adhd

13
Pendahuluan Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) ditandai dengan adanya gejala ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat buruk atau sangat singkat waktunya dibandingkan dengan anak‐anak lain yang seusianya. Gejala lain yang menyertai adalah adanya tingkah laku yang hiperaktif dan tingkah laku yang impulsive. Anak dengan ADHD mengalami berbagai hambatan dalam perkembangannya, baik yang berkaitan dengan akademik, penyesuaian sosial, emosi, tingkah laku, kognitif dan fisikal. Dibandingkan dengan teman‐teman sebayanya, anak ADHD tampak berperilaku tidak matang. Problem perilaku ketidakmatangan terlihat dengan jelas saat mereka mulai menginjak usia 6 tahun ‐ usia sekolah dasar. Pada usia tersebut anak dengan ADHD terlihat memiliki berbagai keterbatasan dalam tanggung jawab, kemandirian, disiplin diri, ketrampilan sosial, pengendalian diri terhadap perilaku dan emosi dibandingkan anak‐anak sebayanya pada umumnya (Nanik, 2012). Keluhan yang paling berarti dirasakan orangtua ialah berkaitan dengan problem akademik. Orangtua merasa tidak berdaya dengan berbagai kesulitan anak untuk: bisa bertahan dalam konsentrasi dan rentang perhatian yang lama, bertahan membaca dan menulis dalam waktu lama, mengingat apa yang sudah dipelajari semalaman, mengerjakan tugas‐tugas sekolah hingga tuntas dan dengan teliti, dan bisa mengendalikan

Upload: khalida-nacharyta-failasufi

Post on 28-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgh

TRANSCRIPT

Pendahuluan Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) ditandai dengan adanya gejala ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat buruk atau sangat singkat waktunya dibandingkan dengan anakanak lain yang seusianya. Gejala lain yang menyertai adalah adanya tingkah laku yang hiperaktif dan tingkah laku yang impulsive. Anak dengan ADHD mengalami berbagai hambatan dalam perkembangannya, baik yang berkaitan dengan akademik, penyesuaian sosial, emosi, tingkah laku, kognitif dan fisikal. Dibandingkan dengan temanteman sebayanya, anak ADHD tampak berperilaku tidak matang. Problem perilaku ketidakmatangan terlihat dengan jelas saat mereka mulai menginjak usia 6 tahun usia sekolah dasar. Pada usia tersebut anak dengan ADHD terlihat memiliki berbagai keterbatasan dalam tanggung jawab, kemandirian, disiplin diri, ketrampilan sosial, pengendalian diri terhadap perilaku dan emosi dibandingkan anakanak sebayanya pada umumnya (Nanik, 2012). Keluhan yang paling berarti dirasakan orangtua ialah berkaitan dengan problem akademik. Orangtua merasa tidak berdaya dengan berbagai kesulitan anak untuk: bisa bertahan dalam konsentrasi dan rentang perhatian yang lama, bertahan membaca dan menulis dalam waktu lama, mengingat apa yang sudah dipelajari semalaman, mengerjakan tugastugas sekolah hingga tuntas dan dengan teliti, dan bisa mengendalikan dirinya untuk bisa tidak bergerak secara berlebihan selama belajar. Prestasi belajar anak dengan ADHD tidak stabil, bisa naik dan turun dengan drastic ( yusuf, 2012).

DefinisiADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik pada anak-anak yang ditandai dengan kurangnya pemusatan perhatian, hiperaktif, impulsif, atau kombinasi dari ketiga gejala ini (Feldman and Reiff , 2014).

EpidemiologiPenelitian menunjukkan prevalensi terjadinya ADHD lebih tinggi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan yang memiliki kombinasi dari gejala kurangnya pemusatan perhatian dengan hiperaktif daripada disebabkan hanya karena kurangnya pemusatan perhatian saja ( Feldman and Reiff , 2014 ). ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang paling sering terjadi pada anak-anak . Di Amerika serikat, sekitar 5,4 juta anak-anak usia 6 dan 17 tahun ( 9,5 % dari semua anak di AS ) telah terdiagnosis mengalami ADHD ( Feldman and Reiff , 2014 ). Prevalensi ini meningkat sebesar 33% anatar tahun 1997-1999 dan 2006-2008.

Etiologi ADHD merupakan kelainan yang bersifat multifaktorial. Banyak faktor yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik, perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya ( Suharyono, 2011 ).Faktor genetik tampaknya memegang peranan terbesar terjadinya gangguan perilaku ADHD. Beberapa penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa hiperaktifitas yang terjadi pada seorang anak selalu disertai adanya riwayat gangguan yang sama dalam keluarga setidaknya satu orang dalam keluarga dekat. Didapatkan juga sepertiga ayah penderita hiperaktif juga menderita gangguan yang sama pada masa kanak mereka. Orang tua dan saudara penderita ADHD mengalami resiko 2-8 kali lebih mudah terjadi ADHD, kembar monozygotic lebih mudah terjadi ADHD dibandingkan kembar dizygotic juga menunjukkan keterlibatan faktor genetik di dalam gangguan ADHD (Kaplan, 2010).Faktor non genetik juga bisa mengakibatkan ADHD seperti ibu merokok selama kehamilan atau paparan timbal di lingkungan juga dapat bereaksi dengan faktor genetik yang akan bergabung menjadi penyebab ADHD ( Feldman and Reiff , 2014 )PatofisiologiAdanya gangguan area otak yang dikaitkan dengan kekurangan neurotransmitter. Sehingga neurotransmitters dopamine and serotonin sering dikaitkan dengan ADHD. Berdasarkan studi neuroimaging telah menunjukkan bahwa ADHD dikaitkan dengan keterlambatan maturasi pada korteks ( Reif, 2003 ). ADHD merupakan akibat dari disfungsi refleks dari sirkuit prefrontal-striatal yang dipengaruhi oleh dopamin sebagai neurotransmitter pencetus gerakan dan sebagai kontrol aktifitas diri. Akibat gangguan otak yang minimal, yang menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol perilaku anak. Pada penderita ADHD terdapat kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefrontal kanan bawah dan kaudatus kiri yang berkaitan dengan pengaruh keterlambatan waktu terhadap respon motorik terhadap rangsangan sensoris ( Feldman and Reiff , 2014 ).

Manifestasi KlinisPada anak balita, gejala ADHD yang kerap terlihat, adalah (Mark & David, 2007 ):a) Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendekb) Sangat aktif dan selalu bergerakc) Impulsifd) Cenderung penakute) Memiliki daya ingat yang pendekf) Terlihat tidak percaya dirig) Memiliki masalah tidur dan sulit makanh) Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.Tidak semua anak yang mengalami ADHD terlihat memiliki gejala ini, karena sangat tergantung pada tingkat ADHD yang didialami.Gejala-Gejala menurut DSM IV: Enam atau lebih gejala inatention (kurang perhatian), yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih dalam bentuk misalnya kesalahan akibat ceroboh disekolah, kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas atau permainan, sering tidak mendengarkan ketika diajak bicara, tidak menyelesaikan tugas sekolah dan tugas-tugas dirumah, sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasi tugas dan kegiatan, menghindari/tidak menyukai tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang cukup lama, sering kehilangan sesuatu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau kegiatan, mudah terdistraksi, sering lupa. Memiliki enam atau lebih gejala hieraktivitas dan impulsivitas, yang berlangsung selama enam bulan atau lebih, seperti sering gelisah ditempat duduk, sering meninggalkan tempat duduk dikelas, sering berlari atau memanjat disaat tidak semestinya, kesulitan untuk mengikuti kegiatan hiburan dengan tenang, terlalu banyak bicara, sering menjawab pertanyaan yang belum selesai dbacakan, sering menginterupsi atau mengganggu orang lain.

DiagnosisUntuk dapat disebut memiliki gangguan ADHD, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif (Mark & David, 2007 ). Diagnosis pada anak berdasarkan setidaknya adanya gejala enam dari gejala pada salah satu atau kedua dari gejala dari kurangnya pemusatan perhatian dan hiperaktif-impulsif. ADHD dalam DSM-IV-TR membedakan tiga tipe gejala (Mark & David, 2007 ).:1. Kurangnya Pemusatan Perhatian (Inattention)Pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain seperti tampak tidak mendengarkan orang lain, mereka mungkin tidak mengerjakan tugas, tidak membaca buku, atau tidak membawa alat-alat karena tidak mendengar intruksi guru. Mereka mungkin tidak cukup memperhatikan secara detail dan membuat kesalahan ceroboh.2. HiperaktivitasGejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Anak tampak gelisah, susah duduk tenang dalam jangka waktu yang cukup lama, dan selalu tampak bergegas. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.3. ImpulsivitasGejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar seperti suka menjawab pertanyaan, meskipun pertanyaan tersebut belum selesai disampaikan dan juga tidak bisa untuk menunggu giliran.

Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis ADHD masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah. Dan geja bisa menetap sampai anak tersebut dewasa.

( Feldman and Reiff , 2014 )

TerapiPengobatan adalah dengan amfetamin ( suatu stimulant, tetapi mempunyai efek paradoxal terhadap anak ADHD dan bekerja sebgai penenanf ), neroleptika atau anti depresan trisiklik ( amitritilin, imipramin). Gangguan fisiologis ini biasany menghilang antara umur 12-18 tahun, medikasi lalu dihentikan ( Maramis, 2009).

Daftar Pustaka

1. Feldman H and Reiff M. 2014. Clinical Practice : Attention DeficitHyperactivity Disorder in Children and Adolescents. N Engl J Med 2014;370:838-46.2. Kaplan, H.I. & Sadock, B. 2010. Comprehensive textbook of psychiatry / VIII. Williams and Wilkins: Baltimore. 2295 23103. Maramis Willy F and Maramis Albert A. 2009. Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press4. Nanik. 2012. Penelusuran Karakteristik Hasil Tes Inteligensi WISC Pada Anak Dengan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas . Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada .VOLUME 34, NO. 1, 18 395. Reif, S. 2003. The ADHD Book of Lists. San Fransisco: JosseyBass.6. Suharyono, L.B. 2011. Gambaran klinis ADHD. Simposium Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Surabaya: Departemen Psikiatri RSUD Dr. Soetomo & PT Novartis Biochemie7. V. Mark Durank & David H. Barlow. 2007. Psikologi Anormal. jilid 2. edisi keempat.Yogyakarta: Pustaka pelajar8. Yusuf, Ismed. 2012. Gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas pada anak. Makalah disampaikan pada Pendidikan Intensif Psikiatri Anak, FK UNS Sebelas Maret, Surakarta

BLOK 17: NeuropskiatriPenugasan Jurnal II Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD)

NAMA: KHALIDA FAILASUFINIM : H1A012027

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MATARAM