alat dan media dalam pendidikan islam

Upload: edymutiara

Post on 13-Oct-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    1/19

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tujuan pendidikan islam seiring dengan tujuan Allah menciptakan

    manusia, yaitu sebagai hamba yang mengabdi kepada-Nya. Pengabdian kepada

    Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam bentuk amaliah

    yang baik. Pengabdian kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai

    kebahagian di dunia maupun di akhirat.

    Sehubungan dengan itu, untuk menciptakan suatu pendidikan islam yang

    bermutu, yang dapat menciptakan suasana kondusif maka diperlukan alat/media

    pendidikan islam. Alat atau media pendidikan.

    Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan

    suasana tersebut. Sebab alat atau media merupakan sarana yang dapat membantu

    proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan

    penglihatan. Adanya alat atau media pembelajaran tersebut dapat membuat murid

    lebih cepat menanggapi pelajaran dan juga dapat membantu guru dalam

    menciptakan iklim emosional yang sehat diantara murid-muridnya. Bahkan alat

    atau media pembelajaran tersebut dapat membantu guru membawa dunia ke

    dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan samar-samar sifatnya menjadi

    konkret dan mudah dimengerti oleh murid.

    1.2Rumusan Masalah

    Dari latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai

    berikut:

    1. Apakah yang dimaksud dengan alat atau media pendidikan islam?2. Apa saja jenis alat atau media dalam pendidikan islam?3. Bagaimana pengaruh alat atau media dalam pendidikan islam?4. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan ?5. Apakah hakikat dari pengertian evaluasi tersebut ?6. Bagaimana teknik dan prinsip evaluasi pendidikan ?7. Bagaimana cara memilih kriteria dan menyusun tes yang baik?

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    2/19

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1Definisi Alat atau Media Pendidikan IslamDari beberapa literatur, tidak terdapat perbedaan pengertian antara alat dan

    media pendidikan. Zakiah Darajat menyebutkan pengertian alat pendidikan sama

    dengan media pendidikan sebagai sarana pendidikan.

    Term alat berarti barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu

    maksud. Sedangkan media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari

    medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

    Dalam hal ini, batasan makna media pendidikan dirumuskan pada

    beberapa batasan. Diantaranya, Gegne menyebutkan bahwa media adalah

    berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta

    didik untuk belajar. Sedangkan Brigs mendefinisikan media sebagai salah satu

    bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa

    untuk belajar. Dari dua definisi tersebut mengacu pada penggunaan alat yang

    berupa benda untuk membantu proses penyampaian pesan.

    Selanjutnya yang dimaksud dengan alat atau media pendidikan islam

    disini adalah jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan

    atau materi pendidikan islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian

    muslim yang diridhoi oleh Allah SWT.

    2.2Hakikat Alat atau Media Pendidikan IslamPendidikan islam harus searah dengan Al-Quran dan as-sunnah, tidak boleh

    bertentangan dengan dua sumber agama islam tersebut. Prinsip-prinsip yang dapat

    dijadikan dasar dalam pengembangan atau penggalian kesejahteraan manusia di

    dunia adalah sabda Rosulullah saw. yang artinya,

    Mudahkanlah, jangan engkau persulit, berilah kabar-kabar yang

    menggembirakan dan jangan sekali engkau memberikan kabar-kabar yang

    menyusahkan sehingga mereka lari menjauhkan diri darimu, saling taatlah kamu

    dan jangan berselisih yang dapat merenggangkan kamu.(al-Hadits)

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    3/19

    3

    Dari hadits ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menyelenggarakan

    kegiatan untuk kesejahteraan hidup manusia termasuk didalamnya

    penyelenggaraan media pendidikan islam harus mendasarkan kepada prinsip.

    1. Memudahkan dan tidak mempersulit2. Menggembirakan dan tidak menyusahkan3. Dalam memutuskan segala sesuatu hendaknya selalu memiliki kesatuan

    pandangan dan tidak tidak berselisih paham yang dapat membawa

    pertentangan bahkan pertengkaran.

    2.3Urgensi penggunaan mediaPada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.

    Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri

    dimana guru atau dosen dan siswa/ mahasiswabertukar pikiran untuk

    mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi

    penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan

    efesien, antara lain disebabkan olehnya adanya kecenderungan verbalisme,

    ketidak siapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan

    sebagainya.

    Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan

    media secara teritegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media

    dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan

    lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

    Dalam hal hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah- langkah

    kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.

    Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai nilai

    praktis sebagai berikut :

    1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswaatau mahasiswa. Pengalaman masing- masing individu yang beragam karna

    kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman

    yang dimiliki mereka. Dua orang anak yang hidup di dua lingkungan berbeda

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    4/19

    4

    mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat

    mengatasi perbedaan- perbedaan tersebut

    2. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialamiserta langsung oleh mahasiswa dalam kelas, seperti objek terlalu besar atau

    terlalu kecil, gerakan- gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat.

    Maka dengan melalui media akan dapat diatasi kesukaran- kesukaran tersebut.

    3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antar siswa sesuai denganlingkungan gejal fisik dan social dapat diajak berkomunikasi dengannya

    4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukanmahasiswa dapat secara bersama- sama diarahkan kepada hal- hal yang

    dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis.Penggunaan media seperti gambar, film, modal, grafik, dan yang lainnya dapat

    memberikan konsep dasar yang benar

    6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Denganmenggunakan media, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi

    semakin tajam , dan konsep- konsep dengan sendirinya semakin lengkap,

    sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul

    7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.Pemasangan gambar dipapan buletin , pemutaran film dan mendengarkan

    program audio dapat menimbulkan ransangan tertentu kearah keinginan untuk

    belajar

    Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkret

    sampai kepada yang abstrak. sebuah film tentang suatu benda tau kejadian yang

    tidak dapat dilihat secara langsung oleh mahasiswa, akan dapat memeberikan

    gambaran yang konkret tentang wujud, ukuran, lokasi. Disamping itu dapat pula

    mengarahkan kepada generalisasi tentang arti kepercayaan atau kebudayaan dan

    sebagainya1

    1Drs. M. Basyiruddin Usman, Media pembelajaran. Ciputat pers. Jakart selatan. 2002. Hal11-16

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    5/19

    5

    2.4Macam-macam Alat atau Media Pendidikan IslamAlat pendidikan ternyata mencakup pengertian yang luas. Yang termasuk di

    dalamnya berupa benda seperti, kelas, perlengkapan belajar dan yang sejenisnya.

    Alat ini disebut juga dengan alat peraga. Sedangkan yang merupakan alat bukan

    benda ialah dapat berupa situasi pergaulan, bimbingan, perintah, ganjaran,

    teguran, anjuran, serta tugas, ancaman maupun hukuman.

    Media pendidikan atau alat pendidikan yang bersifat non materi memiliki sifat

    yang abstrak dan hanya dapat diwujudkan melalui perbuatan dan tingkah laku

    seorang pendidik terhadap anak didiknya. Diantara media dan sumber belajar

    yang termasuk dalam kategori ini adalah keteladanan, perintah, tingkah laku,

    ganjaran, dan hukuman.

    a) KeteladananPada umumnya manusia memerlukan figure (sosok) identidikasi yang dapat

    membimbing manusia kearah kebenaran untuk memenuhi keinginan tersebut.

    Untuk itu Allah mengutus Muhammad menjadi tauladan bagi manusia dan wajib

    diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok yang ditauladani, Allah

    memerintahkan manusia termasuk pendidik selaku kholifah fi al-ardh,

    mengerjakan perintah Allah dan Rosul sebelum mengerjakannya kepada orang

    yang akan dipimpin.

    b) Perintah dan LaranganSeorang muslim diberi oleh Allah tugas dan tanggung jawab melaksanakan

    peserta didikan amar maruf nahi mungkar. Amar maruf nahi mungkar

    merupakan alat atau media pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan untuk

    berbuat atau melaksanakan sesuatu.

    Suatu perintah akan mudah ditaati oleh peserta didik jika pendidik sendiri

    mentaati peraturan-peraturan, atau apa yang dilakukan si pendidik sudah dimiliki

    atau atau menjadi pedoman pula bagi hidup si pendidik.

    Sementara larangan dikeluarkan apabila si peserta didik melakukan sesuatu

    yang tidak baik atau membahayakan dirinya. Larangan sebenarnya sama dengan

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    6/19

    6

    perintah. Kalau perintah merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang

    bermanfaat, maka larangan adalah keharusan untuk tidak melakukan sesuatu yang

    merugikan.

    c) GanjaranMaksud ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang

    menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi peserta didik

    yang berprestasi, baik dalam hal belajar maupun prilaku. Pendidik dalam

    pendidikan islam yang tidak memberikan ganjaran kepada peserta didik yang

    telah memperoleh prestasi sebagai hasil belajar, maka dapat diartikan secara

    implicit bahwa pendidik belum memanfaatkan alat pengajaran seoptimalnya.

    d) HukumanSelain ganjaran, hukuman juga merupakan alat atau media pendidikan. Dalam

    islam hukuman disebut dengan iqab. Abdurrahman an-Nahkawi menyebutkan

    bahwa tahrib yang berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman karena

    melakukan sesuatu yang dilarang.

    Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai alat atau media yang istimewa

    kedudukannya. Sehingga hukuman itu diterapkan tidak hanya di bidang

    pengadilan raja, tetapi juga diterapkan pada semua bidang, termasuk bidang

    pendidikan.

    2.5Pengertian evaluasi pendidikanPengertian evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh,

    merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk

    membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5). Dari

    pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan evaluasi atau

    penilaian adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk medapatkan

    informasi atau data, dan dengan berdasarkan data tersebut kemudian akan di coba

    untuk membuat suatu keputusan.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    7/19

    7

    Tentunya informasi atau data yang di kumpulkan tersebut haruslah data

    yang sudah sesuai untuk mendukung tujuan dari evaluasi yang telah di rencanakan

    tersebut. Ada banyak sekali contoh-contoh evaluasi yang terdapat di dalam

    kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tanpa kita sadari dalam kehidupan sehari-hari

    sudah banyak sekali kita melakukan kegiatan evaluasi, oleh sebab itu kegiatan

    evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita.2

    Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam

    bahasa Arab; al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti;penilaian. Akar katanya

    adalah value; dalam bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai.

    Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli

    seperti:

    Lessinger 1973 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalahproses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan

    dengan kemajuan atau prestasi nyata yang dicapai.

    Wysong 1974 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalahproses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang

    berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan.

    Gibson dan Mitchell 1981 (Uman, 2007: 91) mengemukakan bahwa prosesevaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga

    akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.

    Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to the act orprocess to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka

    istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu

    tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.

    Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan

    Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan,

    maka Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau

    2Sudijono, A. (2007).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    8/19

    8

    kegiatan atau suatu proses menetukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia

    pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di

    lapangan pendidikan). Atau singkatnya: evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau

    proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-

    hasilnya.

    Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan, di tanah air kita,

    Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi

    Pendidikan sebagai berikut:

    Evaluasi pendidikan adalah:

    1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkandengan tujuan yang telah ditentukan.

    2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back)bagipenyempurnaan pendidikan.3

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, saya mengambil kesimpulan

    bahwa evaluasi pendidikan adalah penilaian terhadap kinerja pendidikan yang

    telah berjalan guna memperoleh informasi yang nantinya akan digunakan untuk

    memperbaiki hal-hal yang memang perlu diperbaiki pada kinerja pendidikan.

    2.6 Urgensi Evaluasi Pendidikan

    1. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasitentanghasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.

    2. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansiantara programpendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.

    Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan,

    penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikanyang dipandang lebih

    berdaya guna dan berhasil guna, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat

    dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.

    3Sudijono, A. (2007).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    9/19

    9

    2.7 Hakikat dan Prinsip Evaluasi

    a. Bagi siswaKegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan

    kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Setelah dilakukan evaluasi bagi

    siswa dapat memperoleh kesan memuaskan atau tidak memuaskan. Jika siswa

    memperoleh hasil yang memuaskan, maka siswa akan mempunyai motivasi untuk

    belajar lebih baik agar dapat mempertahankan prestasinya. Namun dapat juga

    terjadi sebaliknya, karena siswa sudah merasa berhasil maka menjadi kurang

    bersemangat untuk berusaha. Jika hasil yang diperoleh tidak memuaskan, maka

    dapat menjadi pemicu semangat untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Namun

    demikian bisa juga terjadi sebaliknya, siswa menjadi putus asa karena hasil yang

    tidak memuaskan.

    b. Bagi guruDalam proses pembelajaran kegiatan evaluasi dilakukan juga bermakna bagi guru

    dalam rangka memahami siswa untuk mengetahui tentang keberhasilan siswa,

    ketepatan materi serta ketepatan pendekatan/ metode pembelajaran yang

    digunakan dalam proses pembelajaran.

    c. Bagi sekolahSekolah sebagai lembaga penyelenggara kegitan proses pembelajaran juga perlu

    mengetahui tentang ketepatan kondisi pembelajaran maupun ketepatan kurikulum

    yang digunakan. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan evaluasi.

    Hasil kegiatan evaluasi dari tahun ke tahun bagi sekolah juga dapat menjadi

    pedoman untuk pemenuhan standar agar proses penyelenggaran pembelajaran di

    sekolah dapat memenuhi prasyarat yang mendukung tercapainya kompetensi yang

    telah ditetapkan.4

    4http://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikatevaluasi pembelajaran.html

    http://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikathttp://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikathttp://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikathttp://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikat
  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    10/19

    10

    2.8 Pengertian Tes

    Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur

    tanah. Dalam bahasa perancis nkuno,kata tes berarti ukuran yang dipergunakan

    untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya. Ada beberapa

    istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian diatas yaitu test,

    testing, tester dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian berbeda

    namun erat kaitannya dengan tes.

    1. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukurandan penilaian,

    2. Testing berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saatpengambilan tes

    3. Tester artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untukmelaksanakan pengambilan tes terhadap para responden

    4. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes.Sedangkan sumandi suryabrata mengartikan tes adalah : pertanyaan

    pertanyaan yang harus dijawab atau perintah perintah yang harus dilakukan

    yang berdasarkan harus bagaimna testee menjawab pertanyaan pertanyaan atau

    melakukan perintahperintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara

    membangdingkan dengan standar atau testee lainnya

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan tes adalah alat pengukuran brupa

    pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjuk kan kepada testee untuk

    mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut

    ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya dilanjutkan

    dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang

    bersifat kualitatif.

    Kemungkinan pengertian ini belum mencakup semua elemen arti dan fungsi

    tes karna maksud penyusunan makalah ini sekedar membantu calon pendidik agar

    dapat mendidik dan mengolah hasil tes dengan baik khusus nya pengukuran hasil

    belajar sehingga dapat digunakan mengambil keputusan dan kebijakan terhadap

    peserta didik

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    11/19

    11

    2.9 Jenis-jenis Tes

    1. Tes penempatanTes penempatan adalah tes untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki

    oleh peserta didik, kemampuan tersebut dapat dipakai untuk meramal kan

    kemampuan peserta didik pada masa mendatang , sehingga kepada nya dapat

    dibimbing, diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai dengan

    kemampuan dasarnya

    2. Tes pebinaanTes pembinaan disebut juga dengan formative Test, diselenggarakan pada

    saat berlangsungnya proses blajar mengajar, diselenggarakan secara periodik,

    isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan. Tujuan utamanya

    untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dengan

    demikian dapat digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.

    3. Tes SumatifTes ini disebut juga tes akhir semester atau evaluasi belajar tahap akhir

    (EBTA). Tes ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta

    didik,materi yang diujikan seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran dalam

    suatu program tahunan atau semesteran, masing masing pokok bahasan terwakili

    dalam butir butir soal yang diujikan

    Hasil evaluasi sumatif dipkai untuk membuat keputusan penting bagi peserta

    didik, misalnya penetuan kenaikan kelas, kelulusan sekolah dan membuat

    keputusan lainnya yang terkait dengan kepentingan peserta didik

    4. Tes diagnosticTes dignostik digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan peserta didik

    dalam belajar. Oleh karena itu dalam menyusun butir-butir soal seharusnya

    mengunakan item yang memiliki tingkat kesukaran rendah.

    Tes diagnostic untuk kepentingan seleksi dapat digunakan dalam suatu

    lembaga pendidikan bermaksud menerima murid baru secara terbatas, sedangkan

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    12/19

    12

    pelamar lebih dri yang dibutuhkan, untuk menerima murid tersebut diadakan

    seleksi guna memilih calon yang terbaik. Namun untuk mentukan tepat tidaknya

    seorang pelamar diterima sebagai murid pada lembaga pendidikan yang

    menggunakan tes diagnostic, dasarnya tidak hanya kemampuan intelektual

    melainkan kesesuaian antara beberapa cirri kepribadian, kemampuan dasar yang

    dimiliki dengan sifat lembaga pendidikan tersebut.

    5. Tes standarPengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh suatu tim

    ahli, atau disusun oleh lembaga yang kususmenyelenggarakan secara professional.

    Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yan baik, yakni diketahui

    validitas dan reabilitasnya baik validitas rasional maupun validitas empiric,

    realibilitas dalam arti teruji tingkat stabilitas maupun homoginitasnya

    Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relative lama, dapat diterapkan

    kepada bebarapa objek mencakup wilayah yang luas

    Untuk mengukur validitas dan reabilitas nya telah diujicobakan nya beberapa kali

    sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan

    Yang dituntut dalam tes standar bukan standar prestasi peserta didik dari

    penguasaan materi yang diajarkan pada suatu tinggkat, lembaga pendidikan

    tertentu, melainkan adanya kesamaan performance pada kelompok peserta didik

    atau lembaga pendidikan disebabkan adanya kesamaan tolak ukur. Oleh karna itu

    dalam tes standar, masalah keseragaman dan konsistensi scoring penting untuk

    diperhatikan sehigga tes tersebut dapat dipakai untuk membangdingkan prestasi

    peserta didik dari berbagai sekolah

    6. Tes NonstandardTes nonstandard adalah kebalikan tes standar, yaitu tes yang disusun oleh

    seorang pendidik yang belum memiliki keahlian professional dalam penyusunan

    tes,atau mereka yang memiliki keahlian tetapi tidak sempat menyusun tes secara

    baik, mengujicobakan, melakukan analisis sehingga validitas dan reliabilitasnya

    belum dapat dipertanggung dipertanggung jawabkan.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    13/19

    13

    Tes nonstandard sering digunakan untuk menyebut tes buatan guru, artinya

    disusun oleh seorang guru tanpa bantuan tim ahli. Sebenarnya penggunaan istilah

    yang kedua ini tidak tepat, disebabkan mendeskriditkan guru sebagai orang yang

    tudak mampu meyusun tes yang baik, penulis lebih cenderung menggunakan

    penelitian yang mendasarkan pada kriteria kualitatif daripada dilihat dari siapa

    yang menyusun

    7. Tes TulisTes tulis termasuk dalam kelompok tes verbal, ialah tes yang soal dan

    jawaban yang diberikan oleh siswa berupa bahasa tulisan. Tes ini kelebihannya

    dapat mengukur kemampuan sejumlah besar pesrta didik dalam tempat yang

    terpisah dalam waktu yang sama.

    Dalam tes tulis, peserta didik relative memiliki kebebasan dalam menjawab soal,

    sebab tidak banyak pengaruh kehadiran pribadi pendidik dalam soal tersebut

    sehingga secara psikologis peserta didik lebih bebas tidak terikat.

    Tes tulis secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

    a. Tes objektif (tes terstruktur)Yaitu tes tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang

    sudah tersedia, sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik

    bagi yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah. Kesamaan

    data inilah yang memungkinkan adanya keseragaman analisis, sehingga

    subjektifitas pendidik rendah, sebab unsure subyektifitas nya sulit

    berpengaruh dalam menetukan skor jawaban. Penjelasan lebih lanjut mengenai

    pola tes obyaktif diuraikan pada bab tersendiri

    b. Tes subyektif (tes uraian)Tes subyektif sering disebut dengan tes uraian, tes ini peserta didik memiliki

    kebebasan memilih dan menentuan jawaban. Kebebasan ini berakibat data

    jawaban bervariasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut

    berperan menentukan. Karena iyu tes ini disebut pula dengan tes subyektif.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    14/19

    14

    8. Tes lisanTes ini dapat termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya

    menggunakan bahasa lisan. Tes lisan ini memiliki beberapa kelebihan antara lain :

    a. Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan kemampuan penguasaanpengetahuan peserta didik karna dilakukan secara face to face

    b. Jika peseta didik belum jelas dengan pertanyaan, pendidik dapat mengubahpertanyaan sehingga dimengerti

    c. Dari sikap dan cara menjawab pertanyaan ,pendidik dapat mengetahui apayang tersirat disamping apa yang tersurat dalam jawaban

    d. Pendidik dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik sampai mendetailsehingga mengetahui bagian mana yang paling disuasai oleh peserta didik

    e. Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu seperti kemampuan membaca,menghafal kalimat tertebtu

    f. Pendidik dapat mengetahui secara langsung hasil tes seketika

    9. Tes TindakanYang dimaksud tes tindakan adalah tes dimana respon atau jawaban yang

    dituntut dari peserta didik berupa tindakan tingkah laku konkret. Alat yang dapat

    digunakan untuk melakukakan tes ini adalah observasi atau pengamatan terhadap

    tingkah laku tersebut

    Tes digunakan untuk mengukur perubahan sikap peserta didik kemampuan

    dalam meragakan atau mengamplikasikan jenis keterampilan tertentu. Bentuk tes

    ini berupa petunjuk - petunjuk atau perintah perintah baik secar lisan maupun

    tertulis, dapat berupa penyedian situasi dimana pserta didik dimita untuk bereaksi

    terhadap situasi tersebut baik dengan sengaja ataupun tidak

    Dari segi keterlibatan pendidik tes tindakan dapat dibedakan :

    a. Tes tindakan yang partisipatif, danb. Tes tindakan yang tidak partisipasif

    Tes tindakan yang partisipatif, yakni pada saat pendidik melakukan

    penilaian ikut terlibat secara lansung dalam kegiatan peserta didik, sehingga dapat

    menghayati kualitas perilau peserta didik nya

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    15/19

    15

    Tes tindakan yang dilkukan tanpa partisipatif artinya pendidik

    memisahkan diri dan mengambil jarak dengan peserta didik, pendiidik hanya

    sebagai pengamat. Dari satu sisi cara ini memberikan waktu dan kesempatan

    cukup kepada pendidik untuk melakukan pengamatan dengan baik, tetapi disisi

    lain menyebabkan geakan peserta didik menjadi kaku, sebab situasi tes

    berlangsung secara formal, gerakan yang bersifat reflektif sulit muncul pada

    situasi yang dibuat

    Menurut (Gronlund, 1977) presrtasi hasil belajar hendaknya memperhatikan

    prinsip-prinsip sebagai berikut:

    Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas

    sesuai dengan tujuan instruksional. secara sengaja5

    2.10 Kriteria memilih tes dan menyusun tes yang baik

    a. Validitas IsiYaitu untuk mengetahui kejituan dari suatu instrument.Sebuah tes

    dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:

    1. Bersifat validatau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakanvalid bila tes itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya

    alat ukur yang digunakan tepat.

    Dan dilakukan dengan jalan membandingkan isi instrumen dengan

    komponen-komponen yang harus diukur.

    Ada 3 macam validitas:

    a. Validitas Susunan

    Untuk mengetahui apakah suatu instrumen memenuhi syarat-syarat validitas

    susunan atau tidak, maka harus membandingkan susunan instrumen tersebut

    dengan syarat-syarat penyusunan instrumen yang baik.

    5Drs, M.Chabib Thoha, M.A, A. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

    PT Raja Grafindo Persada.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    16/19

    16

    b. Validitas Bandingan

    Kejituan suatu instrumen dilihat dari korelasinya terhadap keadaan yang

    sebenarnya dari responden tersebut saat pengukuran dilakukan.

    c. Validitas Ramalan

    Kejituan dari suatu instrumen ditinjau dari kemampuan instrumen tersebut

    meramalkan keadaan individu pada masa yang akan datang.

    2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Konsep reliabilitasmendasari kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai

    susunan dari kelompok itu mungkin berubah karenanya. Hal-hal yang perlu

    diperhatikan dalam reliabilitas adalah:

    a. Sebelum mengadakan tes harus diperhatikan terlebih dahulu keadaan fisikdan lingkungan di sekitar testi.

    b. Jika korelasi mendekati satu atau kurang dari satu maka ketetapannyareliable tapi kalau korelasi lebih dari satu maka tidak reliable

    c. Praktis atau memiliki kepraktisan (Practibility).Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari segi perencanaan,

    pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus tetap

    mempertimbangkan kerahasiaan tes.

    d. ObjektivitasSebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan

    tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama sistem

    skoringnya.

    Tahap-Tahap Penyusunan Tes

    Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes

    yang baik,yaitu:

    1. Pengembangan spesifikasi tesSpesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas

    tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    17/19

    17

    2. Penulisan soal3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk

    mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur

    tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi,

    kriteria dan psikologis.

    4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soalyang dibuat akan dibakukan.

    5. Penganalisisan hasil uji coba.6. Pengadministrasian soal

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    18/19

    18

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dalam pencapaian proses pendidikan Islam alat/media sangat berperan

    penting sebagai pelengkap dalam pelaksanaannya. Karena proses pengajaran

    dengan memanfaatkan alat/media pendidikan dirasa lebih memiliki daya tarik

    terhadap peserta didik dan mempermudah dalam menyerap materi pelajaran.

    Selain itu dapat memberikan situasi yang kondusif dan menimbulkan suasana

    belajar yang bervariasi sesuai pada alat/media yang digunakan yang

    menyesuaikan materi pelajaran.

    Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dapat

    mengakses segala informasi atau ilmu pengetahuan seantero jagad. Demikianpun

    ilmu tentang pendidikan Islam. Hal ini dapat dijadikan sebagai peluang bagi para

    pendidik untuk membantu dalam pencapaian tujuan pendidikan Islam. Karena

    dengan hadirnya teknologi informasi memudahkan dalam proses pelaksanaan

    tugas-tugasnya yang semakin kompleks, dan lebih menguntungkan dalam

    pelaksanaan pembelajarannya. Pendidik dapat dengan mudah mengakses materi-

    materi yang berkaitan dengan pendidikan Islam dengan cara men-

    dwonloadsebagai referensi selain dari buku dalam penyampaian pembelajaran.

  • 5/24/2018 Alat Dan Media Dalam Pendidikan Islam

    19/19

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    Drs, M.Chabib Thoha, M.A, A. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT

    Raja Grafindo Persada.

    http://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikat evaluasi pembelajaran.html

    Sudijono, A. (2007).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada

    Drs. M. Basyiruddin Usman, Media pembelajaran. Ciputat pers. Jakart selatan.

    2002

    http://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikathttp://yenimulian.blogspot.com/2013/01/hakikat