pengaruh media audiovisual dalam pembelajaran …

80
PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MAN 1 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh RHEZQY FURWATI JUFRI 105440006715 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN

KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA MATERI SISTEM

PERNAPASAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MAN 1

MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RHEZQY FURWATI JUFRI

105440006715

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

ii

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id. Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rhezqy Furwati Jufri

NIM : 105 4400 067 15

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Media Audiovisual dalam Pembelajaran

Kooperatif Group Investigation terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas XI MAN 1 Makassar pada Materi Sistem

Pencernaan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Februari 2020

Yang Membuat Pernyataan

Rhezqy Furwati Jufri

NIM. 105440006715

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : [email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id. Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rhezqy Furwati Jufri

NIM : 105 4400 067 15

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Februari 2020

Yang Membuat Perjanjian

Rhezqy Furwati Jufri

NIM. 105440006715

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Hidup penuh dengan pilihan, dan di setiap pilihan memiliki

konsekuensi. Maka memilihlah dengan bijak!”

Kupersembahkan karya ini untuk

kedua orang tuaku, dan juga

saudara-saudariku, semua keluarga

dan sahabat, serta seluruh guru dan

dosenku dimanapun berada.

vii

ABSTRAK

Rhezqy Furwati Jufri, 2020. Pengaruh Media Audiovisual dalam Pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada Materi Sistem Pernapasan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA MAN 1 Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty, dan Pembimbing II Dian Safitri

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Media Audiovisual dalam Pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada Materi Sistem Pernapasan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA MAN 1 Makassar. Desain penelitian berupa “pretest posttest control group design”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA MAN 1 Makassar yang terdiri dari lima kelas. Sampel penelitian ini sejumlah dua kelas yaitu kelas XI MIA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIA 5 sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan simple random sampling . Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran kooperatif group investigation sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar kognitif siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 22. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen adalah 50,60 dan nilai rata-rata posttest adalah 81,35. Sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata pretest adalah 46,77 dan nilai rata-rata posttest adalah 76,31. Adapun nilai yang termasuk kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 75. Hasil uji Anacova, diperoleh nilai signifikansi 0.019 yakni α < 0.05. Hal ini berarti

bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai beda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yakni 5,168. Sehingga dengan demikian media audiovisual dalam pembelajaran kooperatif group investigation berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa Kelas XI MIA MAN 1 Makassar.

Kata kunci : Media audiovisual, Hasil Belajar.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Media Audiovisual dalam Pembelajaran

Kooperatif Group Investigation pada Materi Sistem Pernapasan terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas XI MIA MAN 1 Makassar” yang diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Shalawat dan salam senantiasa terhadap Rasulullah Muhammad

Shallallahu „alaihi wa sallam. Nabi utusan Allah subhanahu wa ta‟ala, panutan

umat Islam yang telah menggulung tikar-tikar kedzaliman dan menghempaskan

permadani-permadani Islam di muka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi peneliti tentu tidak

lepas dari bimbingan, tuntunan, motivasi, semangat dan kasih sayang dari orang-

orang yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini. Oleh karenanya, penulis sangat berterima kasih kepada Ibu Irmawanty, S.Si.,

M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dian Safitri, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing

II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan selama penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan

ix

terima kasih kepada: Bapak Dr. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M. selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, Ibu Irmawanty, S,Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah

Makassar, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis

selama kuliah, Bapak Dr. Luqman MD, S.Ag., S.E., M.M selaku kepala MAN 1

Makassar yang telah memberikan izin untuk dilaksanakan penelitian di sekolah

yang dipimpin, Ibu Hj. Herawati, S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi di

MAN 1 Makassar yang telah membimbing peneliti serta seluruh tim guru biologi,

terkhusus Ibu Nurwahidah Hatta, S.Pd., M.Pd sebagai sensei sekaligus senpai

yang juga senentiasa memberi dukungan serta bimbingan. Siswa-siswi MAN 1

Makassar, terkhusus kelas XI MIA 4 dan XI MIA 5 yang bersedia bekerjasama

dan membantu penulis selama melakukan peneltian, Sahabat-sahabat saya selama

kuliah: Nilam, BS, Inces, Riska, dan Hikmah, serta Afia dan Hijriana yang

berjuang bersama dan saling menyemangati serta saling membantu dalam

penyusunan skripsi, teman-teman pengurus UKM Bahasa yang telah mendukung

dan memaklumi saat peneliti harus berproses dengan tugas akademik, Teman-

teman Biologi B’15 yang berjuang bersama dengan penuh suka dan duka selama

perkuliahan, teman-teman Pendidikan Biologi 2015 Universitas Muhammadiyah

Makassar yang senantiasa memberikan dukungan satu sama lain, serta semua

x

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat lagi

penulis sebutkan satu per satu.

Rasa terima kasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada seluruh

keluarga, terkhusus kepada ayahanda Jufri, S.Pd dan ibunda Bachriawati

Effendy atas segala do’a, dukungan dan pengorbanannya, selama penulis

menempuh jenjang pendidikan hingga sampai pada tahap ini. Juga kepada seluruh

keluarga yang telah memberikan do’a dan dukungan yang menjadi kekuatan bagi

penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Tanpa do’a

dan dukungan dari saudara, keluarga, teman-teman, serta bapak dan ibu, penulis

bukanlah siapa-siapa dikehidupan ini. Semoga saudara, keluarga, teman-teman,

serta bapak dan ibu tetap berada dalam lindungan dan rahmat Allah subhanahu wa

ta‟ala. Jazakumullahu khairan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik senantiasa penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan karya ini ke depannya. Wassalam.

Makassar, Februari 2020

Penulis

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ............................................................................................... 6

B. Media Audiovisual ..................................................................................... 10

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ...................... 15

xii

D. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 18

E. Materi Sistem Pernapasan ......................................................................... 20

F. Hubungan antara Media Audiovisual dalam Pembelajaran Kooperatif Group

Investigation dengan Materi Sistem Pernapasan ........................................ 27

G. Kerangka Pikir ........................................................................................... 29

H. Hipotesis .................................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 32

B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 34

C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 38

E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 41

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 43

B. Pembahasan ................................................................................................ 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 60

B. Saran ........................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

LAMPIRAN .................................................................................................... 64

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 194

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Quasi Esperimental dengan pretest dan posttest, Nonequivalent Control

Group Design ............................................................................................ 31

3.2 Populasi Siswa kelas XI MIA MAN 1 Makassar .................................... 34

3.3 Sampel Penelitian ..................................................................................... 34

3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ........... 35

3.5 Kriteria Hasil Belajar ............................................................................... 39

3.6 Kriteria Kelulusan Belajar........................................................................ 39

4.1 Analisis Statistik Deskriptif Pretest kelas Eksperimen ............................ 43

4.2 Analisis Statistik Deskriptif Posttest kelas Eksperimen ........................... 43

4.3 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Pretest kelas Eksperimen ................. 44

4.4 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Posttest kelas Eksperimen ............... 44

4.5 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen berdasarkan standarisasi KKM MAN

1 Makassar …………… ......................................................................... 45

4.6 Persentase Aktivitas Siswa kelas Eksperimen ......................................... 47

4.7 Analisis Statistik Deskriptif Pretest kelas Kontrol .................................. 48

4.8 Analisis Statistik Deskriptif Posttest kelas Kontrol .................................. 48

xiv

4.9 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Pretest kelas Kontrol ....................... 49

4.10 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Posttest kelas Kontrol .................... 49

4.11 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen berdasarkan standarisasi KKM MAN

1 Makassar …………… ......................................................................... 50

4.12 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 52

4.13 Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 53

4.14 Uji Ancova (Analysis of covariance) ..................................................... 53

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida ............................................... 21

2.2 Organ-Organ Sistem Pernapasan ............................................................. 22

2.3 Mekanisme Pernapasan ............................................................................ 23

2.4 Kerangka Pikir ........................................................................................ 30

4.1 Histogram Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................................. 47

4.2 Histogram Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................................ 52

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat

1.1. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu ..................................................................................................................... 64

1.2. Surat Izin Penelitian dari Kantor Kementerian Agama Kota Makassar ...................... 65

1.3. Surat Keterangan Penelitian dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Makassar ........ 66

Lampiran 2 Lembar Validasi

2.1. Validasi Media ............................................................................................................. 68

2.2. Validasi Tes Hasil Belajar ........................................................................................ 73

2.3. Validasi Lembar Observasi Siswa ............................................................................ 78

2.4. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................ 83

2.5. Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................................ 90

Lampiran 3 Instrumen Penelitian, Perangkat, dan Media Pembelajaran

3.1. Soal Tes Hasil Belajar .............................................................................................. 96

3.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................................................ 106

3.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................................................. 108

3.4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................................................... 129

Lampiran 4 Hasil Penelitian

4.1. Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ............................................................ 145

4.2. Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ........................................................... 147

4.3. Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Kontrol .................................................................. 149

xvii

4.4. Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Kontrol ................................................................ 151

4.5. Daftar Hadir Siswa ................................................................................................... 153

4.6. Hasil Uji Deskriptif .................................................................................................. 157

4.7. Hasil Uji Normalitas ................................................................................................. 158

4.8. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................................. 159

4.9. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................................... 160

4.10. Dokumentasi ............................................................................................................. 162

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru berperan penting dalam keberhasilan siswa memperoleh nilai

yang memenuhi kriteria ketuntasan pembelajaran. Sehingga guru dituntut

untuk memilih metode, teknik, maupun media pembelajaran yang sesuai untuk

siswa. Nilai akhir siswa pada penerapan kurikulum 2013 adalah dengan

menggabungkan tiga aspek penilaian, yakni penilaian sikap (afektif), penilaian

pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik). Adapun dalam

proses pembelajaran, siswa diarahkan untuk aktif mencari tahu sendiri

maupun berkelompok. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (teacher

center learning) tetapi berpusat pada siswa (student center learning).

Sehingga pada saat tersebut, penilaian dilakukan dengan melihat sikap dan

keterampilan siswa. Adapun penilaian pengetahuan, umumnya dilakukan

melalui evaluasi harian atau pemberian tugas.

Pada saat observasi proses pembelajaran di MAN 1 Makassar, peneliti

melihat kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa siswa yang memiliki hasil

evaluasi yang kurang dari kriteria ketuntasan minimal, yakni kurang dari 75.

Presentase ketuntasan siswa kelas XI MIA pada tahun ajaran 2018/2019 yaitu

30% pada kategori tuntas dan 70% tidak tuntas. Kondisi tersebut terjadi akibat

kurangnya penjelasan yang diberikan oleh guru atau pembelajaran yang tidak

2

tuntas akibat dibatasi oleh waktu, sementara materi yang diajarkan merupakan

materi yang kompleks.

Pada pembelajaran biologi kelas XI, lebih banyak membahas mengenai

penyusun tubuh makhluk hidup, dalam hal ini adalah sel, jaringan, organ, dan

sistem organ. Pembahasan tersebut sangat kompleks dan tentunya sangat

menarik. Namun, jika pembelajaran hanya dilakukan secara teoritis maka

kesan dan pemahaman siswa tidak maksimal, sehingga dapat menyebabkan

kurangnya keberhasilan siswa dalam mencapai kriteria kelulusan

pembelajaran.

Usaha untuk mengatasi kompleksitas materi pembelajaran dengan

waktu belajar yang tersedia yakni dengan memilih cara penyajian materi yang

sesuai, sehingga siswa tetap dapat mempelajari dan memahami seluruh materi

dalam waktu yang terbatas. Salah satu langkah penyajian materi pembelajaran

yakni dengan menngunakan media audiovisual. Penggunaan media ini

tentunya dapat membantu guru dalam proses pemberian materi dan juga lebih

disenangi oleh siswa.

Media audiovisual umumnya dipilih oleh siswa karena media tersebut

menciptakan suasana seolah-olah siswa melihat langsung hal-hal yang

ditampilkan. Siswa dapat melihat materi pembelajaran dan mendengarkan

penjelasan dari pembicara. Selain itu, terdapat materi-materi yang mencakup

pembahasan yang kompleks sehingga siswa membutuhkan waktu untuk benar-

benar menyaksikan materi terkait, sehingga lebih mudah dipahami.

3

Penggunaan media yang tepat dalam proses pembelajaran akan

memudahkan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran, serta

memudahkan siswa memahami konsep dan materi yang terkait. Materi dapat

dijelaskan dengan baik oleh guru jika siswa dapat mengamati secara langsung

fenomena terkait pembelajaran.

Dampak positif dari penggunaan media pembelajaran khususnya media

audiovisual dalam proses belajar mengajar dianggap dapat mempengaruhi

peningkatan hasil belajar (Arsyad, 2011). Selaras dengan teori tersebut,

penelitian terkait penggunaan media audiovisual pada pembelajaran Sains

telah dilakukan oleh Firdaus (2011) yang memberikan hasil bahwa pada

pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual, siswa dapat

mengamati gambar-gambar bergerak dengan dilengkapi suara sebagai penjelas

dan memberikan pengalaman lebih nyata serta lebih banyak indera yang

bekerja dibanding dengan media cetak, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar.

Pembelajaran dengan media audiovisual membutuhkan cara dalam

penggunaannya. Cara yang dimaksud adalah model pembelajaran yang

digunakan. Peneliti menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

tipe Group Investigation dalam menggunakan media audiovisual pada

penelitian ini. Wena (2009) mengungkapkan bahwa Group Investigation

merupakan salah satu bentuk tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan

pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)

pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Model

4

pembelajaran Cooperative Learning tipe Group Investigation selaras dengan

penggunaan media audiovisual, yakni sebagai pembelajaran dimana bahan-

bahan yang perlu diselidiki (investigated). Adapun hasil penelitian Purnama,

M.O., W. Hendri, dan L. Deswati (2015) terkait pengaruh penggunaan media

audiovisual dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap

hasil belajar biologi siswa kelas XI MIA di SMAN 3 Solok Selatan,

menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan media audiovisual dalam

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh positif.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti merasa perlu melakukan

penelitian terkait dengan pengaruh media audiovisual terhadap hasil belajar.

Adapun judul penelitian yang akan dilakukan adalah “Pengaruh Penggunaan

Media Audiovisual dalam Pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada

Materi Sistem Pernapasan terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MAN 1

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini yakni:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Makassar yang diajar

dengan menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran kooperatif

group investigation pada materi sistem pernapasan?

2. Apakah ada pengaruh penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran

kooperatif group investigation terhadap hasil belajar biologi siswa kelas

XI MAN 1 Makassar pada materi sistem pernapasan?

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran kooperatif group

investigation terhadap hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Makassar pada

materi sistem pernapasan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, serta

dapat mengatasi kesulitan belajar siswa terkait dengan kompleksitas materi

dan waktu pembelajaran;

2. Bagi Guru

Guru dapat memilih media dan model pembelajaran yang sesuai pada

materi sistem pernapasan. Penelitian ini juga dapat menjadi dasar guru

dalam memilih media pembelajaran;

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam

penggunaan media pembelajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat megetahui pengaruh media audiovisual dalam pembelajaran

kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar siswa kelas XI

MAN 1 Makassar pada materi sistem pernapasan;

6

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2016), hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiiki siswa seteleh mengikuti pembelajaran. Hasil

belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Menurut Woordworth

dalam Abdul Majid (2015) hasil belajar merupakan perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan

aktual yang diukur secara langsung, hasil pengukuran belajar inilah

akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran

yang telah dicapai.

Hasil belajar menurut Purwanto (2012) adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Sudjana (2016) juga menyatakan, “Hasil belajar merupakan keseluruhan

pola perilaku baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor yang

diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar”.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu perubahan sikap dan tingah laku setelah mengalami

proses pembelajaran, baik perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotor

dalam diri siswa. Hasil belajar dapat diketahui melalui suatu pengukuran.

7

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sabri (2010) Mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa secara garis besar terbagi

dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor Internal

1) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran

fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan

pendengaran.

2) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi,

dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,

ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.

b. Faktor-faktor eksternal

1) Faktor lingkungan siswa Faktor ini terbagi dua, pertama yaitu

faktor lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu,

kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak

madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan sosial seperti

manusia dan budayanya.

2) Faktor instrumental yang termasuk faktor instrumental antara lain

gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran,

media pembelajaran, guru, dan kurikulum atau materi pelajaran

serta strategi pembelajaran.

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi banyak faktor,

baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut sangat

8

mempengaruhi upaya pencapaian hasil belajar siswa dan dapat mendukung

terselenggaranya kegiatan proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai

tujuan pembelajaran (Sabri, 2010).

3. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Jenis-jenis penilaian hasil belajar menurut Sudjana (2016) yaitu:

a. Penilaian Formatif

Penilaian yang dihasilkan pada akhir program belajar mengajar untuk

melihat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan

demikian, penilaian formatif berorientasi kepada proses belajar

mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat

memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaanya.

b. Penilaian Sumatif

Penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur

wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuan penilaian ini adalah

untuk melihat hasl yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jaunh

tujuan-tujuan kulikuler dikuasai oleh para siswa.

c. Penilaian Diagnostik

Penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa

serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan

bimbingan beajar, pengajaran remedial (remedial teaching),

menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soal tentunya disusun agar dapat

ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.

9

d. Penilaian Selektif

Penilaian yang bertujuan utuk keperluan seleksi, misalnya uji saringan

masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

e. Penilaian Penempatan

Penilaian yang ditunjukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat

yang diperluakan bagi suatu program belajar dan penugasan belajar

untuk program yang terkait.

4. Prinsip dan Prosedur Penilaian Hasil Belajar

Berdasarkan Sudjana (2016), prinsip dan prosedur peniaian hasil

belajar sebagai yaitu:

a. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga

jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian,

interpretasi penilaian. Sehingga patokan atau rambu-rambu dalam

merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku dan

buku pelajaran yang digunakannya. Buku kurikulum hendaknya di

pelajari tujuan-tujuan kulikuler dan tujuan instruksionalnya, pokok

bahasan yang diberikan, ruang lingkup dan urutan penyajian, serta

pedoman bagaimana pelaksanaannya.

b. Penilaian hasil beajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses

belajar mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada

setiap saat proses belajar mengajar sehingga pelaksanaanya

berkesinambungan. “Tiada proses belajar mengajar tanpa penilaian”

hendaknya dijadikan semboyan bagi setiap guru. Prinsip ini

10

mengisyaratkan pentingnya penilaian formatif sehingga dapat

bermanfaat bagi siswa maupun bagi guru.

c. Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian

menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya,

penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya

komprehensif. Dengan sifat komprehensif dimaksudkan segi atau

abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tapi juga aspek

afektif dan aspek psikomotoris. Demikian pula dalam aspek kognitif

sebaiknya dicakup semua aspek, yakni pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi secara seimbang.

d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data

hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa. Oleh

karena itu, secara teratur dalam catatan khusus mengenai kemajuan

siswa. Demikian juga data penilaian harus dapat di tafsirkan sehingga

guru dapat memahami siswanya terutama prestasi dan kemampuan

yang dimilikinya.

B. Media Audiovisual

1. Definisi Media Audio Visual

Salah satu jenis media pengajaran adalah media audio visual.

Husain (2009) menjelaskan bahwa media audio visual adalah seperangkat

alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara. Alat-alat yang

termasuk media audio visual contohnya televisi, video-VCD, sound slide,

dan film. Purnama, dkk (2015) mengemukakan bahwa media audio visual

11

adalah jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung

unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran

film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap

lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media auditif maupun

media visual. Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu

media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai

suara (sound slide), film rangkai suara. Audio visual gerak yaitu media

yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti

film suara dan video cassette.

2. Ciri-Ciri Media Audiovisual

Arwudarachman (2015) mengatakan bahwa media pembelajaran

audio visual adalah teknologi audiovisual cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri utama

teknologi audiovisual adalah:

b. Bersifat linear;

c. Menyajikan visual yang dinamis;

d. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/ pembuatnya;

e. Merupakan presentasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

f. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.

g. Berorientasi kepada guru dengan tingkat perlibatan interaktif murid

yang rendah.

12

3. Kegunaan Media Audiovisual

Berdasarkan Husain (2017) kegunaan-kegunaan media audiovisual

adalah sebagai berikut:

a. Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman

yang dimiliki setiap siswa berbeda, ditentukan oleh faktor keluarga dan

masyarakat. Perbedaan tersebut merupakan hal yang tidak mudah

diatasi apabila di dalam pengajaran guru hanya menggunakan bahasa

verbal sebab siswa sulit dibawa ke obyek pelajaran. Dengan

menghadirkan media audio visual di kelas, maka semua siswa dapat

menikmatinya.

b. Melampaui batasan ruang dan waktu. Tidak semua hal bisa dialami

langsung oleh siswa, hal tersebut disebabkan oleh:

1) Obyek yang terlalu besar misalnya gunung atau obyek yang terlalu

kecil misalnya bakteri, dengan bantuan media audio visual kita bisa

menampilkannya di dalam kelas;

2) Gerakan-gerakan yang terlalu lambat misalnya pergerakan amoeba

atau gerakan-gerakan yang terlalu cepat misalnya pergerakan

awan, dapat diikuti dengan menghadirkan media audio visual di

dalam kelas;

3) Rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan

geografi misalnya proses terbentuknya bumi dapat disajikan di

kelas dengan bantuan media audio visual.

13

c. Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan

lingkungannya. Misalnya saat guru menerangkan tentang masalah

gunung eletus, apabila disampaikan dengan bahasa verbal, maka

kontak langsung antara siswa dengan obyek akan sulit sehingga

diperlukan media audio visual untuk menghadirkan situasi nyata dari

objek tersebut untuk menimbulkan kesan yang mendalam pada diri

siswa.

Selain mempercepat proses belajar, dengan bantuan media audio

visual mampu dengan cepat meningkatkan taraf kecerdasan dan

mengubah sikap pasif dan statis ke arah sikap aktif dan dinamis. Fungsi

media audio visual yaitu: (1) mempermudah orang menyampaikan dan

menerima pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah

pengertian; (2) mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak; dan

(3) mengekalkan pengertian yang didapat (Husain, 2017).

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual

Suatu media yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan

tersendiri. Arsyad (2011) mengungkapkan beberapa kelebihan dan

kelemahan media audio visual dalam pembelajaran, dapat dijelaskan

sebagai berikut:

b. Kelebihan Media Audiovisual

1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman dasar siswa karena

jenjang sekolah adalah awal mula pengalaman dibentuk, baik

14

dengan teman, guru, maupun dengan berbagai sarana prasarana di

sekolah terkait dengan pembelajaran di sekolah.

2) Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara

langsung. Media audio visual bisa memperlihatkan hal-hal yang

berbahaya sekaligus walaupun tidak melihatnya secara langsung.

Namun, penggambarannya sama dengan aslinya.

3) Dapat dilihat oleh kelompok kecil maupun besar. Tidak terbatas

penonton bisa dalam lingkup besar maupun kecil.

4) Mendorong motivasi dan menanamkan sikap dan segi afektif

lainnya.

c. Kekurangan Media Audiovisual

2) Pengadaan memerlukan biaya yang cukup mahal.

3) Tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan,

kecuali dirancang terlebih dahulu untuk kebutuhan sendiri.

Hasan (2016) menyatakan bahwa kelebihan media audio visual

adalah pemakaiannya tidak membosankan, hasilnya lebih mudah untuk

dipahami, dan informasi yang diterima lebih jelas dan cepat dimengerti.

Sedangkan kelemahan media audio visual adalah suaranya terkadang tidak

jelas, pelaksanaannya menggunakan waktu yang cukup lama, dan

biayanya relatif lebih mahal.

15

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

1. Definisi Group Investigation

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran kelompok yang mempunyai banyak tipe yang bervariasi,

salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation. Menurut Huda (2011) Group Investigation diklasifikasikan

sebagai metode investigasi kelompok karena tugas-tugas yang diberikan

sangat beragam, mendorong siswa untuk mengumpulkan dan

mengevaluasi informasi dari beragam sumber, komunikasinya bersifat

bilateral. Group Investigation merupakan salah satu tipe kompleks dalam

pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan

skill berpikir level tinggi. Wena (2009) mengungkapkan bahwa Group

Investigation merupakan salah satu bentuk tipe pembelajaran kooperatif

yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari

sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-

bahan yang tersedia.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Invetigation

Berdasarkan Aunurrahman (2010) ciri esensial investigasi

kelompok yaitu:

a. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dibawah

bimbingan guru.

b. Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah dirumuskan.

16

c. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk

mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai

beberapa kesimpulan.

Selain memiliki ciri di atas, Group Investigasi juga memiliki

karakteristik. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif tipe group

investigation menurut Kurniajanti (2012) sebagai berikut:

a. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan

keterampilan inkuiri.

b. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5

siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan

keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu.

c. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan

topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian

laporan).

d. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.

e. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang

dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam

konteks masalah yang diselidiki).

f. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah

dengan peranan yang berbeda.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

ini terdiri atas tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran

17

yang menggunakan metode Group Investigation. Berdasarkan Trianto

(2009) langkah-langkah model investigasi kelompok menjadi 6 fase, yaitu:

a. Memilih topik/pengelompokan, Siswa dibentuk kelompok secara

heterogen sesuai dengan topik yang telah ditentukan.

b. Perencanaan kooperatif, Siswa dan guru merencanakan prosedur

pembelajaran.

c. Implementasi, Siswa menerapkan rencana yang telah kembangkan

dengan aktivitas dan ketrampilan yang luas.

d. Analisis dan sintesis, Siswa menganalisis dan mensintesis informasi

yang diperoleh kemudian diringkas dan disajikan secara menarik

sebagai bahan untuk presentasi

e. Presentasi hasil final, beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara presentasi kelas.

f. Memberikan penghargaan, kegiatan guru dalam fase 6 adalah mencari

cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation

Slavin (2010) mengemukakan bahwa kelebihan group investigation

adalah mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi, melatih siswa

menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, keterlibatan siswa secara

aktif dapat terlihat mulai tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran,

Sedangkan kelemahan group investigation adalah metode ini memerlukan

18

investigasi yang mempersyaratkan siswa bekerja secara berkelompok dan

memerlukan pendampingan guru secara penuh.

Setiawan (2008) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari

pembelajaran tipe group investigation, yaitu (a) memberi semangat untuk

berinisiatif, kreatif, dan aktif, (b) dapat belajar untuk memecahkan,

menangani suatu masalah, (c) meningkatkan belajar bekerja sama, (d)

belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis, (e) meningkatkan

partisipasi dalam membuat suatu keputusan, (f) selalu berpikir tentang cara

atau strategi yang digunaka sehingga didapat suatu kesimpulan yang

berlaku umum. Sedangkan kekurangannya, yaitu (a) sedikitnya materi

yang tersampaikan pada satu kali pertemuan, (b) pembelajaran group

investigation cocok diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa

untuk memecahkan masalah, (d) diskusi kelompok biasanya berjalan

kurang efektif, (e) siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat

akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.

D. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yakni:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Meldo Oren Purnama, Wince Hendri, dan

Lisa Deswati pada tahun 2015 dengan judul “Penggunaan Media

Pembelajaran Audio Visual dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MIA SMAN

3 Solok Selatan”. Hasil yang diperoleh yakni penggunaan media

pembelajaran audio visual dalam pembelajaran kooperatif tipe group

19

investigation berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa kelas

XI MIA SMA Negeri 3 Solok Selatan.

2. Abdul Azis Toheri telah melakukan penelitian pada tahun 2012 dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Media Belajar Audio Visual terhadap Hasil

Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Pembahasan Dimensi

Tiga”. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh penggunaan

media belajar audio visual terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika pada pembahasan dimensi tiga dengan koefisien determinasi

sebesar 72,25%. Ini berarti besarnya informasi hasil belajar siswa pada

mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga yang

menggunakan media belajar audio visual sebesar 72,25%, sedangkan

sisanya 27,75% disebabkan oleh faktor lain.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Putu Armyani dan Didik Martedi

pada tahun 2012 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran

Audio Visual Program Microsoft Power Point pada Pokok Bahasan

Organisasi Kehidupan Kelas VIIA SMP Negeri 19 Mataram Tahun

Pelajaran 2012/2013”. Persentase hasil belajar dilihat dari ketuntasan

belajar yang meningkat dan telah mencapai kriteria keberhasilan.

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 76,47% belum

mencapai kriteria keberhasilan, sedangkan pada siklus II persentase

ketuntasan belajar siswa sebesar 100% telah mencapai kriteria

keberhasilan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

20

penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa.

4. Bunga Pratiwi, Pramudiyanti, dan Rini Rita T. Marpaung pada tahun 2013

melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Talang Padang dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Aktivitas dan Hasil

Belajar Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas

mengemukakan ide, bekerja sama, bertukar informasi dan

mempresentasikan hasil diskusi mengalami peningkatan. Hasil belajar

siswa juga mengalami peningkatan dengan rata-rata N-gain sebesar 55,34.

Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio visual

berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

5. Penelitian yang dilaksanakan oleh Lisa Ariyana pada tahun 2018 dengan

judul Penggunaan Media Audio Visual pada Materi Sistem Pernapasan di

SMA Negeri 4 Aceh Barat Daya. Hasil penelitian diketahui bahwa rata-

rata hasil aktivitas tergolong kategori aktif pada pertemuan pertama 63%,

dan pertemuan kedua 76% tergolong kategori sangat aktif, sedangkan nilai

rata-rata pre-test yaitu 24,5, dan nilai rata-rata post-test yaitu 82,25. Hasil

uji-t menunjukkan thitung (47,33) > ttabel (1,73). Berdasarkan penelitian

tersebut dapat disimpulkan pembelajaran dengan penggunaan Media

Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

E. Materi Sistem Pernapasan

Berdasarkan kompetensi dasar siswa kurikulum 2013 (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), terdapat beberapa hal yang diajarkan

21

pada siswa terkait dengan materi sistem respirasi yang terdapat di kelas XI.

Pada KD 3.8 tercantum “Menganalisis hubungan antara struktur jaringan

penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan

gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem respirasi manusia”. Adapun

pada KD 4.8 yaitu “Menyajikan hasil analisis pengaruh pencemaran udara

terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia

berdasarkan studi literatur”. Adapun uraian materi terkait sistem pernapasan

sebagai berikut,

1. Pengertian Sistem Pernapasan

Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan

oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya.

Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan

memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya,

yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbon

dioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan (Pearce, 2011).

Gambar 2.1 Pertukaran Oksigen dan Karbon dioksida

Sumber: http://myscienceschool.org, 2016

Menurut Setiadi (2016), pernapasan merupakan pertukaran O2 dan

CO2 antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Pernapasan juga merupakan

22

peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 dan

mengeluarkan CO2 sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh. penghisapan

udara ke dalam tubuh disebut proses inspirasi dan menghembuskan udara

keluar tubuh disebut proses ekspirasi.

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran

pernapasan dan mekanisme pernapasan. Saluran pernapasan atau tractus

respiratorius (respiratory tract) adalah bagian tubuh manusia yang

berfungsi sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran gas yang

diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran ini berpangkal pada hidung

atau mulut dan berakhir pada paru-paru. Banyak yang menyebutkan bahwa

proses bernapas disebut juga dengan proses respirasi. Proses bernapas

akan berlangsung jika ditunjang oleh alat-alat pernapasan (Setiadi, 2011).

Gambar 2.2 Organ-Organ Sistem Pernapasan

Sumber: www.biology.co.id, 2019

23

2. Fungsi Pernapasan

Menurut Setiadi (2016), fungsi pernapasan yang penting adalah

mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk

mengadakan pembakaran dan mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa

dari pembakaran kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

Ada dua bagian yang mungkin dapat digambarkan dalam pernapasan

yaitu:

a. O2 – hidung- trachea – alveoli – pembuluh kapiler alveolus – ikatan O2

dengan Hb – jantung – seluruh tubuh sampai ke setiap sel.

b. CO2 – membran alveoli – kapiler – alveoli – broncholi – bronchus –

trakea – hidung.

3. Saluran Pernapasan

Setiadi (2016) mengemukaan bahwa saluran pernapasan dari atas

kebawah dapat dirinci sebagai berikut:

a. Rongga hidung,

b. Faring,

c. Laring,

d. Trakea,

e. Percabangan bronkus,

f. Paru-paru (bronkiolus, alveolus).

4. Mekanisme Pernapasan

Berdasarkan Nadhif (2019), pada sistem pernapasan manusia tentunya

terjadi proses dimana menghirup udara lalu megeluarkan udara, hal ini

24

disebut dengan mekanisme pernapasan. Dalam mekanisme pernapasan

yang dilakukan oleh manusia dibagi menjadi dua, yaitu fase inspirasi dan

fase ekspirasi.

Gambar 2.3 Mekanisme Pernapasan

Sumber: https://anadhif.com, 2019

a. Fase Inspirasi

Fase inspirasi pada manusia adalah fase ketika manusia menghirup

dan memasukkan udara ke dalam tubuhnya. Masuknya udara ke dalam

tubuh dipengaruhi oleh tekanan. Jika tekanan di luar rongga dada lebih

besar maka akan terjadi fase inspirasi atau masuknya udara ke dalam

tubuh.

Pada fase ini otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga

tulang-tulang rusuk akan terangkat, hal ini yang menyebabkan rongga

dada menjadi lebih besar dan paru-paru memiliki volume yang lebih

25

besar. Akan tetapi tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih

kecil, sehingga udara akan masuk ke dalam paru-paru.

b. Fase Ekspirasi

Pada fase ini terjadi ketika manusia sedang mengeluarkan udara

yang ada di dalam paru-paru. Jika pada fase inspirasi tekanan udara di

dalam rongga dada lebih kecil, maka pada fase ekspirasi tekanan pada

rongga dada lebih besar sehingga udara akan keluar dari dalam paru-

paru.

Untuk otot-otot antar tulang rusuk ketika mengalami fase ekspirasi

akan relaksasi atau mengendur sehingga pada fase ini otot-otot tersebut

akan kembali ke bentuk semula. Hal ini menyebabkan rongga dada

mengecil dan volume di dalam paru-paru juga mengecil yang

mengakibatkan udara akan keluar dari tubuh.

5. Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia

Berdasarkan Adrian (2018), berikut beberapa gangguan respirasi:

a. Flu (influenza)

Penyakit influenza disebabkan oleh virus dan mudah sekali menular.

Penularan bisa melalui kontak langsung ke cairan atau melalui cairan

yang keluar dari penderita saat batuk atau bersin. Saat flu, hidung

dipenuhi lendir sehingga mengganggu pernapasan.

26

b. Faringitis

Keluhan utama pada penyakit ini adalah nyeri tenggorokan. Faringitis

seringkali disebabkan oleh infeksi virus, namun dapat juga disebabkan

oleh bakteri, sehingga untuk penanganannya dibutuhkan antibiotik.

Beberapa kasus faringitis disebabkan oleh alergi atau iritasi pada

tenggorokan.

c. Laringitis

Laringitis adalah gangguan pernapasan yang menyerang laring atau

pita suara. Peradangan yang terjadi biasanya disebabkan oleh

penggunaan pita suara berlebihan, iritasi, atau infeksi pada laring.

Suara serak atau parau bahkan hilang sama sekali adalah gejala umum

yang muncul jika seseorang mengalami laringitis.

d. Asma

Asma disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Sesak napas

menjadi tanda umum dari penyakit ini. Biasanya sesak napas dibarengi

oleh mengi (wheezing) yang merupakan suara khas bernada tinggi saat

pasien mengeluarkan napas.

e. Bronkitis

Bronkitis adalah peradangan pada bronkus, yang merupakan saluran

udara dari dan ke paru-paru. Bronkitis umumnya dicirikan dengan

batuk berdahak yang kadang dahaknya bisa berubah warna.

27

f. Emfisema

Emfisema menyerang kantung udara alias alveoli. Seseorang yang

terkena emfisema tidak selalu menunjukkan gejala yang khas. Namun

seiring perjalanan penyakitnya, biasanya penderita kondisi ini lambat

laun akan mengalami sesak saat bernapas. Gangguan ini adalah salah

satu kondisi yang digolongkan sebagai penyakit paru obstruktif kronik

(PPOK).

g. Pneumonia

Pneumonia, atau yang biasa disebut dengan radang paru-paru,

merupakan peradangan akibat infeksi. Batuk berdahak, demam, dan

sesak napas adalah gejala umum dari pneumonia. Ciri lain dari

penyakit ini adalah dahak kental yang dapat berwarna kuning, hijau,

cokelat, atau bernoda darah.

h. Kanker paru-paru

Merupakan salah satu jenis kanker paling berbahaya dengan angka

kematian yang tinggi. Terjadinya kanker paru-paru pada seseorang

berkaitan erat dengan merokok baik aktif maupun pasif, riwayat

kanker paru-paru di keluarga, riwayat paparan zat kimia dan gas

beracun seperti asbestos dan radon, atau menghirup udara berpolusi

dalam jangka panjang.

28

F. Hubungan antara Media Audiovisual dalam Pembelajaran Kooperatif

Group Investigation dengan Materi Sistem Pernapasan

Media audiovisual merupakan media yang menampilkan gambar serta

mengandung unsur suara, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide

suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik,

sebab mengandung kedua unsur jenis media auditif maupun media visual.

Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang

menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara atau film

rangkai suara. Audio visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur

suara dan gambar yang bergerak seperti film suara. Apapun jenisnya, media

ini dapat menyampaikan materi ajar dengan jelas meskipun siswa tidak pernah

melihat langsung objek yang diajarkan di kehidupan sehari-harinya.

Kemampuan siswa dalam bekerja berkelompok dan menganalisis

materi dapat dilatih dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai.

Penggunaan media pembelajaran berupa media audiovisual dalam

pembelajaran kooperatif group invetigation akan berdampak pada penguasaan

materi siswa terutama pada materi sistem pernapasan.

Organ-organ yang menyusun sistem pernapasan sangat kompleks.

Meskipun siswa dapat mengenali organ-organ pada sistem pernapasan, namun

belum tentu dapat memahami proses fisiologis yang terjadi pada sistem

pernapasan. Beberapa proses dirasakan langsung dan dialami oleh siswa,

namun jika hanya dijelaskan secara teoritis, masih ada siswa yang kurang

memahami. Misalnya, pada sub-topik mekanisme pernapasan. Tentu semua

29

siswa mengalami proses fisiologis ini, namum masih ada yang belum dapat

menjelaskan mekanisme pernapasan ini secara terperinci. Banyaknya materi

yang perlu dipelajari oleh siswa perlu disajikan dalam bentuk yang lebih

sederhana dan dapat dilihat secara langsung sehingga siswa dapat

memahaminya. Oleh karena itu, proses pembelajaran materi sistem

pernapasan dengan menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran

kooperatif group investigation akan sangat menarik dan dianggap dapat

mempengaruhi peningkatan hasil belajar.

G. Kerangka Pikir

Pada proses pembelajaran, masih ada siswa yang tidak mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM), terutama pada materi-materi yang

kompleks seperti sistem pernapasan. Guru sebagai fasilitator dalam

pembelajaran tentunya berusaha untuk menggunakan waktu pembelajaran

dengan baik, agar siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Meski

demikian, keaktifan siswa dalam pembelajaran tentunya juga akan

mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran umumnya adalah siswa yang memperoleh nilai akhir yang

kurang.

Kompleksitas materi pembelajaran dan kurangnya partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran dapat diatasi dengan penggunaan media dan model

pembelajaran yang sesuai. Agar materi pembelajaran yang kompleks tersebut

dapat lebih mudah dipahami oleh siswa, maka guru dapat menggunakan media

yang merangsang rasa ingin tahu dan daya nalar siswa serta yang

30

memanfaatkan seluruh inderanya. Penggunaan media juga sebaiknya selaras

dengan model pembelajaran yang digunakan sehingga keduanya dapat saling

melengkapi. Media audiovisual merupakan media yang secara menyeluruh

dapat memanfaatkan indera siswa yakni pendengaran dan penglihatan, serta

siswa dapat mengalami pembelajaran yang menyenangkan. Adapun partisipasi

siswa dalam pembelajaran yakni dengan menemukan sendiri konsep terkait

materi yang dipelajarinya. Metode pembelajaran kooperatif tipe group

investigation memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep melalui kegiatan investigasi yang difasilitasi dengan media

pembelajaran. Sehingga, penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran

kooperatif tipe group investigation diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

31

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

H. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan media audiovisual dalam

pembelajaran kooperatif group investigation terhadap hasil belajar

siswa MAN 1 Makassar pada materi sistem pernapasan.

H1 : Ada pengaruh penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran

kooperatif tipe group investigation terhadap hasil belajar siswa MAN 1

Makassar pada materi sistem pernapasan.

Hasil belajar siswa tidak mencapai KKM

Materi pembelajaran kompleks, namun waktu pertemuan singkat

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran Kooperatif

Group Investigation

Siswa menggunakan seluruh inderanya dalam pembelajaran, dan aktif menemukan konsep serta memperoleh pengalaman

belajar yang menyenangkan

Hasil belajar siswa meningkat

32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau yang disebut

juga Quasi Experimental. Sugiyono (2018) menyatakan, penelitian

eksperimen semu digunakan saat mengalami kesulitan dalam menentukan

kelompok kontrol dalam suatu penelitian.

2. Desain Penelitian

Desin penelitian yang digunakan adalah Nonequivalen control group

design. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelompok

eksperiment dengan kelompok pembanding dengan diawali sebuah tes

awal (pretest) yang diberikan kepada kedua kelompok, kemudian diberi

perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri dengan sebuah tes

akhir (posttest) yang juga diberikan kepada kedua kelompok. Desain ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2018), dapat

diilustrasikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1. Nonequivalent Control Group Design Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Sumber: Sugiyono, 2018

Keterangan:

X1 : perlakuan berupa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation

33

X2 : perlakuan berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation

O1 : pretest di kelas eksperimen O2 : posttest di kelas eksperimen O3 : pretest di kelas kontrol O4 : posttest di kelas kontrol

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

Variable bebas atau independent variable adalah media audiovisual dalam

pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Variabel terikat atau

dependent variable dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa

MAN 1 Makassar pada materi sistem pernapasan.

4. Definisi Operasional Variabel

a. Media Audiovisual dalam Pembelajaran Kooperatif Group

Investigation

Media audiovisual yaitu media pembelajaran yang memiliki gambar

serta suara yang ditampilkan saat proses pembelajaran. Media yang

digunakan berupa video (MP4) terkait dengan materi sistem

pernapasan. Media ini diunduh dan bersumber dari Youtube kemudian

diedit dan ditampilkan melalui proyektor pada saat proses

pembelajaran. Namun sebelumnya, Siswa terlebih dahulu dibentuk

dalam kelompok beranggotakan enam hingga tujuh orang. Penggunaan

media ini dilakukan pada setiap pertemuan dengan durasi video yang

berbeda-beda sesuai materi yang diajarkan.

34

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan

pembelajaran menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran

kooperatif tipe group investigation. Hasil belajar yang diukur dalam

penelitian ini adalah perubahan pengetahuan (kognitif) terkait dengan

materi sistem pernapasan. Pengukuran dilakukan menggunakan tes

dalam bentuk pretest dan posttest yang terdiri dari 25 butir soal pilihan

ganda. Soal mencakup penilaian tingkat C1-C5 yakni ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Makassar

yang bertempat di Jalan Tala’salapang nomor 46. Kegiatan penelitian ini

dilaksanakan pada Januari, semester genap tahun ajaran 2019/2020.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MIA MAN

1 Makassar Tahun Pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari lima rombel

(rombongan belajar) dengan jumlah total 198 orang.

Tabel 3.2 Populasi Siswa kelas XI MIA MAN 1 Makassar Kelas Jumlah Siswa

XI MIA 1 40 orang XI MIA 2 40 orang XI MIA 3 39 orang XI MIA 4 40 orang XI MIA 5 39 orang Jumlah 198 orang

Sumber: Dokumen MAN 1 Makassar, 2019

35

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling

yaitu teknik penentuan sampel secara acak. Hal ini dilakukam dengan

pertimbangan anggota populasi yang homogen.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Kelas Jumlah Siswa Keterangan

XI MIA 4 40 orang Kelas Eksperimen XI MIA 5 39 orang Kelas Kontrol Jumlah 79 orang

Sumber: Dokumen MAN 1 Makassar, 2019

Sampel dalam penelitian ini yakni kelas XI MIA 4 dengan jumlah

siswa 40 orang dan kelas XI MIA 5 dengan jumlah siswa 39 orang. Kelas XI

MIA 4 digunakan sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas XI MIA 5

digunakan sebagai kelas kontrol.

C. Prosedur Penelitian

1. Observasi

Kegiatan dalam tahap observasi meliputi:

a. Melakukan tijauan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas

(populasi) dan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.

b. Melakukan telaah dokumen terhadap nilai hasil belajar biologi siswa

kelas XI MIA MAN 1 Makassar

c. Menentukan dua kelompok belajar yang dijadikan sebagai kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

2. Persiapan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran, antara

lain: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi pembelajaran,

media audiovisual yang relevan, lembar kerja siswa (LKS).

36

3. Pelaksanaan

a. Memberikan soal Pretest untuk mengetahui kemampuan kognitif awal

siswa sebelum melakukan pembelajaran menggunakan media

audiovisual pada model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual

dalam model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada

kelas eksperimen.

Tabel 3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Group Investigation

Fase Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Memilih Topik a. Guru mengemukakan beberapa topik terkait materi sistem pernapasan

b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

a. Siswa membentuk kelompok sesuai arahan guru

b. Menentukan ketua kelompok dan notulen

c. Berdiskusi dengan teman kelompok terkait topik yang akan dibahas

Perencanaan Kooperatif

a. Guru mengarahkan siswa untuk merencanakan

a. Siswa berdiskusi terkait dengan prosedur pembelajaran, langkah-

prosedur pembelajaran langkah investigasi, dan tujuan khusus

b. Siswa berdiskusi terkait pembagian tugas kelompok

Implementasi a. Memberi lembar kerja sebagai laporan hasil investigasi

b. Menginstruksikan siswa untuk mengerjakan LKS

a. Siswa mengamati (menonton) video yang disediakan

b. Siswa melakukan investigasi terhadap materi melalui media yang disediakan

37

Fase Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Analisis dan Sintesis

a. Guru mengarahkan siswa untuk menganalisis dan mensistesis informasi yang diperoleh

a. Siswa melakukan analisis dan sintesis informasi terkait hasil invetigasi

b. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok sebagai bentuk hasil investigasi

c. Siswa berdiskusi dan menentukan poin penting dalam hasil investigasi

d. Siswa merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan

Presentasi hasil final

a. Guru mempersilahkan siswa untuk menyajikan hasil investigasi melalui presentasi

b. Guru mengarahkan siswa dalam berdiskusi

c. Guru memberikan klarifikasi terkait

a. Siswa melakukan presentasi hasil investigasi

b. Siswa setiap kelompok memberikan tanggapan terhadap hasil investigasi kelompok lainnya

c. Siswa bertanya terkait topik hasil investigasi

d. Siswa membuat materi sistem

pernapasan kesimpulan terkait materi sistem pernapasan

Memberikan Penghargaan

a. Guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok

a. Siswa menerima penghargaan dari guru

b. Siswa menunjukkan sikap apresiasi

Sumber: Modifikasi Peneliti, 2019

c. Pada akhir pembelajaran, memberikan soal posttest.

4. Analisis

38

Setelah pembelajaran dilaksanakan, penelitian sampai pada tahap akhir.

Kegiatan tahap akhir meliputi:

a. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan statistik yang sesuai.

b. Menguji hasil statistik sehingga diperoleh kesimpulan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik tes dan non-tes.

1. Teknik Tes

Teknik tes dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yang berupa nilai-nilai

siswa. Tes dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest pada

pembelajaran sistem pernapasan. Tes terdiri dari soal pilihan ganda

sejumlah 25 butir soal. Soal yang diberikan telah melalui validasi sehingga

dinyatakan valid.

2. Teknik non- tes

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati siswa pada saat proses

pembelajaran, kemudian menuliskan hasil pengamatan pada lembar

observasi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan

menggunakan kamera.

E. Instrumen Penelitian

39

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni:

1. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dengan jumlah 25 butir soal.

Setiap soal terdapat lima pilihan jawaban. Instrumen ini terlebih dahulu

divalidasi dengan nilai validasi 3,7 yang berarti instrumen valid dan dapat

diterapkan dengan revisi kecil. Penilaian validasi dapat dilihat pada

lampiran 2.2. Setelah proses validasi, kemudian instrumen diberikan

kepada siswa pada awal perlakuan (pretest) serta di akhir perlakuan

(posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal tes hasil belajar

dapat dilihat pada lampiran 3.1.

2. Lembar observasi yakni lembar observasi aktivitas siswa. Intrumen ini

berupa daftar jumlah siswa yang melakukan aktivitas yang sesuai dengan

pembelajaran. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 3.2. Lembar

observasi telah melalui proses validasi dengan nilai 3,9 sehingga dapat

digunakan. Hasil validasi dapat dilihat pada lampiran 2.3.

3. Pedoman dokumentasi berisi petunjuk pelaksanaan dokumentasi terkait

penelitian dan pelaksanaan pembelajaran. Adapun hasil dari dokumentasi

dapat dilihat pada lampiran 4.11.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan

gambaran umum megenai pencapaian hasil belajar kognitif siswa bagi

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis dapat dilihat pada

40

lampiran 4.7. Selanjutnya, hasil belajar yang diperoleh dikategorikan

berdasarkan kriteria hasil belajar seperti pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Belajar Nilai Hasil Belajar Kategori

93-100 Sangat baik 84-92 Baik 75-83 Cukup 0-74 Kurang

Sumber: Kemendikbud, 2017

Kriteria hasil belajar diatas memiliki batas nilai paling rendah yang

diberikan kepada siswa yang biasanya sudah ditetapkan pada awal tahun

ajaran baru yang sering disebut dengan Kriteria Ketuntaan Minimal

(KKM) hasil belajar. Berikut tabel pengkategorian standar KKM hasil

belajar.

Tabel 3.6 Kriteria Kelulusan Belajar Nilai Kategori ≥75 Lulus <75 Tidak lulus

Sumber: Kemendikbud, 2017

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal atau

tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan program Statistical

Product and Service Solutions (SPSS) versi 22. Hasil uji normalitas

dapat dilihat pada lampiran 4.8.

41

Rumusan hipotesis untuk uji normalitas:

H0 = data berasal dari sampel berdistribusi normal

H1 = data tidak berasal dari sampel berdistribusi normal

Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak

Jika sig ≥ maka H0 diterima

Keteragan: tingkat sigifikan = 0,05

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua

kelompok yang diteliti berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini meggunakan

program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 22.

Adapun hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 4.9.

Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas:

H0 = tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel

(homogen)

H1 = terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel

(tidak homogen)

Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak

Jika sig ≥ maka H0 diterima

Keteragan: tingkat sigifikan = 0,05

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Anacova

(Analysis of covariance). Cara menghitungnya dengan menggunakan

42

program SPSS versi 22. Adapun hasil uji dapat dilihat pada lampiran

4.10.

Rumusan hipotesis untuk uji ini:

H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

H1 = Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Jika angka Sig.>0.05 maka H0 diterima, yang berarti tidak hubungan

linier antara covariate dengan peubah respon.

Jika angka Sig.<0.05 maka H0 ditolak, yang berarti hubungan linier

antara covariate dengan peubah respon.

43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini berupa data yang diperoleh setelah

melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Makassar.

Data yang dimaksud yakni nilai pretest dan posttest siswa kelas XI MIA 4

dan XI MIA 5. Data nilai posttest siswa kelas XI MIA 4 diperoleh setelah

para siswa melalui pembelajaran materi sistem respirasi menggunakan

media audiovisual, sedangkan data nilai posttest siswa kelas XI MIA 5

merupakan hasil belajar materi sistem respirasi tanpa penggunaan media

audiovisual.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk

mendeskripsikan pencapaian hasil belajar siswa pada materi sistem

respirasi dalam pembelajaran group investigation menggunakan media

audiovisual serta tanpa menggunakan media audiovisual. Hasil analisis

statistik deskriptif diperoleh dengan menggunakan aplikasi SPSS versi

22. Hasil analisis statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata, skor

maksimum, skor minimum dan standar deviasi. Tabel hasil analisis

deskriptif dapat dilihat pada lampiran 4.7. Hasil analisis berdasarkan

skor hasil belajar yang diperoleh siswa pada materi sistem pernapasan

di kelas XI MIA 4 dan XI MIA 5 MAN 1 Makassar yakni sebagai

berikut.

44

a. Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

(Pre-Test & Post-Test)

Hasil analisis deskriptif terhadap nilai pretest siswa pada kelas

eksperimen yakni kelas XI MIA 4 dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel. 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Pretest kelas Eksperimen Statistik

Deskriptif Nilai Statistik

Jumlah sampel 40 Nilai tertinggi 68 Nilai terendah 32 Skor Ideal 100 Rentang Skor 36 Skor rata-rata 50,6 Modus 52 Standar deviasi 9,26

Adapun hasil analisis deskriptif terhadap nilai posttest siswa pada

kelas eksperimen yakni kelas XI MIA 4 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel. 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Posttest kelas Eksperimen Statistik

Deskriptif Nilai Statistik

Jumlah sampel 40 Nilai tertinggi 96 Nilai terendah 56 Skor Ideal 100 Rentang Skor 40 Skor rata-rata 81,35 Modus 88 Standar deviasi 10,36

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai pretest siswa

minimum yakni 32, nilai maksimum 68, dan nilai rata-rata (mean) 50,60.

Sedangkan pada posttest ditunjukkan pada tabel 4.2, nilai minimum

yaitu 56, nilai maximum 96, dan nilai rata-rata (mean) 81,35. Hasil

statistik deskriptif pretest dan posttest kelas eksperimen dapat dilihat di

45

lampiran 4.7.

Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan persentase. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembacaan

jumlah siswa yang memperoleh skor pada kelas interval tertentu untuk

pengkategorian tersebut berlandaskan Tabel 3.4.

Tabel distribusi frekuensi dan persentase pretest kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Pretest kelas Eksperimen

Interval Hasil Belajar Kategori Pretest

Frekuensi Persentase (%)

93-100 Sangat baik 0 0

84-92 Baik 0 0 75-83 Cukup 0 0 0-74 Kurang 40 100

Jumlah 40 100

Tabel distribusi frekuensi dan persentase posttest kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Posttest kelas Eksperimen

Interval Hasil Belajar Kategori Posttest

Frekuensi Persentase (%)

93-100 Sangat baik 4 10 84-92 Baik 17 42,5 75-83 Cukup 12 30 0-74 Kurang 7 17,5

Jumlah 40 40

46

Berdasarkan Tabel 4.3 jika dibandingkan dengan hasil pada tabel

4.4 maka diperoleh hasil peningkatan nilai yang sangat baik. Seluruh hasil

pretest dikategorikan rendah yakni <75. Adapun perolehan nilai pada

pretest mengalami peningkatan yakni telah terdapat siswa yang menenpati

kategori sangat baik sejumlah 10%.

Nilai pada posttest dapat dilihat hasil belajar siswa kelas

eksperimen setelah menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran

cooperative group investigation menunjukkan adanya 4 orang siswa

memperoleh kategori nilai sangat baik, sedangkan yang memperoleh nilai

kategori baik sebanyak 17 siswa. Pada kategori cukup mencakup 12 orang

siswa, sehingga jumlah siswa pada kategori kurang menurun menjadi

17,5% dari data yang awalnya 100% pada saat postest. Hasil data Nilai

Hasil Belajar Pretest dan Posttest kelas Eksperimen dapat dilihat pada

lampiran 4.1 dan lampiran 4.2.

Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dinilai dari standarisasi

nilai ketuntasan minimum yang telah diterapkan disekolah. Berikut

merupakan Tabel nilai hasil belajar siswa berdasarkan KKM MAN 1

Makassar dapat dilihat pada Tabel 4.5.

47

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen berdasarkan standarisasi KKM MAN 1 Makassar

Skor Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi

Presentase

(%)

0 ≤ x < 75 Tidak

Tuntas 40 100 7 17,5

75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 0 0 33 82,5

Jumlah 40 100 40 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 40 siswa

pada kelas ekperimen memiliki hasil belajar yang meningkat. Pada hasil

pretest tidak terdapat satupun siswa yang mampu mencapai kriteria

ketuntasan. Adapun setelah dilakukan perlakuan yakni menggunakan

media audiovisual dalam pembelajarnnya, nilai posttest terdapat 33 siswa

yang mampu mencapai standar KKM.

Sebaran data pada hasil pretest dan posttest kelas eksperimen

ditampilkan pada Gambar 4.1

48

Gambar 4.1 Histogram Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen juga didukung

dengan data hasil observasi aktivitas siswa. Adapun data persertase

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel. 4.6 Analisis Statistik Deskriptif Pretest kelas Kontrol Pertemuan Persentase (%) Kriteria

I 80 Aktif II 79 Aktif III 82 Sangat aktif

Rata-rata 80 Aktif

b. Analisis statistik deskriptif hasil belajar siswa kelas kontrol (Pre-

Test & Post-Test)

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada kelas kontrol XI MIA

5 tanpa menggunakan media audiovisual dengan jumlah siswa 39

orang. Berikut dapat dilihat analisis hasil belajar siswa kelas kontrol

pada tabel 4.7.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

40

0 0 0

7

12

17

4

Fre

kuen

si

Kategori

Pretest Kelas Eksperimen Posttest Kelas Eksperimen

49

Tabel. 4.7 Analisis Statistik Deskriptif Pretest kelas Kontrol Statistik

Deskriptif Nilai Statistik

Jumlah sampel 39 Nilai tertinggi 68 Nilai terendah 16 Skor Ideal 100 Rentang Skor 52 Skor rata-rata 46,77 Modus 48 Standar deviasi 11,32

Adapun hasil analisis deskriptif terhadap nilai posttest siswa pada

kelas eksperimen yakni kelas XI MIA 4 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel. 4.8 Analisis Statistik Deskriptif Posttest kelas Kontrol Statistik

Deskriptif Nilai Statistik

Jumlah sampel 39 Nilai tertinggi 88 Nilai terendah 56 Skor Ideal 100 Rentang Skor 32 Skor rata-rata 76,31 Modus 76 Standar deviasi 8,23

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pretest memperoleh nilai

minimum 16, nilai maximum 68, dan nilai rata-rata (mean) 46,77.

Sedangkan untuk posttest pada tabel 4.8, nilai minimum hasil posttest

56, nilai maximum 88, dan nilai rata-rata (mean) 76,31. Hasil statistik

deskriptif pretest dan posttest kelas kontrol dapat dilihat di lampiran 4.3

dan lampiran 4.4.

Selanjutnya data disajikan dalam distribusi frekuensi dan

persentase. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembacaan jumlah

siswa yang mendapat skor pada kelas interval tertentu untuk

50

pengkategorian tersebut berlandaskan Tabel 3.5

Berikut tabel distribusi frekuensi serta persentase pretest kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Pretest kelas Kontrol

Interval Hasil Belajar Kategori Posttest

Frekuensi Persentase (%)

93-100 Sangat baik 0 0

84-92 Baik 0 0

75-83 Cukup 0 0

0-74 Kurang 39 100

Jumlah 39 100

Berikut tabel distribusi frekuensi serta persentase posttest kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Distribusi Data Nilai Hasil Belajar Posttest kelas Kontrol

Interval Hasil Belajar Kategori Posttest

Frekuensi Persentase (%)

93-100 Sangat baik 0 0

84-92 Baik 10 26

75-83 Cukup 16 41

0-74 Kurang 13 33

Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa sebanyak 39 siswa

pada kelas kontrol memiliki hasil pretest seluruhnya pada kategori

kurang,. Namun, pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa setelah mempelajari

materi sistem respirasi siswa mengalami peningkatan hasil belajar,

sehingga memperoleh hasil 10 orang siswa memperoleh nilai pada

51

kategori baik, sedangkan jumlah siswa pada kategori cukup mencapai 16

orang dan 13 orang siswa lainnya memperoleh kategori kurang.

Peningkatan hasil belajar siswa di MAN 1 Makassar juga dapat

dinilai dari standarisasi nilai ketuntasan minimum yang telah diterapkan

disekolah. Berikut merupakan Tabel nilai hasil belajar siswa berdasarkan

KKM MAN 1 Makassar dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa kelas kontrol berdasarkan standarisasi KKM MAN 1 Makassar

Berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa

sebanyak 39 siswa pada kelas kontrol memiliki hasil belajar yang

meningkat. Pada hasil pretest berdasarkan nilai ketuntasan tidak terdapat

siswa yang mampu mencapai standar KKM yang telah ditetapkan,

sedangkan setelah dilakukan proses pembelajaran tanpa media audiovisual

hasil posttest terdapat 26 siswa yang mampu mencapai standar KKM.

Adapun siswa yang tidak tuntas pada hasil pretest berjumlah 13 orang dan

posttest siswa yang tidak tuntas menurun menjadi 23 orang dengan

presentase 67%.

Sebaran data pada hasil pretest dan posttest kelas kontrol maka

Skor Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Presentase

(%) Frekuensi

Presentase

(%)

0 ≤ x < 75 Tidak

Tuntas 39 100 13 33

75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 0 0 26 67

Jumlah 39 100 39 100

52

ditampilkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Histogram Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial dilakukan beberapa pengujian untuk

menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, sebelum melakukan

analisis statistika inferensial terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas.

Pengujian prasyarat analisis pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas

data menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS

versi 22.0.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Kurang Cukup Baik Sangat Baik

39

0 0 0

13 16

10

0

Fre

kuen

si

Kategori

Pretest Kelas Kontrol Posttest Kelas Kontrol

53

Hasil uji normalitas data dapat disimpulkan dengan

membandingkan nilai probabilitas atau Asymp. Sig (2-tailed) dengan

taraf signifikansi sebesar 0,05 dengan pengambilan keputusan jika

nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak

normal. Sedangkan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

distribusi data adalah normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Statistik Analisis Tingkat Sig ( ) > 0,05

Normalitas

Kolmogorov

Smirnov

Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

0,150 0,110 0,139 0,120

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa data pretest kelas

eksperimen berdistribusi normal karena nilai Sig 0,150 > 0,05. Data

posttest kelas eksperimen memiliki nilai Sig 0,110 > 0,05 sehingga

data tersebut berdistribusi normal. Data pretest kelas kontrol memiliki

nilai Sig 0,139 > 0,05 sehingga data berdistribusi normal. Data posttest

kelas kontrol juga memiliki data berdistribusi normal dengan nilai. Sig

0,139 > 0,05.

Pengujian normalitas yang dilakukan pada data hasil pretest

dan posttest keempat sampel tersebut berdistribusi normal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat di lampiran 4.8.

54

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh homogen atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan uji

Homogenity of Variancetest melalui SPSS versi 22.0.

Hasil uji homogenitas data dapat disimpulkan dengan

membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi sebesar

0,05 dengan pengambilan keputusan jika nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Sedangkan jika

nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka variansi setiap sampel tidak

sama (tidak homogen). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel

4.13.

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Statistik Sig Kesimpulan

Homogenitas (levene‟s test)

0,686 Homogen

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa data dalam

penelitian ini homogen. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi

yang > 0,05. Dengan demikian data penelitian tersebut dapat

disimpulkan homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 4.9.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh media

audiovisual terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIA MAN 1

Makassar pada materi sistem respirasi. Pengujian hipotesis ini

55

dilakukan dengan menggunakan Anacova. Pada penelitian ini analisis

tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS versi 22.0.

Tabel 4.14 Uji Anacova (Analysis of covariance) Equal variances

assumed Uji Anacova B Sig

Hasil Belajar Statistik 5,168 0,019

Berdasarkan Tabel 4.14 maka dapat diinterpretasikan bahwa

terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil pretest dan posttest kelas

eksperimen dengan hasil pretest dan posttest kelas kontrol yang

dibuktikan dengan nilai sig 0,019 > 0.05. Sehingga dalam hal ini H0

tertolak yang berarti ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Nilai beda yakni 5,168 yang berarti ada

pengaruh yang signifikan. Adapun hasil uji dapat dilihat pada lampiran

4.10

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Makassar dengan sampel XI

MIA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 5 sebagai kelas kontrol.

Penerapan media audiovisual dalam pembelajaran cooperative group

investigation dimaksudkan untuk membantu siswa yang kesulitan memahami

pembelajaran di MAN 1 Makassar dan membuat siswa lebih mudah

memahami materi pelajaran karena siswa belajar melalui media yang menarik

dan menyenangkan yang memberikan pengalaman nyata dengan gambar yang

mudah dipahami, peningkatan hasil belajar siswa juga sangat terlihat dalam

penggunaan media audiovisual. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dan

56

tabel 4.9 terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai >75 pada kelas

eksperimen lebih banyak dari pada siswa pada kelas kontrol.

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan

adanya pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap nilai kelas kontrol

dan kelas eksperimen di MAN 1 Makassar. Nilai tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.1, nilai Post-Test kelas kontrol lebih rendah dari kelas eksperimen

yang diberi perlakuan dengan menggunakan media audiovisual. Kelas

eksperimen mengalami peningkatan setelah diterapkannya media audiovisual,

hal tersebut juga didukung aktivitas siswa selama pelajaran berlangsung

memperlihatkan adanya ketertarikan dan antusias siswa dalam mengikuti

proses pelajaran.

Nilai-nilai yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui

pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar siswa. Hasil

analisis yang terlihat pada tabel 4.14 menunjukkan adanya perbedaan hasil

belajar siswa di kelas eksperimen dengan hasil belajar siswa pada kelas

kontrol. Selain itu, terdapat pula pengaruh yang signifikan dari media

audiovisual terhadap hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa juga didukung oleh instrumen

penelitian yakni lembar kerja siswa (LKS) dan langkah-langkah yang sesuai

dari perpaduan penggunaan media audiovisual dengan penerapan

pembelajaran Kooperatif group investigation. Pemberlajaran dilakukan sesuai

langkah-langkah pembelajaran pada RPP yang dapat dilihat pada lampiran

3.3. Siswa diberikan tugas untuk menjelaskan materi pembelajaran setelah

57

melakukan investigasi terkait materi yang mereka pilih. Beberapa kelompok

mengedukasi penyakit dan bahaya bagi perokok. Lembar kerja siswa (LKS)

dibagikan kepada setiap kelompok untuk mendukung proses investigasi. LKS

dapat dilihat pada lampiran 3.4.

Hasil belajar Pre-Test siswa pada kelas kontrol dan eksperimen

tergolong rendah hal tersebut dipengaruhi karena siswa belum memahami

konsep materi sistem respirasi dengan baik dan pada saat test berlangsung

dilakukan pengawasan yang ketat. Begitupun pada Post-Test kelas kontrol

dan eksperimen, tetap dilakukan pengawasan yang ketat. Hasil post-test yang

diperoleh menunjukkan nilai siswa yang aktif bertanya saat proses

pembelajaran cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang

pasif.

Penerapan media audiovisual dalam pembelajaran kooperatif group

investigation dilakukan dengan membentuk kelompok, ketua kelompok

diinstruksikan untuk mengontrol seluruh anggota kelompok agar dapat

bekerja sama dalam melakukan investigasi. Adapun pada saat investigasi,

siswa di kelas kontrol dapat menemukan informasi melalui buku paket serta

memanfaatkan gadget yang dimiliki. Sedangkan pada kelas eksperimen,

sumber informasi siswa dalam melakukan investigasi adalah buku paket dan

media audiovisual yang disajikan berupa video.

Investigasi menggunakan media audiovisual sangat diminati siswa.

Tidak hanya menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa, tapi juga

membuat siswa dapat melihat peristiwa yang terjadi-peristiwa di dalam tubuh

58

terkait sistem respirasi. Penggunaan media audiovisual juga melibatkan

emosi, kesenangan, kreativitas dalam memahami materi pelajaran, beberapa

dari siswa yang terindikasi merokok sangat antusias membahas dampak

rokok, adapula yang memulai untuk mengurangi interaksi dengan perokok

pasif saat merokok, hal ini diketahui dari pelaporan beberapa siswa lainnya.

Namun demikian, dalam penggunaan media media audiovisual ini juga

terdapat beberapa kendala salah satunya yakni kelengkapan fasilitas. Fasilitas

untuk menerapkan media audiovisual yang dimaksud yakni kelas khusus yang

telah diatur sedemikian rupa perangkat-perangkatnya berupa proyektor, layar,

dan speaker. Meskipun demikian, penggunaan media audiovisual ini tetap

dapat diterapkan karena telah tersedia proyektor dan speaker.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melakukan penelitian

peningkatan siswa sangatlah terlihat pada lampiran 3.2. Pada pertemuan I

proses tanya jawab yang dilakukan siswa masih terpaku pada gambar-gambar

video yang disajikan, untuk pertemuan ke II dan ke III siswa mulai

mengembangkan bentuk pertanyaan berdasarkan analisisnya dari apa yang

telah mereka lihat dan dengarkan secara terperinci.

Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran terlihat pada hasil

pengamatan aktivitas siswa pada poin ke 15 hingga 17 lembar observasi

aktivitas siswa pada lampiran 3.2. Siswa mendiskusikan hasil investigasi

dengan tenang dan melakukan kerjasama dengan baik, serta memberikan

tanggapan kepada kelompok lainnya, yang dapat terlihat dengan perolehan

skor pada poin tersebut tinggi. Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa

59

metode yang tepat dan aktivitas belajar siswa yang baik menunjang

keberhasilan dari penerapan penggunaan media audiovisual yang

dilaksanakan pada pelajaran biologi materi sistem respirasi. Maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan media audiovisual membuat hasil belajar siswa

materi sistem respirasi kelas XI MIA 4 Makassar dapat meningkat dari

sebelumnya yang tidak menggunakan media.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Armyani (2012) yang

memperoleh hasil bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Selain itu, pada penelitian Purnama (2015)

juga memperoleh hasil bahwa penggunaan media pembelajaran audio visual

dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh positif

terhadap hasil belajar biologi siswa.

Meski demikian pada proses belajar mengajar masih ada sebagian

kecil siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yakni pada pertemuan awal

sebanyak 5 orang dari 40 siswa, namun dapat diatasi dengan memberikan

teguran lisan sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,

sedangkan pada pertemuan terakhir siswa tidak terdapat siswa yang

melakukan pekerjaan lainnya hal tersebut menunjukkan tingkat ketertarikan

siswa terhadap media audiovisual (video) yang disajikan oleh peneliti. Hal

inilah yang menyebabkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, sesuai

dengan pernyataan Purnama, dkk (2015) bahwa kemampuan media ini

dianggap lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media auditif

maupun media visual.

60

60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini,

maka diperoleh kesimpulan bahwa

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisual

dalam pembelajaran kooperatif group pada materi sistem pernapasan

mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dengan lebih tingginya

pencapaian standar KKM pada kelas eksperimen yakni 82.5% sedangkan

kelas kontrol hanya 67%, serta nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas

eksperimen 81.35 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol

76.31.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan media audiovisual

dalam pembelajaran kooperatif group investigation terhadap hasil belajar

biologi siswa kelas XI MAN 1 Makassar pada materi sistem pernapasan.

Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang diperoleh pada uji Anacova

yakni 0.019 dan nilai beda yakni 5.168.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, ada beberapa hal yang penulis sarankan

adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru biologi MAN 1 Makassar agar menggunakan media

audiovisual atau yang serupa dalam pembelajaran biologi khususnya pada

meteri sistem respirasi agar hasil belajar siswa dapat meningkat

61

2. Kepada penentu kebijakan dalam bidang pendidikan agar hasil penelitian

ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah menengah atas khususnya di MAN 1 Makassar

3. Diharapkan kepada peneliti yang lain agar melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai media pembelajaran audiovisual ini pada materi dan

sampel yang berbeda pula

4. Kepada siswa kelas XI khususnya di MAN 1 Makassar hendaknya

mengenali cara belajar menyenangkan yang disukai agar mampu

meningkatkan hasil belajar

62

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2018. Gangguan yang Biasa Menimpa Sistem Respirasi. (https://www.alodokter.com/gangguan-yang-biasa-menimpa-sistem-respirasi), diakses pada 11 November 2019

Ariyana, Lisa. 2018. Penggunaan Media Audio Visual pada Materi Sistem Pernapasan di SMA Negeri 4 Aceh Barat Daya (Skripsi). Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam

Armyani, Ida Ayu Putu., & Didik Martedi. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Program Microsoft Power Point pada Pokok Bahasan Organisasi Kehidupan Kelas VIIa SMP Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pijar MIPA. X (1). 80-84

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

Arwudarachman, D., W. Setiadarma., & Marsudi. 2015. “Pengembangan Media

Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menggambar Bentuk Siswa Kelas XI,” Jurnal Pendidikan Seni Rupa. 3 (3). 237-243

Firdaus. 2016. Efektivitas Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, (Online). Vol. 2, No. 1. (https://spektra.unsiq.ac.id/index.php/spek/article/view/6), diakses pada 16 Februari 2019

Hasan, Hasmiana. 2016. Penggunaan Media Audio Visual terhadap Ketuntasanbelajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar. Vol 3. No.4.

Hasbimutsani. 2019. Sistem Pernafasan pada Manusia : Pengertian, Jenis dan Fungsinya Lengkap. (https://www.biology.co.id/sistem-pernafasan/), diakses pada 11 November 2019

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Husain, Nurjannah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 6 Duampanua Kabupaten Pinrang. Makassar: UIN Alauddin Makassar

Jain, Keshav. 2016. How long can we survive without oxygen?. (http://myscienceschool.org/index.php?/archives/618-How-long-can-we-survive-without-oxygen.html), diakses pada 11 November 2019

63

Majid, Abdul. 2015. Perencanaan Pembelajaran “Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mala, Shofwatul. 2015. Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Reproduksi Siswa Kelas XI di SMAN 1 Sewon (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Nadhif, A. 2019. Pengertian, Organ, Mekanisme Sistem Pernapasan [Lengkap]. (https://anadhif.com/sistem-pernapasan/), diakses pada 11 November 2019

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomo dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarat: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pratiwi, B, Pramudiyanti, & Rini Rita T. Marpaung. 2013. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah. 1 (7)

Purnama, M.O., W. Hendri, & L. Deswati. 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MIA SMAN 3 Solok Selatan. Padang: Universitas Bung Hatta

Purwanto. 2012. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sabri, M. Alisuf. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Sanaky, Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press

Setiadi. 2016. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya: Indomedia Pustaka

Setiawan, Ibnu. 2008. Contextual Teaching and Learning: What is It and Why It‟s

Here to Say (Terjemahan). Bandung: Penerbit MLC

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Toheri, Abdul Azis. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Belajar Audio Visual terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada Pembahasan Dimensi Tiga. Jurnal Eduma. 48-94

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara