afsom
DESCRIPTION
AFSOM methodeTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM) yang
dikembangkan berdasarkan interpretasi geometri atas fungsi kinerja FK(X) yang
linier. Pada laporan ini akan dihitung peluang keandalan dan kegagalan dari
struktur tiang baja bujur sangkar dengan menggunakan metode Advanced First
Order Second Moment (AFOSM). Sejumlah asumsi sengaja diberikan untuk
mempermudah perhitungan. Sebelum dilakukan perhitungan, ditentukan terlebih
dahulu basic variables yang digunakan serta parameter-parameter statistik yang
mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Setelah indeks keandalan dihitung
dengan menggunakan kedua metode tersebut, selanjutnya akan dianalisa,
dibandingkan untuk kemudian disimpulkan.
Bagian ini juga menjelaskan pemodelan sistem dengan model Monte
Carlo. Pemodelan ini berkaitan dengan model probabilistic suatu event atau
kejadianberdasarkan history atau sejarah kejadian yang telah terjadi (recorded
data). Metode Monte Carlo merupakan dasar untuk semua algoritma dari
metodesimulasi yang didasari pada pemikiran penyelesaian suatu masalah untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dengan cara memberi nilai sebanyak-
banyaknya (nilai bangkitan/Generated Random Number) untuk mendapatkan
ketelitian yang lebih tinggi. Metode ini menganut system pemrograman
yangbebas tanpa telalu banyak diikat oleh rule atau aturan tertentu.Metode Monte
Carlo merupakan dasar untuk semua algoritma dari metode simulasi yang didasari
pada pemikiran penyelesaian suatu masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dengan cara memberi nilai sebanyak-banyaknya (nilai bangkitan/Generated
Random Number) untuk mendapatkan ketelitian yang lebih tinggi. Metode ini
menganut system pemrograman yang bebas tanpa telalu banyak diikat oleh rule
atau aturan tertentu.
1 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
1.2 Perumusan Masalah.
Permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam laporan ini adalah:
1. Seperti apakah persamaan moda kegagalannya?
2. Apa sajakah basic variables yang digunakan dalam perhitungan indeks
keandalan struktur rangka batang (truss)tersebut?
3. Apa sajakah random variable yang digunakan dari variabel yang telah
dipilih di atas?
4. Berapakah indeks keandalan struktur monopod dengan menggunakan
metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)?
5. Bagaimana konsep dasar metode Monte Carlo dalam memformulasikan masalah ?
1.3 Tujuan.
Tujuan dari laporan ini adalah:
1. Untuk mengetahui seperti apakah persamaan moda kegagalan.
2. Untuk mengetahui basic variables apa saja yang digunakan dalam
perhitungan indeks keandalan struktur tandon tersebut.
3. Untuk mengetahui random variables apa saja yang digunakan dari
variabel yang telah telah dipilih di atas.
4. Untuk mengetahui berapakah indeks keandalan struktur dengan
menggunakan metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM).
5. Mengetahui berapakah indeks keandalan struktur dengan menggunakan
metode Monte Carlo.
1.4 Batasan Masalah.
Batasan masalah yang digunakan dalam pengerjaan laporan ini adalah
diketahui bahwa ukuran baja bungkur sangkar ini adalah struktur rangka panjang
sebesar 2 m dengan tebal 1.
1.5 Manfaat.
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pengerjaan laporan ini adalah untuk
membandingkan nilai keandalan dengan menggunakan aplikasi dari metode
2 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Advanced First Order Second Moment (AFOSM) dan Monte Carlo dalam
struktur, dalam hal ini adalah tiang baja bujur sangkar.
1.6 Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan laporan ini dimulai dengan bab satu yang berisi
pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang akan
dilakukan, perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini,
manfaat yang diperoleh, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan.
Dasar teori yang menjadi sumber referensi dalam laporan ini dibahas dalam bab
dua. Secara rinci bab dua ini berisikan dasar-dasar teori, rumus-rumus dan code
yang digunakan dalam penelitian tugas akhir.
Bab tiga pada penulisan laporan tugas akhir ini menjelaskan metodologi
penelitian yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir. Penjelasan tentang
langkah-langkah yang ada dan data-data yang digunakan dalam penelitian.
Analisa penelitian dalam tugas akhir ini akan dibahas dan diterangkan
pada bab empat. Bab ini akan membahas pengolahan data hasil dari perhitungan
hingga menghasilkan kesimpulan yang menjadi tujuan dari tugas akhir. Dimana
kesimpulan beserta saran yang diperlukan untuk penelitian lebih lanjut dari tugas
akhir akan diterangkan pada bab lima.
3 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Analisa Keandalan.
2.1.1. Konsep Analisa Keandalan dalam Perancangan
Keandalan sebuah komponen atau sistem adalah peluang komponen atau
sistem tersebut untuk memenuhi tugas yang telah ditetapkan tanpa mengalami
kegagalan selama kurun waktu tertentu apabila dioperasikan dengan benar dalam
lingkungan tertentu (Rosyid dan Mukhtasor, 2007). Dalam konsep keandalan,
suatu masalah akan didefinisikan dalam hubungan permintaan dan penyediaan,
yang keduanya merupakan variabel-variabel acak. Peluang terjadinya kegagalan
suatu rancangan, dimana penyediaan (ketahanan atau kekuatan sistem) tidak
dapat memenuhi permintaan (beban yang bekerja pada sistem) (Ang dan Tang
1985).
Pemakaian konsep analisa keandalan yang didasarkan pada metode
probabilistik telah berkembang dan semakin penting peranannya terutama
untuk memecahkan masalah-masalah dalam perancangan praktis (Baker dan
Wyatt 1979). Kecenderungan ini salah satunya dikarenakan adanya kerusakan
yang terjadi pada sistem rekayasa yang disebabkan oleh intraksi panas, beban
statis maupun beban dinamis dapat dijelaskan secara lebih baik dengan konsep ini.
Dalam konsep ini perancang dapat menggambarkan suatu sistem dengan
segala hal yang mempengaruhi atau mengakibatkan kerusakan pada sistem
tersebut misalnya kondisi pembebanan, ketahanan struktur, kondisi lingkungan
yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya karena melibatkan aspek
ketidakpastian dalam analisanya. Dalam analisa keandalan sistem struktural
maka perlu untuk mendefinisikan ketidakpastian yang diterima oleh struktur.
Cristenson dan Yoshida Murotshu (1985) membagi ketidakpastian dalam 3
kelompok yaitu :
1) Ketidakpastian fisik, adalah ketidakpastian yang berhubungan dengan
keragaman(variability) fisik seperti : beban, sifat material, dan ukuran
material. Keragaman fisik ini hanya bisa dinyatakan dalam data sampel,
dengan pertimbangan praktis dan ekonomis.
4 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
2) Ketidakpastian statistical, adalah ketidakpastian yang berhubungan
dengan data yang dibuat untuk membuat model secara probabilistik
dari berbagai macam keragaman fisik diatas.
3) Ketidakpastian model, yaitu ketidakpastian yang berhubungan dengan
tanggapan dari jenis struktur yang dimodelkan secara matematis dalam
bentuk deterministik atau probabilistik. Ketidakpastian yang terjadi
disini merupakan hasil dari penyederhanaan dengan memakai
bermacam-macam asumsi, kondisi batas yang tidak diketahui, dan sebagai
hasil dari pengaruh interaksi ketidakpastian yang tidak tercakup dalam
model.
Dalam perancangan struktur bangunan lepas pantai akan banyak dijumpai
ketidakpastian yang mempengaruhi sistem bangunan diantaranya :
1) Ketidakpastian pada beban yang disebabkan gelombang laut yang selalu
berubah- ubah.
2) Ketidakpastian pada sifat material seperti tegangan luluh (yield strenght).
Kekuatan lelah (fatigue strengh), kekasaran takik (notch toughness)
dan tingkat korosi (corrosion rate) .
3) Ketidakpastian dalam menganalisa bangunan yaitu dalam analisa
respon atau analisa keadaan batas. Dalam analisa tersebut pasti akan
melibatkan beberapa asumsi, pendekatan ataupun idealisasi model
matematis dari lingkungan fisik dan tanggapan bangunan terhadap
lingkungan tersebut.
Adanya beberapa keragaman pada kualitas bangunan yang
berhubungan dengan pengawasan pekerjaan di lapangan seperti operasi
pengangkatan pipa, penggantian pipa, dan sebagainya yang disebabkan oleh
kesalahan manusia. Faktor ini mempunyai pengaruh yang sangat penting pada
kekuatan bangunan.
2.1.2. Jenis Metode Analisa Keandalan
Metode analisa keandalan yang ada hingga saat ini adalah:
1. Metode Analisa Keandalan Level – 0
5 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Dalam metode ini tingkat keandalan struktur dinyatakan berdasarkan pada
struktur elemen dasar dengan menggunakan faktor keamanan parsial atau
koefisien parsial, yang berhubungan dengan karakteristik awal dari perubahan
beban dan struktur utama. Metode level – 0 ini pada dasarnya bukan
merupakan metode analisa keandalan, tetapi metode untuk perancangan atau
pemeriksaan keamanan struktur.
2. Metode Analisa Keandalan Level – 2
Metode ini menggunakan prosedur pendekatan iterasi untuk
memperkirakan probabilitas kegagalan dari suatu struktur atau sub-
struktur. Biasanya memerlukan idealisasi jenis keruntuhan dan dilakukan
dengan menyederhanakan perubah-perubah distribusi probabilitas gabungan.
Metode ini memiliki sebuah sebuah titik tunggal sebagai pengecekan
pada bidang kegagalan (failure surface). Bidang kegagalan adalah
sekumpulan perubah dasar X = (X1,X2,…….,Xn) yang bisa didefinisikan dan
dinyatakan dalam perubah dasar n dimensi ω (n- dimensional basic variabel space
ω ).
Bidang kegagalan adalah bidang yang membagi ruang perubah acak
menjadi 2 daerah yaitu sebuah daerah kegagalan (failure region ωt) dan sebuah
daerah aman (safe region ωs). Bidang kegagalan secara matematis bisa
dinyatakan dengan persamaan bentuk :
0),,.........,()( 21 nXXXfXf
Harga positif dari persamaan diatas menunjukkan sejumlah perubah dasar
yang aman (daerah aman) dan harga yang tidak positif menunjukkan himpunan
perubah pada daerah yang tidak aman (daerah kegagalan).
2.1.3 Keandalan pada Sistem Rekayasa
Sistem dari keandalan pada dasarnya dapat ditunjukkan sebagai
problematika antara Demand (tuntutan atau beban) dan Capacity (kapasitas atau
kekuatan). Secara tradisional didasarkan atas safety factor (angka keamanan) yang
diperkenankan. Ukuran konvensional untuk angka keamanan adalah perbandingan
antara asumsi nilai nominal kapasitas, X*, dan beban, Y*, yang dirumuskan
sebagai berikut:
6 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
***
YXZ
Mengingat nilai nominal dari kapasitas, X* dan beban, Y* tidak dapat
ditentukan dengan pasti, fungsi-fungsi kapasitas dan beban perlu dinyatakan
sebagai peluang sebagimana ditunjukkan pada Gambar 3.2. Dengan demikian,
angka keamanan dinyatakan dengan perbandingan Z =X/Y dari dua variabel acak
X dan Y.
Gambar 2.2. Fungsi Kerapatan Peluang (fkp) dari Kapasitas X dan Tuntutan Y
(Rosyid,2007)
Ketidakmampuan suatu sistem untuk memenuhi tuntutan dan tugasnya,
yang diukur dengan peluang kegagalan, dapat dihubungkan dengan bagian dari
distribusi angka keamanan yang nilainya kurang dari satu, yaitu porsi dalam
dimana Z = X/Y ≤ 1 (lihat Gambar 3.3). Peluang kegagalan sistem, Pf diberikan
dengan persamaan:
)1(]1[ zf FZPP
Dimana FZ adalah fungsi distribusi kumulatif dari Z. Dengan pernyataan
lain, peluang sistem untuk tidak gagal (keandalan) adalah :
)1(1]1[1 Zf FZPK
Ketika distribusi peluang bersama (joint probability distribution) dan X
dan Y diketahui, keandalan sebuah sistem dapat dihitung berdasarkan fungsi
distribusi kumulatif dari X / Y. Peluang kegagalan nol ( ) dan keandalan 100
(K=1) hanya terjadi ketika tuntutan maksimum Ymax tidak melewati kapasitas
minimum Xmin, sehingga kedua distribusi tidak saling overlap.
7 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Gambar 2.3. Fungsi Distribusi Kumulatif dan Fungsi Kerapatan Peluang pada
Angka Keamanan Z = X/Y (Rosyid, 2007)
2.1.4. Safety Margin (Margin Keamanan)
Jika demand maksimum Ymax melampaui kapasitas maksimum Xmin,
distribusi keduaduanya akan mengalami overlap dan probabilitas kegagalan tidak
lagi bernilai nol. Untuk menilai probabilitas, dapat diambil perbedaan diantara
kapasitas dan beban, yang biasanya disebut dengan margin keamanan atau safety
margin, S :
YXS
Oleh karena nilai X dan Y adalah acak, margin keamanan juga merupakan
perubah acak. Ketidakmampuan suatu sistem untuk memenuhi tuntutannnya, yang
diukur dengan peluang kegagalan Pf , dapat diperkirakan menggunakan fungsi
kerapatan peluang dari margin keselamatan, yaitu pada bagian dimana S bernilai
negatif, atauS = X − Y ≤ 0. Sehingga dapat dituliskan :
]0[]0)[( SPYXPPf
Dan sebaliknya, keandalannya adalah
]0[]0)[(1 SPYXPPK f
8 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
2.1.5. Indeks Keandalan
Cara untuk mengukur keandalan adalah dengan cara menggunakan indeks
keandalan β , yang didefinisikan sebagai perbandingan antara nilai rata-rata dan
nilai simpangan baku dari margin keselamatan, S, yaitu:
s
s
Jika menggunakan nilai kristis margin keselamatan, S = 0, dan jaraknya
dengan nilai rata-rata margin keamanan μs, maka indeks keandalan ini dapat
diinterprestasikan sebagai jumlah kelipatan simpangan baku σs pada jarak ini.
Artinya, jarak antara S = 0 dengan μs ini dapat dibagi menjadi beberapa simpangan
baku. Semakin panjangnya, relatif terhadapsimpangan baku, maka semakin besar
indeks keandalannya. Selanjutnya, indeks keandalanjugaberbanding terbalik
dengan koefisien variasi margin keselamatan, atau dapatdituliskanβ = 1/Vs .
Untuk menghasilkan ekspresi yang lebih umum atas indeks keandalan, dapat digunakan persamaan yang secara sepensitas dibahas pada bagian
sebelumnya. Mengingat rxs , dan yxs yxxy222 2 , maka :
yx yxxy
yx
22 2
Dimana ρxy adalah koefisien korelasi diantara kapasitas dan beban. Oleh karena
itu,indeks keandalan adalah maksimum jika ρxy = +1 dan minimum jika ρxy = -1.
Untuk X dan Y terdistribusi normal, maka peluang kegagalan adalah:
)(1 fP
dan
)(K
Persamaan diatas juga dapat digunakan untuk menghitung peluang kegagalan jika
diantara X dan Y atau keduanya mengikuti distribusi non-normal. Misalnya, jika
kapasitas dan tuntutan atau beban mengikuti distribusi lognormal, maka ln(X) dan
ln(Y) adalah terdistribusi normal, Persamaan indeks keandalan dalam kasus ini
menjadi:
)1ln()1ln(2)1ln()1ln(
)/ln(2222 yVxVxyyVxV
mymx
2.1.6 MetodeAdvanced First Order Second Moment (AFOSM)
9 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Metode AFOSM adalah suatu metode yang merupakan pengembangan
metode MVFOSM. Metode MVFOSM, khususnya yang menggunakan
pendekatan ekspansi Taylor, memiliki kelemahan pokok, yaitu Inkonsistensi . Ini
disebabkan karena (1) ada ketidakpastian pada titik linierisasi yang harus dipilih,
dan (2) bila fungsi kinerja FK(X) ditulis secara berbeda (namun sevara matematis
ekuivalen) untuk mode kegagalan yang sama akan diperoleh indeks keandalan
yang berbeda.
Untuk mengatasi persoalan ini, Hasofer dan Lind mengajukan metode
AFOSM yang dikembangkan berdasarkan interpretasi geometri atas fungsi kinerja
FK(X) yang linier. Apabila semua perubah dasar X ditransformasikan menjadi
prubah dasar baku Z (dengan Xi=0 dan Xi =1) melalui transformasi berikut:
maka indeks keandalan adalah jarak terdekat dari titik origin 0 ke bidang
kegagalan (failure surface) FK(X) = 0. Interpretasi ini dipakai untuk menentukan
titik linierisasi untuk fungsi kinerja FK(X) nonlinier. Melalui transformasi dengan
persamaan di atas Xi dipetakan ke titik 0 dalam ruang perubah acak baku Z.
Gambar 2.1.6 Indeks keandalan untuk fungsi kerja nonolinier
Relasi dalam persamaan: i = FK (Xo) + FK (Xi – X0) Xi
berlaku untuk indeks keandalan menuruk Hasofer dan Lind ini, apabila semua
perubah dasar X terditribusi secara normal Gaussian. Perhitungan untuk
menentukan apabila FK(X) nonlinier harus dilakukan secara iteratif.
10 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Apabila didefinisikan sebuah vector normal satuan yang tegak lurus
terhadap bidang singgung di titik A pada bidang kegagalan FK(Z) = 0, maka jarak
dari titik 0 ke A adalah , dan Zi= i. Dalam ruang umum berdimensi n, maka
dan indeks keandalan β adalah jarak yang ditentukan
dengan menyelesaikan n+1 persamaan berikut:
FK( )=0
Dimana k adalah resultan panjang vektor satuan yang dipakai sebagai
pembagi untuk memperoleh vektor satuan arah Zi; n adalah jumlah peubah dasar .
konstanta k dihitung sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi Pengerjaan.
11 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Gambar 3.1 Metodologi Pengerjaan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
12 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Penentuan indeks kegagalan struktur truss dengan
menggunakan metode AFOSM
Start
Data Awal
Menentukan Moda kegagalan
Menentukan basic variables yang digunakan.
Menentukan parameter statistic dari variabel-variabel
yang telah dipilih.
Analisa Hasil dan pembahasan
Penarikan Kesimpulan
Finish
Masukan nilai
Diketahui :
Struktur rangka batang (truss) terbuat dari mild steel, dengan : b = 10 m h = 10 m l = 5 m
4.1 Metode Advanced First Order Second Moment
Diperkirakan rangka batang (truss) untuk mencegah Buckling kolom. Jika
diketahui fungsi keselamatan sebagai berikut :
Dimana P adalah berat tiang bujur sangkar beserta volumenya. Jika diketahui
statistik variabel dalam M sebagai berikut ini :
Keterangan Rata Standard Deviasi
E 2,1 x 103 kPa 210 kPa
I 8,3 x 10-6 m4 4,2 x 10-6 m4
P 50 kN 5 kN
Ukuran panjang, lebar dan tinggi baja bujur sangkar tersebut adalah 10 cm.
Pembahasan Masalah dengan Metode Advanced First Order Second
Moment.
Tidak ada korelasi variabel satu dengan variabel yang lain.
Mencari nilai I dari data yang diketahui terlebih dahulu dengan rumus:
I = (h3) b 12 = (0,1)4
12 = 8,3 x 10-6 m4
Persamaan moda kegagalan :
M >0, sukses
M < 0, gagal
Normalisasi variabel :
E = E + E Z1
13 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
I = I + I Z2
P = p + p Z1
maka :E + E Z1 = 2,1 x 103 + 210 Z1
I + I Z2 = 8,3 x 10-6 + 4,2 x 10-6 Z2
p + p Z1 = 50 + 5 Z3
Jadi,
M = 246,49 EI – P = 0
0 = (246,49 (2,1 x 103 + 210 Z1)( 8,3 x 10-6 + 4,2 x 10-6 Z2) ) – (50 + 5 Z3)
0 = (246,49 (17,43 x 10-3 + 882 x 10-6 Z1 Z2 + 8,82 x 10-3 Z2 + 1743 x 10-6 Z1)) –
(50 + 5 Z3)
0 = (4,3 + 2,17 Z2 + 4,3 x 10-2 Z1 + 2,17 x 10-5 Z1 Z2) – (50 + 5 Z3)
0 = (4,30 + 2,17 α2β + 0,43 α1 β + 0,217 α1α2 β2) – (50 + 5 α3β)
0 = 4,30 + 2,17 α2β + 0,43 α1 β + 0,217 α1α2 β2 – 5 α3β
Maka diperoleh persamaan :
2,17 α2 + 0,43 α1 + 0,217 α1α2 β – 5 α3
α1 = - 1 (4,3 + 2,17 α2β)k
α2 = - 1 (2,17 + 0,217 α1β)k
α3 = - 1 (-5)k
k = ((4,3 + 2,17 α2β)2 + (2,17 + 0,217 α1β)2 +(-5)2)
Kemudian dilakukan iterasi :
Iterasi ß α1 α2 α3 k0 0,90 0,50 0,40 0,30 5,621 11,38 -0,22 -0,40334 0,89 10,882 0,83 0,88 -0,15050 0,46 5,52
14 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
3 1,89 -0,03 -0,42178 0,91 5,604 0,79 0,23 -0,38540 0,89 5,475 0,82 0,04 -0,40389 0,91 5,466 0,79 0,05 -0,39871 0,92 5,467 0,79 0,05 -0,39911 0,92 5,468 0,79 0,05 -0,39892 0,92 5,469 0,79 0,05 -0,39893 0,92 5,46
Grafik Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Maka, indeks keandalannya : β = 0,79
Peluang keandalan : Pa = Ф(0,79)
Sehingga : Pa = 0,8
Jadi, keandalan material baja dalam bujur sangkar yang dihitung dengan
menggunakan metode AFOSM adalah sebesar 80%.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:1) Persamaan Moda Kegagalan dalam kasus ini adalah M = 246,49 EI – P
15 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
2) Random variable adalah semua variabel
3) Indeks keandalan material bajadengan menggunakan metode Advanced First
Order Second Moment (AFOSM) adalah sebagai berikut :
β = 0,79
Pa(Ф(β)) = 0,8
Pg = 80%
4) Dari permasalahan di atas bisa disimpulkan :
a. Metode AFOSM sangat efisien dalam menghitung peluang
kegagalan maupun kesuksesan. Karena input yang diperlukan
hanya mean dan standar deviasi yang didapatkan dari survey
maupun dari perhitungan data empiris. Selain itu dengan metode
ini, kita tidak perlu mengetahui jenis distribusi yang memenuhi
permasalahan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Kottegoda, Nathabandu T. 1998. Statistic, Probability, and Reliability for Civil
and Environmental Engineers. United States: The Mc Graw Hill
Companies, Inc.
16 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)
Nowark, Andrzej S, 2000. Reliability of Structures, Singapore : The Mc Graw
Hill Companies, Inc.
Rosyid, Daniel Mohammad. 2007. Pengantar Rekayasa Keandalan. Surabaya:
AirlanggaUniversity Press.
17 | Analisa Sturktur dengan Metode Advanced First Order Second Moment (AFOSM)