al-qur'an dan hadits

24
AL-QUR'AN DAN HADITS [MAKALAH] A. DEFENISI DAN KEUTAMAAN AL- QUR'AN 1. Pengertian Wahyu Secara Bahasa (Etimologi) Adalah mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-'a ( رأ ق) yang berarti talaa ( لا ت) [keduanya berarti: membaca], atau bermakna jama'a (mengumpulkan, mengoleksi).Anda dapat menuturkan, Qoro-'a Qor'an Wa Qur'aanan ( رأ ق رءأ ق ا ت رأ ق و) sama seperti Anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan ( ر ف غرأ ف غ ا رأت ف غ و). Berdasarkan makna pertam a (Yakni: talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf'uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: jama'a) maka ia adalah mashdar dari Ism faa'il, artinya Jaami '(Kolektor, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan / mengoleksi berita- berita dan hukum-hukum. Secara Syari'at (Terminologi) Adalah Kalam Allah ta'ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan firman-Nya, "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." (an-Nahl: 89) Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua waktu, bangsa dan lokasi. Alquran

Upload: irhas86

Post on 02-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Al-qur'an Dan Hadits

AL-QUR'AN DAN HADITS

[MAKALAH]

A. DEFENISI DAN KEUTAMAAN AL-

QUR'AN1. Pengertian WahyuSecara Bahasa (Etimologi)

Adalah mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-'a (قرأ) yang

berarti talaa (تال) [keduanya berarti: membaca], atau bermakna

jama'a (mengumpulkan, mengoleksi).Anda dapat menuturkan,

Qoro-'a Qor'an Wa Qur'aanan ( وقرآنا قرءا قرأ ) sama seperti Anda

menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan ( غفرا غفر

Berdasarkan makna pertam a (Yakni: talaa) maka ia adalah .(وغفرانا

mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf'uul, artinya

Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua

(Yakni: jama'a) maka ia adalah mashdar dari Ism faa'il, artinya

Jaami '(Kolektor, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan /

mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.

Secara Syari'at (Terminologi)

Adalah Kalam Allah ta'ala yang diturunkan kepada Rasul dan

penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam,

diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.

Dan firman-Nya, "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-

Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta

rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah

diri." (an-Nahl: 89)

Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT

kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat

jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia

semua waktu, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT

yang terakhir setelah kitab Taurat, Zabur dan Injil yang diturunkan

Page 2: Al-qur'an Dan Hadits

melalui para rasul.Syaikh Abu Utsman berkata: "Ashhabul Hadits

bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah

(ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan

makhluk. Barangsiapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa

ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an adalah wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui

Jibril kepada Rasulullah dengan bahasa Arab untuk orang-orang

yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana

firman Allah:

"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh

Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),

ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di

antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab

yang jelas ". (Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah kepada umatnya

sebagaimana yang diperintahkan Allah

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari

Rabb-mu". (Al-Maidah: 67)

Dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah

bersabda

"Apakah seseorang yang mau membawaku ke

kaumnya?. Sesungguhnya orang-orang Quraisy menghalangiku

untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku "(HR. Bukhari dalam

Af 'Alul' ibad, At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Majah)

Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata:

"Al-Qur'an adalah kalamullah, bukan makhluk. Barang-siapa yang

mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kafir

kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya,

tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak bisa

dikuburkan di pekuburan kaum muslimin.Ia diminta taubat, kalau

tidak mau maka dipenggal lehernya. "

Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur'an berasal dari bahasa Arab

yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-

Page 3: Al-qur'an Dan Hadits

ulang". Kata Al-Qur'an adalah bentuk kata benda (masdar) dari

kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata

ini dapat juga ditemukan pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri

yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:

"Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan

(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan

Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah

kamu ikuti {amalkan} bacaannya " . ( Al-Qiyamah: 17-18 )

Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut: Kalam

Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan

dengan mutawatir , membacanya termasuk ibadah .

Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur'an sebagai

berikut: Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya,

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup

para Nabi dan Rasul , dengan perantaraan Malaikat Jibril as dan

ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada

kita secara mutawatir , serta membaca dan mempelajarinya

merupakan ibadah , yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan

ditutup dengan surat An-Nass.

Struktur dan pembagian Al-Qur'an

1. Surat, ayat dan ruku 'Al-Qur'an terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan

nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa ayat, di

mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al

Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al

Kautsar , An-Nasr dan Al-'Asr. Surat-surat yang panjang terbagi

lagi atas sub bagian lagi yang disebut ruku 'yang membahas tema

atau topik tertentu.

2. Makkiyah dan Madaniyah

Sedangkan menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat

dibagi atas surat-suratMakkiyah (surat Mekkah )

dan Madaniyah (surat Madinah ). Pembagian ini berdasarkan

tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana

Page 4: Al-qur'an Dan Hadits

surat-surat yang turun sebelum Rasulullah

SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah sedangkan

setelahnya tergolong surat Madaniyah. Pembagian berdasar fase

sebelum dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat

Madaniyah yang turun di Mekkah.

3. Juz dan manzilDalam skema pembagian lain, Al-Qur'an juga terbagi menjadi 30

bagian dengan panjang sama yang dikenal dengan

nama juz . Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang ingin

menuntaskan bacaan Al-Qur'an dalam 30 hari (satu

bulan). Pembagian lain yakni manzil memecah Al-Qur'an menjadi 7

bagian dengan tujuan penyelesaian bacaan dalam 7 hari (satu

minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki hubungan

dengan pembagian subyek bahasan tertentu.

4. Menurut ukuran suratKemudian dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada

didalam Al-Qur'an terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

As Sab'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-

Baqarah , Ali Imran ,An-Nisaa ' , Al-A'raaf , Al-An'aam , Al

Maa-idah dan Yunus

Al Miuun (seratus ayat lebih),

seperti Hud , Yusuf , Mu'min dan sebagainya

Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-

Anfaal , Al-Hijr dan sebagainya

Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha , Al-

Ikhlas , Al-Falaq , An-Nas dan sebagainya

2. Fungsi Al-Qur'an sebagai Pedoman Hidup Manusia

Pokok Ajaran Dalam Isi AlQuran1. Tauhid - Keimanan terhadap Allah SWT

2. Ibadah - Pengabdian terhadap Allah SWT

Page 5: Al-qur'an Dan Hadits

3. Akhlak - Sikap & perilaku terhadap Allah SWT, sesama

manusia dan makhluk lainnya

4. Hukum - Mengatur manusia

5. Hubungan Masyarakat - Mengatur tata cara kehidupan

manusia

6. Janji Dan Ancaman - Reward dan punishment bagi manusia

7. Sejarah - Teledan dari kejadian di masa lampau

Fungsi Al-Qur'an1. Pengganti posisi kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan

Allah SWT

2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan

3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh

umat terdahulu

4. Sebagai Obat

Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi obat dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan (Alquran itu) tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian ". (Al-

Isra '(17): 82).

5. Petunjuk pada jalan yang lurus

Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk pada jalan yang

sangat lurus. (Al-Isrâ (17) ayat 9.

Peringkat Al Qur'an1. Kitabul Naba wal koran (Berita dan Kabar), QS. An Naba '(7:

1-2)

2. Kitabul Hukmi wa syariat (Kitab Hukum Syariah), QS. Al

Maidah (5): 49-50

3. Kitabul Jihad, QS. Al Ankabut (29): 69

'Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,

benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan

Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang

yang berbuat baik. '

4. Kitabul Tarbiyah, QS. Ali Imran (3): 79

Page 6: Al-qur'an Dan Hadits

'Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan

kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada

manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku

bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah

kamu menjadi orang-orang rabbani , karena kamu selalu

mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

'

5. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)

6. Kitabul Ilmi, QS. Al Alaq (96): 1-5

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang

menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang

mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. "

Al-Qur'an Sebagai Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)

Konsepsi inilah yang pada akhirnya dapat mengeluarkan umat

manusia dari kejahiliyahan menuju cahaya Islam. Dari kondisi tidak

bermoral menjadi memiliki moral yang sangat mulia. Dan sejarah

telah membuktikan hal ini terjadi pada sahabat Rasulullah

SAW. Sayid Qutub mengemukakan (1993: 14):

"Bahwa sebuah generasi telah terlahir dari da'wah-yaitu generasi

sahabat-yang memiliki keistimewaan tersendiri dalam sejarah umat

Islam, bahkan dalam sejarah umat manusia secara

keseluruhan. Generasi seperti ini tidak muncul kedua kalinya ke

atas dunia ini sebagaimana mereka ... Meskipun tidak disangkal

adanya beberapa individu yang dapat menyamai mereka, namun

tidak sama sekali sejumlah besar sebagaimana sahabat dalam satu

kurun waktu tertentu, sebagaiamana yang terjadi pada periode

awal dari kehidupan da'wah ini ... "

Cukuplah kesaksian Rasulullah SAW menjadi bukti kemulyaan

mereka, sementara ia mengatakan dalam sebuah haditsnya:

Page 7: Al-qur'an Dan Hadits

وسلم عليه الله صلى النبي قال قال عنهما الله رضي حصين بن عمران عن

يلونهم الذين ثم يلونهم الذين ثم قرني خيركم

"Dari Imran bin Hushain ra, Rasulullah SAW bersabda:" Sebaik-

baik kalian adalah generasi yang ada pada masaku (para sahabat),

kemudian generasi yang berikutnya (tabi'in), kemudian generasi

yang berikutnya lagi (atba'ut tabiin). ( HR. Bukhari) "

Imam Nawawi secara jelas mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan 'generasi pada masaku' adalah sahabat Rasulullah

SAW. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga mengemukakan

tentang keutamaan sahabat:

تسبوا ال وسلم عليه الله صلى النبي قال قال عنه الله رضي الخدري سعيد أبي عن

فلو أصحابي

(البخاري رواه )نصيفه وال أحدهم مد بلغ ما ذهبا أحد مثل أنفق أحدكم أن

Dari Abu Sa'id al-Khudri ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Janganlah

kalian mencela sahabat-sahabatku.Karena jika salah seorang

diantara kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, niscaya

ia tidak akan dapat menyamai keimanan mereka, bahkan

menyamai setengahnya pun tidak. (HR. Bukhari).

Sayid Qutub mengemukakan (1993: 14 - 23), ada tiga hal yang

melatar belakangi para sahabat sehingga mereka dapat

menjadi khairul qurun , yang tiada duanya di dunia ini.Singkatnya

adalah sebagai berikut:

1. Karena mereka menjadikan Al-Qur'an sebagai satu-satunya

sumber petunjuk jalan, guna menjadi pegangan hidup mereka,

dan mereka membuang jauh-jauh berbagai sumber lainnya.

2. Ketika mereka membacanya, mereka tidak memiliki tujuan

untuk tsaqofah, pengetahuan, menikmati keindahannya dan

lain sebainya. Namun mereka membacanya hanya untuk

mengimplementaikan apa yang diinginkan oleh Allah dalam

kehidupan mereka.

3. Mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan

dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa

Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali

Page 8: Al-qur'an Dan Hadits

terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran

maupun budaya.

Dengan ketiga hal inilah, generasi sahabat muncul sebagai

generasi terindah yang pernah terlahir ke dunia ini. Di sebabkan

karena 'ketotalitasan' mereka ketika berinteraksi dengan Al-

Qur'an, yang dilandasi sebuah keyakinan yang sangat mengakar

dalam lubuk sanubari mereka yang teramat dalam, bahwa hanya

Al-Qur'an lah satu-satunya pedoman hidup yang mampu

mengantarkan manusia pada kebahagiaan hakiki baik di dunia

maupun di akhirat.

Ilmu-ilmu yang Membahas Hal-hal yang Berhubungan dengan al-

Qur'an antara lain:

1. Ilmu Mawathin Nuzul, yaitu ilmu yang membahas tentang

tempat-tempat turunnya ayat Qur'an.

2. Ilmu Asbabun Nuzul, yaitu ilmu yang membahas sebab-sebab

turunnya ayat Al-qur'an.

3. Ilmu Tajwid, yaitu ilmu yang membahas tentang teknik

membaca Al-Qur'an.

4. Gharibil Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang kalimat-

kalimat yang asing artinya dalam Al-Qur'an.

5. Ilmu Wajuh wa Nadhir, yaitu ilmu yang membahas tentang

kalimat yang memiliki banyak arti dan makna apa yang

diinginkan oleh suatu ayat dalam Al-Qur'an.

6. Ilmu Amtsalil Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang

perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur'an.

7. Ilmu Aqsamil Qur'an, yaitu ilmu yang mempelajari tentang

maksud-maksud sumpah Tuhan dalam Al-Qur'an.

3. Manfaat dan Keutamaan Membaca Al-qur'anAdab membaca Al Quran

1. Membaca ta'awwudz sebelum membaca Al Quran ( An-nahl:

98 )

Page 9: Al-qur'an Dan Hadits

'Bila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta

perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.'

1. Orang yang suci, tak pengotor ( Al-waqiah: 79 )

2. Khusuk saat mendengar Al Quran ( Al-A'raaf: 204 )

'Dan apabila dibacakan Quran maka dengarkanlah dan

perhatikanlah'

1. Menghayati bacaan Al Quran ( An-nisaa ': 82 )

" Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau

kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka

mendapat pe rtentangan yang banyak di dalamnya. '

1. Menangis saat membaca atau mendengar Al Quran ( Al-

Ma'idah: 83 )

Dan ketika mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada

Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air

mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui

(dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami,

kami telah beriman , maka catatlah kami bersama orang-orang

yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian

Muhammad saw).

1. Memperindah suara bacaan Al Quran ( Al-Muzzammil: 4 )

'Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan

perlahan-lahan '

1. Membaca Al Quran dengan suara keras ( Al-Israa ': 110 )

Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama

yang mana saja kamu seru, Dia memiliki al Asmaaul husna (nama-

nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu

dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannyadan carilah

jalan tengah di antara kedua itu. "

1. Selalu mengingat dan membaca Al Quran ( Al-Ahzab: 34 )

Page 10: Al-qur'an Dan Hadits

Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah

dan hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha

Lembut lagi Maha Mengetahui.

1. Membaca Al Quran di malam hari ( Ali imran: 113 )

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang

berlaku lurus ] , mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa

waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat).

1. Berbuat sesuai dengan Al Quran ( Al Baqarah: 121 )

Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka

membacanya dengan bacaan yang sebenarnya [84] , mereka itu

beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya,

maka mereka itulah orang-orang yang rugi .

Kitab suci Al-Qur'an memiliki beberapa prioritas, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Bahasanya halus, indah tidak satupun yang mampu

menandinginya

2. Dilindungi keselamatan dan kemurniannya sejak diwahyukan

sampai akhir zaman

3. Bahasanya yang dipergunakannya sama untuk semua lapisan

masyarakat, bangsa seluruh dunia, baik di Arab, Amerika,

Afrika, Afganistan, India, Inggris, Indonesia, Jepang, Belanda,

Malaysia dan sebagainya.

4. Mudah dibaca, dihafal, dipelajari dan dipahami serta

diamalkannya

5. Merupakan suatu ibadah bagi yang membacanya atau

mepelajarinya.

6. Pembawanya orang yang "Ummi" yakni tidak dapat membaca

dan menulis.Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur'an bukan hasil

budi daya manusia, melainkan benar-benar Wahyu Allah Swt.

7. Menjadi syafaat bagi orang yang membacanya kelak di hari

kiamat.

Page 11: Al-qur'an Dan Hadits

Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (dia berkata), "Aku mendengar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وسورة البقرة الزهراوين اقرءوا ألصحابه شفيعا القيامة يوم يأتى فإنه القرآن اقرءوا

فرقان كأنهما أو غيايتان كأنهما أو غمامتان كأنهما القيامة يوم تأتيان فإنهما عمران آل

وتركها بركة أخذها فإن البقرة سورة اقرءوا أصحابهما عن تحاجان صواف طير من

البطلة تستطيعها وال حسرة

"Bacalah Al Qur'an karena Al Qur'an akan datang pada hari kiamat

nanti sebagai syafi '(pemberi syafa'at) bagi yang

membacanya.Bacalah Az Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat

Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari

kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar

matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan

sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya),

keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua

surat tersebut.Bacalah pula surat Al Baqarah. Mengambil surat

tersebut adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan

mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin

menghafalnya . "(HR. Muslim )

8. Mencakup dan menyempurnakan ajaran-ajaran kitab-kitab

suci sebelumnya.

9. Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengarihi jiwa

pendengarnya.

10. Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan

manusia.

11. Menghilangkan ketidakbebasan berpikir yang melemahkan

daya upaya dan kreatifitas manusia (memutus rantai taqlid).

12. Memberi penjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang

perkembangannya.

13. Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia

dan hukum-hukumnya.

14. Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan

fisik serta membedakan manusia hanya dasi takwanya kepada

Allah SWT.

Page 12: Al-qur'an Dan Hadits

Permisalan Orang yang Membaca Al Qur'an dan Mengamalkannya

Dari Abu Musa Al Asy'ariy, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa

sallam bersabda

والمؤمن, طيب وريحها طيب طعمها, كاألترجة به ويعمل القرآن يقرأ الذى المؤمن

الذى المنافق ومثل, لها ريح وال طيب طعمها, كالتمرة به ويعمل القرآن يقرأ ال الذى

القرآن يقرأ ال الذى المنافق ومثل, مر وطعمها طيب ريحها, كالريحانة القرآن يقرأ

مر وريحها - خبيث أو - مر طعمها, كالحنظلة

" Permisalan orang yang membaca Al Qur'an dan mengamalkannya

adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang

mukmin yang tidak membaca Al Qur'an dan mengamalkannya

adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak

beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur'an adalah

bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya

pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an bagaikan

hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak. "(HR. Bukhari

no. 5059)

KEUTAMAAN AL-QUR'AN YANG LAIN:Sabda Rasulullah saw, "Keutamaan firman Allah azza wa jalla

dibandingkan seluruh kata bagaikan keutamaan Allah dengan

selain-Nya (makhluk-Nya.") (HR. Ad Darimi)

1. Al Qur'an Lebih dicintai Allah SWT Dari Langit dan Bumi

Sabda Rasulullah SAW,  "Al Qur'an lebih dicintai Allah dari langit

dan bumi serta yang ada didalamnya."  (HR. Ad Darimi)

2. Al Qur'an Adalah Cahaya Ditengah Kegelapan

Sabda Rasulullah SAW , "Aku wasiatkan kepada kalian agar

bertakwa kepada Allah dan Al Qur'an sesungguhnya ia adalah

cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan

sungguh-sungguh."  (HR. Baihaqi)

3. Ahlul Qur'an adalah keluarga Allah SWT

Sabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari

kalangan manusia. 'Beliau saw ditanya, 'Siapa mereka wahai

Rasulullah.' Beliau saw menjawab, 'mereka adalah Ahlul Qur'an,

Page 13: Al-qur'an Dan Hadits

mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya. " (HR.

Ahmad dan Ibnu Majah)

4. Mereka Adalah Sebaik-baik Umat.

Sabda Rasulullah saw,  "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al

Qur'an dan mengajarkannya."  (HR. Bukhori, Abu Daud dan

Tirmidzi)

4. Al-qur'an sebagai Sarana zikrJika kita mendengar orang membaca ayat Quran kita dapat

mengatakan bahwa ia sedang membaca Alquran, dan didengarkan

dengan sebaik mungkin,

'Dan apabila dibacakan Quran maka dengarkanlah dan

perhatikanlah' [Al-A'raaf; 204]

Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca sebagai sarana mendekatkan

diri kepada Allah untuk diresapi artinya agar lebih mengerti akan

"fakta". Namun begitu, al-Qur'an juga bisa digunakan untuk

mendapatkan berkah, agar mendapatkan kesembuhan dari segala

penyakit atau demi tujuan-tujuan lain yang dibenarkan oleh

agama. Banyak riwayat-riwayat tentang penggunaan al-Qur'an atau

doa-doa lainnya sebagai "suwuk" atau mantra.

Diriwayatkan oleh 'Auf bin Malik, ia berkata:

"Pada zaman Jahliyah sebelumnya kami menggunakan mantra,

kemudian kami menanyakan pada Rasulullah:" Bagaimana beliau

melihat itu semua '. Kemudian beliau berkata: 'Perlihatkan mantra-

mantra kalian kepadaku. Tidak ada larangan untuk mantra-mantra

selama tidak berupa syirik. '"HR. Muslim no. 4079.

Lihat pula riwayat Bukhori no. 2115 tentang penggunaan surat al-

Fatihah sebagai mantra, dan riwayat-riwayat lainnya. Dengan

adanya riwayat-riwayat ini, lalu para ulama menyimpulkan bahwa

al Qur'an dan dzikir-dzikir lainnya dapat digunakan untuk

mengambil berkah.

Mengambil berkah al-Qur'an dengan membacanya kemudian

meniup dengan mulut, sebagaimana riwayat Bukhori

no. 2115. Juga sebagaimana riwayat Bukhori nomor 5307 dari

'Aisyah ra. ia berkata: Rasulullah jika berbaring di

Page 14: Al-qur'an Dan Hadits

pembaringannya, selalu meniup di kedua telapak tangannya

dengan "qul huwallaahu ahad" dan "mu'awwidzatain", kemudian

beliau mengusapkan kedua telapak tangannya pada wajahnya dan

semua badan yang dapat disentuh oleh kedua tangannya.

'Aisyah berkata: "Kemudian di saat Rasul sakit, beliau

memerintahkan kepadaku agar saya melakukannya untuk dia."

Allah berfirman

ترحمون لعلكم واتقوا فاتبعوه مبارك أنزلناه كتاب وهذا

"Dan al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,

maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (al-

An'am: 155)

لهم أن الصالحات يعملون الذين المؤمنين ويبشر أقوم هي للتي يهدي القرآن هذا إن

كبيرا أجرا

"Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)

yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang

Mu'min yang menjajakan amal saleh bahwa bagi mereka ada

pahala yang benar." (Al-Isra ': 9)

B. MAKNA DAN MACAM-MACAM

SUNNAH1. Pengertian Sunnah, Secara etimologis hadits bisa berarti:

1. Baru, seperti kalimat: "Allah Qadim mustahil Hadits".

2. Dekat, seperti: "Haditsul" ahli bil Islam ".

3. Kabar, seperti: "Falya'tu bi haditsin mitslihi".

Dalam tradisi hukum Islam, hadits berarti: Segala Perbuatan, kata,

dan Izin Nabi Muhammad saw. (Af 'al, aqwal dan

taqrir). Pengertian hadits sebagaimana tersebut diatas adalah

identik dengan Sunnah, yang secara etimologis berarti jalan atau

tradisi, sebagaimana dalam Al-Qur'an: "Sunnata man qad arsalna"

(al-Isra: 77). Juga dapat berarti: Hukum atau peraturan yang tetap

berlaku, Cara yang diadakan, jalan yang telah dijalani.

Ada yang berpendapat antara Sunnah dengan Hadits tersebut

adalah berbeda-beda. Akan tetapi dalam kebiasaan hukum Islam

Page 15: Al-qur'an Dan Hadits

antara Hadits dan Sunnah tersebut hanyalah berbeda dalam segi

penggunaannya saja, tidak dalam tujuannya.

Sunnah adalah sumber Hukum Islam (Pedoman Hidup Kaum

Muslimin) yang kedua setelah Al-Qur'an. Bagi mereka yang telah

beriman kepada Al-Qur'an sebagai sumber hukum, maka secara

otomatis harus percaya bahwa Sunnah sebagai sumber Islam juga.

Ayat-ayat Al-Qur'an cukup banyak untuk dijadikan alasan yang

pasti tentang hal ini, seperti

1. Setiap mu'min harus taat kepada Allah dan Rasul-nya (al-

Anfal: 20, Muhammad: 33, an-Nisa: 59, Ali-Imran: 32, al-

Mujadalah: 13, an-Nur: 54, al-Maidah : 92).

2. Kepatuhan kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada Allah

(an-Nisa: 80, Ali-Imran: 31).

3. Orang yang menyalahi Sunnah akan mendapatkan siksa (an-

Anfal: 13, Al-Mujadalah: 5, an-Nisa: 115). Berhukum terhadap

Sunnah adalah tanda orang yang beriman. (An-Nisa ': 65).

4. Kemudian perhatikan ayat-ayat: an-Nur: 52; al-Hasyr: 4; al-

Mujadalah: 20; an-Nisa ': 64 dan 69; al-Ahzab: 36 dan 71; al-

Hujurat: 1; al-Hasyr : 7 dan sebagainya.

Bila Sunnah tidak berfungsi sebagai sumber hukum, maka kaum

Muslimin akan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hal: cara

shalat, harga dan ketentuan zakat, cara haji dan lain

sebagainya. Sebab ayat-ayat Al-Qur'an dalam hal tersebut hanya

berbicara secara global dan umum, dan yang menjelaskan secara

terperinci justru Sunnah Rasullullah. Selain itu juga akan

mendapatkan kesulitan dalam hal menafsirkan ayat-ayat yang

musytarak, muhtamal dan sebagainya yang mau tidak mau

membutuhkan Sunnah untuk menjelaskannya. Dan ketika

penafsiran-penafsiran tersebut hanya didasarkan pada

pertimbangan rasio sudah barang tentu akan melahirkan

interpretasi-interpretasi yang sangat subjektif dan tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Sejarah Kodifikasi Sunnah / Hadist

A. Hadits pada Periode Pertama (Masa Rasulullah)

Page 16: Al-qur'an Dan Hadits

1. Waktu Penyebaran Hadits

Rasulullah hidup di tengah-tengah masyarakat dan

sahabatnya. Mereka bergaul secara bebas dan mudah, tidak ada

aturan atau larangan yang memepersulit para sahabat untuk

bergaul dengan beliau. Segala perbuatan, ucapan, dan sifat Nabi

bisa menjadi contoh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat pada masa tersebut. Masyarakat menjadikan nabi

sebagai panutan dan pedoman dalam kehidupan mereka. Jika ada

permasalahan baik dalam Ibadah maupun dalam kehidupan

duniawi, maka mereka akan bisa langsung bertanya pada

Nabi.Beliau bersabda

"Sampaikanlah olehmu apa yang berasal dariku, kendati hanya

satu ayat!"

Perintah tersebut membawa pengaruh yang sangat baik untuk

menyebarkan hadits.Karena secara bertahap, seluruh masyarakat

muslim baik yang berada di Madinah maupun yang di luar Madinah

akan segera mengetahui hukum-hukum agama yang telah

diajarkan oleh Rasulullah. Meskipun sebagian dari mereka tidak

memperoleh langsung dari Rasulullah, mereka akan memperoleh

dari saudara-saudara mereka yang mendengar langsung dari

Rasulullah. Metode penyebaran hadits tersebut berlanjut sampai

Haji Wada 'dan wafatnya Rasulullah.

Faktor-faktor yang mendukung percepatan penyebaran hadits di

masa Rasulullah:

1. Rasulullah sendiri rajin menyampaikan dakwahnya.

2. Karakter ajaran Islam sebagai ajaran baru telah

membangkitkan semangat orang di lingkungannya untuk

selalu mempertanyakan kandungan ajaran agama ini,

selanjutnya secara otomatis tersebar ke orang lain secara

berkesinambungan.

3. Peran istri Rasulullah sangat besar dalam penyiaran Islam,

hadits termasuk di dalamnya.

2. Penulisan Hadits dan pelarangannya

Page 17: Al-qur'an Dan Hadits

Penyebaran hadits-hadits pada masa Rasulullah hanya disebarkan

lewat mulut ke mulut (oral). Hal ini bukan hanya dikarenakan

banyak sahabat yang tidak bisa menulis hadits, tetapi juga karena

Nabi melarang untuk menulis hadits. Dia khawatir hadits akan

bercampur dengan ayat-ayat Al-Quran.

Adapun faktor-faktor utama dan terpenting yang menyebabkan

Rasulullah melarang penulisan dan pembukuan hadits adalah:

1. Khawatir terjadi kekaburan antara ayat-ayat al-Qur'an dan

hadits Rasul bagi orang-orang yang baru masuk Islam.

2. Takut berpegangan atau cenderung menulis hadits tanpa

diucapkan atau ditela'ah.

3. Khawatir orang-orang umum berpedoman pada hadits saja.

B. Hadits pada Periode Kedua (Masa Khulafa 'al-Rasyidin)

1. Masa Pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab

Setelah Rasulullah wafat, banyak sahabat yang pindah ke kota-kota

di luar Madinah.Khalifah Abu Bakar menerapkan peraturan yang

membatasi periwayatan hadits. Begitu juga dengan Khalifah Umar

ibn al-Khattab. Dengan demikian periode tersebut disebut dengan

Masa Pembatasan. Pembatasan tersebut dimaksudkan agar tidak

banyak dari sahabat yang mempermudah penggunaan nama

Rasulullah dalam berbagai urusan, meskipun jujur dan dalam

permasalahan yang umum.

Namun pembatasan tersebut tidak berarti bahwa kedua khalifah

tersebut anti-periwayatan, hanya saja beliau sangat selektif

terhadap periwayatan hadits. Abu Hurairah, sahabat yang

terbanyak meriwayatkan hadits.Riwayat Abu Hurairah tersebut

menunjukkan ketegasan Khalifah Umar dalam menerapkan

peraturan pembatasan riwayat hadits pada masa

pemerintahannya. Namun di sisi lain, Umar ibn Khattab bukanlah

orang yang anti periwayatan hadits. Umar mengutus para ulama

untuk menyebarkan al-Qur'an dan hadits.

2. Masa Pemerintahan Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib

Secara umum, kebijakan pemerintahan Utsman ibn Affan dan Ali

ibn Abi Thalib tentang periwayatan tidak berbeda dengan apa yang

Page 18: Al-qur'an Dan Hadits

telah ditempuh oleh kedua khlaifah sebelumnya. Namun, langkah

yang diterapkan tidaklah setegas langkah khalifah Umar ibn al-

Khattab. Keleluasaan periwayatan hadits tersebut juga disebabkan

oleh karakteristik pribadi Utsman yang lebih lunak jika

dibandingkan dengan Umar Selain itu, wilayah kekuasaan Islam

yang semakin luas juga menyulitkan pemerintah untuk mengontrol

pembatasan riwayat secara maksimal.

Sedangkan pada masa Ali bin Abi Thalib, situasi pemerintahan

Islam telah berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Masa itu

merupakan masa krisis dan fitnah dalam masyarakat. Terjadinya

peperangan antar beberapa kelompok kepentingan politik juga

mewarnai pemerintahan Ali. Secara tidak langsung, hal itu

membawa dampak negatif dalam periwayatan hadits. Kepentingan

politik telah mendorong pihak-pihak tertentu melakukan

pemalsuan hadits. Dengan demikian, tidak seluruh periwayat

hadits dapat dipercaya riwayatnya.

3. Situasi periwayatan hadits

Dalam perkembangannya, periwayatan hadits yang dilakukan para

sahabat berciri pada 2 tipologi periwayatan.

1. Dengan menggunakan lafal hadits asli, yaitu menurut lafal

yang diterima dari Rasulullah.

2. Hanya maknanya saja. Karena mereka sulit menghafal lafal

redaksi hadits persis dengan yang disabdakan Nabi.

C. Hadits pada Periode Ketiga (Masa Sahabat Kecil - Tabi'in Besar)

1. Waktu Penyebarluasan Hadits

Sesudah masa Khulafa 'al-Rasyidin, timbullah usaha yang lebih

sungguh untuk mencari dan meriwayatkan hadits. Bahkan

pengaturan periwayatan hadits pun sudah dibakukan.luasnya

wilayah Islam dan kepentingan golongan memicu munculnya

hadits-hadits palsu. Sejak timbul fitnah pada akhir masa Utsman

ra, umat Islam terpecah-pecah dan masing-masing lebih

mengunggulkan golongannya.

Page 19: Al-qur'an Dan Hadits

Pemalsuan hadits mencapai puncaknya pada periode ketiga, yakni

pada masa kekhalifahan Daulah Umayyah. Seorang ulama Syi'ah,

Ibnu Abil Hadid menulis dalam kitab Nahyu al-Balaghah,

"Ketahuilah bahwa asal mulanya timbul hadits yang

mengutamakan pribadi-pribadi (hadits palsu) adalah dari golongan

Syi'ah sendiri. Perbuatan mereka itu ditandingi oleh golongan

Sunnah (Jumhur / Pemerintah) yang bodoh-bodoh. Mereka juga

membuat hadits hadits untuk mengimbangi hadits golongan Syi'ah

itu "

Karena banyaknya hadits palsu yang beredar di masyarakat

dikeluarkan oleh kaum Syi'ah, Imam Malik menamai kota Irak

(pusat kaum Syi'ah) sebagai "Pabrik Hadits Palsu".

2. Tokoh-tokoh dalam Perkembangan Hadits

1. Abu Hurairah meriwayatkan 5374 atau 5364 hadits

2. Abdullah bin Umar meriwayatkan 2630 hadits

3. Anas bin Malik meriwayatkan 2276 atau 2236 hadits

4. Aisyah (istri Nabi) meriwayatkan 2210 hadits

5. Abdullah bin Abbas meriwayatkan 1660 hadits

6. Jabir bin Abdillah meriwayatkan 1540 hadits

7. Abu Sa'id al-Khudry meriwayatkan 1170 hadits.

3. Macam-Macam Hadits

Tingkatan dan Jenis Hadits

1. Hadits Shohih (Berlaku / benar / sehat), yakni tingkatan

tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits shahih

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Sanadnya bersambung;

2. Diriwayatkan oleh penutur / perawi yg adil, memiliki sifat

istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah

(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.

3. Matannya tidak mengandung kejanggalan / bertentangan

(syadz) serta tidak ada alasan tersembunyi atau tidak

nyata yg mencacatkan hadits.

Page 20: Al-qur'an Dan Hadits

2. Hadits Hasan (Bagus / Baik), bila hadits yg tersebut sanadnya

bersambung, diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak

sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.

3. Hadits dho'if (lemah), adalah hadits yang sanadnya tidak

bersambung (dapat berupa mursal, mu'allaq, mudallas,

munqati 'atau mu'dal) dan diriwayatkan oleh orang yang tidak

adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan

atau cacat.

4. Hadits Marfu '(Semua sanadnya bersandar kepada Rasulullah

Saw) adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada

Nabi Muhammad SAW (contoh: hadits sebelumnya)

5. Hadits Mushahhaf (Kesalahan terjadi pada catatan /

bacaannya)

6. Hadits Muttasil (Sanadnya bersambung sampai kepada

Rasulullah Saw)

7. Hadits Mauquf (Sanadnya bisa jadi terhubung, bisa jadi

terputus), adalah hadits yang sanadnya terhenti pada

para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara

perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat

marfu '. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id (hukum

waris) menyampaikan bahwa Abu Bakar , Ibnu Abbas dan Ibnu

Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah (diperlakukan seperti)

ayah". Namun jika ekspresi yang digunakan sahabat seperti

"Kami diperintahkan ..", "Kami dilarang untuk ...", "Kami

terbiasa ... jika sedang bersama rasulullah" maka derajat

hadits tersebut tidak lagi mauquf melainkan setara dengan

marfu '.

8. Hadits Mun-qoti '(Dho'if, karena terputus sanadnya), Bila

sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau 3

9. Hadits Mursal (Dho'if dan Mardud), Bila penutur 1 tidak

ditemukan atau dengan kata lain seorang tabi'in menisbatkan

langsung kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in

(penutur2) mengatakan "Rasulullah berkata" tanpa ia

menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan kepadanya).

Page 21: Al-qur'an Dan Hadits

10. Hadits Mu'allak (Terselubung cacatnya / merusak

keshohihan Hadits) bila sanad terputus pada penutur 4 hingga

penutur 1 (Contoh: "Seorang pencatat hadits mengatakan,

telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah

mengatakan ...." tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya

hingga Rasulullah).

11. Hadits ghorib (yang menyendiri) bila hanya ada satu jalur

sanad (pada salah satu lapisan ada hanya satu pembicara,

meski pada lapisan lain ada banyak penutur)

12. Hadits Masyhur (Nyata), bila ada lebih dari dua jalur sanad

(tiga atau lebih penutur pada salah satu lapisan) namun tidak

mencapai derajat mutawatir.

13. Hadits Mudallas (Gelap / Menyembunyikan cacat dalam

sanad), disebut juga hadits yang disembunyikan

cacatnya. Yaitu Hadits yang diriwayatkan oleh melalui sanad

yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya,

padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad atau pada

gurunya. Jadi Hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-

tutupi kelemahan sanadnya

14. Hadits Mutawatir (Berturut Sanadnya), adalah hadits yang

diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad dan

tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua sepakat

untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir

memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan

(thaqabah) berimbang. Para ulama berbeda pendapat tentang

jumlah sanad minimum hadits mutawatir (sebagian

menetapkan 20 dan 40 orang pada tiap lapisan sanad). Hadits

mutawatir sendiri dapat dibedakan antara dua jenis yakni

mutawatir lafzhy (redaksional sama pada tiap riwayat) dan

ma'nawy (pada redaksional terdapat perbedaan namun makna

sama pada tiap riwayat)

15. Hadits syadz (Berlawanan),, Hadits yang jarang yaitu hadits

yang diriwayatkan oleh perawi orang yang terpercaya yang

Page 22: Al-qur'an Dan Hadits

bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari

perawi-perawi yang lain.

16. Hadits mudraj (Ada tambahan, yang bukan bagian dari

Hadits), yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh

perawinya

17. Hadits Maqlub (Dho'if. Karena ada pergantian lafaz), yakni

hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan ileh perawi

yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang

atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan

(isi)

18. Hadits Mudhtorib (Rusak susunan), artinya hadits yang

kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari

beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidaksama dan

kontradiksi dengan yang dikompromikan

19. Hadits Mu'alhal (Menggugurkan dua Perawi aslinya)

(Hukumnya Dho'if), artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat

yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang

tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis

Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah

diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa juga disebut

Hadits ma'lul (yang dicacati) dan disebut Hadits Mu'tal

(Hadits sakit atau cacat)

20. Hadits Matruk (Dho'if yang paling buruk. Perawinya

tertuduh Pendusta), yang berarti hadits yang ditinggalkan

yaitu Hadits yang hanya Dirwayatkan oleh seorang perawi saja

dan perawi itu dituduh berdusta.

21. Hadits Maudhu '(Palsu. Kebohongan yang diciptakan dan

disandarkan kepada Rasul Saw), bila hadits dicurigai palsu

atau buatan karena dalam sanadnya dijumpai penutur yang

memiliki kemungkinan berdusta.

22. Hadits Munkar (Cacat dan Palsu perawinya kedapatan

berbuat Fasiq), yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh

seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits

yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.

Page 23: Al-qur'an Dan Hadits

Sunnah ada enam Kitab Hadits yang ternama, yang merupakan

pegangan penjelasan utama bagi umat Islam. Keenam kitab

tersebut adalah:

1. Shohih Imam Al-Bukhari.

2. Shohih Imam Muslim.

3. Imam Abu Daud.

4. Imam An-Nasa'iy.

5. Shohih At-Turmidzy.

6. Imam Ibnu Majah.