aliansi pertahanan taiwan-amerika serikat dalam...

80
ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE CHINA POLICY PERIODE 2011-2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Alvia Syafiqa 1112113000041 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1437 H/2016 M

Upload: lamduong

Post on 17-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA

SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE CHINA

POLICY PERIODE 2011-2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Alvia Syafiqa

1112113000041

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1437 H/2016 M

Page 2: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM

MENGHADAPI ONE CHINA POLICY PERIODE 2011-2014

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Juni 2016

Alvia Syafiqa

Page 3: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Alvia Syafiqa

NIM : 1112113000041

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM

MENGHADAPI ONE CHINA POLICY PERIODE 2011-2014

Dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, 14 Juni 2016

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Badrus Sholeh, Dr., M.A.

NIP. 197202111999031002

Menyetujui,

Pembimbing,

Ahmad Syaifuddin Zuhri, S.IP., L.M

Page 4: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM

MENGHADAPI ONE CHINA POLICY PERIODE 2011-2014

oleh

Alvia Syafiqa

1112113000041

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6

Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua Sidang,

Badrus Sholeh, Dr., M.A.

NIP 197202111999031002

Sekretaris Sidang,

Eva Mushoffa, MHSPS

Dosen Penguji I

M. Adian Firnas, M.Si

Dosen Penguji II

Inggrid Galuh, MHSPS

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 23 Juni 2016

Ketua Program Studi

FISIP UIN Jakarta

Badrus Sholeh, Dr., M.A.

NIP. 197202111999031002

Page 5: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menjelaskan tentang aliansi pertahanan yang dilakukan oleh

Taiwan dan Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi One China Policy periode

2011-2014. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan sejauh mana aliansi

pertahanan Taiwan-AS dalam menghadapi One China Policy, serta

mengaplikasikan konsep kepentingan nasional, aliansi, dan bandwagoning.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi

literatur. Dalam proses penelitiannya, data yang didapatkan telah diverifikasi,

diklasifikasikan, kemudian diolah dan dikorelasikan dengan konsep kepentingan

nasional, aliansi, dan bandwagoning. Hasil dari proses penelitian dipaparkan dan

menjadi sebuah analisis.

Dari hasil analisis menggunakan ketiga konsep yang telah disebutkan,

dapat disimpulkan bahwa aliansi pertahanan Taiwan-AS sama-sama memberi

keuntungan bagi keduanya dalam menghadapi One China Policy. Selain memberi

keuntungan, aliansi ini sejauh ini dapat menghadapi One China Policy melalui

pencegahan serangan yang akan dilakukan Tiongkok ke Taiwan.

Kata kunci: Taiwan, Amerika Serikat, aliansi pertahanan, One China Policy,

kepentingan nasional, aliansi, bandwagoning.

Page 6: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas rahmat, nikmat dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Aliansi Pertahanan Taiwan-Amerika Serikat

dalam menghadapi One China Policy Periode 2011-2014”. Penulis menyadari

bahwa dalam menyusun skripsi ini penulis juga mendapat banyak bantuan,

bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan

hati, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah mendukung penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Keluarga penulis, orangtua penulis Syafrudin dan Ike Ariva atas dukungan

dan kasih sayang yang tak henti dan tak jarang menemani penulis begadang

untuk menyelesaikan skripsi ini. Kedua adik penulis, Nabila Dinda

Mahardhika dan Esqia Zahra Kamila, kalian salah satu motivasi penulis agar

cepat menyelesaikan skripsi.

2. Pembimbing skripsi penulis Bapak Ahmad Syaifuddin Zuhri, S.IP., L.M,

terimakasih telah memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi, dan berbagai

sharing cerita-ceritanya selama penulis menyelesaikan skripsi.

3. Ketua Program Studi Hubungan Internasional Bapak Badrus Sholeh dan

Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional Ibu Eva Mushoffa

4. Penguji sidang skripsi penulis, Bapak Adian Firnas dan Ibu Inggrid Galuh

yang telah memperbaiki dan memberi masukan pada penulis.

5. Dosen-dosen jurusan Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terimakasih atas ilmu, nasihat, dan inspirasi yang diberikan selama

penulis menjalani masa studi.

6. Jajaran staf yang bekerja di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terimakasih untuk semua bantuan yang diberikan

selama penulis menjalani masa studi.

Page 7: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

vi

7. Teruntuk M. Yoma Putra Perdana yang selalu menemani penulis sejak awal

penulisan skripsi, sabar menghadapi mood swing penulis, serta selalu

meluangkan waktunya untuk menemani penulis dalam penyelesaian skripsi

ini

8. Geng Arab Anyar: Elma Maulidyanur, Chitra Febrina, dan Tafani Abdat.

Kalian yang selalu ada ketika penulis suntuk dan hampir gila dalam

menyelesaikan skripsi. Kalian terbaik!

9. Belahan jiwa penulis: Khairiah Fajrin. Terimakasih atas tumpangan

kamarnya, pengertiannya, bantuannya, dan semuanya sejak awal penulis

kuliah. You’re rock, Jrin!

10. Teman-teman dari KKN Garuda 2015. Selalu sakit perut kalau kumpul sama

kalian, benar-benar pemberi jeda dalam penulisan skripsi. See you on top!

11. Berbagai pihak yang telah membantu penulisan skripsi yang tidak dapat

disebutkan setu persatu, terimakasih atas kebaikan dan kesabarannya, semoga

menjadi amal baik. Aamiin.

Alvia Syafiqa

Page 8: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... x

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Pernyataan Masalah .................................................................................. 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

1.5 Metode Penelitian ................................................................................... 11

1.6 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 12

1.7 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 15

1.8 Sistematika Penulisan ............................................................................. 20

BAB II .................................................................................................................. 22

KONFLIK TAIWAN-TIONGKOK .................................................................. 22

2.1 Sekilas Sejarah Konflik Taiwan-Tiongkok ............................................ 22

2.2 Identitas Nasional Taiwan ...................................................................... 23

2.3 Proses Demokratisasi di Taiwan ............................................................ 25

2.4 Sikap Taiwan terhadap One China Policy.............................................. 29

BAB III ................................................................................................................. 32

KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP ONE CHINA POLICY

DARI MASA KE MASA .................................................................................... 32

3.1 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Richard Nixon (1969-1974) .......... 33

3.2 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Gerald Ford (1974-1977) .............. 35

3.3 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Jimmy Carter (1977-1981) ............ 36

Page 9: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

viii

3.4 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Ronald Reagan (1981-1989) ......... 37

3.5 Sikap AS pada Masa Pemerintahan George H. W. Bush (Bush Senior)

(1989-1993) ....................................................................................................... 38

3.6 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Bill Clinton (1993-2001) ............... 39

3.7 Sikap AS pada Masa Pemerintahan George W. Bush (Bush Junior)

(2001-2009) ....................................................................................................... 40

3.8 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Barack Obama (2009-sekarang) ... 42

BAB IV ................................................................................................................. 45

ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT ....................... 45

4.1 Analisis melalui Konsep Kepentingan Nasional .................................... 54

4.2 Analisis melalui Konsep Aliansi ............................................................ 57

4.3 Analisis melalui Konsep Bandwagoning ............................................... 59

BAB V ................................................................................................................... 62

KESIMPULAN .................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

Page 10: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel jumlah nilai perjanjian penjualan senjata AS ke Taiwan

Tabel 4.2 Tabel anggaran pertahanan Taiwan 1994-2014

Page 11: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

x

DAFTAR SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

APEC Asia-Pacific Economic Cooperation

ARATS Association for Relations Across the Taiwan Straits

AS Amerika Serikat

CNP Chinese New Party

DPP Democratic Progressive Party

ICAO Assembly of the International Civil Aviation Organization

ICC International Court of Justice

KMT Kuomintang

NICs New Industrialies Countries

NP New Party

PBB Perserikatan Bangsa-bangsa

PFP People First Party

PKT Partai Komunis Tiongkok

PM Perdana Menteri

ROC Republic of China

SACO Sino-American Cooperative Organization

SEF Straits Exchange Foundation

TAIP Taiwan Independence Party

TRA Taiwan Relations Act

TSU Taiwan Solidarity Union

WHA World Health Assembly

WTO World Trade Organization

Page 12: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan Masalah

Perang Tiongkok-Taiwan merupakan perang saudara yang melibatkan dua

pihak yakni Kuomintang yang beraliran nasionalis dan Partai Komunis Tiongkok

(PKT). Perang ini dimulai pada tahun 1917 dimana pimpinan Kuomintang yaitu

Chang Kai-sek mengejar tentara PKT di Tiongkok bagian selatan dan timur.

Dalam peristiwa ini muncullah sosok pemimpin PKT baru bernama Mao Zedong.1

Setelah dua dekade berjibaku dalam perang sipil berdarah, para kaum

komunis Tiongkok yang dipimpin Mao Zedong memenangkan peperangan

tersebut dan berhasil menguasai daratan Tiongkok. Selain menguasai daratan

Tiongkok, PKT juga berhasil membuat Kuomintang yang beraliran nasionalis

angkat kaki dari daratan Tiongkok untuk pindah ke pulau Formosa (sekarang

Taiwan).2

Pada Desember 1949 melalui pernyataannya, pemimpin Tiongkok daratan

Mao Zedong menekankan pentingnya penyatuan Tiongkok dan Taiwan yang

diistilahkan dengan ‘Satu Tiongkok’, dan prinsip ini adalah dasar dari prinsip

1 John Gettings. ‘Timeline: Taiwan, Key Events in Taiwanese History from World War II to the

Present’, tersedia di: http://www.infoplease.com/spot/taiwantime1.html, diakses pada 30 Juni

2015 pkl 19.57 2Ibid,.

Page 13: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

2

selama lima puluh tahun ke depan.3 Kebijakan yang kemudian dinamakan dengan

One China Policy ini merupakan kebijakan yang menunjukkan bahwa hanya ada

satu Tiongkok yang berdaulat, jadi Taiwan merupakan bagian dari Tiongkok dan

tidak dianggap sebagai negara. Pemerintah Tiongkok juga mengakui atas wilayah

seperti Hongkong, Macau, dan Taiwan sebagai negara yang terintegrasi dengan

Tiongkok, sehingga hubungan kerjasama dengan wilayah tersebut harus melalui

pemerintah Tiongkok. One China Policy ini juga memaksa Taiwan untuk tunduk

pada kebijakan pemerintah Tiongkok, namun Taiwan bereaksi negatif akan

kebijakan ini.4

Prinsip ‘Satu Tiongkok’ atau yang kemudian lebih dikenal sebagai One

China Policy kemudian banyak menuai pro dan kontra. Kemenangan PKC atas

Kuomintang pada 1949 mendapat dukungan dari Uni Soviet (sekarang Rusia),

sementara Kuomintang yang terusir ke pulau Formosa yang masih

mempertahankan aliran nasionalisnya mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

Namun menurut Mao Zedong One China Policy ini justru merupakan upaya

Tiongkok daratan untuk berunifikasi dengan Taiwan.

Taiwan yang mendapat dukungan penuh dari AS tentu saja tidak setuju

dengan One China Policy karena konsep ini dianggap ambigu, kuno, dan

membingungkan. Dalam beberapa tahun belakangan, Taiwan merasa telah

mencapai masa transisi menuju pemerintahan dan rezim yang lebih demokratis.

Mayoritas penduduk Taiwan juga tidak menginginkan untuk menjadi bagian

4Wabiser, Yosias Marion Arthur,2015, ‘US-Sino Relationship: Studi Kasus Kebijakan Amerika

Serikat terhadap One China Policy’,hlm 2.

Page 14: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

3

dalam sistem Tiongkok yang represif, diktator, dan korup. Taiwan ingin identitas,

bahasa, dan budayanya diakui sebagai entitas tersendiri dan lepas dari bayang-

bayang Tiongkok. selain itu Taiwan menginginkan kebebasan ekonomi, politik

dan diakui oleh masyarakat internasional dan juga diterima menjadi anggota

penuh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).5

Perjanjian kerjasama pertahanan Taiwan dan AS sudah dilakukan sejak

lama tepatnya sejak Perang Dunia ke 2. Namun kerjasama pertahanan yang

mereka lakukan mengalami beberapa perubahan. Pada masa Perang Dunia ke 2

tahun 1941-1942, AS memberikan bantuan militer kepada Taiwan melalui The

American Volunteer Group atau yang kemudian disebut Flying Tigers. Bantuan

ini diberikan sebagai bentuk dukungan AS pada Taiwan guna melawan Jepang

pada saat itu. AS yang pada saat itu memiliki kepentingan akan masa depan

kawasan Asia Pasifik mengirim armada ke-7 ke sebelah selatan Taiwan untuk

melindungi Taiwan dari kemungkinan serangan komunis. Harry Truman, presiden

AS saat itu sudah meyakini bahwa komunis akan menggunakan berbagai cara

untuk menaklukkan negara-negara bebas untuk mengganggu ketertiban dunia.6

Setelah Flying Tigers, AS juga mengirim bantuan militer pada Taiwan

dalam bentuk US Naval Group China (Sino-American Cooperative Organization)

yang kemudian disebut SACO. Perjanjian SACO ini ditandatangani oleh Taiwan

5‘Towards a ‘One Taiwan, One China Policy’: The Anachronistic ‘One China’ Policy is Outdated,

terdapat di: http://www.taiwandc.org/nws-9705.htm, diakses pada 30 Juni 2015 pkl 20.41

6Syaril Sadikin, ‘Ada kemungkinan RRC bersikap lebih lunak dalam menghadapi

soal Taiwan’, dalam Sinar Harapan (Jakarta, 30-11-1983) Hal.8. isi

perjanjian, The Taiwan issue hal. 251-253.

Page 15: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

4

dan AS pada 1942. SACO merupakan operasi intelijen antara Taiwan dan AS

untuk melawan Jepang. 7

Truman menganggap Taiwan sebagai aliansi AS yang cukup penting karena

dianggap sebagai mata rantai yang penting bagi AS, AS pun membentuk Military

Advision Assistant Group to Taiwan pada 1951 yang mengalokasikan bantuan

militer Taiwan sebanyak lima puluh juta dolar AS.

Setelah Fying Tigers, Military Advision Assistant Group to Taiwan, dan

SACO, Taiwan dan AS kembali membuat perjanjian pertahanan baru yaitu Sino-

American Mutual Defense Treaty pada 1954. Tujuan dibuatnya perjanjian ini lagi-

lagi soal melindungi Taiwan dari kemungkinan invasi Tiongkok setelah Perang

Saudara di daratan Tiongkok pada waktu lalu. Perjanjian ini ditandatangani pada 2

Desember 1954 di Washington DC.8Aliansi pertahanan ini diperkuat dengan

perjanjian pertahanan yang berisi setiap serangan bersenjata ke wilayah Taiwan

juga merupakan serangan ke AS. Karena Taiwan merupakan bagian penting dari

aliansi pertahanan AS di Asia Pasifik, AS merasa wajib melindungi Taiwan.9

Namun nampaknya Tiongkok menemukan celah dalam perjanjian

pertahanan tersebut. Dalam perjanjiannya tersebut, Taiwan hanya menyebutkan

pulau Formosa, Pescadores dan Metsu yang akan dilindungi oleh AS, maka pada

3 September 1954 Tiongkok melakukan serangan ke Kinmen. Walaupun Kinmen

bukan termasuk pulau yang disebut dalam perjanjian, AS tetap membantu

7‘SACO History’, terdapat di: http://www.saconavy.com/history.htm, diakses pada 13 Desember

2015 pkl 09.42 8‘Mutual Defense Treaty between the United States of America and Republic of China’,terdapat di

http://www.taiwandocuments.org/mutual01.htm, diakses pada 13 Desember 2015 pkl 09.53 9 ‘Mutual Defense Treaty between the United States of America and Republic of China’,

http://www.taiwandocuments.org/mutual01.htm, diakses pada 13 Desember 2015 pkl 09.53

Page 16: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

5

melindungi pulau itu karena pulau itu merupakan pulau penting bagi pertahanan

Taiwan.10

Serangan Tiongkok ke Kinmen ini lah yang mempererat aliansi Taiwan dan

AS. Jendral Eisenshower mengajukan resolusi ke Kongres AS yaitu Formosa

Resolutions yang disahkan pada 29 Januari 1955.11

Pada 1949 hingga akhir 1960, AS mengakui rezim Kuomintang di Taipei

sebagai pemerintahan dari Tiongkok. Namun pada 1970, AS dan negara-negara

Barat lainnya mengakui rezim komunis di Beijing sebagai pemerintahan

Tiongkok yang resmi. Di tahun yang sama AS juga mengeluarkan pernyataan

yang mengejutkan yakni hanya ada satu Tiongkokdan Taiwan merupakan bagian

dari Tiongkok.12 Hubungan baik Taiwan dan AS mengalami perubahan besar

pada 1972 ketika Richard Nixon, presiden AS pada masa itu melakukan

normalisasi hubungan dengan Tiongkok serta memberi pengakuan diplomatik

kepada Tiongkok yang ditandai dengan terbentuknya Komunike Shanghai pada

Februari 1972.

Namun AS tidak meninggalkan Taiwan, satu bulan setelah di

tandatanganinya Komunike Shanghai tersebut, AS justru membuat Taiwan

Relations Act (TRA) yang ditandatangani pada 19 April 1979 oleh presiden

Jimmy Carter yang hingga saat ini menjadi landasan kuat hubungan Taiwan-AS.13

10 Tierney, About Face to China, 130. 11Tierney, About to Face China, 130 12Tierney, About to Face China, 130 13‘Taiwan-US Relations’, terdapat di:

http://www.taiwanembassy.org/US/ct.asp?xItem=266456&CtNode=2297&mp=12&xp1=12,

diakses pada 9 November 2015 pkl 09.02

Page 17: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

6

Pada dasarnya TRA tidak hanya berisi mengenai perjanjian pertahanan dan

militer. TRA merupakan kebijakan AS untuk membina hubungan yang dekat,

ekstensif melalui berbagai hubungan baik dengan Taiwan. Namun, dalam TRA

inilah terdapat kesepakatan penjualan senjata AS yang merupakan bentuk aliansi

pertahanan mereka diatur dalam TRA tersebut. TRA dijadikan sebagai tonggak

utama untuk menandai komitmen AS yang konsisten mempertahankan eksistensi

dalam menyediakan pertahanan keamanan untuk Taiwan.

Kedekatan Taiwan dan AS ini membuat Tiongkok ‘iri’. Tiongkok

menganggap bahwa TRA memiliki dampak merugikan bagi kelangsungan

hubungan baik AS dan Tiongkok. Namun Taiwan tidak peduli dengan pernyataan

Tiongkok karena sebelumnya AS sudah memberikan enam jaminan atau Six

Assurances kepada Taiwan yang berisi: 1. AS menyetujui untuk tidak

memberikan tanggal penghentian penjualan senjata kepada Republik Tiongkok

(Taiwan), 2. AS tidak akan mengadakan konsultasi lanjutan (prior consultations)

dengan Taiwan terkait penjualan senjata, 3. AS tidak akan memainkan peran

sebagai mediator antara Tiongkok dan Taiwan, 4. AS tidak akan merevisi TRA, 5.

AS tidak akan mengubah posisinya terkait kedaulatan Taiwan, dan 6. AS tidak

akan memaksa Taiwan untuk mengadakan negosiasi dengan Tiongkok. Dengan

adanya Six Assurances ini AS menjamin keamanan militer Taiwan dan penjualan

senjata, dan AS juga menjamin tidak akan menjadi mediator ataupun memberikan

tekanan pada Taiwan untuk bernegosiasi dengan Tiongkok.14 Jelas disini bahwa

14Wabiser, ‘US-Sino Relationship: Studi Kasus Kebijakan Amerika Serikat terhadap One China

Policy’, 9.

Page 18: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

7

pernyataan AS yang tidak konsisten mendorong penulis untuk membahas ini lebih

jauh.

Sampai saat ini Taiwan masih berusaha mencari pengakuan internasional

karena status Taiwan yang masih tidak jelas pasca kalahnya Kuomintang pada

1949. Pada 1971 juga Taiwan tidak lagi menjadi anggota PBB. Pada saat ini

hanya 22 negara saja yang mengakui Taiwan sebagai entitas yang memiliki

kedaulatan, itu pun hanya negara-negara kecil di Amerika Tengah, Afrika, dan

Pasifik. Hubungan Taiwan dan Tiongkok membeku yang dalam hal ini pada 2005

Beijing mengancam akan menyerang Taiwan apabila Taiwan mendeklarasikan

kemerdekaan secara terang-terangan.15

Keadaan ini cukup ironis karena secara politik banyak negara di dunia yang

tidak mengakui Taiwan sebagai entitas negara, namun pada kenyataannya Taiwan

mampu berdiri layaknya negara yang merdeka yakni memiliki penduduk, wilayah,

dan pemerintahan yang berdaulat. Jauh sebelum perekonomian Tiongkok menjadi

raksasa seperti sekarang ini, Taiwan sudah lebih dahulu mengalami pertumbuhan

ekonomi. Pada 1990-an, Taiwan terdaftar sebagai New Industrialies Countries

(NICs) dan mampu mengubah sebuah wilayah kecil berpenduduk 23 juta jiwa

tersebut menjadi kekuatan ekonomi Asia bahkan dunia. Selain itu Taiwan juga

aktif dalam berbagai organisasi internasional seperti APEC, ADB, ICC, dan

WTO.16

15‘Taiwan dan China: Perjumpaan Resmi di APEC?’, terdapat di http://www.dw.com/id/taiwan-

dan-cina-perjumpaan-resmi-di-apec/a-17334348, diakses pada 1 Juli 2015 pkl 05.15 16‘Taiwan Tak Henti Meraih Pengakuan Dunia’, terdapat di: http://www2.kompas.com/kompas-

cetak/0706/11/ln/3588349.htm, diakses pada 1 Juli 2015 pkl 04.54

Page 19: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

8

Sampai sejauh ini penulis berpendapat bahwa konflik saudara Tiongkok-

Taiwan ini kerap di intervensi oleh pihak asing salah satu yang terbesar adalah

AS. Dalam konflik ini AS nampak jelas memihak Taiwan karena di Taiwan ada

Kuomintang yang beraliran nasionalis, yang sangat cocok dengan ideologi AS.

Karena kesamaan pandangan dan ideologi inilah AS mendekati Taiwan. AS kerap

kali membantu Taiwan dalam berbagai bidang salah satunya bidang militer atau

pertahanan yang akan dibahas penulis. Karena mendapat dukungan ini, Taiwan

pun terus mendekatkan diri ke AS dalam upaya menghadapi One China Policy.

TRA memang menjadi dasar landasan yang sangat penting bagi kedua

negara ini. TRA adalah sebuah undang-undang yang saat ini masih berdiri yang

mencerminkan sebagaimana AS akan melindungi Taiwan. Dalam TRA juga

tercantum bahwa AS mengakui kebebasan demokrasi Taiwan, otorisasi penjualan

senjata ke Taiwan untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya, serta terus

mendukung Taiwan untuk dapat berkontribusi di organisasi internasional

semacam Assembly of the International Civil Aviation Organization (ICAO) dan

pertemuan tahunan World Health Assembly (WHA).17

Adanya musuh bersama yakni Tiongkok, Taiwan dan AS pun membuat

aliansi pertahanan. Karena kesamaan ideologi inilah AS mau beraliansi

pertahanan dengan Taiwan. Aliansi pertahanan Taiwan dan AS sudah berlangsung

cukup lama, pada Maret 1996 ketika pemilu Taiwan akan diadakan,

Tiongkokmelakukan uji coba proyek rudalnya di Selat Taiwan yang disinyalir

sengaja untuk mengganggu proses berjalannya pemilu di Taiwan. Di sinilah

17Tierney, About to Face China, 131.

Page 20: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

9

terlihat bagaimana aliansi Taiwan dengan AS. AS merespon uji coba rudal

tersebut dengan mengirimkan angkatan laut besar-besaran sekaligus memamerkan

kekuatan laut yang besar. Tak hanya dari laut, Presiden AS saat itu, Bill Clinton

juga mengirimkan pesawat militer AS untuk berpatroli. Hal tersebut membuahkan

hasil, pemilu Taiwan berjalan sesuai rencana dan Taiwan memiliki presiden baru

yaitu Lee Teng Hui.18

Karena ancaman serangan inilah yang membuat aliansi pertahanan Taiwan

dan AS terus berlanjut dan mengalami kemajuan. AS ingin membangun ‘Hard

ROC’ sebagai kekuatan pertahanan untuk melawan tindakan-tindakan yang

mengarah pada konflik dan untuk mencegah peperangan. Presiden Ma Ying-jeou

menekankan betapa pentingnya penjualan senjata AS ke Taiwan, sehingga pada

2008-2011 AS menyetujui program penjualan empat belas macam senjata ke

Taiwan yang bernilai sekitar delapan belas miliar dolas AS. AS terus menyuplai

kebutuhan pertahanan dan pengadaan persenjataan canggih untuk Taiwan. 19

Penulis memilih dan membatasi periode penelitian selama empat tahun

yakni 2011-2014 karena selama tahun itulah puncak perdagangan senjata yang

dilakukan Taiwan dengan AS yang menunjukkan bahwa Taiwan sangat ingin

memperkuat pertahanannya untuk melindungi dirinya karena berbagai ancaman

diluar sana terutama Tiongkok dengan One China Policy-nya.

Dan pada periode itulah kegiatan militer Tiongkok terus meningkat.

Tiongkok yang terlihat semakin meningkatkan kemampuan militernya terlihat dri

18‘Taiwan and Theater Missile Defect’, terdapat di: https://www.questia.com/library/journal/1P3-

62081802/taiwan-and-theater-missile-defense, diakses pada 15 Oktober 2015 pkl 11.34

19Tierney, About to Face China, 132

Page 21: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

10

penambahan pasukan, frekuensi latihan militer di Selat Taiwan yang semakin

bertambah, serta

Signifikansi penelitian ini adalah sejauh apa One China Policy begitu

berpengaruh kepada Taiwan hingga Taiwan sampai harus mencari perlindungan

dengan beraliansi dengan hegemon, AS. Alasan Taiwan beraliansi pertahanan

dengan AS adalah karena Taiwan dan AS memiliki ideologi yang sama yakni

demokrasi nasionalis, hal ini juga yang membuat AS mau beraliansi dengan

Taiwan. Musuh bersama mereka yakni Tiongkok yang berideologi sosialis

komunis menambah alasan mereka untuk semakin memperkuat aliansi

pertahanannya. Namun alasan utama Taiwan adalah karena Taiwan ingin

melindungi negaranya dari Tiongkok yang terus-terusan mengancam akan

menyerang Taiwan apabila Taiwan memproklamirkan kemerdekaannya.

Kesempatan ini tentu saja dimanfaatkan oleh AS karena apapun tindakan AS, ia

akan selalu mengedepankan containment policy nya yakni untuk membendung

kekuatan komunis yang ia anggap dapat mengancam ketertiban dunia.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini kan menjawab sebuah pertanyaan yakni: apakah aliansi

pertahananTaiwan-Amerika Serikat masih efektif menghadapi One-China Policy

periode 2011-2014?

Page 22: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

11

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan sejauh manakah aliansi pertahanan Taiwan-Amerika Serikat

dapat menghadapi One China Policy pada periode 2011-2014

2. Mengaplikasikan konsep kepentingan nasional, aliansi dan bandwagoning

dalam sebuah peristiwa internasional

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Memberikan wawasan dan pengetahuan terkait keputusan Taiwan untuk

beraliansi dengan AS dalam bidang pertahanan untuk menghadapi One

China Policy

2. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis aliansi pertahanan

Taiwan-AS ini menggunakan konsep yang telah dipilih yakni konsep

kepentingan nasional, aliansi dan bandwagoning

3. Menambah kajian pustaka bagi bidang Ilmu Hubungan Internasional

1.5 Metode Penelitian

Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penulis

memilih metode kualitatif karena skripsi ini lebih cocok diteliti dengan metode

tersebut. Hal ini karena metode penelitian kualitatif memiliki pengertian sebagai

Page 23: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

12

suatu riset yang berupaya melakukan penggalian, pemahaman, dan pemaknaan

terhadap apa yang terjadi pada berbagai individu atau kelompok yang berasal dari

persoalan sosial atau kemanusiaan.20 Disamping itu penelitian kualitatif berfokus

pada bagaimana peneliti memandang suatu fenomena.

Dalam skripsi yang menggunakan metode kualitatif ini, studi literatur atau

kajian pustaka menjadi syarat penting di dalam riset. Penulis mengkaji berbagai

literatur dan menggunakannya untuk menjelaskan apa yang terjadi di dalam

penelitiannya, sekaligus menjawab berbagai hal yang ditemukannya selama

penelitian.21

Skripsi ini diselesaikan menggunakan metode kualitatif yakni dengan

menyampaikan data secara naratif perkataan atau kutipan, serta berbagai teks dan

literatur. Setelah mengumpulkan data yang relevan dengan penelitian, dalam

skripsinya penulis menjadikan teori sebagai alat analisis dan sebagai rujukan

pemaknaan subjek penelitian tersebut.22

1.6 Tinjauan Pustaka

Buku yang menjadi tinjauan pustaka pertama dalam skripsi ini adalah buku

yang berjudul When China Rules The World yang ditulis oleh Martin Jacques.

Dalam buku ini tepatnya pada bagian 9 yang berjudul ‘Halaman Belakang China’

terdapat bagian yang membahas tentang bagaimana sosok Taiwan tidak pernah

20Septiawan Santana. K, ‘Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif’, (Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor, 2010), hlm 1. 21Santana. K, ‘Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif’,10. 22Santana. K, ‘Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif’,63.

Page 24: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

13

lepas citra bahwa ia adalah bagian penting dari Tiongkok. Hingga saat ini

Tiongkok masih bersikap ‘tidak ramah’ pada Taiwan karena Tiongkok masih

menganggap Taiwan merupakan wilayahnya yang hilang. Buku ini menjadi

tinjauan pustaka karena bisa membantu skripsi ini pada bagian sejarak konflik

Taiwan-Tiongkok yang nampaknya tidak akan pernah menemukan ujung.

Tinjauan pustaka selanjutnya diambil dari tesis milik Zeng Hong,

Universitas Nanchang, Tiongkok yang berjudul The Study on Influence Factors

on Sino-US Relations in Taiwan. Tesis ini membahas faktor-faktor yang

memengaruhi hubungan Tiongkok-AS di Taiwan dimana hubungan Tiongkok-AS

dalam aspek apapun tak lepas dari bayang-bayang perihal status quo Taiwan.

Tesis ini menjelaskan bagaimana setiap keputusan dan kebijakan yang dibuat

dalam hubungan Tiongkok-AS selalu mempertimbangkan keadaan Taiwan.

Skripsi pertama yang menjadi rujukan penulis adalah skripsi milik Dian

Anjarwati, mahasiswa Universitas Jember 2012 yang berjudul ‘Faktor-faktor yang

mendorong Amerika Serikat Melakukan Penjualan Senjata ke Taiwan pada Masa

Pemerintahan George Walker Bush’. Persamaan skripsi Anjarwati dengan skripsi

ini adalah, sama-sama membahas aliansi pertahanan yang dilakukan AS dengan

Taiwan yang juga berfokus pada landasan keduanya yaitu TRA Persamaan yang

kedua adalah kami sama-sama membahas tentang penjualan senjata AS ke

Taiwan. Sedangkan perbedaannya yang pertama terletak pada pertanyaan

penelitian. Jika pertanyaan Anjarwati adalah faktor-faktor yang mendorong AS

melakukan perdagangan senjata ke Taiwan, yang mana hal ini akan lebih fokus

dari sudut pandang AS dan pada masa pemerintahan George Bush, skripsi ini

Page 25: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

14

memiliki pertanyaan yakni sejauh mana aliansi pertahanan keduanya dapat

menghadapi One China Policypada periode 2011-2014. Perbedaan yang kedua

yakni terkait sudut pandang. Jika skripsi Anjarwati memandang permasalahan ini

dari sudut AS, skripsi ini sebaliknya yakni memandang permasalahan ini dari

sudut pandang Taiwan.

Skripsi yang kedua adalah penelitian milik Ardhy Dinata Sitepu pada 2013

yang berjudul ‘Dampak Penandatangan Economic Cooperation Framework

Agreement terhadap Economic Security Taiwan 2011-2013. Perbedaan skripsi

Sitepu dan skripsi ini adalah jelas terlihat dalam bidang yang dibahas, jika skripsi

ini membahas bidang pertahanan dalam bentuk penjualan senjata, skripsi milik

Sitepu membahas keamanan ekonomi di Taiwan. Namun kedua skripsi ini

memiliki persamaan yakni sama-sama membahas bagaimana dan sejauh apa One

China Policy memengaruhi Taiwan.

Artikel kedua yang menjadi tinjauan pustaka skripsi ini adalah karya milik

Y. Frank Chiang yang berjudul One China Policy and Taiwan, terdapat dalam

jurnal Fordham International Law 2004. Dalam artikelnya Chiang membahas

secara umum bagaimana hubungan One China Policy dan Taiwan. Persamaan

artikel milik Chiang dan skripsi ini adalah sama-sema memiliki pembahasan

bagaimana One China Policy memengaruhi Taiwan dalam berbagai bidang.

Namun, Chiang membahas pengaruh One China Policy secara umum dan

keseluruhan, sedangkan skripsi ini adalah membahas aliansi Taiwan dan AS

beraliansi dalam bidang pertahanan guna menghadapi One China Policy.

Page 26: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

15

Artikel ketiga yang dipakai penulis sebagai rujukan ialah paper berjudul

The Sino-US Relationship: Studi Kasus Kebijakan Amerika Serikat terhadap One

China Policy karya Yosias Marion Arthur Wabiser mahasiswa Universitas

Udayana, Bali. Persamaan paper Wabiser dan skripsi ini adalah dalam paper

Wabiser, terdapat bagian yang membahas sekilas bagaimana konflik Tiongkok

dan Taiwan, kemudian bagaimana One China Policy memengaruhi pasang-surut

hubungan aliansi pertahanan Taiwan dan AS, dan ada juga bagian yang

membahas berbagai perjanjian pertahanan bersama antara Taiwan dan AS.

Sedangkan perbedaannya terletak pada beberapa hal, pertama pada pertanyaan

penelitiannya, pertanyaannya adalah bagaimana hubungan antara Tiongkok-AS

dalam penerapan kebijakan AS terhadap One China Policy. Perbedaan lainnya

terletak pada fokus penelitian, fokus penelitian Wabiser lebih kepada bagaimana

kedekatan AS-Taiwan memengaruhi hubungan AS-Tiongkok.

1.7 Kerangka Pemikiran

I Kepentingan Nasional (National Interest)

Kepentingan nasional (national interest) adalah tujuan-tujuan yang ingin

dicapai sehubungan dengan bangsa dan negara atau sehubungan dnegan hal yang

dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama

diantara semua negara atau bangsa adalah keamanan yang mencakup

kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayahnya, serta kesejahteraan.

Keamanan (security) dan kesejahteraan (prosperity) umumnya menjadi pokok

Page 27: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

16

kepentingan nasional. Kepentingan nasional juga kerap menjadi tolok ukur bagi

para decision maker masing-masing negara sebelum memutuskan sesuatu.

Kepentingan nasional juga menmjadi landasan dasar bagi pembuatan kebijakan

luar negeri (foreign policy). Menurut Hans J. Morgentau kepentingan nasional

adalah kemampuan minimum negara untuk melindungi dan mempertahankan

identitas fisik, politik dan gangguan dari negara lain. Para pemimpin negara

menurunkan kebijakan spesifik terhadap negara lain yang sifatnya kerjasama atau

konflik.23

Menurut Donald E. Nuechterlein, ada empat kepentingan dasar yang

memotivasi suatu negara untuk menjalankan kepentingan nasionalnya, yaitu

kepentingan pertahanan, ekonomi, tatanan dunia, dan ideologi.24 Dalam kasus

skripsi ini yakni aliansi pertahanan Taiwan dan AS, Taiwan berusaha

mewujudkan kepentingan pertahanannya. Kepentingan pertahanan memiliki arti

kepentingan suatu negara untuk melindungi negaranya dari ancaman kekerasan

fisik negara lain. Karena adanya kepentingan-kepentingan tersbeut, negara

kemudian harus survive dalam tatanan politik internasional. Konsep kepentingan

nasional mengacu pada tujuan pemerintahan nasional dalam level internasional

seperti kebebasan berpolitik dan integritas wilayah.25

23T. May Rudy, ‘Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang

Dingin’, (Bandung: Refika Aditama, 2002), hlm 116.

24Rosalia Jasmina. ‘Kepentingan Nasional’, terdapat di: http://rosaliajasmine-

fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-84819-

SOH101%20(Pengantar%20Ilmu%20Hubungan%20Internasional)-

Kepentingan%20Nasional.html, diakses pada 2 Januari 2016 pkl 19.56

25Oppenheim, Felix E, 1987, ‘National Interest, Rationality, and Morality’, Political

Theory, Vol. 15, No.3, hlm 369. (1987)

Page 28: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

17

II Aliansi

Untuk membahas aliansi Taiwan dan AS dalam menghadapi One China

Policy, penulis akan menggunakan salah satu konsep dalam hubungan

internasional yaitu konsep aliansi.

Aliansi adalah suatu perjanjian atau kesepakatan antara dua negara atau

lebih untuk saling membantu dalam sebuah kondisi yang telah ditetapkan,

biasanya ketika salah satu negara anggota perjanjian tersebut mengalami serangan

oleh negara di luar anggota. Sebagian kalangan memandang aliansi memang

kecenderungan manusia untuk bersatu dalam menghadapi ancaman.26

Lain halnya pendapat yag disampaikan James D. Morrow dalam jurnalnya

yang berjudul Alliances and Assymetry: An Alternative to the Capability

Aggretion Model of Alliances. Morrow menyatakan: “symetric alliances, where

each party gains the same type of benefit, are also possible. Two major power

interest may.27Dalam tulisannya ini Morrow berpendapat bahwa kedua pihak atau

lebih mendapat keuntungan yang sama besarnya ketika memutuskan untuk

beraliansi.

Dalam hubungan internasional, aliansi antar negara memainkan hal yang

penting terutama aliansi pertahanan, seperti yang dilakukan Taiwan dan AS sejak

lama. Aliansi terbentuk antara dua negara atau lebih untuk melawan musuh

bersama mereka. Negara yang lemah merasa perlu membentuk aliansi dengan

26Michael Roskin dan Nicholas Berry, ‘IR: An Introduction to International Relations’, (New

Jersey: Prentice Hall, 1990), hlm. 87. 27Morrow, James D, 1991, ‘Aliances and Assymetry: An Alternative to the Capability

AggretionModel of Alliances’, American Journal of Political Science. Vol. 35, No. 4, terdapat

di: http://www.jstor.org/stable/2111499?seq=1#page_scan_tab_contents, diakses pada 10

Juni 2015 pkl 23.06

Page 29: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

18

negara yang lebih kuat karena mereka membutuhkan perlindungan dan untuk

membela diri. Negara berharap partner sekutu mereka dapat membantu dalam

militer dan diplomatik selama masa konflik tersebut.28

III Bandwagoning

Terdapat strategi aliansi yakni bandwagoning dimana jika suatu negara

gagal membendung ancaman yang diterima, maka negara tersebut bergabung ke

negara terkuat untuk mendapat perlindungan tersebut. Hal ini cocok dengan yang

dilakukan Taiwan, Taiwan merapat ke AS dan mempererat aliansi pertahanan

demi menghadapi kebijakan One China Policy yang semakin mengancam

keamanannya.

Dalam tatanan hierarki politik, para aktor cenderung untuk ‘jump on the

bandwagon’ atau dengan kata lain merapat ke kekuatan terdekat agar keamanan

mereka tetap terjamin. Para bandwagon atau bandwagoners berusaha untuk

meningkatkan keuntungan mereka atau mengurangi kerugian mereka dengan

berada di sisi pihak yang lebih kuat. Kekuatan dari pihak atau negara yang besar

dapat melindungi bandwagoners seperti Taiwan ini. Negara-negara yang lemah

memiliki sedikit pilihan, menebak dan berharap bahwa mensejajarkan diri dengan

pihak yang lebih kuat akan membawa dampak yang baik. Bandwagoning

28Dwivedi, Sangit Sarita, 2012, 'Alliances in International Relations Theory', International Journal

of Social Sciences & Interdiciplinary Research. Vol. 1, Issue 8, terdapat di:

http://www.indianresearchjournals.com/pdf/IJSSIR/2012/August/20.pdf, diakses pada 10

November 2015 pkl 09.15

Page 30: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

19

memiliki tujuan untuk menarik keuntungan absolut dengan berbagi ‘kemenangan’

dengan negara kuat tersebut. 29

Dalam sumber lain menyebutkan bahwa negara-negara kerap melakukan

bandwagoning dengan negara yang lebih kuat untuk menghadapi external power

yang baru bangkit. Dalam kasus ini dapat di analogikan bahwa bandwagoners

adalah Taiwan, Taiwan merapat ke negara yang lebih kuat yaitu AS untuk

menghadapi kekuatan eksternal yang bangkit yaitu Tiongkok dengan One China

Policy nya. 30

Konsep bandwagoning identik dengan peningkatan kekuatan militer. Hal ini

juga sesuai dengan peristiwa ketika bantuan militer AS ke Taiwan yakni SACO

adalah salah satu contoh hasil tindakan bandwagoning Taiwan kepada AS. Ada

perbedaan mencolok antara balancing dan bandwagoning, keduanya sama-sama

tentang kapabilitas negara. Bedanya adalah, balancing beraliansi dengan negara

yang lebih lemah darinya demi meningkatkan pengaruhnya di mata negara lain,

bandwagoning sebaliknya, mereka beraliansi dengan negara yang lebih kuat dan

tujuannya juga untuk meningkatkan pengaruh.31

29Scott Burchill, ‘Theory of International Relations’, (New York: Palgrave Macmillan, 2005), hlm

38. 30Amitav Acharya, ‘Constructing a Security Community in Sotheast Asia’, (New York: Taylor &

Francis e-Library, 2003), hlm 36. 31Stephen M. Waltz, ‘The Origins of Alliances’, (New York: Cornell University Press, 1987), hlm

111.

Page 31: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

20

Pada umumnya, negara yang lebih lemah lebih memilih bandwagoning

daripada balancing. Situasi ini terjadi karena negara-negara lemah menambah

koalisi pertahanan, dan mereka harus memilih sisi yang menang.32

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada bagian bab I pendahuluan, skripsi ini akan membahas pernyataan

masalah melingkupi apa yang terjadi, mengapa memilih penelitian tersebut, serta

mengapa memilih periode 2011-104. Selanjutnya akan muncul pertanyaan

penelitian yang diteruskan ke bagian tujuan dan manfaat penelitian. Setiap

penelitian pastilah memiliki metode penelitian, seperti pada skripsi ini yang

memakai metode kualitatif. Sebuah skripsi juga memerlukan tinjauan pustaka dan

kerangka teori pada bagian pendahuluannya dan yang terakhir adalah sistematika

penulisan.

BAB II Konflik Taiwan-Tiongkok

Bab II Konflik Taiwan-Tiongkok terdiri dari dua sub bab. Bab II ini terdiri

dari empat sub bab. Sub bab yang pertama berjudul Sekilas Sejarah tentang

Konflik Taiwan-Tiongkok yang membahas sejarah konflik kedua negara tersebut.

Sub bab kedua berjudul Identitas Nasional Taiwan yang membahas identitas

Taiwan dari sejak awal terbentuk hingga identitas terbarunya saat ini. Sub bab

yang ketiga berjudul Proses Demokratisasi di Taiwan akan dijelaskan bagaimana

32Waltz, The Origins of Alliances,112

Page 32: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

21

dari mulai asal mula prosesnya hingga menjadi demokrasi seperti saat ini. Sub bab

yang terakhir berjudul Sikap Taiwan terhadap One China Policy.

BAB III Kebijakan AS terhadap One China Policy dari Masa ke Masa

Bab III yang terdiri dari delapan sub bab. Masing-masing sub bab terdiri

atas sikap AS pada masa pemerintahan presiden Nixon hingga presiden Obama.

Ke delapan presiden AS memiliki sikap yang berbeda-beda maka dari itu skripsi

ini membahas khusus tentang sikap AS dari masa ke masa.

BAB IV Aliansi Pertahanan Taiwan-AS

Bab IV adalah bagian paling penting dalam skripsi ini, karena dalam bagian

inilah akan dibahas aliansi pertahanan Taiwan-AS dalam periode selama empat

tahun yakni 2011-2014, juga faktor-faktor yang mendorong Taiwan untuk

beraliansi pertahanan dengan AS guna melindungi dirinya.

BAB V Kesimpulan

Bab terakhir ini adalah bab yang berisi kesimpulan penelitian. Penelitian

yang membahas aliansi pertahanan Taiwan-AS selama empat bab akan

disimpulkan dalam bab lima ini.

Page 33: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

22

BAB II

KONFLIK TAIWAN-TIONGKOK

2.1 Sekilas Sejarah Konflik Taiwan-Tiongkok

Sejarah Asia Timur seringkali mengatakan bahwa ada hubungan erat antar

sejarah nasional. Pada awal abad 20, pelaksanaan sistem dunia modern masih

sangat terbatas dan tidak terbuka seperti sekarang, negara-bangsa yang berdaulat

yang dibuat oleh masyarakat dibangun dalam sistem yang terpusat.33

Sejarah Tiongkok atau Chinese nation (Zhonghua minzu) terbentuk pada

awal abad 20. Pembentukan ini tak lepas dari konflik sipil sebelumnya antara

Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan Partai Nasionalis atau Kuomintang (KMT).

Selain konflik partai, konflik ini meluas ke berbagai aspek seperti konflik ras dan

kebudayaan. 34

Namun pada bab ini kita akan fokus pada sejarah bagaimana Taiwan dapat

terbentuk. Setelah konflik sipil berakhir pada 1949, KMT yang saat itu kalah

melanjutkan misi mereka sendiri dan membentuk sebuah pemerintah yang sah

untuk rakyatnya yang kemudian dinamakan Republic of China(ROC). pada 1970

an, kembali damainya Tiongkok daratan hanya ilusi semata. Ilusi disini berarti

sangatlah sulit atau bahkan tidak mungkin untuk menyatukan kembali Tiongkok

33Schneider, Claudia, 2008, ‘National History in Mainland Chinese and Taiwanese History

Education: Its Current Role, Existing Challenged and Alternative Frameworks’, hlm 1. 34Schneider, National History in Mainland Chinese and Taiwanese History Education: Its Current

Role, Existing Challenged and Alternative Frameworks, 1.

Page 34: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

23

daratan dan Taiwan karena keduanya masih keras mempertahankan prinsipnya.

Selain itu jumlah kemunduran di arena internasional pada awal 1970 membuat

legitimasi politik KMT mengalami kehancuran. Anak laki-laki Chiang Kai-sek,

Chiang Ching-kuo menerapkan prinsip ‘nativisation’ atau ‘bentuhua’. Konsep

nativisation atau kerap disebut bentuhua disini adalah sebuah konsep yang

digunakan oleh Taiwan untuk menyebarkan budayanya, masyarakat, ekonomi,

serta nasionalitasnya sebagai Taiwan, bukan bagian dari Tiongkokyang berarti

pula pengakuan de facto untuk Taiwanisasi bagi KMT. Proses demokratisasi

Taiwan dimulai dari 1987, hal ini menguatkan perubahan yang berangsur-angsur

di Taiwan.35

2.2 Identitas Nasional Taiwan

Di Tiongkok daratan terdapat dua pembagian identitas yakni Chinese

identity dan Taiwanese identity. Dua pembagian tersebut adalah wujud dari latar

belakang dan pengalaman sejarah. Kini setidaknya ada empat etnis utama yang

menduduki Taiwan yaitu etnis Minnan, Hakka, Mainlanders, dan Aborigines.

Etnis Minnan, Hakka dan Mainlanders memiliki ikatan langsung dengan

Tiongkok daratan. Perbedaan diantara keempatnya adalah etnis Minnan dan

Hakka adalah etnis yang paling lama mendiami Taiwan yakni sekitar beberapa

generasi ke belakang. Para Mainlanders baru menetap di Taiwan sejak akhir 1940-

35Schneider, Loc.cit.

Page 35: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

24

an. Sedangkan Aborigines memiliki kedekatan dengan bangsa Melayu dan

memiliki jumlah populasi yang paling sedikit di Taiwan.36

Perbedaan identitas antara Tiongkok dan Taiwan terkonstruksi oleh sejarah.

Ketika Tiongkok daratan terlibat perang terbuka dengan Jepang, Taiwan justru

menjadi wilayah kolonial bangsa Jepang selama kurang lebih setengah abad yakni

pada 1895-1945. Dari sejarah inilah terbentuklah perbedaan persepsi antara

penduduk asli Taiwan dan para pendatang atau Minnan dan Hakka dengan

Mainlanders. Minnan dan Hakka masih memiliki persepsi kuat bahwa Taiwan

memiliki identitasnya sendiri dan berbeda dengan Tiongkok. 37

Setelah Pemerintahan Nasionalis mengalami kekalahan pada perang sipil

berkepanjangan tahun 1949, penduduk Tiongkok daratan atau Mainlanders yang

memenagkan perang bermigrasi ke Taiwan dan mengisi posisi penting dalam

struktur pemerintahan dan militer. Di saat yang sama ketika Mainlanders

menguasai sektor pemerintahan dan militer, penduduk lokal Taiwan yakni Minnan

dan Hakka menguasai sektor ekonomi dimana kemampuan ekonomi menjadi

faktor yang sangat penting untuk mendukung akses penduduk lokal Taiwan ke

pemerintahan, karena seiring berjalannya waktu banyak penduduk lokal Taiwan

yang berambisi ingin menduduki panggung politik. Pada 1980-an jumlah

penduduk lokal Taiwan yang duduk di kursi pemerintahan semakin besar, mereka

36Hsieh, Fuh-Sheng, 2013, ‘Etnicity, National Identity, and Domestic Politics in Taiwan’, Journal

of Asian and African Studies, Vol 40, No 13, Sage Publication, hlm 14, terdapat di:

http://jas.sagepub.com/content/40/1-2/13.full.pdf, diakses pada 20 April 2016 pkl 09.15 37Hsieh, Etnicity, National Identity, and Domestic Politics in Taiwan, 14.

Page 36: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

25

menduduki kursi-kursi pemerintahan yang cukup penting dan juga posisi penting

di Partai Kuomintang. 38

Kondisi Taiwan yang semakin maju inilah yang memperkuat persepsi secara

substansial bahwa Taiwan akan memerdekakan diri dari Tiongkok. Namun ada

juga kalangan yang mendukung status quo dan mengambil sikap tidak

mendukung kemerdekaan Taiwan ataupun unifikasi Taiwan dengan Tiongkok.39

2.3 Proses Demokratisasi di Taiwan

Pada awal berdirinya ROC, KMT menganut martial law sebagai dasar dari

kondisi darurat militer di Taiwan. Martial law adalah seperangkat aturan hukum

yang memuat peraturan pengelolaan negara yang dilakukan oleh pasukan militer

ketika keadaan darurat terlebih ketika masa perang atau ketika ada

pemberontakan. Taiwan menganut martial law selama 38 tahun dan sepanjang itu

juga KMT melakukan tindakan diktator untuk mengontrol ketertiban dan

keamanan di Taiwan. Tindakan diktator tersebut antara lain pembentukan partai

baru, koran baru, sistem peradilan non-independen, dan perlakuan teror-putih

kepada sejumlah pihak oposisi KMT.40

Pada 1987, presiden Taiwan saat itu Chiang Ching-kuo mengakhiri martial

law. Dengan berakhirnya martial law, terjadilah transisi dari pemerintahan

38Hsieh, Etnicity, National Identity, and Domestic Politics in Taiwan, 15.

39Hsieh, Etnicity, National Identity, and Domestic Politics in Taiwan, 15.

40‘Martial Law Rule: Victim Mentality vs Original Sin’, terdapat di

http://www.kmt.org.tw/english/page/aspx?type=article&mnum=113&anum=13639, diakses

pada 20 April 2016 pkl 09.44

Page 37: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

26

diktator menjadi pemerintahan yang berdemokrasi. Kemudian pemerintah Taiwan

juga menghapuskan sejumlah hambatan dan mengizinkan adanya pembentukan

partai oposisi, pembebasan media, serta mengizinkan indirect travel ke

Tiongkok.41

Kemudian terbentuklah dua blok partai politik Taiwan yaitu Pan KMT (Pan

Blue) yang terdiri dari New Party (NP), People First Party (PFP). Lawan dari Pan

KMT adalah Pan-DPP (Pan Green) yang terdiri dariDemocratic Progressive

Party(DPP), Taiwan Independence Party (TAIP), dan Taiwan Solidarity Union

(TSU).42

Setelah lengsernya Chiang Ching-kuo 1988, muncullah presiden baru

Taiwan yang pertama kalinya dipilih secara langsung yakni Lee Teng-hui.

Terpilihnya Lee Teng-hui secara langsung merupakan salah satu prestasi Chiang

Ching-kuo dalam reformasi demokrasi dan mempromosikan stabilitas politik

Taiwan.43

Pada masa pemerintahan Lee-Teng-hui, keadaan politik Taiwan memasuki

era baru yakni era multi partai. Terbentuklah beberapa partai baru diantaranya

Democratic Progressive Party (DPP), Chinese New Party (CNP), People First

Party (PFP), dan Taiwan Solidarity Union (TSU). Awalnya, KMT hanya bersaing

dengan DPP dalam politik domestik Taiwan. Pembentukan DPP pada saat itu

dinaungi oleh oposisi yang kerap disebut ‘tangwai’ pada 1986. Pada 1994,

41Charles Holcombe, ‘A History of East Asia: From the Origins of Civilizations to the Twenty First

Century’, (Melbourne: Cambridge University Press, 2011), hlm 340. 42Hsieh, Etnicity, National Identity, and Domestic Politics in Taiwan, 15. 43Hunter, Jason, 2007,‘Taiwan Domestic Politics: Political Corruption, Cross Strait Relations &

National Identity’, terdapat di http://digital.library.okstate.edu/etd/umi-okstate-2271.pdf,

diakses pada 20 April 2016 pkl 09.56

Page 38: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

27

beberapa fraksi keluar dari KMT dan mendirikan CNP, pembentukan CNP ini

dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan para politisi KMT terhadap kebijakan Teng-

hui yaitu penempatan sejumlah non-Mainlanders pada posisi penting

pemerintahan Taiwan.44

Pasca pemilihan presiden pada 2000, salah satu politisi Taiwan, James

Soong memisahkan diri dari KMT dan mendirikan PFP. Beberapa bulan

kemudian, Teng-hui juga mendirikan partai baru yaitu TSU. Keempat partai

tersebut itulah yang menjadi partai oposisi dalam struktur politik di Taiwan.45

Pada era Teng-hui, isu strategis dalam politik Taiwan sebagian besar terkait

dengan kemerdekaan Taiwan. Pada periode pertama pemerintahanya (1988-1996),

KMT menginginkan unifikasi dan penyatuan Taiwan dan Tiongkok daratan,

namun hal itu berubah sejak kegagalan konsensus pada 1992. Dan sejak saat itu

Taiwan menganut teori two-state.46

Pada tahun 2000, KMT mencalonkan Lien Chan, DPP mencalonkan Chen

Shui-bian sebagai calon presiden Taiwan. Pada pemilihan umum yang berhasil

memperoleh suara terbanyak adalah Chen Shui-bian.47 Kemenangan Shui-bian

pada pemilu tahun 2000 memperkuat posisi DPP dalam peta politik Taiwan.

Mulai tahun 2000 juga politik Taiwan di dominasi oleh dua kekuatan utama yaitu

44Tsai, Chang-Yen, 2007,‘Identity, Ethnic Identity, and Party Identity in Taiwan’, Maryland Series

in Contemporary Asian Studies, No. 1-2007, terdapat di:

http://digitalcommons.law.umaryland.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1187&context=mscas,

diakses pada 20 April 2016 pkl 10.09 45Chia-hung Tsai dan Shuang-chun Chao,‘Nonpartisans and Party System of Taiwan: Evidence

from 1996, 2000, and 2004 Presidentials Elections’, Journal of Asian and African Studies,

Sage Publications, Vol. 43, No. 6, hlm 617 46Ling, Neng Shan, 2012, ‘Lee Teng-hui Two State Theory: Perceptions and Policy Change’,

Jurnal Ilmu Politik Soochow, Vol. IV, No. 29, hlm 183, terdapat di:

http://www2.scu.edu.tw/politics/jornal/doc/j294/4.pdf, diakses pada 20 April 2016 pkl 10.29 47Tsai dan Chao, Nonpartisans and Party System of Taiwan: Evidence from 1996, 2000, and 2004

Presidentials Elections, 617.

Page 39: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

28

Pan Blue dan Pan Green. Kedua kekuatan tersebut memiliki kepentingan yang

jauh berbeda, Pan Blue mendukung Chinese identity dan menganggap bahwa isu

Tiongkok vs Taiwan adalah isu domestik serta mendukung unifikasi, sedangkan

Pan Green mendukung Taiwanese identity dan menganggap bahwa isu cross-

strait adalah isu internasional yang melibatkan dua negara.48

Keadaan politik Taiwan berbalik pada tahun 2008, presiden terpilih Taiwan

berasal dari KMT yakni Ma Ying-jeou. Program kerja Ying-jeou berfokus pada

konsep common market dan tidak menyinggung masalah unifikasi Tiongkok-

Taiwan maupun masalah identitas nasional. Pesaing Ying-jeou dalam pemilu

2008, Frank Hsieh mengusulkan tentang revitalisasi hubungan dengan Tiongkok

daratan dengan meredakan ketegangan dengan Tiongkok.49

Namun isu identitas Taiwan membali menjadi isu prioritas selama proses

pemilihan presiden tahun 2012. KMT memfokuskan revitalisasi hubungan dengan

Tiongkok, sedangkan DPP lebih mempromosikan kerjasama yang aman bagi

posisi status quo Taiwan. Selain isu identitas negara, isu yang merebak saat itu

adalah tentang energi nuklir, pengangguran, kesenjangan sosial, serta

pemberantasan korupsi.50

48Chen, Chien-kai, 2013,‘China and Taiwan: A Future of Peace?: A Study of Interdependence,

Taiwanese Domestic Politics and Cross Strait Relations’, terdapat di:

http://www.edu/korbel/jais/journal/volume1/volume1_chen.pdf, diakses pada 20 April 2016

pkl 10.39 49Rios, Xulio, 2012,‘The Development of the Relations Between Mainland China and

Taiwan during Hu Jintao’s Terms of Office: From the Anti-secession Law to the

Enforcement of the ECFA’, hlm 31, terdapat di: http://www.politica-

china.org/imxd/noticias/doc1344111140The_Development_of_the_Relations_betw

een_Mainland_China_and_Taiwan.pdf, diakses pada 20 April 2016 pkl 50Rios, The Development of the Relations Between Mainland China and Taiwan during

Hu Jintao’s Terms of Office: From the Anti-secession Law to the Enforcement of

the ECF, 30.

Page 40: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

29

2.4 Sikap Taiwan terhadap One China Policy

Perundingan dan upaya damai antara Tiongkok dan Taiwan telah dilakukan

sejak tahun 1992. Perundingan tersebut pertama kali dilakukan di Hongkong pada

1992 yang diberi nama Konsensus 1992. Dalam perundingan ini pihak Tiongkok

yang diwakili oleh Straits Exchange Foundation (SEF) dan pihak Taiwan yang

diwakili oleh Association for Relations Across the Taiwan Straits (ARATS),

dimana perundingan ini menghasilkan kesepakatan tentang konsep One China,

tapi baik Tiongkok maupun Taiwan memiliki penafsiran yang berbeda terhadap

konsep tersebut.51

Dalam hasil Konsensus 1992 Taiwan menganggap bahwa arti dari One-

China adalah ‘One China, Two Government’, sedangkan Tiongkok menganggap

kebalikannya bahwa Taiwan adalah wilayah yang tak terpisahkan dari Tiongkok,

dan peristiwa cross-strait terebut dianggap sebagai konfik internal dalam sebuah

wilayah bukan konflik internasional. Tiongkok juga menganggap bahwa bukti

sejarah, realitas, serta hukum Taiwan Affairs Office of the State Council PRC

2001 menegaskan bahwa konsep One-China berarti tidak ada negara lain selain

Republik Rakyat China.52

Kegagalan upaya Konsensus 1992 berdampak luas bagi kebijakan luar

negeri Tiongkok terhadap Taiwan. Tiongkok melakukan kontrak politik One-

51Lin, Cheng-yi dan Lin Wen-cheng, 2005,‘Democracy, Divided National Identity, and Taiwan’s

National Security’, Taiwan Journal Of Democracy, Vol 1, No.2, hlm 69-87, terdapat di:

http://www.tfd.org.tw/docs/dj0102/069-088.pdf, diakses pada 20 April 2016 pkl 13.40 52Moma, Rira. 2011. ‘Briefing Memo: The Direction of China-Taiwan Relations unter the Jinping

ang Ma Ying Jeou Administrations’, terdapat di:

http://www.nids.go.jp/english/publications/briefing/pdf.2013/briefing_el74.pdf, hlm 1,

diakses pada 20 April 2016 pkl 13.48

Page 41: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

30

China kepada mitra kerjasama ekonomi dan politiknya untuk tidak menjalin

hubungan diplomatik dengan Taiwan. Kebijakan Taiwan dalam menyikapi One-

China Policy dapat dilihat dalam tiga periode kepemimpinan yakni periode Lee

Teng-hui, Chen Shui-bian, dan Ma Ying-joeu

Pada masa pemerintahan Lee Teng-hui pada 1988, Teng-hui mencoba

menghentikan sikap Tiongkok yang sengaja ingin memarjinalkan Taiwan dengan

menolak proposal unifikasi yang diajukan Tiongkok serta kembali mempertegas

posisi Taiwan secara de facto.53 Salah satu upaya Teng-hui agar Taiwan mendapat

pengakuan secara internasional adalah dengan mengunjungi Amerika Serikat (AS)

pada 1995. Sebenarnya tujuan Teng-hui ke AS adalah untuk menghadiri reuni di

almamaternya yakni Universitas Cornell, namun tak dapat ditampik jika

kunjungan Teng-hui ke AS juga sekaligus kunjungan penting untuk membangun

komunikasi ke dunia internasional bahwa Taiwan adalah sebuah negara

independen.54

Namun tentu saja kunjungan Teng-hui ke AS ini mendapat reaksi negatif

dari pemerintah Tiongkok. Tiongkok merespon kunjungan tersebut dengnan

menarik duta besar Tiongkok dari Washington, menunda pembicaraan unofficial

dengan Taipei dan melakukan latihan militer besar-besaran di selat Taiwan sejak

Juli 1995 sampai dengan Maret 1996. Persitiwa ini yang kemudian dikenal

sebagai 1995-1996 Taiwan Strait Crisis.55

53Rios, The Development of the Relations Between Mainland China and Taiwan during Hu

Jintao’s Terms of Office: From the Anti-secession Law to the Enforcement of the ECFA , 6. 54Susan L. Shirk, ‘China Fragile Superpower’, (New York: Oxford University Press, 2008), hlm

188-189. 55Jue, Stanton, 2011. ‘Taiwan’s Political Evolution Since 1979: A Personal Perspective’. Asian

Affair and American Review, hlm 191.

Page 42: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

31

Lain halnya dengan masa pemerintahan Chen Shui-bian. Jika Teng-hui terus

mengupayakan pelepasan diri dari Tiongkok daratan, Shui-bian justru terkesan

menerapkan standar ganda. Standar ganda yang dimaksud adalah di satu sisi

Taiwan kerap menerima undangan dialog dengan Tiongkok, namun di sisi lain

Taiwan terus mengupayakan posisi Taiwan sebagai negara yang merdeka. 56

Shui-bian menerapkan beberapa cara dalam menghadapi One China Policy,

cara pertama, ia menerima ide tentang One China namun bersikap di bawah

kerangka konstitusi ROC. Selain itu Shui-bian juga mempromosikan negosiasi

ekonomi yang tidak resmi dengan Tiongkok.57

Taiwan kembali menunjukkan sikap yang berbeda pada masa pemerintahan

Ma Ying-jeou. Taiwan tak lagi memprioritaskan pengakuan terhadap status

Taiwan sebagai negara yang independen, namun Taiwan memilih membangun

kerjasama yang menguntungkan dengan Tiongkok tanpa menyinggung

permasalahan kedaulatan Tiongkok maupun Taiwan. Akan tetapi pada eranya

Ying-jeou memiliki sikap yang tegas terhadap One-China Policy, dalam suatu

kesempatan ia pernah menyatakan bahwa Taiwan tetap ingin berdiri sebagai

negara yang berdaulat, bukan bagian dari Tiongkok. Ia juga menegaskan bahwa

Taiwan hanya akan melakukan kerjasama dengan AS untuk melindungi dirinya,

bukan meminta AS untuk melindungi Taiwan. 58

56Rios, The Development of the Relations Between Mainland China and Taiwan during Hu

Jintao’s Terms of Office: From the Anti-secession Law to the Enforcement of the ECFA, 6. 57Matsuda, Yasuhiro, 2004,‘PRC-Taiwan Relations under Chen Shui-bian’s Government:

Continuity and Change between the First and Second Terms’, The National Institute for

Defense Studies, Japan Defense Agency, hlm 2. 58Cheng, Sun Shao, 2012,‘President Ma Ying Jeou’s Strategies to Promote ECFA in Taiwan’,

EOPS No 0012, hlm 1.

Page 43: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

32

BAB III

KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT TERHADAP ONE CHINA

POLICYDARI MASA KE MASA

Sejak dahulu Amerika Serikat (AS) memiliki kebijakan yang berbeda dan

terus berubah terkait sikapnya terhadap One China Policy. AS terus mengubah

pernyataan dan kebijakan di setiap masa pemerintahan masing-masing

presidennya. Setiap kebijakan yang dibuat oleh presiden AS dari masa ke masa,

pastilah harus mencakup kepentingan AS dalam hal keamanan maupun

demokrasi.

Taiwan Relations Act (TRA) yang dicanangkan sejak 1979 menjadi

landasan bagi AS dalam hubungan diplomatik dan pembuatan perjanjian

pertahanan dengan Taiwan. TRA merupakan perjanjian antara AS dan Taiwan

yang berisikan bahwa AS akan membantu Taiwan untuk melindungi dirinya

sendiri dengan bantuan militer. Tak hanya sampai disitu, TRA juga meliputi

kerjasama lainnya selain bidang senjata.

Pada awal abad ke-20, AS mengakui Republic of China (ROC) atau Taiwan

sebagai bagian yang terpisah dari Tiongkok, tepatnya sejak 1913 sampai 1978.

Keberpalingan AS kepada Tiongkok sebenarnya sudah terlihat sejak awal 1970.

Page 44: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

33

AS mulai membuka hubungan diplomatik dengan Tiongkok sambil terus mencari

cara untuk mempertahankan hubungan dengan Taiwan.59

Namun ada beberapa masalah yang menjadi prioritas AS dalam menyikapi

One China Policy, yang pertama adalah kedaulatan. Kedaulatan dalam hal ini

mencakup status yuridis Taiwan, masalah unifikasi ataupun kemerdekaan,

referendum, konstitusi baru, serta pastisipasi internasional. Interpretasi AS dan

Tiongkok terkait prinsip One-China memang berbeda. Dari situlah muncul

pertanyaan-pertanyaan apakah sikap AS ini adalah suatu bentuk dukungan, non-

dukungan, ataukah oposisi pada unifikasi ataupun kemerdekaan. Pada saat yang

sama, Taiwan terus mengukuhkan kedaulatan negaraya serta terus mencari

pengakuan internasional di PBB.

Meski AS dan Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik yang resmi, AS

terus membantu self-defense Taiwan dengan melakukan penjualan senjata ke

Taiwan. Setelah ketegangan di Selat Taiwan pada 1995-1996-an, Pentagon

dibawah kepemimpinan Bill Clinton pada saat itu diam-diam tetap memiliki

hubungan militer yang penting dengan Taiwan.

3.1 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Richard Nixon (1969-1974)

Pada era ini tepatnya pada 9 Juli 1971 dua tahun masa pemerintahan Nixon,

Nixon mengutus Menteri Luar Negerinya saat itu, Henry Kissinger untuk

melakukan pembicaraan rahasia dengan Perdana Menteri (PM) Tiongkok, Zhou

59Jonathan Spence, The Search for Modern China (W. W. Norton & Company, 1990), telegram

presiden Woodrow Wilson’s, pada 2 Mei 1913 kepadaPresiden Taiwan, Yuan Shih-Kai

(TECRO’s display, Twin Oaks, October 8, 2014).

Page 45: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

34

Enlai. Enlai bertanya pada Kissinger apakah AS akan mendukung deklarasi

kemerdekaan Taiwan? Kissinger menjawab sesuai apa yang dipesankan presiden

Nixon kepadanya bahwa kehadiran militer AS di Taiwan disebabkan oleh dua hal,

yang pertama adalah untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan di Asia

(saat itu adalah Perang Vietnam), dan yang kedua adalah untuk membantu

pertahanan Taiwan. AS juga bersiap untuk mengurangi kekuatan di Taiwan

sebagai perkembangan dan kemajuan hubungan baiknya dengan Taiwan, jadi

hubungan AS dan Taiwan tidak akan menjadi penghalang bagi hubungan baik AS

dan Tiongkok. Namun, Kissinger menegaskan bahwa hal tersebut masih pendapat

pribadi presiden Nixon dan belum didiskusikan dengan kongres atau birokrasi

apapun. Dan Kissinger kembali menegaskan bahwa AS tidak mendukung

kemerdekaan Taiwan.60 Untuk memperkuat pernyataan bahwa AS tidak

mendukung kemerdekaan Taiwan, AS mengutus wakil di PBB yakni Sekretaris

Negara, Williams Rogers yang intinya menyatakan bahwa AS mendukung segala

upaya Tingkok untuk duduk di PBB, dan pada waktu yang sama pula AS

menyatakan akan mengeluarkan representasi Taiwan di PBB.61

Pada 22 Februari 1972 presiden Nixon melakukan pembicaraan rahasia

dengan Enlai, Nixon mengeluarkan ‘Five Principles’ untuk menjelaskan sikap

AS. Prinsip pertama adalah hanyalah ada satu Tiongkok, dan Taiwan merupakan

bagian dari Tiongkok. Prinsip kedua; AS tidak dan tidak akan mendukung

kemerdekaan Taiwan dalam bentuk apapun. Ketiga, jika AS mampu, AS akan

60Holdridge, John, Crossing the Divide: An Insider’s Account of Normalization of U.S.-China

Relations (Rowman & Littlefield Publishers, 1997), hlm. 90 61James C.H. Shen (ROC Ambassador to the United States in 1971-1978), The U.S. and Free

China: How the U.S. Sold Out Its Ally, Acropolis Books, 1983)

Page 46: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

35

memengaruhi Jepang untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Poin Nixon

yang keempat adalah AS akan mendukung segala resolusi damai terkait Taiwan

dan AS tidak akan lagi mendukung pemerintah Taiwan dalam bidang senjata,

dukungan itu akan AS alihkan untuk Tiongkok daratan. Terakhir, Nixon

menyatakan akan melakukan normalisasi hubungan dengan Tiongkok.62 Dua hari

setelah pembicaraan tersebut yakni pada 24 Februari 1972, Nixon menarik

pasukan militer AS dari Taiwan.

Pada 27 Februari 1972, terjadilah peristiwa Komunike Shanghai. Dalam

komunike ini, AS melakukan normalisasi hubungan dengan Tiongkok dimana AS

juga kembali menegaskan bahwa Republik Rakyat Tiongkok merupakan

pemerintah yang sah, dan Taiwan hanyalah provinsi yang harus kembali ke

asalnya. Segala bentuk liberalisasi Taiwan adalah masalah internal Tiongkok dan

tidak boleh ada yang mengintervensi, seluruh angkatan bersenjata AS akan ditarik

dari Taiwan.63

3.2 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Gerald Ford (1974-1977)

Pada masa pemerintahan Ford, kebijakan AS tidak banyak mengalami

gejolak karena Ford hanya mengikuti sikap presiden sebelumnya dan mengikuti

Komunike Shanghai untuk menyikapi One China Policy. Pada 12 Agustus 1974

62White House, Memorandum of Conversation, February 22, 1972, 2:10pm-6:00pm 63The Chinese text used “ren shi” (“to acknowledge”). The Chinese term was changed in the 1979

communique to “recognize.”

Page 47: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

36

Ford menegaskan bahwa pemerintahannya akan meneruskan prinsip-prinsip yang

dimuat dalam Komunike Shanghai.64

3.3 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Jimmy Carter (1977-1981)

Sebagaimana pernyataan pada 1 Januari 1979, AS masih mengakui bahwa

Tiongkok sebagai pemerintah Tiongkok yang sah. Namun di masa depan, AS dan

Taiwan akan menjaga dan memelihara hubungan komersial, budaya, dan

hubungan lainnya tanpa melewati representasi pemerintah resmi, dan tanpa

hubungan diplomatik yang resmi. AS yakin bahwa Taiwan bisa berdamai dan

akan meraih masa depan yang sejahtera, dan AS juga berharap bahwa persoalan

Taiwan akan diselesakan secara damai secara internal.65 Pernyataan tersebut baru

ditanggapi hampir satu tahun kemudian oleh presiden Taiwan, Chiang Ching-kuo.

Ching-kuo menyatakan bahwa ROC merupakan sebuah negara yang berdaulat

dengan pemerintah yang dilegitimasi dalam Constitution of the Republic of China.

66

Dalam Komunike Normalisasi dengan Tiongkok, AS kembali menegaskan

bahwa AS mengakui Beijing sebagai pemerintah Tiongkok yang legal. Dalam

konteks ini, AS tetap akan memelihara hubungan baiknya dengan Taiwan dalam

kebudayaan, komersial, dan hubungan unofficial lainnya. Pada tahun yang sama

yakni 1979 tepatnya pada 10 April, AS meluncurkan Taiwan Relations Act (TRA)

64Public Papers of the Presidents, Gerald Ford, 1974. 65“Congress andForeign Relations: the Taiwan Relations Act,” Foreign Affairs, Fall 1981 66The Taiwan Issue in Sino-American Strategic Relations (Boulder: WestviewPress, 1984)

Page 48: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

37

yang akan menjadi dasar segala hubungan AS dan Taiwan hingga saat ini

termasuk aliansi pertahanan. Mengenai TRA akan dibahas pada bab selanjutnya.

3.4 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Ronald Reagan (1981-1989)

Pada 17 Agustus 1972, presiden Reagan membuat pernyataan bahwa AS

akan tetap memasok senjata ke Taiwan sesuai dengan yang tertera di TRA.

Pemasokan senjata ini bertujuan agar Taiwan tetap bisa berdamai dengan

Tiongkok.67

Pada 30 September 1981, pimpinan RRT saat itu Ye Jianying mengajukan

‘Nine-Point Proposal’ kepada Taiwan. Proposal tersebut berisi antara lain ingin

agar Tiongkok dan Taiwan melakukan reunifikasi dan Taiwan akan mendapatkan

otonomi khusus dan akan mendapatkan pasukan bersenjatanya sendiri, pemerintah

pusat juga tidak akan mencampuri urusan lokal Taiwan. Tiongkok juga

menawarkan apabila Taiwan mengalami kesulitan masalah finansial, pemerintah

pusat siap untuk mensubsidi sebanyak yang diperlukan. Tiongkok juga

menjanjikan siapapun warga Taiwan yang akan datang ke Tiongkok daratan

dijamin akan diberi perlakuan yang layak dan tidak didiskriminasi, mereka juga

dapat keluar dan masuk Tiongkok daratan secara bebas. Pada pebisnis Taiwan

juga dipersilakan untuk berinvestasi dan menjalin hubungan ekonomi di Tiongkok

67“Statement on United States Arms Sales to Taiwan,” Public Papers of the Presidents of the

United States, Ronald Reagan.

Page 49: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

38

daratan dengan hak, kepentingan, dan keuntungan yang dijamin oleh pemerintah

pusat.68

Pada 1982 di tengah-tengah hubungan buruk AS dan Tiongkok, presiden

Reagan mengeluarkan sebuah kebijakan melalui tiga pernyataan penegasan dan

penyulingan terkait kebijakan AS ke Taiwan di era yang baru. Pernyataan pertama

merupakan sebuah pernyataan pribadi kepada Taiwan bahwa Taiwan tidak akan

‘dikorbankan’ demi hubungan AS dan Tiongkok. Pernyataan kedua AS akan

menjaga hubungan bilateralnya dengan Tiongkok dengan menuruti tekanan

Tiongkok untuk mengurangi kerjasama dengan Taiwan terutama dalam

perdagangan senjata baik kuantitatif maupun kualitatif. Pernyataan yang ketiga

merupakan klarifikasi dari Deplu AS urusan Asia yang mengatakan bahwa

pemerintahan Reagan tidak mengubah hal-hal fundamental terkait kebijakan AS

ke Taiwan, termasuk perdagangan senjata.69

3.5 Sikap AS pada Masa Pemerintahan George H. W. Bush (Bush Senior)

(1989-1993)

Pernyataan presiden Bush pada 1 Agustus 1992 bahwa ‘One China’, berarti

People Republic of China atau Tiongkok dengan Taiwan menjadi wilayah

administrasi khusus setelah unifikasi. Taiwan yang meliputi Penghu, Kinmen dan

Matsu termasuk bagian dari Tiongkok daratan.70

68Ye Jianying Explains Policy Concerning Return of Taiwan to Motherland and Peaceful

Unification,” Xinhua [NewChina News Agency], September 30, 1981 69Ibid,. 70Public Papers of the Presidents, George Bush.

Page 50: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

39

Pada 2 September 1992, AS menjual pesawat jenis F-16A/B sebanyak 150

unit. Penjualan pesawat ke Taiwan, menurut AS, untuk memelihara perdamaian

dan menciptakan stabilitas yang menjadi konsentrasi AS, sekaligus stabilitas di

kawasan Asia-Pasifik. Dalam periode ini, AS menyediakan bantuan pertahanan

pada Taiwan agar Taiwan percaya diri untuk mengurangi tensi dalam konflik

tersebut. Hal ini juga dilakukan AS untuk mendukung evolusi dramatis yang

dialami Taiwan dalam menerapkan demokrasi.71

3.6 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Bill Clinton (1993-2001)

Kebijakan AS pada Taiwan adalah berdasarkan TRA yang dibuat pada 1979

yakni walaupun AS mengakui bahwa Tiongkok adalah pemerintahan yang resmi,

AS tetap menjalin berbagai kerjasama komersial dengan Taiwan.

Pada 22 Mei 1995, presiden Clinton memberi izin masuk AS kepada

presiden Taiwan saat itu, Lee Teng-hui yang saat itu akan melakukan reuni di

almamaternya yakni Universitas Cornell. Kunjungan presiden Lee saat itu murni

kunjungan pribadi ke AS, bukan kunjungan resmi antar-negara.

Pada Agustus 1995, Clinton melakukan pertemuan dengan presiden

Tiongkok saat itu, Jiang Zemin. Sekretaris Negara AS, Warren Christopher

melaporkan apa sajakah yang dibicarakan Clinton kepada Zemin, pertama, AS

akan menentang kemerdekaan Taiwan, kedua AS tidak akan mendukung ‘two-

71Administration of George Bush, 1992 (Public Papers of the Presidents)

Page 51: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

40

Chinas’ ataupun ‘one China dan one Taiwan’, dan yang ketiga AS tidak mau

mendukung pengakuan Taiwan di PBB.72

Pada masa pemerintahan Clinton, Clinton kerap melakukan beberapa

pertemuan dengan presiden Tiongkok guna menegaskan posisi AS yang

mendukung One-China Policy diantaranya Clinton-Jiang Summit dan US-China

Joint Statement pada 1997, Summit and the State Department on the ‘Three Noes’

pada 1997, Clinton-Jiang Summit 1998 di Beijing, Summit and the State

Department on the ‘Three Noes’ pada 1998, Clinton dan Jiang pada pertemuan

APEC 1999.

3.7 Sikap AS pada Masa Pemerintahan George W. Bush (Bush Junior)

(2001-2009)

Pada masa Bush junior, kebijakan AS terkait One China Policy lebih

condong ke Taiwan. Citra Tiongkok pada masa itu bukan sebagai strategic

partner AS melainkan sebagai America’s enemy.73

Condongnya AS ke pihak Taiwan dibuktikan dengan meningkatnya

penjualan senjata ke Taiwan, menegaskan komitmen untuk membantu pertahanan

Taiwan, serta mengubah arah pertahanan AS dari fokus ke Eropa, menjadi fokus

ke Asia Pasifik. Semua ini merupakan bentuk counter terhadap kekuatan

pertahanan Tiongkok. Sementara itu Tiongkok yang tidak tinggal diam juga terus

72Garver, p. 79; Mann, p. 330 73‘The Contradictions of Bush’s China Policy ‘, terdapat di:

(http://www.nytimes.com/2001/06/02/opinion/the‐contradictions‐of‐bush‐s‐chinapolicy.html)

, diakses pada 7 Juni 2016 pkl 20.34

Page 52: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

41

meningkatkan kekuatan pertahanannya dengan membeli berbagai senjata ke

Rusia. AS menganggap ini bukan hanya ancaman bagi Taiwan, tetapi juga

ancaman bagi keamanan di Asia Pasifik.74

Sewaktu Uni Eropa berencana mencabut embargo penjualan senjata ke

Tiongkok, AS dengan tegas menyatakan keberatan, alasannya adalah karena AS

khawatir pencabutan embargo tersebut akan semakin meningkatkan persenjataan

Tiongkok, jika pertahanan Tiongkok semakin kuat, hal tersebut akan semakin

mengancam Taiwan. Untuk itu AS sebisa mungkin mencegah hal itu agar

Tiongkok tidak menyerang Taiwan.

Meskipun AS pada masa Bush jelas-jelas mem back up Taiwan, AS tetap

tidak mendukung deklarasi kemerdekaan Taiwan karena menurut AS jika Taiwan

mendeklarasikan kemerdekaannya, Tiongkok akan semakin agresif dan tersulut,

bukan tidak mungkin Tiongkok akan menyerang Taiwan secara langsung.

Pada masa Bush junior ini sepertinya AS ‘bermain aman’ dengan tetap

mendukung One China Policy dengan mengakui Tiongkok sebagai pemerintahan

sah, namun juga terus membantu pertahanan Taiwan. Namun AS tetap pada

posisinya untuk tidak menjadi mediator Tiongkok dan Taiwan, ataupun

mendukung perdamaian kedua pihak.

Pada masa pemerintahan Bush junior, AS masih memegang prinsip One

China Policy dan masih menganggap bahwa Tiongkok adalah pemerintahan yang

sah. AS juga tidak mengganti keadaan status quo pada kasus selat Taiwan. AS

kembali menyatakan pada 2004 bahwa hanya ada satu Tiongkok, dan Taiwan itu

74US Department of Defense, Annual Report on the Military Power of the People's Republic of

China, 2004

Page 53: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

42

tidak merdeka, AS pun mengulang perrnyataanya untuk kesekian kali bahwa AS

tidak mendukung pergerakan kemerdekaan di Taiwan.

3.8 Sikap AS pada Masa Pemerintahan Barack Obama (2009-sekarang)

Pada masa kampanyenya, Obama menyatakan hal yang mengejutkan bahwa

AS tidak memiliki kewajiban untuk membela dan mendukung pertahanan Taiwan.

Obama juga menyatakan jika ia terpilih menjadi presiden, AS akan berusaha

menjadi host talk antara militer Tiongkok dan Taiwan. Hal ini tentu saja

mengejutkan, mengingat dari zaman dahulu AS tidak pernah mengubah

pernyataannya yakni tidak mau ikut campur dalam konflik Tiongkok dan Taiwan,

termasuk menjadi mediator. Selain itu juga Obama menyatakan bahwa Tiongkok

merupakan partner yang lebih penting daripada Taiwan.75

Setelah terpilih, Obama berhasil meredakan ketagangan Tiongkok dan

Taiwan. Namun dalam pemerintahannya Obama cenderung lebih condong ke

Tiongkok, dilihat dari Obama menunjuk penasihat kebijakan yang pro Tiongkok.

Salah satu penasihat keamanan nasional pada masa Obama yakni Zbigniew

Brzezinski yang menyatakan Taiwan adalah hambatan AS dalam menjalin

hubungan dengan Tiongkok.76

75‘Obama Turns Towards Taiwan’, terdapat di:

http://nationalinterest.org/commentary/obama‐turns‐toward‐taiwan‐9048, diakses pada 7 Juni

2016 pkl 21.04 76‘Obama Affirms One China Policy’, terdapat di:

http://www.washingtontimes.com/news/2009/nov/17/obama‐affirms‐one‐china‐policy/,

diakses pada 7 Juni 2016 pkl 21.12

Page 54: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

43

Pada masa Obama ini, AS tetap pada pendiriannya yakni mengakui

Tiongkok sebagai satu-satunya pemerintah yang legal sambil terus membina

hubungan baik dengan Taiwan berdasarkan TRA. Di saat yang sama, presiden

Taiwan, Ma Ying-jeou menyatakan bahwa Taiwan akan meneruskan jual beli

senjata dengan AS, tapi Taiwan tidak akan pernah meminta AS untuk berjuang

melindungi atau mempertahankan, karena Taiwan dapat berjuang sendiri.

Pada perioden pemerintahannya yang kedua, Obama kembali menekankan

oentingnya hubungan AS dengan Taiwan. Dekatnya kembali hubungan AS

dengan Taiwan ditandai dengan penandatanganan kebijakan yang mendukung

Taiwan bergabung dalam International Civil Aviation Organization. Obama juga

fokus untuk meningkatkan meningkatkan hubungan perdagangan bebas antara

keduanya. Setelah mendukung Taiwan untuk bergabung dalam International Civil

Aviation Organization, AS juga kembali memberikan dukungan pada Taiwan

untuk bergabung menjadi anggota Trans-Pacific Partnership Agreement. Aliansi

militer AS dan Taiwan kembali naik sejak Obama menandatangani persetujuan

penjualan misil ke Taiwan. Hal ini tentu saja membuat Tiongkok bereaksi keras.77

Tindakan AS ini untuk mempertahankan pengaruhnya di Asia Pasifik

karena AS sadar kekuatan Tiongkok di Asia sudah sangat besar. AS takut jika hal

ini dibiarkan, pengaruh AS akan dikalahkan oleh pengaruh Tiongkok. Untuk tetap

mempertahankan pengaruhnya di Asia, AS merasa peerlu mencari aliansi dan

pada akhirnya AS memilih Jepang, India, Korea Selatan, ASEAN, serta Taiwan.

77‘US-China, US-Taiwan’, terdapat di:

http://www.reuters.com/article/2014/12/19/us‐china‐usa‐taiwan‐idUSKBN0JX0NK20141219

, diakses pada 7 Juni 2016 pkl 21.24

Page 55: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

44

Menurut AS dengan adanya aliansi dengan berbagai negara, AS bisa tetap

mempertahankan pengaruhnya di Asia Pasifik melebihi Tiongkok. 78

78Wabiser,. Op.cit, hlm 3

Page 56: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

45

BAB IV

ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT

Taiwan Relations Acts (TRA) merupakan suatu perjanjian yang paling

menentukan bagi hubungan AS dan Taiwan. TRA ini disusun berdasarkan hukum

domestik dan sebagai penjelasan atas kepentingan AS di Taiwan. TRA ini

termasuk melanjutkan perdagangan senjata ke Taiwan juga mewujudkan

komitmen AS untuk menjaga perdamaian kawasan Asia Pasifik, untuk itulah AS

dan Taiwan tetap mempertahankan aliansi pertahanan mereka.

Aliansi pertahanan Taiwan dan AS sudah berlangsung lama yakni sejak

masa Perang Dunia ke II. Aliansi pertahanan kedua negara ini mengalami

perubahan beberapa kali sejak awal terbentuknya. Sebelum menganalisis lebih

dalam masalah korelasi konsep yang dipilih dalam penelitian ini dan aliansi

pertahanan Taiwan-AS, penelitian ini akan terlebih dahulu membahas berbagai

perubahan bentuk perjanjian kerjasama pertahanan Taiwan-AS.

Kerjasama pertahanan yang pertama adalah ketika AS memberi bantuan

militer kepada Taiwan guna membantu melawan Jepang pada 1941-1942 melalui

The American Volunteer Group atau Flying Tigers. AS yang memang sejak

dahulu memiliki kepentingan di Asia Pasifik mengirim pasukan militer ke selatan

Taiwan dari kemungkinan berbagai serangan, salah satunya serangan komunis

pada saat itu. Presiden AS Harry Truman sudah meyakini bahwa komunia akan

Page 57: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

46

melakukan apa saja untuk menyebarkan ideologinya dan dapat mengganggu

ketertiban dunia.79

Pada 1942 juga Flying Tigers yang dikirim oleh AS berganti nama menjadi

US Naval Group China (Sino American Cooperative Organization atau yang lebih

dikenal dengan SACO. Tidak hanya bantuan militer yang didapat Taiwan, AS

juga membantu pertahanan Taiwan dengan berbagi teknologi intelijen.80

Aliansi pertahanan Taiwan-AS melalui SACO bertahan cukup lama sempai

dengan 1951, kemudian berganti nama menjadi Military Advision Assistant Group

to Taiwan. Pada 1951 juga AS mengalokasikan dana sebesar lima puluh juta dolar

AS kepada Taiwan untuk membantu pertahanan Taiwan. Presiden Truman

mengalokasikan dana sebesar itu karena Taiwan dianggap aliansi yang penting di

kawasan Asia Pasifik.

Setelah Fying Tigers, SACO, Military Advision Assistant Group to

Taiwan,Taiwan dan AS kembali membuat perjanjian pertahanan baru yaitu Sino-

American Mutual Defense Treaty pada 1954. Tujuan dibuatnya perjanjian ini lagi-

lagi soal melindungi Taiwan dari kemungkinan invasi Tiongkok setelah Perang

Saudara di daratan Tiongkok pada waktu lalu. Perjanjian ini ditandatangani pada 2

Desember 1954 di Washington DC.81

Aliansi pertahanan ini diperkuat dengan perjanjian pertahanan yang berisi

setiap serangan bersenjata ke wilayah Taiwan juga merupakan serangan ke AS.

79Syaril Sadikin, ‘Ada kemungkinan RRC bersikap lebih lunak dalam menghadapi

soal Taiwan’, dalam Sinar Harapan (Jakarta, 30-11-1983) Hal.8. isi

perjanjian, The Taiwan issue hal. 251-253. 80‘SACO History’, terdapat di: http://www.saconavy.com/history.htm, diakses pada 13 Desember

2015 pkl 09.42 81‘Mutual Defense Treaty between the United States of America and Republic of China’,terdapat di

http://www.taiwandocuments.org/mutual01.htm, diakses pada 13 Desember 2015 pkl 09.53

Page 58: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

47

Karena Taiwan merupakan bagian penting dari aliansi pertahanan AS di Asia

Pasifik, AS merasa wajib melindungi Taiwan.82

Tetapi ada celah dalam perjanjian ini. Dalam perjanjian ini, Taiwan

menyebutkan pulau-pulau yang dilindungi AS hanya ada tiga pulau yakni

Formosa, Pecadores, dan Metsu. Karena Kinmen tidak disebutkan, Tiongkok

memanfaatkan celah itu untuk menyerang Kinmen. Walaupun Kinmen tidak

disebut dalam perjanjian, AS tetap membantu Taiwan menahan serangan dari

Tiongkok, karena pulau Kinmen juga merupakan bagian penting dari pertahanan

Taiwan.83

Pasca serangan ke Kinmen, aliansi pertahanan Taiwan-AS semakin erat

yang ditandai dengan Jendral Eisenshower mengajukan resolusi ke Kongres AS

yang bernama Formosa Resolutions yang kemudian disahkan Kongres pada 29

Januari 1955.84

AS mengakui rezim Kuomintang di Taipei sejak 1949 sampai 1960-an.

Namun mulai awal 1970, AS dan negara-negara Barat mengakui rezim komunis

di Beijing sebagai pemerintahan Tiongkok yang sah, dan kemudian AS juga

menyatakan bahwa hanya ada satu Tiongkok, dan Taiwan merupakan bagian dari

Tiongkok, atau dengan kata lain AS mendukung One-China Policy. Normalisasi

hubungan AS-Tiongkok dibuat oleh presiden Richard Nixon salah satunya

dengan memberi pengakuan diplomatik bagi Tiongkok dan membentuk

Komunike Shanghai pada Februari 1972.

82Mutual Defense Treaty between the United States of America and Republic of China’,

http://www.taiwandocuments.org/mutual01.htm, diakses pada 13 Desember 2015 pkl 09.53 83Tierney, About to Face China, 130. 84Tierney, About to Face China, 130.

Page 59: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

48

Namun AS nampaknya memiliki standar ganda yang dibuktikan pada 19

April 1979, AS membuat perjanjian baru dengan Taiwan yakni Taiwan Relations

Act (TRA) yang ditandatangani oleh presiden Jimmy Carter yang kemudian

menjadi landasan aliansi Taiwan-AS hingga saat ini.85

Isi dari TRA tidak hanya menyangkut kerjasama maupun aliansi pertahanan

militer dengan Taiwan saja namun juga komitmen AS untuk membina hubungan

yang lebih dekat dan intensif dengan Taiwan. Namun dalam TRA ini lah

digarisbawahi bahwa AS akan terus memasok senjata untuk kepentingan

pertahanan Taiwan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. TRA inilah yang

hingga saat ini masih dipegang AS maupun Taiwan dalam menjalankan aliansi

pertahanannya.

Atas dibentuknya TRA, Tiongkok menjadi geram dan menganggap bahwa

TRA ini dapat mengganggu hubungan baik AS dan Tiongkok yang baru beberapa

tahun terjalin. Namun tentu saja Taiwan tidak peduli atas kegeraman Tiongkok ini

karena Taiwan merasa sudah memiliki AS sebagai back-up. Dan sebelum

terbentuk TRA juga, AS sudah memberi Six Assurances atau enam jaminan

kepada Taiwan. Jaminan yang pertama adalah AS setuju untuk tidak memberikan

tenggat waktu batas penjualan senjata AS ke Taiwan. Jaminan yang kedua AS

tidak akan memberikan konsultasi lanjutan (prior consultations) dengan Taiwan

terkait penjualan senjata. Jaminan ketiga, AS tidak akan pernah menjadi mediator

untuk konflik Taiwan-Tiongkok. Keempat AS tidak akan merevisi atau mengubah

isi TRA, kelima AS tidak akan mengubah posisinya terkait kedaulatan Taiwan,

85‘Taiwan-US Relations’, terdapat di:

http://www.taiwanembassy.org/US/ct.asp?xItem=266456&CtNode=2297&mp=12&xp1=12,

diakses pada 9 November 2015 pkl 09.02

Page 60: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

49

dan jaminan terakhir AS tidak akan memaksa Taiwan untuk melakukan negosiasi

apapun dengan Tiongkok.86

Setelah mengetahui berbagai tahap dan bentuk aliansi pertahanan AS dan

Taiwan sejak zaman Perang Dunia II, penelitian ini akan mulai membahas aliansi

pertahanan Taiwan-AS pada masa pemerintahan Obama tepatnya periode 2011-

2014.

Baik Taiwan maupun AS tidak akan meningkatkan kekuatan militernya

maupun memperkuat aliansinya jika tidak ada hal yang memicunya. Hal yang

menjadi pemcu semakin kuatnya aliansi kedua negara adalah karena Tiongkok

yang juga semakin mengancam dengan berbagai kekuatan militernya yang

semakin dipamerkan.

Pada peride 2011-2014 Tiongkok terus meningkatkan kekuatan militer yang

diwujudkan diantaranya dengan latihan menembak selama tiga hari di Selat

Taiwan. Menurut The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI)

yang telah merilis update tahunan dari pengeluaran militer dunia, Tiongkok

memiliki hasil yang menarik. Dalam dua puluh tahun terakhir, estimasi yang

dihabiska Tiongkok untuk anggaran militer terlihat sangat meningkat dengan

tujuh belas milyar dolar AS pada 1990, dan 114 milyar dolar AS pada 2010.

Berdasarkan pernyataan resmi dari Tiongkok, mereka akan berfokus pada tentara

bayaran, modernisasi peralatan dan senjata untuk menghadapi musuh potensial

seperti AS. Pengeluaran militer Tiongkok sebenarnya masih sedikit dari AS yakni

86Wabiser, ‘US-Sino Relationship: Studi Kasus Kebijakan Amerika Serikat terhadap One China

Policy, 9.

Page 61: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

50

sebesar 2,2 persen dari GDP, sedangkan AS menghabiskan 4,7 persen dari GDP

nya.87

Pada 29 Januari 2010 Obama memberitahu Kongres perihal penjualan

senjata utama ke Taiwan yakni ada lima program dengan total nilai 6,4 milyar

dolar AS. Kemudian pada 21 September 2011 Obama mengajukan tiga program

penjualan senjata utama dengan total nilai 5,9 milyar termasuk mengupgrade

pesawat F-16A/B. AS meningkatkan pasokan senjatanya karena AS tahu bahwa

presiden Taiwan, Ma Ying-jeou tidak terlalu memprioritaskan sektor keamanan.

Taiwan memangkas anggaran pertahanannya pada 2001 sampai 2011, tapi

kemudian Taiwan meningkatkannya lagi pada 2012, namun anggaran pertahanan

itu kembali dipangkas pada 2013.88

Pada Kongres ke-113, seorang senator AS, John Cornyn mendesak agar

Kongres menyetujui penjualan pesawat F 16 C/D ke Taiwan. Cornyn menganggap

bahwa Taiwan membutuhkan upgrade pesawat ini untuk menghadapi modernisasi

militer Tiongkok.89

Pada 1 Agustus 2013 AS menyetujui undang-undang Taiwan Policy Acts,

undang-undang ini berisi upaya memperkuat pertahanan Taiwan dengan

peningkatan penjualan senjata, AS menyetujui permintaan Taiwan untuk

mengupgrade F 16 A/B menjadi F 16 C/D.90

87 Helmke. Belinda. ‘China’s Military Spending’. Terdapat di:

http://thediplomat.com/2011/06/chinas-military-spending/, diakses pada 27 Juni 2016 pkl 10.18 88Kan, Shirley A dan Wayne M. Morrison, 2014, ‘U.S.-Taiwan Relationship: Overview of Policy

Issues’, Congressional Research Service, hlm 26. 89 Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 26. 90 Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 27.

Page 62: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

51

Serah terima penjualan senjata AS ke Taiwan telah meningkat secara

signifikan meskipun keduanya tidak terikat hubungan diplomatik yang resmi.

Taiwan menduduki peringkat tinggi dalam daftar penerima pasokan senjata dari

AS. Diantara banyak negara penerima pasokan senjata milik AS, Taiwan

menduduki peringkat keempat setelah Israel, Mesir, dan Arab Saudi pada 2004-

2007 dengan total nilau penjualan sebesar 4,3 milyar dolar AS. Sedangkan pada

2008-2011 Taiwan menduduki peringkat kelima setelah Arab Saudi, Mesir, Israel,

dan Australia. Berikut ini adalah tabel jumlah nilai perjanjian penjualan senjata

AS ke Taiwan.91

Tabel 4.1

Tabel Jumlah Nilai Perjanjian Penjualan Senjata AS ke Taiwan

Sumber: Shirley A. Kan, Taiwan: Major US Arms Sales Since 1990,

Congressional Research Service, hlm 2

Taiwan mengajukan upgrade F 16 A/B menjadi F 16 C/D sejak tahun 2009

dan pada saat itu juga Taiwan menganggarkan sebanyak 82 juta dolar AS untuk

91Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 27.

Page 63: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

52

sektor pertahanan dibawah pemerintahan presiden Ma Ying-jeou.92 Pada masa ini

Taiwan mengakui kesulitannya dalam mempertahankan biaya pemeliharaan

pesawat tempur.93

Program peremajaan pesawat tempur F 16 A/B menjadi F 16 C/D yang

Taiwan ajukan sejak 2009 bukan hanya mengganti dan membeli pesawat baru

namun juga memperbaiki pesawat-pesawat tempur yang ada dan mengganti suku

cadang. Pada konferensi industri pertahanan AS-Taiwan, wakil Menteri

Pertahanan AS, Peter Lavoy menekankan Taiwan memerlukan tindakan

pertahanan yang mumpuni.

Pada 13 Juli 2012 Taiwan menandatangani program pertahanan yang

bernilai 3,7 milyar dolar AS. Taiwan menargetkan upgrade F 16 A/B akan

rampung pada 2021.94 Pada 8 Februari 2013 Senator John Cornyn kembali

menekankan bahwa Taiwan harus menemukan keinginan politik untuk

meningkatkan anggaran pertahanannya yang sebelumnya dipotong sejak 2009

sampai 2011. Berikut ini adalah tabel anggaran pertahanan Taiwan sejak 1994-

2014.

92Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 23. 93Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 23. 94Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 25.

Page 64: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

53

Tabel 4.2

Tabel Anggaran Pertahanan Taiwan 1994-2004

Sumber: Shirley A. Kan, Taiwan: Major US Arms Sles Since 1990,

Congressional Research Service, hlm 34

Presiden Ma Ying-jeou pada akhirnya menambah anggaran pertahanannya

pada 2012 sebesar 317,5 milyar dolar Taiwan atau sekitar 10,6 milyar dolar AS,

meningkat delapan persen dari anggaran pertahanan 2011. Sekitar 49% digunakan

Page 65: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

54

untuk biaya personil militer, 22% untuk pemeliharaan peralatan militer, dan

sebesar 27% untuk biaya lainnya.95

Musim panas 2012, presiden Ma mengajukan anggaran pertahanan 2013

sebesat 314,5 milyar dolar Taiwan damun yang lolos hanya sekitar 312,7 milyar

dolar Taiwan atau sekitar 10,5 milyar dolar AS. Anggaran ini termasuk biaya

untuk pembelian pesawat tempur F 16 C/D dan desain kapal selam dari AS. Pada

musim panas 2013 presiden Ma kembali mengajukan anggaran pertahanan dengan

jumlah yang sama seperti pada 2013, dan pada Januari 2014 pengajuan tersebut

dikabulkan hanya 311,1 milyar dolar Taiwan atau sekitar 10,4 milyar dolar AS. 96

Setelah melihat aliansi pertahanan Taiwan-AS dari awal yakni sejak masa

Perang Dunia ke-II, penelitian ini akan berusaha menganalisis aliansi kedua

negraa ini dengan tiga konsep yakni konsep kepentingan nasional, konsep aliansi,

dan konsep bandwagoning.

4.1 Analisis melalui Konsep Kepentingan Nasional

Menurut Hans J Morgenthau, kepentingan nasional adalah kemampuan

minimum sebuah negara untuk melindungi dan mempertahankan identitas fisik,

politik, dan gangguan dari negara lain. Kepentingan nasional (national interest)

merupakan hal dasar dan pasti dimiliki oleh setiap negara untuk mempertahankan

dan mencapai tujuan negaranya. Kepentingan nasional merupakan kumpulan

tujuan dan cita-cita suatu negara. Dalam hal ini kepentingan yang relatif sama dan

95Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 39. 96Kan dan Morrison, Overview of Policy Issues, 39.

Page 66: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

55

rata-rata pasti dimiliki oleh setiap negara adalah kepentingan keamanan.

Kepentingan keamanan dalam hal ini sudah mencakup kelangsungan hidup

rakyatnya serta wilayahnya. Setelah keamanan, umumnya negara pasti memiliki

kepentingan kesejahteraan bagi rakyatnya. Selain menjadi tolok ukur bagi para

pembuat keputusan di berbagai negara, kepentingan nasional juga menjadi tolok

ukur pembuatan kebijakan luar negeri (foreign policy making).97

Hal yang diungkapkan Morgenthau tentang konsep kepentingan nasional

sesuai dengan apa yang Taiwan lakukan untuk negaranya. Taiwan berusaha untuk

mempertahankan identitas fisik negaranya dengan berbagai cara. Dari sejak

zaman perang saudara dengan Tiongkok pun Taiwan sudah berusaha melakukan

hal itu. Taiwan mempertahankan identitas fisiknya sebagai Taiwan yang berdaulat

bukan Taiwan yang masih bergantung dan masih menjadi bagian dari Tiongkok.

Bahkan untuk mencapai kepentingan nasional dan mempertahankan idealismenya

Taiwan rela mengambil resiko untuk pindah ke pulau Formosa dan berusaha

membuat Taiwan yang berdaulat, berdiri sendiri dan merdeka.

Kemudian seperti yang dikatakan Morgenthau, Taiwan juga berusaha

mempertahankan kepentingan politiknya yang diwujudkan dengan

mempertahankan ideologi demokrasi yang sudah mereka anut dari awal.

Walaupun ancaman serangan dari Tiongkok terus datang Taiwan tidak gentar dan

tetap mempertahankan ideologi demokrasinya hingga saat ini.

Hal ketiga yang diungkap Morgenthau adalah mempertahankan negaranya

dari gangguan negara lain. Untuk kasus Taiwan, gangguan negara lain adalah

97Rudy, Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, 116.

Page 67: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

56

gangguan yang datang dari Tiongkok yang terus mengancam akan menyerang

Taiwan apabila Taiwan terang-terangan menyatakan diri sebagai negara yang

merdeka dan berdaulat.

Untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya ini Taiwan pasti tidak dapat

mengandalkan negaranya sendiri, untuk itu Taiwan terus mencari dukungan dari

negara lain untuk mengakui negaranya sebagai negara yang merdeka dan

berdaulat serta terus melakukan berbagai pendekatan dengan negara-negara lain

bahwa Taiwan bukanlah wilayah bagian dari Tiongkok.

Usaha yang Taiwan lakukan demi mempertahankan kelangsungan hidup

negaranta yakni melalui bidang pertahanan. Mengapa? Karena selama ini hal

utama dan ancaman yang paling sering Taiwan dapatkan adalah ancaman

serangan militer ke wilayahnya, dan untuk mencapai kepentingan nasionalnya,

Taiwan beraliansi pertahanan dengan AS dengan harapan AS dapat memasok

senjata ke Taiwan untuk mempertahankan diri.

Menurut ahli lainnya yakni Donald E. Nuechterlain mengungkapkan ada

empat kepentingan dasar yang dimiliki oleh tiap negara yakni kepentingan

keamanan, ekonomi, tatanan dunia, dan ideologi.98

Bagi Taiwan, kepentingan pertahanan merupakan kepentingan utama yang

harus diwujudkan untuk melindungi negaranya dari ancaman kekerasan yang

dilancarkan oleh Tiongkok. Selain untuk mempertahankan kelangsungan

negaranya, dengan diwujudkannya kepentingan nasional, negara tersebut bisa

98Jasmine, Kepentingan Nasional’, http://rosaliajasmine-

fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-84819-

SOH101%20(Pengantar%20Ilmu%20Hubungan%20Internasional)-

Kepentingan%20Nasional.html, diakses pada 2 Januari 2016 pkl 19.56

Page 68: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

57

survive dalam tatanan politik internasional. Hal ini mengacu pada kebebasan

berpolitik dan intergritas wilayah bagi Taiwan.99

4.2 Analisis melalui Konsep Aliansi

Aliansi merupakan suatu perjanjian atau kesepakatan dua negara atau lebih

untuk saling membantu dalam suatu kondisi tertentu yang telah ditetapkan,

biasanya ketika salah satu negara anggota perjanjian mengalami serangan dari

negara diluar anggota aliansi. Sebagian kalangan juga memandang bahwa aliansi

merupakan suatu kecenderungan manusia untuk bersatu dalam menghadapi

ancaman.100

Pendapat ini diperkuat dalam sebuah artikel yang ditulis oleh James D.

Morrow yang berjudul Alliances and Assymetry: An Alternative to the Capability

Aggretion Model of Alliances yang berpendapat bahwa dalam suatu aliansi yang

melubatkan dua negara atau lebih, masing-masing pihak harus mendapatkan

keuntungan yang sama besarnya dalam aliansi tersebut.101

Aliansi juga merupakan hal yang memainkan peran utama dalam hubungan

internasional karena aliansi merupakan hal yang penting bagi suatu negara. Pada

umumnya aliansi terdiri dari dua negara atau lebih untuk melawan musuh yang

sama. Baik negara kuat maupun negara lemah sama-sama membutuhkan aliansi,

bedanya, negara lemah bergabung dengan suatu aliansi ketika mereka

99Oppenheim, National Interest, Rationality, and Morality, 369. 100Roskin dan Berry, IR: An Introduction to International Relations, 87. 101Morrow, Alliances and Assymetry: An Alternative to the Capability Aggretion Model of

Alliances, http://www.jstor/stable/2111499?seq=1#page_scan_tab_contents, diakses pada 10

Juni 2015.

Page 69: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

58

membutuhkan perlindungan untuk melawan negara yang lebih kuat, dengan kata

lain untuk mempertahankan diri. Sedangkan negara yang kuat bergabung dalam

sebuah aliansi untuk melawan negara kuat lainnya.102

Dalam penelitian ini, Taiwan melakukan semua yang diungkapkan oleh

berbagai teori tentang konsep aliansi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada

yang diungkap Roskin dan Berry dalam bukunya, Taiwan mewakili sifat dasar

manusia atau negara untuk beraliansi guna bersatu dalam menghadapi ancaman

dari luar negaranya. Dalam perjanjian aliansi pertahanan Taiwan-AS, Taiwan

dibantu bertahan dari ancaman maupun serangan dari Tiongkok melalui berbagai

pasokan senjata militer maupun non-militer. Bergitu juga saat Taiwan diserang di

wilayah Kinmen, AS juga membantu Taiwan melawan Tiongkok pada saat itu.

Lain halnya lagi dengan konsep aliansi yang diungkapkan Morrow bahwa

pihak-pihak yang beraliansi harus mendapat keuntungan yang sama besar. Hal ini

juga cocok dengan keadaan aliansi pertahanan Taiwan-AS, keduanya sama-sama

mendapat keuntungan dalam aliiansi tersebut. Keuntungan yang didapat Taiwan

berupa pasokan senjata yang tidak terbatas sampai kapanpun dari AS, kemudian

bantuan pasukan militer yang dikirimkan oleh AS apabila sewaktu-waktu Taiwan

diancam kembali, serta dukungan terhadap ideologi demokrasi di Taiwan

mengingat AS merupakan negara yang menganut demokrasi garis keras. Di sisi

lain, AS juga mendapat keuntungan dari aliansi ini yakni, dengan penjualan

senjata AS ke Taiwan, sudah jelas AS mendapat keuntungan material. Kemudian

AS juga mendapat keuntungan pamor di kawasan Asia Pasifik. AS sadar bahwa

102Dwivedi, Alliances in International Relations Theory,

http://www.indianresearchjournals.com/pdf/IJSSIR/2012/August/20.pdf, diakses pada 10

November 2015 pkl 09.15.

Page 70: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

59

Tiongkok yang semakin bangkit dan meningkatkan kekuatan khususnya militer,

dapat mengancam pamor dan reputasi AS di Asia Pasifik. Untuk itu, AS

mempertahankan aliansi pertahanannya dengan Taiwan guna mempertahankan

pengaruhnya karena AS tidak mau kalah pamor dengan Tiongkok.

Seperti yang diungkapkan Dwivedi, aliansi terbentuk dari dua negara atau

lebih untuk melawan musuh yang sama. Taiwan-AS membentuk aliansi

pertahanan hingga kini untuk melawan dan bertahan dari musuh yang sama yaitu

Tiongkok. Perbedaannya adalah Taiwan bertahan dari berbagai ancaman serangan

yang akan dilakukan Tiongkok, kalau AS adalah untuk melawan dominasi dan

pengaruh Tiongkok di Asia Pasifik.

4.3 Analisis melalui Konsep Bandwagoning

Aliansi adalah salah satu tindakan sebuah negara dalam mencapai

kepentingan nasionalnya yakni kepentingan keamanan. Dalam praktiknya, aliansi

memiliki strategi pula, yang paling sering digunakan adalah balancing dan

bandwagoning. Dalam menganalisis peristiwa ini konsep balancing dan

bandwagoning sama-sama dapat digunakan, namun penelitian ini lebih memilih

bandwagoning sebagai alat analisis karena dirasa paling cocok dalam

menganalisis aliansi pertahanan Taiwan-AS ini.

Strategi bandwagoning digunakan dalam keadaan dimana jika suatu negara

gagal membendung ancaman yang diterima, negara tersebut bergabung ke negara

terkuat. Hal ini sama dengan yang dilakukan Taiwan sejak dahulu. Taiwan sadar

Page 71: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

60

bahwa ia memiliki ancaman yang besar yakni Tiongkok dan Taiwan pun juga

menyadari bahwa negaranya tidak mampu menghadapi ancaman itu sendirian,

untuk itu Taiwan merapat ke kekuatan besar dan juga memiliki musuh yang sama

yaitu AS. Tekanan dan ancaman yang didapat dari Tiongkok membuat Taiwan

memiliki kewajiban untuk mencari kekuatan besar untuk melindungi

kemungkinan terburuk. Taiwan memilih AS karena AS memiliki kekuatan militer

yang besar dan mumpuni, stok senjata yang banyak dan berbagai macam, serta

kesamaan kedua negara tersebut dalam ideologi membuat aliansi berjalan mudah

dan erat hingga saat ini.

Keadaan ini didukung oleh teori yang diungkapkan oleh Scott Burchill

bahwa dalam tatanan hierarki politik, para aktor cenderung merapat ke kekuatan

terdekat agar keamanan mereka tetap terjamin (jump on the bandwagon). Para

bandwagoners atau dalam kasus ini adalah Taiwan, berusaha untuk meningkatkan

keuntungan mereka atau mengurangi kerugian mereka dengan berada di sisi pihak

yang lebih kuat. Kekuatan yang besar khususnya kekuatan militer dapat

melindungi bandwagoners seperti Taiwan dari ancaman musuhnya yakni

Tiongkok. Negara-negara lemah biasanya memiliki sedikit pilihan, maka dari itu

mereka berharap dengan mendekatkan diri dengan pihak yang lebih kuat akan

mendapat dampak yang baik bagi negaranya.103

Lain lagi dengan yang diungkapkan oleh Amitav Acharya, negara-negara

kerap melakukan bandwagoning dengan negara yang lebih kuat untuk

mengkadapi kekuatan eksternal yang baru bangkit. Dalam hal ini Taiwan

103Burchill, Theory of International Relations, 38.

Page 72: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

61

melakukan bandwagon dengan AS untuk menghadapi kekuatan yang baru bangkit

yakni Tiongkok yang tetap mempertahankan One China Policy-nya yang hingga

saat ini masih mengancam Taiwan.104

Konsep bandwagoning juga kerap diidentikkan dengan peningkatan

kekuatan militer. Jika diperhatikan lebih dalam, terdapat perbedaan mencolok

antara balancing dan bandwagoning,balancing cenderung memilih beraliansi

yang lebih lemah atau sama kekuatan dengan negaranya demi meningkatkan

pengaruh dan eksistensi mereka di rezim internasional, sedangkan bandwagoning

beraliansi dengan negara yang lebih kuat untuk mendapatkan proteksi serta

dukungan dalam melawan pihak musuh, tapi tujuannya sama dengan balancing

yakni meningkatkan pengaruh negaranya di mata internasional.105

Namun pada umumnya negara-negara lemah seperti Taiwan lebih memilih

bandwagoning daripada balancing untuk menambah koalisi dengan sisi yang

menang, kuat, dan berpengaruh seperti AS. 106

104Amitav, Constructing a Security Community in Southeast Asia, 36. 105Waltz, The Origins of Alliances, 111. 106Waltz, The Origins of Alliances, 111.

Page 73: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

62

BAB V

KESIMPULAN

Taiwan dan AS sudah melakukan aliansi pertahanan sejak zaman Perang

Dunia ke II dan terus berlanjut hingga saat ini. Aliansi yang mereka bangun sejak

lama bukan tanpa tujuan, mereka membangun aliansi pertahanan ini dengan satu

tujuan yakni menghadapi One China Policy. Bangkitnya Tiongkok sebagai

kekuatan baru di dunia internasional khususnya dalam bidang militer, membuat

Taiwan merasa perlu terus beraliansi pertahanan dengan AS. Pada 2011-2014

terdapat bukti bahwa Taiwan meningkatkan anggaran militernya demi

membendung ancaman dari Tiongkok yang semakin sering datang. Anggaran

militer yang dibuat Taiwan ini hampir seluruhnya memasok dari AS.

Tak hanya Taiwan, AS pun mendapat keuntungan dari aliansi pertahanan

dengan Taiwan ini. Selain keuntungan material dari pembelian senjata, AS

mendapat keuntungan karena bisa tetap mempertahankan pamor serta

pengaruhnya di Asia Pasifik sebagai negara superpower yang tidak gentar akan

kebangkitan Tiongkok.

Konsep yang dipilih sejak awal dalam penelitian ini yakni konsep

kepentingan nasional, konsep aliansi, dan konsep bandwagoning terbukti cocok

diaplikasikan dalam penelitian ini.

Baik Taiwan maupun AS sama-sama memiliki kepentingan nasional dalam

aliansi pertahanan ini. Kepentingan Taiwan adalah kepentingan pertahanan dalam

Page 74: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

63

menghadapi One China Policy sehingga kelangsungan hidup negaranya terjaga,

sementara kepentingan AS adalah eksistensi negaranya. Mereka pun melakukan

aliansi pertahanan ini bukan tanpa kepentingan, Taiwan mendapat keuntungan

dengan negaranya mendapat perlindungan serta dukungan penuh dari AS, AS

untung karena pamornya di Asia Pasifik telah terjaga karena ia sangat terlihat

terang-terangan membantu negara lemah untuk bertahan.

Jawaban atas pertanyaan penelitian yakni ‘apakah aliansi pertahanan

Taiwan-AS masih efektif menghadapi One China Policy sudah didapatkan.

Jawabannya adalah aliansi pertahanan ini masih efektif menghadapi One China

Policy, buktinya hingga saat ini Tiongkok hanya berani mengancam dan tidak

menyerang Taiwan karena Taiwan mendapat perlindungan dan dukungan dari AS.

Untuk itu aliansi pertahanan Taiwan-AS ini sebaiknya dipertahankan demi

keberlangsungan masing-masing negara serta reputasi kedua negara ini di mata

internasional. Taiwan perlu mempertahankan aliansi ini untuk terus

mempertahankan kelangsungan Taiwan, atau bahkan meningkatkan status

negaranya menjadi negara yang merdeka, AS pun perlu mempertahankan aliansi

pertahanan ini karena Taiwan merupakan aliansi yang penting karena letaknya

yang strategis demi mewujudkan kepentingan-kepentingannya di Asia Pasifik.

Page 75: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

64

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Acharya, Amitav. 2003. ‘Constructing a Security Community in Southeast Asia’.

New York: Taylor & Francis e-Library, hlm 36

Burchill, Scott, dkk. 2005. ‘Theory of International Relations: Third Editions’.

New York: Palgrave Macmillan, hlm 38

Jacques, Martin. 2011. ‘When China Rules The World’. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas

John Tierney Jr, About Face to China, 1971, hlm. 130

K, Septiawan Santana. 2010. ‘Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif’.

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, hlm 1

National Defense Report Editing Committee Ministry of National

Defense, 2011, ‘2011 ROC National Defense Report’,

Taipei: Government Publications Bookstore.

Roskin, Michael dan Nicholas Berry. 1990. ‘IR: An Introduction to International

Relations’. New Jersey: Prentice Hall, hlm

Rudy, T. May. 2002. ‘Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional

Pasca Perang Dingin’.Bandung: Refika Aditama, hlm 116

Sinaga, Lidya Christin. 2013. ‘Hubungan Indonesia-Cina dalam

Dinamika Politik, Pertahanan-Keamanan, dan Ekonomi di

Asia Tenggara’, Jakarta: LIPI Press.

Walt, Stephen. M.. 1987. ‘The Origins of Alliances’. New York: Cornell

University Press

ARTIKEL

‘Towards “One Taiwan, One China” Discard Outdate “One

China” Policy.’ June 2006. International Committee for

Human Rights.

Chen, Chien-kai. 2006. ‘China and Taiwan: A Future of Peace?’.

Josef Korbel Journal of Advanced International Studies.

Page 76: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

65

Chiang, Y. Frank. 2004, ‘One-China Policy and Taiwan’, Fordham International

Law Journal, Volume 28, Isu 1, 10 November 2015 pkl 10.18

Chiang, Y. Frank. 2004. ‘One-China Policy and Taiwan’.

Fordham International Law Journal. Vol. 28 Issue 1.

Dunnell, Mark B. Oktober 1898. ‘Our Policy in China’. University

of Northern Iowa. Vol. 167 No. 503.

Dwivedi, Sangit Sarita, Agustus 2012, 'Alliances in International Relations

Theory', International Journal of Social Sciences & Interdiciplinary

Research. Volume 1, Issue 8,

http://www.indianresearchjournals.com/pdf/IJSSIR/2012/August/20.pdf, 10

November 2015 pkl 09.15

Giles, Terri J. 2006. ‘The Non-Existent State of Affairs:

Reexamining the One China Policy.’ Intercollegiate

Taiwanese American Student Association 2006 West Coast

Conference.

Hsieh, Pasha L. 2009. ‘The Taiwan Question and the One-China

Policy: Legal Challenges with Renewed Momentum’.

Research Collection School of Law.

Huang, Alexander C. Y. September 2006. ‘Contested

(Post)coloniality and Taiwan Culture: A Review Article of

New York by Yip and Ching’. CLCWeb: Comparative

Literature and Culture. Vol. 8 Issue 3.

Kan, Shirley A dan Wayne M. Morrison. 2014. ‘U.S.-Taiwan

Relationship: Overview Policy Issues.’ Congressional

Research Service Report.

Kan, Shirley A. 2014. ‘Taiwan: Major U.S. Arms Sales Since

1990’.Congressional Research Service Report.

Kan, Shirley A. Oktober 2014. ‘China/Taiwan: Evolution of the

“One China” Policy-Key Statements from Washington,

Beijing, and Taipei.’ Congressional Research Service

Report.

Page 77: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

66

Matsuda, Yasuhiro. 2004. ‘PRC-Taiwan Relations under Chen

Shui-bian’s Government: Continuity and Change between

the First and Second Terms’. The National Institute for

Defense Studies, Japan Defense Agency.

Matsumoto, Haruka I. 2007. ‘The Evolution of the “One China”

Concept in the Process of Taiwan’s Democratization’.

Academic Research Repository at the Institute of

Developing Economies. Discussion Paper No. 91.

Morrow, James D. November 1991. ‘Aliances and Assymetry: An Alternative to

the Capability AggretionModel of Alliances’. American Journal of Political

Science. Volume 35, No 4,

http://www.jstor.org/stable/2111499?seq=1#page_scan_tab_contents, 10

Juni 2015 pkl 23.06

Oppenheim, Felix E. (1987) “National Interest, Rationality, and Morality”

Political Theory, Vol. 15, No. 3; hlm. 369-389.

Philion, Stephen. 2010. ‘The Impact of Social Movements on

Taiwan’s Democracy’. Journal of Current Chinese Affairs,

Vol. 39 No. 3.

Schneider, Claudia. ‘”National History” in Mainland Chines and

Taiwanese History Education: Its Current Role, Existing

Challenges and Alternative Frameworks.

Shih, Fang-Long Shih dan John McNeil Scott. 2012. ‘Taiwan and

Ireland in Comparative Perspective’. Taiwan Research

Programme Vol. 4

Stowell, Ellery C. Juli 1914. ‘The Policy of the Unites States in the

Pacific’. The Annals of the American Academy of Political

and Social Science, Vol. 54.

Syaril Sadikin, ‘Ada kemungkinan RRC bersikap lebih lunak dalam menghadapi

soal Taiwan’, dalam Sinar Harapan (Jakarta, 30-11-1983) Hal.8. isi

perjanjian, The Taiwan issue hal. 251-253.

Page 78: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

67

Wabiser, Yosias Marion Arthur. 2015. ‘US-Sino Relationship: Studi Kasus

Kebijakan Amerika Serikat terhadap One China Policy’, hlm 2.

Wang, Wei-cheng dan Da-chi Liao. 2003. ‘Refunctionalizing a Frayed American

China-Taiwan Policy: Incrementalism or Paradigmatic Shift’. Tamkang

Journal of International Affairs.

White, Horace. Juli 1951. ‘Selling Arms to the Allies’. University of Northern

Iowa. Vol. 202 No, 716.

Yang, Philip. April 2006. ‘Rise of China and the Cross-Strait

Relations’. Tamkang Journal of International Affairs, Vol IX

No IV.

Zhongqi, Pan. 2003. ‘US-Taiwan Policy of Strategic Ambiguity: A

Dilemma of Deterrence’. Journal of Contemporary China.

Vol. 12 No. 35.

SKRIPSI, TESIS, DISERTASI

Ardhy Dinata Sitepu. 2013. ‘Dampak Penandatanganan Economic

CooperationFramework Agreement terhadap Economic Security Taiwan

2011-2013’. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dian Anjarwati. 2012. ‘Faktor-faktor yang mendorong Amerika Serikat

Melakukan Penjualan Senjata ke Taiwan pada Masa Pemerintahan George

Walker Bush’. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember

Zeng Hong Biye Lunwen. 2016. The Study of Influence Factors on

Sino-US Relations in Taiwan. Universitas Nanchang,

Tiongkok.

Page 79: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

68

MEDIA ONLINE

‘Kepentingan Nasional’, terdapat di: http://rosaliajasmine-

fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-84819-

SOH101%20(Pengantar%20Ilmu%20Hubungan%20Internasional)-

Kepentingan%20Nasional.html, diakses pada 2 Januari 2016 pkl 19.56

‘Mutual Defense Traety between the United States of America and Republic of

China’,terdapat di http://www.taiwandocuments.org/mutual01.htm, diakses

pada 13 Desember 2015 pkl 09.53

‘SACO History’, terdapat di: http://www.saconavy.com/history.htm, diakses pada

13 Desember 2015 pkl 09.42

‘Taiwan and Theater Missile Defect’, terdapat di:

https://www.questia.com/library/journal/1P3-62081802/taiwan-and-theater-

missile-defense, diakses pada 15 Oktober 2015 pkl 11.34

‘Taiwan dan China: Perjumpaan Resmi di APEC?’, terdapat di

http://www.dw.com/id/taiwan-dan-cina-perjumpaan-resmi-di-apec/a-

17334348, diakses pada 1 Juli 2015 pkl 05.15

‘Taiwan Tak Henti Meraih Pengakuan Dunia’, terdapat di:

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0706/11/ln/3588349.htm, diakses

pada 1 Juli 2015 pkl 04.54

‘Taiwan-US Relations’, terdapat di:

http://www.taiwanembassy.org/US/ct.asp?xItem=266456&CtNode=2297&

mp=12&xp1=12, diakses pada 9 November 2015 pkl 09.02

‘Timeline: Taiwan, Key Events in Taiwanese History from World War II to the

Present’, tersedia di: http://www.infoplease.com/spot/taiwantime1.html,

diakses pada 30 Juni 2015 pkl 19.57

‘Towards a ‘One Taiwan, One China Policy’: The Anachronistic ‘One

China’Policy is Outdated’, terdapat di: http://www.taiwandc.org/nws-

9705.htm, diakses pada 30 Juni 2015 pkl 20.41

Page 80: ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40492/2/ALVIA...ALIANSI PERTAHANAN TAIWAN-AMERIKA SERIKAT DALAM MENGHADAPI ONE

69

Helmke, Belinda. ‘China’s Military Spending’. Terdapat di:

http://thediplomat.com/2011/06/chinas-military-spending/, diakses pada 27

Juni 2016 pkl 10.18