allelomimetic behavior
TRANSCRIPT
Allelomimetic Behavior
(Perilaku Meniru Sesama)
I. Pengertian Allelomimetic Behavior
Allelomimetic berasal dari kata allele (bahasa Yunani Kuno) artinya hubungan antar
sesama individu dengan makhluk lainnya, dan memesis (bahasa Yunani Kuno) artinya
meniru atau mimikri. Dalam hal ini allelomimetic berarti kecendrungan dari hewan atau
makhluk hidup lain untuk meniru prilaku/tingkah laku dari hewan sejenisnya atau yang
berada didekatnya. Seperti yang terlihat dalam bentuk kawanan buffalo, kawanan ikan dan
burung yang terbang mengelompok di udara (Scott, 2010).
Abrantes (1997) dan Salgirli (2008), menjelaskan tingkah laku meniru sesama
(allelomimetic behavior) adalah tingkah laku yang cenderung berpengaruh terhadap hewan
lain untuk melakukan prilaku yang sama. Beaver (1994) Salgirli (2008), menjelaskan
allelomimetic behavior merupakan prilaku hewan yang mendukung terjadinya hubungan
harmonis dalam suatu sekelompok hewan (group). Dia selanjutnya menjelaskan lagi tingkah
laku allelomimetic behavior seperti adanya interaksi sosial meniru sesama yang terjadi
dalam individu atau populasi secara alami.
Allelomimetic behavior adalah perilaku imitatif atau peniru yang dimiliki oleh
hewan dengan cara menirukan tingkah laku hewan yang lain, yang termasuk dalam satu
spesies baik melalui proses belajar dan mengingat yang baik maupun bersifat bawaan atau
naluri. Beberapa pendapat lain juga mengemukakan bahwa allelomimetic behavior
merupakan mekanisme prilaku psikology pada hewan untuk mau belajar dan mengajarkan
antar sesamanya atau secara sederhana dikenal dengan istilah "the copying effect".
Kebanyakan hewan seperti gajah, kuda, dan anjing cenderung mudah meniru (copying)
prilaku yang ditemukannya pada groupnya secara hirarki. Ini berarti anjing itu akan berhenti
secara natural untuk meniru prilaku kita (manusia) jika perasaannya sudah sama dengan
emosi dan sikap mereka. Biasanya anjing belajar meniru dari apa yang mereka lihat.
Allelomimetic behavior juga akan tejadi jika kontak sensory antar sesama tetap bisa
dipertahankan.
Terkait dengan perilaku sebagai akibat proses belajar, maka proses belajar sering
didefiniskan sebagai suatu upaya untuk mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau
perilaku yang memang telah ada pada organisme (hewan). Perilaku itu sendiri dipengaruhi
oleh factor genetik, sehingga organisme (hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu
1 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
lain, dan juga dapat berhubungan dengan lingkungan. Perilaku adalah aktivitas suatu
organisme akibat adanya suatu stimulus.Dalam mengamati perilaku,Seringkali suatu
perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaanlahir atau innate behavior),
dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh
lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku dari berbagai hasil kajian,
diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan
lingkungan(proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses belajar pada hewan menunjukkan bahwa
dengan adanya pengalaman dan latihan yang diperolehnya hewan yang bersangkutan dapat
mengubah dan menyesuaikan tingkah lakunya untuk menghadapi suatu situasi.
II. Contoh Allelomimetic Behavior
2.1. Dibawah ini merupakan contoh perilaku meniru sesama pada vertebrata adalah
sebagai berikut.
Kelas mamalia:
1. Manusia
Pada manusia merupakan contoh perilaku meniru sesama melalui proses belajar
pada vertebrata sebagai berikut. Perilaku Allelomimetic Behavior atau meniru sesama pada
vertebrata misalnya seekor anak singa baru dapat memburu dan menangkap mangsa jika
telah pernah melihat tetuanya atau singa lain memburu dan menangkap mangsa. Setelah
berumur enam bulan, anak singa itu mungkin telah dapat menangkap mangsa yang kecil-
kecil. Ini membuktikan bahwa berkat pengalaman dan latihan, strategi yang digunakan
untuk menangkap hewan buruannya.
Contoh lain lagi misalnya pada manusia, yang terkait dengan perilaku Allelomimetic
Behavior adalah kemampuan bicara pada manusia dapat berkembang dengan sempurna, jika
ada orang lain yang mengajarnya. Kata pertama yang biasa diucapkan bayi adalah ba, heh,
uuu, owh dan sampai bayi akan mengucapkan kata 'mama' atau papa' walaupun masih
terbata-bata.
2 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
.
Contoh lainnya adalah tingkah laku yang menarik pada kera Macaca funcata. Pada tahun
1950 para peneliti sengaja meletakkan umbi ketela rambat (sweet potato) di pantai di tepi
hutan. Seperti biasa, setiap kali kera tersebut keluar hutan untuk mencari makanan.Pada
suatu hari, seekor kera betina yang berumur sekitar 2 tahun (yang oleh para penliti diberi
nama imo) mngambil umbi tersebut dan mencucinya ke laut dengan cara yang khas. Salah
sau tangannya mencelupkan umbi tersebut dan tangan yang lain membersihkan dengan
caara menggosok-gosok kotoran yang melekat. Dalam waktu yang singkat, kera-kera yang
lain dalam kelompoknya meniru tingkah laku yang baru dilakukan oleh imo. Stelah 5 tahun
hamper 80% dari kira-kira yang berumur 2-7 tahun telah mempunyai kebiasaan mencuci
ketela sebelum di makan.
2. Kuda Zebra (Equus zebra)
Zebra adalah keluarga kuda. Perawakannya tidak berbeda dengan kuda pada umumnya.
Zebra sangat mudah dibedakan dari jenis kuda lainnya dari corak warna kulitnya yang
belang hitam putih. Meskipun sepintas terlihat sama, tiap zebra memiliki corak belang yang
berbeda satu sama lain. Zebra merupakan hewan social yang hidup dalam kelompok kecil
dimana kelompok permanen terdiri dari 1 pejantan dengan banyak betina dan anak-anaknya.
Salah satu manfaat berkelompok bagi zebra adalah dalam hal mempertahankan diri musuh
atau predator seperti singa, hyena dan cheetah. Predator akan muncul ketika zebra sedang
bergerak dan mencari makan di padang rumput dan zebra selalu berdampingan dengan
wildebeest , dimana interaksi yang dilakukan kedua hewan ini adalah saling memberi
peringatan atau signal datangnya ancaman, selain itu dengan corak warna tubuh yang
berbelang-belang dengan arah yang tidak beraturan , saat zebra dikejar oleh predator, maka
corak garis-garis tak beraturan itu akan membingungkan pemangsa untuk menentukan
sasaran yang mana yang akan dimangsanya, selain itu cara bertahan dari musuh pada zebra
3 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Gambar 1. Perilaku meniru berbicara pada bayi
adalah dengan cara menendang-nendang dengan kaki belakang dan menggigit. Sedangkan
ketika betina melindungi anak dari serangan predator yaitu dengan merapatkan diri pada
anak-anaknya. Kawanan zebra juga diserang oleh buaya , dimana ketika zebra menyebrangi
sungai dan tidak jarang 1 dari kawanan akan menjadi korban predator.
3. Banteng (Bos sondaicus)
Banteng (Bos sondaicus) ini merupakan salah satu hewan berkelompok yang liar yang
menyukai topografi yang rata atau sedikit bergelombang, dengan hutan yang tidak begitu
lebat dan lapangan terbuka yang berumput atau berumpun bambu. Banteng (Bos sondaicus)
pada bagian dorsal tubuhnya memiliki warna coklat kemerahan dan bagian ventral berwarna
coklat. Mempunyai ukuran tubuh yang besar. Glandula mammae terletak di daerah pelvis.
Banteng (Bos sondaicus) mempunyai bentuk dan ukuran mirip sapi peliharaan. Beberapa
ciri yang membedakan yaitu antara lain warna mantel rambut yang betina selalu coklat
kemerahan dan jantan dewasa berwarna hitam, baik jantan dan betina terdapat warna
rambut putih pada pantat dan kaki bagian bawah. Banteng jantan mempunyai baga dan
tanduk selalu menghadap ke depan yang digunakan sebagai alat pelindung. Ukuran tubuh
panjang 108-200 cm, tinggi pundak 130-170 cm dengan berat tubuh 500-900 kg. Ciri lain
yang dimiliki satwa ini tubuh bagian depan lebih tinggi dari bagian belakang sehingga
nampak gagah. Banteng (Bos sondaicus) hidup di dalam kelompok besar 10-30 ekor,
mencari makan pada pagi dan sore hari. Dengan merumput, berkubang, menjelajah dan
4 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Gambar 2. Sekelompok zebra mempertahankan diri dari predator
istirahat selalu dilakukan secara berurutan. Biasanya dalam aktivitas mencari makanlah
Banteng mungkin menemui ancaman dari predator. Jika kelompok Banteng terancam
bahaya maka seluruh anggota kelompok mengawasi bersamaan pada datangnya bahaya dan
tidak segan-segan akan menghadapi dengan gagah berani, namun tak jarang juga banteng
termangsa oleh pemangsanya. Selain hidup berkelompok akan menguntungkan individu
dari acaman predator, tetapi juga mempermudah dalam melestarikan jenisnya, yaitu dengan
keberadaannya dalam kelompok akan mempermudah dalam berkembangbiak.
Kelas Aves
1. Burung Gereja (Passer montanus)
Bentuk perilaku meniru sesama pada aves adalah burung gereja (Passer montanus ).
Dalam hidup berkelompok, hewan dapat meningkatkan upaya untuk menghindari predator
dengan membuat pertahanan kelompok yang lebih efektif dibandingkan dengan pertahanan
individu tunggal dan saat mencari makan lebih terasa aman. Burung ini hidup secara
berkelompok di sekitar rumah, gedung, dan berbagai macam habitat, reaksi yang dilakukan
adalah menghindar dari ancaram yang disebut dengan anti-predator, yaitu suatu bentuk
kewaspadaan dari prey (mangsa) terhadap gangguan yang ditimbulkan dari luar (predator).
Reaksi anti predator yang dapat diamati pada beberapa perilaku burung gereja ( Passer
montanus ) diantaranya ketika burung menengok ke kanan dan ke kiri serta pergi menjauh
ketika merasakan ancaman. Perilaku tersebut dapat dijadikan indikator dalam mengamati
tingkat kewaspadaan pada burung dalam menghadapi pemangsanya.
5 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Gambar 3. Sekelompok banteng
Semakin sering burung menengok ke kanan dan ke kiri, semakin tinggi tingkat
kewaspadaannya. Dalam keadaan aman burung lebih banyak mematuk karena lebih merasa
terlindungi terutama yang berarda di lokasi sentral daripada yang di ujung / perifer. Satu
lagi perilaku anti predator pada burung adalah adanya ketika burung akan terbang menjauh
apabila predator (dalam hal ini manusia) memasuki jarak yang menurut mereka
membahayakan. Taktik ini merupakan taktik dasar yang umum digunakan oleh prey untuk
menghindari predator.
Kelas Pisces
1. Ikan Sarden ( Sardinella sp.)
Ikan berenang secara berkelompok, hal ini jelas merupakan suatu bentuk organisasi
sosial. Biasanya individu dalam suatu kelompok ikanterdiri atas satu spesies, memiliki
ukuran yang hampir sama, tidak memiliki pemimpin, serta semua individu melakukan
aktivitas sama dalam waktu yang sama pula.Pitcher dalam Bone, dkk. (1995) menjelaskan
bahwa perilaku sosialikan terdiri atas perilaku “school” dan “shoal”. Istilah school
untukmendeskripsikan kelompok ikan yang berenang bersama-sama dengan kecepatan
sama, berorientasi pararel, dan memiliki jarak terdekat antar ikan yang konstan.
Dalam hal ini, terbentuknya school tersebut karena adanya respon sosial yang positif
antara individu yang satu dengan yang lain, bukan karena sama-sama merespon suatu faktor
lingkungan. Adapun perilaku “shoal” merupakan kelompok sosial ikan yang melakukan
orientasi secara acak dan memilikivariasi jarak terdekat antar ikan. Schooling sebernanya
merupakan suatu fenomena ikan untuk berkumpul dan bergerak seirama dalam jumlah yang
6 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Gambar 4. Sekelompok burung gereja sedang mencari makan
besar di lautan. Tingkah laku ini merupakan tingkah laku yang umum pada hampir semua
jenis ikan. Ikan shooling telah diidentifikasi hampir 80% dari total jumlah ikan yang telah
diketahui sebanyak 20.000 spesies di seluruh dunia. seperti cod, tuna, mackerel,sarden dan
lainnya. Menurut Pitcher (1993), ikan memperoleh banyak manfaat dari perilaku shoaling
termasuk pertahanan terhadap predator (melalui deteksi pemangsa yang lebih baik dan
dengan menipiskan kemungkinan penangkapan individu), meningkatkan keberhasilan
mencari makan, dan keberhasilan yang lebih tinggi dalam mencari pasangan. Menurut
Pitcher, TJ & Parrish, JK., (1993), schooling memiliki manfaat pada kawanan ikan untuk
peningkatan efisiensi hidrodinamik antar anggotanya. Beberapa spesies ikan dalam
schooling mengeluarkan "lendir" yang membantu untuk mengurangi gesekan air ke tubuh
mereka. Ikan juga melakukan suatu pola gerakan ekor yang "bolak-balik" sehingga dari
ekor mereka menghasilkan arus kecil yang disebut "pusaran". Setiap individu, dapat
menggunakan pusaran kecil dari anggota ikan yang lain untuk membantu dalam
mengurangi gesekan air pada tubuhnya sendiri. Sehingga, selain terjadi peningkatan
efisiensi hidrodinamik, schooling juga bermanfaat untuk penghematan energi. Keuntungan
lain dari schooling adalah faktor keamanan terhadap predator. Schooling memberikan kesan
jumlah anggota yang sangat banyak dalam wilayah yang luas. Kesan tersebut
membingungkan predator untuk memangsa anggota kelompok. Selain itu, terdapat konsep
"keamanan dalam jumlah”. Predator yang potensial seperti ikan yang sedang masuk masa
pemijahan memerlukan energy yang besar sehingga aktif berburu. Mekanisme schooling ini
membuat ikan-ikan predator menjadi bingung dalam menentukan targer berburunya. Selain
itu pergerakan ikan dalam jumlah yang besar dan formasi yang unik seperti ikan yang lebih
besar juga menjadi ancaman bagi predator itu sendiri yang memberikan kesan menakutkan.
Banyaknya ikan yang schooling memungkinkan spesies untuk bersembunyi antara satu
dengan yang lain dalam gerombolan yang besar, sehingga membingungkan pemangsa
karena perubahan bentuk dan warna selama berenang karena Ikan dalam formasi schooling
merespon dengan cepat pola perubahan arah dan tingkat kecepatan ikan-ikan lain dalam
formasi tersebut. Tidak ada komando terpusat dalam perubahan pola gerak dan bentuk,
Menurut Prentice (2000), ketika ikan berenang dalam kelompok, pengaturan tingkah laku
ikan dilakukan oleh sistem penglihatan dan oleh sistem gurat sisi. Pada gurat sisi terdapat
garis sel neuromast khusus yang tersusun di kedua sisi badan ikan yang disebut dengan
“acoustico-lateralis”. Kedua garis lateral tersebut sangat peka terhadap gerakan dan
perpindahan air ketika ikan berenang dekat dengan anggota kelompok yang lain. Hal
7 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
tersebut yang membantu menjaga ikan rapi, dalam pola teratur. Beberapa ikan tidak
memiliki garis lateral, atau sel sensitif, dengan demikian bergantung pada penglihatan
mereka. Namun pada ikan yang tidak mengembangkan sistem penglihatan, garis lateral
sangat berperan penting dalam schooling.
Kelas Amphibi
1. Katak (Rana sp)
Katak amfibi dalam urutan Anura (berarti "berekor", dari bahasa Yunani an-, tanpa +
Oura, ekor), sebelumnya disebut sebagai Salientia (Latin salere (salio), "melompat").
Cirinya ditandai dengan tubuh pendek, angka berselaput (jari tangan atau kaki), mata
menonjol, lidah bifida dan tidak adanya ekor. Katak secara luas dikenal sebagai pelompat 8 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Gambar 5. Ikan sarden diserang oleh pemangsa
Gambar 6. Schooling fish membentuk formasi ikan besar
luar biasa, dan banyak karakteristik anatomi katak, terutama mereka yang panjang, kaki
yang kuat, adalah adaptasi untuk meningkatkan kinerja melompat. Untuk berkomunikasi,
Panggilan katak unik untuk jenisnya. Katak sebut dengan melewatkan udara melalui laring
di tenggorokan. Dalam katak memanggil paling, suara akan diperkuat oleh satu atau lebih
kantung vokal, membran kulit di bawah tenggorokan atau di sudut mulut yang gembung
selama amplifikasi panggilan. Beberapa panggilan katak begitu keras, mereka dapat
terdengar hingga satu mil jauhnya. Bidang neuroethology mempelajari neurocircuitry yang
mendasari audisi katak. Beberapa katak tidak memiliki kantung vokal, seperti yang dari
Heleioporus marga dan Neobatrachus, tetapi spesies ini masih dapat menghasilkan
panggilan keras. Rongga bukal mereka adalah membesar dan berbentuk kubah, bertindak
sebagai ruang resonansi yang menguatkan panggilan mereka. Spesies katak tanpa kantung
vokal dan yang tidak memiliki panggilan keras cenderung menghuni kawasan yang dekat
dengan air yang mengalir. Suara air mengalir mengalahkan panggilan apapun, sehingga
mereka harus berkomunikasi dengan cara lain. Sebuah panggilan darurat, yang dipancarkan
oleh beberapa katak ketika mereka berada dalam bahaya, diproduksi dengan mulut terbuka,
sehingga panggilan bernada tinggi. Efektivitas panggilan tidak diketahui, namun diduga
intrik-intrik panggilan predator sampai hewan lain tertarik, mereka cukup mengganggu
untuk melarikan diri tersebut. Namun jika ada pasangan katak di daerah tertentu sementara
membuat panggilan beberapa yang satu sama lain, mungkin menarik predator itu sendiri
karena kebisingan. Ketika salah satu dari mereka tiba-tiba tahu keberadaan predator, itu
akan membuat panggilan pendek tinggi tune dan kemudian diam, katak lain akan menyadari
kondisi di daerah bahwa ada predator mendekat, mereka akan diam untuk menghindari
predator tahu lokasi mereka, komunikasi akan berakhir tiba-tiba dan lanjutkan dengan
semianya diam.
9 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o rGambar 7. Katak ketika berkomunikasi dengan suara yang khas yang menandakan isyarat
Kelas Reptil
1. Buaya ( Crocodylus sp)
Buaya adalah salah satu reptile yang dari jaman dinosaurus hingga sekarang masih
populer. Tidak seperti reptil lainnya, buaya memiliki korteks otak, hati empat ruangan, dan
sepadan untuk diafragma, dengan menggabungkan otot digunakan untuk bergerak ke
perairan respirasi , morfologi eksternal Its, di sisi lain, adalah tanda air dan gaya hidup
predator. Sebuah ciri fisik buaya memungkinkan untuk menjadi predator yang sukses.
Tubuh ramping Itu memungkinkan untuk berenang cepat. Hal ini juga melipat kakinya ke
samping saat berenang, yang membuatnya lebih cepat dengan mengurangi tahan air. Kaki
berselaput, meskipun tidak digunakan untuk mendorong hewan melalui air, memungkinkan
untuk membuat tikungan cepat dan gerakan tiba-tiba di dalam air atau memulai berenang.
Kaki berselaput ini keuntungan dalam air dangkal di mana hewan kadang-kadang bergerak
di sekitar dengan berjalan kaki. Sebuah buaya dewasa dengan kuat membangun, dan
berpengalaman, bisa mengambil dengan mudah zebra. Apa kebutuhan buaya hanya
kesabaran untuk menunggu sampai mangsanya masuk ke titik di mana ia dapat ditangkap.
Meskipun kemampuan ini mereka punya, jika mereka menemukan mangsa yang cukup
berbahaya untuk menyerang oleh individual, kerbau tersebut, mereka evantually akan
mendapat masalah besar dengan berburu. Untuk membuat perburuan menjadi efektif,
mereka berburu dalam kelompok, mereka tinggal di sungai sampai ada sekelompok kerbau
melewati sungai. Ketika buaya menargetkan kerbau, dan kemudian menyerang, serangan
pertama disebut relawan dan serangan itu akan membuat panik dalam kelompok kerbau, ini
situasi panik menjadi keuntungan bagi buaya lain untuk melancarkan serangan mereka
sendiri dengan kerbau lainnya. Ini koordinasi dalam berburu dapat diklasifikasikan dengan
perilaku allelomimetic, dengan yang lain mengikuti orang yang mulai pindah.
Gambar 8. Buaya memakan mangsanya
10 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
2.2. Dibawah ini merupakan contoh perilaku meniru sesama pada invertebrata adalah
sebagai berikut.
Kelas Insekta
1. Semut
Semua spesies semut menunjukkan derjatnya pada dalam organisasi kehidupan
sosialnya. Banyak spesies membangun sarangnya dengan cara menggali trowongan atau
lubang pada tanah, sering membentuk puncak atau berbukit pasir atau reruntuhan puing
bangunan. Sarang semut bisa dibangun mencapai ketinggian 1,5 meter. Spesies lain ada
yang membangun sarangnya pada batang kayu yang sudah mati dan hidup pada jaringan
kayu tersebut. Ada juga yang membangun sarangnya pada ranting atau disela-sela bebatuan.
Disamping itu dapat sarang semut dijumpai dalam dedaunan yang telah digabungkan
sedemikian rupa hingga terbentuk suatu gulungan besar pada pepohonan.
Koloni pada semut dapat mencapai dari ratusan atau bahkan jutaan lebih individu.
Khusus pada semut mereka terdiri dari 3 kasta : Ratu (fertil female) bersayap, semut pekerja
(infertile females, or workers) tanpa sayap dan semut jantan bersayap (winged males).
Namun sebagian besar dari koloni mereka adalah semut pekerja. Dalam beberapa koloni
semut pekerja dapat berperan menjadi prajurit atau anggota dan pemimpin.
Gambar 9. Sarang Semut
Dengan organisasi yang telah dimilikinya, para semut pekerja mempunyai prilaku
kerjasama teamwork yang baik untuk bekerja secara bersama-sama baik dalam membangun
sarang, mencari makan, atau menghadapi predator. Semut pekerja (slave) pada koloni itu
bertugas untuk membangun sarang dan menjaga larva. Saat ratu bertelur, para semut pekerja
akan membawa telur dan mengangkutnya ke dalam sarang dan melindunginya. Dalam
perjalanannya semut pekerja ini dituntun oleh seekor pemimpin pasukan (slave driver).
11 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Diluar sarang terdapat juga semut penjaga (soldier), mereka bertugas melindungi koloni
secara bersama, jika ada penyerbu menyerang koloni, para soldiers ini akan berkumpul dan
membentuk koloni disekitar sarang dan kemudian melakukan proteksi serta para semut
pekerja juga terlibat didalamnya untuk melakukan penyerbuan dan pertahanan terhadap
koloni mereka.
2. Lebah Madu
Lebah adalah serangga (insecta) yang dapat terbang dan hidup berkoloni seperti semut
dengan alat sengatannya yang berada pada bagian abdomen belakang. Lebah membantu
tanaman dalam proses penyerbukan pada bunga, dan dari penyerbukan itu mereka akan
mengisap madu untuk selanjutnya digunakan dalam produksi madu dan beeswax pada
sarangnya. Lebah dari superfamily Apoidea, mereka dapat berjumlah kurang lebih 20,000
species yang habitatnya terletak pada daerah yang terdapat banyak tanaman berbunga, dan
juga berperan sebagai insect-pollinated.
Gambar 10. Lebah Madu
Untuk dapat membuat sarang dengan madu, lebah harus mencari nektar dan mencari
cairan manis tersebut pada bunga. Suatu studi penelitian disampaikan bahwa untuk
memproduksi satu pon madu diperlukan lebah mengunjungi kira-kira 1 juta bunga.
Ketika salah satu lebah menemukan sumber yang menarik, mereka kemudian masuk
kedalam sarangnya dan memberitahu lebaah yang lain dimana lokasi tersebut dengan
menggunakan tarian tertentu.
Lebah penuntun (bee guide) memulai melakukan tarian didalam sarangnya dengan
mengetarkan bagian tubuhnya. Sulit dipercaya, namun gerakan dari tarian ini dapat
menuntun lebah lain untuk mencari nektar pada lokasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Lebah penuntun menunjukkan arah sumber makanan dengan matahari sebagai pusat garis
arah (line direction). Setiap empat menit atau setiap bergesernya arah matahari, maka lebah
penuntun akan melakukan tariannya lagi untuk memberi tahu tempat makanan tersebut.
12 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Lebah penuntun tidak hanya menunjukkan arah dari sumber makanan, tetapi jugaa jarak
dan tempat dari sumber tersebut. Lamanya waktu dan banyaknya getaran yang diberikan
kepada lebah lainnya menunjukkan tentang akuransi jarak. Satu lebah dan lebah lainnya
mengikuti intruksi dari lebah penuntun dan kemudian menginformasikan kepada lebah
lainnya melalui mimik dari gerakan tertentu untuk membagi informasi tersebut.
Gambar 11. Arah Terbang Lebah
13 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r
Daftar Pustaka
Anonim.2010. Schooling pada Ikan. Dalam http://lyavita.blogspot.com. (diakses tanggal 21
Mei 2013)
Anonim.2012.Zebra, Kuda Belang dari Afrika. Dalam http://olvista.com. (diakses tanggal
21 Mei 2013)
Anonim.2012.Zebra, Si Kuda Belang dari Padang Rumput Afrika. Dalam http://republik-
tawon.blogspot.com. (diakses tanggal 21 Mei 2013)
Fajrin D, Yan. 2008. Ilmu Tingkah Laku Ternak. Dalam http://fajrinyan.wordpress.com.
(diakses tanggal 21 Mei 2013)
Khairatun Nisa,Siti.2007.Pengamatan Anti Predator pada Passer montanus. Dalam
http://khairatunnissaa.blogspot.com. (diakses tanggal 21 Mei 2013)
Mevia.2011. Aves. Dalam http://meviablogs.blogspot.com. (diakses tanggal 21 Mei 2013)
Epps, Stephanie. 2002. The Social Behaviour of Beef Catle. Department of Animal Science
Texas A&M University. Texas.
Nugroho, Rova Synvaa.2011. Etologi (Perilaku). Dalam
http://www.biologipunyarova.wordpress.com [Diakses pada tanggal 25
Maret 2013]
Nasti, Muhammad. 2012. Etologi Perilaku.Dalam http://www.asecretmemoar.blogspot.com
[ Diakses pada tanggal 25 Maret 2013]
Salgirli, Yasemin. 2008. Comparison of Stress and Learning Effects of Three
DifferentTraining Methods. Institut für Tierschutz und Verhalten. Hannouver
Scott, Lloyd. 2010. How do large swarms of birds fly in looping and dipping patterns and
stay in complete harmony?.
Syahzili, Araz.2011.Fish Schooling (Ikan Schooling). Dalam http://akuakultur.blogspot.com
(diakses tanggal 21 Mei 2013)
14 |A l l e l o m i m e t i c B e h a v i o r