kreativitas guru pendidikan agama islam dalam pengembangan media pembelajaran … · 2020. 9....
TRANSCRIPT
1
KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA
PESERTA DIDIK DI SD INPRES JATIA
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NURHILDA
105191101216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441H/2020 M
2
2
KATA PENGANTAR
حيم ه ٱلزه حم ٱلزه بسم ٱلله
Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT.
Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam
semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani
maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada pimpinan Islam yang
telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umat kearah jalan yang
benar.
Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran dari
segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasanya yang diberikan
secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari
kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.
1. Kedua orang tua tercinta,Sansar dan Hj. Supriati, yang selalu memberikan
cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu
bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga tercapainya
cita-cita penulis.
3
3
2. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga terselesainya skripsi ini.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ahmad Nasir S.Pd.I.,M.Pd.I, dan bapak Alamsyah S.Pd.I.,MH selaku
pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing serta
memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.
6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar.
7. Bapak H.Marifin S,S.Pd kepala sekolah SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa, yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Bapak/Ibu guru SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
9. Peserta didik SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
10. Teman-teman seangkatan, teman PPL, KKP-Plus dan yang kepada teman-
teman dari kelas A tahun 2016-2020 Prodi Pendidikan Agama Islam,
11. Terima kasih kepada sahabat saya Sri Suryani Ningsih, Salmiah Kinawati,
Andi Astitah, Husnah Akbar, Emmy, Zeyi Luthfia, St Nasirah, yang senantiasa
membantu dan mendoakan saya selama mengerjakan skripsi ini.
4
4
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, 22 dzulqaidah 1441 H
Juni 2020 M
Nurhilda
105191101216
5
5
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .......................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABLE ...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kreativitas
1 Pengertian Kreativitas .................................................................................. 8
2 Pengertian kreativitas Guru ............................................................................ 16
3 Bentuk- bentuk kreativitaas Guru .................................................................. 17
B. Pengembangan Media Pembelajaran
1 Pengertian media pembelajaran ..................................................................... 20
2 Pendidik dan media pembelajaran...... ............................................................ 24
3 Prinsip media pembelajaran ........................................................................... 25
4 Fungsi dan pemanfaatan media pembelajaran ................................................ 26
5 Pemilihan media pembelajaran ...................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 33
B. Lokasi dan Obyek Penelitian .......................................... ........................... 33
C. Fokus Penelitian ........................................................................................ 34
D. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 34
E. Sumber Data ............................................................................................. 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum
7
7
1. Sejarah Singkat SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa ......................................... 40
2. Profil SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa......................................................... 42
3. Visi dan Misi SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa ........................................... 43
4. Keadaan Guru dan karyawan SD Inpres Jatia ................................................ 44
5. Keadaan peserta didik SD Inpres Jatia ........................................................... 46
B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam di Sd Inpres Jatia Kabupaten
Gowa ............................................................................................................ 47
C. Efektifitas Pengembangan media pembelajaran pada peserta didik di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa.............................................................................. 53
D. Faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru Pendidikan Agama Islam
dalam pengembangan media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 56
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan .......................................................................................................... 60
B. saran .... ............................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 63
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
8
8
ABSTRAK
NURHILDA 105 191 101 16 2020 Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa.
Dibimbing oleh Ahmad Nasir dan Alamsyah.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kreativitas guru pada
peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa, untuk mengetahui efektifitas
pengembangan media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa, dan untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan kreativitas guru
pendidikan Agama Islam dalam media pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten
Gowa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriktif kualitatif, dengan
instrument penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, catatan
dokumentasi. Dan teknik pengumpulan data yang yang digunakan meliputi
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian yaitu 1) kreativitas guru pada peserta didik kelas V
menunjukkan adanya kreativitas karena merupakan suatu hal yang diperlukan oleh
peserta didik didalam proses pembelajaran karena guru harus mampu menciptakan
sesuatu yang baru bahkan yang sebelumnya sudah ada dan dikembangkan lagi
menjadi sesuatu yang menarik agar peserta didik mampu menerima materi yang
disampaikan oleh guru. 2) adapun efektivitas pengembangan media pembelajaran
pada peserta didik kelas V pada penelitian ini menunjukkan bahwa tanpa
menggunakan media pembelajaran peserta didik sulit untuk menerima materi yang
disampaikan dan sebaliknya jika menggunakan media peserta didik lebih mudah
memahami materi yang disampaikan, dan media harus disesuaikan dengan materi
yang diajarkan, dan mempermudah untuk mencapai tujuan pembelajran. 3) Faktor
pendukungnya adalah peserta didik memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti
proses pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang tepat akan memancing
peserta didik untuk belajar aktif dan suasana kelas yang bagus akan menghindarkan
peserta didik dari rasa bosan pada saat proses pembelajaran. Faktor penghambat
kreativitas guru adalah sarana dan prasarana yang digunakan tidak memadai seperti
tidak adanya proyektor atau LCD sebagai alat media yang bisa digunakan untuk
menampilkan gambar, slide, dan video yang dapat menarik perhatian peserta didik,
kurangnya pengalaman mengajar guru dan kesulitan dalam menghadapi perbedaan
karakteristik peserta didik.
Kata Kunci : Kreativitas Pendidikan Agama Islam, Media Pembelajaran
9
9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk
perkembangan hidup bangsa, karena pendidikan merupakan salah satu
kekuatan sosial yang ikut membentuk masa depan manusia.
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi
negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek
kehidupan. Dalam hal ini bangsa sangat mengharapkan lahirnya generasi
muda yang berintelektual, berdisiplin, beriman, dan bertaqwa karena di
pundak merekalah kejayaan bangsa ini dipertaruhkan. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan Nasional dalam Undang- Undang
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 tahun 2003 pasal 3
yang merumuskan tujuan pendidikan sebagai berikut:
Untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bekerja keras, tangguh,
tanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani
dan rohani. Di samping itu juga, pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang berdemokratis serta bertanggung
10
1
0
jawab.1
Dunia pendidikan, yang memegang kunci dalam pembangkitan
dan pengembangan daya kreativitas peserta didik itu adalah guru.
Seorang guru yang ingin membangkitkan kreativitas peserta didik,
terlebih dahulu lebih banyak menguasai media-media yang ada dalam
proses pembelajaran. Pada umumnya guru yang kreatif itu pernah di
didik oleh orang-orang yang kreatif dalam lingkungan pendidikan.
Kreativitas harus mengubah konsep lama, yang mengatakan bahwa
pendidikan itu suatu sistem, dimana faktor-faktor yang telah terdahulu
terkumpul, dipelihara dan disistimatiskan.
Seorang tenaga pengajar perlu mengembangkan kreativitas
sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di kelas, maka seorang
guru harus mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap
bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang diharapkan.
Karena secara operasionalnya gurulah yang terlibat langsung dalam
proses pembelajaran di sekolah. Tugas guru memang sangatlah
kompleks, sehingga mereka dituntut untuk menguasai sejumlah ilmu
pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki
kemampuan profesional dalam tugasnya dengan menerapkan konsep
teknologi pembelajaran dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan
1Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional)), Dan Penjelasannya (Bandung: Fermana, 2006 hal 68.
11
1
1
atau pembelajaran. Sikap terhadap teknologi pembelajaran hubungannya
dengan pemanfaatan media.
Teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa
komponen sistem instruksional yang telah disusun dalam fungsi desain
dan seleksi, dan dalam pemanfaatan dikombinasikan sehingga menjadi
sistem instruksional yang lengkap. Komponen-komponen tersebut meliputi:
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar atau lingkungan. Namun
dari sejumlah komponen tersebut, yang akan menjadi obyek penelitian
adalah sikap guru terhadap pemanfaatan dan mengembangkan media
atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Karena seorang guru
tentunya mempunyai pandangan tersendiri berdasarkan tanggapan,
perasaan, penilaian terhadap teknologi pembelajaran, serta pemanfaatan
media dalam proses pembelajaran.
Media dikenal sebagai sebaagai alat bantu dalam proses
pembelajaran seharusnya dimanfaatkan oleh pendidik, namun kerap kali
terabaikan. Problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya
media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh
berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari
media yang tepat, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu
muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta
kemampuan masing-masing diketahui oleh para pendidik. Media sebagai
12
1
2
alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan
kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga
dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun
materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik
dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian guru serta fasilitator dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu guru serta fasilitator perlu mempelajari
bagaimana menentukan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Salah satu upaya seorang pendidik untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam
menyampaikan pesan- pesannya. Hal ini diperuntukkan bagi peserta didik
yang belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru, maka
penggunaan media sangat dianjurkan. Dengan demikian penggunaan
media untuk menyampaikan pesan pembelajaran akan lebih dihayati
tanpa menimbulkan kesalah pahaman bagi keduanya yaitu peserta didik
dan guru.
Azhar Aryzad mengemukakan bahwa “pemakaian media pengajar
dalam proses belajar mengajar membangkitkan kemajuan dan minat yang
13
1
3
baru”.2
Jadi dalam memilih media harus mempunyai strategi dalam
penggunaan media pembelajaran terhadap peserta didik karena dalam
keberhasilan penggunaan media didukung oleh cerdasnya seorang guru
dalam menentukan media itu sendiri pada setiap tema dalam pelajaran.
Menyajikan media dengan tepat juga harus memperhitungkan subyek
dengan tepat artinya penggunaan media harus sesuai dengan tingkat
kematangan dan atau kemampuan siswanya selain itu yang diperlu
diperhatikan juga adalah penggunaan media dalam pengajaran harus
disesuaikan dengan tujuan bahan metode, waktu dan sarana yang ada.
Dalam hal ini Guru SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa dalam memilih
media pembelajaran juga harus diliat dari kemampuan siswanya serta
ketersediaan sarana dan prasarana, sarana yang tersedia itulah yang
digunakan kemudian disesuaikan dengan kemampuan siswanya.
2 Azhar Arsyad, Media Pembembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal 10.
63
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini;
1. Bagaimana kreativitas guru Pendidikan Agama Islam di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa ?
2. Bagaimana efektifitas pengembangan media pembelajaran pada
peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa ?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru
Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan media
pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka
tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui kreativitas guru pendidikan Agama Islam di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa
2. Untuk mengetahui efektifitas pengembangan media pembelajaran
pada peserta didik di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kreativitas
guru Pendidikan Agama Islam dalam pengembangan media
pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
D.Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat
penulisannya yaitu:
1. Kegunaan praktis, yaitu dalam hal ini penulis berusaha agar
dapat menemukan kreativitas penggunaan media
pembelajaran yang mampu mengatasi kejenuhan belajar
peserta didik.
2. Kegunaan ilmiah, yaitu dalam hal ini agar penulis berusaha
agar dapat menemukan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan di bangku pendidikan/perkuliahan.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi suatu yang dapat
meningkatkan kreativitas Guru PAI Dalam Pengembangan
Media Pembelajaran Pada Peserta Didik di SD Inpres Jatia
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
Kreatifitas adalah proses mental yang unik, sesuatu yang
semata-mata untuk menghasilkan sesuatu yag baru, berbeda dengan
orisinil yang mencakup pemikiran spesifik disebut Guilford
“pemikiran berbeda dan pemikiran bebas (convergent thinking) yang
mengikuti jalur konvergensi dimana pemikiran menggunakan
informasi yang tersedia untuk sampai pada kesimpulan dan mengarah
kepada jawaban yang benar”.
Secara harfiah kretivitas berasal dari kata creativity (Bahasa
Inggris) yang artinya menciptakan.3 Sedangkan dalam bahasa Arab
kata kreativitas biasanya mengandung kata Khalaqa. Senada dengan
pengertian kreativitas tersebut yaitu firman Allah dalam Q.S at-Tin:
4 :
Terjemahnya:
3 Selly Wehmeir, Oxford Advanced Learner's (New York: Oxford University
Press, 2004), h.102.
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk sebaik-baiknya.4
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Hal ini mengandung
pengertian bahwa Allah Swt. Menciptakan manusia yang memiliki
daya kreativitas, ketika Allah SWT berkehendak menciptakan
manusia sebagai makhluk terbaik maka terjadilah. “Allah adalah
sebaik-baik pencipta, pernyataan tersebut mengindikasikan adanya
pencipta yang lain yaitu manusia yang dijadikan perantara oleh Allah
SWT dengan kedudukannya sebagai khalifah”. 5
Kemudian dalam Kamus Bahasa Indonesia, “Kreativitas yaitu
kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi”. Sedangkan
dari segi terminologi kreativitas mempunyai arti yang sangat luas dan
bermacam-macam. Sebagaimana diungkapkan oleh Utami Munandar
bahwa memang tidak mudah untuk menekankan definisi yang
operasional dari kreativitas. Hal ini dikarenakan kemajemukan dan
multi dimensinya konsep kreativitas itu sendiri. Dalam konteks ini
kreativitas diartikan sebagai daya intelektual dan optimalisasi
penggunaannya untuk mengembangkan kepribadian dan mencapai
4 Al-quran dan terjemahnya, (Depok: Al-Huda, 2005), h. 421
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim: Tafsir Atas Surat-surat Pendek
Berdasarkan Urutan urutan Turunnya Wahyu (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 740.
kesuksesan ketika berinteraksi dengan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
a. Kriteria Kreativitas
Adapun ciri-ciri guru yang kreatif dan profesional seperti yang
dikemukakan oleh Andi Yudha adalah “Fleksibel, Disiplin, Optimis,
Responsif, Respek, Empatik, Suka dengan anak, Inspiratif, Lembut dan
anak adalah amanah”. 6
Adapun ciri-ciri guru yang kreatif seperti yang dikemukakan oleh
Utami Munandar adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai daya imajinasi yang kuat
2) Mempunyai inisiatif
3) Mempunyai minat yang luas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Tenaga Pendidik
adalah orang yang pekerjaannya mendidik, mengajar dan
mengasuh”.7 Sedangkan menurut Marno dan M. Idris mengemukakan
“Istilah guru dipakai secara umum khususnya dilingkungan sekolah-
sekolah”.8 Adapun yang berpendapat bahwa guru menjadi pendidik
6 Andi Yudha Asfandiyar, Kenapa Guru Harus Kreatif (Bandung: Mizan Pustaka,
2009), h.20-25.
7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 494.
8 Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pembelajaran: Menciptakan
Ketrampilan Mengajar yang Efekti dan Edukatif (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,
2009), h. 15.
kedua yang mana mereka diberi tugas menjadi pendidik. Mereka
tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena
mereka mendapat tugas dari orangtua, sebagai pengganti orangtua.
Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, guru di
sekolah misalnya M. Idris mengemukakan “Istilah guru dipakai secara
umum khususnya dilingkungan sekolah-sekolah”.
Adapun yang berpendapat bahwa guru menjadi pendidik
kedua yang mana mereka diberi tugas menjadi pendidik. Mereka tidak
bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka
mendapat tugas dari orangtua, sebagai pengganti orangtua. Mereka
menjadi pendidik karena profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah
misalnya. Jika pengertian kreativitas dihubungkan dengan guru/tenaga
pendidik, maka yang dimaksud dengan kreativitas guru/tenaga
pendidik adalah kemampuan seorang guru/tenaga pendidik untuk
meraih aktualisasi diri melalui gagasan atau karya nyata, baik yang
bersifat baru maupun kombinasi dari yang sudah ada guna
memecahkan masalah yang sedang dihadapi yaitu
menyampaikan/memberikan ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
kepada peserta didik di sekolah.
b. Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan
menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan
sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia
kehidupan disekitar manusia. Kreativitas ditandai oleh adanya
kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak
dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk
menciptakan sesuatu. Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari
bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya
semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh
kesadaran itu. Ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang
berada dipusat proses pendidikan. Akibat dari fungsi ini, tenaga
pendidik senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik
dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya
bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin
saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh
guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan
apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang. 9
9 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2006), h. 51-52.
c. Mengembangkan Kreativitas (Creativity Quotient) dalam
Pembelajaran
Gordon dalam bukunya Joice and Weill, yang dikutip oleh E.
Mulyasa megemukakan dua prinsip dasar sinektik yang menentang
pandangan lama tentang kreativitas.
1) Kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan
sehari-hari. Hampir semua manusia berhubungan dengan proses
kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-
penemuan baru. Gordon menekankan bahwa kreativitas
merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan
berlangsung sepanjang hayat. Model Gordon dirancang untuk
meningkatkan kapasitas pemecahan masalah, ekspresi kreatif,
empati, dan hubungan sosial. Ia juga menekankan bahwa ide-ide
yang bermakna dapat ditingkatkan melalui aktivitas kreatif
untuk memperkaya pemikiran.
2) Proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut
dapat dideskripsikan dan mungkin membantu orang secara
langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Secara tradisional,
kreativitas dipandang sebagai sesuatu yang misterius, bawaan
sejak lahir, yang bisa hilang setiap saat. Gordon yakin bahwa jika
memahami landasan proses kreativitas, individu dapat belajar
untuk menggunakan pemahamannya guna meningkatkan
kreativitas dalam kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi
maupun sebagai anggota kelompok. Gordon memandang bahwa
kreativitas didorong oleh kesadaran yang memberi petunjuk
untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan
yang dapat diterapkan disekolah atau lingkungan lain.
3) Penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam
bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu,
penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intektual. Ide
ini bertentangan dengan keyakinan umum, yang memandang
kreativitas terbatas pada bidang seni, padahal ilmu dana
rekayasa juga merupakan penemuan manusia. Gordon
menunjukkan adanya hubungan antara perkembangan berpikir
dalam seni dan ilmu yang sangat erat. 10
d. Sikap Guru terhadap Teknologi Pembelajaran dan
Hubungannya dengan Pemanfaatan Media dalam Proses
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks
karena kegiatan pembelajaran menyangkut proses penciptaan
lingkungan, baik yang dilakukan guru maupun peseta didik agar
terjadi proses belajar. Penciptaan lingkungan dalam belajar meliputi
penataan nilai-nilai dan kepercayaan yang akan diupayakan tercapai.
Upaya guru dalam menciptakan lingkungan agar terjadi proses belajar.
Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa pengajaran adalah
10
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, hal. 163-164.
penciptaan lingkungan agar mempengaruhi siswa untuk aktif belajar,
jadi penekanan di sini adalah aktivitas peserta didik untuk belajar.
Walaupun inti dari pembelajaran adalah peserta didik belajar, namun
guru memegang peranan sentral dalam upaya pembelajaran di sekolah.
Guru perlu mencari terobosan baru yang bersifat inovatif
sebagai upaya pembaharuan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dimana syarat-syarat kehidupan modern dalam
pendidikan adalah bersifat efektif dan efisien. Semua itu ditentukan
oleh sifat kreativitas seorang dosen dalam melaksanakan tugasnya,
terutama pada proses pembelajaran di kelas, seperti pemanfaatan
penemuan- penemuan baru dalam ilmu pengetahuan, teknologi
modern, teknologi pendidikan pada umumnya dan teknologi pengajaran
pada khususnya, serta pemanfaatan atau penggunaan berbagai macam
sumber belajar dan media sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran.
Salah satu upaya yang paling praktis dan realitas dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para peserta didik
sebagai indikator kualitas pendidikan adalah perbaikan dan
penyempurnaan sistem pembelajaran. Upaya tersebut diarahkan
kepada kualitas pembelajaran sebagai suatu proses yang diharapkan
dapat menghasilkan kualitas hasil belajar yang optimal. Teknologi
dalam proses pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, maka teknologi
dalam proses pembelajaran juga mempunyai pandangan bahwa
pendidikan dan pembelajaran itu merupakan suatu sistem yang terdiri
dari komponen-komponen yang harus diatur agar mempunyai fungsi
yang optimal dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Teknologi pembelajaran dapat membawa guru atau pendidik dan para
tenaga pendidikan lainnya dalam melaksanakan tugasnya dengan
cara-cara atau teknik yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan
media atau alat bantu mengajar dengan secara cepat.
2. Pengertian Kreatifitas Guru
Pengertian Kreativitas Guru Menurut Baroon yang dikutip M.Ali,
adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang
baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga
sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.11
Profesi guru sebagai bidang pekerjaan khusus dituntut memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu nilai
keunggulan yang harus dimiliki guru adalah kreativitas. Kreatifitas
diidentifikasikan dari 3 dimensi, yaitu;
a. Person
1) Mampu melihat masalah dari segala arah
2) Hasrat ingin tahu besar
3) Terbuka terhadap pengalaman baru
11 Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan PAILKEM, (Jakarta:Bumi
Aksara, 2012), h. 154- 156
4) Suka tugas yang menantang
5) Wawasan luas
6) Menghargai karya orang lain
b. Proses
Kreatifitas dalam proses dinyatakan sebagai “creativity is a
process that manifest it self in fluency, in flexibility as well as in
originality of thingking.” Dalam proses kreativitas ada 4 tahap
yaitu;
1) Tahap pengenalan: merasakan ada masalah dalam kegiatan
yang dilakukan.
2) Tahap persiapan: mengumpulkan informasi penyebab masalah
yang dirasakan dalam kegiatan itu.
3) Tahap iluminasi: saat timbulnya gagasan pemecahan masalah.
4) Tahap verifikasi: tahap pengujian serta klinis berdasarkan
realitas.
c. Produk
Dimensi produk kreatifitas digambarkan sebagai berikut
“creativity to bring something new into excistence” yang
ditunjukkan dari sifat:
1) Baru, unik, berguna, dan bernilai.
2) Bersifat heuristic, menampilkan metode yang masih belum
pernah/ jarang dilakukan sebelumnya.
3. Bentuk- bentuk Kreativitas Guru
Guru merupakan suatu profesi yang sangat mulia, bahkan guru
sangat berperan membantu peserta didiknya untuk mengembangkan
cita- cita dan tujuan hidupnya secara optimal.
Guru sebagai pendidik, ia dapat menjadi teladan, tokoh, dan
identifikasi bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, guru harus memiliki
standart kualitas pribadi dengan penuh rasa tanggungjawab, wibawa,
mandiri, dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya.12
Tugas dan tanggung jawab guru sedikitnya ada enam dalam
mengembangkan profesinya, yaitu guru bertugas sebagai pengajar, guru
bertugas sebagai pembimbing, guru sebagai administator kelas, guru
sebagai pengembang kurikulum, guru bertugas sebagai untuk
mengembangkan profesi, dan guru bertugas untuk membina hubungan
dengan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang kreativitas dan gambaran
umum serta jenis- jenis kreativitas guru yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa kreativitas yang penulis jadikan sebagai
landasan teori acuan dalam penelitian ini adalah:
1. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran meliputi
beberapa faktor antra lain:
a. Guru harus merumuskan tujuan pengajaran dengan jelas.
12
Udin Syaefuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Cet, II, Bandung, 2009), h.32.
b. Guru harus menetapkan kegiatan pembelajaran yang efektif.
c. Guru harus menetapkan metode dan alat pengajaran yang tepat.
d. Guru harus menetapkan pola evaluasi yang tepat.
2. Pelaksanaan pengajaran
Pelaksanaan pengajaran selain diawali dengan perencanaan
pembelajaran secara terpola dan sistimatis, juga harus didukung
dengan strategi yang mampu membelajarkan peserta didik.13
Dalam
pelaksanaan pengajaaran yang baik pembelajaran harus melalui
beberapa proses yang meliputi beberpa faktor, antara lain:
a. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik.
b. Guru menggunakan metode/ mengajar dengan tepat.
c. Guru mampu menggunakan media dengan tepat.
d. Guru melaksanakan interksi dengan peserta didik.
e. Guru harus menyusun buku ajar pendidik agama Islam berdasarkan
standar kelulusan.
3. Penilaian pengajaran
Penilaian merupakan bagian dari perencanaan pengajaran yang
telah ditetapkan pada pola penetapan evaluasi. Sistem penilaian
disusun berdasarkan prinsip yang beriorentasi pada pencapaian
kompetensi. Hal- hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika
melaksanakan evaluas adalah:
a. Dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
13
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (cet. VI; Bandung, 2009), h. 22.
b. Dilaksanakan secara periodik.
c. Mencakup semua mata pelajaran yang telah diajarkan.
d. Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses
pembelajaran
B. Pengembangan Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara
harfiahnya berarti “tengah, perantara atau pengantar” yaitu perantara atau
perantara pesan dari pengirim kepada penerima pesan.14 Menurut Gagne
dan Briggs menurut Azhar Arsyad secara implisit menyatakan bahwa
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape-
recorder, kaset, video, kamera, film, gambar, grafik, televisi dan
computer. 15
Firman Allah Swt. dalam surah An-Nahl : 44 yaitu :
;eerjemyhnya
Keterangan- keterangan (mukzizat) dan kitab- kitab.Dan kami
turunkan Ad-Zikr (Al-Quran) kepadamu, agar engkau menerangkan
14
Muh. Safei, Media Pembelajara (Makassar: Alauddin University Press, 2011), h. 5. 15 Azhar Arsyad, Media Pembembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.4.
kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar
mereka memikirkan.16
16
Al-Quran dan terjemahnya, (Depok: Al-Huda), hal.421.
Abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat
pendidikan seperti fotografi, gromofon, film, filmstrip, sampai dengan radio,
televisi, komputer, laboratorium bahasa, video tape dan sebagainya. Menurut
pendirian tertentu alat pengajaran yang lazim disebut hadware itulah
dipandang sebagai teknologi pendidikan.17
Di antaranya ada yang menganggap bahwa alat-alat seperti
papan tulis, peta diagram dan sebagainya. Jika dilihat
perkembangannya, pada awalnya media hanya sebagai alat bantu
mengajar guru (teaching aids). Alat bantu merupakan sarana untuk
menyajikan informasi dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Alat bantu yang dipakai oleh guru misalnya gambar, model, dan alat
lain yang dapat memberikan pengalaman, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi belajar peserta didik18
Dalam buku teknologi pendidikan karangan S. Nasution,
membahas alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat
teknologi pendidikan, sebagai berikut:
a. Papan Tulis
Alat pengajaran ini sangat populer, digunakan oleh sekolah yang
trasisional maupun modern dapat dikombinasikan dengan alat
pengajaran yang lain. Alat ini dimanfaatkan dalam tiap metode
pembelajaran papan tulis dapat dipakai untuk tulisan, membuat
17
Kementrian Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, h. 490. 18
Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Budi Aksara, 1999), h. 101.
gambar, grafik, diagram, peta sebagainya dengan kapur yang putih
ataupun yang berwarna.
b. Buku Paket/ Pelajaran
Buku pelajaran merupakan alat pengajaran yang paling banyak
digunakan diantara semua alat pegajaran lainnya. Buku pelajaran
telah digunakan sejak manusia pandai menulis dan membaca, akan
stetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.19
Sehingga dapat disimpulkan bahwa papan tulis dan buku paket
pelajaran merupakan dari media pembelajaran. Salah satu ciri
media pengajaran bahwa media mengandung dan membawa pesan
atau informasi kapada penerima yaitu peserta didik. Sebagian
media dapa mengolah pesan peserta didik sehingga media itu
sering disebut media interaktif seperti audiovisual maupun media
yang lain. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa
berupa pesan sederhana dan bisa pula pesan yang sangat kompleks.
Dan yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta peserta didik dapat
aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena
itu perlu dirancang dan dikembangkan oleh pihak guru baik lewat
lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan
19 Arief S. Sadjiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembanan dan
Pemanfaatannya(Jakarta: Rajawali Pres, 2011), h. 7.
memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan
kegiatan pengajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin
terjadinya pembelajaran.
Adapun menurut M. Basyiruddin Usman dan Asnawir tentang
fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Membantu memudahkan peserta didik dan memudahkan
mengajar bagi guru
2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi
kongkrit).
3) Menarik perhatian peserta didik lebih besar (jalannya pelajaran
tidak membosankan).
4) Semua indera peserta didik diaktifkan. Kelemahan satu indera
dapat diimbangi oleh kekuatan indera yang lain.
5) Lebih menarik perhatian dan minat dalam belajar.
6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.20
Media sangat membatu dalam proses pembelajaran dimana
tanpa media proses pembelajaran akan sulit untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai dan mempersulit peserta didik untuk
menerima pesan yang disampaiakan oleh pendidik.
20 S. Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi aksara, 1994), h. 102.
2. Pendidik dan Media pembelajaran
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi
yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non-
fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki
kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja
dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi
yang lebih teratur.
Pendidik hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih
ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak
menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan
dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan
pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-
guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran
disekolah untuk pembelajaran peserta didik/mahasiswa secara optimal
sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Agar seorang pendidik dalam menggunakan media pendidikan
yang efektif, setiap pendidik harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan atau pegajaran.21
Menurut pendapat peneliti pendidik harus memiliki
21 M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Penerbit Ciputat
Pers, 2002), h. 24-25.
kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai agar proses
pembelajaran lebih efektif dan peserta didik tidak merasa bosan
terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
3. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan
atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh
karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media yang
antara lain:
a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai
bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan
hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang
digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan
sewaktu-waktu dibutuhkan.
b. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar
yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang
dihadapi dalam proses belajar mengajar.
c. Pendidik hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari
suatu media pengajaran yang digunakan.
d. Pendidik seharusnya memperhitungkan untung ruginya
pemanfaatan suatu media pengajaran.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan
media pengajaran dalam PBM yaitu:
1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat
dan didengar.
3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon peserta didik
belajar.
4) Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu
peserta didik.
5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam
proses pembelajaran peserta didik. 22
Menurut pendapat saya pemanfaatan media sangat peluh
dilakukan oleh seorang pendidik dimana media merupakan suatu
alat bantu mengajar agar proses pembelajaran bisa terlaksana.
4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek
ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu
akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun
masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons
yang diharapkan peserta didik dikuasai setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik
pesetra didik. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu
22
M. Basyiruddin Usman dan asnawir, Media Pembelajran, h. 17-18.
fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh pendidik. Levis dan Lentz
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu :
a. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkosentrasi kepada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi Afeksi
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan siswa kbelajar (atau membaca) teks yang bergambar.
Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap
peserta didik, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial
atau ras.
c. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
d. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu peserta didik yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran
berfungsi untuk mengakomodasi peserta didik yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.23
Menurut Sudjana dan
Rivai dalam bukunya Azhar Arsyad mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik yaitu:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan karta-kata oleh
pendidik, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau pendidik mengajar pada
setiap jam pelajaran.
4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian pendidik tetapi juga aktivitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
23 M. Basyiruddin Usman dan asnawir, Media Pembelajaran, h.19-20.
memerankan, dan lain-lain sebagainya. 24
5. Pemilihan Media Pembelajaran
a. Pentingnya Media Pembelajaran
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pemilihan media
pengajaran ditentukan apakah media yang akan digunakan sesuai atau
cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan dapat
menarik perhatian peserta didik yang lebih penting lagi apakah media
yang akan digunakan tersebut sesuai dan tidak bertentangan dengan
syari’at agama atau tidak melanggar etika agama. Bilamana hal
tersebut dapat terpenuhi maka tugas selanjutnya adalah meneliti/peneliti
lebih cermat apakah media yang akan digunakan tersebut dapat
terjangkau oleh biaya dan dana yang ada dan apakah tidak ada alternatif
media lain yang sekiranya lebih mudah didapat disekitar lingkungan
sekolah.
Pertimbangan selanjutnya, apakah media tersebut telah
dipertimbangkan betul-betul akan keefektifan dan keefisiennya, juga
apakah bentuk media yang akan digunakan berupa media jadi (by
utilazation) atau perlu dirancang (by design). Bila bentuk media
tersebut perlu dirancang maka sudah barang tentu diperlukan
perencanaan yang lebih matang, baik dalam pengembangannya maupun
dalam pemanfaatannya.
24
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 24-25.
Adapun hadist yang terkait dengan media pembelajaran:
طه الله ع ى ق ال : خ ض بهع ع ه ع بد الله ر ا مز طه لهم خ س ي ل ه الله ع ل ص ا ف الىهب ط طه خ خ س ط ذ ا الهذ ف ال ا إل طه خطط ا صغ ار خ ا مى, ارج س ط خ س ط, ال الهذ ف ال اوب مه ج
ل ذ ا أ ج ان, ذ ا ال وس ( : ق ال ذي أ -محيط ب ل, ارج أ م خ ذ ا الهذ اط ب ق د أ ح
اض غ ار ال عز ل الخطط الص ارج أ م خ ذ ا الهذ اط ب ذ ا, ) ق د أ ح ش ذ ا , و أ ي ف إن أ خط
ذ ش ذ ا , و أ ي إن أ خط ا( )راي البخار
Artinya:
Dari Abdullah RA berkata :“Nabi SAW membuat gambar persegi
empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat
tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga
membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya:
(persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah
manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang
mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-
citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-
penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini,
maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka
kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua
(penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR.
Bukhari)25
Dari penjelasan menegenai isi kandungan hadis diatas
dikisahkan tentang Rasulullah Saw. Menggambarkan persegi empat dan
membuat garis- garis lurus ketika beliau menyampaikan ajarannya
kepada sahabat- sahabatnya. Hal ini berarti Rasulullah Saw
menggunakan sarana gambar-gambar tersebut untuk memberi
perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang
di ajarkannya. Jika kita hubungkan dengan dunia pendidikan, hadis
tersebut berkaitan dengan salah satu komponen dalam pendidikan yakni
25
Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy, Shahihul Bukhari bi Haasyiati al-Imam
as-Sindy, (Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2008), h. 224
media pembelajaran. Pengertian media pembelajaran itu sendiri adalah
segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana mempermudah dalam
proses penyaluran ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Masih banyak orang yang memberi pengertian yang sama
antara media pembelajaran dan alat pembelajaran. Pada dasarnya
media dan alat pembelajaran itu berbeda sebab alat pembelajaran
adalah seperangkat keras (hardware) yaitu sarana yang dapat
menampilkan pesan yan g terkandung dalam media. Sedangkan media
adalah bahan (software) yang biasanya disajikan dengan menggunakan
alat pengajaran.
Para ahli membuat klasifikasi atau penggolongan beberapa
jenis media berdasarkan suatu titik pandang tertentu. Dibawah ini
penulis sajikan penggolongan media pembelajaran dan jenis-jenis
yang termasuk didalamnya.
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels & Glosgow dalam bukunya Muh.
Safei dibagi kedalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional
dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
1) Proyeksi oqaque (tak tembus pandang)
2) Slides
3) Filmstrips
b. Visual yang tidak proyeksi
1) Gambar,poster
2) Foto
c. Audio
1) Rekaman
2) Pita-kaset , reel, catridge
d. Penyajian multimedia
1) Slide plus suara (tape)
2) Multi imege
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
1) Film, Video
2) Televisi
f. Cetak
1) Buku teks
2) Modul, teks terpogram, Workbook
g. Permainan
1) Teka-teki
2) Simulasi
3) Permainan papan
h. Realita
1) Model
2) Specimen
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.26
Tujuan penelitian kualitatif ada dua. Yaitu pertama, menggambarkan dan
mengungkapkan (to describeand and explore) dan kedua menggambarkan dan
menjelaskan (to describeand explain).27
Sedangkan tipe penelitian ini
menggunakan tipe deskriptif, tipe penelitian ini bertujuan membuat deskripsi
secara sistimtis, faktual, dan akurat tentang fakta- fakta dan sifat- sifat populasi
atau objek tertentu.28
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Jatia
Kabupaten Gowa dan yang menjadi objek penelitian ini adalah guru dan peserta
didik SD Inpres Jatia.
26
Ariesto Hadi Sutopo ddan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
Nvivo (ed, I, cet.I, Jakarta: Kencana, Juli 2010), h. 1. 27
Aristo Hadisutopo dan Adrianus Arief, Terampil dalam mengelolah data kualitatif
dengan Nvivo, h. 2. 28
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (ed, I, Cet, 4, Jakarta: Kencana
2009), h 67
C. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:
1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
2. Pengembangan Media Pembelajaran
D. Deskripsi Penelitian
Adapun yang menjadi Deskripsi Fokus Penelitian adalah:
1. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam
Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemampuan menggunakan media pembelajaran agar
mampu penyampaian materi dengan mudah
2. Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah kemampuan guru menggunakan media- media dalam proses
pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh pada saat proses pembelajaran
dan mampu memahami dengan mudah
E. Sumber Data
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data yang
langsung, memberikan data kepada pengumpul data29
Berdasarkan
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan
data utama yang didapatkan langsung dari apa yang diteliti. Adapun data
29
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2006). h.105
primer dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara langsung dengan
guru dan kepala sekolah SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada peneliti30
misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencari
melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan literature yang
dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan
yang berhubungan dengan penelitian.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang harus betul-
betul direncanakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data
empiris sebagaimana adanya sebab penelitian akan berhasil apabila banyak
mengunakan instrument agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan. Penelitian
dan menguji hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa teknik pedoman
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Pedoman observasi
Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan
sengaja, sistematis mengenai gejala-gejala yang terjadi untuk kemudian
dilakukan pencatatan.31
Observasi diartikan sebagai usaha mengamati
fenomena-fenomena yang akan di selidiki baik itu secara langsung
30
Sugiyono,loc.cit 31
P. Joko Subagyo, Metodologi Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2004),hal. 63.
maupun secara tidak langsung dengan mengfungsikan secara alat indera
dari pengamatan untuk mendapatkan informasi dan data akan diperlukan
tanpa bantuan dan alat lain. Sedangkan observasi tidak langsung adalah
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa
yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui filem,
rangkaian slide, atau rangakian photo. Dalam menggunakan teknik
observasi baik langsung maupun tidak langsung diharapkan
mengfungsikan setiap alat indera untuk mendapatkandata yang lengkap .
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk
menemukan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap
muka dan bercakap-cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan yang menghubungkan dengan informasi yang diperlukan
dengan jarak yang dibutuhkan secara lisan pula, memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka
antara sipenannya atau pewancara dengan informan dengan alat
panduaan wawancara.
3. Catatan Dokumentasi
Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan
atau kejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lama dan teknik
pengumpulan data dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan
sebagainya. Dalam hal ini penulis menggunakan catatan dokumentasi
untuk memperkuat hipotesa agar hasil penelitian yang lebih akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
Riset lapangan, yaitu cara penghitungan data dengan penulis langsung turun ke
lapangan. Dalam hal ini bertempat di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa guna
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini. Oleh
karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat emperis. Kemudian dalam
penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-tekni pengumpulan data,
sebagai berikut:
1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-
fenomena yang diselidiki.32
2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.33
3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang
membahas tentang objek peneliitian.34
H. Teknik Analisis Data
Analisis data disebut juga pengelolahan data dan penafsiran data.
Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaan data, agar sebuah fenomena
memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Tujuan analisis data adalah untuk
32
Nana Syaohdih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: sRemaja
Rosdakarya, 2010), h 220. 33
Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
(Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011). h 330. 34
Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 121.
menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan di
implementasikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pendekatan deskripsi kualitatif yang merupakan suatu proses menggambarkan
keadaan sasaran yang sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata- kata
dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang
dibutuhkan untuk dirangkum. Adapun analisis data dalam penelitian ini
meliputi tiga alur kegiatan, yaitu;35
Tujuan analisis data adalah untuk
menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan di
implementasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pendekatan deskripsi kualitatif yang merupkan suatu proses menggambarkan
keadaan sasaran yang sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata-kata
dibangun dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang
dibutuhkan untuk dirangkum. Adapun analisis data dalam penelitian ini
meliputi tiga alur kegiatan, yaitu.36
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemusatan pada
penyederhanaan dan trasformasi data yang muncul dari catatan- catatan
tertulis dilapangan, Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang
memejamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data untuk tidak
perlu menghasilkan data yang potensial untuk menjawab pertanyan-
pertanyaan penelitian.
35
Imam suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama(cet. I, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2001), h. 191 36
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, h. 35
b. Penyajian data display
Penyajian data display yaitu mendeskripskan sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif yang disajikan dalam bentuk
yang padu dan mudah dipahami. Sehubungan dengan data yang diperoleh
terdiri dari kata-kata, kalimat- kalimat, paraghraf, maka penyajian data yang
sering digunakan adanya bentuk uraian naratif yang panjang dan terpencar-
pencar bagian demi bagian, tersusun kurang baik, maka dari itu informasi
bersikap kompleks, disusun kedalam suatu kesatuan bentuk yang lebih
sederhaana lagi dan selektif, sehinga mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)
Penarikan kesimpulan atau verification merupakan bagian akhir
dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa bagaian interprestasi yang,
menentukan makna data yang telah disajikan. Cara yang digunakan
bervariasi, dapat digunakan, dan menghubung- hubungkan satu sama lain.
Makna yang ditemukan peneliti harus diuji kebenarannya dan kecocokannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Sekolah Dasar Inpres Jatia adalah salah satu sekolah yang terdapat
di Jln. Garuda Jatia Kabupaten Gowa. SD Inpres jatia ini beroperasi pada
tahun 1980 yang saat ini dipimpin oleh Bapak Kepala Sekolah H. M. ARIFIN.
S, S.Pd Pihak sekolah mengharapkan dengan kapasitas yang ada serta sarana
dan prasarana yang tersedia dapat menciptakan murid yang sesuai dengan
tujuan yang di inginkan dicapai.37
Kondisi sekolah tersebut, berdekatan dengan kantor lurah mataallo.
Kondisi lingkungannya di sekeliling sekolah terdapat taman bunga dan pohon
mangga yang membuat sekolah ini tampak rindang. Untuk kondisi
bangunannya cukup bagus, berkat adanya Bantuan Operasi Sekolah ( BOS )
dari pemerintah daerah sedikit demi sedikit sekolah ini mengalami renovasi
dan untuk pengadaan buku dan bantuan untuk murid berprestasi dan murid
miskin. Sekolah tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat
setempat, pada awal berdirinya sekolah tersebut jumlah muridnya masih
sangatlah minim tapi dengan dikenalnya sekolah tersebut di lingkungan
masyarakat luas, sedikit demi sedikit jumlah murid sekolah ini adalah
37
Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
sebanyak 182 orang, laki-laki berjumlah 95 orang dan perempuan berjumlah
87 orang. SD Inpres Jatia ini berakreditasi A.38
Table 4.1
Keadaan Fisik Bangunan SD Inpres Jatia
Kabupaten Gowa tahun ajaran 2019/2020
No
Keadaan fisik
Keterangan
1
Ruang kelas
7
2
Ruang kepala sekolah
1
3
Dapur
1
4
Perpustakaan
1
5
Ruang guru
1
6
Wc
2
7
Mushollah
1
8
Rumah dinas guru
3
9
Uks
1
10
Lapangan olahraga
1
Sumber Data : kantor TU SD Inpres Jatia kec. Bajeng Kab. Gowa39
38
Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
39
Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
2. Profil SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
a. Identitas sekolah
Nama Sekolah : SD Inpres Jatia
NSS/NPSN : 101190305038 / 40301358
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Akreditasi : “ A “
Sekolah Dibuka Tahun : 1982
Alamat
Jalan / nomor : jl. Garuda jatia
Rt / rw : 3 / 1
No. Telepon : 081244244263
Kode pos : 92152
Kelurahan : mataallo
Kecamatan : Bajeng
Kabupaten : Gowa
Provinsi : Sulawesi Selatan
Negara : Republik Indonesia
b. Data pelengkap
Sk Pendirian Sekolah :
Tanggal Sk Pendirian : 31 Desember 1982
Status Kepemilikan :Pemerintah Daerah
SK Izin Operasional :
Tanggal SK Izin Operasiona l : 01 Januari 1980
Luas Tanah Milik (M2 ) : 1700 M
2
Nama Wajib Pajak : SDI JATIA
NPWP :00.794.637.9807.000
3. Visi dan Misi SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
a. Visi :
unggul dalam Prestasi Berbasis Ketuntasan Berdasarkan Iman dan
Taqwa40
b. Misi :
1) Terwujudnya pembelajaran yang inovatif dengan
pendekatan saintifik berbasis ketuntasan
2) Terwujudnya prestasi belajar di sekolah berdasarkan
standar kompetensi lulusan
3) Terwujudnya sikap sportifitas dalam kehidupan
bermasyarakat berbasis karakter
4) Terwuwjudnya lingkungan sekolah yang asri dalam
menunjang pembelajaran
5) Terwujudnya kegiatan ekstrakurikuler dalam mendukung
prestasi sekolah
40
Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
6) Terwujudnya penataan manajemen partisipatif dalam
pengelolaan sekolah41
4. Keadaan Guru dan Karyawan SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Berdasarkan Data Statistik dan Karyawan di SD Inpres Jatia
Tahun Ajaran 2018/2019 Sebanyak 15 Orang Dengan Perincian
Sebagai Berikut :
a. Kepala Sekolah : 1
b. Guru kelas : 6
c. Guru bidang studi : 5
d. Operator : 1
e. Pustakawan : 1
f. Keamanan ( satpol pendidikan) : 1
Adapun keadaan guru dan karyawan pada saat ini SD Inpres Jatia
Kabupaten Gowa adalah sebanyak 15 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan
guru dan karyawan di SD Inpres Jatia pada tahun ajaran 2018/2019 sebagai
berikut42
41
Sumber Data; Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 42
Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Table 4.2
Data Guru dan Karyawan di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
tahun ajaran 2018/2019
No NAMA JABATAN STATUS
PEGAWAI
1 H.M. Arifin S,S.Pd Kepala Sekolah PNS
2 Isrim, S.Pd, M.SI Guru Kelas PNS
3 Zainuddin, S.Pd Guru Bidang Studi PNS
4 Hafsah, S.Pd Guru Kelas
PNS
5 Nurzatma Guru Kelas PNS
6 Sitti Khadijah, A.Ma Guru Kelas
PNS
7 Fatmawati S.Pd
Guru Kelas PNS
8 HJ. Djumriani , S.Pd Guru kelas
PNS
9 Rostinah, S.Pd Guru Bidang Studi Guru Honor
10 Nurwahidah, S.Pd Operator Guru Honor
11 Surya Alam S.SOS Perpustakaan Guru Honor
12 Salmiah Kinawati
Azisa, S.Pd
Guru Bidang Studi Guru Honor
13 Hasman Satpol Pendidikan Guru Honor
14 Ruslan, A.Ma Guru Bidang Studi
Guru Honor
Sumber data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa43
43
Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Jatia kec. Bajeng kab. Gowa
5. Keadaan Peserta Didik SD Inpres jatia Kabupaten Gowa
Peserta didik yang bersekolah di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
kebanyakan bertempat tinggal disekitar lokasi sekolah, sehingga tidak
menyulitkan mereka dari segi jarak dari tempat tinggal mereka ke sekolah.
Jumlah rombongan belajar adalah 7 kelas, kelas 1 berjumlah 14
peserta didik, kelas II 25 peserta didik, kelas III berjumlah 33 peserta didik,
kelas IV berjumlah 35 peserta didik, kelas V berjumlah 25 peserta didik, kelas
VI berjumlah 32 peserta didik.44
Table 4.3
Daftar Jumlah Peserta Didik SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas I 8 6 14
2 Kelas II 13 12 25
3 Kelas III 23 10 33
4 Kelas IV 21 14 35
5 Kelas V 10 15 25
6 Kelas VI 15 17 32
Jumlah 89 75 164
44
Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Pada peserta didik di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Kreativitas itu sendiri adalah suatu upaya atau usaha untuk
mengembangkan sifat yang masih dasar menjadi suatu yang baru atau
sebelumnya belum ada. Dan bisa juga kreativitas itu suatu cara atau upaya
untuk menjadikan sesuatu yang sudah ada menjadi suatu hal yang menarik dan
kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan
dan menciptakan sesuatu hal yang baru, cara-cara yang baru, model-model
baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat,dan adanya tujuan yang jelas.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu kinawati selaku guru
Pendidikan Agama Islam kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
mengatakan bahwa:
“ Kreativitas yang saya gunakan dalam mengatasi pengembangan
media pembelajaran peserta didik adalah dengan menggunakan
beberapa media yang berbeda-beda dalam tingkatannya tetapi tujuan
pembelajaran tetap tercapai, contohnya saja untuk kelas v ini saya
biasanya menggunakan media visual yang tidak proyeksi yaitu gambar
dan poster, penggunaan media gambar dan poster ini diharapkan
mampu mempermudah pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang
susah menjadi pembelajaran yang lebih sederhana dan mudah
dipahami. Media audio yaitu rekaman suara, ini diharapkan mampu
memusatkan perhatian dan mempertahankan perhatian dan melatih
daya analisis peserta didik terhadap pembelajaran. Media cetak yaitu
buku teks, media cetak buku teks ini diharapkan mampu memberikan
pembelajaran lebih jelas dan lebih interaktif serta efesiensi dalam
waktu dan tenaga. Media permainan yaitu simulasi (praktek),
diharapkan mampu menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu
pada peserta didik dalam pembelajaran tertentu. Maka dari itu sebagai
seorang guru kita harus bertindak kreatif dalam menentukan media
pembelajaran yang harus digunakan dan mampu memotivasi peserta
didik agar aktif dalam pembelajaran. “45
45
Salmiah Kinawati Azisa S.Pd ( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
Pemilihan media dalam menyampaikan materi pembelajaran tentu
saja sangat mempengaruhi keadaan peserta didik media yang bervariasi
dalam setiap pertemuannya akan membuat peserta didik lebih bersemangat
dalam menerima pelajaran. Dengan media yang biasa digunakan, guru bisa
mengembangkan kembali media tersebut agar lebih menarik yang mampu
membuat peserta didik mudah memahami materi yang di sampaikan oleh
guru sehingga peserta didik itu sendiri dapat mengembangkan potensi yang
ada pada dirinya dan bersemangat untuk aktif dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan media dalam kegiatan pembelajaran guru perlu cermat
dalam pemilihan atau penetapan media yang akan digunakannya, kecermatan
dan ketetapan dalam pemilihan media akan menunjang efektifitas kegiatan
pembelajaran menjadi menarik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
dan perhatian peserta didik menjadi terpusat kepada topik yang dibahas dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Diungkapkan oleh Nurfadhila sebagai peserta didik yang duduk di
bangku kelas 5 mengatakan bahwa :
“Guru yang kreatif lebih cenderung memberikan sesuatu yang baru
dalam proses pembelajaran seperti menggunakan media yang
sebelumnya sudah ada tapi di kembangkan lagi agar kami sebagai
peserta didik lebih mudah memahami materi yang di sampaikan oleh
guru, media pembelajaran yang monoton dan cara penyampaian
materi yang itu- itu saja akan membuat kami sebagai peserta didik
merasa jenuh dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Oleh karena itu kreativitas guru dalam memilih media
pembelajaran berperang penting dalam membangun semangat belajar
kami sebagai peserta didik.”46
46 Nurbalkis ( Peserta Didik Kelas V ) Wawancara di SD Inpres Jatia kec. Bajeng kab.
Gowa 23 juni 2020
Kreativitas itu merupakan suatu variasi dalam pembelajaran untuk
menimbulkan gagasan baru dalam proses pembelajaran, berbagai kreativitas
dalam pembelajaran itu juga bermacam-macam, sebagai guru yang kreatif juga
harus mengembangkan media serta teknik pembelajaran. Selain dari media
pembelajaran itu sendiri guru harus mampu mengembangkan kreativitasnya.
pemilihan media pengajaran ditentukan apakah media yang akan digunakan
sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan dapat
menarik perhatian peserta didik yang lebih penting lagi apakah media yang
akan digunakan tersebut sesuai dan tidak bertentangan dengan syari’at Agama
Hasil wawacara dengan ibu Kinawati selaku Guru Pendidikan
Agama Islam yang mengatakan :
“Sebagai seorang guru kita harus mengetahui keadaan peserta didik
agar kita bisa menentukan media pembelajaran seperti apa yang bisa
kita gunakan pada setiap pertemuannya. Selain media yang menarik
kita juga harus pandai menggunakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran contohnya variasi suara, variasi gerak dan perubahan
posisi. Suara yang lantang akan memusatkan perhatian peserta didik,
menjelaskan dengan gerakan akan membuat peserta didik lebih mudah
mengerti, dan perubahan posisi akan membuat peserta didik tertarik
terhadap penjelasan guru. Sebagai guru yang kreativ juga harus
mengembangkan media pembelajaran serta tehnik pembelajaran, dan
langsung diajak praktek secara langsung supaya peserta didik bisa
menerapkan apa yang di dapat di sekolah dan bisa diterapkan
langsung dalam kehidupan sehari- hari.”47
Guru yang kreatif adalah guru yang mencari ide baru salah satunya
teknologi atau media pembelajaran, selain tukar fikiran antara sesama guru
mata pelajaran serta aktif mencari wawasan baru. Kreativitas itu merupakan
47 Salmiah Kinawati Azisa S.Pd ( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
suatu variasi dalam pembelajaran untuk menimbulkan gagasan baru dalam
proses pembelajaran. Berbagai kreativitas dalam pembelajaran itu juga
bermacam- macam, sebagai guru yang kreatif juga harus mengembangkan
media serta teknik pembelajaran. Dan langsung diajak praktek secara langsung
supaya peserta didik bisa menerapkan apa yang didapatkan di sekolah bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari- hari karena pada prinsipnya pendidikan
agama islam mendasar, sehingga seorang guru yang kreatif juga harus pandai-
pandai dalam mengembangkan media pembelajaran supaya ada ketertarikan
dari pada peserta didik. Materi pembelajaran apabila berhubungan dengan
penerapan bisa langsung dipraktekkan supaya peserta didik bisa langsung
menerapkan dalam kehiupan sehari- hari dan dalam mengajar kreativitas
seorang guru adalah salah satunya dengan langsung kepada para peserta
didiknya untuk langsung praktek. Dengan kesabaran seorang guru
membimbing para pesera didiknya agar lebih memahami dan bisa
mengamalkan materi yang diajarkan.
Hasil wawancara dengan Nurbalkis selaku peserta didik kelas V
yang mengatakan bahwa;
“Guru kami mengajak kami untuk langsung praktek tentang materi
yang sudah di jelaskan. Guru kami sangat sabar dan menyenangkan
dalam menyampaikan materi sehingga kami bisa lebih paham dan
mudah mengerti, dan kami sangat senang karena setiap pertemuan
media yang diajarkan oleh guru selalu berbeda dan tidak monoton
sehingga minat belajar kami semakin bertambah , dan pemilihan
media yang digunakan sangat bervariasi dan selalu berbeda sehingga
kami senang ketika guru masuk dikelas.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam guru sangat
memperhatiakan semua peserta didik satu persatu, karena pelajaran ini sangat
penting dan berguna dalam kehidupan sehari- sehari sehinggah guru
bersungguh- sungguh dalam menjelaskan serta memperhatikan peserta
didiknya, Pemilihan media pembelajaran ditentukan apakah media yang akan
digunakan sesuai atau cocok dengan keadaan peserta didik dan cocok dengan
materi yang akan disajikan dan dapat menarik perhatian peserta didik. Guru
Pendidikan Agama Islam harus mampu memilih dan menentukan metode yang
sesuai serta membuat variasi-variasi media pengajaran, karena tidak ada satu
media yang paling baik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan setiap media mempunyai kelebihan maupun kekurangan yang
harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan pembelajaran serta efektifitas
pembelajaran. Selain itu sebagai seorang guru memiliki kesadaran terhadap
kebutuhan peserta didik dan kompetensi yang dimilikinya sangat diperlukan
untuk memotivasi dan mengarahkan peserta didik agar mengembangkan
potensi yang dimilikinya.
Hasil wawancara kepada Nurfadhila selaku peserta didik kelas V
mengatakan bahwa;
“Guru yang mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran
sangat kami butuhkan sebagai peserta didik yang nantinya menjadi
bagian dari proses pembelajaran. Guru yang kreatif lebih sering
memberikan ide-ide yang baru khususnya dalam penggunaan media
dalam proses pembelajaran, karena biasanya jika guru memberikan
pelajaran dengan media yang monoton kami sebagai peserta didik
akan jenuh dan tidak semangat dalam mengikuti pelajaran oleh karena
itu pemilihan media berperan penting dalam membangun semangat
belajar kami, serta guru yang mampu mengembangkan media
pembelajarannya sangat berperan penting dalam perkembangan
pendidikan.”48
Diungkapkan oleh ibu Fatmawati selaku Wali Kelas V mengatakan
bahwa :
“Guru yang mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran
adalah guru yang mampu membuat sesuatu yang baru dalam hal
penggunaan media pembelajaran menjadi suatu hal yang menarik agar
peserta didik mudah memahami materi yang di sampaikan oleh guru.
Guru bisa menggunakan media gambar untuk menjelaskan materi dan
juga bisa menggunakan media cetak untuk mengembangkan materinya
agar peserta didik bisa lebih cepat paham terhadap materinya. Guru
yang kreativ adalah guru yang mampu menciptakan inovasi yang baru
dan di klaborasikan dengan penggunaan media yang ada, sehingga
dalam poses pembelajaran peserta didik tidak jenuh dan bosan ketika
menerima materi ajar. ”49
Melalui pemaparan data di atas dikatakan bahwa kreativitas seorang
guru merupakan usaha yang baru, pengembangan, sebuah variasi dalam
pembelajaran Kreativitas dalam mengajar juga bisa menyenangkan bagi
peserta didik apabila diterapakan langsung setelah materi selesai. Seorang
guru yang kreatif harus pandai-pandai dalam mencari ide dan wawasan baru
serta harus mampu memilih media seperti apa yang seharusnya digunakan
dalam menyampaikan materi ajar dalam setiap pertemuan serta mampu
memanfaatkan media dalam mengembangkan pembelajaran. Guru dalam
mengajar juga harus bersungguh-sungguh serta memperhatikan satu persatu
48
Nurfadilah ( Peserta Didik Kelas V) Wawancara di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
23 juni 2020
49
Salmiah Kinawati Azisa S.Pd( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
tentang keadaan peserta didik sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan
baik dan tujuan pemebelajaran bisa tercapai.
C. Efektifitas Pengembangan media pembelajaran pada peserta didik di
SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem
pembelajaran, banyak macam media pembelajaran yang dapat digunakan,
media pembelajaran harus di dasarkan pada pemilihan yang tepat. Ada
beberapa media yang sering digunakan oleh guru dalam proses belajar
mengajar diantaranya; media audio yaitu media yang hanya dapat didengar
saja, media visual yaitu media yang dapat dilihat saja, media cetak yaitu
mempunyai makna, yaitu sebuah media yang menggunakan bahan dasar kertas
untuk menyampaikan pesan- pesannya.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Kinawati selaku guru
Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa :
“Media pembelajaran merupakan salah satu kompenen pembelajaran
yang mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
saya sering menggunakan kertas karton dimana media karton tersebut
sangat diperlukan karena materi pendidikan Agama Islam kebanyakan
isinya tentang kisah- kisah nabi atau perjuangan para sahabat Nabi,
untuk tidak memberikan efek bosan kepada peserta didik makanya
saya membuat media karton agar pemikiran peserta didik mudah untuk
menerima materi yang disampaikan. Dan media yang disampaikan
harus sesuai dengan materi yang diajarkan.”50
Mengenai fungsi dan manfaat media itu sendiri menurut ibu
Kinawati adalah menjadikan peserta didik lebih memahami isi materi
pelajaran. Adapun efektif atau tidaknya penggunaan media dalam
50
Salmiah Kinawati Azisa S.Pd( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
proses pembelajaran menurut ibu kinawati sudah efektif karena
melihat dari tujuan pembelajaran dimana ketika tujuan pembelajaran
sudah tercapai berarti proses pembelajaran sudah efektif.51
Sama halnya yang dikatakan oleh ibu Fatmawati selaku guru kelas
V mengatakan :
“Keberhasilan pengembangan media pembelajaran dapat dilihat pada
kondisi peserta didik. Guru mata pelajaran yang mampu
mengembangkan media pembelajarannya tentu saja akan disukai oleh
peserta didik karena peserta didik membutuhkan guru yang mampu
memahami keadaan peserta didik tersebut dan juga membutuhkan
dukungan dari dari pihak sekolah dalam mengembangkan media
tersebut. Media pembelajaran yang selaras dengan materi yang akan
disampaikan tentu saja sangat bagus dalam membangun minat belajar
peserta didik dalam menerima materi pelajaran sehingga peserta didik
mampu dengan mudah tanpa hambatan menyampaikan materi
pelajaran. ”52
Seorang peserta didik yang sedang dalam keadaan jenuh sistem
akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses
item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya
masih tetap dan tidak berkembang. Media berperan penting dalam
menentukan keberhasilan belajar peserta didik, media adalah syarat mutlak
dalam belajar. Terkadang ada peserta didik yang malas dengan penggunaan
media pembelajaran yang monoton sehingga tidak mampu memahami
pembelajaran,penggunaan media pembelajaran menjadi peran penting
keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan bahan ajaranya kepada
peserta didik, olehnya itu seorang guru harus mampu untuk memiliki
51 Salmiah Kinawati Azisa S.Pd( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
52
Fatmawati ( Guru kelas V ) Wawancara di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni
2020
kreativitas dalam menyampaikan pembelajarannya agar mampu memotivasi
peserta didik untuk terus aktif dalam proses pembelajaran.
Hal diatas diperkuat dengan hasil wawancara dengan ibu Kinawati
selaku Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:
“Dalam mengembangkan media pembejaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran, saya memperhatikan terlebih dahulu
materi yang akan saya sampaikan kepada peserta didik baru setelah itu
memilih media yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan
materi tersebut agar peserta didik tidak jenuh dalam proses
pembelajaran, pemilihan media tersebut juga harus diperhatikan
apakah media tersebut disukai oleh peserta didik atau tidak.
penggunaan media yang tepat memberikan dampak positif terhadap
peserta didik yaitu peserta didik mampu memahami dengan mudah isi
dari materi pembelajaran tersebut, dan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dengan adanya media pembelajaran yang menarik
dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka dapat membantu
konsentrasi belajar peserta didik di dalam kelas dalam menerima
materi yanng diberikan oleh guru. Peserta didik tidak merasa bosan
berada dalam kelas dalam menerima materi yang diberikan oleh guru
karena dengan menampilkan media pembelajaran maka peserta didik
menjadi senang berada dalam kelas untuk belajar dengan baik.”53
Bagi seorang guru, sangatlah penting mengetahui keadaan peserta
didik, apakah media tersebut cocok atau tidak digunakan. Dengan mengetahui
keadaan peserta didik, akan mempermudah guru dalam menentukan langkah
yang akan di ambil dalam Pengembangan media pembelaajaran. Oleh karena
itu sangat diperlukan setiap guru memiliki kreativitas untuk mampu
membangkitkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Namun
guru tetap berupaya agar apa yang disampaikan benar- benar dikuasai oleh
peserta didik dan jika ada peserta didik menanyakan kadang- kadang
53
Salmiah Kinawati Azisa ( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD Inpres
Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
dijelaskan, membuktikan bahwa sebagian peserta didik memang ada yang
kurang memperhatiakn penjelasan guru, karena kemungkinan besar peserta
didik sudah bosan dengan pembahasan itu- itu saja. Maka sebagai guru sangat
diperlukan kreativitas yang sangat tinggi.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat pengembangan Kreativitas Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan Media Pembelajaran
di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Guru yang berkualifikasi profesional, yaitu guru yang tahu secara
mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam mengajarkannya
secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian yang mantap.
Untuk mewujudkan guru yang cakap dan ahli tentunya diutamakan dari
lulusan lembaga pendidikan keguruan. Karena kecakapan dan kreativitas
seorang guru yang profesional bukan sekedar hasil pembicaraan atau latihan-
latihan yang terkondisi, tetapi perlu pendidikan yang terprogram secara
relevan serta berbobot, terselenggara secara efektif dan efisien dan tolak ukur
evaluasinya terstandar.
Seperti hasil wawancara bersama bapak H. M. Arifin S.Pd selaku
Kepala Sekolah yang mengatakan bahwa :
Faktor pendukung dalam pengembangan media pembelajaran di
SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa yaitu:
1. Peserta didik memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti
proses pembelajaran.
2. Pemilihan media yang tepat dalam proses pembelajaran.
3. Suasana kelas yang bagus dan kondusif.
Faktor penghambat dalam pengembangan media pembelajaran di
SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa yaitu:
1. Sarana dan prasarana yang tidak memadai.
2. Kurangnya pengalaman mengajar guru.
3. Kesulitan dalam menghadapi perbedaan karakteristik
peserta didik.54
Pengalaman yanga dimiliki oleh seorang guru akan mendorong
guru tersebut untuk berfikir kreatif dan menciptakan cara-cara bagaimana
media pembelajaran yang digunakan mampu menarik minat peserta didik
dalam belajar dan mendorong timbulnya ke aktifan peserta didik dalam
pembelajaran. Hal seperti itu yang harus dimiliki seorang guru karena guru
yang tidak mampu menguasai keadaan peserta didik maka peserta didik
cenderung akan mengalami kejenuhan dan tidak mempu menangkap materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Hal diatas didukung oleh hasil wawancara dari ibu Kinawati selaku
guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa :
“Ketika peserta didik tidak tertarik dengan media yang digunakan oleh
guru maka peserta didik tersebut akan memberikan respon yang
negative contohnya peserta didik tidak memperhatikan penjelasan
guru, peserta didik akan bermain dan bercerita ketika gurunya
menjelaskan itu karena peserta didik tidak paham dengan penjelasan
gurunya sehingga timbul ketidaksukaan pada bahan ajar dan peserta
didik lebih senang untuk bermain dan bercerita ketika guru sedang
menjelaskan , suka keluar masuk kelas tanpa izin, meminta izin ke
toilet itu semua dilakukan oleh peserta didik karena tidak adanya rasa
nyaman berada dalam kelas, selain metode pengajaran penampakan
fisik dalam kelas juga mempengaruhi suasana dalam proses belajar
mengajar agar tidak terjadi ketegangan mental saat pelajaran
berlangsung.55
54
H. M. Arifin S.Pd ( Kepala Sekolah ) Wawancara di SD jatia Kabupaten Gowa 23 juni
2020
55
Salmiah Kinawati S.Pd ( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD Inpres
Mengenai fungsi dan manfaat dari media itu sendiri adalah
mempermudah cara penyampaian pesan ke peserta didik, karena tanpa adanya
media yang digunakan di dalam proses pembelajaran akan sulit untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapakan sebelumnya.
Mengenai efektif atau tidaknya penggunaan media pada peserta
didik yang belum efektif karena masih dalam tahap proses pembelajaran
dimana karakter peserta didik di dalam kelas berbeda-beda jadi sulit untuk
mengefektifkan proses pembelajaran
Sama halnya dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan
Rama salah satu peserta didik kelas V yang mengatakan bahwa :
“Proses pembelajaran yang di lakukan oleh Ibu Salmiah sangat
inovatif karena sering menggunakan media yang membuat proses
pembelajaran mudah diserap oleh kami yang sebagai penerima pesan
dan setiap pertemuan media yang diberikan selalu berbeda- beda jadi
kami tdak merasakan yang namanya bosan ataupun jenuh pada saat
penyampaian materi ajarnya, pemilihan medianya di tentukan sesuai
dengan tujuan pembelajaran, namun berkaitan dengan efektif atau
tidaknya proses pembelajaran yang di lakukan ibu Salmiah menurut
peserta didik sudah efektif karena kami sebagai peserta didik bisa
memahami pembelajaran56
Mengenai fungsi dan manfaat media itu sendiri adalah menjadikan
peserta didik lebih memahami isi dari meteri pelajaran. Adapun efektif atau
tidaknya penggunaan media dalam proses pembelajaran sudah efektif karena
melihat dari tujuan pembelajaran dimana ketika tujuan pembelajaran sudah
tercapai berarti proses pembelajaran sudah efektif. Jadi kesimpulannya adalah
Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
56
Rama ( Murid Kelas 5 ) Wawancara di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
bahwasanya kreativitas dalam pengembangan media pembelajaran sangat
diperlukan dalam proses mengajar karena tanpa adanya kreativitas maka
seorang guru akan kaku dalam memberikan penjelasan kepada peserta didik
dan peserta didik akan sulit pula untuk memamahami materi yang
disampaikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengembangan Media Pembelajaran
Pada Peserta Didik Di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa”, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kreativitas Guru pendidikan agama islam di SD Inpres Jatia Kabupaten
Gowa bahwasanya kreativitas guru di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
sangat diperlukan didalam proses belajar mengajar karena kreativitas
merupakan suatu upaya atau usaha pengembangan dari sifat dasar menjadi
hal yang baru atau yang sebelumnya ada tapi dikembangkan lagi agar
menjadi sesuatu yang menarik. Pada saat proses pembelajaran guru
memberi pertanyaan disela-sela pembelajaran, mengajak praktek peserta
didik secara langsung, dan selalu memberi motivasi kepada peserta didik
dengan cara tersebut peserta didik lebih bisa memahami dan mengamalkan
pelajaran yang diterangkan oleh guru.
2. Efektifitas pengembangan media pembelajaran pada peserta didik di SD
Inpres Jatia Kabupaten Gowa yaitu bahwasanya media sangat penting
dalam proses belajar mengajar dikarenakan tanpa menggunakan media,
peserta didik akan sulit menerima pelajaran begitupun pendidik akan sulit
untuk mencari ujuan pembelajaran dari hasil wawancara antara peserta
didik mengatakan sudah efektif dilihat dari keaktifan para peserta didik
didalam proses pembelajaran dan dilihat juga dari tujuan yang ingin
dicapai dalam proses pembelajaran dimana tujuan tersebut tercapai atau
tidak tergantung dari guru ketika menyampaikan isi materi pembelajaran.
3. Faktor pendukungnya adalah peserta didik memiliki semangat yang tinggi
dalam mengikuti proses pembelajaran, pemilihan media pembelajaran
yang tepat akan memancing peserta didik untuk belajar aktif dan suasana
kelas yang bagus akan menghindarkan peserta didik dari rasa bosan pada
saat proses pembelajaran. Faktor penghambat kreativitas guru adalah
sarana dan prasarana yang digunakan tidak memadai seperti tidak adanya
proyektor atau LCD sebagai alat media yang bisa digunakan untuk
menampilkan gambar, slide, dan video yang dapat menarik perhatian
peserta didik, kurangnya pengalaman mengajar guru dan kesulitan dalam
menghadapi perbedaan karakteristik peserta didik.
B. Saran
1. Bagi Kepala Sekolah : Perlunya sosialisasi tentang pentingnya bagi
seorang guru untuk memiliki kreatifitas dalam menentukan media
pembelajarannya agar peserta didik mampu secara aktif ikut dalam
proses pembelajaran tanpa mengalami kebosanan dan dapat
menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai untuk media
pembelajaran.
2. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam : Guru harus mampu memilih
media pembelajaran yang digunakannya dalam proses belajar mengajar
agar mampu memotivasi dan membangkitkan keaktifan peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus mampu mengambil
dan menentukan tindakan seperti apa yang harus diberlakukan pada
peserta didik.
3. Bagi Wali Kelas : Demi mewujudkan Pendidikan yang maju guru
harus mampu mengolah media pembelajarannya atau memiliki
kreativitas terhadap proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Al-quran dan Terjemahan
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangakan Standart
Kompetesi Guru (cet. VI; Bandung, 2009)
Arsyad, Azhar Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002.
Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011).
Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2007).
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi ,metodologi dalam teori dan praktek
jakarta: Bumi Aksara, 2013).
Departemen Agama Republik Indonesia, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan,
Jakarta: Al Huda, 2005.
Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar Dengan PAILKEM,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2012)
Handari Nawi dan Martini Handari,instrumen penelitian bidang sosial
(pontianak;Gajah Mada University press,2006)
Idris M dan Marno, Strategi dan Metode Pembelajaran: Menciptakan
Ketrampilan Mengajar yang Efekti dan Edukatif, Jogjakarta: Ar-
ruzz Media, 2009.
Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy, Shahihul Bukhari bi
Haasyiati al-Imam as-Sindy, (Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah,
2008)
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006.
Nasution, S. Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi aksara, 1994.
Nana Syaohdih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010)
RI, Undang-Undang. Nomor 20 tahun 2003, SISDIKNAS Sistem
Pendidikan Nasional Dan Penjelasannya. Bandung: Fermana,
2006.
Sadjiman, Arief Media Pendidikan: Pengertian, Pengembanan dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pres, 2011.
Safei, Muh. Media Pembelajara, Makassar: Alauddin University Press,
2011.
Shihab, M. Quraish Tafsir Al-Qur'an Al-Karim: Tafsir Atas Surat-surat
Pendek Berdasarkan Urutan-urutan Turunnya Wahyu, Bandung:
Pustaka Hidayah, 1999.
Salmiah Kinawati Azisa S.Pd ( Guru Pendidikan Agama Islam )
Wawancara di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 23 juni 2020
Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (cet.25;Bandung : Alfabeta
,2017 )
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Cet.10;
Bandung: Alfabeta, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2006).
Sutrisno, Hadi. Metodologi Research, (Cet, XXX; Yogyakarta: Andi
Offset, 1987)
Udin Syaefuddin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Cet, II, Bandung,
2009)
Usman M Basyiruddin dan Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta:
Penerbit Ciputat Pers, 2002.
P. Joko Subagyo. Metodologi Dalam Teori dan Praktek (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004).
Wehmeir, Selly Oxford Advanced Learner's, New York: Oxford
University Press, 2004
Winarno Surachman. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan
Teknik.(Bandung:Tarsita,1990)
RIWAYAT HIDUP
Nurhilda. Jatia, 05 mei 1999 yang merupakan anak kedua dari
pasangan Sansar dan Hj. Supriati. Sebelum masuk kejenjang
perguruan tinggi, peneliti menempuh pendidikan di SD Inpres
Jatia Kabupaten Gowa kemudian masuk ke jenjang pendidikan
menengah pertama di SMP Negeri 1 Bajeng dan melanjutkan pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 1 Bajeng Setelah menyelesaikan pendidikan di
SMA Negeri 1 Bajeng pada tahun 2016, Peneliti melanjutkan Pendidikan Program
S-1 di Universitas Muhammadiyah Makassar dan mengambil jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Agama Islam. Peneliti telah menyelesaikan Skripsi dengan
judul “ Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan Media
Pembelajaran Di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa”.