agenda sikap perilaku bela negara -...

68
2/5/2018 1 AGENDA SIKAP PERILAKU BELA NEGARA Di sampaikan ulang oleh: Fajar Iswahyudi Kurikulum Agenda pembelajaran ini membekali peserta dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi isu kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat. Kemampuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran mata pelatihan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela nergara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara secara terintegrasi. Setelah mempelajari mata pelatihan tersebut, peserta menerapkannya sebagai proses pembentukan sikap perilaku sebagai PNS profesional selama penyelenggaraan pelatihan

Upload: phamkhanh

Post on 02-Mar-2019

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

2/5/2018

1

AGENDA SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

Di sampaikan ulang oleh:

Fajar Iswahyudi

Kurikulum • Agenda pembelajaran ini membekali peserta dengan pemahaman

wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi isu kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat.

• Kemampuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran mata pelatihan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela nergara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara secara terintegrasi.

• Setelah mempelajari mata pelatihan tersebut, peserta menerapkannya sebagai proses pembentukan sikap perilaku sebagai PNS profesional selama penyelenggaraan pelatihan

2/5/2018

2

Kurikulum

Pemahaman Bela Negara

Melalui Pemaknaan

Nilai-Nilai Bela Negara

Menunjukan Sikap Bela

Negara Kesiapsiagaan

Mencerminkan Kesehatan

Jasmani dan Mental

Menghadapi Isu

Kontemporer

Mata Pelatihan

Wawasan Kebangsaan Dan

Nilai-nilai Bela Nergara (9 JP)

Analisis Isu Kontemporer (6 JP)

Kesiapsiagaan Bela Negara Secara

Terintegrasi (21 JP)

2/5/2018

3

Pengalaman Belajar • Hasil belajar pada agenda bela negara diperoleh melalui serangkapan

pengalaman belajar, yaitu diperoleh dari: – membaca materi pelatihan; – mendengarkan dan berdiskusi serta simulasi; – menonton film pendek, dan – melakukan kegiatan diluar kelas yang mengandung pembelajaran terkait

dengan substansi mata pelatihan dengan proporsi 60% dari total waktu pembelajaran, serta

– melakukan refleksi dari pengalaman tersebut.

• Dipenghujung pembelajaran peserta menunjukkan sikap dan perilaku belanegara selama penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS, baik ditempat pelatihan maupun pada saat pelaksanaan aktualisasi ditempat kerja pada agenda habituasi

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat: • Menjelaskan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai

yang mendasari sikap perilaku bela negara; • Menjelaskan analisis isu kontemporer • Melakukan praktik yang mencerminkan

kesiapsiagaan fisik dan mental dalam suatu kegiatan yang melatih kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa agar dapat mewujudkan kesiapsiagaan bela negara

2/5/2018

4

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NERGARA (9 JP)

Penyusun:

Dr. Basseng, M.Ed.

Kolonel Inf Samy Ferrijana

Tri Atmojo Sejati

Deskripsi

• Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta terhadap lambang negara, ketaatan kepada peraturan perundang undangan, pembinaan kerukunan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

2/5/2018

5

Tujuan pembelajaran • Kompetensi dasar: peserta mampu memahami penghormatan

terhadap lambang-lambang negara, ketaatan kepada peraturan perundang-undangan, pembinaan kerukunan, dan menjaga peraturan dan kesatuan bangsa

• Indikator keberhasilan: – Peserta mampu menumbuhkan rasa hormat terhadap lambang-

lambang negara – Peserta mampu menumbuhkan rasa ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan – Peserta memiliki kesadaran terhadap pembinaan kerukunan dan

menjaga persatuan dan kesatuan

No Materi Sub Materi

1 Landasan kehidupan berbangsa dan bernegara

1. Landasan idiil: Pancasila 2. UUD 1945: Landasan konstitusionil SANKRI 3. Peran ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN

2 Bentuk negara kesatuan dan makna kesatuan

1. Bentuk negara berdasarkan UUN Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Makna kesatuan dalam sistim penyelenggaraan negara 3. Perspektif sejarah negara Indonesia

3 Lambang-lambang negara

1. Bendera negara 2. Bahasa negara 3. Lambang negara 4. Lagu Kebangsaan

Metari dan Sub Materi

2/5/2018

6

No Materi Sub Materi

4 Mengidentifikasi dan mentaati peraturan perundang-undangan

1. Pengertian peraturan perundang-undangan 2. Kedudukan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 3. Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan 4. Kebijakan publik dalam format keputusan dan/atau tindakan

administrasi pemerintahan 5. Ketaatan warga negara paa peraturan perundang-undangan 6. Hakekat mentaati perundang-undangan nasional 7. Asas peraturan perundang-undangan 8. Landasan/dasar keberlakukan peraturan perundang-undangan 9. Prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan

5 Membina kerukunan dan menjaga persatuan dan kesatuan

1. Kerukunan dalam berbudaya 2. Kerukunan dalam beragama 3. Maka dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa 4. Perinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa 5. Pengalaman nilai persatuan dan kesatuan 6. Nasionalisme

Materi dan Sub Materi

PENGANTAR

2/5/2018

7

Pengertian Kesadaran Bela Negara

• Kesadaran bela negara adalah upaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.

• Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat.

• Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

• Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita

Pengertian Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

• Kesadaran berbangsa dan bernegara berarti sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945)

• Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya

2/5/2018

8

Upaya Mewujudkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

• Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda

• Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan

• Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan perundang-undangan

Peran Pemuda

• Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda.

• Banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik,

• Dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan.

• Disinilah pemuda dapat melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara

2/5/2018

9

Nilai-nilai Bela Negara

• Cinta Tanah Air.Mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita

• Kesadaran Berbangsa dan Bernegara. Mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional

• Pancasila. Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan

• Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara. Kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara

• Memiliki Kemampuan Bela Negara. Menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi.

Upaya Menumbuhkan Kesadaran Berbangsa & Bernegara

• Untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat.

• Pada pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai dan mengormati perbedaan yang ada.

• Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan

2/5/2018

10

LANDASAN KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Penyelenggaran Negara

• Dalam kerangka penyelenggaraan negara SANKRI pada hakekatnya mencakup aktivitas seluruh perangkat negara, yaitu lembaga-lembaga negara beserta alat kelengkapannya dalam melaksanakan dan menunjang keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan lembaga negara negara dimaksud, yang meliputi lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif dan lembaga lainnya yang ada menurut konstitusi.

• Konstitusi, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

2/5/2018

11

Tujuan Berbangsa dan Bernegara

• Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 sebagai jiwa dari UUD 1945, yang memuat pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan UUD 1945, dan cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara.

• Pokok-pokok pikiran dimaksud adalah sebagai berikut: melindungi segenap bangsa Indonesia dan tanah tumpah darah

Indonesia dengan berdasarkan persatuan dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kemanusiaan,

persatuan bangsa, dan kerakyatan Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

• Berdasarkan UUD 1945 dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara Pasal 4 ayat (1) menetapkan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar” (SANKRI dalam arti yang sempit).

• Dalam konteks governance yang baik, maka SANKRI sebagai sistem penyelenggaraan pemerintahan negara adalah keseluruhan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan (executive power) dengan memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan pemerintah dan segenap aparaturnya dari semua peringkat pemerintahan beserta seluruh rakyat di wilayah negara Indonesia, serta dengan memanfaatkan pula segenap dana dan daya yang tersedia secara nasional demi tercapainya tujuan negara dan terwujudnya cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud Pembukaan UUD 1945.

• Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan bagian integral dari sistem penyelenggaraan negara. Karena, operasionalisasi dari semua ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945, kecuali yang telah secara khusus dan jelas menjadi kewenangan lembaga-lembaga negara di luar eksekutif

• sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan bagian yang sangat dominan dalam penyelenggaraan negara.

2/5/2018

12

Landasan Penyelenggaraan Negara

• Sebagai sistem yang dipraktekkan untuk mendukung penyelenggaraan NKRI, SANKRI berlandasan idiil Pancasila, landasar konstitusional UUD 1945, dan landasan operasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

• Selain itu, SANKRI juga harus selaras dengan situasi serta perkembangan lingkungan strategik termasuk perkembangan paradigma ilmu administrasi negara.

Pancasila; Landasan Idiil Penyelenggaran Negara (1)

• Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara RI, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa.

• Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

2/5/2018

13

Pancasila; Landasan Idiil … (2)

• Dengan ditetapkannya Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar negara, dengan demikian Pancasila menjadi idiologi negara. Artinya, Pancasila merupakan etika sosial, yaitu seperangkat nilai yang secara terpadu harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

• Etika sosial dimaksud mencakup aspek sosial budaya, politik dan pemerintahan, ekonomi dan bisnis, penegakkan hukum yang berkeadilan, keilmuan, serta lingkungan.

• Pancasila merupakan suatu sistem, karena keterkaitan antar sila-silanya, menjadikan Pancasila suatu kesatuan yang utuh. Pengamalan yang baik dari satu sila, sekaligus juga harus diamalkannya dengan baik sila-sila yang lain.

• Berdasarkan Tap MPR No.VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang masih dinyatakan berlaku berdasarkan Tap MPR No.I/MPR/2003, bersama ajaran agama khususnya yang bersifat universal, nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila itu menjadi “acuan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa”.

UUD 1945: Landasan konstitusionil … (1)

• Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar SANKRI pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara, yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.

• Konstitusi atau UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.

• Atas dasar di atas, pengembangan sistem administrasi negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu UUD 1945.

2/5/2018

14

UUD 1945: Landasan konstitusionil … (2)

• Setelah norma-norma dasar negara dijabarkan dalam norma-norma hukum dasar dalam konstitusi sebagai kerangka dasar sistem administrasi negara beserta aspek-aspeknya --- aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia ---, maka selanjutnya sistem administrasi negara tersebut dalam operasionalisasinya akan dituangkan dalam format berbagai bentuk dan jenjang kebijakan publik.

• Dalam konteks negara hukum, pada umumnya, berbagai jenis dan jenjang kebijakan publik tersebut akan mengambil format dalam berbagai bentuk dan jenjang peraturan perundang-undangan. Hal ini sesuai dengan pengertian UUD 1945 sebagai hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana dimaksud dalam UU No. 12/2011

Pembukaan UUD 45; Norma Dasar (Grundnorms)

Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar bernegara dan kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Oleh karena Pembukaan UUD 1945 itu tidak akan berubah atau dirubah, sebagai dasar dan sumber hukum bagi batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi UUD Negara Republik Indonesia.

2/5/2018

15

Batang Tubuh UUD 1945 (Norma Hukum Dasar Negara)

• Batang Tubuh UUD 1945 hasil Amandemen I-IV pada tahun 2002 terdiri atas 21 bab, 74 pasal, serta tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Dalam UUD 1945 hasil Amandemen 2002 tidak ada lagi Penjelasan Pasal-Pasal.

• Pasal-pasal UUD 1945 dimaksud merupakan penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan.

• Rumusan pasal tersebut merupakan landasan kebijakan yang paling mendasar bagi penyelenggaraan pemerintahan negara.

Bab Pasal demi Pasal Perihal

I 1 Bentuk dan Kedaulatan (Negara)

II 2, 3 Majelis Permusyawaratan Rakyat

III 4, 5, 6, 6A, 7, 7A, 7B, 7C, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 Kekuasaan Pemerintahan Negara

IV Dihapus Dewan Pertimbangan Agung

V 17 Kementerian Negara

VI 18, 18A, 18B Pemerintahan Daerah

VII 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B Dewan Perwakilan Rakyat

VIIA 22C, 22D Dewan Perwakilan Daerah

VIIB 22E Pemilihan Umum

VIII 23, 23A, 23B, 23C, 23D Hal Keuangan

VIIIA 23E, 23F, 23G Badan Pemeriksa Keuangan

IX 24, 24A, 24B, 24C, 25 Kekuasaan Kehakiman

IXA 25A Wilayah Negara

X 26, 27, 28 Warga Negara dan Penduduk

XA 28A, 28B, 28C, 28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I, 28J HAM

I 29 Agama

XII 30 Pertahanan dan Keamanan

XIII 31, 32 Pendidikan dan Kebudayaan

XIV 33, 34 Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial

XV 35, 36, 36A, 36B, 36C Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan

XVI 37 Perubahan UUD

2/5/2018

16

BENTUK NEGARA KESATUAN DAN MAKNA KESATUAN

Bentuk Negara Berdasarkan UUD 1945

• Bab I, Pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.

• Ini berarti bahwa Organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia bersifat unitaris, walaupun dalam penyelenggaraan pemerintahan kemudian terdesentralisasikan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota.

• Pembagian daerah ke dalam provinsi, kemudian kabupaten, kota dan desa tentunya tidak dimaksudkan sebagai pemisahan apalagi pemberian kadulatan sendiri. Pada dasarnya bentuk organisasi pemerintahan negara adalah unitaris, namun dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat saja diakukan pendelegasian urusan pemerintahan atau kewenangan kepada pemerintahan provinsi, kabupaten/kota maupun desa

2/5/2018

17

SPPN: Landasan Operasional Penyelenggaraan Negara (1)

• SPPN diatur berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

• SPPN adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah

SPPN: Landasan Operasional SANKRI (2)

Harus ada kesinambungan antara tujuan dan cita-cita nasional yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dengan visi, misi, dan sasaran strategis yang dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, hingga Rencana Strategis Kementerian/Lembaga dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

2/5/2018

18

Asas Penyelenggaraan Negara

Berdasarkan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah ditetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara, yang harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan negara oleh Aparatur Negara

• Asas Kepastian Hukum

• Asas Kepentingan Umum

• Asas Akuntabilitas

• Asas Proporsionalitas

• Asas Profesionalitas

• Asas Keterbukaan

• Asas Efisiensi

• Asas Efektifitas

Tatanan Lembaga Negara (1)

• Tatanan organisasi lembaga negara adalah hal-hal yang mengenai keorganisasian lembaga negara sebagaimana dimaksud UUD 1945, yang meliputi status (kedudukan), tugas, wewenang, tanggung jawab dan struktur organisasi lembaga negara sebagai wahana dalam menyelenggarakan kekuasaan negara untuk mencapai tujuan bernegara

• Hal ini penting artinya untuk mengaplikasikan “check and balances system”, agar penyelenggaraan kekuasaan negara dimaksud bisa berjalan secara efektif dan efisien

2/5/2018

19

Tatanan Lembaga Negara (2)

• Dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana dimaksud alinea IV Pembukaan UUD 1945, dibentuk lembaga-lembaga negara dengan tugas dan kewenangan masing-masing sesuai ketentuan yang termuat dalam Pasal-Pasal UUD 1945

• Pelaksanaan tugas, dan kewenangan masing-masing lembaga-lembaga negara itu pada hakekatnya adalah untuk menyelenggarakan kekuasaan negara

Tatanan Lembaga Negara (3)

– Kekuasaan Konstitutif, yaitu menetapkan dan mengubah UUD Negara. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh MPR (Pasal 3 ayat (1) UUD 1945).

– Kekuasaan Eksekutif, yaitu menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh Presiden (Pasal 4 ayat (1) jo Pasal 17 ayat (1); (2) dan ayat (3) UUD 1945).

– Kekuasaan Legislatif, yaitu membentuk Undang-Undang. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh DPR (Pasal 20 ayat (1) UUD 1945). Khusus dalam hal pembentukan Undang-Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah, DPR perlu melibatkan dan memperhatikan usulan dari DPD (Pasal 22D ayat (1) dan (2) UUD 1945).

– Kekuasaan Yudikatif, yaitu menyelenggarakan kekuasaan kehakiman yang merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh MA dan badan peradilan yang berada di bawahnya, serta oleh MK (Pasal 24 ayat (1) dan (2) UUD 1945).

2/5/2018

20

Tatanan Lembaga Negara (4)

– Kekuasaan Auditif, yaitu menyelenggarakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh BPK yang bersifat bebas dan mandiri (Pasal 23 E ayat (1) UUD 1945).

– Kekuasaan Moneter (otoritas moneter), yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan ini dilaksanakan Bank Sentral yang bersifat independen (Pasal 23 D). Dalam kedudukannya tersebut, Bank Sentral secara fungsional dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

– Kekuasaan Yudisial, yaitu kekuasaan untuk mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh Komisi Yudisial (Pasal 24 B ayat (1)).

– Kekuasaan Pemilihan Umum, yaitu kekuasaan menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD. Kekuasaan ini dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum/KPU (Pasal 22E ayat (2) dan (5)).

Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Antar DaerahHubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Antar Daerah

• Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta antar Daerah sangat terkait erat dengan prinsip-prinsip dan tujuan pemberian Otonomi Daerah, baik kepada Daerah Provinsi maupun kepada Daerah Kabupaten dan Kota, berdasarkan asas desentralisasi.

• Mengacu pada ketentuan Pasal 18A dan 18B UUD 1945: Hubungan wewenang, yang pelaksanaannya memperhatikan

kekhususan dan keragaman daerah Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya

alam dan sumber daya lainnya, yang dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang

Hubungan dalam hal pengakuan pembentukan Daerah.

2/5/2018

21

• Kesatuan Kejiwaan (psikologis kejiwaan): Sumpah Pemuda 28-10-1928;

• Kesatuan Kenegaraan (politis kenegaraan): Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945;

• Kesatuan Kewilayahan (yuridis teritorial): Deklarasi Djuanda 13-12-1957 sbg tonggak lahirnya Wawasan Nusantara.

• Kesatuan Visi Pembangunan (teknokratis): cita-cita & tujuan dalam Alinea IV UUD 1945 mengilhami seluruh tingkatan dalam sistem perencanaan pembangunan.

• Indonesia adalah melting pot atau tempat meleburnya berbagai keragaman yang kemudian bertransformasi menjadi identitas baru yang lebih besar bernama Indonesia.

• Indonesia adalah konstruksi masyarakat modern yang tersusun dari kekayaan sejarah, sosial, budaya, ekonomi, politik, cita-cita, serta ideologi yang tersebar di bumi nusantara.

2/5/2018

22

Source Unitary State Federal State

Lijphart Lower-level governments derive their statutory frameworks from parliamentary legislation or an executive order.

Lower levels of government have a constitutional guarantee of sovereignty over specific matters.

Spending by lower-level government remains the responsibility of the national government.

Responsibility for fiscal problems is distributed across different levels of government.

Wikipedia

Country whose organs of state are governed as one single unit. The political power of government may well be transferred to lower levels, but central government retains the principal right to recall such delegated power.

A union comprising a number of partially self-governing states or regions united by a central ("federal") government.

2/5/2018

23

Konsep Negara Kesatuan & Federal

• Lijphart (1984, in Work 2002): “Federalism is not a necessary condition for decentralization nor is decentralization a sufficient condition for federalism. We can have decentralization in absence of federalism, and federations, like unitary systems, can be classified as more or less decentralized (and even centralized).”

• Work (2002): “In practice, the line between decentralisation, federalism, unitary states and centralised systems becomes blurred.There is no broad-based generalisation that can be made about the correlation of federal/unitary states and decentralisation.”

• Azfar (1999): “A federal state is not necessarily more decentralized than a unitary government.”

• King (1982, in Baldi 1999): “There is no observed degree of centralization / decentralization which commonly and distinctly marks off federations from unitary states.”

Konsep Negara Kesatuan & Federal

• 8 Maret 1942 : UU 27 (masa pendudukan Jepang); • Awal kemerdekaan (Negara Kesatuan berbentuk Republik,

transisi/Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945); • Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945; • Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 (Sistem

Presidensiil menjadi Parlementer); • 27 Desember 1949: Negara Serikat dengan Konstitusi RIS (KRIS)

1949 sebagai UUD-nya; • 17 Agustus 1950: berdasarkan UUDS 1950 (negara kesatuan); • Dekrit Presiden 5 Juli 1959: kembali ke UUD 1945; • Orde Baru: negara kesatuan berdasarkan UUD 1945.

2/5/2018

24

Cita-Cita / Tujuan Nasional

Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur

Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia

MPR PRESIDEN DPR DPD BPK MA MK

Konsitutif Eksekutif & Legislatif Legislatif Legislatif Auditif Yudikatif Yudikatif

Fungsi: Melayani masyarakat; mengayomi masyarakat; dan memberdayakan masyarakat.

Tugas Nasional

Fungsi Negara

badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

KY

UUD 1945

PUSAT

DAERAH

TUN

Militer

Agama

Umum

Lingkungan Peradilan

kpu bank sentral

DPR DPD MPR

PERWAKILAN BPK PROVINSI

BPK MA MK

TNI/POLRI

dewan

pertimbangan

Kementerian

Negara

Presiden/ Wakil

PEMDA PROVINSI

DPRD KPD

PEMDA KAB/KOTA

DPRD KPD

2/5/2018

25

1. Lembaga KEPRESIDENAN dibantu oleh WAKIL PRESIDEN

2. Unsur Pembantu Presiden: Menteri Negara.

3. KESEKRETARIATAN Lembaga Negara: o Sekretariat Jenderal MPR. o Sekretariat Jenderal DPR & DPD. o Sekretariat Jenderal BPK. o Sekretariat Jenderal MA.

4. Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

5. Organisasi EKSTRA STRUKTURAL yg dibentuk Pemerintah: Dewan, Badan, Panitia, Komisi, Kelompok Kerja.

6. PERWAKILAN RI di Luar Negeri : o Perwakilan Diplomatik. o Perwakilan Konsuler.

Checks & Balances • Pertama kali dimunculkan oleh Montesquieu pada Abad Pencerahan

(enlightenment). • Lahir sbg hasil dari ajaran klasik tentang pemisahan kekuasaan (separation

of power), dan pertama kali diadopsi kedalam konstitusi negara oleh Amerika Serikat (US Constitution 1789).

• Suatu negara dikatakan memiliki sistem checks n balances yg efektif jika tidak ada 1-pun cabang pemerintahan yg memiliki kekuasaan dominan, serta dapat dipengaruhi oleh cabang lainnya (A government is said to have an effective system of checks and balances if no one branch of government holds total power, and can be overridden by another).

• Sistem checks n balances ini memiliki 2 komponen:hak untuk ikut memeriksa/menilai/mengawasi/mencari konfirmasi terhadap suatu keadaan (the right to check); serta alat untuk mencari keseimbangan (the means to actively balance out imbalances).

2/5/2018

26

Sumber: Prof Mustopadidjaja AR; SE, MPIA, PhD.

LAMBANG-LAMBANG NEGARA

2/5/2018

27

Dasar Hukum

• Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Lambang Negara

MENGIDENTIFIKASI DAN MENTAATI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2/5/2018

28

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

(disahkan dan diundangkan pada tanggal 12 Agustus 2011)

2/5/2018 55

Beberapa Substansi Baru Dari UU 12 /2011...(1)

• Penambahan Ketetapan MPR (Tap MPR) sebagai salah satu jenis PUU yang secara hierakinya ditempatkan setelah UUDNRI Tahun 1945.

• Perluasan cakupan perencanaan PUU yang tidak hanya untuk Prolegnas dan Prolegda melainkan juga perencanaan Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Perundang-undangan lainnya.

• Mekanisme yang lebih jelas mengenai penyusunan dan pembahasan mengenai rancangan Peraturan Daerah beserta implikasi hukumnya, termasuk keikutsertaan instansi vertikal dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam proses pengharmonisasian.

• Setiap UU wajib mencantumkan batas waktu penetapan PP dan peraturan lainnya sebagai pelaksanaan UU tsb, kecuali terhadap PP dan peraturan lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara tidak atas perintah suatu UU.

2/5/2018

29

(… lanjutan) • Pengaturan Naskah Akademik sebagai suatu persyaratan dalam penyusunan RUU

atau Raperda Provinsi dan Raperda Kabupaten/Kota.

• Pengaturan mengenai keikutsertaan Perancang Peraturan Perundangundangan, peneliti, dan tenaga ahli dalam tahapan Pembentukan PUU.

• Penguatan peran Perancang Peraturan Perundang-undangan pada setiap tahapan pembentukan PUU.

• Penambahan teknik penyusunan Naskah Akademik dalam Lampiran I UU 12 Tahun 2011.

• Ketentuan yang lebih komprehensif mengenai teknik penyusunan PUU (Lampiran UU 12 Tahun 2011)

• Mekanisme penyampaian hak masyarakat, yang mempunyai kepentingan atas substansi rancangan PUU.

57

UU NO. 10/2004

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

UU No. 12/2011

Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis

yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh

lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

2/5/2018 58

2/5/2018

30

PANCASILA dan UUDNRI Tahun 1945

Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara.

UUDNRI Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan.

Peraturan Perundang-undangan yang diatur dalam UU No 12 Tahun 2011 ini meliputi Undang-Undang dan Peraturan Perundang-undangan di bawahnya.

Pengertian Hierarki (Penjelasan Pasal 7 ayat (2))

“Hierarki” adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan yang didasarkan pada asas bahwa Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi

2/5/2018 60

2/5/2018

31

Makna Hierarki • Makna hierarki dan jenis peraturan perundang-undangan adalah berjenjang

yakni dari yang paling rendah ke yang paling tinggi dan yang paling rendah tidak boleh bertentangan dengan jenjang tinggi berikutnya.

• Jenjang tersebut juga berlaku terhadap isi materi muatannya, yang secara umum ditunjukkan dengan perumusan norma dan bahasa peraturan perundang-undangannya yang masing-masing berbeda.

• Jika dipahami makna hierarki ini dengan baik maka tidak akan terjadi disharmonisasi antara satu peraturan dengan peraturan lainnya.

2/5/2018 61

Jenis & Hierarki (Ps. 7)

a. UUDNRI Tahun 1945; b. UU/ Perppu; c. Peraturan Pemerintah; d. Peraturan Presiden; e. Perda, yang meliputi:

• Perda provinsi;

• Perda kabupaten/kota;

• Peraturan Desa/ peraturan yang setingkat,

62

UU NO. 10/2004

UU No. 12/2011

a. UUDNRI Tahun 1945; b. Ketetapan MPR; c. UU/ Perppu; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Perda Provinsi; dan g. Perda Kabupaten/Kota

Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan sesuai dengan hierarki.

2/5/2018

32

JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAIN (Pasal 8 UU No. 12/2011)

(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.

(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

2/5/2018 63

Pengertian

• Undang-Undang Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden

• Perpu Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa

• PP Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya

• Peraturan Presiden Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan

• Peraturan Daerah Provinsi Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur

• Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota

64

2/5/2018

33

Pengujian Peraturan Perundang-undangan

• Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan UUDNRI Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.

• Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.

2/5/2018 65

Permasalahan yang sering Timbul dalam Teknik Penyusunan Perundang-undangan

• Ego sektoral

• Disharmonisasi norma dalam peraturan

• Disharmonisasi norma antara peraturan dengan peraturan yang lain (vertikal maupun horizontal)

• Waktu berlakunya peraturan (pengundangan)

• Bahasa yang multiinterpretasi

• Teknik penyusunan yang berbeda-beda

• Pasal karet

2/5/2018

34

MEMBINA KERUKUNAN DAN MENJAGA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA

Umum

• Kerukunan dalam kehidupan mencakup 4 hal, yaitu: kerukunan dalam rumah tangga, kerukunan dalam beragama, kerukunan dalam masyarakat, dan kerukunan dalam berbudaya

2/5/2018

35

Kerukunan Dalam Berbudaya

• Untuk menjaga kerukunan dalam berbudaya perlu dikembangkan multikulturalisme

• Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial ekonomi yang sama dalam masyarakat modern

Kerukunan Dalam Beragama

• Kerukunan dalam beragama diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 19 Ayat (1)

2/5/2018

36

Makna Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa

• Persatuan dan kesatuan bangsa dapay mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong royong, musyawarah, dan lain sebagainya.

Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa

• Prinsip bhineka tunggal ika

• Prinsip Nasionalisme Indonesia

• Prinsip Kebebasan Yang Bertanggung Jawab

• Prinsip Wawasan Nusantara

• Prinsip Persatuan Pembangunan untuk mewujudkan cita-cita reformasi

2/5/2018

37

Pengalaman Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan

• Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Wilayah Indonesia • Meningkaykan semangat kekeluargaan, gotong royong dan

musyawarah • Meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai

aspek kehidupan • Pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia • Memberikan otonomi daerah • Memperkuat sendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum • Perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak azasi manusia

Nasionalisme

• Nasionalisme merupakan suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan kepada negara

• Hal yang harus dilakukan: – Mengembangkan persamaan diantara suku-suku

bangsa penghuni nusantara – Mengembangkan sikap toleransi – Memiliki rasa senasib sepenanggungan diantara

sesama bangsa Indonesia

2/5/2018

38

ANALISIS ISU KONTEMPORER (6 JP)

Disusun oleh: Yogi Suwarno

Bayu Hikmat Purwana Kolonel Sus Dendi T.

Deskripsi

Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari adanya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berfikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis

2/5/2018

39

Tujuan pembelajaran • Kompetensi dasar: peserta mampu memahami konsepsi perubahan

dan perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan sstrategis PNS dengan menyadari adanya modal insani, dengan menunjukkan kemampuan berfikri kritis dalam menghadapi perubahan ligkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat

• Indikator hasil belajar: – Peserta dapat memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis – Peserta dapat memahami modal insani dalam menghadapi perubahan

lingkungan strategis – Peserta dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal – Peserta mampu menganalisis isu-isu kritikal dengan menggunakan

kemampuan berfikir kritis

Materi dan Sub Materi

No Materi Sub Materi

1 Perubahan lingkungan strategis

a. Konsep perubahan b. Perubahan lingkungan strategis c. Modal insani dalam menghadapi

perubahan lingkungan strategis

2 Analisa lingkungan strategis

a. Konsep analisis lingkungan strategis b. Isu-isu kritikal c. Teknik-teknik analisis isu

2/5/2018

40

Wawasan Kebangsaan

dan Nilai-Nilai Bela Negara

(9 JP)

Analisa Perubahan Lingkungan

Strategis

(6 JP)

Kesiapsiagaan Bela Negara

(21 JP)

KURIKULUM AGENDA PEMBEKALAN BELA NEGARA

Keterkaitan Substansi

substansi Modul 1 Memberikan dasar penguatan tentang hakekat dan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS dalam melaksanakan tugas jabatannya substansi Modul 3 Melaksanakan pembelajaran praktik yang menarik untuk melakukan analisis isu dan pemetaannya secara kontekstual berdasarkan tuntutan pelaksanaan tugas jabatan PNS dengan menggunakan metode “kekinian” keilmuan (ilmiah).

2/5/2018

41

DESKRIPSI SINGKAT

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari adanya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis.

HASIL BELAJAR

Setelah membaca modul ini, peserta diharapkan mampu memahami konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS dengan menyadari adanya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat.

2/5/2018

42

INDIKATOR HASIL BELAJAR

Memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis;

Memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis;

Mengidentifikasi isu-isu kritikal; Melakukan analisis isu-isu kritikal dengan

menggunakan kemampuan berpikir kritis.

Perubahan Lingkungan

Strategis

(2 JP)

Perubahan Lingkungan

Strategis

(4 JP)

Analisa Perubahan Lingkungan

Strategis

(6 JP)

MATA PELATIHAN

MATERI POKOK

1. Memahami

2. Menganalisis

2/5/2018

43

Perubahan Lingkungan

Strategis

Konsep Perubahan

Perubahan Lingkungan Strategis

Modal Insani & Modal Ideologi Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis

KONSEP PERUBAHAN

1. Menyadari kepastian suatu perubahan

2. Perubahan yang diharapkan terjadi bukan hanya “berbeda”, namun perubahan yang memberikan manfaat.

3. Perubahan untuk mempertahankan keberlangsungan

2/5/2018

44

PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

• Menjelaskan level perubahan lingkungan strategis (Individu, Keluarga, Masyarakat pada level lokal, nasional, regional, global)

• Mengajak untuk mulai membenahi diri sendiri dengan segala kemampuan dengan mengembangkan berbagai potensi yang telah dimiliki yang bersumberkan ideologi bangsa

• Mendorong perubahan cara pandang masyarakat membangun budaya yang lebih baik sekaligus menjamin keberlangsungan hidup.

• mengenal dan memahami serta menanggulangi isu-isu kritikal saat ini, seperti paham terorisme/radikalisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war, isu kualitas pelayanan masyarakat yang semuanya akan memberikan pengaruh dalam menjalankan tugas jabatannya sebagai PNS profesional pelayan masyarakat

MODAL INSANI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

• Memberikan penguatan terhadap human capital concept yang intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja.

• Pentingnya modal manusia sebagai komponen yang sangat penting di dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara

• Menjelaskan 6 komponen modal insani, yakni modal: (1) intelektual; (2) emosional; (3) sosial; (4) ketabahan, (5) moral; dan (6) kesehatan; yang diharapkan dipahami dan ditunjukan sebagai pemicu peningkatan kinerja PNS sebagai pelayan masyarakat.

2/5/2018

45

MODAL INSANI

1. Modal intelektual; (curiosity, pengetahuan, wawasan, pemaknaan)

2. Modal emosional; (kecerdasan emosi) 3. Modal sosial; (kesadaran social, kemampuan

sosial) 4. Modal ketabahan, (kesanggupan menghadapi

masalah) 5. Modal etika/moral; (kecerdasan moral), dan 6. Modal kesehatan; (kesehatan fisik)

THE DO’S • Mengabdi kepada Negara dan Rakyat Indonesia melalui

Lembaganya masing-masing dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur dan hakekat yang terkandung dalam Pancasila, Undang-undang Dasar Tahun 1945, dan Tata Nilai Pemerintah Negara yang sah.

• Memberikan pelayanan publik secara profesional, bersemangat, tulus, dan santun, dengan senantiasa menunjukkan sikap jujur, arif, dan rendah hati.

• Menunjukkan hasrat untuk maju dengan senantiasa belajar (sendiri maupun bersama orang lain) untuk mendapatkan informasi baru, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

2/5/2018

46

THE DO’S • Menunjukkan kesediaan mengembangkan diri maupun membantu

pengembangan diri orang lain guna meraih kedewasaan dan kearifan, serta memperoleh makna kerja dan makna hidup.

• Menunjukkan semangat perubahan serta kesediaan untuk melakukan pembaharuan dan inovasi guna meningkatkan pelayanan publik di lembaga masing-masing maupun antar- Lembaga.

• Menunjukkan kesediaan untuk secara aktif melibatkan diri, bersama POLRI, TNI, dan aparatur lain, dalam upaya penanggulangan bencana alam yang dialami masyarakat serta turun tangan langsung sesuai dengan kapasitas dan kewenangannya;

• Menunjukkan kesediaan untuk secara aktif melibatkan diri dalam kegiatan bersama di Lembaganya masing-masing maupun kegiatan Lembaganya bersama masyarakat.

THE DON’TS

• Menunjukkan sikap dan perilaku arogan, sok kuasa, minta dihormati, dan menerima ipemberian yang terkait atau patut diduga terkait dengan pekerjaan / jabatannya.

• Melakukan hal-hal yang bisa dikategorikan sebagai korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

• Memberikan mbalan / gratifikasi serta hadiah / pelayanan kepada masyarakat secara diskriminatif, dengan pamrih, tanpa senyum dan empati, memperlambat pelayanan, bahkan mempersulitnya.

2/5/2018

47

THE DON’TS

• Membocorkan rahasia Negara maupun hal-hal yang bersifat konfidensial dari Lembaganya.

• Melakukan tindak kekerasan, pelecehan, dan/atau penghinaan kepada masyarakat maupun rekan kerja.

• Menunjukkan ketidakpedulian terhadap kegiatan keseluruhan unit kerja maupun Lembaganya dan hanya memfokuskan diri pada kerja yang menjadi tanggung jawabnya sendiri maupun unit kerjanya sendiri.

Analisa Perubahan Lingkungan

Strategis

Konsep Analisa Perubahan Strategis

Isu-Isu Kritikal

Teknik-Teknik Analisis Isu Strategis

2/5/2018

48

Konsep Analisa Perubahan Strategis • Memberikan pemahaman perubahan lingkungan

melalui analisis lingkungan strategis (internal dan eksternal) yang akan mempengaruhi terhadap keberlangsungan penyelenggaraan negara.

• Analisis dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik

• Mengambil keputusan yang tepat atas persoalan yang dihadapi demi keberlangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Analisis (Perubahan) Lingkungan Strategis

TRI GATRA

• Posisi dan lokasi geografi negara,

• Keadaan dan kekayaan alam,

• Keadaan dan kemampuan penduduk.

PANCA GATRA

• Ideologi

• Politik

• Ekonomi

• Sosial Budaya dan

• Pertahanan Keamanan.

2/5/2018

49

Gratifikasi

Cyber Crime

Money Loundring

Saracen

Korupsi

Hoax

Proxi War

Analisis Linstra

Gejala Jenis Pola

Kriminal

Dampak/Kerugian Kasus Di Indonesia Pengertian

Radikalisme

Isu-Isu Kritikal

Hate Speach

Bullying

Terorisme

Narkoba Isu

PNS/ASN

Klasifikasi

• Isu saat ini (current issue)

• Isu berkembang (emerging issue), dan

• Isu potensial.

Kemampuan dalam memahami Isu

• Enviromental Scanning yaitu sikap peduli terhadap isu/masalah dalam organisasi dan sekaligus bentuk kemampuan memetakan hubungan kausalitas yang terjadi.

• Problem Solving yaitu kemampuan peserta mengembangkan dan memilih alternatif pemecahan isu/masalah, dan kemampuan memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing dalam penyelesaian isu/masalah.

• Analysis bentuk kemampuan peserta berpikir konseptual yaitu kemampuan mengkaitkan dengan substansi Mata Pelatihan dan bentuk kemampuan mengidentifikasi implikasi / dampak / manfaat dari sebuah pemecahan isu dn keterkaitannya dengan mata pelatihan yang relevan dalam menetapkan pilihan kegiatan/ tahapan kegiatan untuk memecahkan isu.

2/5/2018

50

Issue Scan • Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber informasi isu dari

media seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas.

• Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis.

• Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya

• Public and private organizations, seperti komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu

• Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.

Teknik-Teknik Analisis Isu Strategis

Menjelaskan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu: Teknik tapisan isu-isu (APKL, USG) Teknik analisis isu (system berpikir mind

mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan)

Pilih teknik analisis isu yang sesuai dan mudah diterapkan

2/5/2018

51

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA SECARA TERINTEGRASI (21 JP)

Penulis Modul: 1. Kolonel Inf. Sammy Ferrijana

2. Bambang Suhartono 3. Sandra Erawanto

Deskripsi

Mata pelatihan ini membekali peserta untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara melalui aktivitas pembelajaran diluar kelas seperti praktik peraturan baris berbaris, tata upacara sipil, keprotokolan, bermain peran sebagai badan pengumpul keterangan, kemudian diakhiri dengan melakukan kegiatan ketangkasan fisik dan penguatan mental dengan menekankan pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa menggunakan metode-metofe pembelajaran dialam terbuka dalam rangka membangun komitlem dan loyalitas kepada negara dalam menjalankan tygas sebagai PNS profesional pelayan masyarakat

2/5/2018

52

Tujuan pembelajaran • Kompetensi dasar: setelah mengikuti mata pelatihan ini para

peserta diharapkan mampu menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam menunjalankan tugas sebagai PNS profesional pelayan masyarakat

• Indikator keberhasilan: – Peserta mampu melakukan praktik peraturan baris berbaris dan

keprotokolan (tata upacara, tata tempat, dan tata penghormatan) – Peserta mampu bermain peran sebagai badan pengumpul keterangan – Peserta mampu melakukan kegiatan ketangkasan fisik dan penguatan

mental dengan penekanan pada aspek kedisiplinan, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa dengan metode pembelajaran dialam terbuka.

Materi dan Sub Materi No Materi Sub Materi

1 Kesiapsiagaan Jasmani Manfaat kesiapsiagaan jasmani Sifat dan sasaran pengembangan kesiapsiagaan jasmani Latihan, bentul latihan, dan pengukuran kesiapsiagaan jasmani

2 Kesiapsiagaan mental Pengertian kesiapsiagaan mental Sasaran pengembangan kesiapsiagaan mental Pengaruh kesiapsiagaan mental Kecerdasan emosional Kompetensi kecerdasan emosional Manajemen hubungan sosial Cara meningkatkan kecerdasan emosional Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional Melatih kecerdasan emosional

3 Peraturan baris berbaris

Pengertian bari berbaris Manfaat Aba-aba dan gerakan dalam peraturan baris berbaris

2/5/2018

53

Materi dan Sub Materi No Materi Sub Materi

4 Keprotokolan Konsep keprotokolan Tata tempat Tata upacara sipil Pelaksanaan kegiatan apel Tata penghormatan Etika keprotokolan

5 Kewaspadaan dini Kewaspadaan dini Intelejensi Balpuket

6 Kesehatan jasmani dan kesehatan mental

Pengertian kesehatan jasmani Kebugaran jasmani dan olahraga Pengertian kesehatan mental Sistim berfikir Kendali diri Manajemen stres Emosi positif Makna hidup

7 Kegiatan kesiapsiagaan bela negara

Jenis permainan menarik kesiapsiagaan

KESIAPSIAGAAN JASMANI Materi 1

2/5/2018

54

Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental

Konsep, Manfaat, dan bagaimana Melatih

Kesiapsiagan Jasmani

Kesiapsiagan mental

Modal Insani

Pola Hidup Sehat Kesamaptaan

Jasmani dan Mental

2/5/2018

55

Kesiapsiagaan Jasmani

• Dalam modul ini para peserta dapat mengajak “Peserta Latihan Dasar CPNS” untuk berfikir secara kritis terkait dengan pemahaman dan praktek kesiapsiagaan, baik jasmani maupun mental.

• UU 23 Tahun 1999 “kesehatan” adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis”. – Tenaga (Power)

– Daya tahan (endurance)

– Kekuatan (muscle strength)

– Kecepatan (speed)

– Ketepatan (accuracy).

– Kelincahan (agility)

– Koordinasi (coordination)

– Keseimbangan (balance)

2/5/2018

56

Kesiapsiagaan Jasmani

• Kegiatan belajar membekali peserta dengan kemampuan menunjukan sikap kesiapsiagaan Jasmani dalam pelaksanaan tugas jabatannya melalui pembelajaran kesiapsiagaan fisik. Kegiatan belajar ini disajikan secara interaktif melalui kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, tanya jawab, studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menunjukkan sikap dan perilaku kesiapsiagaan jasmani dalam pelaksanan tugas di instansinya.

• Bentuk-bentuk latihan kesiapsiagaan jasmani : – Lari

– Pull Up (laki) can Chining (wanita)

– Sit Up

– Push Up

– Shutle Run (lari lingkar membentuk angka 8)

– Lari 2,4 km

– Berenang.

Latihan Kesiapsiagaan Jasmani

• Warm up selama 5 menit; Menaikan denyut nadi perlahan-lahan sampai training zone.

• Latihan selama 15 – 25 menit; Denyut nadi dipertahankan dalam Training Zone sampai tercapai waktu latihan. Denyut nadi selalu diukur dan disesuaikan dengan intensitas latihan.

• Coolling down selama 5 menit; Menurunkan denyut nadi sampai lebih kurang 60% dari denyut nadi maksimal.

2/5/2018

57

Pull up sebanyak-banyaknya selama 1 menit. Push up sebanyak-banyaknya selama 1 menit. Sit up sebanyak-banyaknya selama 1 menit. Shuttle run secepatnya membetuk angka 8, selama 3 x putaran dengan jarak 10

meter Renang 25/50 meter.

Sigap

Tanggap

Cepat

Responsif

inisiatif

Adaptif

Sehat

2/5/2018

58

KESIAPSIAGAAN MENTAL Materi 2

Kesiapsiagaan Mental • Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan

memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat.

• Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan mengembangkan dan/atau memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani, diantaranya adalah modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, dan modal etika/moral.

2/5/2018

59

Kesiapsiagaan Mental

• Melalui pembahasan tentang kesiapsiagaan mental, diharapkan Anda mampu: – Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari

gejala-gejala penyakit jiwa (psychose) – Menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan

masyarakat serta lingkungan. – Mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan dan

memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin, sehingga dapat membawa Anda kepada kebahagiaan.

– Mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dalam menghadapi setiap permasalahan hidup.

Manfaat

• Seseorang yang memiliki kesiapsiagaan mental dapat: – Berperilaku menurut norma-norma sosial yang diakui, sikap

perilaku tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya; – Mengelola emosi dengan baik; – Mengembangkan berbagai potensi yang dimilik secara optimal; – Mengenali resiko dari setiap perbuatan; – Menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka

panjang, dan, – Menjadikan pengalaman (langsung atau tidak langsung) sebagai

guru terbaik.

2/5/2018

60

Konsep,

Pengetian

Potensi

Manfaat

Faktor

PERATURAN BARIS BERBARIS

Materi 3

2/5/2018

61

Peraturan Baris - Berbaris

Pengertian

Cara melakukan

Fungsi & manfaat

Apa itu Baris Berbaris ?

2/5/2018

62

KEPROTOKOLAN Materi 4

Pengertian Keprotokolan

Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

Dasar hukum: UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan

2/5/2018

63

Asal Mula Kata Protokol

Bahasa Yunani

Protos

(yang pertama)

Kolla

(lem atau perekat)

Protokollum

Bahasa Latin

Protocole

Bahasa Perancis

Lembaran pertama dari suatu gulungan papyrus

Semua catatan dokumen negara yang bersifat nasional dan internasional

Proses verbal:

official minutes, agreement, treaty, seperti Protokol Jenewa, Protokol Paris dan Protokol Kyoto

LANDASAN DAN SUMBER HUKUM KEPROTOKOLAN

PERSETUJUAN INTERNASIONAL

Konvensi Wina 1815, 1961 dan 1963

PERATURAN PERUNDANGAN

UU Nomor 8 Tahun 1987 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan

UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri

UU Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan 1963

PP Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan

Keppres Nomor 32 Tahun 1971 tentang Protokol Negara

Permensesneg Nomor 13 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Presiden dan Wakil Presiden RI

TRADISI, ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN SETEMPAT

AZAS TIMBAL BALIK (RESIPROSITAS)

LOGIKA UMUM (COMMON SENSE)

2/5/2018

64

DEFINISI ACARA KENEGARAAN DAN ACARA RESMI

• Acara Kenegaraan adalah Acara yang bersifat kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara terpusat, dihadiri oleh presiden dan/atau Wakil Presiden serta pejabat negara lainnya dalam melaksanakan acara tertentu.

• Acara Resmi adalah Acara yang bersifat resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu, dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya.

ACARA KENEGARAAN DAN

ACARA RESMI

2/5/2018

65

• Yang menempati posisi paling depan adalah yang paling

tinggi kedudukanya.

• Kanan adalah utama.

TATA TEMPAT

129

KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL Materi 6

2/5/2018

66

Kesehatan Jasmani dan Mental

Kesehatan Jasmani: Pengertian Kesehatan Jasmani

Kebugaran Jasmani dan Olahraga

Pola Hidup Sehat

Gangguan Kesehatan Jasmani

Pola Hidup Sehat Jasmani dan Mental

Kesehatan Mental: Pengertian Kesehatan Mental Dua Sistem Berpikir Kesehatan Berpikir Kendali diri (self control atau self

regulation) Manajemen Stres Emosi Positif Makna Hidup

2/5/2018

67

Kesehatan Jasmani dan Mental

• Komposisi Tubuh

• Kelenturan Tubuh

• Kekuatan Otot

• Daya tahan jantung paru

• Daya tahan otot

• Pola hidup sehat

• Gangguan kesehatan jasmani rohani

• Sistem berpikir

• Kesehatan berpikir

• Kendali diri

• Manajemen stress

• Emosi positif

• Makna hidup

KEGIATAN DALAM KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Materi 7

2/5/2018

68

Kegiatan Dalam Kesiapsiagaan

• Birma Crosser • Hell Barier • Carterpillar Race • Folding Carpet • Hullahoop • Log Line • Flying Fox • Toxic Waste • Spider Web

• Spider Web • Trust Fall • Grass In The Wind • Almost Infinite Circle • Pemburu Dan Tupai • Helium Stick • Pipa Bocor • Evakuasi Bambu • Blind Walk • Atomic Bom • Caraka Malam