akuntansi biaya harga pokok proses
DESCRIPTION
Akuntansi Biaya Harga Pokok ProsesTRANSCRIPT
Disusun oleh :Sendi Gusnandar Arnan
AKUNTANSI HARGA POKOK PROSES
PENGERTIAN METODE HARGA POKOK PROSES
Metode harga pokok Proses adalah suatu cara penentuan harga pokok yang digunakan untuk barang yang diproduksi secara terus menerus.
CIRI DARI METODE HARGA POKOK PROSES
Produk dibuat secara massal.Barang jadi antara produk satu dengan
lainnya relatif sama.Tidak untuk memenuhi pesanan.Bertujuan untuk mengisi gudang.
HARGA POKOK PRODUK DALAM METODE HARGA POKOK PROSES
Sistem pembebanan biaya dalam metode harga pokok proses dapat dilakukan berdasarkan :
Biaya sesungguhnya, Biaya yang ditentukan dimuka atau Biaya normal. Dalam pembahasan pada bab ini akan dipakai sistem biaya sesungguhnya.
PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN INDUSTRI
Proses produksi dalam perusahaan manufaktur dapat dilakukan dengan cara sbb:
Pengolahan satu jenis produk melalui satu tahap produksi atau beberapa tahap produksi.
Pengolahan beberapa jenis produk melalui satu tahap produksi atau beberapa tahap produksi.
ARUS PRODUK PADA HARGA POKOK PROSES
Produk dapat bergerak di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk arus atau aliran produk yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok proses yaitu :
Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow) Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow) Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)
Contoh Ilustrasi Arus produksi berurutan dari Produksi kopi Bubuk
BagianPengeringan
BagianPenggilingan
BagianPengepakan
BagianGudang
Work in Process
MaterialLaborFOH
Work in Process
LaborFOH
Work in Process
LaborFOH
Finished Goods
AKUNTANSI BAHAN, TENAGA KERJA, DAN BIAYA OVERHEAD
Pada perusahaan manufaktur, proses produksi dapat berlangsung melalui beberapa departemen. Biaya-biaya dikumpulkan pada masing-masing departemen pada suatu periode. Pada arus produk yang berurutan, produk selesai dari departemen l akan menjadi bahan baku (input) departemen 2 dan produk selesai di departemen 2 menjadi Persediaan barang selesai yang siap dijual.
Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut jurnal yang harus dibuat adalah
Biaya yang terjadi di departemen Pengeringan
Work in Process - Departemen Pengeringan xxx
Material Inventoryxxx
Payroll xxx
Factory Overhead Control-Departemen Pengeringan xxx
Barang selesai didepartemen Pengeringan :
Ditransfer dari Departemen Pengeringan Ke Departemen Penggilingan
Work in Process - Departemen Penggilingan xxxxWork in Process -Departemen Pengeringanxxxx
Biaya yang terjadi di departemen Penggilingan
Work in Process- Departemen Penggilingan xxxxPayroll
xxxxFactory Overhead Control-Departemen Penggilinganxxxx
Barang selesai didepartemen Penggilingan:Ditransfer dari Departemen Pengilingan Ke Departemen
Pengepakan
Work in Process - Departemen Pengepakan xxxx
Work in Process -Departemen Penggilinganxxxxx
Biaya yang terjadi di departemen Pengepakan
Work in Process- Departemen Pengepakan xxxxx
Payroll xxxx
Factory Overhead Control-Departemen Pengepakanxxxx
Barang selesai didepartemen Pengepakan:Ditransfer dari Departemen Pengepakan Ke Gudang
Finished Goods Inventory xxxx
Work in Process - Departemen Pengepakanxxxx
Barang Belum selesai dideprtemen Pengepakan:
Work In Process Inventory xxxx
Work in Process – Departemen Pengepakanxxxx
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Pengertian Laporan biaya produksiMedia yang digunakan untuk menentukan harga pokok produk bagi perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses.
Isi Laporan Biaya Produksi
Data ProduksiBarang dalam proses (BDP) awalBarang yang dimasukkan dalam prosesProduk yang selesaiBarang dalam proses (BDP) akhir
Biaya yang dibebankanBiaya yang dikeluarkan pada periode laporan
dan periode lalu.Biaya per-unit = Total Biaya : Unit
Equivalene
Perhitungan Harga PokokJumlah yang dibebankan pada produk jadiJumlah yang dibebankan pada BDP akhir di
departemen yang bersangkutan
Ekuivalen/ Seharga Yaitu yang menyatakan banyaknya unit
yang telah menggunakan biaya bahan, tenaga kerja, overhead pabrik dalam satu periode.
Unit Ekuivalen = Unit selesai + (Unit dalam proses akhir X % penyelesaian)
Waktu Penyusunan Laporan Biaya ProduksiSetiap akhir periode Kapan saja bila manajemen
menghendaki
Contoh:
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_ melalui 1 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb
Data Produksi
Biaya Produksi
Keterangan Departemen 1
Masuk dalam proses 125.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya bahan 100%
Biaya konversi 75%
Jenis biaya Departemen 1
Bahan Rp 5.000.000
Tenaga kerja Rp 2.400.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000
PembahasanUnit Ekivalen :Bahan : 105.000 +(20.000 x 100%)=
125.000Konversi : 105.000+(20.000 x 75%) =
120.000
Biaya Per Unit :Bahan : 5.000.000 : 125.000 = 40TKL : 2.400.000 : 120.000 = 20BOP : 1.200.000 : 120.000 = 10
70
Perhitungan harga PokokHarga Pokok barang selesai ke Gudang :
105.000 x 70 = 7.350.000
Harga pokok BDP akhir : Bahan 100% x 20.000 x 40 = 800.000TKL 75% x 20.000 x 20 = 300.000BOP 75% x 20.000 x 10 = 150.000
1.250.000Jumlah Biaya yang dibebankan
8.600.000
Contoh:
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_ melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb
Data Produksi
Biaya Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 105.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit 95.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya
bahan
100% 100%
Biaya konversi 75% 50%
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 __
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 6.000.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 4.000.000
PEMBAHASANUnit Ekivalen :Bahan : 105.000 +(20.000 x 100%)=
125.000Konversi : 105.000+(20.000 x 75%) =
120.000
Biaya Per Unit :Bahan : 5.000.000 : 125.000 = 40TKL : 2.400.000 : 120.000 = 20BOP : 1.200.000 : 120.000 = 10
70
Perhitungan harga PokokHarga Pokok barang selesai yang dittansfer ke
dept 2 :105.000 x 70 = 7.350.000
Harga pokok BDP akhir : Bahan 100% x 20.000 x 40 = 800.000TKL 75% x 20.000 x 20 = 300.000BOP 75% x 20.000 x 10 = 150.000
1.250.000Jumlah Biaya yang dibebankan
8.600.000
PEMBAHASANUnit Ekivalen :Bahan : 95.000 +(10.000 x 100%)=
105.000Konversi : 95.000+(10.000 x 50%) =
100.000
Biaya Per Unit :Bahan : 7.350.000 : 105.000 = 70TKL : 6.000.000 : 100.000 = 60BOP : 4.000.000 : 100.000 = 40
170
Perhitungan harga PokokHarga Pokok barang selesai yang ditransfer ke
gudang :95.000 x 170 =16.150.000
Harga pokok BDP akhir : Bahan 100% x 10.000 x 70 = 700.000TKL 50% x 10.000 x 60 = 300.000BOP 50% x 10.000 x 40 = 200.000
1.200.000Jumlah Biaya yang dibebankan
17.350.000
PRODUK HILANG DALAM PROSES
Bila nilai produk yang hilang cukup material, maka harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap penentuan harga pokok produk. Untuk menyederhanakan kapan terjadi produk hilang tsb, digunakan anggapan sbb :
Produk hilang dianggap terjadi pada awal proses. Anggapan ini bahwa produk hilang tersebut belum menyerap biaya, maka tidak masuk dalam perhitungan unit equivalent
Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses. Anggapan ini bahwa produk hilang tersebut telah menyerap biaya, maka dimasukan dalam perhitungan unit equivalen
Contoh: (HILANG AWAL PROSES)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk hilang awal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP
akhir
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%
Biaya produksi
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000
Biaya perunit : Bahan = Rp.6.000.000: 120.000=Rp. 50 Tenaga kerja = Ro. 3.450.000:115.000 = Rp. 30
Overhead pabrik =Rp. 1.725.000:115.000= Rp. 15
RP11.175.000 = Rp 95
Jenis biaya Departemen I Departemen 2
Bahan Rp 6.000.000 -‑
Tenaga kerja Rp 3.450.000 Rp 6.300.000
Overhead pabrik Rp 1.725.000 Rp 3.600.000
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95=Rp 9.500.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan = 100%X20.000X Rp.50 = Rp. 1.000.000
Tenaga kerja = 75%X20.000X Rp. 30 = Rp. 450.000
Overhead pabrik = 75%X20.000XRp. 15 = Rp. 225.000 Rp. 1.675.000
Jumlah biaya yang dibebankanRp.11.175.000
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen: Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000
Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000
Biaya perunit Bahan = Rp. 9.500.000:95.000 = Rp. 100
Tenaga kerja = Rp. 6.300.000: 90.000 = Rp. 70
Overhead pabrik = Rp. 3.600.000: 90.000 = Rp. 40
= Rp.19.400.000 Rp.210
Perhitungan harga pokokHarga pokok barang selesai ditranfer ke gudang
= 85.000 x Rp210= Rp 17.850.000
Harga pokok BDP AkhirBahan 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000
Rp 1.550.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 19.400.000
Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3.
Jurnal formatnya sama dengan kondisi produk tidak ada yang hilang. bedanya ada penyesuaian harga per unit atas barang selesai yang ditransfer ke departemen 2
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 9.900.000
Material 6.000.000 Payroll 6.300.000
Payroll 3.450.000 FOH control 3.600.000
FOH control 1.725.000
J. Biaya produksi J. Biaya produksi dept 2
Work in Process-Dept 2 9.500.000 Finished Good Inventory 17.850 .000
Work in Process Inventory 1.675.000 Work in Process Inventory 1.550.000
Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 19. 400.000
J. Brg selesai & WIP J. Brg selesai & WIP
Contoh: (HILANG AKHIR PROSES)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_ melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb
Data Produksi
Biaya Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Hilang akhir 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya
bahan
100% 100%
Biaya konversi 75% 50%
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 __
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 3.800.000
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen: Bahan = 100.000+(20.000x100%)+5.000= 125.000
Konversi = 100.000+(20.000x 75%)+5.000= 120.000
Biaya per unit: Bahan = Rp. 5.000.000: 125.000 = Rp. 40
Tenaga kerja = Rp. 2.400.000: 120.000 = Rp. 20
OH Pabrik = Rp. 1.200.000: 120.000 = Rp. 10 +
= Rp 8.600.000 = Rp 70,-
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 100.000xRp. 70 = Rp. 7.000.000
Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 70 = Rp. 350.000
Harga pokok barang selesai di transfer ke dept 2 = Rp 7.350.000
Harga pokok BDB Akhir
Bahan 100% x 20.000xRp. 40 = Rp. 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000xRp. 20 = Rp. 300.000
OH Pabrik 75% x 20.000xRp. 10 = Rp. 150.000 Rp.1.250.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp.8.600.000
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen : Bahan = 85.000+(10.000x100%)+5.000 = 100.000
Konversi = 85.000+(10.000x 50%)+5.000 = 95.000
Biaya perunit : Bahan = Rp.7.350.000: 100.000 = Rp. 73,5
Tenaga kerja = Rp.5.700.000: 95.000 = Rp. 60
OH Pabrik = Rp.3.800.000: 95.000 = Rp. 40 +
Rp.16.850.000 Rp. 173,5
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 85.000xRp. 173,5 = Rp14.747.500
Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 173,5 = Rp. 867.500
Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang = Rp.15.615.000
Harga pokok BDB Akhir
Bahan 100% x 20.000xRp. 40 = Rp. 735.000
Tenaga kerja 75% x 20.000xRp. 20 = Rp. 300.000
OH Pabrik 75% x 20.000 x Rp. 10 = Rp. 200.000 Rp.1.235.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp.16.850.000
Mencatat biaya produksi dan produk selesai dan yg belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh diatas
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in
Process-Dept 1
8.600.000 Work in Process-Dept 2 9.500.000
Material 5.000.000 Payroll 5.700.000
Payroll 2.400.000 FOH control 3.800.000
FOH control 1.200.000
Work in
Process-Dept 2
7.350.000 Finished Good Inventory 15.615.000
Work in Process
Inventory
1.250.000 Work in Process
Inventory
1.235.000
Work in
Process-Dept I
8.600.000 Work in Process-Dept 2 16.850.000
PERLAKUAN PRODUK DALAM PROSES PADA AWAL PERIODE
Produk dalam proses (WIP) pada awal periode berasal dari produk dalam proses akhir periode sebelumnya dan telah menikmati harga pokok pada periode sebelumnya sesuai dengan departemen di mana produk masih dalam proses terjadi.
Untuk penentuan Harga pokok produksi periode berjalan, maka perlakuan Harga pokok WIP awal dapat digunakan salah satu metode yang umum digunakan yaitu :
Metode Harga pokok rata-rata (Average Costing) Metode Harga pokok pertama masuk pertama keluar (FIFO
Costing)
Contoh: Metode Rata-rata
PT MELATI mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen 1 dan Departemen 2, dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut terdapat work in process awal periode. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2010 sebagai berikut
Data produksi
Tingkat penyelesaian biaya bahan semuanya 100%
Keterangan Departemen A Departemen B
Barang dalam proses Awal 10.000 Unit 5.000 Unit
Masuk dalam proses 115.000 Unit 105.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit 102.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 8.000 Unit
Tingkat Penyelesaian konversi
BDP awal 80%I 60%
BDP akhir 75%1 50%1
Biaya Produksi bulan Mei 2006
Harga pokok BDP awal
Jenis biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 5.175.000 --
Biaya tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 5.150.000
Biaya overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 4.120.000
Jenis biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 450.000 Rp 390.000
Biaya tenaga kerja Rp 360.000 Rp. 362.000
Biaya overhead pabrik Rp 80.000 Rp 332.000
Bila Biaya produksi BDP awal diperlakukan dengan menggunakan metode :
a) Average (rata-rata)
b) FIFO (pertama masuk pertama keluar)
Bagaimana LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 31 Mei 2006
Menghitung untuk departemen A
Unit ekuivalen : Bahan = 105.000 + (20.000 x 100%) = 125.000
Konversi = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000
PT MELATI
DEPARTEMEN A
LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN MEI 2010
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%,BK=80%) 10.000 Unit
Masuk dalam proses 115.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=75%) 20.000 Unit
BIAYA YANG DIBEBANKANElemen Biaya Biaya bin Mei H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit
Bahan Rp 5.175.000 Rp 450.000 Rp 5.625.000 Rp 45
Tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 360.000 Rp 3.720.000 Rp 31
OH pabrik Rp 2.800.000 Rp 80.000 Rp 2.880.000 Rp 24
Jumlah Rpll.335.000 Rp 890.000 Rp12.225.000 Rp 100
PERHITUNGAN HARGA POKOK
Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Departemen B
105.000 X Rp 100 = Rp 10.500.000
Harga Pokok BDP AkhirBahan = 20.000 x 100% x Rp 45 = Rp 900.000
Tenaga kerja = 20.000 x 75% x Rp 31 = Rp 465.000
Overhead pabrik = 20.000 x 75% x Rp 24 = Rp 360.000 Rp 1.725.000
Jumlah harga pokok yang diperhitungkanRp.12.225.000
SummaryProcess Costing is used in production
processes where relatively large number of nearly identical product are manufactured.
The purpose of a process-costing system is the same as that of a job order costing system to accumulated cost and assign these cost to units of product.
Product cost are needed for planning, cost management, decision making, and reporting to various outside organization.