akuntabilitas kinerja iku … · 3 definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah...

28
1 AKUNTABILITAS KINERJA IKU A. CAPAIAN KINERJA IKU Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan dan Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa depan. Visi Bupati Seruyan adalah : “Menembus Keterisolasian Daerah Dari Arus Barang dan Jasa Serta Arus Informasi, dan Menyambung Disparitas Pelayanan Antara Daerah Hilir dan Daerah Hulu Guna Mengantar Masyarakat Seruyan Menjadi Sejahtera dan Berkeadilan.” Misi Bupati Seruyan yang berhubungan dengan kesehatan adalah Misi no.5 (lima) Yaitu : ”Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas dan Merata” yang dicapai melalui 2 sasaran dan didukung dengan 4 indikator kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Pengukuran indikator kinerja yakni berdasarkan pencapaian sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Seruyan dan sasaran strategis SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan yang tertuang dalam RPJMD dan termuat dalam RENSTRA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan sejalan dengan sasaran yang telah ditetapkan baik yang terdapat dalam RPJMD maupun RENSTRA SKPD. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten sesuai dengan hasil pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten. Pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya sehingga diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalannya. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran tersebut berdasarkan pernyataan indikator kinerja utama (IKU) dan perjanjian kinerja (PK) tahun 2016 dan dilakukan analisis capaian, adapun pencapaian sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten ini adalah sebagai berikut :

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

1

AKUNTABILITAS KINERJA IKU

A. CAPAIAN KINERJA IKU

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan dan Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa

depan.

Visi Bupati Seruyan adalah :

“Menembus Keterisolasian Daerah Dari Arus Barang dan Jasa Serta Arus Informasi, dan Menyambung Disparitas Pelayanan Antara Daerah Hilir dan Daerah Hulu Guna Mengantar Masyarakat Seruyan Menjadi Sejahtera dan Berkeadilan.” Misi Bupati Seruyan yang berhubungan dengan kesehatan adalah Misi no.5 (lima) Yaitu : ”Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas dan Merata” yang dicapai melalui 2 sasaran dan didukung dengan 4 indikator kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Pengukuran indikator kinerja yakni berdasarkan pencapaian sasaran

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Seruyan dan sasaran strategis SKPD

Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan yang tertuang dalam RPJMD dan termuat

dalam RENSTRA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan sejalan dengan

sasaran yang telah ditetapkan baik yang terdapat dalam RPJMD maupun

RENSTRA SKPD.

Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran indikator kinerja utama (IKU)

kabupaten sesuai dengan hasil pengukuran indikator kinerja utama (IKU)

kabupaten. Pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya sehingga diketahui

tingkat keberhasilan dan kegagalannya. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

tersebut berdasarkan pernyataan indikator kinerja utama (IKU) dan perjanjian

kinerja (PK) tahun 2016 dan dilakukan analisis capaian, adapun pencapaian

sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten ini adalah sebagai berikut :

Page 2: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

2

Adapun pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut :

Sasaran

Indikator

Kinerja Utama

(IKU)

Target

2017

Realisasi

2017

Capaian

2017

Capaian

2016

Capaian

2015

Capaian

2014

Kondisi

Kinerja

Akhir

Periode

RPJMD

2018

(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)

Meningkatnya

derajat

kesehatan

masyarakat

Persentase

balita gizi

buruk

<3,5% 0,015% 199,5% 199,5% 199,5% 199,6% < 3,5%

Angka

kematian

bayi

20 6,42 167,9% 150,7% 104,2% 122,1% 20

Angka

kematian Ibu

80 135,23 1,5% 2,8% 2,2% 2,5% 80

Angka

kesakitan

45 24,6 55% 78,9% 95% 98% 40

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Sasaran

Indikator

Kinerja Utama

(IKU)

Target

2017

Realisasi

2017

Capaian

2017

Kategori

Capaian

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

Meningkatnya

derajat

kesehatan

masyarakat

Persentase

balita gizi

buruk

< 3,5% 0,015% 199,5% Sangat Baik

Angka

kematian

bayi (AKB)

20 6,42 167,9% Sangat Baik

Angka

kematian Ibu

(AKI)

80 135,23 1,5% Kurang Baik

Angka

kesakitan

45 24,6 55% Cukup

Baik

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Misi ke-5 Bupati Seruyan Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas Dan Merata

Page 3: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

3

Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun

per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu.

Rumus Perhitungan sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5.

Sehingga diperoleh AKB Kabupaten Seruyan Tahun 2017 adalah sebagai berikut

19/2958 X Per 1.000 Kelahiran Hidup = 6,42 Per 1.000 Kelahiran Hidup.

Berdasarkan secara absolut jumlah kematian bayi di Kabupaten Seruyan

tahun 2017 sebanyak 19 bayi dari 2958 kelahiran hidup dibandingkan dengan

tahun 2016 sebanyak 29 bayi dari 2.945 bayi lahir hidup (AKB 9,85 Per 1.000

kelahiran hidup), diikuti tahun 2015 sebanyak 25 bayi dari 2631 bayi lahir hidup

(AKB 9,50 Per 1.000 kelahiran hidup) dan tahun 2014 jumlah kematian bayi

sebanyak 17 bayi dari 2378 bayi lahir hidup (AKB 7,15 Per 1.000 kelahiran hidup).

Menunjukkan trend fluktuatif untuk kematian bayi berdasarkan angka absolut

dan gambaran AKB selama 3 tahun terakhir dengan trend menurun seperti terlihat

pada grafik dibawah ini.

GRAFIK I.I GAMBARAN TREND PENCAPAIAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000

KELAHIRAN HIDUP PERIODE TAHUN 2014 S.D. 2017 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERUYAN

Sumber Data : Data Profil Dinas Kesehatan Tahun 2014 s.d. 2017

Pada tahun 2017 kinerja pada indikator Angka Kematian Bayi (AKB)

menunjukkan kategori capaian sangat baik yang ditargetkan sebesar AKB 20 per

4.3

9.59.85

6.42

0

2

4

6

8

10

12

2014 2015 2016 2017

Angka Kematian Bayi (AKB)

Jumlah kematian bayi (berumur kurang 1 tahun) pada kurun waktu tertentu

Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu

Angka Kematian Bayi (AKB) = X Per 1.000

Page 4: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

4

1.000 kelahiran hidup dengan realisasi AKB sebesar 6,42 per 1.000 kelahiran

hidup dengan capaian 150,7%. Sedangkan tahun 2017 kinerja pada indikator

Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan kategori capaian sangat baik yang

ditargetkan sebesar AKB 20 per 1.000 kelahiran hidup dengan capaian 150,7%.

Sedangkan dibandingkan dengan capaian tahun 2015 indikator kinerja utama

(IKU) tersebut juga menunjukan kategori capaian sangat baik dari target AKB 33

per 1.000 kelahiran hidup dengan realisasi target sebesar AKB 25 Per 1.000

kelahiran hidup dengan capaian 104,2%. Sedangkan untuk tahun 2014 juga

menunjukkan hasil yang kategori capaian Sangat baik dalam capaian target dari

33 per 1.000 kelahiran hidup dengan realisasi sebesar AKB 17 Per 1.000 kelahiran

hidup dengan capaian 150,7%. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada 2 macam

yaitu endogen dan eksogen.

1. Kematian bayi endogen atau kematian neonatal adalah kematian bayi yang

terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan disebabkan oleh faktor

bawaan anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi

atau didapat selama kehamilan. 2. Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang

terjadi setelah usia 1 bulan sampai menjelang usia 1 tahun yang disebabkan

oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat,

kegunaannya untuk pengembangan perencanaan yang bersangkutan dengan

program pelayanan kesehatan ibu hamil seperti program pemberian pil besi dan

suntikan anti tetanus.

0

50

100

150

200

2014 (122,12%) 2015 (104,2%) 2016 (150,7%) 2017 (167,9%)

Grafik I.1Capaian Realisasi Angka Kematian Bayi

Periode Tahun 2014 s.d. 2017

Page 5: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

5

336.42

228.05271.64

135.23

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2014 2015 2016 2017

Definisi operasional : banyaknya kematian perempuan pada saat hamil

atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan

tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya per 100.000 Kelahiran

hidup.

Rumus Perhitungan sebagai berikut :

1.

2.

3.

4.

5.

Sehingga diperoleh AKI Kabupaten Seruyan Tahun 2017 adalah sebagai berikut

4/2958 X Per 100.000 Kelahiran Hidup = 135,23 Per 100.000 Kelahiran Hidup.

Berdasarkan jumlah absolut kematian ibu selama 4 tahun terakhir dimana

sebanyak 8 kasus dari 2378 kelahiran hidup pada 2014, 6 kasus dari 2631

kelahiran hidup pada tahun 2015 dan 8 kasus dari 2945 kelahiran hidup pada

tahun 2016 sedangkan pada tahun 2017 jumlah kematian ibu sebanyak 4 kasus

dari 2958 kelahiran hidup menunjukan ada penurunan jumlah kematian ibu.

Namun berdasarkan rumus AKI dengan konstanta Per 100.000 kelahiran hidup

berpengaruh adanya bias pencapaian AKI Kabupaten Seruyan karena rata-rata

data kelahiran hidup Kabupaten Seruyan menunjukkan per 1.000 kelahiran

hidup.

GRAFIK I.II GAMBARAN TREND PENCAPAIAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000

KELAHIRAN HIDUP PERIODE TAHUN 2014 S.D. 2017 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERUYAN

Sumber Data : Data Profil Dinas Kesehatan Tahun 2014 s.d. 2017

Jumlah kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan,persalinan,nifas pada waktu tertentu

Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu

Angka Kematian Ibu(AKI) = X Per 100.000

Angka Kematian Ibu (AKI)

Page 6: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

6

Terlihat pada grafis diatas menunjukan pada tahun 2017 indikator AKI

dengan realisasi sebesar 135,23 Per 100.000 kelahiran hidup belum memenuhi

harapan untuk mencapai target 80 per 100.000 kelahiran hidup dengan capaian

realisasi 1,5%. Bila dibandingakan dengan tahun sebelumya tidak jauh berbeda

seprti tahun 2016 pencapaian realisasi belum memenuhi harapan yang diinginkan

dari target yang ditetapkan 95 Per 100.000 kelahiran hidup dengan realisasi

sebesar 271,64 per 100.000 kelahiran hidup dengan capaian realisasi 2,8%.

Sedangkan realisasi AKI tahun 2015 yang dicapai sebesar 228,05 per 100.000

kelahiran hidup dengan capaian realisasi 2,2%, jauh dari target yang ditetapkan

sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan tahun 2014

pencapaian AKI juga belum berhasil mencapai target ter realisasi sebesar 336,42

per 100.000 kelahiran hidup dengan capaian realisasi 2,5% seperti terlihat pada

grafik menunjukkan trend fluktuatif sehingga perlu perhatian khusus dan upaya

kerja keras untuk menekan angka kematian ibu untuk tahun selanjutnya.

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan

kontribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai

penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013,

Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%),

kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun

sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3%

kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini ditunjang pula dengan kondisi

sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain

itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar turut

menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu.

Dengan pentingnya penurunan angka kematian ibu (AKI) sehingga

diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya

didaerah-daerah terpencil. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka

mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang

dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana

00.5

11.5

22.5

3

2014 (2,5%) 2015 (2,2%) 2016 (2,8%) 2017 (1,5%)

Grafik I.IIICapaian Realisasi Angka Kematian Ibu

Periode Tahun 2014 s.d 2017

Page 7: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

7

lainnya. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan adanya penurunan AKI seperti

yang ditampilkan pada grafik diatas, yaitu adanya faktor penyebab langsung

maupun faktor penyebab tidak langsung.

1. Faktor penyebab langsung biasanya berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu

sejak proses kehamilan, proses persalinan dan pasca persalinan;

2. Faktor penyebab tidak langsung dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial,

ekonomi, geografis serta perilaku budaya masyarakat yang mencakup dalam 4T

(Terlalu tua, Terlalu muda, Terlalu banyak, Terlalu sering) dan 3T (Terlambat

mengambil keputusan, Terlambat membawa/merujuk dan Terlambat

mendapat pelayanan).

Kematian ibu maternal disebabkan oleh :

1. Karena terlambat mengenal tanda-tanda bahaya dan dalam pengambilan

keputusan oleh ibu atau keluarga;

2. Terlambat merujuk dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas rujukan;

3. Terlambat mengenal tanda-tanda bahaya seperti pendarahan;

4. Terlambat dalam pengambilan keputusan disebabkan oleh pengetahuan

kesehatan masyarakat yang kurang, pendidikan yang rendah serta dipengaruhi

oleh sosial ekonomi (tradisi budaya dan kemiskinan).

Terlambat merujuk disebabkan oleh karena kondisi geografis dan jarak

tempuh yang jauh dan sarana transportasi yang tidak selalu tersedia. Sedangkan

terlambat memperoleh pelayanan di fasilitas rujukan disebabkan oleh karena

terbatasnya jumlah tenaga kesehatan dan tenaga ahli yang ada di fasilitas

pelayanan rujukan.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan yang masih belum akurat, penyebaran

tenaga kerja yang belum merata serta keterbatasan sarana dan prasarana yang

ada di lapangan. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan

kehamilannya ke petugas kesehatan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk

melahirkan di fasilitas kesehatan juga menjadi faktor masih tingginya angka

kematian ibu. Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan melaksanakan upaya-upaya

untuk percepatan penurunan AKI tersebut, yaitu :

1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi melalui

dengan adanya Puskesmas keliling sehingga pelayanan kesehatan diharapkan

dapat diperluas sehingga persoalan rendahnya jumlah ibu hamil yang

memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan dapat diatasi;

2. Pelatihan APN;

3. Menjalin kemitraan petugas kesehatan bidan dengan dukun;

4. Program pelayanan kesehatan KB;

Page 8: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

8

5. Meningkatkan surveilans;

6. Monitoring dan evaluasi KIA;

7. Peningkatan pembiayaan operasional kegiatan langsung kepada sasaran serta

intensitas penyuluhan kesehatan mengenai masalah kesehatan;

8. Kehamilan dan melahirkan bagi ibu hamil dan penempatan dan peningkatan

keterampilan tenaga kesehatan bidan maupun kader di desa.

Melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

yang menitik beratkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya

deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan

akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat

UPTD Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal

komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut

perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan

persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan keluarga dalam

menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil

tindakan yang tepat.

Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang

merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus kematian

ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas

pelayanan kesehatan.

Page 9: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

9

Rumus perhitungan sebagai berikut :

1.

2.

Berdasarkan formula diperoleh persentase balita gizi buruk pada tahun

2017 di Kabupaten Seruyan adalah sebagai berikut 3/19459 X 100% = 0,015%. Menurut jumlah absolut kasus gizi buruk selama periode 4 tahun terakhir

sebanyak 3 kasus (2014), 4 kasus (2015) dan 4 kasus (2016). Terlihat lihat pada

grafik dibawah ini.

Grafik I.3 Gambaran Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk

Periode 2014 sampai 2017 Kabupaten Seruyan

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Pada tahun 2017 pencapaian realisasi persentase balita gizi buruk yaitu

0,015% dari target yang ditetapkan <3,5% dengan capaian realisasi sebesar

199,5%. Sedangkan tahun 2016 kinerja yang dicapai pada indikator kinerja utama

(IKU) persentase gizi buruk menunjukkan kategori capaian sangat baik yang

ditargetkan prevalensi gizi buruk < 4% ter realisasi 0,02% dengan capaian realisasi

199,5%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 pencapaian kinerja indikator

tersebut juga menunjukan kategori capaian baik dari target persentase gizi buruk

dengan target yang ditetapkan sebesar < 4,5% dengan capaian 199,5%. Sedangkan

untuk tahun 2014 juga menunjukkan hasil yang baik dalam capaian target

prevalensi Gizi buruk dari target < 5% dengan realisasi sebesar 0,023% dengan

capian 199,6%. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

00.5

11.5

22.5

33.5

4

2014 2015 2016 2017

34 4

3

Persentase balita gizi buruk

Jumlah balita gizi buruk disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

Jumlah seluruh balita di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama (sasaran)

X 100% =

Persentase Balita Gizi Buruk

Page 10: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

10

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Penurunan angka gizi kurang/gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya adalah upaya peningkatan pendidikan dan pengetahuan orang tua

terutama masalah kesehatan dan gizi yang diperoleh melalui informasi-informasi

baik melalui penyuluhan langsung maupun dari media-media yang ada, selain itu dengan dukungan program upaya perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan

penimbangan balita setiap bulannya di posyandu yang disertai dengan kegiatan-

kegiatan lainnya seperti pemberian makanan tambahan baik PMT penyuluhan

maupun PMT pemulihan dan perawatan bagi penderita gizi kurang/buruk yang

memerlukan perawatan.

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran yaitu :

1. Jumlah tenaga kesehatan terbatas dan distribusi tenaga kesehatan yang belum

merata;

2. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan belum maksimal;

3. Jangkauan pelayanan kesehatan belum ter realisasi sampai ke pedalaman;

4. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam melakukan

pertolongan persalinan sesuai standar;

5. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melahirkan di fasilitas kesehatan,

kemitraan bidan dan dukun masih kurang terjalin dengan baik.

Adapun alternatif dan solusi sebagai llangkah konstruktif dan konkrit

dalam pencapaian target-target kinerja diatas serta langkah - langkah yang diambil

dan diupayakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja ditahun berikutnya

secara berkelanjutan diantaranya adalah :

1. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan akses

pelayanan kesehatan antara lain melalui peran toma/toga;

2. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan/pemenuhan

sarana dan prasarana kesehatan;

0%20%40%60%80%

100%

2017 (199,5%) 2016 (199,5%) 2015 (199,5%) 2014 (199,6%)

GRAFIK I.4CAPAIAN REALISASI PERSENTASE

BALITAS GIZI BURUK PERIODE 2014 S.D. 2017 KABUPATEN SERUYAN

Page 11: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

11

3. Koordinasi lintas sektor/lintas program yang lebih efektif secara

berkesinambungan dan juga penempatan tenaga kesehatan sampai pelosok

desa sesuai kebutuhan;

4. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dengan

memberikan pelatihan dan memberikan kesempatan bidan untuk melanjutkan

sekolah;

5. Meningkatkan minat masyarakat untuk memeriksa kesehatan ibu hamil dan

melahirkan ke fasilitas kesehatan dengan memberikan souvenir paket bumil

dan paket bulin serta bintek ke puskesmas secara terpadu (semua program).

Upaya yang terus dilaksanakan untuk pencegahan dan penanggulangan

balita gizi buruk adalah :

1. Pemberian PMT bagi balita gizi buruk sesuai standar

2. Pendampingan oleh kader dan petugas kesehatan untuk keluarga balita gizi

buruk dan balita gizi buruk dari keluarga miskin yang belum mempunyai

jaminan kesehatan.

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat dan

dari sarana pelayanan kesehatan yang dipeoleh dari laporan rutin melalui Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Rumus Perhitungan sebagai berikut :

Untuk tahun 2017 pencapai angka kesakitan sesuai formulasi sebagai berikut :

46741/189975 x 100% = 24,6% dengan target 45% dengan capaian realisasi 55%

dengan kategori cukup baik. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun

sebelumnya pada tahun 2016 dengan angka kesakitan sebesar 37,8% dari target

47,9% sehingga dengan capaian realisasi 78,9% dengan kategori baik, sedangkan

tahun 2015 dengan pencapaian angka kesakitan sebesar 52,6% dari target 55,6%

sehingga dengan capaian 95% kategori baik dan tahun 2014 untuk pencapaian

angka kesaitan sebesar 53% dari target 54,4% dengan capaian 98%. Hal ini

menunjukan gambaran pencapaian angka kesakitan selama 4 periode terlihat tren

penurunan seperti pada grafik ini.

Angka Kesakitan

Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit pada kurun waktu yang sama

Jumlah Pendeita lama dan baru pada kurun waktu satu tahun

Angka Kesakitan

X 100% =

Page 12: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

12

Grafik I.4 CAPAIAN REALISASI ANGKA KESAKITAN

PERIODE 2014 SAMPAI 2017 DI KABUPATEN SERUYAN

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat

secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan terkena

suatu penyakit tertentu. Pengetahuan mengenai derajat kesehatan suatu

masyarakat dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang kesehatan,

yang bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan

secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut, diharapkan akan

tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Semakin banyak penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berarti semakin

rendah derajat kesehatan dari masyarakat bersangkutan.

Grafik I.5 GAMBARAN TREND PENCAPAIAN PERSENTASE ANGKA KESAKITAN

PERIODE 2014 SAMPAI 2017 DI KABUPATEN SERUYAN

Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017

0

20

40

60

80

100

120

2017 (55%) 2016 (78,9%) 2015 (95%) 2014 (98%)

24.6

37.8 52.6

53

0

10

20

30

40

50

60

2017 2016 2015 2014

Page 13: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

13

Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran

beberapa faktor yaitu :

1. Jumlah tenaga kesehatan terbatas dan distribusi tenaga kesehatan yang belum

merata;

2. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan belum

standar

3. Jangkauan pelayanan kesehatan belum ter realisasi sampai ke pedalaman;

4. Rendahnya PHBS masyarakat

5. Timbulnya pola penyakit tidak menular yang semakin berkembang

Adapun alternatif dan solusi sebagai langkah konstruktif dan konkrit dalam

pencapaian target-target kinerja diatas serta langkah - langkah yang diambil dan

diupayakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja ditahun berikutnya secara

berkelanjutan diantaranya adalah :

1. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pola hidup

sehat

2. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan/pemenuhan

sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar

3. Penguatan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak

menular

Gambar : Upaya peningkatan capaian sektor kesehatan harus didukung dengan adanya komitmen dari pemangku kebijakan Bupati dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada semua lapisan masyarakat.

Page 14: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

14

Gambar : Rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Seruyan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.

Page 15: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

15

Analisis dan efesiensi penggunaan sumber daya salah satunya sumber daya

keuangan yang mendukung pencapaian Sasaran strategis Meningkatnya derajat

kesehatan masyraakat tercantum dalam DPA/DPPA tahun angggaran 2017 pada

program/kegiatan prioritas sebesar Rp.28.408.129.529,09 dengan realisasi

keuangan Rp. 20.250.829.663,00 atau capaian 71%. Dibandingkan dengan tahun

anggaran 2016 dibutuhkan anggaran sebesar Rp.17.663.794.744,68 dengan

realisasi keuangan Rp.13.293.648.345,50 atau capaian 75% sedangkan tahun

anggaran 2015 sebesar Rp.17.973.583.126,4 dengan realisasi keuangan Rp.

14.480.382.899,00 atau 80%. Pencapaian selama 3 tahun periode menunjukkan

dari segi anggaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah

anggaran namun tidak dibarengi dengan realisasi keuangan yang cenderung

fluktuatif. Sebagaimana diketahui salah satu kendala dari sisi pengelolaan

administrasi keuangan yang terbatas pada SDM administrasi keuangan dan

petugas kesehatan pada puskesmas merangkap sebagai pengelola administrasi

keuangan dan juga ada kehati-hatian dalam pertanggung jawaban keuangan,

pemahaman mekanisme pengelolaan keuangan yang belum maksmimal.

Lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini realisasi keuangan selama periode

3 (tiga) tahun terakhir.

Pencapaian sasaran diatas dilaksanakan melalui beberapa program dan kegiatan

prioritas yaitu :

1. Program obat dan perbekalan kesehatan

2. Program upaya kesehatan masyarakat

3. Program perbaikan gizi masyarakat

4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

5. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana

puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

6. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan anak

Sedangkan operasionlnya didukung oleh kegiatan-kegiatan yang prioritas sebagai

berikut :

1) Kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

2) Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan pada UPTD Puskesmas

3) Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada UPTD Puskesmas

4) Kegiatan Jampersal (Jaminan Persalinan)

5) Kegiatan penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi,

gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan

zat gizi mikro lainnya

6) Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

7) Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak

menular dan kesehatan jiwa

8) Kegiatan peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah

9) Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu

Page 16: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

16

10) Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas

11) Kegiatan perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang

mampu

Page 17: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

1

N0 PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS ANGGARAN 2017 REALISASI 2017 % ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 % ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 %

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.105.838.564,00 369.342.058,00 33 932.864.669,00 626.620.330,00 67 1.016.595.141,58 922.797.110,00 90

Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

1.105.838.564,00 369.342.058,00 33 932.864.669,00 626.620.330,00 67 1.016.595.141,58 922.797.110,00 90

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 12.034.546.975,00 6.381.896.981,00 53 8.554.873.011,68 5.411.958.339,00 63 5.331.666.000,00 4.511.623.345,00 84

Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas

3.725.051.075,00 3.353.798.252,00 90 4.980.422.700,00 4.058.140.146,00 81 5.331.666.000,00 4.511.623.345,00 84

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPTD Puskesmas

6.117.431.900,00 2.855.904.550,00 47 2.932.800.000,00 1.287.590.528,00 43 0 0 0

Kegiatan Jampersal (Jaminan Persalinan) 2.192.064.000,00 172.194.179,00 7 641.650.311,68 66.227.665,00 10 0 0 0

3. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Anak

690.192.500,00 565.200.000,00 81 617.345.000,00 468.277.600,00 75 582.165.000,00 520.552.600,00 89

Kegiatan Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu

690.192.500,00 565.200.000,00 81 617.345.000,00 468.277.600,00 75 582.165.000,00 520.552.600,00 89

4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 164.230.000,00 109.365.000,00 66 143.430.000,00 85.442.760,00 59 191.857.800,00 148.012.100,00 77

Page 18: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

2

Kegiatan Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan Kekurangan zat gizi mikro lainnya

164.230.000,00 109.365.000,00 66 143.430.000,00 85.442.760,00 59 191.857.800,00 148.012.100,00 77

5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1.179.551.000,00 978.998.500,00 82 852.702.280,00 759.980.200,00 89 1.186.258.500,00 900.069.040,00 75

Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

576.381.000,00 485.281.500,00 84 701.162.280,00 617.290.600,00 88 922.251.000,00 720.796.840,00 78

Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular dan Kesehatan Jiwa

206.340.000,00 184.938.000,00 89 0 0 0 0 0 0

Kegiatan surveillance Epidemilogi dan Penanggulangan wabah

396.830.000,00 308.779.000,00 77 151.540.000,00 142.689.600,00 92 264.007.500,00 179.272.200,00 67

6.

Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu

13.233.770.490,09 11.846.027.124,00 89 6.562.579.784,00 5.941.369.096,50 90

9.665.040.684,99

7.477.328.704,00 77

Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas Pembantu

3.610.412.050,00 3.414.144.000,00 94 1.402.400.000,00 1.236.325.000,00 88 2.389.188.000,00 2.345.591.500,00 98

Page 19: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

3

Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas

9.623.358.440,09 8.431.883.124,00 87 5.160.179.784,00 4.705.044.096,50 91 7.275.852.684,99 5.131.737.204,00 70

JUMLAH 28.408.129.529,09 20.250.829.663,00 71 17.663.794.744,68 13.293.648.345,50 75 17.973.583.126,4 14.480.382.899,00 80

Page 20: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

4

Page 21: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

1

B. REALISASI ANGGARAN

Realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk

mewujudkan kinerja SKPD.

Tabel I.1 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2014 s.d 2017 SKPD Dinas

Kesehatan Kabupaten Seruyan

No Uraian Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Anggaran Tahun 2014 Rp.57.897.850.376,00 Rp.49.070.817.975,00 84,75%

2. Anggaran Tahun 2015 Rp.60.846.341.338,21 Rp.51.996.422.077,00 85,46%

3. Anggaran Tahun 2016 Rp.60.264.365.617,99 Rp.50.398.700.419,30 83,63%

4. Anggaran Tahun 2017 Rp.78.457.509.461,33 Rp. 62.445.406.702,63 79,59%

Sumber Data : Laporan Keuangan TA.2017 Dinas Kesehatan

Dari data tabel diatas terlihat pada Anggaran Tahun 2014 diketahui

sebesar Rp.57.897.850.376,00 dengan realisasi sebesar Rp.49.070.817.975,00

atau capaian sebesar 84,75%, pada Anggaran Tahun 2015 sebesar

Rp.60.846.341.338,21 dengan realisasi sebesar Rp.51.996.422.077,00 atau

capaian sebesar 85,46%, dan realisasi pada Anggaran Tahun 2016 sebesar Rp.

60.264.365.617,99, dengan realisasi sebesar Rp. 50.398.700.419,30 atau capaian

sebesar 83,63%, dibadningkan dengan pencapaian realisasi anggaran tahun 2017

sebesar Rp.62.445.406.702,63 atau 79,59% dari total anggaran belanja

Rp.78.457.509.461.33 menunjukan tren fluktuatif turun naik. Sedangkan secara

garis besar realisasi anggaran pada Dinas Kesehatan tahun anggaran 2017 sebesar

Rp. 62.445.406.702,63 dengan capaian 79,59%. Sehingga kriteria capaian

kinerja berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu : 91-100% = sangat

tinggi; 76-90% = tinggi; 66-75% = sedang; 51-65% = rendah; < 50% = sangat

rendah. Maka kesimpulan dengan kriteria tinggi. Sedangkan untuk anggaran dan realisasi berdasarkan program dan

kegiatan sesuai DPPA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan Tahun Anggaran

2017 sebagai berikut :

Page 22: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

2

Tabel I.2 Anggaran dan Realisasi Berdasarkan Program dan Kegiatan SKPD Dinas

Kesehatan Kabupaten Seruyan Tahun 2017

NOMOR KODE NAMA PROGRAM / KEGIATAN

ANGGARAN (Rp.)

REALISASI (Rp.) (%)

(1) (2) (3) (4 ) (5 )

1 02 01 01

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

8.452.131.780,39 7.434.445.871,00 87,96

1 02 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 14.450.000,00 14.288.650,00 98,88

1 02 01 01 02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

449.995.503,00 381.426.303,00 84,76

1 02 01 01 06

Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

12.009.500,00 9.965.600,00 82,98

1 02 01 01 07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 5.763.134.528,00 5.089.371.368,00 88,31

1 02 01 01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 9.290.000,00 8.629.000,00 92,88

1 02 01 01 09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kantor

17.500.000,00 16.275.000,00 93,00

1 02 01 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.705.000,00 70.163.550,00 92,68

1 02 01 01 11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

86.800.000,00 85.376.400,00 98,36

1 02 01 01 12

Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Gedung Kantor

5.000.000,00 4.814.000,00 96,28

1 02 01 01 13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

476.012.249,39 416.269.500,00 87,63

1 02 01 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan

38.400.000,00 38.400.000,00 100

1 02 01 01 17 Penyediaan Makanan dan Minuman 313.000.000,00 286.827.500,00 91,64

1 02 01 01 18

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam & keluar Daerah

646.090.000,00 575.943.480,00 89,14

1 02 01 01 35 Peningkatan Pelayanan UPTD Gudang Obat 545.745.000,00 436.695.520,00 80,02

1 02 01 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

861.790.000,00 813.413.500,00 94.39

1 02 01 02 03 Pembangunan gedung kantor 422.000.000,00 417.130.000,00 98,85

1 02 01 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

90.000.000,00 89.568.000,00 99,52

1 02 01 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

334.790.000,00 291.733.500,00 87,14

Page 23: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

3

dinas/operasional

1 02 01 02 26

Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

15.000.000,00 14.982.000,00 99,88

1 02 01 05

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1.364.295.000,00 791.419.287,00 58,01

1 02 01 05 01 Pendidikan dan Pelatihan Formal 1.265.607.000,00 714.229.287,00 56,43

1 02 01 05 41 Peningkatan Kapasitas SDM 63.748.000,00 42.835.000,00 67,19

1 02 01 05 45 Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

34.940.000,00 34.355.000,00 98,33

1 02 01 06

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

77.900.000,00 74.481.350,00 95,61

1 02 01 06 08 Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

77.900.000,00 74.481.350,00 95,61

1 02 01 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.105.838.564,00 369.342.058,00 33,40

1 02 01 15 01 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.105.838.564,00 369.342.058,00 33,40

1 02 01 16

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

14.530.135.475,00 8.010.558.403,00 55,13

1 02 01 16 12 Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan

148.720.000,00 133.159.000,00 89,54

1 02 01 16 14 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan

354.270.200,00 243.324.100,00 68,68

1 02 01 16 15 Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 362.025.300,00 188.269.000,00 52,00

1 02 01 16 21 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Khusus 189.720.000,00 118.534.000,00 62,48

1 02 01 16 33

Pembinaan Tenaga Kesehatan di RSUD, Puskesmas dan jaringannya

133.724.000,00 127.572.000,00 95,40

1 02 01 16 36

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I

356.198.200,00 280.728.275,00 78,81

1 02 01 16 37

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II

284.564.500,00 283.089.800,00 99,48

1 02 01 16 38

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Telaga Pulang

231.545.100,00 200.764.000,00 86,71

1 02 01 16 39

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Danau Sembuluh

248.971.850,00 231.557.500,00 93,01

Page 24: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

4

1 02 01 16 40 Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Terawan

276.126.450,00 274.002.600,00 99,23

1 02 01 16 41 Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Asam Baru

222.685.700,00 199.032.690,00 89,37

1 02 01 16 42

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Pembuang Hulu

555.420.475,00 510.309.000,00 91,87

1 02 01 16 43

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Rantau Pulut II

278.677.050,00 273.972.050,00 98,31

1 02 01 16 44

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Rantau Pulut I

239.152.800,00 210.607.000,00 88,06

1 02 01 16 45

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Tumbang Manjul

544.620.000,00 446.810.687,00 82,04

1 02 01 16 46

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Tumbang Langkai

258.116.800,00 235.837.200,00 91,38

1 02 01 16 47 Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Sandul

228.972.150,00 207.089.450,00 90,44

1 02 01 16 48

Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA)

310.992.600,00 279.260.422,00 89,80

1 02 01 16 49

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I

293.060.900,00 238.265.500,00 81,30

1 02 01 16 50

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II

394.274.200,00 249.644.200,00 63,32

1 02 01 16 51

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Telaga Pulang

365.198.750,00 119.190.000,00 32,64

1 02 01 16 52

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Danau Sembuluh

262.352.35,00 99.447.500,00 37,91

1 02 01 16 53

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Terawan

371.300.800,00 313.297.750,00 84,38

1 02 01 16 54

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Asam Baru

346.815.000,00 247.042.000,00 49,11

Page 25: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

5

1 02 01 16 55

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Pembuang Hulu

628.357.400,00 254.619.000,00 40,52

1 02 01 16 56

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Sandul

548.801.500,00 162.515.000,00 29,61

1 02 01 16 57

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut II

503.075.000,00 320.720.000,00 63,75

1 02 01 16 58

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut I

644.690.000,00 115.885.000,00 17,98

1 02 01 16 59

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Tumbang Manjul

998.070.000,00 476.998.000,00 47,79

1 02 01 16 60

Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Tumbang Langkai

761.436.000,00 258.280.600,00 33,66

1 02 01 16 62 Kegiatan Jaminan Persalinan (Jampersal) 2.192.064.000,00 172.194.179,00 7,85

1 02 01 16 73

Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Melalui Akreditasi Puskesmas

996.136.400,00 538.542.900,00 54,06

1 02 01 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan 165.000.000,00 144.331.000,00 83,57

1 02 01 17 02

Peningkatan Pengawasan keamanan pangan dan Bahan Berbahaya

165.000.000,00 144.331.000,00 83,57

1 02 01 19

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1.254.669.190,00 456.689.000,00 36,40

1 02 01 19 01 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

1.254.669.190,00 456.689.000,000 36,40

1 02 01 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 164.230.000,00 109.365.000,00 72,68

1 02 01 20 03

Penanggulangan KEP, Anemia gizi besi, GAKY, kurang Vit. A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

164.230.000,00 109.365.000,00 72,68

1 02 01 22

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

1.179.551.000,00 978.998.500,00 83,00

1 02 01 22 05 Pelayanan, Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular

576.381.000,00 485.281.500,00 84,19

Page 26: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

6

1 02 01 22 12

Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa

206.340.000,00 184.938.000,00 89,19

1 02 01 22 13

Peningkatan Surveillence Epidemilogi dan Penanggulangan wabah

396.830.000,00 308.779.000,00 77,81

1 02 01 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

3.364.549.096,00 2.969.245.073,00 88,25

1 02 01 24 17 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

3.364.549.096,00 2.969.245.073,00 88,25

1 02 01 25

Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Pustu dan Jaringannya

13.514.655.490,09 12.085.376.124 89,42

1 02 01 25 06 Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Pembantu

3.610.412.050,00 3.414.144.000,00 94,58

1 02 01 25 07 Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas 9.623.358.440,09 8.431.883.124,00 87,62

1 02 01 25 27

Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Pustu dan Jaringannya

280.885.000,00 239.349.000,00 85,21

1 02 01 28 Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

4.462.923.927,20 2.617.668.794,63 58,65

1 02 01 28 15

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I

656.202.850,00 509.144.825,00 77,59

1 02 01 28 16

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II

652.196.100,00 368.041.434,00 56,58

1 02 01 28 17

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Telaga Pulang

355.211.999,00 61.823.175,00 17,40

1 02 01 28 18

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Danau Sembuluh

263.383.322,00 166.584.699,000 62,07

1 02 01 28 19

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Terawan

428.517.783,00 297.347.111,00 69,39

Page 27: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

7

1 02 01 28 20

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Asam Baru

282.285.198,00 121.234.500,00 42,95

1 02 01 28 21

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Pembuang Hulu

480.899.000,00 376.590.450,00 78,31

1 02 01 28 22

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Sandul

380.417.076,00 310.928.216,00 81,73

1 02 01 28 23

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut I

364.751.480,60 147.783.229,00 40,52

1 02 01 28 24

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut II

228.924.993,00 139.224.548,00 60,82

1 02 01 28 25

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Tumbang Manjul

192.931.756,00 92.661.890,00 48,03

1 02 01 28 26

Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Tumbang Langkai

172.202.369,00 43.784.716,00 25,43

1 02 01 29

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

175.049.000,00 143.407.000,00 81,92

1 02 01 29 09 Lomba Balita Sehat 175.049.000,00 143.407.000,00 81,92

1 02 01 30 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

127.965.000,00 109.190.000,00 85,33

1 02 01 30 01 Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan

127.965.000,00 109.190.000,00 85,33

1 02 01 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

817.752.500,00 632.740.000,00 77,38

1 02 01 32 01

Perawatan Secara Berkala bagi Ibu Hamil bagi keluarga kurang mampu

690.192.500,00 565.200.000,00 81,89

1 02 01 32 02 Pelaksanaan KB Kes 127.560.000,00 67.540.000,00 52,95

BELANJA LANGSUNG 51.618.436.022,68 37.758.150.959,63 73,15

Sumber Data : Laporan Keuangan Dinas Kesehatan TA.2017

Page 28: AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan

8

Sejumlah program/kegiatan yang penyerapan keuangan dengan persentase

realisasi kecil, secara garis besar disebabkan ada beberapa kendala dan hambatan

yaitu :

1. Dampak transfer DAK Non Fisik yang terlambat berpengaruh pada jadwal dan

rencana aksi kegiatan selanjutnya.

2. Juklak dan Juknis terlambat diterima.

3. Pengadministrasian SPJ.

4. Sumber daya manusia dalam sistem pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan kurang maksimal.

5. Koordinasi lintas program maupun lintas sektor yang terkait kurang sinergis

dengan baik dalam pelaksanaan program dan kegiatan.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta pencapaian tujuan dan

sasaran pada kegiatan/program yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peningkatan disiplin kerja melalui komitmen dan motivasi etos kerja bagi

petugas kesehatan.

2. Pemenuhan kebutuhan input khususnya dari segi anggaran untuk

pembiayaan kegiatan program skala prioritas, maupun peningkatan sarana

dan prasarana pelayanan kesehatan.

3. Terobosan Pengkajian hasil upaya kesehatan, melalui penelitian/survey

kesehatan daerah Kabupaten.

4. Meningkatkan koordinasi/sinergi antar lintas sektor dan lintas program untuk

peningkatan efisiensi dan efektifitas target/sasaran program.

5. Peningkatan advokasi dan sosialisasi bidang kesehatan.

6. Pemerataan, peningkatan kualitas dan kuantitas serta penyebaran tenaga

kesehatan sesuai kebutuhan.

7. Monitoring dan evaluasi program/kegiatan perlu dimaksimalkan, agar

pelaksanaan tepat sasaran serta tepat guna.

8. Pencapain derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif;

9. Peningkatan atau pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar.

Kuala Pembuang, Pebruari 2018 Kepala Dinas Kesehatan

MAHDINIANSYAH, SKM, M.Kes

NIP. 19670924 199003 1 008