agribisnis dan pengembangan ekonomi...

15
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Mei, 2014 i ISBN: 978-602-7998-43-8 PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014

Upload: dinhngoc

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

i

ISBN: 978-602-7998-43-8

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN

EKONOMI PERDESAAN I

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO

MADURA

2014

Page 2: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

ii

AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I

Penanggung Jawab:

Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura

Editor:

Andrie Kisroh Sunyigono

Ellys Fauziyah

Mardiyah Hayati

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2014

Page 3: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

iii

Katalog dalam Terbitan

Proceeding: Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura,

UTM Press 2014

viii + 396 hlm.; 17x24 cm

ISBN 978-602-7998-43-8

Editor: : Andrie Kisroh Sunyigono

Ellys Fauziyah

Mardiyah Hayati

Layouter : Taufik R D A Nugroho

Cover design : Didik Purwanto

Penerbit : UTM Press

* Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Jl. Raya Telang PO Box. 2 Kamal Bangkalan

Telp : 031-3013234

Fax : 031-3011506

Page 4: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

iv

KATA PENGANTAR

KETUA PANITIA

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji kami panjatkan ke hadapan Illahi atas terselenggaranya Seminar

Nasional “Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I” Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura pada tanggal 21 Mei

2014. Seminar ini merupakan seminar yang diselenggarakan secara mandiri oleh

Program Studi Agribisnis untuk pertama kalinya dan direncanakan dilakukan secara

rutin tiap tahun. Tujuan diselenggarakannya seminar ini adalah untuk: 1) Memberikan

rekomendasi kebijakan, langkah dan strategi dalam upaya pengembangan sektor

agribisnis yang terkait erat dengan wilayah perdesaan, 2) Memberikan wadah untuk

berbagi pengalaman dan tukar menukar ide bagi semua stakeholder terkait baik

akademisi, pelaku bisnis dan pemerintah, 3) Menumbuhkan komitmen bersama dalam

pengembangan sektor agribisnis yang bertitik tumpu pada wilayah perdesaan dalam

upaya mencapai visi pembangunan pertanian. Selanjutnya, pada akhir seminar

diharapkan tergalang sinergi untuk meningkatkan mutu dan dayaguna penelitian dan

dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak yang berwenang dalam pengambilan

kebijakan.

Makalah kunci disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS selaku Guru

Besar Universitas Brawijaya Malang, dan makalah utama oleh Dr.Ir. Agus Wahyudi,

SE; MM (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu/BPWS), Andrie Kisroh Sunyigono,

PhD selaku Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan. Dr. Sitti Aida

Adha Taridala, SP, M.Si sebagai pemakalah terbaik dari Universitas Halu Uleo.

Disamping itu terdapat makalah penunjang bersumber dari berbagai instansi/lembaga

penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor dan Jawa Timur, Loka Penelitian Sapi

Potong Pasuruan, serta Perguruan Tinggi dari berbagai wilayah seperti Jakarta,

Gorontalo, Bandung, Tegal, Surabaya, Malang dan Madura. Topik-topik yang disajikan

sangat bervariasi, secara garis besar terhimpun ke dalam 4 bidang yakni agribisnis,

sosiologi, nilai tambah dan sosial ekonomi.

Terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi utamanya PT

Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).

Akhirnya selamat mengkaji makalah-makalah di prosiding ini.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatu

Bangkalan, Juni 2014.

Ketua Panitia,

Ihsannudin, MP.

Page 5: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KETUA PANITIA ................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

AGRIBISNIS

MANAJEMEN AGRIBISNIS DAN PERMASALAHANNYA .................................. 3

P. Julius F. Nagel

TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP ECO-LABEL PADA PRODUK

PERTANIAN ............................................................................................................... 14

Joko Mariyono

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP STRATEGI BERSAING DAN KINERJA PERUSAHAAN ................ 21

Hary Sastrya Wanto, Ruswiati Suryasaputra

PERANAN BAITUL MAAL WATTAMWIL UNTUK PENINGKATAN

SEKTOR PERTANIAN .............................................................................................. 32

Renny Oktafia

PENINGKATAN MUTU BUAH APEL SEPANJANG RANTAI PASOK

DARI PASCAPANEN SAMPAI DISPLAY SUPER MARKET ............................... 41

I Nyoman Sutapa, Jani Rahardjo, I Gede Agus Widyadana, Elbert Widjaja

ANALISIS PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI

LOKAL KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG ................... 57

Selamet Joko Utomo

RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR UTAMA

KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN ............................................ 68

Lilis Suryani, Aminah H.M Ariyani

KELAYAKAN EKONOMI USAHA GARAM RAKYAT DENGAN

TEKNOLOGI MADURESSE BERISOLATOR ......................................................... 83

Makhfud Efendy, Ahmad Heryanto

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PLINTIR PISANG DI

KECAMATAN ARJASA KEPULAUAN KANGEAN ............................................. 107

Mu’awana, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho

SOSIOLOGI

RELASI AKTOR DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

PRODUK TERRA (TERONG RAKYAT) ................................................................. 121

Titis Puspita Dewi, Mohammad Asrofin, Erwin Merawati, Ali Imron

Page 6: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

vi

PERLUNYA KECUKUPAN BAHAN PANGAN DALAM PEMENUHAN

KEBUTUHAN MASYARAKAT SECARA NASIONAL ........................................ 133

Isbandi dan S.Rusdiana

RELASI SEGI TIGA SISTEM KREDIT DALAM MASYARAKAT

PERDESAAN STUDI KASUS DI DESA MAJENANG, KECAMATAN

KEDUNGPRING, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR .......................... 146

Indah Rusianti, Faridatus Sholihah, Arini Nila Sari

DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI PEMBANGUNAN AGROPOLITAN

DI DESA NGRINGINREJO, KECAMATAN KALITIDU, KABUPATEN

BOJONEGORO .......................................................................................................... 159

Alifatul Khoiriyah, Santi Yuli Hartika, Yunny Noevita Sari, dan Ali Imron

PEMANFAATAN PERAN MODAL SOSIAL PADA PEKERJA SEKTOR

INFORMAL PEREMPUAN (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Perempuan Di

Kota Malang) .............................................................................................................. 168

Ike Kusdyah Rachmawati

PROGRAM AKSI MEDIA KOMUNITAS PEDESAAN BAGI WARGA

KEPULAUAN TIMUR MADURA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN

AKSES, KETERBUKAAN INFORMASI, DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK ..... 181

Surokim, Teguh Hidayatul Rachmad

MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI

PROVINSI GORONTALO ........................................................................................ 194

Mohamad Ikbal Bahua

NILAI TAMBAH

PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN WORTEL ...... 213

Yurida Ekawati, Surya Wirawan Widiyanto

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS JAGUNG DI

KABUPATEN BANGKALAN .................................................................................. 224

Weda Setyo Wibowo, Banun Diyah Probowati, Umi Purwandari

STRATEGI PENGUATAN POSISI TAWAR PETANI KENTANG MELALUI

PENGUATAN KELEMBAGAAN ............................................................................ 234

Ana Arifatus Sa’diyah dan Dyanasari

INOVASI TEKNOLOGI SAPI POTONG BERBASIS MANAJEMEN

BUDIDAYA DAN REPRODUKSI MENUJU USAHATANI KOMERSIAL .......... 250

Jauhari Efendy

Page 7: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

vii

POTENSI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PELUANG BISNIS PUPUK

ORGANIK DAN PAKAN TERNAK ......................................................................... 258

Jajuk Herawati, Yhogga Pratama Dhinata, Indarwati

UJI KELAYAKAN PENGOLAHAN SERBUK INSTAN BEBERAPA

VARIETAS JAHE DALAM UPAYA MENINGKATKAN NILAI EKONOMI ...... 270

Indarwati, Jajuk Herawati, Tatuk Tojibatus, Koesriwulandari

POTENSI CACING TANAH SEBAGAI PELUANG BISNIS ................................. 280

Yhogga Pratama Dhinata, Jajuk Herawati, Indarwati

PEMBUATAN DAGING TIRUAN MURNI (MEAT ANALOG) SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK .......................................... 290

Sri Hastuti

STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN USAHATANI TEBU DI

MADURA301

Miellyza Kusuma Putri, Mokh Rum

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK DI

KABUPATEN BANGKALAN .................................................................................. 312

Iffan Maflahah

SOSIAL EKONOMI

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PEKARANGAN MELALUI PROGRAM

KRPL DI PUHJARAK, KEDIRI ................................................................................ 331

Kuntoro Boga Andri dan Putu Bagus Daroini

PERSEPSI PETANI TERHADAP NILAI LAHAN SEBAGAI DASAR

PENETAPAN LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH BERKELANJUTAN .......... 343

Mustika Tripatmasari, Firman Farid Muhsoni, Eko Murniyanto

PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS

MAJU DI KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO .......... 351

Eni Istiyanti, Lestari Rahayu, Supriyadi

VEGETABLE CONSUMPTION PATTERN IN EAST JAVA AND BALI ............. 367

Evy Latifah, Hanik A. Dewi, Putu B. Daroini, Kuntoro B. Andri,Joko

Mariyono

ANALISIS DINAMIKA PERDAGANGAN BERAS DAN GANDUM DI

INDONESIA ............................................................................................................... 381

Tutik Setyawati

KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI

DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI DI LOKASI

PENDAMPINGAN SL-PTT KABUPATEN SAMPANG ......................................... 389

Moh. Saeri, Sri Harwanti dan Suyamto

Page 8: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

381

ANALISIS DINAMIKA PERDAGANGAN BERAS DAN GANDUM

DI INDONESIA

Tutik Setyawati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur

Jln. Raya Karangploso Km 4, PO. Box 188. Malang. 65101

[email protected]

ABSTRAK

Peran produk pertanian dalam perdagangan barang relatif kecil, namun mempunyai

peran yang dominan. Ekonomi pangan dan pertanian akan mengalami dinamika dan

tantangan baru yang semakin kompleks, karena sektor pertanian tidak hanya

menyediakan pangan untuk konsumsi tetapi mendorong keberadaan minyak nabati. Di

Negara berkembang konsentrasi sektor pertanian masih sekitar penyediaan pangan dan

perdagangannya. Komoditas primadonanya diantaranya terigu dan beras. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kedudukan beras dan gandum Indonesia

dalam perdagangan pangan internasional. Kedudukan dua komoditas tersebut dalam

suatu negara terhadap perdagangan dapat dihitung dari nilai RCA (Revealed

Comparative Advantage/Nilai Daya Saing) dan Trade Specialization Index/Indeks

Spesialisasi Perdagangan (ISP). Penelitian menggunakan data sekunder tahun 2001-

2013. Hasil penelitian menunjukkan Daya saing komoditas beras dan gandum di

Indonesia rendah, kecuali pada tahun 2005 dan tahun 2007 (beras) dan tahun 2009

(gandum) dan cenderung menjadi negara importir. Komoditas beras masih memiliki

keunggulan komparatif pada perdagangan antar daerah dan substitusi impor, sehingga

pengembangannya diutamakan untuk kedua hal tersebut. Pada komoditas gandum,

pengembangan produksi masih dianggap kurang efektif, dan adanya volume impor yang

terus meningkat, sehingga perlu diupayakan alternatif sumber pertumbuhan produksi

baru, khususnya melalui pengembangan teknologi biologis (varietas unggul baru).

Dalam hal perdagangan, perhatian terhadap komoditas tidak hanya pada volume

produksi, namun perlu pula terobosan untuk meningkatkan daya saing.

Kata kunci: Beras, Gandum, Ekspor, Impor, Daya Saing

DYNAMICS ANALYSIS OF RICE AND WHEAT TRADE IN INDONESIA

ABSTRACT

The role of agricultural products in trade in goods is relatively small, but has a

dominant role. Food economics and agriculture will experience new dynamics and

challenges of an increasingly complex, becouse the agricultural sector not only

providing food for consume but to encourage the presence of vegetable oil. In

developing countries the agricultural sector concentration is about the provision of food

and trade. Primadonanya commodities including wheat and rice. The purpose of this

study to determine how much rice and wheat Indonesian position in the international

food trade. The position of the two commodities to trade in a country can be calculated

from the value of the RCA (Revealed Comparative Advantage/Value Competitiveness)

and Trade Specialization Index (ISP). The study uses secondary data years 2001-2013. The results showed competitiveness of rice and wheat in Indonesia is low, except in

2005 and 2007 (rice) and in 2009 (wheat) and tend to be importers country. Rice still

has a comparative advantage in inter-regional trade and import substitution, so the

Page 9: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

382

development priority for both. In commodities wheat, production development is still

considered to be less effective, and the presence of the ever-increasing volume of

imports, so that should be pursued alternative sources of new production growth,

particularly through the development of biological technologies (new varieties). In

terms of trade, commodity attention to not only the volume of production, but it is also

necessary to increase competitiveness breakthrough.

Keywords: Rice, Wheat, Exports, Import, Competitiveness

PENDAHULUAN

Di tingkat global, peran produk pertanian dibandingkan dengan total barang

yang diperdagangkan relatif kecil. Pada tahun 2004 peran produk pertanian hanya

mencapai 9%, namun di dalam produk pertanian global itu sendiri, pangan mengambil

peran yang dominan yaitu mencapai sekitar 80%. Hal tersebut tidak hanya menyangkut

ekspor untuk memperoleh devisa yang sangat diperlukan untuk pembangunan, tetapi

juga keterlibatan banyak petani sempit atau peternak kecil yang menggantungkan hidup

dari sektor ini (Husain Sawit, 2008).

Ekonomi pangan dan pertanian secara umum akan mengalami dinamika dan

tantangan baru yang semakin kompleks. Sebagian besar negara yang memiliki

sumberdaya alam yang agak berlimpah, saat ini sedang mengembangkan bahan bakar

biologi (biofuel), yang juga telah mendorong meningkatnya terhadap permintaan

minyak nabati dunia. Pemanfaatan komoditas pertanian tidak hanya untuk memenuhi

kebutuhan pangan, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan energi. Akibatnya harga

komoditas pangan dunia yang dapat digunakan untuk energi akan meningkat tajam,

bahkan ketika harga pangan lain cenderung menurun (Arifin, 2009).

Konsentrasi produksi pangan dan perdagangan pangan bukan di negara

berkembang namun terjadi justru di negara maju. Sawit (2007a), mengungkapkan

bahwa dalam dua dasawarsa terakhir terungkap bahwa tren produksi pangan semakin

mengerucut ke sejumlah kecil negara maju, yaitu Amerika Serikat (AS), Uni Eropa

(UE), Australia, Selandia Baru dan Kanada. AS menghasilkan pangan terutama jagung,

gandum, minyak kedelai, daging unggas, beras, kedelai, buah dan sayur, daging sapi,

susu bubuk skim dan keju. UE memproduksi buah, sayur, jagung, gula, gandum, daging

sapi, daging unggas, susu bubuk skim, mentegadan keju. Sedangkan Selandia Baru

menghasilkan daging sapi, susu bubuk skim, mentega dan keju. Australia menghasilkan

jgung, gula, gandum, daging sapi, susu bubuk skim, mentega dan keju dan Kanada

memproduksi mentega, daging sapi, buah, syur, minyak kedelai, gandum dan jagung.

Di sisi lain AS dan UE, mensubsidi pertaniannya secara berlebih untuk sejumlah

produk pangan terutama beras, jagung, kedelai, gula, gandum, daging sapi dan unggas,

susu dan sejumlah buah-buahan dan sayur dan bantuan pemerintah dapat mencapai 78

% untuk beras, dan jagung sebesar 24 %, artinya hanya 22% dan 76 % pendapatan

petani beras dan kedelai yang berasal dari usahataninya (Sawit, 2007b). Implikasi dari

kebijakan negara produsen pangan tersebut, akan besar pengaruhnya terhadap negara

berkembang termasuk Indonesia, diantaranya harga pangan dunia menjadi rendah

sehingga berpengaruh negatif pada petani di negara berkembang. Di sisi lain disaat

Page 10: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

383

kebijakan pangan mereka berubah, konsentrasinya diarahkan pada subsidi biofuel, maka

harga pangan dunia akan mahal (Sawit, 2008).

Salah satu komoditas pertanian yang menjadi primadona dalam perdagangan

internasional adalah terigu. Bahan baku utama industri terigu adalah gandum dan di

Indonesia merupakan bahan baku impor. Peningkatan permintaan terhadap makanan

yang berbahan baku terigu seperti mie, roti, gorengan dan sejenisnya akan mendorong

permintaan terhadap tepung terigu yang selanjutnya akan memacu impor gandum.

Untuk mendukung kebijaksanaan harga pangan rendah, semula pemerintah

memberikan subsidi pada tepung terigu. Pemberian subsidi pada tepung terigu akan

menyebabkan harga pangan yang berbahan baku terigu akan rendah. Pertumbuhan

penduduk dan perbaikan pendapatan serta cepat saji dan mudah didapatkan akan

menyebabkan peningkatan permintaan terhadap pangan yang berbahan baku terigu,

sehingga tidaklah mengherankan apabila impor gandum akan mengalami peningkatan.

Di sisi lain tekanan pangan untuk menurunkan konsumsi beras masih belum

terselesaikan, dan pada kenyataannya konsumsi masyarakat banyak bergeser pada

makanan jadi yang didalamnya mengandung terigu.

Dengan demikian dapat dilihat bahwasanya di Indonesia, pangan mengalami

tekanan dua hal secara simultan. Pertama konsumsi domestik meningkat dengan adanya

pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya daya beli masyarakat dan kedua, tidak

ada tambahan kapasitas produksi. Sayangnya tekanan pangan tersebut sulit terselesaikan

karena adanya faktor kebiasaan konsumsi dan adanya produksi gandum di Indonesia

sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan adanya ekonomi nasional yang didorong oleh

permintaan tanpa dibarengi peningkatan kapasitas produksi nasional, sehingga

implikasinya, keseimbangan eksternal terganggu dan defisit.

Tulisan ini akan difokuskan pada komoditas beras dan gandum serta turunannya

dengan dasar pemikiran bahwa beras dapat diproduksi dalam negeri, namun gandum

kurang diproduksi di dalam negeri dan pada kenyataannya kedua komoditas tersebut

mendominasi perdagangan produk pertanian di Indonesia. Apabila penanganan pangan

dilakukan dengan impor pangan maka hal tersebut menggambarkan adanya sifat

pragmatis pengambil kebijakan, yang memilih jalan pintas impor pangan untuk

menstabilkan harga dalam negeri demi menekan inflasi, karena impor menjadi cara

paling gampang untuk mengendalikan stabilitas harga di tingkat konsumen dan

kentalnya kepentingan pemburu rente mengingat impor pangan menjajikan margin yang

sangat besar.

Dari hal diatas, penting kiranya menganalisis dinamika perdagangan beras dan

gandum, untuk mengetahui seberapa besar kedudukan Indonesia dalam perdagangan

pangan internasional.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder runtut waktu (time

series) antara tahun 2001-2011 yang bersumber dari Kementrian Pertanian, BPS dan

FAO serta studi kepustakaan. Analisis data yang dilakukan adalah:

Page 11: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

384

1. RCA (Revealed Comparative Advantage/Nilai Daya Saing)

Analisis ini untuk mengukur keunggulan komparatif suatu produk dengan

produk lainnya di pasar ekspor dunia. Indeks RCA menunjukkan pangsa ekspor

suatu komoditas negara tertentu dibandingkan dengan total pangsa ekspor komoditas

yang bersangkutan di dunia. Indeks ini juga menunjukkan posisi pasar ekspor

komoditas tertentu yang dihasilkan suatu negara di pasar dunia (Tambunan, 2004)

Nilai indeks

RCA < 1 : menunjukkan adanya daya saing komoditas yang buruk

RCA = 1 : menunjukan pembatas antara keunggulan dan tidak keunggulan

RCA > 1 : menunjukkan daya saing komoditas dari negara yang bersangkutan di

atas rata-rata

2. Trade Specialization Index/Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP)

Metode ISP digunakan untuk mengukur kelayakan ekspor suatu produk dengan

membandingkan antara selisih nilai ekspor dan nilai impor suatu negara dengan

jumlah nilai ekspor dan impor negara tersebut dengan kata lain ISP merupakan

perbandingan antara selisih nilai bersih perdagangan dengan nilai total perdagangan

dari suatu negara dengan rumus matematika seperti di bawah.

Xpit - Ipit

ISPpit = -------------------------------- Xpit + Ipit

Dimana:

ISPpit = ISP negara i untuk komoditas p pada tahun t

Xpit = nilai ekspor total komoditas (USD)

Ipit = nlai impor komoditas p dari negara i pada tahun t

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Daya Saing

1. Revealed Comparative Advantage (RCA)

Negara tujuan ekspor beras Indonesia antara lain Singapore, Timor Leste dan

Taiwan, sedangkan negara tujuan ekspor gandum adalah Philipina, Thailand, Turki dan

Timor leste. Impor beras Indonesia banyak dipasok dari negara Thailand, Vietnam,

India dan China, sedangkan impor gandum banyak diperoleh dari Australia, Perancis,

Belgia, India dan US.

Dengan membandingkan nilai RCA beras dan gandum mulai tahun 2001 – 2011

pada Tabel 1, terlihat bahwa komoditas beras dan gandum di Indonesia mempunyai

nilai daya saing yang rendah, kecuali pada tahun 2005 dan tahun 2007 (beras) dan tahun

2009 (gandum). Hal tersebut dikarenakan produksi padi mencapai 54,151,097.00 ton

pada tahun 2005 dengan jumlah penduduk 218.868.791 jiwa maka rasio antara jumlah

produksi padi terhadap jumlah penduduk pada tahun 2005 adalah 247,4

Kg/Kapita/Tahun atau 0,7 Kg/Kapita/Hari. Kelayakan ekonomi produksi padi memiliki

tingkat stabilitas yang cukup tinggi. Hal tersebut diperlihatkan oleh pemerintah dengan

adanya proteksi kepada produsen baik dari sisi harga keluaran maupun masukan, karena

pemerintah juga berkepentingan untuk memacu peningkatan produksi padi dalam upaya

Page 12: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

385

mendukung swasembada beras. Perhitungan ini menunjukkan bahwa sebenarnya

ketersediaan beras di Indonesia masih memadai, sehingga dapat melakukan eksport.

Pada sub sektor tanaman pangan, nilai RCA yang rendah juga dialami pada

komoditas jagung di Indonesia yang mempunyai rerata RCA sebesar 0,11 pada tahun

1988- 2008. Keadaan tersebut dikarenakan produksi jagung yang rendah, penggunaan

jagung yang meningkat, selain untuk konsumsi juga untuk pakan ternak (Maaruf, 2010).

Tidak demikian halnya pada sub sektor perkebunan, komoditas minyak nilam

menunjukkan rerata RCA nya adalah 24,73 pada tahun 1989-2007 atau kisaran RCA

antara 14,85 - 38,76. Hal tersebut mengindikasikan bahwa minyak nilam Indonesia

telah mempunyai daya saing yang tinggi di pasar dunia. Namun demikian perlu

diwaspadai adanya persaingan harga dengan negara pesaing dan perlu peningkatan

kualitas (Pinjung Nawangsari dan Slamet Hartono, 2010).

Pada komoditas gandum, terlihat Indeks RCA gandum pada tahun 2009 tinggi,

padahal kalau dilihat produksi gandum dalam negeri sangat rendah, hal tersebut banyak

disebabkan adanya re –ekspor yang meningkat. Hal demikian perlu dipikirkan adanya

produksi bahan industri subtitusi gandum dengan menggunakan bahan dasar lokal, atau

tanaman gandum yang sesuai dengan kondisi iklim tropis. Disamping itu perlu

dicermati adanya impor gandum yang seharusnya bukan merupakan barang jadi,

sehingga pemrosesan dapat dilakukan di dalam negeri yang selanjutnya dapat membuka

lapangan kerja. Indeks RCA beras dan gandum di Indonesia dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini

Tabel 1. Nilai daya saing Komoditas beras dan Gandum di Indonesia,

Tahun 2001-2011

Tahun Nilai RCA Beras Nilai RCA Gandum

2001 0.850945783 0.578352913

2002 0.099264812 0.033545761

2003 0.188188191 0.056868727

2004 0.493996275 0.137203092

2005 1.245323122 0.045658819

2006 0.031097445 0.203945913

2007 1.084155704 0.148566974

2008 0.780949446 0.620925498

2009 0.212002069 1.554899368

2010 0.007789963 0.014144481

2011 0.158603854 0.150070060

Rerata 0,468392424 0,322198328

Apabila diperhitungkan dengan melakukan perdagangan re-ekspor maka kerugian

dari perdagangan tersebut akan bertambah, disalah satu sisi kurang memberdayakan

petani di Indonesia disisi lain memberikan manfaat lebih bagi petani di luar negeri.

Disamping itu juga ada kesenjangan harga yang cukup besar antara impor dan ekspor

dari komoditas yang sama.

Page 13: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

386

2. Trade Specialization Index

Kinerja ekspor juga dapat diukur dengan menggunakan metode Trade

Specialization Index atau lebih dikenal dengan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP).

ISP digunakan untuk melihat apakah suatu negara cenderung menjadi negara eksportir

atau importir dari suatu produk. Indeks ini mempertimbangkan sisi permintaan dan

penawaran sesuai dengan teori perdagangan internasional dengan asumsi ekspor dari

suatu barang dapat terjadi apabila ada kelebihan atas barang tersebut di pasar domestik,

sehingga dapat diobservasi kesenjangan permintaan dan penawaran di pasar domestik.

Darwanto (2004) mengemukakan, bahwa ISP dapat digunakan untuk mengukur

kelayakan ekspor suatu produk dengan membandingkan ekspor bersih dengan total

perdagangan. Kelayakan ekspor dapat dilihat dari nilai ISP yang berkisar antara -1 dan 1

(-1<ISP<1). Nilai ISP menunjukkan tahapan ekspor dan impor suatu negara untuk

komoditas tertentu. Penilaian dari ISP adalah sebagai berikut:

Nilai menuju -1 menunjukkan bahwa negara tersebut harus waspada, tidak layak sebagai negara eksportir karena di dominasi impor

Nilai 0 menunjukkan negara tersebut imbang antara ekspor dan impornya

Nilai menuju lebih besar 1 menunjukkan bahwa negara tersebut merupakan negara eksportir

Dari hasil perhitungan nilai ekspor dan impor beras dan gandum tahun 2001-2013

dapat dilihat nilai ISP Indonesia seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) Beras Dan Gandum Di

Indonesia, Tahun 2001-2013

Tahun Nilai ISP Beras Nilai ISP Gandum

2001 -0.9827 -0.9992

2002 -0.9985 -0.9997

2003 -0.9976 -0.9999

2004 -0.9574 -0.9998

2005 -0.9225 -0.9999

2006 -0.9972 -0.9996

2007 -0.9957 -0.9997

2008 -0.9363 -0.9987

2009 -0.9933 -0.9972

2010 -0.9996 -1.0000

2011 -0.9984 -0.9996

2012 -0.9990 -0.9295

2013 -0.9889 -0.9633

Dari Tabel di atas terlihat nilai ISP beras dan gandum masing-masing mendekati

nilai -1, bahkan pada tahun 2010 nilai ISP gandum adalah -1. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Indonesia adalah negara importir pada kedua komoditas tersebut. Beras dan

gandum adalah komoditas strategis dalam komposisi bahan pangan, namun kedua

produksi komoditas tersebut tidak mempunyai keunggulan komparatif untuk tujuan

ekspor.

Dalam hal produksi padi, komoditas ini masih memiliki keunggulan komparatif

pada perdagangan antar daerah dan substitusi impor, karena wilayah-wilayah di

Page 14: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

Mei, 2014

387

Indonesia masih layak untuk pengembangan padi, artinya produksi padi di Indonesia

memiliki kesiapan dalam menghadapi era perdagangan bebas ((Adreng Purwoto dan

Ahmad Suryana, 1997).

Pada komoditas gandum, penggunaannya terkait erat dengan industri terigu,

namun dalam hal produksi dan keterkaitan dengan penyediaan tenaga kerja industri ini

relatif kurang efektif. Dalam hal penyediaan lapangan kerja industri terigu tidaklah

memegang peranan yang cukup penting dalam hal lapangan kerja. Selain itu industri

terigu masih mempunyai peranan yang kecil dalam perekonomian nasional, karena

industri terigu banyak menggunakan bahan baku impor, sehingga manfaat dari industri

tersebut banyak dinikmati oleh industri gandum luar negeri (Nizwar Syafaat et al,

2000). Adanya pembatasan restriksi impor diharapkan dapat mendorong pengembangan

penanaman gandum, namun apabila dilihat volume impor yang terus meningkat, perlu

diupayakan alternatif sumber pertumbuhan produksi baru, khususnya melalui

pengembangan teknologi biologis (varietas unggul baru).

PENUTUP

Komoditas padi dan gandum merupakan komoditas strategis bagi masyarakat

Indonesia, namun keberadaannya terus memerlukan pemikiran karena di sektor

pertanian komoditas ini ikut andil dalam defisit perdagangan internasional. Dari hasil

perhitungan RCA dan ISP yang rendah, terlihat bahwa komoditas ini kurang

mempunyai daya saing dan Indonesia merupakan negara importir bagi kedua komoditas

tersebut. Namun sebenarnya komoditas beras masih memiliki keunggulan komparatif

pada perdagangan antar daerah dan substitusi impor, sehingga pengembangannya

diutamakan untuk kedua hal tersebut.

Pada komoditas gandum, pengembangan produksi masih dianggap kurang efektif,

dan adanya volume impor yang terus meningkat, sehingga perlu diupayakan alternatif

sumber pertumbuhan produksi baru, khususnya melalui pengembangan teknologi

biologis (varietas unggul baru).

Dalam hal perdagangan, perhatian terhadap komoditas tidak hanya pada volume

produksi, namun perlu pula terobosan untuk meningkatkan daya saing.

DAFTAR PUSTAKA

Adreng Purwoto dan Achmad Suryana. 1997. Keunggulan Komparatif dan Struktur

Proteksi Produk Tanaman Pangan dan Peternakan. Pangan: Menggandeng

Perusahaan Pangan dalam Globalisasi. No 32 Vol. VIII-1997.

Arifin, B. 2009. Tantangan Baru Ekonomi Pangan. Economic Review No. 216.

Darwanto, D.H. 2004. Agribisnis Internasional. Yogyakarta: MMA Universitas Gadjah

Mada.

Husein Sawit, M. 2007a. Liberalisasi Pangan: Ambisi dan Reaksi dalam Putaran Doha

WTO, Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi UI. Jakarta.

Page 15: AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI …agribisnis.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/SOSEK-5.pdf · penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor ... VARIETAS JAHE DALAM

Mei, 2014 Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1

388

-----------------------. 2007b. “Serbuan Impor Pangan dengan Minim Perlindungan di Era

Liberalisasi”, makalah disampaikan pada Kopernas XV dan Konggres XIV

Perhepi. Surakarta, 3-5 Agustus 2007.

-----------------------. 2008. Perubahan Perdagangan Pangan Global dan Putaran Doha

WTO: Implikasi Buat Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 6.

Nomer 3. September 2008.

Muhammad Imam Ma’ruf. 2010. Analisis Perdagangan Jagung Indonesia. Agro

Ekonomi Vol. 17 No. 2. Desember 2010. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah

Mada.

Nizwar Syafa’at, Friyatno,S. Dan Saktyanu K.D. 2000. Analisis Keterkaitan Industri

Terigu. Agro ekonomika. No. 1 tahun XXX. April 2000. Perhepi.

Pinjung Nawang sari dan Slamet Hartono. 2010. Analisis Dinamika Ekspor Minyak

Nilam Indonesia Ke Amerika Serikat. Agro Ekonomi Vol. 17 No. 2. Desember

2010. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.