ambliopia

39
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Proses penglihatan mengalami perkembangan dimulai sejak bayi lahir. Terdapat beberapa periode kritis untuk mencapai tingkat yang matang. Periode kritis pertama yang paling menentukan ialah 6 bulan pertama kehidupan, kemudian sampai 2 tahun, berikutnya sampai 5 tahun. Sesudah 5 tahun masih ada perkembangan, tetapi sudah tidak begitu pesat lagi sampai usia 9 tahun. Selama masa ini sistem penglihatan peka terhadap faktor ambliopiogenik yaitu deprivasi cahaya, kurang fokusnya alat optic dan strabismus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman secara perlahan yang pada akhirnya menetap. 1,2 Sistem penglihatan saat lahir belum sempurna dengan tajam penglihatan 1 per tak terhingga. Perkembangan tajam penglihatan berlangsung selama bulan pertama dalam kehidupan. Retina, nervus optikus dan korteks visual mulai berkembang pada umur 1 minggu. Mielinisasi saraf optic, perkembangan korteks visual dan pertumbuhan badan genikulatum lateral berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan. Fovea yang merupakan bagian dari retina yang paling sensitive, perkembangan sempurna pada umur 4 tahun. Rangsangan penglihatan penting untuk perkembangan penglihatan normal. Perkembangan jaras penglihatan di system saraf pusat 1

Upload: ferdy-moreza

Post on 06-Aug-2015

194 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: ambliopia

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Proses penglihatan mengalami perkembangan dimulai sejak bayi lahir. Terdapat beberapa

periode kritis untuk mencapai tingkat yang matang. Periode kritis pertama yang paling

menentukan ialah 6 bulan pertama kehidupan, kemudian sampai 2 tahun, berikutnya sampai 5

tahun. Sesudah 5 tahun masih ada perkembangan, tetapi sudah tidak begitu pesat lagi sampai usia

9 tahun. Selama masa ini sistem penglihatan peka terhadap faktor ambliopiogenik yaitu deprivasi

cahaya, kurang fokusnya alat optic dan strabismus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan

ketajaman secara perlahan yang pada akhirnya menetap. 1,2

Sistem penglihatan saat lahir belum sempurna dengan tajam penglihatan 1 per tak

terhingga. Perkembangan tajam penglihatan berlangsung selama bulan pertama dalam

kehidupan. Retina, nervus optikus dan korteks visual mulai berkembang pada umur 1 minggu.

Mielinisasi saraf optic, perkembangan korteks visual dan pertumbuhan badan genikulatum lateral

berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan. Fovea yang merupakan bagian dari retina

yang paling sensitive, perkembangan sempurna pada umur 4 tahun. Rangsangan penglihatan

penting untuk perkembangan penglihatan normal. Perkembangan jaras penglihatan di system

saraf pusat membutuhkan otak yang menerima banyangan dengan jelas dan seimbang. Berbagai

proses yang mempengaruhi atau menghambat perkembangan jaras penglihatan pada otak dapat

menimbulkan ambliopia.2

Amblyopia adalah penurunan ketajaman penglihatan, meskipun sudah diberi koreksi

yang terbaik, dapat unilateral atau bilateral (jarang) yang tidak dapat dihubungkan langsung

dengan kelainan struktural mata maupun jaras penglihatan posterior. 3

Klasifikasi amblyopia dibagi ke dalam beberapa kategori dengan nama yang sesuai

dengan penyebabnya yaitu amblyopia strabismik, fiksasi eksentrik, amblyopia anisometropik,

amblyopia isometropia dan amblyopia deprivasi. 3

1

Page 2: ambliopia

Amblyopia, dikenal juga dengan istilah "mata malas" (lazy eye), adalah masalah dalam

penglihatan yang memang hanya tentang 2 - 3% populasi, tapi bila dibiar – biarkan akan sangat

merugikan nantinya untuk kehidupan si penderita. Amblyopia tidak dapat sembuh dengan

sendirinya, dan amblyopia yang tidak diterapi dapat menyebabkan gangguan penglihatan

permanen. Jika nantinya pada mata yang baik itu timbul suatu penyakit atau trauma, maka

penderita akan tergantung pada penglihatan buruk mata yang amblyopia, oleh karena itu

amblyopia harus ditatalaksana segera. 4

Hampir seluruh amblyopia itu dapat dicegah dan bersifat reversibel dengan deteksi dini

dan intervensi yang tepat. Anak dengan amblyopia atau yang beresiko amblyopia hendaknya

dapat diidentifikasi pada usia dini, dimana prognosis keberhasilan terapi akan lebih baik.3

1.2. Batasan Masalah

CSS ini dibatasi pada pembahasan definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi,

diagnosis, penatalaksanaan, serta prognosis dari ambliopia.

1.3. Tujuan Penulisan

CSS ini disusun untuk lebih memahami mengenai definisi, epidemiologi, patofisiologi,

klasifikasi, diagnosis, penatalaksanan, serta prognosis dari ambliopia.

1.4. Manfaat Penulisan

CSS ini disusun dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman mengenai ambliopia

mencakup definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, deteksi dini,

penatalaksanan, serta prognosis ambliopia.

1.5. Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai

literatur, termasuk buku teks dan berbagai makalah ilmiah.

2

Page 3: ambliopia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Ambliopia berasal dari bahasa Yunani amblys yaitu kabur, dan ops adalah penglihatan.

Ambliopia adalah suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai optimal sesuai

dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah dikoreksi kelainan refraksinya. Anak-anak

rentan menderita ambliopia hingga usia 7 tahun dan biasanya terjadi pada satu mata, namun

dapat juga terjadi pada kedua bola mata. Keadaan ini tidak berhubungan langsung dengan

kelainan struktur mata atau kelainan pada jalur visual posterior. Kurangnya tajam penglihatan

pada ambliopia tidak dapat dikoreksi dengan kaca mata dan tidak ditemukan kausa organik pada

pemeriksaan fisik mata. Pada kasus yang keadaannya baik dapat dikembalikan fungsi

penglihatan dengan pengobatan. 1,3

Terminologi ambliopia saja biasanya merujuk pada ambliopia fungsional, yaitu suatu

ambliopia yang bersifat reversible dengan terapi oklusi. Ambliopia organik adalah ambliopia

yang ireversibel. Sebagian besar kasus penurunan fungsi penglihatan karena ambliopia dapat

dicegah/ dikembalikan fungsinya dengan intervensi yang tepat. Pengembalian fungsi penglihatan

bergantung pada beberapa faktor seperti lamanya penurunan fungsi penglihatan, tingkat

kematangan visual, dan usia dimulainya terapi. 5

2. 2 EPIDEMIOLOGI

Angka prevalensi ambliopia di Amerika berkisar antara 1%- 3%. Diperkirakan sekitar 5,9

juta orang dengan ambliopia hidup di Amerika. Angka kejadian ambliopia lebih tinggi di negara

berkembang. The National Eye Instiute telah melaporkan bahwa ambliopia merupakan penyebab

terbanyak terjadinya kehilangan penglihatan unilateral pada pasien usia di bawah 7 tahun.

Prevalensi ambliopia tidak dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. Berdasarkan penelitian

terhadap 3.654 orang usia 49 tahun ke atas di Sydney, Australia, didapatkan diagnosis ambliopia

sebanyak 3,2%, dengan ketajaman penglihatan 20/40 atau kurang, dan 2,9 % dengan ketajaman

penglihatan 20/30.2

3

Page 4: ambliopia

Usia rata-rata kejadian ambliopia bervariasi tergantung pada penyebabnya. Pada 961

anak-anak dengan ambliopia, usia rata-rata munculnya anisometropik 5,6 tahun, strabismus 3,3

tahun, dan campuran 4,4 tahun. Batas usia teratas berkembangnya ambliopia pada anak yang

mengalami ambliopia dengan kondisi tertentu (seperti katarak traumatik) telah dilaporkan berada

pada usia antara 6 sampai 10 tahun. Individu dengan ambliopia memiliki risiko tinggi untuk

penurunan penglihatan dan kebutaan. Penelitian terhadap 370 orang yang mengalami ambliopia

unilateral menderita kebutaan 1,2%.2

Prevalensi ambliopia sebagai penyebab cacat penglihatan kira-kira sebesar 0,023%,

sehingga kira-kira 1,2 % (0,023% / 2 %) orang dengan ambliopia < 0,3 % akhirnya akan berakhir

dengan cacat penglihatan. Ambliopia bilateral ditemukan sebanyak 6,7 % yang seharusnya dapat

dicegah dengan deteksi dan terapi yang dini.2

Gambar 1. Berbagai jenis ambliopia

4

Page 5: ambliopia

2.3 PATOFISIOLOGI

Ambliopia dipercaya terjadi karena kurangnya rangsangan untuk meningkatkan

perkembangan penglihatan. Penyebab-penyebab ekstraneural seperti katarak, astigmatisme,

strabismus, atau kelainan refraksi yang tidak dikoreksi, merupakan pemicu yang dapat

mengakibatkan penurunan fungsi visual pada orang yang sensitif. Derajat ringan beratnya

ambliopia ditentukan oleh lamanya penderita mengalami kurangnya rangsang untuk penglihatan

makula. Ambliopia yang ditemukan pada usia dibawah 6 tahun masih dapat dilakukan latihan

untuk perbaikan fungsi penglihatan. Oleh karena itu, sangat penting pemeriksaan kesehatan mata

anak sejak dini. 1

Pada patofisiologi ambliopia, terdapat dua mekanisme penyebab yaitu nirpakai dan

supresi. Ambliopia nirpakai terjadi akibat tidak dipergunakannya elemen visual retino-kortikal

pada saat masa kritis perkembangan penglihatan, yaitu sebelum usia 9 tahun. Ambliopia supresi

terjadi pada tingkat kortikal dimana terdapat skotoma absolut pada penglihatan binokular untuk

mencegah diplopia pada mata yang juling, atau hambatan binokular pada bayangan retina yang

tidak jelas. Supresi tidak berhubungan dengan masa perkembangan penglihatan.1

Pada amblyopia terdapat kerusakan penglihatan sentral, sedangkan daerah penglihatan

perifer dapat dikatakan masih tetap normal. Studi eksperimental pada binatang serta studi klinis

pada bayi dan balita, mendukung konsep adanya suatu periode kritis yang peka dalam

berkembangnya kondisi amblyopia. Periode kritis ini sesuai dengan perkembangan sistem

penglihatan anak yang sensitif terhadap masukan abnormal yang diakibatkan oleh rangsangan

deprivasi, strabismus, atau kelainan refraksi yang signifikan. 3

Secara umum, periode kritis untuk amblyopia deprivasi terjadi lebih cepat disbanding

strabismus maupun anisometropia. Lebih lanjut, waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya

amblyopia ketika periode kritis lebih singkat pada rangsang deprivasi dibandingkan strabismus

atau anisompetropia.3

5

Page 6: ambliopia

Tabel 1. Perkembangan Penglihatan Milestones

Masa kritis dalam perkembangan ketajaman penglihatan pada seseorang dibagi menjadi

tiga, yaitu : 5

1. Perkembangan ketajaman penglihatan dari 20/200 sampai 20/20, yang terjadi dari sejak lahir

sampai usia 3 – 5 tahun.

2. Masa dengan resiko tertinggi terjadinya ambliopia, yaitu sejak usia beberapa bulan hingga 7

– 8 tahun.

3. Masa dimana ambliopia dapat disembuhkan, yaitu dari waktu terjadinya ambliopia sampai

masa remaja, bahkan kadang-kadang sampai masa dewasa.

2.4  KLASIFIKASI

Ambliopia dibagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan gangguan / kelainan yang

menjadi penyebabnya.3

2.4.1. AMBLIOPIA STRABISMIK

Ambliopia yang paling sering ditemukan ini terjadi pada mata yang berdeviasi konstan.

Konstan,  tropia yang tidak bergantian (nonalternating, khususnya esodeviasi) sering

menyebabkan amblyopia yang signifikan.3 Ambliopia umumnya tidak terjadi bila ada fiksasi

yang bergantian, sehingga masing - masing mata mendapat jalan / akses yang sama ke pusat

6

Page 7: ambliopia

penglihatan yang lebih tinggi, atau bila deviasi strabismus bertahan intermiten maka akan ada

suatu periode interaksi binokular yang normal sehingga kesatuan sistem penglihatan tetap terjaga

baik.6

Amblyopia strabismik diduga disebabkan karena kompetisi atau terhambatnya interaksi

antara neuron yang membawa input yang tidak menyatu (fusi) dari kedua mata, yang akhirnya

akan terjadi dominasi pusat penglihatan kortikal oleh mata yang berfiksasi dan pada akhirnya

terjadi penurunan respon terhadap input dari mata yang tidak berfiksasi.1

Penolakan kronis dari mata yang berdeviasi oleh pusat penglihatan binokular ini

tampaknya merupakan faktor utama terjadinya amblyopia strabismik, namun pengaburan

bayangan foveal oleh karena akomodasi yang tidak sesuai, dapat juga menjadi factor tambahan.6

Hal tersebut di atas terjadi sebagai usaha inhibisi atau supresi untuk menghilangkan

diplopia dan konfusi.8(Konfusi adalah melihat 2 objek visual yang berbeda tapiberhimpitan, satu

di atas yang lain).7

Ketika kita menyebut amblyopia strabismik, kita langsung mengacu pada esotropia,

bukan eksotropia. Perlu diingat, tanpa ada gangguan lain, esotropia primer-lah, bukan eksotropia,

yang sering diasosiasikan dengan amblyopia. Hal ini disebabkan karena eksotropia sering

bertahan intermiten dan / atau deviasi alternat disbanding deviasi unilateral konstan, yang

merupakan "prasyarat" untuk terjadinya amblyopia.9

Jenis strabismus Primer dan ada atau tidaknya Amblyopia9

1. Esotropia Primer

a. Intermiten : tidak ada ambliopia

b. alternating :tidak ada ambliopia

c. Konstan unilateral (sering): Amblyopia

2. Eksotropia Primer

a. Intermiten : tidak ada amblyopia

b. Alternating: tidak ada amblyopia

c. Konstan unilateral (jarang) : Amblyopia

7

Page 8: ambliopia

fiksasi eksentrik mengacu kepada penggunaan regio nonfoveal retina terus

menerusuntuk penglihatan monokular oleh mata amblyopia.3 Fiksasi eksentrik ada sekitar80%

dari penderita amblyopia.10 Fiksasi eksentrik ringan (derajat minor), hanya dapat dideteksi

dengan uji khusus, seperti visuskop, banyak ditemukan pada penderita amblyopia strabismik dan

hilangnya tajam penglihatan ringan. 3

Secara klinis bukti adanya fiksasi eksentrik, dapat dideteksi dengan melihat reflex kornea

pada mata amblyopia tidak pada posisi sentral, dimana ia memfiksasi cahaya, dengan mata

dominan ditutup.3Umumnya tajam penglihatan adalah 20/200 (6 / 60) atau lebih buruk lagi. 3,

11Penggunaan regio nonfoveal untuk fiksasi tidak dapat disimpulkan sebagai penyebab utama

menurunnya penglihatan pada mata yang amblyopia. Mekanisme fenomena ini masih belum

diketahui.1

2.4.2 AMBLYOPIA ANISOMETROPIK

Terbanyak kedua setelah amblyopia strabismik adalah amblyopia anisometropik, terjadi

ketika adanya perbedaan refraksi antara kedua mata yang menyebabkan pada akhirnya bayangan

pada satu retina tidak fokus.3

Jika bayangan di fovea pada kedua mata berbeda bentuk dan ukuran yang disebabkan

karena kelainan refraksi yang tidak sama antara kiri dan kanan, maka terjadi rintangan untuk

fusi. Lebih - lebih fovea mata yang lebih ametropik akan menghalangi pembentukan

bayangan (form vision). 7

Kondisi ini diperkirakan sebagian akibat efek langsung dari bayangan kabur pada

perkembangan tajam penglihatan pada mata yang terlibat, dan sebagian lagi akibat kompetisi

interokular atau inhibisi yang serupa (tapi tidak harus identik) dengan yang terjadi pada

amblyopia strabismik.3

Derajat ringan anisometropia hyperopia atau astigmatisma (1-2 D) dapat menyebabkan

amblyopia ringan. Myopia anisometropia ringan (<- 3 D) biasanya tidak menyebabkan

amblyopia, tapi myopia tinggi unilateral (- 6 D) sering menyebabkan amblyopia berat.3 Begitu

juga dengan hyperopia tinggi unilateral (+ 6 D). Tapi pada beberapa pasien (Kemungkinan onset-

nya terjadi pada umur lanjut), gangguan penglihatan, anehnya, adalah ringan. Kapan gangguan

8

Page 9: ambliopia

penglihatan amat sangat besar, sering didapat bukti adanya malformasi atau perubahan

degeneratif pada mata ametropia yang menyebabkan kerusakan fungsional atau menambah

faktor amblyopiogenik.6

2.4.3AMBLYOPIA ISOMETROPIA

Amblyopia isometropia terjadi akibat kelainan refraksi tinggi yang tidak dikoreksi, yang

ukurannya hampir sama pada mata kanan dan mata kiri. 3 Dimana meskipun telah dikoreksi

dengan baik, tidak langsung memberi hasil penglihatan normal. Tajam penglihatan membaik

sesudah koreksi lensa dipakai pada suatu periode waktu (beberapa bulan). Khusus untuk

amblyopia tipe ini yaitu, hilangnya penglihatan ringan dapat diatasi dengan terapi penglihatan,

karena interaksi abnormal binokular bukan merupakan factor penyebab.9 Mekanismenya hanya

karena akibat bayangan retina yang kabur saja.3 Pada amblyopia isometropia, bayangan retina

(dengan atau tanpa koreksi lensa) sama dalam hal kejelasan / kejernihan dan ukuran. 9

Hyperopia lebih dari 5 D dan myopia lebih dari 10 D beresiko menyebabkan bilateral

amblyopia1,14 Dan harus dikoreksi sedini mungkin agar tidak terjadi amblyopia.11

2.4.4. AMBLYOPIA DEPRIVASI

Istilah lama amblyopia ex anopsia atau "disuse amblyopia" sering masih digunakan

untuk amblyopia deprivasi, dimana sering disebabkan oleh kekeruhan media congenital atau

dini3, Akan menyebabkan terjadinya penurunan pembentukan bayangan yangakhirnya

menimbulkan amblyopia.11 Bentuk amblyopia ini sedikit kita jumpai namun merupakan yang

paling parah dan sulit diperbaiki.3 Amblyopia bentuk ini lebih parah pada kasus unilateral

dibandingkan bilateral dengan kekeruhan identik. 11

Anak kurang dari 6 tahun, dengan katarak kongenital padat / total yang menempati

daerah sentral dengan ukuran 3mm atau lebih, harus dianggap dapat menyebabkan amblyopia

berat. Kekeruhan lensa yang sama yang terjadi pada usia> 6 thn lebih tidak berbahaya.3

Amblyopia oklusi adalah bentuk amblyopia deprivasi disebabkan karena penggunaan

9

Page 10: ambliopia

patch (penutup mata) yang berlebihan.3 Amblyopia berat dilaporkan dapat terjadi satu minggu

setelah penggunaan patching unilateral pada anak usia <2 tahun sesudah menjalani operasi

ringan pada kelopak mata.6

2.5 MANIFESTASI KLINIS 5

Pada pasien yang dicurigai menderita ambliopia harus ditanyakan tentang riwayat

penggunaan patch pada mata atau penggunaan obat tetes mata sebelumnya. Juga harus dicari

tentang riwayat penyakit mata dan operasi mata. Dari keluarga pasien harus dicari tentang

riwayat strabismus dan penyakit mata lainnya.

Gambar 2. Penutup mata (patch)

Ambliopia sering tidak terdeteksi karena tidak bergejala, kecuali terdapat abnormalitas

pada mata anak tersebut. Anak-anak sering mengeluh penglihatan satu mata baik sedangkan

mata lainnya buruk. Oleh karena itu peran orang tua sangat dibutuhkan. Beberapa tanda pada

mata dengan ambliopia, seperti :

Berkurangnya penglihatan satu mata.

Menurunnya tajam penglihatan terutama pada fenomena crowding.

Hilangnya sensitivitas kontras.

Mata mudah mengalami fiksasi eksentrik.

Adanya anisokoria.

10

Page 11: ambliopia

Tidak mempengaruhi penglihatan warna.

Biasanya daya akomodasi menurun.

Sering menutup satu mata bila membaca atau melihat papan tulis

Pada ERG dan EEG penderita ambliopia dapat normal yang berarti tidak terdapat kelainan

organik pada retina maupun korteks serebri.

2.6. DIAGNOSIS

Amblyopia didiagnosis bila ada penurunan tajam penglihatan yang tidak dapat dijelaskan,

dimana hal tersebut terkait dengan riwayat atau kondisi yang dapat menyebabkan amblyopia.3

2.6.1 Anamnesis

Kapan menemukan pasien amblyopia, ada 4 pertanyaan penting yang harus kita tanyakan dan

harus dijawab dengan lengkap, yaitu:9

1. Kapan pertama kali ditemukan kelainan amblyogenik? (Seperti strabismus, anisometropia, dll)

2. Kapan penatalaksanaan pertama kali dilakukan?

3. Terdiri dari apa saja penatalaksanaan itu?

4. Bagaimana kedisiplinan pasien terhadap penatalaksanaan itu?

Sebagai tambahan, penting juga ditanyakan riwayat keluarga yang menderita strabismus

atau kelainan mata lainnya, karena hal tersebut merupakan predisposisi seorang anak menderita

amblyopia. 5 Strabismus ditemukan sekitar 4% dari keseluruhan populasi. Frekuensi strabismus

yang "diwariskan" berkisar antara 22% - 66%. Frekuensi esotropia diantara saudara sekandung,

dimana pada orang tua tidak ditemukan kelainan tersebut, adalah 15%. Jika salah satu orang

tuanya esotropia, frekuensi meningkat sampai 40%. (Informasi ini tidak mempengaruhi

prognosis, tapi penting untuk keturunannya). 9

2.6.2 Pemeriksaan fisik

11

Page 12: ambliopia

1. Tajam Penglihatan

Penderita amblyopia kurang mampu untuk membaca bentuk / huruf yang rapat dan

mengenali pola apa yang dibentuk oleh gambar atau huruf tersebut. Tajam penglihatan yang

dinilai dengan cara konvensional, yang berdasar pada kedua fungsi tadi, selalu subnormal. 6

Menentukan tajam penglihatan mata amblyopia pada anak adalah pemeriksaan

yangpaling penting.3Meskipun untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya sulit

pada pasien anak - anak, tapi untungnya penatalaksanaan amblyopia sangat efektif dan efisien

pada anak - anak.6

Anak yang sudah mengetahui huruf balok dapat di tes dengan karta Snellen standar. Untuk

Nonverbal Snellen, yang banyak digunakan adalah tes "E" dan tes "HOTV". Tes lain adalah

dengan simbol LEA. (Gambar 2) Bentuk ini mudah untuk anak usia ± 1 tahun (todler), dan mirip

dengan konfigurasi huruf Snellen. Caranya sama dengan tes HOTV.6

Gambar 3. Contoh visual acuity charts: (A) Snellen, (B) HOTV, (C) Lea, (D) Allen

2. Tes Ambliopia

12

Page 13: ambliopia

a. Uji Crowding Phenomenon

Telah diketahui bahwa penderita amblyopia sulit untuk mengidentifikasi huruf yang

tersusun linear (sebaris) dibandingkan dengan huruf yang terisolasi, maka dapat kita lakukan

dengan menempatkan balok disekitar huruf tunggal. Hal ini disebut "Crowding Phenomenon".6

Terkadang mata amblyopia dengan tajam penglihatan 20/20 (6 / 6) pada huruf isolasi

dapat turun sampai 20/100 (6 / 30) bila ada interaksi bentuk (countour interaction). Perbedaan

yang besar ini terkadang muncul juga saat pasien yang sedang diobati kontrol, dimana tajam

penglihatan jauh lebih baik pada huruf isolasi dari huruf linear. Oleh karena itu, amblyopia

belum dikatakan sembuh sampai tajam penglihatan linear kembali normal.6

Gambar 4. Balok interaktif yang mengelilingi huruf Snellen

b. Netral density (nd) filter test

Tes ini digunakan untuk membedakan amblyopia fungsional dan organik. Filter densitas

netral (Kodak No.96, ND 2.00 dan 0,50) dengan densitas yang cukup untuk menurunkan tajam

penglihatan mata normal dari 20/20 (6 / 6) menjadi 20/40 (6 /12) ditempatkan di depan mata

yang amblyopik. 6,7 Kapan pasien menderita amblyopia, tajam penglihatan dengan NDF tetap

sama dengan visus kembali atau sedikit membaik.12

Jika ada amblyopia organik, tajam penglihatan menurun dengan nyata bila digunakan

filter,7,11 misalnya 20/100 (6 / 30) menjadi hitung jari atau lambaian tangan.12

Keuntungan tes ini bisa, digunakan untuk screening secara cepat sebelum, dikerjakan

terapi oklusi, saat penyebab amblyopia tidak jelas. 7

c. Menentukan sifat fiksasi

13

Page 14: ambliopia

Pada pasien amblyopia, sifat fiksasi harus ditentukan. Penglihatan sentral terletak pada

foveal; pada fiksasi eksentrik, yang digunakan untuk melihat adalah daerah retina parafoveal -

hal ini sering ditemukan pada pasien dengan strabismik amblyopia dari anisometropik

amblyopia. 11 Fiksasi eksentrik ditandai dengan tajam penglihatan 20/200 (6 / 60) atau lebih

buruk lagi. 3,11 Tidak cukup kiranya menentukan sifat fiksasi hanya pada posisi refleks cahaya

korneal. Fiksasi didiagnosis dengan menggunakan visuskop dan dapat terdokumentasi dengan

kamera fundus Zeiss. Tes lain dapat dengan tes tutup alternat untuk fiksasi eksentrik bilateral. 7

Visuskop

Visuskop adalah oftalmoskop yang telah dimodifikasi yang memproyeksikan target fiksasi ke

fundus. (Gambar 4) Mata yang tidak diuji ditutup. Pemeriksa memproyeksikan target fiksasi ke

dekat makula, dan pasien mengarahkan pandagannya ke tanda bintik hitam (tanda bintang / *). 7,11

Posisi tanda asterisk di fundus pasien dicatat. Pengujian ini diulang beberapa kali untuk

menentukan ukuran daerah fiksasi eksentrik. 7 Pada fiksasi sentral, tanda asterisk terletak di

fovea. Pada fiksasi eksentrik, mata akan bergeser sehingga asterisk bergerak ke daerah

ekstrafoveal dari fiksasi retina. Tes visuskop akan menunjukkan adanya fiksasi eksentrik pada

kedua belah mata.11

Tes Tutup Alternat (Alternat Cover Test) untuk fiksasi Eksentrik Bilateral

Fiksasi eksentrik bilateral adalah suatu kelainan yang jarang ditemukan dan terjadi pada

pasien - pasien dengan amblyopia kongenital keduabelah mata dan dalam hal ini pada penyakit

makula bilateral dalam jangka lama. 7 Misalnya bila kedua mata ekstropia atau esotropia, maka

bila mata kontralateral ditutup, mata yang satunya tetap pada posisi semula, tidak ada usaha

untuk refiksasi bayangan. 11

14

Page 15: ambliopia

Gambar 5. Cover - Uncover test

Gambar 6. Indirect cover test

15

Page 16: ambliopia

d. Uji Worth’s Four Dot (untuk fusi dan penglihatan stereosis)

Uji untuk melihat penglihatan binokular, adanya fusi, korespondensi retina abnormal,

supresi pada satu mata dan juling.

Penderita memakai kacamata dengan filter merah pada mata kanan dan filter hijau pada

mata kiri dan melihat pada objek 4 titik dimana 1 berwarna merah, 2 hijau, dan 1 putih. Lampu

atau titik putih akan terlihat merah oleh mata kanan dan hijau oleh mata kiri. Lampu merah

hanya dapat dilihat oleh mata kanan dan lampu hijau hanya dapat dilihat oleh mata kiri. Bila fusi

baik maka akan terlihat 4 titik dan lampu putih terlihat sebagai warna campuran hijau dan merah.

4 titik juga akan dilihat oleh mata juling tetapi telah terjadi korespondensi retina yang tidak

normal. Bila terdapat supresi maka akan terlihat hanya 2 merah bila mata kanan dominan atau 3

hijau bila mata kiri yang dominan. Bila terlihat 5 titik yaitu 3 merah dan 2 hijau yang bersilangan

berarti mata dalam kedudukan eksotropia dan bila tidak bersilangan berarti mata berkedudukan

esotropia.5

Gambar 7. Peralatan pada Uji Worth’s Four Dot

e. Test Hirschbergh (Corneal Light Reflex)

Pemeriksaan dilakukan dengan menyinari (dengan senter) mata penderita pada jarak 33

cm. Diperhatikan pantulan sinar pada kornea.

16

Page 17: ambliopia

- Normal/tak ada deviasi Pantulan sinar ditengah pupil kedua mata

- Deviasi 15 derajat Pantulan sinar dipinggir pupil mata deviasi

dan ditengah pupil mata yang fiksasi

- Deviasi 30 derajat Pantulan sinar pertengahan pupil dan limbus

pada mata deviasi dan ditengah pupil mata

yang fiksasi.

- Deviasi 45 derajat Pantulan sinar dipinggir limbus mata yang

deviasi dan ditengah pupil mata yang fiksasi.

Gambar 8. Tes Hirschbergh (Corneal Light Reflex)

f. Test Prisma Cover

Syaratnya fovea kedua mata masih berfungsi baik, pemeriksaan ini bisa untuk

menentukan besar foria dan tropia.Prisma diletakkan pada salah satu mata sesuai dengan arah

deviasi (base in untuk eksotropia/ eksoforia dan base out untuk esotropia/esoforia), kemudian

17

Page 18: ambliopia

dilakukan penutupan mata secara bergantian. Kekuatan prisma dinaikkan sampai tidak ada lagi

pergerakan mata dengan penutupan secara bergantian tersebut. Besar kekuatan prisma tersebut

merupakan besar deviasi mata.

Gambar 9. Test Prisma Cover

2.7 . PENATALAKSANAAN

Amblyopia, pada kebanyakan kasus, dapat ditatalaksana dengan efektif selama satu

dekade pertama. Lebih cepat tindakan terapeutik dilakukan, maka akan semakin besar pula

peluang keberhasilannya. Kapan pada awal terapi sudah berhasil, hal ini tidak menjamin

penglihatan optimal akan tetap bertahan, maka para klinisi harus tetap waspada dan bersiap

untuk melanjutkan penatalaksanaan sampai penglihatan "matang" (sekitar umur 10 tahun). 6

Penatalaksanaan amblyopia meliputi langkah - langkah berikut: 3

Menghilangkan (bila mungkin) semua penghalang pandangan seperti katarak

Koreksi kelainan refraksi

18

Page 19: ambliopia

Paksakan petunjuk mata yang lebih lemah dengan membatasi penggunaan mata yang

lebih baik

Pengangkatan Katarak

Katarak yang dapat menyebabkan amblyopia harus segera dioperasi, tidak perlu ditunda -

tunda. Pengangkatan katarak kongenital pada usia 2-3 bulan pertama kehidupan, sangat penting

dilakukan agar penglihatan kembali pulih dengan optimal. Pada kasus katarak bilateral, interval

operasi pada mata yang pertama dan kedua sebaiknya tidak lebih dari 1 - 2

minggu. Terbentuknya katarak traumatika berat dan akut pada anak dibawah umur 6 tahun harus

diangkat dalam beberapa minggu setelah kejadian trauma, bila memungkinkan.3 Yang mana

katarak traumatika itu sangat bersifat amblyopiogenik. Kegagalan dalam "menjernihkan" media,

memperbaiki optik, dan penggunaan regular mata yang terluka, akan mengakibatkan amblyopia

berat dalam beberapa bulan, selambat - Lambatnya pada usia 6 sampai 8 tahun. 6

Koreksi Refraksi

Kapan amblyopia disebabkan kelainan refraksi atau anisometropia, maka dapat diterapi

dengan kacamata atau lensa kontak.4 Ukuran kacamata untuk mata amblyopia diberi dengan

koreksi penuh dengan petunjuk sikloplegia. 3 Kapan ditemukan myopia tinggi unilateral, lensa

kontak merupakan pilihan, karena bila memakai kacamata akan terasa berat dan penampilannya

(estetika) buruk. 6

Karena kemampuan mata amblyopia untuk mengatur akomodasi cenderung menurun,

maka ia tidak dapat mengkompensasi hyperopia yang tidak dikoreksi seperti pada mata anak

normal. Koreksi aphakia pada anak dilakukan segera mungkin untuk menghindarkan terjadinya

deprivasi penglihatan akibat keruhnya lensa menjadi defisit optik berat. Amblyopia

anisometropik dan amblyopia isometropik akan sangat membaik walau hanya dengan koreksi

kacamata selama beberapa bulan. 3

19

Page 20: ambliopia

Gambar 10. Koreksi ambliopia dengan kacamata

Gambar 11. Pasien dengan Refraktif-Akomodatif Esotropia tanpa menggunakan kaca mata (A).

Pasien tersebut menjadi ortotropia dengan menggunakan kacamata koreksi (C)

Oklusi dan Degradasi optik

1. Oklusi

Terapi oklusi sudah dilakukan sejak abad ke-18 5dan merupakan terapi pilihan,11 yang

keberhasilannya baik dan cepat, dapat dilakukan oklusi penuh waktu (full time) atau paruh

waktu (part-time). 13

A. Oklusi Full Time

Pengertian oklusi full-time pada mata yang lebih baik adalah oklusi untuk semua atau

setiap saat kecuali 1 jam waktu berjaga. (Occlusion for all or all but onewaking hour),3,11 arti ini

sangat penting dalam pentalaksanaan amblyopia dengan cara penggunaan mata yang "rusak".3

20

Page 21: ambliopia

Biasanya penutup mata yang digunakan adalah penutup adesif (adhesive patch) yang tersedia

secara komersial. 3

Penutup (patch) dapat dibiarkan terpasang pada malam hari atau dibuka sewaktu

tidur. Kacamata okluder (spectacle mounted ocluder) atau lensa kontak opak 3 , Atau Annisa 's

Fun patches 4 dapat juga menjadi alternatif full-time patching bila terjadi iritasi kulit atau

perekat patch-nya kurang lengket. 3 Full-time patching baru dilaksanakan hanya bila strabismus

konstan menghambat penglihatan binokular, karena full-time patching memiliki sedikit resiko,

yaitu bingung dalam hal penglihatan binokular. 3

Ada suatu aturan / standar mengatakan full-time patching diberi selama 1 minggu untuk

setiap tahun usia 5,11,13 , Misalnya penderita amblyopia pada mata kanan berusia 3 tahun harus

memakai full-time patch selama 3 minggu, lalu dievaluasi kembali. 13 Hal ini untuk

menghindarkan terjadinya amblyopia pada mata yangbaik.5

Gambar 12. Penutup (patch) mata digunakan pada mata yang sehat

21

Page 22: ambliopia

Gambar 13. Pasien anak yang menggunakan penutup mata dan kaca mata untuk terapi ambliopia

B. Oklusi Part-time

Oklusi part-time adalah oklusi selama 1-6 jam per hari, akan memberi hasil sama dengan

oklusi full-time. Durasi interval buka dan tutup patch-nya tergantung dari derajat amblyopia. 3

Amblyopia Treatment Studies (ATS) telah membantu dalam penjelasan peran full-time

patching dibanding part-time. Studi tersebut menunjukkan, pasien usia 3 - 7 tahun dengan

amblyopia berat (tajam penglihatan antara 20/100 = 6 / 30 dan 20/400 = 6 / 120), full-time

patching memberi efek sama dengan penutupan selama 6 jam per hari. Dalam studi

lain, patching 2 jam / hari menunjukkan kemajuan tajam penglihatan hampir sama

dengan patching 6jam/hari pada amblyopia sedang / moderate (tajam penglihatan lebih baik dari

20/100) pasien usia 3 – 7 tahun. Dalam studi ini, patching dikombinasi dengan aktivitas melihat

dekat selama 1 jam / hari. 5

Idealnya, terapi amblyopia diteruskan sampai terjadi fiksasi alternat atau tajam

penglihatan dengan Snellen linear 20/20 (6 / 6) pada masing - masing mata. Hasil ini tidak selalu

dapat dicapai. Sepanjang terapi terus menunjukkan kemajuan, maka penatalaksanaan harus tetap

dilanjutkan. 6

22

Page 23: ambliopia

2. Degradasi optik

Metode lain untuk penatalaksanaan amblyopia adalah dengan menurunkan kualitas

bayangan (degradasi optik) pada mata yang lebih baik sampai menjadi lebih buruk dari mata

yang amblyopia, sering juga disebut penalisasi (penalization). Sikloplegik (Biasanya atropine

tetes 1% atau homatropine tetes 5%) diberi satu kali dalam sehari pada mata yang lebih baik

sehingga tidak dapat melakukan akomodasi dan kabur bila melihat dekat dekat. 3

ATS menunjukkan metode ini memberi hasil yang sama efektifnya dengan patching

untuk amblyopia sedang (tajam penglihatan lebih baik dari 20/100). ATS tersebut dilakukan

pada anak usia 3 - 7 tahun. ATS juga memperlihatkan bahwa pemberian atropine pada akhir

minggu (weekend) memberi perbaikan tajam penglihatan sama dengan pemberian atropine harian

yang dilakukan pada kelompok anak usia 3 - 7tahun dengan amblyopia sedang. 5 Ada juga studi

terbaru yang membandingkan atropine dengan patching pada 419 orang anak usia 3-7 tahun,

menunjukkan atropine merupakan pilihan efektif. Sehingga, anggota mata yang tadinya masih

ragu - ragu, memilih atropine sebagai pilihan pertama dari patching. 2 * hasil studi telah

dipublikasikan di Ophthalmology, Agustus 2003 Pendekatan ini memiliki beberapa keuntungan

dibanding dengan oklusi, yaitu tidak mengiritasi kulit dan lebih apik dilihat dari segi

kosmetis. Dengan atropinisasi, anak sulit untuk "menggagalkan" metode ini. Evaluasinya juga

tidak perlu sesering oklusi. 6

Metode pilihan lain yang prinsipnya sama adalah dengan memberikan lensa positif

dengan ukuran tinggi (fogging) atau filter. Metode ini mencegah terjadinya efek samping

farmakologik atropine.3

Keuntungan lain dari metode atropinisasi dan metode non-oklusi pada pasien dengan

mata yang lurus (tidak strabismus) adalah kedua mata dapat bekerjasama, jadi memungkinkan

penglihatan binokular.6

2.8 KOMPLIKASI

Komplikasi utama dari ambliopia yang tidak ditangani adalah kehilangan penglihatan ireversibel.

Kebanyakan kasus ambliopia reversibel bila dideteksi dan ditangani dini.

23

Page 24: ambliopia

2.9 PROGNOSIS

Setelah 1 tahun, sekitar 73% pasien menunjukkan keberhasilan setelah terapi oklusi

pertama. 5 Kapan penatalaksanaan dimulai sebelum usia 5 tahun, visus normal dapat tercapai.

Hal ini semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia. Hanya kesembuhan parsial yang

dapat dicapai bila usia lebih dari 10 tahun. 14

Faktor resiko gagalnya penatalaksanaan amblyopia adalah sebagai berikut: 5

Jenis Amblyopia: Pasien dengan anisometropia tinggi dan pasien dengan kelainan

organik, prognosisnya paling buruk. Pasien dengan amblyopia strabismik prognosisnya

paling baik.

Usia dimana penatalaksanaan dimulai: Semakin muda pasien maka prognosis semakin

baik.

Dalamnya amblyopia pada saat terapi dimulai: Semakin bagus tajam penglihatan awal di

mata amblyopia, maka prognosisnya juga semakin baik.

24

Page 25: ambliopia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Ambliopia (berasal dari Yunani) yaitu amblys adalah kabur, dan ops adalah

penglihatan.

2. Ambliopia adalah suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai

optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah dikoreksi kelainan

refraksinya.

3. Anak-anak rentan menderita ambliopia hingga usia 7 tahun, biasanya unilateral,

namun dapat juga bilateral.

4. Kurangnya tajam penglihatan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata.

5. Penyebab pastinya belum diketahui. Pertimbangkan adanya gangguan nervus

optikus atau retina pada anak ambliopia yang tidak respon dengan terapi.

6. Ambliopia didiagnosis saat penurunan ketajaman penglihatan tidak dapat dijelaskan

berdasarkan abnormalitas pemeriksaan fisik yang ditemukan.

7. Ambliopia merupakan kelainan yang reversibel dan akibatnya tergantung saat mulai

dan lamanya.

8. Penatalaksanaan ambliopia meliputi :

- menghilangkan yang menghalangi penglihatan seperti katarak

- koreksi kelainan refraksi yang signifikan

-memaksa menggunakan mata yang lemah dengan membatasi penggunaan mata

yang sehat

9. Prognosa ambliopia tergantung pada usia pasien, derajat, dan tipe ambliopia.

Semakin awal ambliopia terjadi dan semakin lambat terapinya, prognosisnya lebih

buruk.

3.2 Saran

Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan, terutama dokter keluarga yang akan menjadi

lini pertama pelayanan kesehatan, memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran

yang maksimal untuk mendiagnosis dan melakukan terapi pendahuluan ambliopia

25

Page 26: ambliopia

dengan bekerjasama dengan sejawat dan mitra kerja untuk penanganan optimal bagi

pasien sebelum melakukan perujukan ke spesialis.

26

Page 27: ambliopia

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, Prof. Dr. H. Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.

2. Press L, Coats D. 2004. Amblyopia. Harley Pediatric Ophtalmology fifth. Edition.

Philadelphia, Pennsylvania.

3.  American Academy of Ophthalmology; Pediatric Ophthalmology; Chapter 5: Amblyopia;

Section 6; Basic dan Clinical Science Course; 2004 - 2005; p.63 – 70

4.  Lee, J; Bailey, G; Thompson, V; "Amblyopia (Lazy Eye)". Available at:

http://www.allaboutvision.com/conditions/amblyopia.htm

5. Yen, KG; Amblyopia. Available at: http://www.emedicine.com/OPH/topic316.htm

6.  Greenwald, MJ; Parks, MM; di Duane 's Clinical Ophthalmology; Volume 1; Revised

Edition; Lippincott Williams & Wilkins; 2004; Chapter 10 – p.1-19; Chapter 11 p1-8

7. Noorden,GKV; Atlas Strabismus; Edisi 4; EGC; Jakarta; 1988; p78-93

8. Henkind, P; Priest, RS; Schiller, G; Compendium of Ophthalmolgy; JBLippincott

Company; Philadelphia and Toronto; 1983; p 78-93 Nurchaliza Hazaria Siregar :

Amblyopia, 2009

9. Ciufrfreda, KJ; Levi, DM; Selenow, A; Amblyopia Basic dan Clinical Aspects,

Jakarta Heinemann; 199

10. Cleary, M ; Efficacy of Occlusion for Strabismic Amblyopia : Can an optimal duration be

identified?. Available at : http://www.bjo.com

11.  Langston, DP; Manual of Ocular Diagnosis and Therapy; 5 th Edition; Lippincott Wlliams

& Wilkins; Philadelphia; p 344-346

12. American Academy of Ophthalmology; International Ophthalmology; Chapter 10:

Amblyopia; Section 13; Basic dan Clinical Science Course; 2004 - 2005; p111-11

27

Page 28: ambliopia

13.  Amblyopia.Available at : http://www.eyemdlink.com/condition.asp?conditionID=64

14. Medical Encyclopedia : Amblyopia. Available at:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001014.htm

28