adit syaraf
TRANSCRIPT
-
5/24/2018 Adit Syaraf
1/8
PENDAHULUAN
Prefrontal Cortex (latin: Cortex Prefrontalis) adalah salah satu bagian anterior dari otak yang
terletak pada Lobus Frontal, di depan daerah motor dan premotor. Komponen Prefrontal Cortex
terdiri atas Superior Frontal Gyrus, Middle Frontal Gyrus, dan Inferior Frontal Gyrus. Bagian
arterinya terdiri atas Anterior Cerebral dan Middle Cerebral. Serta bagian venanya adalah Superior
Sagittal Sinus. Area-area yang terdapat dalam Prefrontal Cortex antara lain adalah Frontal Eye fields,
Dorsolateral Prefrontal Cortex, Frontopolar area, Orbitofrontal area, Broca Pars Opercularis, Broca
Pars Tringularis, Dorsolateral Prefrontal Cortex, dan Inferior Prefrontal Gyrus.
Prefrontal Cortex area merupakan bagian terdepan dari lobus frontal, lobus korteks terbesar
yang berisi lima bidang utama untuk fungsi neuropsikiatri (planning, organizing, problem solving,
selective attention, personality) dan fungsi motorik dan memediasi fungsi intelektual yang lebih
tinggi (higher cognitive functions) yakni termasuk emosi dan perilaku. Fungsi eksekutif juga
dilakukan oleh daerah Prefrontal Cortex, yaitu berhubungan dengan kemampuan untuk membedakan
antara pikiran yang saling bertentangan, menentukan baik dan buruk, lebih baik dan terbaik, yang
sama dan berbeda, konsekuensi masa depan dari kegiatan saat ini, bekerja menuju tujuan yang
ditetapkan, prediksi hasil, harapan berdasarkan tindakan, dan "kontrol" sosial (kemampuan untuk
menekan dan mendesak bahwa, jika tidak ditekan, dapat menyebabkan hasil tidak dapat diterima
secara sosial). Prefrontal cortex pada manusia mengurus, mengintergrasikan, memformulasikan,
memilih, memonitor, memodifikasi, dan menilai semua kegiatan sistem syaraf yang ada (Stuff and
Benson. 1987).
Sebagai mahasiswa Psikologi, mempelajari bagian Prefrontal Cortex adalah sesuatu yang
penting. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan proses mental
manusia. Tingkah laku dan proses mental yang dipelajari tersebut, yang disebutkan sebelumnya
seperti fungsi neuropsikiatri, fungsi motorik, maupun fungsi eksekutif diproses dalam area Prefontal
Cortex. Oleh karena itu, dengan mengetahui apa saja yang terjadi dalam Prefrontal Cortex, tentunya
akan memudahkan mahasiswa Psikologi khususnya dalam mempelajari tingkah laku dan proses
mental manusia dilihat dari aspek fisiknya.
-
5/24/2018 Adit Syaraf
2/8
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI PREFRONTAL CORTEX
II.1 Anatomi Prefrontal Cortex
Korteks prefrontal (PFC) adalah bagian anterior dari lobus frontalis dalam otak, terletak di depan
daerah motor dan premotor.
Ada tiga cara yang mungkin untuk mendefinisikan korteks prefrontal:
Sebagai korteks frontal granular
Sebagai zona proyeksi inti mediodorsal thalamus
Sebagai bagian dari korteks frontal yang rangsangan listriknya tidak menimbulkan gerakan
Orbitofrontal cortex (OFC) :
OFC termasuk bagian dari prefrontal cortex yang menerima proyeksi dari magnocellular,
nukleus medial (tengah tengah) dari mediodorsal thalamus. Meski bagian ini termasuk masih
banyak misteri, OFC merupakan bagian yang berperan pada proses kogntif decision-making dengan
peran alaminya sebagai pengekalkulasi untung-rugi dari suatu tindakan berdasarkan konstruk
konstruk dari reward dan punishment yang sudah dapat dipelajari.
Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) :
Korteks prefrontal dorsolateral penting untuk "kognitif" dan fungsi eksekutif seperti
working memory,pembentukan niat tindakan yang goal-directed, penalaran abstrak, dan
pengendalian attensi (perhatian). Selain itu, daerah ini otak diyakini penting untuk pengaturan
mempengaruhi negatif. Penting untuk penilaian kembali dan penekanan dari pengaruh perasaan
negatif. Perannya dalam pengendalian bukan hanya pada perasaan negatif, melainkan hingga pada
pengendalian diri, dimana pada akhirnya berperan besar dalam proses pengambilan keputusan.
Ventrolateral prefrontal cortex (VLPFC)
Ventrolateral PFC (VLPFC) diduga terlibat dalam tugas-tugas yang relative sederhana,
seperti pemeliharaan informasi jangka pendek yang sementara tidak dapat dilakukan dalam working
memory (misalnya, mengingat nomor telepon yang baru saja dikatakan sebelum diketik pada
telepon).
-
5/24/2018 Adit Syaraf
3/8
II.2 Fisiologi Prefrontal Cortex
Prefrontal area merupakan bagian terdepan dari lobus frontal, lobus korteks terbesar yang
berisi lima bidang utama untuk fungsi neuropsikiatri (planning, organizing, problem solving,
selective attention, personality) dan fungsi motorik dan memediasi fungsi intelektual yang lebih
tinggi (higher cognitive functions) yakni termasuk emosi dan perilaku. Pada wilayah ini otak telah
terlibat dalam perencanaan perilaku kognitif yang kompleks, ekspresi kepribadian, pengambilan
keputusan dan perilaku sosial moderat yang benar. Kegiatan dasar wilayah ini adalah otak dianggap
sebagai orkestrasi dari pikiran dan tindakan sesuai dengan tujuan-tujuan internal.
Istilah psikologi yang paling khas untuk fungsi-fungsi yang dilakukan oleh daerah korteks
prefrontal adalah fungsi eksekutif. Fungsi eksekutif berhubungan dengan kemampuan untuk
membedakan antara pikiran yang saling bertentangan, menentukan baik dan buruk, lebih baik dan
terbaik, yang sama dan berbeda, konsekuensi masa depan dari kegiatan saat ini, bekerja menuju
tujuan yang ditetapkan, prediksi hasil, harapan berdasarkan tindakan, dan "kontrol" sosial
(kemampuan untuk menekan dan mendesak bahwa, jika tidak ditekan, dapat menyebabkan hasil
tidak dapat diterima secara sosial).
Prefrontal cortex pada manusia mengurus, mengintergrasikan, memformulasikan, memilih,
memonitor, memodifikasi, dan menilai semua kegiatan sistem syaraf yang ada (Stuff and Benson.
1987). Prefrontal cortex berfungsi memberi informasi dari semua indera, dan menggabungkan
informasi tersebut sehingga berguna untuk membentuk penilaian. Kemudian secara konstan berisi
representasi aktif pada working memory, sebagaimana representasi tujuan dan konteks. Sayangnya,
prefrontal cortex yang merupakan salah satu daerah yang paling penting dalam otak, juga salah satu
yang paling rentan terhadap cedera.
-
5/24/2018 Adit Syaraf
4/8
BAB III
DISFUNGSI PADA PREFRONTAL CORTEX
Sindrom yang terjadi karena kerusakan pada area prefrontal dibagi menjadi 3 area, yaitu
Lateral Prefrontal Cortex, Medial Prefrontal Cortex, dan Orbital Prefrontal Cortex. Masing-masing
sindrom tersebut adalah sebagai berikut :
1. Lateral Prefrontal Cortex
Gangguan pada area ini dapat disebabkan oleh penyakit, trauma, tumor, atau vascular accident.
Adapula sindrom yang dapat muncul adalah :
a. Attention Disorder, gangguan pada selective attention
b. Apathy
c. Dysexecutive Syndrome
d. Gangguan untuk melakukan working memory dan planning behavior
e. Prefrontal Aphasia, yaitu language disorder yang disebabkan kerusakan pada bagian left
prefrontal.
Kimura dan Watson mengklasifikasi pasien dengan cara yang berlawanan :
mereka mengelompokkan subjek-subjek berdasarkan letak lesi secara independen
dari karakteristik gangguan. Dalam analisis mereka, pasien aphasia dengan lesi di
anterior atau posterior tidak berbeda dalam tes aphasia reseptif ataupun ekspresif.
Pertama, aphasia anterior memiliki kelancaran dalam berkata-kata yang rendah yang
mana menunjukkan karakteristik pasien dengan luka pada lobus frontal. Gejala
tambahannya adalah aphasia anterior sungguh lemah dalam hal bunyi tunggal dalam
kemampuan berbicara (fonem atau suku kata).
Aphasia posterior lemah pada reproduksi dari ungkapan-ungkapan populer.
Aphasia anterior lebih baik dalam tugas ini dibandingkan tugas suku kata tunggal tadi.
Kimura menginterpretasikan hasil ini sebagai penunjuk bahwa daerah anterior
terlibat dalam produksi bicara di dalam level fonem-suku kata sedangkan zona
posterior bersifat kritis untuk mediasi produksi kata dalam pembicaraan di tingkat
multi suku kata. Kesimpulan penting dari literatur mengenai lokalisasi ini ialah kita
-
5/24/2018 Adit Syaraf
5/8
memerlukan lebih banyak lagi penelitian atau studi dimana pasien dikelompokkan
dan dipilih berdasarkan lesi daripada berdasarkan gejala atau simptom.
Right Hemisphere Contributions to Language
Hemisfer kanan berperan besar dalam pemahaman bahasa, terutama berkaitandengan unsur-unsur auditori. Sumber utama yang membuktikan hal ini adalah
dampak pada fungsi bahasa sebagai akibat jejas di hemisfer kanan. Saat terjadi
kerusakan pada hemisfer kanan, akan berkembang gangguan-gangguan halus
terhadap kemampuan linguistik. Termasuk di dalamnya perubahan dalam pemilihan
kosakata, pemberian respon terhadap pernyataan kompleks dengan sintaksis yang
tidak biasa, dan penurunan kefasihan dalam berbicara. Terdapat pula penurunan
dalam pemahaman nada suara dan produksi nada emosi yang sama (prosody).
Benson dan Zaidel menyimpulkan bahwa fungsi hemisfer kiri yang utama
dalam fungsi bahasa adalah elemen sintaksis di dalam bahasa itu sendiri. Fungsi-
fungsi ini meliputi beberapa faktor yaitu produksi, pemilihan waktu, dan keurutan
dari gerakan yang dibutuhkan untuk berbicara dan memahami tata bahasa. Di balik
semua ini, peran kedua hemisfer dalam aspek pemahaman bahasa yang lainnya harus
lebih dispesifikasikan.
f. Depression, (kerusakan bagian hemisphere kiri)
2. Orbital Prefrontal Cortex
Gangguan pada area ini dapat disebabkan oleh penyakit seperti tumor dan aneurysms anterior
communicating arteri, dan lain-lain. Adapula sindrom yang dapat muncul adalah :
a. Gangguan Exclusionary aspect, yaitu divided attention
b. Orbirofrontal Hypermotility
c. Criminal Sociopath atau Psycopath
d. ADHD pada anak yang hiperaktif
e. Poor Judgement
f. Disinhibition
-
5/24/2018 Adit Syaraf
6/8
g. Emotional Lability
3. Medial Prefrontal Cortex
Gangguan pada area ini dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti penyakit tumor, dan lain-lain.Adapula sindrom yang dapat muncul adalah :
a. Hypokinesia dan Akinesia
b. Defective Self-monitoring
c. Akinetic Mutism
d. Neurovegetative Deteriorentation
e. Apathyf. Kesulitan inisiasi dan gangguan kinerja bagian mata atau speech movements
Gangguan perilaku berhubungan dengan Prefrontal cortex
Masalah perilaku diasosiasikan pada kerusakan frontal lobe dapat diklasifikasikan secara kasar
menjadi 5 kelompok yang dapat tumpang-tindih :
1. Problems of starting; mucul dalam bentuk penurunan spontanitas, penurunan produktivitas,
penurunan rata-rata perilaku yang dilakukan, atau menurun atau hilangnya inisiatif.
2. Difficulties in making mental or behavioral shifts. Permasalahan yang dapat terjadi ada pada
atensi, perubahan gerakan, atau fleksibilitas dalam sikap, berada dalam lingkup perseveration atau
rigidity (kekakuan).Perseveration merujuk pada perpanjangan yang berulang atau melanjutkan suatu
aksi atau aktivitas bersekuens, atau pengulangan pada respon yang sama atau mirip pada variasi
pertanyaan, tugas, atau situasi (E, Goldberg dan Tucker, 1979; Walsh dan Darby, 1999).
3.Problems in stoppingpada kegiatan berhenti atau memodulasi perilaku yang sedang dilakukan-
mucul dalam bentuk impulsivitas, reaksi berlebihan, disinhibisi, dan kesulitan menahan respons yang
salah atau yang tidak diinginkan, khususnya ketika respon itu memiliki nilai asosiasi yang kuat atau
merupakan bagian dari rantai suatu respon.
4. Deficient self-awareness. Menghasilkan ketidakmampuan untuk mempersepsi kinerja yang
salah(error), untuk mengapresiasi dampak yang dibuat pada orang lain, untuk mengukur situasi social
dengan baik/cocok, dan untuk berempati pada orang lain (Eslinger, Grattan, dan Geder, 1996;
-
5/24/2018 Adit Syaraf
7/8
Prigatano, 1991c; Prigatano dan Schacter, 1991, passim; Schacter, 1990b; Struss, Gow, dan
Heterington, 1992).
5.A congrete attitude, atau hilangnya sikap abstrak (K.Goldstein, 1944, 1948). Hal ini menunjukkan
ketidakmampuan seseorang untuk memisahkan diri dari lingkungan yang mengelilinginya dalamsikap lateral dimana objek, pengalaman, dan perilaku termasuk pada nilai yang jelas. Pasien menjadi
tidak mampu untuk merencanakan dan meramalkan atau mempertahankan perilaku mencapai
tujuan(goal-directed behavior).
-
5/24/2018 Adit Syaraf
8/8
DAFTAR PUSTAKA
Lezak,Muriel D.Neuropsychological Assesment 4th edition. 2004. OXFORD : University press.
M. Fuster, Joaqun, Md, Phd. The Prefrontal Cortex 4th edition. 2008. USA : Academic press.
Medscape Wire. (2011).Human Emotion Processing at the Neuronal Level Investigated.
http://www.medscape.com/viewarticle/412267 diunduh tanggal April 21 2014
http://www.medscape.com/viewarticle/412267http://www.medscape.com/viewarticle/412267http://www.medscape.com/viewarticle/412267