consumer behavior analysis

13
Page [MANAJEMEN PEMASARAN] March 9, 2011 Company Profile 1. Sejarah Bakpia Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan. Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. 2. Bakpia Pathok “25Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang mereka buat "Selalu Baru dan Hangat". Perusahaan Bakpia Pathok "25" mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25.

Upload: sahasika-prabaswara

Post on 01-Jul-2015

168 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Company Profile

1. Sejarah Bakpia

Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya

adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok

Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas

dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga

mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.

Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah,

diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya

perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. 

2. Bakpia Pathok “25”

Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah

generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap

harinya tidak tetap karena produk yang mereka buat "Selalu Baru dan Hangat".

Perusahaan Bakpia Pathok "25" mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP

KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan

ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan

merek dagang 25.

Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita.

Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai

pria biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi atau kumbu, pengoven serta pemasar

ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.

Dalam pengembangan usaha bakpia ini, untuk menjaga kualitas produk bakpia dilakukan

pengawasan mutu produk. Pengawasan mutu bahan baku dilakukan dengan cara penyimpanan pada

kondisi yang sesuai untuk mempertahankan kualitas bahan baku. Selain itu pihak perusahaan juga

dapat memilih bahan baku yang baik untuk digunakan. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama

proses dilakukan pengontrolan setiap tahapan produksi terutama tentang keseragaman bentuk

Bakpia. Pengawasan produk jadi dilakukan dengan cara sortasi terhadap bakpia yang tidak

Page 2: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

memenuhi syarat atau standart. Untuk sortasi ini biasanya dilakukan dengan melihat bakpia yang

tidak gosong, kenampakan menarik dan tidak cacat atau pecah.

Untuk menarik konsumen, dilakukan pula pengembangan jenis produk. Kini dapat kita temui

berbagai macam rasa dari bakpia yang dibuat oleh bakpia 25.

Bakpia dengan cita rasa Aneka Rasa

Bakpia dengan cita rasa Khas Keju

Bakpia dengan rasa Cokelat

Bakpia dengan cita rasa Khas Original Kacang Ijo (Kumbu)

Page 3: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Kemasan Bakpia membantu menambah citra KHAS Yogya di produk bakpia 25 ini. Setiap

kemasan dibuat dengan rapi dan baik sehingga mempermudah untuk dibawa bepergian kemana-

mana.

Kemasan Produk Pertama

Kemasan Produk Kedua

Kemasan Produk Pertama Bermerk Dagang

Kemasan Produk Dos

Box / Kemasan pertama kali

bakpia pathok 25 pertama kali

menggunakan tempat yang

terbuat dari bambu (orang daerah

sekitar menyebut dengan besek)

Box / Kemasan pertama kali

Produk bakpia pathok 25 yang

menggunakan kotak.

Box / Kemasan Dos bakpia

pathok 25 setelah melalui

proses perkembangan akhirnya

menjadi seperti Kemasan

Produk yang sekarang dipakai

Box / Kemasan Dos bakpia

pathok 25 ini digunakan

untuk membawa bakpia dan

oleh-oleh lainnya yang telah

dibeli dari toko.

Page 4: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Box / Kemasan Dos Medium

3. Lokasi pembuatan

Perusahaan Bakpia Pathuk "25" terletak di Jl. AIP II KS Tubun NG I/504, desa Pathuk

Yogyakarta. Lokasinya terletak di belakang Malioboro, sehingga memudahkan dalam pemasaran

dan pengadaan bahan baku.

4. Lokasi Toko Bakpia 25

a. Toko OngkoJoyo

Berada di Jl. AIP II KS Tubun 65 Yogyakarta.Toko OngkoJoyo ini berlokasi sangat strategis

karena berada dibelakang kawasan malioboro yang merupakan kawasan yang paling dikenal

oleh masyarakat kita sejak jaman dahulu.

b. Toko Pasar Pathok

Berlokasi di Kios Pasar Pathok 14-18 Yogyakarta.Tempat yang sangat strategis berada

dibelakang kawasan Malioboro dan tepat dibelakang Ramai Family Mall.

5. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang berhubungan antara orang-orang dengan

tugasnya (jabatannya) dalam suatu organisasi sehingga sifatnya dinamis. Perusahaan Bakpia Pathuk

"25" dipimpin langsung oleh bapak Arlen Sanjaya yang dalam hal ini dibagi antara bagian

administrasi, bagian pemasaran dan bagian proses produksi.

Box / Kemasan Dos Medium

bakpia pathok 25 ini

digunakan untuk membawa

bakpia yang telah dibeli dari

toko.

Page 5: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

6. Ketenagakerjaan

Perusahaan Bakpia Pathuk "25" memiliki beberapa karyawan. Sistem kerja yang diterapkan

adalah system serabutan dan pada system ini persaingan kerja yang sehat tidak ada ikatan kontrak

kerja dalam jangka waktu tertentu.Dalam pelaksanaan kerja, biasanya penanganan proses yang

berat ditangani oleh tenaga kerja pria, seperti pembuatan adonan, pembuatan kumbu dan

pengovenan serta tenaga pemasar, sedangkan untuk pencetak ada yang pekerja wanita maupun pria.

Khusus untuk pengemasan dilakukan oleh pekerja wanita. Untuk kesejahteraan karyawan pihak

perusahaan memberikan tunjangan yaitu tunjangan untuk makan 3 kali, tunjangan kesehatan,

penginapan serta uang bonus lembur, hari raya dan lain-lain.

Page 6: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Consumer Behavior Analysis

1. Tujuan Penelitian

Untuk bisa mengetahui perilaku konsumen terhadap suatu brand atau merk produk tertentu,

dalam hal ini adalah “Bakpia 25”

2. Mengembangkan Rencana Penelitian

Penelitian menggunakan 2 macam sumber data yaitu data primer dan sekunder,

a. Data primer

Digunakan dalam mencari profil perusahaan (web milik “Bakpia 25”) dan mengetahui pola

konsumen dengan cara menyebar kuesioner kepada 67 orang dengan pola “snowball”

b. Data Sekunder

Menambah informasi mengenai profil perusahaan yang didapat dari luar web “Bakpia 25”.

3. Hasil Penelitian

Pada penelitian mengenai Perilaku Konsumen, Kami menyebar 67 kuesioner dengan masing-

masing terdiri dari 5 pertanyaan.

4%

79%

16%

Frekuensi Pembelian Bakpia (1tahun)

a. Tidak pernahb. Jarangc. Sering

Analisa: Tampak pada gambar di atas, bahwa frekuensi pembelian bakpia jarang dilakukan

yaitu sebesar 79%. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa frekuensi yang jarang

Page 7: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

tersebut bisa dikarenakan adanya anggapan atau pola pikir masyarakat bahwa

bakpia adalah makanan oleh-oleh. Padahal bakpia sendiri tidak selalu identik

dengan oleh-oleh karena kembali lagi pada konsep bakpia itu sendiri yaitu

makanan camilan yang bisa dimakan setiap saat.

15%

75%

10%

Lokasi Pembelian Bakpia

a. Pabrikb.Toko Oleh-olehc. Lainnya

Analisa: Dari pertanyaan mengenai lokasi pembelian bakpia dapat disimpulkan bahwa

kebanyakan bakpia dapat ditemui di pusat oleh-oleh yaitu sebesar 75%. Hal ini

juga kembali pada produsen sendiri yang memang lebih mempercayakan penjualan

bakpia pada toko oleh-oleh, dengan asumsi bahwa akan dikunjungi oleh banyak

orang dari berbagai daerah asal.

58%24%

18%

Faktor Pemilihan Merk Bakpia

a. Keanakeragaman Rasab. Hargac. Lainnya

Page 8: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Analisa: Faktor keanekaragaman rasa menjadi factor yang sangat penting dalam proses

pembelian bakpia, terbukti dari banyaknya responden yang menjawab bahwa

keanekaragaman rasa menjadi factor penentu yaitu sebesar 58 % , yang kemudian

disusul dengan factor harga sebesar 24%.

24%

76%

Kuantitas Pembelian Bakpia (kardus)

a. 1b. >1

Analisa: Dari 67 responden, 76 % membeli lebih dari 1 kotak bakpia. Hal ini juga bisa

digunakan untuk acuan bagi produsen bahwa bakpia juga cukup digemari.

81%

19%

Apakah Anda Mengenal BakpiaPathok 25?

a. Yab.Tidak

Page 9: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Analisa: Berdasarkan surve di atas, 81% responden pernah mendengar nama “Bakpia 25”,

dengan kata lain Bakpia 25 dapat dikatakan berhasil dalam promosi atau bisa

dikatakan “ bakpia 25” berhasil menciptakan brand image dalam benak masyarakat.

4. Kesimpulan

Proses pembelian konsumen terhadap suatu produk, pada kasus ini adalah bakpia didasarkan

pada beberapa factor antara lain keanekaragaman rasa, harga, dan salah satunya adalah kemasan atau

packaging produk. Keanekaragaman rasa yang mulai dilirik oleh para konsumen atau dengan kata

lain meningkatnya permintaan pasar terhadap inovasi produk, membuat para produsen harus selalu

senantiasa memenuhi apa yang diinginkan konsumen. Hal ini juga dilakukan oleh “Bakpia 25”

dalam menjalankan bisnisnya, terbukti dengan bervariasinya ragam rasa yang ditawarkan pada

konsumen, bahkan demi memenuhi permintaan pasar terhadap keanekaragaman rasa tersebut, “

bakpia 25’ juga menawarkan kemasan khusus dimana pembeli bisa mendapatkan satu kardus dengan

beragam rasa dalam satu tempat. Hal ini sekali lagi menunjukkan konsistensi “ Bakpia 25” dalam

memenuhi tuntutan pasar baik demi memenuhi kebutuhan konsumen ataupun bersaing dengan

pesaing-pesaing yang ada.

Mudahnya akses dalam pembelian juga menjadi factor yang utama dalam memahami konsumen.

Seperti yang dilakukan oleh “ Bakpia 25”, dimana produsen penghasil bakpia ini memilih beberapa

toko oleh-oleh untuk memasarkan produk mereka, disamping konsumen bisa langsung membeli di

pabrik. Hal ini tentu saja untuk memudahkan konsumen membeli produk mereka tanpa harus ke

pabrik pembuatan bakpia, dengan begitu konsumen akan selalu bisa memperoleh produk yang

mereka inginkan dengan mudah.

Dapat disimpulkan bahwa dalam memahami perilaku konsumen tidak dapat diamati hanya dari

satu aspek saja, melainkan dari beberapa aspek yang kemudian Kita intergrasikan sehingga

menghasilkan produk yang berorientasi konsumen. Hal ini sangat diperlukan bagi para produsen

agar produk yang mereka hasilkan dapat diterima dengan baik oleh pasar sehingga produk yang

dihasilkan tidak mengalami tahap “decline” dalam product life cycle.

Page 10: Consumer Behavior Analysis

Page

[ ] March 9, 2011

Daftar Pustaka

http://bakpia25.com/ : diakses pada tanggal 28 februari 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Bakpia : diakses pada tanggal 1 Maret 2011

http://bearahmat.multiply.com/journal/item/119/Bakpia_dan_tips_membelinya : diakses pada tanggal 1 Maret 2011