasi yang beriman dan penyeru-penyeru kebenaran yang akan menyampaikan risalah Al-Haq.
Suami mempunyai libido seks yang kuat yang tidak cukup dengan seorang istri, baik itu disebabkan istrinya sudah tua atau kondisi istri yang lemah atau lamanya hari yang tidak memungkinkan melakukan hubungan suami istri, yaitu pada saat haidh, ha,il, melahirkan, sakit atau sebab-sebab lainnya.
●Fungsi Sosial
Fungsi sosial ini muncul pada dua keadaan, yaitu
●Pertama : Pada saat bertambahnya jumlah perempuan
dibanding laki-laki. Dalam kondisi ini poligami
merupakan suatu keharusan.
●Kedua : Pada saat berkurangnya jumlah pria dibanding
wanita sebagai akibat dari terjadinya perang atau
bencana yang sangat hebat. Pada saat itulah ribuan
laki-laki gugur dan sejumlah wanita (baik yang masih
gadis maupun yang sudah bersuami) kehilangan
keluarga dan suami mereka.
●Hikmah Moral
Dalam suatu bangsa yang jumlah wanitanya lebih banyak dibandingkan jumlah laki-lakinya, maka poligami adalah suatu hal yang wajib secara moral dan begitu juga dari sudut pandang social.Karena poligami lebih baik daripada membiarkan wanita-wanita yang tidak menikah (yang jumlahnya terus bertambah) menempuh jalan-jalan atau tempat maksiat, tanpa keluarga, tanpa rumah tempat mereka berteduh, tidak ada lagi orang yang menghormati kemulian wanita dan memperhatikan kemaslahatan social. Mereka lebih suka berkembangnya komplek pelacuran ketimbang membolehkan poligami.
●Melaksanakan estafeta pembangunan dan mempertahankan kemuliaan negara
Cerai
●Sungguh membina mahligai rumah tangga tiada lain adalah supaya sakinah, mawadah wa rahmah, dan menggabungkan keluarga besar suami dan istri,. Tetapi manakala biduk rumah tangga itu tidak bisa dipertahannkan, setelah diupayakan dengan berbagai hal yang dibenarkan oleh Allah SWT, maka pintu terakhirpun tetap mendapatkan ijin dari-Nya, yaitu pintu cerai, setelah semua pintu tertutup untuk memperbaiki mahligai rumah tangga tersebut.
Khulu`
●Adalah mengembalikan mahar kepada suaminya untuk mengakhiri ikatan keluarga sebagai suami istri. Tentang suami menerima tebusan tersebut adalah hukum yang adil dan tepat. Karena tadinya suamilah yang memberikan mahar dan nafkah kepadanya.
●Jika kebencian ada pada kedua-duanya, maka kalau suami minta talak, ditangannyalah talak itu. Jika istri yang minta cerai, maka ditangannyalah terletak khulu`
Li`an●Li`an dari kata La`n. Sebab suami-istri yang
bermula`anah pada ucapan yang kelima kalinya berkata :
“Sesungguhnya padanya akan jatuh laknat Allah, jika ia
tergolong orang yang berbuat dusta.”
●Li`an juga berarti menjauhkan suami-istri yang
bermula`anah, karena setelah li`an akan mendapatkan
dosa dan dijauhkan satu sama lain selama-lamanya,
sehingga haramlah untuk ditikahinya kembali. Dan jika
salah satunya ternyata dusta, maka dialah yang dilaknat
oleh Allah SWT.
●Jika suami menuduh istrinya berzina tapi ia tidak
mengakuinya dan suami tidak pula mau mencabut
tuduhannya itu, maka Allah mengharuskan mereka
mengadakan li`an.
Li`an ada dua macam :
●Pertama : Suami menuduh istrinya berbuat zina, tapi ia tidak mempunyai empat orang saksi laki-laki yang dapat menguatkan kebenaran tuduhannya.
●Kedua : Suami tidak mengakui kehamilan istrinya sebagai hasil dari benihnya, karena ia merasa belum pernah mencampurinya sejak akad nikah atau pernah mencampurinya tetapi usia kandungannya tidak sesuai.
●Jika suami melihat ada laki-laki yang menzinahi istrinya atau istri mengakui berbuat zina dan suami yakin akan kebenaran pengakuannya tersebut, dalam keadaan seperti ini lebih baik di talak, bukan mengadakan mula`anah
top related