akuntansi rumah sakit fix.docx

40
AKUNTANSI RUMAH SAKIT A. AKUNTANSI INDUSTRI KESEHATAN MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarip yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem keuangan Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun. Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam mengatasinya.

Upload: linggih-permana

Post on 27-Oct-2015

506 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

AKUNTANSI RUMAH SAKIT

A. AKUNTANSI INDUSTRI KESEHATAN MASYARAKAT DI RUMAH

SAKIT

Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi

Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah sulitnya meramalkan

kebutuhan pelayanan yang diperlukan masyarakat maupun kebutuhan

sumber daya untuk mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus

siap setiap saat dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang

dibutuhkan untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu

Rumah Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya

sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain pihak

Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarip yang dapat

terjangkau oleh masyarakat luas.

Dengan perubahan sistem keuangan Rumah Sakit serta sistem

keuangan Pemerintah secara keseluruhan diharapkan dana yang

dikelola oleh Rumah Sakit akan menjadi lebih besar dan terus

meningkat sejalan dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) serta persiapan Badan Layanan Umum dari tahun ke tahun.

Kondisi ini selain akan membawa pengaruh positif bagi peningkatan

pelayanan, tetapi juga membuka peluang untuk timbulnya ekses negatif

penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk itu

diperlukan berbagai upaya dalam mengatasinya.

Akuntansi Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari

manajemen keuangan adalah salah satu sasaran pertama yang harus

diperbaiki agar dapat memberikan data dan informasi yang akan

mendukung para manajer Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan

maupun pengamatan serta pengendalian kegiatan Rumah Sakit. Yang

menjadi kendala pada Rumah Sakit Swadana dan belum terpecahkan

Page 2: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

sampai saat ini adalah Rumah Sakit melakukan dua sistem pencatatan

dan pelaporan yaitu yang berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim

(Accrual Basis) dan Basis Kas (Cash Basis). Rumah Sakit mengharapkan

ketentuan yang berlaku dapat berjalan secara paralel, independen dan

tercipta mekanisme saling kontrol di antaranya (kontrol internal),

namun dirasakan menjadi beban petugas Rumah Sakit.

Secara operasional manajemen keuangan di Rumah Sakit harus

dapat menghasilkan data, informasi dan petunjuk untuk membantu

pimpinan Rumah Sakit dalam merencanakan, mengendalikan dan

mengawasi seluruh kegiatan agar mutu pelayanan dapat

dipertahankan/ditingkatkan pada tingkat pembiayaan yang wajar.

Manfaat Akuntansi Di Rumah Sakit

Fungsi utama akuntansi di Rumah sakit adalah sebagai sumber

informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam

pemecahan masalah dan perencanaan untuk keberhasilan

pengembangan Rumah Sakit. Secara umum akuntansi tidak lepas dari

biaya (cost), dengan perhitungan biaya yang berbeda akan

menghasilkan akuntansi biaya yang berbeda pula serta berdampak

pada pengambilan keputusan yang berbeda. Dengan demikian untuk

pengambilan keputusan yang tepat serta keberhasilan perencanaan

diperlukan sistem dan pelaksanaan akuntansi Rumah Sakit secara

optimal.

Sistem akuntansi Rumah Sakit bertujuan untuk memberikan

informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk

keberhasilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta

perencanaan, terlebih lagi saat ini yang mana Rumah Sakit telah

ditetapkan sebagai Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP) ataupun

sebagai Badan Layanan Umum yang penerimaannya harus disetor ke

Negara melalui Kantor Kas Negara.

Page 3: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

B. PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI

Rumah Sakit Umum khususnya milik pemerintah merupakan organisasi

nirlaba, dimana pelaporan akuntansinya diatur oleh PSAK no. 45. Adapun

penjabaran dari laporan akuntansi Rumah Sakit sesuai dengan PSAK No.

45 adalah sebagai berikut :

Laporan Keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan

pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas

untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

1)Laporan Posisi Keuangan

a) Klasifikasi Aktiva Dan Kewajiban

Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :

1. menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban.

2. berdasarkan tanggal jatuh tempo.

3. mengelompokan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan

kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat

jatuh temponya kewajiban termasuk pembatasan penggunaan

aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.

b) Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat Atau Tidak Terikat

1. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing

kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya

pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen,

terikat secara temporer, dan tidak terikat.

2. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen

atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah

tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas

laporan keuangan.

Page 4: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

2)Laporan Aktivitas

a) Tujuan Dan Fokus Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas difokuskan pada organisasi secara keseluruhan dan

menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode.

Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada

aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

b) Perubahan Kelompok Aktiva Bersih

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat

permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

4)Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian

a) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva

bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh

penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva

bersih tidak terikat.

b) Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,

terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada

tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang

pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat

disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan

secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

c) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui

dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah

atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika

penggunaannya dibatasi.

d) Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara

bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara

neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan

dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan.

Page 5: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

e) Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus

menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi

fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan

aktivitas pendukung.

5) Laporan Arus Kas

a) Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi

mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

b) Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus kas

dengan tambahan berikut ini :

1. Aktivitas Pendanaan :

a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya

dibatasi untuk jangka panjang.

b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi

yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan,

pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau

peningkatan dana abadi (endowment).

c. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk

jangka panjang.

2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan

pendanaan non kas : sumbangan berupa bangunan atau aktiva

investasi.

C. AKUNTANSI DAN MASALAH PENGUKURAN

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (KMK) Nomor 1981 /

MENKES / SK / XII / 2010 tentang Pedoman Akuntansi Badan Layanan

Umum Rumah Sakit dapat mengatur masalah pengakuan, pengukuran,

penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, agar

laporan keuangan yang disajikan memuat informasi yang relevan dengan

kebutuhan para pengguna laporan. Pengukuran (measurement) yang

terdapat dalam Akuntansi Rumah Sakit, yaitu :

1) AKUNTANSI ASET

Page 6: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

A) Aset Lancar

1.Kas dan Setara Kas

Pengukuran (Measurement)

1. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominal.

2. Kas dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat

diterima.

2.Investasi Lancar/Investasi Jangka Pendek

Pengukuran (Measurement)

1. Penempatan dana di bank diukur pada nilai nominalnya.

3.Piutang

Pengukuran (Measurement)

1. Piutang diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net

realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan

piutang tak tertagih.

2. Penyisihan kerugian piutang tak tertagih dibentuk sebesar

nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih

berdasarkan daftar umur piutang atau prosentase dari

pendapatan.

3. Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesar nilai

piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan

data historis masing-masing BLU rumah sakit.

4. Penyisihan kerugian piutang ini tidak menggugurkan

kewajiban BLU rumah sakit untuk memproses penagihan

piutang dan pengajuan usulan penghapusan piutang ke

Kementerian Keuangan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

5. Piutang pelayanan yang tidak terbayar atas permintaan

penjamin (diskon atau potongan tarif) menjadi beban subsidi

pasien.

6. Piutang berkurang pada saat pembayaran diterima atau

dihapuskan.

Page 7: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

7. Piutang yang tidak tertagih dihapusbukukan berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

8. Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan

kerugian piutang yang dicadangkan maka selisihnya diakui

sebagai beban penyisihan kerugian pada periode yang

bersangkutan.

9. Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan maka

diakui sebagai pendapatan lain-lain.

4. Persediaan

Pengukuran (Measurement)

1. Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi

bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net

realizable value).

2. Biaya perolehan persediaan meliputi semua biaya

pembelian, biaya konversi dan semua biaya lain yang timbul

sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang

siap untuk digunakan atau dijual (present location and

condition).

3. Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea

masuk dan pajak lainnya, dan biaya pengangkutan,

penanganan dan biaya lainnya secara langsung dapat

didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.

Diskon dagang (trade discount) , rabat, dan pos lain yang

serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

4. Biaya perolehan persediaan tidak termasuk :

a. Jumlah pemborosan bahan, upah, atau biaya produksi

lainnya yang tidak normal.

b. Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan

dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap

produksi berikutnya.

Page 8: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

c. Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan

sumbangan untuk membuat persediaan berada dalam

alokasi dan kondisi sekarang.

d. Biaya penjualan.

5. Penurunan nilai persediaan pada periode pelaporan di

bawah biaya perolehannya diakui sebagai biaya pada

periode berjalan.

6. Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak

dapat dikaitkan langsung dengan kegiatan operasional BLU

dinilai sebesar harga perolehannya.

7. Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapt

diganti dengan barang lain (not ordinary interchangeable)

dan barang serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk

proyek khusus harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi

khusus terhadap biaya masing-masing.

8. Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam huruf (g),

dapat dihitung dengan menggunakan rumus biaya ratarata

tertimbang (weighted average cost method).

9. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat

persediaan tersebut harus diakui sebagai biaya pada

periode di mana pendapatan atas penjualan tersebut diakui.

Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi

nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus

diakui sebagai biaya pada periode terjadinya penurunan

atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali

penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali

nilai realisasi neto, harus diakui sebagai pengurangan

terhadap jumlah biaya persediaan pada periode terjadinya

pemulihan tersebut.

5. Uang Muka

Page 9: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Pengukuran (Measurement)

1. Uang muka diakui sebesar jumlah yang dibayarkan.

2. Pada akhir periode pelaporan, uang muka diakui sebesar

nilai barang/jasa/manfaat atau setaranya yang belum

diakui/dibebankan pada periode berjalan.

6. Biaya Dibayar Di Muka

Pengukuran (Measurement)

1. Biaya dibayar dimuka dicatat sebesar jumlah yang

dibayarkan.

2. Pada akhir periode pelaporan, biaya dibayar di muka dicatat

sebesar nilai barang/jasa/manfaat atau setaranya yang

belum diakui/dibebankan pada periode berjalan.

B. Aset Tetap

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)

1. Aset tetap dicatat dengan menggunakan model biaya.

2. Pada awalnya perolehan aset berwujud yang memenuhi

kualifikasi sebagai aset tetap diakui berdasarkan biaya

perolehan. Biaya perolehan aset tetap, tanah yang dibangun

sendiri merupakan akumulasi seluruh beban perolehan dan

pengembangan tanah, berupa beban pematangan tanah, di luar

beban yang ditangguhkan akibat beban legal pengurusan hak.

3. Biaya perolehan tanah, antara lain, meliputi :

a. Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman,

prasarana, bangunan di atasnya yang harus dibeli kemudian

dimusnahkan.

b. Biaya konstruksi atau pengurukan tanah, bila lahan tanah

diciptakan.

c. Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.

Page 10: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

d. Biaya komisi perantara jual beli tanah.

C. Aset Tidak Berwujud

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)

1. Aset tidak berwujud diakui pada saat dikeluarkannya dana untuk

memperoleh aset tersebut sebesar biaya perolehannya.

2. Biaya perolehan untuk pengembangan diakui sebagai beban

pengembangan yang ditangguhkan.

3. Aset tidak berwujud berkurang pada saat diamortisasi sebesar

jumlah alokasi yang sistematis.

4. Jumlah alokasi yang sistematis tersebut diakui sebagai beban

amortisasi pada saat terjadinya.

2) AKUNTANSI KEWAJIBAN

a) Kewajiban Jangka Pendek

Pengukuran (Measurement)

1. Kewajiban lancar berkurang pada saat pembayaran/ pelunasan

oleh BLU rumah sakit.

2. Kewajiban lancar dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai

sumber daya ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak lain

atau sebesar utang lancar baru yang timbul untuk

menyelesaikan kewajiban tersebut.

b) Kewajiban Jangka Panjang

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement)

1. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU rumah sakit

mencairkan dana kewajiban jangka panjang tersebut dari pihak

pemberi pinjaman.

2. Kewajiban jangka panjang diukur sebesar jumlah dana hasil

pencairan yang diperoleh ditambah biaya transaksi.

3. Selisih antara huruf (b) dengan jumlah pokok diamortisasi

dengan menggunakan suku bunga efektif.

Page 11: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

4. Amortisasi tersebut diakui sebagai beban bunga.

3) AKUNTANSI EKUITAS

Pengakuan dan Pengukuran (Recognition and Measurement).

Ekuitas diakui pada saat ditetapkannya nilai kekayaan BLU oleh

pejabat yang berwenang :

1. Ekuitas diakui pada saat diterimanya bantuan hibah dari

pemerintah berupa aset yang tidak tercantum dan bukan

merupakan bagian dalam DIPA BLU rumah sakit.

2. Ekuitas diakui pada saat terjadinya perubahan nilai aset BLU

rumah sakit sebagai akibat revaluasi dan disahkan oleh menteri

keuangan, dan menambah nilai ekuitas awal.

3. Pengurangan ekuitas berasal dari defisit hasil usaha operasional

BLU rumah sakit.

4) AKUNTANSI PENDAPATAN

Pengukuran (Measurement)

1. Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lain

dicatat sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang

dapat diterima.

2. Pendapatan dari APBN dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto

belanja pada SPM.

3. Pendapatan hibah berupa barang dicatat sebesar nilai wajar

pada saat perolehan.

4. Pendapatan hibah berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang

diterima oleh BLU rumah sakit.

5. Pengukuran pendapatan diatas menggunakan azas bruto.

5) AKUNTANSI BEBAN

Pengukuran (Measurement)

Beban dan kerugian dicatat sebesar :

Page 12: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

1. Jumlah kas yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut

dibayar pada periode berjalan.

2. Jumlah beban periode berjalan yang harus dibayar pada masa

yang akan datang.

3. Alokasi sistematis untuk periode berjalan atas beban yang telah

dikeluarkan.

4. Jumlah kerugian yang terjadi.

D. AKUNTANSI DANA DI RUMAH SAKIT

Dalam akuntansi dana untuk Rumah Sakit, penyajian laporan informasi

keuangannya mengharuskan pembentukan dana (fund) yang dibagi

menjadi dua, yaitu :

1) Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund)

Dana Tidak Terikat (Unrestricted Fund) adalah dana yang tidak dibatasi

penggunaannya pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya

Dana Umum (General Fund) di pemerintahan atau Dana Lancar Tidak

Terikat ( Restricted Fund) dalam akuntasi universitas, yang dibentuk

untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari.

2) Dana Terikat (Restricted Fund)

Dana Terikat (Restricted Fund) adalah dana yang dibatasi

penggunaannya pada suatu tujuan tertentu yang biasanya muncul

karena permintaan dari pihak eksternal yang memberikan sumbangan.

Menurut sifat pembatasannya, dana ini dibedakan menjadi :

a. Dana Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted Fund),

yaitu dana dengan pembatasan yang bersifat sementara, dan

b. Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana

dengan pembatasan yang bersifat permanen.

Aktiva (aset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum,

sementara satu atau lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat

aktiva yang terikat sementara waktu dan terikat permanen.

Page 13: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Selengkapnya, dana-dana yang umum digunakan dalam akuntansi dana

untuk Rumah Sakit dapat dilihat pada Figur berikut ini :

Kelompok Dana

Umum Terikat

Tujuan

Khusus

Terikat

waktu

Penggantian

dan

Pengemban

gan

Fasilitas

Abadi

Page 14: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Dasar

Akunta

nsi

Akrual Pemasukan/sumban gan (contribution), trans fer, dicatat

secara langu sng dalam dana yang bersangkutan.

Sumber daya/dana ditahan dalam masing-m asing dana

hingga dipind ahkan ke Dana Umum untuk belanja.

Deskrip

si

Perbed

aan

Dana

dibatasi

untuk

tujuan

operational

tertentu.

Dana tidak

dapat

digunakan

sampai

waktu yang

ditentukan

pihak

sponsor.

Dana

dibatasi

untuk

penambaha

n aktiva

tetap.

Dana abadi

yang harus

dikelola dan

tidak untuk

digunakan.

Laporan

Keuang

an

Neraca

Laporan Operasi

Laporan Perubahan Aktiva Bersih

Laporan Arus Kas

Figur 12.1

Dana-dana Dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit

a. Dana Umum

Dana Umum (General Fund) digunakan untuk mencatat

sumber daya/dana yang diterima dan dibelanjakan dalam

menjalankan kegiatan operasional utama dari Rumah Sakit. Dalam

Dana Umum, direksi Rumah Sakit dapat menetapkan pembatasan

berupa penyisihan atas sumber daya tertentu (board-designated

resources). Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap

Page 15: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

sebagai Dana Terikat namun pencatatannya harus mencantumkan

tujuan penyisihan dana tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena

dana yang disisihkan berbeda dengan dana yang dibatasi

penggunaannya. Penyisihan dana berasal dari inisiatif internal

direksi Rumah Sakit, sedangkan pembatasan penggunaan dana

berasal dari pihak eksternal Rumah Sakit yang mensponsori dana

tersebut.

b. Dana Terikat

Kelompok dana (Fund groups) yang digolongkan sebagai Dana

Terikat digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya

dibatasi oleh donor atau pihak yang mensponsori dana tersebut.

Secara garis besar, seperti dijelaskan sebelumnya kelompok Dana

Terikat ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1) Pembatasannya bersifat sementara (temporarily restricted),

yang termasuk ke dalam Dana Terikat Sementara adalah :

a. Dana Untuk Tujuan Khusus (Specific Purpose Funds), yaitu

dana atau kekayaan yang dibatasi penggunaannya pada

tujuan tertentu.

b. Dana Terikat Waktu (Time Restricted Funds), yaitu dana

atau kekayaan yang dibatasi penggunaannya sampai batas

waktu tertentu, dan

c. Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas (Plant

Replacement and Expansion Funds), yaitu dana atau

kekayaan yang khusus dialokasikan untuk pembangunan

dan/atau pengembangan aktiva tetap.

2) Yang pembatasannya bersifat tetap (permanently rescrited).

Sedangkan yang termasuk dalam Dana Terikat Permanen

adalah Dana Abadi (Endouwment Funds). Deskripsi singkat

tentang masingmasing dana tersebut dapat dilihat pada bagan

sebelumnya. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam Dana

Abadi, dana hanya boleh digunakan sebagai modal/pokok, yang

Page 16: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

biasanya akan dikelola/diinvestasikan misalnya dalam deposito.

Penghasilan dari Investasi inilah yang baru dapat digunakan

baik untuk tujuan umum (tidak terikat) maupun untuk tujuan

khusus (terikat sementara).

E. LAPORAN KEUANGAN DI RUMAH SAKIT

Akuntansi ialah suatu sistem yang merupakan salah satu pokok

kegiatan dalam manajemen keuangan yang terdiri dari kegiatan

mencatat, mengklasifikasikan dan menyimpulkan semua transaksi dan

kejadian-kejadian dalam suatu organisasi yang menyangkut keuangan,

sehingga didapatkan suatu data atau informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan.

Ditinjau dari segi pembukuan, akuntansi dibagi menjadi 2 sistem yang

sangat penting yaitu:

1) Sistem Cash Basis atau Kas Stelsel

Dalam sistem ini hanya dicatat "penerimaan" dari pengeluaran

uang, sehingga sebetulnya sistem ini sangat sederhana, mudah

dikerjakan dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Sistem ini telah

dipakai oleh pemerintah kita termasuk Rumah Sakit Pemerintah.

2) Accrual Basis

Pada sistem ini transaksi dan peristiwa diakui pada saat

kejadian, bukan pada saat hak diterima atau dibayar, dan dicatat

serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Dengan kata

lain penghasilan diakui pada saat penyerahan barang/jasa, bukan

pada saat kas diterima; dan biaya diakui pada saat terjadinya, buka

pada saat kas dibayarkan. Dengan metode aktual, harta diakui

pada saat diperoleh kepemilikannya.

Terdapat empat laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh proses

akuntansi, yaitu :

1.Neraca

Page 17: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Neraca rumah sakit tidak mempunyai perbedaaan mendasar, baik ini

maupun proses penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi

dibandingkan dengan neraca perusahaan yang sering kita kenal di

sektor komersial. Namun demikian ada beberapa hal yang secara

khusus perlu diperhatikan, antara lain :

a. Kas

Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas

pada dana terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan

operasi (misalnya, kas yang terdapat pada Dana Pembangunan dan

Dana Abadi)

b. Piutang

Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat

direalisasi. Denga demikian, dibuat penyajian tentang “penyisihan

piutang tak tertagih.” Rumah sakit biasanya juga memberikan

pelayanan social, yaitu pelayanan kesehatan Cuma-Cuma bagi

pasien yang dapat menunjukkan bahwa ia tidak mampu membayar

menurut criteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam kasus

ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik

sebagai piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan

rumah sakit.

c. Investasi

Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelin,

atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima

sebagai pemberian. Hasil dari investasi yang tidak dibatasi

(unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana

pada laporan operasi rumah sakit.

d. Aktiva Tetap

Page 18: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresinya

dalam dana umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas

pemerintah yang melakukan pencatatan aktivanya dalam suatu

dana atau kelompok dana tertentu.

e. Aktiva yang disisihkan

Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada

dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah

sakit yang mensponsori dana tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan

untuk tujuan tertentu oleh pihak internal rumah sakit dan

dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat

(restricted assets), namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan

(limited assets). Aktiva yang disisihkan ini adalah sumber daya yang

sebelumnya dijelaskan sebagai board designed resources.

f. Utang jangka panjang

Utang jangka panjang dilaporkanpada neraca. Hal ini berbeda

dengan kebanyakan entitas pemerintah yang melakukan

pencatatan utang jangka panjangnya dalam suatu dana atau

kelompok dana tertentu.

g. Saldo dana

Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskan,

saldo dana yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi (1)

terikat, yang dapat digunakan dengan bebas seusai kebijakan

rumah sakit, (2) terikat sementara waktu, yang baru dapat

digunakan ketika kriteria tertentu dari phak sponsor terpenuhi, dan

(3) terikat permanen, yang dikelola dan hanya dapat digunakan

hasilnya saja.

2. Laporan Operasi

Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan

dalam Laporan Operasi. Laporan ini mencakup pendapatan, beban,

Page 19: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo

dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan

suatu indicator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan,

yang melaporkan hasil kegiatan operasi rumah sakit selama periode

berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba/rugi operasi

selama periode berjalan maupun laba lain yang diperoleh selama

operasi berjalan. Contoh laba lian yang dimaksud adalah pendapatan

investasi (baik yang telah direalisasikan mapun belum direalisasi).

Judul dari indikator ini misalnya “Surplus Pendapata dan Sumbangan

Lainnya atas Belanja.”

Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan harus

dilaporkan setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang

terjadi secara internal antar dana yang ada.

Berikut adalaha pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian.

a. Pendapatan jasa pasien

Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan

menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi

dengan penyesuaian kontraktual menjadi pendapatan bersih jasa

pasien.

b. Penyesuaian kontraktual

Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga

dalam proses penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi

biasanya mengganti kurang dari jumlah tariff standar penuh untuk

jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggungan

asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa-

jasa yang diberikannya namun rumah sakit bisa saja menjalin

kontrak dengan pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit

menerima jumlah pembayran yang lebih rendah untuk jasa-jasa

tersebut. Dalam hal ini, rumah sakit membuat penyesuaian

kontraktual dari tarif jasa normalnya.

c. Pendapatan dari kegiatan lainnya

Page 20: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari

sumber-sumber bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir.

Pendapatan tersebut biasanya mencerminkan jumlah bersih dari

operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.

d. Transfer antardana

Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam dana terikat

ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor/donor sudah

terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva tersebut harus ditransfer dari dana

terikat ke dana tidak terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan,

transfer antardana ini dilaporkan dalam laporan operasi sebagai

“Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai penambahan atas

Dana tidak terikat.

e. Beban dana umum

Beban-beban dalam dana umum diakui secara akurat, seperti

halnya pada entitas komersial.

f. Sumbangan

Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa

dan berbentukaktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan

nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini

biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk

melakukan pencatatan, maka perkiaraan nilai dari donasi jasa

dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban

dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva

dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai

sumbangan. Jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh

pihak sponsor/donor maka dilaporkan dalam dana terikat sementara

atau dana terikat permanen. Ketika pembatasanya sudah tidak

berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari dana terikat ke dana

umum.

3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih

Page 21: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih,

yaitu tidak terikat, terikat sementara, dan terikat permanen.

4. Laporan Arus Kas

Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas

komersial.

AKUNTANSI UNIVERSITAS

Page 22: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Aplikasi akuntansi dana juga dapat kita lihat dalam praktik akuntansi di

universitas sebagai salah satu jenis organisasi nirlaba. Modul ini akan

membahas bagaimana aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi

dana dalam institusi universitas di Amerika Serikat (AS). Dalam

pengaturannya, universitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Universitas yang dikelola Pihak Swasta (Private University). Dalam hal ini

pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntasi yang

dikembangkan oleh Finansial Accounting Standard Board-FASB (Dewan

Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan (FASB

Statement) No. 117 tentang Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba.

2. Universitas yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public University). Dalam hal

ini pelaksanaan akuntansinya dilaksanakan berdasar standar akuntansi

yang dikembangkan oleh Govermental Accounting Standards Board-GASB

(Dewan Standar Akuntansi Pemerintahan) khususnya dalam pernyataan

(GASB Statement) No. 15 tentang “Model Pelaporan Keuangan untuk

Universitas”.

Modul ini akan membahas jenis universitas yang kedua berdasarkan

ketentuan akuntansi dana yang dikembangkan dalam pernyataan GASB

No.15.

A. Struktur Dana di Universitas

Struktur dana untuk universitas terdiri atas :

1. Dana Lancar (Current Funds)

2. Dana Pinjaman (Loan Funds)

3. Dana Abadi (Endowment Funds)

4. Dana Anuitas dan Pensiun ( Annuity and Life Income Funds)

5. Dana Pembangunan (Plant Funds)

Page 23: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Dana Lancar (Current Funds) adalah dana yang didirikan oleh universitas

untuk mengelola kekayaan atau sumber daya (resources) yang akan

digunakan dalam rangka membiayai kegiatan operasional sehari-hari.

Current funds ini dibagi menjadi dua, yaitu dana yang penggunaannya tidak

terbatas pada tujuan tententu (restricted current funds).

Dana Pinjaman (Loan Funds)adalah dana yang didirikan untuk

mengumpulkan dana-dana yang akan digunakan untuk memberikan

pinjaman baik kepada pegawai universitas maupun pihak-pihak lain yang

terikait dengan univeritas.

Dana Abadi (Endowment Funds)adalah dana yang dikumpulkan dan

kemudian dikelola oleh universitas tidak untuk penggunaan jangka pendek.

Dana ini “diabadikan” kemudian dikelola dalam bentuk investasi yang

hasilnya (return) bisa dimanfaatkan untuk penggunaan jangka pendek.

Dana Anuitas dan Pensiun (Annuity and Life Income Funds)adalah

semacam dana pensiun yang dikelola oleh universitas, sedangkan Dana

Pembangunan (Plant Funds) adalah dana yang dikumpulkan dengan tujuan

penggunaan berupa pembangunan gedung, fasilitas, dan akitiva tetap

lainnya.

Akuntansi dana untuk universitas serupa dengan akuntansi dana untuk

unit-unit pemerintah. Keduanya mencatat pendapatan dan belanja untuk

masing-masing dana, menggunakan anggaran untuk merencanakan dan

memonitor operasi, dan juga menggunakan sistem beban pemesanan

(encumbrances) untuk mencatat pesanan pembelian yang dilakukan,

memiliki transaksi dan transfer antardana, serta menyajikan neraca serta

laporan operasi untuk periode berjalan.

Akan terjadi, terdapat perbedaan di antara keduanya dalam hal dana

yang diterima. Akuntansi dana untuk universitas harus memisahkan antara

dana terikat (restricted funds) dan dana tidak terikat (unrestricted funds).

Page 24: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Pembatasan (restriction) yang dimaksud berasal dari pihak eksternal

universitas. Pihak mana-jemen univesitas juga dapat menyisihkan uang

untuk tujuan tertentu. Namun, manajemen tidak boleh membatasi

penggunaan suatu dana. Sehingga ketika istilah pembatasan digunakan

dalam akuntansi dana untuk universitas, hal ini mengacu pada pembatasan

dari pihak eksternal universitas atas penggunaan suatu dana, bukan

mengacu pada penyisihan dana secara internal.

Secara ringkas, akuntansi dana dan pelaporannya untuk universitas

dapat dilihat pada Figur berikut :

Figur Akuntansi Dana Universitas dan Pelaporannya

Kelompok Dana

Lancar PinjamanAbadi Anuitas

dan

pensiun

Pembang

unanTidak

Terikat

Terikat

Dasar

Akunta

nsi

Akrual Pendap

atan

diakui

saat

dana

dibe-

Pemasukan dan sumbangan

(contributions) dan transfer

langsung dicatat sebagai kredit

pada saldo dana.

Dana untuk dibelanjakan ditransfer

ke Dana lancar kecuali untuk

Page 25: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

lanjakan

belanja modal dan pelunasan utang

yang dicatat pada Dana

Pembangunan

Lapora

n

Keuang

an

Laporan pendapatan

Laporan Perubahan Saldo Dana

Neraca ( Kombinasi)

Seperti dapat dilihat pada Figur, ada tiga laporan keuangan yang harus

dibuat oleh suatu universitas, yaitu :

1. Laporan pendapatan, belanja, dan beban lainnya (statement of current

funds revenues, expenditures, and other changes)

2. Laporan perubahan saldo dana (statement of changes in fund balance)

3. Neraca kombinasi (combined balance sheet)

Pada bagian akhir dari bab ini akan disajikan dua laporan yang pertama,

sementara neraca yang disajikan hanya mencakup neraca untuk Dana

Lancar. Namun yang dimaksud dengan neraca kombinasi sebenarnya

hanyalah gabungan neraca dari masing-masing dana. Selanjutnya,

pembahasan akuntansi dana untuk universitas ini akan berfokus pada Dana

Lancar.

B. Dana Lancar Tidak Terikat

Dana Lancar Tidak Terikat (Unrestricted Current Fund)mencatat

dana yang dapat dibelanjakan untuk menjalankan aktivitas utama dari

universitas dari yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu.

Dana Lancar Tidak Terikat serupa dalam tujuannya dengan Dana Umum

pada entitas pemerintah.

Dasar akuntansi untuk Dana Lancar Tidak Terikat adalah dasar akrual,

seperti yang digunakan untuk entitas komersial. Namun, sebagai ganti laba

Page 26: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

bersih (net income), selisih antara pendapatan dan belanja dicatat sebagai

perubahan bersih atas saldo dana (net change to fund balance).

Bagian keuangan dari universitas biasanya menyiapkan rincian

anggaran menurut fungsi, objek, departemen, dan kelompok belanja.

Pencatatan ayat jurnal untuk anggaran ini serupa dengan yang dicatat dalam

akuntansi pemerin-tahan. Format ayat jurnal anggaran adalah sebagai

berikut :

Anggaran Pendapatan xxxxxx

Estimasi Belanja xxxxxx

Saldo Dana xxxxxx

Ayat jurnal anggaran tersebut ditutup pada akhir periode. Selain itu,

seperti telah disinggung sebelumnya, akuntansi dana untuk universitas juga

menggunakan sistem emcumbrances untuk mencatat pesanan pembelian

yang dilakukan. Dengan sistem ini, ketika dilakukan pesanan pembelian

maka dicatatlah ayat jurnal berikut :

Beban Belanja xxx

Cadangan Beban B elanja xxx

Setelah pesanan diterima maka jurnal diatas dibalik senilai proporsi pesanan

yang diterima, dan dilakukan pencatatan atas nilai pesanan yang

sebenarnya diterima:

Cadangan Beban Belanja xxx

BebanB elanja xxx

Belanja xxx

Kas xxx

Page 27: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Dalam akuntansi dana untuk universitas, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain:

Pendapatan dan Belanja

Sehubungan dengan pendapatan (revenue) dan belanja (expenditure),

dalam akuntansi dana untuk universitas terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan sebagai berikut:.

a. Remisi Uang Kuliah dan Piutang Tak Tertagih

Uang kuliah atau SPP (tuition and fees) adalah sumber penddpatan utama

dari Dana Lancar Tidak Terikat. Dalam akuntansi dana untuk universitas,

jumlah uang kuliah yang seharusnya terkumpul berdasarkan tarif standar

diakui secara penuh sebagai pendapatan. Beasiswa dan remisi (potongan)

uang kuliah yang diberikan universitas, termasuk piutang tak tertagih

dicatat sebagai belanja. Meskipun banyak beasiswa yang terdapat di

sebuah universitas, dalam Dana Lancar Tidak Terikat hanya dicatat

beasiswa yang disponsori langsung oleh universitas. Beasiswa lain yang

berasal dari alumni atau perusahaan yang dikelola oleh universitas dicatat

dalam kelompok dana yang lain.

b. Pengembalian Uang Kuliah

Akuntansi dana untuk universitas mengharuskan pengembalian uang

kuliah (untuk maha-siswa yang mengundurkan diri) dicatat sebagai

pengurangan pendapatan. Ketika pengem-balian kepada mahasiswa

tersebut disetujui, universitas mendebit pendapatan dari uang kuliah dan

mengkredit kas atau piutang.

c. Sesi Perkuliahan yang Berlangsung pada Dua periode

Suatu sesi perkuliahan mungkin dimulai pada satu periode berjalan namun

baru diselesaikan pada periode berikutnya. Akuntansi dana untuk

universitas mengharuskan bahwa uang kuliah yang dipungut untuk sesi

Page 28: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

perkuliahan tersebut diakui sebagai pendapatan pada periode di mana

sesi perkuliahan tersebut paling banyak diselenggarakan, bersama dengan

seluruh belanja yang berhubungan dengan sesi perkuliahan tersebut. Jika

uang kuliah dipungut pada periode berjalan namun sesi perkuliahan

kebanyakan diselenggarakan pada periode berikutnya, maka universitas

mencatat pemungutan uang kuliah sebagai debit pada kas dan kredit pada

pendapatan tangguhan (deferred revenue), pendapatan tangguhan,

beserta belanja tangguhan (deferred expenditure) jika ada, kemudian

diakui sebagai pendapatan dan belanja yang sesungguhnya pada periode

berikutnya.

Transfer dan Penyisihan Dana

Seperti dalam akuntansi pemerintahan, akuntansi dana untuk

universitas juga memiliki beragam transfer antardana. Namun, dalam

akuntansi dana untuk universitas terdapat istilah khusus yaitu transfer wajib

(mandatory transfer) dan transfer tidak wajib (nonmandatory transfer).

Transfer wajib adalah transfer dari Dana Lancar ke dana lainnya untuk

memenuhi ketentuan dari pihak eksternal dalam suatu perjanjian. Transfer

tidak wajib adalah transfer serupa namun ditentukan sendiri oleh pihak

universitas untuk berbagai tujuan. Transfer tidak wajib juga dapat dilakukan

dari dana lainnya ke dalam Dana Lancar. Transfer wajib dan tidak wajib

dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan yang berhubungan

dengan Dana Lancar serupa dengan transfer antar dana dalam akuntansi

pemerintahan.

Manajemen universitas juga dapat menyisihkan uang dalam Dana

Lancar Tidak Terikat untuk tujuan tertentu di masa depan, Penyisihan yang

disebut dana yang penggunaannya ditetapkan atau dialokasikan oleh dewan

(board-designated funds) ini adalah penyisihan internalyang serupa dengan

penyisihan laba ditahan (retained earnings) dalam entitas komersial.

Manajemen dapat menetapkan atau mencabut penyisihan tersebut menurut

kebijakannya sendiri.

Page 29: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Investasi

Investasi dilaporkan pada nilai wajar (fair value) dalam neraca suatu

institusi public. Pendapatan investasi, termasuk perubahan dalam nilai wajar

investasi untuk periode berjalan, harus dilaporkan sebagai pendapatan

(revenue) dalam laporan operasi entitas yang sesuai.

Sumbangan

Universitas mencari pemasukan dari alumni, perusahaan, dan lembaga

eksternal untuk memperbaiki program dan aktivitas pendidikannya. Selain

itu, universitas juga dapat mencari pemasukan tambahan dari lembaga-

lembaga internalnya. Lembaga-lembaga yang menjadi bagian integral dari

univeisitas juga memiliki Dana Lancar serta dana-dana lainnya yang

disatukan dalam laporan keuangan universitas,

Yang perlu diperhatikan adalah pemisahan antara sumbangan yang

meng-ikat (resticted contributions) dengan sumbangan yang tidak mengikat

(unrestrict-ed contributions). Sumbangan yang mengikat yang diterima

dicatat dalam Dana Lancar Terikat dan dibelanjakan sesuai dengan

batasannya. Sumbangan yang tidak mengikat dicatat dalam Dana Lancar

TidakTerikat dan dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan universitas yang

telah ditentukan. Beberapa pemasukan dapat berbentuk Dana Abadi di

mana pokok dananya (principat) harus dikelola selama periode tertentu.

Pemasukan ini dicatat dalam rekening Dana Abadi yang terpisah.

Pemasukan yang berupa properti d.iakui sebagai pendapatan pada nilai

wajarnya. Sedangkan pemasukan yang berupa jasa, seperti jasa dari

mahasiswa lama untuk melaksanakan prograin orientasi bagi mahasiswa

baru, biasanya tidak dicatat oleh universitas.

Depresiasi

Page 30: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Semua organisasi nirlaba, termasuk universitas, harus melaporkan

depre-siasi (penyusutan) dalam laporan keuangan untuk tujuan

eksternalnya. Depresi-asi harus dilaporkan sebagai belanja (expenditure)

dalam dana yang mengguna-kan aktiva bersangkutan selama periode

berjalan.

Serupa dengan Dana Umum dalam akuntansi pemerintahan, Dana

Lancar juga dapat mengakuisisi aktiva, narnun terbatas pada aktiva

Iancar/jangka pendek. Jadi, tidak ada aktiva jangka panjang yang dilaporkan

dalam Dana Lancar, Aktiva jangka panjang dilaporkan dalam Dana

Pembangunan terpisah yang digunakan untuk mencatat akuisisi aktiva tetap

dengan danayang berasal baik dari Dana Lancar maupun Dana

Pembangunan sendiri. Akan tetapi untuk akuisisi aktiva tetap dalam nilai

yang besar tidak boleh menggunakan dana yang berasal dari Dana lancar,

namun harus menggunakan dana yang berasal dari dan dicatat sebagai

Dana Pembangunan.

C.Dana Lancar Terikat

Dana dalam Dana Lancar Terikat dapat digunakan untuk tujuan

operasional dari universitas sesuai batasan yang ditetapkan pihak eksternal

yang men-sponsori dana tersebut. Penerimaan dana dengan pembatasan

(restriction) catat sebagai peningkatan dalam kas dan saldo dana, namun

tidak diakui sebagai pendapatan sampai ketentuan yang membatasi

penggunaan dana tersebut dipenuhi dan dana dibelanjakan sesuai dengan

cara yang telah ditetapkan.

Format ayat jurnal penenimaan dana dalam Dana Lancar Terikat adalah

sebagai berikut:

Kas xxx

Saldo Dana xxx

Format ayat jurnal ketika dana tersebut dibelanjakan adalah sebagai berikut:

Page 31: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Belanja xxx

Saldo Dana xxx

Kas xxx

Pendapatan xxx

Jadi, dalam Dana Lancar Terikat, pendapatan tidak diakui sampai

belanja yang sesuai dengan tujuan tertentu telah dilakukan.

Daftar Pustaka

Nordiawan Deddi, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta.

Ihyaul Ulum, 2004,

Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta.

Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.

Page 32: AKUNTANSI RUMAH SAKIT FIX.docx

Bastian Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM,

Yogyakarta