akuntabilitas kinerja iku … · 3 definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah...
TRANSCRIPT
1
AKUNTABILITAS KINERJA IKU
A. CAPAIAN KINERJA IKU
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan dan Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa
depan.
Visi Bupati Seruyan adalah :
“Menembus Keterisolasian Daerah Dari Arus Barang dan Jasa Serta Arus Informasi, dan Menyambung Disparitas Pelayanan Antara Daerah Hilir dan Daerah Hulu Guna Mengantar Masyarakat Seruyan Menjadi Sejahtera dan Berkeadilan.” Misi Bupati Seruyan yang berhubungan dengan kesehatan adalah Misi no.5 (lima) Yaitu : ”Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas dan Merata” yang dicapai melalui 2 sasaran dan didukung dengan 4 indikator kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
Pengukuran indikator kinerja yakni berdasarkan pencapaian sasaran
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Seruyan dan sasaran strategis SKPD
Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan yang tertuang dalam RPJMD dan termuat
dalam RENSTRA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan sejalan dengan
sasaran yang telah ditetapkan baik yang terdapat dalam RPJMD maupun
RENSTRA SKPD.
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran indikator kinerja utama (IKU)
kabupaten sesuai dengan hasil pengukuran indikator kinerja utama (IKU)
kabupaten. Pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya sehingga diketahui
tingkat keberhasilan dan kegagalannya. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
tersebut berdasarkan pernyataan indikator kinerja utama (IKU) dan perjanjian
kinerja (PK) tahun 2016 dan dilakukan analisis capaian, adapun pencapaian
sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten ini adalah sebagai berikut :
2
Adapun pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut :
Sasaran
Indikator
Kinerja Utama
(IKU)
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Capaian
2016
Capaian
2015
Capaian
2014
Kondisi
Kinerja
Akhir
Periode
RPJMD
2018
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)
Meningkatnya
derajat
kesehatan
masyarakat
Persentase
balita gizi
buruk
<3,5% 0,015% 199,5% 199,5% 199,5% 199,6% < 3,5%
Angka
kematian
bayi
20 6,42 167,9% 150,7% 104,2% 122,1% 20
Angka
kematian Ibu
80 135,23 1,5% 2,8% 2,2% 2,5% 80
Angka
kesakitan
45 24,6 55% 78,9% 95% 98% 40
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Sasaran
Indikator
Kinerja Utama
(IKU)
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Kategori
Capaian
(1) (2) (3) (4) (6) (7)
Meningkatnya
derajat
kesehatan
masyarakat
Persentase
balita gizi
buruk
< 3,5% 0,015% 199,5% Sangat Baik
Angka
kematian
bayi (AKB)
20 6,42 167,9% Sangat Baik
Angka
kematian Ibu
(AKI)
80 135,23 1,5% Kurang Baik
Angka
kesakitan
45 24,6 55% Cukup
Baik
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Misi ke-5 Bupati Seruyan Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas Dan Merata
3
Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun
per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu.
Rumus Perhitungan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sehingga diperoleh AKB Kabupaten Seruyan Tahun 2017 adalah sebagai berikut
19/2958 X Per 1.000 Kelahiran Hidup = 6,42 Per 1.000 Kelahiran Hidup.
Berdasarkan secara absolut jumlah kematian bayi di Kabupaten Seruyan
tahun 2017 sebanyak 19 bayi dari 2958 kelahiran hidup dibandingkan dengan
tahun 2016 sebanyak 29 bayi dari 2.945 bayi lahir hidup (AKB 9,85 Per 1.000
kelahiran hidup), diikuti tahun 2015 sebanyak 25 bayi dari 2631 bayi lahir hidup
(AKB 9,50 Per 1.000 kelahiran hidup) dan tahun 2014 jumlah kematian bayi
sebanyak 17 bayi dari 2378 bayi lahir hidup (AKB 7,15 Per 1.000 kelahiran hidup).
Menunjukkan trend fluktuatif untuk kematian bayi berdasarkan angka absolut
dan gambaran AKB selama 3 tahun terakhir dengan trend menurun seperti terlihat
pada grafik dibawah ini.
GRAFIK I.I GAMBARAN TREND PENCAPAIAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000
KELAHIRAN HIDUP PERIODE TAHUN 2014 S.D. 2017 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Profil Dinas Kesehatan Tahun 2014 s.d. 2017
Pada tahun 2017 kinerja pada indikator Angka Kematian Bayi (AKB)
menunjukkan kategori capaian sangat baik yang ditargetkan sebesar AKB 20 per
4.3
9.59.85
6.42
0
2
4
6
8
10
12
2014 2015 2016 2017
Angka Kematian Bayi (AKB)
Jumlah kematian bayi (berumur kurang 1 tahun) pada kurun waktu tertentu
Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Angka Kematian Bayi (AKB) = X Per 1.000
4
1.000 kelahiran hidup dengan realisasi AKB sebesar 6,42 per 1.000 kelahiran
hidup dengan capaian 150,7%. Sedangkan tahun 2017 kinerja pada indikator
Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan kategori capaian sangat baik yang
ditargetkan sebesar AKB 20 per 1.000 kelahiran hidup dengan capaian 150,7%.
Sedangkan dibandingkan dengan capaian tahun 2015 indikator kinerja utama
(IKU) tersebut juga menunjukan kategori capaian sangat baik dari target AKB 33
per 1.000 kelahiran hidup dengan realisasi target sebesar AKB 25 Per 1.000
kelahiran hidup dengan capaian 104,2%. Sedangkan untuk tahun 2014 juga
menunjukkan hasil yang kategori capaian Sangat baik dalam capaian target dari
33 per 1.000 kelahiran hidup dengan realisasi sebesar AKB 17 Per 1.000 kelahiran
hidup dengan capaian 150,7%. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada 2 macam
yaitu endogen dan eksogen.
1. Kematian bayi endogen atau kematian neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan disebabkan oleh faktor
bawaan anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi
atau didapat selama kehamilan. 2. Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia 1 bulan sampai menjelang usia 1 tahun yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat,
kegunaannya untuk pengembangan perencanaan yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil seperti program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus.
0
50
100
150
200
2014 (122,12%) 2015 (104,2%) 2016 (150,7%) 2017 (167,9%)
Grafik I.1Capaian Realisasi Angka Kematian Bayi
Periode Tahun 2014 s.d. 2017
5
336.42
228.05271.64
135.23
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2014 2015 2016 2017
Definisi operasional : banyaknya kematian perempuan pada saat hamil
atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya per 100.000 Kelahiran
hidup.
Rumus Perhitungan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sehingga diperoleh AKI Kabupaten Seruyan Tahun 2017 adalah sebagai berikut
4/2958 X Per 100.000 Kelahiran Hidup = 135,23 Per 100.000 Kelahiran Hidup.
Berdasarkan jumlah absolut kematian ibu selama 4 tahun terakhir dimana
sebanyak 8 kasus dari 2378 kelahiran hidup pada 2014, 6 kasus dari 2631
kelahiran hidup pada tahun 2015 dan 8 kasus dari 2945 kelahiran hidup pada
tahun 2016 sedangkan pada tahun 2017 jumlah kematian ibu sebanyak 4 kasus
dari 2958 kelahiran hidup menunjukan ada penurunan jumlah kematian ibu.
Namun berdasarkan rumus AKI dengan konstanta Per 100.000 kelahiran hidup
berpengaruh adanya bias pencapaian AKI Kabupaten Seruyan karena rata-rata
data kelahiran hidup Kabupaten Seruyan menunjukkan per 1.000 kelahiran
hidup.
GRAFIK I.II GAMBARAN TREND PENCAPAIAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) PER 100.000
KELAHIRAN HIDUP PERIODE TAHUN 2014 S.D. 2017 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Profil Dinas Kesehatan Tahun 2014 s.d. 2017
Jumlah kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan,persalinan,nifas pada waktu tertentu
Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Angka Kematian Ibu(AKI) = X Per 100.000
Angka Kematian Ibu (AKI)
6
Terlihat pada grafis diatas menunjukan pada tahun 2017 indikator AKI
dengan realisasi sebesar 135,23 Per 100.000 kelahiran hidup belum memenuhi
harapan untuk mencapai target 80 per 100.000 kelahiran hidup dengan capaian
realisasi 1,5%. Bila dibandingakan dengan tahun sebelumya tidak jauh berbeda
seprti tahun 2016 pencapaian realisasi belum memenuhi harapan yang diinginkan
dari target yang ditetapkan 95 Per 100.000 kelahiran hidup dengan realisasi
sebesar 271,64 per 100.000 kelahiran hidup dengan capaian realisasi 2,8%.
Sedangkan realisasi AKI tahun 2015 yang dicapai sebesar 228,05 per 100.000
kelahiran hidup dengan capaian realisasi 2,2%, jauh dari target yang ditetapkan
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan tahun 2014
pencapaian AKI juga belum berhasil mencapai target ter realisasi sebesar 336,42
per 100.000 kelahiran hidup dengan capaian realisasi 2,5% seperti terlihat pada
grafik menunjukkan trend fluktuatif sehingga perlu perhatian khusus dan upaya
kerja keras untuk menekan angka kematian ibu untuk tahun selanjutnya.
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan
kontribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai
penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013,
Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%),
kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun
sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3%
kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini ditunjang pula dengan kondisi
sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain
itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar turut
menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu.
Dengan pentingnya penurunan angka kematian ibu (AKI) sehingga
diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya
didaerah-daerah terpencil. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka
mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang
dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana
00.5
11.5
22.5
3
2014 (2,5%) 2015 (2,2%) 2016 (2,8%) 2017 (1,5%)
Grafik I.IIICapaian Realisasi Angka Kematian Ibu
Periode Tahun 2014 s.d 2017
7
lainnya. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan adanya penurunan AKI seperti
yang ditampilkan pada grafik diatas, yaitu adanya faktor penyebab langsung
maupun faktor penyebab tidak langsung.
1. Faktor penyebab langsung biasanya berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu
sejak proses kehamilan, proses persalinan dan pasca persalinan;
2. Faktor penyebab tidak langsung dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial,
ekonomi, geografis serta perilaku budaya masyarakat yang mencakup dalam 4T
(Terlalu tua, Terlalu muda, Terlalu banyak, Terlalu sering) dan 3T (Terlambat
mengambil keputusan, Terlambat membawa/merujuk dan Terlambat
mendapat pelayanan).
Kematian ibu maternal disebabkan oleh :
1. Karena terlambat mengenal tanda-tanda bahaya dan dalam pengambilan
keputusan oleh ibu atau keluarga;
2. Terlambat merujuk dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas rujukan;
3. Terlambat mengenal tanda-tanda bahaya seperti pendarahan;
4. Terlambat dalam pengambilan keputusan disebabkan oleh pengetahuan
kesehatan masyarakat yang kurang, pendidikan yang rendah serta dipengaruhi
oleh sosial ekonomi (tradisi budaya dan kemiskinan).
Terlambat merujuk disebabkan oleh karena kondisi geografis dan jarak
tempuh yang jauh dan sarana transportasi yang tidak selalu tersedia. Sedangkan
terlambat memperoleh pelayanan di fasilitas rujukan disebabkan oleh karena
terbatasnya jumlah tenaga kesehatan dan tenaga ahli yang ada di fasilitas
pelayanan rujukan.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan yang masih belum akurat, penyebaran
tenaga kerja yang belum merata serta keterbatasan sarana dan prasarana yang
ada di lapangan. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
kehamilannya ke petugas kesehatan dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk
melahirkan di fasilitas kesehatan juga menjadi faktor masih tingginya angka
kematian ibu. Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan melaksanakan upaya-upaya
untuk percepatan penurunan AKI tersebut, yaitu :
1. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi melalui
dengan adanya Puskesmas keliling sehingga pelayanan kesehatan diharapkan
dapat diperluas sehingga persoalan rendahnya jumlah ibu hamil yang
memeriksakan dirinya pada petugas kesehatan dapat diatasi;
2. Pelatihan APN;
3. Menjalin kemitraan petugas kesehatan bidan dengan dukun;
4. Program pelayanan kesehatan KB;
8
5. Meningkatkan surveilans;
6. Monitoring dan evaluasi KIA;
7. Peningkatan pembiayaan operasional kegiatan langsung kepada sasaran serta
intensitas penyuluhan kesehatan mengenai masalah kesehatan;
8. Kehamilan dan melahirkan bagi ibu hamil dan penempatan dan peningkatan
keterampilan tenaga kesehatan bidan maupun kader di desa.
Melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
yang menitik beratkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu upaya
deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta menyediakan
akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat
UPTD Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut
perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat perencanaan
persalinan yang baik dan meningkatkan kesiap-siagaan keluarga dalam
menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil
tindakan yang tepat.
Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang
merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus kematian
ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas
pelayanan kesehatan.
9
Rumus perhitungan sebagai berikut :
1.
2.
Berdasarkan formula diperoleh persentase balita gizi buruk pada tahun
2017 di Kabupaten Seruyan adalah sebagai berikut 3/19459 X 100% = 0,015%. Menurut jumlah absolut kasus gizi buruk selama periode 4 tahun terakhir
sebanyak 3 kasus (2014), 4 kasus (2015) dan 4 kasus (2016). Terlihat lihat pada
grafik dibawah ini.
Grafik I.3 Gambaran Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk
Periode 2014 sampai 2017 Kabupaten Seruyan
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Pada tahun 2017 pencapaian realisasi persentase balita gizi buruk yaitu
0,015% dari target yang ditetapkan <3,5% dengan capaian realisasi sebesar
199,5%. Sedangkan tahun 2016 kinerja yang dicapai pada indikator kinerja utama
(IKU) persentase gizi buruk menunjukkan kategori capaian sangat baik yang
ditargetkan prevalensi gizi buruk < 4% ter realisasi 0,02% dengan capaian realisasi
199,5%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 pencapaian kinerja indikator
tersebut juga menunjukan kategori capaian baik dari target persentase gizi buruk
dengan target yang ditetapkan sebesar < 4,5% dengan capaian 199,5%. Sedangkan
untuk tahun 2014 juga menunjukkan hasil yang baik dalam capaian target
prevalensi Gizi buruk dari target < 5% dengan realisasi sebesar 0,023% dengan
capian 199,6%. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
00.5
11.5
22.5
33.5
4
2014 2015 2016 2017
34 4
3
Persentase balita gizi buruk
Jumlah balita gizi buruk disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Jumlah seluruh balita di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama (sasaran)
X 100% =
Persentase Balita Gizi Buruk
10
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Penurunan angka gizi kurang/gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah upaya peningkatan pendidikan dan pengetahuan orang tua
terutama masalah kesehatan dan gizi yang diperoleh melalui informasi-informasi
baik melalui penyuluhan langsung maupun dari media-media yang ada, selain itu dengan dukungan program upaya perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan
penimbangan balita setiap bulannya di posyandu yang disertai dengan kegiatan-
kegiatan lainnya seperti pemberian makanan tambahan baik PMT penyuluhan
maupun PMT pemulihan dan perawatan bagi penderita gizi kurang/buruk yang
memerlukan perawatan.
Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran yaitu :
1. Jumlah tenaga kesehatan terbatas dan distribusi tenaga kesehatan yang belum
merata;
2. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan belum maksimal;
3. Jangkauan pelayanan kesehatan belum ter realisasi sampai ke pedalaman;
4. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam melakukan
pertolongan persalinan sesuai standar;
5. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melahirkan di fasilitas kesehatan,
kemitraan bidan dan dukun masih kurang terjalin dengan baik.
Adapun alternatif dan solusi sebagai llangkah konstruktif dan konkrit
dalam pencapaian target-target kinerja diatas serta langkah - langkah yang diambil
dan diupayakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja ditahun berikutnya
secara berkelanjutan diantaranya adalah :
1. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan akses
pelayanan kesehatan antara lain melalui peran toma/toga;
2. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan/pemenuhan
sarana dan prasarana kesehatan;
0%20%40%60%80%
100%
2017 (199,5%) 2016 (199,5%) 2015 (199,5%) 2014 (199,6%)
GRAFIK I.4CAPAIAN REALISASI PERSENTASE
BALITAS GIZI BURUK PERIODE 2014 S.D. 2017 KABUPATEN SERUYAN
11
3. Koordinasi lintas sektor/lintas program yang lebih efektif secara
berkesinambungan dan juga penempatan tenaga kesehatan sampai pelosok
desa sesuai kebutuhan;
4. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dengan
memberikan pelatihan dan memberikan kesempatan bidan untuk melanjutkan
sekolah;
5. Meningkatkan minat masyarakat untuk memeriksa kesehatan ibu hamil dan
melahirkan ke fasilitas kesehatan dengan memberikan souvenir paket bumil
dan paket bulin serta bintek ke puskesmas secara terpadu (semua program).
Upaya yang terus dilaksanakan untuk pencegahan dan penanggulangan
balita gizi buruk adalah :
1. Pemberian PMT bagi balita gizi buruk sesuai standar
2. Pendampingan oleh kader dan petugas kesehatan untuk keluarga balita gizi
buruk dan balita gizi buruk dari keluarga miskin yang belum mempunyai
jaminan kesehatan.
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat dan
dari sarana pelayanan kesehatan yang dipeoleh dari laporan rutin melalui Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Rumus Perhitungan sebagai berikut :
Untuk tahun 2017 pencapai angka kesakitan sesuai formulasi sebagai berikut :
46741/189975 x 100% = 24,6% dengan target 45% dengan capaian realisasi 55%
dengan kategori cukup baik. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
sebelumnya pada tahun 2016 dengan angka kesakitan sebesar 37,8% dari target
47,9% sehingga dengan capaian realisasi 78,9% dengan kategori baik, sedangkan
tahun 2015 dengan pencapaian angka kesakitan sebesar 52,6% dari target 55,6%
sehingga dengan capaian 95% kategori baik dan tahun 2014 untuk pencapaian
angka kesaitan sebesar 53% dari target 54,4% dengan capaian 98%. Hal ini
menunjukan gambaran pencapaian angka kesakitan selama 4 periode terlihat tren
penurunan seperti pada grafik ini.
Angka Kesakitan
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit pada kurun waktu yang sama
Jumlah Pendeita lama dan baru pada kurun waktu satu tahun
Angka Kesakitan
X 100% =
12
Grafik I.4 CAPAIAN REALISASI ANGKA KESAKITAN
PERIODE 2014 SAMPAI 2017 DI KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat
secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan terkena
suatu penyakit tertentu. Pengetahuan mengenai derajat kesehatan suatu
masyarakat dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang kesehatan,
yang bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan
secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut, diharapkan akan
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Semakin banyak penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berarti semakin
rendah derajat kesehatan dari masyarakat bersangkutan.
Grafik I.5 GAMBARAN TREND PENCAPAIAN PERSENTASE ANGKA KESAKITAN
PERIODE 2014 SAMPAI 2017 DI KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
0
20
40
60
80
100
120
2017 (55%) 2016 (78,9%) 2015 (95%) 2014 (98%)
24.6
37.8 52.6
53
0
10
20
30
40
50
60
2017 2016 2015 2014
13
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran
beberapa faktor yaitu :
1. Jumlah tenaga kesehatan terbatas dan distribusi tenaga kesehatan yang belum
merata;
2. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan belum
standar
3. Jangkauan pelayanan kesehatan belum ter realisasi sampai ke pedalaman;
4. Rendahnya PHBS masyarakat
5. Timbulnya pola penyakit tidak menular yang semakin berkembang
Adapun alternatif dan solusi sebagai langkah konstruktif dan konkrit dalam
pencapaian target-target kinerja diatas serta langkah - langkah yang diambil dan
diupayakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja ditahun berikutnya secara
berkelanjutan diantaranya adalah :
1. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pola hidup
sehat
2. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan/pemenuhan
sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar
3. Penguatan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak
menular
Gambar : Upaya peningkatan capaian sektor kesehatan harus didukung dengan adanya komitmen dari pemangku kebijakan Bupati dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada semua lapisan masyarakat.
14
Gambar : Rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Seruyan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.
15
Analisis dan efesiensi penggunaan sumber daya salah satunya sumber daya
keuangan yang mendukung pencapaian Sasaran strategis Meningkatnya derajat
kesehatan masyraakat tercantum dalam DPA/DPPA tahun angggaran 2017 pada
program/kegiatan prioritas sebesar Rp.28.408.129.529,09 dengan realisasi
keuangan Rp. 20.250.829.663,00 atau capaian 71%. Dibandingkan dengan tahun
anggaran 2016 dibutuhkan anggaran sebesar Rp.17.663.794.744,68 dengan
realisasi keuangan Rp.13.293.648.345,50 atau capaian 75% sedangkan tahun
anggaran 2015 sebesar Rp.17.973.583.126,4 dengan realisasi keuangan Rp.
14.480.382.899,00 atau 80%. Pencapaian selama 3 tahun periode menunjukkan
dari segi anggaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah
anggaran namun tidak dibarengi dengan realisasi keuangan yang cenderung
fluktuatif. Sebagaimana diketahui salah satu kendala dari sisi pengelolaan
administrasi keuangan yang terbatas pada SDM administrasi keuangan dan
petugas kesehatan pada puskesmas merangkap sebagai pengelola administrasi
keuangan dan juga ada kehati-hatian dalam pertanggung jawaban keuangan,
pemahaman mekanisme pengelolaan keuangan yang belum maksmimal.
Lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini realisasi keuangan selama periode
3 (tiga) tahun terakhir.
Pencapaian sasaran diatas dilaksanakan melalui beberapa program dan kegiatan
prioritas yaitu :
1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program perbaikan gizi masyarakat
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
5. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
6. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan anak
Sedangkan operasionlnya didukung oleh kegiatan-kegiatan yang prioritas sebagai
berikut :
1) Kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
2) Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan pada UPTD Puskesmas
3) Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada UPTD Puskesmas
4) Kegiatan Jampersal (Jaminan Persalinan)
5) Kegiatan penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan
zat gizi mikro lainnya
6) Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
7) Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa
8) Kegiatan peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
9) Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu
16
10) Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
11) Kegiatan perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang
mampu
1
N0 PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS ANGGARAN 2017 REALISASI 2017 % ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 % ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 %
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.105.838.564,00 369.342.058,00 33 932.864.669,00 626.620.330,00 67 1.016.595.141,58 922.797.110,00 90
Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
1.105.838.564,00 369.342.058,00 33 932.864.669,00 626.620.330,00 67 1.016.595.141,58 922.797.110,00 90
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 12.034.546.975,00 6.381.896.981,00 53 8.554.873.011,68 5.411.958.339,00 63 5.331.666.000,00 4.511.623.345,00 84
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas
3.725.051.075,00 3.353.798.252,00 90 4.980.422.700,00 4.058.140.146,00 81 5.331.666.000,00 4.511.623.345,00 84
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) UPTD Puskesmas
6.117.431.900,00 2.855.904.550,00 47 2.932.800.000,00 1.287.590.528,00 43 0 0 0
Kegiatan Jampersal (Jaminan Persalinan) 2.192.064.000,00 172.194.179,00 7 641.650.311,68 66.227.665,00 10 0 0 0
3. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Anak
690.192.500,00 565.200.000,00 81 617.345.000,00 468.277.600,00 75 582.165.000,00 520.552.600,00 89
Kegiatan Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu
690.192.500,00 565.200.000,00 81 617.345.000,00 468.277.600,00 75 582.165.000,00 520.552.600,00 89
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 164.230.000,00 109.365.000,00 66 143.430.000,00 85.442.760,00 59 191.857.800,00 148.012.100,00 77
2
Kegiatan Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan Kekurangan zat gizi mikro lainnya
164.230.000,00 109.365.000,00 66 143.430.000,00 85.442.760,00 59 191.857.800,00 148.012.100,00 77
5. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1.179.551.000,00 978.998.500,00 82 852.702.280,00 759.980.200,00 89 1.186.258.500,00 900.069.040,00 75
Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
576.381.000,00 485.281.500,00 84 701.162.280,00 617.290.600,00 88 922.251.000,00 720.796.840,00 78
Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular dan Kesehatan Jiwa
206.340.000,00 184.938.000,00 89 0 0 0 0 0 0
Kegiatan surveillance Epidemilogi dan Penanggulangan wabah
396.830.000,00 308.779.000,00 77 151.540.000,00 142.689.600,00 92 264.007.500,00 179.272.200,00 67
6.
Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu
13.233.770.490,09 11.846.027.124,00 89 6.562.579.784,00 5.941.369.096,50 90
9.665.040.684,99
7.477.328.704,00 77
Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas Pembantu
3.610.412.050,00 3.414.144.000,00 94 1.402.400.000,00 1.236.325.000,00 88 2.389.188.000,00 2.345.591.500,00 98
3
Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
9.623.358.440,09 8.431.883.124,00 87 5.160.179.784,00 4.705.044.096,50 91 7.275.852.684,99 5.131.737.204,00 70
JUMLAH 28.408.129.529,09 20.250.829.663,00 71 17.663.794.744,68 13.293.648.345,50 75 17.973.583.126,4 14.480.382.899,00 80
4
1
B. REALISASI ANGGARAN
Realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk
mewujudkan kinerja SKPD.
Tabel I.1 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2014 s.d 2017 SKPD Dinas
Kesehatan Kabupaten Seruyan
No Uraian Jumlah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1. Anggaran Tahun 2014 Rp.57.897.850.376,00 Rp.49.070.817.975,00 84,75%
2. Anggaran Tahun 2015 Rp.60.846.341.338,21 Rp.51.996.422.077,00 85,46%
3. Anggaran Tahun 2016 Rp.60.264.365.617,99 Rp.50.398.700.419,30 83,63%
4. Anggaran Tahun 2017 Rp.78.457.509.461,33 Rp. 62.445.406.702,63 79,59%
Sumber Data : Laporan Keuangan TA.2017 Dinas Kesehatan
Dari data tabel diatas terlihat pada Anggaran Tahun 2014 diketahui
sebesar Rp.57.897.850.376,00 dengan realisasi sebesar Rp.49.070.817.975,00
atau capaian sebesar 84,75%, pada Anggaran Tahun 2015 sebesar
Rp.60.846.341.338,21 dengan realisasi sebesar Rp.51.996.422.077,00 atau
capaian sebesar 85,46%, dan realisasi pada Anggaran Tahun 2016 sebesar Rp.
60.264.365.617,99, dengan realisasi sebesar Rp. 50.398.700.419,30 atau capaian
sebesar 83,63%, dibadningkan dengan pencapaian realisasi anggaran tahun 2017
sebesar Rp.62.445.406.702,63 atau 79,59% dari total anggaran belanja
Rp.78.457.509.461.33 menunjukan tren fluktuatif turun naik. Sedangkan secara
garis besar realisasi anggaran pada Dinas Kesehatan tahun anggaran 2017 sebesar
Rp. 62.445.406.702,63 dengan capaian 79,59%. Sehingga kriteria capaian
kinerja berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu : 91-100% = sangat
tinggi; 76-90% = tinggi; 66-75% = sedang; 51-65% = rendah; < 50% = sangat
rendah. Maka kesimpulan dengan kriteria tinggi. Sedangkan untuk anggaran dan realisasi berdasarkan program dan
kegiatan sesuai DPPA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan Tahun Anggaran
2017 sebagai berikut :
2
Tabel I.2 Anggaran dan Realisasi Berdasarkan Program dan Kegiatan SKPD Dinas
Kesehatan Kabupaten Seruyan Tahun 2017
NOMOR KODE NAMA PROGRAM / KEGIATAN
ANGGARAN (Rp.)
REALISASI (Rp.) (%)
(1) (2) (3) (4 ) (5 )
1 02 01 01
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
8.452.131.780,39 7.434.445.871,00 87,96
1 02 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 14.450.000,00 14.288.650,00 98,88
1 02 01 01 02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
449.995.503,00 381.426.303,00 84,76
1 02 01 01 06
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
12.009.500,00 9.965.600,00 82,98
1 02 01 01 07 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 5.763.134.528,00 5.089.371.368,00 88,31
1 02 01 01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 9.290.000,00 8.629.000,00 92,88
1 02 01 01 09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kantor
17.500.000,00 16.275.000,00 93,00
1 02 01 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.705.000,00 70.163.550,00 92,68
1 02 01 01 11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
86.800.000,00 85.376.400,00 98,36
1 02 01 01 12
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan Gedung Kantor
5.000.000,00 4.814.000,00 96,28
1 02 01 01 13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
476.012.249,39 416.269.500,00 87,63
1 02 01 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
38.400.000,00 38.400.000,00 100
1 02 01 01 17 Penyediaan Makanan dan Minuman 313.000.000,00 286.827.500,00 91,64
1 02 01 01 18
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam & keluar Daerah
646.090.000,00 575.943.480,00 89,14
1 02 01 01 35 Peningkatan Pelayanan UPTD Gudang Obat 545.745.000,00 436.695.520,00 80,02
1 02 01 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
861.790.000,00 813.413.500,00 94.39
1 02 01 02 03 Pembangunan gedung kantor 422.000.000,00 417.130.000,00 98,85
1 02 01 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
90.000.000,00 89.568.000,00 99,52
1 02 01 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
334.790.000,00 291.733.500,00 87,14
3
dinas/operasional
1 02 01 02 26
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
15.000.000,00 14.982.000,00 99,88
1 02 01 05
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.364.295.000,00 791.419.287,00 58,01
1 02 01 05 01 Pendidikan dan Pelatihan Formal 1.265.607.000,00 714.229.287,00 56,43
1 02 01 05 41 Peningkatan Kapasitas SDM 63.748.000,00 42.835.000,00 67,19
1 02 01 05 45 Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
34.940.000,00 34.355.000,00 98,33
1 02 01 06
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
77.900.000,00 74.481.350,00 95,61
1 02 01 06 08 Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
77.900.000,00 74.481.350,00 95,61
1 02 01 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.105.838.564,00 369.342.058,00 33,40
1 02 01 15 01 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.105.838.564,00 369.342.058,00 33,40
1 02 01 16
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
14.530.135.475,00 8.010.558.403,00 55,13
1 02 01 16 12 Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
148.720.000,00 133.159.000,00 89,54
1 02 01 16 14 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
354.270.200,00 243.324.100,00 68,68
1 02 01 16 15 Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 362.025.300,00 188.269.000,00 52,00
1 02 01 16 21 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Khusus 189.720.000,00 118.534.000,00 62,48
1 02 01 16 33
Pembinaan Tenaga Kesehatan di RSUD, Puskesmas dan jaringannya
133.724.000,00 127.572.000,00 95,40
1 02 01 16 36
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
356.198.200,00 280.728.275,00 78,81
1 02 01 16 37
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II
284.564.500,00 283.089.800,00 99,48
1 02 01 16 38
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Telaga Pulang
231.545.100,00 200.764.000,00 86,71
1 02 01 16 39
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Danau Sembuluh
248.971.850,00 231.557.500,00 93,01
4
1 02 01 16 40 Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Terawan
276.126.450,00 274.002.600,00 99,23
1 02 01 16 41 Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Asam Baru
222.685.700,00 199.032.690,00 89,37
1 02 01 16 42
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Pembuang Hulu
555.420.475,00 510.309.000,00 91,87
1 02 01 16 43
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Rantau Pulut II
278.677.050,00 273.972.050,00 98,31
1 02 01 16 44
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Rantau Pulut I
239.152.800,00 210.607.000,00 88,06
1 02 01 16 45
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Tumbang Manjul
544.620.000,00 446.810.687,00 82,04
1 02 01 16 46
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Tumbang Langkai
258.116.800,00 235.837.200,00 91,38
1 02 01 16 47 Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Puskesmas Sandul
228.972.150,00 207.089.450,00 90,44
1 02 01 16 48
Peningkatan Pelayanan Kesehatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA)
310.992.600,00 279.260.422,00 89,80
1 02 01 16 49
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
293.060.900,00 238.265.500,00 81,30
1 02 01 16 50
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II
394.274.200,00 249.644.200,00 63,32
1 02 01 16 51
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Telaga Pulang
365.198.750,00 119.190.000,00 32,64
1 02 01 16 52
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Danau Sembuluh
262.352.35,00 99.447.500,00 37,91
1 02 01 16 53
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Terawan
371.300.800,00 313.297.750,00 84,38
1 02 01 16 54
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Asam Baru
346.815.000,00 247.042.000,00 49,11
5
1 02 01 16 55
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Pembuang Hulu
628.357.400,00 254.619.000,00 40,52
1 02 01 16 56
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Sandul
548.801.500,00 162.515.000,00 29,61
1 02 01 16 57
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut II
503.075.000,00 320.720.000,00 63,75
1 02 01 16 58
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut I
644.690.000,00 115.885.000,00 17,98
1 02 01 16 59
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Tumbang Manjul
998.070.000,00 476.998.000,00 47,79
1 02 01 16 60
Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas pada UPTD Puskesmas Tumbang Langkai
761.436.000,00 258.280.600,00 33,66
1 02 01 16 62 Kegiatan Jaminan Persalinan (Jampersal) 2.192.064.000,00 172.194.179,00 7,85
1 02 01 16 73
Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Melalui Akreditasi Puskesmas
996.136.400,00 538.542.900,00 54,06
1 02 01 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan 165.000.000,00 144.331.000,00 83,57
1 02 01 17 02
Peningkatan Pengawasan keamanan pangan dan Bahan Berbahaya
165.000.000,00 144.331.000,00 83,57
1 02 01 19
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1.254.669.190,00 456.689.000,00 36,40
1 02 01 19 01 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
1.254.669.190,00 456.689.000,000 36,40
1 02 01 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 164.230.000,00 109.365.000,00 72,68
1 02 01 20 03
Penanggulangan KEP, Anemia gizi besi, GAKY, kurang Vit. A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
164.230.000,00 109.365.000,00 72,68
1 02 01 22
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1.179.551.000,00 978.998.500,00 83,00
1 02 01 22 05 Pelayanan, Pencegahan dan Penanggulangan penyakit menular
576.381.000,00 485.281.500,00 84,19
6
1 02 01 22 12
Pelayanan Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
206.340.000,00 184.938.000,00 89,19
1 02 01 22 13
Peningkatan Surveillence Epidemilogi dan Penanggulangan wabah
396.830.000,00 308.779.000,00 77,81
1 02 01 24 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
3.364.549.096,00 2.969.245.073,00 88,25
1 02 01 24 17 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
3.364.549.096,00 2.969.245.073,00 88,25
1 02 01 25
Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Pustu dan Jaringannya
13.514.655.490,09 12.085.376.124 89,42
1 02 01 25 06 Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Pembantu
3.610.412.050,00 3.414.144.000,00 94,58
1 02 01 25 07 Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas 9.623.358.440,09 8.431.883.124,00 87,62
1 02 01 25 27
Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Pustu dan Jaringannya
280.885.000,00 239.349.000,00 85,21
1 02 01 28 Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
4.462.923.927,20 2.617.668.794,63 58,65
1 02 01 28 15
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang I
656.202.850,00 509.144.825,00 77,59
1 02 01 28 16
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Kuala Pembuang II
652.196.100,00 368.041.434,00 56,58
1 02 01 28 17
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Telaga Pulang
355.211.999,00 61.823.175,00 17,40
1 02 01 28 18
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Danau Sembuluh
263.383.322,00 166.584.699,000 62,07
1 02 01 28 19
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Terawan
428.517.783,00 297.347.111,00 69,39
7
1 02 01 28 20
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Asam Baru
282.285.198,00 121.234.500,00 42,95
1 02 01 28 21
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Pembuang Hulu
480.899.000,00 376.590.450,00 78,31
1 02 01 28 22
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Sandul
380.417.076,00 310.928.216,00 81,73
1 02 01 28 23
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut I
364.751.480,60 147.783.229,00 40,52
1 02 01 28 24
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Rantau Pulut II
228.924.993,00 139.224.548,00 60,82
1 02 01 28 25
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Tumbang Manjul
192.931.756,00 92.661.890,00 48,03
1 02 01 28 26
Kemitraan jaminan kesehatan nasional (Kapitasi BPJS) pada UPTD Puskesmas Tumbang Langkai
172.202.369,00 43.784.716,00 25,43
1 02 01 29
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
175.049.000,00 143.407.000,00 81,92
1 02 01 29 09 Lomba Balita Sehat 175.049.000,00 143.407.000,00 81,92
1 02 01 30 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
127.965.000,00 109.190.000,00 85,33
1 02 01 30 01 Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan
127.965.000,00 109.190.000,00 85,33
1 02 01 32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
817.752.500,00 632.740.000,00 77,38
1 02 01 32 01
Perawatan Secara Berkala bagi Ibu Hamil bagi keluarga kurang mampu
690.192.500,00 565.200.000,00 81,89
1 02 01 32 02 Pelaksanaan KB Kes 127.560.000,00 67.540.000,00 52,95
BELANJA LANGSUNG 51.618.436.022,68 37.758.150.959,63 73,15
Sumber Data : Laporan Keuangan Dinas Kesehatan TA.2017
8
Sejumlah program/kegiatan yang penyerapan keuangan dengan persentase
realisasi kecil, secara garis besar disebabkan ada beberapa kendala dan hambatan
yaitu :
1. Dampak transfer DAK Non Fisik yang terlambat berpengaruh pada jadwal dan
rencana aksi kegiatan selanjutnya.
2. Juklak dan Juknis terlambat diterima.
3. Pengadministrasian SPJ.
4. Sumber daya manusia dalam sistem pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan kurang maksimal.
5. Koordinasi lintas program maupun lintas sektor yang terkait kurang sinergis
dengan baik dalam pelaksanaan program dan kegiatan.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta pencapaian tujuan dan
sasaran pada kegiatan/program yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peningkatan disiplin kerja melalui komitmen dan motivasi etos kerja bagi
petugas kesehatan.
2. Pemenuhan kebutuhan input khususnya dari segi anggaran untuk
pembiayaan kegiatan program skala prioritas, maupun peningkatan sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan.
3. Terobosan Pengkajian hasil upaya kesehatan, melalui penelitian/survey
kesehatan daerah Kabupaten.
4. Meningkatkan koordinasi/sinergi antar lintas sektor dan lintas program untuk
peningkatan efisiensi dan efektifitas target/sasaran program.
5. Peningkatan advokasi dan sosialisasi bidang kesehatan.
6. Pemerataan, peningkatan kualitas dan kuantitas serta penyebaran tenaga
kesehatan sesuai kebutuhan.
7. Monitoring dan evaluasi program/kegiatan perlu dimaksimalkan, agar
pelaksanaan tepat sasaran serta tepat guna.
8. Pencapain derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif dan preventif;
9. Peningkatan atau pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar.
Kuala Pembuang, Pebruari 2018 Kepala Dinas Kesehatan
MAHDINIANSYAH, SKM, M.Kes
NIP. 19670924 199003 1 008