amin ki
TRANSCRIPT
PENGARUH PERSAINGAN, STRATEGI BERSAING, DAN
KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, TERHADAP SISTEM
AKUNTANSI MANAJEMEN PADA PERBANKAN SYARIAH
MANDIRI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi system akuntansi manajemen adalah sebagai
sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan
aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan.
Informasi manajemen sebagai suatu produk system akuntansi manajemen
yang mempunyai peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin
terjadi atas berbagai alternative tindakan yang dilakukan pada berbagai
aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.
Dalam menentukan arah perusahaan dan manajemen perusahaan,
suatu perusahaan harus exstra tanggap dalam menghadapi persaingan bisnis
atau kerja. Karena permasalahan atau problem perusahaan itu pasti ada baik
internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dalam menanggapi semua
problem permasalahan yang ada dibutuhkan kemampuan skill yang tinggi dan
manajemen strategi yang tepat serta mengedepankan kridibilitas perusahaan
yang bagus. Seorang pemimpin perusahaan atau manajer perusahaan
merupakan salah satu kunci sukses dalam menentukan tujuan perusahaan baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
Al-Qur’an telah memberikan pengertian dalam hati nurani orang yang
beriman bahwa bumi dengan keleluasannya adalah lapangan kerjanya. Dalam
rangka mencari rizki tersebut, tak kelak persaingan pasti akan terjadi. Oleh
karenanya Islam memberikan ketentuan dan tata cara yang baik dalam
bersaing, sehingga tidak menimbulkan penindasan dan ketidak adilan.
Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Mulk ayat 15:1
1 Ahmad Muhammad Al-Assal dan Fathi Abdul Karim, Sistem Prinsip dan tujuan Ekonomi Islam, Alih Bahasa H Imam Saifudin, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 139-140
من وكلوا مناكبها فى فامشوا ذلوال االرض لكم جعل هوالذى
الملك ) : النشور وأليه (15رزقه
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizkinya. Dan hanya kepadanyalah kamu )kembali setelah( dibangkitkan.)Q.S. Al Mulk : 15(
Sebagaimana ayat di atas jelas bahwa Islam sangat memberikan
kebebasan bagi manusia untuk bekerja mencari rizki. Karena begitu luasnya
lapangan pekerjaan di bumi ini, dan berjuta peluang pekerjaan yang dapat
dilakukan manusia, sehingga tidak dibenarkan membatasi kemampuan dan
jangan pula berhenti menggunakan berbagai kesempatan kecuali bagi apa-apa
yang telah Allah tetapkan batas-batas halal dan haramnya.2
, الشيطان خطوات تتبعوا وال طيبا حلال االرض فى مما كلوا الناس ايها يا
البقره ) : مبين عدو لكم ( 128انه
Artinya: Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. )al Baqoroh : 128(
Perusahaan yang bersaing dalam suatu industri dituntut untuk terus
melakukan inovasi dan membuat suatu strategi bersaing yang efektif.
Menurut Michael Porter strategi bersaing adalah upaya mencari posisi
bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri. Porter juga
mengemukakan bahwa tujuan akhir strategi bersaing adalah menghadapi dan
idealnya mengubah aturan maen persaingan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dalam industri manapun, baik industri domestik atau
internasional. Aturan persaingan tercakup dalam 5 faktor persaingan yaitu :
ancaman pendatang baru, persaingan di antara perusahaan yang ada, ancaman
2 Op.Cit, hlm. 147
dari produk subtitusi, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar
menawar pembali.
Intensitas kompetisi bisnis merupakan salah satu faktor ketidakpastian
lingkungan. Semakin intensif kompetisi bisnis, organisasi akan meningkatkan
diferensiasi produk, penurunan siklus hidup produk, memperkenalkan saluran
baru, menghadapi peningkatan sensitivitas pasar, serta meningkatkan target
produk. Perubahan tersebut menciptakan tantangan kompetitif sehingga unit
bisnis akan mengadopsi strategi termasuk diferensiasi produk, pelayanan dan
harga. Jadi semakin tinggi intensitas persaingan yang dihadapi organisasi
maka semakin penting arti strategi untuk menghadapi persaingan.3
Menurut Porter, ada 2 jenis strategi, yaitu:4 strategi korporat dan
kompetitif )unit bisnis(. Strategi korporat mengfokuskan pada bisnis apa yang
dan bagaimana mengelola unit bisnis. Sedangkan strategi kompetitif fokus
pada penciptaan keunggulan kompetitif pada masing- masing unit bisnis.
Konsep- konsep strategi kompetitif dapat dibedakan menjadi defender,
prospector, analyzer dan reactor )Milles dan Snow(, konservatif,
enterpreneurial )Miller dan Friesen(, cost leadership, differentiation, focus
)Porter(.
Sumber keunggulan bersaing di antaranya berasal dari skala
ekonomi, akses terhadap harga bahan baku yang lebih murah, dan
pemanfaatan teknologi canggih serta penerapan strategi yang baik. Strategi
menunjukkan bahwa organisasi bertujuan menjadi produsen dengan biaya
yang rendah dalam industrinya, dan memberikan perhatian terhadap supplier
produk yang bernilai tinggi bagi konsumen yang meliputi kualitas atau
keandalan produk, pelayanan purna jual, ketersediaan produk.5
3 Gudono, “Pengaruh Intensitas Kompetisi Pasar terhadap hubungan antara Penggunaan Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja unit bisnis dan Kepuasan Kerja”, Jurnal AMKP, 2007, hlm.6
4 Kuncoro, Strategi Bagaimana meraih keunggulan kompetitif, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm.73
5 Ibid, hlm.4
Agar berhasil mengimplementasikan strategi dengan baik, manajer
perlu sistem pengendalian manajemen (management control systems) yang
oleh Anthony dinyatakan sebagai suatu proses di mana manajer organisasi
mempengaruhi anggota-anggota organisasi lainnya untuk
mengimplementasikan strategi organisasi yang telah ditentukan. Dalam
menghadapi lingkungan bisnis yang berubah cepat, peran sistem
pengendalian manajemen menjadi semakin penting dalam menentukan
keberhasilan organisasi.
Bisnis di lembaga keuangan khususnya di BMT, merupakan salah satu
jenis usaha yang saat ini berada dalam iklim persaingan sangat ketat. Unit
usaha yang produk utamanya adalah simpan pinjam yang memiliki sumber
daya yang besar sehingga manajemen dituntut agar dapat mengelola
perusahaan sebaik mungkin dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang
terlibat dalam kegiatan serta strategi yang handal untuk mencapai tujuan
perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, manajemen perusahaan harus
menjalankan fungsinya seefektif mungkin. Untuk kelancaran aktifitas
perusahaan maka diperlukan adanya keselarasan tujuan antara manajer
dengan bawahannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dan
perusahaan mampu terus bersaing dan tetap unggul pada persaingan jangka
panjang.
Berdasarkan latar belakng tersebut di atas, maka penulis mengambil
“PENGARUH PERSAINGAN, STRATEGI BERSAING,
DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP
SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN PADA BANK
SYARIAH MANDIRI
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba untuk mengangkat
permasalahan yang timbul yaitu:
1. Apakah persaingan bisnis berpengaruh terhadap sistem akuntansi
manajemen?
2. Apakah strategi bersaing berpengaruh terhadap sistem akuntansi
manajemen?
3. Apakah kinerja organisasi berpengaruh terhadap system akuntansi
manajemen?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh antara
persaingan bisnis terhadap system akuntansi manajemen
2. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh antara strategi
bersaing terhadap system akuntansi manajemen
3. Untuk membuktikan secara empiris mengenai pengaruh antara kinerja
organisasi terhadap system akuntansi manajemen
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi lembaga keuangan BMT Giri Muria penelitian ini merupakan
sumber informasi yang berguna dalam rangka perbaikan manajemen guna
meningkatkan kinerja perusahaan yang berkaitan dengan persaingan
bisnis, strategi bersaing dan kinerja organisasi
2. Bagi pengembangan keilmuan manajemen, hasil penelitian ini akan
memperbanyak khasanah ilmu skaligus stimulasi untuk mengadakan
diskusi, penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya yang berhubungan
dengan persaingan bisnis, strategi, sistem pengendalian manajemen, dan
kinerja organisasi.
3. Bagi para akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi sebagai masukan untuk menammbah wawasan tentang hasil
penelitian yang berkaitan dengan persaingan bisnis, strategi, sistem
pengendalian manajemen, dan kinerja organisasi untuk dijadikan rujukan
hasil poenelitian berikutnya.
1.6 Batasan Penelitian
Agar pembahasan penelitian dapat terfokus sesuai dengan
permasalahannya maka disajikan batasan penelitian berikut ini:
1. Obyek penelitian adalah manager BMT Giri Muria Dawe
2. Penelitian ini mencakup 2 )dua( variabel terdiri dari tiga variabel
independent yaitu intensitas persaingan bisnis. strategi bersaing, kinerja
organisasi dan satu variabel dependent yaitu system akuntansi
manajemen
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi dibatasi pada
variabel intensitas persaingan bisnis, strategi bersaing, kinerja organisasi
II. LANDASAN TEORI
2.1 Persaingan Bisnis
2.1.1 Pengertian Persaingan bisnis
Persaingan bisnis adalah tingkat rivalitas unit bisnis strategik pada
satu perusahaan dengan unit bisnis strategik pada perusahaan lain dalam satu
industri yang menghasilkan produk dengan subtitusi yang dekat.6
Intensitas kompetisi bisnis merupakan salah salah satu faktor
ketidakpastian lingkungan. Semakin intensif kompetisi bisnis, organisasi akan
meningkatkan diferensiasi produk, memperkenalkan saluran baru serta
meningkatkan target produk. Intensitas kompetisi bisnis menurut Khandalwa
didefinisikan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan
yang diukur dari jumlah pesaing utama yang beroperasi dalam pasar,
perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah, intensitas kompetisi harga,
intensitas kompetisi produk dan saluran distribusi.7
Banyak industri secara historis lebih mudah menghasilkan laba dari
pada yang lain, apa yang menjadi faktor- faktor kunci sukses. Hal ini suatu
hal yang perlu sebagai upaya untuk mengatasi tekanan persaingan. Intensitas
6 Bambang Tjahadi, “ Pengaruh Intensitas Persaingan, Strategi Bersaing, dan Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Prilaku Disfungsional Manajer”, Jurnal Ventura, Vol. 9, Agustus 2006, hlm. 91
7 Gudono, Op.Cit, hlm.6
persaingan dari adanya pesaing akan tergantung pada beberapa faktor
meliputi:8
1. Jumlah pesaing
2. Apakah sama atau tidak dari penawaran produknya dan strateginya
3. Komitmen para pesaing
Persaingan dalam industri berakar pada struktur ekonomi dan berada
di luar perilaku pesaing yang ada saat ini. Porter menyatakan bahwa
persaingan dalam suatu industri dipengaruhi oleh 5 kekuatan dan 5 kekuatan
itu merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi intensitas persaingan antara
lain:
1. Ancaman pendatang baru
2. Persaingan diantara perusahaan yang ada
3. Ancaman dari produk subtitusi
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
5. Kekuatan tawar menawar pembeli
Dari 5 faktor tersebut di atas dapat menentukan profitabilitas industri
karena dapat mempengaruhi harga, biaya, dan investasi yang diperlukan.
Esensi penyusunan strategi adalah untuk mengatasi persaingan. Persaingan
antar organisasi berakar dari ekonomi yang mendasari dan berbagai kekuatan
yang saling bersaing dalam suatu industri tertentu yang meliputi: pelanggan,
pemasok dan produk subtitusi. Gabungan faktor-faktor tersebut menentukan
profitabilitas industri.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan
Menurut Sondang Siagian dalam bukunya manajemen strategi
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan antara lain :
a. Makin banyak perusahaan yang menghasilkan produk yang serupa atau
sejenis.
b. Makin banyak perusahaan yang mampu menawarkan produk substitusi
kepada para konsumen dengan manfaat yang relatife sama.
8 Ibid, hlm. 9
c. Terjadinya pergeseran dalam perilaku para konsumen dalam memilih dan
membeli produk tertentu.
d. Terjadinya peningkatan kemampuan ekonomi para pelanggan atau
pemakai produk sehingga orientasi mereka bergeser dari harga ke mutu
dan pelayanan, termasuk pelayanan purna jual
2.1.3 Persaingan dalam Islam
Bisnis nampaknya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas persaingan.
Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan perlombaan dalam mencari
kebaikan, jika ini dijadikan dasar bisnis, maka praktek bisnis harus
menjalankan suatu aktivitas persaingan yang sehat. Jika dikaitkan dengan
kondisi saat ini, dengan apa yang disebut dengan perdagangan bebas dan
persaingan bebas. Maka aktivitas bersaing dalam bisnis antara satu pebisnis
dengan pebisnis yang lain tidak dapat dihindarkan. Hal ini perlu dipikirkan
adalah bagaimana persaingan bisnis itu dapat memberikan kontribusi yang
baik bagi para pelakunya.
Harapan ideal tersebut dapat diwujudkan jika ada komitmen bersama
di antara pesaing terhadap konsep persaingan yaitu persaingan itu tidak lagi
diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk
memberikan sesuatu yang terbaik dari usaha bisnisnya.9
2.2 Konsep Strategi
2.2.1 Pengertian Strategi Bersaing
Ada beberapa definisi tentang strategi yang dikemukakan oleh para
ahli, Barry mengartikan “strategi adalah rencana tentang apa yang ingin
dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi dimasa depan )arah( dan
bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut )rute(.
Bateman mengartikan “strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber
daya yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi”. Strategi adalah
kerangka atau rencana mengintegrasikan tujuan, kebijakan- kebijakan dan
tindakan progam organisasi.10 Strategi adalah rencana tindakan untuk
9 Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam ekonomi Islam, BPFE, Yogyakarta, 2004, hlm.340-341
10 Tedjo Tripomo D Udan, Manajemen Strategi,Rekayasa Sains, Bandung, 2005 hlm. 29
mencapai tujuan dan sasaran, ada kalanya strategi dibedakan antara konsep
dan proses pembentukannya walaupun secara intrinsik konsep dan proses
pembentukan strategi adalah suatu yang terintegrasi, konsep strategi adalah
bagaimana suatu perusahaan mencapai kinerja finansial yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pesaing mereka. Proses strategi juga dapat
diklasifikasikan menjadi formulasi dan implementasi strategi.
Strategi bersaing (competitive strategi) menurut Porter didefinisikan
sebagai: ”The search for a favorable competitive position in an industry, the
fundamental arena in which competition occurs competitive strategy aims to
establish a profitable and sustainable position against the forces that
determine industry competition”. Strategi bersaing merupakan strategi
tingkat bisnis untuk mencari posisi relatif organisasi terhadap pesaingnya
dalam industri. Organisasi yang memiliki posisi menguntungkan dalam
industri berarti memiliki keunggulan daya saing (competitive advantage).
Mengembangkan dan mempertahankan keunggulan daya saing secara
berkesinambungan merupakan tujuan organisasi pada umumnya.11
Strategi organisasi akan meliputi tiga level yaitu:level korporat, level
unit bisnis dan level fungsional. Strategi dilevel korporat adalah
berhubungan dengan struktur, finansial serta mengalokasikan sumber daya
untuk pencapaian misi organisasi keseluruhan, isu strategi utama dilevel ini
adalah bagaimana melakukan portofolio yang optimal dan pilihan strategi
yang ada adalah apakah akan berbisnis tunggal, atau related difersification.
Strategi unit bisnis adalah berhubungan dengan bagaimana suatu unit bisnis
dalam perusahaan akan menerapkan strategi yang berbeda. Miles dan Snow
mengkonsepsikan strategi sebagai suatu proses yang membutuhkan evaluasi
kekuatan eksternal maupun internal perusahaan, agar hal itu dapat
dirumuskan misi unit bisnis secara jelas dan tindakan yang dibutuhkan
untuk mencapai misi tersebut. Oleh karena itu strategi dalam kontek unit
11 Bambang Tjahjadi, Op.Cit, hlm.95
bisnis akan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu misi strategi dan kompetitif
strategi.12
Adapun misi strategi dibagi dalam 4 macam yaitu:13
1. Misi strategi build )pembangunan(, misi strategi ini biasanya
menekankan pada peningkatan market share, earning jangka pendek dan
cash flow perusahaan. Unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang
rendah (low market shar’e) dan berada dalam industri yang
pertumbuhannya tinggi (high growt industries) biasanyan menggunakan
strategi ini.
2. Misi strategi hold )penjagaan(, misi strategi ini biasanya menekankan
pada perlindungan.
3. Misi strategi harvest )keberhasilan(, misi strategi ini biasanya
menekankan pada tujuan untuk memaksimumkan pendapatan jangka
pendek dan cash flow. Unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang
tinggi (high market shar’e(, dan berada dalam industri yang
pertumbuhannya rendah (low growt industries) biasanya menggunakan
strategi ini.
Berkaitan dengan strategi kompetitife, Porter menghasilkan 3 macam
strategi kompetitif yang dapat dijalankan oleh suatu unit bisnis, yaitu:
1. Strategi kompetitife biaya rendah (low cost). Penekanan unit bisnis yang
menggunakan strategi kompetitife ini adalah bagaimana biaya rendah
setiap kegiatan yang dapat dicapai secara relatif dibandingkan dengan
pesaing.14
2. Strategi kompetitif diferensiasi. Penekanan utama unit bisnis yang
menggunakan strategi kompetitif ini adalah bagaimana menciptakan
produk yang berbeda dan produk yang ditawarkan oleh pesaingnya.
Artinya perusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya.15
12 Adlli, “Assosiasi Sistem Kompensasi Insentif dan Motivasi Kerja Manajer dengan misi strategic build sebagai variabel Pemoderasi”,Jurnal Kepuasan Kerja dan motivasi Kerja, hlm.1052
13 Ibid, hlm.105314 Kuncoro, Op.Cit, hlm. 90-98
3. Strategi kompetitife fokus. Penekanan utama unit bisnis yang
menggunakan strategi kompetitif ini adalah bagaimana unit bisnis ini
melakukan fokus pada bagian tertentu dari unit bisnis misalnya unit
bisnis memusatkan perhatiannya pada kelompok pembeli, segmen dari
garis produk dan daerah pemasaran.
Strategi yang diwujudkan dalam program kerja, merupakan upaya
dalam mencapai tujuan organisasi. Halim berpendapat strategi berpengaruh
besar terhadap pengendalian manajemen, Supriyono dalam bukunya
mengemukakan bahwa pengendalian manajemen dilakukan dengan
pengamatan atas cara- cara kerja dari sistem pengendalian manajemen,
dalam bukunya Adli mengemukakan definisi strategi adalah sesuatu konsep
multidimensional yang mencakup seluruh aktifitas kritis organisasi serta
memberi peluang terjadi perubahan penting sebagai konsekuwensi atas
perubahan dilingkungan perusahaan. Dengan demikian, strategi merupakan
rencana perusahaan yang menyeluruh, terpadu, penting. Dan secara umum
merupakan arah perusahaan dalam mencapai tujuan. Hal ini dituangkan oleh
manajer pada program-program kerja yang disusun.
Tipologi strategi berdasarkan pada konsep Milles dan Snow
membedakan pilihan strategi menjadi 4: prospector, defender, analyzer dan
reactor.
Dalam penelitian ini menggunakan konsep Milles dan Snow tetapi
hanya dua strategi saja yang diuji karena strategi analyzer dan reactor tidak
memiliki karakteristik yang tegas. Analyzer karakteristiknya berada di
antara defender dan prospector, sedangkan strategi reactor tidak diuji karena
strategi ini oleh penelitian sebelumnya dianggap sebagai kategori residual
atau dianggap organisai yang tidak memiliki strategi dalam menghadapi
bisnis.
2.2.2 Dimensi Strategi
15 Setiawan HP dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi; Sebuah Konsep Pengantar, FEUI, Jakarta, 1996, hlm.71
Adapun dimensi-dimensi strategi yang dipakai dalam penelitian ini
menurut Milles dan Snow yang terdiri:16
a. Prospector
Adalah jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang
mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan produk
baru atau pasar baru. Perusahaan berusaha untuk menjadi pioneer dalam
bersaing dan rela mengorbankan internal efisiensi untuk berinovasi dan
kreasi. Strategi ini perlu dukungan dari staf yang benar-benar ahli dan
mempunyai kemampuan, sehingga budaya sistem karirnya menekankan
pada pencarian sumber daya manusia yang mampu menciptakan
perubahan, dan mempunyai kreativitas tinggi jika sumber daya manusia
internal tidak memenuhi. Organisasi akan rela mencari dari sumber
eksternal meskipun dengan biaya tinggi.
Strategi prospector yaitu strategi yang mengutamakan
keberhasilan pada organisasi dalam berinovasi, selalu menciptakan
produk baru, dan kesempatan pasar yang baru. Kekuatan strategi ini
terletak pada kemampuan perusahaan untuk dapat melihat kondisi, tren
dan situasi lingkungan bisnis yang berubah- ubah dan juga
kemampuannya dalam menciptakan produk dan jasa baru yang dapat
mengimbangi perubahan lingkungan yang dinamis.17
b. Defender
Adalah jenis perusahaan yang menekankan penggunaan strategi
stabilitas dan kelangsungan hidup usaha. Perusahaan ini sangat
mempertahankan inti bisnisnya dan core busines tanpa banyak
melakukan perubahan. Perhatian pimpinan organisasi lebih berfokus
pada stabilitas jangka panjang.
Strategi defender yaitu perusahaan dengan strategi bertahan
mementingkan stabilitas pasar yang menjadi targetnya. Perusahaan
dengan strategi ini umumnya hanya memiliki sedikit line produk dengan
16 Bambang Sukopriyono, Analisis Pengaruh hubungan Ideal Tipologi Strategi dan Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja, hlm.15
17 Kuncoro, Op.Cit, hlm. 88
segmen pasar yang sempit. Hal ini dikarenakan mereka hanya berusaha
untuk mempertahankan pasar dibandingkan dengan memperluasnya.
Dengan lingkup pasar yang kecil, perusahaan-perusahaan dengan
strategi bertahan akan merasa lebih fokus untuk bisa mempertahankan
pasarnya dari serangan pesaing dari luar. Akibatnya tidak jarang mereka
akan mempersulit para pesaing yang ingin masuk ke pasar yang sudah
dikuasainya, perusahaan dengan strategi ini selama teknologi dan
konsep line produk yang sempit yang mereka pakai itu masih
kompetitif.18
2.2.3 Konsep Strategi Menurut Islam
Islam telah menggariskan bahwa hakekat amal perbuatan haruslah
berorientasi pada pencapaian ridho Allah. Hal ini seperti dinyatakan oleh
Imam Fudhail bin Iyad, salah seorang guru Imam Syafi’i dan perawi hadist
yang stiqah, dalam menjelaskan tafsir Al-Mulk: 2-3 menyaratkan
dipenuhinya dua syarat sekaligus yaitu niat yang ikhlas dan cara yang harus
sesuai dengan hukum syari’at Islam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh organisasi atau pemimpin
dalam mengimplementasikan strategi organisasi adalah:19
a. Meluruskan Niat
Pentingnya meluruskan niat disini karena ia merupakan sumber
inspirasi dan motivasi seorang melakukan perbuatan. Tanpa niat amal
seseorang tidak akan bernilai apa-apa disisi Tuhannya. Ini pula yang
diingatkan oleh nabi kita SAW dengan sabdanya: “sesungguhnya sahnya
perbuatan )amal( itu tergantung pada niatnya”.
Apabila niatnya baik, maka perbuatan yang dilakukan juga
bernilai baik, sebaliknya jika niatnya buruk, maka amal perbuatan yang
dilakukan juga bernilai buruk. Itulah sebabnya meluruskan niat
18 Ibid, hlm.8919 Mahallul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Pres,
Yogyakarta, 2002, hlm. 57-61
merupakan hal yang terpenting di antara sekian banyak hal penting
lainnya sebelum mengelola menentukan jurus- jurus strategi perusahaan
dalam menjual produknya.
b. Memperluas Jaringan Kerjasama
Langkah selanjutnya adalah dengan memperluas jaringan
kerjasama saling menguntungkan dengan berbagai pihak sepanjang
tidak mengingkari prinsip-prinsip syari’ah. Kerjasama ini dimungkinkan
sebagai upaya srategis meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengimplementasian strategi. Dengan demikian banyak pihak yang
dirangkul, maka semakin banyak pula peluang untuk memacu
percepatan pengembangan usaha.
Tolak ukur syaria’h digunakan untuk membedakan bisnis yang
halal dan haram. Hanya kegiatan bisnis yang halal saja yang dilakukan
oleh seorang muslim, sedangkan yang haram akan ditinggalkan semata-
mata untuk menggapai ridha Allah.
Agar organisasi dapat berjalan sesuai dengan visi, misi dan
tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan sejumlah prinsip sebagai
pedoman pelaksanaan. Terdapat prinsip-prinsip organisasi yang dinilai
penting:20
1. Perumusan tujuan, organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
2. Tingkat pengawasan. Guna memudahkan pengawasan, penyusunan
struktur organisasi harus dilakukan dengan memperhatikan tingkat-
tingkat pengawasan secara struktural.
3. Rentang manajemen. Efektifitas dan efisiensi pengendalian bawahan
dipengaruhi oleh rentang manajemen yakni berapa bawahan yang
dapat diawasi secara efektif dan efisien yang jumlahnya bergantung
pada kondisi yang dihadapi.
2.3 Sistem Pengendalian Manajemen
2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen20 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, Gema Insani Pres, Jakarta,
2002, hlm.118-121
Ada banyak pengertian tentang sistem pengendalian manajemen
yang diuraikan oleh para pakar. Sistem perencanaan dan pengendalian
manajemen atau lebih disingkat sistem pengendalian manajemen
(management control system) adalah suatu sistem yang digunakan untuk
merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui misi
yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan mengendalikan
pelaksanaan rencana tersebut.21 Robert Anthony mendefinisikan sistem
pengendalian manajemen sebagai proses untuk memastikan bahwa sumber
daya yang diperoleh dan digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi. Zahirul Noque mendefinisikan sistem
pengendalian manajemen sebagai suatu alat untuk memperoleh data dalam
membantu mengkoordinasi proses pembuatan perencanaan dan keputusan
pengendalian dalam organisasi
Dari berbagai definisi tersebut, sistem pengendalian manajemen
mengandung pilar utama yaitu: visi dan misi organisasi, sistem perencanaan
kegiatan, sistem implementasi, pemantauan rencana kegiatan.22
2.3.2 Lingkungan Sistem Pengendalian Manajemen
Untuk memahami suatu sistem dibutuhkan suatu pendekatan tentang
lingkungan dimana sistem itu berada. Lingkungan pengendalian manajemen
menggambarkan beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi
proses pengendalian manajemen dengan fokus utama pada perilaku individu
dalam organisasi dan juga menggambarkan pusat-pusat pertanggung
jawaban yang berbeda. Karakteristik organisasi dapat berupa struktur
organisasi, keselarasan tujuan dan sistem manajemen formal dan informal.
a. Struktur Organisasi
Sebuah strategi perusahaan memiliki pengaruh yang besar
terhadap strukturnya. Pada gilirannya, tipe struktur akan mempengaruhi
rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Meskipun
21 Mulyadi dan Johni Setiawan, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba 4, Jakarta, Edisi 4, 2001, hlm.3
22 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP AMP YKPM, Yogyakarta, 2002
kualitas dan ukuran organisasi- organisasi itu beragam, setidaknya
mereka bisa dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu:23
1. Struktur fungsional, dimana setiap manajer bertanggung jawab bagi
fungsi-fungsi dispesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2. Struktur unit bisnis, dimana para unit manajer bertanggung jawab
bagi aktifitas-aktifitas dan masing-masing unit, dan unit bisnis
berfungsi sebagai bagian yang semi independen dari perusahaan.
3. Struktur matriks, dimana unit-unit fungsional memiliki tanggung
jawab rangkap.
b. Keselarasan tujuan (goal congruence)
Meskipun sistematis, proses pengendalian manajemen tidak
bersifat mekanis lebih dari itu proses ini meliputi interaksi antar individu
dimana tidak dapat digambarkan dalam cara mekanis. Para manajer
memiliki tujuan pribadi sebagaimana halnya dengan tujuan organisasi.
Masalah pengendalian yang terutama adalah bagaimana mempengaruhi
mereka dalam bertindak demi pencapaian tujuan organisasi. Keselarasan
tujuan berarti, sejauh hal tersebut dimungkinkan, tujuan seorang anggota
organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri.
Sistem pengendalian manajemen seharusnya dirancang dan dioperasikan
dengan prinsip keselarasan tujuan. Faktor informal yang berpengaruh
terhadap keselarasan tujuan baik sistem formal maupun proses informal
memberikan pengaruhnya pada perilaku manusia dalam organisasi
perusahaan. Mereka akan berpengaruh pada tingkat pencapaian dalam
memadukan tujuan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan proses
informal, seperti etos kerja, gaya manajemen dan budaya yang
melingkupi.
c. Sistem Pengendalian Bersifat formal
Faktor- faktor informal yang telah disebutkan di atas memiliki
pengaruh besar pada efektifitas sistem pengendalian manajemen.
23 Antoni Robert N and Vijay Govindarajan, Op.Cit, hal 67
29 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP AMP YKPM, Yogyakarta, 2002, hlm.62-63
30 Antoni Robert N and Vijai Gofindarajan, Op.Cit, hlm. 67
Pengaruh besar lainnya bisa diperoleh dari sistem yang bersifat formal.
Sistem ini bisa diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu sistem
pengendalian itu sendiri dan aturan-aturan.
2.4 Kinerja Organisasi
2.4.1 Pengertian Kinerja Organisasi
Kata perform )kinerja( berasal dari dua kata per yang berarti dari
atau menurut dan from yang berarti cara atau metode melakukan sesuatu
yang memerlukan kecakapan.24
Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai serta merujuk
pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta.
Kinerja merujuk pada suatu pencapaian karyawan atas tugas yang diberikan.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memilih derajat
kesediaan dan tingkat kesediaan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman mengerjakannya.25
Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil
kerja. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat
diukur dan menggambarkan kondisi empiris suatu perusahaan dari berbagai
ukuran yang disepakati. Kinerja manajer adalah tingkat hasil kerja manajer
dalam mencapai persyaratan-persyaratan manajer yang diberikan. Kinerja
adalah hasil kerja manajer baik segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan
standar kerja yang telah ditentukan. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai
maka dilakukan penilaian kinerja.26
24 Toha Jabir AlWani, Bisnis Islami, Ak Group, Yogyakarta, 2005, hlm.17025 Hersey dan blanchard, Manajemen Perilaku Organisasi dan Pendayagunaan SDM,
Erlangga, Jakarta, 1995, hlm. 40626 Yuniawati, Pengaruh lingkungan Eksternal, Perencanaan Strategi terhadap kinerja
Perusahaan; Laporan studi Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana, Universitas Pajajaran Bandung, hlm.48
Penilaian kinerja karyawan adalah masalah penting bagi seluruh
pengusaha. Namun demikian kinerja memuaskan tidak terjadi secara
otomatis, dimana hal ini cenderung akan makin terjadi dengan
menggunakan sistem penilaian manejemen yang baik. Manajemen kinerja
juga merupakan proses bersifat siklus seerti yang diilustrasikan :
Gambar I Siklus Manajemen Kinerja
Siklus manajemen kinerja terdiri atas beberapa aktifitas yang
dijalankan secara bersama-sama oleh manajer dan karyawan sebagai
berikut:27
1. Merencanakan, menyepakati sasaran, target berikut kebutuhan
pengembangan kompetensi atau kemampuan serta siapkan rencana
untuk mencapai sasaran, memperbaiki kinerja dan mengembangkan
kemampuan.
2. Bertindak, implementasi rencana dalam pekerjaan sehari-hari dari
melalui program khusus peningkatan dan pengembangan.
27 Sunarto, Manajemen Karyawan,Aditya Media dan Amos, Yogyakarta, 2005, hlm.153
Evaluasi Bertindak
Ukur
Rencanakan
3. Ukur, pantaulah kinerja berpatokan pada ukuran kinerja, yaitu
membandingkan apa yang telah dicapai dengan apa yang seharusnya
dicapai.
4. Evaluasi, mengevaluasi pencapaian dibandingkan dengan rencana
berdasarkan kinerja yang telah disepakati.
2.4.2 Dimensi atau Indikator Kinerja Organisasi
Menurut Murphi et. al dalam jurnal media ekonomi dan bisnis,
dimensi pengukuran kinerja dapat ditemui dalam berbagai penelitian adalah:
a Pertumbuhan (growt)
Dimensi Pertumbuhan (growt) dikenal sebagai ukuran kinerja
yang paling penting, terutama pada perusahaan kecil dan merupakan uji
kinerja yang baik di tengah kondisi resesi ekonomi dan persaingan yang
ketat. Menurut Hoy et. al dalam jurnal media ekonomi dan bisnis
mengemukakan bahwa pertumbuhan penjualan merupakan indikator
kinerja yang sangat lazim dan telah menjadi konsensus sebagai ukuran
pertumbuhan yang terbaik. Winklud beragumentasi bahwa pertumbuhan
pertama dipicu oleh naiknya permintaan akan produk atau layanan yang
ditawarkan oleh perusahaan yang berarti naiknya penjualan. Indikator
yang dilibatkan adalah pertumbuhan pangsa pasar (market shar’e).28
b Kemampulabaan (profitabiliti)
Dimensi kemampulabaan dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa jauh
perusahaan dapat dikelola secara efektif.29
Pengukuran kinerja yang telah dikembangkan oleh Bae dan
Lawler, menggunakan 8 indikator utama yaitu:
1. Tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan
dalam jangka panjang
2. Tingkat pertumbuhan penjualan
3. Kepuasan kerja karyawan
28 Ibid, hlm. 1929 Ibid, hlm. 20
4. Komitmen dan loyalitas kerja karyawan pada perusahaan
5. Kondisi keuangan perusahaan dilihat dari aspek likuiditas dan
kemampuan dalam meningkatkan sumber- sumber keuangan
6. Citra dan nama baik perusahaan
7. Kualitas produk atau layanan yang dihasilkan perusahaan
8. Produktifitas karyawan
Menurut Mia dan Clarke, kinerja organisasi didefinisikan sebagai
seberapa tinggi tingkat pencapaian target yang telah direncanakan misalnya
tingkat laba, volume penjualan, kualitas produk dan layanan, kondisi
keuangan perusahaan, bertambanhya jumlah area pasar baru )pangsa pasar(,
citra dan nama baik perusahaan, jumlah nasabah yang dihasilkan sesuai
dengan target.30 Dari berbagai pengukuran kinerja yang telah dikembangkan
oleh beberapa pakar di atas, maka dalam penelitian ini, penulis
menggunakan dimensi kinerja dengan menggunakan konsep Mia dan
Clarke.
2.4.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu yang konstruk multidimensional yang
mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja adalah:
1. Faktor personal atau individu
Faktor ini meliputi: pengetahuan, ketrampilan, kemampuan,
kepercayaan diri, komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.
2. Faktor kepemimpinan
Faktor ini meliputi: kualitas dukungan dan semangat, arahan dan
dukungan yang diberikan manajer dalam team leadernya.
3. Faktor tim
Faktor ini meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastuktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam
organisasi.
4. Faktor konstektual
30 Bambang Tjahjadi, Op.Cit, hlm.99
Faktor ini meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan
internal.
2.4.4 Kinerja dalam Islam
Manusia tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan, manusia diciptakan
oleh Allah bukan saja sebagai hiasan pekerjaan tetapi sebagai suatu ciptaan
yang diberikan tugas dan tugas tersebut adalah memelihara ciptaan ini
dengan pekerjaannya. Dengan demikian kerja merupakan salah satu tugas
ilahi yang mengandung kewajiban dan suatu hak. Manusia diberi kekuatan
supaya berusaha untuk mempertahankan diri dari kesukaran hidup. Manusia
diberi kekuatan dan ketabahan untuk menahan semua kesulitan akibat
bekerja keras dalam perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kejayaan.
Pada hakekatnya kehidupan yang bahagia dan kegembiraan yang sempurna
dijamin oleh Al-Qur’an kepada mereka yang berusaha dan bekerja keras
bagi penghidupan mereka. Melalui firman Allah )Q.S. Yunus :19( yang
berbunyi:
من سبقة كلمة ال ولو فاختلفوا وحدة امة اال الناس كان وما
( يختلفون فيه فيما بينهم لقذى ( ربك
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, mereka diberi petunjuk oleh tuhan mereka karena keimanannya, dibawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.
Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad, jika bersikap konsisten
terhadap peraturan Allah, suci niatnya dan tidak melupakan Allah, menurut
Islam pada hakekatnya setiap muslim diminta untuk bekerja, meskipun
hasilnya belum dapat dimanfaatkan olehnya dan orang lain. Seseorang wajib
bekerja, karena bekerja merupakan hak manusia dan merupakan salah satu
cara mendekatkan diri kepada Allah
2.5 Hubungan Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh intensitas persaingan bisnis terhadap kinerja organisasi
Organisasi perusahaan pada umumnya mampu memperoleh
keunggulan persaingan jika posisi yang dimiliki oleh perusahaan mampu
memberi kekuatan yang menonjol di atas kekuatan pesaing, dan
kemampuan untuk membangun image produk perusahaan terhadap
pelanggan. Penempatan posisi produk dapat ditempuh melalui serangkaian
aktifitas seperti menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, memberikan
pelayanan kepada pelanggan melebihi pesaing, menjaga ketersediaan
produk di pasar.
Persaingan suatu organisasi tidak hanya menjadi pemicu harga,
produk dan jaringan persaingan pasar akan tetapi juga ada faktor-faktor
lain seperti adanya sejumlah pesaing di pasar, perubahan regulasi dan
kebijakan pemerintah, dan kesepakatan kepada customer dari yang
ditawarkan kompetitor. Sejalan dengan Porter yang mengatakan bahwa
seluruh jumlah faktor- faktor yang dikumpulkan mempengaruhi suatu
persaingan pasar oganisasi. Untuk itu dengan adanya intensitas persaingan
pasar, banyak organisasi yang bekerja dengan lebih baik. Sehingga diduga
ada hubungan positif antara persaingan pasar dan kinerja organisasi.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas
persaingan bisnis terhadap kinerja organisasi.
2. Pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja organisasi
Kohli dan Jarwoksi mengatakan bahwa besarnya persaingan suatu
perusahaan seharusnya menemukan suatu keinginan pelanggan dan
menciptakan nilai superior pelanggan untuk kepuasan mereka. Mereka
juga mengatakan bahwa suatu organisasi seharusnya mengukur
keuntungan dan biaya yang diharapkan serta mengejar keuntungan
terhadap peningkatan orientasi strategi pasar, peningkatan orientasi pasar
mungkin akan menghalangi kinerja. Strategi merupakan rencana terpadu
tentang uraian produk, kegiatan, fungsi dan pasar yang saat ini dijalankan
oleh perusahaan untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Strategi
disusun berdasarkan keunggulan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan. Strategi bersaing dimaksud melakukan sesuatu yang berbeda
dengan para pesaing dalam industri yang sama. Setiap perusahaan
mempunyai kebebasan untuk menentukan strategi mana yang akan
dipergunakan dalam bersaing. Swamidass dan Newel, serta Yeoh dan
Joeong mengemukakan bahwa strategi merupakan alat untuk melakukan
adaptasi dan merupakan faktor penentu utama kinerja perusahaan. James
dan Halten menegaskan bahwa kinerja merupakan fungsi dari strategi.
Variabel strategi bersaing ini diduga mempunyai hubungan yang positif
terhadap kinerja perusahaan.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi bersaing
terhadap kinerja organisasi
3. Pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja organisasi
Setiap organisasi selalu memiliki fungsi pengendalian manajemen.
Pengendalian manajemen tersebut ada sejak organisasi berdiri dan akan
tetap ada bersama dengan keberlangsungan organisasi. Manajemen yang
baik membutuhkan pengendalian yang efektif. Perencanaan yang baik,
tujuan yang dinyatakan dengan jelas, struktur organisasi, tidak akan bisa
mengantarkan kesuksesan organisasi tanpa didukung oleh adanya sistem
pengendalian manajemen yang memadai. Tidak mungkin organisasi ada
tanpa pengendalian. Salah satu bentuk pengendalian adalah pengukuran
kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan
bagian dari fungsi pengendalian manajemen karena pengukuran kinerja
dapat digunakan untuk melakukan pengendalian aktifitas. Setiap aktifitas
harus terukur kinerjanya agar dapat diketahui tingkat efisiensi dan
efektifitasnya. efisiensi dan efektifitas tersebut merupakan dasar untuk
melakukan penilaian kinerja.
H3 :Terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem pengendalian
manajemen terhadap kinerja organisasi
2.6 Kerangka Teoritis
Bertitik tolak dari uraian dalam pendahuluan dan landasan teori
tersebut di atas, maka kerangka pemikiran teoritis yang diketengahkan adalah
sebagai berikut:
Gambar 2
Kerangka Teoritis
Dari model penelitian di atas, dapat dijelaskan bahwa ketiga variabel
independent yaitu intensitas persaingan bisnis, strategi bersaing, sistem
pengendalian manajemen akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
III. METODE PENELITIAN
Metode pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan dan suatu penelitian. Langkah- langkah yang akan ditempuh agar
relevan dengan masalah yang telah dirumuskan, maka penulis menggunakan
metode penelitian sebagai berikut:
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan asosiatif atau
korelasional, yaitu ingin mengetahui tingkat hubungan antara variabel bebas
)persaingan bisnis, strategi bersaing, dan sistem pengedalian manajemen(
dengan variabel terikat )kinerja organisasi(. Data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer ini
diperoleh langsung dari manajer BMT, bagian keuangan dan bagian
pemasaran sekitar Demak dengan menggunakan instrumen kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
Intensitas persaingan Bisnis) X1(
Strategi Bersaing)X2(
Sistem Pengendalian Manajemen)X3(
Kinerja Organisasi)Y(
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang diketahui. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
tangan kedua, artinya peneliti peroleh lewat pihak lain diantaranya artikel,
jurnal, buku referensi, skripsi terdahulu, literatur-literatur yang mendukung
dan instansi terkait atau erat hubungannya dengan penelitian ini31
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu wilayah organisasi yang terdiri atas suatu obyek
atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.32
Dalam perencanaan atau penelitian, peneliti diharapkan pada pilihan
atau hanya mempelajari keseluruhan untuk populasi atau hanya mempelajari
sebagian unsur yang diambil dari bagian yang lebih besar atau sama orang
yang telah dirumuskan secara jelas disebut populasi, sedangkan bagian unsur
yang diambil dari populasi yang lebih besar dinamakan sampel dan proses
pengambilan unsur disebut sampling.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BMT yang terdapat di
sekitar Kabupaten Demak. Sedangkan yang diambil sebagai sample meliputi
manajer BMT, karyawan bagian keuangan dan karyawan bagian pemasaran.
3.4 Tekhnik Pengambilan Data
Pengumpulan dilakukan dengan metode survay yang menggunakan
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan pada para manajer BMT,
karyawan bagian keuangan dan karyawan bagian pemasran di Kabupaten
Demak, di mana pengambilan kuesioner dilakukan secara langsung.
3.5 Operasional Variabel
No. Variabel Dimensi Indikator Skala
1 Persaingan
bisnis )X1(
Persaingan
sesama
a. Adanya Jumlah Differensial
31 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm.200
32 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2005, hlm.55
perusahaan dalam
industri.
pesaing
b. Margin Profit yang
rendah
c. Karakteristik produk
yang dimiliki
d. Pelaksanaan saluran
distribusi dan
promosi
e. Penurunan pembelian
oleh konsumen
f. Peningkatan
kemampuan ekonomi
konsumen
Semantik
2 Strategi
Bersaing )X2(
a. Prospector a. Memperluas pangsa
pasar keberbagai
daerah
b. Tingkat keragaman
produk baru yang
ditawarkan
c. Banyak kelompok
konsumen yang
dilayani
d. Tingkat kualitas
produk yang
dihasilkan
e. Identifikasi pasar
f. Tingkat keunikan
produk baru yang
ditawarkan
g. Tingkat inovasi
dalam menyajikan
Differensial
Semantik
b. Defender
produk atau jasa yang
dijual
h. Menambah segmen
pasar
i. Ratio nilai produk
dan harga yang lebih
baik dibanding
pesaing
a. Tidak menambah
segmen pasar
b. Mencari informasi
dalam
mempertahankan
stabilitas pasar
c. Memiliki sedikit line
produk
d. Mempertahankan
pangsa pasar
dibandingkan dengan
memperluasnya
e. Menekankan
penggunaan strategi
stabilitas dan
efisiensi
3 Sistem
pengendalian
manajemen
)X3(
a. Sistem
pengendalian
formal
a. Merencanakan
aktifitas yang akan
dilakukan organisasi
b. Penggunaan proses
anggaran untuk
diskusi dengan
rekan-rekan bawahan
Differensial
Semantik
b. Sistem
pengendalian
informal
mengenai perubahan
yang akan terjadi
dalam perusahaan
c. Adanya rapat atau
pertemuan rutin
dalam perusahaan
d. Adanya program-
program kerja dalam
perusahaan
a. Loyalitas karyawan
terhadap organisasi
b. Keuletan dan
semangat kerja yang
dimiliki oleh
karyawan dalam
menjalankan tugas
secara tepat waktu
c. Hubungan
komunikasi antara
pemimpin dan
bawahan
4 Kinerja
organisasi )Y(
a. Kualitas
perusahaan
a. Tingkat
pertumbuhan
penjualan
b. Tingkat kemampuan
perusahan dalam
memperoleh
keuntungan jangka
panjang
c. Kualitas produk dan
layanan yang
Differensial
Semantik
b. Kuantitas
perusahaan
dihasilkan
d. Kondisi keuangan
perusahaan dilihat
dari aspek modal dan
kemampuan dalam
meningkatkan laba
perusahaan
e. Bertambahnya
jumlah arena pasar
baru
a. Citra dan nama baik
perusahaan
b. Jumlah nasabah
yang dihasilkan
sesuai dengan target
yang ditentukan
3.6 Analisis Data
Suatu penelitian akan sangat membutuhkan suatu analisis data dan
interpretasi yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
dalam rangka mengungkap suatu fenomena sosial tertentu. Analisis data
adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diintrepetasikan. Metode yang dipilih dalam menganalisis data
harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti.33
3.6.1 Analisis Diskriptif
Analisis ini merupakan suatu analisis yang menguraikan data hasil
penelitian tanpa melakukan pengujian. Meliputi pendidikan responden,
lamanya bekerja, dan umur responden.
3.6.2 Uji Validitas dan Realibilitas
33 Diah Suryani kusuma Wardani, Penelitian Kuantitatif, Tiara Wacana, 1989, hlm.300
Untuk memperoleh informasi yang relevan dan cukup tinggi
kesahihannya, mak angket yang digunakan diuji lebih dulu.
1( Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Untuk menguji validitas instrumen dapat
melakukan korelasi skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk
atau variabel.34
Memekai rumus Produt Moment sebagai berikut :35
Dimana :
X : Jumlah skor tiap item.
Y : Jumlah total tiap item
N : Jumlah responden
2( Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60.36 Untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
untuk mencari reliabilitas digunakan teknik dari Cronbach. Rumusnya
sebagai berikut :37
Rxy =
Dimana :
Rxy : Reliabilitas butir pertanyaan atau soal
K : Banyaknya varians butir
: Jumlah varians butir
) : Varians total
3( Uji Asumsi Klasik
34 Imam Ghazali, Analisis Multivarite Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002, Hlm. 42
35 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, Hlm. 11136 Imam Gahazali, Op.Cit, Hlm. 4237 Husein Umar, Op.Cit, Hlm. 125
1.Uji Multikolinearitas, yaitu bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi bebas )independent(. Model
mengenai regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
independen.
1( Uji Heteroskedastisitas, yaitu bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastistas dan jika
bebeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastistas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
2( Uji Autokorelas, yaitu bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelai antara variabel ambang )penggangu( pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
)sebelumnya(. Untuk mengetahui apakah pada model regresi
mengandung autokorelasi dapat digunakan Durbin Watson Test.
3( Uji Normalitas, yaitu bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak dengan
menggunakan analisis grafik.38
4( Analisis Statistik
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk menguji hipotesa dari penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya. Yaitu untuk mengetahui apakah
ada pengaruh antara intensitas persaingan bisnis, strategi bersaing
dan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja organisasi.
Dalam penelitian ini menggunakan rumus persamaan regresi
ganda untuk menganalisis data. Bentuk persamaan garis regresi
ganda adalah :
Rumus :
38 Ibid, Hlm. 110
Y : a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
Dimana :
Y : Kinerja Organisasi
a, b1,b2, b3 : Koefisien regresi
x1 : Intensitas Persaingan Bisnis
x2 : Strategi Bersaing
x3 : Sistem Pengendalian Manajemen
e : Eror
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara koefisien
regresi variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak
terhadap tergantung.39 Formula Uji F adalah :
F =
Dimana :
R2 : Koefisien determinasi
K : Jumlah variabel
N : Jumlah sampel
a. Menghitung Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengukur ketepatan modal analisis yang
dibuat. Nilia koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
besarnya sumbangan dari variabel bebas yang diteliti terhadap
variasi variabel tergantung. Bila R2 mendekati angka satu, maka
dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap
variabel tergantung semakin besar. Hal ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel
39 Domadur Gujarati, Ekonomika Dasar, Erlangga, 1999, Jkarta, Hlm. 120
tergantung.50 Koefisien determinasi digunakan rumus sebagai
berikut :
R2 =
Dimana :
R2 : Koefisien determinsi
ESS : Jumlah kuadrat yang dijelaskan
RSS : Jumlah kuadrat residual
TSS : ESS + RSS
b. Uji-t )Persial(
Digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan
variabel bebas secara persial terhadap variabel tergantung, 40
menggunakan uji masing-masing koefisien regresi variabel
bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak
terhadap variabel terikat41
Uji-t dirumuskan sebagai berikut :
t =
Dimana :
: Koefisien Regresi
40 Ibid, Hlm. 13941 Ibid, Hlm. 74
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muhammad Al-Assal dan Fathi Abdul Karim, Sistem Prinsip dan tujuan
Ekonomi Islam, Alih Bahasa H Imam Saifudin, Pustaka Setia, Bandung, 1999
Bambang Tjahjadi, “Pengaruh Intensitas Persaingan, Strategi Bersaing, Sistem
Pengendalian Manajemen terhadap Perilaku Disfungsional Manajer, Jurnal
Ventura, Vol. 9, no.2 Agustus, 2006
Faisal Tri Jatmiko, “Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar, Strategi dan
Ketidakpastian Lingkungan yang dirasakan terhadap Penggunaan Informasi
sistem akuntansi manajemen dan kinerja unit bisnis”, Jurnal JAAI, vol.10,
no.1, Juni 2006
Gudono, “Pengaruh Intensitas Kompetisi Pasar terhadap hubungan antara
Penggunaan Informasi Sistem akuntansi Manajemen dan Kinerja unit bisnis
dan Kepuasan Kerja, Jurnal AMKP, 2007
Arfan Ihsan, “Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar terhadap Kinerja Unit
Perusahaan”, Jurnal Maksi, Vol.3, Agustus 2003
Adlli, “Assosiasi Sistem Kompensasi Insentif dan Motivasi Kerja Manajer dengan
misi strategic build sebagai variabel Pemoderasi”,Jurnal Kepuasan Kerja
dan motivasi Kerja
Mulyadi dan Johni Setiawan, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen,
Salemba 4, Jakarta, Edisi 4, 2001
Hersey dan blanchard, Manajemen Perilaku Organisasi dan Pendayagunaan
SDM, Erlangga, Jakarta, 1995
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta, 1998
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Praja Grafindo Persada, Jakarta,
1921
Diah Suryani kusuma Wardani, Penelitian Kuantitatif, Tiara Wacana, 1989
Imam Ghazali, Analisis Multivarite Dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang, 2002