adr, terapi oa, penyebab, makanan

4
Terapi Farmakologi Dalam penanganan nyeri klien intervensi tindakan yang dilakukan perawat tidak dapat berdiri sendiri tanpa kolaborasi dengan tim medis. Salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri adalah memberikan kompres hangat. Rasional dari tindakan ini adalah untuk mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga proses peradangan berkurang. (Lemone & Burke, 2001). Menurut Junaidi (2006), pada Osteoartritis stadium subakut dan kronis dapat dilakukan kompres hangat yang berfungsi untuk mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri sendi, melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat. Berdasarkan konsep tersebut, Hadi Masyhurrosyidi (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh kompres hangat rebusan jahe terhadap tingkat nyeri subakut dan kronis pada lansia dengan osteoarthritis lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat rebusan jahe. Pada data pre dan post treatment didapatkan penurunan skala nyeri dari berat ke sedang, sedang ke rendah, dan tidak mengalami nyeri. Tindakan kompres hangat dapat diajarkan kepada klien untuk perawatan nyeri di rumah. Selain pemberian kompres hangat, juga diberikan terapi pijat didaerah yang nyeri. Untuk tindakan pijat didaerah yang nyeri, juga dibahas pada jurnalPlos One yang dipublikasikan pada tanggal 8 Februari 2012. Dalam jurnal tersebut dibahas tentang sebuah penelitian tentang Terapi Pijat pada Osteoartritis yang dinilai dengan menggunakan WOMAC Global Score, Visual Analog Pain Scale, Range of Motion, dan lamanya klien berjalan sepanjang 50 kaki (15 meter). Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa untuk menghasilkan skala yang optimal diperlukan tindakan massage yang tepat baik dosis, tempat dipijat, lama dipijat dan juga jarak waktu dipijat. Agar optimal tindakan pijat dilakukan hanya satu kali seminggu dan hanya 60 menit. Tindakan pijat ini dapat dilakukan oleh perawat ataupun kolaborasi dengan petugas fisiotherapi. Tetapi jika klien dirumah tindakan pijat dapat dilakukan oleh keluarga yang sebelumnya diajarkan oleh perawat. Namun dalam penelitian tersebut tindakan terapi pijat dilakukan oleh tenaga ahli terapi pijat. Selain tindakan asuhan keperawatan dalam mengatasi nyeri pada klien dengan Osteoartritis juga harus diberikan therapi farmakologi. Untuk

Upload: nurul-ramadhani-islami

Post on 09-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hkhkhkh

TRANSCRIPT

Terapi Farmakologi

Dalam penanganan nyeri klien intervensi tindakan yang dilakukan perawat tidak dapat berdiri sendiri tanpa kolaborasi dengan tim medis. Salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri adalah memberikan kompres hangat. Rasional dari tindakan ini adalah untuk mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga proses peradangan berkurang. (Lemone & Burke, 2001). Menurut Junaidi (2006), pada Osteoartritis stadium subakut dan kronis dapat dilakukan kompres hangat yang berfungsi untuk mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri sendi, melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat. Berdasarkan konsep tersebut, Hadi Masyhurrosyidi (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh kompres hangat rebusan jahe terhadap tingkat nyeri subakut dan kronis pada lansia dengan osteoarthritis lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat rebusan jahe. Pada data pre dan post treatment didapatkan penurunan skala nyeri dari berat ke sedang, sedang ke rendah, dan tidak mengalami nyeri. Tindakan kompres hangat dapat diajarkan kepada klien untuk perawatan nyeri di rumah.Selain pemberian kompres hangat, juga diberikan terapi pijat didaerah yang nyeri. Untuk tindakan pijat didaerah yang nyeri, juga dibahas pada jurnalPlos Oneyang dipublikasikan pada tanggal 8 Februari 2012. Dalam jurnal tersebut dibahas tentang sebuah penelitian tentang Terapi Pijat pada Osteoartritis yang dinilai dengan menggunakanWOMAC Global Score, Visual Analog Pain Scale, Range of Motion, dan lamanya klien berjalan sepanjang 50 kaki (15 meter). Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa untuk menghasilkan skala yang optimal diperlukan tindakan massage yang tepat baik dosis, tempat dipijat, lama dipijat dan juga jarak waktu dipijat. Agar optimal tindakan pijat dilakukan hanya satu kali seminggu dan hanya 60 menit. Tindakan pijat ini dapat dilakukan oleh perawat ataupun kolaborasi dengan petugas fisiotherapi. Tetapi jika klien dirumah tindakan pijat dapat dilakukan oleh keluarga yang sebelumnya diajarkan oleh perawat. Namun dalam penelitian tersebut tindakan terapi pijat dilakukan oleh tenaga ahli terapi pijat.Selain tindakan asuhan keperawatan dalam mengatasi nyeri pada klien dengan Osteoartritis juga harus diberikan therapi farmakologi. Untuk therapi farmakologi yang diberikan pada lansia yang menderita Osteoartritis adalah terapi farmakologi dari golongan analgesik dan antiinflamasi seperti NSAIDs (Non Steroid Anti Inflamatory Drugs)danDisease Modifying Anti Rheumatoid Drugs(DMARDs). (Brunner & Suddarth, 2010). Pemberian terapi tersebut bertujuan untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang terjadi, melindungi sendi dan tulang dari proses kerusakan (Destruksi).Selain itu, sesuai dengan Rekomendasi WHO untuk penatalaksanaan nyeri yang terdapat dalamhttp://en.m.wikipedia.org/wiki/Pain_managementbahwa untuk penanganan nyeri yang disebabkan karena Osteoartritis adalah pemberian analgetik type Paracetamol dan NSAIDs.Namun, obat-obat tersebut memiliki efek samping jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Jika diperhatikan, obat yang dikonsumsi oleh Tn. Jterlalu banyakjenisnya. Klien mendapat Paracetamol, Pirexin (Ibuprofen),Piroxicam dan juga Tramadol. Seharusnya obat-obat tersebut dapat diberikan secara bertahap sesuai dengan skala nyeri yang dikeluhkan klien. Semakin banyak obat yang diberikan akan beresiko untuk menimbulkan ulkus di saluran cerna, walaupun untuk pencegahannya klien sudah diberikan therapy Inazol capsul 1 x 30 mg yang diberikan pada pagi hari. Obat Inazol ini berisi Lansoprazol yang berguna untuk menghambat sekresi asam lambung. Diberikan pada klien yang mengalami Ulkus Duodenum, Benigna Ulkus Gaster, dan Refluks Esofagitis. Pemberian obat Inazol pada klien Tn. J sebenarnya masih belum tepat karena obat ini seharusnya diberikan pada pagi hari sebelum makan, dan bukan sesudah makan. Ini bertujuan agar tercapai efek penghambatan asam lambung yang optimal serta kesembuhan yang cepat. Dosis terapi analgetik dan anti inflamasi yang klien dapatkan adalahParacetamol tablet 3 x 1000 mg, Pirexin tablet 3 x 200 mg, Piroxicam capsul 1 x 20 mg dan therapi tramadol 100 mg yang diberikan perdrip dalam infus Nacl 0,9% 500 ml/24 jam.

Efek SampingUntuk penggunaan therapy analgetik pada kasus Osteoartritis juga dijelaskan oleh Kenneth D. Brant,MD, dalamOsteoarthritis Jurnalbahwa setelah pemakaian NSAIDs yang sama selama lebih dari 12 bulan akan menimbulkan masalah yang serius pada saluran cerna, seperti Ulcer, dan juga komplikasinya seperti Perdarahan, Obstruksi, Perforasi sampai kematian. Pada lansia resiko tersebut akan meningkat.Bahkan dalamInternational Journal of Rheumatic Diseases 2012, J-W Hur (Eulji University, College of Medicine, South Korea) menuliskan hasil penelitiannya bahwa penatalaksanaan Osteoartritis pada pasien lansia yang mengalami nyeri lebih efektif diberikan kombinasi Tramadol/Acetaminophen daripada pemakaian NSAIDs. Efek samping yang timbul dari pemakaian Tramadol/Acetaminophen pada lansia adalah mual/muntah (47,6%) dan konstipasi (33,3 %) sedangkan pemakaian NSAIDs lebih sering menimbulkan nyeri epigastrik danheartburn. Sayangnya, dalam jurnal tersebut tidak disebutkan persentasi dari kejadian epigastrik dan jugaheartburn. Oleh karena itu, pada pemberian NSAIDs harus disertai dengan pemberian anti Ulcer seperti therapy Inazol.

Diet MAKANTentang Diet dan Osteoatritis, dibahas diOsteoarthritis Health Centerbahwa jika memiliki Osteoartritis, harus mengkonsumsi diet yang seimbang. Meskipun para ahli tidak menganjurkan makanan khusus untuk penderita Osteoartritis, namun dengan memilih makanan yang sehat akan mendapatkan banyak keuntungan, seperti untuk menurunkan berat badan, membangun tulang rawan yang kuat, dan mengurangi peradangan. Enam tips yang harus tetap dijaga adalah mengurangi intake ekstra kalori, mengkonsumsi banyak buah dan sayuran, menambah konsumsi Omega 3, menggunakan minyak zaitun sebagai pengganti lemak yang lain (mentega), konsumsi cukup vitamin C, dan hindari memasak dengan suhu tinggi. Selain 6 tips yang telah disebutkan perlu juga diperhatikan jangan sampai kekurangan konsumsi kalsium, vitamin D, vitamin K, vitamin B6, dan magnesium. Zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk penderita Osteoartritis. Namun bagi penderita yang kelebihan berat badan selain konsultasi dengan ahli gizi juga dianjurkan konsultasi dengan ahli fisiotherapi untuk melakukan latihan latihan fisik yang dapat menurunkan berat badan klien.

Penyebab OAMenurut Brunner & Suddarth (Vol.3, 2002), nyeri pada Osteoartritis disebabkan oleh inflamasi sinovia, peregangan kapsula atau ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung syaraf dalam periosteumakibat pertumbuhan osteofit, mikro fraktur trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendinitis (radang pada tendon) dan spasme otot. Pada tahun 2010, Brunner dan Suddarth selain menjelaskan tentang hal diatas, juga dijelaskan bahwa pada Osteoartritis secara makroskopik akan tampak irregularitas pada permukaan tulang rawan yang dilanjutkan dengan ulserasi dan penurunan kandungan glikosaminoglikan yang terdiri dari kondroitin sulfat, keratin sulfat dan asam hialuronat terjadi fibrilasi atau irregularitas oleh karena mikrofraktur pada permukaan rawan sendi yang memiliki serabut saraf C berdiameter kecil tidak bermielin-nocireseptor. Nocireseptor ini mampu melepaskan substansi P dan Calcitonin gene related peptide (CGRP) menstimulasi respon nyeri dan inflamasi. Perasaan kaku sering dialami pada pagi hari atau sesudah bangun tidur biasanya kekakuan ini berlangsung selama 30 menit dan akan berkurang jika sendi-sendi tersebut digerakkan. Gangguan fungsidisebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerak yang terjadi akibat perubahan struktur dalam sendi. Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa nyeri yang paling sering dan menimbulkan ketidakmampuan fisik dibandingkan Osteoartritis pada bagian sendi lainnya. Seperti yang dialami klien Tn. J nyeri yang timbul biasanya saat melakukan pergerakan atau aktivitas. Namun, timbulnya tidak hanya pagi hari. Nyeri akan berkurang jika klien istirahat dan minum obat.