agk 8

16
KLASIFIKASI IKLIM KEGUNAAN KLASIFIKASI IKLIM ADALAH SUATU METODE UNTUK MEMPEROLEH EFISIENSI INFORMASI DALAM BENTUK YANG UMUM DAN SEDERHANA. MACAM-MACAM KLASIFIKASI IKLIM BERDASARKAN CARA PENENTUAN KRITERIANYA DAPAT DI BAGI MENJADI : = KLASIFIKASI IKLIM SECARA GENETIK BIASANYA BERDASARKAN KRITERIA PADA FAKTOR – FAKTOR IKLIM SEPERTI ALIRAN MASSA UDARA, ZONA – ZONA ANGIN, PERBANDINGAN DARATAN DAN LAUTAN, DAN ATAU PENERIMAAN RADIASI MATAHARI. = KLASIFIKASI IKLIM SECARA EMPIRIK BIASANYA PENGAMATAN BERDASARKAN PADA UNSUR- UNSUR IKLIM SEHINGGA AKIBATNYA KLASIFIKASI SECARA GENETIK MENGHASILKAN DAERAH YANG LUAS TETAPI KURANG TELITI, SEDANGKAN KLASIFIKASI SECARA EMPIRIS MENGHASILKAN DAERAH YANG LEBIH SEMPIT TETAPI LEBIH TELITI. Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 1

Upload: kaleb-niger

Post on 09-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Document

TRANSCRIPT

Page 1: AGK 8

KLASIFIKASI IKLIM

KEGUNAAN KLASIFIKASI IKLIM ADALAH SUATU METODE UNTUK MEMPEROLEH EFISIENSI INFORMASI DALAM BENTUK YANG UMUM DAN SEDERHANA.

MACAM-MACAM KLASIFIKASI IKLIM BERDASARKAN CARA PENENTUAN KRITERIANYA DAPAT DI BAGI MENJADI := KLASIFIKASI IKLIM SECARA GENETIK

BIASANYA BERDASARKAN KRITERIA PADA FAKTOR – FAKTOR IKLIM SEPERTI ALIRAN MASSA UDARA, ZONA – ZONA ANGIN, PERBANDINGAN DARATAN DAN LAUTAN, DAN ATAU PENERIMAAN RADIASI MATAHARI.

= KLASIFIKASI IKLIM SECARA EMPIRIKBIASANYA PENGAMATAN BERDASARKAN PADA UNSUR-UNSUR IKLIM

SEHINGGA AKIBATNYA KLASIFIKASI SECARA GENETIK MENGHASILKAN DAERAH YANG LUAS TETAPI KURANG TELITI, SEDANGKAN KLASIFIKASI SECARA EMPIRIS MENGHASILKAN DAERAH YANG LEBIH SEMPIT TETAPI LEBIH TELITI.

YANG BAIK YANG MANA?PENGGABUNGAN KEDUA MACAM KLASIFIKASI DAPAT SALING MENUTUPI

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 1

Page 2: AGK 8

KELEMAHAN MASING-MASING CARA PENDEKATANNYA.

KLASIFIKASI SECARA EMPIRIS :1. AHLI DARI YUNANI KUNO

BERDASARKAN PENERIMAAN RADIASI CAHAYA MATAHARI, MENGGOLONGKAN MENJADI 5 BAGAIN IKLIM DI BUMI INI.

2. HETTER (TAHUN 1931)BERDASARKAN SISTEM ANGIN, BENUA, JUMLAH DAN PERIODE HUJAN, KETINGGIAN DAN POSISI TERHADAP LAUT

3. ALISSOV (TAHUN 1936)BERDASARKAN SIRKULASI UDARA SECARA UMUM

4. FOHLN (TAHUN 1950)BERDASARKAN ALIRAN ANGIN GLOBAL DAN KARAKTERISTIK HUJAN

Tipe Iklim Sifat - Sifat Tipe VegetasiZona Ekuatorial Basah Terus Menerus Hutan Hujan Tropik,

Hutan MonsoonZona Tropikal Hujan Musim Panas Savana, Hutan kering Zona Subtropikal kering

Kering Stepa, gurun stepa, gurun

Zona Hujan winter subtripikal

Hujan musim dingin Pohon berdaun keras

Zona Ekstratropika Hujan sepanjang tahun

Pohon berdaun lebar dan hutan campuran

Zona sub polar Hujan sepanjang tahun terbatas

Hutan kornifer

Zona Boreal Hujan musim panas, salju musim dingin terbatas

Tundra

Zona Kutub Hujan musim panas, Salju musim dingin terbatas

Gurun Es

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 2

Page 3: AGK 8

KLASIFIKASI IKLIM SECARA EMPIRIK UMUMNYA BERDASARKAN PADA TEMPERATUR, CURAH HUJAN, EVAPORASI DAN TRANSPIRASI

1. KLAGES TAHUN 1942.MENGKLASIFIKASIKAN BERDASARKAN TEMPERATUR, MENJADI 5 TIPE IKLIM YAITU: DAERAH TROPIKA

DI KAWASAN LAUT MEMPUNYAI TEMPERATUR MINIMUM 18 0C UNTUK BULAN YANG PALING DINGIN, DAN UNTUK DARATAN BIASANYA BATAS BEKU UNTUK TEMPERATUR TERENDAHNYA.

DAERAH SUBTROPIKA8 BULAN 10 0C ATAU LEBIH TINGGI

DAEAH SEDANG4 BULAN 10 0C ATAU LEBIH TINGGI

DAERAH DINGIN1 BULAN (PALING PANAS) 10 0C ATAU LEBIH TINGGI

DAERAH KUTUBSELAMANYA DIBAWAH 10 0C

MENGAPA 10 OC DAN 4 BULAN ? 10 OC MERUPAKAN BATAS YANG PALING PENTING DALAM KAITANNYA DENGAN PERTUMBUHAAN TANAMAN DAN KENYAMANAN MANUSIA. PERIODE WAKTU 4 BULAN DENGAN TEMPERATUR 10 OC BIASANYA DIGUNAKAN SEBAGAI BATAS YANG MEMISAHKAN IKLIM DINGIN KE HANGAT. TEMPERATUR RATA2 10 OC KURANG DARI 4 BULAN KURANG MEMILIKI POTENSI UNTUK BIDANG PERTANIAN.

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 3

Page 4: AGK 8

2. KOPPEN (TAHUN 1846 – 1940)MERUPAKAN KLASIFIKASI PERTAMA YANG MENGHUBUNGKAN ANTARA IKLIM DENGAN VEGETASI TANAMAN. PERTAMA DIPUBLIKASI TAHUN 1901 DAN DIADAKAN PERBAIKAN-PERBAIKAN DENGAN DITERBITKAN BUKU Gruudis der Klimakunde TAHUN 1931.

DASAR KLASIFIKASI : TEMPERATUR DAN CURAH HUJAN BULANAN MUPUN TAHUNAN YANG DIHUBUNGKAN DENGAN KEADAAN VEGETASI ALAMI BERDASARKAN PETA De Candolle (1874). MENURUT KOPPEN VEGETASI YANG HIDUP SECARA ALAMI MENGGAMBARKAN IKLIM TEMPAT TUMBUHNYA. VEGETASI TUMBUH DAN BERKEMBANG SESUAI DENGAN HUJAN EFEKTF YAITU KESETIMBANGAN ANTARA HUJAN, TEMPERATUR DAN EVAPOTRANSPIRASI. JUMLAH HUJAN YANG SAMA AKAN BERBEDA KEGUNAANNYA BILA JATUH PADA MUSIM YANG BERBEDA.

TIPE IKLIM KOPPEN MENGGUNAKAN TANDA ATAU SIMBOL YANG MENUNJUKKAN SIFAT DAN CORAK MASING-MASING TIPE IKLIM TERSEBUT.HURUF PERTAMA MENUNJUKKAN TIPE UTAMA, DIBAGI MENJADI LIMA KELAS, YAITU :

A. Iklim Hujan Tropik, temperatur udara terdingin > 18 oC

B. Iklim kering , presifitasi < evaporasiC. Iklim Hujan Sedang, temperatur bulan terdingin –3

sampai 18 0C, dan temperatur bulan terpanas > 10 oC. adanya musim dingin yang sejuk

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 4

Page 5: AGK 8

D. Iklim Hujan Dingin, temperatur bulan terdingin < -3 oC, dan temperatur terpanas 10 oC, adanya musim dingin yang dingin

E. Iklim Kutub. Temperatur bulan terpanas < 10 oC.

HURUF KEDUA MENGGAMBARKAN PENGARUH HUJAN, TERDIRI ATAS:f : Selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mms : bulan-bulan kering jatuh pada musim panasS : Semi arid (Steppa atau padang rumput)w : Bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin

(winter)W : Arid (Padang Pasir)m : khusus untuk tipe A digunakan lambang m

(moonsoon) yang berarti musim kemaraunya pendek, tetapi curah hujannya tahunan cukup tinggi sehingga tanh cukup lembab dengan vegetasi hutan hujantropik

F : Daerah tertutup es abadi

HURUF KETIGA MENGGAMBARKAN PENGARUH TEMPERATUR, TERDIRI ATAS :a : temperatur rata-rata dari bulan terpanas > 22,2 oCb : temperatur rata-rata terpanas < 22,2 oC dan

paling sedikit ada 4 bulan yang temperaturnya > 10 oC

c : hanya 1 – 4 bulan temperaturnya > 10 oC dan temperatur terdingin > -38 oC

d : temperatur bulan terdingin < 38 oCe : temperatur rataan tahunan < 18 oCi : perbedaan antara bulan terpanas dan terdingin <

5 oCk : temperatur rata-rata tahunan < 18 oC dan

temperatur terpanas 18 oCl : temperatur semua bulan 10 – 22 oC HURUF KEEMPAT BIASANYAMENUNJUKKAN SIFAT-SIFAT KHUSUS

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 5

Page 6: AGK 8

Berdasarkan pada dua huruf pertama, ada 12 tipe iklim menurut Koppen :1. Iklim Hujan Tropik : Af, Aw dan Am2. Iklim kering : BS dan BW3. Iklim Hujan Sedang : CF, Cs, dan Cw4. Iklim Hujan Dingin : Df dan Dw5. Iklim Kutub : Ew dan EF

3. KLASIFIKASI MENURUT THORNTHWAITE (1933)Merupakan ahli klimatologi dari USA C.W. Thornthwaite (1899 – 1963). Berdasarkan pada Presifitasi (P), Evaporasi (E), dan Temperatur (T). Thornthwaite mengemukakan pentingnya Presifitasi tidak hanya tergantung kepada jumlahnya tetapi juga pada intensitas penguapan.

a. Nisbah Keefektifan Endapan (Nisbah P–E)Nilai Nisbah P – E ini, berdasarkan pada pengamatan di 21 statsiun cuaca, dan menghubungkannya antara P, E dan T.

Satuan yang digunakan P (inchi) dan T (0F)

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 6

Page 7: AGK 8

Diperoleh klasifikasi kelembaban berdasarkan Indeks P-E

Daerah Kelembaban

Karakteristik Tanaman

Indeks P – E

A. Basah Hutan Hujan 128B. Lembab Hutan 64 – 127C. Kurang lembab Padang rumput 32 – 63D. Agak Kering Steppa 16 – 31E. Kering Gurun < 16

b. Nisbah T–E

Terdapat enam daerah temperatur berdasarkan pada indeks T – E.Daerah temperatur menurut Thornthwaite (1933)Daerah temperatur Indeks T – EA` : Tropis 128B` : Mesothermal 64 – 127C` : Mikrotermal 32 – 63D` : Taiga 16 – 31E` : Tundra 1 – 15F` : Salju 0 Klasifikasi thornthwaite secara teoritis lebih memuaskan dibandingkan dengan Metode Koppen, tetapi dalam prakteknya sering

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 7

Page 8: AGK 8

mengalami kesulitan karena kurangnya data penguapan.

Contoh dari klasisifikasi iklim Thornthwaite BB` : Daeah yang mempunyai iklim tropik

lembab

KLASIFIKASI IKLIM DI INDONESIA.

Klasifikasi iklim berdasarkan Koppen dan Thornthwaite berdasarkan temperatur dan curah hujan. Temperatur di Indonesia sepanjang tahun relatif stabil, tetapi sebaliknya curah hujan sangat berunah terhadap musim. Oleh karena itu, di Indonesia pada umumnya hanya memakai unsur iklim curah hujan saja.

Beberapa Klasifikasi iklim di Indonesia, yaitu :1. Metode MohrMohr membuat tiga derajat kelembaban, yaitu :

a. Bulan BasahJumlah curah hujan dalam bulan yang bersangkutan lebih dari 100 mm; jumlah curah hujan ini melampaui penguapan

b. Bulan KeringJumlah Curah hujan dalam bulan yang bersangkutan kurang dari 60 mm; penguapan lebih banyak dari air dalam tanah dibandingkan dengan dari curah hujan.

c. Bulan LembabJumlah curh hujan antara 60 – 100 mm,

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 8

Page 9: AGK 8

curah hujan dan penguapan kurang lebih seimbang

Berdasarkan data puluhan tahun, Mohr (1933) mengklasifikasikan iklim di Indonesia menjadi 5 tipe iklim, yaitu :

Golongan Iklim Tanda-tanda / KarakteristikI Basah,

Hampir tiada bulan keringII Agak Basah,

Bulan kering lemah, 1 bulan kering

III Agak Kering, Bulan kering agak banyak, 3-4 bulan

IV Daerah Kering, Banyak bulan kering, 5-6 bulan

V Sangat Kering, Kekeringan sangat panjang

Klasifikasi Metode Mohr telah berhasil diterapkan di Trinidad dan dalam bentuk modifikasinya,Di Kongo

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 9

Page 10: AGK 8

2. Metode Schmidt dan Ferguson Schmidt dan Ferguson (1951) Merupakan penyempurnaan dari Mohr, dimana masih menggunakan konsep bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) yang digunakan oleh Mohr.Bedanya dengan Mohr. Schmidt dan Ferguson menghitung jumlah BB, BL, dan BK per tahun dan kemudian dirata-ratakan.Penentuan Klasifiasi iklimnya menggunakan nilai Q, yaitu :

Berdasarkan nilai Q tersebut, Schmidt dan Ferguson membagi iklim di Indonesia dalam 8 tipe, yaitu sebagai berikut :Gol

.Nilai Q Karakteristik

A 0 Q < 0,143 Sangat Basah, Hutan hujan Tropik

B 0,143 Q < 0,333

Basah, Hutan hujan tropik

C 0,333 Q < 0,600

Agak Basah,Hutan Rimba eg. Jati

D 0,600 Q < 1,000

SedangHutan Musim

E 1,000 Q < 1,670

Agak kering,Hutan sabana

F 1,670 Q < 3,000

Kering, Hutan sabana

G 3,000 Q < 7,000

Sangat kering,Padang ilalang

H 7,000 Q Ekstrim kering,Padang ilalang

Makin besar nilai Q, daerah tersebut makin kering.

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 10

Page 11: AGK 8

3. Metode OldemanSama seperti Kalsifikasi yang lain, Oldeman (1975) mengklasifikasikan iklim di Indonesia berdasarkan pada Curah hujan. Bulan basah (BB), jumlah curah hujan dalam

sebulan 200 mm, dengan asumsi curah hujan sebesar 200 mm per bulan cukup untuk membudidayakan padi sawah.

Bulan Kering (BK), jumlah curah hujan dalam sebulan kurang dari 100 mm, dengan asumsi bahwa sebagian besar palawija membutuhkan curah hujan minimum 100 mm per bulannya.

Oldeman membagi bulan basah menjadi 5 daerah agroklimat, yaitu : A. Terdapat lebih 9 BB berturut-turut B. Terdapat 7 – 9 BB berturut-turut C. Terdapat 5 – 6 BB berturut-turut D. Terdapat 3 – 4 BB berturut-turut E. Terdapat kurang dari 3 BB berturut-turut

Sedangkan bulan kering dibagi menjadi 4 daerah agroklimat, yaitu : 1. Terdapat kurang dari 2 BK berturut-turut 2. Terdapat 2 - 3 BK berturut-turut 3. Terdapat 4 - 6 BK berturut-turut 4. Terdapat lebih dari 6 BK berturut-turut

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 11

Page 12: AGK 8

Dari 5 penggolongan BB dan 4 penggolongan BK, Oldeman mengkelompokan menjadi 17 klasifikasi iklim di indonesia, dari A1 – E4.

Penjabarnya dalam sistem pertanaman:Tipe iklim Penjabaran

A1, A2 Sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena kerapatan fluks radiasi matahari rendah sepanjang tahun

B1 Sesuai untuk padi terus menerus dengan perencanaan awal musim tanam yang baik. Produksi tinggi bila panen pada saat kemarau

B2 Dapat tanam padi 2x setahun dengan varitea umur pendek dan musim kering yang pendek dapat untuk menanam palawija

C1 Tanam padi dapat sekali dan tanam pawija dapat 2 kaliC2,C3,C4 Setahun hanya dapat menanam padi 1x dan penanaman palawija harus

hati2 jangan jatuh pada musim kemarauD1 Tanam padi 1 kali dgn var umur pendek dan prod bisa tinggi karena

fluks matahari tinggi. Waktu tanam palawija cukupD2,D3,D4 Hanya cukup untuk tanam padi atau palawija sekali, tergantung pada

persedian air irigasiE Daerah yang pada umunya kering, mungkin hanya dapt satu kali tanam

palawija itu pun tergantung adanya hujan.

Bagaimana dengan Penjabaran untuk Pengembangan Peternakan ?

Agroklimatologi, Forage Crop Laboratory Animal Science Padjadjaran University 12