122 pdt 2012 pt mdn kuat 13062012 dll - pt … sth,pdt.remeanna sihombing, pdt.samidi sitorus, sth,...
Post on 22-Apr-2018
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
P U T U S A N
NOMOR 122 / Pdt / 2012 PT - MDN
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara –
perkara perdata dalam tingkat Banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara antara :
1. TUAN BISHOP DARWIS MANURUNG, S.Th, Pimpinan/Bishop Gereja
Methodist Indonesia Wilayah I,
berkedudukan di Jalan Kartini No.31
Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan,
Sumatera Utara, semula sebagai Penggugat
I sekarang ,...... ................PEMBANDING I;
2. YAYASAN PENDIDIKAN GEREJA METHODIST INDONESIA
WIAYAH I, berkedudukan di Jalan. Hang
Tuah No.11 (dahulu di Jalan.Kartini No.31
Medan), semula sebagai Penggugat II
sekarang, .......................PEMBANDING II ;
-- M E L A W A N --
1. Pdt.FAJAR LIM, MTh, beralamat di Jalan. Bukum No.145 Bandar
Baru Sibolangit, Sumatera Utara dan
berkantor di Jl. Sei.Sikambing No.21 Medan
20113, Telp. (061) 45171245, semula sebagai
Tergugat I, sekarang ......TERBANDING I ;
2.Drs. JATONGAM NAINGGOLAN, MM, beralamat di Jalan.Panci, Lorong
Gereja No.8 Kel.Sei.Putih Tengah, Kec.
Medan Petisah dan berkantor di Jl. Sikambing
No.21 Medan 20113 Telp. (061) 45171245,
semula sebagai Tergugat II, sekarang
........................................TERBANDING II ;
Pengadilan ……..
2
Pengadilan Tinggi Tersebut ;
Telah membaca surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Tanggal
1 Mei 2012, Nomor : 122 / PDT / 2012 / PT.MDN, tentang penunjukan Majelis
Hakim Tinggi untuk memeriksa dan mengadili perkara ini ;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan
perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARA :
Mengutip, serta memperhatikan uraian tentang hal-hal yang tercantum
dalam turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan, tanggal 19 Januari 2012
Nomor : 175/Pdt.G/2011/PN-MDN, yang amar lengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
DALAM PROVISI :
- Menyatakan gugatan Penggugat I dan Penggugat II tidak dapat diterima ;
DALAM EKSEPSI :
- Menyatakan Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menyatakan gugatan Penggugat I dan Penggugat II ditolak seluruhnya ;
2. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II secara tanggung renteng
membayar ongkos perkara ini sebesar Rp. 266.000,- ( dua ratus enam puluh
enam ribu rupiah ) :
Membaca, Akta Pernyataan Permohonan Banding yang dibuat oleh
H.EDY NASUTION, SH, MH Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Medan
yang menyatakan bahwa pada tanggal 30 Januari 2012, Penggugat I dan
Penggugat II/Pembanding, I dan Pembanding II melalui Kuasanya
FEBRIANSYAH MIRZA, SH berdasarkan surat kuasa khusus tanggal. 21
Maret 2011 telah mengajukan permohonan agar perkara yang diputus oleh
Pengadilan Negeri Medan, tanggal 19 Januari 2012, Nomor : 175/Pdt.G/2011.
PN.MDN, diperiksa dan diputus dalam Peradilan Tingkat Banding ;
Menimbang, bahwa pernyataan Permohonan Banding tersebut telah
diberitahukan secara seksama kepada kuasa Tergugat I dan Tergugat II/
Terbanding I/ Terbanding II, oleh DINNER SINAGA, SH, Jurusita Pengganti
pada Pengadilan Negeri Medan sebagaimana ternyata dari relaas pemberitahuan
pernyataan Banding tanggal. 20 Februari 2012 Nomor : 175/Pdt.G/2011/PN-
MDN ;
Menimbang……….
3
Menimbang, bahwa Penggugat I dan Penggugat II / Pembanding I
dan Pembanding II melalui kuasanya telah mengajukan Memori Banding,
tertanggal. 27 Februari 2012 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Medan, pada hari : Senin, tanggal 27 Februari 2012 dan memori banding tersebut
telah pula diberitahukan dan diserahkan salinannya kepada kuasa Tergugat I dan
Tergugat II / Terbanding I dan Terbanding II sebagaimana ternyata dari Relass
pemberitahuan dan Penyerahan Memori Banding tanggal. 29 Februari 2012,
Nomor : 175/Pdt.G/2011/PN.MDN ;
Menimbang, bahwa atas memori Banding tersebut kuasa Tergugat I dan
Tergugat II / Terbanding I dan Terbanding II telah pula mengajukan Kontra
Memori Banding tertanggal. 30 Maret 2012, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Medan, pada hari : Jum’at, tanggal 30 Maret 2012 dan telah
pula diberitahukan dan diserahkan salinannya kepada kuasa Penggugat I dan
Penggugat II / Pembanding I dan Pembanding II sebagaimana ternyata dari Relas
pemberitahuan dan Penyerahan Kontra Memori Banding tanggal 30 Maret 2012,
Nomor : 175/Pdt.G/2011/PN.MDN ;
Menimbang, bahwa kedua belah pihak yang berperkara telah
diberitahukan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara (inzage) oleh
DINNER SINAGA, SH Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan
masing – masing baik untuk Penggugat I dan Penggugat II / Pembanding I/
Pembanding II, maupun untuk Tergugat I dan Tergugat II / Terbanding I
/Terbanding II, sebagaimana ternyata dari Relaas pemberitahuan mempelajari
berkas tanggal. 5 Maret 2012 Nomor : 175/Pdt.G/ 2011 PN.Mdn ;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa permohonan Banding dari Pengugat I dan Penggugat
II/ Pembanding I dan Pembanding II diajukan masih dalam tenggang waktu dan
memenuhi tata cara serta persyaratan yang ditentukan Undang-undang, oleh
karena itu permohonan banding tersebut, secara formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Penggugat I dan Penggugat II / Pembanding I dan
Pembanding II, melalui penasehat Hukumnya telah mengemukakan alasan
keberatannya terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut sebagaimana
tertuang dalam memori Bandingnya yang pada pokoknya mengemukakan sebagai
berikut :
DALAM ……….
4
DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie yang mendasari ditolaknya Gugatan
Penggugat (sekarang Pembanding) dalam perkara aquo, sebagaimana dimuat
dalam putusan pada pokok perkara pada hal.41 dan hal.42 yang berbunyi
sebagai berikut :
“Menimbang, bahwa ditengah sedang berjalannya proses pelayanan
mengajar dan belajar serta pelayanan terhadap jemaat Gereja Methodist
Indonesia beberapa pendeta mengundurkan diri dari Gereja Methodist
Indonesia Wilayah I kemudian timbullah forum bersama keprihatinan dan
pemurnian Gereja Methodist Indonesia ( GMI KWTS) dengan pernyataan
sikap sepakat mendukung PKMI-8 Medan tetap eksis sebagai lembaga
Pendidikan di Gereja Methodist Indonesia tidak terpisah dari GMI dan
dalam rapat sepakat memutuskan bergabung dengan GMI Konprensi
Tahunan Wilayah Sementara sesuai bukti T-7 didukung keterangan saksi
Pengugat I – Penggugat II Drs.Marudut Nadapdap dan saksi Tergugat I dan
Tergugat II: Mister Silaban, jadi bukanlah perbuatan pengambil alihan dan
atau penguasaan secara paksa sebagaimana didalilkan Penggugat I dan
Penggugat II dalam gugatannya;
“Menimbang, bahwa yang hadir pada saat rapat pada tanggal. 12
Juni 2006, Ketua Pdt.W.Siahaan, STh, Wakil Ketua Pdt.Fajar Lim, MTh,
Sekretaris Ls.Drs.Mega Ginting, Msi, sedangkan anggota : Pdt. Netty H.
Aritonang STh,Pdt.Remeanna Sihombing, Pdt.Samidi Sitorus, STh,
Drs.KB.Manik, MPd, Drs.Edison Sagala MS, Drs.R.Tambun, sedangkan
Pimpinan dan Kepala Sekolah yang hadir Drs.Marudut Nadapdap, MM,
Pimpinan Perguruan Kristen Methodist Indonesia 8, Kepala TK
Dra.Lindawati Purba, Kepala SD/SMK Drs.Batner Sibarani, Kepala SMP
Eslon Sidabutar, SE, SPd dan Kepala SMA Drs.HW Nainggolan “;
“Menimbang, bahwa sejak tahun 2006 bergabungnya Perguruan
Kristen Methodist Indonesia 8 (PKMI-8 )dengan GMI Konprensi Tahunan
Wilayah Sementara hak kuasa pengelolaan berada pada Gereja Methodist
Indonesia Konta Wilayah Sementara maka untuk kelancaran pelayanan di
Gereja Methodist Indonesia khususnya pelayanan dalam proses mengajar
dan belajar di Lembaga yang diasuh Gereja Methodist Indonesia, maka
Pimpinan /Ketua Gereja Methodist Indonesia Koprensi Tahunan Wilayah
Sementara menerbitkan Surat Keputusan tentang Penetapan dan Penempatan
Pimpinan Perguruan Kristen Methodist Indonesia 8 (PKMI-8) Jl.Yos Sudarso
N0.016/A.I.1/GMI/2006 tanggal. 8 Juli 2006 yang ditanda tangani oleh Ketua
Wilayah ……….
5
Wilayah Sementara Gereja Methodist Indonesia Pdt.FajarLim, M.Th (
Tergugat I) bukti T-8 ;
Bahwa Pembanding I dan Pembanding II (dahulu Penggugat I dan
Penggugat II) menolak pertimbangan hukum judex Factie tersebut dengan
alasan sebagai berikut :
1.1 Bahwa pertimbangan hukum Judek Factie yang menyatakan
penguasaan sekolah PKMI – 8 milik Pembanding I dan II oleh
Terbanding (Tergugat) bukanlah perbuatan pegambil alihan dan
atau penguasaan secara paksa adalah pertimbangan hukum yang
keliru dan bertentangan dengan bukti-bukti autentik yang diajukan
dipersidangan sebagaimana bukti P-7, P-9, P-10, P-12 yakni
Sertifikat Hak Pakai No.3 Surat Ukur No.291/1951 Tahun 1951
dan Akta Pendirian Yayasan Pendidikan Gereja Methgodist
Indonesia ( GMI) Wilayah I yang membuktikan objek sengketa
aquo in casu Sekolah PKMI-8 adalah milik Pemohon Banding ;
1.2 Bahwa hak kepemilikan Pemohon Banding atas Sekolah PKMI-8
(bukti P-7, P-9, P-10, P-12) tersebut, sampai saat ini tidak pernah
dialihkan kepada pihak lain, termasuk kepada Terbanding (Para
Tergugat) baik melalui kesepakatan maupun dalam betuk lain.
Disamping itu, Terbanding (Para Tergugat) pada saat persidangan
aquo berlangsung, tidak dapat membuktikan adanya peralihan hak
atas kepemilikan sekolah PKMI-8 (bukti P-7, P-9, P-10, P-12) dari
Pembanding kepada Terbanding. Oleh karena itu, pertimbangan
putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan aquo adalah
pertimbangan putusan yang keliru dan bertentangan dengan
hukum;
1.3. Bahwa pertimbangan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Medan yang menyatakan penguasaan Sekolah PKMI - 8 dengan
mendasarkan pada adanya “ beberapa pendeta-pendeta yang
mengundurkan diri dari Gereja Methodist Indonesia (GMI)
Wilayah I yang kemudian bergabung dengan GMI Konprensi
Tahunan Wilayah Sementera dengan pernyataan sikap sepakat
untuk mendukung PKMI-8 Medan tetap eksis sebagai lembaga
pendidikan di Gereja Mthodist Indonesia tidak terpisah dari GMI “
......., dan kesepakatan yang dibuat dalam rapat pada tanggal. 12
Juni 2006....dst, adalah pertimbangan hukum yang keliru karena
Pendeta……….
6
Pendeta-pendeta maupun pihak lain yang hadir dalam rapat
tersebut tidak memiliki hak, serta tidak memiliki kewenangan
untuk mengalihkan atas kepemilikan harta benda milik
Pembanding i.c Sekolah PKMI-8 kepada Para Terbanding i.c
Kepada GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara.
1.4 Bahwa berdasarkan fakta-fakta dari keterangan saksi-saksi dan
bukti surat, sebelum pendeta-pendeta tersebut mengundurkan diri
dari GMI Wilayah I tugas pendeta-pendeta tersebut hanyalah
melayani jemaat di gereja dimana para pendeta tersebut
ditempatkan Pimpinan GMI Wilayah I, sedang pihak lain yang
hadir dalam rapat tersebut adalah karyawan dan guru-guru sekolah
yang ditempatkan oleh Pembanding. Dengan demikian
pertimbangan Majelis Hakim yang mendasarkan penguasaan dan
pengelolaan PKMI-8 atas hasil rapat tersebut adalah pertimbangan
hukum yang keliru dan cacat menurut hukum ;
1.5 Bahwa pertimbangan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Medan yang menyatakan GMI Konprensi Tahunan Wilayah
Sementara tidak terpisah dari GMI adalah pertimbangan putusan
yang keliru dan tidak mendasarkan bukti-bukti yang diajukan di
persidangan (bukti P-2, P-3, P-4 dan bukti T-1, T-2 ) karena
keberadaan GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara bukan
bahagian dari GMI (Gereja Methodist Indonesia) yang hanya
memiliki atau terdiri dari 2 (dua) wilayah kerja yaitu Gereja
Methodist Indonesia (GMI) Wilayah I saat ini berkedudukan di
jalan di Jalan.R.A.Kartini No.31 Medan, Sumatera Utara, GMI
Wilayah I tersebut memiliki wilayah kerja dari daerah Aceh-
Sumatera Utara hingga Propinsi Riau. GMI wilayah II
berkedudukan di Jl.Prof.Dr.Latumenten, No.109-A Jakarta Barat,
GMI Wilayah II memiliki wilayah kerja meliputi daerah Sumatera
Selatan-Lampung hingga pulau Jawa dan Bali ( bukti P-2, P-4)
serta didukung oleh saksi Pembanding antara lain saksi
Pdt.Abdi.M.Perangin angin, Drs.Batner Sibarani, Pdt. Perdinandus
Sitanggang, S.Th, Drs.Marudut Nadapdap dan keterangan saksi
yang diajukan Terbanding antara lain saksi Pdt. Mister Silaban ;
1.6. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Medan dalam membuat pertimbangan putusannya tidak
mempertimbangkan ………..
7
mempertimbangkan atau tidak memberi pertimbangan hukum yang
cukup (onvoeldoende gemotiveerd), terhadap bukti P-2, P-3, P-4
dan bukti T-1, T-2, serta keterangan saksi-saksi, karena dari bukti –
bukti tersebut didapati fakta hukum, bahwa keberadaan atau
pembentukan GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara tidak
sesuai dengan ketentuan Displin Gereja Methodist Indonesia Tahun
1997 maupun ketentuan Disiplin Gereja Methodist Indonesia
Tahun 2005, khususnya dalam Pasal. 82 ayat 2 (bukti P-2 dan T-
1,T-2) tentang persyaratan pembentukan GMI Konprensi Tahunan
Sementara didalam wilayah kerja Gereja Methodist Indonesia
(GMI). Dalam ketentuan tersebut diatur tata cara pembentukan
GMI Konprensi Tahunan Sementara ( wilayah kerja baru) yaitu
harus berdasarkan usulan dari 3 (tiga) Distrik melalui konprensi
Distrik GMI, selanjutnya disahkan dalam Konperensi Agung
Gereja Methodist Indonesia sebagai lembaga tertinggi dalam
organisasi Gereja Methodist Indonesia ;
1.7 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan
dalam putusannya yang menyatakan “......... sejak tahun 2006
bergabungnya Perguruan Kristen Methodist Indonesia 8 (PKMI-8)
dengan GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara hak kuasa
pengelolaan berada pada Gereja Methodist Indonesia Konta
Wilayah Sementara....., maka pimpinan /Ketua Gereja Methodist
Indonesia Konprensi Tahunan Wilayah Sementara menerbitkan
Surat Keputusan tentang Penempatan Pimpinan Perguruan Kristen
Methodist Indonesia 8 (PKMI – 8) ...........dst, adalah pertimbangan
hukum yamg tidak objektif dan keliru karena hanya mendasarkan
pada bukti yang diajukan Terbanding tanpa mempertimbangkan
bukti P-7, P-9, P-10, P-12 yang merupakan bukti yang sah menurut
hukum yang diajukan oleh Pembanding. Berdasarkan bukti-bukti
yang diajukan oleh Pembanding tersebut, serta tidak adanya
peralihan hak secara sah atas kepemilikan sekolah PKMI-8 dari
Pembanding selaku pemilik yang sah kepada Terbanding, maka
tindakan Terbanding menguasai dan menerbitkan Surat Keputsan
tentang Penetapan dan Penempatan Pimpinan Perguruan Kristen
Methodist Indonesia (PKMI-8) adalah perbuatan melawan hak, ic
hak Pembanding selaku pemilik yang sah atas Perguruan Kristen
Methodist Indonesia (PKMI-8) dalam perkara aquo ;
Berdasarkan ……….
8
1.8. Berdasarkan aasan-alasan tersebut diatas, seharusnya Majelis
Hakim tidak membuat pertimbangan sebagaimana dalam
putusannya karena berdasarkan bukti-bukti tersebut secara hukum
keberadaan GMI Konprensi Tahunan Sementara tidak pernah ada
(ilegal) selain alasan-alasan tersebut, pada tangal.22 s/d 25 Oktober
tahun 2009, Gereja Methodist Indonesia melaksanakan Konperensi
Agung di Batam yang dihadiri peserta dari GMI Wilayah I dan
GMI Wilayah II. Sedangkan GMI Konprensi Tahunan Sementara
yang diketuai oleh Terbanding I tidak turut serta dalam konprensi
Agung tersebut karena GMI konprensi Tahunan Sementara bukan
bagian dari Gereja Methodist Indonesia ;
2. Bahwa Pembanding I dan Pembanding II (dahulu Penggugat I dan Penggugat
II) menolak pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan
aquo yang menyatakan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa selama PKMI-8 bergabung dengan GMI
KTWS dan dikelola GMI KTWS Pemerintah Kota Medan percaya lalu
keluarlah izin operasional TK.Swasta Methodist-8 Glugur Jl.KL.Yos Sudarso
N0.166 A Glugur Medan dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota
Medan No.420/15186/PPD/2009 tanggal. 30 Nopember 2009 dan izin
operasional atas nama Yayasan Pendidikan Gereja Methodist Indnesia
Wilayah I sesuai bukti T-29 dan bukti P-7 ;
2.1 Bahwa pertimbangan putusan Majelis Hakim diatas adalah tidak
benar, izin operasional TK Swasta Methodist-8 Glugur Jl.KL.Yos
Sudarso No.166 A Glugur Medan aquo diterbitkan Dinas
Pendidikan Kota Medan N0.420/15186/PPD/2009 tanggal.30
Nopember 2009 bukan karena PKMI-8 bergabung dengan GMI
KTWS dan dikelola GMI KTWS, melainkan izin operasional TK
PKMI-8 tersebut sejak semula adalah milik dan dikelola
Pembanding ( P-7, P-9 dan P-10) atas nama Yayasan Pendidikan
Gereja Metodist Indonesia. Selain itu, sesuai dengan bukti P-3, P-
14, P-15, P-16 dan P-17, izin operasional PKMI-8 bukan hanya
izin operasional TK melainkan izin operasional untuk TK, SD,
SMP, SMA dan SMK yang diterbitkan Dinas Pendidikan Kota
Medan atas permohonan yang diajukan Pembanding dengan
melampirkan akta pendirian yayasan sedangkan GMI KTWS yang
dipimpin Terbanding I tidak memiliki badan hukum yayasan untuk
mengelola sekolah PKMI-8. Sesuai fakta-fakta dipersidangan, Para
Terbanding ………
9
Terbanding tidak pernah mendalilkan dan membuktikan
keberadaan akta pendirian yayasan dan akta kepemilikan lain
sebagai pemilik atau sebagai pengelola PKMI-8 dalam perkara
aquo ;
2.2. Bahwa pertimbangan putusan majelis Hakim tersebut diatas adalah
pertimbangan hukum yang keliru dan menyesatkan, karena majelis
Hakim hanya mempertimbangkan kata yang tertulis pada bukti T-
29, P-7, dan bukti kepemilikan dan pengelolaan atas PKMI-8 sejak
tahun 1951 (P-7) serta terbentuknya Yayasan Pendidikan Gereja
Methodist Indonesia pada tanggal. 22 Maret 1988 (P-9, P-10), yang
mana pada masa itu Gereja Methodist Indonesia yang
berkedudukan dan berkantor pusat di Medan belum membagi
wilayah kerja menjadi 2 (dua) wilayah yaitu GMI Wilayah I dan
GMI Wilayah II, sehingga nama yayasannya belum menggunakan
istilah Wilayah I sebagaimana dalam akta pendirian badan hukum
GMI maupun alas hak kepemilikan atas tanah tempat berdirinya
PKMI-8 berada.
Seharusnya Majelis Hakim aquo mempertimbangkan dengan
seksama tentang keberadaan GMI Konpensi Tahunan Sementara
yang baru terbentuk pada tahun 2006 dan bukan merupakan bagian
dari Gereja Methodist Indonesia Wilayah I maupun Wilayh II,
dapat menguasai PKMI-8 tanpa adanya peralihan hak dari
Pembanding selaku pemilik yang sah serta telah megelola PKMI-8
tersebut sebelum berdirinya GMI Konprensi Tahunan Sementara
aquo.
2.3. Bahwa Majelis Hakim tersebut tidak mempertimbangkan riwayat
terbentuknya Gereja Methodist Indonesia di Medan serta tidak
mempertimbangkan keberadaan Yayasan Pendidikan Gereja
Methodist Indonesia yang dibentuk pada tanggal.22 Maret 1988
yang sebelumnya bernama Yayasan Gereja Methodist Indonesia
(P-7, P-9), Majelis Hakim mempertimbangkan dalil dan alat bukti
(T-29) yang diajukan Terbanding. Sehingga pertimbangan putusan
yang demikian adalah pertimbangan yang tidak cukup
mempertimbangkan alat bukti yang diajukan dalam persidangan (
Onvoeldoende gemotiveerd).
Pembanding ………
10
3. Pembanding I dan II keberatan dan menolak pertimbangan Majelis Hakim
dalam putusan pada hal.45 dan hal.46 yang menyatakan sebagai berikut :
“Menimbang, bahwa tentang adanya laporan perusakan,
pengambil alihan PKMI-8 oleh KTWS dan kemudian ditindak lanjuti pihak
Kepolisian Polda Sumut dengan pemberitahuan perkembangan hasil
penyidikan dimana yang ditetapkan sebagai tersangka Karli Christian
Siagian dan Abdul Hakim Tanjung serta Sihar Pandapotan Panggabean
sesuai bukti P-32 dan P-33 dan T-20 maka secara hukum pertanggung
jawabannya tidak dapat dimintakan atau dibebankan kepada Terggat I dan
Tergugat II, atau dengan kata lain Tergugat I dan Tergugat II tidak dapat
dinyatakan bersalah secara hukum atas perbuatan pidana/kejahatan yang
dapat dinyatakan bersalah secara hukum atas perbuatan pidana/kejahatan
yang dilakukan Karli Christian Siagian dan Abdul Hakim Tanjung, serta
Sihar Pandapotan Panggabean, sedangkan Tergugat I dan Tergugat II
diundang ke Polresta Medan dan kePolsek Medan Barat untuk menyelesaikan
kepemimpinan PKMI-8 bukan karena kejahatan sesuai bukti T-21 dan P-22
serta Tergugat I dan Tergugat II mengelola PKMI-8 bukan karena paksaan
melainkan kerena kesepakatan dan pengelolaan berjalan dengan baik oleh
karena itu petitum gugatan Penggugat I-Penggugat II yang menyatakan
bahwa Tergugat I dan Tergugat II baik secara bersama-sama maupun secara
sendiri-sendiri telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap
Penggugat I dan Penggugat II haruslah ditolak ;
3.1 Bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim tersebut diatas adalah
pertimbangan hukum yang tidak benar dan tidak mempertimbangkan
dengan seksama bukti P-32, P-33 dan keterangan saksi Drs.Batner
Sibarani dan Johni Manurung yang membuktikan penguasaan secara
tanpa hak atas perguruan Kristen Methodist Indonesia ( PKMI-8 )
milik Pembanding dengan cara melakukan pengrusakan dan
penggantian kunci pintu gerbang (pintu utama memasuki lingkungan
perguruan (PKMI) -8, pengrusakan pintu dan kunci kantor pimpinan,
dan pintu kantor kepala sekolah yang dilakukan oleh Karli Christian
Siagian dan Abdul Hakim Tanjung serta Sihar Pandapotan Panggabean
dan sekelompok orang dengan mengatasnamakan dirinya dari
kelompok Gereja Methodist Indonesia Konprensi Tahunan Wilayah
Sementara ( GMI-KTWS) yang dibentuk dan dipimpin oleh
Terbanding II pada tanggal. 2 Oktober 2010. Dari uraian fakta tersebut
diatas membuktikan adanya perbuatan melawan hukum atas
Penguasaan ………
11
penguasaan PKMI-8 sebagaimana yang telah Pembanding dalilkan
pada uraian gugatan, bukan untuk membuktikan dan meminta
pertanggung jawaban sebagaimana yang menjadi pertimbangan
Majelis Hakim dalam putusannya tersebut ;
3.2 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim yang menolak petitum gugatan
Penggugat I, Penggugat II (Pembanding) dengan mendasarkan pada
undangan dari Polresta Medan dan Polsek Medan Barat kepada
Terbanding (Tergugat I dan Tergugat II) untuk menyelesaikan
kepemimpinan PKMI-8 bukan karena kejahatan sesuai bukti T-21 dan
P-22 adalah pertimbangan hukum yang keliru dan hanya
mempertimbangkan dalil-dalil dan bukti-bukti yang diajukan oleh
Terbanding dikarenakan Polresta Medan dan Polsek Medan Barat
tidak memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa
keperdataan antara Pembanding dengan Terbanding sebagaimana yang
dimuat dalam pertimbangan putusan aquo ;
4. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang dimuat
pada hal.46 sampai dengan hal 49 putusan aquo adalah pertimbangan yang
keliru atau tidak cukup pertimbangan hukum putusannya ( onvoeldoende
gemotiveerd ) dengan alasan-alasan sebagai berikut :
4.1 Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan salah menafsirkan
Akta Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 yang dibuat dihadapan
Notaris Pauline Sinaga, SH dan Akta Perdamaian No.305 tanggal. 16
Juli 2008 (bukti P-25, T-5), karena akte perjanjian yang dibuat antara
Pembanding I dengan Terbanding I aquo adalah untuk mengakhiri
persengketaan tentang pembentukan dan keberadaan organisasi GMI
Konprensi Tahunan Wilayah Sementara yang dibentuk Terbanding I di
wilayah kerja GMI Wilayah I (Vide perkara 759 K/Pdt/2008 tanggal. 19
Desember 2008, bukti T-4) dan perkara perdata yang terjadi
sebagaimana tercantum dalam lampiran 2 akta Perjanjian Perdamaian
No.20 tanggal. 15 Juli 2008 (P-25, P-26) bukan kesepakatan tentang
penyerahan dan pengelolaan PKMI-8 ;
4.2 Bahwa Pasal 3 Akta Perjanjian Perdamaian yang dibuat pada tanggal 15
Juli 2008 dihadapan Pauline Sinaga, SH Notaris di Medan (bukti P-25,
T-4, T-5), yang menyatakan :
Akta………
12
“ akta perdamaian ini dibuat bukan merupakan pengakuan terhadap
keberadaan GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara (KTWS),dan
GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara (KTWS) akan diupayakan
agar disahkan pada Konprensi Agung GMI tahun 2009 melalui usulan 3
(tiga) Distrik dan Rekomendasi Konprensi Tahunan GMI Wilayah I Tahun
2008 dan 2009”
Dari ketentuan Pasal 3 Akta Perjanjian Perdamaian yang dibuat pada
tanggal. 15 Juli 2008 tersebut tidak ada kesepakatan tentang pengalihan
hak maupun pengelolaan PKMI-8 dari Pembanding kepada Terbanding
sebagaimana yang ditafsirkan dan dimuat dalam putusan Majelis Hakim
aquo. Bahkan Pasal 3 Akta Perjanjian Perdamaian yang dibuat pada
tanggal 15 Juli 2008 tersebut, keberadaan GMI Konprensi Tahunan
Wilayah Sementara (KTWS) yang dibentuk dan dipimpin oleh Terbanding
baru dianggap sah keberadaannya dan bergabung menjadi GMI Konprensi
Tahunan Sementara atau GMI Wilayah yang baru dalam naungan Gereja
Methodist Indonesia setelah disahkan dalam Konprensi Agung Gereja
Methodist Indonesia ;
4.3 Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan tidak
mempertimbangkan dengan seksama Pasal. 4 Akta Perjanjian
Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008, yang menyatakan “ pihak
pertama dan pihak kedua sepakat bahwa jemat-jemat yang berhadapan
langsung dengan konflik sebagaimana tercantum dalam lampiran 1
(satu) akta perjanjian aquo (bukti P-26), agar diurus dan diselesaikan
masing-masing pihak ..........dst, “ karena PKMI-8 tidak termasuk
dalam lampiran 1 (satu), dan PKMI-8 bukan merupakan objek
perjanjian perdamaian dimaksud yang dilakukan Pembanding I dengan
Terbanding I ;
4.4 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dalam
putusannya yang menolak gugatan Pembanding kepada Terbanding
dengan adanya perjanjian perdamaian (Vide Akta Perdamaian No.20
tanggal. 15 Juli 2008 dan Akta Perdamaian No.305 tanggal. 16 Juli
2008, bukti P-25, T-5) dengan hanya mendasarkan pada ketentuan Pasal
1851 KUH Perdata dan Pasal 1858 KUH.Perdata adalah pertimbangan
yang keliru dan tidak cukup pertimbangan hukum dalam putusannya,
karena Majelis Hakim tidak mempertimbangkan dengan seksama akta
perjanjian perdamaian aquo, dimana PKMI-8 dalam perkara aquo bukan
merupakan ………
13
merupakan objek perjanjian perdamaian tersebut, sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Pasal 1855 KUH Perdata yang menyatakan :
“ setiap perdamaian hanya mengakhiri perselisihan-perselisihan
yang termaktup didalamnya, baik para pihak merumuskan maksud
mereka dalam perkataan khusus atau umum, maupun maksud itu
dapat disimpulkan sebagai akibat mutlak satu-satunya dari apa yang
dituliskan “, Dengan demikian pertimbangan putusan Majelis Hakim
aquo adalah cacat hukum dan harus dibatalkan ;
4.5 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim dalam putusannya yang
menyatakan pengelolaan PKMI-8 dilaksanakan oleh Terbanding secara
terus menerus adalah tidak benar karena pertimbangan putusan tersebut
tidak berdasarkan bukti-bukti yang diajukan dalam persidangan dan
kenyataan-kenyataa yang ada yakni kepemilikan dan pengelolaan
PKMI-8 adalah milik Pembanding dan pengelolaannya dilakukan sejak
tahun 1951 (P-7, P-9, P-10, P-18).
Sementara keberadaan GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara
yang tidak sesuai dengan ketentuan Disiplin Gereja Methodist Indonesia
serta tidak pernah disahkan pada konperensi Agung Gereja Methodist
Indonesia tersebut baru terbentuk pada tahun 2006, sehingga
pertimbangan Majelis Hakim dalam putusannya yang menyatakan
pengelolaan PKMI-8 dilaksanakan oleh Terbanding secara terus
menerus pertimbangan putusan yang tidak memiliki pertimbangan yang
cukup ( onvoeldoende gemotiveerd ) ;
4.6 Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan tidak
mempertimbangkan dengan seksama bukti T-13, T-14, T-15, T-16 dan
T-19 yang diajukan Terbanding yang mana kesemua bukti tersebut
tertulis atas nama Pembanding ic Yayasan Pendidikan Gereja Methodist
Wilayah I, bukti-bukti mana juga telah dapat membuktikan secara sah,
bahwa pengelolaan PKMI-8 dalam perkara aquo dilakukan oleh
Pembanding;
Menimbang, bahwa atas memori Banding tersebut, kuasa dari Tergugat I
dan II/Terbanding, telah mengajukan Kontra Memori Banding yang pada
pokoknya sebagai berikut :
I.1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang telah mengadili dan
memutuskan perkara Perdata No.175/Pdt.G/2011/PN.Mdn tanggal. 19
Januari 2012 telah mempertimbangkan seluruh gugatan, jawaban, replik,
duplik ………..
14
duplik, alat-alat bukti, keterangan saksi-saksi, konklusi dan fakta-fakta
yuridis yang terungkap di persidangan sehingga pertimbangan hukumnya
telah sangat adil dan benar, sehingga oleh karena itu haruslah
dipertahankan dan dikuatkan ;
2. Bahwa mulai tahun 2006 Perguruan Kristen Methodist Indonesia -8 (PKMI-8)
adalah milik Gereja Methodist Indonesia yang berada dibawah pengelolaan
Gereja Methodist Indonesia Konprensi Tahunan Wilayah Sementara (GMI-
KTWS) yan dipimpin oleh Tergugat I/Terbanding I yang mana pada tanggal
12 Juni 2006 Pendeta dan Majelis GMI Glugur dan Pengurus serta Komisi
Penyantun Perguruan (KPP) PKMI-8 telah setuju dan sepakat secara tertulis
untuk menyatakan bergabung dengan Gereja Methodist Indonesia Wilayah
Sementara ( bukti T-7) dan hal tersebut telah dituangkan dalam akta
perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 yang telah dikuatkan pula
dengan putusan Mahkamah Agung No.759 K/PDT/2008, tanggal. 19
Desember 2008 (bukti T-4) dan telah ditanda tangani oleh Bishop
Humala Dolok Saribu (Pimpinan GMI Wilayah I) dan Pendeta Fajar
Lim, MTh/Tergugat I/Terbanding I (Pimpinan GMI Wilayah Sementara)
sehingga yang menjadi pemilik /pemimpin PKMI-8 yang sah menurut hukum
adalah GMI Wilayah Sementara yang dipimpin oleh Tergugat I/Terbanding I
dan bukan milik GMI Wilayah I yang dipimpin oleh Penggugat I/
Pembanding I ;
3. Bahwa berdasarkan Akta Perjanjian Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008
yang dibuat dan tanda tangani dihadapan Notaris Pauline Sinaga, SH (bukti
T-5) pada Pasal 1 dan Pasal 2 menyebutkan “ Bahwa pihak pertama
(Gereja Methodist Indonesia Wilayah I) dan pihak kedua (GMI KTWS)
sepakat untuk mejalankan tugas pelayanannya masing-masing. Pihak
Pertama dan Kedua sepakat tidak akan mempengaruhi Gereja-gerja dan
Lembaga-lembaga yang berada dalam lingkup pelayanan dibawah
naungan masing-masing pihak. Masing-masing pihak tidak akan
menerima perpindahan keanggotaan /Pendeta kecuali atas persetujuan
Pimpinan Pusat masing-masing “. Dan kesepakatan damai tersebut adalah
bukti sempurna dan otentik ( Vide Pasal. 1870 KUH.Perdata, yang berbunyi
: “ Suatu akta otentik memberikan diantara para pihak beserta ahliwaris-
ahliwarisnya atau orang-orang yang mendapat hak daripada mereka, suatu
bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat didalamnya “ );
Dengan demikian maka PKMI-8 yang beralamat di Jl. Yos Sudarso No,166
Medan yang sudah bergabung dengan GMI Wilayah Sementara Pimpinan
Tergugat I/Terbanding I adalah tetap berada di GMI Wilayah Sementara tidak
dapat ………..
15
dapat berpindah ke Wilayah lain karena sudah disepakati dalam akte
perdamaian dan akte tersebut telah pula dikuatkan oleh Putusan
Mahakamah Agung R.I sebagai lembaga Peradilan tertinggi di
Indonesia;
4. Bahwa Tegugat I/Terbanding I sebagai pemimpin GMI KTWS tidak perlu lagi
memberi bukti atas kewenangan dan kekuasaan terhadap pengelolaan PKMI-8
kepada Pengggat I/Pembanding I karena dari awalnya PKMI-8 secara suka
rela dan sesuai dengan mekanisme rapat yang mewakilkan semua unsur GMI
Glugur dan sekolah PKMI-8 telah resmi menyatakan diri bergabung dengan
gereja Methodist Indonesia Wilayah Sementara (GMI KTWS) pada
tanggal.12 Juni 2006 dan telah dituangkan dalam Putusan Mahkamah
Agung R.I, tidak ada gejolak yang terjadi dengan bergabungnya PKMI-8
ke GMI Wilayah Sementara serta pengelolaan PKMI-8 sudah mendapat
izin operasional yang telah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Nasional
Kota Medan sehingga tidak memerlukan pembuktian adanya peralihan
kepemilikan dari Pengggat I/Pembanding I kepada Tergugat I/Terbanding I ;
5. Bahwa dapat dipertegas kembali kepada Penggugat I/Pembanding I bahwa
pada tanggal. 30 Agustus 2010 telah ditanda tangani Surat Pernyataan
bersama antara Pimpinan Gereja Methodist Indonesia Konprensi Tahunan
Wilayah I/Pengugat I/Pembanding I dengan Pimpinan Gereja Methodist
Indonesia Konprensi Tahunan Wilayah Sementara/Tergugat I/Terbanding I
(bukti T-3) inti isinya adalah tetap pada kesepakatan sebagaimana Akta
Perjanjian Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 yang dikuatkan
dengan putusan Mahkamah Agung No.759 K/Pdt/2008 tanggal. 19
Desember 2008 dan sepakat untuk menjalankan pelayanan dan daerah
pelayanannya masing-masing sehingga surat pernyataan tersebut
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya (vide
Pasal. 1338 KUH.Perdata );
6. Bahwa bukti-bukti yang diajukan oleh Penggugat – Penggugat/Pembanding-
pembanding sebagaimana telah dikutip diatas tidak menunjukkan hak
kepemilikannya terhadap PKMI-8 karena :
- Sertifikat Hak pakai No.3 bukan tercatat atas nama GMI Wilayah I yang
dipimpin oleh Penggugat I/Pembanding I ;
- Sertifikat Hak Pakai tersebut telah jatuh tempo dan berakhir pada tahun
1979 ;
Bahwa ……..
16
- Bahwa Penggugat-penggugat /Pembanding-Pembanding telah ingkar
janji dan lalai mematuhi isi akta Perjanjian Damai No.20 tanggal. 15
Juli 2008 karena tidak dan belum menyerahkan Sertifikat Hak Pakai
tersebut kepada GMI Wilayah Sementara yang dipimpin Tergugat
I/Terbanding I sebagaimana diamanatkan perjanjian damai tersebut ;
7. Bahwa adapun hasil rapat yang mendasarkan adanya penguasaan dan
pengelolaan PKMI-8 merupakan hasil rapat yang sah karena peserta dalam
rapat tersebut cukup representatif dan berwenang serta semua lapisan
terwakili untuk membuat keputusan dan mengikat yaitu yang mewakili GMI
Glugur dan mewakili PKMI-8 (yaitu Pendeta, Majelis GMI Glugur, Komisi
Penyantun Pendidikan, Pimpinan Perguruan dan Kepala Sekolah-kepala
sekolah di PKMI-8) maka sangatlah tepat Majelis Hakim Pengadilan Negeri
menjadikan hasil rapat tersebut sebagai pertimbangan sehingga harus tetap
dipertahankan dan dikuatkan ;
8. Bahwa berdasarkan keputusan-keputusan Konprensi Agung GMI pada tahun
1997 dan tahun 2001 dimana pada saat itu Gereja Methodist Indonesia masih
terdiri dari 2 wilayah yaitu GMI Wilayah I dan GMI Wlayah II namun sejak
tahun 2006 karena gejolak dan tindakan sewenang-wenang pimpinan GMI
Wilayah I serta ketidak nyamanan beribadah maka berdasarkan “winwin
solution” yang dijembatani oleh persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI)
telah lahir GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementara ( GMI KTWS)
tersebut sehingga rapat yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2006 adalah
sah dan segala hal yang menjadi kesepakatan dalam rapat tersebut juga adalah
sah khususnya i.c. dalam pengelolaan PKMI-8 sepenuhnya ditangan GMI
KTWS bukan GMI Wilayah I yang dipimpin oleh PenggugatI/Pembanding I ;
9. Bahwa pernyataan Penggugat I/Pembanding I dan Penggugat II/Pembanding
II seperti dikutip dalam memori Banding diatas sangatlah mengada-ada dan
terkesan “ berdusta “ karena dengan jelas-jelas Penggugat I/Pembanding I
adalah salah satu pelaku sejarah dan mengetahui dengan persis dan pasti
perihal keberadaan dan berdirinya Gereja Methodist Indonesia Konprensi
Tahunan Wilayah Sementara, yang mana terbentuknya GMI KWTS akibat
terjadinya konflik pada tahun 2005 dan perpecahan ditubuh Gereja
Methodist Indonesia Wilayah I dibawah pimpinan Bishop Humala Dolok
Saribu yang mencakup daerah Sumatera Utara, NAD dan RIAU sehingga
oleh karena itu GMI Konprensi Tahunan Wilayah Sementera yang disepakati
berdiri dengan ditengahi dan didamaikan oleh PGI Sumatera Utara dan
17
selanjutnya……….
selanjutnya telah ditanda tangani bersama Akta Perdamaian dan telah
dikukuhkan pula oleh putusan Mahkamah Agung RI, dimana GMI Wilayah
Sementara masih merupakan bagian dari Gereja Methodist Indonesia yang sah
secara hukum ;
10. Bahwa pertimbangan hukum yang telah dibuat oleh Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan dalam perkara aquo sangatlah tepat dan benar
karena Majelis Hakim sudah jelas-jelas dapat melihat kebenaran dalil-
dalil yang diberikan dan disampaikan oleh para pihak dalam
persidangan khususnya bukti-bukti dan saksi-saksi sehingga oleh karena
itu pernyataan Penggugat I/Pembanding I yang menyatakan bahwa GMI
KTWS tidak sesuai dengan Disiplin Gereja Methodist Indonesia tahun 1997
maupun Disiplin Gereja Metodist Indonesia tahun 2005 merupakan
pernyataan yang salah, keliru dan tidak masuk akal, dimana berdirinya GMI
KTWS bersumber dari keadaan konflik ditubuh GMI Wilayah I yang
sekarang dipimpin oleh Penggugat I/Pembanding I yang mana atas konflik
tersebut telah terciptalah dan telah disepakati perdamaian yang dituangkan
dalam suatu akta perdamaian No.20 tertanggal. 15 Juli 2008 yang mana
Penggugat I/Pembanding I sebagai Pimpinan GMI Wilayah I dan pihak yang
membuat akta perdamaian tersebutlah yang mengingkari kesepakatan yang
telah tertuang dalam akta meskipun sudah berulang kali ditindaklanjuti
dengan itikad baik oleh GMI Wilayah Sementara namun sampai sekarangpun
GMI Wilayah I i.c Pengggat I/Pembanding I tidak melaksanakan isi Pasal 3
Akta Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 tersebut yang isinya : “ Akte
Perdamaian ini dibuat dan ditandatangani bukan merupakan pengakuan
terhadap keberadaan Konprensi Tahunan Wilayah Sementara ( KWTS),
dengan demikian pihak kedua (Konperensi Tahunan Wilayah I)
mengupayakan agar keberadaan Konprensi Tahunan Wilayah Sementara
GMI dapat disahkan pada Konprensi Agung GMI tahun 2009 melalui minimal
3 (tiga) distrik dan rekomendasi Konprensi Tahunan Wilayah I GMI tahun
2008 dan 2009 ;
11. Bahwa amanat Pasal. 3 Akta Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 belum
pernah dilaksanakan oleh Pengugat/Pembanding-pembanding karena di
dalam Konprensi Tahunan GMI Wilayah I tahun 2008 s/d 2011 Pengugat-
penggugat/Pembanding belum pernah mengusulkan, membahas dan
merekomendasikan GMI Wilayah Sementara untuk dibawa dan disahkan
dalam Konprensi Agung GMI, sehingga perbuatan Penggugat-penggugat
/Pembanding-pembanding jelas-jelas tidak beritikad baik dan telah melakukan
perbuatan melawan hukum (onrecht matigedaad);
18
Bahwa ……….
12. Bahwa akan tetapi walaupun GMI Wilayah I yang dipimpin Penggugat
I/Pembanding I belum merekomendasikan GMI KTWS dalam Konprensi
Tahunan tahun 2008 dan 2009 dan bahkan walaupun belum disahkan di
Konprensi Agung dengan kata lain GMI Wilayah I telah ingkar janji dan
telah melakukan perbuatan melawan hukum, namun GMI KTWS sudah
sah dan diakui menurut Undang-undang dan hukum di Indonesia dan sudah
terdaftar pada Departemen Agama Propinsi Sumatera Utara juga sudah
dikukuhkan dalam Keputusan Mahkamah Agung No.759 K/Pdt/2008 tanggal.
19 Desember 2008 serta telah melaksanakan tugas pelayanannya dengan baik
dan saat ini Konprensi Tahunan Wilayah Sementara telah berkembang dengan
pesat dan didukung oleh kurang lebih 100 gereja dan kurang lebih 24 lembaga
bahkan telah melakukan sendiri konprensi tahunan yang dimulai pada
Konprensi tahunan pertama pada tahun 2006 dengan mendapat
persetujuan/izin mengadakan Konprensi dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Pemerintah Daerah, Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi
Sumatera Utara dan turut dihadiri oleh Ketua /Pimpinan PGI Wilayah
Sumatera Utara tanpa bantuan maupun persetujuan dari Penggugat I/
Pembanding I ;
13. Bahwa bergabungnya PKMI-8 dibawah pengelolaan GMI KTWS adalah sah
menurut hukum yang berlaku maka segala tindakan yang dilakukan oleh
Tergugat I/Terbanding I sebagai pimpinan GMI KTWS secara penuh berhak
melakukan tindakan apa saja didalam PKMI-8 baik dalam menguasai maupun
menerbitkan Surat Keputusan yang berlaku dalam PKMI-8 serta dalam
penerbitan Surat Keputusan yang berlaku dalam PKMI-8 serta dalam
penerbitan Surat Keputusan tentang Penetapan dan Penempatan Pimpinan
Perguruan Kristen Methodist Indonesia (PKMI-8) sejak tahun 2006, yang
mana sejak berdirinya GMI KTWS sudah menerbitkan beberapa kali surat
keputusan tentang Penetapan dan Penempatan Pimpinan Perguruan di PKMI-8
seperti yang sudah diperlihatkan dipersidangan, yaitu sebagai berikut :
13.1. Surat Keputusan Gereja Methodist Indonesia Konta Wilayah Sementara
Nomor : 016/A.I.I/GMI/2006 tertanggal. 8 Juli 2006 tentang Penetapan
dan Penempatan Pimpinan Perguruan di PKMI-8 an. Sdr.Marudut
Nadapdap (bukti T-8) ;
13.2. Surat Keputusan Ketua Gereja Methodist Indonesia Konta Wilayah
Sementara Nomor :001/A.1.1/GMI/2007 tertanggal. 8 Juli 2007 tentang
Penetapan dan Penempatan Pimpinan Perguruan di PKMI-8
an.Sdr.Marudut Nadapdap (bukti T-9);
19
Surat ……….
13.3. Surat Keputusan Ketua Gereja Methodist Indonesia Konta Wilayah
Sementara Nomor : 020/A.1.1/GMI/2006 tertanggal. 31 Agustus 2009
tentang. Penetapan dan Penempatan Pimpinan Perguruan di PKMI-8
an.Sdr.Marudut Nadapdap (bukti T-10) ;
13.4. Surat Keputusan Ketua Gereja Methodist Indonesia Konta Wilayah
Sementara Nomor : 053/A.1.1/GMI – KTWS/VII/2010 teretanggal. 04
Juli 2010 tentang Penetapan dan Penempatan Pimpinan Perguruan di
PKMI-8 an. Drs. Jatongam Nainggolan, MM. (bukti T-11);
13.5. Surat Keputusan Ketua Gereja Methodist Indonesia Konta Wilayah
Sementara Nomor : 019/A.1.1./GMI/VIII/2011 tertanggal. 22 Agustus
2011 tentang Penetapan dan Penempatan Pimpinan Perguruan di PKMI-
8 an. Drs.Jatongam Nainggolan, MM (bukti T-12) ;
Bahwa dengan melihat seluruh Surat Keputusan Tergugat I/Terbanding I dalam
kapasitasnya sebagai Ketua Gereja Methodist Indonesia Wilayah Sementara
(Ketua KTWS) tentang Pengangkatan pimpinan PKMI-8 sebagaimana yang telah
diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa mulai berdirinya GMI KTWS
sampai saat ini adalah sah dan sejak tahun 2006 tidak pernah diganggu gugat oleh
Pimpinan GMI Wilayah I maupun pimpinan GMI wilayah II karena sejak
awalnya telah disepakati bersama dalam akte Perdamaian dan pengaturan serta
penerbitan SK tersebut adalah sebagai pelaksanaan dari akta Perdamaian yang
telah ditanda tangani bersama antara GMI Wilayah I yang sekarang dipimpin
Penggugat I/Pembanding I dengan GMI Wilayah Sementara yang sekarang
dipimpin oleh Tergugat I/Terbanding I sehingga Tergugat I/Terbanding I tidak
pernah melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana dikatakan oleh
Penggugat I/Pembanding I dalam memori Bandingnya, justru sebaliknya
Penggugat I/Pembanding I lah yang telah beritikad tidak baik dan telah
melakukan perbuatan melawan hukum sebagaimana telah diuraikan diatas ;
14. Bahwa berdasarkan uraian dan argumentasi hukum sebagaimana telah
disebutkan diatas adalah tepat dan adil jika putusan Pengadilan Negeri Medan
dalam perkara aquo dipertahankan dan dikuatkan serta selanjutnya menolak
permohonan banding dari Pembanding-pembanding ;
II. 1. Bahwa tidaklah beralasan jika Pembanding-pembanding menyatakan
bahwa sejak semula izin operasional TK Swasta Methodist -8 Glugur
yang diterbitkan Dinas Pendidikan Kota Medan adalah miliknya dan
dikelola Pembanding-pembanding (P-7, P-9 dan P-10) karena jika dilihat
dalam bukti P-7 yaitu sertifikat Hak Pakai No.3 adalah milik GMI
keseluruhan ( bukan Gereja Methodist Indonesia Wilayah I ),
20
kemudian ………
kemudian P-9 adalah berupa Anggaran Dasar Yayasan GMI (bukan
GMI Wilayah I) dan kalaupun kemudian quad non P-10 berupa
Perubahan Anggaran Dasar yayasan GMI Wilayah I itu baru terjadi pada
tahun 2008 sementara PKMI-8 sudah menyatakan diri bergabung dengan
GMI Wilayah Sementara sehingga dengan demikian ketiga bukti
tersebut bukan merupakan bukti yang dapat membuktikan tentang
keberadaan izin operasional TK swasta Methodist-8 maupun izin
operasional SD, SMP dan SMA dan ternyata bukti-bukti Penggugat –
penggugat/Pembanding-pembanding yang dimaksudkan pada bukti P-7, P-
9 dan P-10 tersebut telah dipatahkan oleh bukti T-29 yaitu izin
Operasional sekolah Swasta atas nama Yayasan Gereja Methodist
Indonesia yang beralamat di Jalan. Sei.Sikambing No.21 Medan
(Kantor Pusat GMI Wilayah Sementara) dan dikuatkan lagi dengan
bukti T-30, T-31, T-31, T-33 dan bukti T-34 tentang laporan PKMI-8
yang berada dibawah pengelolaan GMI Wilayah Sementara ke Dinas
Pendidikan ;
2. Bahwa berdasarkan bukti T-29, T-30, T-31, T-32, T-33, dan bukti T-34
tentang laporan PKMI-8 ke Dinas Pendidikan Medan yang berada
dibawah pengelolaan GMI Wilayah Sementara telah menunjukkan
dengan jelas dan terang bahwa izin operasional sekolah PKMI-8
adalah atas nama Greja Methodist Indonesia Wilayah Sementara
bukan atas nama Gereja Methodist Indonesia Wilayah I, yang
dipimpin oleh Penggugat I/Pembanding I dan PKMI-8 telah dikelola dan
dipimpin oleh Tergugat I/Terbanding I sejak tahun 2006 serta Gereja
Methodist Indonesia Wilayah Sementara (GMI KTWS) merupakan satu
kesatuan /bagian dari Gereja Methodist Indonesia secara keseluruhan ;
3. Bahwa dulunya Gereja Methodist Indonesia terbagi atas 2 (dua) wilayah yaitu
GMI Wilayah I dan GMI Wilayah II namun setelah terjadi konflik dan
perpecahan dalam tubuh GMI Wilayah I pada tahun 2005 dibawah pimpinan
Bishop GMI Wilayah I Humala Dolok Saribu yang mencakup daerah
Sumatera utara, NAD, dan Riau maka atas inisiatif dari Kapolda Sumatera
Utara, Inspektur Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri dengan ditengahi
oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Sumatera Utara ntuk
mendamaikan kedua belah pihak dengan cara mengundang hadir kedua
belah pihak pada tanggal. 04 April 2006 yaitu antara Bishop Humala
Dolok Saribu (Pimpinan GMI Wilayah I dengan Pdt.Fajar Lim (Terggat
I/Terbanding I/Pendeta di GMI Wilayah I), yang mana dalam proses
21
perdamaian……….
perdamaian tersebut Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Wilayah Sumatera Utara dijadikan sebagai mediator dan fasilitator
dalam perdamaian keduanya dan perdamaian terwujud sehingga
lahirlah GMI wilayah Sementara di Teritorial GMI Wilayah I ;
4. Bahwa dengan rendah hati iznkanlah kami Terbanding-terbanding
menceritakan kronologis dan proses perdamaian untuk memecahkan
perselisihan dan perkelahian yang terjadi di GMI Wilayah I untuk mencari
win-win solution atas konflik dan sengketa yang dialami di GMI Wilayah
I, yaitu bahwa kedua belah pihak (GMI Wilayah I pimpinan Bishop
Humala Dolok Saribu, MTh dan pendeta-pendeta serta jemaat-jemaat dan
sekolah-sekolah yang tergabung dalam Forum Pemurnian Gereja
Methodist Indonesia (yang selanjutnya menjadi GMI wilayah
sementara) pimpinan Pdt. Fajar Lim , MTh sepakat untuk menunjuk dan
menetapkan wakil/Tim masing-masing pihak sebanyak 8 (delapan) orang
yang disebut TIM DAMAI yaitu dari Gereja Methodist Indonesia
Wilayah I diwakili oleh Pdt . A.C.Damanik, STh, Pdt.Darwis Manurung,
STh,/ Penggugat I/Pembanding I, Drs.Tiandi Lukman, Drs.Hotlan
Butar-butar/Penggugat II/Pembanding II, Pdt. David Utawi, STh, Pdt.
Mister Silaban, STh, Pdt.A.Sihombing, STh, Pdt.Paulus Subyanto, STh,
Ibrahim Siddik, Burhan Sidabariba, SH, Drs.M.Nadapdap, sehingga kedua
Tim berjumlah 16 (enam belas) orang serta sepakat untuk menyelesaikan
masalah yang ada di GMI Wilayah I dengan berpedoman pada ajaran
Alkitab sesuai konstitusi /disiplin Gereja Methodist Indonesia, dan
selanjutnya Surat pernyataan Bersama tertanggal. 04 April 2006 ini adalah
termasuk serta merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian Perdamaian dan bagian Pernyataan Bersama ini ;
5. Bahwa selanjutnya pada tanggal. 26 April 2006 kedua tim tersebut (TIM
DAMAI) sepakat melebur menjadi satu tim yang disebut dengan TIM
REKONSILIASI DAMAI GMI yang mana tim ini kembali melakukan
pertemuan pada tanggal. 06 Mei 2006 di Kantor PGI Wilayah Sumatera
Utara dimana Ketua Umum PGI Pdt.W.T.P Simarmata, MA, bertindak
selaku pimpinan pertemuan, yang mana dalam pertemuan ini berhasil
merumuskan 2(dua) keputusan penting yaitu :
1). TIM REKONSILIASI DAMAI GMI sepakat agar ada Konprensi
Tahunan Sementara di Gereja Methodist Indonesia Wilayah I
sesuai dengan aturan Gereja Methodist Indonesia, dan tim ini akan
membuat “ Blue Print”nya untuk disosialisasikan kepada Gereja
22
Methodist………
Methodist Indonesia, agar Konprensi Tahunan (Konta) yang akan
datang secara resmi dapat mengusulkannya kepada Konprensi Agung
(Konag) Gereja Methodist Indonesia ;
2). Masalah perkara perdata ditangguhkan pemrosesannya dan masalah
pidana akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak yang terkait dan
pihak yang bermasalah guna penyelesaiannya ;
6. Bahwa setelah mengadakan pertemuan beberapa kali antara pihak GMI
Wilayah I dipimpin (Bishop Humala Dolok Saribu) dengan pihak GMI
KTWS Wilayah I dipimpin ( Bishop Humala Dolok Saribu) dengan pihak
GMI KTWS dipimpin (Pdt.Fajar Lim, MTh) maka diadakanlah
perdamaian untuk menyelesaikan seluruh perkara yang sedang berjalan baik
perdata maupun pidana, dimana perdamaian tersebut dituangkan dalam -
Akta Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 yang diperbuat dan
ditanda tangani oleh pihak GMI Wilayah I dan GMI KTWS
dihadapan Pauline Sinaga, SH, Notaris di Medan (bukti T-5), dan Akta
Perdamaian tersebut telah pula dikukuhkan dengan Keputusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia No.759K/Pdt/2008 tertanggal.
19 Desember 2008 (bukti T-4) ;
7. Bahwa dengan adanya kesepakatan dari Tim Rekonsiliasi Damai GMI
sebagaimana telah diuraikan diatas untuk membentuk GMI KTWS di GMI
Wilayah I dan telah dimuat dalam Akta Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli
2008 tersebut, maka keberadaan GMI KTWS adalah sah dan merupakan
bagian dari Gereja Methodist Indonesia, yang mana akta perdamaian
tersebut adalah akta otentik yang merupakan bukti sempurna (vide
Pasal. 1870 KUH.Perdata );
8. Bahwa menurut Pasal. 154 ayat (2) DAN (3) RBg, jo. Pasal.130 ayat (2)
HIR menyatakan bahwa : suatu akta damai dimana kedua belah pihak
dihukum untuk mentaati perjanjian mereka itu, akta perdamaian memiliki
kekuatan sama seperti putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dan
terhadapnya tidak diajukan banding maupun kasasi, bahwa akta perdamaian
tersebut adalah sesuai dengan Keputusan Hukum Tetap Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI No : 454/K/Pdt/1991 yang menyatakan bahwa : “
Akta perdamaian hanya dapat dibatalkan jika isinya bertentangan dengan
Undang-undang “, sehingga oleh karena akta perdamaian tersebut
merupakan akta otentik dan sempurna ;
9.Bahwa………..
23
9. Bahwa berdasarkan uraian dan argumentasi hukum sebagaimana telah
disebutkan diatas adalah tepat dan adil jika putusan Pengadilan Negeri
Medan dalam perkara aquo dipertahankan dan dikuatkan, sedangkan
alasan banding Pembanding-pembanding tidak mempunyai dasar
hukum yang kuat dan selanjutnya menolak permohonan Banding dari
Pembanding-pembanding ;
III. 1. Bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum yang diberikan oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Medan sangatlah tepat dan harus dikuatkan
sekaligus menegaskan bahwa Tergugat I/Terbanding I dan Tergugat II
/Terbanding II tidak pernah melakukan perbuatan melawan hukum
seperti yang dituduhkan oleh Penggugat I/Pembanding I dalam memori
bandingnya karena berdasarkan bukti P-32, dan P-33 yaitu berupa
pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan Kepolisian yang kemudian
didalam persidangan Pengadilan Negeri Medan bahwa Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan telah memutuskan terdakwa-terdakwa
(karli Christian Siagian dan Abdul Hakim Tanjung yang dituduh
Penggugat-penggugat /Pembanding-pembanding melakukan tindak
pidana pengrusakan PKMI-8) dalam perkara pidana
No.1067/Pid.B/2011/PN.Mdn, tertanggal. 11 Juli 2011 lepas dari segala
tuntutan (onslaag van rechts vervolging) tidak terbukti melakukan
perusakan PKMI-8, sementara yang menjadi dasar hukum pengelolaan
PKMI-8 oleh Tergugat I/TerbandingI dan Tergugat II/Terbanding II bukan
karena paksaan namun karena adanya kesepakatan dan pengelolaannya
sampai saat ini dalam keadaan baik-baik saja sehingga alasan banding
Penggugat I/Pembanding I tersebut haruslah ditolak seluruhnya ;
2. Bahwa kepemilikan dan pengelolaan PKMI-8 oleh Tergugat I/Terbanding
I dan Tergugat II/Terbanding II adalah sah dan sesuai dengan hukum yang
berlaku maka segala tindakan mereka terhadap PKMI-8 haruslah
dilindungi oleh hukum sehingga pemilik dan pengelola yang sah dan
mempunyai itikad baik Tergugat I/Terbanding I berhak melakukan seluruh
upaya sesuai hukum yang berlaku bahkan menurut bukti-bukti yang
diajukan Penggugat-penggugat tersebut bahwa telah ternyata dan terbukti
bahwa Penggugat-penggugat/Pembanding-pembanding yang tidak
mempunyai itikad baik ;
4. Bahwa turut campurnya Polresta Medan dan Polsek Medan Barat dalam
masalah pengelolaan PKMI-8 ini adalah dalam urusan pidana yang mana
Penggugat……..
24
5. Penggugat-Penggugat/Pembanding-Pembanding sendirilah yang menuduh
dan menyatakan adanya tindakan anarkis, yang dilakukan oleh Tergugat
I/Terbanding I dengan melakukan pengrusakan, penggantian kunci gerbang
(pintu utama memasuki lingkungan perguruan PKMI-8) pengrusakan pintu
dan kunci kantor pimpinan pintu kantor kepala sekolah yang dilakukan oleh
Karli Siagian dan AbdulHakim Tanjung serta Sihar Pandapotan Panggabean,
yang akhirnya tuduhan Penggugat – Penggugat/Pembanding-Pembanding
tersebut tidak terbukti diPengadilan, dimana Terdakwa-terdakwa tersebut
dibebaskan oleh Pengadilan Negeri Medan sebagaimana tertera dalam Putusan
perkara pidana register perkara No.1067/Pid.B/2011/PN.Mdn (vide Bukti
T-20) ;
4. Bahwa pertimbangan hukum dan putusan hukum Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Medan No.175/Pdt.G/2011/PN.Mdn tertanggal. 19
Januari 2011 adalah telah sesuai dengan :
Undang-undang Nomor : 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan
Kehakiman Pasal.23 ayat (1) yang berbunyi : “Segala putusan
Pengadilan selain harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar
putusan itu, juga harus memuat pula pasal-pasal tertentu dari
peraturan-peraturan yang bersangkutan atau sumber hukum tak
tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili “ jo Undang-undang
No.4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal. 25 ayat (1)
yang berbunyi : “ segala putusan Pengadilan selain harus memuat
alasan-alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu
dari Peraturan Perundangan-undangan yang bersangkutan atau
sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili
jo,Undang-undang No.48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman,
Pasal.50 ayat (1) YANG BERBUNYI : “ (1) Putusan pengadilan
selain harus memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal
tertentu dari peraturanperundang-undangan yang bersangkutran atau
sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili”;
Pasal. 172 ayat (2) HIR jo Pasal. 189 ayat (2) RBG yang berbunyi
:pada waktu mengadakan permusyawarahan permusyawarahannya
Hakim karena Jabatannya harus mencukupkan dasar-dasar hukum
yang oleh pihak-phak ada dimajukan; (2) ia wajib mengadili tiap
bagian tuntutan, (3) ia dilarang memberi keputusan tentang hal-hal
yang tidak ada dituntut atau untuk mengabulkan lebih banyak dari apa
yang dituntut “ ;
Surat…….
25
Surat Edaran Mahkamah Agung No.03 Tahun 1974 tertanggal 25
Nopember 1974 tentang Putusan yang harus cukup diberi
pertimbangan /alasan ;
5. Bahwa berdasarkan uraian dan argumentasi hukum sebagaimana telah
disebutkan diatas adalah tepat dan adil jika putusan Pengadilan Negeri
Medan dalam perkara aquo dipertahankan dan dikuatkan oleh Yth, Majelis
Hakim Pengadlan Tinggi dan selanjutnya menolak permohonan dan alasan
banding dari Pembanding-pembanding ;
IV. 1. Bahwa kesepakatan dan penandatanganan Akte Perdamaian No.20
Tanggal. 15 Juli 2008 yang dbuat dihadapan Notaris Pauline Sinaga, SH
dan Akta Perdamaian No.305 tanggal 16 Juli 2008 (bukti P-25, T-5)
dibuat antara Pembanding I dengan Terbanding I adalah guna mengakhiri
persengketaan pembentukan dan keberadaan organisasi GMI KTWS yang
dibentuk oleh kesepakatan GMI Wilayah I dengan GMI Wilayah
Sementara, yang mana salah satu isi dari akta perdamaian tersebut adalah
mewajibkan dan mengharuskan GMI Wilayah I didalam Konprensi
Tahunan GMI Wilayah I yang dipimpin oleh Penggugat I/Pembanding I
untuk membahas dan mengusulkan pengesahan GMI Wilayah Sementara
yang kemudian akan dibawa dan diminta pengesahannya didalam
Konprensi Agung Gereja Methodist se-Indonesia (GMI), akan tetapi
Penggugat I/Pembanding I tidak pernah/belum pernah melaksanakan
pembahasan dan rekomendasi tersebut sehingga Penggugat I/Pembanding
I telah mengingkari kesepakatan yang telah disepakati bersama dan
menunjukkan itikad tidak baiknya serta dengan kasat mata telah
melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) yang mana
atas perbuatan melawan hukum tersebut Terbanding-Terbanding dan
seluruhnya jemaat GMI Wilayah Sementara akan mempertimbangkan
untuk menggugat dan menuntut Penggugat I/Pembanding I sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku ;
3. Bahwa benarlah pengelolaan dan pimpinan PKMI-8 adalah ditangan
Tergugat I/Terbanding I dan Tergugat II/Terbanding II karena PKMI-8
berada dibawah penguasaan GMI KTWS bukan GMI Wilayah I dan
pengelolaannya telah dipimpin dan dilakukan secara terus menerus oleh
Terbanding-terbanding sejak PKMI-8 bergabung dengan GMI Wilayah
4. Sementara dan kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan dengan
5. Lancar…….
26
6. lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dunia pendidikan di
Indonesia ;
6. Bahwa tidak benar bukti T-13, T-14, T-15, T-16 dan T-19 yang
kesemuanya berupa laporan audit dan kegiatan GMI Wilayah I dan
Yayasan Pendidikan GMI Wilayah I yang mencantumkan bahwa
pengelola dan pemilik PKMI-8 adalah Yayasan Pendidikan GMI Wilayah
I, hal ini dapat dilihat dengan jelas dan seksama pada bukti-bukti yang
telah diajukan sebelumnya oleh Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding II
pada tingkat pemeriksaan di Pengadilan Negeri yang antara lain sebagai
berikut :
3.1. Dalam Laporan Hasil Audit atas Kantor Pusat GMI Wilayah I dan
Lembaga/Institusi serta unit Usaha Gereja Methodist Indonesia
Wilayah I tahun 2006/2007 dan tahun 2007/2008 Nomor :
Lap.001BPKK-GMI/VI/2009 tertanggal 26 Juni 2009 (bukti T-13),
PKMI-8 tidak ada dalam Laporan Hasil Audit GMI Wilayah I
tersebut ;
3.2. Dalam Laporan Kegiatan dan keuangan Yayasan /Badan Pendidikan
GMI Wilaya I terhitung sejak 1 Juni 2008 s/d 31 Mei 2009 pada
Konprensi Tahunan GMI Wilayah I ke-64 tanggal. 30 Juni s/d 5 Juli
2009 (bukti T-14), PKMI-8 tidak ada dalam laporan Kegiatan
dan keuangan GMI wilayah I tersebut ;
3.3. Dalam Laporan Badan Pendidikan GMI Wilayah I pada Konprensi
Tahunan GMI Wilayah I ke-65 tanggal. 30 Juni s/d 4 Juli 2010
(bukti T-15), PKMI-8 tidak ada dalam laporan Badan Penddikan
GMI Wilayah I tersebut ;
3.4. Dalam pemaparan Keadaan dan Kegiatan serta Keuangan Yayasan
Pendidikan GMI Wilayah I dan Institusi/unit tahun 2010 pada
Konprensi Tahunan GMI Wilayah I ke-65 tanggal. 30 Juni s/d 4 Juli
2010 (bukti T-16), PKMI-8 tidak ada dalam Pemaparan GMI
Wilayah I tersebut ;
3.5. Dalam Notulen Konprensi Agung Gereja Methodist Indonesia XI
tanggal. 26 Februari s/d 01 Maret 2010 ( bukti T-18), PKMI-8 tidak
ada………
27
ada tercantum dalam Notulen GMI Wilayah I tersebut ;
3.6. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Nomor :
420/15186 PPD/2009 tentang izin operasional Sekolah Swasta
tertanggal. 30 Oktober 2009 (bukti T-29) bahwa PKMI-8 adalah
dibawah naungan Gereja Methodist Indonesia yang dibawah
pengelolaan Gereja Methodist Indonesia Wilayah Sementara
(GMI KTWS) yang berkantor di Jalan.Sikambing No.21 Medan
3.7.Bahwa sejak tahun 2006, PKMI-8 yang dikelola secara terus menerus
oleh GMI Wilayah Sementara dibawah pimpinan Tergugat –
tergugat / Terbanding-terbanding selalu memberikan laporan
bulanan, laporan tahunan, laporan kelulusan siswa dan berbagai –bagai
hal perihal operasional pendidikan di PKMI-8 (bukti T-30, bukti T-
31, bukti T-32, bukti T-33, bukti T-34 ) ;
Berdasarkan bukti-bukti dan argumentasi hukum seperti yang diuraikan diatas
adalah menunjukkan dengan jelas bahwa PKMI-8 sama sekali tidak pernah
dibawah pengelolaan Penggugat-Penggugat/Pembanding-Pembanding ;
4. Bahwa sangatlah tidak relevan jika Pembanding II menyebut dirinya
sebagai Yayasan Gereja Methodist Wilayah I karena keberadaan dan
status dari Penggugat II Pembanding II didalam gugatannya tidak
djelaskan wujud dan nama manusianya dan hal itu telah menunjukkan
bahwa gugatan Penggugat-penggugat adalah janggal dan tidak sempurna
karena bertentangan dengan UU No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo
UU.No.28 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No.16 Tahun 2001
tentang Yayasan Pasal 35 berbunyi : Pengurus Yayasan bertanggung
jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan dan tujuan
Yayasan serta berhak mewakili Yayasan baik didalam maupun diluar
Pengadilan “, namun kenyataannya yang menjadi Pembanding II adalah
Yayasan Pendidikan Gereja Methodist Indonesia Wilayah I tanpa
menyebutkan siapa nama Pengurus atau Pembina yang bertindak
mewakili Yayasan tersebut sehingga pernyataan Pembanding i.c Yayasan
Pendidikan Gereja Methodist Indonesia Wilayah I sebagai Pengelola
PKMI-8 adalah tidak berdasarkan hukum sehingga haruslah ditolak ;
4. Bahwa akta perdamaian yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak
yaitu GMI Wilayah I dibawah pimpinan Penggugat I/Pembanding I adalah
5. telah tepat dan benar dengan mengacu kepada ketentuan Pasal 1851 dan
6. Pasal 1858 KUH.Perdata yang berbunyi sbb :
Pasal. 1851…….
28
Pasal. 1851 berbunyi : “ Perdamaian adalah suatu persetujuan dengan mana
kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau
menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang
bergantung ataupun mencegah timbulnya suatu perkara.
Persetujuan ini tidak sah, melainkan jika dibuat secara tertulis ;
Pasal. 1858 berbunyi : “ Segala perdamaian mempunyai diantara para pihak
suatu kekuatan seperti suatu putusan hakim dalam tingkat yang
penghabisan ;
6. Bahwa di dalam tindakan-tindakan sehari-hari yang dilakukan oleh
Penggugat-penggugat/Pembanding-pembanding dengan tidak mematuhi
dan melaksanakan kesepakatan yang telah ditandatangani bersama dalam
akta perdamaian No.20 tanggal.15 Juli 2008 yang diperbuat oleh dan
dihadapan Notaris Pauline Sinaga, SH telah menunjukkan itikad tidak baik
dan perbuatan melawan hukum dari Penggugat-penggugat/Pembanding-
pembanding, hal ini dapat terlihat dari :
- Bahwa Penggugat-Penggugat/Pembanding-Pembanding tidak mau
menyerahkan kepada Tergugat-Tergugat /Terbanding-Terbanding
Sertifikat Hak Pakai No.3, Surat Ukur No.291/1951 Tahun 1951
karena PKMI-8 telah bergabung dengan GMI Wilayah Sementara,
karena hal itu adalah salah satu perintah dan amanat perdamaian
tersebut ;
- Bahwa Penggugat-Penggugat/Pembanding-Pembanding tidak pernah
/belum pernah/tidak mau menjadikan agenda pembahasan GMI
Wilayah Sementara didalam Konprensi Tahunan GMI Wilayah I
dibawah Pimpinan Penggugat I/Pembanding I yang selanjutnya akan
dibawa ke Konprensi Agung GMI untuk disahkan ;
- Bahwa Pengugat-Penggugat/Pembanding-Pembanding ikut menjadi
anggota TIM REKONSILIASI DAMAI GMI sehingga tahu maksud
dan tujuan perdamaian tersebut akan tetapi tidak mau mematuhi isi
perdamaian tersebut ;
7. Bahwa berdasarkan uraian-uraian dan argumentasi hukum sebagaimana telah
dikemukakan diatas adalah patut dan adil jika Memori Banding Pembanding-
Pembanding ditolak untuk seluruhnya karena tidak berdasarkan hukum dan
selanjutnya menguatkan dan mempertahankan ;
8. Putusan………
29
9. putusan Pengadilan Negeri Medan dalam perkara aquo dan membebankan
kepada Pembanding-Pembanding segala ongkos-ongkos yang timbul dalam
perkara ini ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah dengan seksama
mempelajari dan meneliti secara cermat berkas perkara yang bersangkutan, yang
diantaranya terdiri dari Berita Acara Persidangan, serta salinan resmi putusan
Pengadilan Negeri Medan Tanggal. 19 Januari 2012 Nomor : 175/Pdt.G/2011.
PN.MDN, surat-surat dan alat-alat bukti lainnya, serta memori Banding, dan
kontra memori banding sebagaimana diuraikan diatas, Pengadilan Tinggi
berpendapat sebagai berikut :
DALAM PROVISI :
Menimbang, bahwa alasan-alasan dan pertimbangan putusan Hakim
Tingkat Pertama dalam provisi yang pada pokoknya menyatakan gugatan provisi
dari Penggugat I dan Penggugat II/Pembanding I dan Pembanding II, tidak dapat
diterima adalah sudah tepat dan benar karenanya Pengadilan Tinggi sependapat
dengan Peradilan Tingkat Pertama bahwa gugatan tersebut haruslah dinyatakan
tidak dapat diterima, karena selain apa yang telah dipertimbangkan Peradilan
Tingkat Pertama tersebut, permohonan Penggugat I dan Penggugat II/Pembanding
I dan Pembanding II mempunyai penafsiran yang luas yang dampaknya dapat
mengganggu kegiatan belajar dan mengajar sehingga kemungkinan dapat
menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga (siswa-siswi PKMI-8) yang tidak
terlibat dalam sengketa ini cukup besar, disamping itu Pengadilan Tinggi tidak
mempunyai kewenangan untuk mengabulkan permohonan itu, sehingga dengan
demikian putusan Pengadilan Negeri Medan Tanggal. 19 Januari 2012 Nomor :
175/Pdt.G/2011. PN.MDN, sepanjang mengenai provisi haruslah dikuatkan;
DALAM EKSEPSI :
Menimbang, bahwa alasan-alasan dan pertimbangan putusan Hakim
tingkat pertama dalam eksepsi yang pada pokoknya menyatakan eksepsi para
Tergugat I dan Tergugat II /Terbanding I dan Terbanding II, tidak dapat diterima
sudah tepat dan benar, karena Yayasan adalah merupakan Badan Hukum yang
menurut ketentuan dalam Pasal.1 angka 1 Undang-undang No.16 Tahun 2001
tentang Yayasan, sebagaimana telah ditambah dengan Undang-undang No.28
Tahun 2004 menyatakan bahwa Yayasan adalah subjek hukum pendukung hak
dan kewajiban yang dapat bertindak dan melakukan perbuatan hukum, maka oleh
karena…….
30
karena itu putusan dalam eksepsi tersebut cukup beralasan untuk dapat
dipertahankan dan dikuatkan;
DALAM POKOK PERKARA :
Menimbang, bahwa mengenai pertimbangan hukum dan kesimpulan
Hakim tingkat pertama dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi tidak sependapat
karena menurut Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tingkat Pertama keliru dalam
merumuskan pokok sengketa yang harus dicari kebenarannya dengan alasan dan
pertimbangan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa adalah merupakan fakta hukum yang diakui oleh
kedua belah pihak bahwa Gereja Methodist Indonesia (GMI) didirikan di
Indonesia dengan wilayah kerja untuk seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia dan wilayah lainnya, berdasarkan Konprensi Tahunan Istimewa pada
tanggal. 9 Agustus 1964 yang untuk pertama kali berkantor pusat di Medan, Jalan.
Hang Tuah No.8 dan kemudian terakhir beralamat di Jalan. Kartini No.31 Medan
Menimbang, bahwa berdasarkan keputusan Konprensi Agung ke VIII
yang berlangsung dari tanggal 7 sampai 12 Desember 1997 di Bangun Dolok
Parapat , ( bukti P-2 ) wilayah kerja Gereja Methodist Indonesia yang semula
mencakup seluruh wilayah Negara Republik Indonesia dibagi menjadi dua bagian
yaitu wilayah I untuk wilayah kerja yang meliputi Aceh, Sumatera Utara dan Riau
dengan Kantor Pusat di Jalan. Kartini No.31 Medan, (Penggugat I dan Pengugat
II/Pembanding I dan Pembanding II ) sedang wilayah II yang meliputi Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa dan Bali berkantor pusat di Jalan. Prof.Dr.Latumenten,
No.109-4 Jakarta Barat ;
Menimbang, bahwa Gereja Methodist Indonesia melalui Bishop dan
Departemen Pendidikan Gereja Methodist Indonesia telah mendirikan lembaga
Pendidikan dalam bentuk Yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan Gereja Methodist
Indonesia atau disingkat YP.GMI sebagaimana tertuang dalam akta Notaris
NY.ET.PANGGABEAN-SITANGGANG, SH , tertanggal. 22 Maret 1988
Nomor : 48 , yang untuk pertama kali berkedudukan di Medan Jalan.Hang Tuah
No.8 ( bukti P-9 ) ;
Menimbang, bahwa guna menyesuaikan dengan ketentuan Undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku tentang Yayasan, angaran dasar
Yayasan sebagai tersebut diatas telah beberapa kali diubah dan terakhir diubah
dengan Akta Notaris PARNINGOTAN SIMBOLON, SH, dengan akta nomor :
12 tanggal……
31
12 tanggal. 24 September 2008, terutama perihal tentang nama Yayasan menjadi
nama YAYASAN PENDIDIKAN GEREJA METHODIST INDONESIA
WILAYAH I, dan berkedudukan di Medan Jalan.Kartini No.31 Medan ( bukti P-
10 = T-19 ) ;
Menimbang, bahwa pada tahun 2006 terjadi perpecahan ditubuh GMI
Wilayah I, dimana sebagian para pendeta dan jemaat yang sudah merasa tidak
nyaman dalam melakukan ibadah di GMI Wilayah I, kemudian mengundurkan
diri dari GMI wilayah I dan selanjutnya mendeklarasikan diri menjadi GMI
Wilayah Sementara yang sekarang dikenal dengan GMI KTWS
( Tergugat/Terbanding) ;
Menimbang, bahwa konflik yang terjadi antara GMI wilayah I
(Penggugat/Pembanding) dengan GMI KTWS (Tergugat/Terbanding) berlanjut
kepada sengketa penguasaan aset-aset GMI Wilayah I, yang diantaranya adalah
pengelolaan terhadap aset milik YAYASAN PENDIDIKAN GEREJA
METHODIST INDONESIA WILAYAH I, yang dikenal dengan PKMI-8
tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa sengketa yang berujung pada sengketa perkara Pidana
dan Perdata oleh kedua belah pihak pada akhirnya diakhiri dengan perdamaian
yang dibuat dihadapan Notaris PAULINE SINAGA, SH sebagaimana ternyata
dari Akta Perdamaian No.20 Tanggal. 15 Juli 2008, ( bukti T-5 ) dan perdamaian
mana dikukuhkan dengan Putusan lembaga peradilan dalam hal ini Putusan
Mahkamah Agung R.I No.759 K/Pdt/2008, tanggal. 19 Desember 2008 ( bukti T-
4 ) ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan kuasa hukum
Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding II, yang menyatakan
bahwa putusan perdamaian merupakan putusan yang berkekuatan hukum pasti
sehingga mengikat bagi kedua belah pihak yang membuat perdamaian itu, dan
dapat dilakukan upaya paksa ( eksekusi ) manakala salah satu pihak tidak atau
mengingkari isi perjanjian perdamaian tersebut ;
Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding I dan
Terbanding II, dalam kontra memori bandingnya menyatakan bahwa Penggugat I
dan Penggugat II/Pembanding I dan Pembanding II, telah ingkar janji karena tidak
memenuhi isi Pasal 3, Perjanjian Perdamaian No.20 tanggal. 15 Juli 2008 ( bukti
T-5 ), yaitu mengupayakan pengesahan GMI KTWS pada Konprensi Agung GMI
pada Tahun 2009 di Pakanbaru, pendapat mana oleh Pengadilan Tinggi dinilai
keliru……..
32
keliru karena Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding Idan Terbanding II, sendiri
tidak terbukti ada melakukan pendekatan kepada distrik – distrik guna mendapat
dukungan minimal dari 3 ( tiga ) distrik, yang merupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi dalam akta perdamaian itu, sehingga menurut Pengadilan Tinggi
tanpa upaya mendapatkan dukungan 3 (tiga) distrik sudah barang tentu Penggugat
I dan Penggugat II/Pembanding I dan Pembanding II, tidak mempunyai dasar
untuk mengupayakan dalam konprensi Agung dimaksud ;
Menimbang, bahwa demikian pula sebaliknya bahwa Tergugat I dan
Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding II, telah melanggar isi perdamaian
Pasal. 2, yang antara lain berbunyi : “ Pihak pertama dan pihak kedua sepakat
tidak akan mempengaruhi gereja-gereja dan lembaga-lembaga yang berada
dilingkup pelayanan dibawah naungan masing-masing pihak. Masing-masing
pihak tidak akan menerima perpindahan keanggotaan /pendeta kecuali atas
persetujuan pimpinan Pusat masing-masing “;
Menimbang, bahwa sebagaimana diketahui bahwa pengelola PKMI-8
secara yuridis formal adalah GMI Wilayah I, namun ternyata Tergugat I dan
Tergugat II/ Terbanding I dan Terbanding II, yang nyata-nyata telah keluar dari
GMI Wilayah I, dan menyatakan dirinya sebagai GMI KTWS ( Konprensi
Tahunan Wilayah Sementara ) telah melakukan pengambilan paksa PKMI-8 dari
kekuasaan Penggugat/Pembanding sebagaimana ternyata dari bukti T-20, berupa
putusan Pidana atas nama terdakwa SIHAR PANDAPOTAN PANGGABEAN
dan BINSAR PARULIAN PANGGABEAN yang meskipun dalam perkara
tersebut para terdakwa tidak dijatuhi pidana oleh Pengadilan Negeri Medan,
dengan pertimbangan bahwa perbuatan para terdakwa dilakukan dalam kerangka
menjalankan tugas profesionalnya, sehingga meskipun perbuatan tersebut telah
terbukti, namun perbuatan tersebut bukan merupakan tindak Pidana, namun disisi
lain sebagaimana bunyi dakwaan Jaksa Penuntut Umum perbuatan tersebut
dilakukan bersama-sama dengan Tergugat II Drs.JATONGAM NAINGGOLAN,
dkk, ( bukti T-20 ), dan jika dihubungkan lagi dengan keterangan saksi
Drs.BATNER SIBARANI terbukti bahwa Tergugat II telah melanggar Pasal 2 isi
perdamaian tersebut ;
Menimbang, bahwa meskipun wacana pembentukan wilayah baru yang
diinginkan sebagian Jemaat, sebagaimana yang diinginkan oleh Tergugat I dan
Tergugat II/ Terbanding I dan Terbanding II beserta kelompoknya adalah
merupakan hal yang tidak dilarang oleh Disiplin GMI, namun upaya tersebut
haruslah dilakukan secara prosedural dan berdasarkan Disiplin yang ada di GMI,
yaitu…….
33
yaitu harus diputuskan melalui Konprensi Agung dengan dan atas usulan 3 (tiga)
distrik ;
Menimbang, bahwa kedua belah yang berperkara mengakui bahwa
Konprensi Agung adalah Lembaga yang berhak memutuskan pemekaran wilayah
sebagaimana tertuang dalam isi perjanjian yang disepakati kedua belah pihak,
(bukti P-25 = T- 17 namun ternyata hingga saat ini keberadaan GMI KTWS,
belum pernah dibawa dan dibicarakan serta diputuskan dalam Konprensi Agung
GMI yang merupakan lembaga tertinggi dalam GMI, sehingga keberadaan GMI
KTWS secara kelembagaan dalam GMI saat ini adalah bersifat ilegal karena
tidak berdasarkan Disiplin GMI ;
Menimbang, bahwa meskipun secara kelembagaan keberadaan GMI
KWTS bersifat Ilegal, namun para jemaatnya termasuk para pendetanya tetap
bebas melakukan ibadah di Gereja Methodist Indonesia ( GMI ) termasuk Gereja
Methodist Indonesia Wilayah I, (GMI Wilayah I ) karena beribadah adalah
merupakan hak Azasi yang melekat pada pribadi masing-masing jemaat, tetapi
karena keberadaannya secara kelembagaan bersifat ilegal maka GMI KTWS tidak
berhak mengurus harta kekayaan GMI baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak, termasuk mengambil alih pengelolaan atas Yayasan milik GMI Wilayah
I dalam hal ini PKMI-8 karena tidak memiliki legal standing ;
Menimbang, bahwa adapun alasan Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding
I dan Terbanding II yang menyatakan bahwa ia tidak pernah mengambil paksa
PKMI-8, melainkan PKMI-8 yang menyatakan bergabung dengan GMI KTWS,
juga adalah alasan yang tidak berdasar, karena secara hukum GMI KTWS tidak
mempunyai legal standing untuk mengurus dan mengelola PKMI-8, maka ketika
ada pernyataan dari PKMI-8, yang menyatakan ingin bergabung, seharusnya
secara itikad baik GMI KTWS menolak penggabungan tersebut sampai adanya
Konprensi Agung yang mengesahkan keberadaannya, guna memenuhi isi Disiplin
GMI dan isi perdamaian yang telah disepakati ;
Menimbang, bahwa dengan demikian semua kegiatan yang menyangkut
kebijakan kedalam lembaga yang sifatnya internal antara lain penerbitan Surat
Keputusan Ketua Gereja Methodist Indonesia Konta Wilayah Sementara
No.053/A.J.I/GMI-KTWS/VII/2010 tentang Penetapan Penempatan Pimpinan
Perguruan Kristen Methodist Indonesia – 8, ( Jl.Yos Sudarso No.166 Medan )
yang antara lain memutuskan “ Mengangkat , Menetapkan, Menempatkan
Drs.Jatongam Nainggolan, MM (Tergugat II) sebagai Pimpinan Perguruan
Kristen……..
34
Kristen Methodist Indonesia – 8 K.L. Yos Sudarso No.166 A Gelugur Medan,
berikut surat-surat lain yang mengikutinya menjadi tidak sah, kecuali perbuatan-
perbuatan hukum yang telah dilakukan terhadap lembaga-lembaga lain diluar
GMI Wilayah I haruslah dianggap sah sepanjang perbuatan tersebut dilakukan
dengan itikad yang baik dan guna kepentingan Gereja Methodist Indonesia
Wilayah I dan pihak ketiga (siswa-siswi yang sedang menuntut ilmu di PKMI-8 );
Menimbang, bahwa dengan demikian gugatan Penggugat sebagaimana disebutkan
dalam alenia kedua gugatan ini cukup beralasan untuk dikabulkan ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat yang mohon agar
Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding II baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum
terhadap Penggugat I dan Penggugat II/Pembanding I dan Pembanding II, adalah
cukup beralasan karena Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding
II yang menamakan dirinya sebagai GMI KTWS tidak mempunyai legal standing
untuk mengurus dan mengelola PKMI-8 padahal mereka mengetahui kedudukan
Pengggugat I / Pembanding I sebagai Bishop adalah ditetapkan oleh Konprensi
Agung GMI, yang kebijakannya haruslah diikuti dan dipatuhi oleh para Tergugat
I dan Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding II, sehingga perbuatan tersebut
sangat bertentangan dengan Disiplin Gereja Methodist Indonesia, sehingga dapat
di kwalifikasikan sebagai suatu perbuatan melawan hukum ;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat I danTergugat II/Terbanding I
dan Terbanding II secara kelembagaan tidak mempunyai legal standing untuk
mengelola dan mengurus PKMI-8, sedang pada saat ini PKMI-8 berada didalam
kekuasaan Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding II maka
Tergugat I dan Tergugat II/Terbanding I dan Terbanding II haruslah dihukum
untuk mengembalikan PKMI-8 berikut aset-aset yang melekat padanya baik
barang bergerak maupun tidak bergerak didalamnya yang terletak di
Jalan.Kolonel Laut Yos Sudarso No.166-A Gelugur Medan kepada Penggugat I
dan Penggugat II/Pembanding I dan Pembanding II, secara sekali gus dan
seketika, dalam keadaan utuh dan baik tanpa ada beban atas hak apapun juga,
paling lambat sehari setelah putusan Pengadilan dalam perkara aquo mempunyai
kekuatan hukum tetap (in krachts van gewijsde )
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Penggugat I dan Penggugat
II/Pembanding I dan Pembanding II, yang mohon agar Tergugat I dan Trgugat
II/Terbanding I dan Terbanding II, dihukum untuk membayar kerugian moriil,
karena disamping kerugian moril nilainya tidak jelas sehingga sulit dihitung
besar………
35
besar nilai kerugian itu, kedudukan seorang Bishop adalah sangat terhormat
sehingga tidaklah layak jika harus dinilai dengan materi (uang) oleh karena itu
gugatan ini haruslah ditolak ;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan yang mohon agar putusan ini
dapat dijalankan lebih dahulu meskipun terdapat upaya hukum Banding, maupun
kasasi ( uitvoerbaar bij voorraad ), haruslah ditolak karena permohonan ini
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana disebut dalam SEMA Nomor :3 Tahun
2000 dan selain itu Pengadilan Tinggi tidak berwenang untuk mengabulkan
permohonan tersebut ;
Menimbang, bahwa demikian pula terhadap permohonan yang mohon
agar Pengadilan Tinggi menguatkan putusan provisionil oleh karena permohnan
tersebut telah dipertimbangkan sebagai mana tersebut diatas maka permohonan
tersebut juga haruslah ditolak ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal. 19 Januari 2012 Nomor :
175/Pgt.G/2011/PN-Mdn, tidak dapat dipertahankan lagi dan haruslah dibatalkan
dan Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri sebagaimana tersebut dalam amar
putusan ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat I dan Tergugat II /Terbanding I
dan Terbanding II berada dipihak yang kalah, maka Tergugat I dan Tergugat
II/Terbanding I dan Terbanding II akan dibebani untuk membayar biaya perkara
yang timbul dalam kedua tingkat Peradilan ini ;
Mengingat, Undang-undang Nomor : 48 Tahun 2009, Undang-undang
Nomor : 49 Tahun 2009, Undang-undang No.16 Tahun 2001 sebagaimana telah
ditambah dengan Undang-undang No.28 Tahun 2004, tentang Yayasan, dan
Disiplin GMI serta RBG dan Pasal-pasal lain dari Undang-undang yang
bersangkutan ;
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan Banding dari Penggugat I dan Penggugat II
/Pembanding I dan Pembanding II ;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Medan, tanggal. 19 Januari 2012
Nomor : 175/Pdt.G/2011/PN-Mdn ;
MENGADILI SENDIRI :
DALAM PROVISI :
- Menyatakan gugatan Penggugat I dan Penggugat II / tidak dapat diterima;
36
DALAM EKSEPSI………
DALAM EKSEPSI :
- Menyatakan Eksepsi Tergugat I dan Tergugat II / tidak dapat diterima ;
DALAM POKOK PERKARA :
- Mengabulkan gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk sebagian ;
- Menyatakan tidak sah SURAT KEPUTUSAN KETUA GEREJA
METHODIST INDONESIA KONTA WILAYAH SEMENTARA Nomor
:053/A.J.I/GMI-KTWS/VII/2010 tentang PENETAPAN PENEMPATAN
PIMPINAN PERGURUAN, PERGURUAN KRISTEN MEHODIST
INDONESIA - 8 ( Jl. Yos Sudarso No.166 Medan), yang
MEMUTUSKAN, antara lain “ Mengangkat, Menetapkan dan
Menempatkan Drs.Jatongam Nainggolan, MM (Tergugat II ) sebagai
Pimpinan Perguruan Kristen Methodist Indonesia – 8 K.L. Yos Sudarso
No.166 A Glugur Medan, berikut surat-surat keputusan yang
mengikutinya ;
- Menyatakan TERGUGAT I DAN TERGUGAT II baik secara bersama-
sama maupun secara sendiri-sendiri telah melakukan PERBUATAN
MELAWAN HUKUM terhadap PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II ;
- Menghukum TERGUGAT I dan TERGUGAT II secara tanggung renteng
untuk mengembalikan PKMI-8 berikut aset-asetnya baik berupa benda
bergerak didalamnya di Jalan.Kolonel Laut Yos Sudarso No.166-a Glugur
Medan kepada PENGGUGAT I dan PENGGUGAT II secara sekali gus
dan seketika, dalam keadaan utuh dan baik tanpa ada beban atas hak
apapun juga, paling lambat sehari setelah Putusan Pengadilan dalam
perkara aquo mempunyai kekuatan hukum tetap ( In Krachts Van
Gewijsde ) ;
- Menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk dan selebihnya ;
- Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar ongkos perkara
pada tingkat pertama sebesar Rp. 266.000 (dua ratus enam puluh enam
ribu rupiah) dan dalam tingkat Banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus
lima puluh ribu rupiah ) secara tanggung renteng ;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Tingkat Banding pada hari ini : JUM’AT ,Tanggal 1 Juni 2012, yang dihadiri oleh
kami SYAFARUDDIN NASUTION, SH Ketua Majelis, H.DJUMALI, SH dan
SAUT H PASARIBU, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan
mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari
RABU Tanggal. 13 Juni 2012 , oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi
oleh Hakim - Hakim Anggota yang sama serta J A I N A B, SH.
37
Panitera………..
Panitera Pengganti , akan tetapi tidak dihadiri baik oleh Penggugat I dan
Penggugat ;
II/Pembanding I dan Pembaning II maupun Tergugat I dan Tergugat
II/Terbanding I dan Terbanding II ataupun kuasanya ;
HAKIM-HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,
ttd. ttd.
( H. DJUMALI, SH. ) ( SYAFARUDDIN NASUTION, SH )
ttd.
( SAUT.H.PASARIBU, SH )
PANITERA PENGGANTI,
ttd.
( J A I N A B, SH.)
top related