profil sosek kelurahan 2014 kota palangka raya

37
i

Upload: mellianae-merkusi

Post on 16-Jan-2017

561 views

Category:

Government & Nonprofit


2 download

TRANSCRIPT

i

ii

ANALISIS PROFIL SOSIAL EKONOMI

KELURAHAN

KOTA PALANGKA RAYA

TAHUN 2014

iii

KATA PENGANTAR

Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014 ini meru-

pakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Palangka Raya bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka

Raya. Publikasi ini menyajikan perkembangan infrastruktur kelurahan di Kota

Palangka Raya, yang mencakup berbagai ragam informasi/indikator tentang pe-

rubahan dan pencapaian perkembangan infrastruktur di Kota Palangka Raya.

Data yang disajikan dalam publikasi ini berasal dari Pendataan Potensi Desa

yang dilaksanakan BPS pada tahun 2014. Adapun infrastruktur yang dibahas dalam

publikasi ini antara lain terkait dimensi Pelayanan Dasar, Perdagangan, Energi, dan

Air, Transportasi, dan Pelayanan Umum.

Publikasi ini diharapkan dapat melengkapi dan memenuhi kebutuhan bagi

pemerintah dan masyarakat, baik dalam penentuan kebijakan maupun penelitian

atau analisis data. Kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyu-

sunan publikas ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya. Kami menyadari bahwa publikasi ini masih jauh dari lengkap

dan sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan edisi berikutnya sangat diharapkan.

Palangka Raya, Desember 2015

Kepala Bappeda Kota Palangka Raya Selaku Penanggung Jawab

H. RAHMADI HN NIP. 19590518 198603 1 013

Kepala BPS Kota Palangka Raya Selaku Ketua Tim Penyusun

SINDAI M.O. SEA, SE

NIP. 19580910 197803 2 001

iv

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………. iii

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………... iv

Daftar Tabel…………………………………………………………………………………………… v

Daftar Gambar……………………………………………………………………………………….. vi

Bab 1. Pendahuluan……..……………………………………………………………………….. 1

Bab 2. Pelayanan Dasar………………………………………………………………………….. 3

2.1 Fasilitas Pendidikan……………………………………………………………….. 3

2.2 Fasilitas Kesehatan……….……………………………………………………….. 8

Bab 3. Perdagangan, Energi, dan Air ……………………………………………………… 11

3.1 Sarana Perdagangan…...……..…………………………………………………. 11

3.2 Ketersediaan Air Bersih….……..……………………………………………….. 14

3.3 Ketersediaan Infrastruktur Energi………..………………………………… 16

3.4 Ketersediaan Infrastruktur Informasi dan Komunikasi……………. 19

Bab 4. Sarana Transportasi ...…………………………………………………………………. 22

Bab 5. Pelayanan Umum …..…………………………………………………………………… 26

5.1 Kesehatan Masyarakat..…………………………………………………………. 26

5.2 Pemberdayaan Masyarakat……………………………………………………. 29

DAFTAR ISI

v

Tabel 2.1 Banyaknya Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Pendidikan Menurut Jenis/Jenjang Pendidikan,2014...…………………………….

4

Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis Fasilitas Kesehatan, 2014 ……………………………….

9

Tabel 3.1 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan Sarana Perdagangan, 2014…………………………………

12

Tabel 3.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan Sarana Komunikasi, Palangka Raya 2014………………………………..

19

Tabel 4.1 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Jenis Prasarana Transportasi dan Keberadaan Angkutan Umum, 2014……………………………………………………………………………………….

23

Tabel 4.2 Banyaknya Kelurahan yang Menggunakan Prasarana Transportasi Darat Menurut Kecamatan dan Keberadaan Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda Empat, Palangka Raya 2014……………….……………………………………………………………..

25

Tabel 5.1 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan Warga Penderita Gizi Buruk, 2014…………….……………………………

29

Tabel 5.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan Fasilitas Olahraga, 2014…………….…………………………………………..

30

DAFTAR TABEL

vi

Gambar 2.1 Persentase Kelurahan yang Memiliki Fasilitas TK/RA/BA Menurut Kecamatan, 2014……………………...…………………………….

4

Gambar 2.2 Persentase Kelurahan yang Memiliki Fasilitas PAUD, Play Group, Taman Penitipan Anak, dan Taman Bacaan Masyarakat Kota Palangka Raya 2014……..………………….

9

Gambar 2.3 Persentase Kelurahan yang Memiliki Bidan Desa Kota Palangka Raya 2014…………………….…………………………………

10

Gambar 3.1 Persentase Kelurahan yang Memiliki Koperasi Menurut Kecamatan dan Jenis Koperasi, Palangka Raya 2014……...…....

13

Gambar 3.2 Persentase Kelurahan Menurut Sumber Air Minum Sebagian Besar Keluarga, Palangka Raya 2014…...……………………………….

15

Gambar 3.3 Persentase Kelurahan Menurut Sumber Air Mandi Sebagian Besar Keluarga, Palangka Raya 2014…...……………………………….

15

Gambar 3.4 Persentase Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan Pengguna Listrik PLN Palangka Raya 2014…………….……………….

17

Gambar 3.5 Persentase Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan Bahan Bakar Untuk Memasak Sebagian Besar Keluarga Palangka Raya 2014………………………………..…………….……………….

18

Gambar 3.6 Persentase Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan BTS atau Menara Telepon Seluler, Palangka Raya 2014…...….

21

Gambar 4.1 Persentase Kelurahan yang Menggunakan Prasarana Transportasi Darat dan Jenis Permukaan Jalan Terluas, 2014…

24

Gambar 5.1 Persentase Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota dan Keberadaan KLB/Wabah Penyakit 2014………………………………….

27

DAFTAR GAMBAR

1

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

P erkembangan infrastruktur di suatu daerah merupakan salah

satu tolak ukur keberhasilan pembangunan yang dilakukan

oleh pemerintah baik dalam hal ini adalah pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan keberadaan

fasilitas-fasiitas yang ada seperti fasilitas dasar yaitu dari fasilitas

pendidikan dan fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan, dan lain-lain

sangat berpengaruh besar dalam mencetak sumber daya manusia yang juga

berkualitas.

Dalam publikasi ini profil kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya

difokuskan kepada beberapa dimensi dasar pembangunan infrastruktur

yaitu dari dimensi pelayanan dasar, dimensi keberadaan infrastruktur

perdagangan, energi, dan air, sarana transportasi, dan pelayanan umum.

Adapun data yang diambil untuk kepentingan publikasi ini adalah berasal

dari data hasil Pendataan Potensi Desa yang dilaksanakan tahun 2014.

Pendataan Potensi Desa (Podes) telah dilaksanakan sejak 1980. Sejak

saat itu, Podes dilaksanakan secara rutin sebanyak 3 kali dalam kurun waktu

10 tahun sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Sensus Penduduk, Sensus

Pertanian, ataupun Sensus Ekonomi. Namun demikian, sejak tahun 2008

Podes dilaksanakan secara rutin setiap 3 tahun dan terpisah dari rangkaian

kegiatan sensus tertentu. Dengan demikian, fakta penting terkait

1 PENDAHULUAN

2

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

ketersediaan infrastruktur dan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah

dapat dipantau perkembangannya secara berkala dan terus menerus.

Adapun pendataan Podes dilaksanakan dengan tujuan sebagai

berikut :

1. menyediakan data tentang keberadaan, ketersediaan dan

perkembangan potensi yang dimiliki setiap wilayah administrasi

pemerintahan yang meliputi : sarana dan prasarana wilayah serta

potensi ekonomi, sosial, budaya, dan aspek kehidupan masyarakat

lainnya untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan

perencanaan wilayah di tingkat nasional dan tingkat daerah

2. menyediakan data dasar bagi keperluan penentuan klasifikasi/tipologi

wilayah (seperti: perkotaan-perdesan, wilayah tertinggal, wilayah

pesisir dan sebagainya) dan penyusunan statistik wilayah kecil

3. melengkapi penyusunan kerangka sampling untuk kegiatan statistik

lain lebih lanjut.

Pengumpulan data Podes dilakukan melalui wawancara langsung oleh

petugas terlatih dengan narasumber yang berwenang dan relevan di

wilayah pencacahan. Sementara itu, narasumber yang dipilih adalah

beberapa orang yang memiliki pengetahuan, kewenangan, tanggung jawab

dan relevan terhadap wilayah target pencacahan. Dokumen pencacahan

dilarang diisi oleh narasumber untuk menghindari kesalahan antara data

dengan konsep dan definisi operasionalnya.

3

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

K etersediaan fasilitas-fasilitas pelayanan dasar di suatu wilayah

adalah sangat penting untuk melihat bagaimana kemampuan

suatu daerah memenuhi kebutuhan dasar penduduknya.

Fasilitas dasar yang dituju dalam publikasi ini adalah dari sisi

pendidikan dan kesehatan. Kedua hal ini dianggap sebagai kebutuhan dasar

karena sangat berkontribusi terhadap perkembangan kualitas sumber daya

manusia di suatu wilayah.

Pelayanan dasar dalam lingkup pendidikan yang akan dilihat adalah

meliputi ketersediaan dan akses terhadap fasilitas pendidikan seperti TK,

SD, SMP, dan SMA. Sementara pelayanan dasar dalam lingkup kesehatan

yang akan dilihat adalah meliputi ketersediaan dan akses terhadap fasilitas

kesehatan seperti rumah sakit, rumah sakit bersalin, puskesmas, pustu, dll.

2.1 Fasilitas Pendidikan

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar setiap warga Negara

untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, penyelenggara pendidikan

wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan

standar pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan Pasal 45 UU No. 20

Tahun 2003 bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal

menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan

2 PELAYANAN DASAR

4

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

intelektual , sosial, ekonomi, dan kejiwaan peserta didik.

Ada 3 jalur pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan formal,

pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Jenjang pendidikan formal

terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Jenis pendidikan yang diajarkan mencakup pendidikan umum, kejuruan,

akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pendidikan nonformal

meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan

kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan

keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan, dan pendidikan lainnya yang tujuannya untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik. Pendidikan informal yang dilakukan oleh

keluarga atau kelompok masyarakat berbentuk kegiatan belajar secara

mandiri. Sementara untuk pendidikan keagamaan dapat mencakup

pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa 30 kelurahan di Kota

Palangka Raya sudah memiliki fasilitas SD/MI/Sederajat di Kota Palangka

Raya. Hal ini berarti di Kota Palangka Raya sudah memiliki 100,00 persen

fasilitas pendidikan jenjang SD sederajat. Untuk fasilitas SMP/MTs/

Sederajat sudah dimiliki 25 kelurahan di Kota Palangka Raya atau sebesar

83,33 persen. Untuk fasilitas SMA/MA/SMK/Sederajat sudah dimiliki 18

kelurahan di Kota Palangka Raya atau sebesar 60,00 persen. Lima kelurahan

di 3 kecamatan di Kota Palangka Raya telah memiliki fasilitas akademi/

perguruan tinggi. Untuk fasilitas SLB sudah dimiliki oleh 2 kelurahan di Kec.

Sebangau dan Jekan Raya. Fasilitas pendidikan pondok pesantren telah

dimiliki sebanyak 7 kelurahan di 4 kecamatan. Sementara untuk fasilitas

5

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Kecama-

tan

Jenis / Jenjang Pendidikan *)

1 2 3 4 5 6 7 8

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pahandut 6 6 5 1 0 3 6 0

Sebangau 6 5 4 1 1 1 2 0

Jekan Raya 4 4 3 3 1 2 4 1

Bukit Batu 7 5 3 0 0 1 0 1

Rakumpit 7 5 3 0 0 0 0 0

Palangka

Raya

30 25 18 5 2 7 12 2

Tabel 2.1 Banyaknya Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Pendidikan Menu-

rut Jenis/ Jenjang Pendidikan, 2014

Sumber : Podes 2014 Keterangan *): 1. SD/MI/Sederajat 5. Sekolah Luar Biasa (SLB) 2. SMP/MTs/Sederajat 6. Pondok Pesantren 3. SMA/MA/SMK/Sederajat 7. Madrasah Diniyah 4. Akademi/Perguruan Tinggi 8. Seminari/Sejenisnya

madrasah diniyah dimiliki oleh 12 kelurahan di Kota Palangka Raya dan

untuk seminari dimiliki oleh 2 kelurahan di Kota Palangka Raya. Jika dilihat

dari tabel 2.1, Kecamatan Rakumpit memiliki ketersediaan fasilitas

pendidikan yang paling sedikit yaitu hanya fasilitas SD/MI/Sederajat, SMP/

MTs/Sederajat, dan SMA/MA/SMK/Sederajat. Tetapi untuk pendidikan

dasar sudah cukup memadai.

Menurut UU No.20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

6

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut. Pendidikan pada jenjang sebelum pendidikan dasar

disebut sebagai pendidikan pra sekolah.

100

83.33

75

100

28.57

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Persentase Keberadaan TK/RA/BA

PAHANDUT SEBANGAU JEKAN RAYA BUKIT BATU RAKUMPIT

Gambar 2.1 Persentase Kelurahan yang Memiliki Fasilitas TK/RA/BA

Menurut Kecamatan, 2014

Sumber : Podes 2014

Dari gambar 2.1, dapat dilihat bahwa semua kelurahan di Kecamatan

Pahandut dan Bukit Batu telah memiliki fasilitas TK/RA/BA. Sementara

Kecamatan Rakumpit tercatat paling sedikit memiliki fasilitas TK/RA/BA

yaitu hanya sebesar 28,57 persen atau 2 kelurahan dari 7 kelurahan yang

ada.

7

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Gambar 2.2 Persentase Kelurahan yang Memiliki Fasilitas PAUD, Play

Group, Taman Penitipan Anak, dan Taman Bacaan Masyarakat

Kota Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

Dari gambar 2.2, dapat dilihat bahwa semua Kecamatan di Kota

Palangka Raya telah memiliki fasilitas PAUD dengan persentase tertinggi

ada di Kecamatan Jekan Raya yaitu 100,00 persen yang artinya semua

kelurahan di kecamatan tersebut telah memiliki fasilitas PAUD dan

8

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

persentase terendah ada di Kecamatan Sebangau dengan 33,33 persen.

Untuk fasilitas playgroup, Kecamatan Jekan Raya memiliki persentase

tertinggi yaitu 75,00 persen yang artinya dari 3 dari 4 kelurahan yang ada di

Kec.Jekan Raya telah memiliki fasilitas playgroup. Sementara Kecamatan

Rakumpit tercatat semua kelurahannya tidak ada yang memiliki fasilitas

playgroup. Untuk fasilitas Taman Penitipan Anak, hanya 2 kecamatan yang

memiliki fasilitas ini dimana 75,00 persen kelurahan di Kecamatan Jekan

Raya tercatat sudah memiliki fasilitas TPA. Untuk fasilitas Taman Bacaan

Masyarakat (TBM), semua kecamatan sudah memiliki fasilitas ini walaupun

tidak sampai menjangkau semua kelurahan. Tercatat hanya 2 Kecamatan

saja yang semua kelurahannya sudah mencapai 100,00 persen yaitu

Kec.Jekan Raya dan Kec. Rakumpit. Sementara di Kec.Sebangau tercatat

hanya 16,67 persen dari kelurahan di kecamatan tersebut yang mempunyai

TBM.

2.2 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan (faskes) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang

dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

Adanya fasilitaas kesehatan di suatu wilayah merupakan salah satu

kebutuhan infrastruktur dasar karena kesehatan merupakan salah satu tolak

ukur kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut.

Jika dilihat dari tabel 2.2, dapat disimpulkan bahwa secara umum

9

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Kecamatan Jenis Fasilitas Kesehatan *)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Pahandut 2 1 1 1 6 3 3 5 1 1 6

Sebangau 0 0 1 1 3 1 1 2 0 3 6

Jekan Raya 1 2 0 4 4 1 3 3 1 0 4

Bukit Batu 0 0 1 0 6 1 0 1 0 6 7

Rakumpit 0 0 0 1 6 0 0 0 2 2 7

Palangka

Raya

3 3 3 7 25 6 7 11 4 12 30

Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Kesehatan Menu-

rut Jenis Fasilitas Kesehatan, 2014

Sumber : Podes 2014 Keterangan *): 1. Rumah Sakit 7. Praktek Dokter 2. Rumah Sakit Bersalin 8. Praktek Bidan 3. Puskesmas dengan rawat inap 9. Pos Kesehatan Desa 4. Puskesmas tanpa rawat inap 10. Pos Bersalin Desa 5. Puskesmas Pembantu 11. Posyandu

kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Palangka Raya semuanya telah

memiliki fasilitas kesehatan. Kecamatan Pahandut tercatat memiliki semua

fasilitas kesehatan walaupun tidak dimiliki oleh semua kelurahan

sementara Kecamatan Rakumpit tercatat paling sedikit memiliki fasilitas

kesehatan yaitu hanya puskesmas tanpa rawat inap, puskesmas pembantu,

pos kesehatan desa, pos bersalin desa, dan posyandu. Semua kelurahan di

Kota Palangka Raya telah memiliki fasilitas kesehatan posyandu. Setelah

10

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

posyandu, 83,33% kelurahan yang ada di Palangka Raya telah memiliki

puskesmas pembantu. Untuk fasilitas rumah sakit, hanya dimiliki 2

kelurahan di Kec.Pahandut dan 1 kelurahan di Kec. Jekan Raya.

Berdasarkan gambar 2.3, dapat dilihat bahwa 100,00 persen

kelurahan yang ada di Kec. Bukit Batu sudah memiliki bidan desa.

Sementara Kec.Jekan Raya tercatat hanya 25,00 persen yang memiliki bidan

desa.

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Persentase Keberadaan Bidan Desa

33.33

83.33

25.00

100.00

28.57

PAHANDUT SEBANGAU JEKAN RAYA BUKIT BATU RAKUMPIT

Gambar 2.3 Persentase Kelurahan yang Memiliki Bidan Desa

Kota Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

11

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

3 PERDAGANGAN, ENERGI, DAN AIR

I nfrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan

infrastruktur mencerminkan adanya investasi dan investasi yang

merata mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang

memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi. Infrastruktur

ekonomi diantaranya adalah ketersediaan pasar, koperasi dll. Ketersediaan

energi listrik, BBM dan gas juga membutuhkan infrastruktur baik untuk

transportasi, industri maupun rumah tangga. Ketersediaan infrastruktur air

bersih dan sanitasi seperti sumber air minum, sumber air mandi/cuci, dll.

Tidak ketinggalan pula ketersediaan jaringan telekomunikasi telepon dan

internet yang sudah tidak dapat terlepaskan dari kebutuhan saat ini.

3.1 Sarana Perdagangan

Keberadaan infrastruktur ekonomi terutama sarana perdagangan

seperti komplek pertokoan, pangkalan / agen minyak tanah, pangkalan /

agen LPG, pasar, dll diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan

ekonomi dan memberikan sumbangan yang cukup baik dalam usaha

menciptakan lapangan pekerjaan di suatu wilayah. Perdagangan merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara.

Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat

kemakmuran masyarakatnya serta menjadi tolok ukur tingkat

12

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

perekonomian negara itu sendiri. Sehingga bisa dibilang perdagangan

merupakan urat nadi perekonomian suatu negara. Melalui perdagangan

pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara

tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan

erat dengan dunia politik.

Berdasarkan tabel 3.1, dapat dilihat bahwa 18 kelurahan atau 60,00

persen kelurahan di Kota Palangka Raya memiliki pangkalan/agen minyak

tanah dan pasar permanen/semi permanen. Sementara Kec.Rakumpit

hanya ada sarana perdagangan pangkalan/agen minyak tanah sebanyak 2

kelurahan atau 28,57 persen saja dari 7 kelurahan yang ada di

Kecamatan Sarana Perdagangan *)

1 2 3 4 5 6

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pahandut 3 6 4 5 3 4

Sebangau 1 3 3 3 3 0

Jekan Raya 3 3 3 3 3 3

Bukit Batu 2 4 0 3 0 2

Rakumpit 0 2 0 4 0 0

Palangka Raya 9 18 10 18 9 9

Tabel 3.1 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

Sarana Perdagangan, 2014

Sumber : Podes 2014 Keterangan *): 1. Kelompok Pertokoan 2. Pangkalan/agen minyak tanah 3. Pangkalan/agen LPG 4. Pasar permanen/semi permanen 5. Minimarket 6. Restoran/Rumah Makan

13

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Kec.Rakumpit dan 4 kelurahan saja atau 57,14 persen di Kec.Rakumpit yang

memiliki pasar permanen/semi permanen. Sementara Kec. Jekan Raya dan

Kec. Pahandut tercatat memiliki semua sarana perdagangan walaupun tidak

semua sarana tersebut tersedia di kelurahan yang ada di 2 kecamatan

tersebut.

Selain sarana perdagangan tersebut, koperasi juga memiliki peranan

penting untuk kemajuan suatu wilayah. Menurut Undang-undang No. 25

tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan

antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

KeberadaanKUD

KeberadaanKoperasi

Industri Kecildan Kerajinan

Rakyat(Kopinkra)

KeberadaanKoperasi

Lainnya

PAHANDUT - 66.67 -

SEBANGAU 83.33 83.33 83.33

JEKAN RAYA - 100.00 25.00

BUKIT BATU 28.57 28.57 14.29

RAKUMPIT 28.57 28.57 28.57

- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

100.00

Axi

s Ti

tle

Gambar 3.1 Persentase Kelurahan yang Memiliki Koperasi Menurut

Kecamatan dan Jenis Koperasi, Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

14

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan

perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa

berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Berdasarkan gambar 3.1, dapat dilihat bahwa 83,33 persen kelurahan

yang ada di Kec. Sebangau memiliki Koperasi Unit Desa sementara untuk

Kec.Jekan Raya dan Kec.Pahandut tidak memiliki KUD sama sekali di

kelurahannya. Untuk Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat, seluruh

kelurahan di Kec.Jekan Raya telah memiliki Kopinkra. Sementara untuk

koperasi lainnya, sebanyak 83,33 persen kelurahan yang ada di

Kec.Sebangau telah memiliki koperasi lainnya.

3.2 Ketersediaan Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah

tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang

cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan

utama dari program penyediaan air bersih yang terus diupayakan oleh

pemerintah. Selain keperluan minum dan masak, ketersediaan sumber air

untuk keperluan mandi juga sangat penting.

Berdasarkan gambar 3.2, dapat dilihat bahwa sebagian besar sumber

air minum di Kota Palangka Raya adalah sumur bor atau pompa sebesar

66,67 persen, air kemasan sebesar 30,00 persen, dan ledeng dengan

meteran sebesar 3,33 persen. Tercatat penggunaan sumber air kemasan

sebagai sumber air minum sebagian besar keluarga ada di daerah perkotaan

15

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Gambar 3.2 Persentase Kelurahan Menurut Sumber Air Minum Sebagian

Besar Keluarga, Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

yaitu di Kec. Pahandut dan Kec.Jekan Raya.

Jika dilihat berdasarkan gambar 3.3, penggunaan sumber air mandi

sebagian besar di Kota Palangka Raya adalah menggunakan sumur bor atau

pompa yaitu sebesar 90,00 persen. Tercatat masih ada kelurahan yang

menggunakan air sungai/danau/kolam untuk keperluan mandi yaitu

kelurahan yang ada di Kec.Sebangau. Sementara sebanyak 3,33 persen

kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya menggunakan ledeng meteran

atau PDAM sebagai sumber air mandi.

16

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Gambar 3.3 Persentase Kelurahan Menurut Sumber Air Mandi Sebagian

Besar Keluarga, Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

3.3 Ketersediaan Infrastruktur Energi

Listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan

manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial maupun dalam

kehidupan sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang

melibatkan barang-barang elektronik dan alat-alat mesin industri. Oleh

karena itu keberadaan listrik sangat berpengaruh terhadap kemajuan

perkembangan suatu wilayah.

Menurut data Podes 2014, semua wilayah kelurahan di Kota Palangka

17

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Raya telah memiliki aksesibilitas terhadap listrik. Hanya saja, penggunaan

listrik ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pengguna listrik Perusahaan

Listrik Negara (PLN) dan pengguna listrik non PLN. Listrik non PLN yang

dimaksud dalam publikasi ini adalah listrik yang berasal bukan dari PLN

Gambar 3.4 Persentase Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

Pengguna Listrik PLN Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

seperti diesel/generator, listrik diusahakan oleh pemerintah daerah/swasta,

swadaya masyarakat, dll.

Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa semua kelurahan yang ada di

Kec. Jekan Raya dan Kec.Pahandut telah memiliki aksesibilitas terhadap

listrik PLN. Kecamatan Rakumpit tercatat hanya 42,86 persen kelurahannya

18

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

yang memiliki aksesibilitas terhadap listrik PLN. Hal ini menjadi cukup wajar

mengingat beberapa kelurahan yang ada di Kec. Rakumpit memang

merupakan daerah yang aksesnya sulit dan harus ditempuh lewat sungai.

Berdasarkan gambar 3.4, dapat dilihat bahwa kecamatan Rakumpit

dan Bukit Batu sebagian besar keluarga di wilayah tersebut tidak memakai

gas LPG sebagai sumber bahan bakar memasak. Pemakaian gas LPG sebagai

sumber bahan bakar terbanyak ada di Kec.Pahandut yaitu sebanyak 83,33

persen atau 5 dari 6 kelurahan yang ada di Kec.Pahandut. Sementara masih

ada daerah-daerah yang sebagian besar keluarga di kelurahan tersebut yang

memakai bahan bakar kayu bakar untuk memasak yaitu kelurahan yang ada

di Rakumpit, Bukit Batu dan Sebangau

Gambar 3.5 Persentase Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

Bahan Bakar Untuk Memasak Sebagian Besar Keluarga Palangka Raya

2014

Sumber : Podes 2014

19

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

3.4 Ketersediaan Infrastruktur Informasi dan Komunikasi

Keberadaan sarana informasi dan komunikasi di suatu wilayah sangat

berpengaruh terhadap perkembangan di daerah tersebut. Masyarakat masa

kini dalam melakukan seluruh aktivitasnya nyaris tidak lepas dari peran alat

telekomunikasi. Dari fakta tersebut dapat dipastikan bahwa infrastruktur

yang tengah berkembang pesat di masyarakat saat ini datang dari

infrastruktur jenis fisik, yaitu telekomunikasi. Proses pertukaran informasi

dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya berjauhan inilah yang disebut

sebagai telekomunikasi.

Kecamatan Jenis Sarana Komunikasi *)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Pahandut 3 0 0 0 0 1 1 0 3

Sebangau 2 0 0 0 1 3 0 3 0

Jekan Raya 3 0 0 1 1 0 1 0 2

Bukit Batu 0 0 0 0 0 0 1 3 0

Rakumpit 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Palangka

Raya

9 0 0 1 2 4 3 6 5

Tabel 3.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

Sarana Komunikasi, Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014 Keterangan *): 1. Telepon Kabel 6. Warnet 2. Telepon Umum Koin 7. Kantor Pos/Pos Pembantu 3. Telepon Umum Kartu 8. Pelayanan Pos Keliling 4. Wartel/Kiospon/Warpostel 9. Jasa Ekspedisi Swasta 5. Fasilitas Internet Kantor Kades/Lurah

20

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Berdasarkan tabel 3.2, dapat dilihat bahwa untuk sarana telepon

kabel dimiliki oleh 9 kelurahan, yaitu 3 kelurahan di Kec.Pahandut, 2

kelurahan di Kec.Sebangau, 3 kelurahan di Kec.Jekan Raya, dan 1 kelurahan

di Kec.Rakumpit. Kecamatan Bukit Batu sama sekali tidak memiliki sarana

telepon kabel di 7 kelurahannya. Keberadaan telepon umum dan koin saat

ini sudah tidak ada lagi yang berfungsi di Kota Palangka Raya. Hal ini

menjadi wajar jika melihat pesatnya perkembangan penggunaan telepon

seluler di masyarakat. Keberadaan wartel juga hanya ada di 1 kelurahan di

Kec.Jekan Raya dan makin sedikitnya wartel ini juga kemungkinan besar

dikarenakan keberadaan telepon seluler yang jauh lebih praktis dibanding

menelpon di wartel. Berdasarkan tabel sebelumnya, dapat dilihat bahwa

Kec.Rakumpit hanya memiliki 1 sarana komunikasi yaitu telepon kabel yang

hanya dimiliki oleh 1 kelurahan di Kec.Rakumpit.

Seiring dengan bergesernya teknologi dari berkabel menjadi nirkabel,

pembangunan sarana nirkabel juga diupayakan untuk masuk sampai ke

daerah-daerah pelosok. Base Transceiver Station (BTS) atau menara telepon

seluler merupakan alat yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima

(transceiver) sinyal komunikasi seluler.

Berdasarkan gambar 3.5, dapat dilihat bahwa 100,00 persen

kelurahan yang ada di Kec.Jekan Raya sudah memiliki BTS atau Menara

Telepon Seluler. Sementara Kec.Rakumpit tercatat hanya 14,57 persen

kelurahannya yang memiliki BTS. Untuk sinyal seluler, tercatat semua

kelurahan di Kota Palangka Raya telah ada walaupun beberapa kelurahan

masih sinyal lemah.

21

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Gambar 3.6 Persentase Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

BTS atau Menara Telepon Seluler, Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

22

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

S arana transportasi merupakan sarana yang sangat penting

dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu wilayah

terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian

masyarakat dan perkembangan wilayah baik itu daerah

perdesaan maupun daerah yang lainnya. Sistem transportasi yang ada

dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan

sumber daya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan

ekonomi didaerah ini menyebabkan pengurangan konsentrasi tenaga kerja

yang mempunyai keahlian dan ketrampilan pada wilayah tertentu, selain itu

transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan antar

wilayah dan mengurangi perbedaaan antar wilayah sehingga mendorong

terjadinya pembangunan antar wilayah. Dengan adanya transportasi

diharapkan dapat menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah

perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industri

maupun sektor lainnya yang merata disemua daerah.

Berdasarkan tabel 8.1, dapat dilihat bahwa ada 17 kelurahan di Kota

Palangka Raya yang dapat dijangkau dengan akses darat, 3 kelurahan yang

dapat dijangkau dengan jalur air dan 10 kelurahan dapat dijangkau dengan

akses darat dan air. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa 30

kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya telah dapat diakses dengan

4 SARANA TRANSPORTASI

23

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Tabel 4.1 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Jenis Prasarana

Transportasi dan Keberadaan Angkutan Umum, 2014

Sumber : Podes 2014

Kecamatan Jenis Prasarana

Transportasi

Keberadaan Angkutan Umum

Darat Air Darat

dan Air

Ada,dengan

trayek

tetap

Ada,

tanpa

trayek

tetap

Tidak

Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pahandut 5 0 1 2 0 4

Sebangau 3 1 2 2 1 3

Jekan Raya 2 0 2 4 0 0

Bukit Batu 5 1 1 4 0 3

Rakumpit 2 1 4 0 2 5

Palangka Raya 17 3 10 12 3 15

sarana trasportasi yang ada. Hal ini menandakan bahwa tidak ada lagi

daerah yang terisolir di wilayah Kota Palangka Raya walaupun masih ada 3

kelurahan yang hanya bisa diakses dengan jalur air.

Selain itu, berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa 50,00

persen kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya telah memiliki angkutan

umum. Tercatat semua kelurahan di Kec. Jekan Raya telah memiliki

angkutan umum dengan trayek tetap. Hal ini sangat wajar mengingat

Kec.Jekan Raya adalah wilayah perkotaan yang padat penduduk. Sementara

itu, untuk Kec.Rakumpit tidak ada angkutan umum dengan trayek tetap.

Dari 7 kelurahan yang ada di Kec. Rakumpit hanya 2 kelurahan saja yang

24

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

memiliki angkutan umum tanpa trayek.

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa 59,26 persen dari 27

kelurahan yang menggunakan transportasi darat di Kota Palangka Raya jenis

permukaan jalan terluasnya adalah aspal/beton. Hal ini cukup

menggembirakan karena berarti hampir sebagian besar jalan yang ada di

Kota Palangka Raya sudah diaspal. Akan tetapi, permukaan jalan terluas

yaitu tanah juga masih cukup banyak di Kota Palangka Raya yaitu sebanyak

37,04 persen dari 27 kelurahan yang menggunakan transportasi darat di

Kota Palangka Raya. Sementara itu, tercatat ada 3,70 persen dari 27

kelurahan tersebut yang permukaan jalannya sudah lumayan baik yaitu

menggunakan kerikil, batu, dll.

Gambar 4.1 Persentase Kelurahan yang Menggunakan Prasarana

Transportasi Darat dan Jenis Permukaan Jalan Terluas, 2014

Sumber : Podes 2014

25

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Tabel 4.2 Banyaknya Kelurahan yang Menggunakan Prasarana

Transportasi Darat Menurut Kecamatan dan Keberadaan Jalan yang Dapat

Dilalui Kendaraan Roda Empat, Palangka Raya 2014

Sumber : Podes 2014

Kecamatan Sepanjang

Tahun

Sepanjang

Tahun

Kecuali Saat

Tertentu

Sepanjang

Tahun

Kecuali

Sepanjang

Musim Hujan

Tidak Dapat

Dilalui

Sepanjang

Tahun

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pahandut 5 1 0 0 6

Sebangau 3 2 0 0 5

Jekan Raya 3 1 0 0 4

Bukit Batu 5 1 0 0 6

Rakumpit 3 0 0 3 6

Palangka Raya 19 5 0 3 27

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 27 kelurahan yang

menggunakan prasarana transportasi darat di Kota Palangka Raya masih

ada 3 kelurahan yang jalannya tidak dapat dilalui sepanjang tahun. Tiga

kelurahan tersebut ada di wilayah Kec.Rakumpit. Sementara itu ada 5

kelurahan yang memiliki jalan yang dapat dilalui sepanjang tahun kecuali

saat tertentu. Lima kelurahan ini terdiri dari 1 kelurahan di wilayah

Kec.Pahandut, 2 kelurahan di Kec.Sebangau, 1 kelurahan di Kec. Jekan Raya

dan 1 kelurahan di Kec.Bukit Batu. Sementara 19 kelurahan lainnya yang

tersebar di 5 kecamatan sudah dapat dilalui sepanjang tahun.

26

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Sasaran pelayanan umum yang akan dibahas dalam bab ini adalah

mengenai gambaran upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan atas barang,

jasa, dan/atau pelayanan administratif dengan tujuan memperkuat

demokrasi, kohesi sosial, perlindungan lingkungan, dan sebagainya.

Pelayanan umum yang dimaksud dalam hal ini adalah pelayanan dari sisi

aspek lingkungan dan juga aspek pemberdayaan masyarakat.

Pelayanan umum dari sisi aspek lingkungan adalah terkait dengan

kesehatan lingkungan masyarakat. Adapun variabel-variabel terkait dari sisi

aspek lingkungan adalah penanganan kesehatan masyarakat seperti

penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta penanganan gizi buruk yang

ada di suatu wilayah. Sementara pelayanan umum dari sisi aspek

pemberdayaan masyarakat yang difokuskan dalam publikasi ini adalah dari

sisi ketersediaan fasilitas olahraga di suatu wilayah seperti ketersediaan

lapangan olahraga dan kelompok kegiatan olahraga.

5.1 Kesehatan Masyarakat

Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi

pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan

yang dapat menjurus pada terjadinya wabah (Peraturan Menteri Kesehatan

RI Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010). Sedangkan wabah penyakit menular

5 PELAYANAN UMUM

27

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

yang selanjutnya disebut wabah merupakan kejadian berjangkitnya suatu

penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat

secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah

tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010).

Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa untuk wilayah Kota

Palangka Raya tidak ada KLB atau wabah dalam kurun waktu setahun

terakhir. Hal ini merupakan suatu keberhasilan dari Pemerintah Kota

Palangka Raya dalam menjaga kesehatan masyarakat di wilayahnya.

Tercatat bahwa Kab. Sukamara merupakan kabupaten yang 28,13 persen

kelurahannya pernah mengalami KLB atau wabah dalam kurun waktu

setahun terakhir.

Asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang sangat penting untuk

Gambar 5.1 Persentase Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota dan

Keberadaan KLB/Wabah Penyakit 2014

Sumber : Potensi Desa Provinsi Kalimantan Tengah 2014

28

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

tumbuh kembang balita. Balita yang mengkonsumsi makanan dengan

proporsi gizi seimbang akan memiliki daya tahan tubuh yang baik dan tidak

mudah terserang penyakit. Selain itu juga dapat mempercepat

pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan mental anak, serta balita

biasanya akan lebih aktif dibandingkan dengan balita kurang gizi. Di

Indonesia, relatif masih banyak balita yang kurang gizi. Masalah ekonomi

sering kali menjadi penyebab utama balita kurang gizi.

Gizi buruk merupakan suatu keadaan kekurangan konsumsi zat gizi

yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan

sehari-hari, yang ditandai dengan berat dan tinggi badan tidak sesuai umur

(dibawah rata-rata) dan harus ditetapkan oleh tenaga medis. Busung lapar

termasuk salah satu bentuk gizi buruk. Secara klinis, status gizi buruk

terdapat tiga tipe, yaitu: marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-

kwashiorkor. Keberadaan penderita gizi buruk di suatu daerah harus

mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah tersebut karena berarti

ada warga di daerah tersebut yang terindikasi tidak mampu memberikan

atau menyediakan gizi yang baik untuk keluarganya. Kekurangan gizi yang

dialami balita akan mempengaruhi kecerdasan dan pertumbuhan dari balita

tersebut. Hal ini jika dibiarkan akan terus berefek pada si penderita gizi

buruk tersebut. Diharapkan peran aktif dari pemerintah daerah dari sisi

pelayanan umum penanganan kasus gizi buruk ini.

Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa ada 1 kelurahan di

Kecamatan Pahandut yang mengalami kasus pasien gizi buruk, sementara

untuk Kecamatan Sebangau tercatat cukup banyak kelurahan yang memiliki

kasus gizi buruk yaitu sebanyak 4 kelurahan dari 6 kelurahan yang ada di

29

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Kecamatan Ada Tidak Ada

(1) (2) (3)

Pahandut 1 5

Sebangau 4 2

Jekan Raya 0 4

Bukit Batu 0 7

Rakumpit 0 7

Palangka Raya 5 25

Tabel 5.1 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

Warga Penderita Gizi Buruk, 2014

Sumber : Podes 2014

Kec.Sebangau atau jika dipersentasekan yaitu sebesar 66,67 persen.

Banyaknya kelurahan dengan kasus gizi buruk di Kec.Sebangau harus

menjadi perhatian oleh pemerintah daerah.

5.2 Pemberdayaan Masyarakat

Dari sisi pemberdayaan masyarakat yang akan dibahas lebih detail di

dalam publikasi ini adalah mengenai keberadaan fasilitas olahraga sebagai

salah satu prasarana untuk memberikan manfaat baik dari sisi pribadi

maupun dari sisi kelompok masyarakat. Dari sisi pribadi, adanya fasilitas

olahraga memberikan pengguna tersebut tubuh yang sehat dan juga

sebagai sarana hiburan atau rekreasi. Sementara dari sisi kelompok

masyarakat, adanya fasilitas olahraga di suatu tempat cenderung akan ada

perkumpulan olahraga sebagai salah satu sarana berkumpul dan membina

hubungan dengan orang lain.

30

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014

Kecama-

tan

Sarana Olahraga *)

1 2 3 4 5 6 7 8

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Pahandut 6 4 6 1 2 2 2 1

Sebangau 5 5 5 1 0 1 2 0

Jekan Raya 4 4 3 2 1 2 3 3

Bukit Batu 2 7 7 0 0 4 1 0

Rakumpit 1 7 4 0 0 2 1 0

Palangka

Raya

18 27 25 4 3 11 9 4

Tabel 5.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan dan Keberadaan

Fasilitas Olahraga, 2014

Sumber : Podes 2014 Keterangan *): 1. Sepakbola 5. Tenis 2. Bola Voli 6. Tenis Meja 3. Bulu Tangkis 7. Futsal 4. Bola Basket 8. Kolam Renang

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa fasilitas olahraga yang

hampir dimiliki oleh semua kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya

adalah lapangan bola voli dimana 27 kelurahan dari 30 kelurahan yang ada

di Palangka Raya telah memiliki fasilitas tersebut. Sementara lapangan tenis

tercatat merupakan fasilitas olahraga yang paling sedikit dimiliki oleh

kelurahan. Tercatat bahwa 2 kelurahan di Kec.Pahandut dan 1 kelurahan

yang ada di Kec.Jekan Raya telah memiliki fasilitas lapangan tenis.

31

Analisis Profil Sosial Ekonomi Kelurahan Kota Palangka Raya Tahun 2014