agama - makalah kebudayaan islam

16
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KEBUDAYAAN ISLAM Maizhura O. PD 21020112060044 Mentari Khanza 21020112060045 Nike Tilamsari Hutoyo 21020112060046 Sabikah 21020112060047 Nindya Caesa Azuhra 21020112060048 Ana Azfiatul Khobsoh 21020112060049 Achmad Yulianto 21020112060050 0

Upload: nadia-nur-amelia

Post on 14-Aug-2015

719 views

Category:

Documents


94 download

DESCRIPTION

AGAMA-

TRANSCRIPT

Page 1: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KEBUDAYAAN ISLAM

Maizhura O. PD 21020112060044

Mentari Khanza 21020112060045

Nike Tilamsari Hutoyo 21020112060046

Sabikah 21020112060047

Nindya Caesa Azuhra 21020112060048

Ana Azfiatul Khobsoh 21020112060049

Achmad Yulianto 21020112060050

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

0

Page 2: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

FAKULTAS TEKNIK DIII – DESAIN ARSITEKTUR 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka Tim Penulis dapat menyelesaikan sebuah

makalah dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Kebudayaan

Islam", yang mmenurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk

mempelajari budaya-budaya Islam terutama di Indonesia dan mengenal lebih jauh seberapa

besarnya budaya islam yang ada di dunia ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun

demikian telah memberikan manfaat bagi Tim Penuis.

Akhir kata, Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati.

Semarang, 8 Oktober 2012

Penulis

Page 3: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 3

B. RUMUSAN MASALAH 3

C. MANFAAT 4

D. TUJUAN 4

BAB II : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN 5

B. KONSEP KEBUDAYAAN DALAM ISLAM 6

C. SEJARAH INTELEKTUAL ISLAM 6

D. MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN ISLAM 7

E. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYAAN INDONESIA 9

BAB 3 : PENUTUP

A. KESIMPULAN 10

B. SARAN 10

2

Page 4: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

BAB I

PDNDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ajaran-ajaran islam yang diyakini oleh umat islam mengandung nilai-nilai islam yang

memiliki peran yang sangat penting didalam mengembangkan kebudayaan islam. Disamping itu,

ajaran-ajaran islam juga dapat membumikan ajaran utama ( yang sebagai syariah) sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan hidup umat manusia. Manusia sering dikatakan sebagai mahluk yang paling

tinggi dibandingkan dengan mahluk lainnya.Tingginya harkat dan martabat manusia karena manusia

mempunyai akal budi.Dengan adanya akal budilah, manusia mampu menghasilkan kebudayaan yang

cenderung membuat manusia menjadi lebih baik dan lebih maju.Dengan kebudayaan tersebut manusia

memperoleh banyak kemudahan dan kesenangan hidup.Akal budi pun mampu menciptakan dan

melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keseluruhan yang dihasilkan akal budi tersebut

dapat dikelola untuk menghasilkan produk-produk yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna

menuju peradaban yang modern.

Seiring dengan berkembangnya wawasan manusia akan lebih dapat memilah-milah bagian-

bagian yang positif dan negative untuk diri pribadi dan orang lain. Dengan peradaban manusia yang

semakin modern maka pola pikir manusia akan lebih berkembang. Apabila dikaitkan dengan

kebudayaan islam maka manusia merupakan suatu fungsi yang di gunakan untuk meneruskan

kebudayaan islam dimasa lalu untuk menjalankan peradaban modern. Kebudayaan islam digunakan

sebagai pedoman agar manusia tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan manusia dapat

memahami betapa pentingnya mempelajari tentang kebudayaan islam agar kita sebagai umat islam

dapat tahu betul bagaimana sebenarnya kebudayaan islam yang sesungguhnya. Dan pada makalah ini

kami akan membahas tentang kebudayaan islam.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah maka penulis membatasi permasalahan ini

pada,

Page 5: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

1. Bagaimanakah kebudayaan islam?

2.Bagaimanakah sejarah intelektual islam?

3.Apakah pengaruh kebudayaan islam bagi umat manusia?

C. MANFAAT

Adapun manfaat dari makalah ini yaitu :

1. Kita akan dapat menjadi manusia yang dapat menyeesuaikan diri dengan berpegang teguh

pada ajaran-ajaran sejarah islam.

2. Umat manusia sebagai mahluk yang paling sempurna dapat mengembangkan

kemampuannya yang dilandasi dengan Al-Quran.

3. Manusia modern dapat mengambil hikmah dari kebudayaan islam dan unsur-unsurnya serta

pembelajara yang di bahas di makalah ini.

4. Kita dapat mengetahui kebudayaan-kebudayaan islam serta sejarah intelektual islam yang

dapat di jadikan bahan pembelajaran.

5. Kita dapat mengetahui bagaimana islam dalam kebudayaan Indonesia serta etos kerja

islam.

D. TUJUAN

1. Untuk mengetahui kebudayaan islam.

2. Untuk mengetahui sejarah intelektual islam.

3. Untuk mengetahui nilai-nilai kebudayaan dalam islam.

4. Untuk mengetahui bagaimana Mesjid sebagaipusat peradaban islam.

5. Untuk mengetahui islam dalam kebudayaan Indonesia, dan.

6. Untuk mengetahui etos-etos kerja dalam islam.

4

Page 6: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa “ budaya” adalah pikiran, akal

budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal

budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.

Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya menjadi lima aspek yaitu

Kehidupan Spritual, Bahasa dan Kesustraan, Kesenian, Sejarah, Ilmu Pengetahuan.

Hubungan islam dan budaya, Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa

kecenderungan untuk berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel,

keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan

filsafat tak lain daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti

Pater Jan Bakker, dalam bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada

hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan

keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini

disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan

karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli

Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama

merupakan salah satu unsur kebudayaan.

Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu

sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah

dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam

firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah,

kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (air mani). Kemudian Dia

menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya”.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu

menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu

yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai

Page 7: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

pendorong manusia untuk “ berbudaya “. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan

kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu

sendiri, berasal dari agama.

B. KONSEP KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi,ciptarasa,

karsa, dan karya manusia. kebudayan pasti tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan. kebudayaan

yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang menjadi

peradaban. dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang

mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga

akan merugikan dirinya sendiri. disini agama islam berfungsi untuk membimbing manusia

dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau

berperadaban islam.

Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai

ketuhanan atau disebut sebagai peradaban islam, maka fungsi agama disini semakin jelas.

Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami

kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini sangat terasa

akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah mengangkat seorang rasul dari jenis manusia

karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi

utama Muhammad diangkat sebagai rasul adalah menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia

dan alam.

Mengawali tugas utamanya, nabi meletakkan dasar-dasar kebudayaan islam yang

kemudian berkembang menjadi peradaban islam. Ketika dakwah islam keluar dari jazirah

arab, kemudian tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit,

yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai islam yang kemudian

menghasilkan kebudayaan islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang

diakui kebenarannya secara universal.

C. SEJARAH INTELEKTUAL ISLAM

Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution, dilihat dari

segi perkembangannya, sejarah intelektual islam dapat dikelompokkan menjadi tiga masa,

yaitu: masa klasik antara tahun 650 – 1250 m, masa pertengahan antara tahun 1250 – 1800 m,

6

Page 8: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

dan masa modern atau kebangkitan intelektual islam kembali antara tahun 1800 m hingga

sekarang dan seterusnya. Pada masa klasik lahir ulama-ulama besar seperti Imam Hanafi,

Imam Hambali,Imam Syafi’i, dan Imam Maliki dibidang hukum islam. Dibidang filsafat

islam seperti Al-Kindi tahun 801 m, yang berpendapat bahwa kaum muslimin hendaknya

menerima filsafat sebagai bagian dari kebudayaan islam. Kemudian Al-Razi lahir tahun 865

m, Al-Farabi lahir tahun 870 m, sebagai pembangun agung filsafat islam. Pada abad

berikutnya lahir pula filosof besar Ibnu Maskawaih pada tahun 930 m, yang terkenal

memiliki pemikiran tentang pendidikan akhlak. Selanjutnya Ibnu Sina tahun 1037 m, Ibnu

Bajjah tahun 1138m, Ibnu Tufail tahun 1147 m, dan Ibnu Rusyd tahun 1126 m. Pada masa

pertengahan, yaitu antara tahun 1250 – 1800 m, dalam catatan sejarah pemikiran islam pada

masa ini merupakan fase kemunduran, karena filsafat mulai dijauhkan dari umat islam

sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dipertentangkan

dengan ilmu, dan dunia dipertentangkan dengan akhirat. Jika diperhatikan secara seksama

pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sebagian ulama kontemporer sering melontarkan

tuduhan kepada Al-Ghazali sebagai yang pertama menjauhkan filsafat dengan agama

sebagaimana dalam tulisannya “tahafutul falasifah” (kerancuan filsafat). Tulisan Al-Ghazali

itu dijawab oleh Ibnu Rusyd dengan tulisan “tahafututahafut” (kerancuan diatas kerancuan).

Pada saat ini ada pertanyaan mendasar yang sering dilontarkan oleh para intelektual muda

muslim.

Mengapa umat islam tidak bisa mengusai ilmu dan teknologi modern? Jawabannya

sangat sederhana, yaitu karena umat islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang

diwariskan oleh para ulama besar padamasa klasik. Pada masa kejayaannya umat islam

terbuai dengan kemegahan yang bersifat material. Sebagai contoh kasus pada zaman modern

ini tidak lahir para ilmuwan dan tokoh-tokoh kaliber dunia dikalangan umat islam dari

negara-negara kaya di timur tengah. Pada sisi yang lain umat islam yang tinggal di negara-

negara bekas jajahan sangat sulit membangun semangat kebangkitan intelektual islam karena

keterbatasannya

D. MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN ISLAM

Masjid pada umumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah

khusus seperti shalat, padahal masjid mestinya berfungsi lebih luas dari pada sekedar sebagai

tempat shalat. Sejak awal berdirinya masjid belum bergeser dari fungsi utamanya, yaitu

sebagai pusat penyelenggaraan peribadatan pada umumnya, disamping tempat shalat. Masjid

pada zaman Nabi dijadikan sebagai pusat membangun peradaban islam. Nabi Muhammad

Page 9: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

saw. mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajarkan Al-qur’an dan Al-hikmah,

bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslimin, membina sikap

dasar kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya-upaya

meningkatkan kesejahteraan umat justru melaui masjid. Masjid dijadikan simbol kesatuan

dan persatuan umat islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama,

fungsi masjid masih kokoh orisinal sebagai pusat peribadatan dan peradaban. Sekolah-

sekolah dan universitas-universitas pun kemudian bermunculan, justru dari masjid. Masjid

Al-Azhar di mesir merupakan salah satu contoh yang sangat dikenal luas kaum muslimin

Indonesia. Melalui masjid ini tercetak intelektual islam dari berbagai belahan dunia, juga

mampu memberikan beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan

kemiskinan merupakan program utama masjid.

Pada saat ini kita akan sangat sulit menemukan masjid yang memiliki program nyata

dibidang pencerdasan keberagamaan umat. Kita (mungkin) tidak menemukan masjid yang

memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan keberagamaan umat, terlebih-lebih lagi

masjid yang menyediakan beasiswa dan upaya pengentasan kemiskinan. Dalam

perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok yang sadar untuk mengembalikan

fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai tumbuh kesadaran umat akan

pentingnya peranan masjid untuk mencerdaskan dan mensejahterakan jamaahnya. Menurut

ajaran islam, masjid memiliki dua fungsi yang utama, yaitu: Sebagai pusat ibadah ritual, dan

Berfungsi sebagai pusat ibadah sosial. Dari kedua fungsi tersebut titik sentralnya bahwa

fungsi utama masjid adalah sebagai pusat pembinaan umat islam.

Disamping itu masjid juga mempunyai fungsi lain antara lain:

1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proses menuju ke arah pemberdayaan umat dimulai dengan pendidikan dan

pemberian pelatihan-pelatihan. Masjid seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai tempat

berlangsungnya proses pemberdayaan tersebut, bahkan sebagai pusat pembelajaran umat,

baik dalam bentuk pengajian, pengkajian, seminar dan diskusi maupun pelatihan-pelatihan

keterampilan, dengan peserta minimal jamaah disekitarnya.

2. Pusat Perekonomian Umat

Soko guru perekonomian Indonesia katanya koperasi, namun pada kenyataannya

justru koperasi menjadi barang yang tidak laku. tidak ada salahnya bila masjid mengambil

alih peran sebagai koperasi yang membawa dampak positif bagi umat di lingkungannya. Bila

8

Page 10: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

konsep koperasi digabungkan dengan konsep perdagangan ala pusat-pusat pembelanjaan

yang diminati karena terjangkaunya harga barang, dan dikelola secara professional oleh

dewan pengurus maka masjid akan dapat memakmurkan jamaahnya. Sehingga akhirnya

jamaahnya pun akan memakmurkan masjidnya.

3. Pusat Penjaringan Potensi Umat

Masjid dengan jamaah yang selalu hadir HANYA sekedar untuk menggugurkan

kewajibannya terhadap Tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan orang

jumlahnya. Masjid dengan jamaah yang selalu hadir sekedar untuk menggugurkan

kewajibannya terhadap Tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan orang

jumlahnya. Dari berbagai macam usia, beraneka profesi dan tingkat (strata) baik ekonomi

maupun intelektual, bahkan sebagai tempat berlangsungnya akulturasi budaya secara santun.

4. Pusat Ke-Pustakaan

Perintah pertama Tuhan kepada Nabi terakhir adalah "Membaca", dan sudah

sepatutnya kaum muslim gemar membaca dalam pengertian konseptual maupun kontekstual.

Maka dengan sendirinya hampir menjadi kemutlakkan bila masjid memiliki perpustakaan

sendiri.

E. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA

Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena islam lahir dan

berkembang dari negeri arab, maka islam yang masuk ke indonesia tidak terlepas dari budaya

arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah islam keindonesia dirasakan sangat sulit

membedakan mana ajaran islam dan mana budaya arab. Masyarakat awam menyamakan

antara perilaku yang ditampilkanoleh orang arab dengan perilaku ajaran islam. Seolah-olah

apa yang dilakukan oleh orang arab itu semua mencerminkan ajaran islam, bahkan hingga

kini budaya arab masih melekat pada tradisi masyarakat indonesia dalam perkembangan

dakwah islam di indonesia, para da’imendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya,

sebagaimana dilakukan oleh para wali ditanah jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam

mengemas ajaran islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar

bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara adat dan dalam penggunaan bahasa

sehari-hari. Bahasa Al-Qur’an atau Arab sudah banyak masuk kedalam bahasa daerah bahkan

kedalam Bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang

dilakukannya merupakan bagian dari ajaran islam.

Page 11: Agama - Makalah Kebudayaan Islam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk membangkitkan kembali peradaban sangat tergantung pada keberhasilan dalam

bidang sains melalui prestasi institusional dan epistemologis menuju pada proses

dekonstruksi epistemologi sains moderen yang memungkinkan nilai-nilai Islam terserap

secara seimbang ke dalam sistem pengetahuan yang dibangun tanpa harus menjadikan sains

sebagai alat legitimasi agama dan sebaliknya. Ini sejalan dengan gagasan islamisasi

pengetahuan yang pernah dilontarkan oleh Ismail Raji Al-faruqi.

Mengapa masyarakat Islam perlu melakukan reformasi sains moderen? Bukankah

sains moderen telah begitu banyak memberikan manfaat bagi manusia? Pernyataan ini

mungkin benar jika kita melihat tanpa sikap kritis bagaimana sains modern membuat

kehidupan (sekelompok) manusia menjadi lebih sejahtera. Argumen yang masuk akal datang

dari Sal Restivo yang mengungkap bagaimana sains moderen adalah sebuah masalah sosial

karena lahir dari sistem masyarakat moderen yang cacat. Secara historispun kita bisa

memahami bagaimana sains moderen lahir sebagai mesin eksploitasi sistem kapitalisme. Paul

Feyerabend bahkan mengkritik sains moderen sebagai ancaman terhadap nilai-nilai

demokrasi, kualitas hidup manusia, dan bahkan kelangsungan hidup bumi beserta isinya.

Insya Allah.

B. SARAN

Dalam menghadapi kondisi seperti ini, Islam semestinya dapat hadir menjadi suatu

alternatif dalam mengembangkan sains ke arah yang lebih bijak. Mengajarkan beberapa

budaya-budaya Islam yang seharusnya dan patut kita lestarikan dan kita hormati. Menjadi

pelajaran yang penting pula bagi umat Islam. Dalam kondisisi seperti ini, Islam semestinya

dapat menjadi suatu alternatif dalam mengembangkan sains ke arah yang lebih bijak.

10