admi riset

11
HIMPUNAN MAHASISWA ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA Sekretariat : Zona G Kampus FISIP- Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Ogan Ilir - Sumatra Selatan Telp. 0898 0821841/Web : himara.fisip.unsri.ac.id ABSTRAKSI Penelitian Deskriptif Mengenai Kebijakan Pembangunan Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Oleh : Tim Delegasi Temu AdMI Universitas Sriwijaya Penelitian tentang “Kebijakan Pembangunan Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Provinsi Sumatera Selatan” bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi keunggulan lokal dari Provinsi Sumatera Selatan sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan observasi lapangan serta telaah data-data terkait potensi keunggulan lokal yang ada di Provinsi Sumatera Selatan yang diambil dari intansi terkait pembangunan daerah seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Dari data-data yang didapatkan dilapangan, diketahui bahwa Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi keunggulan dibidang Pertambangan Batubara dimana Provinsi Sumatera Selatan sendiri menjadi salah satu daerah yang menjadi pemasok terbesar Batubara diluar wilayah Kalimantan dengan sumbangan produksi nasional sebesar 9,5 juta ton per tahunnya, serta dengan cadangan batubara nasional sebesar 22,24 milyar ton atau berjumlah 48,45% dari keseluruhan cadangan batubara Nasional. Selain itu, Batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan sendiri memiliki jenis Lignita (High Moisture and Low Heating Value) yang cocok untuk kebutuhan PLTU, sehingga berpotensi menjadi sumber energi alternatif untuk pemasok listrik nacional. Apalagi Batubara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM hingga mencapai 30 % komposisi energi mix nasional sampai pada tahun 2025. Dan yang paling penting Harga jual batubara sampai saat ini masih kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lain sehingga apabila Provinsi Sumatera Selatan dapat memaksimalkan produksi Batubaranya, bukan tidak mungkin Provinsi Sumatera Selatan dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar untuk sumbangan APBD negara ini. Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa Provinsi Sumatera Selatan sendiri

Upload: aditya-febriyan

Post on 24-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Riset

TRANSCRIPT

HIMPUNAN MAHASISWA ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYASekretariat : Zona G Kampus FISIP- Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Ogan Ilir - Sumatra SelatanTelp. 0898 0821841/Web : himara.fisip.unsri.ac.id

ABSTRAKSI

Penelitian Deskriptif Mengenai

Kebijakan Pembangunan Berbasis Potensi Keunggulan Lokal

Oleh : Tim Delegasi Temu AdMI Universitas Sriwijaya

Penelitian tentang Kebijakan Pembangunan Berbasis Potensi Keunggulan Lokal Provinsi Sumatera Selatan bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi keunggulan lokal dari Provinsi Sumatera Selatan sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan observasi lapangan serta telaah data-data terkait potensi keunggulan lokal yang ada di Provinsi Sumatera Selatan yang diambil dari intansi terkait pembangunan daerah seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Dari data-data yang didapatkan dilapangan, diketahui bahwa Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi keunggulan dibidang Pertambangan Batubara dimana Provinsi Sumatera Selatan sendiri menjadi salah satu daerah yang menjadi pemasok terbesar Batubara diluar wilayah Kalimantan dengan sumbangan produksi nasional sebesar 9,5 juta ton per tahunnya, serta dengan cadangan batubara nasional sebesar 22,24 milyar ton atau berjumlah 48,45% dari keseluruhan cadangan batubara Nasional. Selain itu, Batubara yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan sendiri memiliki jenis Lignita (High Moisture and Low Heating Value) yang cocok untuk kebutuhan PLTU, sehingga berpotensi menjadi sumber energi alternatif untuk pemasok listrik nacional. Apalagi Batubara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternatif pengganti BBM hingga mencapai 30 % komposisi energi mix nasional sampai pada tahun 2025. Dan yang paling penting Harga jual batubara sampai saat ini masih kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lain sehingga apabila Provinsi Sumatera Selatan dapat memaksimalkan produksi Batubaranya, bukan tidak mungkin Provinsi Sumatera Selatan dapat menghasilkan devisa negara yang cukup besar untuk sumbangan APBD negara ini. Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa Provinsi Sumatera Selatan sendiri berpeluang menjadi salah satu produsen Batubara terbesar di Indonesia serta dapat memberikan pemasukan devisa negara yang besar bagi negara pula. Akan tetapi untuk mengembangkan hal tersebut, Provinsi Sumatera Selatan sendiri memiliki kendala-kendala tersendiri agar dapat memajukan Pertambangan Batubara-nya. Kendala seperti masalah transportasi pengangkutan hasil tambang kelokasi penjualan, sarana dan prasarana pertambangan, hingga masalah reklamasi lahan dan prosedur pengelolaan tambang yang belum memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Undang-undang Nasional menjadi kendala tersendiri yang menghambat pengembangan Industri Batubara di Provinsi Sumatera Selatan.

I. PENDAHULUANI.I Latar Belakang

Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas 8.701.742 hektar dan penduduk 7.121.799 jiwa (BPS, 2008) tersebar di 11 kabupaten dan 4 kota, 217 Kecamatan, 367 Kelurahan, dan 2689 desa. Provinsi yang secara topografi terdiri atas zone pegunungan, piedmont, dataran, rawa dan pesisir ini juga memiliki letak geografis yang strategis di kawasan regional ASEAN. Dengan berbekal letak geografis yang strategis dan sumber daya alamnya yang melimpah, terutama di sektor energi dan pangan, maka Sumsel sangat potensial untuk menjadi daerah pusat pertumbuhan, sekaligus menjadi daerah terdepan dalam menghadapi terbentuknya masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Terkait Sumber Daya Energi, potensi, dan produksi energi di Sumsel cukup besar, antara lain 1) Batubara : cadangan 22,24 milyar ton (48,45% Nasional), produksi 9,5 juta ton (9,3% Nasional, 2,5 juta ton eksport); 2) Gas Bumi : cadangan 24,18 TSCF (6,29% Nasional), produksi 0,29 TSCF (9% Nasional); 3) Minyak Bumi : cadangan 757,4 MMSTB (0,88 Nasional), produksi 22,93 MMSTB (9% Nasional); 4) Panas Bumi : cadangan 1,335 MW (status eksplorasi dan FS); 5) Gas Metan : cadangan 122 TSCF (status eksplorasi/riset) (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan). Sumber daya pertanian Sumatera Selatan juga tidak kalah besarnya. Sebagai gambaran, pada tahun 2008 produksi padi 2.969.253 ton, jagung 101.369 ton, karet 841.737 ton, kelapa sawit 1.750.967 ton, kopi 155.372 ton. Selanjutnya kelapa 73.087 ton, kayu pulp 6.292.839,11 M, sapi 9.016 ton, ikan 83.346,99 ton, dan udang 37.496,34 ton.Berbagai keunggulan potensi yang dimiliki Sumsel tersebut sudah seharusnya disyukuri dan dikelola dengan baik. Semua mesti di manfaatkan semaksimal mungkin demi kemajuan dan kesejahteraan masyrakat. Berdasarkan potensi keunggulan lokal yang di miliki oleh Provinsi Sumatera Selatan tulisan ini akan memfokuskan bahasan tentang pengelolaan Batubara, terutama oleh daerah secara otonom. Batubara merupakan sumber energi yang melimpah dan terkandung dibumi Sumatera Selatan dan mampu menghasilkan penghasilan bagi masyrakat dan meningkatkan pendapatan Provinsi Sumatera Selatan. Pengelolaan Batubara ini selain dilakukan oleh negara melalui BUMN juga dilakukan oleh daerah. Dalam proses pengelolaan batubara terutama yang dilakukan oleh daerah secara otonom, tak hanya membawa manfaat bagi Sumsel tetapi juga membawa dampak negatif yang merugikan antara lain jalan rusak, suhu udara yang meningkat di daerah Kabupaten Lahat, kemacetan dan lain sebagainya. II. DISKUSI

II.IGambaran Umum tentang Batubara

Batubara adalah sumber daya mineral dan energi yang strategis sebagai salah satu sumber penggerak pembangunan sektor pertambangan. Sumber daya batubara Sumatera Selatan yang cukup besar sekitar 22, 24 milyar ton (48% dari total sumber dayabatubara Indonesia) tersebar di 8 kabupaten dan 1 kota (Kabupaten Muba, Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, OKU, OKUT, KOI, Muara Enim dan kota Prabumulih).Kualitas batubara Sumatera Selatan umunya rendah, jenis lignit hingga subbitumitas (5000 -6.500 kkal/kg).Jenis batubara ini cocok untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU Mulut Tambang). Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan PLTU, yang memanfaatkan batubara kualitas rendah tersebut di daerah kabupaten Muara Enim dengan kapasitas 2x150 MW (Net 2x 113 MW), dan di beberapa daerah lain juga telah dilakukan study kelayakan pembangunan PLTU Mulut tambang seperti PLTU Banjarasari dan PLTU Bangko Tengah.Batubara Sumatera Selatan terdapat dalam formasiMuara Enim, Talang Akar dan Air Benakat, tetapi yang potensial terdapat pada formasiMuara Enim (Meosin Plestosin). Sebarannya meliputidi 2 kabupaten dengan peringkat yang berbeda, yaitu dari Lignit sampai dengan Kantrasit. Potensi cadangan batubara Sumatera Selatan sekitar 22, 24 milyar ton48 % dari total batubara Indonesia yang tersebar di kabupaten Muara Enim 13, 6 milyar ton, Lahat 2, 7 milyar ton, OKU dan OKUT 0, 32 milyar ton, lahat 2,7 milyar to dan kabupaten Musi Rawas sebesar 0, 8 milyar ton. Batubara tersebut tersebar dalam 40 wilayah prospek yang sebagian telah dimiliki oleh beberapa perusahaan (IUP dan PKP2B). PT. BA saat inimempunyai operasi penambangan di daerah Tanjung Enim dan sekitarnya dengan produk10 juta ton pertahun. Sumberdaya batubara yang dimiliki oleh PT. BA di daerah Kabupaten Muara Enim dan Lahat adalah sekitar 5. 505 milyar ton.

Batubara Sumatera Selatan sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu sekitar 6, 1 juta ton pertahun untuk PLTU Suralaya dan 1, 2 juta ton untuk PLTU Bukit Asam.Ekspor batubara dilakukan ke Negara-negara Malaysia, Cina, dan beberapa Negara lain. Malaysia masih memerlukan batubara dalam jumlah besar untuk menggerakkan PLTU nya. Pasokan batubara dari Sumatera Selatan yang mungkin dikarenakan jaraknya yang relatiflebih dekat bila dibandingkan dengan batubara dari Kalimantan pemasarannya ke manca Negara meningkat dengan adanya pelabuhan Tanjung Api-api yang kini sedang dalam perencanaan pembangunan.II.IIKebijakan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan Terhadap Pertambangan Dan Energi Dibidang Batubara

Batubara Sumatera Selatan 62 % didominasi oleh batubara jenis Lignita (High Moisture and Low Heating Value) yang cocok untuk kebutuhan PLTU Mulut Tambang. Saat ini pemakaian batubara untuk industri dan rumah tangga masih terusdikembangkan dan diperkirakan dimasa mendatang pemanfaatan batubara akan semakin besar seiirngdengan dikenalnya teknologi pengembangan batubara (UBC dan Liquidfaction), semakin mahalnya harga BBM.Salah satu prioritas pembangunan Sumatera Selatansebagai lumbung energi nasional adalah pemanfaatan potensi energi batubara terutama yang berkalori rendah. Ada empatalasan mengapa batubara menjadikebijakan energi daerah Sumatera Selatan, yaitu:1. Dengan cadangan batubara mencapai 22, 44 milyar ton, produksi nasional diprediksi mencapai 300 juta ton pada tahun 2025. Sedangkan saat ini tingkat produksi Sumatera Selatan mencapai 10 juta, sehingga mempunyai peluang besar untuk meningkatkan produksinya menjadi 50 juta ton pertahun untuk waktu lebih dari 400 tahun.2. Batubara telah ditetapkan sebagai sumber energi alternative pengganti BBM hingga mencapai 30 % komposisi energi mix nasional pada tahun 2025.3. Batubara mempunyai keunggulan dibanding energi lain, yaitu dapat dipergunakan sejak 1915 -1918 langsung dalam bentuk padat atau diproses menjadi cair.4. Harga jual batubara sampai saat ini masih kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lain.Penyelidikan batubara di Sumatera Selatan dimulai oleh Belanda sejak 1915 hingga 1918, hasil dari penyelidikan tersebutadalah dibukanya tambang batubara di Bukit Asam,Air Laya Tanjung Enim. Pengusahaan batubara di bukit asam dilakukan sejak pendudukan Belandadan Jepang yang selanjutnya dinasionalkan oleh pemerintah Indonesia menjadiPN.TABAdan seterusnya hingga tanggal 2 Maret 1981 berdasarkan PP No. 42 Tahun 1980 diubah menjadi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). Di Sumatera Selatan pada saat ini pertambangan batubara yang berbentuk kuasa Pertambangan 350 buah KP dan perjanjian karya pengusaha batubara 278 buah PKP2B.Batubara sendiri memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi salah satu sumber energi potensial serta berpeluang menjadi salah satu potensi pemasukan kas daerah maupun negara yang cukup besar kedepannya. Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah ketersediaan dari batubara itu sendiri dibumi Sumatra Selatan yang jumlahnya tersebar di 40 lokasi diseluruh provinsi Sumatra Selatan. Selain itu, dengan kualitas batubara Sumatera Selatan umumnya rendah yaitu Osnis Lignita hingga Subbituminius (5000- -6.500 kkal/kg), tetapi memiliki kadar sulfur dan abu rendah menjadikan batubara jenis ini baik digunakan untuk bahan bakar energi Pembangkit Listrik (PLTU Mulut Tambang ). Dari segi penyedia energi, peluang PLTU Mulut Tambang menjadi salah satu pemasok energi nasional maupun regional dengan adanya interkoneksi Sumatera, Sumatera-Jawa dan Sumatera-Batam, Singapura-Malaysia. Dari segi ekonomisnya, Sumatera Selatan sendiri terletakdalam segitiga Singapore-Johor-Riau yang membuat jaraknya cukup dekat dengan pasar potensial asia sehingga menjadikan batubara dari provinsi Sumatera Selatan memiliki prospek bisnis yang sangat baik guna menarik minat konsumen pasar asia. Hal tersebut juga ditunjukan dengan adanya fasilitas pelabuhan kargo batubara di Tanjung Api-api serta angkutan kereta api yang saat ini masih dalam rencana pembangunan. Selain itu harga batubara yang semakin membaik sehubungan dengan makin sulitnya energi bahan bakar energi minyak (BBM).Pada mulanya pengelolaan batubara hanya dimonopoli oleh pemerintah pusat melalui BUMN yaitu PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, namun setelah era otonomi daerah pengelolaan dilakukan oleh daerah secara mandiri baik oleh pemerintah melalui BUMD maupun oleh masyarakat secara perorangan. Dalam proses pengelolaan yang dilakukan oleh daerah ini, pengelolaan tambang batubara belum sepenuhnya berpedoman pada prosedur dan kelayakan pertambangan baik secara internasional maupun nasional (Undang-Undang No. 4 Tahun 2009), contohnya dalam proses reklamasi lahan bekas tambang dimana umumnya tambang di Indonesia kurang begitu memperhatikan hal tersebut sehingga sangat berdampak buruk pada masyarakat disekitarnya. Padahal dalam UU.No 4 Tahun 2009 pasal 96 telah jelas mencantumkan bahwa proses reklamasi lahan bekas tambang termasuk dalam prosedur pertambangan nasional negeri kita. Di samping itu, sarara dan prasarana pertambangan juga belum dipenuhi secara baik. Sebagai contoh adalah untuk transportasi pengangkutan batubara dari daerah tambang ke lokasi penjualan, Perusahaan tambang sebenarnya memiliki beberapa opsi pengangkutan batubara yaitu melalui jalur darat (Truk dan Kereta Api) dan jalur air (Kapal Tongkang). Akan tetapi dari ketiga opsi yang tersedia tersebut memiliki kendala masing masing. Sebagai contoh untuk sarana pengangkutan jalur darat menggunakan truk Pemerintah provinsi Sumatera Selatan belum mengambil langkah - langkah pasti dalam pembuatan jalur khusus untuk kendaraan tambang sehingga kendaraan tambang yang beroperasi masih menggunakan jalur khusus kendaraan umum. Adapun jalur khusus yang tersedia kualitasnya tidak cukup baik untuk dipergunakan dalam mengangkut muatan batubara. Akibatnya kendaraan pengangkut lebih memilih untuk mempergunakan jalan untuk kendaraan umum non-tambang sehingga jalan mengalami kerusakan akibat menerima tekanan bobot yang melebihi kapasitas yang mampu didukung oleh jalan. Sama halnya dengan akses jalur kereta api yang juga terbatas dan tidak mencapai pelabuhan sehingga harus tetap menyambung angkutan menggunakan truk kembali.Hal inilah yang mengakibatkan bahwa dampak pengelolaan tambang dari daerah ini justru banyak merugikan masyarakat. Contohnya kemacetan karena angkutan batubara yang menggunakan jalur umum maupun debu hasil pengangkutan batubara yang berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar tambang maupun sekitar jalan yang dilalui anngkutan batubara tersebut. Belum lagi kecelakaan kecelakaan dilokasi bekas tambang yang menimpa masyarakat disekitar tempat tersebut maupun limbah bekas pertambangan yang mencemari daerah tersebut. Itu merupakan sebagian kecil dampak yang diterima oleh masyarakat. Oleh sebab itu peran aktif pemerintah sangatlah diperlukan dalam menindaklanjuti hal tersebut agar masyarakat tidak menjadi korban dari kegiatan yang menghasilkan bagi pemasukan negara ini.

III. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berpotensi besar menjadi pemasok energi nasional bahkan regional dengan kekayaan alam berupa Batubara-nya. Dengan jumlah cadangan batubara yang sebesar 5.322,92 juta ton, potensi penggunaannya dalam 20 tahun adalah sebesara 18% dan nilai tersebut sangat sangatlah mencukupi untuk memasok kebutuhan energi dalam negeri bahkan dinilai melebihi sehingga dapat pula diekspor keluar negeri baik dalam bentuk mentah maupun telah berupa simpanan energinya. Selain itu harga jual Batubara sampai saat ini masih kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lain sehingga Provinsi Sumatera Selatan berpotensi menghasilkan devisa negara yang cukup besar apabila mampu mengembangkan pertambangannya secara maksimal disektor ini. Hal tersebut sangatlah baik demi mendukung program pemerintah Sumsel sendiri yang memproyeksikan provinsi Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional dengan energi Batubara yang diposisikan sebagai salah satu sumber energi alternatif pengganti minyak bumi. Kendala-kendala seperti masalah transportasi pengangkutan hasil tambang kelokasi penjualan, sarana dan prasarana pertambangan, hingga masalah reklamasi lahan dan prosedur pengelolaan tambang yang belum memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Undang-undang Nasional juga seharusnya memiliki penanganan yang cepat sehingga dapat diatasi dengaan baik guna mempercepat kemajuan pengembangan pertambangan disektor Batubara ini.Maka dari itu Pelaksanaan Pengelolaan pertambangan dan lingkungan energi batubara di Sumatera Selatan sangatlah diperlukan demi menjaga ketersediaan sumberdaya energi tersebut dalam jangka panjang guna mendukung pertumbuhan dan pembangunan. Dan juga diperlukan pula dukungan sarana dan prasarana yang mencukupi, agar pemanfaatan batubara secara maksimal di Sumatera Selatan dapat terpenuhi sehingga batubara itu sendiri memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi dimasa yang akan datang untuk kepentingan negara industri maupun masyarakat serta dapat menghasilkan devisa negara yang besara pula demi kemajuan negara ini pula.