aksiologi ilmu pendidikan

15
AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN Aksiologi adalah teori tentang nilai merupakan suatu bahan kajian yang menarik untuk dibahas. Karena didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai dasar normatif dalam penggunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak dapat disangkal lagi kontribusi ilmu bagi kepentingan umat manusia. Ilmu telah banyak mengubah dunia dalam memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu selalu demikian : ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia?. Memang dengan jalan mempelajari atom kita dapat memanfaatkan wujud tersebut sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi di pihak lain ini juga bisa berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang menimbulkan malapetaka. Usaha memerangi kuman yang membunuh manusia sekaligus menghasilkan senjata kuman yang dipakai sebagai alat untuk membunuh semua manusia pula. Sehingga timbul pertanyaan: apakah kehadiran ilmu itu sebuah berkah bagi kehidupan manusia atau malapetaka?

Upload: meta-gunawan

Post on 11-Jan-2017

1.721 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aksiologi Ilmu Pendidikan

AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN

Aksiologi adalah teori tentang nilai merupakan suatu bahan kajian yang

menarik untuk dibahas. Karena didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai dasar

normatif dalam penggunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tak dapat disangkal lagi kontribusi ilmu bagi kepentingan umat manusia.

Ilmu telah banyak mengubah dunia dalam memberantas penyakit, kelaparan,

kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu

selalu demikian : ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia?.

Memang dengan jalan mempelajari atom kita dapat memanfaatkan wujud tersebut

sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi di pihak lain ini juga bisa

berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang

menimbulkan malapetaka. Usaha memerangi kuman yang membunuh manusia

sekaligus menghasilkan senjata kuman yang dipakai sebagai alat untuk membunuh

semua manusia pula. Sehingga timbul pertanyaan: apakah kehadiran ilmu itu

sebuah berkah bagi kehidupan manusia atau malapetaka?

Dewasa ini, dalam perkembangannya ilmu sudah melenceng jauh dari

hakikatnya, dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia

mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan menciptakan tujuan

hidup itu sendiri. Disinilah moral sangat berperan sebagai landasan normatif

dalam penggunaan ilmu serta dituntut tanggung jawab sosial ilmuwan dengan

kapasitas keilmuwannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai.

II. PEMBAHASAN

A. Definisi Aksiologi

Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang

berarti teori tentang nilai (Salam, 1997). Sumantri (1996) menyatakan aksiologi

Page 2: Aksiologi Ilmu Pendidikan

adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dan pengetahuan yang

diperoleh. Menurut kamus bahasa Indonesia, aksiologi adalah kegunaan ilmu

pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khusunya etika.

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang

tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan ilmu

tersebut. Jadi hakikat yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat manfaat yang

terdapat dalam suatu pengetahuan. Objek kajian aksiologi adalah menyangkut

masalah nilai kegunaan ilmu karena ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai

budaya dan moral sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan oleh

masyarakat. Aksiologi disebut teori tentang nilai yang menaruh perhatian baik dan

buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tata cara dan

tujuan (mean and end).

B. Nilai dalam Aksiologi

Dalam aksiologi ada dua komponen yang mendasar, yakni Etika dan

Estetika.

1. Etika

Istilah etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat

kebiasaan. Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin

“mores”, kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah cabang

filsafat aksiologi yang membahas masalah-masalah moral. Kajian etika lebih

fokus pada perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas

tertentu.

2. Estetika

Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang

nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu

terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam suatu

hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah

bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga

mempunyai kepribadian.

Page 3: Aksiologi Ilmu Pendidikan

C. Karakteristik Nilai

Ada beberapa beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai

(the theory of value), yaitu :

1. Nilai objektif atau subjektif.

Nilai itu objektif jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang

menilai. Sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan

validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa

mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.

Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang

melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat

individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif,

apabila subjek berperan dalam memberi penilaian, kesadaran manusia menjadi

tolak ukur penilaian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan

berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan

mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.

2. Nilai absolute atau relatif.

Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku sejak

masa lampau dan akan berlaku sepanjang masa, berlaku bagi siapapun tanpa

memperhatikan ras, maupunkelas sosial. Dipihak lain ada yang beranggapan

bahwa semua nilai relative sesuai dengan keingginan dan harapan manusia.

D. Kegunaan Aksiologi terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan

Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu

agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi

seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.

Berkaitan dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh

Jujun.S.Suriasumatri yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah

kekuasaan itu merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia.

Memang kalaupun terjadi malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita

Page 4: Aksiologi Ilmu Pendidikan

tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu, karena ilmu itu

sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya, lagi

pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk

melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya.

Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu

atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat

filsafat sebagai tiga hal, yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia

pemikiran. Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung

suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem

kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya

mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori

filsafat ilmu.

2. Filsafat sebagai pandangan hidup. Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua

teori ajarannya diterima kebenaranya dan dilaksanakan dalam kehidupan.

Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam

menjalani kehidupan.

3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam hidup ini kita

menghadapi banyak masalah. Bila ada batui didepan pintu, setiap keluar dari

pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani

lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara

menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling

rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya masalah tidak

terselesaikan secara tuntas.penyelesaian yang detail itu biasanya dapat

mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.

E. Aksiologi Ilmu Pendidikan

Abdulhak (2008), menyarakan aksiologi ilmu pendidikan sebagai nilai

kegunaan teoritis dan nilai kegunaan praktis.

1. Aksiologi sebagai Nilai Kegunaan Teoritis

Page 5: Aksiologi Ilmu Pendidikan

a. Kegunaan bagi ilmu dan teknologi

Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek dan

dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia.Pemahaman

tersebut secara potensial dapa t dipergunakan untuk lebih mengembangkan

konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik dalam arti meningkatkan mutu (validitas

dan signifikan) konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada, maupun

melahirkan atau menciptakan konsep-konseo baru, yang secara langsung dan tidak

langsung bersumber pada konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada.

Rowntree dalam educational technologi in curuculum development antara

lain menyatakan: bahwa oleh karena teknologi pendidikan adalah seluas

pendidikan itu sendiri, maka teknologi pendidikan berkenaan dengan desain dan

evaluasi kurikulum dan pengalaman-pengalaman belajar, serta masalah-masalah

pelaksanaan dan perbaikannya. Pada dasarnya teknologi pendidikan adalah suatu

pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional, suatu cara berpikir

skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar.

b. Kegunaan bagi filsafat

Konsep-konsep ilmiah yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan, secara

potensial dapat mengundang berkembangnya kritik pendidikan, baik yang datang

dari kalangan para pengamat pendidikan pada umumnya, maupun yang datang

dari kalangan yang profesional pendidikan, yang termasuk didalamnya para

ilmuwan pendidikan, para filosof pendidikan serta para pengelola dan

pengembanng pendidikan.

2. Aksiologi Sebagai Nilai Kegunaan Praktis

a. Kegunaan bagi praktek pendidikan

Pemahaman tenaga kependidikan secara konprehensif dan sistematis turut

serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas

profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan

menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang melakukan pendidikan.

Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan

Page 6: Aksiologi Ilmu Pendidikan

pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas profesional pendidikan.

Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga pendidikan akan dapat bekerja

konsisten dan efisien, karena dilandasi oleh prinsip-prinsip pendidikan yang jelas

terbaca dan kokoh.

b. Kegunaan bagi seni pendidikan

Disamping memberi kemungkinan berkembangnya teknologi pendidikan,

penerapan konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan dalam praktek, dapat pula

memberi peluang pada berkembangnya seni pendidikan. Sebuah kegiatan

pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila kegiatan tersebut tidak saja

mencapai hasil yang diharapkan, tetapi proses pelaksanaanya dapat memberi

keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta didikmaupun pendidiknya. Dalam

kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan sosial, melibatkan

emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini mengandung

arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek pendidikan

perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas, rasa

senang ataupun rasa yang sejenisnya.

F. Tujuan Mempelajari Matematika berlandaskan Aksiologi

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. 

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan

matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

Page 7: Aksiologi Ilmu Pendidikan

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. 

    Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006).

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan  matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan mempelajari matematika seperti inilah yang sejalan dengan aksilogi

yang mempelajari nilai dari suatu bidang ilmu, khususnya matematika.

Maksudnya adalah aksilologi pada matematika adalah berbagai pertimbangan

yang menjadi alasan mengapa matematika itu penting  untuk dipelajari, serta

nilai-nilai apa saja yang akan dan dimiliki setelah mempelajari matematika.

Jika ditelaah lebih jauh, nilai etika/moral yang terkandung dalam

pembelajaran bisa dilihat dari contoh kecil berikut: seorang siswa kelas 1 SD

bertanya kepada gurunya tentang kegunaan matematika bagi diri siswa tersebut,

guru matematika itupun menjawab dengan terlebih dahulu mengambil satu potong

biskuit dan menyerahkannya kepada siswa tersebut sambil memintanya untuk

membagi secara adil dengan teman sebangkunya. Disini bisa dilihat salah satu

aspek moral yang terkandung dalam pembelajaran matematika yaitu sifat adil.

Page 8: Aksiologi Ilmu Pendidikan

Untuk nilai estetika, dapat dilihat dari contoh bahwa betapa indah suatu

rumah jika dibangun secara simetris, dalam artian tidak miring / condong ke kanan

atau ke kiri.

G. Hubungan antara Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi

Dari yang telah dipelajari sebelumnya tentang filsafat ilmu pendidikan,

maka dapat dibedakan antara ontologi, epistimologi, dan aksiologi, yaitu:

1. Ontologi : dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-

bidang ilmu.

2. Epistimologi : cara/teknik/sarana yang membantu kita dalam mendapatkan

pengetahuan yang berupa ilmu.

3. Aksiologi : tujuan dari pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan.

III. KESIMPULAN

Aksiologi adalah “teori tentang nilai”. Jujun S.Suriasumantri mengartika

aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan

yang diperoleh.. Sedangkan Aksiologi menurut Bramel, terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu:pertama, moral conduct, kedua, esthetik expression dan ketiga,

socio-politikal life. Berkaitan dengan aksiologi, Drs. Prasetya mengatakan bahwa

Aksiologi adalah study tentang nilai, sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu

yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan, adapun nilai yang dimaksud,

yaitu: nilai jasmani, dan nilai rohani.Ilmu dan moral memiliki keterkaitan yang

sangat kuat. Ilmu bisa menjadi malapetaka kemanusiaan jika seseorang yang

memanfaatkannya “tidak bermoral” atau paling tidak mengindahkan nilai-nilai

moral yang ada. Tapi sebaliknya ilmu akan menjadi rahmat bagi kehidupan

manusia jika dimanfaatkan secara benar dan tepat, tentunya tetap mengindahkan

aspek moral. 

Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi,

epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti

atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu

tersebut.Contohnya :Membangun Filsafat Teknologi Pendidikan perlu menelusuri

Page 9: Aksiologi Ilmu Pendidikan

dari aspek : Ontologi  eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-lmu

Teknologi Pendidikan.Epistemologi   metode yang digunakan untuk membuktikan

kebenaran  ilmu-ilmu Teknologi Pendidikan.Aksiologi  manfaat dari ilmu

Teknologi Pendidikan. Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada

masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat

bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah

pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan sebaik-baiknya.

Dalam filsafat penerapan teknologi meninjaunya dari segi aksiologi keilmuwan.

DAFTAR PUSTAKA

, 2006. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH. Diakses 28 September 2015, dari

https://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-

2006-standar-isi.pdf .

Abdulhak, Ishak. 2008. Filsafat ilmu pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Salam, Burhanuddin. 1997. Logika materil filsafat ilmu pengetahuan.

Jakarta:Rineka Cipta.

Sumanrti, S. Jujun. 1996. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta:Pustaka

Sinar Harapan.

Wihadi, Admojo et.al. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.