fakultas ekonomi universitas methodist indonesia … natalia.pdfbagian yang mengurus pajak hotel...

82
1 KAJIAN PENERAPAN PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK HOTEL SEBAGAI ALAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Kasus di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia Oleh: SRI NATALIA SARAGIH NPM :209420243 JURUSAN :AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA MEDAN 2014

Upload: buithuan

Post on 11-Jul-2019

283 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

1

KAJIAN PENERAPAN PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK HOTEL SEBAGAI

ALAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

(Studi Kasus di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

Oleh:

SRI NATALIA SARAGIH

NPM :209420243

JURUSAN :AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

MEDAN

2014

Page 2: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah yang Kudus di surga

melalui Putra-Nya Yesus Kristus, karena atas Berkat, Rahmat dan Anugerah-Nya

dari awal masuk kuliah tahun 2009 sampai dengan akhir perkuliahan yaitu dengan

menyelesaikan/merampungkan penyusunan Skripsi yang berjudul “Kajian

Penerapan Perhitungan dan Pelaporan Pajak Hotel Sebagai Alat Untuk

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kantor Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan)”sebagai persyaratan untuk menyandang gelar

sarjana ekonomi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan banyak hambatan dan

tantangan, tapi dengan penyertaan Tuhan, dan dorongan semangat dari orang tua,

keluarga besar dan teman-teman semuanya sehingga penulis dapat

menyelesaikannya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, tidak

sedikit hambatan yang dialami penulis. Hal ini terjadi karena kelemahan dan

keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Berkaitan dengan bantuan dari berbagai

pihak maka kelemahan dan keterbatasan penulis teratasi. Oleh karena itu dengan

rendah hati penulis mengucapkan rasa syukur serta terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1 Ibunda dan Saudara – saudara saya yang telah banyak membantu saya baik

material maupun moril, mulai dari awal masuk kuliah sampai saya

menyelesaikan perkuliahan. Saya akan selalu ingat pesan-pesan yang

diamanatkan kepada saya.

Page 3: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

ii

2 Bapak Melanthon Rumapea,SE,Ak selaku pembimbing I, Bapak Anton

Sinaga,SE,Msi Selaku pembimbing II dan Bapak Septony Siahaan,SE Ak

selaku Ketua Jurusan yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran

dalam membimbing dan mengarahkan penulis.

3 Para dosen dan Para pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Methodist

yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

4 Pemimpin dan staf Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, khususnya

bagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis

dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan data yang

dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi.

5 Semua pihak yang tidak sempat penulis sebut satu per satu, terimakasih

bagi kalian semua.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini, masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun. Akhir kata dengan rendah hati, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan semua pihak yang berkepentingan.

Medan,

SRI NATALIA SARAGIH

Nim: 209420243

Page 4: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

iii

ABSTRAK

Kajian Penerapan Perhitungan dan Pelaporan Pajak Hotel Sebagai Alat Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Sri Natalia Saragi (209420243)

Pajak Daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh Daerah dan dipungut berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Pendapatan Asli Daerah,Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran pajak daerah khususnya pajak hotel untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan apakah kajian atas penetapan perhitungan Pajak Daerah khususnya pajak hotel sangat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah.

Penelitian ini berbentuk Diskriptif komperatif, dimana penulis menggunakan data primer dan data sekunder dengan menggunakan prosedur pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka serta kajian secara diskriptif yaitu dengan mengumpulkan dan menafsirkan data yang sesuai dengan prosedur yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Hasil dari penelitian yang diperoleh penulis pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan belum sepenuhnya sesuai dengan Peraturan Dasar hukum pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari sektor pajak daerah yang dapat menciptakan kemakmuran daerah kota medan.

Kata Kunci : Keuangan Daerah, Pajak Hotel dan Pendapatan Asli Daerah

Page 5: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ......................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 3

1.3 Pembatasan Masalah........................................................................... 3

1.4 Perumusan Masalah ............................................................................ 4

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1 Pengertian Keuangan Daerah .............................................................. 6

2.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)........................................................... 9

2.3 Pajak Daerah .................................................................................... 12

Page 6: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

v

2.4 Pajak Hotel ....................................................................................... 14

2.5 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel ............................................ 15

2.6 Objek Pajak Hotel............................................................................. 15

2.7 Subjek Pajak Dan Wajib Pajak Hotel ............................................... 16

2.8 Bukan Objek Pajak Hotel.................................................................. 16

2.9 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Perhitungan Pajak Hotel ....................... 17

2.9.1 Dasar Pengenaan Pajak Hotel ............................................ 17

2.9.2 Tarif Pajak Hotel ................................................................ 18

2.9.3 Perhitungan Pajak Hotel ..................................................... 18

2.10Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat terutang Pajak dan Wilayah

Pemungutan Pajak Hotel ........................................................................ 20

2.11 Pelaporan Pajak Dan Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah (SPTPD) ........................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 22

3.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................... 22

3.2 Objek dan Subjek Penelitian ............................................................. 22

3.3 Pemilihan Informan Penelitian ......................................................... 22

3.4 Jenis Data ......................................................................................... 23

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ................................................................ 23

3.6 Tehnik Analisis Data ........................................................................ 24

3.7 Unit Analisis dan Unit Observasi ...................................................... 24

Page 7: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

vi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN ..... 25

4.1 Sejarah Singkat DISPENDA Kota Medan ......................................... 25

4.1.1 Visi dan Misi DISPENDA Kota Medan.............................. 27

4.1.2 Struktur Organisasi DISPENDA Kota Medan .................... 29

4.2 Uraian Tugas Pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan .............. 32

4.3 Gambaran Umum Pajak Hotel Kota Medan ..................................... 44

4.3.1 Dasar Hukum Pajak Hotel Kota Medan .............................. 44

4.3.2 Terminologi Pemungutan Pajak Hotel Kota Medan ........... 46

4.3.3 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Hotel dan Cara

Pengenaan Pajak Hotel DISPENDA Kota Medan ....................... 51

4.4 Perhitungan dan Pelaporan dalam

Proses Pemungutan Pajak Hotel ............................................................. 51

4.4.1 Proses Penerapan Perhitungan Pajak Hotel yang Dilakukan

OlehDISPENDA Kota Medan Pada Tahun 2013 & 2014 ........... 51

4.4.2 Perhitungan dan Pelaporan Dalam Proses Pemungutan

Pajak Hotel Dinas Pendapatan Kota Medan ............................ 56

4.5 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Realisasi PAD dan APBD

TA.2013 dan RAPBD TA. 2014 ............................................................. 58

4.5.1 Realisasi PAD Terhadap APBD TA.2013

dan RAPBD TA. 2014 ................................................................ 58

4.5.2 Kontribusi pajak hotel TA 2013 - 2014 Untuk

Meningkatkan PAD pada DISPENDA Kota Medan .................... 62

Page 8: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

vii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 66

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 66

5.2 Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Realisasi PAD Terhadap APBD TA.2013 dan RAPBD TA. 2014

Daerah Kota Medan ........................................................................................... 60

4.2 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Dispenda Kota Medan TA 2013 .............. 62

4.3 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Dispenda Kota Medan TA 2014 .............. 65

Page 10: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Struktur Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ........................................... 43

Page 11: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengelolaan Keuangan Daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk

menghasilkan suatu kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai

penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah, sehingga analisis

pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan

daerah yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. Dalam

pengelolaan keuangan daerah pemerintah diwajibkan untuk meningkatkan kualitas

kemampuan keuangan yang terampil sekaligus dapat mengimplementasikan

Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual sesuai dengan PP No. 71 Tahun

2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah, “ kas menuju akrual”.

Kota Medan saat ini telah menjadi pusat kegiatan pertumbuhan dan

penggerak perencanaan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara. Perencanaan

Pembangunan Daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1

(satu) tahun. Pembangunan Kota Medan menjadi acuan dalam penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015

yang memuat prioritas kebijakan, program dan kegiatan pembangunan kota.

Selain itu, RPJMD Kota Medan Tahun 2011-2015 merupakan tahapan kedua

Page 12: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

2

dalam rangka mewujudkan visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kota Medan Tahun 2006-2025.

Dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

perlu diperhatikan upaya-upaya untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan

daerah adapun yang mendukung rencana Pembangunan Daerah antara lain adalah

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana perimbangan dan pendapatan daerah yang

sah dan tetap harus dilakukan secara optimal. Kontribusi terbesar terhadap

Pendapatan Daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika ditinjau

pertumbuhan pada periode 2010 - 2011 terjadi peningkatan PAD sebesar Rp

561,990 miliar (102.46%). Peningkatan tersebut sebagian besar bersumber dari

Pajak Daerah sebesar Rp 259,021 miliar (79,45%), namun APBD Kota Medan

untuk Tahun Anggaran 2013 tidak terealisasi seperti tahun-tahun sebelumnya

sehingga mengakibatkan Pendapatan Asli Daerah juga tidak terealisasi dan dapat

disimpulkan bahwa terjadi defisit anggaran hal ini disebabkan oleh kebutuhan

pembangunan kota yang semakin meningkat atau adanya hambatan yang

mengakibatkan Anggaran tersebut tidak terealisasi.

Pengembangan di bidang pariwisata merupakan suatu hal yang sangat

penting dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Medan, mengingat banyak sekali

keuntungan atau manfaat yang bisa diambil dari kegiatan pariwisata diantaranya

adalah Pembangunan Hotel di Kota Medan sebagai Sarana wisata dan merupakan

kelengkapan sarana untuk daerah tujuan wisata yang dilakukan oleh wisatawan

dan yang tak kalah penting adalah dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Usaha perhotelan adalah usaha yang sangat menguntungkan

dan sustainable atau bertahan lama serta menitikberatkan pada SDM shingga

Page 13: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

3

kontribusi yang diperoleh dari usaha perhotelan tersebut dari tahun ke tahun dapat

ditargetkan.

Pendapatan Asli Daerah bersumber dari Pajak dan Retribusi Daerah, Pajak

Daerah salah satu diantarannya adalah Pajak Hotel. Pada tahun 2013 kontribusi

pajak hotel sebesar Rp 77.500.946.333,24 dari target Rp 83.105.407.537,00 atau

sekitar 93,25% yang dilaporkan pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan, namun PAD yang dianggarkan tidak terealisasi.

Berdasarkan dari rumusan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

membahas yang sesuai dengan jalur konsentrasi pajak untuk dijadikan dalam

sebuah karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

“Kajian Penerapan Perhitungan dan Pelaporan Pajak Hotel Sebagai Alat

Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Kantor Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah yang dapat penulis sajikan dalam skripsi ini adalah

Apakah ada hambatan dalam penerapan Perhitungan dan Pelaporan Pajak Hotel

sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah dianggarkan pada Kantor

Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan TA 2013 tidak terealisasi.

Page 14: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

4

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis membatasi ruang lingkup

permasalahan pada hambatan dalam Pelaporan Pajak Hotel sehingga Pendapatan

Asli Daerah (PAD) pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan TA 2013

tidak terealisasi.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka Perumusan Masalah dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1 Apakah kendala atau hambatan dalam pemungutan pajak hotel

berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah?

2 Apakah kontribusi pajak hotel TA 2013 kurang memadai terhadap

Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan Pokok Permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1 Untuk mengetahui kontribusi pajak hotel TA 2013-2014 terhadap PAD

melalui aplikasi penghitungan, dan pelaporan Pajak Hotel yang dilakukan

oleh Dinas Pendapatan Kota Medan.

2 Untuk mengetahui dan menganalisa kendala atau hambatan yang dihadapi

Dinas Pendapatan Kota Medan dalam proses pelaksanaan, proses

pengenaan dan pemungutan Pajak Hotel.

Page 15: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

5

1.6 Mamfaat Penelitian

Mamfaat dari penelitian tersebut adalah:

1 Sebagai bahan pertimbangan antara teori yang diperoleh dari perkuliahan

dan praktek.

2 Sebagai bahan pustaka bagi masyarakat maupun khalayak umum yang

tertarik akan masalah perpajakan khususnya Pajak Hotel pada Dinas

Pendapatan Kota Medan.

3 Untuk memberi masukan bagi aparat pelaksana yang langsung melakukan

penghitungan, dan pelaporan terhadap Pajak Hotel tersebut yaitu berupa

masukan konseptual.

Page 16: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keuangan Daerah

Dalam arti sempit, keuangan daerah yakni terbatas pada hal-hal yang

berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005, Keuangan Daerah adalah semua hak dan

kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat

dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban tersebut. Hak dan Kewajiban daerah

perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah.

Menurut Yusuf (2009 :1) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah

suatu bentuk pertanggung jawaban pemerintah daerah kepada stakeholder yang di

dalamnya mencakup berbagai macam pekerjaan yang membutuhkan keuangan,

termasuk komponen aset yang tercermin dalam neraca daerah dimana setiap

tahunnya dilaporkan setelah pelaksanaan anggaran.

Menurut Bastian (2010 :191) Anggaran dapat diinterprestasikan sebagai

paket pernyataan menyangkut perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang

diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang,

Berdasarkan Permendagri Nomor. 13 Tahun 2006, APBD merupakan dasar

pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun.

Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat

ini Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran

Page 17: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

7

(budget) sebagai berikut: Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi

pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk

membiayainya dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah

yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Menurut Mardiasmo (2002:28) APBD adalah pendekatan suatu kinerja

yang merupakan suatu sistem anggaran yang mengutamakan kepada upaya

pencapaian hasil kinerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input

yang ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut tentang anggaran maka dapat

disimpulkan bahwa APBD digunakan sebagai alat untuk menentukan besar

pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan

pembangunan, otorisasi pengeluaran dimasa-masa yang akan datang, alat untuk

memotivasi para pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai

unit kerja. Dalam kaitan ini proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran

hendaknya difokuskan pada upaya mendukung pelaksanaan aktivitas/program

yang menjadi prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan.

Dalam penyusunan anggaran telah ditetapkan Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan dinyatakan bahwa dalam menyajikan laporan keuangan

didasarkan pada SAP Berbasis Akrual diterapkan dalam lingkup pemerintahan,

Page 18: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

8

yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan

pemerintah pusat/daerah, menurut peraturan perundang-undangan satuan

organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan dan

mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual serta harus disertai dengan upaya

sinkronisasi berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah, “Kas menuju Akrual”.

Kelebihan Cash Basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, rill

dan obyektif, sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat mencerminkan kinerja

yang sesungguhnya karena dengan Cash Basis tidak dapat diukur tingkat efesiensi

dan efektivitas suatu kegiatan, program atau aktivitas dengan baik. Tehnik

Akuntansi Accrual Basis dinilai dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih

dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan untuk pengambilan

keputusan ekonomi, sosial dan politik.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri atas:

1. Pendapatan Daerah

Kelompok Pendapatan Daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Jenis PAD adalah pajak

daerah dan retribusi daerah. Jenis Dana Perimbangan adalah dana alokasi

umum dan dana alokasi khusus. Jenis Lain-lain Pendapatan Yang Sah

adalah dana bagi hasil pajak dan bantuan atau hibah

2. Belanja Daerah

Page 19: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

9

Belanja Daerah adalah suatu kesatuan pengguna anggaran seperti DPRD

dan sekretariat DPRD, Kepala daerah dan wakil kepala daerah. Fungsi

belanja adalah untuk pendidikan dan kesehatan. Jenis belanja adalah

belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan

dinas dan belanja modal atau pembangunan.

3. Pembiayaan

Sumber pembiayaan yang merupakan penerimaan daerah adalah sisa lebih

perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman/obligasi serta

penerimaan dari penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sumber

pembiayaan yang merupakan pengeluaran antara lain seperti pembayaran

utang pokok.

Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terdiri dari :

1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa

mendatang.

3. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai

unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dengan bawahan.

4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.

5. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif serta

efesien dalam pencapaian visi organisasi.

Page 20: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

10

2.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Djaenuri (2012:88) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah

penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pajak Daerah merupakan salah satu sumber PAD yang

penting dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

pembangunan daerah.

Menurut Mardiasmo (2002:132) PAD dapat juga diartikan sebagai

penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 Pasal 157 Tentang pemerintah daerah PAD merupakan salah satu

komponen sumber pendapatan daerah yang dapat diukur dengan uang karena

kewenangan (otoritas) yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil pajak daerah

dan retribusi daerah.

Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

PAD adalah semua penerimaan keuangan suatu daerah, dimana penerimaan

keuangan itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di daerah tersebut misalnya

pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, serta

penerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah.

Bedasarkan Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

dijelaskan bahwa, Pendapatan asli daerah (PAD) terdiri dari :

Page 21: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

11

a. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan atau

pembangunan daerah

b. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah.

Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari

keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan

daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas

daerah, Hasil pengelolaan kekayaan daerah merupakan jenis penerimaan

antara lain bagian laba, dividen dan penjualan saham milik daerah,

d. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ialah pendapatan-pendapatan yang

tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah,

pendapatan dinas-dinas. Lain-lain pendapatan daerah yang sah

mempunyai sifat terbuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan

kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegiatan tersebut

bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memantapkan suatu

kebijakan daerah disuatu bidang tertentu.

Rencana Penerimaan (target) PAD, disusun dengan menggunakan

beberapa variabel antara lain :

Page 22: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

12

1. Kondisi potensi atau data objek pungutan dan asumsi perkembangannya

pada tahun berjalan.

2. Tingkat realisasi penerimaan pada tahun berjalan dan Tahun Anggaran

sebelumnya.

3. Estimasi perkembangan dan kondisi dilapangan.

4. Faktor-faktor pendukung seperti : tarif, penagihan tunggakan, dan

kegiatan pemungutan dilapangan.

5. Karakter masing-masing jenis pungutan terutama PAD tidak sama.

6. Penerimaan yang bersumber dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak

sangat erat kaitannya dengan kebijakan Pemerintah Pusat.

7. Kajian potensi dan pendataan objek pungutan untuk dijadikan bahan

referensi dan evaluasi sehingga target yang ditetapkan lebih rasional.

2.3 Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah

merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan peraturan

daerah, dimana wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah,

dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam

melaksanakan penyelenggaraan pembangunan di daerah.

Page 23: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

13

Dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatannya, maka Pemerintah

Daerah membutuhkan sumber pendapatan yang cukup. Salah satu pendapatan

Pemerintah Daerah berasal dari pajak daerah. Pajak Daerah bermanfaat untuk

membiayai pengeluaran Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang-undang

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana

dalam pasal 2 (dua) disebutkan bahwa Jenis Pajak Daerah dibagi menjadi 2 (dua)

yaitu:

1. Jenis pajak provinsi terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan;

e. Pajak Rokok.

2. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan ;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

Page 24: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

14

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan

k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Dalam melaksanakan pemungutan pajak daerah, Pemerintah Daerah juga

harus mempunyai dasar hukum atau peraturan yang ditetapkan oleh daerah itu

sendiri. terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu Peraturan dapat

diterapkan di suatu daerah, antara lain:

1. Tidak boleh bertentangan dengan kebijakan Pemerintah Pusat.

2. Sederhana.

3. Jenisnya tidak terlalu banyak.

4. Lapangan pajaknya tidak mencampuri pajak pusat.

5. Berkembang sejalan dengan perkembangan kemakmuran di daerah

tersebut.

6. Biaya administrasinya rendah.

7. Beban pajak relatif seimbang.

8. Dasar pengenaan yang sama ditetapkan secara nasional.

Page 25: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

15

2.4 Pajak Hotel

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Pengertian pajak hotel adalah:

1. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh Hotel

2. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk

jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga Motel,

Losmen, Gubuk Wisata, Wisma Parawisata, Pasanggrahan, Rumah

Penginapan dan sejenisnya, serta Rumah kos dengan jumlah kamar lebih

dari 10 (sepuluh) kamar, walaupun lokasinya berbeda.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pajak Hotel adalah pajak atas

pelayanan yang disediakan oleh Hotel. Hotel adalah bangunan yang khusus

disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh pelayanan,

dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran. termasuk bangunan lainnya

yang menyatu, dikelola, dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh

pertokoan dan perkantoran. Pengertian Hotel disini termasuk juga rumah

penginapan yang memungut bayaran. Rumah Penginapan adalah penginapan

dalam bentuk dan klasifikasi apapun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk

menginap dan disewakan untuk umum.

Page 26: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

16

2.5. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hotel

Pemungutan pajak Hotel di Indonesia saat ini didasar pada dasar hukum

yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang

terkait. Dasar pemungutan pajak hotel pada suatu kabupaten atau kota yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

4. Peraturan Walikota Medan Nomor : 30 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel

2.6 Objek Pajak Hotel

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, Objek Pajak Hotel adalah pelayanan

yang disediakan oleh Hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai

kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,

termasuk Fasilitas olahraga dan hiburan. Jasa penunjang lainnya sebagai

kelengkapan Hotel yaitu: Fasilitas Telephone, Faximile, Teleks, Internet,

Fotocopy, Pelayanan cuci, Strika, Transportasi dan Fasilitas sejenis lainnya yang

disediakan atau dikelola oleh Hotel.

Page 27: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

17

2.7 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pada Pajak Hotel

yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan

pembayaran atas pelayanan Hotel. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak

adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan oleh

Pengusaha Hotel. Sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah Pengusaha Hotel,

yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan

Perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha dibidang jasa penginapan.

Dengan demikian pada Pajak Hotel subjek pajak dan wajib pajak tidak

sama, dimana konsumen yang menikmati pelayanan Hotel merupakan subjek

pajak yang membayar atau menanggung pajak, sementara Pengusaha Hotel

bertindak sebagai wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak

dari konsumen atau subjek pajak dan melaksanakan kebijakan perpajakan.

2.8 Bukan Objek Pajak Hotel

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang perubahan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997, Pada Pajak Hotel tidak semua pelayanan

yang diberikan oleh penginapan dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian

yang tidak termasuk Objek Pajak Hotel adalah sebagai berikut:

a. Jasa tempat tinggal yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah

Page 28: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

18

b. Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya yang tidak difungsikan

sebagai Hotel.

c. Jasa tempat tinggal dipusat pendidikan atau kegiatan keagamaan

d. Jasa tempat tinggal di Rumah Sakit, Asrama Perawat, Panti Jompo, Panti

asuhan dan Panti sosial lainnya yang sejenis, dan

e. Jasa biro perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat

dimanfaatkan umum.

2.9 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Perhitungan Pajak Hotel

2.9.1 Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 dikenakan atas jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel.

Pembayaran adalah jumlah yang seharusnya dibayarkan subjek pajak kepada

wajib pajak untuk harga jual, baik jumlah yang dibayarkan maupun penggantian

yang seharusnya diminta wajib pajak sebagai pertukaran atas pemakaian jasa

tempat penginapan dan fasilitas penunjang termasuk pula semua tambahan dengan

nama dan dalam bentuk apapun juga dilakukan berkaitan dengan usaha Hotel.

Dalam hal pembayaran dipengaruhi oleh hubungan istimewa, harga jual

atau penggantian dihitung atas dasar harga pasar yang wajar pada saat pemakaian

jasa Hotel. Contoh hubungan istimewa adalah apabila orang pribadi atau badan

yang menggunakan jasa Hotel dengan Pengusaha Hotel, baik langsung maupun

tidak langsung berada di bawah pemilikan atau penguasaan orang pribadi atau

badan yang sama.

Page 29: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

19

2.9.2 Tarif Pajak Hotel

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2009 pasal 33 Tarif

pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh) persen dan ditetapkan

dengan peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk

menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing

daerah kabupaten/kota. Dengan demikian, setiap daerah kabupaten/kota diberi

kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda

dengan kabupaten/kota lainya, asalkan tidak lebih dari 10% (sepuluh) persen.

2.9.3 Perhitungan Pajak Hotel

Perhitungan Pajak Hotel dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Tarif

Pajak x (dikali) Jumlah pembayaran yang dibayar atau yang seharusnya dibayar

kepada Hotel. Perhitungan Pajak Hotel dapat dilihat dari contoh berikut ini:

Diketahui seorang tamu Hotel menginap di Hotel XYZ dan melakukan

pembayaran atas tagihan yang diterima dari Hotel tersebut, dengan rincian sebagai

berikut:

- Untuk jasa sewa kamar Rp.2.000.000,00

- Untuk jasa pencuci Rp. 150.000,00

- Untuk jasa telepon Rp. 100.000,00

Page 30: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

20

- Untuk service charge 10% (dari semua tagihan)

Diketahui besarnya tarif Pajak Hotel yang berlaku pada kota dimana Hotel

XYZ berada adalah sebesar 10% (sepuluh) persen. Jadi Besarnya Pajak Hotel

yang terutang adalah:

10% x {(Rp.2.000.000,00 + Rp. 150.000,00 +Rp. 100.000,00) + 10%

(Rp.2.000.000,00 + Rp. 150.000,00 +Rp. 100.000,00)}

= 10% x Rp.2.475.000,00 = Rp. 247.500,00

Service charge adalah Biaya Pelayanan dan bukan merupakan obyek PPN

hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 yang mengatur

pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah (PPnBM), Pada dasarnya semua jasa dikenakan pajak kecuali ditentukan

lain oleh Undang-undang PPN. Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN ditetapkan

dengan peraturan pemerintah didasarkan atas kelompok-kelompok jasa

diantaranya adalah Jasa Perhotelan yang meliputi :

a. Jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah

penginapan, motel, losmen, hostel serta fasilitas yang terkait dengan

kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap, dan

b. Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel,

rumah penginapan, motel, losmen dan hostel.

Dengan demikian Jasa perhotelan tidak dikenakan PPN.

Page 31: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

21

2.10 Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah

Pemungutan Pajak Hotel

Masa Pajak Hotel adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu

bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Kepala

Daerah. Penentuan masa pajak yang menggunakan bulan takwim mengatur bahwa

bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh. Masa pajak sangat menentukan

proses pemungutan pajak yang dilakukan oleh fiskus karena pada proses

penetapan, pemungutan, pembayaran dan penagihan pajak sangat ditentukan oleh

penetapan pajak.

Pada Pajak Hotel selain masa pajak juga diatur ketentuan tentang tahun

pajak. Tahun pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim kecuali

bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan satu tahun

takwim. Selain berguna untuk penetapan pajak, Tahun pajak juga sangat

diperlukan dalam administrasi perpajakan yaitu dalam pemungutan, penagihan

dan pembukuan penerimaan pajak oleh fiskus. Umumnya pada setiap Peraturan

Daerah akan dicantumkan pasal tentang jangka waktu masa pajak dan tahun pajak

yang dipergunakan pada setiap jenis pajak daerah.

Saat Pajak Hotel terutang dalam masa pajak adalah pada saat terjadi

pembayaran atau pelayanan jasa penginapan di Hotel atau Penginapan dan Pajak

Hotel yang terutang dipungut di wilayah daerah Kabupaten/Kota tempat Hotel

berlokasi. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang

hanya terbatas atas setiap Hotel yang berlokasi dan terdaftar dalam lingkup

wilayah administrasinya.

Page 32: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

22

2.11 Pelaporan Pajak dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Wajib Pajak Hotel wajib melaporkan kepada Bupati/Walikota, dalam

praktik sehari-hari adalah kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten/kota, tentang perhitungan dan pembayaran pajak Hotel yang terutang.

Wajib pajak yang telah memiliki NPWPD setiap awal masa pajak wajib mengisi

SPTPD. SPTPD diisi dengan jelas, lengkap, dan benar serta ditanda tangani oleh

wajib pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada Walikota/Bupati atau pejabat

yang ditunjuk sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan.

Umumnya SPTPD harus disampaikan selambat-lambatnya 15 (limabelas)

hari setelah berakhirnya masa pajak. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari

daftar isian tersebut dihimpun dan dicatat atau dituangkan dalam berkas atau kartu

data yang merupakan hasil akhir yang akan dijadikan sebagai dasar dalam

perhitungan dan penetapan pajak yang terutang. Keterangan dan dokumen yang

harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada SPTPD ditetapkan oleh

Bupati/Walikota.

Bupati/walikota atas permohonan wajib pajak dengan alasan yang sah dan

dapat diterima, dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTPD untuk

jangka waktu tertentu, yang diatur dalam peraturan daerah. SPTPD dianggap tidak

sah jika wajib pajak tidak melaksanakan atau tidak sepenuhnya melaksanakan

ketentuan pengisian dan penyampaian SPTPD yang telah ditetapkan. Wajib pajak

yang tidak melaporkan atau melaporkan tidak sesuai dengan batas waktu yang

telah ditentukan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai

ketentuan dalam Peraturan Daerah

Page 33: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu pada

Kantor Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan, tepatnya di Jl. A.H

Nasution No. 43 Medan Sumatera Utara. Dengan mempertimbangkan bahwa baik

data maupun informasi yang dibutuhkan mudah diperoleh serta relevan dengan

pokok permasalahan yang menjadi objek pokok penelitian. Adapun waktu

penelitian yang dilakukan kurang dari 3 (tiga) bulan yaitu mulai dari bulan Maret

hingga bulan Mei Tahun 2014.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti hanya terbatas pada perhitungan

presentase yang didapat dari data kualitatif yang berkaitan dengan data pajak

hotel, perhitungan kontribusi dan potensi pajak hotel sebagai alat untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

Sumber Data dalam penelitian ini adalah

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung pada

lokasi penelitian, khususnya pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota

Medan dan melakukan wawancara langsung dengan staf Kantor Dinas

Pendapatan Daerah Kota Medan.

Page 34: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

24

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber dari dalam

dan luar objek penelitian berupa buku-buku dan literatur yang berkaitan

erat dengan masalah yang dibahas.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan atau memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

1. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas

pegawai di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Interview yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap

responden Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Berdasarkan Jenis penelitian

yang digunakan maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan peneliti

terdiri dari:

1.Informan Kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, Informan kunci

berjumlah tiga orang, yaitu:

a. Kepala Dinas Pendapatan Daerah : 1 orang

b. Kepala Sub Dinas Penagihan : 1 orang

c. Kepala Seksi Dinas Penagihan dan Perhitungan : 1 orang

2.Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial

yang diteliti. Informan utama berjumlah dua orang, yaitu:

a. Kepala Seksi Dinas Pembukuan dan Verifikasi : 1 orang

b. Kepala Seksi Dinas Pertimbangan dan Keberatan : 1 orang

Page 35: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

25

3.Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.Informan tambahan

berjumlah tiga orang, yaitu:

Wajib Pajak Hotel : 3 orang

3.4 Tehnik Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif

yakni menggambarkan perbandingan penerapan Aplikasi Penghitungan, dan

Pelaporan Pajak Hotel pada Kantor dinas Pendapatan kota Medan dengan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor: 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel dan

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah

Kota Medan.

3.5 Unit Analisis dan Unit Observasi

Unit Analisis dalam penelitian ini adalah Kantor Dinas Pendapatan Daerah

(DISPENDA) Kota Medan, dan Badan Penelitian dan Pengembangan

(BALITBANG) Kota Medan untuk mendapatkan surat persetujuan dalam

melakukan penelitian di Kantor Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota

Medan. Sedangkan Unit Observasi dalam Penelitian ini adalah pegawai pada

Dinas Pendapatan Kota Medan, dan pegawai pada Badan Penelitian dan

Pengembangan (BALITBANG) Kota Medan.

Page 36: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

26

BAB IV

GAMBARAN UMUM PAJAK HOTEL PADA DINAS PENDAPATAN

DAERAH KOTA MEDAN

4.1 Sejarah Singkat DISPENDA Kota Medan

Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang

kecil yaitu Sub Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya

mengelolah bidang penerimaan/pendapatan Daerah. Mengingat pada saat itu

potensi Pajak Daerah di Kota Medan belum begitu banyak, maka pada Sub Bagian

Penerimaan tidak terdapat Seksi atau Urusan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan

penduduk serta pontensi Pajak Daerah Kota Medan, maka melalui Peraturan

Daerah Kota Medan, Sub Bagian tersebut diatas ditingkatkan menjadi Bagian

dengan nama “Bagian IX” yang tugas pokoknya mengelola Penerimaan dan

Pendapatan Daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola

pendekatan secara sektoral pungutan Daerah.

Pada tahun 1978 berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor :

KUPD-7, Tahun 1978 tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, maka

Pemerintah Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1978

tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Struktur

Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang baru ini dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha dengan 3

Page 37: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

27

(tiga) Urusan dan 4 (empat) Seksi dengan masing-masing Seksi terdiri dari 3

(tiga) Sub seksi.

Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan Wajib

Pajak Daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan selama

ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka

pola tersebut diubah secara fungsional.

Dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 973-442 Tahun 1988

tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan/Retribusi Daerah

dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 (Sembilan

puluh Sembilan) Kabupaten/Kota dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

: 061/1861/POUD tanggal 02 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Medan

merubah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 12 Tahun 1978 tentang Struktur

Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Nomor : 16 Tahun 1990

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Kota madya Daerah

TK.II Medan.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah Nomor : 50 Tahun 2000 tentang Pedoman Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota maka Pemerintah

Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah di

lingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 4 Tahun 2001 sehingga Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah TK. II Medan Nomor : 16 Tahun 1990 dinyatakan tidak

Page 38: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

28

berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor : 25 Tahun 2002 tentang

Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan

Pajak, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya, Dinas Pendapatan

Daerah Kota Medan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dan

bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, terdiri dari 1

(satu) Bagian Tata Usaha dengan 4(empat) Sub Bagian dan 5 (lima) Sub Dinas

dengan masing-masing 4 (empat) Seksi serta kelompok Jabatan Fungsional.

4.1.1.Visi dan Misi DISPENDA Kota Medan

a. Visi Dispenda Kota Medan

Secara umum arah dan agenda pembangunan kota mengacu kepada visi :

Jangka Panjang (Visi 2025). Perda Nomor 8 Tahun 2009 : Kota Medan yang

maju, sejahtera, religious dan berwawasan lingkungan (Indikasi : Income

perkapita Rp. 72 juta/tahun). Jangka Menengah (Visi 2015) : Kota Medan menjadi

Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera. Jangka

Pendek (Tahun 2011) : Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin

dinamis dan berkualitas guna menciptakan kesempatan kerja yang luas,

mengurangi kemiskinan, meningkatkan mutu pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat (Indikasi : Income perkapita menjadi Rp 41,3 juta dari Rp 36 juta

Tahun 2010.

b. Misi Dispenda Kota Medan

Misi Dispenda Pemerintah Kota Medan Tahun 2014 Melaksanakan

percepatan dan perluasan pembangunan kota terutama pada 6 (enam) aspek dasar

Page 39: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

29

yaitu : Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen pendidikan

yang semakin baik sehingga dapat menciptakan lulusan yang unggul. Perbaikan

infrastruktur, utamanya perbaikan jalan kota, jalan lingkungan, taman kota dan

drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan. Pelayanan kesehatan,

baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan yang semakin baik. Peningkatan

pelayanan administrasi publik terutama pelayanan KTP/KK/Akte kelahiran dan

perizinan usaha. Peningkatan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk

meningkatkan kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi masing-masing serta Menurunkan angka penganguran dan kemiskinan.

Misi Dispenda Kota Medan dapat disimpulkankan sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan.

2. Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan diluar Dinas aktif

meningkatkan kebersihan Kota Medan.

3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat/Wajib Pajak Daerah

dan Wajib Retribusi Daerah.

4. Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja pengelola PAD

lainnya.

6. Mencari terobosan dalam menggali sumber-sumber PAD yang baru di luar

PAD yang sudah ada.

Catatan : Misi ini tidak ringan dan pencapaiannya akan dipengaruhi faktor

eksternal dan internal. Untuk itu, kita harus bekerja lebih efektif. Rencana

pecapaian Sasaran Pembangunan Kota Medan untuk Tahun Anggaran 2014.

Page 40: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

30

4.1.2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Sesuai dengan Pasal 89 dan 90 Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3

Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kota Medan, telah diatur tugas dan fungsi Dispenda Kota Medan, bahwa untuk

kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan dimaksud dipandang

perlu untuk mengatur lebih lanjut rincian tugas pokok dan fungsi pada setiap

jenjang jabatan struktural, maka dipandang perlu menetapkan Rician Tugas Pokok

dan Fungsi Dinas Pendapatan dalam satu Peraturan Walikota.

Adapun Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah

sebagai berikut:

1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin

oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Adapun yang bertanggung jawab kepada Sekretaris yaitu :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program

3. Bidang Pendataan dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, setiap seksi

Page 41: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

31

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sub Dinas Pendapatan dan

Penetapan.

Sub Dinas Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari :

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

b. Seksi Pemeriksaan

c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

4. Bidang Penagihan

Bidang Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang

dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala seksi

yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Sub Dinas Penagihan.

Sub Dinas Penagihan terdiri dari :

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

b. Seksi Penagihan dan Perhitungan

c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, Setiap seksi dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan

Page 42: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

32

Sub Dinas Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari ;

a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan Perundang-undangan dan penyajian Pendapatan.

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Setiap seksi dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Dinas Pengembangan

Pendapatan Daerah.

Sub Dinas Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari :

a. Seksi Pengembangan Pajak

b. Seksi Pengembangan Retribusi

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam

jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai

dengan keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang

tenaga fungsional senior.

8. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Unit Pelaksana Teknis terdiri dari :

a. KA. UPT WIL-1

Page 43: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

33

b. KA. UPT WIL-2

c. KA. UPT WIL-3

d. KA. UPT WIL-4

e. KA. UPT WIL-5

f. KA. UPT WIL-6

g. KA. UPT WIL-7

4.2 Uraian Tugas Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

1. Dinas

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah

daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan,

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang

pendapatan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Skretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas

lingkup kesekretariatan meliputi pengolahan administrasi umum, keuangan dan

penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud,

Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

Page 44: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

34

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan,

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas,

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan

Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan

kerumahtanggaan Dinas,

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia , pengembangan

organisasi, dan ketatalaksanaan,

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas,

f. Penyiapan Bahan Pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g. Pelaksanaan monotoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan, dan

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Sekretariat lingkup pengolalaan admistrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum,

b. Penyusunan bahan petujuk teknis pengelolaan Administrasi Umum,

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan

kerumahtanggaan Dinas,

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian,

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian,

Page 45: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

35

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

g. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya

4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan,

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengolaan administrasi keuangan,

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosessan, pengusulan dan

verifikasi,

d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan,

e. Penyusunan laporan keuangan Dinas,

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

g. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam

Page 46: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

36

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Penyusunan

Program menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan

Program,

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup Sub Bagian Penyusunan

Program,

c. Pengumpulan bahan penyusunan rencana dan program Dinas

d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian,

e. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

6. Bidang Pendapatan dan Penetapan

Bidang Pendapatan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Pendataan dan

Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Bidang Pendapatan dan

Penetapan,

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan,

penetapan dan pengolahan data dan informasi

c. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib

retribusi dan pendapatan daerah lainnya,

Page 47: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

37

d. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik Surat Pemberitahuan Pajak

Daerah (SPTPD), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD), hasil

pemeriksaan dan informasi dari instansi yang terkait,

e. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya,

f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak

dan Wajib Retribusi,

g. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang

pendataan dan penetapan,

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan tugas

dan fungsinya.

7. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas bidang pendapatan dan penetapan lingkup pendataan dan

pendaftaran. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagian dimaksud, Seksi

Pendataan dan Pendaftaran menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pendapatan dan

Pendaftaran,

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan Pendaftaran,

c. Peaksanaan pendataan objek pajak daerah / retribusi daerah dan

pendapatan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

(SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD),

d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui formulir

pendaftaran,

Page 48: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

38

e. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak

Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan

daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan,

f. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

8. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Penetapan lingkup pemeriksaan. Dalam melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Seksi Pemeriksaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pemeriksaan,

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan,

c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa,

d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak,

e. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

9. Seksi Penetapan

Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah /

retribusi daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi

Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Penetapan,

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penetapan,

Page 49: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

39

c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah/

retribusi daerah,,

d. Penyiaan penerbitan, pendistribusian, serta penyiapan arsip surat

perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan,

e. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas

permohonan wajib pajak,

f. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

10. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendapatan dan Penetapan lingkup data dan

informasi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi

Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Data dan Informasi,

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan Informasi,

c. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah,

d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data,

e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan,

f. Penyiapan bahan monotoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas,

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

11. Bidang Penagihan

Page 50: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

40

Sub Dinas Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas dinas di bidang penagihan meliputi kegiatan pembukuan, verifikasi,

penagihan dan perhitungan restitusi, pemindahbukuan serta pertimbangan

terhadap keberatan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

12. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan

pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan/atau penerimaan pajak daerah

dan pendapatan daerah lainnya, melaksanakan pembukuan dan verifikasi

penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pendataan uang dari hasil

pungutan benda berharga ke dalam kartu persediaan benda berharga, menyiapkan

laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah

dan pendapatan daerah lainnya serta menyiapkan laporan tentang realisasi

penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan benda berharga secara berkala.

13. Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan

penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah

lainnya, menerbitkan dan mendistribusikan serta menyimpan arsip surat

perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan.

14. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi.

15. Bidang Hasil dan Pendapatan

Page 51: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

41

Bidang Hasil dan Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan

bagi hasil dan perundang-undangan serta pengkajian pendapatan.

16. Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok menerima dan

mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar

Himpunan Pokok Pajak/Daftar Himpunan Penetapan Pajak, PBB, melaksanakan

penagihan PBB, melaksanakan perhitungan pajak pusat dan pajak provinsi,

melaksanakan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, serta membantu

menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB kepada Wajib

Pajak, menerima kembali SPOP dan mengirimkannya kepada KPPBB.

17. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan

perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak provinsi, dana bagi hasil bukan

pajak pusat serta pemeriksaan dari Dana Alokasi Umum (DAU), melaksanakan

perhitungan dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

18. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi hasil.

Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan dan

bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU,DAK dan lain-lain pendapatan yang sah.

19. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan.

Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

mempunyai tugas pokok mengkaji tentang pelaksanaan peraturan Perundang-

Page 52: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

42

Undangan serta melaksanakan pengkajian atas Penerimaan Pendapatan Daerah

secara periodik dan Penyiapan bahan/data pelaksanaan koordinasi dengan unit

terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

20. Bidang Pengembangan dan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan dan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan

pendapatan lain-lain dan Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi

daerah dan pendapatan lainnya.

21. Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Lingkup

pengembangan pajak serta Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi

pendapatan daerah di bidang pajak daerah.

22. Seksi Pengembangan Retribusi

Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Lingkup

pengembangan retribusi serta Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana

potensi pendapatan daerah di bidang retribusi daerah.

23. Seksi Pendapatan Lain-lain

Seksi Pendapatan Lain-lain mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Lingkup

pengembangan pendapatan lain-lain serta Penyiapan bahan dan data penyusunan

rencana potensi pendapatan daerah di bidang pendapatan lain-lain.

24. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 53: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

43

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Dinas Pendapatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

25. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis

ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Untuk lebih jelas dapat dilihat Bagan Struktur Organisasi yang

dipergunakan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebagai berikut :

Page 54: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

44

KEPALA DINAS

KABID PENDATAAN DALAM PENETAPAN

SEKSI PENDATAAN & PENDAFTARAN

SEKSI PEMERIKSAAN

SEKSI PENETAPAN

SEKSI PENGOLAHAN DATA & INFORMASI

KABID PENAGIHAN

SEKSI PEMBUKUAN & VERIFIKASI

SEKSI PENAGIHAN & PERHITUNGAN

SEKSI PERTIMBANGAN &

RESTITUSI

KABID BAGI HASIL PENDAPATAN

SEKSI BAGI HASIL PAJAK

SEKSI BAGI HASIL BUKAN PAJAK

SEKSI PENATAUSAHAAN

BAGI HASIL

SEKSI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN & PENGKAJIAN PEND.

KABID PENGEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH

SEKSI PENGEMBANGAN

PAJAK

SEKSI PENGEMBANGAN

RESTITUSI

SEKSI PENGEMBANGAN

PENDAPATAN LAIN-LAIN

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

KASUBBAG KEUANGAN

KASUBBAG UMUM

KASUBBAG PENY. PROGRAM

GAMBAR 4.1STRUKTUR DINAS

PENDAPATAN KOTA MEDAN TAHUN 2014

UPT

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Page 55: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

45

4.3 Gambaran Umum Pajak Hotel Daerah Kota Medan

4.3.1 Dasar Hukum Pajak Hotel Daerah Kota Medan

Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel di Kota

Medan, antara lain adalah:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

3. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 Bab II Pasal 2

Tentang Pajak Daerah Kota Medan.

4. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor: 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel

5. Surat Keputusan Walikota Medan Nomor: 2 tahun 2003. Tentang

Penetapan Kembali Nilai Jual Objek Pajak Hotel, Berdasarkan Nilai

Strategis Dan Klasifikasi Pemanfaatan Pajak Hotel Dalam Wilayah Kota

Medan.

6. Surat Keputusan Walikota Medan Nomor: 500/423/KEP/IV/09 Tentang

Penetapan Perhitungan Nilai Sewa Hotel Kota Medan.

4.3.2Terminologi pemungutan Pajak Hotel Kota Medan

Terminologi pemungutan Pajak Hotel sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)

Kota Medan, yang dimaksud dengan :

Daerah adalah Kota Medan.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan.

Page 56: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

46

Kepala Daerah adalah Walikota Medan.

Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan.

Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Badan adalah sekumpulan orang/atau modal yang merupakan kesatuan,

baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang

meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,

Badan usaha milik negara (BUMN), atau Badan usaha milik daerah

(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk

Badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi Wajib

Pajak kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau Badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk

jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,

losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah

penginapan dan sejeninya, serta rumah kost dengan jumlah kamar lebih

dari 10 (sepuluh).

Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.

Page 57: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

47

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan Perpajakan Daerah.

Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu

lain yang diatur dalam Peraturan Kepala Daerah paling lama 3 (tiga) bulan

kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung,

menyetor, dan melaporkan pajak yang terhutang.

Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender,

kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama

dengan tahun kalender.

Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,

dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah.

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan

data Objek dan Subjek Pajak, penentuan besarnya pajak yang terhutang

sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan

penyetorannya.

Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD

adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan

Perhitungan dan/atau Pembayaran Pajak, Objek Pajak dan/atau bukan

Objek Pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

Page 58: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

48

Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah bukti

pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan

menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah

melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat

SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah

pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok

pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah pajak yang masih harus

dibayar.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya

disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan

tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat

SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar

daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang dapat selanjutnya disingkat

SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok

pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang

dan tidak ada kredit pajak.

Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat

untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga

dan/atau denda.

Page 59: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

49

Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan

ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat

Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan

Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat

Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan

Keberatan.

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap

Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat

Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau

pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan Wajib Pajak.

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur

untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,

kewajiban, modal, penghasilan serta jumlah harga perolehan dan

penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan

keuangan berupa neraca dan perhitungan rugi laba pada periode Tahun

Pajak tersebut.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah

data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan

profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji

Page 60: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

50

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau untuk tujuan

lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan daerah.

Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau

penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Putusan Banding adalah putusan Badan peradilan pajak atas banding

terhadap Surat Keputusan Keberatan Surat Keputusan Keberatan yang

diajukan oleh Wajib Pajak.

Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana

dibidang perpajakan daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang

ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan

daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.

4.3.3 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Hotel dan Cara Pengenaan Pajak

Hotel pada DISPENDA Kota Medan

Cara pengenaan Pajak Hotel pada DISPENDA Kota Medan yaitu dengan

mengalikan DPP dengan tarif pajak hotel yang berlaku sesuai dengan Peraturan

Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2011. Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10%

(sepuluh persen). Khusus untuk rumah kost yang lebih dari 10 (sepuluh) kamar

yang dihuni mahasiswa dengan harga sewa kamar diatas 1 (satu) juta rupiah per

Page 61: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

51

kamar per bulan dikenakan tarif pajak 10% (sepuluh persen). Untuk lebih jelas

dapat dilihat dari rumus berikut ini:

Pajak Hotel = DPP x 10%

Dasar pengenaan pajak (DPP) Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang

seharusnya dibayar kepada Hotel. Yakni segala pengeluaran yang se-nyatanya

telah dibayarkan atas jasa yang telah dinikmati pada Hotel tersebut

4.4 Perhitungan dan Pelaporan Dalam Proses Pemungutan Pajak Hotel Kota

Medan

4.4.1 Proses Penerapan Pehitungan Pajak Hotel Yang Dilakukan Oleh

Dinas Pendapatan Kota Medan pada tahun 2013 dan 2014

Berdasarkan Proses penerapan perhitungan pajak hotel yang dilakukan

oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan pada tahun 2013 dan 2014 untuk

Daerah Kota Medan dikenakan pada 2 (dua) segmentasi hotel yaitu:

1.Hotel Bintang (All Suited Hotels)

Hotel bintang adalah hotel dengan nuansa modern, komersial dan berusaha

bersaing dengan hotel eksekutif. Hotel bintang biasa menawarkan jasa dan

fasilitas dengan tarif yang bersaing. Jika ditinjau penggolongan dari Segi Fasilitas

dan Persyaratan maka Hotel Bintang dikelompokkan menjadi 5 (lima) bagian

yaitu:

a. Hotel berbintang Satu (*)

b. Hotel berbintang Dua (**)

c. Hotel berbintang Tiga (***)

d. Hotel berbintang Empat (****)

Page 62: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

52

e. Hotel berbintang Lima (*****)

2.Hotel Melati (Mid Market Hotels)

Hotel Melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan diri pada

unsur komersial. Secara fisik hotel melati merupakan sebuah bangunan dengan

jumlah hunian cukup banyak (50-100 kamar) terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu :

1. Hotel Melati 3

2. Hotel Melati 2, dan

3. Hotel Melati 1

Contoh Perhitungan Pajak Hotel Untuk Setiap Bill

Proses penerapan perhitungan Pajak Hotel dihitung untuk setiap Bill yang

dikeluarkan oleh pengusaha hotel dan atas jumlah yang akan dibayar oleh tamu

hotel. Adapun contoh penerapan perhitungan pajak hotel adalah sebagai berikut:

Contoh 1.

Sewa kamar 3 (tiga) hari = 3 x Rp. 300.000,00 = Rp. 900.000,00

Cuci strika = 3 (tiga) potong = Rp. 30.000,00

Telephone = Rp. 125.000,00

Restoran =Rp. 75.000,00

Taxi =Rp. 0,00 +

Jumlah = Rp.1.130.000,00

Service 10% =Rp. 113.000,00 -

Jumlah sebelum pajak = Rp.1.243.000,00

Diskon 5% =Rp 62.150,00 -

Jumlah setelah diskon =Rp. 1.180.850,00

Page 63: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

53

Pajak Hotel 10% =Rp. 118.085,00 -

Jumlah yang harus dibayar =Rp. 1.298.935,00

Uang muka / deposit =Rp. 500.000,00

Sisa yang harus dibayar =Rp. 798.935,00

Pajak Hotel = DPP x 10% = Rp 1.180.850,00 x 10%

= Rp 118.085,00

Contoh 2.

Mr. Mark menginap di hotel “The Royal Bali” 5 malam dengan rincian bill

sebagai berikut:

- 5 Nights Delux Ocean Terace = Rp 2.500.000,00

(5 x USD 500.00)

- Laundry = Rp 35.000,00

- Mini Bar = Rp 65.000,00

- Oriental Dinner = Rp 150.000,00

- American Lunch = Rp 250.000,00

TOTAL = Rp 3.000.000,00

Subject to : 10% service & 10% Tax

Hitung Pajak dan service-nya dengan 4 langkah

Langkah pertama : Tentukan nilai obyek pajaknya.

nilai obyek pajaknya sebesar = Rp 2.935.000,00

makanan dan minuman dari MINIBAR sebesar =Rp 65.000,00 ( PPN)

Langkah kedua : Hitung servicenya

Page 64: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

54

Service = 10% x Rp 2.935.000,00 = Rp 293.500,00

Langkah ketiga Hitung pajak hotelnya

Pajak Hotel= 10% x (Rp 2.935.000,00 + Rp 293.500,00) = Rp 322.850,00

Langkah keempat : Hitung Pajak dan servicenya

Service & Pajak = Rp 293.500 + Rp 322.850 = Rp 616.350,00

Total yang harus dibayar(Rp 3.000.000,00 + Rp 616.350,00)

= Rp 3.616.350,00

Pajak Hotel = DPP x 10% = Rp 3.228.500,00 x 10%

= Rp 322.850,00

Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 yang mengatur

pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah (PPnBM), Pada dasarnya semua jasa dikenakan pajak kecuali ditentukan

lain oleh Undang-undang PPN. Jenis jasa yang tidak dikenakan PPN ditetapkan

dengan peraturan pemerintah didasarkan atas kelompok-kelompok jasa

diantaranya adalah Jasa Perhotelan yang meliputi :

c. Jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah

penginapan, motel, losmen, hostel serta fasilitas yang terkait dengan

kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap, dan

d. Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel,

rumah penginapan, motel, losmen dan hostel.

Dengan demikian Jasa perhotelan tidak dikenakan PPN.

Page 65: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

55

4.4.2 Perhitungan dan Pelaporan Dalam Proses Pemungutan Pajak Hotel

Dinas Pendapatan Kota Medan

MASA PAJAK HOTEL Nama WP : Johan Mark NPWPD : 012345678910 Bulan : Juni 2013

Wajib Pajak Hotel wajib melaporkan Jumlah Pajak Hotel yang terutang

seperti contoh perhitungan diatas, Jumlah Pajak Hotel yang dilaporkan yaitu Rp

TANGGAL OMZET TAX 10% TOTAL 1 13-Jun Rp205.000 Rp 20.500 Rp225.500 2 13-Jun Rp176.000 Rp 17.600 Rp193.600 3 13-Jun Rp225.000 Rp 22.500 Rp247.500 4 13-Jun Rp137.000 Rp 13.700 Rp150.700 5 13-Jun Rp169.000 Rp 16.900 Rp185.900 6 13-Jun Rp147.000 Rp 14.700 Rp161.700 7 13-Jun Rp225.000 Rp 22.500 Rp247.500 8 13-Jun Rp116.000 Rp 11.600 Rp127.600 9 13-Jun Rp178.000 Rp 17.800 Rp195.800 10 13-Jun Rp284.000 Rp 28.400 Rp312.400

11 13-Jun Rp242.000 Rp 24.200 Rp266.200 12 13-Jun Rp271.000 Rp 27.100 Rp298.100 13 13-Jun Rp183.000 Rp 18.300 Rp201.300 14 13-Jun Rp192.000 Rp 19.200 Rp211.200 15 13-Jun Rp177.000 Rp 17.700 Rp194.700 16 13-Jun Rp175.000 Rp 17.500 Rp192.500 17 13-Jun Rp173.000 Rp 17.300 Rp190.300 18 13-Jun Rp149.000 Rp 14.900 Rp163.900 19 13-Jun Rp185.000 Rp 18.500 Rp203.500 20 13-Jun Rp248.000 Rp 24.800 Rp272.800 21 13-Jun Rp261.000 Rp 26.100 Rp287.100 22 13-Jun Rp172.000 Rp 17.200 Rp189.200 23 13-Jun Rp196.000 Rp 19.600 Rp215.600 24 13-Jun Rp171.000 Rp 17.100 Rp188.100 25 13-Jun Rp118.000 Rp 11.800 Rp129.800 26 13-Jun Rp134.000 Rp 13.400 Rp147.400 27 13-Jun Rp125.000 Rp 12.500 Rp137.500 28 13-Jun Rp235.000 Rp 23.500 Rp258.500 29 13-Jun Rp255.000 Rp 25.500 Rp280.500 30 13-Jun Rp112.000 Rp 11.200 Rp123.200

G.Total Rp5.636.000 Rp 563.600 Rp6.199.600

Page 66: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

56

563.600,00 kepada bupati/walikota, dalam praktik sehari-hari adalah kepada

Kepala Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) kota Medan, tentang perhitungan

dan pembayaran pajak hotel yang terutang. Wajib pajak yang telah memiliki

NPWPD setiap awal masa pajak wajib pajak mengisi SPTPD. SPTPD diisi

dengan jelas, lengkap, dan benar serta ditandatangani oleh wajib pajak atau

kuasanya dan disampaikan kepada Walikota/Bupati atau pejabat yang ditunjuk

sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Umumnya SPTPD harus

disampaikan selambat-lambatnya (15) lima belas hari setelah berakhirnya masa

pajak. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari daftar isian tersebut dihimpun

dan dicatat atau dituangkan dalam berkas atau kartu data yang merupakan hasil

akhir yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penetapan pajak yang

terutang. Keterangan dan dokumen yang harus dicantumkan dan atau dilampirkan

pada SPTPD ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan. Walikota

atas permohonan wajib pajak dengan alasan yang sah dan dapat diterima dapat

memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTPD untuk jangka waktu tertentu,

yang diatur dalam peraturan daerah. SPTPD dianggap tidak dimasukan jika wajib

pajak tidak melaksanakan atau tidak sepenuhnya melaksanakan ketentuan

pengisian dan penyampaian SPTPD yang telah ditetapkan. Wajib pajak yang tidak

melaporkan atau melaporkan tidak sesuai dengan batas waktu yang telah

ditentukan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sesuai kepada Wajib

Pajak untuk mengangsur Pajak yang terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Apabila kewajiban membayar pajak

terutang dalam SKPDKB dan SKPDKBT tidak atau sepenuhnya dibayar dalam

Page 67: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

57

jangka waktu yang telah ditentukan, ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah

dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 (dua Persen) per bulan.

4.5 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Realisasi PAD dan APBD TA.2013

dan RAPBD TA. 2014

4.5.1 Realisasi PAD Terhadap APBD TA.2013 dan RAPBD TA.2014

Proses penyusunan APBD dimulai dengan pemerintah daerah

menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya, yang sejalan

dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai landasan penyusunan RAPBD

kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan juni tahun berjalan. Selanjutnya,

DPRD akan membahas kebijakan umum APBD dalam pembicaraan pendahuluan

mengenai RAPBD tahun anggaran berikutnya.

Sistem Penganggaran Publik yang digunakan dalam APBD yaitu

Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang

memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan

usulan anggaran priode tahun yang akan datang. Angka pada pos pengeluaran

merupakan perubahan (kenaikan) dari angka periode sebelumnya. Permasalahan

yang harus dipecahkan bersama adalah metode kenaikan/penurunan (incremental)

dari angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem penganggaran adalah

seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun

sebelumnya.

Siklus realisasi anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan setelah

penganggaran ditetapkan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan anggaran tersebut.

Siklus realisasi anggaran dibagi kedalam 3(tiga) tahap,

Page 68: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

58

1. Pencairan anggaran (pengeluaran)

Tahap persiapan yang terdiri dari kegiatan pembuatan prosedur dan formulir serta

pembuatan anggaran kas;

Tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan belanja barang, jasa, dan modal;

Tahap penyelesaian terdiri dari kegiatan pengumpulan bukti untuk pencatatan,

penyelesaian tata prosedur pencatatan barang dan modal, serta pelaporan aktivitas

jasa.

2. Realisasi pendapatan

Tahap persiapan terdiri dari kegiatan menghitung potensi dan membuat regulasi

untuk prosedur serta formulir;

Tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan penagihan dan pengumpulan

pendapatan;

Tahap penyelesaian terdiri dari kegiatan rekapitulasi realisasi pendapatan serta

pengenaan sanksi dan insentif.

3. Pelaksanaan program

Tahap persiapan yang terdiri dari kegiatan pembentukan tim dan membuat tata

aturan serta pembagian beban kerja.

Tahap proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan

Tahap penyelesaian terdiri dari kegiatan finalisasi produk dan pembuatan laporan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun

2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dinyatakan bahwa dalam

menyajikan laporan keuangan didasarkan pada SAP Berbasis Akrual diterapkan

dalam lingkup pemerintahan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, menurut peraturan

Page 69: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

59

perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan

keuangan dan mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual serta harus disertai

dengan upaya sinkronisasi berbagai peraturan baik di pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

Berdasarkan Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

Pada Pasal 3 Poin 1 Huruf a mengenai Kebijakan Penyusunan APBD Disebutkan

bahwa : Kebijakan yang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah dalam

penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 terkait dengan pendapatan daerah,

belanja daerah dan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut:

1.Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang

terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya,

perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 dan realisasi

penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan

perundang-undangan terkait.

2) Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.Peraturan daerah

tentang pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada

Page 70: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

60

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

Dengan demikian dalam menyusun RAPBD tahun anggaran 2014

memerlukan pertimbangan yang cukup realistis terhadap realisasi APBD tahun

anggaran 2013. Berikut adalah tabel Realisasi PAD Terhadap APBD TA.2013

dan RAPBD TA. 2014 Daerah Kota Medan.

Page 71: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

61

Tabel 4.1 Realisasi PAD Terhadap APBD TA.2013 dan RAPBD TA. 2014 Daerah Kota Medan

Sumber: RKPD Kota Medan 2013, data diolah

No Uraian APBD 2013 Realisasi APBD 2013 APBD 2014 PAPBD 2014 1 2 3 4

5 6 7

8 9 10

11

12

13

Pendapatan Asli Daerah Hasil Pajak daerah Retribusi daerah Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yg dipisahkan Lain - lain PAD yang sah Dana Perimbangan Dana bagi hasil pajak /Bukan Pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain - lain pendapatan daerah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Penerimaan Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Penerimaan Daerah Lainnya Pendapatan Hibah dari LN

Rp 1,786,070,614,484.00 Rp 1,214,522,048,367.00 Rp 326,207,917,236.00 Rp 23,860,102,339.00

Rp 221,480,546,543.00 Rp 1,851,450,446,701.00 Rp 405,350,016,228.00 Rp 1,297,275,795,415.00 Rp 148,824,635,058.00 Rp 623,336,496,009.00

Rp 590,757,813,318.00 Rp 27,728,682,691.00 Rp 4,850,000,000.00

Rp1.578.247.819.724,32

Rp 1,943,073,844,539.00 Rp 1,312,916,856,242.00 Rp 353,162,455,201.00

Rp 27,585,289,634.00

Rp 249,409,243,462.00 Rp 2,108,731,191,236.00 Rp 536,373,018,290.00 Rp 1,441,472,590,830.00 Rp 130,885,582,116.00

Rp 711,351,934,693.00

Rp 671,856,067,498.00

Rp 39,495,867,195.00 -

Rp.1.736.989.468.770,00

14 TOTAL PENDAPATAN DAERAH

Rp 4,260,857,557,195.00 Rp 4,106,900,462,377.32 Rp 4,763,156,970,468.00 Rp 4.324.000.000.000,00

Page 72: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

62

Target Pendapatan Asli Daerah Kota Medan untuk Tahun Anggaran 2014

adalah sebesar Rp. 1.736.989.468.770 yang bersumber dari :

1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp. 365.000.000.000,00

2. Pajak Restoran Rp. 113.000.000.000,00

3. BPHTB Rp. 330.974.000,00

4. Pajak Hotel Rp. 81.000.000.000,00

5. Pajak Penerangan Jalan Rp. 164.746.000,00

6. Pajak Parkir Rp. 10.000.000.000,00

7. Pajak Reklame Rp. 51.161.000,00

8. Pajak Hiburan Rp. 35.308.000,00

9. Pajak Air Bawah Tanah Rp. 1.167.399.279.770,00

Total PAD Rp. 1.736.989.468.770,00

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Total RAPBD TA 2014

sebesar Rp 4.763.156,970.468,00 Dibanding dengan APBD TA 2013 (Rp

4.260.857.557.195,00) maka RAPBD TA 2014 mengalami peningkatan sebesar

Rp. 502.299.413.273. Struktur APBD Kota Medan TA 2013 menunjukkan PAD

mampu memberikan kontribusi sebesar 41,9%, Namun rencana realisasi APBD

TA 2013 tidak mencapai target. Tentu apa yang disajikan dalam Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Medan Tahun 2013 tidak relevan. Rancangan

APBD TA 2014 dinyatakan tanpa melakukan pendataan dan analisis tentang

sejauhmana potensi pendapatan itu telah dihitung secara cermat dan realistis serta

sejauhmana kebijakan dalam bidang ini berpotensi mengabaikan kesulitan

masyarakat yang mengalami himpitan ekonomi.

Page 73: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

63

4.5.2 Kontribusi pajak hotel TA 2013 - 2014 Untuk Meningkatkan PAD

pada DISPENDA Kota Medan

Jika ditinjau pertumbuhan PAD pada periode 2010 - 2011 terjadi

peningkatan sebesar Rp 561,990 miliar (102.46%). Peningkatan tersebut sebagian

besar bersumber dari Pajak Hotel. Namun untuk Tahun Anggaran 2013 terjadi

penurunan yang sangat signifikan. Untuk lebih jelas berikut adalah tabel realisasi

penerimaan pajak hotel untuk Tahun Anggaran 2013.

TABEL 4.2

Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Dispenda Kota Medan

TA 2013 (dalam Rupiah)

JENIS PAJAK

HOTEL

TARGET

REALISASI

S/D BULAN INI

DALAM

PERSEN (%)

Hotel Bintang 5

Hotel Bintang 4

Hotel Bintang 3

Hotel Bintang 2

Hotel Bintang 1

Hotel Melati 3

Hotel Melati 2

Hotel Melati 1

31.742.954.148,21

21.768.314.326,90

18.689.050.786,79

662.641.986,66

3.583.413.520,13

2.346.512.410,20

815.528.908,68

1.391.583.912,42

39.760.857.671,00

5.054.379.834,81

13.250.898.846,76

678.365.761,67

3.615.152.100,51

2.119.427.471,26

801.482.120,31

773.328.696,74

125,26

69,16

70,90

102,37

100,89

90,32

98,28

55,57

Total Pajak

Hotel

81.000.000.000,00 76.053.892.503,06 93,89

Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Page 74: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

64

Jika dilihat realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran 2013

pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah sebesar Rp

1.578.247.819.724,32. Dimana Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak dan

retribusi daerah. Pajak daerah dibagi jadi 2 (dua) kelompok yaitu pajak provinsi

dan pajak kabupaten/kota yang sebagian besar sumbernya berasal dari pajak hotel.

Realisasi pajak hotel untuk Tahun Anggaran 2013 pada Dinas Pendapatan Daerah

Kota Medan adalah sebesar Rp 76.053.892.503,06.

Sehingga dapat disimpulkan pajak hotel masih tergolong kecil untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, Kontribusi pajak hotel

terhadap PAD TA 2013 adalah sebesar 4,81%. Jika dikaji dari segi segmentasi

potensi penerimaan pajak hotel di Kota Medan dapat disimpulkan tidak semua

terealisasi contohnya Hotel Bintang 4, Hotel Bintang 3, Hotel Melati 3, Hotel

Melati 2 dan Hotel Melati 1 hal ini terjadi karena adanya hambatan-hambatan

dalam upaya pengumpulan pajak daerah, utamanya pajak hotel. Hambatan

tersebut berasal dari dua sisi, yang pertama adalah dari sisi Wajib Pajak Daerah

(pihak eksternal), dan yang kedua berasal dari sisi Pemungut Pajak,fiskus (pihak

internal), yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Dari sisi Wajib Pajak Daerah (pihak eksternal) :

a. Kurangnya kesadaran Wajib Pajak Daerah dalam membayar pajak, karena

selama ini Wajib Pajak Daerah menganggap bahwa pajak adalah

kewajiban bagi pengusaha.

b. Wajib Pajak Daerah belum sepenuhnya mengerti tentang peraturan

perpajakan.

Page 75: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

65

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 14 Tahun 2011 tentang

pajak hotel disebutkan bahwa Pajak yang terutang yang pada saat jatuh tempo

pembayaran tidak dibayar atau kurang dibayar dikenakan denda adminisrasi

sebesar 2% (dua persen) setiap bulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai

dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan.

2.Dari sisi Petugas Pemungut Pajak/Dinas Pendapatan Daerah (pihak internal) :

a. Keterbatasan jumlah personel Petugas Pemungut Pajak

b. Belum dapat menerapkan sanksi pajak terhadap Wajib Pajak Daerah

secara optimal.

c. Terkait dengan Peraturan dan Kebijakan Daerah tentang penyegaran

pegawai, yaitu adanya mutasi pegawai setiap beberapa tahun sekali.

Sehingga sangat dimungkinkan bagi pegawai yang sudah menguasai

tugasnya sebagai petugas pemungut pajak kemudian dimutasi ke bagian

atau dinas lainnya, dan posisinya tersebut digantikan oleh pegawai yang

berasal dari dinas lain yang belum menguasai tugas barunya sebagai

petugas pemungut pajak.

Jika ditinjau dari Tahun Anggaran 2014 Realisasi penerimaan pajak hotel

hingga tanggal 28 Maret 2014 masih sebesar 21,42% . Untuk lebih jelas berikut

adalah tabel realisasi penerimaan pajak hotel dari 1 januari s/d 28 Maret 2014.

Page 76: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

66

TABEL 4.3

Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Dispenda Kota Medan

Dari 1 Januari s/d 28 Maret 2014 (dalam Rupiah).

JENIS

PAJAK HOTEL

TARGET

REALISASI

S/D 28 MARET

2014

DALAM

PERSEN (%)

Hotel Bintang 5

Hotel Bintang 4

Hotel Bintang 3

Hotel Bintang 2

Hotel Bintang 1

Hotel Melati 3

Hotel Melati 2

Hotel Melati 1

32.601.065.825,00

21.749.569.706,00

18.458.321.764,00

654.461.221,00

3.539.173.847,00

2.317.543.121,00

805.460.651,00

1.373.403.865,00

9.364.469.137,30

4.052.811.679,50

2.328.581.191,04

159.499.802,73

430.242.088,00

680.175.914,42

205.867.747,75

219.637.414,00

28,72

18,63

12,62

24,37

12,16

29,35

25,56

15,98

Total Pajak

Hotel

81.500.000.000,00 17.441.284.974,74 21,40

Sumber data : Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Anggaran Pajak Hotel untuk Tahun 2014 adalah sebesar Rp

81.500.000.000,00 atau sekitar 4,69% dari Target PAD Tahun Anggaran 2014

yaitu sebesar Rp. 1.736.989.468.770,00. Sementara itu Realisasi Pajak Hotel

hingga 28 Maret TA 2014 adalah 17.441.284.974,74 atau sekitar 21,40% dari

Target Anggaran pajak hotel TA 2014. Maka dapat disimpulkan bahwa pajak

hotel masih harus digali terus untuk mencapai target Pendapatan Asli Daerah Kota

Medan TA 2014.

Page 77: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan peneliti, maka dapat ditarik

kesimpulan Pertama : Penerimaan pajak hotel pada DISPENDA Kota Medan

masih tergolong kurang efesien dalam membiayai Anggaran PAD TA 2013, hal

ini dikarenakan banyaknya hambatan/kendala baik dari pihak eskternal maupun

internal dalam pemungutan pajak hotel. Kedua : Saat ini Pemerintah Kota Medan

fokus kepada peningkatan komponen-komponen yang dapat merealisasi RAPBD

TA 2014, komponen tersebut salah satu diantaranya adalah Pajak Hotel yang

berasal dari PAD, Namun kontribusi pajak hotel yang dianggarkan masih kurang

efesien dan efektif sehingga sulit untuk Pemerintah Kota Medan mencapai target

RAPBD TA 2014.

Kedua hal tersebut yang mengakibatkan keuangan daerah Pemerintah Kota

Medan kurang transparan untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan

mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang Keuangan Daerah.

5.2 Saran

Transparansi adalah bentuk keterbukaan pemerintah dalam membuat

kebijakan publik sehingga dapat diketahui dan diawasi pelaksanaannya oleh

warga negara. Hal ini pada dasarnya akan menciptakan horizontal accountability

antara pemerintah dan rakyat dengan demikian akan tercipta pemerintahan yang

bersih, transparan, akuntabel, efektif, efesien dan responsif terhadap aspirasi dan

Page 78: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

68

kepentingan rakyat, Oleh karena itu, diharapkan agar Pemerintah Kota Medan

lebih transparan dalam pengelolaan keuangan daerah serta dalam Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah perlu melakukan penyesuaian terhadap Peraturan

Daerah (Perda) untuk menumbuhkan kesadaran wajib pajak dalam membayar

pajak. Bagi wajib/objek pajak hotel, diharapkan untuk memahami tentang tata

cara penerapan perhitungan pajak hotel sesuai dengan Undang-undang yang

berlaku agar hambatan/kendala yang dihadapi selama ini dapat diatasi.

Page 79: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Atak_snajpera (2013) “Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Medan 2013”. Pemko Medan. http://pemkomedan.go.id

Bastian, Indra. (2010) “Akuntansi Sektor Publik, Suatu Pengantar Edisi Ketiga”. Yokyakarta : Erlangga

Darminto, Prastowo Dwi dan Suryo Aji, 2002. Analisis Laporan Keuangan Hotel. Jakarta: Andi Yokyakarta

Deteksi_Nusantara, (2014) “Pendapatan Asli Daerah Kota Medan Masih Rendah”. Forum Diskusi Grup Bersama Dispenda Medan http//www.deteksinusantara.com

Djaenuri, Aries, 2012. Hubungan Keuangan Pusat – Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hadin, Ahmad F. 2013. Eksistensi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Di Era Otonomi Daerah. Banjarmasin: Genta Press

M, Yusuf, (2009) “Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik”. Tangerang : Salemba Empat

Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Managemen Keuangan Daerah. Yokyakarta: Andi Yokyakarta

_________, 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Jakarta: C.V Andi Offset

Muljono, Djoko. 2010. Hukum Pajak – Konsep, Aplikasi dan Penuntut Praktis. Jakarta: C.V Andi Offset

Pahala, Marihot. 2010. Hukum Pajak Material. Yokyakarta: Graha Ilmu

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor. 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel.

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan.

Sanusi Anwar, 2011, Metodelogi Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Soebechi, Imam. 2011. Judicial Review Perda Pajak dan Retribusi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika

Undang- Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Page 80: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

L A M P I R A N

Page 81: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Natalia Saragi

Tempat/Tanggal Lahir : Saribudolok, 17 Desember 1989

Alamat : Jl. Melati Raya No. 55 Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan

1. Tahun 2002 Tamat Sekolah Dasar Don bosco Saribudolok

2. Tahun 2005 Tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Saribudolok

3. Tahun 2008 Tamat Sekolah Menengah Umum Swasta C.R Duyhoven

Saribudolok

4. Tahun 2009 Masuk Universitas Methodist Indonesia Fakultas Ekonomi

Jusrusan Akuntansi S-1

Medan,

SRI NATALIA SARAGI

Page 82: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA … Natalia.pdfbagian yang mengurus Pajak Hotel yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan kesediaanya memberikan

PEMERINTAH KOTA MEDAN

DINAS PENDAPATAN DAERAH

Jalan Jenderal Besar H.Abdul Haris Nasution No. 32 Medan - 20143

Tel. 7851694 – 7851695

SURAT KETERANGAN Nomor : 070.SC /

Berdasarkan Surat Keterangan Izin Penelitian Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan tanggal 20 Maret 2014, Nomor 070 /238/ Balitbang / 2014 maka dengan ini diterangkan bahwa :

Nama : Sri Natalia Saragi STB/NPM : 209420243 Universitas : Methodist Indonesia Fakultas : Ekonomi

Benar dan telah selesai melakukan Riset/Penelitian di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan. Penelitian tersebut dimaksudkan sebagai Bahan/masukan bagi yang bersangkutan untuk menyusun Skripsi yang berjudul :

“KAJIAN PENERAPAN PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK HOTEL SEBAGAI ALAT UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI KASUS DI KANTOR DINAS PENDAPATAN

DAERAH KOTA MEDAN)”

Demikian Surat Keterangan inin dikeluarkan, untuk dapat dimaklumi dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan , Mei 2014

An. KEPALA DINAS PENDAPATAN

KOTA MEDAN

KASUBAG UMUM

Dra. FITRIATI HASIBUAN

PENATA TK.I

NIP. 19690102 1996032 2 003