alfian firdaus (g1a009040). laporan tetap biokimia

117
LAPO PRAKTI FA UNIVER ORAN TETAP IKUM BIOKIM ALFIAN FIRDAUS G1A009040 BIOLGI AKULTAS MIPA RSITAS MATARAM P MIA M

Upload: alfian-firdaus

Post on 28-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOKIMIA

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS MATARAM

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

ALFIAN FIRDAUS

G1A009040

BIOLGI

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS MATARAM

TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

UNIVERSITAS MATARAM

Page 2: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA I

ISOLASI DAN HIDROLISIS

KARBOHIDRAT

Page 3: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA I

ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tujuan Acara

Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/biji-bijian

Mengetahui cara uji kualitatif karbohidrat

Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan

polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya

b. Hari, tanggal : Senin, 14 November 2011

c. Tempat : Laboraturium Kimia Fakultas MIPA Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang

merupakankebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan, dan sebagainya, atau

yang hanyakadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita

memerlukanenergi, energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang

kita makan.Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama

senyawa kimiayaitu, karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Karbohidrat

merupakan senyawak a r b o n , h i d r o g e n d a n o k s i g e n y a n g t e r d a p a t

d a l a m a l a m . B a n y a k k a r b o h i d r a t mempunyai rumus empiris CH2O,

misalnya glukosa (C6H12O6). Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Salah

satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidratialah ukuran molekulnya,

diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida.

(Fessenden : 1986)

Karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik dan dapat di temukan pada

semua sel terutama pada sel tumbuhan. Karbohidrat juga merupakan komponeng i z i

u t a m a b a h a n m a k a n a n y a n g b e r e n e r g i l e b i h t i n g g i d a r i

Page 4: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

b i o m o l e k u l l a i n . B i o m o l e k u l k a r b o h i d r a t a d a l a h s u a t u

m a k r o m o l e k u l s e n y a w a o r g a n i k . S a t u makromolekul karbohidrat

adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer polisakarida.

Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewantingkat

tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga

mempunyaifungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa

makhluk hidup tingkatr e n d a h , r a g i m i s a l n y a , m e n g u b a h k a r b o h i d r a t

( g l u k o s a ) m e n j a d i a l k o h o l d a n karbondioksida untuk menghasilkan energi.

(Hawab, HM : 2004)

Karbohidrat adalah senyawa‐ senyawa aldehid atau keton dengan banyak gugus

hidroksil.Senyawa‐senyawa ini menyusun sebagian besar bahan organik di dunia karena

peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Peran karbohidrat antara lain sebagai

sumber energi,bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Pati pada tumbuh - tumbuhan

dan glikogen pada binatang adalah polisakarida yang dapat dengan cepat di mobilisasi

untuk menghasilkan glukosa, bahan bakar utama untuk pembentukan energi. ATP,alat

tukar energi bebas yang universal,adalah derivat gula terfosforilasi sebagaimana layaknya

koenzim. Gula ribosa dan deoksiribosa membentuk sebagian besar kerangka struktur

RNA dan DNA. Fleksibelitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan

ekspresi informasi ganetik. Karbohidrat berikatan dengan banyak proten dan lipid,

misalnya unit‐unit gula glikoforin,yaitu suatu protein integral membran yang memberi

sel‐sel darah merah satu lapisan anion yang sangat polar. Selain itu juga polisakarida

merupakan elemen struktur dinding sel bakteri dan tumbuhan, dan rangka luar artropoda

(Stryer,2000:463).

Karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O,misalnya rumus molekul glukosa

adalah C6H12O6. Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya, misalnya Sukrosa dan

Fruktosa, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe

karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana)

adalah satuan karbohidrat yang tersederhana,mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi

molekul karbohidrat yang lebih kecil.Monosakarida dapat diikat secara bersama‐sama

Page 5: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

membentuk dimer trimer dan sebagainya dan akhiirnya polimer. Dimer‐dimer disebut

disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan

glukosa dan satu satuan fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan

umumnya terasa manis (Fessenden,1982:319).

Biji‐bijian serta umbi‐umbian pada umumnya mengandung bayak karbohidrat

yang berfungsi sebagai sumber energi.Karbohidrat disimpan dalam bentuk polisakarida

seperti pati dan inulin. Hidrolisis polisakarida dapat menggunakan katalis asam atau

enzim. Pada hidrolisis asam terjadi pemotongan ikatan glikosida secara acak,dengan

membentuk macam‐macam oligosakarida dan akhirnya dikonversi menjadi

glukosa,sedangkan dengan katalis enzim terjadi pemotongan ikatan glikosida secara

teratur sesuai dengan enzim yand di gunakan. Misalnya Amilo pektin dan amilosa

keduanya dihidrolisis oleh enzim amilase yang disekresi oleh kelenjar liur dan pancreas.

(Anonim,2009:1).

Karbohidrat berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang

berperanfungsional dalam proses metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat

antara laing lukosa yang t e rdapa t da lam da rah sedangkan g l ikogen

ada lah karboh idra t yangdisintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel

pada jaringan otot sebagai sumber energi. Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat

dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus

aldehida dan gugus keton. Berbagai ujitelah dikembangkan untuk analisis kualitatif

maupun kuantitatif terhadap keberadaank a rboh id ra t , mu la i da r i yang

membedakan j en is - jen is ka rboh id ra t da r i yang l a in sampai pada yang

mampu membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi

tersebut meliputi uji Molisch, saliwanoff, Benedict dan ionine. (Poedjiyadi,A :

2006)

Page 6: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

C. Alat Dan Bahan

Alat

- Tabung reaksi

- Gelas ukur

- Penangas air

- Penjepit

- corong pisah

- Gelas beker

- Rak tabung reaksi

- Blender

- Pisau

- timbangan analitik

Bahan

- Ubi kayu

- kertas saring

- Aquadest

- Alkohol 95%

- Larutan HCl encer

- Larutan glukosa

- Larutan 10% alfa naftol

- H2SO4 pekat

- Larutan fruktosa

- Reagen Benedict

- Larutan iodin

- Reagen saliwanoff, dan Tissue

Page 7: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

D. Cara Kerja

1. Isolasi Amilum dari Umbi-umbian

- Dikupas

- Ditimbang 100 gr

- ditambah aquadest 200 mL

- diblender

- residu disaring dengan kertas saring

- ditampung dalam gelas ukur 500 mL

- ditambah Aquadest 200 mL

- dikocok

- dibiarkan mengendap hingga jenuh

- disaring dengan kertas saring

- ditambah 200 mL Aquadest

- dikocok

Ubi kayu

Ubi kayu yang telah halus

Larutan keruh I

Endapan I

Page 8: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- dibiarkan mengendap hingga jenuh

- disaring larutan jernih di bagian atas

- ditambah 50 mL alkohol

- disaring dengan kertasa saring

- dikeringkan

- ditimbang

2. Uji Kualitatif Karbohidrat

a. Reaksi Mollisch

- 2 mL larutan glukosa

- 2 tetes larutan 10% alfa naftol

- dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding

tabung

- 2 mL larutan fruktosa

Endapan I I

Pati basah

Pati kering

Tabung reaksi

hasil

Tabung reaksi

Page 9: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- 2 tetes larutan 10% alfa naftol

- dialirkan 2 mL H2SO4 melalui

dindingtabung

b. Reaksi Benedict

- 5 mL reagen Benedict

- 8 tetes larutan glukosa

c. Reaksi Iodine

- 1 ml larutan karbohidrat

- HCl encer beberapa tetes

- 2 tetes larutan iodine

d. Reaksi Saliwanoff

- 2 ml reagen saliwanoff

- 2 tetes larutan glukosa

- di panaskan

Dilakukan cara yang sama untuk larutan fruktosa

hasil

Tabung reaksi

hasil

Tabung reaksi

hasil

Tabung reaksi

hasil

Page 10: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

E. Hasil Percobaan

1.Isolasi Amilum Dari Umbi

Berat ubi kayu = 100 gr

Setelah diblender akan terjadi penggumpalan

Amilum dalam suspensi alcohol 95 % berwarna putih keruh

Setelah kering berwarna putih jernih

Berat amilum kering = 15,43 gr

Berat kertas saring = 1,07 gr

Berat kertas saring + pati = 16,50 gr

Kadar amilum = 15,43 gr/100 gr × 100 % = 15,43 %

Kesimpulan : Diperoleh amilum kering 15,43 gr dengan kadar amilum 15,43 %

dengan warna putih jernih.

Pada uji Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. hal tersebut

dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Reaksi yang berlangsung

adalah sebagai berikut :

H O

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +

OH

Pentosa Furfural α-naftol

H

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4

Heksosa

Page 11: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

O

→ H2C─ ─C—H +

│ │

OH OH

5-hidroksimetil furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:

O

__SO3H

H2C─ ─────C───── ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

Pada uji Benedict, indikator terkandungnya Gula Reduksi adalah dengan terbentuknya

endapan berwarna merah bata. hal teresebut dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.

berikut reaksinya.

O O

R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O

Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Page 12: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

2 .Uji Kualitatif Karbohidrat

No Langkah kerja Hasil Pengamatan

1. .Reaksi Molissch

glukosa

2 ml glukosa + 2 tetes larutan 10

% alfa naftol yang masih baru

dan dicampur,dialirkan perlahan-

lahan 2 ml H2SO4.

Fruktosa

2 ml fruktosa + 2 tetes larutan 10

% alfa naftol yang masih baru dan

dicampur,dialirkan perlahan-lahan

2 ml H2SO4.

Terdapat 2 lapisan yaitu bagian

bawah kuning keemasan dan

bagian atas putih keruh serta

terdapat bagian pemisah yang

berupa cincin yang berwarna

ungu yang menandakan adanya

kandungan karbohidrat.Larutan

ini lama-kelamaan akan terasa

panas akibat reaksi dengan

asam kuat.

-Terdapat seperti kotoran yang

melayang di atas larutan dan

setelah ditambah dengan 2 ml

H2SO4.

- Terdapat 2 lapisan,bagian atas

keruh kehitaman dan bagian

bawah bening.

- Terdapat cincin berwarna

ungu pekat sehingga dapat

dilihat pada percobaan ini

mengandung karbohidrat.

Page 13: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

3. Reaksi Benedict

2 ml reagen Benedict + 8 tetes (0,5

ml) larutan glukosa dan glukosa

diletakkan pada tabung reaksi dan

dimasukkan dalam penangas selama

5 menit

Perlakuan terhadap fruktosa (sama

seperti glukosa)

Warna bennedict biru,glukosa

warna orange

Benedict + Glukosa = Biru

Setelah dipanaskan menjadi

berwarna hijau

lumut.Menunjukkan terjadi

reaksi positif.

Warna bennedict biru,fruktosa

warna orange

Benedict + Glukosa = Biru

Benedict + fruktosa dipanaskan

warnanya orange dan terdapat

endapan merah bata.

4. Reaksi Iodine

1 ml larutan karbohidrat + HCl encer + 2

tetes larutan iodine

Larutan karbohidrat (amilum)

berwarna putih bening + HCl +

iodine= biru keunguan

5. Reaksi Saliwanoff

2 ml reagen saliwanoff + 2 tetes larutan

karbohidrat (Glukosa dan Fruktosa)

dipanaskan 1 menit

Saliwanoff (bening)

Saliwanoff+glukosa=

menjadi merah

Saliwanoff + fruktosa =

menjadi agak merah

Ini menandakan bahwa

Page 14: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

mengandung karbohidrat

F. ANALISIS DATA

1. Isolasi Amilum dari umbi

Diketahui :

Berat amilum =15,43 gr

Berat kertas saring = 1,07 gr

Berat kertas saring + pati = 16,50 gr Dit : kadar amilum.....?

Kadar amilum = 15,43 / 100 gram X 100% = 15,43 %

G. BEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah mengenai Isolasi dan Hidrolisis Karbohidrat. Adapun

percobaan yang dilakukan adalah isolasi amilum dari ubi kayu, reaksi peragian, reaksi

Molisch, dan reaksi Benedict. Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang

terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan

amilopektin. Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat

mengalami hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidolisis pati.

Pada suhu tinggi pati dapat mengalami pemecahan–pemecahan menjadi

senyawa‐senyawa sederhana seperti glukosa, maltosa dan dekstrin. Selain pada suhu

tinggi, hidrolisis juga dapat dilakukan dengan asam (H2SO4) maupun dengan basa

(NaOH). Komponen karbohidrat lainnya yaitu sukrosa juga mengalami hidrolisis pada

kadar air rendah. Hidrolisis pati dapat juga dipengaruhi oleh pH, konfigurasi anomerik

dan ukuran cincin glukosil. Glikosidis lebih mudah terhidrolisis pada kondisi asam

daripada kondisi basa dan cenderung stabil. Karbohidrat cenderung tidak stabil pada

suasana asam, khususnya pada suhu tinggi. Perbedaan nilai anomerik hidrolisis

β‐D‐glikosidis adalah lebih kecil dari pada α‐D‐anomer, perbedaan ini disebabkan variasi

struktural dan perbedaan pada derajat gabungan antara oligo dan polisakarida. Cincin

Page 15: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

furanosa jauh lebih mudah dihidrolisis daripada cincin firanosa, walaupun hidrolisa

firanosa adalah gabungan molekul, hidrolisis furanosa dianggap sebagai bimolekuler

karena entropi negatifnya diaktifkan.

Uji kualitatif karbohidrat dengan reaksi peragian yaitu terlihat adanya gelembung

CO2. adanya gelembung tersebut menunjukkan adanya reaksi peragian. Hasil akhir dari

reaksi ini adalah CO2 dan etanol. Percobaaan peragian dilakukan untuk menentukan gula

yang dapat difermentasikan. Pada percobaaan, yang di uji adalah pati. Dimana telah

diketahui sebelumnya pati mengandung sejumlah gula salah satunya glukosa. Ragi pada

reaksi peragian ini memiliki enzim zymase, enzim inilah yang mampu mengubah atau

menghidrolisis pati. Selain enzim pada ragi, enzim yang dapat menghidrolisis pati adalah

enzim amylase yang terdapat dalam kelenjar air liur. Waktu makanan yang mengandung

pati dikunyah di dalam mulut, dihasilkan bulatan siap ditelan, α‐amilase saliva bekerja

terhadap terhadap zat pati secara acak. Ikatan (1‐4) α‐Dglikosidik terpecah menghasilkan

maltosa, beberapa glukosa dan unit‐unit molekul zat pati yang lebih kecil, disebut

dekstrin. Degradasi amilum membutuhkan enzim amilase yang akan

memecah/menghidrolisis menjadi polisakarida yang lebih pendek (dextrin), dan

selanjutnya

menjadi maltosa.

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan

yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu reaksi yang dilakukan untuk

menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah raeksi Molisch. Larutan yang bereaksi

positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan α‐naftol

dan asam sulfat pekat. konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi

yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian

dikombinasikan dengan α‐naftol untuk membentuk produk berwarna, dimana terlihat

pada pengamatan terbentuk lapisan warna yaitu bening keemasan dan putih keruh serta

terdapat cincin ungu diantara lapisan warna bening keemasan dan putih keruh. Hal

tersebut ditunjukkan untuk perlakuan terhadap glukosa, sedangkan perlakuan terhadap

fruktosa terjadi hal yang sama yaitu terdapat lapisan warna yaitu keruh kehitaman dan

Page 16: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

lapisan yang bening. Dimana seperti perlakuan terhadap glukosa tadi, di tengah lapisan

warna tersebut terdapat cincin berwarna ungu pekat. Cincin ungu inilah yang

menunjukkan adanya karbohidrat di dalam pati.

Selain reaksi Molisch, untuk uji karbohidrat dilakukan juga reaksi Benedict.

Benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4 + Natrium sitrat. Reaksi Benedict akan

menyebabkan larutan yang berwarna biru akan berubah menjadi orange atau kuning.

Didalam pati terdapat glukosa, beberapa glukosa memiliki gugus gula pereduksi. Hal ini

dapat dibuktikan dengan pengujian Benedict yang akan memberikan warna kehijauan jika

hasil reaksi tersebut positif. Larutan glukosa yang dipanaskan setelah diteteskan pada

reagen benedict akan memberi warna kehijauan. Warna hijau ini menandakan pati

mengandung karbohidrat. Sedangkan fruktosa yang ditambahkan dengan benedict dan

dipanaskan warnanya menjadi merah bata, hal tersebut juga menandakan pati

mengandung karbohidrat.

H. PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksialdehida dan

polihidroksiketon

2. Atau senyawa‐senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi polihidroksialdehida atau

polihidroksiketon. Karbohidrat dikelompokkan menjadi empat kelompok penting

yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

3. Pengujian pada karbohidrat yang dilakukan yaitu uji molisch, uji benedict, dan uji

peragian.

4. Pada reaksi peragian pati merupakan karbohidrat ditunjukkan oleh adanya

gelembung co2.

5. Reaksi molisch dilakukan untuk mendeteksi kandungan karbohidrat pada pati,

dengan adanya cincin ungu ketika direaksikan dengan α‐naftol dan asam sulfat

pekat.

Page 17: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

6. Reaksi benedict membuktikan adanya karbohidrat ditunjukkan oleh adanya

beberapa perubahan warna, yaitu dari biru menjadi hijau ketika dipanaskan pada

glukosa dan menjadi merah bata ketika dipanaskan pada fruktosa.

7. Pati sebagai komponen utama karbohidrat pada suhu tinggi dapat mengalami

hidrolisis. Meningkatnya suhu akan meningkatkan kecepatan hidolisis pati.

8. Hidrolisis pati dapat juga dipengaruhi oleh ph, konfigurasi anomerik dan

ukurancincin glukosil.

2. Saran

Diharapkan kepada co.Ass untuk lebih membimbing praktikan dalam melakukan

praktikum agar tidak terjadi kesalahan.

Diharapkan juga kepada praktikan agar lebih teliti lagi dalam melakukan

praktikum agar praktikum berjalan dengan lancar.

Page 18: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2009.karbohidrat.www.wikipedia.com/19/11/2010.diakses pada 19 november

2011

Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Fessenden dan Fessendan.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga.Erlangga.Jakarta

Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing.

Poedjiyadi, Anna dkk. 2006. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Press.

Stryer,Lubert.2000.Biokimia Edisi keempat.Penerbit buku Kedokteran EGC.Jakarta

Tim Penyusun.2009.Petunjuk Praktikum Biokimia.FMIPA Universitas

Mataram.Mataram

Page 19: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA II

KIMIA LIPIDA

Page 20: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA 2

KIMIA LIPID

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan : Mengidentifikasi kualitas minyak dengan uji sifat fisik dan kimia

(bilangan penyabunan, bilangan asam, bilangan peroksida dan grease

spot test ).

2. Hari, tanggal : Minggu, 11 Desember 2011.

3. Tempat : Laboratorium Kimia Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Lipid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar

atau semi polar. Senyawa-senyawa termasuk lipid ini dibagi dalam beberapa golongan. Ada

beberapa cara penggolongan besar, yakni Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai

alkohol, contohnya lemak/gliserida dan lilin), lipid gabungan (yaitu ester asam lemak yang

mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid serebrosida), dan desivat lipid (yaitu senyawa

yang sihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol).

Berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dibagi dalam 2 golongan besar yakni lipid yang dapat

disabunkan/dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak dan lipid yang tidak dapat

disabunkan, contohnya steroid (Poedjadi, 1994).

Secara kimia lemak dan minyak merupakan senyawa yang sangat mirip. Walaupun secara

fisik, lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Baik lemak

maupun minyak terbentuk dari 1 molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak, oleh sebab itu

lemak dan minyak sering disebut sebagai trigliserida ( Lakitan, 2008 ).

Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya,

tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid

yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Beberapa golongan lipid: Gliserida dan asam

Page 21: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

lemak (termasuk didalamnya minyak dan lemak) Phospolipid, Spingolipid, Glikolipid, dan

Terpenoid, termasuk didalamnya getah steroid. Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri

dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah salah satu bahan baku untuk semua lipid pada

makhluk hidup. Asam lemak dapat ditemukan dalam bentuk bebas (karena lemak yang

terhidrolisis) maupun dalam bentuk gliserida. Asam lemak memiliki rantai panjang atom C, yang

biasanya jumlahnya berkisar antara 14 – 24 atom karbon. Semakin panjang rantai atom C, lipid

akan semakin mudah membeku dan semakin sukar larut dalam air. Berdasarkan ada tidaknya

ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.

(Dody,2001:55 ).

Minyak goreng sangat mudah untuk mengalami oksidasi. Maka, minyak goreng berulang

kali atau yang disebut minyak jelantah telah mengalami penguraian molekul-molekul, sehingga

titik asapnya turun drastis, dan bila disimpan dapat menyebabkan minyak menjadi berbau tengik.

Bau tengik dapat terjadi karena penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu

menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida menjadi gliserol dan FFA (free fatty acid) atau asam

lemak jenuh. Selain itu, minyak goreng ini juga sangat disukai oleh jamur aflatoksin. Jamur ini

dapat menghasilkan racun aflatoksin yang dapat menyebabkan penyakit pada hati (Endo, 1997).

Uji kuntitatif melalui penghitungan bilangan peroksida, bilangan asam, dan bilangan

penyabunan, dilakukan juga uji secara kuantitatif untuk mengidentifikasi kandungan lipid dari

suatu bahan. Berdasarkan sifat-sifat lipid secara umum misalnya menimbulkan bercak pada

kertas, dilakukan melalui uji bercak minyak (Grease spot test). Sampel yang mengandung lipid

bila dilarutkan pada eter jika diusapkan dengan kertas saring akan menimbulkan bercak minyak

pada kertas saring (Herlina, 2004).

Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dibedakan menjadi tiga

kelompok berdasarkan tujuan analisa, yaitu: Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak

dan minyak yang terdapat dalam bahan mkanan atau bahan pertanian. Penentuan kualitas minyak

sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, atau ada pemurnian

lanjutan, misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna

(bleaching). Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya

tahannya selama penyimpanan, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya. Tolak ukur kualitas ini

adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida ,tingkat

Page 22: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ketengikan dan kadar air. Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan

sifat minyak tertentu. Data ini dapat diperoleh dari angka iodinnya, angka Reichert-Meissel,

angka polenske, angka krischner, angka penyabunan, indeks refraksi titik cair, angka kekentalan,

titik percik, komposisi asam-asam lemak dan sebagainya (Brahmana, 1998).

Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini

dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang

menggunakan basa menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun.

Oleh karena itu proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah

mol basa yang digunakan untuk proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak.

Jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gr lemak disebut bilangan penyabunan.

Jadi, besar dan kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung dari panjang atau pendeknya rantai

karbon asam lemak (Poedjadi, 2007: 60-61).

Lemak atau minyak nabati dan hewani merupakan contoh dari gliserol dan lemak jenuh

atau minyak dapat dihidrolisa oleh larutan oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak

yang sehari-hari dikenali sebagai sabun. Reaksi hidrolisa ini disebut penyabunan/safonifikasi (

Matsjeh, 1996 ).

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Pipet volume.

b. Pipet tetes.

c. Gelas arloji.

d. Erlenmeyer 100 ml.

e. Erlenmeyer 250 ml.

f. Erlenmeyer 200 ml.

g. Labu takar.

h. Statif.

i. Klem.

Page 23: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

j. Timbangan Analitik.

k. Hot Plate (penangas uap).

l. Alat refluks.

m.Alat titrasi.

2. Bahan

a. Minyak goreng bekas.

b. Minyak goreng baru.

c. Kertas Saring.

d. Larutan KOH 0,5 N.

e. Etanol.

f. Indikator PP.

g. Larutan HCl 0,5 N.

h. Larutan KOH 0,1 N.

i. Aquades.

j. Campuran kloroform-asam asetat glasial (2:3 V/V).

k. Larutan KI jenuh.

l. Larutan Na2S2O3 (tiosulfat) 0,1N.

m. Larutan indikator amilum.

n.

D. SKEMA KERJA

1. Grease Spot Test

- + sedikit eter, dikocok

- Dituang dalam gelas arloji

- diuapkan eternya

- diusap larutan dengan kertas saring

Senyawa yang diidenitifiksi (minyak lama dan minyak baru)

Page 24: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

2. Penentuan Bilangan Penyabunan

- Ditimbang dalam erlenmeyer 20 ml

- + 50 ml KOH dalam etanol

- Labu dihubungkan dengan pendinginm tegak

- Minyak dididihkan sampai semua minyak

tersabunkan

- Didinginkan

- + indikator fenoftalin

- Dititrasi dengan larutan standar HCl 0,5 N

Hasil (ada/tidak noda minyak)

4 gram (minyak lama dan minyak baru)

Gliserol & garam asam lemak

Hasil (volume HCl untuk titrasi)

Page 25: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

3. Penentuan Bilangan Asam

- Dimasukan dalam erlenmeyer

- + 25 ml alkohol 95 %

- Erlenmeyer ditutup dengan pendingin balik

- Dipanaskan sampai mendidih

- Digojog kuat-kuat untuk melarutkan asam

lemak

- Didinginkan

- Dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan

indikator fenoftalin

4. Penentuan Bilangan Peroksida

20 gr minyak (minyak lama dan minyak baru)

Larutan

Hasil

0,5 gr minyak (minyak lama dan minyak baru)

Page 26: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Dimasukkan dalam erlnmeyer 250 ml

- + 30 ml asam asetat glasial: klorofom (2:3)

- Digoyangkan sampai bahan terlarut

- + 0,5 larutan KI jenuh

- Dikocok

- + 30 ml aquadest

- dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat

0,1 N dengan indikator amilum

E. HASIL PENGAMATAN

a.Minyak Baru

Langkah kerja Hasil

1. Grease Spot test (tes noda lemak)

Lemak/minyak dikocok dengan

eter,tuang dalam kaca arloji

uapkan eternya. Usap kaca arloji

- Terbentuk warna transparan pada

kertas saring, menandakan uji

positif (adanya noda minyak).

Larutan

Larutan

Hasil (dicatat volume yang

dipakai)

Page 27: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

dengan kertas saring kertas

lakmus.

2. Penentuan bilangan penyabunan

4 gr minyak dalam erlemeyer 50

ml + 50 ml KOH 0,5 N dalam

etanol.

Erlemeyer dihubungkan dengan

pendingin tegak dan minyak

didihkan dengan penangas air

sampai minyak tersabunkan.

Larutan didinginkan + 5 tetes

indikator PP.

Dititrasi dengan larutan HCL

standar 0,5 N.

1. - Uji Blanko

50 ml KOH dalam etanol

ditambahkan 5 tetes indicator PP

lalu dititrasi dengan HCL 0,5 N

sampai larutan bening.

2.

3. Penentuan bilangan asam.

20 gr minyak dalam erlemeyer

250 ml + 50 ml alkohol 95 %

- Minyak yang awalnya berwarna

kuning menjadi bening.

- Larutan menjadi putih keruh/putih

susu.

- Saat dititrasi larutan terbentuk 2

lapisan: atas putih keruh dan bawah

putih susu.

- Larutan berwarna pink.

- V titrasi HCL = 41,2 mL, larutan

kembali ke warna semula pada saat

dititrasi.

- Larutan bening menjadi pink dan

lama kelamaan menjadi ungu

bening.

- Larutan bening, HCL yang dipakai

45,4 mL.

Page 28: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

dipanaskan.

Erlemeyer ditutup dengan

pendingin balik dipanaskan

sampai mendidih dan digosok

kuat.

Didinginkan,larutan dititrasi

dengan larutan standar KOH 0,1

N dengan indikator PP.

4. Penentuan bilangan peroksida

0,5 gr minyak + 30 ml pelarut

kloroform : asam asetat glasial

(2:3 v/v) dikocok.

Ditambahkan 0,5 ml KI jenuh 7

tetes sambil dikocok + 30 ml

aquadest.

Iodium yang dibebaskan oleh

peroksida dititrasi dengan larutan

standar Na-tiosulfat 0,1 N dengan

indikator amilum 7 tetes (sampai

jernih).

- Tebentuk 2 lapisan yaitu atas: bening

dan bawah: kuning.

- Terbentuk 2 lapisan yaitu, bawah:

kuning (merupakan minyak), dan

atas: keruh (air).

- setelah penambahan indikator tidak

terjadi perubahan warna tetapi

setelah dititrasi terbentuk 2 lapisan

yaitu atas: pink dan bawah: kuning.

- V KOH yang terpakai = 9,5 mL.

- Larutan berwarna bening.

- Warna menjadi agak kuning.

- Terbentuk 2 lapisan yaitu atas:

kuning dan bawah: pink muda

- V Na2S2O3 yang dipakai = 1,5 mL.

Page 29: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

b.Minyak Bekas

Langkah kerja Hasil

1.Grease Spot test (tes noda lemak)

Lemak/minyak dikocok dengan

eter,tuang dalam kaca arloji

uapkan eternya.Usap kaca arloji

dengan kertas saring kertas

lakmus.

2. Penentuan bilangan penyabunan

4 gr minyak dalam erlemeyer 50

ml + 50 ml KOH 0,5 N dalam

etanol.

Erlemeyer dihubungkan dengan

pendingin tegak dan minyak

didihkan dengan penangas.

Sampai minyak tersabunkan.

Larutan didinginkan + 5 tetes

- Minyak kotor yang awalnya

berwarna merah teh menjadi

bening/kuning.

- Terbentuk warna transparan pada

kertas saring, menandakan uji

positif (adanya noda minyak).

- Larutan berwarna putih kekuningan.

- Terbentuk 2 lapisan yaitu atas: putih

kekuningan dan bawah: keruh.

Page 30: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

indikator PP.

Dititrasi dengan larutan HCL

standar 0,5 N.

3. Penentuan bilangan asam.

10 gr minyak dalam erlemeyer

250 ml + 25 ml alkohol 95 %.

Erlemeyer ditutup dengan

pendingin balik dipanaskan

sampai mendidih dan digosok

kuat.

Didinginkan,larutan dititrasi

dengan larutan standar KOH 0,1

N dengan indikator PP.

4.Penentuan Bilangan Peroksida

0,5 gr minyak + 30 ml pelarut

kloroform : asam asetat glasial

(2:3 v/v) dikocok.

Ditambahkan 0,5 ml KI jenuh 7

- Menjadi pink.

- Menjadi warna bening

- Volume HCL yang dipakai = 41,9

mL.

- Terbentuk 2 lapisan, atas kuning

bening dan bawah kuning

kecoklatan.

- Terbentuk 2 lapisan: diatas berwarna

kuning keruh dan bawah kuning

pekat.

- Setelah ditambah inikator PP tidak

ada perubahan tetapi setelah titrasi

tebentuk 2 lapisan, atas: pink dan

bawah: kecoklatan.

- V KOH yang dipakai = 10 mL.

- Larutan berwarna kuning bening.

Page 31: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

tetes sambil dikocok + 30 mL

aquadest.

Iodium yang dibebaskan oleh

peroksida dititrasi dengan larutan

standar Na-tiosulfat 0,1 N dengan

indikator amilum 7 tetes sampai

jernih.

- Berwarna kuning.

- terbentuk 2 lapisan, atas: kuning

keruh dan bawah: keruh.

- V Na2S2O3 yang dipakai = 23,5 mL.

F. ANALISIS DATA

1. Persamaan Reaksi

KOH + HCl → KCl + H2O

Asam lemak + etanol → Larut

Minyak + kloroform + asam asetat glacial → Larut

I3- + amilum → kompleks I3

- amilum

I3 + 2S2O32- → 2I- + 3S4O6

2-

Page 32: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

2. Perhitungan

a) Bilangan Penyabunan

Reaksi :

CH2COOR3

CHCOOR2

CH2COOR1

3KOH

CH2OH

CH2OH R1COOK

R2COOK

R3COOK

+

Trigliserida

CHOH +

gliserol garam asam lemak

HCl(aq) + KOH(aq) → KCl(aq) + H2O(l)

Perhitungan :

Minyak Goreng Baru

Diket : Berat minyak = 4 gram

V1 untuk titrasi blanko = 45,4 ml

V2 untuk titrasi minyak = 41,2 ml

Penyelesaian :

Bilangan penyabunan = ( 1 - V2) X 28,5

( ) = ( , , ) ,

= 29,92 ml/gr

Minyak Goreng Bekas

Diket : Berat minyak = 4 gram

V1 untuk titrasi blanko = 45,4 ml

V2 untuk titrasi minyak = 41,9 ml

Penyelesaian :

Bilangan penyabunan = ( 1 - V2) X 28,5

( ) = ( , , ) ,

= 24, 93 ml/gr

b) Bilangan Asam

Reaksi:

Page 33: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

O ║

H2C O C R1 H2C OH

O ║

HC O C R2 + 3CH2CH2OH HC OH

O ║

H2C O C R3 H2C OH

+3RCOOCH2CH3

Perhitungan :

Minyak Goreng Baru

Diket : Berat minyak = 20 gram

VKOH = 9,5 ml

NKOH = 0,1 N

Penyelesaian :

Bilangan asam = ,

( ) = , , ,

= 2,66 ml/gr

Minyak Goreng Bekas

Diket : Berat minyak = 10 gram

VKOH = 10 ml

NKOH = 0,1 N

Penyelesaian :

Bilangan asam = ,

( ) = , ,

= 5,61 ml/gr

Page 34: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

c) Bilangan Peroksida

Reaksi :

CH3CH2CHCOOH + O2 → CH3CH2COOCH2COOH

As.lemak tak jenuh Peroksida

Perhitungan :

Minyak Goreng Baru

Diket : Berat minyak = 0,5 gram

VNa2S2O3 = 1,5 ml

NNa2S2O3 = 0,1 N

Penyelesaian :

Bilangan peroksida = ( ) = , ,

,

= 300

Minyak Goreng Bekas

Diket : Berat minyak = 0,5 gram

VNa2S2O3 = 23,5 ml

NNa2S2O3 = 0,1 N

Penyelesaian :

Bilangan peroksida = ( ) = , ,

,

= 4700

d) Bilangan ester

Minnyak goreng baru

Diket: Bilangan penyabunan = 29,92 ml/gr

Bilangan asam = 2,66 ml/gr

Penylesaian :

Page 35: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Bilangan ester = Bilangan penyabunan – bilangan asam

29,92 ml/gr – 2,66 ml/gr = 27,26 ml/gr

Bilangan ester

Minnyak goreng bekas

Diket: Bilangan penyabunan = 24,93 ml/gr

Bilangan asam = 5,61 ml/gr

Penylesaian :

Bilangan ester = Bilangan penyabunan – bilangan asam

24,93 ml/gr – 5,61ml/gr = 19,32 ml/gr

G. PEMBAHASAN

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu

senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut

organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan

hidrokarbon lainnya. Salah satu contoh lemak yang sering kita jumpai adalah minyak kelapa atau

minyak goreng.

Minyak kelapa atau minyak goreng merupakan trigliserida yang pada kondisi segar

(belum digunakan untuk menggoreng) mempunyai kadar asam lemak tertentu. Dimana proses

penggorengan akan terjadi dekomposisi pada batas tertentu yang akan mengakibatkan minyak

Pada percobaan ini dilakukan 4 jenis percobaan yaitu grease spot test, penentuan bilangan

penyabunan, penentuan bilangan asam dan penentuan bilangan peroksida. Pada percobaan ini

digunakan 2 jenis minyak goreng yaitu minyak goreng bekas dan minyak goreng baru. Tujuan

dari digunakanya 2 jenis minyak goreng ini adalah sebagai pembanding untuk membedakan

tingkat kualitas dari kedua minyak goreng tersebut melalui perhitungan yang ada.

Page 36: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Pada percobaan pertama yaitu grease spot test (tes noda lemak), bertujuan untuk

mengidentifikasi senyawa yang ada pada minyak goreng yang digunakan. Dalam percobaan

grease spot test ( tes noda lemak ), minyak ditambahkan dengan eter. Minyak baru yang awalnya

kuning setelah ditambahkan eter menimbulkan larutan bening. Sedangkan minyak bekas

(jelantah) yang telah ditambahkan dengan eter juga menghasilkan larutan bening.

Digunakannya eter pada percobaan ini dikarenakan eter merupakan pelarut organik nonpolar

yang dapat melarutkan lemak atau minyak yang merupakan senyawa nonpolar, dimana tingkat

kepolaran antara eter dengan minyak goreng hampir sama. Jika digunakan air sebagai pelarutnya

maka minyak goreng tidak dapat larut karena antara minyak goreng dengan air memiliki tingkat

kepolaritasan yang jauh berbeda. Selain itu digunakanya eter sebagai pelarut dan bukan pelarut

organik yang lain, karena dengan sifat eter yang mudah menguap, sehingga yang tersisa pada

gelas arloji adalah minyak goreng saja.

Percobaan Grease spot test merupakan tes sederhana untuk lipid. Dimana akan diberikan

hasil positif dengan adanya gliserol (Millio, 2009). Dari tes ini baik minyak baru maupun minyak

bekas memberikan uji positif yang ditandai oleh terjadinya perubahan pada kertas saring yang

menjadi transparan setelah diiusapkan pada minyak goreng yang ditambahkan dengan eter. Hal

ini berarti dalam kedua jenis minyak tersebut, terdapat gliserol yang merupakan hasil hidrolisa

dari minyak. Pada minyak goreng bekas terjadi hidrolisa akibat proses penggorengan

(pemanasan) sehingga trigliseridanya akan berkurang dimana kadar gliserol dan asam lemaknya

akan bertambah. Hal ini dapat menurunkan kualitas minyak. Pada minyak goreng baru juga

terdapat gliserol yang disebabkan oleh masih adanya kandungan air dalam minyak yang

walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat menghidolisis minyak menjadi gliserol dan asam

lemak. Sehingga kandungan air juga dapat menurunkan kualitas minyak. Air yang ada dalam

minyak dapat dijadikan media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghidrolisis minyak

(Suasti, 2009).

Pada percobaan yang kedua yaitu penentuan bilangan penyabunan, menunjukan

banyaknya basa (mg KOH) yang dibutuhkan untuk menyabunkan1 gram minyak. Penentuan

bilangan penyabunan berperan dalam proses identifikasi kualitas dari minyak goreng yang

digunakan. Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari massa molekul minyak, semakin

besar molekul minyak maka semakin rendah bilangan penyabunannya, hal ini dapat dijelaskan

Page 37: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

dengan semakin panjang rantai karbon suatu minyak maka akan semakin kecil proporsi gugus

karboksilat yang akan bereaksi dengan basa. Dari hasil pengamatan diperoleh bilangan

penyabunan untuk minyak baru dan minyak bekas masing-masing yaitu 29,92mg KOH/gram dan

24,93 mg KOH/gram. Nilai bilangan penyabunan lebih kecil pada minyak bekas dibandingkan

dengan minyak baru. Hal ini tidak sesuai dengan yang seharusnya karena nilai untuk bilangan

penyabunan pada minyak goreng baru seharusnya lebih kecil dibandingkan dengan minyak

goreng bekas, yang disebabkan oleh penguraian atau pengoksidasiannya molekulnyapada

pemanasan. Kesalahan ini terjadi mungkin karena kurang hati-hatinya praktikan dalam

melakukan titrasi dan dalam mencampurkan bahan-bahan kimia yang digunakan.

Percobaan selanjutnya yaitu penentuan bilangan asam, dilakukan dengan cara titrasi

dengan menggunakan larutan basa KOH. Bilangan asam menunjukan banyaknya asam lemak

bebas yang dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak. Bilangan asam juga merupakan

parameter penting dalam penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukan banyaknya asam

lemak bebas yang ada dalam minyak akibat hidrolisis, pemanasan, proses fisika atau kimia dan

reaksi enzimatis (Suastuti,2009). Pada percobaan ke dalam minyak baru maupun minyak bekas

ditambahkan dengan etanol. Berdasarkan hasil pengamatan, untuk minyak baru, terbentuk 2

lapisan yaitu pada lapisan bawah berwarna kuning (merupakan minyak), sedangkan pada lapisan

atas warnanya keruh yang merupakan fase air. Terbentuknya 2 lapisan yang mana lapisan atas

yang bening merupakan etanol sedangkan lapisan bawah merupakan minyak goreng. Lapisan

minyak goreng yang berada di bawah menunjukkan bahwa minyak goreng memiliki berat jenis

yang lebih besar dibandingkan dengan etanol, hal ini dikarenakan berat molekul lebih besar

dibandingkan dengan etanol. Digunakannya etanol untuk melarutkan minyak dan bukan pelarut

yang lain karena etanol merupakan salah satu pelarut organik yang dapat memberikan suasa

asam ke dalam minyak goreng, selain itu dibandingkan dengan air, etanol merupakan pelarut

yang memiliki polaritas yang hampir sama dengan minyak sehingga akan dapat bereaksi dengan

minyak dalam suasana asam (Herlina, 2002).Sedangkan untuk minyak bekas terbentuk

Terbentuk 2 lapisan yaitu pada bagian atas berwarna kuning keruh dan bagian bawah berwarna

kuning pekat.Pada percobaan tersebut lapisan atas berwarna kuning keruh yang merupakan fase

air dan lapisan bawah berwarna kuning pekat merupakan fase minyak.

Page 38: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Pada percobaan penentuan bilangan asam ini, campuran antara etanol dengan minyak

ditutup dengan pendingin balik, sambil dipanaskan dengan penangas air dan digojok dengan

kuat. Tujuan dari ditutupnya campuran dengan pendingin balik adalah agar campuran yang

menguap akibat panas tidak hilang dan jatuh kembali ke campuran larutan akibat adanya

pendinginan uap oleh pendingin balik yang ada. Dilakuknanya proses pemanasan sambil

penggojogan bertujuan agar semua larutan dapat tercampurkan secara optimal. Setelah

dipanaskan campuran didinginkan dan kemudian baru dititrasi dengan KOH. Tujuan dari

pendinginan adalah agar produk yang telah terbentuk tidak terurai lagi menjadi reaktannya serta

proses titrasi berjalan dengan optimal. Berdasarkan hasil perhitungan bilangan asam diperoleh

nilai untuk minyak baru dan minyak bekas masing-masing sebesar: 2,66 ml KOH/gram minyak

dan 5,61 ml KOH/gram minyak. Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa untuk minyak

bekas memiliki bilangan asam yang lebih besar dibandingkan dengan minyak baru, dimana hal

ini menunjukkan bahwa minyak baru memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan

minyak bekas. Semakin tinggi bilangan asam maka semakin banyak pula minyak yang

terhidrolisis. Minyak bekas memiliki bilangan asam yang lebih besar dari pada minyak baru,

dikarena minyak goreng bekas dipakai berulang-ulang dan akan mengalami perubahan kimia

akibat hidrolisis dan oksidasi, sehingga menyebabkan kerusakan pada minyak tersebut dan

kandungan asam lemak bebasnya banyak yang di sebabkan terurainya trigliserida menjadi

senyawa lain yaitu diantaranya asam lemak bebas (Ketaren, 1986).

Pada percobaan yang terakhir yaitu penentuan bilangan peroksida, menunjukan tingkat

kerusakan pada minyak. Minyak goreng yang sering dipakai untuk menggoreng secara berulang,

bahkan warnanya sampai coklat tua atau hitam akan menyebabkan oksidasi asam lemak tidak

jenuh yang kemudian membentuk gugus peroksida dan monomer siklik (Suirta, 2009). Bilangan

peroksida merupakan jumlah peroksida dalam setiap 1000 gr (1Kg) minyak dimana bilangan

peroksida ini menunjukkan tingkat kerusakan minyak (Saifudin, 2002). Berdasarkan pada

perhitungan diperoleh hasil yaitu bilangan peroksida untuk minyak bekas memberikan nilai yang

lebih besar yaitu sebesar 4700, sedangkan minyak goreng baru sebesar 300. Hal ini disebabkan

karena penggunaan minyak goreng (proses pemanasan) akan menyebabkan oksidasi asam lemak

tak jenuh yang kemudian membentuk gugus peroksida monosiklik (Suirta, 2009). Pada

percobaan ini baik larutan minyak baru maupun minyak bekas menunjukkan pembentukan warna

yang lebih muda yaitu kuning jernih/ bening pada larutan setelah ditambahkan dengan KI akan

Page 39: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

tetapi setelah ditambahkan dengan aquades, larutan berubah menjadi keruh. Terbentuknya warna

keruh pada larutan menujukkan bahwa dalam larutan telah terjadi penguraian pada larutan KI

menjadi ion I3-, dimana ion ini akan meembentuk kompleks dengan larutan indikator amilum

(yang tersusun dari air dan amilum) menjadi kompleks iodin-amilum. Setelah dititrasi dengan

larutan standar Na2S2O3 terdapat 2 fase baik pada minyak baru maupun minyak bekas. Dimana,

pada fase bawah merupakan fase minyak dan berwarna kuning, dan fase atas merupakan fase air

yang berwarna bening. Untuk menentukan besarnya bilangan peroksida ini, titrasi yang

dilakukan dengan menambahkan KI jenuh dengan amilum sebagai indikator. Iodine-amilum

bertindak sebagai suatu tes yang sensitif untuk iodine.

H. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,

yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform

(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya.

b. Test noda lemak menunjukan uji positif untuk sampel minyak baru dan minyak bekas

yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada kertas saring menjadi transparan yang

menandakan dalam minyak terdapat adanya minyak (gliserol).

c. Minyak bekas memiliki bilangan asam yang lebih besar dibandingkan dengan minyak

baru, dimana hal ini menunjukkan bahwa minyak baru memiliki kualitas yang lebih

baik dibandingkan dengan minyak bekas dimana semakin tinggi bilangan asam maka

semakin banyak pula minyak yang terhidrolisis.

d. Nilai bilangan peroksida pada minyak goreng bekas lebih besar dibandingkan dengan

nilai bilangan peroksida pada minyak goreng baru, hal ini disebabkannya karena

penggunaan minyak goreng (proses pemanasan) akan menyebabkan oksidasi asam

lemak tak jenuh yang kemudian membentuk gugus peroksida monosiklik

Page 40: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

2. Saran

Prosedur kerja sebaiknya dipelajari dan dipahami dengan sebaikbaiknya agr tidak

terjadi keesalahan pada proses praktikum. Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian

pada proses titrasi sehingga diperoleh data yang cukup akurat.

Kepada praktikan diharapkan lebih serius dan berhati – hati dalam melakukan

percobaan agar diperoleh hasil yang maksimal.

Page 41: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Brahmana, H.R., R. Dalimunthe dan M. Ginting. 1998. Pemanfaatan Asam Lemak Bebas Minyak

Kelapa Sawit dan Inti Sawit Dalam Pembuatan Nilon 9,9 dan Ester Sorbitol Asam

Lemak. Laporan RUT III – Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi. Dewan Riset

Nasional, Jakarta. 335.

Endo, Y., H. Sanae dan F. Kenshiro. 1997. Autooxidation of Synthetic Isomers of

Triacylglycerol Containing Eicosapentaenoic Acid. J.Am.Oil Chem.Soc. 74. 5. 543 –

548.

Herlina,Netti dan Ginting.2002. Lemak dan Minyak. Sumatera Utara: Jurusan Tehnik Kimia,

Universitas Sumatera-Press.

Ketaren,S.1986. Pengantar Tehnologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.

Lakitan, Benyamin.2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Matsjeh. 1996. Kimia Organik II. Yogyakarta : UGM Press.

Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press

Saifudin, Umar. 2008. Analisa Lemak dan Minyak. Didownload dari situs:

http://food4healthy.wordpress.com/2008/10/18/analisa-lemak-dan-minyak.html, pada

tangal 2 Desember 2010, pukul 15.30 WITA.

Page 42: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA III

UJI SIFAT FISIK DAN KIMIA

CAIRAN TUBUH

(AIR LIUR & EMPEDU)

Page 43: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

UJI SIFAT FISIK DAN KIMIA CAIRAN TUBUH ( AIR LIUR DAN EMPEDU)

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUMa. Tujuan Praktikum : Untuk menguji sifat fisik dan kimia air liur dan empedu.b. Hari, tanggal : Minggu, 11 Desember 2011.c. Tempat : Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas

Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Cairan yang terdapat dalam tubuh pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu cairan yang terdapat di dalam sel (intra sel) dan di luar sel (ekstra sel). Cairan intra sel berfungsi sebagai medium bagi reaksi-reaksi metabolism yang berlangsung dalam sel ; sedangkan cairan ekstra sel berfungsi memberikan zat-zat yang diperlukan oleh sel, baik cairan dalam sel maupun cairan luar sel harus selaalu dalam kondisi konstan, artinya masing-masing mempunyai zat-zat yang diperlukan dan dalam konsentrasi yang tepat. Fungsi tubuh yang utama ialah menjaga kondisi cairan tubuh agar dalam kondisi yang wajar dan konstan atau disebut homeostatis. Air liur dan empedu adalah salah satu cairan tubuh yang berguna dalam proses pengubahan makanan dari awal hingga menjadi berbentuk molekuler yang siap untuk diserap melalui dinding usus, disebut pencernaan makanan dan proses ini berlangsung dalam system pencernaan makanan yang terdiri atas beberapa organ tubuh, yaitu mulut, lambung, dan usus dengan bantuan pangkreas dan empedu (Poedjiadi : 1994).

Air liur dalam bahasa kedokteran disebut saliva. Tidak hanya berfungsi untuk membantu dalam pengunyahan dan pencernaan, saliva juga melindungi gigi dengan membantu mencegah karies, mengatur keasaman rongga mulut, dan mencegah mikroorganisme berkembang tak terkendali. Saliva diproduksi dan diekskresikan oleh kelenjar saliva, dan dialirkan ke dalam rongga mulut melalui suatu saluran. Setiap harinya, saliva diekskresi hingga 0.5 – 1.5 liter oleh tiga kelenjar liur mayor yang berada di sekitar mulut dan tenggorokan. Kelenjar tersebut yaitu,kelenjar paratoid,kelenjar submandibular,dan kelenjar sublingual (Mayes : 1985).

Kantung empedu atau kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. (Vogel,1985).

Page 44: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantong empedu apabila tidak digunakan. Kantong empedu ini dapat melekat dalam hati. Pada waktu ada proses pencernaan makanan kantung empedu berkontraksi, dan mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum, melalui saluran yang menyatu dengan saluran cairan pangkreas pada bagian akhir. Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan berasa pahit. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik yaitu, HCO3

-, Cl-, Na+ dan K +, serta zat-zat organic yaitu asam-asam empedu, bilirubin, kolesterol ( Poedjiadi,1994).

Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu (Mayes, 1985).

Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu. Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung empedu, dan menyebabkan nyeri (kolik bilier) atau peradangan kandung empedu (kolesistitis). Batu juga bisa berpindah dari kandung empedu ke dalam saluran empedu, sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus. Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor(Murray, 2003) .

C. ALAT DAN BAHAN1. Alat

­ Erlenmeyer 50 ml­ Gelas kimia 500 ml­ Tabung reaksi­ Rak tabung reaksi­ Penjepit­ Pipet volume 5 ml

2. Bahan ­ Empedu ayam­ Minyak­ Larutan HNO3 pekat­ Larutan sukrosa 5 %­ Larutan H2SO4 pekat­ Aquades­ Air liur­ Indikator universal­ Larutan NaOH 10 %­ Larutan CuSO4

­ Pereaksi molish

Page 45: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

­ Larutan asam asetat encer­ Larutan HCl­ Larutan BaCl2 2 %

D. CARA KERJA

Air Liur

1. Penetapan pH air liur ( saliva )

Air Liur

- Celupkan indicator universal- Cocokkan warna pada indicator dengan

standar warna pHpH air liur

2. Uji Biuret

Tabung Reaksi

- Masukkan 2mL air liur yang tidak disaring- + 2mL NaOH 10%, dicampur- + tetes demi tetes CuSO4, maksimal 10 tetes.

Larutan berwarna lembayung

3. Uji Molisch

Tabung reaksi

Page 46: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Masukkan 2 mL air liur yang tidak disaring- + 2 tetes pereaksi Molisch. Campur- + 2 mL asam sulfat pekat dengan

memiringkan tabung reaksi dengan menggunakan buret.

Cincin berwarna ungu pada batas antar 2 lapisan

4. Uji Prepitasi

Tabung reaksi

- Masukkan 2mL air liur yang sudah disaring- + 1 tetes asam asetat encer

Ada/tidak endapan amorf

5. Uji Sulfat

Tabung reaksi

- Masukkan 1 mL air liur yang tidak disaring- + 3-5 tetes HCl- + 5-10 tetes BaCl2 2%. Campur dengan baik- Perhatikan dan catat

Endapan putih

Page 47: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Empedu

1. Sifat Empedu

Empedu

- Perhatikan dan catat sifat fisik empedu

Warna hijau, bentuk oval dan lembek

2. Uji Gmelin

Tabung reaksi

- Masukkan 3 mL HNO3 pekat- Miringkan tabung, + 3mL larutan empedu

encer sehingga larutan tak bercampur- Perhatikan warna pada perbatasan kedua

larutan.

Terbentuk warna merah kekuningan

3. Uji Pettenkofer

Tabung reaksi

- Masukkan 5mL larutan empedu encer- + 5 tetes larutan sukrosa 5%- Miringkan tabung reaksi + 3mL asam sulfat

pekat hingga terbentuk 2 lapisan- Pehatikan cincin yang terbentuk pada

perbatasan antara kedua lapisan.

Page 48: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

3 lapisan. Atas: keruh mengental berwarna hijau; Tengah : hijau kehitaman tidak terlalu kental;

Bawah : cair berwarna hijau muda.

4. Fungsi Empedu Sebagai Emulgator

Tabung I

Tabung reaksi

- Masukkan 3mL air suling- + 1 tetes minyak- Kocok tabung- Catat dan perhatikan

Hasil emulsi tidak stabil/warna tidak bercampur rata

Tabung II

Tabung reaksi

- Masukkan 3mL air suling- + 1 tetes minyak- + 3mL larutan empedu encer- Kocok tabung- Catat dan perhatikan

Emulsi stabil/ warna bercampur rata = hijau tua

Page 49: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

E. HASIL PENGAMATAN

1. Air LiurNo Langkah kerja Hasil Pengamatan

1 Penetapan pH air liur (saliva):

­ Sepotong indikator universal ke dalam air liur yang tidak disaring.

­ Warna pada indikator dicocokkan dengan standar warna pH.

pH = 7 (netral)

2 Uji Biuret:

­ 2 ml air liur yang tidak disaring dimasukkan ke dalam tabung reaksi

­ Ditambahkan 2 ml NaOH 10 % dan dicampur dengan baik

­ Ditambahkan setetes larutan CuSO4. Dicampur dengan baik. Bila belum terbentuk warna lembayung, ditambahkan lagi setetes CuSO4 hingga maksimum 10 tetes

- Air liur berwarna bening dan berbuih

- + 2 ml NaOH : larutan menjadi keruh di bagian atas dan bening di bagian bawah

- + CuSO4 : terbentuk warna bercak biru. Semakin banyak ditetesi CuSO4, warnanya menjadi semakin ungu.

Hasil (+) : larutan berwarna ungu karena mengandung protein.

3 Uji Molisch

- Masukkan 2 ml air liur yang tidak disaring dalam tabung reaksi

- Tambahkan 2 tetes pereaksi Molisch

- Miringkan tabung reaksi lalu alirkan dengan hati-hati. Tambahkan 2 ml As.sulfat pekat. Reaksi positif ditandai dengan pembentukan cincin ungu antara 2 lapisan cairan.

- Air liur berwarna bening dan berbuih

- + molish : terbentuk bercak hitam- + asam sulfat : terbentuk 3 lapisan

yaitu putih keruh (atas), cokelat tua (tengah), dan bening kecoklatan (bawah)

- Setelah dikocok, warna larutan menjadi putih keruh sedikit crem dan terdapat cincin ungu di bagian atas. Seharusnya cincin berada di tengah, tapi kemungkinan hal ini dikarenakan larutan yang buruk.

4 Uji Presipitasi

- Masukkan 2 ml air liur yang - Berwarna bening

Page 50: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

disaring dalam tabung reaksi- Ditambahkan 1 tetes asam asetat

encer. Dicampur dengan baik. Diperhatikan dan dicatat, apa ada presispitasi amorf terbentuk?

- Terbentuk endapan amorf

5 Uji Sulfat

- Dimasukkan 1 ml air liur yang disaring ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 3-5 tetes HCl- Ditambahkan 5-10 tetes BaCl2 2%.

Dicampur dengan baik- Diperhatikan dan dicatat, apakah

ada endapan putih yang menyatakan adanya sulfat

- Berwarna bening - + HCl : tidak terjadi perubahan- + BaCl2 : terbentuk 2 lapisan

yaitu bening (bawah), dan keruh (atas).

- Terdapat adanya endapan putih

2. Empedu

No Langkah kerja Hasil Pengamatan

1 Sifat empedu

- Diperhatikan dan dicatat sifat fisik empedu

­ Warna : hijau tua­ Bentuk : lonjong­ Tekstur : lembek

2 Uji Gmelin

­ Dimasukkan 3 ml HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi

­ Dimiringkan tabung reaksi, dialirkan dengan pipet 3 ml larutan empedu encer melalui dinding tabung sehingga kedua larutan tidak bercampur.

­ Diperhatikan warna yang terbentuk pada perbatasan antara kedua cairan

- Berwarna bening

- Terbentuk 3 lapisan yaitu hijau (atas), merah kekuningan (tengah), dan bening (bawah)

- Setelah dikocok, terbentuk 2 lapisan yaitu orange (atas) dan kuning bening (bawah).

- Terasa panas pada tabung3 Uji Pettenkofer

- Dimasukkan 5 ml larutan empedu encer dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 5 tetes larutan sukrosa 5%

- Dimiringkan tabung reaksi lalu alirkan dengan hati-hati 3 ml Asam

- Berwarna hijau

- Terbentuk 2 lapisan yaitu hijau muda (atas) dan hijau tua (bawah)

- + asam sulfat pekat : terbentuk 3

Page 51: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

sulfat pekat melalui dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan cairan. Diperhatikan cincin yang terbentuk pada perbatasan antara kedua lapisan.

lapisan yaitu yaitu hijau muda (atas), hijau kehitaman (tengah) dan hijau tua (bawah)

4 Fungsi empedu sebagai emulgator

- Disediakan 2 tabung reaksi pada masing-masing tabung masukkan 3 ml air suling.

- Pada kedua tabung dimasukkan 1 tetes minyak

- Pada tabung kedua ditambahkan 3 ml larutan empedu encer

- Dikocok kedua tabung. Dicatat dan diperhatikan, apakah terbentuk emulsi yang stabil.

Tabung I (aquades + minyak) :

- Tidak dapat bercampur (emulsi tidak stabil).

Tabung II :

- aquades + minyak, tidak dapat bercampur

- + empedu, larutan menjadi tercampur (emulsi stabil) dan berwarna hijau tua.

F. ANALSIS DATA

Persamaan Reaksi :

Reaksi biuret

O NH2

|| |

H H2N C C OH + CuSO4 | C + CuOH2

|

C O

|

NH2

Page 52: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Reaksi Mollisch

H O

│ ║

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH— HCOH—C=O + H2SO4 ─ C —H +

OH

Glukosa Furfural α-naftol

Rumus cincin yang terbentuk

O

║ __SO3H

H2C─ ─────C───── ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

Uji Buret

+ NaOH

HO

C

CH

NH2

R

O

O Na

C

CH

NH3

R

O

Page 53: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Uji Molis

H2SO4

O

OH O

Hidroksi Metil Furpural

O

OHH

HHOOHHOHH

OH

H2SO4

O

O

Furpural

O

OHH

HHO

OHH

OHH

OH

CH3 OH

CH3

OHO OH

CH3 OH

CH3

OHO

O

OH O

O+

O

+ CaSO4 Larutan Lembayung

O

C

CH

NH2

R

O

Page 54: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Presipitasi

+ Asam Denaherasi Presipitasi

Uji Sulfat

SO42+ + Ba2+ BaSO4

(as) (as) (s)

Cairan empedu

Uji GmelinBilirubun + HNO3 pekat larutan merah muda

Uji Petenkofa

Garam empedu H2S04 AS. empedu

Cincin merah antara dua lapisan

Empedu sebagai emeilgator

Tabung I

Air suling + minyak emulsi tidak stabil

C O

C

NH2

R

H2SO4

O

OH O

O

OHH

HHO

OHH

OHH

OH

Empedu

O

OH O

Page 55: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Tabung II

Garam empedu + Minyak micelles

Micelles + air emulsi stabil (larut)

G. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini dilakukan percobaan yang bertujuan untuk menguji sifat fisik dan kimia

cairan tubuh. Dalam praktikum kali ini, cairan tubuh yang digunakan adalah air liur dan empedu.

Cairan liur adalah campuran hasil sekresi berasal dari kelenjar submaksilaris, sublingualis,

parotis serta kelenjar pipi. Kelenjar kadar zat lendirnya sedikit akan tetapi kaya akan enzim

amilase yang dikenal dengan nama ptialin. Enzim dapat mengekskresi obat-obatan tertentu

seperti alkohol dan morfin. Empedu manusia memililki warna kuning keemasan tapi kalau

dibiarkan pada udara terbuka akan berubah menjadi hijau,biru,dan coklat karena pigmen empedu

teroksidasi.Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai preaksi akan menghasilkan suatu turunan

yang berwarna.

Pada saliva dilakukkan beberapa pengujian yaitu penetapan pH,uji Biuret, uji Molisch, uji

Presipitasi, dan uji Sulfat. Pada percobaan yang pertama yaitu uji air liur,dilakukan penetapan

PH air liur dimana indikator universal dicelupkan ke dalam air liur yang tidak disaring dan

didapatkan PH air liur =7. Pada umumnya PH air liur manusia adalah 6,6 jika masih segar. Pada

percobaan tersebut didapatkan PH 7 karena pada saat air liur sudah didapatkan air liur tersebut

tidak langsung di ukur namun di kumpulkan hingga banyak, inilah yang menyebabkan PH air

liur bertambah. Karena air lir jika dibiarkan agak lama Phnya dapat meningkat karena kehilangan

CO2 (Poejadi,1999).

Pada uji Biuret dan Uji Molisch,air liur tidak disaring supaya semua bahan atau kandungan

yang ada didalamya utuh atau alami. Air liur berwarna bening dan berbuih kemudian di tambah

dengan + 2 ml NaOH, larutan menjadi keruh di bagian atas dan bening di bagian bawah. Dimana

pada pereaksi biuret dalam suasan basa akan bereaksi dengan polipeptida dan merupakan

metode yang digunakan untuk menentukan jumlah protein terlarut dalam larutan. Stelah itu di

tambahkan + CuSO4, terbentuk warna bercak biru. Semakin banyak ditetesi CuSO4, warnanya

Page 56: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

menjadi semakin ungu. Hasil : larutan berwarna ungu karena mengandung protein. Pereaksi

biuret terdiri dari CuSO4 dalam basa kuat. Pereaksi ini mengikat ikatan peptida pada sampel.

Sampel harus mengandung minimal dua ikatan peptida. Jika terdapat peptida maka warna larutan

akan berubah. Perubahan warna sesuai dengan kadar protein dalam larutan sampel. Semakin

tinggi kadar protein sampel warna larutan semakin gelap.

Uji Molisch digunakan untuk menguji sifat kimia dan fisik dari air liur. Air liur berwarna

bening dan berbuih ditambah molish, terbentuk bercak hitam, kemudian di tambah + asam sulfat,

terbentuk 3 lapisan yaitu putih keruh (atas), cokelat tua (tengah), dan bening kecoklatan (bawah).

Setelah dikocok, warna larutan menjadi putih keruh sedikit crem dan terdapat cincin ungu di

bagian atas. Seharusnya cincin berada di tengah, tapi kemungkinan hal ini dikarenakan larutan

yang buruk. Reaksi Molisch menunjukkan reaksi positif dengan terbentuknya cincin berwarna

ungu pada saat penambahan asam sulfat 20 tetes terbentuk cokelat kemasan, ini menujukan

terdapat kandungan karbohidrat didalam air liur. Berdasarkan uji presipitasi, dalam air liur

terbentuk presipitasi amorf yang ditandai dengan adanya warna keruh pada kertas saring,setelah

ditambahkan 1 tetes CH3COOH warnanya tetap yaitu keruh tapi agak encer. Untuk Uji

presipitasi adalah uji pengendapan yang tak terbentuk. Uji presipitasi Adalah proses

pengendapan, dimana proses pengendapan sendiri adalah cara untuk mempermudah proses

pemisahan. Pada temperatur tertentu, kelarutan zat pada pelarut tertentu didefinisikan sebagai

jumlahnya jika dilarutkan pada pelarut yang diketahui beratnya dan zat tersebut mencapai

kesetimbangan dengan pelarut itu. Sedangkan yang disebut sebagai preipitasi amorf adalah

pengendapan pelarut dalam bentuk yang amorphous atau tidak berbentuk. Uji sulfat, air liur

berwarna bening di tmbah HCl, tidak terjadi perubahan. Kemudian di tambah + BaCl2,

terbentuk 2 lapisan yaitu bening (bawah), dan keruh (atas). Terdapat adanya endapan putih.

Empedu yang dipakai memiliki warna hijau tua, berbentuk lonjong, lembek, dan berselaput.

Pada uji Gmelin, Berwarna bening Terbentuk 3 lapisan yaitu hijau (atas), merah kekuningan

(tengah), dan bening (bawah). Setelah dikocok, terbentuk 2 lapisan yaitu orange (atas) dan

kuning bening (bawah), dan terasa panas pada tabung. Lapisan ini menandakan bahwa pada

empedu terdapat Gmelin. Uji gmelin adalah sebuah tes empedu dalam cairan tubuh. Uji gmelin

juga merupakan tes keberadaan konjugat bilirubin dalam cairan tubuh berdasarkan konversi

bilirubin untuk warna – warni senyawa dengan penambahan asam nitrat.

Page 57: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Sementara itu untuk uji pettenkofer,dia positif apabila terbentuk cincin pada perbatasan

antara kedua lapisan ditengah ada cincin warana ungu kehijauan ini yang menandakan reaksi ini.

Eairan empedu berwarna hijau, kemudian di tam bah larutan sukrosa terbentuk 2 lapisan yaitu

hijau muda (atas) dan hijau tua (bawah), + asam sulfat pekat, terbentuk 3 lapisan yaitu yaitu hijau

muda (atas), hijau kehitaman (tengah) dan hijau tua (bawah).

Fungsi empedu sebagai emulgator, Tabung I (aquades + minyak) haqsilnya Tidak dapat

bercampur (emulsi tidak stabil). Tabung II aquades + minyak, tidak dapat bercampur, kemudian

+ empedu, larutan menjadi tercampur (emulsi stabil) dan berwarna hijau tua. Fungsi empedu

sebagai emulgator hal ini dikaitkan dengan sifat empesu yang memiliki dua bagian yang jelas,

satu bagian mempunyai sifat polar atau sifat hidrofil, bagian lainnya bersifat non polar atau

hidrofob sehingga empedu dapat digunakan sebagai pengemulsi pada lemak. Dan juga menjadi

penstabilnya dalam tubuh. Empedu dapat berfungsi sebagai emulgator apabila ditambahkan

dengan minyak. Ini terbukti dengan terjadinya emulsi saat empedu ditambahkan dengnan

minyak.

H. PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Empedu berfungsi sebagai emulgator yaitu zat pencampur

2. Uji molisch ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu diantara larutan tersebut yang menandakan adanya karbohidrat dalam saliva

3. Pada penentuan PH air liur didapatkan PH air liur adalah 7 yang berarti bersifat nnetral padahal PH air liur yang sebenarnya adalah 6,6

4. Presipitasi ditandai dengan terdapatnya gumpalan berwarna putih pada larutan tersebut

5. Adapun sifat fisik dari empedu adalah berwarna hijau,terdapat selaput dan kenjal.

b. Saran

Diharapkan praktikan bersungguh-sungguh pada saat melaksanakan praktikum agar diperoleh hasil yang baik.

Page 58: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Mayes, A. Peter, dkk. 1985. Biokimia Harper (Harper’s Review of Biochemistry). Dr. Iyan

Darmawan. Edisi ke 20. EGC. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Murray, Robert. Dkk. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI.

Vogel, A.I. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Anorganik Makro dan Semimikro,

Penerjemah L. Setiono dan A.H Pudjaatmaka, Jakarta : Kalman Media Pustaka.

Page 59: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA 1V

BAHAN MAKANAN

Page 60: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

BAHAN MAKANAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tujuan :1) Menentukan dan membandingkan berat jenis air susu (air susu murni,

air susu yang diencerkan 1 kali dengan aquades, dan fitrat air susu

dari percobaan pengendapan kasein (B3).

1) Menguji reaksi air susu.

2) Menguji air susu secara kualitatif dengan pengendapan kasein.

3) Menguji reaksi warna protein dengan menggunakan beberapa

pereaksi.

4) Menguji kadar P-organik dari kasein dengan menggunakan pereaksi

Neumann.

5) Menguji endapan kasein dengan menggunakan Grease Spot Test

(Tes Noda Lemak).

6) Menunjukkan adanya laktalbumin dari pengendapan kasein.

7) Menunjukkan adanya laktosa dari fitrat pengendapan kasein.

8) Menunjukkan adanya ion Ca dan P-anorganik dari fitrat

pengendapan kasein.

Hari, tanggal : Senin, 28 November 2011.

Tempat : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas

Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Bahan makanan disebut juga komoditas pangan dalam perdagangan, ialah apa yang

kita beli, kita masak, dan kita susun menjadi hidangan. Contoh dari bahan makanan adalah

beras, jagung, daging. Telur dan sebagainya. Ada kelompok ahli gizi yang menambahkan air

dan oksigen sebagai makanan pula. Bahan makanan itu terdiri dari karbohidrat, protein,

Page 61: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

lemak dan vitamin. Karbohidrat misalnya, adalah nama kelompok bagi ikatan-ikatan organik

yang mempunyai fungsi menghasilkan energi dan mempunyai karakteristik sejenis.

Karbohidrat terdiri dari unsur C, H, O dan merupakan polyalcohol. Lemak juga merupakan

kumpulan ikatan-ikatan organik dengan berbagai struktur molekul, tapi mempunyai

karakteristik yang sama yaitu larut dalam zat-zat pelarut tertentu. Bahan makanan sering juga

disebut bahan pangan dan dalam perdagangan disebut komoditi pangan adalah apa yang kita

produksi atau perdagangkan, seperti daging, sayur, buah dan juga termasuk susu

(Soediaoetama,2004:17).

Ada tiga komponen penting penghasil energi yang sangat dibutuhkan bagi setiap

manusia yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Dimana ketiga komponen tersebut merupakan

bahan makanan yang dibutuhkan oelh tubuh, karbohidrat mempunyai peranan penting dalam

menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain,

protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena paling erat hubungannya dengan

proses-proses kehidupan. Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun

sebagai protein metabolik. Protein dibagi menjadi dua yaitu protein fibrous yang banyak

bergantung pada struktur skunder dimana bentuk protein ini boleh diulang, bentuk yang

kedua yaitu protein globular (enzim dan antibodi) yang banyak bergantung pada struktur

bebas yang terdapat 20 jenis asam amino yang digunakan untuk membentuk rantaian

polipeptida (protein) fungsi, bentuk, ukuran dan jenis protein akan ditentukan oleh jenis,

bilangan dan taburan asam amino yang terdapat di dalam struktur tersebut. Suber protein

diantaranya yaitu salah satunya adalah susu yang lebih dikenal dengan protein hewani

(Hartono, 2006: 556).

Susu merupakan makanan yang hampir sempurna karena kandungan gizinya yang

lengkap. Selain air, susu juga mengandung lemak, protein, karbohidrat, enzim-enzim serta

vitamin A dan D dalam jumlah yang memadai. Manfaat susu merupakan interaksi molekul-

molekul yang terkandung didalamnya. Umumnya susu yang dikandung masyarakat adalah

susu olahan baik dalm bentuk cair (UHT) maupun dalam bentuk bubuk. Susu UHT (ultra

Page 62: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

high temperature) merupakan susu yang diolah dengan pemanasan suhu yang tinggi dan

dalam waktu yang singkat selama 2-5 detik dengan suhu 135-145 0C. Keadaan multilapus

susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultraviolet tidak akan mampu

menembusnya. Dengan terlindungnya dari sinar ultraviolet maka kesegaran susu UHT dapat

terjaga. Susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba

serta spora, sehingga potensi kerusakan mikrobioliogis sangat minimal bahkan hampir tidak

ada (Astawan, 2007: 154).

Susu adalah minuman bergizi yang mengandung protein 3,2% dan kaya mineral

kalsium (143 mg 1100 gr susu) dengan konsumsi relatif rendah, susu selama ini juga dikenal

dengan bahan makanan yang diperkirakan mempunyai kemampuan untuk meningkat polutan.

Di lingkungan udara pulutan dapat kita hindari jika kita meminum susu (Agroteksos, 2001).

Susu sapi mempunyai komposisi molekul-molekul yang mengandung lemak 3,8%,

protein 3,2% laktosa 4,8% dan mineral 0,7%. Susu merupakan medium yang baik untuk

pertumbuhan mikroba. Hal ini karena komposisi nutrisinya sangat ideal untuk pertumbuhan

mikroba. Apabila sapi dalam keadaan sehat, maka susu yang dihasilkannya juga dalam

keadaan steril. Mikroba mulai terdapat pada saluran puting susu untuk mengurangi jumlah

mikroba awal pada susu, maka pada pemerahan susu sebanyak 3-4 pancaran pertama harus

dibuang (Djalip, 1997: 53).

Jika mengandung protein total 3,3% protein susu mengandung kesembilan asam amino

esensial yang dibutukan manusia ada dua kategori utama protein susu yang dibedakan dari

sisi komposisi kimia dan sifat fisiknya. Keluarga kasein mengandung faktor yang akan

terkoagulasi atau teredapkan pada pH 4,66. protein serum tidak mengandung fosfor dan

protein tetap dalam larutan pH 4,6. dalam susu sapi 82% protein susu adalah kasein dan 18%

adalah serum atau protein Whey. Kasein tersuspensi dalam susu dalam kompleks yang

disebut mise. Kandungan fosfat yang tinggi pada kasein terkait dengan garam kalsium fosfat

Page 63: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

sehingga susu menjadi sumber kalsium dalam diet. Protein serum terdiri dari laktoglobulin

50%, laktoglobumin 20% albumin momunaglobumin, laktoferin, transferin dan sebagian

kecil protein dan enzim. Protein whey tidak mengandung fosfor tetapi mengandung asam

amino sulfur yang membentuk ikatan disulfida, jika ikatan ini rusak maka protein mengalami

denatrasi, fungsi protein whey tidak begitu jelas, laktoglobulin diketahui sebagai pembawa

Vitamin A, laktoglobulin tidak terdapat dalam susu. Immunoglobulin berperan dalam sistem

imun ternak sedangkan pada manusia belum diketahui secara pasti. Laktoferin dan transferin

berperan penting dalam adsorpsi (Wiranadi Kusumah, 1997: 85).

Susu digunakan sebagai sumber kasein komersil. Biasanya kedalam skin milk atau

susu dengan kandungan lemak yang rendah. Ditambahkan asam untuk mengendapkan kasein,

susudah dipanaskan dari whey “tahu” dari kasein dicuci dengan air, ditiris, diperes,

dipotong-potong, dan dikeringkan. Kasein digunakan sebagai garam kalsium untuk

memperbaiki sifat adukan dari krim yang terbuat dari lemak tumbuh-tumbuhan yang

digunakan sebagai pelapis atas untuk memperbaiki keseluruhan asam krim dan yogurt, kasein

dapat dirubah menjadi lem dibuat bersifat basa dengan penambahan kapur. Sodium karbonat,

borak, atau thithano lamina. Atau diubah menjadi satu lapidan dalam pembuatan kertas.

Lemak atau lapid dalamsusu terdapat dalam bentuk jutaan bola kecil, biasanya terdapat kira-

kira 1000 x 106 butiran lemak dalam setiap mili liter susu. Butiran-butiranini mempunyai

daerah permukaan yang luas dan hal tersebut yang menyebabkan susu mudah dan cepat

menyerap flavor asing. Butiran-butiran ini mempertahankan keutuhannya karena tegangan

permukaan yang disebabkan oleh ukuran yang kecil, dan kedua karena adanya suatu lapisan

tipis (membran) yang membungkus butiran tersebut yang terdiri dari protein dan fospalipid

(Djaeni, 2004: 15).

Susu kedelai adalah produk seperti susu sapi tetapi dibuat dari ekstrack dari kedelai.

Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip seperti susu sapi, sehingga

sangat baik sebagai pengganti susu sapi terutama bagi meraka yang alergi laktointolerance

atau bagi mereka yang tidak menyukai susu sapi atau daya belinya kurang. Selain kualitas

protein yang baik kedelai juga mudah diperoleh mengandung asam lemak tak jenuh esensial

(linoleat) yang cukup tinggi dan tidak mengandung kolestrol sehingga dengan mengkonsumsi

Page 64: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

kedelai secara rutin dapat mengurangi penyakit degeneratif, disamping mempunyai kelebihan

susu kedelai juga mempunyai kekurangan yaitu aromanya kurang sedap yang disebakan oleh

aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami terdapat di dalam kedelai, dan kacang-

kacangan lainnya. Untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat terhadap formulasi

terhadap susu kedelai dilakukan uji organoleptif dengan 8 (delapan) karakter penilaian, juga

dilakukan uji kadar protein dan kalsium dengan mengugnakan metode makro Kjeldahl dan

spectrofotometer. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental

dengan pendekatan cross sectional populasi penelitian ini adalah 3 (tiga) sampel formulasi.

Susu kedelai diketahui kadar protein yang tertinggi adalah formulasi susu kedelai ditambah

kacang hijau (3,16%) dan kadar kalsium tertinggi adalah formulasi susu kedelai murni

(10,09%) (Hamidah, 2003).

Pada protein terdapat beberapa reaksi khas, yaitu reaksi Xantoprotein, Hopkins-Cole,

reaksi Millon, dan sebagainya. Reaksi Xntoprotein dimana larutan asam nitrat pekat

ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan

putih yang dapat diubah menjadi kuning apabila dipananskan. Reaksi yang terjadi ialah

nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi Hopkins-Cole digunkan

untuk mengdentifikasi triptofan, dimana larutan protein yang mengandung triptofan dapat di

reaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat, setelah

dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan seingga

membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian terjadi cincin ungu

pada batas antara kedua lapisan tersebut. Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan

merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan

menghasilkan endapan putih yang dapat erubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada

dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan

gugus hidroksifenil yang berwarna (Poedjiadi, 2009: 121-122).

Page 65: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

C.ALAT DAN BAHAN

1.Alat-alat praktikum

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Penjepit

- Gelas kimia

- Gelas erlenmayer

- Gelas ukur

- Penangas air

- Neraca analitik

- Corong biasa

- Pipet tetes

2.Bahan-bahan praktikum

- Susu sapi

- Susu kedelai

- CH3COOH glassial 2%

- HNO3 pekat

- H2SO4 pekat

- Eter

- Aquades

- Fehling A

- Fehling B

- Benedict

- NAOH 4%

- CuSO4 0,5%

- Alpa naftol

- Kertas saring

- Amonium Hidroksida

Page 66: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

D. SKEMA KERJA

1. Penetapan Berat Jenis

Ditentukan berat jenis air susu piknometer atau labu takar 5ml yang meliputi:

b. Air susu murni

- Dimasukan ke dalam tabung

- Ditentukan berat jenisnya

Hasil

c. Air susu yang diencerkan 1 kali

- Dimasukan ke dalam labu takar

- Diencerkan satu kali dengan aquades

- Ditentukan berat jenis dari air susu

d. Filtrat air susu (dari endapan kasein)

2. Reaksi Air Susu

e. Susu murni

Hasil

Hasil

- Ditimbang

- ditentukan berat jenis filtratnya

Hasil

Dicek dengan lakmus merah

Page 67: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

f. Susu didiamkan 2 jam

2. Pengendapan Kasein

3. Reaksi-reaksi warna protein

a. Reaksi Biuret (untuk ikatan peptida)

Hasil

20 ml air susu

- Diencerkan dengan 20 ml air + asam Asetat glasial 2%

tetes demi tetes sampai terjadi endapan kasein dan filtrat

bening

Hasil

- disaring

Endapan (untuk percobaan 4-6) Filtrat (untuk percobaan 7-9)

Dicek dengan lakmus merah

Page 68: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

b. Reaksi Hopkins-Cole (untuk Triptofan)

3 ml larutan protein

- Dimasukan ke dalam tabung reaksi

- + 1 ml larutan NaOH 10%Hasil

- + 1 tetes larutan CuSO4 0.5% hingga terjadi warna

merah muda atau ungu

Hasil

- Dimasukan ke dalam tabung reaksi

- + 1 tetes larutan formaldehid encer (diencerkan

500 kali)

- + 1 tetes reagen merkuri sulfat

-

Hasil

- Digojog dan ditambah 1 mL H2SO4 pekat perlahan-

lahan

Hasil: terjadi lapisan dengan lingkaran ungu di bagian atas

1 ml larutan protein

Page 69: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

c. Reaksi Xantoprotein (untuk asam amino deengan inti benzena)

d. Reaksi Molish

Tabung I

Hasil

Tabung II

Hasil

+ Amonia (NH3)

3 ml larutan protein

- Dimasukan ke dalam tabung reaksi

- + 1 ml Asam Nitrat (HNO3) pekat

Hasil

- Dipanaskan dengan pemanas air mendidih

hingga larutan menjadi kuning

- Didinginkan dan dibagi menjadi dua tabung

1 ml larutan protein

- Dimasukan ke dalam tabung reaksi

- + 2 ml larutan Alpha Neftol dan dikocok

Hasil.

- Dialirkan 1 ml H2SO4 pekat perlahan-lahan melalui

dinding tabung hingga membentuk lapisan di bawah

campuran

Page 70: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

4. Reaksi Neumann untuk Kasein (P-organik dari Kasein)

Hasil

- Dikeringkan di kertas saring dengan memijatnya

Hasil

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

- + 2 tetes nitrat pekat

- + 10 tetes asam sulfat pekatCampuran

- Dipanaskan(dalam lemari asam) sampai keluar

asap sulfat putih.

- Jika isi tabung berwarna coklat atau hitam maka

ditambah 1 tetes aam nitrat pekat.

Campuran

- Dipanaskan hingga keluar asam putih dan

larutan tidak berwarna

Sisa endapan

Page 71: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

5. Grease Spot Test (Test noda lemak)

- Didinginkan

- + 2 mL ammonium molibdat, digojog, panaskan

Campuran

Hasil: berupa endapan kuning jeruk bila mengadung sedikit P

Endapan kering

- Sebagian dikocok dengan sedikit ester

- Dituang ke dalam gelas arloji dan diuapkan esternya

- Di asup gelas arloji dengan kertas saring

- Diamati

Hasil

Page 72: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

7. Menunjukan adanya laktobumin

8. Menunjukan adanya laktosa

a. Percobaan Benedict

Filtrat pengendapan kasein

Dibuat pH 5,4 kemudian dipanaskan

Hasil adanya koagulan menunjukkan adanya laktalbumin:

Disaring dengan kertas saring

Filtrat untuk percobaan 7

Filtrat dari percobaan 7- Dimasukan ke dalam tabung reaksi 1 ml benedict

ditambah delapan tetes larutan glukosa

- Masukan ke dalam pemanas air selama 5 menit

- Reaksi positif jika terjadi warna hijau, merah, oranye,

dan endapan merah bata.

- dicoba juga untuk fruktosa

Hasil

Page 73: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

b. Uji Fehling

9. Menunjukan adanya ion Ca dan P-anorganik

- Dimasukan ke dalam tabung reaksi

- + campuran pereaksi fehlin A dan B.

- dipanaskan (penangas air)

- Reaksi positif jika terbentuk endapan merah

bata/coklat

Hasil

Filtrat dari percobaan 7

Filtrat dari percobaan 7

Ditambah beberapa tetes amonium hidroksida

kemudian dipanaskan. Terdapat endapan yang

kemudian disaring dengan kertas saring

Hasil

Endapan dilarutkan dengan menuangi

asam cuka encer di atas kertas saring

Page 74: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

A. HASIL PENGAMATAN

Susu Ultra

Langkah Kerja Hasil Pengamatan

1. Penetapan berat jenis

a. Air susu murni

b. Air susu diencerkan satu kali

dengan aquades

c. Fitrat air susu dari percobaan

pengendapan kasein

a. Berat erlenmeyer = 46 gr

Berat susu + erlenmeyer = 50,34

pH = 7

b. Berat susu = 53,35 gr

pH= 7

c. Berat susu = 53,35 gr

Hasil

Filtrat dikumpulkan dalam tabung sebagian

Filtrat ditambah K-Oksalat

Hasil

- Didinginkan

- + 2 mL ammonium molibdat, digojog, panaskan

Hasil: berupa endapan kuning jeruk bila mengadung sedikit P

Hasil berupa fitltrat (untuk menunjukkan fosfat anorganik)

Page 75: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

pH basa

2. Pengendapan Kasein

20 ml air susu + 20 ml air

ditambahkan bertetes-tetes asam

asetat glacial 2 % sampai terjadi

endapan

Terbentuk endapan keruh berwarna putih

pada bagian dasar tabung.

3. Reaksi Warna Protein

a. Reaksi Biuret

Susu ultra ditambahkan 2 ml

larutan NAOH 40 % dan CuSO4

b. Reaksi Hopkins-cole

Susu ultra ditambahkan larutan

formaldehid encer dan 1 tetes

reagent merkuri sulfat kemudian

dikocok dengan H2SO4 secara

perlahan.

c. Reaksi Xantoprotein

Susu ultra ditambahkan dengan

HNO3 pekat lalu dipanaskan

dengan penangas air.

d. Reaksi Molish

Susu ditambahkan dengan larutan

alpha naftol dan H2SO4 melalui

dinding tabung lalu dikocok

perlahan.

e. Uji Fehling

a. Susu ultra + NaOH 10 % terbentuk 2

lapisan keruh pada bagian bawah dan

berwarna kuning pada bagian

atas.Ketika ditambahkan CuSO4

terbentuk warna ungu kebiruan pada

bagian atas yang menandakan ia

positif mengandung protein.

b. Susu ultra + formaldehid encer dan

reagent merkuri sulfat menjadi lebih

kental. Ketika ditambahkan H2SO4

terbentuk wrana coklat muda pada

bagian dasar tabung reaksi, yang

menandakan ia positif mengandung

protein.

c. Terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas

berwarna putih dan lapisan bawah

berwarna kuning.

d. Warnanya berubah menjadi coklat

dan terdapat endapan berwarna coklat

pekat pada bagian dasar, yang

menandakan ia positif mengandung

protein

e. Susu ultra berubah warna dari warna

biru menjadi coklat setelah

Page 76: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ditambhakan fehling dengan endapan

warna merah kecoklatan yang

menandakan adanya kandungan

protein.

4. Grease Spot test

-kasein kering + sedikit eter kocok

dalam tabung reaksi

-tuangkan dalam kaca arloji dan

uapkan eternya.

- usap dengan kertas saring

Diusap dengan kertas saring = kertas

berwarna bening yang menandakan ia positif

mengandung lemak.

5. Menunjukan Laktalbumin

Filtrat dari pengendapan kasein dibuat

pH 5,4 % kemudian dipanaskan

Didapatkan pH sampai 4.

6. Menunjukan adanya ion Ca dan P-

anorganik

Susu ultra dari berwarna putih berubah

menjadi keruh, menandakan adanya ion Ca.

Susu Kedelai

Langkah Kerja Hasil Pengamatan

1. Penetapan berat jenis

a. Air susu murni

b. Air susu diencerkan satu kali

dengan aquades

c. Fitrat air susu dari percobaan

pengendapan kasein

a. Berat erlenmeyer = 46 gr

Berat susu + erlenmeyer = 50,34

pH = 7

b. Berat susu = 49,04 gr

pH= 7

c. Berat susu = 53,35 gr

pH basa

2. Pengendapan Kasein

20 ml air susu + 20 ml air Terbentuk endapan keruh berwarna putih

Page 77: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ditambahkan bertetes-tetes asam

asetat glacial 2 % sampai terjadi

endapan pada bagian dasar tabung.

pada bagian dasar tabung.

3. Reaksi Warna Protein

a. Reaksi Biuret

Susu ultra ditambahkan 2 ml

larutan NAOH 40 % dan CuSO4

b. Reaksi Hopkins-cole

Susu ultra ditambahkan larutan

formaldehid encer dan 1 tetes

reagent merkuri sulfat kemudian

dikocok dengan H2SO4 secara

perlahan.

c. Reaksi Xantoprotein

Susu ultra ditambahkan dengan

HNO3 pekat lalu dipanaskan

dengan penangas air.

d. Reaksi Molish

Susu ditambahkan dengan larutan

alpha naftol dan H2SO4 melalui

dinding tabung lalu dikocok

perlahan.

e. Uji Fehling

a. Susu kedelai + NaOH 10 % terbentuk

2 lapisan keruh pada bagian bawah

dan berwarna kuning pada bagian

atas.Ketika ditambahkan CuSO4

terbentuk warna ungu pada bagian

atas yang menandakan ia positif

mengandung protein.

b. Susu kedelai + formaldehid encer dan

reagent merkuri sulfat menjadi lebih

kental. Ketika ditambahkan H2SO4

terbentuk wrana coklat pekat dan

gumpalan pada bagian dasar tabung

reaksi, yang menandakan ia positif

mengandung protein.

c. Susu yang ditambhakan amonia

terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas

berwarna orange dan lapisan bawah

berwarna kuning.

Susu kedelai tanpa amonia tetap

berwarna kuning.

d. Warnanya berubah menjadi coklat

dan terdapat endapan berwarna coklat

pekat pada bagian dasar, yang

menandakan ia positif mengandung

protein

e. Warna susu kedelai biru menjadi

hijau setelah ditambah fehling

Page 78: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

endapan warna biru kehijauan.

f. Grease Spot test

-kasein kering + sedikit eter kocok

dalam tabung reaksi

-tuangkan dalam kaca arloji dan

uapkan eternya.

- usap dengan kertas saring

Diusap dengan kertas saring = kertas

berwarna bening yang menandakan ia positif

mengandung lemak.

g. Menunjukan Laktalbumin

Filtrat dari pengendapan kasein dibuat

pH 5,4 % kemudian dipanaskan

Didapatkan pH sampai 4.

h. Menunjukan adanya ion Ca dan P-

anorganik

Susu kedelai warnanya tetap tanpa

perubahan, yang menandakan ia tidak

mengandung ion Ca.

E. ANALISIS DATA

1. Berat Jenis

susu sapi

Susu murni (susu + labu takar) : 50,34 gram

(labu takar kosong) : 46 gram

Susu murni : 4,34 gram

Volume : 5 mL

Susu diencerkan 1 kali (susu + labu takar) : 53,35gram

(labu takar kosong) : 46 gram

Susu encer : 7,35 gram

Volume : 10mL

Fitrat air susu (susu + gelas kimia) : 53,35 gram

(gelas kimia kosong) : 46 gram

Fitrat air susu :7, 35 gram

Page 79: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Volume : 40 mL

susu kedelai

Susu murni (susu + labu takar) : 50,34 gram

(labu takar kosong) : 46 gram

Susu murni : 4,34 gram

Volume : 5 mL

Susu diencerkan 1 kali (susu + labu takar) : 53,35gram

(labu takar kosong) : 46 gram

Susu encer : 7,35 gram

Volume : 10mL

Fitrat air susu (susu + gelas kimia) : 53,35 gram

(gelas kimia kosong) : 46 gram

Fitrat air susu :7, 35 gram

Volume : 40 mL

Perhitungan berat jenis:

Susu Sapi

Untuk susu murni

V

m

= mL5

gram4,34

= 0,868 gram/mL

Page 80: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Untuk susu encer

V

m

= mL10

gram7,35

= 0,735 gram/mL

Untuk fitrat air susu

V

m

= mL40

gram 7,35

= 0,18375 gram/mL

Susu Kedelai

Untuk susu murni

V

m

= mL5

gram4,34

= 0,868 gram/mL

Untuk susu encer

V

m

Page 81: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

= mL10

gram7,35

= 0,735 gram/mL

Untuk fitrat air susu

V

m

= mL40

gram 7,35

= 0,18375 gram/mL

2. Reaksi Air Susu

Susu Sapi

Susu yang didiamkan : Lakmus Merah Biru

(bersifat basa)

Susu yang didiamkan : Lakmus Merah Sedikit Biru

(bersifat sedikit asam)

Susu Kedelai

Susu yang didiamkan : Lakmus Merah Biru

(bersifat basa)

Susu yang didiamkan : Lakmus Merah warna tetap

(bersifat asam)

Page 82: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

3. Pengendapan Kasein

Filtrat bening

Endapan putih kekuningan pada dasar tabung menunjukan adanya kasein

4. Reaksi Warna Protein

Reaksi Buret

Reaksi Hopkins-Cole

COOH

COOHMg

asam glioksilatasam oksalat

serbuk CHO

COOH

Page 83: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Reaksi Xantoprotein

Reaksi Molish

5. Grease Spot Test (Tes Noda Lemak)

1. Endapan kasein + eter tidak larut dalam eter

2. Terdapat tetesan bening, kertas menjadi transparan yang mandakan ada lemak

Page 84: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

6. Menunjukkan Adanya Laktalbumin

Susu sapi

Filtrat kasein (pH 5,4) (+) terdapat 2 lapisan (di atas bening, di bawah keruh)

Susu kedelai

Filtrat kasein (pH 5,4) (+) terdapat koagulan + endapan putih

7. Menunjukkan Adanya Laktosa

Reksi Beneddict

Cu2O

O

R C OH + Cu2+

R

OH CH2 merah bata

Reaksi Fehling A/B

Cu2O

O

R C OH + Cu2+

merah bata2 + 4OH-(aq)

8. Menunjukkan Adanya Ion Ca Dan P-Anorganik

Fitrat (nomor 7) + NH4OH endapan gelartinous dari Ca dan Mg fosfat (endapan putih)

Endapan + CH3COOH → tidak terjadi perubahan

Page 85: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum acara IV, yaitu bahan makanan terdiri dari 8 percobaan dimana dalam

prosesnya menggunakan bahan dasar susu yang berasal dari susu sapi (susu ultra) dan susu

kedelai. Untuk percobaan pertama yaitu penetapan berat jenis air susu, digunakan 3 jenis air susu

yaitu air susu murni yang tidak diberikan perlakuan, air susu yang telah diencerkan 1 kali serta

fitrat air susu dari reaksi pengendapan kasein. Dari percobaan ini, untuk kedua jenis air susu

diperoleh nilai dari berat jenis yang kebetulan sama. Untuk air susu sapi diperoleh masing-

masing berat jenis sebesar: 0,868 gram/mL; 0,735 gram/mL dan 0,18375 gram/mL. Sedangkan

untuk susu kedelai diperoleh berat jenis masing-masing sampel sebesar: 0,868gram/mL; 0,735

gram/mL dan 0,18375 gram/mL. Jika terjadi perbedaan berat jenis dari masing-masing sampel

susu dikarenakan pengaruh dari volume total dan volume tanpa protein (kasein). Untuk ketiga

jenis sampel ini menggunakan besar volume yang berbeda-beda. seharusnya jika ingin

memastikan perbedaan berat jenis secara akurat digunakan volume total yang sama. Dengan

adanya besar volume total yang digunakan pada masing-masing sampel, maka akan

mempengaruhi pula berat jenis yang ada. Berdasarkan analisis data, besarnya berat jenis juga

dpengaruhi oleh volume tanpa protein (kasein). Dengan adanya pengaruh dari kasein yang

memiliki berat molekul yang cukup besar, menyebabkan terjadinya perbedaan pada berat jenis

sampel. Untuk berat jenis yang mengandung kasein cenderung memiliki berat jenis yang lebih

tinggi dibandingkan dengan berat jenis pada sampel yang tidak mengandung kasein. Sampel

yang tidak mengadung kasein ini adalah filtrat air susu dimana endapanya berupa kasein yang

merupakan salah satu jenis protein penyusun susu yang memiliki berat molekul cukup besar

karena tersusun dari rantai panjang protein (Buckle, 1985). Dengan menghilangnya kasein dalam

air susu akan menyebabkan beratnya berkurang sehingga berat jenisnya (pada volume 40 mL)

manjadi lebih kecil dibandingkan dengan susu murni maupun susu yang telah diencerkan. Untuk

susu yang telah diencerkan memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan berat

jenis susu murni. Hal ini dikarenakan pada susu encer, berat molekul protein bertambah akibat

adanya pengikatan molekul air oleh senyawa protein dan senyawa penyusun susu lainnya,

sehingga menyebabkan berat jenisnya menjadi lebih besar. Sedangkan pada susu murni tidak

terjadi penambahan air yang berikatan dengan molekul penyusun susu (seperti protein) sehingga

berat molekul atau massanya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan susu encer meskipun

volume total pada susu murni yang digunakan lebih kecil. Dari analisis data yang diperoleh,

Page 86: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

berat jenis pada susu kedelai jauh lebih rendah dibandingkan dengan air susu sapi. Hal ini

dikarenakan senyawa penyusun susu kedelai jauh lebih sederhana dibandingkan dengan susu

sapi. Dimana senyawa penyusun susu kedelai terdiri dari protein nabati dengan stuktur yang

sederhana yang memiliki berat molekul kecil, sehingga menghasilkan massa jenis yang kecil

pula.

Untuk percobaan kedua yaitu reaksi air susu, digunakan 2 sampel air susu yaitu air susu

murni dan air susu yang didiamkan selama 2 jam. Berdasarkan hasil pengamatan, untuk

pengujian air susu sapi dengan menggunakan kertas lakmus merah, diperoleh hasil dimana pada

susu sapi murni terjadi perubahan kertas lakmus yang semula merah menjadi berwarna biru,

sedangkan untuk air susu yang didiamkan selama 2 jam terjadi perubahan sedikit pada lakmus

merah menjadi sedikit berwarna biru. terjadinya perubahan pada kertas lakmus disebabkan oleh

pengaruh pH dan sifat larutan. Dimana untuk lakmus merah yang berubah menjadi biru

menunjukkan adanya sifat basa dalam larutan air susu sedangkan tidak terjadinya perubahan

pada lakmus merah menunjukkan bahwa larutan tersebut (air susu) bersifat asam. Namun, karena

pada percobaan terjadi perubahan sedikit pada kertas lakmus menjadi berwarna biru, maka dalam

larutan sifat asamnya hanya sedikit. Susu yang didiamkan dapat menyebabkan pembentukan

asam dalam susu yang diistilahkan dengan “masam” yang disebabkan karena adanya asam laktat,

pengasaman susu ini disebabkan karena aktivitas bakteri yang memecah laktosa membentuk

asam laktat. Kemudian untuk susu kedelai sama seperti susu sapi yaitu pada susu murni yang

diuji dengan menggunakan lakmus merah menunujukkan perubahan warna menjadi biru,

sedangkan untuk susu yang didiamkan selama 2 jam tidak menunjukkan adanya perubahan pada

lakmus merah, dimana nilai atau sifat asam dari susu kedelai menujukkan nilai yang lebih tinggi

dibandingkan dengan susu sapi. Hal ini dikarenakan pada susu kedelai mengandung laktosa

dengan komponen penyusun yang sederhana serta daya ikat antarmolekul yang lemah (mudah

terputus). Dengan struktur penyusun yang mudah terurai (terputus), akan memudahkan kerja

bakteri dalam proses penguraian menjadi asam laktat. Dengan makin mudahnya struktur untuk

terurai, maka asam laktat yang dihasilkan akan semakin banyak sehingga susu tersebut akan

semakin asam.

Untuk Percobaan ketiga yaitu pengendapan kasein pada susu, digunakan susu yang telah

diencerkan dan ditambahkan asam asetat glasial 2%, asam asetat yang ditambahkan

Page 87: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

dimaksudkan agar protein susu yang telah terderatulasi parsial dengan ikatan antarmolekulnya

agak membuka. Asam asetat glasial 2% ditambahkan sedikit atau setetes demi tetes agar

nantinya terbentuk endapan secara maksimal, dimana dengan penambahan asam asetat sedikit

demi sedikit akan menyebabkan penguaraian atau pemisahan senyawa penyusun protein dapat

terjadi secara teratur, sehingga terjadi pemisahan komponen secara optimal. Jika dilakukan

penambahan asam asetat sekaligus maka proses pemisahan komponen dikhawatirkan kurang

optimal dikarenakan terdapat komponen lain yang seharusnya tidak ikut mengendap menjadi ikut

mengendap akibat adanya reaksi pengikatan yang kuat oleh asam asetat yang dituangkan

sekaligus. Dari hasil pengamtan susu kedelai dan susu sapi, diperoleh filtrat bening dan endapan

putih kekuningan yang berupa kasein. Kasein merupakan jenis protein terpenting dalam susu dan

terdapat dalam bentuk kalsium kaselnak. Kasein merupakan partikel-partikel yang berdiamer

sekitar 80 mm dan membentuk suspensi kaloid dalam susu. Kasein dapat diendapkan dengan

asam, alkohol, renek, dan logam berat, borat. Dan dalam praktikum ini digunakan asam untuk

mengendapkan protein. Asam dapat memindahkan kasein dari sari kalsium. Pada suhu yang

tinggi jumlah asam yang diperlukan untuk koagulasi kasein lebih sedikit dibandingkan jika

koagulasi dilakukan pada suhu rendah.

Untuk percobaan yang keempat yaitu reaksi warna protein terdiri dari 4 pengujian. Untuk

uji pertama yaitu reaksi Biuret, ke dalam endapan susu sapi dan kedelai yang telah diencerkan

ditambahkan dengan NaOH yang mengahasilkan warna larutan bening, yang kemudian setelah

ditambahkan dengan CuSO4 0,5% terjadi perubahan warna larutan menjadi ungu. Terjadinya

perubaan warna ini menujukkan bahwa dalam endapan air susu tersebut terdapat adanya ikatan

peptida antarmolekul asam amino penyusunnya. Untuk uji kedua , reaksi Hopkins-Cole, pada

susu sapi menunjukkan adanya 2 lapisan (di bagian bawah bening dan di bagian atas ungu)

setelah ditambahkan dengan asam sulfat pekat. Sedangkan pada susu kedelai tidak terbentuk dua

lapisan. Hal ini menunjukkan bahwa pada susu sapi diperoleh hasil pengujian yang positif

terhadap adanya kandungan triptofan dalam endapan. Sedangkan pada susu kedelai dengan tidak

terbentuknya 2 lapisan menunjukkan bahwa dalam endapan susu kedelai tidak engandung

triptofan. Untuk uji ketiga yaitu reaksi Xantoprotein, susu kedelai dan susu sapi masing-masing

ditambahkan asam nitrat, terdapat endapan dan larutannya berwarna kuning, dan kemudian utuk

tabung 1 ditambahkan amoniak, dimana larutan menjadi kuning (dengan warna yang sedikit

berbeda dari awal). Reaksi yang terjadi pada uji ini ialah mitrasi pada inti benzena yang terdapat

Page 88: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

pada molekul protein dalam susu. Reksi ini positif untuk protein yang mengandung trosin,

fenilanin dan triftofan. Pada uji ini Untuk susu sapi menunjukkan warna kuning yang lebih pekat

pada tabung 2 (tanpa penambahan ammonia), sedangkan pada susu kedelai warna yang lebih

pekat terdapat pada tabung 1 (penambahan ammonia). Terjadinya perbedaan ini menunjukkan

bahwa kedua jenis susu ini mengandung tirosin, fenilalanin dan triftofan, hanya saja jumlahnya

yang berbeda. Dimana pada susu kedelai yang tidak mengandung triptofan, jumlah fenilalanin

dan tirosin lebih mendominasi dibandingkan pada susu sapi sehingga warna menjadi lebih pekat

ketika ditambahkan dengan ammonia. Pengujian Keempat yaitu reaksi Molish (larutan susu

ditambah 2 ml molish + H2SO4 pekat ml) terbentuk 2 lapisan yaitu kuning keruh (atas) dan

larutan kuning bening (bawah). Dengan terbentuknya 2 lapisan ini pada kedua sampel susu

menunjukkan adanya hasil yang positif pada pengujian ini terhadap adanya protein tertentu yang

tersusun di dalam kasein.

Untuk percobaan kelima yaitu uji noda lemak pada susu sapi dan susu kedelai, digunakan

endapan yang proleh pada pengendapan kasein, yang kemudian diendapkan oleh eter, yang

menunjukan bahwa pada susu terdapat lemak. Hal ini dibuktikan dari adanya noda yang

tertinggal pada kertas saring yang digunakan. Pada susu sapi proses pelarutan dengan eter tidak

erjalan dengan sempurna, hal ini dikarenakan endapan (kasein) dari susu sapi terlalu kering dan

keras sehingga proses pemutusan atau penguraian ikatannya makin sulit terjadi dan hal ini akan

mempengaruhi tingkat kelarutannya dalam eter.

Untuk uji adanya laktobumin, fitrat dari pengendapan kasein yang memiliki pH 5,4 pada

susu kedelai membentuk koagulan dimana terdapat adanya endapan berwarna putih. Sedangkan

pada susu sapi pada penambahan asam asetat yang bertujuan untuk menambah tingkat keasaman

(agar pHnya menjadi tepat 5,4), pembentukan koagulannya jauh lebih lama dibandingkan dengan

yang tidak ditambahkan asam asetat. Koagulan yang terbentuk pada susu sapi berupa 2 lapisan

dengan bagian fitrat bening (yang cenderung berada di bagian atas) dan bagian bawahnya keruh.

Bagian bawah yang keruh ini merupakan koagulan yang menujukkan adanya laklatbuumin

dalam fitrat.

Percobaan ketujuh yaitu percobaan untuk menunjukan adanya laktosa, dilakukan 2

percobaan yaitu dengan uji Benedict dan uji Fehling. Pada uji benedict menunjukkan hasil yang

positif pada susu sapi, sedangkan pada susu kedelai menujukkan hasil yang negatif. Pada susu

Page 89: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

sapi, fitrat yang ditambahkan reagen benedict dan glukosa yang kemudian dipanaskan

menunjukkan adanya endapan berwarna kuning, namun pada fruktosa endapan kuning tidak

terbentuk dikarenakan reagen benedict belum ditambahkan. Sedangkan untuk susu kedelai,

sampel yang dipanaskan membentuk partikel yang melayang-layang dan tidak membentuk

endapan, yang menujukan bahwa uji benedict ini negatif pada susu kedelai. Untuk memastikan

kebenaran hasil (kandungan laktosa) yang diperoleh, maka dilakukan pengujian selanjutnya yaitu

uji fehling. Fehling A+ B yang berwarna biru tua, setelah dimasukkan ke dalam fitrat

menunjukkan perubahan warna mejadi biru muda. Setelah sampel ini dipanaskan, terbentuk

koloid dan endapam berwarna merah bata atau kecoklatan. Uji fehling ini positif juga untuk susu

sapi karena membentuk endapan merah ata atau kecoklatan. Sedangkan pada susu kedelai,

setelah fitrat dipanaskan terbentuk endapan putih agak kekuningan yang menujukkan uji ini

negatif pula untuk susu kedelai yang mana ini berarti bahwa dalam fitrat susu kedelai tidak

terdapat adanya laktosa. Seharusnya untuk uji laktosa pada susu kedelai menunjukkan hasil yang

positif. Namun dikarenakan laktosa dalam susu kedelai telah bereaksi semua membentuk asam

laktat akibat penguraian oleh bakteri menyebabkan pada uji laktosa ini menunjukkan hasil yang

negatif.

Untuk percobaan terakhir, yaitu untuk menunjukkan adanya ion Ca dan P-anorganik, tidak

dilakukan sampai selesai, dikarenakan faktor kekurangan bahan uji. Untuk percobaan ini

diperoleh hasil yang sama antara susu sapi dengan susu kedelai. Pada prosesnya fitrat yang

ditambahakan ammonium hidroksida menunjukkan adanya endapan putih dan fitrat jernih.

Terbentuknya endapan ini menunjukan bahwa endapan gelartinous dari Ca dan Mg fosfat telah

terbentuk. Setelah endapan yang diperoleh ditambahkan dengan asam cuka encer tidak

menujukkan adanya perubahan apapun, yang menujukkan bahwa dalam proses ini tidak terjadi

adanya reaksi pembentukan produk baru dalam endapan. Untuk fitrat yang ditambahkan dengan

K-oksalat yang jernih, menunjukkan perubahan larutan menjadi keruh yang disebabkan oleh

adanya Ca-oksalat yang terbentuk dari reaksi penguaraian antara fitrat yang masih mengandung

Ca dengan K-oksalat. Ini berarti bahwa dengan adanya penambahan K-oksalat bertujuan untuk

membuktikan masih adanya Ca dalam air susu yang masih terdapat pada fitrat sisa tersebut.

Page 90: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

G. KESIMPULAN

a. Kesimpulan

Untuk berat jenis dari masing-masing sampel air susu diperoleh nilai sebesar:

0,984gram/mL; 1,112 gram/mL dan 0,84025 gram/mL untuk susu sapi dan

0,938gram/mL; 1,715 gram/mL dan 0,618 gram/mL untuk susu kedelai. Adanya

perbedaan berat jenis dari masing-masing sampel susu dikarenakan pengaruh dari volume

total dan volume tanpa protein (kasein).

Pada susu murni terjadi perubahan warna lakmus merah menjadi biru yang menujukkan

sifat basa dalam larutan, sedangkan pada air susu yang didiamkan selama 2 jam tidak

menunjukkan adanya perubahan warna pada kertas lakmus (untuk susu kedelai) dan

perubahan sedikit warna biru (untuk susu sapi) yang menjukkan bahwa air susu tersebut

bersifat asam atau sedikit asam akibat adanya pebentukan asam laktat.

Dengan adanya penambahan asam asetat glasial dapat memindahkan kasein dari sari

kalsium yang ditandai oleh terbentuknya endapan kasein dan fitrat bening.

Pada susu sapi maupun susu kedelai menunjukkan hasil yang positif pada uji warna

protein baik dalam reaksi biuret, Hopkins-Cole, Xantoprotein maupun Molish.

Terbentuknya larutan berwarna coklat hitam menujukkan adanya P yang terdapat dalam

endapan yang tidak berubah seluruhnya mmenjadi asam fosfat.

Terbentuknya bagian transparan pada kertas saring pada grease spot test menunjukkan

adanya lemak yang terdapat pada endapan pada percobaan pengendapan kasein.

Terbentuknya 2 lapisan yang berwarna bening dan keruh yang merupakan koagulan

dalam fitrat air susu tersebut menunjukkan adanya laktalbumin atau protein yang terlarut.

Pada susu sapi menunjukkan hasil positif untuk uji Benedict dan Fehling yang

menunjukkan adanya kandungan laktosa dalam fitrat, sedangkan pada susu kedelai

menunjukkan hasil yang negatif pada uji Fehling dan Benedict yang berarti tidak terdapat

adanya laktosa dalam sampel.

Terbentuknya larutan yang keruh menujukkan adanya ion Ca yang terdapat dalam fitrat.

Sedangkan terbentuknya endapan putih merupakan endapan gelartinous dari Ca dan Mg

fosfat.

Page 91: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

b. Saran

Prosedur kerja sebaiknya dibaca dan dipahami dengan baik, agar tidak terjadi kesalahan

dalam praktikum

Diharapkan peralatan dan bahan praktikum dilengkapi agar tidak menggangu kelancaran

praktikum

Diharapkan kepada Co.asst agar meningkatkan bimbingan.

Page 92: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Agroteksos. Pemanfaatan Susu dalam Menjamin Kesehatan Masayakat di Indonesia. Medan.

USU Press. 2001. 121.

Astawan, I Made. Upaya Penyelamatan Gizi pada Susu. Pusat Jurnal Indonesia. 2007. Vol 63.

73.

Buckle, K.A. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta : Universitas Indonesia Press

(UI-Press).

Djaeni, Achmad. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid IA. Jakarta: Penerbit Dion

Rakyat.

Djalip, Ahmad. 2007. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid A. Jakarta :Penerbit Dian

Rakyat.

Hamidah, Atik Nehru. Tingkat Penerimaan Konsumen terhadap Formulasi Susu Kedelai di

Kalimantan dan Uji Kadar Protein serta Kalsium. Pusat Data Jurnal dan skrisi.

http//www:fkm.undip.ac.id/data indeks. 2003. 78.

Hartono, Andry-2006. Terapi Gizi, Diet dan Rumah Sakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Kusuma Wirahadi, Muhammad. 1997. Biokimia. Bandung : ITB Press.

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Sulaiman, Muhammad.2005. Biokimia untuk Mahasiswa Kedokteran. Bandung: PT. Gramedia.

Soediaoetama, Djaeni Achmad. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid IA. Jakarta:

Penerbit Dian Rakyat.

Page 93: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

ACARA V

MENETAPKAN KADAR

KOLESTEROL

Page 94: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

. ACARA V

MENETAPKAN KADAR KOLESTROL

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a.Tujuan : Untuk menetapkan kadar kolestrol dengan mengukur absorbansi dan

% transmitan larutan.

b.Hari,tanggal : Minggu,11 Desember 2011.

c.Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Mataram.

B.LANDASAN TEORI

Kolestrol merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang

menyerupainya. Kolestrol ialah jenis kusus lipid yang disebut steroid. Steroid ialah lipid yang

memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4 cincin atom karbon. Steroid lain

termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen dan testosteron. Nyatanya,semua hormon

steroid terbuat dari perubahan struktur dasar kimia kolestrol (Achmad, 1986 :121 ).

Kolestrol memiliki molekul yang terdiri atas tiga lingkar enam tersusun seperti dalam

fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar limahidrokarbon tetrasiklik jenuh yang mempunyai

sistem lingkar lima, hidroikarbon tetrasiklik jenuh,yang mempunyai sistem lingkar demikian dan

terdiri atas 17 atom karbon, disebut 1,2 siklopentenoperhidrofenantren, kerangka ini sekaligus

merupakan ciri ksus yang membedakan steroid dengan senyawa organik bahan alam ( Tony,

1993 : 79 ).

Kolestrol merupakan senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam minyak dan

alkohol, sehingga dimasukkan dalam golongan lipid (lemak). Kolestrol dalam tubuh manusia

berasal dari diet makanan asal hewan yang mengandung kolestrol dan juga disintesis oleh liver

dari Asetil CoA (Asetil CoA berasal dari penguraian karbohidrat dan lemak) (Vogel , 1985 :56).

Page 95: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Kolestrol dapat larut dalam pelarut lemak ,misalnya: eter, chloroform, benzene dan

alcohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolestrol mengkristal dalam bentuk

ristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai titik lebur 150-151°C.

Kolestrol atau komponen lemak ini merupakan sumber energi yang memberikan kalori paling

tinggi dan sangat dibutuhkan tubuh,terutama untuk membentuk dinding-dinding sel dalam tubuh.

Selain itu,kolestrol juga berguna untuk pembentukan asam empedu, hormon-hormon steroid, dan

vitamin D (Poedjadi , 1994 :98).

Kalibrasi merupakan prose verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan

rancangannya. Kalibrasi ,pada umumnya merupakn proses untuk menyesuaikan keluaran ataau

indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang

digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya; termometer,sehingga termometer tersebut

menunjukkan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala ( Astuti,

2007 :127 ).

Absorptivitas (a) merupakan tetapan dalam hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi

dinyatakan dalam % b/v dan tebal kuvet dalam cm. Dengan satuan liter per gram per sentimeter.

Absorptivitas molar (ε) merupakan tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi

dinyatakan dalam molar dan tebal kuvet dalam cm dengan stuan liter per mol per sentimeter.

Transmitan (T) merupakan fraksi dari daya radiasi yang diteruskan oleh satuan sampel T = P/Po.

Sering dinyatakan sebagai suatu persentase : %T = (P/Po) x 100% (Montgomery , 1993: 77).

Spektrometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectometer dan

fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu

dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.

Spektrofotometer dapat mengidentifikasi logam yang ada dalam sampel bila sampel itu

berwarna,namun sulit diidentifikasi pada sampel yang tidak menghasilkan perubahan warna atau

kadar logam dalam sampel sangat kecil sekali (Murray, 2003 : 112 ).

A. ALAT DAN BAHAN

- Alat-alat:

- Tabung reaksi bertutup

Page 96: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Pipet ukur

- Penangas air

- Vortex mixer

- Rak tabung reaksi

- Pipet tetes

- Gelas ukur 10 ml

- Penjepit tabung

- Spektrofotometer UV Vis

- Kuvet

- Gelas ukur 25 ml

- Bahan-bahan:

- Etanol

- Colour reagen (1,0 mgr FeCl3 6H2O/ml asam asetat glacial)

- Asam asetat glacial

- Larutan kolesterol dengan kadar 125 mg %, 250 mg%, 500 mg %

- Alcohol 96%

- Serum

- Petroleum benzene

- Asam sulfat pekat

- Larutan kolestrol standar 0,05 mg/ml petroleum eter

B. SKEMA KERJA

UJI SAMPEL

- Ditambah 2,5 ml etanol

- Ditambah 0,1 ml serum

Tabung reaksi tertutup

(sampel)

Page 97: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Dikocok

- Ditambah 5 ml petroleum eter, ditutup tabung rapat-rapat

- Dicampur dengan vortex mixer 30 detik

-

- Ditambah 3 ml aquades (dikocok selama 10-15 detik)

- Diamkan sampai terdapat 2 lapisan, diambil lapisan atas, dimasukkan dalam

tabung reaksi

- Diuapkan dalam penangas air dengan T = 800 celcius samapi cairab tinggal

sedikit

- Dikeringkan pada udara terbuka

- Ditambah 4 ml reagen colour yang telah diencerkan (diencerkan 1 ml colour

reagen 50 mgr/ml dengan asam asetat glacial sampai 50)

- Dimasukkan dalam penangas air beberapa menit

- Didinginkan

- Ditambah 3 ml larutan H2SO4 pekat dengan mengalirkan melalui dinding

tabung yang dimiringkan

- Dikocok dengan vortex mixer

- Diamkan dalam ruang gelap selame 30 menit

Campuran

Larutan kering

Larutan dingin

Page 98: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Diukur A dan % T larutan dengan spektrofotometer pada λ = 560 nm

Perbandingan Blangko

- Ditambah 4 ml colour reagen (0,000gr FeCl3- 6H2O/ml asam asetat glacial)

- Ditambah 3 ml H2SO4 pekat dengan mengalirkan melalui dinding tabung

yang dimiringkan

- Divortex mixer

- Diamkan dalam tabung, dimasukkan dalam ruang gelap selama 30 menit

- Diukur A dan % T larutan dengan spektrofotometer pada λ = 560 nm

KURVA KALIBRASI

- Diuapkan hingga kering dalam penangas air T =

800 C

- Sisa diuapkan pada temperature kamar

Hasil

Tabung blangko

Hasil pengukuran A

dan %T

Tabung I Tabung II Tabung III

Tabung I kadar kolesterol 125 mg

%

Tabung II kadar kolesterol 250

mg%

Tabung III kadar kolesterol 500 mg %

Page 99: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Ditambah 4,0 reagen colour yang telah

diencerkan

- Dimasukkan dalam penangas air beberapa menit

- Didinginkan

-

- Ditambah 3,0 ml H2SO4 pekat, dengan

mengalirkan melalui dinding tabung yang

dimiringkan

- Dikocok dengan vortex mixer

- Diamkan dalam ruangan gelap selama 30 menit

- Diukur A dan T % larutan dengan

spektrofotometer pada λ = 560 nm

BLANGKO

Larutan dingin

Hasil pengukuran A

dan %T

Tabung blangko Tabung blangko Tabung blangko

Page 100: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

- Ditambah 4,0 ml colour reagen (0,000gr FeCl3-

6H2O/ml asam asetat glacial)

- Ditambah 3,0 ml H2SO4 pekat, dengan

mengalirkan melalui dinding tabung yang

dimiringkan

- Divortex mixer

- Diamkan dalam ruang gelap selama 30 menit

- Diukur A dan T % larutan dengan

spektrofotometer pada λ = 560 nm

E. HASIL PENGAMATAN

Langkah Kerja Hasil

UJI SAMPEL

Serum kadar tinggi

Serum konsentrasi Tinggi (Kolesterol tinggi

Sediakan tabung reaksi tertutup (tabung S)

2,5 ml alkohol absolut dimasukkan dalam

tabung reaksi

Tambahkan 0,1 ml serum dikocok Berwarna putih keruh dan

Hasil pengukuran A

dan %T

Page 101: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Langkah Kerja Hasil

Tambahkan 5 ml petroleum benzin dan tutup

tabung rapat-rapat.

Campur dengan vortex mixer slama 30 dtk.

Tambahkan 3 ml aquades kocok lagi selama

10-15 dtk, kemudian didiamkan terjadi 2

lapisan.

Ambil lapisan atas masukkan dalam tabung

reaksi.

Uapkan dalam penangas air dengan (80o)

sampai cairan tinggal sedikit. Ambil tabung

reaksi dan biarkan mengering.

Tambahkan 4 ml Reagent (Colour Reagent)

Ambil tabung lain untuk blanko.

Masukkan 4 ml colour reagent (0,000 gr

FeCl3-6H2O/ml asam asetat glasial).

Masukkan tabung s dalam penangas air

beberapa menit kemudian didinginkan.

terdapat gumpalan-gumpalan

kecil.

Terbentuk 2 fase, atas bening

dan bawah keruh (ada endapan).

Terbentuk 3 lapisan, lapisan

paling bawah terdapat endapan

putih.

Larutan berwarna bening

kekuningan.

Terbentuk 2 lapisan, atas bening

dan bawah orange kekuningan,

yang dipisahkan cincin bening.

Cincin bening menghilang,

kolesterol larut, dan larutan

Page 102: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Langkah Kerja Hasil

Ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat ke dalam

tabung s dan b dengan mengalirkan melalui

dinding tabung yang dimiringkan.

Kocok dengan vortex mixer.

Diamkan tabung s dan b dalam ruang gelap

selama 30 menit.

Ukur A dan % T larutan S terhadap B dengan

spektrofotometer pada λ = 360 nm

Serum kadar Rendah

Sediakan tabung reaksi tertutup (tabung S)

2,5 ml alkohol dimasukkan dalam tabung

reaksi

Tambahkan 0,1 ml serum dikocok

Tambahkan 5,0 ml petroleum benzen tutup

tabung rapat-rapat.

menjadi orange tua.

Larutan berubah menjadi coklat

tua keruh.

Larutan menjadi coklat tua dan

ada butiran-butiran kecil hitam

di atasnya.

Larutan berwarna nila / lebih tua.

A = 0,512 A

Warna menjadi putih keruh

terdapat gumpalan-gumpalan

kecil

Terbentuk 2 fase, atas bening

dan bawah keruh dengan

Page 103: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Langkah Kerja Hasil

Campur dengan vortex mixer selama 30 dtk.

Tambahkan 3 ml aquades kocok lagi selama

10-15 dtk, kemudian didiamkan terjadi 2

lapisan.

Ambil lapisan atas masukkan dalam tabung

reaksi.

Uapkan dalam penangas air dengan (80o)

sampai cairan tinggal sedikit. Ambil tabung

reaksi dan biarkan mengering.

Tambahkan 4,0 ml Reagent (Colour Reagent)

Ambil tabung lain untuk blanko.

Masukkan 4,0 colour reagent (0,000 gr

FeCl3-6H2O/ml asam asetat glasial).

Masukkan tabung s dalam penangas air

beberapa menit kemudian didinginkan.

Ditambahkan 3,0 ml H2SO4 pekat ke dalam

tabung s dan b dengan mengalirkan melalui

dinding tabung yang dimiringkan.

endapan bening

Terbentuk 3 lapisan, atas bening

tengah lebih keruh dan bawah

ada endapan putih

Bening

Terbentuk 2 lapisan atas bening

dan bawah orange muda yang di

pisahkan cincin bening

Cincin bening menghilang,

kolesterol larut dan warna

orange muda

Larutan menjadi berwarna coklat

Page 104: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Langkah Kerja Hasil

Kocok dengan vortex mixer.

Diamkan tabung s dan b dalam ruang gelap

selama 30 menit.

Ukur A dan % T larutan S terhadap B dengan

spektrofotometer pada λ = 360 nm

Kurva Kalibrasi

Sediakan 3 tabung reaksi, masing-masing

tabung diisi 0,5 ml, 0,1 ml dan 2,0 ml larutan

kolestrol standar 0,05 mg/ml petroleum eter.

Uapkan sampai kering dalam perangas air (80

derajat celcius ) dan sisanya diuapkan pada

temperatur kamar.

Kadar kolesterol masing- masing:

Tabung 1 : 125 mg %

Tabung 2 : 250 mg %

Tabung 3 : 500 mg %

Tambahkan 4,0 ml Reagent (Colour Reagent)

muda keruh

Larutan berwarna coklat muda

Larutan berwarna nila muda

A= 0,418

Protelium benzin berwarna

bening. Kolesterol berwarna

bening. (warna larutan campuran

kuning) setelah ditambahkan

reagen.

Larutan campuran berkurang

volumenya.

Page 105: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Langkah Kerja Hasil

Ambil tabung lain untuk blanko.

Masukkan 4,0 colour reagent (0,000 gr

FeCl3-6H2O/ml asam asetat glasial).

Masukkan tabung s dalam penangas air

beberapa menit kemudian didinginkan.

Ditambahkan 3,0 ml H2SO4 pekat ke dalam

tabung s dan b dengan mengalirkan melalui

dinding tabung yang dimiringkan.

Kocok dengan vortex mixer.

Diamkan tabung s dan b dalam ruang gelap

selama 30 menit.

Berwarna bening.

Tb1, Larutan bening kehijauan

Tb2, terbentuk 2 fase, atas hijau

kekuningan dan bawah merah

teh

Tb3, terbentuk 2 fase, atas

bening kehijauan bawah orange

Tb1, Tb2, Tb3 tidak terjadi

perubahan warna larutan

Tb1, larutan berwarna kuning

muda

Tb2, terbentuk 2 fase, atas coklat

bawah endapan hitam

Tb3, terbentuk 2 fase. Atas

kuning seperti minyak bawah

Page 106: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Langkah Kerja Hasil

Ukur A dan % T larutan S terhadap B

dengan spektrofotometer pada λ = 360 nm

TABUNG BLANGKO

Masukan 4 ml colour reagen

Ditambah 3 ml H2SO4 pekat degan

mengalirkan melalui tabung reaksi yang

dimiringkan.

Vortex atau kocok hingga bercampur

Didiamkan selama 2 hari dalam ruang gelap

Ukur A dan % T larutan blangko dengan

spektrofotometer λ = 560 nm

kuning keemasan.

Tb 1, A = 0,047 A

Tb 2, A = 2,5 A (karna terlalu

pekat)

Tb 3, A = 0,227 A

Larutan orange

Terdapat 2 fase. Yang diatas

kuning, dibawah bening.

Larutan berwarna kuning

keemasan

Larutan berwarna kuning seperti

minyak.

A= 0,28 A

Page 107: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

F. ANALISIS DATA

a. Perhitungan

. Kolesterol volume 0,5ml

Kadar kolesterol standar = 0,05mg/mL

Massa = V X kadar

= 0,5 mL x 0,05mg/mL

= 0,025mg/mL

b. Kolesterol volume 1 ml

Kadar kolesterol standar = 0,05mg/ml

Massa = V X kadar

= 1,0mL x 0,05mg/mL

= 0,05mg/ml

c. Kolesterol volume 2ml

Kadar kolesterol standar = 0,05,g/mL

Massa = V X kadar

= 2,0mL x 0,05mg/mL = 0,1mg/mL

Page 108: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Kurva kalibrasi

Dari kurva diperoleh persamaan Y = 0,685X + 0,016

Penentuan kadar kolesterol dalam serum

1 . P a d a s e r u m k o l e s t e r o l t i n g g i

Y = 0,685X + 0,016

0 , 5 1 2 = 0,685x + 0 , 0 1 6

x = 0 , 5 1 2 – 0 , 0 1 6 / 0 , 6 8 5

x = 0,72mg

Jadi kadar kolesterol dalam serum kolesterol tinggi adalah

= 0,72mg/0,1mL

0, 0

0,025; 0,0470,05; 2,5

0,1; 0,227

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12

Chart TitleSeries1

Page 109: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

=7,2mg/mL

=72mg/100mL.

2. pada serum kolesterol rendah

Y = 0,685X + 0,016

0,418 = 0,685X + 0,016

x = 0,418 - 0,016 / 0,685

x = 0,58 mg

Jadi kadar kolesterol dalam serum kolesterol rendah adalah

= 0,58mg/0,1mL

= 5,8mg/mL

= 58mg/100 mL.

Struktur kolestrol

Page 110: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

G. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan unuk menetapkan kadar koleterol. Kolesterol sendiri

merupakan turunan steroid yang banyak terdapat pada hewan dan manusia.Batu kantung empedu

dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan senyawa

yang berguna dalam biosintesis hormone steroid, namun senyawa ini tidak diperbolehkan dari

luar tubuh dari asetil koenzim A.

Kolesterol diangkut dalam lipoprotein plasma baik sebagai kolesterol maupun ester kolesterol.

Kolesterol adalah komponen asam lemak yang terdapat dalam darah. Zat ini sanga

oleh tubuh untuk proses-proses tertentu bagi kelangsungan hidup.

Pada percobaan pertama yaitu uji sampel. Sampel yang digunakan pada percobaan ini ada 2

yaitu: kolesterol tinggi dan kolesterol rendah. Pengujian untuk kolesterol tinggi dan rendah sama,

tahap pertama yaitu alcohol absolut ditambahkan serum menghasilkan

hal ini disebabkan karena alcohol absolut berfungsi sebagai pelarut yang mudah menguap dan

besifat polar, sedangkan molekul kolesterol dibagian kepala pada posisi 3 memiliki struktur

hidroksil yang bersifat polar. Dimana senyawa po

sehingga dari hasil pengamatan menunujukkan larutan yang putih keruh. Setelah penambahan

alcohol absolut, kemudian ditambahkan petroleum benzin, dan tutup tabung reaksi, hal ini

Praktikum kali ini bertujuan unuk menetapkan kadar koleterol. Kolesterol sendiri

yang banyak terdapat pada hewan dan manusia.Batu kantung empedu

dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan senyawa

yang berguna dalam biosintesis hormone steroid, namun senyawa ini tidak diperbolehkan dari

h dari asetil koenzim A.. Sintesis kolesterol sebagian besar terjadi di dalam hati.

Kolesterol diangkut dalam lipoprotein plasma baik sebagai kolesterol maupun ester kolesterol.

Kolesterol adalah komponen asam lemak yang terdapat dalam darah. Zat ini sanga

proses tertentu bagi kelangsungan hidup.

Pada percobaan pertama yaitu uji sampel. Sampel yang digunakan pada percobaan ini ada 2

yaitu: kolesterol tinggi dan kolesterol rendah. Pengujian untuk kolesterol tinggi dan rendah sama,

tahap pertama yaitu alcohol absolut ditambahkan serum menghasilkan larutan yang agak keruh,

hal ini disebabkan karena alcohol absolut berfungsi sebagai pelarut yang mudah menguap dan

besifat polar, sedangkan molekul kolesterol dibagian kepala pada posisi 3 memiliki struktur

hidroksil yang bersifat polar. Dimana senyawa polar akan larut pada senyawa polar juga ,

sehingga dari hasil pengamatan menunujukkan larutan yang putih keruh. Setelah penambahan

alcohol absolut, kemudian ditambahkan petroleum benzin, dan tutup tabung reaksi, hal ini

Praktikum kali ini bertujuan unuk menetapkan kadar koleterol. Kolesterol sendiri

yang banyak terdapat pada hewan dan manusia.Batu kantung empedu

dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan senyawa

yang berguna dalam biosintesis hormone steroid, namun senyawa ini tidak diperbolehkan dari

. Sintesis kolesterol sebagian besar terjadi di dalam hati.

Kolesterol diangkut dalam lipoprotein plasma baik sebagai kolesterol maupun ester kolesterol.

Kolesterol adalah komponen asam lemak yang terdapat dalam darah. Zat ini sangat diperlukan

Pada percobaan pertama yaitu uji sampel. Sampel yang digunakan pada percobaan ini ada 2

yaitu: kolesterol tinggi dan kolesterol rendah. Pengujian untuk kolesterol tinggi dan rendah sama,

larutan yang agak keruh,

hal ini disebabkan karena alcohol absolut berfungsi sebagai pelarut yang mudah menguap dan

besifat polar, sedangkan molekul kolesterol dibagian kepala pada posisi 3 memiliki struktur

lar akan larut pada senyawa polar juga ,

sehingga dari hasil pengamatan menunujukkan larutan yang putih keruh. Setelah penambahan

alcohol absolut, kemudian ditambahkan petroleum benzin, dan tutup tabung reaksi, hal ini

Page 111: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

disebabkan karena petroleum benzene bersifat non polar dan mudah menguap sehingga tabung

eraksi harus dalm keadaan tertutup. Dari hasil pengamatan dapat dilihat setelah penambahan

petroleum benzene terdapat 2 lapisan bening bagian atas dan bagian bawah keruh(ada endapan).

Molekul kolesterol yang bersifat polar akan bereaksi dengan alkokohol absolut, sedangkan

molekul yang bersifat non polar akan bereaksi dengan petroleum benzene. Aquades bersifat

polar akan bercampur dengan alcohol absolut dan molekul kolesterol yang bersifat polar juga.

Hal ini dapat diketahui dari perbedaan massa jenis, massa jenis air lebih besar dari petrolim

benzene sehingga molekul air berada di bawah, dan juga air akan menguap pada suhu 100ºC

sehingga dapat dipastikan larutan yang terdapat diatas merupakan senyawa petroleum benzene.

Larutan tersbut dipanaskan pada suhu 80ºC. Dari hasil pengamatan terjadi perubahan warna yaitu

larutan menjadi bening kekuningan. Larutan kemudian ditambahkan colour reagent, untuk

kolesterol rendah terdapat warna bening (atas) dan bawah warna muda dipisahkan oleh cincin

bening, dan untuk kolesterol tinggi terdapat bagian atas bening dan bawah orange kekuningan

yang dipisahkan oleh cincin.

Selanjutnya larutan tersebut diatambahkan H2SO4, dari hasil pengamatan dapat dilihat

terdapat coklat tua keruh, hal ini disebabkan karena H2SO4 berfungsi untuk mempercepat

jalannya reaksi. Setelah itu larutan kemudian disimpan pada ruang gelap untuk diukur pada uv

vis. Penyimpanan pada ruang gelap bertujuan untuk mencegah flouresensi, dimana larutan yang

akan diukur tersebut tidak boleh terkena sinar, karena akan mempengaruhi hasil absorban pada

saat pengukuran. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang pada serum tinggi dann rendah

yaitu 360 nm serta panjang gelombang pada blanko yaitu 560 nm. Untuk mengetahui kadar atau

kandungan kolesterol dalam darah maka dalam praktikum ini digunakan serum darah sebagai

sampel yang terdiri dari 2 jenis sampel yaitu S. Kolesterol rendah dan S. Kolesterol tinggi

dengan menggunakan alat spesifik yaitu UV-Vis. Berdasarkan hasil pengamatan yaitu uji sampel

Endapannya lebih besar dan lebih banyak. Hal ini terjadi karena alkohol mampu bereaksi dengan

kolesterol dan berfungsi sebagai pelarut yang hanya larut dalam pelarut non polar. Kedua, kurva

kalibrasi. Pada penentuan kurva kalibrasi digunakan 3 buah tabung yang masing-masing di isi

dengan larutan kolesterol yaitu 0,5 ml, 1 ml dan 2 ml. Saat ketiga tabung diuapkan tidak terjadi

perubahan warna. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data;untuk uji sampel Pada nilai

absorban untuk blangko = 0,28 A,untuk serum konsentrasi rendah nilai 58mg/100ml,serum

konsentrasi tinggi nilainya yaitu 72mg/100ml .

Page 112: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

H.PENUTUP

Kesimpulan

Kolestrol ialah jenis khusus lipid yang disebut steroid.

Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh

yang disintesis oleh asetil koenzim A.

Alkohol berfungsi sebagai pelarut karena kolesterol tidakdapat larut dalam air

hanya dapat larut dalam pelarut non polar.

Asam sulfat pekat berfungsi sebagai katalisator yaitu untuk mempercepat

jalannya reaksi.

Kolesterol disimpan dalam ruang gelap yaitu agar 2 lapisan yang telah

terbentuk pada larutan kolesterol terpisah dengan cepat dan supaya larutan

kolesterol tidak menguap. Kolesterol adalah sterol utama yang banyak

terdapat di alam. Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat

dilakukan uji kolesterol dengan mengggunakan reaksi warna. Salah satu

diantaranya adalah reaksi Liebermen Burchard.

Fungsi penambahan alcohol absolut yaitu sebagai pelrut yang bersifat polar.

fungsi dari penambahan asam asetat glasial adalah untuk melarutkan kolestrol

dan penambahan asam sulfat adalah untuk membentuk kompleks berwarna.

Kolesterol bersifat dapat menyerap cahaya dan absorbansinya dapat diukur

denganUV-VIS.

Pada nilai absorban untuk blangko = 0,28 A,untuk serum konsentrasi rendah

nilai absorban 0,418A,serum konsentrasi tinggi nilainya yaitu 0,512 A, untuk

kurva kalibrasi absorban tabung 1 = 0,047 tabung 2 = 2,5 (karena terlalu

pekat), tabung 3= 0,227A.

Saran

Diharapkan kesediaan alat dan bahan lebih lengkap lagi agar praktikum berjalan lancar.

Page 113: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia
Page 114: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Sjamsul Arifin. 1986. Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Karunika.

Anapoedjiadi.2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Anonim, 2010. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/farmasi-mtsim2.pdf

Anonim.2011.Bahan Makanan. http://gitandriy.tumblr.com/post/3889634026 ;Diakses 13

Desember 2011.

Astawan,I Made.2007.Upaya Penyelamatan Gizi pada Susu. http//.google.co.id//localhost/G:/

pusat jurnal indonesia.html ; Diakses : 13 Desember 2011.

Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik

Biologi FMIPA UNY.

Bird, Tony. 1993. Biokimia. Jakarta : Erlangga.

Cryonpedia. 2010. Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia. http://www.crayonpedia.org/

mw/2._Sistem_Pencernaan_Makanan_Pada_Manusia_11.2; diakses 13 Desember 2011.

Djaeni, Achmad. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid IA. Jakarta: Dian Rakyat.

Djalip, Ahmad. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid A. Jakarta :Penerbit Dian

Rakyat.

Djalip, Ahmad. 2007. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid A. Jakarta :Penerbit Dian

Rakyat.

Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Hamidah, Atik Nehru. 2003. Tingkat Penerimaan Konsumen terhadap Formulasi Susu Kedelai

di Kalimantan dan Uji Kadar Protein serta Kalsium. http//www:fkm.undip.ac.id/data

indeks/ pusat data jurnal dan skrisi; Diakses : 13 Desember 2011.

Page 115: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Harrow, Benjamin. 1946. Textbook of Biochemistry. London: W.B.Saunder Company.

Hart, Harold. 1983. Kimia Organikk Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.

Jevuska. 2009. Proses Pembentukan dan Sekresi Empedu. http://www.jevuska.com/2009/

10/08/proses-pembentukan-dan-sekresi-empedu; diakses 13 Desember 2011.

Katritzky,A.1985. Chemistry Tojay. Chicago : Word Book inc.

Kimball, John W. 2007. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Lehninger, Albert L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Erlangga.

Martoharsono, Soeharsono. 1985. Biokimia I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Montgomery, Rex, dkk. 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus (terjemahan prof.

Dr. M. Ismadi) Jilid 2. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

M u r ra y, R ob e r t K . 2 0 03 . Sintesis Pengangkutan dan Ekskresi Kolesterol

Dalam : Biokimia Harper. Jakarta : EGC.

Pine, Stanley dkk. 1988. Kimia Organik 2. Bandung: ITB Press.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

Poedjiadi ,Anna Dan Supriyanti,F.M. 2007.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:UI Press.

Rifki. 2008. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Sastrohamidjojo, hardjono. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta : UGM Press.

Simanjuntak, M.T. dan J. silalahi. 2003. Penuntun Praktikum Biokimia. http://library.usu.

ac.id/download/fmipa/farmasi-mtsim2.pdf ;diakses 13 Desember 2011.

Sulaiman, Muhammad.2005. Biokimia untuk Mahasiswa Kedokteran. Bandung: PT. Gramedia.

Syukri, S.1999. kimia Dasar Jilid II. Bandung: ITB Press.

Page 116: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia

Tutinaningsih. 2010. Biokimia Urine. http://treesnasmart.blogspot.com/2009/05/biokimia-

urine.html ;diakses 13 Desember 2011.

Vogel, A. I.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Anorganik Makro dan Semimikro(

Penerjemah L. Setiono dan A.H Pudjaatmaka. Jakarta : Kalman Media Pustaka.

Wahjudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. Malang : UM Press.

Winarno,F.G. 1992.kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta:Grahamedia.

Yuniarti, 2006. http//.google.co.id/komposisi susu). Diakses 13 Desember 2011.

Y3n. 2009. Empedu Batu. http://masteryen.com/y3n/?p=110 ;diakses 13 Desember 2011.

Page 117: Alfian Firdaus (g1a009040). Laporan Tetap Biokimia