cost behavior

22
©2003 Digitized by USU digital library 1 PERILAKU BIAYA (BEHAVIOUR COST) SEBAGAI DASAR PERENCANAAN BIAYA, PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DRA. NARUMONDANG BULAN SIREGAR MM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan menghadapi era globalisasi, perusahaan dituntut effisien dan ekonomis serta dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini penting karena dalam persaingan global hanya perusahaan yang menjalankan kegiatan/beroperasi secara effisien, ekonomis dan produktif yang mampu memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang penting dalam memenangkan persaingan adalah kemampuan untuk menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan para manager perlu memahami dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya. Penggolongan biaya sesuai dengan perilaku biaya merupakan faktor kunci yang sangat penting didalam menaksir biaya masa depan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Pembahasan mengenai perilaku biaya umumnya dihubungkan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan suatu biaya. Terdapat tiga faktor penting yang mempengaruhi perilaku biaya. Setiap faktor saling berkaitan antara faktor yang satu dengan yang lainnya. Ketiga faktor yang mempengaruhi biaya tersebut adalah : 1. Pengaruh manajemen terhadap biaya 2. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya 3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya. Selain ketiga macam faktor tersebut diatas, sebenarnya masih banyak faktor yang lain mempengaruhi perilaku biaya. Faktor ini dapat berasal dari internal organisasi dan ekstemal organisasi. Seperti : kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi dan politik, tingkat inflasi dan deflasi perubahan pasar dan persaingan serta lainnya. Pendekatan tradisional dalam menaksir biaya hanya mempertimbangkan satu titik kemungkinan sehingga dalam menyusun anggaran fleksibel dengan menggunakan rumus: Y = a + b (x) Penaksiran atau prediksi biaya masa depan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan mengandung unsur ketidak pastian (uncertainly) dan probalitas. Hal ini disebabkan karena penaksiran biaya seringkali tidak dapat mengantisipasikan semua faktor dan memperoleh informasi masa depan yang lengkap. Oleh karena itu didalamnya anggaran biaya hendaknya dimasukkan unsur ketidakpastian kedalam rumus tleksibel sehingga rumusnya adalah : Y = a + b (x) + U

Upload: liarachmawaty

Post on 02-Jul-2015

186 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 1

PERILAKU BIAYA (BEHAVIOUR COST) SEBAGAI DASAR PERENCANAAN BIAYA, PEMBUATAN KEPUTUSAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

DRA. NARUMONDANG BULAN SIREGAR MM

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan menghadapi

era globalisasi, perusahaan dituntut effisien dan ekonomis serta dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini penting karena dalam persaingan global hanya perusahaan yang menjalankan kegiatan/beroperasi secara effisien, ekonomis dan produktif yang mampu memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang penting dalam memenangkan persaingan adalah kemampuan untuk menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan para manager perlu memahami dengan benar masalah yang berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya.

Penggolongan biaya sesuai dengan perilaku biaya merupakan faktor kunci yang sangat penting didalam menaksir biaya masa depan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Pembahasan mengenai perilaku biaya umumnya dihubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suatu biaya. Terdapat tiga faktor penting yang mempengaruhi perilaku biaya. Setiap faktor saling berkaitan antara faktor yang satu dengan yang lainnya. Ketiga faktor yang mempengaruhi biaya tersebut adalah : 1. Pengaruh manajemen terhadap biaya 2. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya 3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya.

Selain ketiga macam faktor tersebut diatas, sebenarnya masih banyak faktor yang lain mempengaruhi perilaku biaya. Faktor ini dapat berasal dari internal organisasi dan ekstemal organisasi. Seperti : kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi dan politik, tingkat inflasi dan deflasi perubahan pasar dan persaingan serta lainnya. Pendekatan tradisional dalam menaksir biaya hanya mempertimbangkan satu titik kemungkinan sehingga dalam menyusun anggaran fleksibel dengan menggunakan rumus:

Y = a + b (x) Penaksiran atau prediksi biaya masa depan dipengaruhi oleh berbagai faktor

dan mengandung unsur ketidak pastian (uncertainly) dan probalitas. Hal ini disebabkan karena penaksiran biaya seringkali tidak dapat mengantisipasikan semua faktor dan memperoleh informasi masa depan yang lengkap. Oleh karena itu didalamnya anggaran biaya hendaknya dimasukkan unsur ketidakpastian kedalam rumus tleksibel sehingga rumusnya adalah :

Y = a + b (x) + U

Page 2: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 2

Dalam hal ini : Y = Total biaya dianggarkan a = Total biaya tetap b = Biaya variabel per unit x = Tingkat kegiatan atau volume aktivitas u = Ketidak pastian

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGARUH MANAJEMEN TERHADAP BIAYA

Manajemen merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan biaya. Atas dasar pengaruh manajemen terhadap biaya yang dapat digolongkan menjadi dua : ! Biaya terkendali ! Biaya tidak terkendali

Penggolongan biaya atas dasar pengaruh manajemen ini bermanfaat untuk perencanaan dlan pengendalian biaya dalam rangka untuk menilai.

1) Biaya Terkendali (Controllable Cost)

Biaya terkendali adalah biaya yang langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Untuk menentukan seorang manajer tingkatan tertentu dapat mengendalikan biaya atau tidak, sehingga dapat menentukan biaya menjadi tanggung jawabnya atau tidak, dapat dipakai pedoman berikut ini : ! Apabila seseorang memiliki wewenang dalam mendapatkan atau

menggunakan barang dan jasa tertentu, maka biaya yang berhubungan dengan pemakaian barang dan jasa tersebut merupakan tanggung jawab orang tersebut.

! Apabila seseorang secara berarti dapat mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, maka orang tersebut harus dibebani tanggung jawab atas biaya tersebut.

! Apabila seseorang ditunjuk oleh manajemen untuk membantu pejabat yang sesungguhnya bertanggung jawab atas suatu elemen biaya tertentu, maka orang tersebut ikut bertanggung jawab terhadap biaya tertentu tersebut bersama dengan pejabat yang dibantu. Contoh : Biaya bahan baku besarnya ditentukan oleh dua taktor penting yakni harga bahan baku per unit dan kwantitas bahan baku. Manajer yang dapat mempengaruhi atau mengendalikan harga bahan baku adalah manajer pembelian karena dia memiliki wewenang untuk memperoleh bahan baku per unit. Oleh karena itu manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga bahan baku. Dilain pihak manajer produksi dapat mempengaruhi atau mengendalikan kuantitas bahan baku sehingga dapat mempengaruhi besamya kuantitas bahan baku yang digunakan. Contoh lainnya adalah biaya depresiasi. Manajer puncak memiliki wewenang untuk membuat keputusan mengenai pemilihan aktiva tetap yang akan dibeli, menentukan besarnya nilai sisa aktiva tetap, metode depresiasi yang dipakai. Berdasarkan wewenang tersebut, manajemen puncak dapat mempengaruhi besamya biaya depresiasi terkendalikan oleh manajemen puncak.

Page 3: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 3

2) Biaya Tidak Terkendalikan (UncontroUable Cost) Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. KARAKTERISTIK BIAYA DIHUBUNGKAN DENGAN KELUARAN

Untuk tujuan pengendalian manajemen, khususnya hubungan biaya keluarannya, maka karakteristik biaya dapat digolongkan menjadi tiga : 1) Biaya engineered (engineered cost) 2) Biaya discretionary (discretionary cost) 3) Biaya committed (committed cost) 1) Biaya Engineered (Engineered Cost)

Biaya engineered adalah elemen biaya (input) yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan keluaran (output). Untuk menentukan hubungan phisik yang eksplisit antara biaya dengan keluaran ada 2 : ! Dengan analisis enjineering, sehingga biasa dinamakan biaya enjineered.

Analisis enjineering dilakukan dengan cara mempelajari rancangan produk atau jasa yang umunya dibuat oleh insinyur perusahaan. Dari rancangan produk tersebut, dapat diketahui bahan baku, peralatan dan mesin-mesin serta jenisnya dan lamanya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa sehingga dapat disusun biaya standar untuk menghasilkan produk atau jasa.

! Dengan analisis biaya historical. Analisis biaya historical berarti mencari hubungan statistik antara biaya (masukan) dengan keluaran.

2) Biaya Discretionary (Discretionary Cost)

Biaya discretionary atau managed cost adalah meliputi semua biaya (input) yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan keluaran (output). Biaya discretionary diperlukan untuk menghasilkan keluaran yang bermanfaat bagi perusahaan tetapi keluaran tersebut tidak memberikan hubungan yang akurat dengan masukan. Manajemen seringkali sulit untuk mengukur keluaran yang dihasilkan oleh discretionary cost dan timbul selisih waktu (time lag) antara saat dikeluarkannya biaya dengan saat dihasilkannya keluaran. Karena sulitnya menghubungkan antara biaya masukan dengan keluaran dapat berupa produk, jasa ataupun pendapatan penjualan, maka besamya biaya discretionary ditentukan berdasarkan kebijaksanaan manajemen puncak pada setiap awal periode anggaran yang berdasar jumlah tetap atau jumlah variabel yang ditentukan dari keluaran yang diharapkan. Angaran tersebut didasarkan pada program kerja yang akan dilaksanakan dan cara-cara melaksanakannya sehingga anggaran biaya discretionary menunjukkan jumlah maksimal yang boleh dikeluarkan untuk melaksanakan program tersebut maka jumlah tersebut dengan sangat terpaksa harus dilampaui maka sebelumnya memerlukan pengesahan manajemen puncak. Manajemen dapat mengurangi atau meniadakan biaya discretionary tertentu dengan cara mengurangi atau tidak melaksanakan program kerja tertentu. Contoh biaya discretionary misalnya biaya promosi dan advertensi penjualan, biaya pendidikan dan latihan karyawan, biaya penelitian dan pengembangan. Besarnya biaya tersebut dapat ditentukan berdasar jumlah tetap untuk satu periode anggaran atau berdasar persentase terentu dari hasil penjualan.

Page 4: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 4

3) Biaya Committed (Committed Cost) Biaya committed atau biaya kapasitas (capacity cost) adalah meliputi biaya yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Biaya committed berhubungan dengan penyediaan fasilitas produksi (misalnya bangunan, mesin-mesin, peralatan), fasilitas pemasaran (misalnya gudang produksi selesai, kendaraan pengangkut), fasilitas administrasi organisasi (misalnya pejabat kunci) yang harus dimiliki perusahaan sehingga perusahaan siap beroperasi. Biaya committed merupakan biaya tetap, misalnya : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, asuransi, gaji pejabat kunci.

Biaya committed berhubungan dengan pembelian aktiva tetap dan pengadaan pejabat kunci perusahaan yang bermanfaat untuk jangka waktu panjang. Oleh karena itu biaya committed tidak dapat dipengaruhi oleh manajemen dalam jangka pendek atau dalam tahun anggaran. Akan tetapi di dalam jangka panjang, manajemen dapat mengubah alokasi sumber-sumber pada kapasitas yang dimiliki perusahaan sehingga dapat mempengaruhi besarnya biaya committed.

Biaya committed timbul dari keputusan penanaman modal (capital dudgeting decisions) yang dibuat oleh manajemen. Didalam membuat keputusan mengenai kapasitas atau fasilitas yang akan digunakan oleh perusahaan untuk jangka waktu panjang di masa yang akan datang, manajemen dapat mempengaruhi kapasitas aktiva tetap yang akan dibeli dan pengadaan pejabat kunci dengan mempertimbangkan keluaran (output) yang diharapkan sebesar 100.000 unit produk per tahun maka cost aktiva tetap yang akan dibeli sebesar Rp. 100 juta, jika keluaran yang diharapkan sebesar 180.000 produk per tahun maka aktiva tetap yang dibeli dengan kapasitas yang lebih besar yang umumnya mempunyai cost yang lebih besar pula.

3. PENGARUH PERUBABAN VOLUME KEGIATAN TERHADAP BIAYA

Atas dasar pengaruh perubahan volume terhadap biaya, biaya dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : 1) Biaya tetap 2) Biaya variabel 3) Biaya semivariabel

Penggolongan biaya ini bermanfaat untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya.

1) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan

volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu. b. Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan

perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

Contoh : biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut elemennya dapat digolongkan kedalam : biaya depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, gaji pejabat kunci, dan biaya tetap lainnya.

Tingkatan kekonstanan total biaya tetap terbatas dalam jangka kapasitas (range of capasity) yang merupakan daerah kapasitas di dalam mana manajemen

Page 5: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 5

melaksanakan kegiatan sehingga jarak tersebut dinamakan juga jarak relevan (relevant range). Tingkatan kapasitas di luar jarak relevan dapat mengakibatkan jumlah total biaya tetap berubah. Perubahan tingkatan kapasitas diatas jarak relevan umumnya hanya dapat dilakukan dalam jangka panjang.

Sebagai contoh, suatu perusahaan pada saat sekarang merniliki mesin dengan kapasitas produksi sebnayak 120.000 buah produk per tahun. Harga perolehan mesin tersebut Rp. 2.500.000 dengan taksiran nilai sisa Rp. 100.000 dan umur ekonomis 5 tahun yang disepresiasi dengan metode garis lurus. Dari contoh tersebut diketahui :

Besarnya biaya depresiasi per tahun adalah : Keterangan : D = Depresiasi HP = Harga Perolehan NS = Nilai Sisa TUE = Taksiran Umur Ekonomis

Jarak relevan adalah kapasitas 0 sampai dengan 120.000 buah. Jika perusahaan bekerja pada kapasitas di atas kemampuan maksimal tersebut, misalnya pada 180.000 buah, maka perusahaan harus menambah mesin baru yang berarti menambah besarnya biaya depresiasi sehingga jumlah total biaya tetap berubah.

Pada jarak relevan, besarnya biaya tetap per unit berbanding terbalik secara proporsional dengan pernbahan volume kegiatan. Misalnya :

(1)

Total Biaya Tetap

(2) Tingkat Kegiatan

(3) = (1) : (2) Biaya Tetap Per Buah

Rp. 480.000 Rp. 480.000 Rp. 480.000

120.000 Buah 60.000 Buah 30.000 Buah

Rp. 4 Rp. 8 Rp. 16

Secara matematis, persamaan total biaya tetap dapat dinyatakan dengan rumus: Keterangan : Ye = Jumlah Total Biaya a = jumlah Total Biaya Tetap B = Biaya Variabel Per Unit x = Tingkat Kegiatan

Pada biaya tetap, besarnya b = 0 ; sehingga persamaan untuk total biaya tetap adalah:

Persamaan untuk biaya tetap per unit (UC) adalah :

HP-NS Rp. 2.500.000 - Rp. 100.000 D = = TUE 5 = Rp. 480.000 per tahun

Ye = a + b (x)

Ye = a + 0 (x)

Page 6: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 6

Ye a + 0 (x)

UC = = = x x

Dari contoh tersebut di atas dapat disusun dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut : Total Biaya Tetap

Kuantitas Grafik Total Biaya Tetap

Biaya Tetap Per Unit

Kuantitas Grafik Biaya Tetap Per Unit

Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya tetap dapat digolongkan menjadi dua yaitu : (1) biaya tetap discreationary, (2) biaya tetap committed. Biaya tetap discreonary adalah biaya tetap yang besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan manajemen puncak setelah mempertimbangkan program dan cara-cara pelaksanaan program yang bersangkutan, misalnya biaya tetap untuk : penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan karyawan, serta promosi dan apertensi. Biaya tetap committed adalah biaya tetap yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan perusahaan beroperasi dalam kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi. Seperti : depresiasi, asuransi, gaji pejabat kunci.

a x

Page 7: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 7

(2) Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan

volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel.

b. Biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan. Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel, dan biaya administrasi variabel.

Dari contoh total biaya variabel dan biaya variabel per unit tersebut diatas

dapat disusun grafik yang tampak pada gambar. Total Biaya Variabel

Kuantitas Grafik Total Biaya Variabel

Biaya Variabel-variabel

Kuantitas Grafik Biaya Variabel Per Unit 4. DASAR AKTIVITAS

Variabilitas biaya harus dihubungkan dengan sesuatu sebagai dasar aktivitas atau dasar kapasitas. Terdapat banyak dasar aktivitas yang dapat digunakan di dalam suatu perusahaan, diantaranya yang banyak digunakan adalah dasar unit produk yang diproduksi dan unit produk yang dijual. Dasar aktivitas lain yang dapat dipakai misalnya kilometer perjalanan penjualan, jumlah halaman yang diketik oleh sekretaris, jumlah jam mesin, jumlah tempat tidur pada rumah sakit, kilogram atau lembar pakaian yang dipenatu oleh bagian loundry suatu hotel. Dalam hubungannya dengan perencanaan dan pengendalian biaya variabel, seorang manager harus memahami dengan baik atau mengenal betul berbagai dasar aktivitas di dalam perusahaan.

Jumlah dan jenis biaya variabel yang ada pada suatu organisasi sebagian besar tergantung pada struktur dan tujuan organisasi. Organisasi yang padat modal, misalnya PLN dan Perumtel sebagai perusahaan public utility, mempunyai biaya variabel relatif sedikit. Sebagian besar biaya pada organisasi padat modal berhubungan dengan aktiva tetapnya dan sifat biayanya tidak sensitif terhadap

Page 8: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 8

perubahan jumlah jasa yang dihasilkan, jadi sebagian besar biayanya adalah biaya tetap. Sebaliknya, pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang mempunyai jumlah dan jenis biaya variabel yang relatif tinggi. Biaya variabel pada perusahaan manufaktur digunakan untuk dapat memproduksi produk atau membeli barang dagangan dan untuk menjualnya kepada para pembeli.

Tidak semua biaya variabel mempunyai pola perilaku yang sama. Atas dasar pola perilakunya ini, biaya variabel seringkali dikelompokkan menjadi dua, yaitu : (1) Biaya Variabel Sejati

Biaya variabel sejati (true variabel cost) atau biaya variabel proporsional adalah biaya variabel yang benar-benar berubah secara proporsional dengan perubahan volume aktivitas. Sebagai contoh, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang besarnya didasarkan upah per potong adalah biaya variabel sejati.

Sebagai contoh misalnya bahan baku. Jika setiap buah produk memerlukan bahan baku Rp. 10, maka : (1) Besarnya total biaya variabel untuk berbagai tingkatan produksi adalah :

(1) Biaya Bahan Baku

Per Buah

(2) Volume Kegiatan

(Buah)

(3) = (1) (2) Total Biaya Bahan Baku

Rp. 10 Rp. 10 Rp. 10

Rp. 25.000 Rp. 50.000 Rp. 100.000

Rp. 250.000 Rp. 500.000

Rp. 1.000.000 (2) Persamaan matematika total biaya variabel adalah :

Pada biaya variabel besarnya a = 0, maka total biaya variabel menjadi : Ye = 0 + b(x) =

(3) Persamaan biaya per unit (UC) untuk biaya variabel adalah : UC = Ye = b(x) = b x x (2) Biaya Variabel Bertingkat

Biaya variabel bertingkat (Step variabel cost) adalah biaya yang dapat dipertimbangkan sebagai biaya variabel tetapi tidak benar-benar berubah secara proporsional dengan perubahan volume. Sebagai contoh adalah biaya tenaga kerja untuk pemeliharaan, waktu pemeliharaan perubahannya tidak selalu proporsional dengan perubahan kegiatan dan waktu tersebut jika tidak dimanfaatkan tidak dapat disimpan. Perbandingan antara biaya variabel sejati dengan biaya variabel bertingkat tampak pada gambar.

Ye = a + b (x)

b(x)

Page 9: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 9

Dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya, biaya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : ! Biaya variabel engineered

Biaya variabel engineered adalah biaya variabel yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan keluarannya, misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

! Biaya variabel discretionary Biaya variabel discretionary adalah biaya variabel yang tidak mempunyai hubungan akurat dengan keluarannya, misalnya biaya promosi dan advertensi yang ditentukan oleh manajemen berdasarkan persentase tertentu dari pendapatan penjualan, biaya penelitian dan pengembangan yang ditentukan berdasar persentase tertentu dari laba yang dicapai.

(3) Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semangkin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding (not proportional).

2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

3) Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kenderaan, biaya listrik, biaya telpon.

Untuk tujuan perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian biaya

maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pendekatan dan tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dibahas berikut ini.

5. PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL

Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya varibel dapat digunakan beberapa pendekatan pemisahan yang meliputi : (1) Pendekatan lntuisi (2) Pendekatan Engineering (3) Pendekatan Perilaku biaya sesungguhnya masa lalu.

Page 10: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 10

1) Pendekatan Pemisahan Biaya Semi Variabel a. Pendekatan lntuisi

Pendekatan intuisi atau metode intuisi menggolongkan biaya kedalam biaya tetap dan biaya variabel dengan meneliti kegiatan (misalnya kegiatan produksi), adanya surat-surat keputusan manajemen, dan kontrak-kontrak perjanjian dengan pihak lain.

Sebagai contoh untuk mengetahui biaya gaji termasuk biaya tetap atau variabel ditentukan dengan melihat atau meneliti surat keputusan mana.iemen yang berhubungan dengan gaji, gaji manajer pabrik atas dasar suatu keputusan manajemen dibayar tetap per bulan maka biaya gaji manajer pabrik adalah biaya tetap. Biaya depresiasi umumnya adalah biaya tetap, besarnya biaya depresiasi ditentukan oleh surat keputusan atau kebi.iaksanaan manajemen tentang depresiasi. Dengan meneliti kegiatan produksi akan diketahui bahwa umumnya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan bahan bakar untuk pabrik adalah biaya variabel. Jika kontrak perjanjian komisi berdasar unit yang dijual maka biaya komisi adalah biaya variabel.

Dalam kondisi atau situasi dimasa suatu elemen biaya sifatnya komplek, pendekatan intuisi ini peka atau sensitif terhadap kesalahan penggolongan suatu biaya kedalam biaya tetap dan biaya variabel.

b. Pendekatan Engineering Pendekatan engineering (engineering approach) adalah metode estimasi

biaya dengan cara mengidentifikasikan hubungan phisik antara kegiatan (misalnya kegiatan pabrik) dengan biaya.

Jika ada hubungan phisik yang sifatnya langsung antara kegiatan dan biaya, yaitu naiknya kegiatan diikuti secara langsung oleh kenaikan biaya atau penurunan kegiatan diikuti secara langsung oleh penurunan biaya, maka biaya tersebut adalah biaya variabel.

Jika tidak ada hubungan phisik yang sifatnya langsung antara kegiatan dengan biaya, dalam arti naik turunnya kegiatan tidak mempengaruhi besamya biaya, maka biaya tersebut sifatnya tetap.

Penerapan pendekatan engineering untuk menafsir dan menentukan variabilitas biaya tenaga kerja digunakan studi gerak dan waktu (time and motion studies). Dengan menggunakan alat pengukur dan pencatat waktu, misalnya stop watches, peneliti gerak dan waktu melaksanakan : 1. Pengukuran jumlah waktu yang diperlukan oleh karyawan tertentu dalam

mengerjakan tugas tertentu. 2. Penentuan waktu dan cara pengerjaan tugas tertentu yang paling effisien. 3. Pengukuran tingkat perubahan kegiatan dengan tingkat perubahan biaya.

Untuk menaksir besamya biaya bahan, pendekatan engineering mempelajari atau studi karakteristik bahan dan spesifikasi mesin-mesin yang dipakai mengolah produk serta spesifikasi produk yang akan diolah.

Penerapan pendekatan engineering tidak terbatas hanya pada kegiatan pabrik, tetapi dapat pula diterapkan pada kegiatan non pabrik, misalnya meneliti kegiatan pembuatan faktur penjualan dengan biaya administrasi penjualan.

c. Pendekatan Perilaku Biaya Sesungguhnya Masa Lalu Pendekatan engineering meskipun dapat menentukan variabel biaya dengan

relatif teliti tetapi seringkali memerlukan biaya yang terlalu mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dipakai pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu untuk menaksir biaya masa datang.

Anggapan dasar dari pendekatan perilaku sesungguhnya masa lalu adalah bahwa biaya masa datang akan mempunyai perilaku yang sama dengan biaya masa lalu, jika ada perubahan yang cukup besar terhadap mesin-mesin atau metode produksi atau produk diolah atau kondisi ekstemal yang mempengaruhi

Page 11: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 11

perusahaan maka data biaya masa lalu yang dicatat oleh akuntansi tidak mencukupi untuk menaksir biaya masa datang. Kelemahan lain dari pendekatan tingkah laku biaya sesungguhnya masa lalu adalah sering timbul ketidak sesuaian antara saat biaya dinikmati dengan saat biaya dicatat dalam akuntansi, misalnya biaya depresiasi dan amortisasi barn dicatat per 31 Desember melalui jumal penyesuaian meskipun aktiva tetap yang bersangkutan dinikmati pada semua bulan dalam periode yang bersangkutan.

2) Tehnik Pemisahan Semi Variabel

Atas dasar pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu, biaya semi variabel dapat dipisahkan dengan menggunakan beberapa tehnik yaitu : a. Titik tertinggi dan titik terendah b. Biaya Bersiap c. Grafik statistical d. Garis regresi sederhana e. Regresi berganda

Berikut ini akan dibahas pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan menggunakan pendekatan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu. a. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah

Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (high and low point method) mernisahkan biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dengan titik terendah. Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya perubahan kapasitas clan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga persamaan Y = a + b x dapat ditentukan.

Langkah-langkah memisahkan biaya variabel dan biaya tetap dengan metode titik tertinggi dan terendah adalah :

1. Menentukan biaya variabel satuan atau b Biaya pada titik tertinggi Yt = a + bxt

Biaya pada titik terendah Yr = a + bxr

Perbedaan Yt – Yr = bxt – bxr Jadi : b (xt – xr) = Yt - Yr

dimana : Yt = jumlah biaya pada titik tertinggi Yr = jumlah biaya pada titik terendah a = jumlah total biaya tetap xt = kapasitas tertinggi xr = kapasitas terendah 2. Menentukan Besamya Total Biaya Tetap atau a

Total biaya tetap a dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi atau biaya pada titik terendah, dengan rumus : Pada titik tertinggi adalah :

Yt – Yr

b = xt – xr

a = Yt – bxt

Page 12: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 12

Sedangkan pada titik terendah adalah : 3. Menentukan besamya Anggaran Fleksibel

Setelah b dan a dapat ditentukan, maka besamya persamaan atau rumus biaya dengan anggaran fleksibel adalah :

Y=a+bx Contoh : Biaya listrik untuk pabrik PT. Nusantara dalam tahun 19AA tampak pada tabel 1 :

n Bulan

x Kapasitas

(Jam Mesin)

Y Biaya Listrik

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juuli Agustus September Oktober November Desember

Rp. 1.400 Rp. 1.600 Rp. 1.200 Rp. 1.800 Rp. 2.400 Rp. 2.000 Rp. 1.800 Rp. 2.400 Rp. 2.600 Rp. 3.000 Rp. 2.200 Rp. 1.600

Rp. 30.880 Rp. 33.920 Rp. 28.000 Rp. 37.360 Rp. 46.000 Rp. 40.400 Rp. 37.720 Rp. 45.040 Rp. 49.000 Rp. 55.000 Rp. 43.000 Rp. 33.680

Rp. 24.000 Rp. 480.000

Biaya Listrik Pabrik

Dari data listrik pabrik tersebut dapat dipisahkan ke dalam elemen biaya variabel dan biaya tetap dengan menggunakan metode titik tertinggi dan terendah tampak pada tabel berikut :

a = Yr – bxr

Page 13: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 13

Metode Titik Tertinggi dan Terendah Pemisahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Metode titik tertinggi dan terendah memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut :

Kebaikan : Metodenya sederhana sehingga mudah dihitung dan dipakai. Kelemahan : Kurang teliti dan cermat, karena hanya didasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim, yaitu tertinggi dan terendah, tingkatan kapasitas yang lain tidak dipertimbangkan.

b. Metode Biaya bersih Metode Biaya bersiap (stand by cost nethod) atau metode biaya berjaga

adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menghitung bersanya biaya pada keadaan perusahaan atau pabrik ditutup untuk sementara tetapi dalam keadaan siap berproduksi besarnya biaya pada keadaan perusahaan tutup untuk sementara disebut biaya bersiap dan dianggap sebagai total biaya tetap atau a.

Setelah total biaya tetap atau a diketahui, langkah berikutnya adalah menentukan besarnya biaya variabel sawall daTi tingkatan kegiatan rata-rata dan biaya rata-rata, dengan rumus :

Page 14: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 14

Y = a + bx

b x = Y - a

Langkah terakhir adalah menentukan besarnya anggaran fleksibel. Jadi urutan langkah-langkah pada metode biaya bersiap adalah : (a) Menentukan besarnya total biaya tetap atau a (b) Menentukan besarnya biaya variabel satuan atau b (c) Menentukan besarnya anggaran fleksibel atau y = a + bx

Dengan rnenggunakan contoh I yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara misalnya pada saat kegiatan pabrik dihentikan sementara dalam jangka waktu satu bulan besarnya biaya bersiap Rp. 15.000, maka biaya ini adalah total biaya tetap per bulan atau a. Besarnya biaya variabel satuan adalah :

Y = Y = Rp. 480.000 = Rp. 40.000 n 12

x = x = Rp. 24.000 jam mesin = 2.000 jam mesin n 12 b = Y - a = Rp. 40.000 - Rp. 15.000 Rp.12,5 per jam mesin

x 2.000 jam mesin

Jadi anggaran fleksibel adalah : Per bulan y = a + bx = Rp. 15.000 + Rp. 12,5 x Per tahun y = a (12) + bx = Rp. 180.000 + Rp. 12,5 x Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut : Kebaikan : Perhitungannya sederhana dan mudah Kelemahan : 1. Tidak cermat atau teliti karena hanya mendasarkan satu tingkatan kegiatan. 2. Mahal untuk diterapkan atau digunakan 3. Biaya tetap berjaga tidak sama dengan biaya tetap operasi. c. Metode Grafik Statistikal

Metode grafik statistikal (statistical scattergraph method) adalah metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara menggambarkan biaya setiap bulan pada sebuah grafik dan menarik satu garis lurus di tengah titik-titik biaya tersebut.

Langkah-langkah di dalam pembuatan grafik statistikal adalah : (1) Membuat denah atau grafik statistikal Garis tegak lurns atau vertikal disebut sumbu Y menunjukkan tingkatan besamya biaya, garis mendatar atau horizontal disebut sumbu X menunjukkan tingkatan kapasitas atau kegiatan. (2) Memasukkan biaya setiap bulan pada grafik statistikal Biaya per bulan digambarkan pada grafik sesuai dengan besarnya dan tingkatan kegiatan. (3) Ditarik garis B atau biaya Dan semua titik-titik biaya ditarik garis lurus melewati ditengah titik-titik tersebut sampai memotong sumbu Y, garis tersebut garis B atau total biaya. (4) Menentukan besamya total biaya tetap atau a Perpotongan garis b atau biaya dengan sumbu y dianggap atau menujukkan besamya total biaya tetap atau a,

b = Y - a x

Page 15: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 15

perpotongan dengan sumbu y ditarik garis ke kanan secara horizontal atau mendatar adalah garis a menunjukkan total biaya tetap. (5) Menentukan besamya biaya variabel satuan atau b Besarnya biaya variabel satuan adalah :

b = Y – an atau b = Y - a x x Biaya variabel satuan menunjukkan kemiringan atau slope grafik B atau total biaya. (6) Menentukan persamaan anggaran fleksibel Setelah a clan b diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + bx Dengan menggunakan contoh I yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara dapat disusun grafik statistikal dan dipisahkan elemen biaya tetap dan biaya variabel yang tampak pada gambar sebagai berikut : Biaya = Y (dalam Rp. 000) Keterangan gambar : 1. Besarnya biaya tetap per bulan atau a = Rp. 12.500

Besarnya biaya tetap per tahun = Rp. 12.500 x 12 = Rp. 150.000 2. Biaya variabel satuan atau b adalah :

b = Y – an = Rp. 480.000 – Rp. 150.000 = Rp. 13,75 per jam mesin x 240.000 jam mesin

atau b = Y – a = Rp. 40.000 – Rp. 12.500 = Rp. 13,75 per jam mesin x 2.000 jam mesin 3. Persamaan anggaran fleksibel adalah :

Per bulan Y = a + bx = Rp. 12.500 + Rp. 13,75 x Per tahun Y = a (12) + bx = Rp. 150.000 + Rp. 13,75 x

Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahan sebagai berikut : Kebaikan : Dibanding metode titik tertinggi dan terendah serta metode biaya bersiap, metode grafik statistik lebih teliti karena semua n atau bulan telah diperhitungkan. Kelemahan :

Page 16: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 16

Metode grafik statistik kurang ilmiah karena penarikan garis B dapat berbeda antara orang tertentu dibandingkan orang lain, atau oleh orang tertentu tetapi waktunya berbeda, meskipun dengan menggunakan data kapasitas clan biaya yang sarna, jadi sifatnya sub.iektif. d. Metode Garis Regresi Sederhana

Metode garis regresi (regression line method) atau metode kuadrat terkecil (leas squares method) adalah metode pernisahan biaya variabel dan biaya tetap dengan cara menentukan hubungan variabel tergantung (dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel) dari sekumpulan data.

Dalam hubungannya dengan pengukuran varialibitas biaya, maka yang dimaksud variabel tergantung adalah besamya biaya, sedangkan variabel bebas adalah tingkatan kapasitas, jadi besamya biaya tergantung tingkatan kapasitas. Jika hanya digunakan dua variabel, satu variabel tergantung dan satu variabel bebas, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi sederhana (simple regression). Tetapi jika terdapat dua variabel bebas atau lebih, jadi terdapat tiga variabel atau lebih, maka analisa regresi yang dipakai adalah regresi berganda (multiple regression).

Tujuan garis regresi membuat garis yang jurnlah penyimpangan kuadrat antara garis regresi danm observasi-obsrvasi adalah minimal. Kebaikan pemakaian metode garis regresi adalah : 1. Metode ini sifatnya objektif 2. Memakai semua data atau n 3. Dapat menyelenggarakan informasi statistik tambahan yang dapat menaksir

biaya. Berikut ini akan dibahas metode garis regresi sederhana dengan

mempertimbangkan dua variabel, setelah itu barn akan dibahas regresi berganda. Metode regresi sederhana menggunakan persamaan garis lurus Y = a + bx,

langkah-langkah dalam memisahkan biaya variabel dan biaya tetap adalah : 1. Menentukan besarnya biaya variabel satuan atau b

dimana, X = deviasi atau penyimpangan dari X atau kegiatan rata-rata Y = deviasi atau penyimpangan dari Y atau biaya rata-rata

2. Menentukan besamya total biaya tetap atau a Setelah biaya variabel satuan atau b dapat ditentukan, maka besarnya total biaya tetap atau a dapat dihitung dengan rumus :

3. Menentukan persamaan anggaran fleksibel

Setelah b dan a diketahui, dapat disusun persamaan anggaran fleksibel per bulan atau per tahun, yaitu y = a + b.x Dengan menggunakan contoh a yaitu biaya listrik pada PT. Nusantara dapat disusun persamaan garis regresi sederhana dalam rangka memisahkan biaya variabel dan biaya tetap, yang tampak pada tabel sebagai berikut :

b = X.Y X2

a = Y – b, X

Page 17: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 17

Pemisahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap Metode Garis Regresi Sederhana

Pemisahan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan metode garis regresi sederhana dapat pula dilakukan secara langsung, tanpa menghitung deviasi X dan deviasi Y. Atas dasar contoh biaya listrik pada PT. Nusantara, garis regresi sederhana yang dilakukan secara langsung dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 18: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 18

Tabel-3

Regresi Sederhana Secara Langsung Atas dasar data pada tabel dilakukan substitusi jumlah-jumlah yang ada menjadi dua persamaan : Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + 51.120.000 b Rp. 480.000 = 12 a + 24.000 b Untuk menghitung bersarnya b, persamaan kedua dikalikan 2.000 sehingga persamaan menjadi :

Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + 51.120.000 b Rp. 960.000.000 = 24.000 a + 48.000.000 b Rp. 46.432.000 = 3.120.000 b

b = Rp. 46.432.000 = Rp.14,882 per jam

3.120.000 Setelah besarnya biaya variabel per jam (b) diketahui, besarnya total biaya

tetap (a) per bulan dapat dihitung : Rp. 1.006.432.000 = 24.000 a + Rp. 51.120.000 (Rp. 14,882) Rp.1.006.432.000 = 24.000 a + Rp.760.767.840

24.000 a = Rp. 1.006.432.000 - Rp. 760.767.840 a = Rp.245.664.160

24.00 = Rp. 10.236

Setelah dihitung besarnya biaya variabel per unit (b) dan total biaya tetap

(a), selanjutnya dapat disusun anggaran fleksibel sebagai berikut : Per bulan Y = Rp. 10.236 + Rp. 14,882 X

Page 19: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 19

Per tahun Y = Rp. 10.236 (12) + Rp. 14,882 X = Rp. 122.832 + Rp. 14,882 X

Jadi hasil perhitungan perusahaan biaya semi variabel dengan metode regresi sederhana melalui perhitungan deviasi dan perhitungan langsung menghasilkan biaya tetap dan biaya variabel yang sarna besarnya.

e. Metode Regresi Berganda

Didalam metode regresi sederhana hanya dipakai satu variabel bebas. Dalam keadaan tertentu variabilitas biaya atau Y dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas atau beberapa jenis kegiatan sehingga harus dianalisa dengan metode regresi berganda agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat didalam menentukan prediksi. Rumus persamaan biaya dengan metode regresi berganda adalah : dimana,

Y = Jumlah total biaya a = Jumlah total biaya tetap b = Biaya variabel satuan pada kegiatan tertentu, misalnya b1, adalah biaya

variabel satuan pada kegiatan X1

x = Variabel bebas dalam berbagai jenis kegiatan, misalnya X1 adalah Jam kerja langsung X2 jam mesin, X3 jam tenaga listrik dan sebagainya.

Perhitungan dalam metode regresi berganda sangat kompleks dan

penggunaan komputer dapat mencari koefisien persamaan tersebut. Pada metode regresi berganda, perhitungan r2 nya disebut koefisien

determinasi berganda dan nilai t dihitung untuk setiap persamaan koefisien determinasi berganda.

Sebagai contoh penerapan metode regresi berganda dapat dilihat penggolongan biaya reperasi dan pemeliharaan yang dipengaruhi oleh jam kerja langsung, jam mesin, dan jam listrik pada PT. Utami dibawah ini :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + ………….+ bnxn

Page 20: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 20

Dengan menggunakan program komputer dapat diketahui besarnya a = Rp. 228.000 b1 = 98 b2 = 25 b3 = 24 Oleh karena itu besarnya perdiksi biaya adalah : Y = Rp. 228.000 + Rp. 98 (x1) + Rp. 25 (x2 ) + Rp. 24 (x3) Dari tabel diatas dapat digunakan menyusun prediksi besarnya biaya pada

berbagai tingkatan variabel bebas, misalnya jika jam kerja langsung x1 = 1.900, jam mesin x2 = 425, dan jam listrik x3 = 590, maka besarnya taksiran atau prediksi biaya adalah :

Y = Rp. 228.000 + Rp. 98 (1.900) + Rp. 25 (425) + Rp. 24 (590) = Rp. 438.925 Perlu diketahui pula bahwa variabel bebas yang diperhitungkan dapat

berbentuk harga indeks (price indek) sehingga mempertimbangkan tingkat inflasi atau deflasi di dalam menyusun prediksi biaya. 6. ASUMSI ANALISIS REGRESI

Terdapat beberapa asumsi yang mendasari analisis regresi untuk menaksir biaya. Asumsi atau kondisi penting agar analisis regresi dapat teliti adalah sebagai berikut : 1. Linearitas 2. Penyimpangan konstan 3. Normalitas 4. Autokorelasi 5. Multikolinearitas

1. Linearitas

Jika analisis regresi digunakan untuk mengembangkan taksiran fungsi biaya, dianggap terdapat suatu hubungan garis lurus (linear) antara variabel bebas dan variabel tergantung, atau antara x dengan y. Untuk menentukan apakah suatu data cukup membentuk model hubungan garis lurus dapat digunakan perbanding antara standarisasi residual dengan variabel x. Residual adalah antara data sesungguhnya dengan data yang diramalkan dengan menggunakan rumus regresi (y - y). Standarisasi residual diperoleh dengan cara membagi setiap residual dengan standar error estimasi (Se). Jika data tersebut cukup membentuk model garis lurus distribusi random standarisasi residual berada pada sekitar nol. Jika data tidak cukup membentuk persamaan garis lurus, residual tersebut tampak mengikuti sistematika pola tertentu.

2. Penyimpangan Konstan Dalam analisis regresi sederhana maupun regresi berganda dianggap bahwa residual berasal dari distribusi probabilitas normal yang mempunyai mean sebesar nol dan penyimpangan konstan untuk setiap nilai variabel bebas. Jika penyimpangan konstan, kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai homoscedastisitas. Jika penyimpangan tidak konstant disebut heteriscedastisitas. Pada penyimpangan yang tidak konstan, t test koefisien tidak benar dan reabilitas koefisien tidak dapat ditentukan. Keadaan ini dijumpai jika observasi mencakup tentang kegiatan yang terlalu luas.

3. Normalitas Residual dianggap mempunyai distribusi normal. Deviasi kecil dari normalitas diantara residual tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi, jika penggunaanya

Page 21: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 21

pada koefisien estimasi regresi berganda maka sangat perlu untuk mengecek normalitas residual. Pengetesan tersebut dapat dilaksanakan dengan menyusun pola probabilitas standarisasi residual.

4. Autokorelasi Analisis regresi menganggap bahwa residual tidak merupakan antokorelasi. Autokorelasi dalam residual berarti bahwa nilai residual dalam periode t secara parsial ditentukan oleh residual dalam periode-periode t-1, t-2, ...t-n. Konsekuensi autokorelasi residual dapat diringkas sebagai berikut : a. Standard error koefisien regresi secara serius akan under-estimated b. Penyimpangan sampling koefisien akan sangat besar c. Prediksi biaya yang dibuat atas dasar persarnaan regresi akan lebih bersifat

variabel daripada yang mula-mula diharapkan dari penaksiran kuadrat terkecil.

Autokorelasi kadang-kadang ada dalam data biaya sebab yang melekat pada biaya jika kegiatan menurun. Sebagai contoh, jika kegiatan produksi naik, lembur dimanfaatkan atau menambah karyawan dan perilaku biaya tenaga kerja sangat variabel. Akan tetapi, jika tingkat kegiatan mulai menurun maka karyawan cenderung tidak dapat dikurangi (terbentur peraturan tenaga kerja) sehingga biaya tenaga kerja tidak menurun dalam proporsi yang sama sebagaimana jika terjadi kenaikan.

5. Multikolinearitas Jika regresi berganda digunakan, dianggap bahwa variabel bebas tidak dikorelasikan. Jika variabel bebas dikorelasikan, kondisi tersebut dinamakan multikolinearitas. Korelasi diantara variabel bebas berarti bahwa koefisien tidak dapat digunakan sebagai taksiran perubahan incremental dalam variabel tergantung dengan perubahan unit dalam variabel bebas. Akan tetapi, fungsi regresi yang lengkap dapat digunakan untuk menafsir biaya total sepanjang variabel bebas secara kontinu tetapi dikorelasikan. Dalam ukuran akuntansi manajemen, jika terdapat multikolinearitas, prediksi total biaya akan akurat sepanjang variabel bebas tetap dikorelasikan dalam cara yang sama. Akan tetapi koefisien individual tidak merupakan tafsiran yang baik untuk biaya variabel per unit dari variabel bebas.

BAB III

KESIMPULAN

Pengenalan dan penggolongan perilaku biaya bermantaat untuk : perencanaan biaya, pembuatan keputusan, dan pengendalian. Terdapat tiga faktor kunci yang mempengaruhi biaya yaitu : pengaruh manajemen terhadap biaya, karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya dan pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya Prediksi biaya masa dapat mengandung ketidakpastian dan probabilitas.

Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manager tertentu dalam jangka waktu tertentu. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manager tertentu dalam jangka waktu tertentu

Dihubungkan dengan keluarannya, biaya dapat digolongkan kedalam : biaya engineered, biaya discretionary, dan biaya committed. Biaya engineered adalah biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan keluarannya. Biaya descritionary adalah biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan keluarannya. Biaya committed adalah biaya yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi.

Page 22: cost behavior

©2003 Digitized by USU digital library 22

Atas dasar pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya, biaya digolongkan kedalam biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Biaya tetap jumlah totalnva tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkatan tertentu. Biaya variabel jumlah totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifat perubahannya tidak proporsional.

Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya varibel dapat gunakan tiga pendekatan yaitu : industri, ingeneering dan perilaku biaya sesungguhnya masa lalu. Pendekatan intuisi didasarkan pada penelitian kegiatan, surat keputusan manajemen dan kontrak-kontrak dengan pihak lain. Pendekatan engineering didasarkan pada indentifikasi hubungan phisik kegiatan dengan biaya. Pendekatan perilaku biaya masa lalu mendasarkan anggapan bahwa biaya masa datang mempunyai perilaku yang sama dengan biaya masa lalu.

Terdapat beberapa tehnik yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Tehnik tersebut misalnya : metode titik tertinggi dan terendah, metode biaya bersiap, metode grafik statistik, metode garis regresi sederhana, dan metode garis regresi berganda. Metode regresi lebih teliti dibandingkan dengan yang lain karena dapat diuji dengan hubungan statistikal, kesalahan standar taksiran, koefisien determinasi, koefisien kesalahan standard dan nilai t. Dalam analisis regresi digunakan beberapa asumsi yang berhubungan dengan : penyimpangan konstan, normalitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. R.A. Aupriyono, S.U, Akuntan 2. Gary Cokins, Alan Stratton, CMA,

Jack Helbling 3. Hirsch JR. Mauricel. 4. Homgren. Charlest, Gary, L

Sundem, and William 0 Stratton

Akuntansi Manajemen I BPFE Yogyakarta Activity - Based Costing PT 0 Pustaka Binaman Pressindo Advanced Management Accounting, 2 Nd Edition, South-Western Publishing Company Introduction to Management Accounting, 10th Edition Prentice Hall International Inc