5. torch dalam kehamilan

Post on 10-Apr-2016

263 Views

Category:

Documents

11 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

f,wef,we,f;,efwe kefoiwejfopiwjfojq owqjdijqwidmqwiojdq aiwdqiwmdiqwmdioqw iawjdioqwjdijqwidjioqw qowjdoqwjdijqiojdqoij

TRANSCRIPT

Dr.H.Yulitas Bachtiar,Sp.A

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 1

Toksoplasmosis pada kehamilan dapat menyebabkan infeksi janin kongenital.

Janin yang terinfeksi kongenital tersebut mengalami kerusakan organ/struktur hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebralis.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 2

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 3

Pelebaran ventrikel lateral, dimana lebar atrial lebih dari 15 mm pada trimester II dan III

April 27, 2023 TAS-UNPRI-KP 4

Sekuele ringan : sikatriks/ scar korioretinal tanpa gangguan visus atau adanya kalsifikasi serebral tanpa diikuti kelainan neurologik.

Sekuele berat : kematian janin intra uterin atau neonatal. Atau adanya scar korioretinal dengan gangguan visus berat ataupun kelainan neurologik berat.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 5

Bila toksoplasmosis terjadi pada kehamilan sebelum 20 minggu, 20% janin mengalami infeksi kongenital 25% dari janin yang terinfeksi ini memperoleh kerusakan organ berat, 15% kerusakan organ ringan serta sisanya 60% bersifat subklinis (Foulon et al, 1994).

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 6

Kehamilan dengan seropositif ditemukan adanya antibodi IgG anti toksoplasma dengan titer 1/20-1/1000.

Kehamilan dengan antibodi IgG atau IgM spesifik titer tinggi ibu hamil seropositif memperoleh ulangan infeksi (reinfeksi).

Kehamilan dengan seronegatif darah ibu tidak mengandung antibodi spesifik mengulangi uji serologik tiap trimester (3 bulan) sekali.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 7

Kehamilan dengan serokonversi adanya perubahan dari seronegatif menjadi seropositif selama kehamilan.

Penderita memiliki resiko tinggi untuk terjadinya transmisi vertikal dari maternal ke janin serta mengakibatkan infeksi janin (toksoplasmosis kongenital).

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 8

Konsep lama hanya bersifat empiris dan berpedoman pada hasil uji serologis ibu hamil.

Saat ini pemanfaatan tindakan kordosentesis dan amniosentesis dengan panduan ultrasonografi guna memperoleh darah janin ataupun cairan ketuban sebagai pendekatan diagnostik

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 9

Diagnosis prenatal umumnya dilakukan pada usia kehamilan 14-27 minggu (trimester II).

Kordosentesis (pengambilan sampel darah janin melalui tali pusat) ataupun amniosentesis (aspirasi cairan ketuban) dengan tuntunan ultrasonografi.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 10

PRINSIP ULTRASONOGRAFI

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 11

CHORDOCYNTHESIS

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 12

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 13

AMNIOSENTESIS

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 14

Pemeriksaan dengan teknik P.C.R guna mengidentifikasi DNA T.oxoplasma gondii pada darah janin atau cairan ketuban.

Pemeriksaan dengan teknik ELISA pada darah janin guna mendeteksi antibodi IgM janin spesifik (anti toksoplasma).

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 15

Diagnosis toksoplasmosis kongenital ditegakkan berdasar

Hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya IgM janin spesifik (anti toksoplasma) dari darah janin, dan D.N.A dari T. gondii dengan P.C.R darah janin ataupun cairan ketuban.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 16

Diagnostik prenatal yang berdasarkan amniosentesis (aspirasi cairan ketuban), saat ini paling sering dilakukan guna mendeteksi adanya infeksi janin kongenital.

Dengan tindakan diagnostik prenatal ini akan diperoleh deteksi DNA (Deoxyribonucleic acid) T.gondii dalam cairan ketuban melalui metode PCR (Polymerase Chain Reaction) secara akurat dan cepat.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 17

Spiramycin 1-3 g/hari diberikan selama 3 minggu diselingi 25 mg pyrimethamine, 3 g sulfadiazine/hari selama 3 minggu juga sampai kelahiran

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 18

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 19

Selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab langsung kematian janin dan bahkan yang paling penting malformasi kongenital berat.

Dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, terutama pada wanita berusia subur.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 20

Konfirmasi infeksi rubela sulit dilakukan. Gambaran klinisnya mirip dengan

penyakit lain, dan sekitar seperempat dari infeksi rubela bersifat subklinis walaupun terjadi viremia yang telah menginfeksi mudigah atau janin.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 21

Viremia mendahului gejala klinis sekitar 1 minggu

Orang nonimun yang mengalami viremia rubela akan memperlihatkan titer puncak antibodi 1 sampai 2 minggu setelah awitan ruam.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 22

Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan, infeksi pada janin semakin kecil menyebabkan malformasi kongenital.

Cacat rubela dijumpai pada semua bayi yang memperlihatkan tanda infeksi intrauterus sebelum minggu ke-11, tetapi hanya 35% dari mereka yang terinfeksi pada usia 13 sampai 16 minggu

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 23

Lesi mata, termasuk katarak, glaukoma Penyakit jantung, termasuk duktus

arteriosus paten, defek septum. Tuli sensorineural Defek susunan saraf pusat

microcephaly Hambatan pertumbuhan janin Hepatosplenomegali dan ikterus Perubahan tulang

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 24

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 25

Bayi yang lahir dengan rubela kongenital menyebarkan virus

sehingga merupakan ancaman bagi bayi lain, serta orang dewasa rentan

yang berkontak dengan bayi tersebut.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 26

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 27

Virus ini menyebabkan pembengkakan sel yang karakteristik sehingga terlihat sel membesar (sitomegali) dan tampak sebagai gambaran mata burung hantu.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 28

Transmisi horisontal terjadi melalui “droplet infection” dan kontak dengan air ludah.

Transmisi vertikal penularan proses infeksi maternal ke janin. transplasenta.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 29

Infeksi CMV yang terjadi karena pemaparan pertama kali atas individu infeksi primer.

Infeksi primer berlangsung simtomatis ataupun asimtomatis serta virus akan menetap dalam jaringan hospes dalam waktu yang tak terbatas infeksi laten.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 30

Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan, dan infeksi pada umur kehamilan kurang sampai 16 minggu menyebabkan kerusakan serius.

Infeksi eksogenus dapat bersifat primer yaitu terjadi pada ibu hamil dengan pola imunologis seronegatif dan non primer bila ibu hamil dengan seropositif.

Infeksi endogenus suatu reaktivasi virus yang sebelumnya dalam keadaan laten.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 31

Metode serologis diagnosa infeksi maternal primer dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan dari seronegatif menjadi seropositif (tampak adanya IgM dan IgG anti CMV)

Metode virologis, viremia maternal dapat ditegakkan dengan menggunakan uji immuno fluoresen.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 32

Diagnosis prenatal harus dikerjakan terhadap ibu dengan kehamilan yang menunjukkan infeksi primer pada umur kehamilan sampai 20 minggu.

Diagnosis prenatal metode PCR dan isolasi virus pada cairan ketuban yang diperoleh setelah amniosentesis.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 33

Kemungkinan infeksi CMV intrauterin bila didapatkan : Oligohidramnion, PolihidramnionHidrops non imunAsites janin Gangguan pertumbuhan janinMikrosefali, Ventrikulomegali serebral (hidrosefalus)

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 34

Saat ini terminasi kehamilan merupakan satu-satunya terapi intervensi karena pengobatan dengan anti virus (ganciclovir) tidak memberi hasil yang efektif serta memuaskan.

Dengan demikian konseling, infeksi primer yang terjadi pada umur kehamilan 20 minggu setelah memperhatikan hasil diagnosis prenatal dapat dipertimbangkan terminasi kehamilan

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 35

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 36

Berdasarkan perbedaan imunologi dapat dikenali 2 jenis herpes simpleks virus (HSV)

HSV tipe 1 (Non genital) HSV tipe 2 (Genital) dan ditularkan melalui

hubungan seksual.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 37

Penemuan virus dengan biakan jaringan merupakan konfirmasi paling optimal untuk membuktikan infeksi klinis.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 38

80 persen wanita yang terjangkit infeksi herpes genitalis mengalami kekambuhan simtomatik sebanyak 2-4 kali selama hamil

Kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering pada kehamilan tahap lanjut.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 39

Janin hampir selalui terinfeksi oleh virus yang di keluarkan dari serviks atau saluran genital bawah.

Virus menginvasi uterus setelah selaput ketuban pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 40

Diseminata keterlibatan organ-organ dalam mayor

Lokalisata Keterlibatan terbatas pada mata, kulit atau mukosa

Asimtomatik.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 41

Seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan lesi genital aktif.

Dengan demikian seksio sesarea dilakukan hanya apabila tampak lesi primer atau rekuren saat mejelang persalinan atau saat selaput ketuban pecah.

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 42

April 27, 2023TAS-UNPRI-KP 43

top related