www.pusatinfoguru.blogspot.com-rpp pai kurikulum 2013 kelas x-al qur'an dan hadits adalah pedoman...

18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Karanggayam Kelas/Semester : X / 1 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Topik : Al Qur’an dan Hadits adalah pedoman hidupku Materi Pokok : Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad Alokasi Waktu : 4 x 3 Jam pelajaran Jumlah Pertemuan : 4 x Pertemuan A. Kompetensi Inti KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.2. Berpegang teguh kepada al-Qur’ān, hadis, dan ijtihād sebagai pedoman hidup. 3.8. Memahami kedudukan al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam. 4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.2. Selalu berpegang teguh kepada al-Qur’ān, hadis, dan ijtihād sebagai pedoman hidup. 3.8. Mampu emahami kedudukan al-Qur’ān, hadis dan ijtihād sebagai sumber hukum Islam. 4.6 Dapat menyajikan macam-macam sumber hukum Islam. D. Tujuan Pembelajaran pg. 31

Upload: kazuya-grade

Post on 15-Sep-2015

654 views

Category:

Documents


116 download

DESCRIPTION

rpp

TRANSCRIPT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANSatuan Pendidikan

: SMK Negeri 1 KaranggayamKelas/Semester

: X / 1

Mata Pelajaran

: Pendidikan Agama Islam

Topik

: Al Quran dan Hadits adalah pedoman hidupku

Materi Pokok : Al-Quran, Hadits, dan IjtihadAlokasi Waktu

: 4 x 3 Jam pelajaranJumlah Pertemuan

: 4 x Pertemuan

A. Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar1.2. Berpegang teguh kepada al-Qurn, hadis, dan ijtihd sebagai pedoman hidup.3.8. Memahami kedudukan al-Qurn, hadis dan ijtihd sebagai sumber hukum Islam.4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam. C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.2. Selalu berpegang teguh kepada al-Qurn, hadis, dan ijtihd sebagai pedoman hidup.

3.8. Mampu emahami kedudukan al-Qurn, hadis dan ijtihd sebagai sumber hukum Islam.

4.6 Dapat menyajikan macam-macam sumber hukum Islam. D. Tujuan PembelajaranSetelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dapat:

1. Mampu menyebutkan pengertian al-Qurn, hadis, dan ijtihd sebagai sumber hukum Islam.

2. Mampu menjelaskan kedudukan al-Qurn, hadis, dan ijtihd sebagai sumber hukum Islam.

3. Mampu menjelaskan fungsi al-Qurn, hadis, dan ijtihd sebagai sumber hukum Islam.

4. Mempresentasikan macam-macam sumber hukum Islam.

5. Mendemonstrasikan contoh perilaku dari mengamalkan bermacammacam sumber hukum Islam.E. Materi AjarSumber Hukum IslamF. Metode PembelajaranSaintifikkooperatif

rool play,diskusi, ceramahG. Kegiatan PembelajaranKegiatanDeskripsiAlokasiwaktu

Pendahuluan Memberikan salam

Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar

Menanyakan kehadiran siswa

Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa

Tanya jawab materi sebelumnya

Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.10 menit

Inti Mengamati

Mencermati bacaan teks tentang kedudukan al-Quran, al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

Meyimak penjelasan materi tersebut di atas melalui tayangan vidio atau media lainnya. Menanya (memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

Mengapa Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam ?

Apa yang anda pahami tenang Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad ?

Mengumpulkan data/eksplorasi

Peserta didik mendiskusikan makna Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

Guru mengamati perilaku berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk mengamati perilaku berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad di rumah.

Mengasosiasi Membuat kesimpulan tentang sumber hukum Islam.

Mengkomunikasikan:

Mempresentasikan / menyampaikan hasil diskusi tentang sumber hukum Islam.70 menit

Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi

Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran

Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran

Mengucapkan salam10 menit

H. Alat (Bahan) / Sumber Belajar:

a. Alat / Bahan: Al QuranPower point, Video, LCD, Laptop, ITb. Sumber Belajar: Buku PAI Kls X Kemdikbud

Buku lain yang menunjang

Multimedia interaktif dan InternetI. Penilaian

1.Prosedur:

a.Penilaian proses belajar mengajar oleh guru

b.Penilaian hasil belajar (tes lisan/ tertulis berbentuk Esay)

2.Alat Penilaian (Soal terlampir)

Karanggayam, 1 Juli 2014

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Kepala SMK Negeri 1 Karanggayam

Pendidkan Agama Islam

................................................

Amir Machmud, S. Ag.NIP....................................

NIP. 19711019 200801 1 011 Lampiran 1 : Materi PelajaranA. Memahami Al-Qurn, Hadis, dan Ijtihd sebagai Sumber Hukum IslamSumber hukum Islam merupakan suatu rujukan, landasan, atau dasar yang utama dalam pengambilan hukum Islam. Ia menjadi pokok ajaran Islam sehingga segala sesuatu haruslah bersumber atau berpatokan kepadanya. Ia menjadi pangkal dan tempat kembalinya segala sesuatu. Ia juga menjadi pusat tempat mengalirnya sesuatu. Oleh karena itu, sebagai sumber yang baik dan sempurna, hendaklah ia memiliki sifat dinamis, benar, dan mutlak. Dinamis maksudnya adalah al-Qurn dapat berlaku di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. Benar artinya al-Qurn mengandung kebenaran yang dibuktikan dengan fakta dan kejadian yang yang sebenarnya. Mutlak artinya al-Qurn tidak diragukan lagi kebenarannya serta tidak akan terbantahkan.

Adapun yang menjadi sumber hukum Islam yaitu: al-Quran, Hadis, dan Ijtihd.

Al-Qurnul Karim1. Pengertian al-QurnDari segi bahasa, al-Qurn berasal dari kata qaraa yaqrau qiratan qurnan, yang berarti sesuatu yang dibaca atau bacaan. Dari segi istilah, al-Qurn adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dalam bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawattir, ditulis dalam musaf, dimulai dengan surah al-Ftia dan diakhiri dengan surah an-Ns, membacanya berfungsi sebagai ibadah, sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw. dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat manusia. Allah Swt. berfirman:

Artinya: Sungguh, al-Qurn ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. (Q.S. al-Isr/17:9)2. Kedudukan al-Qurn sebagai Sumber Hukum Islam

Sebagai sumber hukum Islam, al-Qurn memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Ia merupakan sumber utama dan pertama sehingga semua persoalan harus merujuk dan berpedoman kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam al-Qurn:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Swt. (al-Qurn) dan Rasu-Nyal (sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S. an-Nis/4:59)Dalam ayat yang lain Allah Swt. menyatakan:

Artinya: Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Qurn) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat. (Q.S. an-Nis/4:105)Dalam sebuah hadis yang bersumber dari Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda:

Artinya: ... Amma badu wahai sekalian manusia, bukankah aku sebagaimana manusia biasa yang diangkat menjadi rasul dan saya tinggalkan bagi kalian semua dua perkara utama/besar, yang pertama adalah kitab Allah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya/penerang, maka ikutilah kitab Allah (al-Quran) dan berpegang teguhlah kepadanya ... (H.R. Muslim) Berdasarkan dua ayat dan hadis di atas, jelaslah bahwa al-Qurn adalah kitab yang berisi sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. Al-Qurn sumber dari segala sumber hukum baik dalam konteks kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Namun demikian, hukum-hukum yang terdapat dalam Kitab Suci al-Qurn ada yang bersifat rinci dan sangat jelas maksudnya, dan ada yang masih bersifat umum dan perlu pemahaman mendalam untuk memahaminya.

3. Kandungan Hukum dalam al-Qurn Para ulama mengelompokkan hukum yang terdapat dalam al-Qurn ke dalam tiga bagian, yaitu seperti berikut. a. Akidah atau Keimanan

Akidah atau keimanan adalah keyakinan yang tertancap kuat di dalam hati. Akidah terkait dengan keimanan terhadap hal-hal yang gaib yang terangkum dalam rukun iman (arknu mn), yaitu iman kepada Allah Swt. malaikat, kitab suci, para rasul, hari kiamat, dan qada/qadar Allah Swt.

b. Syariah atau Ibadah

Hukum ini mengatur tentang tata cara ibadah baik yang berhubungan langsung dengan al-Khliq (Pencipta) yaitu Allah Swt. yang disebut dengan ibadah maah, maupun yang berhubungan dengan sesama makhluknya yang disebut dengan ibadah gairu maah. Ilmu yang mempelajari tata cara ibadah dinamakan ilmu fikih.

1) Hukum Ibadah

Hukum ini mengatur bagaimana seharusnya melaksanakan ibadah yang sesuai dengan ajaran Islam. Hukum ini mengandung perintah untuk mengerjakan alat, haji, zakat, puasa dan lain sebagainya.

2) Hukum Muamalah

Hukum ini mengatur interaksi antara manusia dengan sesamanya, seperti hukum tentang tata cara jual-beli, hukum pidana, hukum perdata, hukum warisan, pernikahan, politik, dan lain sebagainya.

c. Akhlak atau Budi Pekerti

Selain berisi hukum-hukum tentang akidah dan ibadah, al-Qurn juga berisi hukum-hukum tentang akhlak. Al-Qurn menuntun bagaimana seharusnya manusia berakhlak atau berperilaku, baik akhlak kepada Allah Swt., kepada sesama manusia, dan akhlak terhadap makhluk Allah Swt. yang lain. Pendeknya, akhlak adalah tuntunan dalam hubungan antara manusia dengan Allah Swt. hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam semesta. Hukum ini tecermin dalam konsep perbuatan manusia yang tampak, mulai dari gerakan mulut (ucapan), tangan, dan kaki.

Hadis atau Sunnah1. Pengertian Hadis atau Sunnah

Secara bahasa hadis berarti perkataan atau ucapan. Menurut istilah, hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Hadis juga dinamakan sunnah. Namun demikian, ulama hadis membedakan hadis dengan sunnah. Hadis adalah ucapan atau perkataan Rasulullah saw., sedangkan sunnah adalah segala apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. yang menjadi sumber hukum Islam.

Hadis dalam arti perkataan atau ucapan Rasulullah saw. terdiri atas beberapa bagian yang saling terkait satu sama lain. Bagian-bagian hadis tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

a. Sanad, yaitu sekelompok orang atau seseorang yang menyampaikan hadis dari Rasulullah saw. sampai kepada kita sekarang.

b. Matan, yaitu isi atau materi hadis yang disampaikan Rasulullah saw.

c. Rawi, adalah orang yang meriwayatkan hadis.

2. Kedudukan Hadis atau Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam

Sebagai sumber hukum Islam, hadis berada satu tingkat di bawah al-Qurn. Artinya, jika sebuah perkara hukumnya tidak terdapat di dalam alQurn, yang harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis tersebut. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt:

Artinya : ... dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia. Dan apa-apa yang dilarangnya, maka tinggalkanlah. (Q.S. al-asyr/59:7) Demikian pula firman Allah Swt. dalam ayat yang lain:

Artinya: Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya ia telah menaati Allah Swt. Dan barangsiapa berpaling (darinya), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka. (Q.S. an-Nis/4:80)Nah, kamu sudah paham, bukan, tentang peran penting hadis sebagai sumber hukum Islam kedua setelah al-Qurn? Sekarang mari kita lihat kedudukan hadis terhadap sumber hukum Islam pertama yaitu al-Qurn.

3. Fungsi Hadis terhadap al-QurnRasulullah saw. sebagai pembawa risalah Allah Swt. bertugas menjelaskan ajaran yang diturunkan Allah Swt. melalui al-Qurn kepada umat manusia. Oleh karena itu, hadis berfungsi untuk menjelaskan (bayan) serta menguatkan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qurn.

Fungsi hadis terhadap al-Qurn dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Menjelaskan ayat-ayat al-Qurn yang masih bersifat umum

Contohnya adalah ayat al-Qurn yang memerintahkan alat. Perintah alat dalam al-Qurn masih bersifat umum sehingga diperjelas dengan hadis-hadis Rasulullah saw. tentang alat, baik tentang tata caranya maupun jumlah bilangan rakaat-nya. Untuk menjelaskan perintah alat tersebut misalnya keluarlah sebuah hadis yang berbunyi, alatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku alat. (H.R. Bukhari)

b. Memperkuat pernyataan yang ada dalam al-QurnSeperti dalam al-Qurn terdapat ayat yang menyatakan, Barangsiapa di antara kalian melihat bulan, maka berpuasalah! Maka ayat tersebut diperkuat oleh sebuah hadis yang berbunyi, ... berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya ... (H.R. Bukhari dan

Muslim)

c. Menerangkan maksud dan tujuan ayat

Misal, dalam Q.S. at-Taubah/9:34 dikatakan, Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, kemudian tidak membelanjakannya di jalan Allah Swt., gembirakanlah mereka dengan azab yang pedih! Ayat ini dijelaskan oleh hadis yang berbunyi, Allah Swt. tidak mewajibkan zakat kecuali supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati. (H.R.

Baihaqi)

d. Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam al-QurnMaksudnya adalah bahwa jika suatu masalah tidak terdapat hukumnya dalam al-Qurn, diambil dari hadis yang sesuai. Misalnya, bagaimana hukumnya seorang laki-laki yang menikahi saudara perempuan istrinya. Maka hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis Rasulullah saw :

Artinya: Dari Abi Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: Dilarang seseorang mengumpulkan (mengawini secara bersama) seorang perempuan dengan saudara dari ayahnya serta seorang perempuan dengan saudara perempuan dari ibunya. (H.R. Bukhari)

4. Macam-Macam Hadis

Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu seperti berikut.

a. Hadis MutawattirHadis mutawattir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi, baik dari kalangan para sahabat maupun generasi sesudahnya dan dipastikan di antara mereka tidak bersepakat dusta. Contohnya adalah hadis yang berbunyi:

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempatnya adalah neraka. (H.R. Bukhari, Muslim)

b. Hadis MasyhurHadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih yang tidak mencapai derajat mutawattir namun setelah itu tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak tabin sehingga tidak mungkin bersepakat dusta. Contoh hadis jenis ini adalah hadis yang artinya, Orang Islam adalah orang-orang yang tidak mengganggu orang lain dengan lidah dan tangannya. (H.R. Bukhari, Muslim dan Tirmizi)

c. Hadis AhadHadis ahad adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua orang perawi sehingga tidak mencapai derajat mutawattir. Dilihat dari segi kualitas orang yang meriwayatkannya (perawi), hadis dibagi ke dalam tiga bagian berikut.

1) Hadis ai adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, kuat hafalannya, tajam penelitiannya, sanadnya bersambung kepada Rasulullah saw., tidak tercela, dan tidak bertentangan dengan riwayat orang yang lebih terpercaya. Hadis ini dijadikan sebagai sumber hukum dalam beribadah (hujjah).

2) Hadis asan, adalah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, tetapi kurang kuat hafalannya, sanadnya bersambung, tidak cacat, dan tidak bertentangan. Sama seperti hadis ai, hadis ini dijadikan sebagai landasan mengerjakan amal ibadah.

3) Hadis af, yaitu hadis yang tidak memenuhi kualitas hadis ai dan hadis asan. Para ulama mengatakan bahwa hadis ini tidak bisa dijadikan sebagai hujjah, tetapi dapat dijadikan sebagai motivasi dalam beribadah.

4) Hadis Mauu, yaitu hadis yang bukan bersumber kepada Rasulullah saw. atau hadis palsu. Dikatakan hadis padahal sama sekali bukan hadis. Hadis ini jelas tidak dapat dijadikan landasan hukum, hadis ini tertolak.

Ijtihd sebagai upaya memahami al-Qurn dan Hadis1. Pengertian IjtihdKata ijtihd berasal bahasa Arab ijtahada-yajtahidu-ijtihdan yang berarti mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, atau bekerja secara optimal. Secara istilah, ijtihd adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh dalam menetapkan suatu hukum. Orang yang melakukan ijtihd dinamakan mujtahid.

2. Syarat-Syarat berijtihdKarena ijtihd sangat bergantung pada kecakapan dan keahlian para mujtahid, dimungkinkan hasil ijtihd antara satu ulama dengan ulama lainnya berbeda hukum yang dihasilkannya. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat melakukan ijtihd dan menghasilkan hukum yang tepat. Berikut beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan ijtihd. a. Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.

b. Memiliki pemahaman mendalam tentang bahasa Arab, ilmu tafsir, usul fikih, dan tarikh (sejarah).

c. Memahami cara merumuskan hukum (istinba).

d. Memiliki keluhuran akhlak mulia.

3. Kedudukan IjtihdIjtihd memiliki kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah al-Qurn dan hadis. Ijtihd dilakukan jika suatu persoalan tidak ditemukan hukumnya dalam al-Qurn dan hadis. Namun demikian, hukum yang dihasilkan dari ijtihd tidak boleh bertentangan dengan al-Qurn maupun hadis. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:

Artinya: Dari Muaz, bahwasanya Nabi Muhammad saw. ketika mengutusnya ke Yaman, ia bersabda, Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara yang dibawa orang kepadamu? Muaz berkata, Saya akan memutuskan menurut Kitabullah (al-Qurn). Lalu Nabi berkata, Dan jika di dalam Kitabullah engkau tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu? Muaz menjawab, Jika begitu saya akan memutuskan menurut Sunnah Rasulullah saw. Kemudian, Nabi bertanya lagi, Dan jika engkau tidak menemukan sesuatu hal itu di dalam sunnah? Muaz menjawab, Saya akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri (ijtihdu bi rayi) tanpa bimbang sedikitpun. Kemudian, Nabi bersabda, Maha suci Allah Swt. yang memberikan bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan suatu sikap yang disetujui Rasul-Nya. (H.R. Darami)

Rasulullah saw. juga mengatakan bahwa seorang yang berijtihd sesuai dengan kemampuan dan ilmunya, kemudian ijtihdnya benar, maka ia mendapatkan dua pahala, dan jika kemudian ijtihdnya itu salah maka ia mendapatkan satu pahala.

Hal tersebut ditegaskan melalui sebuah hadis:

Artinya: Dari Amr bin A, sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda, Apabila seorang hakim berijtihd dalam memutuskan suatu persoalan, ternyata ijtihdnya benar, maka ia mendapatkan dua pahala, dan apabila dia berijtihd, kemudian ijtihdnya salah, maka ia mendapat satu pahala. (H.R. Bukhari dan Muslim)

4. Bentuk-bentuk IjtihdIjtihd sebagai sebuah metode atau cara dalam menghasilkan sebuah hukum terbagi ke dalam beberapa bagian, seperti berikut. a. Ijma Ijma adalah kesepakatan para ulama ahli ijtihd dalam memutuskan suatu perkara atau hukum. Contoh ijma di masa sahabat adalah kesepakatan untuk menghimpun wahyu Ilahi yang berbentuk lembaranlembaran terpisah menjadi sebuah musaf al-Qurn yang seperti kita saksikan sekarang ini.

b. QiyasQiyas adalah mempersamakan/menganalogikan masalah baru yang tidak terdapat dalam al-Qurn atau hadis dengan yang sudah terdapat hukumnya dalam al-Qurn dan hadis karena kesamaan sifat atau karakternya. Contoh qiyas adalah mengharamkan hukum minuman keras selain khamr seperti brendy, wisky, topi miring, vodka, dan narkoba karena memiliki kesamaan sifat dan karakter dengan khamr, yaitu memabukkan. Khamr dalam al-Qurn diharamkan, sebagaimana firman Allah Swt:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. (Q.S. al-

Maidah/5:90)

c. Malahah MursalahMalahah mursalah artinya penetapan hukum yang menitikberatkan pada kemanfaatan suatu perbuatan dan tujuan hakiki-universal terhadap syariat Islam. Misalkan seseorang wajib mengganti atau membayar kerugaian atas kerugian kepada pemilik barang karena kerusakan di luar kesepakatan yang telah ditetapkan. Pembagian Hukum IslamPara ulama membagi hukum Islam ke dalam dua bagian, yaitu hukum taklifi dan hukum wadi. Hukum taklifi adalah tuntunan Allah Swt. yang berkaitan dengan perintah dan larangan. Hukum wadi adalah perintah Allah Swt. yang merupakan sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya sesuatu.

1. Hukum TaklifiHukum taklifi terbagi ke dalam lima bagian, seperti berikut.

a. Wajib (faru), yaitu aturan Allah Swt. yang harus dikerjakan, dengan konsekuensi bahwa jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan akan berakibat dosa. Pahala adalah sesuatu yang akan membawa seseorang kepada kenikmatan (surga). Sedangkan dosa adalah sesuatu yang akan membawa seseorang ke dalam kesengsaraan (neraka). Misalnya perintah wajib alat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

b. Sunnah (mandub), yaitu tuntutan untuk melakukan suatu perbuatan dengan konsekuensi jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan karena berat untuk melakukannya tidaklah berdosa.

Misalnya ibadah alat rawatib, puasa Senin-Kamis, dan sebagainya.

c. Haram (tahrim), yaitu larangan untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau perbuatan. Konsekuesinya adalah jika larangan tersebut dilakukan akan mendapatkan pahala, dan jika tetap dilakukan, akan mendapatkan dosa dan hukuman. Akibat yang ditimbulkan dari mengerjakan larangan Allah Swt. ini dapat langsung mendapat hukuman di dunia, ada pula yang dibalasnya di akhirat kelak.

Misalnya larangan meminum minuman keras/narkoba/khamr, larangan berzina, larangan berjudi dan sebagainya.

d. Makruh (Karahah), yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan. Makruh artinya sesuatu yang dibenci atau tidak disukai. Konsekuensi hukum ini adalah jika dikerjakan tidaklah berdosa, akan tetapi jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala.

Misalnya adalah mengonsumsi makanan yang beraroma tidak sedap karena zatnya atau sifatnya.

e. Mubah (al-Ibahah), yaitu sesuatu yang boleh untuk dikerjakan dan boleh untuk ditinggalkan. Tidaklah berdosa dan berpahala jika dikerjakan ataupun ditinggalkan.

Misalnya makan roti, minum susu, tidur di kasur, dan sebagainya.Lampiran 2 : Format Penilaian Proses bealajar

FORMAT PENGAMATAN SIKAP

NONAMA SISWADISIPLINTANGGUNG JAWABPEDULIKERJA KERAS

ABCABCABCABC

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

RefleksiBerilah tanda checklist () yang sesuai dengan dorongan hati kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang tersedia !

INTERNALISASI AKHLAK MULIA

NoPernyataanKebiasaan

SelaluSeringJarangTidak pernah

Skor 4Skor 3Skor 2Skor 1

1Setiap selesai alat magrib saya membaca al-Qurn.

2Saya berusaha mengetahui arti ayatayat al-Qurn yang saya baca.

3Saya berusaha memahami ayat-ayat al-Qurn yang saya baca.

4Saya berusaha mengamalkan kandungan ayat-ayat al-Qurn yang telah saya pahami.

5Saya berusaha membaca al-Qurn sesuai dengan kaidah tajwid.

6Saya berusaha mempelajari hadishadis yang menjelaskan tentang tata cara alat.

7Saya berusaha mengetahui arti hadis-hadis yang menjelaskan tentang tata cara alat.

8Saat berusaha menghapal hadishadis yang menjelaskan tentang tata cara alat.

9Saya berusaha menyesuaikan perbuatan saya dengan pedoman dan tuntunan al-Qurn dan hadis yang telah saya pelajari.

10Saya berusaha bertanya kepada guru dan usta tentang dalil dari amalan agama yang saya laksanakan.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2

1. Disiplin

a. Selalu hadir di kelas tepat waktu

b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu

c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok

2. Tanggung jawab

a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh

b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah

c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya

d. Partisipasi dalam kelompok

3. Peduli

a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan

b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah

c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di sekitarnya

d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya

4. Kerja keras

a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh

b. Menunjukkan sikap pantang menyerah

c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:

a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.

b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

Lampiran 3 : Penilaian Tugas

Mengumpulkan data (gambar, berita, artikel tentang perilaku berpegang teguh kepada al-Quran, al-Hadits dan Ijtihad). Observasi

Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi yang memuat isi diskusi dan sikap saat diskusi. Mengamati perilaku orang-orang yang berpegang teguh kepada al-Quran, al-Hadits dan Ijtihad Portofolio

Membuat paparan tentang kedudukan dan fungsi al-Quran, al-Hadits, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

Tes tulis

Tes kemampuan kognitif dengan menjawab soal-soal pilihan ganda dan uraian tentang kedudukan dan fungsi al-Quran, al-Hadits, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

Tes lisan Memaparkan hasil pengamatan perilaku berpegang teguh kepada al-Quran, al-Hadits dan Ijtihad serta menganalisis dan menanggapinya pg. 31