agus saefudin_tugas individu aps

100
1 IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 PADA SMK NEGERI 2 BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA (MENUJU SEKOLAH UNGGUL YANG TOP) Disusun untuk Memenuhi Tugas Individual Mata Kuliah Admnistrasi dan Pengelolaan Sekolah Semester 2 dengan Dosen Pengampu Dr. Awalya, M.Pd.Kons. Oleh: AGUS SAEFUDIN NIM. 0102514057 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG APRIL 2015

Upload: agussaefudin

Post on 24-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah memberikan deskripsi tentang implementasi fungsi-sungsi manajemen berbasis sekolah pada SMK Negeri 2 Bawang, meliputi: visi, misi, dan tujuan sekolah; perencanaan (planning) tujuan jangka pendek dan program tahunan; konsep pengorganisasian (organizing) dan struktur organisasi; penggerakan (actuating); kepemimpinan kepala sekolah transfomasional dan visioner dalam mewujudkan sekolah unggul; pengawasan (controlling) pelaksanaan program; sitem informasi manajemen; evaluasi program; dan implementasi manajemen berbasis sekolah dengan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dalam mewujudkan sekolah unggul.

TRANSCRIPT

Page 1: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

1

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008

PADA SMK NEGERI 2 BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA

(MENUJU SEKOLAH UNGGUL YANG TOP)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individual Mata Kuliah Admnistrasi dan Pengelolaan

Sekolah Semester 2 dengan Dosen Pengampu Dr. Awalya, M.Pd.Kons.

Oleh:

AGUS SAEFUDIN NIM. 0102514057

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN SEKOLAH

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG APRIL 2015

Page 2: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan banyak kenikmatan, utamanya nikmat iman, sehat,

sempat dan diberi kekuatan tetap setia mengabdi pada bidang pendidikan

untuk berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkat rahmat

Tuhan Yang Maha Kuasa pula naskah Makalah Pengalaman Terbaik (Best

Practice) Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah yang merupakan tugas

individual (individual task) Mata Kuliah Administrasi dan Pengelolaan

Sekolah dengan judul “Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 pada SMK Negeri 2

Bawang Kabupaten Banjarnegara (Menuju Sekolah Unggul yang TOP)”

dapat diselesaikan dengan baik.

Banyak bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam

penyusunan makalah ini, untuk itu disampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Awalya, M.Pd.Kons. yang telah memberikan bimbingan dan banyak

ilmu tentang Administrasi dan Pengelolaan Sekolah kepada penulis;

2. Drs. Supriyadi, M.M. selaku Kepala SMK Negeri 2 Bawang yang

memberikan ijin dan semangat untuk selalu berbagi demi kemajuan

dunia pendidikan;

3. Teman-teman mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan (Kepengawasan

Sekolah) Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang

merupakan mitra diskusi dan berbagi pengalaman yang luar biasa,

bersama kami mempunyai mimpi untuk pendidikan Indonesia yang lebih

baik lagi;

4. Rekan-rekan guru SMK Negeri 2 Bawang yang merupakan mitra diskusi

dan berbagi yang luar biasa;

Page 3: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

iii

5. Seluruh siswa SMK Negeri 2 Bawang yang dahsyat dan luar biasa,

kalian adalah generasi penerus bangsa di tangan kalianlah semoga

tanah air tercinta Indonesia ini semakin maju dan jaya;

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan imbalan

pahala yang berlipat dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Penulis menyadari sebagaimana kata pepatah tak ada gading yang

tak retak, makalah ini pun masih banyak terdapat kekurangan untuk itu

saran demi perbaikan sangat dinantikan. Penulis berharap semoga

makalah ini membawa manfaat dan dapat menjadi media dalam berbagi

bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Amin.

Semarang, 20 April 2015 Penulis, Agus Saefudin, S.Pd. NIM. 0102514057

Page 4: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

iv

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ........................................................................ Kata Pengantar ....................................................................... Daftar Isi .................................................................................. Daftar Gambar ......................................................................... Daftar Tabel ............................................................................. Abstrak .................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ......................................................

A. Latar Belakang ................................................... B. Rumusan Masalah ............................................. C. Tujuan ................................................................ D. Manfaat ..............................................................

1. Manfaat Teoritis ............................................ 2. Manfaat Praktis .............................................

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................

A. Fungsi Manajemen ............................................. 1. Perencanaan (Planning) ............................... 2. Pengorganisasian (Organizing) ..................... 3. Pelaksanaan (Actuating) ............................... 4. Pengawasan (Controlling) .............................

B. Manajemen Berbasis Sekolah ............................ 1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah .... 2. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah ...........

C. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 .......... D. Sekolah Unggul .................................................. E. Kerangka Berfikir ................................................

BAB III PEMBAHASAN .........................................................

A. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ............................. 1. Perumusan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ..... 2. Visi SMK Negeri 2 Bawang ............................ 3. Misi SMK Negeri 2 Bawang ........................... 4. Tujuan SMK Negeri 2 Bawang ......................

B. Perencanaan Program ....................................... 1. Tujuan Jangka Pendek SMK Negeri 2

Bawang ......................................................... 2. Program Tahunan SMK Negeri 2 Bawang .....

C. Pengorganisasi (Organizing) .............................. 1. Konsep pengorganisasian ............................. 2. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Bawang ... 3. Deskripsi Tanggung Jawab, Tugas, dan

Wewenang ....................................................

i ii iv v vi vii

1 1 5 6 6 6 7

8 8 9

12 13 14 16 16 17 19 24 30

31 31 31 35 35 36 36

36 38 45 45 46

48

Page 5: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

v

D. Penggerakan (Actuating) .................................... E. Kepemimpinan Kepala Sekolah Transfor-

masional dan Visioner dalam Mewujudkan SMK Negeri 2 Bawang sebagai Sekolah Unggul yang TOP ....................................................................

F. Pengawasan (Controlling) Pelaksanaan Program .............................................................

G. Sistem Informasi Manajemen ............................. H. Evaluasi Program ............................................... I. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

pada SMK Negeri 2 Bawang Menuju Sekolah Unggul yang TOP ...............................................

BAB IV PENUTUP .................................................................

A. Simpulan ............................................................ B. Saran .................................................................. C. Rekomendasi .....................................................

DAFTAR PUSTAKA

56

61

65 68 71

73

87 87 88 89

Page 6: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir ...................................................

Gambar 2. Proses Pengorganisasian ......................................

Gambar 3. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Bawang ............

Gambar 4. Langkah-langkah Dasar Proses Pengawasan .......

Gambar 5. Kerangka Dasar Evaluasi Program ........................

30

45

47

66

72

Page 7: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Pilar-pilar Mutu ........................................................... 22

Page 8: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

viii

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DENGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008

PADA SMK NEGERI 2 BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA

(MENUJU SEKOLAH UNGGUL YANG TOP)

Oleh: Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah memberikan deskripsi tentang implementasi fungsi-sungsi manajemen berbasis sekolah pada SMK Negeri 2 Bawang, meliputi: visi, misi, dan tujuan sekolah; perencanaan (planning) tujuan jangka pendek dan program tahunan; konsep pengorganisasian (organizing) dan struktur organisasi; penggerakan (actuating); kepemimpinan kepala sekolah transfomasional dan visioner dalam mewujudkan sekolah unggul; pengawasan (controlling) pelaksanaan program; sitem informasi manajemen; evaluasi program; dan implementasi manajemen berbasis sekolah dengan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dalam mewujudkan sekolah unggul.

Visi sekolah merupakan gambaran tentang masa depan sekolah yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi. Perencanaan yang tepat berdasarkan tujuan jika diorganisasikan secara benar serta dilaksanakan secara taat azas akan efektif mencapai tujuan sekolah yang telah ditetukan.

Kepemimpinan sekolah yang visoner dan transformatif dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) mempunyai penting dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial diperlukan dalam melihat ketercapaian hasil antara perencanaan dengan pelaksanaan. Sistem informasi manajemen yang dikelola secara tepat akan mendukung pelaksanaan manajemen sekolah. Ada tiga faktor penting dalam konsep evaluasi, yaitu: pertimbangan (judgement), deskripsi obyek penilaian, dan kriteria yang dipertanggungjawabkan (defensible criteria).

Kata Kunci: manajemen berbasis sekolah, fungsi manajemen, sistem

manajemen mutu, sekolah unggul

Page 9: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

ix

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF SCHOOL BASED MANAGEMENT

WITH QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ISO 9001: 2008

SMK NEGERI 2 BAWANG DISTRICT BANJARNEGARA

(EFECTIVE SCHOOL TO THE TOP)

By: Agus Saefudin, S.Pd. / NIM. 0102514057

The purpose of writing this paper is to provide a description of the implementation of the function-based management sungsi school at SMK Negeri 2 Onions, include: vision, mission, and objectives of the school; planning (planning) short-term goals and annual programs; concept of organizing and organizational structure; actuating; transfomasional school leadership and visionary in realizing superior schools; controlling the implementation of the program; management information system; program evaluation; and implementation of school-based management with quality management system ISO 9001: 2008 in realizing a superior school.

The vision of the school is a picture of the future that is realistic school and wants to be realized within a certain time. The mission is the act or attempt to realize the vision. The objective is the elaboration of a mission statement. Proper planning based on goals if organized correctly and consistently implemented the principle would effectively achieve the objectives that have been ditetukan school.

Visoner school leadership and transformative in school-based management has an important in achieving the vision and mission that has been set. Supervision is a basic process that is essentially required in view of the achievement of results between planning and execution. Management information system managed properly will support the implementation of school management. There are three important factors in the evaluation of the concept, namely: judgment, a description of the object of assessment, and defensible criteria.

Keywords: school-based management, functions of management, quality

management system, efective schools

Page 10: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud kesepakatan

dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas

perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi

kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis

produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta

penduduknya. Persaingan global di segala bidang ini tidak hanya

melanda negara-negara ASEAN tetapi juga negara-negara diseluruh

penjuru dunia. Bagi negara maju, mungkin adanya persaingan global

hanya menuntut mereka untuk menyesuaikan diri dengan negara-

negara yang lain. Tetapi bagi negara berkembang seperti Indonesia,

adanya persaingan global menuntut untuk meningkatkan segala sektor

negara baik politik, ekonomi, pendidikan maupun ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Peningkatan semua sektor tentunya dilaksanakan melalui

pembangunan bangsa. Dalam upaya pembangunan bangsa,

tampaknya pengembangan sumber daya manusia adalah yang paling

penting dan utama jika dibandingkan dengan pengembangan sumber

daya alam. Masalah SDM tidak bisa lepas dari masalah tenaga kerja.

Kualitas tenaga kerja sangat tergantung pada kualitas SDM. Oleh

karena itu, kualitas SDM harus mendapatkan prioritas utama untuk

ditingkatkan dan dikembangkan guna mendapatkan kualitas tenaga

kerja yang baik. Peningkatan kemampuan dan keterampilan bagi

generasi muda calon tenaga kerja merupakan tanggung jawab dunia

pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses

penyiapan SDM yang berkualitas, tangguh dan terampil. Dengan kata

lain, melalui pendidikan akan diperoleh calon tenaga kerja yang

Page 11: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

2

berkualitas sehingga lebih produktif dan mampu bersaing dengan rekan

mereka dari negara lain.

Dalam hal ini, pertambahan penduduk yang tidak memiliki

keterampilan kerja akan mengakibatkan Indonesia menjadi salah satu

pasar utama bagi produk-produk asing dan pasar lapangan kerja bagi

tenaga asing. Pertumbuhan penduduk yang tidak dikelola dengan baik

akan menjadi bencana bagi Indonesia jika tidak diikuti dengan

peningkatan kulitas SDM. Pertumbuhan penduduk tahun 2010 sampai

pada tahun 2035 merupakan bonus demografi bagi indonesia. Bonus

demografi ini merupakan suatu fenomena dimana struktur penduduk

sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk

usia produktif sangat besar, sedangkan proporsi usia muda sudah

semakin kecil dan yang berusia lanjut belum banyak. Diperkiran oleh

pemerintah tahun 2035 working age mencapai 70 % dan dependency

rasio mecapai 40 % artinya pada tahun 2035 sekitar 7 orang

produktivitas dengan 4 orang tidak produktivitas mampu menopang

perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

Peningkatan kulitas SDM adalah jawaban atas tuntutan dan

tantangan perubahan jaman. Pengelolaan pendidikan terutama yang

berkaitan dengan penyiapan tenaga kerja harus menjadi titik perhatian

utama agar mampu merubah struktur dan kualits tenaga kerja yang

memiliki daya saing dan produktivitas tinggi dalm membangun ekonomi

masyarakat. Pendidikan memegang peranan penting bagi peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Trilling dan Fadel (2011) menyatakan

bahwa pada era global ini yang terpenting adalah bagaimana

memfungsikan pendidikan sebagai sebuah proses menyiapkan peserta

didik agar sukses menempuh kehidupannya di masa depan.

Kemampuan untuk menghadapi masa depan itulah yang perlu

ditumbuhkembangkan dalam proses pendidikan. Pendidikan kejuruan

sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional memainkan

peran yang sangat strategis bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja

nasional yang terampil. Lulusan SMK diharapkan menjadi sumber daya

Page 12: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

3

manusia yang siap pakai, dalam arti ketika mereka telah menyelesaikan

sekolahnya dapat menerapkan ilmu yang telah mereka dapat sewaktu

di sekolah.

SMK Negeri 2 Bawang sebagai penyelanggara pendidikan

kejuruan senantiasa berupaya secara sungguh-sungguh membentuk

tenaga kerja terampil tingkat menengah. Hal ini sesuai dengan pendapat

Finch dan Crunkilton (1999) yang menyatakan tujuan akhir kurikulum

pendidikan kejuruan tidak hanya diukur melalui pencapaian prestasi

berupa nilai tetapi melalui unjuk kerja di dunia kerja. Dengan demikian,

kurikulum pendidikan kejuruan berorientasi pada proses berupa

pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan dalam lingkungan

sekolah serta produk yang merupakan efek dari pengalaman dan

kegiatan pembelajaran. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut

kurikulum yang diterapkan oleh SMK Negeri 2 Bawang senantiasa

memperhatikan 3 hal mendasar, yaitu: (1) kegiatan pembelajaran yang

dilakukan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai

landasan pembentukan karakteristik dan budaya bangsa yang luhur, (2)

kegiatan pembelajaran juga harus memberikan sesuatu yang

bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis sesuai dengan kebutuhan

peserta didik, dan (3) kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus

memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama peserta

didik, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

SMK Negeri 2 Bawang berupaya mewujudkan diri sebagai

sekolah unggul dan berkualitas yang bukan hanya sebagai tempat

kegiatan pembelajaran tetapi juga laboratorium bagi kehidupan nyata

siswa di tengah deras perubahan globalisasi dan tantangan jaman yang

sangat dinamis. SMK Negeri 2 Bawang mengupayakan bahwa sekolah

merupakan cermin yang memberikan gambaran nyata tentang

kompetitifnya persaingan dalam dunia kerja yang nyata sehingga

sekolah bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan dalam kehidupan tetapi juga sikap mental yang

mewujud dalam karakter yang kuat dan tangguh. Hal ini tertuang dalam

Page 13: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

4

motto sekolah yang bukan hanya dalam kalimat dan slogan

penyemangat tetapi menjadi rel dalam mewujudkan lulusan yang

berkualitas, yaitu SMK Negeri 2 Bawang TOP yang mempunyai makna

bahwa siswa-siswanya T berarti terampil, O berarti Optimis, dan P

berarti profesional.

Sekolah ideal bagi SMK Negeri 2 Bawang adalah sekolah yang

bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan ansich tetapi sekolah yang

secara komprehensif dan integratif memandang bahwa manusia adalah

makhluk yang khas dan unik sehingga harus dimaksimalkan potensinya

secara utuh baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dengan

demikian lulusan yang dihasilkan diharapkan adalah sosok manusia

paripurna yang bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual (IQ) tetapi

juga mempunyai kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ),

kecerdasan ganda (MQ) juga kecerdasan transedental (TQ). Acuan

mutu untuk menjamin ketercapaian sekolah ideal dengan demikian

menjadi penting dalam pelaksanaan seluruh kegiatan.

SMK Negeri 2 Bawang menyadai sepenuhnya bahwa sekolah

unggul hanya mungkin diwujudkan jika pengelolaan sekolah baik secara

administratif maupun manajerial dilaksanakan secara baik dan benar

serta memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan. Acuan mutu yang

digunakan untuk pencapaian mutu pendidikan pada SMK Negeri 2

Bawang adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan sistem

manajemen mutu berstandar internasional ISO 9001:2008. Standar

nasional pendidikan adalah standar yang dibuat oleh pemerintah

sedangkan standar manajemen ISO 9001:2008 mengacu pada klausul-

klausul manajemen mutu berstandar internasional. SNP dipenuhi

secara sistematis dan bertahap. Delapan standar nasional pendidikan,

meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi

lulusan, (4) standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, (5)

standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar

pembiayaan, dan (8) standar penilaian. Kedelapan SNP tersebut

Page 14: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

5

memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan lainnya dan sebagian

standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya.

Dengan memperhatikan uraian di atas, penulis memandang

penting untuk berbagi pengalaman terbaik (best practice) tentang

implementasi Manajamen Berbasis Sekolah dengan Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001: 2008 pada SMK Negeri 2 Bawang untuk mewujudkan

sekolah unggul yang TOP yang merupakan akronim dari terampil,

optimis dan profesional sebagaimana motto yang senantiasa

didengungkan untuk membangkitkan semangat warga sekolah untuk

selalu maju dari waktu ke waktu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana visi, misi, dan tujuan SMK Negeri 2 Bawang ?

2. Bagaimana perencanaan (planning) tujuan jangka pendek dan

program tahunan SMK Negeri 2 Bawang ?

3. Bagaimana konsep pengorganisasian (organizing) dan struktur

organisasi yang diterapkan oleh SMK Negeri 2 Bawang ?

4. Bagaimana fungsi penggerakan (actuating) yang dilaksanakan SMK

Negeri 2 Bawang ?

5. Bagaimana fungsi kepemimpinan kepala sekolah transfomasional

dan visioner dalam mewujudkan SMK Negeri 2 Bawang sebagai

sekolah unggul yang TOP?

6. Bagaimana fungsi pengawasan (controlling) pelaksanaan program

yang diterapkan pada SMK Negeri 2 Bawang ?

7. Bagaimana sitem informasi manajemen yang diterapkan oleh SMK

Negeri 2 Bawang ?

8. Bagaimana evaluasi program yang diterapkan oleh SMK Negeri 2

Bawang ?

9. Bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah dengan

sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dalam mewujudkan

Page 15: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

6

sekolah unggul pada SMK Negeri 2 Bawang Kabupaten

Banjarnegara ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan

makalah best practice ini sebagai berikut:

1. Mendeskripskan visi, misi, dan tujuan SMK Negeri 2 Bawang;

2. Mendeskripsikan perencanaan (planning) tujuan jangka pendek dan

program tahunan SMK Negeri 2 Bawang;

3. Mendeskripsikan konsep pengorganisasian (organizing) dan struktur

organisasi yang diterapkan oleh SMK Negeri 2 Bawang;

4. Mendeskripsikan fungsi penggerakan (actuating) yang dilaksanakan

SMK Negeri 2 Bawang;

5. Mendeskripsikan fungsi kepemimpinan kepala sekolah

transfomasional dan visioner dalam mewujudkan SMK Negeri 2

Bawang sebagai sekolah unggul yang TOP;

6. Mendeskripsikan fungsi pengawasan (controlling) pelaksanaan

program yang diterapkan pada SMK Negeri 2 Bawang;

7. Mendeskripsikan sitem informasi manajemen yang diterapkan oleh

SMK Negeri 2 Bawang;

8. Mendeskripsikan evaluasi program yang diterapkan oleh SMK

Negeri 2 Bawang;

9. Mendeskripsikan implementasi manajemen berbasis sekolah

dengan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dalam

mewujudkan sekolah unggul pada SMK Negeri 2 Bawang

Kabupaten Banjarnegara.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Memberikan deskripsi penerapan fungsi manajemen dalam

penyelenggaraan layanan jasa pendidikan pada SMK Negeri 2

Bawang sehingga dapat memberikan kejelasan tentang

Page 16: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

7

implementasi teoritis yang diajarkan pada mata kuliah Administrasi

dan Pengelolaan Sekolah ke dalam praksis nyata pengelolaan

sekolah dengan manajemen berbasis sekolah dan sistem

manajemen mutu ISO 9001: 2008.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Stakeholder termasuk Dinas Pendidikan dan Pengawas

Sekolah agar dapat memberi dukungan penuh pada sekolah

dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah

(MBS) dan akan lebih baik jika penjaminan mutu menerapkan

sistem manajemen mutu berstandar internasional ISO 9001:

2008 sehingga sekolah dapat mengoptimalkan potensi dan

sumber daya yang ada untuk mewujudkan tujuan sekolah yang

pada tataran luas berarti pula mewujudkan tujuan negara, yaitu:

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengawasan dan bimbingan

tetap diberikan dalam koridor kemitraan sehingga sekolah

termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas secara

berkelanjutan.

b. Bagi Kepala Sekolah diharapkan dapat menerapkan

kepemimpinan secara eklektif dengan memperhatikan situasi

dan kondisi yang ada sehingga unit-unit keja dan warga sekolah

dapat melaksanakan kerja secara maksimal dan memberikan

kontribusi yang signifikan dalam berperan aktif dalam

menerapkan fungsi-fungsi manajemen secara benar sehingga

tujuan sekolah dapat dicapai.

c. Bagi guru sebagai tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan

staf tata usaha diharapkan dapat melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya secara optimal dengan memberikan layanan prima

pada seluruh siswa sehingga fungsi manajemen dapat berjalan

dengan baik dan tujuan sekolah dapat dicapai.

Page 17: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Fungsi Manajemen

Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh

A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan

bahwa: manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu

merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin

(leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian,

manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.

Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko

(1995) mengemukakan bahwa: manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-

usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber

daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Dalam konteks pendidikan, Satori (1980) memberikan pengertian

manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi

pendidikan yang diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama

dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang

tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan secara efektif dan efisien. Sementara itu, Nawawi (1992)

mengemukakan bahwa administrasi pendidikan sebagai rangkaian

kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama

sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis

yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga

pendidikan formal.

Kegiatan dalam manajemen pendidikan adalah tindakan-

tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan

dengan fungsi-fungsi manajemen ini, Siagian (1977) mengungkapkan

Page 18: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

9

pandangan dari beberapa ahli. Menurut G.R. Terry terdapat empat

fungsi manajemen, yaitu: planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling

(pengawasan). Henry Fayol menyatakan terdapat lima fungsi

manajemen, meliputi: planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), commanding (pengaturan), coordinating

(pengkoordinasian), dan controlling (pengawasan). Lebih lanjut Harold

Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen,

mencakup: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),

staffing (penentuan staf), directing (pengarahan), dan controlling

(pengawasan). Sedangkan L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi

manajemen, yaitu: planning (perencanaan), organizing

(pengorganisasian), staffing (penentuan staf), directing (pengarahan),

coordinating (pengkoordinasian), reporting (pelaporan), dan budgeting

(penganggaran).

Fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif

persekolahan dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry dipaparkan

sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk

menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk

mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E.

Boone dan David L. Kurtz (1984) bahwa perencanaan dapat

didefinisikan sebagai proses di mana manajer menentukan tujuan

dan masa depan serta mengembangkan tindakan yang dirancang

untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan T. Hani Handoko (1995)

mengemukakan bahwa: perencanaan (planning) adalah pemilihan

atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,

kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

Page 19: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

10

Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan

kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat

diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T.

Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan

bahwa perencanaan :

a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan lingkungan;

b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-

masalah utama;

c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;

d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;

e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;

f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai

bagian organisasi;

g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah

dipahami;

h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan

i. Menghemat waktu, usaha dan dana.

Lebih lanjut Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (1996)

mengemukakan langkah-langkah pokok dalam perencanaan, yaitu:

a. Penentuan tujuan dengan memenuhi persyaratan sebagai

berikut : (1) menggunakan kata-kata yang sederhana, (2)

mempunyai sifat fleksibel, (3) mempunyai sifat stabilitas, (4) ada

dalam perimbangan sumber daya, dan (5) meliputi semua

tindakan yang diperlukan.

b. Pendefinisian gabungan situasi secara baik, yang meliputi unsur

sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya

modal.

c. Merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan secara jelas dan

tegas.

Hal senada dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa

terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu :

Page 20: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

11

a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;

b. Merumuskan keadaan saat ini;

c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

pencapaian tujuan.

Pada bagian lain, Indriyo Gito Sudarmo dan Agus Mulyono

(1996) mengemukakan bahwa atas dasar luasnya cakupan masalah

serta jangkauan yang terkandung dalam suatu perencanaan, maka

perencanaan dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : (1) rencana

global yang merupakan penentuan tujuan secara menyeluruh dan

jangka panjang, (2) rencana strategis merupakan rencana yang

disusun guna menentukan tujuan-tujuan kegiatan atau tugas yang

mempunyai arti strategis dan mempunyai dimensi jangka panjang,

dan (3) rencana operasional yang merupakan rencana kegiatan-

kegiatan yang berjangka pendek guna menopang pencapaian

tujuan jangka panjang, baik dalam perencanaan global maupun

perencanaan strategis.

Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting

sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan

sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang

sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan

percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya. Pada bagian

lain, T. Hani Handoko memaparkan secara ringkas tentang langkah-

langkah dalam penyusunan perencanaan strategik, sebagai berikut:

a. Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum

tentang misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini

merupakan tanggung jawab kunci manajer puncak. Perumusan

ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawakan manajer. Nilai-nilai

ini dapat mencakup masalah-masalah sosial dan etika, atau

masalah-masalah umum seperti macam produk atau jasa yang

akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.

Page 21: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

12

b. Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi

internal dan kemampuan perusahaan dan merupakan hasil

analisis internal untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi

sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya -

sumber daya perusahaan yang tersedia. Profil perusahaan

menunjukkan kesuksesan perusahaan di masa lalu dan

kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa

yang akan datang.

c. Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk

mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan

lingkungan dapat mempengaruhi organisasi. Disamping itu,

perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus,

seperti para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar

tenaga kerja dan lembaga-lembaga keuangan, di mana

kekuatan-kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung

operasi perusahaan.

d. Meski pendapat di atas lebih menggambarkan perencanaan

strategik dalam konteks bisnis, namun secara esensial konsep

perencanaan strategik ini dapat diterapkan pula dalam konteks

pendidikan, khususnya pada tingkat persekolahan, karena

memang pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang menghadapi

berbagai tantangan internal maupun eksternal, sehingga

membutuhkan perencanaan yang benar-benar dapat menjamin

sustanabilitas pendidikan itu sendiri.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian

(organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa:

pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-

hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga

mereka dapat bekerja sama secara efisien. Lousie E. Boone dan

Page 22: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

13

David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian sebagai

tindakan perencanaan dan pelaksanaan struktur organisasi serta

proses mengatur orang dan sumber daya fisik untuk melaksanakan

rencana dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Dari kedua

pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada

dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana

yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal

yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah

bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan

dikerjakan, dan apa targetnya.

Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi

(1992) mengemukakan beberapa asas dalam organisasi,

diantaranya adalah : (a) organisasi harus profesional, yaitu dengan

pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan; (b)

pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian

kerja; (c) organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab; (d) organisasi harus mencerminkan rentangan

kontrol; (e) organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan (f)

organisasi harus fleksibel dan seimbang.

Ernest Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko

mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu:

(a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total

menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu

orang; dan (c) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme

untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan

yang terpadu dan harmonis.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan

(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam

fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak

Page 23: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

14

berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen,

sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan

yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi

George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating

merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok

sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota

perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin

mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas,

pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk

menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui

berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas

dan tanggung jawabnya.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan

(actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi

untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu

mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan

manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi

atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut

merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan

antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang

tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi

terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.

Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan

rumusan tentang pengawasan sebagai: … the process by which

manager determine wether actual operation are consistent with

plans.

Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan

oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan

Page 24: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

15

yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan,

bahwa: pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik

untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan

perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah

ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-

penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan

untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan

dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam

pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan

yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat

berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan

organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak

penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan

untuk mengatasinya.

Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa

proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:

a. Penetapan standar pelaksanaan;

b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;

d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan

penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan

e. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.

Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan

saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga

menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan

demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses

interaksi antara berbagai fungsi manajemen.

Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di

sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses

manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena

Page 25: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

16

bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya

melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu

dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses

manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan

kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan

pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.

Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah

harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis,

pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan

pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat

meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara

berkelanjutan.

B. Manajemen Berbasis Sekolah

1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan

dari school-based management. MBS merupakan paradigma baru

pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah

dengan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan pendidikan

nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber

daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih

memahami, membantu, dan mengontrol pengelolaan pendidikan.

Pada sistem MBS sekolah dituntut secara mandiri menggali,

mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan

mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber daya,

baik kepada masyarakat maupun pemerintah (Mulyasa, 2007).

Lebih lanjut Edmond yang dikutip Nurcholis (2003)

menyatakan bahwa MBS merupakan alternatif baru dalam

pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada

kemandirian dan kreatifitas sekolah. Manajemen berbasis sekolah

Page 26: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

17

(MBS) adalah bentuk alternatif manajemen sekolah sebagai hasil

dari desentralisasi pendidikan. Secara umum, manajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan

sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar

kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif

yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru,

siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat)

untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan

pendidikan nasional.

Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah

untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi

langsung kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan

pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Sejalan dengan jiwa

dan semangat desentralisasi serta otonomi dalam bidang

pendidikan, kewenangan sekolah juga berperan dalam menampung

konsensus umum yang meyakini bahwa sedapat mungkin keputusan

seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik

terhadap informasi setempat, yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan kebijakan, dan yang terkena akibat-akibat dari

kebijakan tersebut.

2. Tujuan MBS

Mulyasa (2007) menyatakan bahwa tujuan utama manajemen

berbasis sekolah (MBS) adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan

pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui

keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi

masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu

diperoleh melalui partisipas orang tua, kelenturan pengelolaan

sekolah, peningatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan

hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat

menumbuhkembangkan suasana yang kondusif. Pemerataan

pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi masyakarat

Page 27: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

18

terutama yang mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu

akan menjadi tanggung jawab pemerintah.

Nurcholis (2003) menyatakan bahwa bujuan manajemen

berbasis sekolah, sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam megelola dan memberdayakan sumber daya

yang tersedia;

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan

bersama;

c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua,

masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan

d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu

pendidikan yang akan dicapai.

Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti

dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta

memberikan beberapa keuntungan berikut:

a. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh

langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru.

b. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.

c. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti

kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus

sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.

d. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,

memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancangan ulang

sekolah, dan perubahan perencanaan.

Manajemen berbasis sekolah (MBS) jika diterakan dengan

baik dan benar akan memberikan beberapa manfaat bagi sekolah,

diantaranya:

a. Dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan

kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada

tugasnya;

Page 28: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

19

b. Keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam

menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong

profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai

manajer maupun pemimpin sekolah;

c. Guru didorong untuk berinovasi;

d. Rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat

dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan

masyarakat sekolah dan peserta didik.

C. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008

Danim (2008) menyatakan bahwa mutu dalam pengertian umum

mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja,

baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu

bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan.

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan,

proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari

beberapa sisi, yaitu: (1) kondisi baik atau tidaknya masukan sumber

daya manusia, seperti: kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha,

dan siswa; (2) memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material

berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana dan prasarana

sekolah, dan lain-lain; (3) memenuhi atau tidaknya kriteria masukan

yang berupa perangkat lunak, seperti: peraturan, struktur organisasi,

dan deskripsi kerja; serta (4) mutu masukan yang bersifat harapan dan

kebutuhan, seperti: visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.

Mutu poses pembelajaran mengandung makna bahwa

kemampuan sumber daya sekolah mentransformasikan multi jenis

masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi

peserta didik. Hal-hal yang termasuk dalam kerangka mutu proses

pendidikan ini adalah derajat kesehatan, keamanan, kedisiplinan,

keakraban, saling menghormati, kepuasan, dan lain-lain subjek selama

memberikan dan menerima jasa layanan. Menurut Umaedi (1999),

manajemen sekolah dan manajemen kelas berfungsi menyinkronkan

Page 29: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

20

berbagai masukan tersebut atau menyinergikan semua komponen

dalam interaksi belajar dan mengajar. Semua komponen bersinergi

mendukung proses pembelajaran.

Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan

keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang

dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan

program pembelajaran tertentu. Keunggulan akademik dinyatakan

dengan nilai yang dicapai peserta didik. Keunggulan ekstrakurikuler

dinyatakan dengan aneka jenis keterampilan yang diperoleh siswa

selama mengikuti program ektrakurikuler. Di luar kerangka itu, mutu

luaran juga dapat dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas,

dorongan untuk maju, dan lain-lain yang diperoleh anak didik selama

menjalani pendidikan. Mutu sebuah sekolah juga dapat dilihat dari tertib

adminsitrasinya. Salah satu bentk tertib administrasi adalah adanya

mekanisme kerja yang efektif dan efisien, baik secara vertikal maupun

horizontal.

Pemikiran tentang model peningkatan mutu pada awalnya

berasal dari duna industri. Setelah Jepang mengalami kekalahan pada

Perang Dunia II dapat bangkit kembali secara dratis dipicu oleh gagasan

W. Edward Deming tentang pembangunan sistem kualitas atau mutu

sekitar tahun 1950. Keberhasilan itu menarik negara-negara industri

untuk menyelidiki strategi Jepang dalam mebangun mutu. Dari sinilah

lahir manajemen mutu terpadu (TQM=Total Quality Management).

Jepang menggunakan istilah sendiri dalam manajemen mutu, yaitu

Kaizen yaitu penyempurnaan berkisambungan yang melibatkan semua

orang baik manajemen puncak, manajer maupun karyawan. Pokok dari

Kaizen adalah manajemen harus menyadari untuk memuaskan

pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan bila ingin tetap hidup

dan memperoleh laba. Dengan demikian, produk suatu negara harus

memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan pemerintah dan jika

standar mutu telah terpenuhi barulah produk dari suatu industri dapat

dipasarkan.

Page 30: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

21

Standar mutu nasional yang berlaku di Indonesia adalah SNI

(Standar Nasional Indonesia) dan SII (Standar Industri Indonesia),

sedangkan standar mutu internasional yang banyak diterapkan di

Indonesia adalah ISO 9000 (International Standardization for

Organization 9000) dan BS 5750 (British Standard 5750). Standar mutu

internasional merupakan bagian dari peningkatan mutu TQM. TQM

adalah suatu manajemen kualitas terpadu yang didefinisikan sebagai

suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus (continous

performance improvement) pada setiap level operasi atau proses dalam

setiap area fungsional dari organisasi dengan menggunakan semua

sumber daya manusia dan modal yang tersedia. TQM pada prinsipnya

adalah standar mutu yang fokusnya memberikan kepuasan pada

pelanggan (Gaspersz, 2002).

Penerapan ISO dalam bidang pendidikan meliputi: (1) komitmen

pimpinan puncak lembaga atas mutu, (2) sistem mutu, (3) penentuan

hak-hak dan kewajiban pelanggan pendidikan, (4) dokumen

pengendalian, (5) pembelian, (6) kebijakan pembelian sarana dan

prasarana, (7) pelayanan prima terhadap stakeholder, (8) arsip induk

peserta didik, (9) sistem penilaian hasil belajar, (10) pengembangan staf

edukastif dan administratif. Transformasi menuju sekolah unggul yang

bermutu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah, administrator, staf, siswa, guru dan komunitas.

Prosesnya diawali dengan mengembangkan visi dan misi sekolah oleh

seluruh warga sekolah sebagai pandangan cita-cita ke depan yang akan

dicapai. Visi mutu difokuskan pada pemenuhan kebutuhan konstumer,

mendorong keterlibatan total komunitas dalam program,

mengembangkan sistem pengukuran nilai tambah pendidikan,

menunjang sistem yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola

perubahan serta perbaikan berkelanjutan dengan selalu berupaya

kerras membuat produk pendidikan menjadi lebih baik. Sekolah yang

bermutu harus memenuhi pilar mutu sebagaimana tabel 1 berikut.

Page 31: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

22

Tabel 1. Pilar-pilar Mutu

Pilar Mutu Kekuatan Kelemahan

Fokus pada Kostumer

Secara bekala mengadakan pertemuan dengan staf, siswa, orang tua dan wakil-wakil komunitas untuk mewumuskan keinginannya.

Tidak menanggapi keluhan atau kepedulian staf, siswa, orang tua atau komunitas.

Keterlibatan Total

Para staf bersama-sama bertanggung jawab untuk memecahkan masalah saat mengembangkan sekolah unggul bermutu terpadu.

Secara umum, staf menunggu manajemen atau orang lain memecahkan masalah.

Pengukuran Mengumpulkan data untuk mengukur perbaikan dan untuk mengembangkan solusi.

Tidak mencatat kemajuan, dan hanya berjalan menuju masalah berikutnya.

Komitmen Manajemen memiliki komitmen untuk memberikan pelatihan, sistem dan proses yang dibutuhkannya untuk mengubah cara kerja guna memperbaiki mutu dan meningkatkan produktivitas.

Dukungan untuk mutu terisolasi dan tidak diakui oleh staf, siswa dan komunita.

Perbaikan Berkelanjutan

Secara konstan mencari cara untuk memperbaiki setiap proses pendidikan.

Mengisi dengan hal-hal sebagaimana adanya dan sekalipun ada masalah tidak menganggapnya sebagai masalah.

Elemen-elemen yang harus ada dalam ISO 9001: 2008 meliputi:

sistem manajemen mutu (quality management system), tanggung jawab

manajemen (management responsibility), manajemen sumber daya

manusia (resource management), realisasi produk (product realization),

serta pengukuran, analisis dan perbaikan (measurement, analysis, and

improvement). Penjelasan elemen-elemen yang ada dalam ISO 9001:

2008 sebagai berikut:

Page 32: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

23

1. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)

mensyaratkan adanya: (1) syarat umum, yaitu: menetapkan,

menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutunya, serta

terus menerus memperbaiki kefektifan sistem manajemen mutu

sesuai dengan standar internasional, (2) persyaratan dokumentasi

mensyaratkan bahwa setiap aktivitas harus terdokumentasikan

secara tertulis agar dapat dikomunikasikan dan dimengerti semua

pihak, (3) dokumen dalam sistem manajemen mutu, meliputi:

kebijakan mutu dan sasaran mutu, pedoman mutu, prosedur operasi

standar, dokumen yang digunakan dalam manajemen untuk

perencanaan operasi, dan pengedalian proses efektif, yaitu instruksi

kerja dan formulir, serta rekaman.

2. Tanggung Jawab Manajemen (Management Responsibility),

meliputi: (1) komitmen manajemen menjadi taggung jawab kepala

sekolah dalam menjalankan dan menerapkan manajemen mutu

dibuktikan dengan sosialisasi ke organisasi masalah regulasi,

menetapkan kebijakan mutu, sasaran mutu, melakukan tinjauan

manejemen dan memastikan adanya sumber daya, (2) fokus pada

kepuasan pelanggan, (3) merumuskan kebijakan mutu, (4)

perencanaan, (5) tanggung jawab, wewenang dan komunikasi, (6)

evaluasi manajemen, dan (7) memperhatikan input dari hasil

evaluasi.

3. Pengelolaan Sumber Daya (Resource Management), yaitu dengan

meningkatkan kualitas sumber daya baik guru, karyawan dan staf

dengan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan penambahan

pengalaman. Juga melengkapi sarana dan prasarana, yaitu: gedung,

ruang kerja, dan kelengkapan terkait, serta menciptakan lingkup

kerja yang mendukung untuk mencapai kesesuaian dengan

persyaratan produk atau jasa.

4. Realisasi Produk (Product Realization) dengan langkah-langkah

sebagai berikut: (1) lingkup perencanaan meliputi sasaran mutu,

persyaratan produk, proses, dokumen, dan sumber daya yang

Page 33: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

24

diperlukan, verifikasi, validasi, pemantauan dan pengukuran

sehingga produk itu bisa diterima dan rekaman sebagai bukti bahwa

produk telah memenuhi persyaratan, (2) ketepatan sesuai

permintaan pelanggan, (3) perancangan dan pengembangan, (4)

pembelian, (5) produksi dan penyediaan jasa, serta (6) pengendalian

sarana pemantauan dan pengukuran.

5. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan (Measurement, Analysis, and

Improvement), meliputi: (1) rencana organisasi, (2) pengukuran dan

pemantauan (audit internal) sesuai dengan standar ISO dan tindak

lanjut, (3) produk yang tidak sesuai maka diadakan koreksi atau

melepaskan, (4) analisa data kepuasan pelanggan, kesesuaian

dengan syarat produk, karakteristik kecederungan proses dan

produk, termasuk juga peluang untuk pencegahan dan pemasok.

D. Sekolah Unggul

Secara ontologis, sekolah unggul dalam perspektif Departemen

Pendidikan Nasional adalah sekolah yang dikembangkan untuk

mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk

mencapai keunggulan tersebut maka masukan (input), proses

pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan

pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk

menunjang tercapainya tujuan tersebut. Sekolah unggul merupakan

lembaga pendidikan yang lahir dari sebuah keinginan untuk memiliki

sekolah yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan dunia dalam

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditunjang oleh

akhlakul karimah. Sekolah unggul dikembangkan untuk mencapai

keistimewaan dalam luaran pendidikannya. Untuk mencapai

keistimewaan tersebut, maka masukan, proses pendidikan, guru dan

tenaga kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana

penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan

tersebut.

Page 34: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

25

Sekolah unggulan yang lahir belakangan, tentu berdasar pada

inovasi kekinian dan sengaja dipersiapkan terhadap kebutuhan

modernitas yang berkembang sangat pesat. Sebagai salah satu

alternatif pendidikan kontemporer, sekolah unggulan berusaha

menampilkan visi orientasi pendidikannya pada dataran realitas.

Berbagai kemungkinan masa depan yang bakal terjadi, pendidikan

unggulan mencoba menawarkan “nilai jual”, daripada “jual nilai” yang

kehilangan realitasnya. Sekolah unggulan tentu saja mengadopsi dari

beberapa sistem pendidikan. Sampai sekarang, sekolah unggulan

masih tergolong langka dan tidak semua orang dapat menyentuh model

sekolah itu. Sekolah unggulan mencoba tampil beda dari yang lain.

Sistem pendidikannya dikelola secara profesional dan dilengkapi

dengan fasilitas yang memadahi, dari gedung sekolah sampai tempat

pemondokan disediakan dengan sarana mewah serta alat-alat

penunjang belajar tercukupi yang disediakan untuk anak didik.

Seperti yang banyak dikemukakan oleh pakar pendidikan bahwa

model sekolah unggulan merupakan terobosan baru untuk

menjembatani antara dua sisi yakni kualitas ilmu-ilmu umum dan

kualitas ilmu-ilmu agama. Di tengah era global yang sedang berjalan ini,

dua nilai keilmuan tersebut harus dipadukan menjadi entitas yang utuh.

Keilmuan umum (modern) tanpa dilandasi oleh nilai agama akan

menyeret manusia kepada jurang kehancuran atau paling tidak bisa

diklaim sebagai manusia sekuler. Sebaliknya nilai agama tanpa

ditopang dengan nilai keilmuan umum akan tergilas oleh orang yang

memiliki iptek yang canggih. Model semacam inilah yang seharusnya

diterapkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang ada.

Menurut Fasli Jalal, Dirjen Peningkatan Mutu pendidik dan

Tenaga Kependidikan, bahwa yang dinamakan sekolah unggul adalah

(1) Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh

anak dengan berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar, (2)

Sekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang

dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan

Page 35: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

26

kebanggaan, dan (3) Sekolah yang mampu membangun karakter

kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa. Namun,

sekolah unggulan ini perlu dicermati kembali, karena ada yang kurang.

Kata unggul menyiratkan superioritas atas sekolah lain, sekaligus

menunjukkan kesombongan intelektual yang sengaja ditanamkan

lingkungan sekolah atas sekolah lain yang kurang bermutu. Di negara

maju seperti di Amerika Serikat pun, untuk menunjukkan sekolah yang

bermutu, tidak digunakan istilah unggulan (excellent)

melainkan effective, develop, accelerate, dan essential.

Dari sisi ukuran muatan unggulan, sekolah unggulan di Indonesia

banyak yang tidak memenuhi persyaratan dan salah kaprah. Karena

sekolah unggulan hanya diukur dari kemampuan akademis anak didik

semata. Dalam konsep yang benar, sekolah unggulan dapat dimaknai

sebagai sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kualitas

kepandaian dan kreativitas anak didik sekaligus menggunakan sumber

daya yang dimiliki untuk mendorong prestasi anak didik secara optimal.

Dengan demikian, bukan hanya prestasi akademis yang ditonjolkan,

melainkan sekaligus potensi psikis, etik, moral, religi, emosi, spirit,

kreativitas, dan intelegensianya. Departemen Pendidikan Nasional telah

menetapkan sejumlah kriteria yang harus dimiliki sekolah unggul,

meliputi :

1. Masukan (input) yaitu siswa diseleksi secara ketat dengan

menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat

dipertanggungjawabkan. Kriteria yang dimaksud adalah : (1) prestasi

belajar superior dengan indicator angka rapor, Nilai Ujian Nasional,

dan hasil tes prestasi akademik, (2) skor psikotes yang meliputi

intelegensi dan kreativitas, (3) tes fisik, jika diperlukan.

2. Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan

belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam

kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Page 36: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

27

3. Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi

keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik

maupun sosial-psikologis.

4. Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik

dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun

komitmen dalam melaksanakan tugas. Untuk itu perlu diadakan

insentif tambahan guru berupa uang maupun fasilitas lainnya seperti

perumahan.

5. Kurikulum dipercaya dengan pengembangan dan improvisasi secara

maksimal sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki

kecepatan belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

seusianya.

6. Kurun waktu belajar lebih lama dibandingkan sekolah lain. Karena

itu perlu ada asrama untuk memaksimalkan pembinaan dan

menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di kompleks asrama

perlu adanya sarana yang bisa menyalurkan minat dan bakat siswa

seperti perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian dan lain-lain yang

diperlukan.

7. Proses belajar mengajar harus berkulitas dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan (accountable) baik kepada siswa, lembaga

maupun masyarakat.

8. Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta

didik di sekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial

kepada lingkungan sekitarnya.

9. Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar

kurikulum nasional melalui pengembangan kurikulum, program

pengayaan dan perluasan, pengajaran remedial, pelayanan

bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas

dan disiplin.

Ada beberapa faktor yang harus dicapai bila sekolah tersebut

bisa dikategorikan sekolah unggul:

Page 37: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

28

1. Kepemimpinan kepala sekolah yang profesional

Kepala Sekolah seharusnya memiliki kemampuan pemahaman dan

pemahaman yang menonjol. Dari beberapa penelitian, tidak didapati

sekolah yang maju namun dengan kepala sekolah yang bermutu

rendah.

2. Guru-guru yang tangguh dan profesional

Guru merupakan ujung tombak kegiatan sekolah karena berhadapan

langsung dengan siswa. Guru yang profesional mampu mewujudkan

harapan-harapan orang tua dan kepala sekolah dalam kegiatan

sehari-hari di dalam kelas.

3. Memiliki tujuan pencapaian filosofis yang jelas

Tujuan filosofis diwujudkan dalam bentuk Visi dan Misi seluruh

kegiatan sekolah. Tidak hanya itu, visi dan misi dapat dicerna dan

dilaksanakan secara bersama oleh setiap elemen sekolah.

4. Lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran

Lingkungan yang kondusif bukanlah hanya ruang kelas dengan

berbagai fasilitas mewah, lingkungan tersebut bisa berada di tengah

sawah, yang jelas lingkungan yang kondusif adalah yang lingkungan

yang dapat memberikan dimensi pemahaman secara menyeluruh

bagi siswa

5. Jaringan organisasi yang baik

Organisasi yang baik dan solid baik itu organisasi guru, orang tua

akan menambah wawasan dan kemampuan tiap anggotanya untuk

belajar dan terus berkembang. Dialog antar organisasi tersebut

dilaksanakan dan dikembangkan dengan baik, misalnya forum orang

tua murid dengan forum guru dalam menjelaskan harapan dari guru

dan kenyataan yang dialami guru di kelas.

6. Kurikulum yang jelas

Permasalahan di Indonesia adalah kurikulum yang sentralistik

dimana pemerintah membuat kurikulum dan dilaksanakan secara

nasional. Muatan lokal dalam kurikulum hanya memuat 20%

sehingga potensi daerah dan kemampuan mengajar guru dan

Page 38: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

29

belajar siswa menjadi terbatas dan kurang optimal. Selain itu pola

evaluasi yang juga sentralistik menjadikan daerah semakin

tenggelam dalam kekayaan potensi dan budayanya. Diharapkan

akan muncul sekolah unggul dari tiap daerah karena memiliki corak

dan pencapaian sesuai dengan potensinya.

7. Evaluasi belajar yang baik berdasarkan acuan patokan untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran dari kurikulum sudah

tercapai

Bila kurikulum sudah tertata rapi dan jelas, akan dapat teridentifikasi

dan dapat terukur target pencapaian pembelajaran sehingga

evaluasi belajar yang diadakan mampu mempetakan kemampuan

siswa.

8. Partisipasi orang tua murid yang aktif dalam kegiatan sekolah

Di sekolah unggulan dimanapun, selalu melibatkan orang tua dalam

kegiatannya. Kontribusi yang paling minimal sekali adalah

memberikan pengawasan secara sukarela kepada siswa pada saat

istirahat. Pada proses yang intensif, orang tua dilibatkan dalam

proses penyusunan kurikulum sekolah sehingga orang tua memiliki

tanggung jawab yang sama di rumah dalam mendidik anak sesuai

pada tujuan yang telah dirumuskan. Dengan demikian diharapkan

akan terjalin sinkronisasi antara pola pendidikan di sekolah dengan

pola pendidikan di rumah

Model sekolah unggul akan terwujud bila sekolah tidak eksklusif

bak menara gading, tetapi tumbuh sebagai bagian dari masyarakat

sehingga memiliki kepekaan terhadap nurani masyarakat (a sense of

community). Dalam masyarakat setiap individu berhubungan dengan

individu lain, dan masing-masing memiliki potensi dan kualitas yang

dapat disumbangkan pada sekolah.

Page 39: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

30

E. Kerangka Berfikir

Dari landasan teori sebagaimana uraian di atas dapat dibangun

kerangka berfikir bahwa manajemen berbasis sekolah dengan standar

mutu ISO 9001: 2008 dapat mewujudkan sekolah unggul. Makalah ini

akan mendeskripsikan implementasi manajemen berbasis sekolah

dengan standar mutu ISO 9001: 2008 dalam mewujudkan SMK Negeri

2 Bawang Kabupaten Banjarnegara sebagai sekolah unggul yang dalam

terminologi visi dan misi sekolah dituangkan dalam slogan TOP yang

merupakan akronim dari terampil, optimis, dan profesional. Kerangka

berfikir ditunjukkan oleh gambar 1 berikut.

Seluruh warga sekolah baik kepala sekolah, guru, tenaga

kependidikan, dan staf tata usaha mempunyai peran dan andil sesuai

dengan tupoksinya masing-masing untuk merealisasikannya dengan

pembiasaan dan pembudayaan layanan prima dan budaya unggul

dalam segenap aspek. Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah

dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 membutuhkan

dukungan semua warga sekolah dalam tiap unit kerja untuk memberikan

pelayanan prima untuk mewujudkan sekolah unggul.

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Fungsi Manajemen Berbasis

Sekolah:

1. Visi, Misi, dan Tujuan

2. Perencanaan (Planning)

3. Pengorganisasian (Organizing)

4. Penggerakan (Actuating)

5. Pengawasan (Controlling)

6. Kepemimpinan (Leading)

7. Sistem Informasi Manajemen

8. Evaluasi Program

Implementasi Sistem Penjaminan

Mutu Pendidikan Berstandar

Internasional dengan Sistem

Manajemen Mutu (SMM) ISO

9001: 2008

SMK Negeri 2 Bawang sebagai

Sekolah Unggul yang TOP

(Terampil, Optimis, dan

Profesional) yang Menghasilkan

Lulusan Paripurna dengan yang

Cerdas Intelektual (IQ), Emosional

(EQ), dan Spiritual (SQ)

Page 40: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

31

BAB III PEMBAHASAN

A. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

1. Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan

Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang

realistik dan ingin diwujudkan dala kurun waktu tertentu. Visi dapat

dikatakan sebagai peryataan yang diucapkan atau ditulis hari ini

tetapi menggambarkan proses perencanaan masa yang akan

datang. Ada empat macam fungsi visi bagi suatu organisasi

termasuk sekolah, yaitu:

a. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti

tujuan dan tugas pokok;

b. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan

stakeholders (sumber daya manusia organisasi, konsumen/

citizen, pihak lain yang terkait);

c. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti

pertumbuhan dan perkembangan;

d. Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu

ditafsirkan dengan baik, tidak mengandung multi makna

sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua

pihak dalam sebuah organisasi.

Perumusan visi mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.

b. Visi harus disebarkan di kalangan anggota organisasi

(stakeholder)

c. Visi harus digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan

tindakan organisasi yang penting.

Rumusan visi yang baik seharusnya memberikan isyarat-isyarat

sebagai berikut:

a. Visi berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama.

Page 41: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

32

b. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai

dengan norma dan harapan masyarakat.

c. Visi organisasi harus mencerminkan standar keunggulan dan

cita-cita yang ingin dicapai.

d. Visi harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya

inspirasi, semangat dan komitmen bagi stakeholder.

e. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan

pengembangan ke arah yang lebih baik.

f. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan organisasi.

g. Dalam merumuskan visi harus disertai indikator pencapaian visi.

Misi merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang harus

dilakukan yang berupa tindakan dalam rganisasi. Pernyataan misi

mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelaanan yang

dilakukan. Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas

mengenai bidang kegiatan utama organisasi dan secara ekspisit

mengandung apa yang harus dilakukan. Misi merupakan tindakan

atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan penjabaran

visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan

tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata

lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang

dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.

Ada beberapa kriteria dalam pembuatan misi, yaitu:

a. Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang

sangat diperlukan oleh masyarakat;

b. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani;

c. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya

saing yang meyakinkan masyarakat;

d. Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa

mendatang juga bermanfaat dan keuntungannya bagi

masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan

misi, antara lain:

Page 42: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

33

a. Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa

yang hendak dilakukan oleh sekolah.

b. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan

“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”

sebagaimana pada rumusan visi.

c. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi.

Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada hubungan

atau terdapat benang merahnya secara jelas.

d. Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan

diberikan pada masyarakat (siswa)

e. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki

daya saing yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi

organisasi.

Tujuan pada dasarnya merupakan penjabaran dari

pernyataan misi sehingga tujuan menggambarkan sesuatu yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,

kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan

misi. Tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk

menetapkan indikator. Tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai

kinerja sebuah organisasi. Beberapa kriteria tujuan antara lain:

a. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-

nilai organisasi.

b. Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi

memenuhi misi, program dan sub program organisasi.

c. Tujuan cenderung untuk esensial tidak berubah, kecuali terjadi

pergeseran lingkungan, atau dalam hal isu strategik hasil yang

diinginkan.

d. Tujuan biasanya secara relatif berjangka panjang

e. Tujuan menggambarkan hasil program

f. Tujuan menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi.

g. Tujuan harus menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

Page 43: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

34

Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi organisasi.

Perumusan tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan dan

program suatu organisasi. Oleh karena itu perumusan tujuan harus

memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel. Beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan, antara lain:

a. Tujuan organisasi harus memberikan ukuran yang spesifik dan

akuntabel (dapat diukur)

b. Tujuan organisasi merupakan penjabaran dari misi, oleh karena

itu tujuan harus selaras dengan visi dan misi.

c. Tujuan organisasi menyatakan kegiatan khusus apa yang akan

diselesaikan dan kapan diselesaikannya?

Perumusan visi, misi dan tujuan SMK Negeri 2 Bawang

dilaksanakan melalui mekanisme rapat dinas yang dihadiri oleh

pimpinan sekolah, kepala-kepala unit kerja, ketua-ketua kompetensi

keahlian, seluruh dewan guru, tenaga kependidikan, staff tata usaha,

komite sekolah, pengawas SMK, dan Dinas Pendidikan, Pemuda

dan Olah raga Kabuapaten Banjarnegara. Pada rapat dinas tersebut

kepala sekolah menyampaikan visi, misi, dan tujuan sekolah dan

setelah disetujui selanjunya disahkan dengan Surat keputusan

Kepala Sekolah.

Pada awal Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui pemikiran

bahwa diperlukan visi, misi dan tujuan yang lebih visioner seiring

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keniscayaan

perubahan jaman dan tuntutan dunia usaha/industri sebagai mitra

SMK Negeri 2 Bawang maka visi, misi dan tujuan diperbaharui.

Melalui Surat Keputusan Kepala SMK Negeri 2 Bawang Nomor:

800/404/2014 tanggal 12 Juli 2014 tentang Visi, Misi dan Tujuan

SMK Negeri 2 Bawang dengan menimbang: (1) bahwa sekolah

mempunyai tanggung jawab untuk berperan aktif dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional; (2) bahwa SMK Negeri 2 Bawang berupaya

mewujudkan tujuan kurikulum 2013, yaitu: untuk mempersiapkan

Page 44: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

35

manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi

dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia; serta (3) bahwa agar

layanan pendidikan dan program kerja sejalan dengan tujuan

pendidikan nasional dan implementasi kurikulum 2013 maka perlu

ditetapkan Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 2 Bawang.

2. Visi SMK Negeri 2 Bawang

Terwujudnya lulusan SMK Negeri 2 Bawang yang berilmu, beriman

dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terampil, optimis,

profesional (TOP) serta tangguh dalam menghadapi tantangan

jaman.

Slogan penyemangat yang diturunkan dari visi sekolah adalah SMK

Negeri 2 Bawang TOP.

3. Misi SMK Negeri 2 Bawang

Untuk merealisasikan visi sekolah, SMK Negeri 2 Bawang

menetapkan misi sekolah sebagai berikut:

a. Membekali lulusan dengan ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri

dan ataupun bagi orang lain;

b. Membekali lulusan dengan sikap optimal agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

c. Membekali lulusan dengan sikap sosial agar menjadi manusia

yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, santun, dan demokratis

serta bertanggung jawab;

d. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan latihan kejuruan

tingkat menengah yang tersusun dan terprogram sesuai dengan

Standar Nasional Pendidikan;

e. Mewujudkan pendidikan pelatihan kejuruan yang efektif, kreatif

dan inovatif;

f. Menciptakan iklim belajar yang kondusif dan budaya kerja yang

profesional.

Page 45: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

36

4. Tujuan SMK Negeri 2 Bawang

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dan dunia usaha

serta mengembangkan sikap profesional;

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu

berkompetisi dan mampu mengembangkan diri;

c. Menyiapkan tenaga kerja terampil tingkat menengah untuk

memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini

maupun yang akan datang,

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang takwa,

kreatif dan produktif serta mampu berwirausaha.

B. Perencanaan Program

Perencanaan adalah setiap serangkaian kegiatan formal dan

rasional yang bertujuan untuk mengantisipasi kondisi, arah, dan

tantangan di beberapa titik di masa depan untuk mencapai tujuan

meningkatkan kesiapan personil dan organisasi agar bekerja dengan

lebih efektif sehingga mendapatkan tujuan yang relevan dengan cara

yang optimal.

1. Tujuan Jangka Pendek SMK Negeri 2 Bawang

SMK Negeri 2 Bawang pada Tahun Pelajaran 2014/2015

mempunyai tujuan jangka pendek sebagai berikut :

a. Tersusunnya semua peraturan akedemik secara lengkap;

b. Semua peserta didik kelas XII lulus dari satuan pendidikan

dengan nilai rata-rata minimal 7,50;

c. Menaikan nilai UN untuk seluruh mata pelajaran minimal 7,00;

d. Menjuarai Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Kabupaten

Banjarnegara sebanyak 5 cabang dan menjuarai tingkat Provinsi

Jawa tengah sebanyak 2 cabang;

e. Peringkat 3 Tingkat Kabupaten Banjarnegara pada POPDA

Tingkat Kabupaten Banjarnegara;

f. Menjuarai lomba-lomba pada bidang seni tingkat Kabupaten

Banjarnegara sebanyak 3 cabang;

Page 46: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

37

g. Menjuarai lomba O2SN tingkat Kabupaten Banjarnegara

sebanyak 3 cabang dan menjuarai tingkat Provinsi Jawa Tengah

sebanyak 1 cabang;

h. Menjuarai lomba FLSN tingkat Kabupaten Banjarnegara

sebanyak 3 cabang dan menjuarai tingkat Provinsi Jawa Tengah

sebanyak 1 cabang;

i. Tersusunnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK negeri

2 Bawang yang memuat Pendidikan karakter dan Budaya

Bangsa Tahun 2013;

j. Memetakan SK/KD untuk semua mata pelajaran;

k. Tersusunnya silabus dan RPP yang memuat Pendidikan karakter

dan Budaya Bangsa Tahun 2013 untuk semua mata pelajaran;

l. Terlaksananya pengembangan kompetensi guru melalui

kegiatan MGMP, Workshop, IHT dan Diklat Kompetensi guru

mata pelajaran untuk seluruh guru;

m. Perluasan dan rehab ruang laboratorium dan bengkel praktik

untuk kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor dan Teknik

Elektronika Industri;

n. Berkembangnya Unit Produksi dan Jasa sesuai dengan

kompetensi keahlian Teknik Audio Video, Teknik Elektronika

Industri, Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan,

Unit Pertokoan, serta Teaching Industri Perakitan Komputer;

o. Terjalinnya hubungan kerja sama dengan dunia usaha/industri

tingkat Nasional minimal 1 perusahaan untuk tiap kompetensi

keahlian;

p. Terlaksananya sistem informasi sekolah secara online dalam

kegiatan pembelajaran, pengembangan kesiswaan, dan

penelusuran lulusan.

Page 47: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

38

2. Program Tahunan SMK Negeri 2 Bawang

Page 48: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

39

Page 49: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

40

Page 50: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

41

Page 51: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

42

Page 52: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

43

Page 53: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

44

(Sumber: Program Tahunan SMK Negeri 2 Bawang, 2014)

Page 54: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

45

C. Pengorganisasian (Organizing)

1. Konsep Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan tindakan mengusahakan

hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara orang-orang,

hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh

kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam

kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Fatah

(2008) menyatakan bahwa proses pengorganisasian yaitu

bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para

anggota, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.

Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang

dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Karakteristik sistem kerja sama dapat dilihat, antara lain:

komunikasi antara orang yang bekerja sama, individu dalam

organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerja sama,

dan kerja sama itu ditujukan untuk mencapai tujuan.

Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-

tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang

yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber

daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas

pencapaian tujuan organisasi.

Proses pengorganisasian yang dilakukan SMK Negeri 2

mengacu pada Ernest Dale (dalam Fatah, 2008) yang memandang

sebagai sebuah proses jamak dan digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Proses Pengorganisasian

4. Koordinasi

Pekerjaan

3. Penyatuan

Pekerjaan

2. Pembagian

Kerja

1. Pemerincian

Pekerjaan

5. Monitoring

dan

Reorganisasi

Page 55: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

46

Tahap pertama yang harus dilakukan dalam merinci

pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi

seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat

dilaksanakan oleh perseorangan atau perkelompok dengan

memperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas

didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi serta tidak dibebani

terlalu berat atau terlalu ringan. Tahap ketiga, menggabungkan

pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional dan efisien.

Penyatuan kerja ini disebut sebagai proses departementalisasi yang

berupa unit-unit kerja. Tahap keempat menetapkan mekanisme kerja

untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang

harmonis. Tahap kelima adalah melakukan monitoring dan

mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan

dan meningkatkan efektivitas. Pengorganisasian merupakan proses

yang berkelanjutan sehingga diperlukan penilaian ulang terhadap

keempat langkah sebelumnya secara terprogram untuk menjamin

konsistensi, efektivitas, dan efisiensi dalam memenuhi kebutuhan

dan tercapainya tujuan.

2. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Bawang

Pengorganisasian diyakini merupakan bagian penting dalam

manajemen pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah.

Pengorganisasi yang efektif meliputi proses pembagian kerja,

departemenisasi, serta pendelegasian kekuasaan dan wewenang.

Pembagian pekerjaan merupakan penjabaran tugas pekerjaan

sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab dan

melaksanakan seperangkat aktivitas tertentu dan bukan keseluruhan

tugas. Lebih lanjut dilaksanakan departemenisasi yang merupakan

upaya mengelompokkan aktivitas pekerjaan sebagai aktivitas-

aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat

diselenggarakan secara serempak. Organisasi akan efektif jika

Page 56: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

47

dilaksanakan pembagian wewenang yang berarti pelimpahan

wewenang formal dan tanggung jawab kepada seseorang atas

pelaksanaan aktivitas tertentu. Tujuan pendelegasian adalah agar

organisasi dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien.

Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Bawang ditunjukkan oleh

Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Bawang

Page 57: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

48

3. Deskripsi Tanggung Jawab, Tugas dan Wewenang

a. Kepala Sekolah (Kasek)

1) Tanggung Jawab

a) Bertanggung jawab kepada Pemerintah Kabupaten dan

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Banjarnegara;

b) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di

sekolah, sesuai dengan visi dan misi sekolah

2) Wewenang

a) Perencanaan Program Kerja Sekolah, RIPS, dan RKPS;

b) Pengorganisasian seluruh program kegiatan di sekolah;

c) Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan;

d) Menentukan kebijakan untuk perbaikan selanjutnya

3) Tugas

Pengelolaan teknik edukatif mata pelajaran berdasarkan Visi

dan Misi sekolah, yaitu :

a) Mengelola unsur pokok-pokok manajemen sekolah: Man

(guru, karyawan, murid); Money (dana dari orang tua

murid dan pemerintah) dan Material (fasilitas berupa:

gedung, perabot sekolah, alat-alat pelajaran teori dan

praktek);

b) Mengadakan kerja sama dengan pihak luar, seperti orang

tua, pengguna produk (tamatan), jajaran pemerintah, dan

lain-lain

b. Kepala Tata Usaha (KTU)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek atas terselenggaranya

seluruh ketatausahaan.

2) Wewenang

Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan

administrasi dan tata usaha.

Page 58: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

49

3) Tugas

a) Menjabarkan kebijakan Kasek;

b) Mengkoordinasi administrasi sekolah;

c) Melaksanakan administrasi umum / korespondensi ke

dalam dan ke luar;

d) Membuat daftar gaji;

e) Mengelola ketatausahaan sekolah;

f) Mengelola administrasi kepegawaian dan pensiunan;

g) Mengelola Buku Induk Pegawai.

c. Wakasek Bidang Kurikulum dan Ketenagaan (Wakasek 1)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek atas terlaksananya KBM,

membina, memberdayakan, dan mengembangkan tenaga

pendidik dan kependidikan.

2) Wewenang

Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan

dengan pendidikan di sekolah yang berkaitan dengan KBM

dan pembinaan dan pengembangan karir serta tenaga

pendidik dan kependidikan.

3) Tugas

a) Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional

mapel di sekolah melalui analisis kurikulum, sinkronisasi,

dan menetapkan kurikulum validasi;

b) Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan,

pembagian tugas mengajar, jadwal pelajaran dan bahan

ajar;

c) Mengorganisasi / mengkoordinasi KBM baik teori maupun

praktek yang terdiri dari: Persiapan KBM, Pelaksanaan

KBM, Evaluasi hasil Belajar, Analisis Hasil Evaluasi

Belajar, Perbaikan dan Pengayaan;

d) Mengelola administrasi pendidikan / pengajaran dan Buku

Induk Siswa;

Page 59: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

50

e) Merencanakan dan menyusun program pengembangan

kurikulum;

f) Menyusun program pemberdayaan dan pengembangan

ketenagaan;

g) Mengarahkan urusan ketenagaan agar berfungsi

sebagaimana mestinya;

h) Secara rutin menyampaikan hasil kerja kepada Kasek;

i) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan

pemberdayaan dan pengembangan ketenagaan;

j) Menetapkan kompetensi personil (guru) sesuai dengan

tugasnya masing-masing;

k) Pendampingan seluruh guru sekolah;

l) Mengusulkan kebutuhan guru;

m) Mengusulkan pengembangan kemampuan guru.

d. Wakasek Bidang Kesiswaan (Wakasek 2)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek dalam penyelenggaraan

PSB dan kegiatan Bidang Kesiswaan.

2) Wewenang

a) Menyelenggarakan PSB;

b) Penanganan Ketertiban Siswa;

c) Menyelenggarakan BK;

d) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.

3) Tugas

a) Menyusun program kegiatan dan mengkoordinasikan

pelaksanaannya;

b) Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan siswa;

c) Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan

kesiswaan;

d) Merencanakan dan melaksanakan pendaftaran dan

penerimaan siswa baru;

e) Menegakkan disiplin tata tertib siswa;

Page 60: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

51

f) Mengkoordinasikan program BK;

g) Pembinaan/Pengembangan kepribadian siswa;

h) Pembinaan OSIS dan Ekstra Kurikuler;

i) Mengelola administrasi kegiatan siswa;

j) Memperhatikan, memelihara, menjaga suasana sekolah

(keamanan, kebersihan, kerapihan, kesehatan,

kekeluargaan dan kenyamanan);

k) Merencanakan, membuat dan merevisi Buku Pedoman

Siswa.

e. Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana (Wakasek 3)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek dalam menyusun program

kerja pemanfaatan, pemeliharaan dan perawatan sarana

prasarana serta mengkoordinir pelaksanaan pengadaan

sarana prasarana, pemeliharaan, perbaikan dan pengawasan

serta evaluasi penggunaan sarana prasarana di SMK Negeri

2 Bawang.

2) Wewenang

a) Menghimbau ketua Program Keahlian dan atau

penanggung jawab ruangan agar melengkapi daftar

inventaris dan sarana prasarana yang menjadi tanggung

jawabnya;

b) Menghapus barang yang sudah tidak layak dipakai;

c) Menolak barang yang dipesan apabila tidak sesuai

dengan spesifikasi pemesanan dan mengganti barang lain

sesuai dengan kebutuhan sekolah;

d) Memutuskan perbaikan terhadap barang yang rusak;

e) Meminta laporan keadaan sarana prasarana dari Ketua

Kompetensi Keahlian, atau penanggung jawab ruang

secara periodik dan insidentil.

Page 61: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

52

3) Tugas

a) Menyusun program kerja pemanfaatan, pemeliharaan dan

perawatan sarana prasarana;

b) Mengkoordinasikan penyusunan kebutuhan sarana

prasarana;

c) Mengkoordinasikan inventarisasi sarana prasarana;

d) Mengkoordinasikan pengadaan bahan praktek serta

perlengkapan sekolah;

e) Mengkoordinasikan pemeliharaan, perbaikan,

pengembangan dan penghapusan sarana;

f) Mengkoordinir pengawasan penggunaan sarana

prasarana;

g) Mengkoordinir evaluasi penggunaan sarana prasarana.

f. Wakasek Bidang Humas dan DU/DI (Wakasek 4)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek atas terwujudnya kerja

sama DU/DI dan pelaksanaan fungsi hubungan masyarakat

atau instansi terkait.

2) Wewenang

Menyusun program dan melakukan promosi, komunikasi dan

kerja sama di DU/DI dan instansi terkait.

3) Tugas

a) Menyusun program kerja sama dengan DU/DI dan instansi

terkait;

b) Menjalin kerja sama dengan DU/DI dan instansi terkait;

c) Mempromosikan potensi sekolah;

d) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program yang

berkaitan dengan hubungan masyarakat;

e) Mengkoordinir Bursa Kerja Khusus (BKK);

f) Mengkoordinir pengembangan Unit Produksi;

Page 62: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

53

g) Melaksanakan hubungan masyarakat, khususnya instansi

pendidikan, sekolah, dan DU/DI yang relevan.

g. Wakil Manajemen Mutu (WMM)

1) Tanggung Jawab

a) Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk

pelaksanaan SMM ditetapkan, diterapkan dan dipelihara;

b) Melaporkan kepada Kasek tentang kinerja Sistem

Manajemen Mutu di sekolah dan kebutuhan apapun untuk

perbaikannya;

c) Membangkitkan kesadaran di sekolah tentang pentingnya

stakeholder;

d) Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah

yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu.

2) Wewenang

Mengatur, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya

harapan stakeholder, mengendalikan dan mengembangkan

sistem dari seluruh proses yang terjadi sesuai dengan

ketentuan dalam Dokumen Mutu serta kewenangan untuk

menjalin hubungan dengan pihak luar khususnya mengenai

Sistem Manajemen Mutu.

3) Tugas

a) Menyusun program kerja dilengkapi time shedulle;

b) Memonitor dan mengingatkan warga sekolah untuk

bekerja secara maksimum atas tugas dan tanggug

jawabnya;

c) Memeriksa kecukupan dokumen Pedoman Mutu pada

Sistem Manajemen Mutu;

d) Mengesahkan dokumen Standar Operating Procedure

(SOP) pada Sistem Manajemen Mutu;

e) Menyimpan dokumen keseluruhan secara utuh.

Page 63: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

54

h. Ketua Kompetensi Keahlian (Kakom)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek atas terlaksananya KBM

Mapel Produktif dan pengelolaan bengkel.

2) Wewenang

Merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan KBM

Mapel Produktif di Kompetensi keahlian masing-masing.

3) Tugas

Menyusun Program Kegiatan dan mengkoordinasikan

pelaksanaannya, yang meliputi :

a) Bersama Wakasek 1 menyusun jadwal kegiatan KBM

Mapel Produktif;

b) Membuat tata tertib bengkel;

c) Menentukan kebutuhan bahan dan alat KBM Mapel

Produktif;

d) Melaksanakan pengembangan bengkel

i. Koordinator Guru Umum (KGU)

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek atas terlaksananya KBM

dan administrasi pembelajaran kelompok mata pelajaran

normatif dan adaptif baik praktek maupun teori.

2) Wewenang

Merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan KBM dan

administrasi pembelajaran kelompok mata pelajaran normatif

dan adaptif baik teori maupun praktek

3) Tugas

Menyusun program pembelajaran dan mengkoordinasikan

pelaksanaannya, yang meliputi:

a) Bersama Wakasek 1 dan Kaprog menyusun jadwal

kegiatan KBM kelompok mata pelajaran normatif dan

adaptif;

Page 64: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

55

b) Mengkoordinasikan penyusunan perangkat administrasi

mengajar guru kelompok mata pelajaran normatif dan

adaptif;

c) Membuat jadwal dan tata tertib guru piket;

d) Mengawasi jalannya KBM kelompok mata pelajaran

normatif dan adaptif;

e) Melaksanakan pengembangan mata pelajaran kelompok

normatif dan adaptif.

j. Wali Kelas

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek atas terlaksananya

pendampingan, pembimbingan dan monitoring kelas.

2) Wewenang

Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan

pendampingan, pembimbingan dan monitoring kelas.

3) Tugas

a) Mewakili Kasek dan orang tua dalam pembinaan siswa;

b) Membina kepribadian, ketertiban dan kekeluargaan siswa;

c) Membantu pengembangan peningkatan kepribadian,

kecerdasan dan keterampilan siswa;

d) Evaluasi nilai rapor dan kenaikan kelas;

e) Membantu Wakasek dalam pembinaan ketertiban dan

kedisiplinan siswa di kelas;

f) Membuat catatan tentang:

(1) Situasi keluarga dan ekonomi;

(2) Ketidakhadiran, pelanggaran, dan perilaku siswa;

(3) Prestasi akademik dan bakat setiap siswa.

Page 65: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

56

k. Guru

1) Tanggung Jawab

Bertanggung jawab kepada Kasek berkenaan dengan

kegiatan KBM menurut mata pelajaran dan tingkat yang

diajarkan.

2) Wewenang

Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan

tugas mengajar.

3) Tugas

a) Program KBM:

(1) Persiapan meliputi analisis kurikulum, silabus, dan

membuat SP/RPP;

(2) Pelaksanaan KBM;

(3) Evaluasi;

(4) Analisis hasil evaluasi belajar;

(5) Perbaikan / pengayaan berdasarkan hasil analisis.

b) Pembinaan terhadap siswa;

c) Pengelolaan kelas dalam KBM.

D. Penggerakan (Actuating)

Penggerakan (actuating) dalam bahasa Indonesia artinya adalah

menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar

semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai

dengan tujuan organisasi. George R. Terry (1986) mengemukakan

bahwa, penggerakan (actuating) merupakan usaha menggerakkan

anggota-anggota organisasi sedemikian rupa hingga mereka

berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan

sasaran anggota-anggota organisasi tersebut oleh karena para anggota

itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Jadi actuating

adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara

bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang

masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Penggerakan

Page 66: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

57

(actuating) merupakan fungsi yang paling fundamental dalam

manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan

itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas

sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai

rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.

SMK Negeri 2 Bawang dalam menjalankan fungsinya sebagai

sekolah menengah kejuruan yang berupaya mewujudkan lulusan yang

siap memasuki dunia kerja maupun berwirausaha menyadari bahwa

dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)

merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Fungsi perencanaan

dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek

abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating ini lebih

menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-

orang dalam organisasi. Dengan demikian, penggerakan (actuating)

tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi

kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian

agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal

sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Jadi penggerakan

merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat

orang lain suka dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan

yang telah dilakukan menyebabkan suatu organisasi dapat berjalan.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan

(actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk

mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan,

(2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,

(3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih

penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan

bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam

organisasi tersebut harmonis.

Dalam implementasi manajemen pendidikan berbasis sekolah

pada SMK Negeri 2 Bawang fungsi penggerakan (actuating)

Page 67: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

58

dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah sesuai dengan tugas pokok,

fungsi dan wewenangnya masing-masing dalam upaya mencapai tujuan

sekolah. Kegiatan penggerakan (actuating) selalu berkaitan dengan

motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan manajemen konflik.

Motivasi merupakan suatu kekuatan (power), tenaga (forces),

daya (energy), atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan

dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari

maupun tidak disadari. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam

mempertimbangkan motivasi adalah: fisiologikal, psikologikal, dan

lingkungan (environmental) sebagai faktor-faktor yang penting. Istilah

motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai tenaga

penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan

rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku (Adi, 1994). Motivasi tidak

dapat diamati secar langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah

laku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pernyataan ini

mengandung tiga pengertian, yaitu: (a) motivasi mengawali terjadinya

perubahan energi pada diri tiap individu, (b) motivasi ditandai oleh

adanya rasa atau feeling afeksi seseorang, dan (c) motivasi dirangsang

karena adanya tujuan.

Usman (2004) mengartikan komunikasi sebagai proses

penyampaian pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung

maupun tidak langsung, baik lisan, tertulis, maupun isyarat. Orang yang

komunikatif adalah orang yang mampu menyampaikan informasi atau

pesan kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, tertulis,

lisan, maupun isyarat sehingga orang lain dapat menerimanya sesuai

dengan pemberi pesan atau informasi. Komunikasi merupakan usaha

yang dilakukan oleh pimpinan lembaga untuk menyebarluaskan

informasi yang terjadi di dalam maupun di luar lembaga yang ada

kaitannya dengan kelancaran tugas mencapai tujuan bersama.

Komunikasi erat hubungannya dengan usaha pengarahan dan

Page 68: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

59

pengorganisasian karena komunikasi yang baik bukan hanya terjadi

satu arah dari atasan, melainkan juga datang dari bawah ke atas atau

antar rekan kerja. Cara-cara yang digunakan sebagai media komunikasi

dalam suatu lembaga dapat bersifat lisan maupun tulisan.

SMK Negeri 2 Bawang menerapkan pedoman komunikasi yang

baik berdasarkan AMA (American Management Assocation), yaitu:

1. Mencari kejelasan gagasan terlebih dahulu sebelum

dikomunikasikan;

2. Meneliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi;

3. Mempertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan

kapan sja komunikasi akan dilakukan;

4. Mengkonsultasikan dengan pihak lain, bila perlu dalam perencanaan

komunikasi;

5. Mengambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala

sesuatu yang membantu atau umpan balik;

6. Mengikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan;

7. Memperhatikan konsistensi komunikasi;

8. Melakukan tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi;

9. Menjadi pendengar yang baik karena berkomunikasi tidak hanya

untuk dimengerti tetapi untuk mengerti.

Berkaitan dengan kepemimpinan dalam penggerakan (actuating)

SMK Negeri 2 Bawang memandang bahwa kepemimpinan merupakan

suatu proses pengaahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan

sekolah dari warga sekolah baik guru, tenaga kependidikan, karyawan

tata usaha, dan siswa yang saling berhubungan tugasnya. Secara teori

ada banyak tipe kepemimpinan, yaitu: karismatik, paternalistis,

militerisme, otokratis, Laissez Faire, populistis, administratif, dan

demokratis. Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan

menggunakan tipe kepemimpinan secara eklektif dengan melihat situasi

dan kondisi yang tepat. Hal ini berarti bahwa tipe kepemimpinan yang

dipilih tidak berlaku kaku tetapi adaptable dan luwes sehingga warga

sekolah merasa terayomi dan nyaman dalam bekerja mengoptimalkan

Page 69: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

60

potensi yang ada secara mksimal untuk mencapai tujuan sekolah

dengan baik.

Sifat kepribadian pemimpin SMK Negeri 2 Bawang secara ideal

hauslah memiliki: pendidikan yang luas, kematangan mental, sifat ingin

tahu yang tiggi, integratif, memiliki daya ingat yang kuat, kemampuan

analisis yang tajam, memiliki keterampilan komunikasi yang baik,

terampil dalam mendidik, rasional dan obyektif dalam menilai sesuatu,

pragmatisme operasional, naluri penetapan prioritas, pandai mengatur

waktu, mempunyai sifat keberanian, mau mendengar, dan

kesederhanaan. SMK Negeri 2 Bawang dalam upaya menjadi sekolah

yang TOP (terampil, optimis, dan kreatif) sebagaimana visi dan misi

sekolah memerlukan kepemimpinan kepala sekolah yang

transformasional yang berarti dapat mengakomodasi semua

kepentingan dan visioner yang berarti memiliki pandangan jauh ke

depan untuk menjadi sekolah unggul yang dapat mewujudkan lulusan

berkualitas.

Penggerakan (actuating) dalam menjalankan program-program

sekolah untuk mencapai tujuan tidak mungkin terlepas dari konflik

sehingga diperlukan manajemen konflik. Konflik organisasi merupakan

ketidaksesuaian antara dua atau kelompok organisasi yang timbul

dikarenakan adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber

daya yang terbatas atau kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan

bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau

persepsi. Jenis konflik yang biasa terjadi adalah konflik dalam diri

individu, konflik antar individu, konflik antara individu dengan kelompok,

konflik kelompok dalam sekolah, maupun konflik antar organisasi.

Dalam memanajemen konflik yang terjadi diperlukan partisipasi dan

kesadaran dari seluruh warga sekolah termasuk yang berkonflik untuk

mengatasi konflik agar menjadi produktif bukan konflik yang dapat

menyebabkan perpecahan dan kontra produktif. Metode penyelesaian

konflik yang biasanya diterapkan adalah dengan membangun

konsensus untuk kepentingan sekolah di atas kepentingan individu

Page 70: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

61

maupun kelompok, konfrontasi untuk mencari jalan keluar terbaik, dan

penggunaan tujuan yang lebih tinggi dalam hal ini adalah tujuan sekolah

merupakan prioritas utama dengan memberikan layanan prima bagi

siswa dan warga sekolah sehingga tumbuh lingkungan yang kondusif.

E. Kepemimpinan Kepala Sekolah Transformasional dan Visioner dalam Mewujudkan SMK Negeri 2 Bawang sebagai Sekolah Unggul yang TOP

Sekolah unggul hanya mungkin dapat dicapai oleh sekolah yang

menerapkan manajemen dan kepemimpinan pendidikan dengan baik

dan didukung oleh seluruh warga sekolah, masyarakat, dunia

usaha/dunia industri, dan juga pemerintah. Intinya, sekolah harus

mampu menyinergikan seluruh potensi yang ada agar dapat

memberikan layanan pendidikan prima sehingga kegiatan pembelajaran

bermakna dan dihasilkan lulusan yang berkualitas.

Wahyu Sumidjo (1999) mengemukakan bahwa deskripsi tugas

dan tanggung kepala sekolah dapat dilihat dari dua fungsi, yaitu kepala

sekolah sebagai administrator dan sebagai supervisor. Kepala sekolah

sebagai administrator di sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab

atas seluruh proses manajerial yang mencakup perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh

bidang garapan yang menjadi tanggung jawab sekolah. Bidang garapan

manajemen tersebut dapat meliputi bidang personalia, siswa, tata

usaha, kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah

dan masyarakat serta unit penunjang lainnya. Sedangkan, kepala

sekolah sebagai supervisor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

pelayanan terhadap peningkatan kemampuan profesionalisme guru

dalam rangka mencapai proses pembelajaran yang berkualitas. Kepala

sekolah perlu memiliki berbagai kemampuan yang diperlukan untuk

dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Kemampuan

manajerial meliputi technical skill (kemampuan teknik), human skill

(kemampuan hubungan kemanusiaan), dan conceptual skill

(kemampuan konseptual). Kemampuan teknik adalah kemampuan yang

Page 71: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

62

berhubungan erat dengan penggunaan alat-alat, prosedur, metode dan

teknik dalam suatu aktivitas manajemen secara benar (working with

things). Sedangkan, kemampuan hubungan kemanusiaan merupakan

kemampuan untuk menciptakan dan membina hubungan baik,

memahami dan mendorong orang lain sehingga mereka bekerja secara

suka rela, tidak ada paksaan dan lebih produktif (working with people).

Kemampuan konseptual adalah kemampuan mental untuk

mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta

kegiatan organisasi. Dengan kata lain, kemampuan konseptual ini

terkait dengan kemampuan untuk membuat konsep (working with ideas)

tentang berbagai hal dalam lembaga yang dipimpinnya.

Kepemimpinan pendidikan yang diperlukan SMK Negeri 2

Bawang saat ini adalah kepemimpinan yang didasarkan pada jati diri

bangsa yang hakiki dan bersumber dari nilai-nilai budaya dan agama,

serta mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam

dunia pendidikan. Ada 3 (tiga) perubahan mendasar dalam manajemen

pendidikan dewasa ini yang berimplikasi pada perilaku kepemimpinan,

yaitu:

1. Perubahan paradigma pendidikan dari yang bersifat sentralistis ke

arah desentralisasi;

2. Adanya pelimpahan wewenang yang luas kepada sekolah atas

dasar pertimbangan profesional dan pertanggungjawaban publik;

3. Adanya kerja sama antara pejabat pemerintahan dengan pemimpin

pendidikan dalam membangun pendidikan yang bermutu.

Kepemimpinan sekolah yang visoner dan transformatif dalam

manajemen berbasis sekolah (MBS) menjadi penting dan relevan untuk

diterapkan dalam mencapai visi dan misi SMK Negeri 2 Bawang sebagai

sekolah yang unggul. Kepala sekolah yang visioner akan membawa

sekolah untuk terus maju dari waktu ke waktu (continous improvement).

Tidak ada kata berhenti untuk sebuah proses dan tidak ada kata final

untuk sebuah perubahan karena yang ada hanyalah proses menuju ke

arah kesejatian ideal. Hal ini bermakna bahwa kondisi ideal adalah

Page 72: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

63

sebuah cita-cita yang dituju untuk dicapai dari waktu ke waktu yang terus

bertumbuh kembang untuk selalu maju (Danim, 2008). Visi pada intinya

adalah pandangan jauh ke depan. Dengan demikian kepala sekolah

yang visioner adalah kepala sekolah yang memiliki pandangan ke

depan, yang berarti memiliki pandangan jauh ke depan, mendalam dan

luas yang merupakan daya pikir abstrak dan memiliki kekuatan amat

dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan

tempat. Visi tidak hanya berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh

manusia organisasi tetapi juga merujuk pada nuansa-nuansa yang akan

mewarnai gaya kepemimpinan dan manajemen.

Visi merupakan komponen sentral dari semua great leadership.

Visi merupakan atribut kunci kepemimpinan termasuk kepemimpinan

akademik di sekolah. Visi ditetapkan oleh pimpinan sekolah yang dalam

proses penetapannya dilakukan secara bersama oleh komite sekolah,

dewan guru dan karyawan. Penetapan visi sekolah sangat esensial

karena sekolah bukan hanya institusi akademik semata melainkan

sebagai bagian integral dari entitas masyarakat. Visi merupakan atribut

kunci kepemimpinan dan pembuatan keputusan strategik, efektif,

efisien, dan dengan akuntabilitas tertentu. Dengan visi, warga sekolah

dimotivasi, dipandu arah kerjanya, dan dartikulasikan hal-hal yang

mereka inginkan. Dengan demikian visi sekolah pada dasarnya adalah

pernyataan paling fundamental (fundamental statement) mengenai nilai,

aspirasi, dan tujuan institusi sekolah. SMK Negeri 2 Bawang mempunyai

visi mewujudkan lulusan yang berilmu, beriman dan bertakwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, terampil, optimis, profesional (TOP) serta

tangguh dalam menghadapi tantangan jaman. Dengan visi ini seluruh

warga sekolah, baik kepala sekolah, guru, staf tata usaha, leboran,

teknisi dan lainnya memiliki panduan dalam mewujudkan sekolah

unggul.

Kepemimpinan kepala sekolah yang visioner akan mampu

mengimplementasikan program-program kerja dalam bentuk kegiatan

nyata sehingga potensi akan terealisasi menjadi manifestasi nyata, yaitu

Page 73: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

64

memberikan pelayan prima bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan

terbaik. Visi yang hebat dari kepala sekolah akan secara maksimal

terealisasi jika dapat ditransformasikan dalam diri setiap warga sekolah.

Hal ini berarti bahwa kepala sekolah disamping visioner juga harus

transformasional dalam menjalankan kepemimpinan dan manajemen

pendidikan untuk mewujudkan sekolah unggul yang menghasilkan

lulusan berkualitas. Kepemimpinan kepala sekolah yang visioner dan

transformatif dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:

2008 pada SMK Negeri 2 Bawang senantiasa berupaya merealisasikan

visi dan tujuan sekolah menjadi kegiatan nyata untuk memberikan

pelayan prima bagi siswa dalam koridor sekolah unggul sehingga dapat

dihasilkan lulusan yang berkualitas dan siap terjun dalam masyarakat

sebagai tenaga teknisi menengah, melanjutkan studi maupun

berwirausaha.

Kepala sekolah yang visoner dengan visi yang hebat tidak akan

memiliki makna apa-apa ketika tidak mampu mentransformasikan visi

pada seluruh warga sekolah menjadi tindakan dan kerja nyata. Visi

sekolah yang merupakan panduan untuk melaksanakan kerja nyata

yang berkualitas menuju perbaikan dari waktu ke waktu memerlukan

kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional pad

hakikatnya menekankan seorang pemimpunan perlu memotivasi para

bawahanya untuk melakukan tanggung jawab mereka lebih dari yang

mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu

mendefinisikan, mengomunikasikan, dan mengartikulasikan visi

organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas

pemimpinnya. Pemimpin transformasional mengartkulasikan visi masa

depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara

yang intelektual, dan merauh perhatian pada perbedaan-perbedaan

yang dimiliki bawahannya. Dengan demikian, pemimpin

transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai

peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai

tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai

Page 74: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

65

menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta

mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari

pada apa yang mereka butuhkan. Pemimpin transformasional

mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun

individu.

Kepala SMK Negeri 2 Bawang menerapkan gaya kepemimpinan

visioner yang transformatif dalam upaya mewujudkan visi dan misi

sekolah. Kepala sekolah menyadari betul bahwa diperlukan

peningkatan kemampuan terus menerus dari segenap warga sekolah

dalam mengelola dan mengembangkan sekolah yang berkualitas

unggul. Penerapan manajemen modern yang berorientasi pada

mutu/kualitas meruapakan salah satu pilihan dalam upaya mewujudkan

sekolah unggul dan lulusan berkualitas secara terus menerus karena

sistem manajemen mutu pada hakikatnya perbaikan terus meneru untuk

memperkuat dan mengembangkan mutu sekolah. Tantangan global

dengan diberlakukannya pasar bebas menuntut sekolah untuk

memberikan layanan pendidikan bermutu yang dapat menghasilkan

lulusan berkualitas yang memiliki kompetensi unggul dengan

kecerdasan intelektual tinggi yang diimbangi dengan kecerdasan

emosional dan spritual. Lulusan SMK yang paripurna seperti ini diyakini

akan dapat menjawab tantangan jaman dan dapat menyejahterakan diri,

keluarga dan lingkungannya sehingga pada tataran luas terwujud

masyarakat serta bangsa dan negara yang sejahtera.

F. Pengawasan (Controlling) Pelaksanaan Program

Pengawasan (controlling) diperlukan untuk melihat sejauh mana

hasil tercapai antara perencanaan dengan pelaksanaan. Menurut

Murdick (dalam Fatah, 2008) pengawasan merupakan proses dasar

yang secara esensial diperlukan dalam melihat ketercapaian hasil

antara perencanaan dengan pelaksanaan. Proses dasar pengawasan

terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) menetapkan standar pelaksanaan, (2)

pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan

Page 75: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

66

(3) menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan

standar dan rencana.

SMK Negeri 2 Bawang dalam menjalankan fungsi organisasinya

menerapkan pengawasan untuk memastikan keterlaksanaan program

yang direncanakan dalam upaya mencapai tujuan sekolah. Langkah-

langkah dasar proses pengawasan yang dilaksanakan ditunjukkan oleh

gambar 4 berikut.

Gambar 4. Langkah-langkah Dasar Proses Pengawasan

Beberapa kondisi yang harus diperhatikan oleh manajemen SMK

Negeri 2 Bawang agar fungsi pengawasan (controlling) dapat berfungsi

efektif, yaitu:

1. Pengawasan dikaitkan dengan tujuan dan kriteria yang

dipergunakan dalam sistem pendidikan, yaitu: relevansi, efektivitas,

efisiensi, dan produktivitas. Tujuan-tujuan pendidikan dala berbagai

tingkatan harus sesuai dan berkaitan, dimulai dari Tujuan Pendidikan

nasional, Tujuan Institusional, Tujuan Kurikuler, sampai dengan

Tujuan-tujuan Mata Pelajaran;

2. Standar keberhasilan pelaksanaan program ditentukan dengan

memperhatikan dua tujuan pokok, yaitu: untuk memotivasi dan untuk

dijadikan patokan guna membandingkan capaian prestasi. Hal ini

Menetapkan

Standar untuk

Mengukur

Prestasi

Tidak Berbuat Apa-

apa

(Memastikan

Bahwa Program

terlaksana secara

Konsisten)

Ambil Tindakan

Korektif

Apakah Prestasi

Memenuhi

Standar

Mengukur

Prestasi Kerja

Tidak

Ya

Page 76: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

67

berarti jika pengawasan efektif maka akan dapat memotivasi seluruh

anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi;

3. Pengawasan disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan sekolah.

Dalam hal ini yang mendapat perhatian adalah pola dan tata

organisasi, seperti: susunan, peraturan, kewenangan, dan tugas-

tugas yang telah digariskan dalam uraian tugas (job description);

4. Sistem pengawasan dikendalikan (steering control) tanpa

mengorbankan otonomi dan kehormatan manajerial tetapi fleksibel,

artinya sistem pengawasan menunjukkan kapan dan di mana

tindakan korektif harus diambil karena mempunyai implikasi

emosional dan motivasional yang berhubungan dengan konsekuensi

fungsional dan disfungsional;

5. Pengawasan mengacu pada tindakan perbaikan (continous

improvement) untuk peningkatan kualitas secara

berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya

mengungkap penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan

alternatif perbaikan dan menentukan tindakan perbaikan;

6. Pengawasan yang dilakukan mengacu pada prosedur pemecahan

masalah (problem solving), yaitu: menemukan masalah,

menemukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan,

melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan, dan mencegah

timbulnya masalah yang serupa.

Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang

berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai

dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.

Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan

bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Partisipasi penuh warga sekolah dan setia unit kerja mutlak diperlukan

untuk menjamin bahwa perencanaan program dilaksanakan dengan

baik dan benar semata-mata untuk mencapai tujuan sekolah.

Page 77: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

68

G. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan keseluruhan jaringan

informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan

bagi pimpinan, ketua-ketua unit kerja, dan para pengguna lainnya yang

berfungsi untuk pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam

cakupan organisasi sekolah ataupun perorangan. Informasi merupakan

data yang telah diolah dan dianalisis melalui suatu cara sehingga

memiliki makna (worth). Sedangkan data adalah fakta atau fenomena

yang belum dianalisis, seperti: jumlah, angka, nama, lambang yang

menggambarkan suatu obyek, ide, kondisi ataupun situasi.

SMK Negeri 2 Bawang menetapkan persyaratan agar informasi

yang dibutuhkan dapat berfungsi dan bermanfaat bagi pengambilan

keputusan, yaitu: uniformity, lengkap, jelas dan tepat waktu. Untuk

menjamin ketepatan informasi maka dalam mengelola sistem informasi

manajemen memperhatikan hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan;

2. Menentukan sumber data dan informasi yang dibutuhkan;

3. Menentukan siapa yang membutuhkan informasi dan kapan

informasi itu dibutuhkan;

4. Mengkomunikasikan informasi secara tepat dan dapat dipercaya

oleh para pengguna.

SMK Negeri 2 Bawang memiliki domain web

www.smkn2bawang.sch.id dan alamat surat elektronik (email)

[email protected] serta SMS gateway sebagai media

informasi sekolah yang pengelolaannya dimanajemen secara baik dan

tertib untuk mendukung layanan pembelajaran, pengembangan diri, dan

optimalisasi potensi siswa serta warga sekolah lainnya. Konsep sistem

informai manajemen yang diterapkan memiiki beberapa karakteristik,

yaitu:

1. Tim Manajemen Informasi Sekolah (MIS) sebagai satu unit kerja

yang bertugas secara khusus mengelola sistem informasi

manajemen;

Page 78: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

69

2. Sistem informasi manajemen merupakan jalinan lalu lintas data dan

informasi dari setiap bagian dan unit-unit kerja di dalam organisasi

sekolah yang terpusat di bagian Tim MIS;

3. Sistem informasi manajemen merupakan jalinan jalinan hubungan

antar bagian dan unit kerja dalam organisasi sekolah melalui satu

bagian SIM;

4. Sistem informasi manajemen merupakan segenap proses yang

mencakup beberapa bagian, yaitu:

a. Pengumpulan data;

b. Pengolahan data;

c. Penyimpanan data;

d. Pngambilan data; dan

e. Penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.

5. Sistem informasi manajemen bertujuan agar para pelaksana dapat

melaksanakan tugas dengan baik dan benar serta pimpinan dapat

membuat keputusan dengan cepat dan tepat.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi maka sistem

informasi manajemen yang diterapkan SMK Negeri 2 Bawang juga

berbasis pada teknologi infoormsi dan komunikasi (TIK). Pemanfaatan

sistem informasi manajemen diimplementasikan dalam pengelolaan

administrasi akademik, kepegawaian, administrasi pelaporan, sarana

dan prasarana, konten pembelajaran, data kesiswaan, pengembangan

diri siswa, dan masih banyak lagi bidang-bidang lain yang membutuhkan

layanan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Kebutuhan aplikasi

database yang dapat mengelola data dan informasi sekolah,

manajemen sekolah dan komite-komite pengajaran dan pembelajaran,

juga mengangkat kebutuhan untuk menjadikan laporan-laporan dari

sekolah secara cepat dan valid kepada instansi terkait seperti laporan

ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun ke Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Mengingat peran sistem informasi manajemen yang begitu

penting sangat diperlukan oleh suatu lembaga/satuan pendidikan.

Page 79: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

70

Upaya dan usaha menerapkan IT dalam menunjang kelancaran

kinerjanya, dengan kondisi semacam itu seluruh tenaga kependidikan

dan pendidik terus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki sistem-

sistem yang sudah ada.

Dalam rangka memberdayakan semua warga negara Indonesia

berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sebuah

komitmen terhadap kualitas pendidikan. Terkait dengan visi tersebut

telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk

dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan.

Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma

pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,

dilaksanakan, agar efektif dan efisien.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang

harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses meliputi

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2007. Implementasi sistem informasi BIOSMK di

sekolah merupakan upaya yang sudah seharusnya dilakukan. Sesuai

dengan standar isi pendidikan yaitu sistem informasi manajemen

pendidikan (SIM) BIOSMK untuk mendukung proses manajemen

pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan (kepala sekolah)

pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus

memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah,

mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebagai bahan dalam

proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat

dipertanggung jawabankan secara moral.

Page 80: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

71

H. Evaluasi Program

Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu

perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut TR. Morisson (dalam Fatah, 2008) ada tiga faktor penting

dalam konsep evaluasi, yaitu: pertimbangan (judgement), deskripsi

obyek penilaian, dan kriteria yang dipertanggungjawabkan (defensible

criteria). Tujuan evaluasi dalam implementasi manajemen pendidikan,

antara lain:

1. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode

kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang

perlu mendapat perhatian khusus;

2. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa

organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan, baik

manusia/tenaga, sarana prasarana, dan biaya secara efektif dan

efisiensi ekonomis;

3. Untuk memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, dan

penyimpangan dilihat dari aspek tertentu misalnya program tahunan

dan kemajuan belajar.

Kerangka dasar evaluasi program dilaksanakan dengan prosedur

sebagaimana ditunjukkan gambar 5. Pada umumnya unsur program

dapat ditentukan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan struktural

dan fungsional. Unsur-unsur program dengan pendekatan struktural,

meliputi: tujuan program, seleksi dasar kegiatan belajar, rasional dan

pendekatan terhadap evaluasi, serta karakteristik siswa (kemampuan).

Sedangkan pendekatan fungsional dipertimbangkan dalam menilai

keseluruhan program sekolah. Berbeda dengan pendekatan struktural

yang mementingkan komponen utama tetapi pendekatan fungsional

menekankan pada fungsi-fungsi utama sutau program, misalnya:

evaluasi dan seleksi, diagnosis dan remedial, penjadwalan, kompetensi

fisik, fungsi kepustakaan, penempatan kerja, latihan jabatan dan testing.

Page 81: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

72

Gambar 5. Kerangka Dasar Evaluasi Program

Susunan Kerangka Acuan (Term of Reference) bagi Evaluasi:

1. Tujuan Evaluasi

2. Peranan Evaluasi, yakni untuk apa hasil evaluasi digunakan

3. Kendala

4. Penunjang

Tentukan Unsur-unsur Program:

1. Struktural

2. Fungsional

Kembangkan atau Pilih Teknik Pengumpulan Data bagi masing-masing Unsur

Program:

1. DipersiapkanT

2. Operasional

Buat Jadwal untuk Pengumpulan Data

Kumpulkan dan Susun Data yang Dibutuhkan

Beberapa Kriteria Evaluasi yang Relevan:

1. Koherensi

2. Penyebaran Sumber

3. Tanggapan Pemakai

4. Tanggapan Pelaksana

5. Cost – Effectiveness

6. Kemampuan Generatif

7. Dampak

8. Pengarahan Kebijakan

9. Cost – Benefit Analysis

10. Efek Pelipat Ganda

Kumpulkan dan Susun Data yang Dibutuhkan

Kumpulkan dan Susun Data yang Dibutuhkan

Page 82: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

73

I. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah pada SMK Negeri 2 Bawang Menuju Sekolah Unggul yang TOP

SMK Negeri 2 Bawang berupaya mewujudkan diri sebagai

sekolah unggul dan berkualitas yang bukan hanya sebagai tempat

kegiatan pembelajaran tetapi juga laboratorium bagi kehidupan nyata

siswa di tengah deras perubahan globalisasi dan tantangan jaman yang

sangat dinamis. SMK Negeri 2 Bawang mengupayakan bahwa sekolah

merupakan cermin yang memberikan gambaran nyata tentang

kompetitifnya persaingan dalam dunia kerja yang nyata sehingga

sekolah bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan dalam kehidupan tetapi juga sikap mental yang

mewujud dalam karakter yang kuat dan tangguh. Hal ini tertuang dalam

motto sekolah yang bukan hanya dalam kalimat dan slogan

penyemangat tetapi menjadi rel dalam mewujudkan lulusan yang

berkualitas, yaitu SMK Negeri 2 Bawang TOP yang berarti siswa-

siswanya T = terampil, O = Optimis, dan P = profesional.

Sekolah ideal bagi SMK Negeri 2 Bawang adalah sekolah yang

bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan ansich tetapi sekolah

yang secara komprehensif dan integratif memandang bahwa manusia

adalah makhluk yang khas dan unik sehingga harus dimaksimalkan

potensinya secara utuh baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Dengan demikian lulusan yang dihasilkan diharapkan adalah sosok

manusia paripurna yang bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual

(IQ) tetapi juga mempunyai kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan

spiritual (SQ), kecerdasan ganda (MQ) juga kecerdasan transedental

(TQ). Acuan mutu untuk menjamin ketercapaian sekolah ideal dengan

demikian menjadi penting dalam pelaksanaan seluruh kegiatan.

Acuan mutu yang digunakan untuk pencapaian mutu pendidikan

pada SMK Negeri 2 Bawang adalah Standar Nasional Pendidikan

(SNP) dan sistem manajemen mutu berstandar internasional ISO 9001:

2008. Standar nasional pendidikan adalah standar yang dibuat oleh

pemerintah sedangkan standar manajemen ISO 9001: 2008 mengacu

Page 83: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

74

pada klausul-klausul manajemen mutu berstandar internasional. SNP

dipenuhi secara sistematis dan bertahap. Delapan standar nasional

pendidikan, meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar

kompetensi lulusan, (4) standar kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar

pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian.

Kedelapan SNP tersebut memiliki keterkaitan yang erat antara satu

dengan lainnya dan sebagian santar menjadi prasyarat bagi

pemenuhan standar yang lainnya. Dalam kerangka sistem, komponen

input sistem pemenuhan SNP adalah standar kompetensi pendidik dan

tenaga kependidikan (PTK), standar pengelolaan, standar sarana dan

prasarana, dan standar pembiayaan. Bagian yang termasuk pada

komponen proses adalah standar isi, standar proses, dan standar

evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output

adalah standar kompetensi lulusan (SKL).

SMK Negeri 2 Bawang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang disusun dan dikembangkan secara mandiri

oleh seluruh dewan guru dan didukung oleh komite sekolah dengan

melibatkan secara aktif dunia usaha/industri (DU/DI) di bawah

bimbingan pengawas Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Banjarnegara. Kurikulum yang dikembangkan ini

berdasarkan prinsip perbaikan layanan pembelajaran, pengayaan

pembelajaran, pendayagunaan kondisi alam serta sosial dan budaya.

Dalam kurikulum diatur pengembangan diri siswa yang dilaksanakan

melalui kegiatan ekstra kurikuler dan konseling. Kegiatan ekstra

kurikuler dilaksanakan secara terprogram bagi semua siswa sesuai

dengan minat dan bakat siswa. Di samping untuk pengembangan diri

siswa, kegiatan ekstra kurikuler juga berorientasi untuk meraih prestasi

baik akademik maupun non akademik. Kegiatan konseling yang

dilakukan diperuntukkan bagi semua peserta didik yang berkenaan

dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan

pengembangan karir peserta didik.

Page 84: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

75

Sesuai dengan standar proses, kegiatan pembelajaran

dilaksanakan melalui perencanaan yang matang yang ditunjukkan

dengan: (1) kualitas silabus yang disusun dan dikembangkan secara

mandiri oleh tiap guru mata pelajaran, (2) kualitas Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun dan dikembangkan

secara mandiri oleh setiap guru mata pelajaran, dan (3) sumber belajar

yang lengkap yang ditunjukkan dengan ketersediaan buku teks, buku

panduan, internet, lingkungan dan sumber-sumber belajar lain.

Pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas dipastikan akan

menghasilkan lulusan yang berkualitas pula, sehingga kualitas

pengelolaan kelas saat kegiatan pembelajaran mendapatkan perhatian

disamping pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

perencanaan (RPP) baik mulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan juga

penutup. Pemantauan, pengawasan, dan evaluasi mempunyai peran

yang penting dalam menjamin kualitas pelaksanaan pembelajaran.

Kompetensi lulusan yang berupaya diwujudkan oleh SMK Negeri

2 Bawang adalah lulusan berkualitas, yaitu lulusan yang memiliki

pengetahuan serta sikap dan keterampilan dilandasi nilai-nilai

keimanan dan budi pekerti yang luhur dengan karakter kebangsaan

yang kuat. Dengan demikian lulusan yang dihasilkan adalah manusia

yang cerdas, berpengetahuan, berkepribadian, berakhlak mulia,

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, berfikir logis dan analisis,

memiliki rasa seni dan memahami budayanya, sehat jasmani, rohani

dan sportif serta siap hidup mandiri dan tangguh dalam menjawab

tantangan jaman. Manusia paripurna seperti inilah yang berusaha

diwujudkan oleh SMK Negeri 2 Bawang.

Penilaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

kegiatan pembelajaran mempunyai peran yang penting sebagai kendali

mutu lulusan. Guru SMK Negeri 2 Bawang membuat rancangan

penilaian yang menggunakan berbagai teknik penilaian, yaitu: tes untuk

preetasi belajar, pengamatan untuk perilaku, lembar penilaian untuk

proses pencapaian kompetensi dan uji kompetensi produktif untuk

Page 85: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

76

penilaian pencapaian kompetensi produktif. Prosedur penilaian

dijalankan dengan benar, melalui langkah: (1) guru melaksanakan

penyusunan instrumen yang memenuhi syarat substansi, konstruksi,

dan bahasa, (2) sekolah melakukan validitas empiric terhadap

instrumen penilaian yang telah disusun, dan (3) sekolah memiliki

instrumen penilaian yang berkualitas. Kegiatan penilaian yang

dilaksanakan, meliputi: (1) penilaian oleh guru dalam kegiatan ulangan

harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, (2)

penialian oleh sekolah dalam rangka menentukan nilai akhir peserta

didik termasuk kenaikan kelas dan kelulusan, serta (3) penilaian oleh

pemerintah melalui ujian nasional. Pemantauan penilaian yang

berkualitas dan tindak lanjutnya dilaksanakan secara sistematis

terhadap kualitas soal yang digunakan dan terhadap pelaksanaan

ujian.

Komponen guru dan tenaga kependidikan yang berkualitas juga

akan menentukan output yang dihasilkan, untuk itu SMK Negeri 2

Bawang berupaya memenuhi jumlah dan kualitas guru serta tenaga

kependidikan yang kompeten sesuai dengan bidang keilmuannya

sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

berkualitas.

Sarana dan prasarana idealnya memenuhi rasio 1 kelas untuk 1

rombel sehingga tidak ada moving class untuk pembelajaran umum

(normatif dan adaptif). Potensi siswa akan tergali secara maksimal jika

didukung oleh sarana dan prasarana yang memadahi yang ditunjukkan

dengan lahan yang luas untuk kegiatan olah raga dan pengembangan

diri, ruang kelas yang kondusif, ruang perpustakaan yang luas dan

nyaman dengan koleksi buku yang memadahi serta tersedianya

sumber belajar berbasis internet, laboratorium/bengkel praktik yang

memiliki alat dan bahan praktik lengkap seperti halnya dunia kerja

nyata, tersedianya tempat ibadah yang representatif, dukungan ruang

UKS dan konseling yang nyaman, adanya taman yang hijau dengan

sirkulasi yang teduh, didukung pula dengan ruang kerja guru, pimpinan

Page 86: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

77

dan tata usaha yang nyaman. Lebih lanjut sarana dan prasarana yang

diadakan dan dikembangkan senantiasa berorientasi pada pelayanan

prima untuk kenyamanan kegiatan pembelajaran dan optimalisasi

potensi peserta didik.

SMK Negeri 2 Bawang sudah seharusnya dikelola secara

profesional yang ditunjukkan dengan pelaksanaan manajemen yang

rapi berstandar internasional. Dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan

selalu melalui perencanaan program yang matang, pelaksanaan

rencana kerja yang maksimal, dengan supervisi, pengawasan dan

evaluasi yang prima yang didukung dengan sistem informasi

manajemen yang handal. Dalam hal pembiayaan maka dilaksanakan

penyusunan program pembiayaan yang akurat, penetapan besaran

biaya operasi non personalia, ATS dan BAHP yang tepat dan pelaporan

pengelolaan program pembiayaan yang tertib. Dengan model seperti ini

maka pengelolaan dan pembiayaan sekolah dapat berjalan dengan

baik.

Kondisi SMK Negeri 2 Bawang pada saat ini dilihat dari

kedelapan standar nasional pendidikan dapat dipaparkan sebagai

berikut:

1. Standar Isi

a. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan yang diterapkan

SMK Negeri 2 Bawang baru didukung oleh dunia usaha/industri

lokal dari Banjarnegara, Banyumas, Kebumen dan Purbalingga.

Dunia usaha/industri yang berskala nasional belum terlibat

dalam pengembangan kurikulum satuan pendidikan yang

diterapkan padahal kondisi nyata lulusan SMK Negeri 2 Bawang

banyak yang terserap pada perusahaan-perusahaan besar

berskala nasional.

b. Variasi kegiatan ekstra kurikuler sebagai instrumen penting

dalam pengembangan diri siswa masih belum memenuhi bakat

dan minat keseluruhan siswa. Ada bakat-bakat yang tidak dapat

dikembangkan secara optimal dikarenakan tidak tersedianya

Page 87: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

78

sarana dan prasarana. Pelatih-pelatih dalam kegiatan ekstra

kurikuler sebagian besar adalah pembimbing internal yang

berasal dari dalam sekolah sendiri.

c. Kegiatan bimbingan konseling sebagai bagian penting dalam

pengembangan diri siswa mengalami kendala yang sangat

signifikan dikarenakan keterbatasan personil guru BP/BK. SMK

Negeri 2 Bawang dengan jumlah siswa lebih dari seribu

seharusnya memikiki 7 orang guru BP/BK yang kompeten. Pada

kenyataannya hanya terdapat 2 guru BP/BK PNS dan 1 orang

guru BK wiyata bhakti. Keterbatasan jumlah guru BP/BK menjadi

masalah yang berarti dalam melakukan layanan dan bimbingan

konseling termasuk karir secara maksimal.

2. Standar Proses

Masih terdapat sebagian guru yang belum melaksanakan kegiatan

perencanaan pembelajaran dengan benar, terutama dalam

pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Lebih lanjut sebagian besar guru masih sangat tergantung dengan

sumber belajar buku teks berupa LKS. Hal ini disebabkan tidak

semua guru menguasai dengan baik teknologi komputer dan

informasi serta belum terbiasa untuk mengoptimalkan sumber

belajar selain buku. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

masih terdapat guru yang mengajar tidak berdasarkan RPP

maupun ketidaksesuaian antara RPP dengan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi lulusan yang dicita-citakan adalah manusia paripurna

yang bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual (IQ) tetapi juga

cerdas emosi (EQ), cerdas spiritual (SQ), kecerdasan ganda (MQ)

dan juga cerdas transedental (TQ). Lulusan seperti ini akan dapat

diterima masyarakat dengan baik, artinya lulusan berkualitas dari

SMK Negeri 2 Bawang dapat diterima untuk bekerja di dunia

usaha/industri, dapat pula melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Page 88: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

79

serta dapat berwirausaha. Dalam kenyataannya daya serap lulusan

masih kurang dari 90 % yang ditunjukkan dengan masih ada lulusan

yang belum bekerja, tidak berwiraswasta dan tidak melanjutkan

studi.

4. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan pembagian tugas guru masih terdapat guru yang

mengajar tidak tepat sesuai dengan disiplin ilmu kesarjanaannya.

Guru wiyata bhakti masih cukup banyak (18 guru) dan masih

kekurangan jumlah guru BP/BK secara signifikan, yaitu:

berdasarkan analisa kebutuhan seharusnya guru BP/BK sebanyak

7 guru namun dalam kenyatannya hanya 3 guru (2 PNS dan 1

wiyata bhakti).

5. Standar Sarana dan Prasarana

a. Jumlah rombongan belajar sebanyak 31 sedangkan jumlah

ruang belajar teori baru 23. Hal ini menyebabkan diterapkannya

sistem moving class sehingga tidak ada kelas tetap. Kondisi

seperti ini menyulitkan dalam hal pembelajaran afektif siswa

terutama pada latihan tanggung jawab menjaga kebersihan dan

kondisi kelas yang kondusif.

b. Jumlah alat praktik masih belum memenuhi rasio 1:1 sehingga

belum dapat diterapkan pembelajaran individual dan masih

menerapkan pembelajaran sistem kelompok.

6. Standar Pengelolaan

a. Program peningkatan mutu sekolah dilaksanakan secara

berkelanjutan dengan penerapan sistem manajemen mutu

berstandar internasional ISO 9001:2008. Perlu dibangun

kesadaran warga sekolah baik siswa, guru maupun karyawan

tentang pentingnya peningkatan mutu berkelanjutan. Sebagai

lembaga pendidikan maka setiap tahun pelajaran ada siswa

yang lulus dan ada siswa baru sehingga penanaman budaya

mutu sering mengalami keterputusan.

Page 89: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

80

b. Kegiatan insidental yang tidak termasuk dalam rencana kerja

sementara dilihat dari sisi kepentingan perlu dilaksanakan

memerlukan kebijakan agar tidak mengganggu program yang

telah direncanakan.

7. Standar Pembiayaan

a. Dana yang dikelola oleh SMK Negeri 2 Bawang adalah APBN,

APBD dan Komite yang berasal dari masyarakat.

b. SMK Negeri 2 Bawang membudayakan mekanisme

penggunaan dana untuk kegiatan melalui langkah-langkah:

pengajuan dana dengan proposal, pencairan dana melalui

bendahara sekolah, pembiayaan kegiatan, dan pelaporan

pelaksanaan kegiatan.

8. Standar Penilaian

a. Pada penilaian akhir semester mengikuti soal yang disusun oleh

MGMP Kabupaten Banjarnegara. Hal ini membawa keuntungan

dilihat dari kesamaan soal satu kabupaten sehingga dapat

memetakan posisi keunggulan sekolah dibanding dengan

sekolah yang lain, namun hal ini membawa kelemahan yaitu

guru tidak menyusun sendiri secara utuh soal evaluasi akhir

pembelajaran.

b. Nilai Ujian Nasional sebagai tolok ukur keberhasilan

pembelajaran kognitif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Matematika dan Bahasa Inggris belum diperoleh secara

maksimal oleh siswa. Masih banyak siswa yang memperoleh

nilai ujian nasional dibawah 7,50 (batas minimum predikat baik).

c. Ulangan Kenaikan Kelas pada akhir tahun pelajaran

dilaksanakan dengan 2 pendekatan, yaitu: Uji Kompetensi

Produktif untuk menilai penguasaan kompetensi keahlian

produktif dan ulangan tertulis untuk menilai kompetensi mata

pelajaran normatif dan adaptif.

Page 90: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

81

Dengan memperhatikan kondisi ideal dan kenyataan yang ada

sebagaimana dipaparkan di atas, SMK Negeri 2 Bawang berupaya

mewujudkan kondisi ideal yang diidamkan melalui upaya-upaya,

sebagai berikut:

1. Pengembangan Kompetensi Lulusan

Pengembangan kompetensi lulusan dilaksanakan melakui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM);

b. Penyusunan Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan;

c. Bimbingan Belajar (Intensive Learning) Mata pelajaran Ujian

Nasional;

d. Pembinaan Prestasi Siswa melalui Lomba-lomba, dengan

kegiatan pembinaan-pembinaan tim lomba, meliputi: kontingen

POPDASENI, peserta OSN, peserta O2SN dan FLSN, siswa

berprestasi, LCC, dan LKS (Lomba Kompetensi Siswa);

e. Pelaksanaan lomba-lomba dengan upaya meraih prestasi

tertinggi, dimulai dari tingkat Kabupaten Banjarnegara hingga

Provinsi Jawa Tengah. Adapun lomba-lomba yang direncanakan

diikuti, meliputi: POPDA/SENI, OSN, O2SN, Siswa Berprestasi,

LCC dan LKS serta lomba-lomba insidental yang relevan dengan

bakat dan minat siswa SMK Negeri 2 Bwang baik dalam bidang

akademik maupun non akademik.

2. Pengembangan Standar Isi

Pengembangan standar isi dilakukan melalui kegiatan, sebagai

berikut:

a. Review dan Revisi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan;

b. Workshop Pemetaan SK/KD; dan

c. Penyusunan Perangkat pembelajaran.

3. Pengembangan Standar Proses

Pengembangan standar proses dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan, sebagai berikut:

Page 91: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

82

a. Kegiatan pengelolaan kegiatan belajar mengajar melalui

langkah-langkah efektif, yaitu: (1) pengadaan sarana penunjang

(ATK untuk kegiatan pembelajaran), (2) pengadaan alat

pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk alat olah

raga, (3) pembelian buku pegangan guru, dan (4) pembelian

buku teks siswa.

b. Pengadaan alat dan bahan praktik untuk seluruh kompetensi

yang ada, yaitu: Teknik Audio Video, Teknik Elektronika Industri,

Teknik Sepeda Motor serta Teknik Komputer dan Jaringan.

c. Program pengembangan kesiswaan dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan yang mendukung pengembangan siswa, yaitu: (1)

penyusunan program kesiswaan, (2) pelaksanaan pendaftaran

peserta didik baru, (3) pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS),

(4) pemilihan MPK dan pengurus OSIS, dan (4) Latihan dasar

kepemimpinan (LDK).

d. Pelaksanaan pendidikan sistem ganda dengan melibatkan

secara aktif peran dunia usaha/industri mitra.

4. Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan berorientasi

pada profesionalisme melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan;

b. Peningkatan kompetensi guru, melalui kegiatan-

kegiatansebagai berikut:

1) MGMP Sekolah dengan orientasi pembelajaran berbasis

siswa menggunakan metode Lesson Study;

2) MGMP Tingkat Kabupaten Banjarnegara;

3) MGMP Tingkat Provinsi Jawa Tengah;

4) Mengikuti Diklat/Bintek/Workshop/Seminar yang relevan

dengan peningkatan kompetensi guru;

5) Desiminasi Kurikulum 2013;

6) Pengiriman Lomba Guru Berprestasi, OSN Guru dan Lomba

Kompetensi Guru (LKG);

Page 92: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

83

7) Workshop/IHT Penerapan PAKEM/CTL;

8) Workshop/IHT PTS/PTK;

9) Penilaian Kinerja Guru.

c. Peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah, melaui

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Diklat/Bintek/Workshop Seminar Tenaga Administrasi

Sekolah;

2) Diklat/Bintek/Workshop Seminar Tenaga Laboratorium;

3) Diklat/Bintek/Workshop Seminar Tenaga Perpustkaan.

d. Peningkatan kompetensi kepala sekolah, melalui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1) MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah);

2) Diklat/Bintek/Workshop Seminar Kepala Sekolah;

3) Supervisi/Penilaian Kinerja Kepala Sekolah;

4) Pengiriman Kepala Sekolah Berprestasi.

5. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pengembangan sarana dan prasarana mendapatkan prioritas

dalam membangun sekolah unggul karena berdasarkan kondisi

nyata SMK Negeri 2 Bawang masih memiliki sarana dan prasarana

yang kurang berkaitan dengan ruang teori untuk belajar,

laboratorium dan bengkel untuk praktik serta lahan untuk lapangan

olah raga dan pengembangan diri siswa. Pengembangan sarana

dan prasarana melalui kegiatan sebagai berikut:

a. Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan inventaris sekolah;

b. Pemeliharaan dan perbaikan gedung sesuai dengan kebutuhan;

c. Pengadaan dan perawatan tanaman (taman sekolah);

d. Pengadaan tulisan-tulisan ajakan/peringatan (poster); dan

e. Pemeliharaan kebersihan/pengelolaan sampah.

6. Pengembangan Standar Pengelolaan

Pengembangan standar pengelolaan melalui kegiatan-kegiatan,

sebagai berikut:

Page 93: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

84

a. Kegiatan pengembangan manajemen sekolah, melalui kegiatan:

(1) workshop penyusunan RKJM dan RKT/RKA, (2) penyusunan

RKJM dan RKA, (3) review profil sekolah, dan (4) penerapan

sistem manajemen mutu berstandar internasional dengan ISO

9001:2008.

b. Kegiatan pengelolaan perkantoran, meliputi: (1) penyusunan

program ketatausahaan, (2) pengadaan sarana pendukung

perkantoran, dan pengadaan ATK.

c. Kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi, meliputi: (1)

penyusunan program supervisi, monitoring dan evaluasi, dan (2)

pelaksanaan kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi.

d. Kegiatan hubungan masyarakat, meliputi: (1) pengembangan

sistem informasi manajenem, (2) penyusunan leaflet, (3) rapat

pleno orang tua/wali murid, (4) rapat dengan wali murid kelas XII

menjelang UN, dan (5) rapat rutin pengurus komite sekolah.

e. Pengembangan administrasi sekolah;

f. Rapat dinas/koordinasi; dan

g. Pelaporan kegiatan.

7. Pengembangan Standar pembiayaan

Pengembangan standar pembiayaan melalui kegiatan:

a. Kegiatan rumah tangga sekolah;

b. Langganan daya dan jasa;

c. Langganan surat kabar dan majalah; serta

d. Bantuan dan sumbangan.

8. Pengembangan dan Implementasi Sistem Penilaian

a. Rapat persiapan kegiatan penilaian dalam rangka menyusun

prosedur operasi standar, meliputi: ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, uji kompetensi

produktif dan ujian sekolah.

b. Penyusunan kisi-kisi dan soal ulangan, meliputi: ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, uji

kompetensi produktif dan ujian sekolah.

Page 94: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

85

c. Pelaksanaan penilaian, meliputi: ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, uji kompetensi

produktif, ujian sekolah dan ujian nasional.

d. Pemeriksaan kegiatan siswa;

e. Tindak lanjut hasil penilaian dimulai dari analisis hasil ulangan,

remedial dan pengayaan.

f. Penentuan kenaikan kelas dan kelulusan.

g. Buku Laporan Hasil Belajar Siswa (Buku Rapor), melalui

kegiatan pengadaan buku laporan hasil belajar siswa kelas X

dan penulisan buku laporan hasil belajar siswa kelas X, XI dan

XII.

Kepala SMK Negeri 2 Bawang dengan gaya kepemimpinan

visioner yang transformatif selalu mengomunikasikan pelaksanaan

program-program sekolah yang berdasarkan terhadap 8 (delapan)

standar nasional pendidikan tersebut sebagai pilar utama. Selanjutnya

melalui pelaksanaan manajemen mutu dengan selalu memperhatikan

perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan yang taat azas untuk

kemajuan terus menerus dengan kontrol yang terukur dan jelas, serta

evaluasi dan tindak lanjut maka diharapkan terjadi peningkatan kualitas

sekolah dari waktu ke waktu (continous improvement).

Praksis pelayanan pendidikan di SMK Negeri 2 Bawang

menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 dengan

pendekatan kepemimpinan visoner yang transformatif senantiasa

berdasarkan pada pelayanan prima dalam koridor sekolah unggul. Ada

3 (tiga) hal yang menjadi kunci dalam keberhasilan pelaksanaan sistem

manajemen mutu, yaitu:

1. Pemahaman tugas dari masing-masing unit kerja berdasarkan

sistem operasi standar dan instruksi kerja yang telah disepakati

sebagai manual untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

pelayanan prima dalam budaya unggul;

2. Kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja dalam menjalankan

program sekolah untuk mencapai visi, misi serta tujuan sekolah

Page 95: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

86

sesuai yang telah ditetapkan dengan muara pada budaya unggul,

lingkungan yang kondusif untuk belajar, kerja sama yang baik

dengan seluruh stakeholder, baik siswa, orang tua siswa,

pemerintah, dan dunia usaha/industri yang semuanya merupakan

upaya mewujudkan lulusan berkualitas;

3. Membina dan mengembangkan motivasi kerja dan keterampilan

kerja seluruh warga sekolah dengan mengembangkan transparansi

yang didukung oleh komunikasi yang intensif dan semangat

kebersamaan.

Page 96: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

87

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Visi sekolah merupakan gambaran tentang masa depan sekolah

yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Misi

merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Tujuan

merupakan penjabaran dari pernyataan misi sehingga merupakan

sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu yang telah

ditentukan.

2. Perencanaan adalah setiap serangkaian kegiatan formal dan

rasional yang bertujuan untuk mengantisipasi kondisi, arah, dan

tantangan di beberapa titik di masa depan untuk mencapai tujuan

meningkatkan kesiapan personil dan organisasi agar bekerja dengan

lebih efektif sehingga mendapatkan tujuan yang relevan dengan cara

yang optimal.

3. Pengorganisasian dalam manajemen sekolah merupakan tindakan

mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara

orang-orang, hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan

memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas

tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan

sekolah yang telah ditentukan.

4. Penggerakan merupakan fungsi yang paling fundamental dalam

manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis

tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat

teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi

sesuai rencana yang telah ditetapkan dengan cara terbaik dan

benar.

5. Kepemimpinan sekolah yang visoner dan transformatif dalam

manajemen berbasis sekolah (MBS) mempunyai penting dalam

mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Kepala sekolah yang

visioner akan membawa sekolah untuk terus maju dari waktu ke

Page 97: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

88

waktu (continous improvement) seiring perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perubahan jaman dan

dunia kerja.

6. Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial

diperlukan dalam melihat ketercapaian hasil antara perencanaan

dengan pelaksanaan.

7. Sistem informasi manajemen merupakan keseluruhan jaringan

informasi yang ditujukan kepada pembuatan keterangan-keterangan

bagi pimpinan, ketua-ketua unit kerja, dan para pengguna lainnya

yang berfungsi untuk pengambilan keputusan atau kebutuhan lain

dalam cakupan organisasi sekolah ataupun perorangan.

8. Ada tiga faktor penting dalam konsep evaluasi, yaitu: pertimbangan

(judgement), deskripsi obyek penilaian, dan kriteria yang

dipertanggungjawabkan (defensible criteria).

B. Saran

1. Dinas Pendidikan dan Pengawas Sekolah agar dapat memberi

dukungan penuh pada sekolah dalam mengimplementasikan

manajemen berbasis sekolah (MBS) dan akan lebih baik jika

penjaminan mutu menerapkan sistem manajemen mutu berstandar

internasional ISO 9001: 2008 sehingga sekolah dapat

mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk

mewujudkan tujuan sekolah yang pada tataran luas berarti pula

mewujudkan tujuan negara, yaitu: mencerdaskan kehidupan

bangsa. Pengawasan dan bimbingan tetap diberikan dalam koridor

kemitraan sehingga sekolah termotivasi untuk selalu meningkatkan

kualitas secara berkelanjutan.

2. Kepala Sekolah diharapkan dapat menerapkan kepemimpinan

secara eklektif dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada

sehingga unit-unit keja dan warga sekolah dapat melaksanakan

kerja secara maksimal dan memberikan kontribusi yang signifikan

Page 98: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

89

dalam berperan aktif dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen

secara benar sehingga tujuan sekolah dapat dicapai.

3. Guru sebagai tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan staf tata

usaha diharapkan dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

secara optimal dengan memberikan layanan prima pada seluruh

siswa sehingga fungsi manajemen dapat berjalan dengan baik dan

tujuan sekolah dapat dicapai.

C. Rekomendasi

1. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan

terprogram untuk memastikan bahwa manajemen berbasis sekolah

dilaksanakan secara efektif pada tiap satuan pendidikan dengan

mengedepankan layanan prima pada siswa sehingga mekanisme

penjaminan mutu internal terlaksana dengan baik bukan sekedar

akreditasi yang dilaksanakan tiap empat tahun sekali.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kaidah-

kaidah ilmiah dan pendekatan ang tepat untuk melihat pengaruh

implementasi manajemen berbasis sekolah dengan sistem

manajemen mutu ISO 9001: 2008 dalam mewujudkan sekolah yang

unggul.

Page 99: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

DAFTAR PUSTAKA Bass, B.M. and Avoilo, B.J. 1994. The Implication of Transactional and

Transformational Leadership: 1994 and Beyond. Journal of

European Industrial Training. 14, 21-47.

Burns, R.J. 1978. Leadership. New York: Harper and Row.

Danim, Sudarwan. 2003. Menjadi Komunitas Pembelajar: Kepemimpinan

Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajar. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Fattah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Finch, Curtis R. and Crunkilton, John R. 1999. Curriculum Development in

Vocational and Technical Education: Planning, Content, and

Implementation. Michigan: Allyn and Bacon.

Gaspersz, Vincent. 2002. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. 2008. Visionary Leadership Menuju

Sekolah Efektif. Jakarta: Pt. Bumi Aksara.

Leithwood, K. dkk. 1999. Transformational Leadership: How Principals can

Help Reform School Culture, School Effectiveness and School

Improvement. New York: St. Lucie Press.

Mulyasa, Enco. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis sekolah Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.

Robbins, Stehen. 1997. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice

Hall. Inc.

Suhardan, Dadang, dkk. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumidjo, Wahyu. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik

dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Press.

Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal

Pedidikan dasar dan Menengah, Direktorat pendidikan Menengah

umum.

Page 100: Agus Saefudin_Tugas Individu APS

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi

Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Yuki, Gary. 1998. Leadership in Organization. London: Prentice Hall.